Efek hepatoprotektif infusa daun Macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi parasetamol - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN

EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN

EFEK HEPATOPROTEKTIF INFUSA DAUN

  

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

TERINDUKSI PARASETAMOL

SKRIPSI

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  Andreas Arry Mahendra NIM : 078114068

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

TERINDUKSI PARASETAMOL

SKRIPSI

  Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Andreas Arry Mahendra NIM : 078114068

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  

Macaranga tanarius L. PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

TERINDUKSI PARASETAMOL

SKRIPSI

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  Andreas Arry Mahendra NIM : 078114068

  Program Studi Farmasi Oleh :

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN Kemarin sudah berlalu, hari esok belum datang, hanya hari ini yang menjanjikan sukses bagi orang yang mau dan mampu mengaktualisasikan dirinya dengan totalitas”

  Karya kecil ini aku persembahkan untuk: Yesus Penerangku karena Engkau adalah sumber kekuatanku

Bapak, Ibu,mbak Heni tercinta atas kasih sayang, dukungan dan doa

Sahabatku semua

  Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Efek

  

Hepatoprotektif Infusa Daun Macaranga tanarius L. pada Tikus Jantan Galur

Wistar Terinduksi Parasetamol” ini.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini atas segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberi motivasi, dan memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

  3. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  4. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  5. Mas Parjiman, Mas Heru dan Mas Kayat selaku laboran bagian farmakologi serta Mas Wagiran, selaku laboran farmakognosi fitokimia, atas segala bantuan dan dinamika selama di laboratorium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Rekan-rekan penelitian tim macaranga, Aryanti Prima Andini, Elisa Eka Adrianto, Ari Widya Nugraha, Dina Wulandari, atas bantuan, kerjasama, perjuangan dan suka duka yang telah kita alami bersama selama penelitian.

  7. Teman-teman tim kerja kelompok, Bimo Tiar Nugroho, Hendrika Toi Doja, Agustina Nila, Maria Ratri Damarini atas kesabaran, kekompakan, dan dukungannya selama ini.

  8. Teman-teman angkatan 2007 kelas B serta teman-teman kelas FKK A angkatan 2007 atas kebersamaan kita.

  9. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan demi kemajuan di masa yang akan datang.

  Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik mahasiswa, lingkungan akademis, masyarakat serta memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian.

  Yogyakarta, 14 Desember 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………........ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...... ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….......... iii HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………...... iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………....... vi PRAKATA…………………………………………………………………....... vii DAFTAR ISI………………………………………………………………........ ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………........ xii DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………. ................... xiv

  INTISARI……………………………………………………………............... xv ABSTRACT……………………………………………………………….......... xvi BAB I. PENGANTAR……………………………………………......................

  1 A. Latar Belakang…………………………………………..………………....

  1 1. Perumusan masalah.......…………………………………......……….......

  3 2. Keaslian penelitian…………………………………………….......……...

  3 3. Manfaat penelitian…………………………………………………..…...

  4 B. Tujuan Penelitian...............................................................................................

  4 BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA....................................................................

  5 A. Tanaman Macaranga tanarius L. ........................................................................ 5

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Sinonim…………........................................................................................ 5

  2. Nama daerah... .............................................................................................. 5

  3. Taksonomi………..……………………..………………………................. 5

  4. Penyebaran …………………………. ………………………………….... 6 5. Morfologi …………………………. …………………………………....

  6

  6. Kandungan …………………………. ………………………………….... 6 7. Khasiat dan kegunaan ……………………………………………...........

  8 B. HATI .................................................................................................................. 8

  1. Anatomi fisiologi hati……………………………………………………... 8

  2. Kerusakan sel-sel hati……………………………………………………... 10

  3. Hepatotoksin………………………………………………………………. 13

  4. ALT dan AST……………………………………………………………... 13

  C. Parasetamol ........................................................................................................ 14

  D. Infusa ................................................................................................................. 17

  1. Definisi…………….……..…………………………………………….….. 17

  2. Pembuatan………………………………………………………………….. 17

  E. Landasan Teori..................................................................................................... 17 K. Hipotesis .............................................................................................................. 18

  BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 19 A. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................... 19 B. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................................... 19 C. Bahan Penelitian................................................................................................... 20

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Alat Penelitian………………………………………………………………...

