Efek antidiabetes infusa daun paitan (Tithonia diversifolia) 10% pada tikus jantan galur wistar terinduksi streptozotosin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik ketika
pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur gula
darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang
dihasilkan.Paitan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai
antidiabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas infusa daun paitan
10% sebagai antidiabetes terhadap tikus galur Wistar terinduksi
Streptozotosin.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 18 ekor .tikus jantan galur Wistar
dibagi dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol basal, kelompok
II sebagai kontrol pankreotoksik terinduksi streptozotosin dosis 40 mg/kg BB,
kelompok III sebagai kontrol positif diberikan glibenklamid 0,45 mg/kg BB,
kelompok III-IV sebagai kelompok perlakuan diberikan infusa daun paitan 10%
dengan tiga peringkat dosis 2000;1000 dan 500 mg/kg BB. Pada hari ke-0, 4, 7 dan
14 kadar glukosa darah diukur menggunakan metode enzimatik. Berdasarkan hasil
penelitian, infusa daun paitan 10% memiliki aktivitas antidiabetes.Persentase
penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10% dari yang tertinggi sampai
yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB (98,40%); 1000 mg/kgBB
(98,14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89,40%).

Kata kunci: daun paitan, infusa, streptozotosin, kadar glukosa darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a serious and chronic disease that occurs either when the
pancreas does not produce enough insulin (a hormone that regulates blood sugar),
or when the body can not effectively used the insulin produced. Paitan is one of the
plants that can be used antidiabetic agents. This research aimed to prove the
antidiabetic effect of paitanleaves infusion 10%.This research was purely
experimental research with randomized complete direct sampling design.
EighteenWistarrats were devided randomly into six treatment groups. Group I was
basal, group II was induced streptozotocin 40 mg/kg BW , group IIIwas given
glibenklamid 0.45 mg/kg BW, and group IV-VI were given paitanleaves infusion
10% dosed of 2000;1000 dan 500 mg/kgBW by orally. On days 0, 4, 7 and 14 blood
glucose levels were measured using enzymatic methods.The results of this research
showed that paitanleaves infusion 10% had an antidiabetic activity.The percentage
of blood glucose level reduction bypaitanleaves infusion 10% from the highest to
the lowest respectively that is, dose 500 mg / kgBB (98.40%); 1000 mg / kgBW
(98.14%); And dose of 2000 mg / kgBB (89.40%).

Keyword:paitan leaves, infusion, streptozotocin, blood glucose level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)
10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPTOZOTOSIN

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Progam Studi Farmasi

Oleh :
Masrial Zalukhu
NIM : 138114061


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)
10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPOZOTOSIN
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Masrial Zalukhu
NIM : 138114061


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk segala sesuatu “ADA MASANYA”
untuk apapun dibawah langit “ADA WAKTUNYA”
― Pengkhotbah 3:1―

Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus
Yang senantiasa selalu melindungi dan menopangku
Bapak dan ibu tercinta atas segala kasih sayang yang diberikan
Kakakku terkasih dan para sahabat yang aku sayangi atas
segala doa dan dukungannya
Almamaterku tercinta Uiversitas Sanata Dharma

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuha Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang

telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Efek Antidiabetes Infusa Daun Paitan
(Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi
Streptozotosin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata Dharma.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan serta bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik selama
proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
4. Ibu Dr. Yustina Hartini, Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.

6. Ibu Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
7. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit, Pak
Parlan, selaku laboran yang telah membantu selama penelitian.
8. Keluarga tercinta Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu Merina Hulu, kakak
terkasih Marta Lisna Wati Zalukhu, Pakde Fatizaro hulu dan Bude Tuti
yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada penulis.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Rekan-rekan tim “MAN dan ATUNG yaitu Meliana, Ajeng Dwi
Kartika Sari, Vania Jessica Ongkers, Gregorius Kevin Besari, Willy
Sandjojo, Willy Juneidi Sine, Aloysius Alpha Dewo Suryo
Kusharyadiatas” atas segala kerjasama, dukungan serta bantuan selama
proses pengerjaan skripsi.
10. Sahabat-sahabat terkasih Sari, Priska, ucil, yoke, prisil, tiwi dan Aven
yang selalu mengasihi, mendukung dan membantu dalam berbagai

situasi dan kondisi.
11. Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar Farmasi
2013, terimakasih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.
12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini, oleh
karena itu kritik dan saran yang dapat membangun sangat diharapkan dari semua
pihak.Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Yokyakarta, 5 Juni 2017

