PERAN BKKBN PROPINSI LAMPUNG TERHADAP PROGRAM PENYIAPAN KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI REMAJA

(1)

PERAN BKKBN PROPINSI LAMPUNG TERHADAP PROGRAM PENYIAPAN KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI REMAJA

Oleh :

Elvira Lieshanty Febryza

Isu-isu triad KRR (seksualitas , HIV-AIDS dan Napza) merupakan isu yang sangat aktual saat ini. Apabila kasus-kasus remaja dibiarkan nantinya akan merusak masa depan keluarga dan masa depan bangsa indonesia. Untuk merespon hal tersebut pemerintah (c.q. BKKBN) mengembangkan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) yang merupakan salah satu program pokok pembangunan nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Program Jangka Menengah Nasional (BKKBN 2010-2014).

Permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimanakah peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap program PKBR dan apakah faktor penghambat dari program PKBR. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Normatif-Empiris. Sumber data dari penelitian ini berasal dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, studi lapangan. Dari hasil penelitian diolah dengan seleksi data, klasifikasi data, penyusunan data.

Peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja antara lain dalam hal pembinaan, pembimbingan atau pendampingan, fasilitasi, monitoring dan evaluasi terkait program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Hambatan dalam pelaksanaan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, adalah: (a). Program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja belum menjadi program prioritas dalam dukungan dan komitmen pemerintah Propinsi dan Kabupaten/kota, yang khususnya berdampak pada besarnya dukungan dana, sarana-prasarana dan personil. (b). Sumber daya (dana, sarana dan personil) untuk program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang relatif kecil/minim dibandingkan dengan urgensi dan cakupan permasalahan remaja yang ada.


(2)

ABSTRACT

BKKBN ROLE OF THE PROVINCE LAMPUNG PREPARATION PROGRAM FOR TEENS FAMILY LIFE

By:

Elvira Lieshanty Febryza

KRR triad issues (sexuality, HIV-AIDS and drug use) is an issue that is very actual today. If the juvenile cases will be allowed to ruin the family's future and the future of the nation of Indonesia. In response the government (cq BKKBN) develop family life preparation program for youth (PKBR) which is one of the principal national development programs that are listed in the Regulation of the President of the Republic of Indonesia Number 5 of 2010 on the National Medium Term Program Plan (BKKBN 2010-2014).

The problem in this research is how the role of the program BKKBN Lampung PKBR and what inhibiting factors of the program PKBR. The approach used in this study is normative-empirical approach. Source data from this study come from two types of data, namely primary data and secondary data. Data was collected through library research, field study. From the results of the research has been collected, then processed with data selection, data classification, data preparation.

Role BKKBN Lampung Province on family life Preparation Program For Teens (PKBR) among others in terms of coaching, coaching or mentoring, facilitation, monitoring and evaluation of the implementation of the program related to the preparation of family life for adolescents.

In related duties Implementation Program for teens preparing family life, BKKBN Lampung province met several obstacles, among others: (a). Preparation programs for youth and family life has not been a priority program in the support and commitment of the provincial and district / city, which particularly impact on the amount of financial support, infrastructure and personnel. (b). Resources (funds, facilities, and personnel) for the preparation of family life for a relatively small teen / minimal compared to the urgency and scope of adolescent problems that exist.


(3)

1.1. Latar Belakang

Remaja adalah generasi masa depan bangsa yang akan menentukan hitam putihnya bangsa di kemudian hari. Hal ini dapat dipahami karena para remaja selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta jiwa atau 19,64% dari total penduduk), remaja termasuk dalam kategori usia produktif yang apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan menjadi modal pembangunan yang tidak ternilai harganya, mengingat mereka adalah generasi terdidik yang memiliki semangat kerja dan idealisme yang tinggi.

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12-24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Sementara itu menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun.


(4)

2

Ada satu pemeo, remaja adalah harapan bangsa. Hal ini kiranya dapat kita mengerti, mengingat remaja adalah adalah pewaris masa depan bangsa. Sebagai penerima tanggung jawab guna mengembangkan bangsa di kemudian hari, sudah selayaknya jika para remaja kita tanggap terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan.

Dalam kenyataannya, remaja sebagai bagian dari generasi muda memang telah menunjukkan peran yang tidak kecil artinya dalam membawa kemajuan negara kita. Bukti-bukti yang ada sudah cukup banyak. Kenyataan ini dapat kita lihat di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Peran remaja yang tergabung dalam berbagai organisasi seperti Karang Taruna, Remaja Islam Masjid, Mudika (Muda-mudi Katolik), dan sebagainya dalam berbagai kegiatan pembangunan di desa maupun dusun tidak diragukan lagi.