  22 E. Tata Cara Penelitian ............................................................................................. 23

  F. Tata Cara Analisis Hasil ....................................................................................... 26

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 28 A. Penyiapan Bahan.................................................................................................. 28 B. Uji Pendahuluan................................................................................................... 29 C. Hasil uji Hepatoprotektif Infusa Daun M. tanarius……...................................... 35 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 47 A. Kesimpulan.......................................................................................................... 47 B. Saran.................................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 48 LAMPIRAN............................................................................................................ 51 BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................

  69

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Tabel I Rata-rata aktivitas ALT-serum tikus akibat perlakuan parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada orientasi waktu pencuplikan darah....................

  30 Tabel II Hasil uji Scheffe aktivitas ALT-serum aktivitas ALT-serum tikus akibat perlakuan parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada orientasi waktu pencuplikan darah…………………………………................................ 31

  Tabel III Rata-rata aktivitas AST-serum tikus akibat perlakuan parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada orientasi waktu pencuplikan darah........................................................................................................

  31 Tabel IV Hasil uji Scheffe aktivitas ALT-serum aktivitas ALT-serum tikus akibat perlakuan parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada orientasi waktu pencuplikan darah.................................................................................... 32 Tabel V Pengaruh praperlakuan jangka panjang pemberian infusa daun M.

  tanarius terhadap hepatotoksisitas parasetamol dilihat dari aktivitas

  ALT-serum ……………………………………...................................... 35 Tabel VI Pengaruh praperlakuan jangka panjang pemberian infusa daun M.

  tanarius terhadap hepatotoksisitas parasetamol dilihat dari aktivitas

  AST-serum ……………………………………...................................... 36

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Struktur senyawa yang terdapat dalam daun

  M.tanarius……………….................................................................... 7

  Gambar 2. Struktur mikroskopik hati……............................................................. 9 Gambar 3. Struktur parasetamol…....................................................................... 14 Gambar 4. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi parasetamol oleh sitokrom

  P450...................................................................................................... 16 Gambar 5. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum tikus akibat perlakuan parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada orientasi waktu pencuplikan darah.

  .............................................................................................................. 30 Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum tikus akibat perlakuan parasetamol dosis 2,5 g/kgBB pada orientasi waktu pencuplikan darah.

  ………………………………………………………………………. 32 Gambar 7. Diagram batang rata-rata pengaruh praperlakuan jangka panjang pemberian infusa daun M. tanarius terhadap hepatotoksisitas parasetamol dilihat dari aktivitas ALT-serum.......................................................... 36

  Gambar 8. Diagram batang rata-rata pengaruh praperlakuan jangka panjang pemberian infusa daun M. tanarius terhadap hepatotoksisitas parasetamol dilihat dari aktivitas AST-serum......................................................... 37

  Gambar 9. Perpindahan elektron oleh karena protonasi pada ikatan

  α-β unsaturated

  pada senyawa macarangiosida A.......................................................... 46

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Foto daun M. tanarius...........................................................................51 Lampiran 2. Foto infusa daun M. tanarius……........................................................ 51 Lampiran 3. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksik parasetamol............................................................ 52 Lampiran 4. Analisis statistik aktivitas serum AST pada uji pendahuluan penentuan dosis hepatotoksik parasetamol………………..................................... 55 Lampiran 5. Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan infusa daun M. tanarius setelah induksi parasetamol dosis 2,5 g/kgBB.................................... 58 Lampiran 6. Analisis statistik aktivitas serum AST perlakuan infusa daun M. tanarius setelah induksi parasetamol dosis 2,5 g/kgBB...................................... 62 Lampiran 7. Perhitungan efek hepatoprotektif…………………...........................

