Perancangan Interior Kursus Akting dengan Tema Transformasi.

(1)

v ABSTRAK

Bidang industri hiburan khususnya perfilman Indonesia dilihat dari jumlah produksi film terus meningkat namun kualitas film, aktor, dan aktris masih terbilang kurang baik. Sebuah karya film seharusnya memiliki pesan etika yang baik bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya modernisasi film-film luar negri yang masuk diIndonesia kita harus tetap mengikuti perkembangan perfilman luar negri namun tetap memiliki batasan budaya diIndonesia. Dari sebuah naskah film aktor, aktris seharusnya dapat memerankan karakter sesuai dengan naskah dengan totalitas, menjiwai bahkan mentranformasikan dirinya secara maksimal, untuk dapat menjiwai karakter tersebut seorang aktor atau aktis harus memiliki wawasan yang luas, dapat bersosialisasi, dan memiliki bekal dasar akting teater yang baik.

Sebagai sarana untuk dapat mengasah kemampuan akting salah satunya terdapat kursus dibidang dunia hiburan yang sekarang ini dapat dengan mudah kita temukan di berbagai Kota besar diIndonesia. Salah satunya diKota Bandung banyak tempat kursus yang berhubungan dengan dunia hiburan, namun sedikit tempat kursus yang memberikan program akting, fasilitas yang ada ditempat kursus juga masih terbilang minim yang berhubungan dengan fasilitas program, fasilitas ruang, dan pendukung proses belajar mengajar. Atas dasar itu Penulis merancang sebuah tempat kursus akting yang di dalamnya khusus membahas akting dan softskill pendukungnya. Dengan Tema transformation dan konsep theatrical untuk desain perancangan kursus akting memiliki persamaan dalam proses transformasi sebuah akting, aktor dan aktris mentranformasikan dirinya untuk dapat menjiwai karakter tokoh tertentu sesuai dengan naskah.

Perancangan desain kursus akting sebaiknya harus memperhatikan dua hal yaitu pengolahan elemen estetik dan sistem fungsional kursus akting beberapa hal yang harus diperhatikan akustik, pencahayaan, luas ruang belajar sehingga dapat tercipta rancangan yang sesuai dengan kebutuhan karakter kursus akting.


(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu bidang industri hiburan yang mengalami peningkatan yaitu industri perfilman Indonesia. Perjalanan film di Indonesia sebagai berikut, pada tahun 1900-1936 film masuk di Indonesia adanya produksi film dan jumlah bioskop 227, tahun 1954-1955 dibentuknya PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia) dan FFI (Festival Film Indonesia), kemudian pada tahun 80-90 mengalami peningkatan tercatat jumlah produksi film 721, pada akhir 80 hingga pertengahan tahun 90 kondisi film nasional semakin parah dikarenakan televisi-televisi swasta yang menghadirkan film-film impor dan telenovela, meningkatnya kembali film Indonesia pada tahun 2000 dengan munculnya film seperti Petualangan Serina, Jalangkung, Ada Apa Dengan Cinta dan lain sebagainya. (Harian Umum Pelita). Pada tahun 2014 perfilman Indonesia mengalami


(3)

2 peningkatan 18,4 persen dalam periode Januari hingga pertengahan Mei terdapat 45 judul film Indonesia yang dirilis. (www.tempo.co)

Peningkatan perfilman di Indonesia kurang diimbangi oleh kualitas akting yang baik, banyak calon aktor, aktris mencoba melakukan casting hanya mengandalkan wajah dan kesempurnaan fisik. Calon aktor, aktris yang mencoba casting lebih sering memerankan peran yang sesuai kepribadian atau peran yang digemari namun masih sedikit yang bisa berperan dengan mentranformasikan dirinya sesuai peran yang diberikan casting director.

Survei menunjukkan banyak kursus atau agensi hiburan di Kota Bandung yang memiliki program bervariasi namun sedikit kursus atau agensi hiburan yang khusus memiliki program dibidang akting film. Fasilitas, sistem belajar yang diberikan juga minim dengan kelas–kelas yang terbatas, sarana-prasarana yang diberikan kurang menunjang aktivitas proses bejar mengajar. Kemudian sebagai dasar dalam melakukan proses belajar mengajar akting penting untuk mempelajari teater terlebih dahulu yang seringkali tidak dipraktikan pada tempat kursus sekarang ini.

