Efek antidiabetes infusa daun paitan (Tithonia diversifolia) 8% terhadap tikus putih jantan galur wistar terinduksi streptozotosin

(1)

EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversiolia) 8% TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI

STREPTOZOTOSIN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Srudi Farmasi

Oleh :

Ajeng Dwi Kartika Sari NIM : 138114074

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya

.

- Ibrani 13:8

That some achieve great success, is proof to all that others can achieve it as well

- Abraham Lincoln -

Optimism is the faith that leads to achievement. Nothing can be done without hope and confidence

- Hellen Keller -

Karya ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing, menyertaiku

Orang tua dan kakak yang selalu memberi dukungan doa dan

semangat

Sahabat dan teman-teman seperjuangan

Dan almamater tercintaku, Sanata Dharma


(6)

vi PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Efek Antidiabetik Infusa Daun Paitan (Tithonia diversifolia) 8% Terhadap Tikus Putih Galur Wistar Jantan Terinduksi Streptozotosin” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayanti, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian ini.

2. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pelaksanaan penelitian, saran dan kritik dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen penguji yang telah mendukung terlaksananya penelitian dan penyusunan skripsi ini serta selalu memberikan saran serta arahan yang berharga bagi penulis.

4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah mendukung terlaksananya penelitian dan penyusunan skripsi ini serta selalu memberikan saran serta arahan yang berharga bagi penulis.

5. Bapak F. Dika Octa Riswanto. M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa membimbing dari awal hingga akhir dan terus memberika semangat dan motivasi.

6. Segenap dosen dan seluruh staff Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses pembelajaran selama perkuliahan dari awal hingga akhir.

7. Mas Dwi, Mas Sarwanto dan Mas Narto yang tidak pernah mengeluh dan sabar dalam membantu dalam membuat surat, memberikan informasi akademik selama proses perkuliahan, proses penyusunan proposal penelitian skripsi dan bahkan sampai akhir penulis menyelesaikan skripsi.


(7)

vii

8. Bapak Heru Purwanto selaku laboran laboratorium Biofarmasetika, Bapak Kayat selaku laboran laboratorium Anatomi Fisiologi-Biokimia, Bapak Wagiran selaku laboran laboratorium Farmakognosi Fitokimia, dan Mas Sigit selaku penanggung jawab kebun Herbal dan seluruh laboran Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu proses pembelajaran selama perkuliahan dari awal hingga akhir dan membantu pelaksanaan penelitian skripsi penulis.

9. Ibu Wisni selaku Tata Usaha Unit II Fakultas Farmasi yang telah membantu dalam proses dan pelaksanaan determinasi tanaman dalam penelitian skripsi ini yang berguna bagi penulis.

10. Ibu Pudji Astuti selaku reviewer di Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

11. Bapak Asran, selaku PT. Kairos Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembelian Streptozotosin.

12. Orang tua tercinta Dr. EC. Drs. Djoko Santoso, M.Si. dan Sri Astuti Yulia, S.H. yang selalu memberikan motivasi, saran dan dukungan doa dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

13. Kakak satu-satunya Ayu Asanti Retno Anggraini, S.H. telah memberikan motivasi, kritik, saran dan dukungan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

14. The M.A.N, Meliana dan Masrial Zalukhu, teman seperjuangan dalam pelaksanaan hingga penyelesaian skripsi yang selalu membantu, memberi semangat, saran, kritik, dan motivasi yang selalu mendampingi.

15. Keluarga De Bloeman, Nangimatul Muyasaroh, Mercy Tiara Kezia Zebua, Keza Meylina, Brigitta Yulia, Friska Mangadila, Natasha Queen Ferdinand, maupun yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu sebagai teman dan sahabat yang selalu memberikan dorongan dan motivasi yang sangat berarti selama perkuliahan khususnya dalam proses penyelesaian skripsi penulis.


(8)

viii

16. Teman-teman, Betutu Family, Krispina Priska, Fransiska Puspa, Clara Wina, Tirza Yunita, Albertine Gilang, Anastasia Sari, Dian Pratiwi, Yohanes Hastya.

17. Temanku Julin Arum, yang sangat mendukung, memotivasi, mengkritik dan memberi saran dalam, pelaksanaan skripsi sampai dengan penyusunan skripsi.

18. Seluruh pihak yang tidak dapat diucapkan namanya satu per satu yang telah mendukung penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembacanya. Terima kasih.

Yogyakarta, 8 Juni 2017


(9)

(10)

x DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

PERNYATAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

PENDAHULUAN ... 1

METODE PENELITIAN ... 2

Penyiapan larutan diabetagen streptozotosin dosis 40 mg/kg BB ... 3

Penyiapan infusa daun paitan konsentrasi 8% ... 4

Penyiapan larutan glibenklamid ... 4

Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ... 5

Penentuan persentase penurunan kadar glukosa darah ... 5

Analisis Statistika ... 6

PEMBAHASAN DAN HASIL ... 6

KESIMPULAN ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 14

LAMPIRAN ... 17


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel I. Rerata kadar glukosa darah antar waktu pada tiap kelompok perlakuan (Mean±SE) ... 9 Tabel II. Hasil uji Post-Hoc Tamhane ke-7 ... 10 Tabel III. Rerata ± SE penurunan kadar glukosa darah hari 7 dan hari

ke-14 ... 11 Tabel IV Hasil uji Post-Hoc Tamhane kadar glukosa darah hari ke-14... 11 Tabel V Rerata kadar glukosa darah peningkatan hari ke-4, penurunan hari

ke-14 dan persentase penurunan kadar glukosa darah hari ke-14 .. 12 Tabel VI. Hasil uji Post-Hoc Tamhane pada rerata penurunan hari ke-14 .... 13


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Hal. Gambar 1 Rerata kadar glukosa darah antar waktu ... 7 Gambar 2 Rerata Penurunan KGD hari ke-14 ... 12


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal. Lampiran 1 Pohon, daun, dan infusa daun paitan (Tithonia diversifolia

(Hemsley) A. Gray) 8% ... 18

Lampiran 2 Cara pembuatan diabetagen streptozotosin ... 20

Lampiran 3 Cara pemberian perlakuan tikus ... 22

Lampiran 4 Alat yang digunakan ... 24

Lampiran 5 Surat pengesahan determinasi tanaman paitan (Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray) ... 25

Lampiran 6 Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan ... 26

Lampiran 7 Surat Ethical Clearance (EC) ... 27

Lampiran 8 Surat CE and BU ... 28

Lampiran 9 Brosur reagen GOD-FS ... 29

Lampiran 10 Perhitungan ... 30

Lampiran 11 Skema Penelitian ... 31

Lampiran 12 Analisis Statistik Kadar Glukosa Darah ... 32

Lampiran 13 Analisis Hasil Kadar Glukosa Darah Hari Ke-7 ... 36

Lampiran 14 Rerata Penurunan Kadar Glukosa Darah Hari Ke-7 dan Ke-14 ... 40

Lampiran 15 Analisis Statistik Kadar Glukosa Darah Hari Ke-14 ... 43

Lampiran 16 Analisis Statistik Penurunan Kadar Glukosa Darah ... 48


(14)

xiv ABSTRAK

Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang dihasilkan dari kelainan insulin dengan karakteristik hiperglikemia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh infusa daun Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) dengan konsentrasi 8% terhadap kadar glukosa tikus jantan galur wistar yang terinduksi dengan diabetogen streptozotosin. Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus jantan galur Wistar dan terbagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I (kontrol positif) glibenklamid, kelompok II (kontrol bassal) aquadest, kelompok III (kontrol pankreotoksik) streptozotosin 40 mg/kgBB, kelompok IV, V, dan VI (perlakuan) infusa daun Paitan 8% dengan dosis masing-masing 2000 mg/kg BB, 1000 mg/kg BB, dan 500 mg/kg BB. Kadar glukosa diukur pada hari ke-0, ke-4, ke-7, dan ke-14 dengan metode enzimatik . Data kadar glukosa darah tiap kelompok dianalisis statistik menggunakan metode One Way ANOVA dan uji Post-Hoc Tamhane’s bertaraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa infusa daun Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) 8% dapat memberikan efek antidiabetes pada tikus diabetes yang terinduksi streptozotosin. Persentase penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 8% secara berturut-turut yaitu dosis 2000 mg/kg BB (105,79%), 1000 mg/kg BB (90,79%), dan 500 mg/kg BB (97,83%). Dosis yang efektif menurunkan kadar glukosa darah adalah 2000 mg/kg BB.

Keywords: Daun Paitan, Tithonia diversifolia, kadar glukosa darah


(15)

xv

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a metabolic disorder disease resulted by insulin abnormalities characteristic of hyperglycemia. This study was conducted to determine the effect of 8% paitan leaf infusion (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) againts male rats with wistar strains. This study used 18 male Wistar rats and divided into 6 groups. Group I (positive control) glibenclamide, group II (bassal control) aquadest, group III (pancreotoxic control) streptozotosin 40 mg / kgBB, group IV, V and VI (treatment) 8% paitan leaf infusion with dose of 2000 mg / kg body weight, 1000 mg / kg body weight, and 500 mg / kg body weight.. Glucose levels were measured on 0, 4th, 7th, and 14th days with enzymatic methods. Blood glucose levels of each group were statistically analyzed using One Way ANOVA method and Tamhane's Post-Hoc test with 95% confidence. The results showed that the 8% paitan leaf infusion (Tithonia diversifolia (Hemsl.) A. Gray) can give antidiabetic effect in streptozotosin induced diabetic rats. The percentage of decrease of blood glucose level of leaf infusa paitan 8% respectively that is dose 2000 mg / kg BB (105,79%), 1000 mg / kg BB (90,79%), and 500 mg / kg BB (97,83 %). The effective dose of lowering blood glucose levels is 2000 mg/kg body weight.