Penulis

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL.................................................................. ............................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6
KESIMPULAN ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15
LAMPIRAN ........................................................................................................ 17
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 42

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel I.

Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD) ....................................

6

Tabel II.


Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14 ..........................

9

Tabel III. Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah...........................

10

Tabel IV. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa Darah .........

11

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD) ......................................... 7
Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari 4-14 .............. 13
Gambar 3. Pohon paitan ..................................................................................... 18
Gambar 4. Daun paitan ...................................................................................... 18
Gambar 5. Serbuk daun paitan ........................................................................... 18
Gambar 6. Proses pembuatan infusa daun paitan 10% ...................................... 18
Gambar 7. Proses pembuatan infusa daun paitan 10% ...................................... 18
Gambar 8. Infusa daun paitan 10% ................................................................... 18
Gambar 9. Asam sitrat........................................................................................ 19
Gambar 10. Natrium sitrat................................................................................... 19
Gambar 11.Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (asam sitrat) ........................ 20
Gambar 12. Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (natrium sitrat) ................... 20
Gambar 13. Buffer sitarat pH 5,5 ........................................................................ 21
Gambar 14. Streptozotosin .................................................................................. 21
Gambar 15. Proses pemuasaan tikus sebelum diambil darah ............................. 21
Gambar 16. Proses pengambilan darah tikus ...................................................... 21
Gambar 17.Proses penginduksian tikus dengan streptozotosin secara i.p ......... 21
Gambar 18. Proses pemberian infusa daun paitan 10% dan glibenklamid
secara p.o ......................................................................................... 21
Gambar 19.Alat sentrifuge .................................................................................. 22
Gambar 120.Alat ukur kadar glukosa darah (Microvitalab 200) ........................ 22

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1.

Daun paitan dan infusa daun paitan 10% .................................

18

Lampiran 2.

Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan streptozotosin ..........

19

Lampiran 3.
Lampiran 4.

Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa daun
paitan 10% ................................................................................
Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa darah ..............

21
22

Lampiran 5.

Surat

pengesahan

determinasi

Tithonia

diversifolia

[Hemsley] A. Gray....................................................................

23

Lampiran 6.

Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan ..........................

24

Lampiran 7.

Surat Ethical Clearance (EC)...................................................

25

Lampiran 8.

Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk pengujian
data secara statistik ..................................................................

26

Brosur Reagen GOD-FS ...........................................................

27

Lampiran 10. Perhitungan ...............................................................................

28

Lampiran 11. Bagan skema kerja ....................................................................

31

Lampiran 12. Hasil analisis uji statistik kadar glukosa darah .........................

32

Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard Deviation
(SD) ..........................................................................................
Lampiran 14. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai

33

kadar glukosa darah ..................................................................

35

Lampiran 9.

Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisish penurunan kadar glukosa
darah hari ke (4-14) ..................................................................

38

Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji LSD nilai
selisih penurunan hari ke (4-14) ...............................................

xii

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik
ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur
gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkan.Paitan merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan
sebagai antidiabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas infusa
daun paitan 10% sebagai antidiabetes terhadap tikus galur Wistar terinduksi
Streptozotosin.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 18 ekor .tikus jantan galur Wistar
dibagi dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol basal,
kelompok II sebagai kontrol pankreotoksik terinduksi streptozotosin dosis 40
mg/kg BB, kelompok III sebagai kontrol positif diberikan glibenklamid 0,45
mg/kg BB, kelompok III-IV sebagai kelompok perlakuan diberikan infusa daun
paitan 10% dengan tiga peringkat dosis 2000;1000 dan 500 mg/kg BB. Pada hari
ke-0, 4, 7 dan 14 kadar glukosa darah diukur menggunakan metode enzimatik.
Berdasarkan hasil penelitian, infusa daun paitan 10% memiliki aktivitas
antidiabetes.Persentase penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10%
dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB
(98,40%); 1000 mg/kgBB (98,14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89,40%).
Kata kunci: daun paitan, infusa, streptozotosin, kadar glukosa darah