Bukti sejarah yang tidak dapat di bantah adalah peran aktif generasi muda dalam mempersatukan bangsa di masa lampau dengan diikrarkannya “Sumpah Pemuda” pada tanggal 28 Oktober 1928. Sebagai obyek, remaja merupakan salah satu kelompok penduduk yang harus dibina secara terus menerus dan dimantapkan, sehingga memiliki sikap dan perilaku yang mendukung pelembagaan/pembudayaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera). Hasil yang diharapkan ialah mereka mampu menjadikan dirinya dan anak cucunya kelak sebagai manusia Indonesia yang berkualitas, tidak saja cerdas, sehat dan terampil, tetapi juga bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki loyalitas, dedikasi, dan disiplin yang tinggi serta berbudi pekerti luhur. Sedangkan sebagai


(5)

subyek, remaja mampu berperan secara aktif mendukung pembangunan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui kegiatan-kegiatan yang akan memberi sumbangan yang besar dalam melembagakan konsep NKKBS di lingkungan masyarakat kita. Mengingat kedudukan dan perannya yang strategis tersebut, sudah selayaknya jika remaja di era sekarang ini akan memberi andil yang besar dalam mengembangkan penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja di Indonesia. Lebih-lebih remaja memiliki pendidikan yang lebih tinggi, sikap inovatif terhadap norma dan ide baru yang rasional, bersifat dinamis dan berorientasi ke masa depan.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B menyebutkan bahwa : (1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah; (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam pasal ini tersurat bahwa remaja memiliki hak untuk mengembangkan potensi diri tumbuh dan berkembang remaja secara individual yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental, emosional dan spiritual. Secara sosial, yaitu melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan berkeluarga, menjadi anggota masyarakat dan mempraktekkan hidup sehat.

Remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Remaja yang belum memiliki kesiapan secara ekonomi, kesehatan, psikologi, sosial, pendidikan dan agama untuk memasuki jenjang pernikahan atau berkeluarga juga kasus-kasus perilaku remaja yang tidak sehat mengusik perhatian kita semua. Pengetahuan mengenai penyiapan kehidupan


(6)

4

berkeluarga pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku yang sehat sejak dini hingga pada tahapan selanjutnya. Sehingga, investasi pada program kesehatan reproduksiremaja akan bermanfaat selama hidupnya.

Perilaku tidak sehat remaja terjadi dapat dilihat dari dari dua perspektif : (1). Perspektif lingkungan (keluarga yang renggang, sekolah yang semakin kompetitif, masyarakat yang semakin acuh dan individualistik, media yang menyampaikan informasi sangat permissif, kelompok teman sebaya yang hidup semakin bebas; (2). Perspektif pertumbuhan atau masa transisi remaja. (Sunarti, Pusat Studi Keluarga IPB Bogor, 2008)

Survei demografi kesehatan indonesia (SDKI) untuk Propinsi Lampung tahun 2011 menunjukkan 30,9% remaja pria dan 34,7% remaja wanita (15-19 tahun) menyatakan punya teman pernah melakukan hubungan seksual. 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno, 93,7% remaja SMP dan SMA pernah melakukan Oral sex dengan lawan jenisnya.

Kasus HIV/AIDS di Lampung sekitar 54,7% usia 19-24 tahun dan dengan penularan melalui Heterosex sekitar 50%, IDU sekitar 41%, Homosex sekitar 4%, lain-lain sekitar 5%. Serta 21,2% remaja di Lampung mengaku pernah melakukan aborsi (Departemen Kesehatan RI, Desember 2011). Perkawinan di usia dini, hingga sekarang ini masih banyak terjadi di masyarakat Propinsi Lampung. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS: 2011), sekarang ini paling tidak ada 37,79


(7)

persen perempuan di kawasan pedesaan kawin pada usia dibawah 16 tahun, sementara di perkotaan besarannya sekitar 21,75 persen.

Peraturan Daerah Propinsi Lampung No. 6 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Lampung Tahun 2005-2025 Visi "LAMPUNG YANG MAJU DAN SEJAHTERA 2005-2025". Menyatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa diukur berdasarkan indikator kependudukan. Ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu bangsa dengan laju pertumbuhan penduduk, termasuk derajat kesehatan dan akan berdampak pada kesejahteraan bangsa itu sendiri.

Isu-isu triad KRR (seksualitas , HIV-AIDS dan Napza) merupakan isu yang sangat aktual saat ini, untuk itulah isu-isu seperti ini memerlukan perhatian dari semua pihak. Apabila kasus-kasus remaja dibiarkan nantinya akan merusak masa depan keluarga dan masa depan bangsa indonesia.Untuk merespon hal tersebut mengacu pada Peraturan Kepala BKKBN nomor : 86/PER/F2/2012 tentang Grand DesignProgram Pembinaan Ketahanan Remaja, pemerintah (c.q. BKKBN) mengembangkan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang merupakan salah satu program pokok pembangunan nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Program Jangka Menengah Nasional (BKKBN 2010-2014).