(16)

1 PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (IDF, 2015). Tingkat prevalensi global penderita diabetes melitus tahun 2015 terdapat 415 juta penduduk di dunia menderita diabetes dilihat dari 1 pada 11 orang ternyata positif diabetes dan diperkirakan pada tahun 2040, 1 dari 10 orang dewasa akan terkena diabetes atau dapat dikatakan sekitar 642 juta penduduk akan terkena diabetes (IDF,2015). Penatalaksanaan terapi untuk penderita diabetes yaitu terapi nonfarmakologi (manajemen pola makan, aktivitas fisik, dan psikososial) dan terapi farmakologi (obat oral dan bentuk injeksi) (American Diabetes Assosiation, 2011).

Kekurangan dari terapi farmakologi obat oral maupun injeksi yaitu harga obat tidak murah dan memiliki efek samping. Oleh karena itu, banyak dari penderita diabetes beralih menggunakan obat tradisional untuk mengobati diabetes (Setiomulyo, 2012). Obat tradisional menurut BPOM (2005) adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turn menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional biasanya dibuat dengan cara direbus, ditumbuk atau dicampur sesama bahan tradisional dengan komposisi tertentu (Rahmawati, 2013). Salah satu obat tradisional yang banyak digunakan dalam mengobati diabetes adalah air rebusan daun paitan. Menurut penelitian Prasetyo dkk. (2016), infusa daun paitan dapat menurunkan kadar glukosa tikus diabetes terinduksi aloksan.

Tanaman paitan yang dikenal juga sebagai kembang bulan berasal daratan Mesiko dan Amerika Tengah (Jama et al, 2000). Tanaman dengan genus Tithonia pada famili astereceae memiliki tinggi 2-3 meter dengan batang tegak dan dapat membentuk semak berkayu, daun berbentuk bulat telur kasar serta berbulu ini memiliki 3-7 lobus (CABI, 2016).. Kandungan pada tanaman paitan menurut Miuera et al. (2005) melaporkan ekstrak etanol Tithonia diversifolia 80% yang diberikan kepada tikus menderita diabetes melitus tipe 2 dengan pemberian ekstrak selama 3 minggu dapat memberikan efek antidiabetes. Penelitian


(17)

2

dilanjutkan dengan analisis fitokimia yang dilakukan Gbolade, Biondi, Ruberto (2008) pada ekstrak tanaman paitan terhadap fraksi nonvolatil menyatakan kandungan paling banyak berupa flavonoid dan seskuiterpen yang paling dominan berupa hidrokarbon monoterpen seperti β-ocimene, α-pinene dan limonene. Tanaman paitan mengandung seskuiterpen yang didapatkan dari isolasi ekstrak daun Tithonia diversifolia etil asetat dan terdapat komponen fenolik seperti flavonoid, asam fenolik, dan diterpen fenolik (Thongsom et al.,2013). Sedangkan menurut Dai et al. (2015), komponen utama dari tanaman paitan ini adalah α -pinene (30,7%) bersamaan dengan (E,E)-α-farnesene (6,1%) dan β-caryophyllene (5,1%). Flavonoid telah teridentifikasi manfaatnya untuk digunakan sebagai antidiabetik bagi penderita diabetes (Jadhav and Puchchakayala, 2011). Menurut penelitian Bhavsar, Singh, Giri, dan Santani (2009), senyawa flavonoid diketahui dapat meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan perifer dan menghambat pengangkutan glukosa melewati usus. Selain itu, flavonoid memiliki efek antioksidan melalui kerjanya yang menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS) dan memicu regenerasi sel β-pankreas.

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk sediaan infusa dengan konsentrasi 8% yang didasarkan dengan kebiasaan masyarakat memanfaatkan tanaman sebagai obat tradisional dengan cara direbus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antidiabetes dari infusa daun paitan 8% pada tikus terinduksi streptozotosin dan besar persentase penurunan kadar glukosa darah METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak pola searah. Metode enzimatik merupakan metode yang digunakan dalam pengukuran kadar glukosa darah (KGD) terhadap subyek uji yang telah diberikan senyawa diabetagen streptozotosin secara intraperitonial kemudian dilakukan pengamatan prospektif dengan perlakuan infusa daun paitan 8% dalam kurun waktu 9 hari setelah subyek dinyatakan menderita diabetes. Metode enzimatik yang digunakan sebagai pengukuran kadar glukosa menggunakan serum darah subyek uji yang didapatkan dengan mensentrifugasi


(18)

3

darah subyek uji dengan kecepatan 3500 rpm dalam waktu 15 menit dan dalam pengukuran kadar glukosa darah menggunakan reagen GOD-FS. Seluruh subyek uji dipuasakan terlebih dahulu selama 8-12 jam sebelum pengukuran KGD. Subyek uji yang digunakan adalah tikus jantan dengan galur Wistar umur 2-3 bulan, berat badan 140-200 gram yang diperoleh dari Laboratorium Imono, Universitas Sanata Dharma. Penelitian mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dengan nomor referensi KE/FK/0103/EC/2017.

Bahan penelitian yang digunakan antara lain daun paitan diperoleh dari CV. Merapi Farma Herbal Yogyakarta, penginduksi streptozotosin (Nacalai Tesque, Jepang), CMC Na 0.5%, glibenclamide 5mg (Indofarma), Na Sitrat (Merck, Jerman), Asam Sitrat (Merck, Jerman), reagen enzimatik untuk pengukuran kadar glukosa GOD-FS (Diasys), dan aquadest. Alat yang digunakan antara lain neraca digital analitik, mikrovitalab, spuit injeksi parenteral, spuit injeksi oral, jarum suntik, stopwatch, panci infusa lapis enamel, hot plate (Jlab Tech), termometer (Pyrex), mesin penyerbuk (Retsch), ayakan no Mesh 40 dan 60, oven (Memmert), sendok, alat-alat gelas (Pyrex) berupa labu ukur, gelas ukur, beaker glass, batang pengaduk, pipet tetes, erlenmeyer.

Daun paitan yang digunakan berasal dari tanaman paitan yang ditanam oleh CV. Merapi Farma Yogyakarta telah dideterminasi oleh Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada dengan nomor SK : UGM/FA/68/M/03/02 dengan hasil bahwa tanaman paitan tersebut adalah benar Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray dengan suku Compositae. Kadar air pada serbuk daun paitan yang digunakan rata-rata sebesar 3,84% yang telah diuji menggunakan metode gravimetri oleh LPPT, Universitas Gadjah Mada, dengan nomor sertifikat : 02636/01/LPPT/1/2017 dan nomor pengujian : 16120102636.

Penyiapan larutan diabetagen streptozotosin dosis 40 mg/kg BB a. Penyiapan pelarut buffer sitrat 0,1 M, pH 5,5

Buffer sitrat dibuat dari na sitrat (Natrium Sitrat) dan asam sitrat. Na Sitrat ditimbang seksama sebanyak 29,41 g dan asam sitrat 21,04 g.


(19)

Masing-4

masing senyawa dilarutkan pada 1 L aquades. Na Sitrat dititrasi sebanyak 48 mL dengan menggunakan asam sitrat sebanyak 11 mL hingga diperoleh pH 5,5 yang diukur dengan menggunakan pH meter (Tokan, 2014).

b. Penyiapan larutan penginduksi diabetagen streptozotosin dosis 40 mg/kg BB.

Streptozotosin yang digunakan dosis 40 mg/kg dilarutkan dalam buffer sitrat 0,1 M dengan pH 5,5 . Menurut Lenzen (2008), dosis streptozotosin yang dapat menginduksi tikus menjadi model hewan diabetes tipe 2 yaitu 40 mg/kg BB.

Penyiapan infusa daun paitan konsentrasi 8%

Daun paitan dipisahkan dari batangnya dan dikeringkan. Simplisia kemudian dilakukan disortasi kering kemudian diserbuk dan diayak. Serbuk kering daun paitan ditimbang sebanyak 8 g dimasukan ke dalam panci enamel dan dibasahi dengan aquades 2 kali bobot bahan yang ditimbang yaitu 16 mL. Setelah serbuk daun paitan terbasahi tambahkan 100 mL pelarut aquades, kemudian dipanaskan dengan suhu 90°C selama 15 menit sambil sekali-kali diaduk. Infusa yang telah jadi disaring selagi panas dengan menggunakan flanel pada labu ukur 100 mL. Air panas ditambahkan melalui ampas sampai volume yang dihasilkan 100 mL (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2010). Kurang lebih penambahan sebanyak 30 mL air panas.

Penyiapan larutan glibenklamid

a. Penyiapan pelarut glibenklamid, CMC Na 0,5%

Serbuk CMC Na ditimbang sebanyak 0,5 g , kemudian dilarutkan dengan aquades 100 ml yang telah dipanaskan sebelumnya. CMC Na diaduk di atas hot plate hingga semua serbuk larut

b. Penyiapan larutan glibenklamid

Suspensi glibenklamid dibuat bersama CMC Na 0,5% dengan konsentrasi suspensi glibenklamid 0,02 mg/mL (Dewi, 2014). Pembuatan suspensi glibenklamid dibutuhkan bobot 20 mg sehingga diperlukan 4 tablet glibenklamid. Tablet glibenklamid digerus lalu dihomogenkan. Serbuk


(20)

5

tablet dimasukan ke dalam labu ukur 100 mL. CMC Na 0,5% ditambahkan hingga 100 mL lalu dihomogenkan.

Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Sebanyak 18 ekor tikus dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol basal) tidak diinduksi streptozotosin (STZ) dan tidak diberi infusa daun paitan 8%. Kelompok II (kontrol pankreotoksik) diinduksi STZ dosis 40 mg/kg BB secara I.P. namun tidak diberikan perlakuan infusa daun paitan 8%. Kelompok III (kontrol positif) diinduksi STZ secara I.P. tanpa diberikan perlakuan infusa daun paitan 8% namun diberikan perlakuan glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB secara P.O. Kelompok IV-VI berturut-turut diinduksi STZ 40 mg/kg BB serta perlakuan infusa daun paitan secara P.O. dosis 2000; 1000; 500 mg/kg BB. KGD pada kelompok II-VI diukur sebelum diinduksi STZ.

