Perancangan Kampanye Pengenalan Pelestarian Aksara Lampung bagi Kalangan Remaja di Propinsi Lampung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha vi  ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE PENGENALAN DAN PELESTARIAN AKSARA LAMPUNG BAGI KALANGAN REMAJA

DI PROPINSI LAMPUNG

Oleh

Elisabet Rasita Sinaga NRP 1264024

Indonesia memiliki beragam budaya dan juga bahasa daerah yang patut untuk dilestarikan. Namun, dari berbagai budaya daerah tersebut diperkirakan hanya bahasa yang memiliki aksara yang kuatlah yang akan bertahan. Bahasa Lampung, sebagai salah satu bahasa daerah Nusantara memiliki aksara Lampung (kaganga) yang patut untuk dilestarikan. Namun sangat disayangkan, masyarakat Lampung khusunya anak muda Lampung kurang menyadari pentingnya aksara Lampung. Semakin berkembangnya jaman, aksara Lampung mulai dilupakan dan kurang diminati di kalangan anak muda. Padahal, sudah seharusnya bagi anak muda sebagai penerus bangsa untuk melestarikan aksara Lampung sebagai kebanggan dan jati diri sebagai masyarakat Lampung.

Di era kemajuan teknologi ini anak muda dapat dengan mudah memperoleh informasi melalui media internet. Hampir setiap anak muda merupakan pengguna internet dan juga memiliki akun media sosial. Perancangan kampanye aksara Lampung yang modern, young, playful dan kreatif dengan media diantaranya internet/ digital, diikuti media cetak terjadwal (majalah & koran), dan media luar ruang dirasa menjadi media yang dekat dengan kehidupan anak muda untuk perancangan kampanye dengan tujuan memperkenalkan dan menumbuhkan rasa ingin melestarikan aksara Lampung sebagai kebanggaan dan jati diri sebagai masyarakat Lampung.


(2)

ABSTRACT

CAMPAIGN DESIGN OF INTRODUCING AND PRESERVING

LAMPUNG ALPHABET FOR TEENAGERS IN LAMPUNG

Elisabet Rasita Sinaga/1264024

Indonesia has various cultures and local languages that are worth preserving. However, among the many local languages, only languages that have strong alphabets will survive. The language of Lampung has the alphabet called kaganga that should be preserved. Unfortunately, the people of Lampung, especially the young people, are not aware of the importance of Lampung alphabet. These days Lampung alphabet begins to be forgotten and paid attention to by young people. In fact, it is important for young people to preserve Lampung alphabet so that this can be the identity and pride of Lampung.

In the era of advanced technology young people can easily get information through Internet. Almost all young people are Internet users and have social media accounts. The design of the campaign is intended to be modern, young, playful and creative with media like Internet/digital, supported by scheduled printed media (magazines and newspapers), and outdoor media which is close to young people’s life. The design aims to introduce and raise the awareness of preserving Lampung alphabet as the identity and pride of Lampung.


(3)

Universitas Kristen Maranatha viii 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 2

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Penelitian ... 4

BAB II: LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Aksara ... 5

2.1.1 Definisi Aksara ... 5

2.1.2 Aksara Nusantara dan Problematika Budaya ... 5

2.1.3 Aksara Lampung ... 6

2.1.4 Sejarah Aksara Lampung ... 6

2.1.5 Penggunaan Aksara Lampung ... 7

2.1.6 Penulisan Aksara Lampung ... 7

2.2 Kampanye ... 10

2.2.1 Pengertian Kampanye ... 10

2.2.1 Maksud dan Tujuan ... 11


(4)

2.3 Tipografi ... 12

2.3.1 Definisi Tipografi ... 12

2.3.2 Prinsip Tipografi ... 12

2.4 Media Komunikasi ... 13

2.4.1 Pengertian Media Komunikasi ... 13

2.4.2 Fungsi Media Komunikasi ... 13

2.4.3 Pemanfaatan Media Komunikasi untuk Kalangan Remaja ... 14

2.5 Pendidikan ... 14

2.5.1 Definisi Pendidikan ... 14

2.5.2 Metode Pendidikan ... 15

2.6 Remaja ... 16

2.6.1 Pengertian Remaja ... 16

2.6.2 Tahap Perkembangan Remaja ... 16

3.1 Data dan Fakta ... 18

3.1.1 Mandatori, Institusi Terkait, dan Sponsorship ... 18

3.1.2 Hasil Penelitian ... 22

3.1.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 31

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Sesuai dengan Data dan Fakta ... 31