  65 Lampiran 8. Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa daun M. tanarius pada kelompok perlakuan...............................................................……….... 66 Lampiran 9. Perhitungan konversi dosis untuk manusia…….................................... 66 Lampiran 10. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius..................................... 67 Lampiran 11. Surat pengesahan determinasi tanaman M. tanarius………….…….. 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Penelitian efek hepatoprotektif infusa daun Macaranga tanarius (L.) pada tikus jantan terinduksi parasetamol dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti ilmiah tentang efek hepatoprotektif dari infusa daun M. tanarius akibat perlakuan hepatotoksin parasetamol.

  Penelitian ini termasuk eksperimental murni rancangan acak lengkap pola searah menggunakan 30 ekor tikus putih jantan galur Wistar. Tikus yang ada kemudian dibagi sama banyak ke dalam enam kelompok. Tikus kelompok I diberi aquadest dosis 10 g/kgBB selama 6 hari berturut-turut sebagai kontrol negatif. Tikus kelompok II diberi Parasetamol dosis 2,5 g/kgBB sebagai kontrol hepatotoksik parasetamol. Tikus kelompok III diberi infusa daun M. tanarius dosis 10 g/kgBB selama 6 hari beturut- turut sebagai kontrol negatif infusa daun M. tanarius. Tikus kelompok IV sampai VI diberi infusa daun M. tanarius berturut-turut dengan dosis 10 g/kgBB; 5 g/kgBB; 2,5 g/kgBB selama 6 hari berturut-turut dan pada hari ke-7 diberi parasetamol dosis 2,5 g/kgBB, kemudian pada kelompok I hingga VI setelah 48 jam diambil darahnya dari sinus obitalis untuk ditetapkan aktivitas serum ALT dan AST.

  Berdasarkan hasil penelitian dari data ALT serum yang diperoleh, dari tatacara analisis hasil yang ditetapkan, infusa daun M. tanarius memberikan efek hepatoprotektif pada dosis 10 g/kgBB; 5 g/kgBB; 2,5 g/kgBB secara berturut-turut sebesar 63,6%, 82,2%, dan 26,3%.

  Kata kunci: efek hepatoprotektif, parasetamol, infusa Macaranga tanarius

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  The research of hepatoprotective effect of aqueous extract from Macaranga

  

tanarius L. leaf on male wistar strain rats induced paracetamol has been done in order

  to find scientific evidence of the hepatoprotective effect of M. tanarius leaf induced 2.5 g/kgBB doses of paracetamol.

  This research is included to experimental study with one way-complete-random design using 30 male wistar strain rats. The rats were divided into six groups. Rats in group I were given 10 g/kgBB doses of aquadest continually in 6 days as a negative control. Group II rats were given 2.5 g/kgBB doses of Paracetamol as a hepatotoxic control. Group III rats were given 10 g/kgBB doses of M. tanarius leaf’s aqueous extract in 6 days as a negative control of M. tanarius leaf’s aqueous extract. In group

  IV, V and VI, the rats were given 10 g/kgBB; 5 g/kgBB; 2.5 g/kgBB doses of M.

  th

tanarius leaf’s aqueous extract continually in 6 days and on the 7 day, the rats were

  given 2.5 g/kgBB doses of paracetamol. Then, the blood of the rats on group I up to group VI were taken from sinus obitalis to measure the ALT and AST serum activities.

  Based on the result of the data of ALT serum taken, and oneway ANOVA test which is followed by Scheffe test, M. tanarius leaf’s aqueous extract has given hepatoprotective effect on 10 g/kgBB; 5 g/kgBB; 2.5 g/kgBB doses continually as big as 63.6%, 82.2%, and 26.3%.

  Keywords: hepatoprotective effect, paracetamol, Macaranga tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Hati merupakan organ dengan peranan yang penting dalam

  mempertahankan hidup dan dalam hampir setiap metabolisme dalam tubuh (Price dan Wilson, 2005). Apabila terjadi kerusakan pada hati manusia, tentu saja akan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia tersebut.