Program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja ialah suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya tegar remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko Triad KRR (seksualitas, Napza, HIV/AIDS), menunda usia


(8)

6

pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera serta menjadi contoh, model dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Remaja sebagai sasaran program penyiapan kehidupan berkeluarga adalah remaja usia 10-24 tahun yang belum menikah. (BKKBN, 2010:26)

Arah pelaksanaan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pendekatan dari, oleh dan untuk remaja melalui PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling-Kesehatan Reproduksi Remaja) yaitu suatu wadah kegiatan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta perencanaan kehidupan berkeluarga (BKKBN,2010:2). Hal ini berdasarkan kepada hasil survei kesehatan reproduksi remaja indonesia tahun 2011 yang menyatakan, bahwa 71% remaja menyukai dan menceritakan permasalahannya kepada teman sebayanya.

Terkait dengan penyelenggaraan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, maka pemerintah pusat mempunyai kewenangan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 64 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pasal 43 yaitu melakukan penetapan kebijakan meningkatkan jejaring kemitraan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dan meningkatkan sumber daya manusia sebagai pengelola dalam melakukan advokasi, sosialisasi, promosi dan desiminasi program penyiapan kehidupan


(9)

berkeluarga bagi remaja serta pengembangan peta kerja program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

Sementara itu berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi, Perwakilan BKKBN Provinsi mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas BKKBN Pusat di provinsi serta menyelenggarakan fungsi yaitu pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional.

Atas dasar uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.

1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1. Permasalahan

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja?

2. Apakah yang menjadi faktor penghambat dari program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja?


(10)

8

1.2.2. Ruang Lingkup

Penelitian ini dibatasi pada lingkup permasalahan yaitu : 1. Ruang lingkup bidang ilmu :

Penelitian ini dibuat berdasarkan pada aspek Hukum Administrasi Negara sebagai bidang ilmunya.

2. Ruang lingkup kajian :

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dan faktor penghambat program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian hukum ini adalah :

1) Untuk mengetahui dan memahami peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, dan;

2) Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor penghambat yang dialami oleh BKKBN Propinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian hukum ini adalah : a. Kegunaan Teoritis :

Secara teoritis penelitian ini untuk mengetahui dan menambah pengetahuan baik mengenai peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta menambah pengetahuan terhadap


(11)

faktor penghambat dari program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja di Provinsi Lampung;

b. Kegunaan Praktis :

Diharapkan melalui penelitian ini dapat memberikan masukan serta manfaat bagi para praktisi hukum, mahasiswa dan dosen, masyarakat umum yang membacanya, serta aparat pengelola/pelaksana program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, sehingga mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi BKKBN Provinsi Lampung dan Pemerintah Daerah dalam merumuskan kebijaksanaan dan strategi pelaksanaan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja agar bisa tercapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.


(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian-pengertian 2.1.1. Pengertian Peran

Kata “peran” atau “role” dalam kamus oxford dictionary diartikan sebagai:Actor’s part; one’s task or function yang berarti aktor; tugas seseorang atau suatu fungsi (oxford University Press,2008: 383). Sedangkan istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti sebagai seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat, kedudukan dalam hal ini diartikan sebagai posisi tertentu di dalam masyarakat yang mungkin tinggi, sedang-sedang saja atau rendah.

Kedudukan tersebut sebenarnya adalah suatu wadah yang isinya adalah hak dan kewajiban tertentu, sedangkan hak dan kewajiban tersebut dapat dikatakan sebagai peran. Oleh karena itu maka ada seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu dapat dikatakan sebagai pemegang Peran (role accupant). Suatu hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas. Apabila seseorang menjalankan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka ia menjalankan suatu peran.


(13)

Suatu peran dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur sebagai berikut : a. Peran yang ideal (deal role)

b. Peran yang seharusnya (Expexted)

c. Peran yang dianggap oleh diri sendiri (Percieved role) d. Peran sebenarnya dilakukan (actual role)

Peran menurut Soejono Soekamto (1990;269) menyangkut 3 (tiga) hal, yaitu : a. Peran meliputi hal-hal yang berhubungan dengan posisi atau tempat seseorang

dalam masyarakat;

b. Peran merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang nantinya akan membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat;

c. Peran dapat juga dikatakan sebagai suatu perilaku yang ada di dalam masyarakat dimana seseorang itu berada.

Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu maupun kelompok yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-praturan yang membimbing suatu individu atau pun kelompok dalam kehidupan kemasyarakatan (Soejono Soekamto,1982:238). Dalam hal ini peran BKKBN Provinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja di Provinsi Lampung yaitu melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi yang telah disepakati sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKKBN menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;


(14)

12

b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN;

c. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan Instansi pemerintah, swasta, Lembaga Sosial, dan Organisasi Masyarakat, serta masyarakat di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga;

d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

Sedangkan kewenangan BKKBN berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 64 Tahun 2005, pasal 45 adalah :

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

c. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak;

d. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera

2. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.