3.2.1 Segmentasi, Targeting, dan Positioning ... 32

3.2.2 SWOT ... 33

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH ... 37

4.1 Konsep Komunikasi ... 37

4.2 Konsep Visual ... 38

4.3 Hasil Karya ... 41

4.4 Pembiayaan Media Kampanye ... 49

BAB V KESIMPULAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran Penulis ... 52


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Induk Huruf aksara Lampung ... 8

Gambar 2.2 Anak huruf aksara Lampung (atas) ... 9

Gambar 2.3 Anak huruf aksara Lampung (bawah) ... 9

Gambar 2.4 Anak huruf aksara Lampung (samping) ... 10

Gambar 2.5 Tanda baca aksara Lampung ... 10

Gambar 2.6 Angka aksara Lampung ... 10

Gambar 3.1 Logo Lampung Heritage ... 18

Gambar 3.2 Komunitas Lampung Heritage ... 19

Gambar 3.4 Logo Indoesat Ooreedoo ... 21

Gambar 3.5 Diagram jenis kelamin menurut hasil pembagian angket ... 22

Gambar 3.6 Diagram usia menurut hasil pembagian angket ... 22

Gambar 3.7 Diagram pendidikan terakhir menurut hasil pembagian angket ... 23

Gambar 3.8 Diagram pekerjaan menurut hasil pembagian angket ... 23

Gambar 3.9 Diagram pengeluaran perbulan menurut hasil pembagian angket 23 Gambar 3.10 Diagram tempat tinggal menurut hasil pembagian angket ... 23

Gambar 3.11 Diagram pernah tinggal di Lampung menurut hasil pembagian angket ... 23

Gambar 3.12 Diagram lama tinggal di Lampung menurut hasil pembagian Angket ... 23

Gambar 3.13 Diagram hasil pembagian angket mengenai pengetahuan akan aksara Lampung ... 24

Gambar 3.14 Diagram hasil pembagian angket mengenai pengetahuan akan sejarah aksara Lampung ... 24

Gambar 3.15 Diagram hasil pembagian angket mengenai kemampuan mem- baca dan menulis aksara Lampung ... 24

Gambar 3.16 Diagram hasil pembagian angket mengenai tingkat kesulitan membaca dan menulis aksara Lampung ... 25

Gambar 3.17 Diagram hasil pembagian angket mengenai tingkat kemenarikan aksara Lampung ... 25


(6)

Gambar 3.18 Diagram hasil pembagian angket mengenai tingkat eksistensi

Aksara Lampung ... 25

Gambar 3.19 Diagram hasil pembagian angket mengenai ketertaerikan akan Aksara Lampung ... 26

Gambar 3.20 Diagram hasil pembagian angket mengenai kepentingan meles- Tarikan kebudayaan ... 26

Gambar 3.21 Diagram hasil pembagian angket mengenai sumber pengetahuan aksara Lampung ... 26

Gambar 3.22 Diagram hasil pembagian angket mengenai media komunikasi yang paling dekat ... 26

Gambar 3.23 Diagram hasil pembagian angket mengenai tingkat penggunaan media sosial ... 27

Gambar 3.24 Gapura Bandar Lampung ... 30

Gambar 3.25 Poster Tipografi Hangul ... 32

Gambar 4.1 Logo Kampanye ... 37

Gambar 4.2 Warna Kampanye ... 38

Gambar 4.3 Tipografi Kampanye ... 39

Gambar 4.4 Timeline Media Kampanye ... 41

Gambar 4.5 Logo Kampanye ... 41

Gambar 4.6 Poster Awareness ... 42

Gambar 4.7 Poster Informing ... 43

Gambar 4.8 Poster Reminder ... 44

Gambar 4.9 Merchandise ... 45

Gambar 4.10 Web Banner ... 46

Gambar 4.11 Booklet ... 47

Gambar 4.12 Preview Website ... 47

Gambar 4.13 Preview Social Media ... 48


(7)