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a serious and chronic disease that occurs either when the
pancreas does not produce enough insulin (a hormone that regulates blood sugar),
or when the body can not effectively used the insulin produced. Paitan is one of
the plants that can be used antidiabetic agents. This research aimed to prove the
antidiabetic effect of paitanleaves infusion 10%.This research was purely
experimental research with randomized complete direct sampling design.
EighteenWistarrats were devided randomly into six treatment groups. Group I was
basal, group II was induced streptozotocin 40 mg/kg BW , group IIIwas given
glibenklamid 0.45 mg/kg BW, and group IV-VI were given paitanleaves infusion
10% dosed of 2000;1000 dan 500 mg/kgBW by orally. On days 0, 4, 7 and 14
blood glucose levels were measured using enzymatic methods.The results of this
research showed that paitanleaves infusion 10% had an antidiabetic activity.The
percentage of blood glucose level reduction bypaitanleaves infusion 10% from the
highest to the lowest respectively that is, dose 500 mg / kgBB (98.40%); 1000 mg
/ kgBW (98.14%); And dose of 2000 mg / kgBB (89.40%).
Keyword:paitan leaves, infusion, streptozotocin, blood glucose level.

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi baik
ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon yang mengatur
gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkan (WHO, 2016). Berbagai keluhan yang dapat ditemukan pada
penyandang diabetes adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan serta keluhan lain yaitu lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita (PERKENI, 2011).
Pada umumnya diabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu diabetes mellitus tipe
1 dan diabetes mellitus tipe 2.Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan kurangnya
produksi insulin didalam tubuh sehingga orang dengan penyakit diabetes mellitus
tipe 1 membutuhkan pemberian insulin harian untuk mengatur jumlah glukosa
didalam darah (WHO, 2016).Diabetes mellitus tipe 2 merupakan ketidakefektifan
tubuh dalam menggunakan insulin (WHO, 2016).Faktor genetik dan pengaruh
lingkungan yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe 2, antara lain
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan (Depkes,
2005).
Pada umumnya, pengobatan DM dibagi menjadi 2 yaitu

pemberian

insulin dan obat hipoglikemik oral (OHO) seperti glibenklamid. Namun, seiring
dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan dalam

berbagai aspek

kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan, membuat banyak masyarakat
beralih lebih memilih pengobatan secara tradisional karena dianggap lebih
menguntungkan dengan efek samping yang lebih kecil dan harga yang lebih
terjangkau dibandingkan obat-obat modern. Salah satu tumbuhan yang dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan DM yaitu tanaman paitan [Tithonia
diversifolia (Hemsl.) Gray].
Berdasarkan penelitian Olayinka, (2015) tanaman paitan memiliki
kandungan yaitu alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, flavonoid dan fenol yang
tersebar pada daun, batang dan akar.Komponen seperti alkaloid, saponin, tannin,
terpenoid, dan flavonoid secara signifikan menunjukkan hasil tertinggi
padabagian daun dibandingkan pada bagian batang dan akar, sedangkan fenol