  Penyebab utama munculnya penyakit hati adalah karena induksi obat, infeksi virus dan reaksi imunologi (Williamson, David, dan Fred, 1996). Di Indonesia penelitian obat baru untuk masalah kerusakan hati belum banyak dilakukan, sehingga perlu dicari alternatif obat baru yang berasal dari sumber daya alam hayati. Macaranga tanarius L. (M. tanarius) merupakan tanaman asli Indonesia dan dapat dikembangkan di daerah tropis di seluruh dunia (Starr, Kim, dan Lloyd, 2003). Berdasarkan hasil penelitian dari Matsunami, Takamori, Shinzato, Aramoto, Kondo, Otsuka, dkk. (2006), M. tanarius dilaporkan memiliki beberapa kandungan glikosida yaitu macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, macarangiosida D, dan malofenol B. Macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, dan malofenol B menunjukkan aktivitas penangkapan radikal terhadap DPPH. Penelitian terbaru dari Matsunami, Otsuka, Kondo, Shinzato, Kawahata, Yamaguchi, dkk, (2009) melaporkan kandungan lignan glukosida yang diisolasi dari ekstrak metanol daun M. tanarius mempunyai aktivitas antioksidan terhadap penangkapan DPPH. Phommart, Pakawadee, Nitirat, Somsak, dan Somyote (2005) menyebutkan bahwa dalam daun M.

  2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tanarius terdapat

  tanariflavanon C, dan tanariflavanon D, nymphaeol A,

  

nymphaeol B, nymphaeol C, yang sudah terbukti sebagai senyawa antioksidan

  dalam menghambat radikal DPPH dan sebagai agen antiinflamasi pada uji siklooksigenase-2.

  Parasetamol merupakan obat analgesik yang dikenal di masyarakat sebagai obat yang paling aman. Parasetamol sangat dikenal di masyarakat karena adanya catatan yang menyebutkan bahwa parasetamol merupakan obat yang lebih aman dari aspirin. Sekarang ini, parasetamol dipertimbangkan sebagai obat analgesik yang paling aman diantara semua analgesik yang ada (Madan, 1977). Akan tetapi, bila parasetamol diberikan dalam jumlah melebihi dosis terapeutik parasetamol diubah dalam tubuh menjadi NAPQI, suatu metabolit parasetamol yang bersifat toksik. Munculnya NAPQI akan merangsang terjadinya kerusakan pada hati (Forrest, 2006). Karena sifatnya yang dapat merusak hati pada penggunaan yang berlebihan maka parasetamol digunakan sebagai senyawa model untuk menggambarkan bagaimana kerusakan hati yang terjadi pada penelitian ini.

  Adanya kandungan M. tanarius sebagai senyawa antioksidan baik dari ekstrak metanol dan ekstrak n-heksan dan kloroform, menunjukkan kandungan

  

M. tanarius berpotensi untuk menghambat oksidasi parasetamol menjadi NAPQI

  oleh enzim sitokrom P450. Oleh karena itu, penelitian efek hepatoprotektif dari tanaman M. tanarius terhadap tikus jantan terinduksi parasetamol akan sangat menarik untuk dilakukan.

  3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pada penelitian ini digunakan bentuk sediaan infusa karena pada penelitian Matsunami dkk, (2006) dilaporkan bahwa senyawa antioksidan dari daun M. tanarius dapat diperoleh dari ektrak metanol yang merupakan pelarut polar. Oleh karena itu, diharapkan dengan menggunakan air sebagai pelarut infusa, diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan pula. Selain alasan di atas, proses pembuatan infusa yang relatif cepat dan sederhana menjadi dasar pemilihan sediaan infusa.

  1. Perumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut muncul permasalahan sebagai berikut:

  a. Apakah pemberian infusa daun M. tanarius dapat memberi efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol? b. Berapakah dosis pemberian infusa daun M. tanarius yang dapat menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol?

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian yang menggunakan M. tanarius pernah dilakukan oleh Phommart dkk, (2005) dan Matsunami dkk, (2006, 2009). Phommart dkk, (2005) melaporkan kandungan tanaman M. tanarius berupa tanariflavanon B, tanariflavanon C, tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C,

  

blumenol A dan blumenol B. Matsunami dkk, (2006, 2009) melaporkan adanya

  macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, dan malofenol B yang mempunyai aktivitas antioksidan pada tanaman M. tanarius.