Universitas Kristen Maranatha xii 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 53 LAMPIRAN B ... 57


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ada begitu banyak bahasa daerah di Indonesia. Menurut penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diperkirakan nantinya dari sekian banyak bahasa yang ada di Indonesia, hanya ada 9 bahasa yang tersisa. 9 bahasa tersebut adalah Batak, Melayu, Aceh, Lampung, Jawa, Sasak, Sunda, Bali dan Bugis. Hal itu dikarenakan bahasa-bahasa tersebut memiliki sistem aksara yang kuat, sehingga dapat dipertahankan kedepannya. Oleh karena itu, dibutuhkan pelestarian aksara Lampung agar bahasa Lampung tidak punah.

Arifin (199 : 12 : 13) mengatakan bahwa pada masa sekarang aksara Lampung sudah mulai menghilang. Aksara Lampung hanya tinggal dikenali dan dimanfaatkan oleh orang-orang tua sedangkan kalangan angkatan muda dan para cendekiawan sudah tidak lagi memerlukannya.

Usaha perkembangan aksara Lampung sampai sekarang telah dilakukan oleh pemerintah Propinsi Lampung dalam melestarikan dan menjaganya. Dengan landasan Perda Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan Kebudayaan Lampung

pasal 7 dinyatakan bahwa bahasa dan aksara Lampung sebagai unsur kekayaan budaya wajib dikembangkan.

Saat ini aksara Lampung sudah mulai dikembangkan dan dikenalkan kepada generasi baru masyarakat Lampung. Pendidikan tentang bahasa dan aksara Lampung yang dulunya diberikan di jenjang SD dan SMP saja kini telah menjadi muatan lokal pada jenjang SMA. Hal itu berkenaan dengan Pergub Nomor 39 Tahun 2014.

Namun pada kenyataannya, Aksara Lampung kurang dikenal oleh masyarakat Lampung, khususnya para remaja. Di era modern ini remaja lebih memilih sesuatu yang baru, efisien, modern, dan canggih dalam kehidupan sehari-harinya. Ditambah lagi dengan masuknya pengaruh budaya asing yang sedang tren membuat budaya dan jati diri masyarakat Lampung semakin luntur. Padahal aksara Lampung adalah


(9)

Universitas Kristen Maranatha 2 kebudayaan yang wajib dipertahankan terutama bagi anak muda Lampung sebagai identitas dan jati diri masyarakat Lampung.

Anak muda adalah generasi penerus bangsa. Apabila anak muda tidak ingin mempelajari dan mencintai aksara Lampung, tentu saja aksara Lampung tidak bisa dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu dibutuhkan sekali peran anak muda dalam melestarikan aksara Lampung. Peran media desain komunikasi visual dan kemajuan teknologi diarasa amat penting dalam upaya menjangkau minat anak muda di era modern ini untuk mengenal dan mencintai aksara Lampung. Sehingga aksara Lampung dapat kembali populer di kalangan anak muda dan menjadi kebanggaan sebagai budaya dan jati diri masyarakat Lampung. Beranjak dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini dan mencoba merancang sebuah kampanye yang dapat membantu tercapainya tujuan pemerintah dalam melestarikan aksara Lampung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan uraian yang penulis uraikan pada latar belakang masalah, maka didapatkan rumusan masalah dan ruang lingkupnya sebagai berikut:

1. Upaya apa yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan kembali minat anak muda di propinsi Lampung terhadap aksara Lampung?

2. Bagaimana merancang media yang tepat bagi perancangan kampanye pelestarian aksara Lampung bagi anak muda di propinsi Lampung?

Adapun ruang lingkup penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai pengetahuan akan aksara Lampung di kalangan anak muda usia 16-23 tahun (yang pernah tinggal di Lampung), penggunaan atau penerapan tipografi pada berbagai media, dan media yang paling diminati oleh anak muda pada rentang umur tersebut.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk:

1. Mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta akan Aksara Lampung sebagai identitas masyarakat Lampung

2. Mengkampanyekan pelestarian aksara Lampung bagi anak muda di propinsi Lampung


(10)

3. Merancang media dan aplikasi media yang tepat bagi perancangan kampanye pelestarian aksara Lampung bagi anak muda di propinsi Lampung

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa sumber dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Dilakukan dengan cara tanya jawab dengan beberapa narasumber yang terkait untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian dan pemecahan masalahnya.