Bertolak dari masalah yang ada Penulis melakukan perancangan tugas akhir memberikan fasilitas untuk kursus akting. Perancangan desain interior kursus akting ini bertujuan agar menunjang dalam melakukan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan aktivitas, fasilitas, penghuni mendapatkan kenyamanan lebih baik dan memberikan program yang berkelanjutan.

1.2Gagasan Proyek

Fasilitas–fasilitas yang diberikan dalam kursus akting ini dimulai dari hal dasar yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar akting yaitu teori akting, teater, pengenalan dunia film kemudian fasilitas yang ada yaitu ruang kelas teori, ruang studio akting dan ruang pentas mini teater dengan memberikan ruang mini teater pelajar dapat melakukan pentas, memberikan apresiasi pada sebuah karya teater maupun karya film dan terdapat kegiatan yang menunjang program belajar mengajar kursus


(4)

3 akting. Terdapat studio akting dan ruang studio pendukung tambahan dalam kursus akting yaitu memberikan fasilitas studio makeup, studio modelling, dan studio photoshoot.

Kursus akting memberikan bekal dengan pengarahan kepada siswa –siswinya berupa proses belajar mengajar yang berhubungan dengan akting, selain itu memberikan pelajaran teater seni budaya tradisional setempat. Dalam perancangan ini memiliki program yang berkelanjutan untuk siswi–siswinya manajemen artis dan rumah produksi film.

Aktivitas yang dilakukan dalam kursus akting mulai dari pendaftaran, proses belajar mengajar, praktik, ujian kelulusan, manajemen artis, dan rumah produksi film. Denah untuk perancangan kursus akting yang dipilih tidak terletak disentral Kota Bandung, terletak di sebuah perumahan Setra Duta yaitu NuArta Sculpture Park memiliki luas tanah ± 3 hektar. Lokasi NuArta Sculpture Park juga mudah di akses dengan kendaraan umum, kendaraan pribadi dan memiliki lingkungan yang asri.

Tema Transformation menunjukan tahapan-tahapan yang semakin meningkat dengan konsep Theatrical sebagai lanjutan dari tema transformation meningkatnya keahlian seseorang, karakter theatrical memiliki perubahan ritme yang drastis, pengolahan desain tidak monoton. Aplikasi desain tema, konsep pada area-area tertentu untuk memaksimalkan perancangan desain kursus akting dengan memperhatikan program ruang, falititas ruang, dan kegiatan user, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara maksimal dan memiliki karakteristik corporate image yang khas tersendiri.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengaplikasikan tema Transformation dengan konsep Theatrical agar sesuai dengan proses belajar mengajar kursus akting ?


(5)

4 2. Bagaimana menerapkan program ruang beserta fasilitasnya

sehingga memenuhi fungsi dan kebutuhan kursus akting ?

3. Bagaimana menciptakan ruang kelas menjadi kreatif, imajinasi agar suasana dalam kelas produktif ?

1.4Tujuan Perancangan

Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari perancangan ini adalah untuk :

1. Menerapkan desain tema Transformation dan konsep Theatrical dengan memperhatikan program kursus akting.

2. Dapat menerapkan program ruang beserta fasilitasnya sehingga dapat memenuhi fungsi dan kebutuhan kursus akting.

3. Dapat menciptakan ruang kelas menjadi kreatif, imajinasi agar suasana dalam kelas produktif.

1.5Manfaat Perancangan

1. Memahami sebuah program yang baik untuk proses belajar mengajar di kursus akting.

2. Dengan adanya perancangan ini Penulis sebagai desain interior dapat memberikan solusi desain dari masalah–masalah yang ada berupa tema dan konsep.

3. Dengan desain tema Transformation dan konsep Theatrical dikemas secara unik, dinamis menimbulkan kesan tersendiri untuk user.

4. Hasil dari menganalisa masalah dengan memilih tema Transformation dan konsep Theatrical dapat memberikan inspirasi dalam proses belajar mengajar dikarenakan pemilihan tema, konsep sesuai dengan karakter akting dan permasalahan user yang ada.