2.1.2. Pengertian Program

Program adalah cara yang dipisahkan untuk mencapai tujuan. Dengan adanya program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah


(15)

untuk dioperasionalkan. Hal ini mudah dipahami, karena program itu sendiri menjadi pedoman dalam rangka pelaksanaan program tersebut. Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek, yang antara lain adalah:

a. Adanya tujuan yang ingin dicapai

b. Adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan itu c. Adanya aturan-aturan yang dipegang dengan prosedur yang harus dilalui d. Adanya perkiraan anggaran yang perlu atau dibutuhkan

e. Adanya strategi dalam pelaksanaan

Unsur keduanya yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan program adalah adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil program yang dijalankan dan adanya perubahan dan peningkatan dalam kehidupannya. Bila tidak memberikan manfaat pada kelompok orang maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan.

Sementara itu untuk dapat memahami pengertian dari pelaksanaan,Wahab (1991:51), merumuskan pengertian pelaksanaan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat kelompok-kelompok pemerintahan atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan.

Berhasil tidaknya suatu program dilaksanakan tergantung dari unsur pelaksananya. Pelaksana penting artinya karena pelaksanaan suatu program, baik


(16)

14

itu organisasi ataupun perseorangan bertanggung jawab dalam pengelola maupun pengawasan dalam pelaksanaan.

2.1.3. Tolok Ukur Evaluasi Program

Suatu program dapat dievaluasi apabila ada tolak ukur yang bisa dijadikan penilaian terhadap program yang telah berlangsung, berhasilnya atau tidak berhasilnya suatu program berdasarkan tujuan yang sudah tentu memiliki tolak ukur yang nantinya harus dicapai dengan baik oleh sumber daya yang mengelolanya. Adapun yang menjadi tolak ukur dalam evaluasi suatu program adalah:

a. Apakah hasil suatu proyek sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai b. Kesediaan sarana untuk mencapai tujuan tersebut

c. Apakah sarana atau kegiatan benar-benar dapat dicapai atau dimanfaatkan oleh orang-orang yang benar-benar membutuhkan

d. Apakah sarana yang disediakan benar-benar dilakukan untuk tujuan semula e. Berapa persen jumlah atau luas sasaran sebenarnya yang dapat dijangkau oleh

program

f. Bagaimana mutu pekerjaan atau sasaran yang dihasilkan oleh program (kualitas hidup, kualitas barang)

g. Berapa banyak sumber daya dan kegiatan yang dilakukan benar-benar dimanfaatkan secara maksimal

h. Apakah kegiatan yang dilakukan benar-benar memberikan masukan terhadap perubahan yang diinginkan.


(17)

2.1.4 Asas-Asas Pemerintahan Daerah Asas-asas Pemerintahan Daerah adalah : a. Asas Desentralisasi

Dalam UU No. 32 Tahun 2004, desentralisasi diartikan sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa penyelenggaraan desentralisasi, baik pembentukan daerah otonom maupun penyerahan kewenangan dalam bidang pemerintahannya, hanya dilakukan oleh pemerintah pusat.

b. Asas Dekonsentrasi

Asas Dekonsentrasi adalah asas yang diartikan sebagai pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau kepala wilayah atau kepala instansi vertikal tingkat yang lebih tinggi kepada pejabat-pejabat di daerah.Dalam dekonsentrasi tanggung jawab tetap ada pada pemerintah pusat. Baik perencanaan, pelaksanaannya maupun pembiayaan tetap menjadi tanggung jawab pemerintahan pusat. Unsur pelaksanaannya dikoordinasikan oleh kepala daerah dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat (Nurmayani,2009:10).

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertical diwilayah tertentu. Latar belakang diadakannya sistem dekonsentrasi adalah bahwa tidak semua urusan


(18)

16

Pemerintahan Pusat dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah menurut asas desentralisasi (C.S.T. Kansil dan Catherine S.T. Kansil,2004:4)

c. Asas Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan

Asas otonomi daerah tercantum dalam Pasal 18 ayat (2) UUD 1945 Perubahan kedua, yang menyatakan “Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.” Ketentuan ini menegaskan bahwa pemerintah daerah adalah suatu pemerintahan otonom dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.Dalam pemerintahan daerah hanya ada pemerintahan otonomi (termasuk tugas pembantuan). Dengan kata lain, ketentuan ini hanya mengatur mengenai otonomi, otonomi hanyalah salah satu bentuk desentralisasi. Desentralisasi bukan asas melainkan suatu proses, yang asas adalah otonomi dan tugas pembantuan (Nurmayani, 2009:11).