2. Observasi

Dalam penelitian ini digunakan metode observasi yang berperan aktif dalam pertimbangan bahwa keterlibatan langsung dalam lingkungan masyarakat dapat memberi lebih banyak data yang akurat dan mempermudah proses analisis data.

3. Studi Pustaka

Metode ini digunakan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan aksara Lampung melalui berbagai media seperti Internet, Majalah, Koran, dsb.

4. Kuesioner

Metode Kuesioner dilakukan dengan maksud untuk menggali dan mengenali apa yang diketahui oleh responden perihal objek dan subjek kepada 100 orang dengan rentan usia 16-23 tahun yang pernah tinggal di Lampung. Kuisioner dilakukan untuk memperoleh data yang dijadikan dasar penelitian, dijadikan pedoman dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis. Data sekunder didapatkan melalui mempelajari dan membaca literature, karya ilmiah, koran, majalah, internet, dan buku yang berkaitan untuk mendapatkan data dan pemahaman yang lebih mendalam sehingga dapat memecahkan masalah dalam penulisan ini.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 4 1.5Skema Penelitian

Gambar 1.1 Skema Penelitian (sumber: Dokumentasi Penulis)

Latar Belakang

- Aksara Lampung sebagai jati diri kebudayaan Lampung terancam punah karena kurang diperdulikan.

- Kurangnya minat dan kebanggaan anak muda Lampung terhadap aksara Lampung yang dianggap kuno dan tidak penting.

- Kurangnya kepopuleran dan eksistensi aksara Lampung di kehidupan masa kini.

Pemecahan Masalah

Perancangan Kampanye Pengenalan dan Pelestarian Aksara Lampung bagi Kalangan Remaja di Propinsi Lampung

Teori Penunjang Teori Aksara Teori Kampanye

Teori Tipografi Teori Media Komunikasi

Teori Pendidikan Teori Remaja Metode Penelitian Observasi Informan/ Responden Wawancara

Studi Pustaka (buku, koran, majalah dan internet) Kuesioner Konsep Perancangan Strategi Media Website Booklet Gimmick Media Social Poster Metode Kreatif Merancang kampanye yang modern, young, playful dan kreatif menggunakan warna-warna yang ceria dan

modern. Strategi Komunikasi Perancangan

Targeting Anak muda yang tinggal di Lampung khususnya kota Bandar Lampung yang menyukai desain grafis dan tipografi serta hal unik dan baru. Segmentasi

-Laki –laki dan perempuan -16-23

- Menengah keatas - Domisili Lampung Pengahsilan 1-4 Juta -Anak muda yang suka hal unik baru dan modern.

Positioning Aksara Lampung yang

modern, unik, fun, dan easy dalam upaya pelestarian

budaya

Tujuan Akhir

Tujuan Akhir dari kampanye ini adalah agar dapat memunculkan kembali minat dan ketertarikan anak muda di propinsi Lampung untuk mencintai dan menumbuhkan rasa ingin melestarikan aksara Lampung sebagai jati diri kebudayaan daerah asal sehingga eksistensi aksara Lampung yang


(12)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Propinsi Lampung memiliki banyak sekali kebudayaan sebagai identitas dan jati diri masyarakat Lampung. Aksara Lampung merupakan salah satu identitas visual dari kebudayaan Lampung yang wajib untuk dilestarikan. Demi mengupayakan kelestarian aksara Lampung, Dinas Pendidikan menanamkan aksara Lampung sebagai muatan lokal sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah. Namun, sangat disayangkan minat dan ketertarikan anak muda terhadap aksara Lampung sangat kurang, sehingga aksara Lampung dipelajari hanya demi mendapatkan nilai yang baik kemudian dilupakan. Anggapan aksara Lampung yang kuno dan tidak penting dapat menghilangkan eksistensi aksara Lampung di kehidupan mendatang. Apabila anak muda Lampung sebagai penerus bangsa dan kebudayaan Lampung tidak mencintai dan tertarik untuk melestarikan aksara Lampung, tentu saja aksara Lampung sebagai bagian bahasa daerah akan terancam punah.