Tiga hari setelah penginduksian (hari ke-4) dilakukan pengukuran KGD untuk memastikan tikus kelompok IV-VI memiliki kadar glukosa darah >200 mg/dL serta tikus kelompok I untuk pembanding sebagai tikus sehat yang tanpa induksi diabetagen (Prasetyo dkk., 2014; Tokan, 2014). Setelah tikus menderita diabetes (hari ke-4), selanjutnya tikus diberi perlakuan hari berikutnya (hari ke-5). Perlakuan yang diberikan setiap harinya harus selalu baru terutama untuk infusa daun paitan 8%. Setelah dua hari pemberian dilakukan pengecekan kembali kadar glukosa darah (hari ke-7) pada seluruh kelompok tikus. Pengecekan kadar glukosa darah dilakukan untuk melihat tikus pada kelompok II (kontrol pankreotoksik) tidak mengalami penurunan yang bermakna kadar glukosa darah karena kelompok II digunakan sebagai tolak ukur subyek uji masih menderita diabetes atau tidak selama perlakuan. Pengukuran KGD terakhir dilakukan pada hari ke-14 setelah 9 hari perlakukan.

Penentuan persentase penurunan kadar glukosa darah

Data kadar glukosa darah tikus yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar glukosa darah didapatkan 4 kelompok data antara lain data kadar glukosa darah pada hari ke-0 ke-4, ke-7, dan ke-14. Data kadar glukosa darah yang diperoleh


(21)

6

akan dianalisis untuk melihat persentase penurunan kadar glukosa darah. Persentase penurunan kadar glukosa darah didapatkan dengan rumus :

� = × %

Keterangan:

A : Kadar glukosa darah praperlakuan (data pada hari 4 – 0) mg/dL

B : Kadar glukosa darah dari selisih penurunan (data pada hari 4 –14) mg/dL (Fahri, Sutarno, Listyawati, 2005) Analisis Statistika

Analisis data kadar glukosa darah dilakukan antara kelompok perlakuan terhadap kontrol negatif, kontrol pankreotoksik dan kontrol positif. Pengujian statistik menggunakan Shapiro-Wilk, uji homogenitas varian, dan uji One-Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tamhane’s untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakan (p<0.05) atau tidak bermakna (p>0.05).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tikus yang menderita diabetes terinduksi diabetagen streptozotosin secara I.P. memberikan respon penurunan kadar glukosa darah dengan konsumsi infusa daun paitan 8% (IDP8) selama 9 hari. Respon penurunan kadar glukosa darah (KGD) tersebut terlihat melalui hasil pengukuran yang dilakukan 2 kali yaitu pada hari ke-7 dan pada hari ke-14. Hasil pengukuran yang dilakukan menggunakan metode enzimatik yang menggunakan pereaksi reagen GOD-FS dapat dilihat pada Gambar 1.


(22)

7

Gambar 1. Rerata kadar glukosa darah antar waktu

Hasil menunjukan bahwa seluruh tikus memiliki kadar glukosa darah pada range normal sebelum dilakukannya perlakuan (Mean ± SE masing-masing 75,67±2,03; 82,67±3,76; 82,00±2,31; 95,33±2,03; 84,33±1,45; dan 92,00±2,52) Secara klinis, menurut Wolfensohn and Maggie (2003) KGD tikus normal berkisar pada range 50-135 mg/dL. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat tikus yang digunakan sebagai subyek uji tidak menderita diabetes sebelumnya. Tikus yang digunakan sebagai kontrol pankreotoksik, kontrol positif, dan perlakuan infusa daun paitan 8% kemudian diinduksi dengan streptozotosin (STZ) dosis 40 mg/kg BB dilarutkan dalam buffer sitrat 0,1 M dengan pH 5,5. STZ akan bekerja pada sel β pankreas yang disertai perubahan karakteristik insulin dan konsentrasi glukosa darah (Lenzen, 2008). Menurut penelitian Damasceno, et al. (2010), setelah 3 hari pasca induksi, tikus mulai menimbulkan gejala diabetes dengan peningkatan kadar glukosa darah. Pada hari ke-4 pasca induksi terlihat kelompok kontrol pankreotoksik, kontrol positif, dan perlakuan infusa daun paitan 8% telah menunjukan gejala diabetes dibandingkan dengan hari ke-0 sebelum diinduksi dan


(23)

8

memiliki kadar glukosa darah tikus telah menunjukan angka hiperglikemia yang tercantum Tabel 1. Setelah tikus dinyatakan menderita diabetes dengan kriteria hiperglikemia, tikus dilanjutkan dengan perlakuan sesuai masing-masing kelompok (hari ke-5 sampai hari ke-13).

Kontrol positif yang digunakan adalah glibenklamid dengan dosis 0,45 mg/kg BB yang dilarutkan dengan CMC Na 0,5%, sedangkan kontrol basal yang digunakan tidak diberikan perlakuan. Glibenklamid yang digunakan sebagai obat pilihan (drug of choice) bagi penderita diabetes (Dipiro et al., 2008) dan digunakan sebagai pembanding aktivitas diabetes pada penelitian dengan menggunakan tikus diabetik sebagai model penelitian (Sellamuthu et al., 2009; Li et al., 2012; ). Mekanisme glibenklamid menghambat Adenosine Phosphate (ATP)-sensitive K+ (KATP) channel pada membran plasma sehingga terjadi

depolarisasi membran. Hal tersebut menyebabkan kanal Ca terbuka, meningkatnya Ca+ dan melepaskan insulin. (Sellamuthu, et al., 2009). Kontrol basal tidak diberikan perlakuan dikarenakan kontrol basal digunakan untuk gambaran populasi tikus sehat dengan kadar glukosa darah normal. CMC Na yang digunakan sebagai pelarut glibenklamid dipilih karena CMC Na tidak memberikan efek terhadap glibenklamid. Penelitian yang dilakukan Tokan (2014) memperlihatkan bahwa kelompok kontrol negatif yang digunakan tidak dipengaruhi oleh pemberian pelarut CMC Na 0,5% dan melalui pemeriksaan histopatologi kelompok tikus kontrol negatif tidak mengalami kerusakan sel Islet Langerhans pankreas secara struktural. Penelitian Prasetyo, dkk. (2016) juga menyatakan bahwa penurunan KGD yang bermakna ini tidak disebabkan oleh perlakuan CMC Na 0,5%, tetapi disebabkan karena terjadi regenerasi spontan sel β-pankreas.


(24)

9

Tabel I. Rerata kadar glukosa darah (mg/dL) antar waktu pada tiap kelompok perlakuan (Mean±SE)

Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-4 Hari ke-7 Hari ke-14 Kontrol Basal 75,67 ± 2,03 96,00 ± 1,15 82,33 ± 6,39 95,00 ± 5,86 Kontrol

Pankreotoksik 82,67 ± 3,76 469,67 ± 5,78 232,33 ± 12,12

146,33 ± 12,02 Kontrol

Positif 82,00 ± 2,31 461,33 ± 14,64 380,67 ± 13,84 102,00 ± 4,58 IDP8 2000

mg/kg BB 95,33 ± 2,03 573,00 ± 4,93 338,33 ± 3,84 67,67 ± 0,88 IDP8 1000

mg/kg BB 84,33 ± 1,45 287,00 ± 38,94 159,00 ± 21,59 103,00 ± 1,15 IDP8 500

mg/kg BB 92,00 ± 2,52 398,33 ± 3,76 167,67 ± 20,85 98,67 ± 6,17 Hasil pengukuran KGD pada hari ke-7 kelompok perlakuan kontrol (basal, pankreotoksik dan positif) dan IDP8 dosis 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB terlihat pada Gambar 1 dan Tabel I. KGD secara berturut-turut pada hari ke-7 82,33±6,39; 232,33±12,12; 380,67±23,97; 338,33±6,66; 159,00±37,40; dan 167,67±36,12. Pengukuran KGD selama berlangsung perlakuan (hari ke-7) untuk melihat kelompok kontrol pankreotoksik sebagai gambaran tikus diabet terkontrol dengan KGD >200 mg/dL. Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa kelompok kontrol pankreotoksik mengalami penurunan kadar glukosa darah yang seharusnya tidak terjadinya penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena STZ tidak menekrosis sel β pankreas sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang mengandung sel β prekusor mengalami regenerasi (Tokan, 2014). Oleh karena itu diperlukan data pendukung berupa histopatologi untuk melihat penyebab dari penurunan KGD pada kontrol pankreotoksik.


(25)

10

Tabel II. Hasil Uji Post-Hoc Tamhane Kadar Glukosa Darah Hari ke-7 Kelompok Kontrol

Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal - BB BB BB BTB BTB

Kontrol

Pankreotoksik

BB - BB BTB BTB BTB

Kontrol Positif

BB BB - BTB BB BB

IDP8 2000 mg/kg BB

BB BTB BTB - BTB BTB

IDP8 1000 mg/kg BB

BTB BTB BB BTB - BTB

IDP8 500

mg/kg BB

BTB BTB BB BTB BTB -

Keterangan :

BB = Berbeda Bermakna (p<0,05) BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)

Berdasarkan hasil uji Post-Hoc Tamhane KGD pada hari ke-7 menunjukan kelompok kontrol positif dan IDP8 dosis 2000 mg/kg BB menunjukan hasil berbeda bermakna (p<0,05) jika dibandingkan dengan kontrol basal sehingga hasil menunjukan bahwa pemberian glibenklamid dan IDP8 dosis 2000 mg/kg BB mampu menurunkan KGD tikus terinduksi STZ walau KGD belum seperti KGD normal pada kelompok basal sehingga dapat dikatakan tikus masih dalam kondisi diabetes (KGD >200 mg/dL). Apabila kelompok IDP8 dosis 2000 mg/kg BB dibandingkan dengan kontrol positif menunjukan hasil berbeda tidak bermakna (p>0,05) sehingga IDP8 dosis 2000 mg/kg BB mampu menurunkan KGD tetapi hasil tidak berbeda bermakna dengan penurunan yang dihasilkan kontrol positif. Pada kelompok IDP8 1000 dan 500 mg/kg BB menunjukan hasil berbeda tidak bermakna (p>0,05) dibandingkan dengan kontrol basal. Hasil menunjukan bahwa IDP8 dosis 1000 dan 500 mg/kg BB mampu menurunkan KGD hampir mendekati KGD normal pada kontrol basal. Namun bila dibandingkan dengan kontrol positif, IDP8 dosis 1000 dan 500 mg/kg BB menghasilkan hasil yang berbeda bermakna (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa tikus yang diberikan IDP8 dosis 1000 dan


(26)

11

500 mg/kg BB memiliki aktivitas menurunkan KGD lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB pada kontrol positif. Ketika dilihat dari rerata penurunan yang terjadi Tabel II pada hari ke-7 (hari 4-7) KGD kontrol positif dan IDP8 dosis 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB secara berturut-turut 80,67±15; 234,67±8,67; 137,00±22,59; dan 230,67±70,46 menunjukan penurunan yang paling besar adalah IDP8 2000 mg/kg BB.