Asas tugas pembantuan adalah asas yang menyatakan tugas turut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah dengan kewajiban mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi tugas. Misalnya, daerah menarik pajak-pajak tertentu seperti pajak kendaraan, yang sebenarnya menjadi hak dan urusan Pemerintah Pusat. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, jelas bahwa wilayah Indonesia dibagi menjadi daerah-daerah otonom dan wilayah administrasi (C.S.T. Kansil dan Catherine S.T. Kansil,2004:4)


(19)

2.2. Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja

2.2.1. Pengertian Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja Kata program berasal dari bahasa Inggris yaitu “programme” atau “program” yang artinya acara atau suatu rencana yang harus diselesaikan (Oxford University Press,2008:351). Program juga dapat diartikan sebagai suatu sistem perencanaan baik dalam bentuk produk atau pun jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan suatu masyarakat dalam suatu wilayah.

Program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) ialah suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya tegar remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko Triad KRR ( seksualitas, NAPZA, HIV/AIDS), menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera serta menjadi contoh, model dan sumber informasi bagi teman sebayanya (BKKBN,2010: 7).

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja

a. Tujuan Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja :

1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan perilaku positif remaja dan orang tua tentang kesehatan reproduksi

2. Membina pentingnya kesiapan remaja menjalani kehidupan berkeluarga guna mewujudkan kehidupan keluarga yang sejahtera lahir dan bahagia batin. (BKKBN,2010: 3)


(20)

18

b. Manfaat Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja

Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) bermanfaat sebagai informasi yang berkaitan dengan diri remaja dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis, dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.

2.3. Sasaran dan Dampak Program PKBR 2.3.1 Sasaran program PKBR

Sasaran dari program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, meliputi: a. Peningkatan komitmen terhadap program PKBR;

b. intensifikasi komunikasi perubahan perilaku remaja; c. peningkatan kemitraan dan kerjasama dalam program ini;

d. peningkatan akses dan kualitas pengelolaan maupun pelayanan PIK Remaja.

2.3.2 Dampak Program PKBR

Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja memberikan dampak, yaitu :

a. Peningkatan 8 fungsi keluarga b. Penundaan usia perkawinan;

c. Peningkatan perilaku kesehatan remaja; d. Peningkatan keterampilan hidup bagi remaja.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Normatif-Empiris. Dimana pendekatan masalah yang dilakukan yaitu melalui studi kepustakaan dan kajian bahan-bahan hukum seperti peraturan perundang-undangan, serta buku-buku literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Serta diikuti dengan penelitian di lapangan untuk mendapatkan data dan informasi dengan mewawancarai para informan yang mengetahui dengan jelas tentang peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

3.2. Data dan Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini berasal dari dua jenis data, yaitu : a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari kegiatan penelitian secara langsung di lapangan, berupa keterangan-keterangan atau penjelasan dari para informan dengan melakukan studi lapangan (Muhamad Muhdar,2010:8). Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pegawai yang berkompeten di


(22)

20

bidangnya pada Kantor BKKBN Provinsi Lampung yaitu Kepala Sub Bidang Ketahanan Remaja BKKBN Provinsi Lampung dan Ketua Umum dari PIK-KRR WARDA (UKM-F Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung) serta Ketua Umum dari PIK- KRR SEHATI (UKM-U IBI Darmajaya).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara memilih bahan-bahan hukum yang relevan dengan objek penelitian yang diajukan (Muhamad Muhdar,2010:10). Diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang bekaitan dengan permasalahan, yakni :

1) Bahan hukum primer, adalah aturan perundang-undangan yang mengikat, seperti halnya :

a) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B; b) Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara; c) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; d) Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintahan daerah Kabupaten/Kota;

e) Peraturan Presiden RI No. 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional;

f) Peraturan Presiden RI Nomor 64 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, beserta beberapa kali perubahannya terakhir dengan;


(23)

g) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Program Jangka Menengah Nasional (BKKBN 2010-2014); h) Peraturan Daerah Propinsi Lampung No. 6 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Lampung Tahun 2005-2025;

i) Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional No. 82/PER/B5/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi;

j) Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional No. 72 /PER/B5/2011 Tentang Tugas dan Fungsi BKKBN; k) Rencana Strategi (RENSTRA BKKBN) program PKBR 2010-2014. 2) Bahan hukum sekunder :

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer yang terdiri dari literatur-literatur, buku-buku ilmu pengetahuan hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.

3) Bahan hukum tersier :

Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang berguna untuk memberikan penjelasan terhadap hukum primer maupun sekunder, seperti hasil penelitian, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Inggris, bulletin, majalah, artikel-artikel dari internet dan bahan-bahan lain yang


(24)

22

sifatnya karya ilmiah berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.