Kampanye Kagangapa adalah kampanye yang bertujuan untuk menarik minat dan kebanggaan anak muda Lampung terhadap aksara Lampung untuk melestarikan aksara Lampung sebagai jati diri kebudayaan masyarakat Lampung. Kampanye Kagangapa mengusung konsep modern, fun, dan easy demi menghilangkan anggapan bahwa aksara Lampung cenderung membosankan, sulit, dan kuno. Kampanye Kagangapa menggunakan media yang sangat dekat dengan anak muda seperti website, social media dll yang dibuat semenarik mungkin demi mendapatkan ketertarikan dari anak muda Lampung.

Dengan adanya kampanye Kagangapa diharapkan dapat meningkatkan minat dan ketertarikan anak muda Lampung untuk melestarikan aksara Lampung sebagi kebanggan akan aksara Lampung sebagai identitas visual Lampung.


(13)

Universitas Kristen Maranatha 51  5.2 Saran Penulis

Kampanye Kagangapa diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan anak muda terhadap aksara Lampung dan menghilangkan anggapan kuno terhadap aksara Lampung serta membantu upaya pelestarian kebudayaan Lampung sebagai sarana promosi provinsi Lampung. Aksara Lampung diharapkan dapat lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya pelestarian dan diajarkan kepada banyak pendatang (Lampung dikenal sebagai sang bumi ruwa jurai yang berarti banyak pendatang).

Selanjutnya, Kampanye Kagangapa ini dilakukan bersama Dinas Pendidikan dan komunitas setempat dalam upaya untuk pelestarian kebudayaan Lampung.


(14)

Daftar Pustaka

Asdiansyah, Juwendra. 2015. “Waduh.. Pak Wali Aksara Lampung di Gapura Kota Bandar Lampung Salah Tuh” (Online), (http://duajurai.com/2015/01/waduhh-aksara-lampung-di -gapura-kota-bandar-lampung-salah/, diakses 27 Febuari 2016)

Dewi, Irra Chrisyanti. 2015. Pengantar Psikologi Media. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

PaEni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia Bahasa, Sastra, dan Aksara.

Jakarta: Rajawali Pers.

Pudjiastuti, Titik. 1996. Aksara dan Naskah Kuno Lampung dalam Pandangan

Masyarakat Lampung. Jakarta: CV Putra Sejati Raya.

Romadoni, Mochamad. 2013. “Kampanye Pengenalan dan Penggunaan Kembali Aksara Sunda di Kalangan Para Remaja”. Skripsi. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha.

Sabaruddin S.A. 2010. Mengenal Adat Istiadat Sastra dan Bahasa Lampung Pesisir

Way Lima. Jakarta: Kamuakhian Way Lima.

Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, Dwi Andi. 2013. “Nantinya, Ratusan Bahasa Tradisional di Indonesia Akan Musnah”, (Online), (http://merdeka.com/teknologi/nantinya-ratusan-bahasa-tradisional-di-indonesia-akan-musnah.html, diakses 27 Febuari 2016)

Ubala. 2015. “Had Lampung”, (Online), (http://ubala.itb.ac.id/?p=3908. diakses 27 Febuari 2016).

Venus, M.A. 2012. MANAJEMEN KAMPANYE Panduan Teoretis dan Praktis dalam


(1)

Universitas Kristen Maranatha 2

kebudayaan yang wajib dipertahankan terutama bagi anak muda Lampung sebagai identitas dan jati diri masyarakat Lampung.

Anak muda adalah generasi penerus bangsa. Apabila anak muda tidak ingin mempelajari dan mencintai aksara Lampung, tentu saja aksara Lampung tidak bisa dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu dibutuhkan sekali peran anak muda dalam melestarikan aksara Lampung. Peran media desain komunikasi visual dan kemajuan teknologi diarasa amat penting dalam upaya menjangkau minat anak muda di era modern ini untuk mengenal dan mencintai aksara Lampung. Sehingga aksara Lampung dapat kembali populer di kalangan anak muda dan menjadi kebanggaan sebagai budaya dan jati diri masyarakat Lampung. Beranjak dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini dan mencoba merancang sebuah kampanye yang dapat membantu tercapainya tujuan pemerintah dalam melestarikan aksara Lampung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan uraian yang penulis uraikan pada latar belakang masalah, maka didapatkan rumusan masalah dan ruang lingkupnya sebagai berikut:

1. Upaya apa yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan kembali minat anak muda di propinsi Lampung terhadap aksara Lampung?