Tabel III. Rerata ± SE penurunan kadar glukosa darah hari ke-7 dan hari ke-14 (mg/dL)

Kelompok Uji Rerata Penurunan KGD (Mean±SE)

4-7 4-14

Kontrol Positif 80,67±15,03 359,33±11,98

IDP8 2000 mg/kg BB 234,67±8,67 505,33±4,81

IDP8 1000 mg/kg BB 137,00±22,59 184,00±38,55

IDP8 500 mg/kg BB 230,67±70,46 299,67±3,18

Hasil ini menunjukan bahwa penurunan KGD pada IDP8 memiliki kemampuan menurunkan KGD seperti halnya glibenklamid yang digunakan pada kontrol positif.Bila dilihat berdasarkan hasil perlakuan masih dapat dilanjutkan sampai hari ke-13 disebabkan hampir semua kelompok masih memiliki KGD diatas KGD normal pada kontrol basal. Hasil KGD diukur pada hari ke-14 dan dianalisis secara statistik menggunakan Post-Hoc Tamhane (Tabel IV)

Tabel IV. Hasil Uji Post-Hoc Tamhane’s Kadar Glukosa Darah Hari ke-14 Kelompok Kontrol

Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal - BTB BTB BB BTB BTB

Kontrol

Pankreotoksik

BTB - BTB BTB BTB BTB

Kontrol Positif

BTB BTB - BTB BTB BTB

IDP8 2000 mg/kg BB

BTB BTB BTB - BB BTB

IDP8 1000 mg/kg BB

BTB BTB BTB BB - BTB

IDP8 500

mg/kg BB


(27)

12

Berdasarkan Tabel IV menunjukan bahwa kelompok kontrol positif dan perlakuan IDP8 dosis 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB bila dibandingkan dengan kontrol basal menunjukan hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa tikus pada kontrol positif dan perlakuan 3 peringkat dosis IDP8 memiliki kemampuan menurunkan KGD terhadap tikus terinduksi STZ sehingga KGD tikus mendekati KGD normal tikus kontrol basal. Sedangkan bila dilihat dari 3 peringkat dosis IDP8 dibandingkan dengan kontrol positif juga menunjukan hasil berbeda tidak bermakna yang menandakan bahwa IDP8 memiliki kemampuan menurunkan KGD setara dengan glibenklamid yang digunakan kontrol positif.

Tabel V. Rerata KGD peningkatan hari ke-4, penurunan hari ke-14, dan persentase penurunan hari ke-14

Kelompok Uji Rerata KGD (Mean±SE) Persentase

Penurunan KGD

4-0 4-14

Kontrol Positif 379,33±7,88 359,33±11,98 94,73% IDP8 2000 mg/kg BB 477,67±2,96 505,33±4,81 105,79% IDP8 1000 mg/kg BB 202,67±39,62 184,00±38,55 90,79% IDP8 500 mg/kg BB 306,33±6,01 299,67±3,18 97,83%


(28)

13

Tabel VI. Hasil Uji Post-Hoc Tamhane pada rerata penurunan hari ke-14

Kelompok Kontrol

Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB

IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Positif - BB BTB BTB

IDP8 2000 mg/kg BB BB - BTB BB

IDP8 1000 mg/kg BB BTB BTB - BTB

IDP8 500 mg/kg BB BTB BB BTB -

Apabila berdasarkan Tabel V dan Gambar 2 penurunan KGD tertinggi hingga terendah antara lain IDP8 dosis 2000 mg/kg BB (105,79%), kontrol positif (94,73%), IDP8 dosis 500 mg/kg BB (97,83%) dan IDP8 dosis 1000 mg/kg BB (90,79%). Hasil uji Post-Hoc pada IDP8 dosis 1000 dan 500 mg/kg BB menunjukan bahwa penurunan KGD berbeda tidak bermakna dibandingkan dengan kontrol positif sedangkan bila IDP8 dosis 2000 mg/kg BB menunjukan hasil berbeda bermakna dibandingkan dengan kontrol positif. Hasil tersebut menunjukan IDP8 dosis 2000 mg/kg BB dapat menurunkan KGD lebih baik dibandingkan dengan kontrol positif tetapi bagi IDP8 dosis 1000 dan 500 mg/kg BB dapat menurunkan KGD namun tidak lebih baik dibandingkan kontrol positif.

Infusa daun paitan 8% memiliki efek antidiabetes dengan memberikan respon penurunan kadar glukosa darah terhadap tikus yang terinduksi streptozotosin. Efek antidiabetes yang dihasilkan dipengaruhi oleh kandungan flavonoid dan saponin (Prasetyo dkk., 2014; Gbolade, Biondi, Ruberto, 2008; Miura et al., 2013). Flavonoid dapat meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan perifer dan mengurangi resistensi insulin, inflamasi serta stress oksidatif pada otot dan lemak (Jadhav dan Puchchakayala, 2011; Lavle et al.,2016). Senyawa saponin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menghambat


(29)

14

gluconeogenesis dan meningkatkan ekspresi Glucose Transporter 4 (GLUT-4) (Bhavsar et al., 2009; Lavle et al.,2016).

KESIMPULAN DAN SARAN

Sediaan infusa daun paitan 8% memiliki efek diabetes terhadap tikus jantan terinduksi streptozotosin 40 mg/kg BB dengan dosis pemberian 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB. Dosis yang efektif menurunkan kadar glukosa darah 2000 mg/kg BB.

Saran dari penelitian ini adalah perlu penelitian lebih lanjut terkait histopatologi hasil pada seluruh kelompok perlakuan dan perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan konsentrasi sama dengan variasi dosis yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2011, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus,Vol. 34, pp 62-69.

Bhavsar, S.K., Singh, S., Giri, S., Jain, M.R., and Santani, D.D., 2009, Effect of Saponins From Helicteres isora on Lipid and Glucose Metabolism Regulating Genes Expression, Journal Ethnopharmacol, Vol. 124, No. 3, pp. 426-433.

CABI, 2016, Tithonia diversifolia (Tithonia),

http://www.cabi.org/isc/datasheet/54020, diakses tanggal 8 Mei 2017. Dahlan, M.S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS, Edisi 6, Epidemiologi Indonesia, Jakarta, hal. 12, 92-99.

Dai, D.N., Thang, T.D., Ogunmoye, A., Eresanya, O.I., Ogunwande, I.A., 2015, Chemical Constituents of Essential Oil From The Leaves of Tithonia diversifolia, Houttuynia cordata and Asarum glabrum Grown in Vietnam, American Journal of Essential Oils and Natural Products, Vol. 2, No. 4, pp. 17-21

Damasceno,et al., 2014, Streptozotocin-Induced Diabetes Models : Pathophysiological Mechanisms and Fetal Outcomes, Biomed Research International, Hindiawi Publishing, pp. 1-11


(30)

15

Dewi, Y.F., Anthara, M.S., dan Dharmayudha, A.A.G.O., 2014, Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Priper crocatum)Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rathus novergicus) yang Diinduksi Aloksan, Buletin Veteriner Udayana, Vol. 6, No. 1, hal 73-79.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M., 2011, Pharmacotherapy Handbook 8th Edition, McGraw-Hill, USA, 1256.

Fahri, C., Sutarno, dan Listyawati, S., 2005, Kadar Glukosa dan Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik setelah Pemberian Ekstrak Metanol Akar Meniran (Phyllanthus niruri L.), Biofarmasi, Vol. 3, Edisi 1, hal 1-6.

Gbolade, A.A., Biondi, D.M., Ruberto, G., 2008, Comparative Analysis of The Essential Oil from Two Asteraceous Plants Found in Nigeria, Acanthospermum hispidum and Tithonia diversifolia, Nat. Prod. Commun, Vol. 3, No. 10, pp. 1735-1738.

IDF,2015, IDF Diabetes Atlas, 6th Edition, ,http://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf diakses pada tanggal 8 Mei 2017.

Jadhav, R., and Puchchakayala, G., 2012, Hypoglycemic and Antidiabetic Activity of Flavonoids: Boswellic Acid, Ellagic Acid, Quercetin, Rutin on Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol. 4, Issue 2, pp. 251-256.

Jama, B., Palm., C.A., Buresh, R.J., Niang, A., Gachengo, C., Nziguheba, G., Amadolo, B., 2000, Tithonia diversifolia as A Green Manure for Soil Fertility Improvement in Western Kenya: A Review, Kluver Academic, Netherlands, 202.

Lenzen, S., 2008, The Mechanisms of Alloxan- and Streptozotocin-induced Diabetes, Diabetologia, Vol. 51, pp. 216-226.


(31)

16

Li, Y., Wei, Y, Zhang, F., Wang, D, and Wu, X., 2012, Changes in The Pharmacokinetics of Glibenclamide in Rats with Streptozotocin-Induced Diabetes Mellitus, Acta Pharmaceutica Sinica B, 2(2), pp. 198-204.