3.3. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan : a. Studi Pustaka, yang terdiri dari :

1) Survey kepustakaan, yaitu usaha koleksi data dalam jumlah besar. Usaha koleksi ini merupakan usaha inventarisasi yang menyeluruh atas data yang terdiri dari literatur dan peraturan-peraturan hukum positif yang berlaku. 2) Studi kepustakaan, yaitu membaca, mengutip dan menganalisisi

bahan-bahan bacaan hasil koleksi tersebut diatas. b. Studi Lapangan

Untuk menunjang data sekunder, maka dilakukanlah kegiatan studi lapangan di lokasi penelitian dengan menggunakan teknik wawancara secara langsung dengan informan. Tujuan dilakukannya studi lapangan ini adalah untuk mendapatkan data primer yang digunakan sebagai bahan analisis data mengenai peran BKKBN Propinsi Lampung dalam pelaksanaan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR).


(25)

3.3.2. Prosedur Pengolahan Data

Dari hasil penelitian data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan, selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Seleksi Data

Semua data yang telah diperoleh, diteliti kembali (diseleksi) untuk mengetahui apakah data-data tersebut sudah cukup baik agar dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kebaikan data yang hendak dianalisis.

b. Klasifikasi Data

Setelah tahap seleksi selesai, selanjutnya proses yang dilakukan adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari informan menurut kriteria yang telah ditetapkan sesuai pokok bahasan.

c. Penyusunan Data

Data yang telah diklasifikasikan kemudia disusun dan ditempatkan pada setiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan untuk dianalisis lebih lanjut.

3.4. Analisis Data

Semua data yang telah diperoleh, Dianalisis dengan cara deksriptif artinya dengan cara menguraikan data ke dalam bentuk kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis, kemudian dilakukan interpretasi sehingga diperoleh pemahaman dan gambaran yang jelas mengenai jawaban permasalahan untuk kemudian diambil menjadi kesimpulan.


(26)

24

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

BKKBN,Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja Ditinjau dari aspek 8 Fungsi Keluarga, Kesehatan, Ekonomi, Psikologi, Pendidikan, Agama dan Sosial.,Jakarta, 2010

BKKBN,Remaja dan Masalahnya: Mengupas Berbagai Bentuk Kenakalan Remaja (Narkoba, Free Sex dan Pemecahannya.Jakarta, 2010

BKKBN,Menuju Keluarga Sakinah, Mawaddah, Wa Rahmah, Keluarga Sehat, Sejahtera dan Berkualitas.Jakarta, 2008.

M. Sulaiman, Agoes.Hukum Administrasi Negara, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2010 Muhdar, Muhammad. Metode Penelitian Hukum, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2010 Soekamto, Soejono.Pengantar Ilmu Hukum,UI press, Jakarta, 1990

Sugianto, Kelembagaan dalam Wujud Kongkrit dan Abstrak, Institut Pertanian Bogor, Bogor 2002


(27)

B. Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 B.

Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Peraturan Presiden RI No. 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Peraturan Presiden RI Nomor 64 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Susunan organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Program Jangka Menengah Nasional (BKKBN 2010-2014).

Peraturan Daerah Propinsi Lampung No. 6 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Lampung Tahun 2005-2025.

Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional No. 82/PER/B5/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.

Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional No. 72 /PER/B5/2011 Tentang Tugas dan Fungsi BKKBN.

Rencana Strategi (RENSTRA BKKBN) program PKBR 2010-2014.

C. Bahan Hukum Tersier

BPS & Bappenas, data persentase jumlah remaja Indonesia, 2011

Departemen Kesehatan RI, data aborsi di Propinsi Lampung, Desember 2011 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995

Kamus Besar Bahasa Inggris, Oxford University Press, 2008

Survei demografi kesehatan indonesia (SDKI),Perilaku tidak sehat remaja Propinsi Lampungtahun 2011


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Peran BKKBN Provinsi Lampung terhadap program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) yaitu dalam hal pembinaan, pembimbingan atau pendampingan, fasilitasi dan monitoring evaluasi terkait pelaksanaan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

b. Dalam melaksanakann tugasnya terkait pelaksanaan program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, BKKBN Provinsi Lampung menemui beberapa hambatan, antara lain :

(1). Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja belum menjadi program prioritas dalam dukungan dan komitmen pemerintah Propinsi dan Kabupaten/kota, yang khususnya berdampak pada besarnya dukungan dana, sarana-prasarana dan personil.


(29)

(2). Sumber daya (dana, sarana dan personil) untuk program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja yang relatif kecil/minim dibandingkan dengan urgensi dan cakupan

permasalahan remaja yang ada, khususnya di Propinsi dan Kabupaten/kota.

5.2. Saran

Atas hambatan yang dialami oleh BKKBN Provinsi Lampung dalam Pelaksanaan Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), maka saran yang dapat diberikan oleh Peneliti adalah :

a. Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota harus lebih menggerakkan dan mengembangkan serta mendukung program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja, karena program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja merupakan RPJMN yang harus dilaksanakan dari bagian pembangunan nasional. Khususnya di Propinsi Lampung maupun kabupaten/kota.

b. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan profesionalitas petugas, yang dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan teknis dan manajerial, baik yang dilaksanakan di tingkat Provinsi (BKKBN Provinsi Lampung) maupun oleh Pemerintah Pusat (BKKBN Pusat). Sedangkan Kaitannya dengan PIK remaja , bahwa BKKBN Propinsi Lampung meningkatkan semangat para remaja untuk sadar akan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.