  4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian ini berbeda dengan penelitian- penelitian sebelumnya karena penelitian ini melihat aspek lain, yakni kemampuan infusa daun M. tanarius dalam menurunkan aktivitas serum Alanine

  

Aminotransferase (ALT) dan serum Aspatartate Aminotransferase (AST) pada

kerusakan hati tikus jantan yang terinduksi parasetamol.

3. Manfaat penelitian

  a. Manfaat teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang kefarmasian tentang efek hepatoprotektif infusa daun M. tanarius dengan mekanisme penurunan serum ALT dan AST.

  b. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang alternatif obat hepatitis baru bagi masyarakat.

B. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Membuktikan bahwa pemberian infusa daun M. tanarius dapat menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

  2. Mengetahui berapa dosis pemberian infusa daun M. tanarius yang dapat menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan terinduksi parasetamol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Tanaman Macaranga tanarius L.

  Sub-classis

  : Macaranga tanarius L. (Anonim, 2010).

  Genus : Macaranga Spesies

  : Euphorbiaceae

  Ordo : Euphorbiales Familia

  : Rosidae

  1. Sinonim Ricinus tanarius L. (Wagner, Herbst, dan Sohmer, 1999), Macaranga

molliuscula Kurz, Macaranga tomentosa Druce, Mappa tanarius Blume (World

  Agroforestry Centre, 2002).

  Sub-Divisi : Magnoliophyta Classis

  : Spermatophyta

  Subkingdom : Tracheobionta Divisio

  : Plantae

  3. Taksonomi Kingdom

  2. Nama daerah Pohon senu, mara, tutup merah, sapat (Anonim, 2010).

  : Magnoliopsida

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Penyebaran M. tanarius tersebar di hampir seluruh daerah tropis di dunia, antara

  lain: Australia, Brunei, Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Papua Nugini, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Vietnam (World Agroforestry Centre, 2002).

  5. Morfologi

  Tanaman pohon dengan tinggi sekitar 4-20 m, daun berwarna hijau dengan bentuk jantung dan pangkal daun berbentuk bulat, panjang petiole 6- 25 cm, kelopak bunga berwarna hijau hingga hijau kekuningan, kepala sari berbentuk tetrahecal, tangkai putik berukuran 5-8 mm, kapsul 2-3 ruang dengan diameter 10-12 mm, ditutupi dengan kelenjar lilin yang halus (Wagner dkk., 1999).

  6. Kandungan

  Dari daun M. tanarius dilaporkan dan diidentifikasi bahwa ditemukan tiga kandungan senyawa baru yaitu tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D bersama dengan tujuh kandungan yang telah diketahui yaitu nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanone B,

  blumenol A (vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol, dan annuionone

  (Phommart dkk., 2005). Pada penelitian Matsunami dkk., (2006, 2009) dilaporkan bahwa dalam daun M. tanarius terdapat macarangiosida A, macarangiosida B, macarangiosida C, macarangiosida D, dan malofenol B, laurosida E, metil brevifolin karboksilat, dan larutan hiperin dan isokuercitin.

  7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Sturktur senyawa yang terdapat dalam daun M. tanarius dapat dilihat pada gambar 1.

  Tanariflavanon C Tanariflavanon D

  Nymphaeol A Nymphaeol B Nymphaeol C Malofenol B

  Macarangiosida A Macarangiosida B Macarangiosida C Macarangiosida D

  Gambar 1. Struktur senyawa dalam daun M. tanarius (Phommart dkk., 2005) dan (Matsunami dkk., 2006).

  8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Khasiat dan kegunaan

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Phommart dkk., (2005), dekok akar M. tanarius sudah digunakan di Thailand sebagai antipiretik dan antitusif, akar kering digunakan sebagai agen emetik, dan daun segarnya dapat digunakan sebagai antiinflamasi.