Miura, T., Nosaka, K., Ishii, H., dan Ishida, T., 2005, Antidiabetic Effect of Nitobegiku, The Herb Tithonia diversifolia, in KK-Ay Diabetic Mice, Pharmaceutical Society of Japan, Japan, 28(11), 2152-2154.

Prasetyo, A., Denashurya, T.G., Putri, W.S., Ilmiawan, M.I., 2016, Perbandingan Efek Hipoglikemik Infusa Daun Paitan [Tithonia diversifolia (Hemls.) A. Gray] dan Metformin pada Tikus yang Diinduksi Aloksan, CDK-237, Vol. 43, No. 2, pp 91-94

Sellamuthu, P.S., Muniappan, B.P., Perumal, S.M., dan Kandasamy, M., 2009, Antigyperglycemic Effect of Mangiferin in Streptozotocin Induced Diabetic Rats, Journal of Health Science, India, 55(2), 206-214. Setiomulyo, M. K. S., 2012, Pengaruh Air Rebusan Daun Insulin (Tithonia

diversivolia (Hemsl.) A. Gray) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Terbebani Glukosa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Thongsom, M., Chunglok, W., Kuanchuea, R., Tangpong, J., 2013, Antioxidant and Hypoglicemic Effects of Tithonia diversifolia Aqueous Leaves Extract in Alloxan-induced Diabetic Mice, Advances in Environmental Biology, 7th Vol, No. 9, pp 2116-2125.

Wolfenshon S, and Maggie, L., 2003, Handbook of Labratory Animal Management and Welfar, 3rd ed., Blackwell Publishing, USA, p. 246.


(32)

17


(33)

18

Lampiran 1. Tanaman, daun, dan infusa daun paitan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray) 8%

Gambar 1. Tanaman Paitan

Gambar 2. Daun Paitan


(34)

19

Gambar 4. Proses perebusan infusa daun paitan 8%


(35)

20

Lampiran 2. Cara pembuatan diabetagen streptozotosin

Gambar 6. Bahan pelarut streptozotosin, Na Sitrat (kanan) dan Asam Sitrat (kiri)

Gambar 7. Titrasi buffer sitrat 0,1 M, Na Sitrat sebanyak 48 mL (kiri) dan Asam Sitrat sebanyak 11 mL(kanan)


(36)

21

Gambar 8. Proses pengecekan pH pelarut buffer sitrat 0,1 M


(37)

22 Lampiran 3. Cara pemberian perlakuan tikus

Gambar 10. Proses pemuasaan tikus sebelum pengukuran kadar glukosa darah

Gambar 11. Proses pengambilan darah tikus untuk pengukuran kadar glukosa darah


(38)

23

Gambar 12. Proses penginduksian diabetagen streptozotosin secara i.p. tepat pada pankreas


(39)

24 Lampiran 4. Alat yang digunakan

Gambar 13. Alat sentrifugasi (merk Thermorex)


(40)

25

Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi tanaman paitan (Tithonia diversifolia [Hemsley] A. Gray)


(41)

26


(42)

27 Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC)


(43)

28 Lampiran 8. Surat CE and BU


(44)

29 Lampiran 9. Brosur reagen GOD-FS


(45)

30 Lampiran 10. Perhitungan

a. Konsentrasi Streptozotosin

Dosis streptozotosin : 40 mg/kgBB Berat badan tikus : 200 g

Volume maksimal : 5 ml D x BB = C x V

C = ×

V =

g

gBB x g

= 1,6 mg/ml b. Dosis Glibenklamid

Dosis glibenklamid pada manusia sebesar 5 mg dengan berat badan 70 kg. Nilai konversi berat badan manusia (70 kg ) ke tikus (200 g) = 0.018 Dosis glibenklamid = 5 mg x 0.018

= 0,09 mg/200gBB tikus = 0,45 mg/kgBB tikus c. Dosis infusa daun paitan 8%

Konsentrasi dekokta : 8% = 80 g/ml Volume pemberian : 5 ml

Berat badan tikus : 200 g D x BB = C x V

D = x V =

g x

g = 2000 mg/kgBB; dibuat peringkat dosis dengan dibagi 2

Maka, peringkat dosis yaitu : 500; 1000; 2000 mg/kgBB

d. Perhitungan persentase penurunan kadar glukosa darah tikus Penurunan pra-test = rerata penurunan kadar glukosa darah tikus hari 4-0 Penurunan post-test = rerata penurunan kadar glukosa darah tikus hari 4-14 % penurunan hari 4-14 = e a a− e a a

e a − e a a x %

IDP8 2000 mg/kg BB = ,

, x % = 105,79%

IDP8 1000 mg/kg BB = ,

, x % = 90,79%

IDP8 500 mg/kg BB = ,


(46)

31 Lampiran 11. Skema Penelitian

Gambar 2. Skema uji efek antidiabetes dekokta daun paitan

Keterangan

STZ : streptozotosin Kontrol (+) : kontrol positif

Kontrol P : kontrol prankreotoksik

Kelompok IV : kelompok infusa daun paitan 8% dosis 2000 mg/kgBB Kelompok V : kelompok infusa daun paitan 8% dosis 1000 mg/kgBB Kelompok VI : kelompok infusa daun paitan 8% dosis 500 mg/kgBB


(47)

32

Lampiran 12. Analisis Statistik Kadar Glukosa Darah

Perlakuan Kadar Glukosa Darah (mg/dL)

Hari Ke-0 Hari Ke-4 Hari Ke-7 Hari Ke-14

Basal 1 72 98 94 104

2 79 96 81 97

3 76 94 72 84

Pankreotoksik 1 83 460 256 163

2 76 480 216 153

3 89 469 225 123

Positif 1 82 477 395 99

2 86 459 353 96

3 78 448 394 111

Perlakuan 1 (2000 mg/kg

BB)

1 95 574 340 66

2 92 564 344 68

3 99 581 331 69

Perlakuan 2 (1000 mg/kg

BB)

1 87 227 116 101

2 82 274 177 105

3 84 360 184 103

Perlakuan 3 (500 mg/kg

BB)

1 95 398 187 93

2 87 405 190 111


(48)

33

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

H_0 Kontrol Basal 3 75,6667 3,51188 2,02759 66,9427 84,3907 72,00 79,00 Kontrol Pankreotoksik 3 82,6667 6,50641 3,75648 66,5039 98,8295 76,00 89,00 Kontrol Positif 3 82,0000 4,00000 2,30940 72,0634 91,9366 78,00 86,00 IDP8 2000 mg/kg BB 3 95,3333 3,51188 2,02759 86,6093 104,0573 92,00 99,00 IDP8 1000 mg/kg BB 3 84,3333 2,51661 1,45297 78,0817 90,5849 82,00 87,00 IDP8 500 mg/kg BB 3 92,0000 4,35890 2,51661 81,1719 102,8281 87,00 95,00 Total 18 85,3333 7,62349 1,79687 81,5423 89,1244 72,00 99,00 H_4 Kontrol Basal 3 96,0000 2,00000 1,15470 91,0317 100,9683 94,00 98,00 Kontrol Pankreotoksik 3 469,6667 10,01665 5,78312 444,7839 494,5494 460,00 480,00 Kontrol Positif 3 461,3333 14,64013 8,45248 424,9652 497,7014 448,00 477,00 IDP8 2000 mg/kg BB 3 573,0000 8,54400 4,93288 551,7755 594,2245 564,00 581,00 IDP8 1000 mg/kg BB 3 287,0000 67,44627 38,94012 119,4542 454,5458 227,00 360,00 IDP8 500 mg/kg BB 3 398,3333 6,50641 3,75648 382,1705 414,4961 392,00 405,00 Total 18 380,8889 159,88742 37,68583 301,3787 460,3990 94,00 581,00 H_7 Kontrol Basal 3 82,3333 11,06044 6,38575 54,8577 109,8090 72,00 94,00 Kontrol Pankreotoksik 3 232,3333 20,98412 12,11519 180,2059 284,4608 216,00 256,00 Kontrol Positif 3 380,6667 23,96525 13,83635 321,1337 440,1997 353,00 395,00 IDP8 2000 mg/kg BB 3 338,3333 6,65833 3,84419 321,7931 354,8735 331,00 344,00 IDP8 1000 mg/kg BB 3 159,0000 37,40321 21,59475 66,0853 251,9147 116,00 184,00 IDP8 500 mg/kg BB 3 167,6667 36,11556 20,85133 77,9507 257,3827 126,00 190,00 Total 18 226,7222 109,30196 25,76272 172,3676 281,0768 72,00 395,00 H_14 Kontrol Basal 3 95,0000 10,14889 5,85947 69,7888 120,2112 84,00 104,00


(49)

34

IDP8 2000 mg/kg BB 3 67,6667 1,52753 ,88192 63,8721 71,4612 66,00 69,00 IDP8 1000 mg/kg BB 3 103,0000 2,00000 1,15470 98,0317 107,9683 101,00 105,00 IDP8 500 mg/kg BB 3 98,6667 10,69268 6,17342 72,1046 125,2287 92,00 111,00 Total 18 102,1111 25,50176 6,01082 89,4294 114,7928 66,00 163,00

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig. H_0 Between Groups 771,333 5 154,267 8,544 ,001

Within Groups 216,667 12 18,056

Total 988,000 17

H_4 Between Groups 424621,778 5 84924,356 102,257 ,000 Within Groups 9966,000 12 830,500

Total 434587,778 17

H_7 Between Groups 195328,278 5 39065,656 60,338 ,000 Within Groups 7769,333 12 647,444

Total 203097,611 17

H_14 Between Groups 9615,778 5 1923,156 16,026 ,000 Within Groups 1440,000 12 120,000


(50)