(30)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN RIWAYAT

MOTTO

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian... 10

2.1.1 Pengertian Peran ... 10

2.1.2 Pengertian Program ... 12

2.1.3 Tolak Ukur Evaluasi Program ... 14

2.1.4 Asas-Asas Pemerintahan Daerah ... 15

2.2 Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja ... 17

2.2.1 Pengertian Program PKBR ... 17

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Program PKBR ... 17


(31)

3.2 Data dan Suber Data ... 19

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 22

3.4 Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum BKKBN Propinsi Lampung ... 24

4.1.1 Latar Belakang BKKBN Propinsi Lampung ... 24

4.1.2 Visi dan Misi BKKBN Propinsi Lampung ... 28

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi BKKBN Propinsi Lampung ... 28

4.1.4 Struktur Organisasi BKKBN Propinsi Lampung ... 29

4.2 Peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap Program PKBR ... 37

4.3 Faktor Penghambat Program PKBR ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(32)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PERAN BKKBN PROPINSI LAMPUNG

TERHADAP PROGRAM PENYIAPAN

KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI REMAJA

Nama Mahasiswa : ELVIRA LIESHANTY FEBRYZA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0912011139

Jurusan : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : HUKUM

MENYETUJUI I. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Elman Eddy Patra, S.H., M.H. Nurmayani, S.H., M.H.

Ketua Bagian


(33)

enulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 13 Februari 1992, anak kedua dari dua bersaudara, terlahir dari Bapak Ronnie Abdullah Yusuf,S.H dan Novita. Penulis menyelesaikan pendidikan di taman kanak-kanak (TK) Melati dilanjutkan sekolah dasar negeri (SDN) Sudirman IV Cimahi Jawa Barat, kemudian sekolah menengah pertama negeri (SMP N) 9 Cimahi Jawa Barat, lalu sekolah menengah atas negeri (SMA N) 15 Bandar Lampung. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, di Fakultas Hukum Jurusan Hukum Administrasi Negara Universitas Lampung sampai semester 7 hingga selesainya skripsi ini.


(34)

MOTTO

“Wattaqullaah wa yu’allimukumullaah, wallaahu bikulli syai-in ‘aliim.”

Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


(35)

Saya persembahkan karya tulis skripsi ini untuk :

1. Ayahanda Ronnie Abdullah Yusuf, S.H dan Bunda Novita, kedua orangtua yang telah membesarkan saya dengan segala pengorbanan yang telah beliau berikan.

2. Kakak ku tercinta Tansri Adzlan Shah, S.psi. yang menjadi penyemangatku ketika saya mulai hampir putus asa dengan keadaan dan selalu ada disaat saya butuhkan dukungannya.

3. Keluarga Besar dari Bunda dan Ayahku yang menjadi pacuan ku untuk berusaha lebih keras dan giat dalam menyelesaikan kuliahku ini.

4. Sahabat-sahabat yang dari kecil bersama-samaku kalian semua adalah sesuatu; Dea, Gian, Martha, Indah, Hani, Septi Itha, Riza,

5. Teman-teman Bechrom; Bulan, Cintya, (alm.) Hari, Ratna, Osin, Margana 6. Teman-teman seperjuangan yang menemani dan bersama-sama di Fakultas

Hukum selama 3,5 tahun; Fitrop Afrilia, Meti Sunarti, Minul Siregar, Fifi Bujung, Nope Octavia, Rintar Gaemgyu, Roberto Carlos, semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

7. Teman-teman perjuangan di Pergerakkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

8. Teman-teman di Pusat Informasi Konseling Kesehatan Remaja.

9. Teman-teman KKN Way Kanan Bandar Dalam; zia emak, tante annisa icha, kakak tiya, kakak donce, bapak mentus, om bagus, ongky, willy, chenso.


(36)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, atas kuasanya skripsi berjudul Peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja ini telah selesai. Studi ini dilakukan sebagai bagian dari sumbangan pemikiran masukan serta manfaat bagi para praktisi hukum, mahasiswa dan dosen, masyarakat umum yang membacanya, serta aparat pengelola/pelaksana program PKBR.

Atas bantuan pemikiran, waktu, data dan seluruh informasi yang telah diberikan untuk penyelesaian penelitian skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang tinggi bagi :

1. Pembimbing I dan Pembimbing II, Bapak Elman Eddy Patra, S.H,M.H dan Ibu Nurmayani, S.H,M.H. yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan lain-lain untuk senantiasa sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi saya.

2. Pembahas I dan Pembahas II, Ibu Upik Hamidah S.H,M.H dan Ibu Ati Yuniati S.H,M.H. yang bersedia menjadi penguji dalam skripsi saya dan segala arahan yang telah diberikan.