5. Dapat memberikan fasilitas yang menunjang program kursus akting sehingga user dapat melaksanakan kegiatan secara maksimal, nyaman, dan hidup lebih baik.


(6)

5 6. Manfaat bagi pembaca, dan dosen dapat mengetahui hal–hal yang

harus diperhatikan dalam perancangan kursus akting.

1.6Ruang Lingkup Perancangan

Target utama user kursus akting yaitu untuk kalangan atas usia remaja menuju dewasa antara 12 tahun sampai dengan 30 tahun di Kota Bandung. Alasan memilih usia remaja menuju dewasa antara 12 tahun sampai dengan 30 tahun dalam kursus akting ini Penulis fokus setelah lulus menjadi profesional muda bekerja didunia hiburan khususnya perfilman. Menurut observasi 50% teknisi dunia hiburan berasal dari Bandung dan masyarakat Bandung kreatif, menurut Helmy Yahya. Namun tidak menutup kemungkinan remaja di luar Kota Bandung dapat tetap mendaftar sebagai siswa–siswi kursus akting dan masih terdapat pendaftaran untuk mencari remaja putra-putri yang berbakat di luar Kota Bandung.

Perancangan desain interior kursus akting tertuju pada sistem fungsional dalam ruang atau area yang harus terpenuhi, fasilitas, dan desain elemen estetik dengan tetap memperhatikan program kursus akting sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar. Beberapa fasilitas dalam kursus akting seperti ruang teori, ruang studio, ruang mini teater, cafetaria, lobby, area pendaftaran, kantor kursus akting disamping itu Penulis memiliki program lanjutan menejemen artis dan rumah produksi film. Dengan desain tema Transformasi, konsep Teatrikal diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam proses belajar mengajar melalui bentukan geometris, organik dengan perulangan pola dapat menghasilkan ritme yang menarik seperti proses belajar mengajar dengan latihan terus-menerus sehingga kita dapat mahir dalam melaksanakan karakter akting tertentu, selanjutnya konsep Teatrikal mengaplikasikannya dengan bentukan yang sama namun dalam pengolahan memiliki perubahan yang drastis, tidak monoton seperti dalam proses belajar mengajar seseorang aktor, aktis dengan kualitas yang baik dapat memerankan karakter tertentu dengan waktu pergantian yang singkat seperti pentas teatrikal.


(7)

6 1.7Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran mengenai perancangan ini dapat disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, gagasan proyek, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka, Standar Ergonomi, dan Studi Banding Acting Course

Berisi tentang literatur yang dilakukan Penulis berdasarkan data yang telah diperoleh yaitu landasan teori, standaritas ergonomi, dan studi banding yang sesuai dengan kebutuhan berasal dari buku–buku, majalah, wawancara, dan internet.

BAB III Deskripsi Proyek Acting Course

Berisi tentang deskripsi objek studi, analisa site, analisa bangunan, dan ide implementasi pada objek studi.

BAB IV Implementasi Tema Transformation dengan Konsep Theatrical Berisi tentang analisis ide atau konsep yang akan diterapkan terhadap objek studi yang telah diambil dan alasan pengambilan keputusan desain tersebut.

BAB V Simpulan dan Saran

Berisi jawaban dari pernyataan dan masalah yang diajukan di bab I pendahuluan, beserta saran bagi pembaca yang akan melakukan perancangan kursus akting.


(8)

78 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dalam perancangan kursus akting penerapan tema Transformasi dengan konsep Theatrikal Penulis mengalami kendala dalam mengkaitkan antara program ruang, aktivitas user dengan denah yang ada di NuArta Sculpture Park, solusi sebagai fokus desain Penulis memilih GedungN sebagai fokus untuk perancangan kursus akting. Kursus akting memiliki karakteristik proses belajar mengajar yang berhubungan dengan kreativitas, imajinasi dan tranformasi dalam memerankan karakter tokoh tertentu sehingga penerapan desain ini di aplikasikan pada area-area tertentu salah satu aplikasi desain pada lobby, mini theater room sehingga memiliki fokus corporate image kursus akting. Penerapan tema Transformatin dengan konsep Theatrical menggunakan material tali poliester dengan komposisi dinamis dan ritme lengkung untuk pengolahan dinding pada area lobby.