35

Kontrol Basal 75,67 ± 2,03 96,00 ± 1,15 82,33 ± 6,39 95,00 ± 5,86 Kontrol

Pankreotoksik

82,67 ± 3,76 469,67 ± 5,78 232,33 ± 12,12 146,33 ± 12,02 Kontrol Positif 82,00 ± 2,31 461,33 ± 8,45 380,67 ± 13,84 102,00 ± 4,58 IDP8 2000 mg/kg BB 95,33 ± 2,03 573,00 ± 4,93 338,33 ± 3,84 67,67 ± 0,88 IDP8 1000 mg/kg BB 84,33 ± 1,45 287,00 ± 38,94 159,00 ± 21,59 103,00 ± 1,15 IDP8 500 mg/kg BB 92,00 ± 2,52 398,33 ± 3,76 167,67 ± 20,85 98,67 ± 6,17


(51)

36

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hari_ketujuh Kontrol Basal ,215 3 . ,989 3 ,800

Kontrol Pankreotoksik ,303 3 . ,908 3 ,413 Kontrol Positif ,378 3 . ,768 3 ,040 IDP8 dosis 2000 mg/kg BB ,265 3 . ,953 3 ,583 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB ,351 3 . ,826 3 ,179 IDP8 dosis 500 mg/kg ,370 3 . ,785 3 ,079 a. Lilliefors Significance Correction

Jika nilai p>0.05 maka sampel dikatakan normal. Pada analisis Shapiro Wilk, nilai p setiap kelompok lebih dari 0.05, maka disimpulkan sampel terdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan analisis One-Way ANOVA.

b. Uji Homogenitas

Descriptives

Hari_ketujuh

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol Basal 3 82,3333 11,06044 6,38575 54,8577 109,8090 72,00 94,00 Kontrol Pankreotoksik 3 232,3333 20,98412 12,11519 180,2059 284,4608 216,00 256,00 Kontrol Positif 3 380,6667 23,96525 13,83635 321,1337 440,1997 353,00 395,00 IDP8 dosis 2000 mg/kg BB 3 338,3333 6,65833 3,84419 321,7931 354,8735 331,00 344,00 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB 3 159,0000 37,40321 21,59475 66,0853 251,9147 116,00 184,00 IDP8 dosis 500 mg/kg 3 167,6667 36,11556 20,85133 77,9507 257,3827 126,00 190,00 Total 18 226,7222 109,30196 25,76272 172,3676 281,0768 72,00 395,00


(52)

37

Hari_ketujuh

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3,622 5 12 ,031

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data berbeda dengan p<0.05 (0,031), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok yang mempunyai varian berbeda dan analisis data dilanjutkan dengan One Way ANOVA kemudian dilanjutkan Post-Hoc Tamhane’s.

c. Uji One-Way Anova

ANOVA

Hari_ketujuh

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 195328,278 5 39065,656 60,338 ,000 Within Groups 7769,333 12 647,444

Total 203097,611 17

Hasil dari uji One-Way ANOVA menunjukan p<0,05 (0,000), maka ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang memiliki rerata kadar glukosa darah yang berbeda bermakna. Oleh karena itu, data dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc Tamhane’s untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang memiliki perbedaan.

d. Uji Post-Hoc Tamhane

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Hari_ketujuh

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Tamhane Kontrol Basal Kontrol Pankreotoksik -150,00000* 13,69509 ,023 -264,9011 -35,0989

Kontrol Positif -298,33333* 15,23884 ,006 -439,6913 -156,9754


(53)

38

Kontrol Pankreotoksik Kontrol Basal 150,00000* 13,69509 ,023 35,0989 264,9011

Kontrol Positif -148,33333* 18,39082 ,021 -264,4225 -32,2442

IDP8 dosis 2000 mg/kg BB -106,00000 12,71045 ,113 -257,7904 45,7904 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB 73,33333 24,76108 ,579 -124,9823 271,6490 IDP8 dosis 500 mg/kg 64,66667 24,11546 ,661 -123,6232 252,9565 Kontrol Positif Kontrol Basal 298,33333* 15,23884 ,006 156,9754 439,6913

Kontrol Pankreotoksik 148,33333* 18,39082 ,021 32,2442 264,4225

IDP8 dosis 2000 mg/kg BB 42,33333 14,36044 ,727 -141,5700 226,2367 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB 221,66667* 25,64718 ,029 34,4434 408,8900

IDP8 dosis 500 mg/kg 213,00000* 25,02443 ,028 34,3457 391,6543

IDP8 dosis 2000 mg/kg BB Kontrol Basal 256,00000* 7,45356 ,000 199,2474 312,7526

Kontrol Pankreotoksik 106,00000 12,71045 ,113 -45,7904 257,7904 Kontrol Positif -42,33333 14,36044 ,727 -226,2367 141,5700 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB 179,33333 21,93425 ,168 -149,4658 508,1324 IDP8 dosis 500 mg/kg 170,66667 21,20273 ,171 -144,4012 485,7345 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB Kontrol Basal 76,66667 22,51913 ,611 -202,8146 356,1479 Kontrol Pankreotoksik -73,33333 24,76108 ,579 -271,6490 124,9823 Kontrol Positif -221,66667* 25,64718 ,029 -408,8900 -34,4434

IDP8 dosis 2000 mg/kg BB -179,33333 21,93425 ,168 -508,1324 149,4658 IDP8 dosis 500 mg/kg -8,66667 30,01851 1,000 -195,4014 178,0681 IDP8 dosis 500 mg/kg Kontrol Basal 85,33333 21,80724 ,498 -180,2910 350,9577 Kontrol Pankreotoksik -64,66667 24,11546 ,661 -252,9565 123,6232 Kontrol Positif -213,00000* 25,02443 ,028 -391,6543 -34,3457


(54)

39

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Kelompok Kontrol

Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal 0,023 0,006 0,000 0,611 0,498

Kontrol Pankreotoksik 0,023 0,0,21 0,113 0,579 0,661

Kontrol Positif 0,006 0,021 0,727 0,029 0,028

IDP8 2000 mg/kg BB 0,000 0,113 0,727 0,168 0,171

IDP8 1000 mg/kg BB 0,611 0,579 0,029 0,168 1

IDP8 500 mg/kg BB 0,498 0,661 0,028 0,171 1

Kelompok Kontrol Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal BB BB BB BTB BTB

Kontrol

Pankreotoksik BB BB BTB BTB BTB

Kontrol Positif BB BB BTB BB BB

IDP8 2000 mg/kg BB BB BTB BTB BTB BTB

IDP8 1000 mg/kg BB BTB BTB BB BTB BTB


(55)

40

Hari Ke-4 Hari Ke-7 Hari Ke-14 4-7 4-14

Basal 1 98 94 104 4 -6

2 96 81 97 15 -1

3 94 72 84 22 10

Pankreotoksik 1 460 256 163 204 297

2 480 216 153 264 327

3 469 225 123 244 346

Positif 1 477 395 99 82 378

2 459 353 96 106 363

3 448 394 111 54 337

Perlakuan 1 (2000 mg/kg

BB)

1 574 340 66 234 508

2 564 344 68 220 496

3 581 331 69 250 512

Perlakuan 2 (1000 mg/kg

BB)

1 227 116 101 111 126

2 274 177 105 97 169

3 360 184 103 176 257

Perlakuan 3 (500 mg/kg

BB)

1 398 187 93 211 305

2 405 190 111 215 294

3 392 126 92 266 300

a. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penurunan_hari_ketujuh Kontrol Basal ,225 3 . ,984 3 ,756

Kontrol Pankreotoksik ,253 3 . ,964 3 ,637

Kontrol Positif ,187 3 . ,998 3 ,915


(56)

41

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Penurunan_hari_keempatbela

s

Kontrol Basal ,263 3 . ,955 3 ,593

Kontrol Pankreotoksik ,226 3 . ,983 3 ,754

Kontrol Positif ,237 3 . ,977 3 ,706

IDP8 dosis 2000 mg/kg BB ,292 3 . ,923 3 ,463 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB ,256 3 . ,962 3 ,626

IDP8 dosis 500 mg/kg ,191 3 . ,997 3 ,900

a. Lilliefors Significance Correction

Jika nilai p>0,05 maka sampel dikatakan normal. Pada analisis Shapiro Wilk, nilai p setiap kelompok lebih dari 0,05, maka disimpulkan sampel terdistribusi normal

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Penurunan_ hari_ketujuh

Kontrol Basal 3 13,6667 9,07377 5,23874 -8,8738 36,2072 4,00 22,00 Kontrol Pankreotoksik 3 237,3333 30,55050 17,63834 161,4417 313,2250 204,00 264,00 Kontrol Positif 3 80,6667 26,02563 15,02590 16,0154 145,3179 54,00 106,00 IDP8 dosis 2000 mg/kg BB 3 234,6667 15,01111 8,66667 197,3770 271,9563 220,00 250,00 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB 3 128,0000 42,15448 24,33790 23,2825 232,7175 97,00 176,00 IDP8 dosis 500 mg/kg 3 230,6667 30,66486 17,70436 154,4909 306,8424 211,00 266,00


(57)

42

hari_keemp atbelas

Kontrol Pankreotoksik 3 323,3333 24,70493 14,26340 261,9629 384,7038 297,00 346,00 Kontrol Positif 3 359,3333 20,74448 11,97683 307,8012 410,8655 337,00 378,00 IDP8 dosis 2000 mg/kg BB 3 505,3333 8,32666 4,80740 484,6488 526,0179 496,00 512,00 IDP8 dosis 1000 mg/kg BB 3 184,0000 66,77574 38,55299 18,1199 349,8801 126,00 257,00 IDP8 dosis 500 mg/kg 3 299,6667 5,50757 3,17980 285,9851 313,3482 294,00 305,00 Total 18 278,7778 162,78407 38,36857 197,8272 359,7284 -6,00 512,00

Tabel Rerata Penurunan Kadar Glukosa Darah Hari Ke-7 dan Hari-14 Kelompok Uji Rerata Penurunan KGD (Mean±SE)