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara signifikan menunjukan hasil tertinggi pada akar dibandingkan dengan daun
dan batang (Olayinka, 2015). Senyawa flavonoid dapat meningkatkan penggunaan
glukosa di jaringan perifer dan menghambat pengangkutan glukosa melewati
usus(Jadhav and Puchchakayala, 2011). Selain itu, flavonoid memiliki efek
antioksidan melalui kerjanya yang menghambat pembentukan reactive oxygen
species (ROS) dan memicu regenerasi sel β-pankreas (Thongsomdkk., 2013).
Senyawa yang terkandung pada daun paitan yang berfungsi sebagai antidiabetes
dapat diekstraksi menggunakan metode infusa dengan konsentrasi 10%.
Pemilihan metode infusa ini berdasarkan cara masyarakat yang sering
memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat dengan metode rebusan. Menurut
Amanatie (2015), flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol yang
memiliki banyak gugus –OH dengan adanya perbedaan keelektronegatifan yang
tinggi, sehingga sifatnya polar. Golongan senyawa ini mudah terekstrak dalam
pelarut aquades yang memiliki sifat polar karena adanya gugus hidroksil,
sehingga dapat terbentuk ikatan hidrogen.
Penelitian Miura dkk. (2005) menunjukkan bahwa ekstrak air daun paitan
(100, 500, 1500 mg/kg) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit
hiperglikemik setelah 7 jam pemberian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Prasetyo dkk. (2015) menunjukkan bahwa infusa daun paitan (250, 500, 750
mg/kg BB) yang dibandingkan dengan metformin dosis 63 mg/kg BB
menggunakan penginduksi aloksan dapat menurunkan kadar glukosa darah secara
bermakna setelah 7 hari pemberian. Dosis infusa daun paitan 10% yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 2000, 1000 dan 500 mg.kg BB dengan lama
pemmberian 9 hari setelah tikus dinyatakan mengalami diabetes. Penginduksi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah streptozotosin. Streptozotosin
merupakan analog dari glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel β pankreas
melalui transporter glukosa GLUT2 dan bersifat diabetogenik (Nugroho, 2006).
Menurut Manik dkk. (2017) streptozotosin lebih baik dan lebih disukai dalam
menginduksi diabetes mellitus tipe 2 dengan beberapa keuntungan jika
dibandingkan dengan alloksan, yaitu waktu paruh lebih lama, mempertahankan
kondisi hiperglikemia dengan durasi yang lebih lama dan lebih spesifik terhadap

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sel beta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antidiabetes
dan berapa persen aktivitas antidiabetes infusa daun paitan 10%,
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalama penelitian ini adalah seperangkat alat gelas
(beaker glass, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, corong, pipet tetes, pengaduk),
mortir dan stamper, spuit injeksi, spuit oral, pipa kapiler hematokrit, tabung
effendorf, tabung reaksi, mikropipet 100µL dan 1000µL, yellow tip, blue tip, panci
enamel, kain flannel, timbangan analitik, timbangan tikus, hot plate, sentrifuge,
vortex, Microvitalab-200, oven, mesin penyerbuk, ayakan dengan nomor mesh
40, gelas obyek, gelas penutup, mikroskop. Bahan yang digunakan adalah tikus
jantan galus Wistar, daun paitan, glibenklamid, reagen GOD-FS (Diasys), asam
sitrat, natrium sitrat, penginduksi streptozotosin (Nacalai Tesque, Japan),
aquadest, carboxymethyl cellulose (CMC) Na 0,5%, formalin, dan eter.
Penyiapan Daun paitan
Daun paitan didapatkan dari CV. Merapi Farma Herbal Yogyakartaypada
bulan Oktober 2016.Daun paitan yang telah didapatkan dicuci dengan air
mengalir kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 30-40˚C selama 2
hari. Daun paitan yang telah kering diserbuk dengan mesin penyerbuk kemudian
diayak dengan ayakan nomor mesh 40. Serbuk yang digunakan pada penelitian ini
adalah serbuk yang berada diantara ayakan nomor mesh 40.
Pembuatan Infusa Daun paitan
Serbuk daun paitan yang telah ditimbang sebanyak ±10 g, dimasukkan ke
dalam panci enamel dan dibasahi dengan pelarut aquades sebanyak dua kali bobot
serbuk daun paitan yang telah ditimbang yaitu 20 mL.serbuk dan aquades yang
telah dicampur didalam pancil enamel ditambahkan dengan pelarut aquades
sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan menggunakan penangas air selama 15
menit terhitung saat suhunya 90˚C. Hasil infusa disaring selagi panas
menggunakan kain flannel, untuk mendapatkan hasil perasan infusa 100 mL dapat
ditambahkan aquades melalui ampasnya hingga didapat 100 mL (Prasetyo dkk.,
2016).