Melakukan perancangan sebagai desain interior prosesnya kita harus melakukan tahapan desain yaitu survei, analisis, timbulnya masalah, kajian desain, dan solusi. Data dalam proses mendesain untuk melakukan perancangan ini penting untuk kita pahami secara menyeluruh sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal dengan user merasa puas, nyaman, dan hidup lebih baik.

Sistem fungsional kursus akting dalam perancangan seperti kelas studio Penulis harus memperhatikan akustik, pencahayaan, dan luasan ruang sehingga produktifitas dalam kelas tercapai. Perlu diperhatikan pula dalam perancangan kursus akting antara elemen estetik dan sistem fungsional harus seimbang.


(9)

79 5.2Saran

Karakter kursus akting perlu diperhatikan berhubungan dengan program, fasilitas, aktifitas user dengan cara melakukan perancangan sebagai desain interior prosesnya kita harus melalui tahapan-tahapan dengan benar dimulai dari survei, analisis, timbulnya masalah, kajian desain, dan solusi. Pemahaman secara menyeluruh penting kaitannya dalam merancang sebuah proyek khususnya kursus akting ada program-program yang harus kita perhatikan misalnya teater, akting, ini sebagai dasar melakukan proses belajar mengajar sehingga kita dapat perancangan desain interior yang dibuat dapat memberikan hasil yang baik bagi user dan sesuai dengan karakter kursus akting.


(10)

80 DAFTAR PUSTAKA

Landung, Sulung. 2012. ARTIST MANAGEMENT 101. PT Gramedia , Jakarta. Achmad, Haqi. 2013. MY LIFE IS ACTOR. Bentang Pustaka, Jakarta.

Panero, J., & Zelnik, M. 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Erlangga, Jakarta. Lawson, Bryan. 2007. Bagaimana Cara Berfikir Desainer. Jalasutra, Yogyakarta. Tabrani, Primadi. 2000. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. ITB, Bandung.

Tabrani, Primadi. 2014. Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar. Erlangga, Jakarta. H. Lord William. 1978. STAGECRAFT 1: Your introductiont to backstage work. William H. Lord, Inc. Theater Consultant, United States of America.

Phaidon. 1982, Stagecraft. Phaidon Press Limited, USA.

Reznikoff, S.G. 1986. Interior Graphic And Design Standards. Whitney Library, New York. http://www.zema.co.id/ Senin tanggal 7 September 2013, jam 02:23.

http://www.artikata.com/arti-318260-aktor.html, Minggu tanggal 21 September 2013, jam 10:00.

http://sugank.com/production/index.php/artikel/9-artikel-shoting/7-apa-itu-akting.html Kamis tanggal 25 September 2013, jam 7:35.

http://www.artikata.com/arti-318260-aktor.html, Minggu tanggal 21 September 2013, jam 7:35.

http://pembawaacara.com/master-of-ceremony-atau-mc-vs-presenter/.html, Senin tanggal 7 Oktober 2013, jam 02:23.

http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm, Selasa tanggal 15 Oktober 2013, jam 18:32.

http://www.filmpelajar.com/tutorial/art-director-penata-artistik, Rabu tanggal 16 Oktober 2013, jam 03:04.

http://organisasi.org/jenis-macam-kegiatan-ekstrakurikuler-ekskul-di-sekolah-kampus-mata-pelajaran-tambahan, Rabu tanggal 16 Oktober 2013, jm 10:18.


(1)

4 2. Bagaimana menerapkan program ruang beserta fasilitasnya

sehingga memenuhi fungsi dan kebutuhan kursus akting ?

3. Bagaimana menciptakan ruang kelas menjadi kreatif, imajinasi agar suasana dalam kelas produktif ?

1.4Tujuan Perancangan

Dari rumusan masalah yang ada maka tujuan dari perancangan ini adalah untuk :

1. Menerapkan desain tema Transformation dan konsep Theatrical dengan memperhatikan program kursus akting.

2. Dapat menerapkan program ruang beserta fasilitasnya sehingga dapat memenuhi fungsi dan kebutuhan kursus akting.

3. Dapat menciptakan ruang kelas menjadi kreatif, imajinasi agar suasana dalam kelas produktif.

1.5Manfaat Perancangan

1. Memahami sebuah program yang baik untuk proses belajar mengajar di kursus akting.

2. Dengan adanya perancangan ini Penulis sebagai desain interior dapat memberikan solusi desain dari masalah–masalah yang ada berupa tema dan konsep.