B. Hati

1. Anatomi fisiologi hati

  Hati merupakan kelenjar terbesar dan salah satu yang terumit dalam tubuh manusia dengan berat rata-rata sekitar 1500 g atau sekitar 2% dari berat badan orang dewasa normal. Bentuk hati menyesuaikan struktur di sekitarnya. Bagian atas hati berbentuk cembung dan terletak di bagian kanan bawah diafragma dan sebagian di sebelah kiri bawah. Bagian bawah hati berbentuk cekung dan melindungi pankreas, ginjal kanan, lambung, dan usus (Price dan Wilson, 2005).

  Hati dibagi menjadi dua lobus, yakni lobus kanan dan lobus kiri. Lobus kanan dibagi menjadi bagian superior dan posterior oleh fisura segmentalis yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi oleh ligamentum falsiformis menjadi segmen medial dan lateral. Setiap lobus pada hati dibagi menjadi struktur-struktur yang disebut dengan lobulus. Lobulus pada hati manusia berjumlah sekitar 100.000. Lobulus berbentuk heksagonal terdiri dari lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan-lempengan sel hati terdapat sinusoid, yakni kapiler-kapiler cabang

  9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  vena porta dan arteria hepatika. Sebagai pembatas sinusoid terdapat sel Kupffer, yaitu sel yang berfungsi menelan bakteri dan benda asing dalam darah (Price dan Wilson, 2005). Gambaran dari bagian-bagian hati dapat dilihat pada gambar 2.

  Central vein Bile canaliculus Space of Disse (lymphatic drainage)

  Liver cell plates Sinusoid draining to central vein Bile ductule

  Kupffer cell Branch of hepatic artery Branch of portal vein Bile canaliculus

  

Gambar 2. Struktur mikroskopik hati (Chandrasoma dan Taylor, 1995)

  Darah masuk ke hati dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta

  

hepatica dan dari aorta melalui arteria hepatica. Darah dari vena yang masuk ke

  hati berkisar duapertiga dan darah yang berasal dari arteri berkisar sepertiga dari jumlah seluruh darah yang masuk ke hati. Jumlah total darah yang masuk ke hati setiap menitnya kurang lebih 1500 mL (Price dan Wilson, 2005).

  Hati mempunyai peranan yang penting dalam mempertahankan hidup, penting pula dalam hampir setiap metabolisme dalam tubuh dan bertanggung

  10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  jawab dalam 500 aktivitas yang berbeda. Fungsi utama dari hati adalah untuk membentuk dan mengekresi empedu. Selain itu hati berfungsi untuk metabolisme protein, lemak dan karbohidrat. Fungsi metabolisme lainnya adalah untuk penyimpanan vitamin, besi, dan tembaga, konjugasi dan eksresi steroid adrenal, dan detoksifikasi beberapa senyawa eksogen dan endogen. Di hati, fungsi detoksifikasi dilakukan oleh enzim hati dengan cara oksidasi, hidrolisis, reduksi, atau konjugasi senyawa-senyawa berhaya bagi tubuh kemudian mengubahnya menjadi bentuk yang tidak aktif (Price dan Wilson, 2005).

  Peran penting hati dalam eliminasi obat adalah dengan memetabolisme obat induk dan merubahnya menjadi senyawa metabolit. Kapasitas dari hati untuk mengubah obat induk menjadi metabolit sangat dipengaruhi oleh aktivitas enzim pemetabolisme yang terdapat pada retikulum endoplasma halus dan sitosol pada hepatosit, jumlah protein pengikat obat di dalam darah yang akan mempengaruhi jumlah obat bebas yang tersedia untuk kemudian dibawa ke hepatosit, dan aliran darah di hati yang membawa obat ke hepatosit (DiPiro, Robert, Gary, Gary, Barbara, Michael, 2008).

2. Kerusakan sel-sel hati

  Kerusakan sel hati dibagi menjadi dua, yakni:

  a) Kerusakan sel hati akut Kerusakan sel hati akut dapat terjadi karena adanya nekrosis besar pada hati.