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peringkat Dosis Infusa
Tiga peringkat dosis infusa daun paitan ditentukan berdasarkan
berdasarkan volume maksimal pemberian yaitu 2000, 1000 dan 500 mg/kg BB.
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and Health
Research Ethics Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada University.
Pada penelitian ini digunakan sebanyak 18 ekor tikus yang dibagi secara acak
kedalam 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor
tikus. Hewan uji kemudian diadaptasikan dengan lingkungan sekiar selama 3 hari.
Kelompok I (Basal) tidak diberi perlakuan apapun, kelompok II (Pankreotoksik)
diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara intraperitoneal dan tidak
diberi terapi, kelompok III (Kontrol positif) diinduksi dengan streptozotosin 40
mg/kg BB secara intraperitoneal dan diterapi dengan glibenklamid 0,45 mg/kg
BB, kelompok IV-VI diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara
intraperitoneal dan diterapi dengan infusa daun paitan dengan tiga peringkat dosis
yaitu 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB. Sebelum hewan uji diinduksi dan dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah, terlebih dahulu tikus dipuasakan selama 8-12
jam dengan tetap memberi minum.
Penetapan dan Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah tikus ditetapkan secara enzimatis dengan reagen
GOD-PAP Dyasis dan diukur dengan menggunakan mikrovitalab 200.Sampel
darah tikus diambil melalui plexus retro orbitalis pada mata kemudian disentrifuge
pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.Serum yang terbentuk diambil
sebanyak 10 µL dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 µL kemudian
divortex.Campuran tersebut didiamkan selama operating time 10 menit dan
serapannya dibaca dengan mikrovitalab 200.Kadar glukosa darah dinyatakan
dalam mg/dL. Pengukuran kadar glukosa darah tikus dilakukan pada hari ke 0, 4,
7, dan 14.
Persiapan dan Pembuatan Tikus Diabetes
Hewan percobaan diinduksi menjadi diabetes

dengan menggunakan

streptozotosin 40 mg/kg BB yang dilarutkan dalam buffer sitrat pH 5.5. Pada hari

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ke 1 tikus diinduksi dengan streptozotosin secara intraperitoneal. Pada hari ke 4
setelah penyuntikan kadar glukosa darah tikus kembali diukur dan tikus dikatakan
diabetes apabila kadar glukosa darah >200 mg/dL (Soviana dkk., 2014).
Analisis Data
Data kadar glukosa darah dihitung dengan menggunakan Mean±SD dan
persentase penurunan kadar glukosa darah dihitung menggunakan rumus :
% Penurunan hari ke-14 =

� � �

− −��

� � �







x 100%

(Fahri dkk., 2005)
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa semua kelompok
memiliki distribusi normal (p>0,05). Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan
menggunakan levene test untuk mengetahui apakah data mempunyai varian yang
sama atau tidak. Data mempunyai varian yang sama apabila p>0,05. Analisis
dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% dan jika
p0,05) jika