(37)

5. Dosen-dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung

6. Kepala perwakilan BKKBN Propinsi Lampung Bapak Ipin Zainal Aspin, Kepala Sub Bidang Ketahanan Remaja, Bapak Bambang Sumantri. Yang telah bersedia memberikan data informasi dan pemahaman mengenai penelitian skripsi saya.

7. Ketua PIK Remaja dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lampung yang telah banyak memberikan data penelitian.


(1)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PERAN BKKBN PROPINSI LAMPUNG

TERHADAP PROGRAM PENYIAPAN

KEHIDUPAN BERKELUARGA BAGI REMAJA

Nama Mahasiswa : ELVIRA LIESHANTY FEBRYZA

Nomor Pokok Mahasiswa : 0912011139

Jurusan : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : HUKUM

MENYETUJUI I. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Elman Eddy Patra, S.H., M.H. Nurmayani, S.H., M.H.

Ketua Bagian


(2)

RIWAYAT HIDUP

enulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 13 Februari 1992, anak kedua dari dua bersaudara, terlahir dari Bapak Ronnie Abdullah Yusuf,S.H dan Novita. Penulis menyelesaikan pendidikan di taman kanak-kanak (TK) Melati dilanjutkan sekolah dasar negeri (SDN) Sudirman IV Cimahi Jawa Barat, kemudian sekolah menengah pertama negeri (SMP N) 9 Cimahi Jawa Barat, lalu sekolah menengah atas negeri (SMA N) 15 Bandar Lampung. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, di Fakultas Hukum Jurusan Hukum Administrasi Negara Universitas Lampung sampai semester 7 hingga selesainya skripsi ini.


(3)

MOTTO

“Wattaqullaah wa yu’allimukumullaah, wallaahu bikulli syai-in ‘aliim.”

Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


(4)

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya tulis skripsi ini untuk :

1. Ayahanda Ronnie Abdullah Yusuf, S.H dan Bunda Novita, kedua orangtua yang telah membesarkan saya dengan segala pengorbanan yang telah beliau berikan.

2. Kakak ku tercinta Tansri Adzlan Shah, S.psi. yang menjadi penyemangatku ketika saya mulai hampir putus asa dengan keadaan dan selalu ada disaat saya butuhkan dukungannya.

3. Keluarga Besar dari Bunda dan Ayahku yang menjadi pacuan ku untuk berusaha lebih keras dan giat dalam menyelesaikan kuliahku ini.

4. Sahabat-sahabat yang dari kecil bersama-samaku kalian semua adalah sesuatu; Dea, Gian, Martha, Indah, Hani, Septi Itha, Riza,

5. Teman-teman Bechrom; Bulan, Cintya, (alm.) Hari, Ratna, Osin, Margana 6. Teman-teman seperjuangan yang menemani dan bersama-sama di Fakultas

Hukum selama 3,5 tahun; Fitrop Afrilia, Meti Sunarti, Minul Siregar, Fifi Bujung, Nope Octavia, Rintar Gaemgyu, Roberto Carlos, semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

7. Teman-teman perjuangan di Pergerakkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

8. Teman-teman di Pusat Informasi Konseling Kesehatan Remaja.

9. Teman-teman KKN Way Kanan Bandar Dalam; zia emak, tante annisa icha, kakak tiya, kakak donce, bapak mentus, om bagus, ongky, willy, chenso.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, atas kuasanya skripsi berjudul Peran BKKBN Propinsi Lampung terhadap Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja ini telah selesai. Studi ini dilakukan sebagai bagian dari sumbangan pemikiran masukan serta manfaat bagi para praktisi hukum, mahasiswa dan dosen, masyarakat umum yang membacanya, serta aparat pengelola/pelaksana program PKBR.

Atas bantuan pemikiran, waktu, data dan seluruh informasi yang telah diberikan untuk penyelesaian penelitian skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang tinggi bagi :

1. Pembimbing I dan Pembimbing II, Bapak Elman Eddy Patra, S.H,M.H dan Ibu Nurmayani, S.H,M.H. yang telah meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan lain-lain untuk senantiasa sabar membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi saya.

2. Pembahas I dan Pembahas II, Ibu Upik Hamidah S.H,M.H dan Ibu Ati Yuniati S.H,M.H. yang bersedia menjadi penguji dalam skripsi saya dan segala arahan yang telah diberikan.


(6)

4. Dekan Fakultas Hukum, Dr. Heryandi, S.H., M.S. 5. Dosen-dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung

6. Kepala perwakilan BKKBN Propinsi Lampung Bapak Ipin Zainal Aspin, Kepala Sub Bidang Ketahanan Remaja, Bapak Bambang Sumantri. Yang telah bersedia memberikan data informasi dan pemahaman mengenai penelitian skripsi saya.

7. Ketua PIK Remaja dan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lampung yang telah banyak memberikan data penelitian.