2. Bagaimana merancang media yang tepat bagi perancangan kampanye pelestarian aksara Lampung bagi anak muda di propinsi Lampung?

Adapun ruang lingkup penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai pengetahuan akan aksara Lampung di kalangan anak muda usia 16-23 tahun (yang pernah tinggal di Lampung), penggunaan atau penerapan tipografi pada berbagai media, dan media yang paling diminati oleh anak muda pada rentang umur tersebut.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun penelitian yang penulis lakukan bertujuan untuk:

1. Mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta akan Aksara Lampung sebagai identitas masyarakat Lampung

2. Mengkampanyekan pelestarian aksara Lampung bagi anak muda di propinsi Lampung


(2)

Universitas Kristen Maranatha 3

pelestarian aksara Lampung bagi anak muda di propinsi Lampung

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa sumber dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Dilakukan dengan cara tanya jawab dengan beberapa narasumber yang terkait untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian dan pemecahan masalahnya.

2. Observasi

Dalam penelitian ini digunakan metode observasi yang berperan aktif dalam pertimbangan bahwa keterlibatan langsung dalam lingkungan masyarakat dapat memberi lebih banyak data yang akurat dan mempermudah proses analisis data.

3. Studi Pustaka

Metode ini digunakan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan aksara Lampung melalui berbagai media seperti Internet, Majalah, Koran, dsb.

4. Kuesioner

Metode Kuesioner dilakukan dengan maksud untuk menggali dan mengenali apa yang diketahui oleh responden perihal objek dan subjek kepada 100 orang dengan rentan usia 16-23 tahun yang pernah tinggal di Lampung. Kuisioner dilakukan untuk memperoleh data yang dijadikan dasar penelitian, dijadikan pedoman dan dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis. Data sekunder didapatkan melalui mempelajari dan membaca literature, karya ilmiah, koran, majalah, internet, dan buku yang berkaitan untuk mendapatkan data dan pemahaman yang lebih mendalam sehingga dapat memecahkan masalah dalam penulisan ini.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.5Skema Penelitian

Gambar 1.1 Skema Penelitian (sumber: Dokumentasi Penulis)

Latar Belakang

- Aksara Lampung sebagai jati diri kebudayaan Lampung terancam punah karena kurang diperdulikan.

- Kurangnya minat dan kebanggaan anak muda Lampung terhadap aksara Lampung yang dianggap kuno dan tidak penting.

- Kurangnya kepopuleran dan eksistensi aksara Lampung di kehidupan masa kini.

Pemecahan Masalah

Perancangan Kampanye Pengenalan dan Pelestarian Aksara Lampung bagi Kalangan Remaja di Propinsi Lampung

Teori Penunjang Teori Aksara Teori Kampanye

Teori Tipografi Teori Media Komunikasi

Teori Pendidikan Teori Remaja Metode Penelitian Observasi Informan/ Responden Wawancara

Studi Pustaka (buku, koran, majalah dan internet) Kuesioner Konsep Perancangan Strategi Media Website Booklet Gimmick Media Social Poster Metode Kreatif Merancang kampanye yang modern, young, playful dan kreatif menggunakan warna-warna yang ceria dan

modern. Strategi Komunikasi Perancangan

Targeting Anak muda yang tinggal di Lampung khususnya kota Bandar Lampung yang menyukai desain grafis dan tipografi serta hal unik dan baru. Segmentasi

-Laki –laki dan perempuan -16-23

- Menengah keatas - Domisili Lampung Pengahsilan 1-4 Juta -Anak muda yang suka hal unik baru dan modern.