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dibandingkan dengan kontrol basal. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar
glukosa darah yang dihasilkan oleh infusa daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB
hampir mencapai kadar glukosa normal tikus pada kelompok basal dengan ratarata penurunan kadar glukosa darah yang dihasilkan dibawah 200 mg/dL.
Sedangkan pada kelompok infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan 1000 mg/kg
BB menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05) jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol positif yang diberikan glibenklamid. Hal ini
menunjukkan bahwa infusa daun paitan dosis 2000 dan 1000 mg/kg BB mampu
menurunkan kadar glukosa darah setara dengan kelompok yang diberikan
glibenklamid. Namun kadar glukosa darah yang dihasilkan belum mencapai kadar
glukosa normal jika dibandigkan dengan kelompk basal. Jika kelompok infusa
daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB dibandingkan dengan kontrol postif
glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB, menunjukkan hasil yang berbeda bermakna
(p0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar
glukosa darah yang antara tiga peringkat dosis infusa daun paitan 10% pada hari
ke-7 memiliki aktivitas yang sama. Sehingga berdasarkan hasil yang didapatkan
perlakuan masih dilanjutkan sampai hari ke-13 karena sebagian besar dari semua
kelompok memiliki rata-rata kadar glukosa darah masih >200 mg/dL, kemudian
kadar glukosa darah kembali diukur pada hari ke-14. Glibenklamid digunakan
sebagai kontrol positif karena glibenklamid merupakan salah satu obat pilihan
bagi penderita diabetes mellitus tipe 2. Glibenklamid merupakan obat golongan
sulfonilurea generasi kedua yang bekerja dengan merangsang sel beta pankreas
untuk melepaskan insulin yang tersimpan sehingga bermanfaat pada pasien yang
masih masih mampu mensekresi insulin (Sudoyo, 2009). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Tokan (2014), pada kelompok kontrol negatif yang diberikan
CMC Na 0,5% memiliki kadar glukosa darah yang tidak berbeda bermakna
dengan kontrol basal serta tidak mengalami perubahan patologi sel islet

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

langerhans secara struktural dengan persentase kerusakan sebesar 0%. Hal
tersebut membuktikan bahwa CMC Na 0.5% sebagai pelarut glibenklamid yang
digunakan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi kadar glukosa darah pada
tikus.
Tabel III. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14
Kelompok I

II

III

IV

V

VI

I

-

BB

BTB

BB

BTB

BTB

II

BB

-

BB

BTB

BB

BB

III

BTB

BB

-

BB

BTB

BTB

IV

BB

BTB

BB

-

BB

BB

V

BTB

BB

BTB

BB

-

BTB

VI

BTB

BB

BTB

BB

BTB

-

Keterangan :
BB
= Berbeda Bermakna (p0,05)
Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-14 kelompok
kontrol basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10% 2000, 1000, dan 500

mg/kg BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu 95,00 

10,15; 146,33  20,82; 102,00  7,94; 137,33 ± 8,69; 83,33 ± 20,21; 100,67 ±

21,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada kelompok
basal tetap pada batas normal sedangkan pada kelompok kontrol pankreotoksik
kadar glukosa darah mengalami penurunan sampai hari ke-14 yang seharusnya
tidak terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Hal ini mungkin disebabkan
karena kerusakan sel β pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin
tidak rusak secara permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang
mengandung sel β prekusor mengalami regenerasi (Tokan, 2014). Sel yang tidak
terpengaruh oleh streptozotosin sebagai penginduksi nekrosis, akan menunjukkan
terjadinya peningkatan mitosis, apoptosis dan hipertrofi. Hipertrofi diduga
berhubungan dengan peningkatan massa sel β yang mengalami kematian sel dan
hal ini merupakan mekanisme regulasi yang berkaitan dengan angka mitosis,

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sehingga dapat mempertahankan jumlah sel islet yang cukup. Bahkan beberapa
penelitian menunjukkan adanya transdiferensiasi atau perubahan dari sel non β
menjadi sel penghasil insulin (Damasceno dkk., 2014). Berdasarkan hasil uji LSD
kadar glukosa darah pada hari ke-14 kelompok kontrol positif, infusa daun paitan
dosis 1000 dan 500 mg/kgBB menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna
(p>0,05) jikadibandingkan dengan kelompok basal. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian glibenklamid dan infusa daun paitan 10% dosis 1000 dan 500
mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang terinduksi
streptozotosin. Penurunan kadar glukosa yang dihasilkan sebanding dengan kadar
glukosa normal tikus pada kelompok basal. Sedangkan pada kelompok infusa
daun paintan dosis 2000 mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna
(p