3. Dengan desain tema Transformation dan konsep Theatrical dikemas secara unik, dinamis menimbulkan kesan tersendiri untuk user.

4. Hasil dari menganalisa masalah dengan memilih tema Transformation dan konsep Theatrical dapat memberikan inspirasi dalam proses belajar mengajar dikarenakan pemilihan tema, konsep sesuai dengan karakter akting dan permasalahan user yang ada.

5. Dapat memberikan fasilitas yang menunjang program kursus akting sehingga user dapat melaksanakan kegiatan secara maksimal, nyaman, dan hidup lebih baik.


(2)

5 6. Manfaat bagi pembaca, dan dosen dapat mengetahui hal–hal yang

harus diperhatikan dalam perancangan kursus akting.

1.6Ruang Lingkup Perancangan

Target utama user kursus akting yaitu untuk kalangan atas usia remaja menuju dewasa antara 12 tahun sampai dengan 30 tahun di Kota Bandung. Alasan memilih usia remaja menuju dewasa antara 12 tahun sampai dengan 30 tahun dalam kursus akting ini Penulis fokus setelah lulus menjadi profesional muda bekerja didunia hiburan khususnya perfilman. Menurut observasi 50% teknisi dunia hiburan berasal dari Bandung dan masyarakat Bandung kreatif, menurut Helmy Yahya. Namun tidak menutup kemungkinan remaja di luar Kota Bandung dapat tetap mendaftar sebagai siswa–siswi kursus akting dan masih terdapat pendaftaran untuk mencari remaja putra-putri yang berbakat di luar Kota Bandung.

Perancangan desain interior kursus akting tertuju pada sistem fungsional dalam ruang atau area yang harus terpenuhi, fasilitas, dan desain elemen estetik dengan tetap memperhatikan program kursus akting sehingga dapat menunjang proses belajar mengajar. Beberapa fasilitas dalam kursus akting seperti ruang teori, ruang studio, ruang mini teater, cafetaria, lobby, area pendaftaran, kantor kursus akting disamping itu Penulis memiliki program lanjutan menejemen artis dan rumah produksi film. Dengan desain tema Transformasi, konsep Teatrikal diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam proses belajar mengajar melalui bentukan geometris, organik dengan perulangan pola dapat menghasilkan ritme yang menarik seperti proses belajar mengajar dengan latihan terus-menerus sehingga kita dapat mahir dalam melaksanakan karakter akting tertentu, selanjutnya konsep Teatrikal mengaplikasikannya dengan bentukan yang sama namun dalam pengolahan memiliki perubahan yang drastis, tidak monoton seperti dalam proses belajar mengajar seseorang aktor, aktis dengan kualitas yang baik dapat memerankan karakter tertentu dengan waktu pergantian yang singkat seperti pentas teatrikal.


(3)

6 1.7Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberikan gambaran mengenai perancangan ini dapat disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, gagasan proyek, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka, Standar Ergonomi, dan Studi Banding Acting Course

Berisi tentang literatur yang dilakukan Penulis berdasarkan data yang telah diperoleh yaitu landasan teori, standaritas ergonomi, dan studi banding yang sesuai dengan kebutuhan berasal dari buku–buku, majalah, wawancara, dan internet.

BAB III Deskripsi Proyek Acting Course

Berisi tentang deskripsi objek studi, analisa site, analisa bangunan, dan ide implementasi pada objek studi.

BAB IV Implementasi Tema Transformation dengan Konsep Theatrical Berisi tentang analisis ide atau konsep yang akan diterapkan terhadap objek studi yang telah diambil dan alasan pengambilan keputusan desain tersebut.

BAB V Simpulan dan Saran

Berisi jawaban dari pernyataan dan masalah yang diajukan di bab I pendahuluan, beserta saran bagi pembaca yang akan melakukan perancangan kursus akting.