Positioning Aksara Lampung yang

modern, unik, fun, dan easy dalam upaya pelestarian

budaya

Tujuan Akhir

Tujuan Akhir dari kampanye ini adalah agar dapat memunculkan kembali minat dan ketertarikan anak muda di propinsi Lampung untuk mencintai dan menumbuhkan rasa ingin melestarikan aksara Lampung sebagai jati diri kebudayaan daerah asal sehingga eksistensi aksara Lampung yang


(4)

Universitas Kristen Maranatha 50  KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Propinsi Lampung memiliki banyak sekali kebudayaan sebagai identitas dan jati diri masyarakat Lampung. Aksara Lampung merupakan salah satu identitas visual dari kebudayaan Lampung yang wajib untuk dilestarikan. Demi mengupayakan kelestarian aksara Lampung, Dinas Pendidikan menanamkan aksara Lampung sebagai muatan lokal sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah. Namun, sangat disayangkan minat dan ketertarikan anak muda terhadap aksara Lampung sangat kurang, sehingga aksara Lampung dipelajari hanya demi mendapatkan nilai yang baik kemudian dilupakan. Anggapan aksara Lampung yang kuno dan tidak penting dapat menghilangkan eksistensi aksara Lampung di kehidupan mendatang. Apabila anak muda Lampung sebagai penerus bangsa dan kebudayaan Lampung tidak mencintai dan tertarik untuk melestarikan aksara Lampung, tentu saja aksara Lampung sebagai bagian bahasa daerah akan terancam punah.

Kampanye Kagangapa adalah kampanye yang bertujuan untuk menarik minat dan kebanggaan anak muda Lampung terhadap aksara Lampung untuk melestarikan aksara Lampung sebagai jati diri kebudayaan masyarakat Lampung. Kampanye Kagangapa mengusung konsep modern, fun, dan easy demi menghilangkan anggapan bahwa aksara Lampung cenderung membosankan, sulit, dan kuno. Kampanye Kagangapa menggunakan media yang sangat dekat dengan anak muda seperti website, social media dll yang dibuat semenarik mungkin demi mendapatkan ketertarikan dari anak muda Lampung.

Dengan adanya kampanye Kagangapa diharapkan dapat meningkatkan minat dan ketertarikan anak muda Lampung untuk melestarikan aksara Lampung sebagi kebanggan akan aksara Lampung sebagai identitas visual Lampung.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 51  5.2 Saran Penulis

Kampanye Kagangapa diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan anak muda terhadap aksara Lampung dan menghilangkan anggapan kuno terhadap aksara Lampung serta membantu upaya pelestarian kebudayaan Lampung sebagai sarana promosi provinsi Lampung. Aksara Lampung diharapkan dapat lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya pelestarian dan diajarkan kepada banyak pendatang (Lampung dikenal sebagai sang bumi ruwa jurai yang berarti banyak pendatang).

Selanjutnya, Kampanye Kagangapa ini dilakukan bersama Dinas Pendidikan dan komunitas setempat dalam upaya untuk pelestarian kebudayaan Lampung.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 52  Asdiansyah, Juwendra. 2015. “Waduh.. Pak Wali Aksara Lampung di Gapura Kota

Bandar Lampung Salah Tuh” (Online), (http://duajurai.com/2015/01/waduhh-aksara-lampung-di -gapura-kota-bandar-lampung-salah/, diakses 27 Febuari 2016)

Dewi, Irra Chrisyanti. 2015. Pengantar Psikologi Media. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

PaEni, Mukhlis. 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesia Bahasa, Sastra, dan Aksara. Jakarta: Rajawali Pers.

Pudjiastuti, Titik. 1996. Aksara dan Naskah Kuno Lampung dalam Pandangan Masyarakat Lampung. Jakarta: CV Putra Sejati Raya.

Romadoni, Mochamad. 2013. “Kampanye Pengenalan dan Penggunaan Kembali Aksara Sunda di Kalangan Para Remaja”. Skripsi. Bandung: Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha.

Sabaruddin S.A. 2010. Mengenal Adat Istiadat Sastra dan Bahasa Lampung Pesisir Way Lima. Jakarta: Kamuakhian Way Lima.

Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Susanto, Dwi Andi. 2013. “Nantinya, Ratusan Bahasa Tradisional di Indonesia Akan Musnah”, (Online), (http://merdeka.com/teknologi/nantinya-ratusan-bahasa-tradisional-di-indonesia-akan-musnah.html, diakses 27 Febuari 2016)

Ubala. 2015. “Had Lampung”, (Online), (http://ubala.itb.ac.id/?p=3908. diakses 27 Febuari 2016).

Venus, M.A. 2012. MANAJEMEN KAMPANYE Panduan Teoretis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.