4-7 4-14

Kontrol Basal 13,67±5,24 1,00±4,73

Kontrol Pankreotoksik 237,33±17,64 323,33±14,26

Kontrol Positif 80,67±15,03 359,33±11,98

IDP8 2000 mg/kg BB 234,67±8,67 505,33±4,81

IDP8 1000 mg/kg BB 137,00±22,59 184,00±38,55


(58)

43

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hari_14 Kontol Basal ,245 3 . ,971 3 ,672

Kontrol Pankreotoksik ,292 3 . ,923 3 ,463 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB ,314 3 . ,893 3 ,363

IDP8 2000 mg/kg BB ,253 3 . ,964 3 ,637

IDP8 1000 mg/kg BB ,175 3 . 1,000 3 1,000

IDP8 500 mg/kg BB ,369 3 . ,789 3 ,089

a. Lilliefors Significance Correction

Jika nilai p>0.05 maka sampel dikatakan normal. Pada analisis Shapiro Wilk, nilai p setiap kelompok lebih dari 0.05, maka disimpulkan sampel terdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan analisis One-Way ANOVA


(59)

44

Hari_14

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontol Basal 3 95,0000 10,14889 5,85947 69,7888 120,2112 84,00 104,00 Kontrol Pankreotoksik 3 146,3333 20,81666 12,01850 94,6219 198,0448 123,00 163,00 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB 3 102,0000 7,93725 4,58258 82,2828 121,7172 96,00 111,00 IDP8 2000 mg/kg BB 3 67,6667 1,52753 ,88192 63,8721 71,4612 66,00 69,00 IDP8 1000 mg/kg BB 3 103,0000 2,00000 1,15470 98,0317 107,9683 101,00 105,00 IDP8 500 mg/kg BB 3 98,6667 10,69268 6,17342 72,1046 125,2287 92,00 111,00 Total 18 102,1111 25,50176 6,01082 89,4294 114,7928 66,00 163,00

Test of Homogeneity of Variances

Hari_14

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,378 5 12 ,017

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data berbeda dengan p<0.05 (0.017), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok yang mempunyai varian berbeda dan analisis data dilanjutkan dengan One Way ANOVA kemudian dilanjutkan Post-Hoc Tamhane’s.


(60)

45

Hari_14

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 9615,778 5 1923,156 16,026 ,000 Within Groups 1440,000 12 120,000

Total 11055,778 17

Hasil dari uji One-Way ANOVA menunjukan p<0,05 (0,000), maka ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdaat dua kelompok yang memiliki rerata kadar glukosa darah yang berbeda bermakna. Oleh karena itu, data dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc Tamhane’s untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang memiliki perbedaan.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Hari_14 Tamhane

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontol Basal Kontrol Pankreotoksik -51,33333 13,37078 ,396 -170,3316 67,6650

Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -7,00000 7,43864 1,000 -55,7232 41,7232 IDP8 2000 mg/kg BB 27,33333 5,92546 ,461 -64,6741 119,3408 IDP8 1000 mg/kg BB -8,00000 5,97216 ,996 -95,1510 79,1510 IDP8 500 mg/kg BB -3,66667 8,51143 1,000 -56,6845 49,3512 Kontrol Pankreotoksik Kontol Basal 51,33333 13,37078 ,396 -67,6650 170,3316

Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB 44,33333 12,86252 ,551 -92,5858 181,2525 IDP8 2000 mg/kg BB 78,66667 12,05082 ,284 -122,2980 279,6314 IDP8 1000 mg/kg BB 43,33333 12,07385 ,651 -154,7440 241,4106


(61)

46

0,45 mg/kg BB Kontrol Pankreotoksik -44,33333 12,86252 ,551 -181,2525 92,5858 IDP8 2000 mg/kg BB 34,33333 4,66667 ,199 -34,2232 102,8899 IDP8 1000 mg/kg BB -1,00000 4,72582 1,000 -64,2516 62,2516 IDP8 500 mg/kg BB 3,33333 7,68838 1,000 -48,2299 54,8966 IDP8 2000 mg/kg BB Kontol Basal -27,33333 5,92546 ,461 -119,3408 64,6741 Kontrol Pankreotoksik -78,66667 12,05082 ,284 -279,6314 122,2980 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -34,33333 4,66667 ,199 -102,8899 34,2232 IDP8 1000 mg/kg BB -35,33333* 1,45297 ,000 -44,9484 -25,7183 IDP8 500 mg/kg BB -31,00000 6,23610 ,416 -128,7036 66,7036 IDP8 1000 mg/kg BB Kontol Basal 8,00000 5,97216 ,996 -79,1510 95,1510 Kontrol Pankreotoksik -43,33333 12,07385 ,651 -241,4106 154,7440 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB 1,00000 4,72582 1,000 -62,2516 64,2516 IDP8 2000 mg/kg BB 35,33333* 1,45297 ,000 25,7183 44,9484 IDP8 500 mg/kg BB 4,33333 6,28048 1,000 -88,6432 97,3099 IDP8 500 mg/kg BB Kontol Basal 3,66667 8,51143 1,000 -49,3512 56,6845 Kontrol Pankreotoksik -47,66667 13,51131 ,449 -163,2540 67,9206 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -3,33333 7,68838 1,000 -54,8966 48,2299 IDP8 2000 mg/kg BB 31,00000 6,23610 ,416 -66,7036 128,7036 IDP8 1000 mg/kg BB -4,33333 6,28048 1,000 -97,3099 88,6432 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(62)

47

Kontrol Pankreotoksik 0,396 0,551 0,284 0,651 0,449

Kontrol Positif 1 0,551 0,199 1 1

IDP8 2000 mg/kg BB 0,461 0,284 0,199 0,000 0,416

IDP8 1000 mg/kg BB 0,996 0,651 1 0,000 1

IDP8 500 mg/kg BB 1 0,449 1 0,416 1

Kelompok Kontrol Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal BTB BTB BTB BTB BTB

Kontrol

Pankreotoksik BTB BTB BTB BTB BTB

Kontrol Positif BTB BTB BTB BTB BTB

IDP8 2000 mg/kg BB BTB BTB BTB BB BTB

IDP8 1000 mg/kg BB BTB BTB BTB BB BTB

IDP8 500 mg/kg BB BTB BTB BTB BTB BTB

Lampiran 16. Analisis Penurunan Kadar Glukosa Darah a. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Penurunan Kontol Basal ,263 3 . ,955 3 ,593

Kontrol Pankreotoksik ,226 3 . ,983 3 ,754 Kontrol Positif Glibenklamid


(63)

48

IDP8 500 mg/kg BB ,191 3 . ,997 3 ,900

a. Lilliefors Significance Correction

Jika nilai p>0.05 maka sampel dikatakan normal. Pada analisis Shapiro Wilk, nilai p setiap kelompok lebih dari 0.05, maka disimpulkan sampel terdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan analisis One-Way ANOVA.

b. Uji Homogenitas

Descriptives

Penurunan_H_14

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontol Basal 3 1,0000 8,18535 4,72582 -19,3335 21,3335 -6,00 10,00 Kontrol Pankreotoksik 3 323,3333 24,70493 14,26340 261,9629 384,7038 297,00 346,00 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB 3 359,3333 20,74448 11,97683 307,8012 410,8655 337,00 378,00 IDP8 2000 mg/kg BB 3 505,3333 8,32666 4,80740 484,6488 526,0179 496,00 512,00 IDP8 1000 mg/kg BB 3 184,0000 66,77574 38,55299 18,1199 349,8801 126,00 257,00 IDP8 500 mg/kg BB 3 299,6667 5,50757 3,17980 285,9851 313,3482 294,00 305,00 Total 18 278,7778 162,78407 38,36857 197,8272 359,7284 -6,00 512,00

Test of Homogeneity of Variances

Penurunan_H_14

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4,299 5 12 ,018

Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa varian data berbeda dengan p<0.05 (0.017), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok yang mempunyai varian berbeda dan analisis data dilanjutkan dengan One Way ANOVA kemudian dilanjutkan Post-Hoc Tamhane’s.


(64)

49

Penurunan_H_14

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 439144,444 5 87828,889 93,001 ,000 Within Groups 11332,667 12 944,389

Total 450477,111 17

Hasil uji analisis One-Way ANOVA menunjukkan 0.000 (p<0.05), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat dua kelompok yang mempunyai rerata kadar glukosa darah yang berbeda bermakna. Oleh karena itu, dilajutkan analisis Post Hoc Tamhane’s untuk mengetahui antar kelompok mana yang mempunyai perbedaan.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Penurunan_H_14 Tamhane

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Kontol Basal Kontrol Pankreotoksik -322,33333* 15,02590 ,012 -497,3089 -147,3577

Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -358,33333

* 12,87547 ,004 -492,1976 -224,4691

IDP8 2000 mg/kg BB -504,33333* 6,74125 ,000 -546,2331 -462,4336

IDP8 1000 mg/kg BB -183,00000 38,84156 ,457 -805,0081 439,0081 IDP8 500 mg/kg BB -298,66667* 5,69600 ,000 -338,9870 -258,3463 Kontrol Pankreotoksik Kontol Basal 322,33333* 15,02590 ,012 147,3577 497,3089

Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -36,00000 18,62495 ,871 -154,9039 82,9039 IDP8 2000 mg/kg BB -182,00000* 15,05176 ,045 -355,4797 -8,5203 IDP8 1000 mg/kg BB 139,33333 41,10691 ,571 -307,1885 585,8551


(65)

50

0,45 mg/kg BB Kontrol Pankreotoksik 36,00000 18,62495 ,871 -82,9039 154,9039 IDP8 2000 mg/kg BB -146,00000* 12,90564 ,039 -278,5782 -13,4218 IDP8 1000 mg/kg BB 175,33333 40,37051 ,419 -312,5480 663,2147 IDP8 500 mg/kg BB 59,66667 12,39175 ,377 -102,4371 221,7704 IDP8 2000 mg/kg BB Kontol Basal 504,33333* 6,74125 ,000 462,4336 546,2331 Kontrol Pankreotoksik 182,00000* 15,05176 ,045 8,5203 355,4797 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB 146,00000