(4)

78 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dalam perancangan kursus akting penerapan tema Transformasi dengan konsep Theatrikal Penulis mengalami kendala dalam mengkaitkan antara program ruang, aktivitas user dengan denah yang ada di NuArta Sculpture Park, solusi sebagai fokus desain Penulis memilih GedungN sebagai fokus untuk perancangan kursus akting. Kursus akting memiliki karakteristik proses belajar mengajar yang berhubungan dengan kreativitas, imajinasi dan tranformasi dalam memerankan karakter tokoh tertentu sehingga penerapan desain ini di aplikasikan pada area-area tertentu salah satu aplikasi desain pada lobby, mini theater room sehingga memiliki fokus corporate image kursus akting. Penerapan tema Transformatin dengan konsep Theatrical menggunakan material tali poliester dengan komposisi dinamis dan ritme lengkung untuk pengolahan dinding pada area lobby.

Melakukan perancangan sebagai desain interior prosesnya kita harus melakukan tahapan desain yaitu survei, analisis, timbulnya masalah, kajian desain, dan solusi. Data dalam proses mendesain untuk melakukan perancangan ini penting untuk kita pahami secara menyeluruh sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal dengan user merasa puas, nyaman, dan hidup lebih baik.

Sistem fungsional kursus akting dalam perancangan seperti kelas studio Penulis harus memperhatikan akustik, pencahayaan, dan luasan ruang sehingga produktifitas dalam kelas tercapai. Perlu diperhatikan pula dalam perancangan kursus akting antara elemen estetik dan sistem fungsional harus seimbang.


(5)

79 5.2Saran

Karakter kursus akting perlu diperhatikan berhubungan dengan program, fasilitas, aktifitas user dengan cara melakukan perancangan sebagai desain interior prosesnya kita harus melalui tahapan-tahapan dengan benar dimulai dari survei, analisis, timbulnya masalah, kajian desain, dan solusi. Pemahaman secara menyeluruh penting kaitannya dalam merancang sebuah proyek khususnya kursus akting ada program-program yang harus kita perhatikan misalnya teater, akting, ini sebagai dasar melakukan proses belajar mengajar sehingga kita dapat perancangan desain interior yang dibuat dapat memberikan hasil yang baik bagi user dan sesuai dengan karakter kursus akting.


(6)

80 DAFTAR PUSTAKA

Landung, Sulung. 2012. ARTIST MANAGEMENT 101. PT Gramedia , Jakarta. Achmad, Haqi. 2013. MY LIFE IS ACTOR. Bentang Pustaka, Jakarta.

Panero, J., & Zelnik, M. 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Erlangga, Jakarta. Lawson, Bryan. 2007. Bagaimana Cara Berfikir Desainer. Jalasutra, Yogyakarta. Tabrani, Primadi. 2000. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. ITB, Bandung.

Tabrani, Primadi. 2014. Proses Kreasi-Gambar Anak-Proses Belajar. Erlangga, Jakarta. H. Lord William. 1978. STAGECRAFT 1: Your introductiont to backstage work. William H. Lord, Inc. Theater Consultant, United States of America.

Phaidon. 1982, Stagecraft. Phaidon Press Limited, USA.

Reznikoff, S.G. 1986. Interior Graphic And Design Standards. Whitney Library, New York. http://www.zema.co.id/ Senin tanggal 7 September 2013, jam 02:23.

http://www.artikata.com/arti-318260-aktor.html, Minggu tanggal 21 September 2013, jam 10:00.

http://sugank.com/production/index.php/artikel/9-artikel-shoting/7-apa-itu-akting.html Kamis tanggal 25 September 2013, jam 7:35.

http://www.artikata.com/arti-318260-aktor.html, Minggu tanggal 21 September 2013, jam 7:35.

http://pembawaacara.com/master-of-ceremony-atau-mc-vs-presenter/.html, Senin tanggal 7 Oktober 2013, jam 02:23.

http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm, Selasa tanggal 15 Oktober 2013, jam 18:32.

http://www.filmpelajar.com/tutorial/art-director-penata-artistik, Rabu tanggal 16 Oktober 2013, jam 03:04.

http://organisasi.org/jenis-macam-kegiatan-ekstrakurikuler-ekskul-di-sekolah-kampus-mata-pelajaran-tambahan, Rabu tanggal 16 Oktober 2013, jm 10:18.