  Penyebabnya bisa dikarenakan infeksi viral, obat-obat yang merusak hati, maupun induksi senyawa kimia. Kerusakan sel hati akut ditandai dengan adanya penyakit kuning, hipoglikemia, gangguan elektrolit dan asam-basa (paling berbahaya

  11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  adalah hipokalemia), enselophati hati, sindrom hepatorenal, dan kenaikan serum enzim (ALT, LDH, AST) pada kasus terjadinya nekrosis hati (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

  b) Kerusakan sel hati kronik Kerusakan sel hati kronik biasanya merupakan hasil dari sirosis yang merupakan tahap lanjut dari nekrosis, fibrosis, dan regenerasi nodular. Efek dari kerusakan sel hati kronik dapat digambarkan sebagai berikut:

  (1) penurunan sintesis albumin yang menyebabkan nilai serum albumin yang rendah dan edema.

  (2) penurunan jumlah protombin dan faktor VII, IX, dan X yang menyebabkan terjadinya perdarahan.

  (3) hipertensi portal, yakni kenaikan tekanan darah pada vena porta di atas batas normal. Hipertensi porta dapat terjadi karena gangguan aliran darah dari sistem porta. (4) enselophati hati dapat terjadi jika darah yang mengalir dari vena porta tidak melalui saluran yang seharusnya dan tidak melalui detoksifikasi hati. (5) sindrom hepatorenal, yakni terjadinya gagal ginjal pada orang yang memiliki penyakit di hati.

  (6) perubahan sistem endokrin karena terjadi penyimpangan metabolisme dari hormon-hormon tertentu (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

  12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan manifestasi klinis yang terjadi dan pola spesifik pada histopatologi, kerusakan sel hati dapat dibagi lebih lanjut menjadi: a) nekrosis sentrolobuler

  Sering terjadi pada induksi obat hepatotoksik yang bergantung pada dosis. Nekrosis sentrolobuler biasanya terjadi karena produksi metabolit beracun dari suatu senyawa. Kerusakan yang terjadi menyebar ke luar mulai dari tengah lobus.

  b) steatonecrosis Merupakan suatu kerusakan sel hati akut yang ditandai dengan penumpukan lemak pada sel-sel hati. Obat-obat dapat menyebabkan terjadinya

  

steatonecrosis dengan cara mempengaruhi proses oksidasi asam lemak di dalam

mitokondria.

  c) phospholipidosis Merupakan akumulasi dari phospholipid sebagai pengganti asam lemak. fosfolipid biasanya menelan badan lisosom dari sel hati.

  d) nekrosis hepatoselular tergeneralisasi Nekrosis hepatoselular tergeneralisasi hampir mirip dengan terjadinya perubahan karena adanya infeksi hati oleh virus yang umum. Waktu terjadinya gejala biasanya terjadi setelah satu minggu atau lebih setelah pemejanan zat beracun (DiPiro dkk., 2008).

  13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Hepatotoksin

  Obat dan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati dibedakan menjadi dua, yaitu: a. hepatotoksin teramalkan (tipe A).

  Merupakan obat atau senyawa yang bila diberikan dapat mempengaruhi sebagian besar orang yang menelan senyawa tersebut dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan efek toksik. Hepatotoksin teramalkan bergantung kepada dosis pemberian. Contoh dari obat-obat tipe ini adalah Parasetamol, salisilat, tetrasiklin (Forrest, 2006).

  b. hepatotoksin tak teramalkan (tipe B).

  Merupakan obat atau senyawa yang tidak bersifat toksik pada hati tetapi jika diberikan kepada orang tertentu akan dapat menimbulkan efek toksik.

  Hepatotoksin jenis ini tidak bergantung pada dosis pemberian. Frekuensi terjadinya sangat jarang, hanya terjadi pada 1 : 1000 orang. Contoh obat-obat yang tipe ini adalah isoniazid, halothane, dan chlorpromazine (Forrest, 2006).

  4. ALT dan AST

  Kerusakan sel-sel hati dapat dilihat dari peningkatan serum aminotransferase secara signifikan yang mendahului terjadinya kenaikan jumlah bilirubin total dan alkaline phospatase. Kebanyakan dari kerusakan hati dapat terjadi satu tahun setelah pemaparan agen hepatotoksik (DiPiro dkk., 2008).

  Saat terjadi nekrosis pada hepatosit, kebocoran pada associated plasma

  

membrane dapat dideteksi secara biokimia dengan cara menganalisa plasma atau

  serum untuk melihat enzim turunan sitosol yakni, lactate dehydrogenase (LDH),

  14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  alanine aminotransferase (ALT atau SGPT), aspartate aminotransferase (AST atau SGOT) (Casarett dan Doull, 1996). Beberapa enzim lain yang dapat digunakan sebagai penanda untuk mengetahui adanya kerusakan hati adalah enzim-enzim golongan hidrogenase seperti laktat dehidrogenase, glutamate dehidrogenase, isositrat dehidrogenase, dan malat dehidrogenase. Enzim-enzim tersebut jarang digunakan untuk mendeteksi kerusakan hati dan kurang sensitif dibandingkan kombinasi AST dan ALT (Hodgson dan Levi 2000). Enzim ALT lebih spesifik untuk organ hati karena proporsinya paling banyak berada pada organ ini dibanding organ tubuh lainnya (Edem dan Akpanabiatu, 2006).

  

C. Parasetamol

Gambar 3. Struktur Parasetamol (Anonim, 1995).

  Parasetamol merupakan serbuk hablur, berwarna putih, tidak berbau dan rasanya sedikit pahit (Anonim, 1995). Struktur parasetamol dapat dilihat pada gambar 3.

  15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Parasetamol merupakan obat analgesik yang dikenal di masyarakat sebagai obat yang paling aman. Parasetamol sangat dikenal di masyarakat karena adanya catatan yang menyebutkan bahwa parasetamol merupakan obat yang lebih aman dari aspirin. Sekarang ini, parasetamol dipertimbangkan sebagai obat analgesik yang paling aman diantara semua analgesik yang ada (Madan, 1977).

  Penggunaan parasetamol pada dosis terapeutik secara umum sangat aman, tetapi pada penggunaan yang overdosis, akan sangat beresiko terjadi hepatotoksisitas. Pada dosis terapeutik, parasetamol dimetabolisme dengan cara konjugasi menjadi senyawa dengan kandungan glukoronida dan sulfat yang kemudian dikeluarkan melalui urin. Sebagian kecil (5-10%) parasetamol dioksidasi oleh mixed-function enzymes menjadi metabolit yang sangat reaktif yakni N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI). Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menyebabkan nekrosis sentrolobuler dan bahkan kegagalan hati baik pada manusia maupun hewan uji (Gujral, Tamara, Anwar, Mary, dan Hartmut , 2002). Pada keadaan overdosis, jalur konjugasi akan jenuh dan jumlah parasetamol yang dioksidasi menjadi semakin banyak. Hasilnya glutathione (GSH) simpanan di hati menjadi semakin habis dan hati menjadi tidak dapat menonaktifkan NAPQI. Jumlah NAPQI yang berlebihan dapat berikatan kovalen dengan sel hati yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis (Forrest, 2006). Berikut akan digambarkan mekanisme biotransformasi dan oksidasi parasetamol oleh sitokrom P450:

  16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Gambar 4. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi parasetamol oleh

  sitokrom P450 (Lee, 1995) Dengan adanya ikatan kovalen antara NAPQI dengan protein sel, akan meningkatkan pembentukan reactive oxygen spesies dan reactive nitrogen spesies seperti anion superoksida, radikal hidroksil, hidrogen peroksida, nitric oxide serta

  

peroxynitrite. Tingkat reactive oxygen spesies dan reactive nitrogen spesies yang

  berlebihan dapat menyerang molekul biologi seperti DNA, protein, fosfolipid, yang dapat memicu terjadinya lipid peroksidasi, nitrasi tirosin, dan penurunan jumlah enzim-enzim antioksidan (superoksida dismutase, catalase, dan glutation peroksidase) yang akhirnya berujung pada tekanan oksidasi (oxidative stress) (Hinson, Bucci, Irwin, Michael, dan Mayeux, 2002).

  17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Infusa

  1. Definisi

  Infusa didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit (Anonim, 1995).

  2. Pembuatan

  Infusa dapat dibuat dengan cara mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil berkali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki (Anonim, 1995).