* 12,90564 ,039 13,4218 278,5782

IDP8 1000 mg/kg BB 321,33333 38,85157 ,179 -299,4987 942,1654 IDP8 500 mg/kg BB 205,66667* 5,76387 ,000 164,4349 246,8984 IDP8 1000 mg/kg BB Kontol Basal 183,00000 38,84156 ,457 -439,0081 805,0081 Kontrol Pankreotoksik -139,33333 41,10691 ,571 -585,8551 307,1885 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -175,33333 40,37051 ,419 -663,2147 312,5480 IDP8 2000 mg/kg BB -321,33333 38,85157 ,179 -942,1654 299,4987 IDP8 500 mg/kg BB -115,66667 38,68390 ,774 -756,8705 525,5372 IDP8 500 mg/kg BB Kontol Basal 298,66667* 5,69600 ,000 258,3463 338,9870

Kontrol Pankreotoksik -23,66667 14,61354 ,982 -228,7119 181,3786 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -59,66667 12,39175 ,377 -221,7704 102,4371 IDP8 2000 mg/kg BB -205,66667* 5,76387 ,000 -246,8984 -164,4349

IDP8 1000 mg/kg BB 115,66667 38,68390 ,774 -525,5372 756,8705 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(66)

51

Kontrol Pankreotoksik 0,012 0,871 0,045 0,571 0,982

Kontrol Positif 0,004 0,871 0,039 0,419 0,377

IDP8 2000 mg/kg BB 0,000 0,045 0,039 0,179 0,000

IDP8 1000 mg/kg BB 0,457 0,571 0,419 0,179 0,774

IDP8 500 mg/kg BB 0,000 0,982 0,377 0,000 0,774

Kelompok Kontrol Basal

Kontrol Pankreotoksik

Kontrol Positif

IDP8 2000 mg/kg BB

IDP8 1000 mg/kg BB

IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal BB BB BB BTB BB

Kontrol

Pankreotoksik BB BTB BB BTB BTB

Kontrol Positif BB BTB BB BTB BTB

IDP8 2000 mg/kg BB BB BB BB BTB BB

IDP8 1000 mg/kg BB BTB BTB BTB BTB BTB


(67)

52 KELOMPOK Hari ke-0 Hari

ke-4

Hari ke-7 Hari ke-14 Penurunan Hari 4-0 Penurunan Hari 4-7 Penurunan Hari 4-14

Kontrol Positif 72 98 94 104 26 4 -6

79 96 81 97 17 15 -1

76 94 72 84 18 22 10

Kontrol Pankreotoksik

83 460 256 163 377 204 297

76 480 216 153 404 264 327

89 469 225 123 380 244 346

Kontrol Positif 82 477 395 99 395 82 378

86 459 353 96 373 106 363

78 448 394 111 370 54 337

IDP8 2000 mg/kg BB

95 574 340 66 479 234 508

92 564 344 68 472 220 496

99 581 331 69 482 250 512

IDP8 1000 mg/kg BB

87 227 116 101 140 111 126

82 274 177 105 396 118 394

84 360 184 103 290 182 268

IDP8 500 mg/kg BB

95 398 187 93 306 124 284

87 405 190 111 466 361 448

94 392 126 92 470 293 454

Penurunan KGD: Mean SE

Kelompok Penurunan Hari 4-0

Penurunan Hari 4-14 Kontrol Basal 20,33  2,85 1  8,18 Kontrol

Pankreotoksik

387  8,54 323,33  24,70 Kontrol Positif 379,33  7,88 359,33±11,98


(68)

53 

� = � � � �� �ℎ � � � � � �ℎ � � ��� �� × % Kelompok Penurunan Hari

4-14

Kontrol Basal 4,92%

Kontrol

Pankreotoksik

83,55%

Kontrol Positif 94,73%

IDP8 2000 mg/kg BB 105,79% IDP8 1000 mg/kg BB 90,79% IDP8 500 mg/kg BB 97,83%


(69)

54

Penulis skripsi dengan judul “Efek Antidiabetes Infusa Daun Paitan (Tithonia diversifolia) 8% Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Terinduksi Streptozotosin” yang memiliki nama lengkap Ajeng Dwi Kartika Sari, lahir di Semarang pada tanggal 3 Februari 1995. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Djoko Santoso dan Ibu Sri Astuti Yulia. Pendidikan formal yang ditempuh yaitu TK Pangudi Luhur Santo Yusup Semarang (2000-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD Pangudi Luhur Santo Yusup Semarag (2001-2007), pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 9 Semarang (2007-2010), dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Semarang (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan, antara lain koordinator divisi konsumsi dalam Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi (2014), koordinator divisi konsumsi dalam Seminar Nasional Interprofessional Health Care (2014), koordinator divisi konsumsi Seminar Nasional Herbal Medicine As Alternative and Complementary Treatment for Patients (2015), dan anggota divisi konsumsi dalam Pengambilan Lafal Sumpah/Janji Apoteker Angkatan XXX (2016).


(70)

(1)

50

IDP8 500 mg/kg BB 23,66667 14,61354 ,982 -181,3786 228,7119 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB

Kontol Basal 358,33333* 12,87547 ,004 224,4691 492,1976 Kontrol Pankreotoksik 36,00000 18,62495 ,871 -82,9039 154,9039 IDP8 2000 mg/kg BB -146,00000* 12,90564 ,039 -278,5782 -13,4218 IDP8 1000 mg/kg BB 175,33333 40,37051 ,419 -312,5480 663,2147 IDP8 500 mg/kg BB 59,66667 12,39175 ,377 -102,4371 221,7704 IDP8 2000 mg/kg BB Kontol Basal 504,33333* 6,74125 ,000 462,4336 546,2331 Kontrol Pankreotoksik 182,00000* 15,05176 ,045 8,5203 355,4797 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB 146,00000

* 12,90564 ,039 13,4218 278,5782

IDP8 1000 mg/kg BB 321,33333 38,85157 ,179 -299,4987 942,1654 IDP8 500 mg/kg BB 205,66667* 5,76387 ,000 164,4349 246,8984 IDP8 1000 mg/kg BB Kontol Basal 183,00000 38,84156 ,457 -439,0081 805,0081 Kontrol Pankreotoksik -139,33333 41,10691 ,571 -585,8551 307,1885 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -175,33333 40,37051 ,419 -663,2147 312,5480 IDP8 2000 mg/kg BB -321,33333 38,85157 ,179 -942,1654 299,4987 IDP8 500 mg/kg BB -115,66667 38,68390 ,774 -756,8705 525,5372 IDP8 500 mg/kg BB Kontol Basal 298,66667* 5,69600 ,000 258,3463 338,9870 Kontrol Pankreotoksik -23,66667 14,61354 ,982 -228,7119 181,3786 Kontrol Positif Glibenklamid

0,45 mg/kg BB -59,66667 12,39175 ,377 -221,7704 102,4371 IDP8 2000 mg/kg BB -205,66667* 5,76387 ,000 -246,8984 -164,4349 IDP8 1000 mg/kg BB 115,66667 38,68390 ,774 -525,5372 756,8705 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.


(2)

51

Kelompok Kontrol

Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal 0,012 0,004 0,000 0,457 0,000

Kontrol Pankreotoksik 0,012 0,871 0,045 0,571 0,982

Kontrol Positif 0,004 0,871 0,039 0,419 0,377

IDP8 2000 mg/kg BB 0,000 0,045 0,039 0,179 0,000

IDP8 1000 mg/kg BB 0,457 0,571 0,419 0,179 0,774

IDP8 500 mg/kg BB 0,000 0,982 0,377 0,000 0,774

Kelompok Kontrol Basal Kontrol Pankreotoksik Kontrol Positif IDP8 2000 mg/kg BB IDP8 1000 mg/kg BB IDP8 500 mg/kg BB

Kontrol Basal BB BB BB BTB BB

Kontrol

Pankreotoksik BB BTB BB BTB BTB

Kontrol Positif BB BTB BB BTB BTB

IDP8 2000 mg/kg BB BB BB BB BTB BB

IDP8 1000 mg/kg BB BTB BTB BTB BTB BTB


(3)

52 Lampiran 17. Analisis persentase penurunan kadar glukosa darah

KELOMPOK Hari ke-0 Hari ke-4

Hari ke-7 Hari ke-14 Penurunan Hari 4-0 Penurunan Hari 4-7 Penurunan Hari 4-14

Kontrol Positif 72 98 94 104 26 4 -6

79 96 81 97 17 15 -1

76 94 72 84 18 22 10

Kontrol Pankreotoksik

83 460 256 163 377 204 297

76 480 216 153 404 264 327

89 469 225 123 380 244 346

Kontrol Positif 82 477 395 99 395 82 378

86 459 353 96 373 106 363

78 448 394 111 370 54 337

IDP8 2000 mg/kg BB

95 574 340 66 479 234 508

92 564 344 68 472 220 496

99 581 331 69 482 250 512

IDP8 1000 mg/kg BB

87 227 116 101 140 111 126

82 274 177 105 396 118 394

84 360 184 103 290 182 268

IDP8 500 mg/kg BB

95 398 187 93 306 124 284

87 405 190 111 466 361 448

94 392 126 92 470 293 454

Penurunan KGD: Mean SE

Kelompok Penurunan Hari 4-0

Penurunan Hari 4-14

Kontrol Basal 20,33  2,85 1  8,18

Kontrol

Pankreotoksik

387  8,54 323,33  24,70


(4)

53

IDP8 2000 mg/kg BB 477,67  2,96 505,33±4,81

IDP8 1000 mg/kg BB 202,67  39,62 184,00±38,55

IDP8 500 mg/kg BB 306,33 6,01 299,67±3,18

� = � � � �� �ℎ � � � � � �ℎ � � ��� �� × % Kelompok Penurunan Hari

4-14

Kontrol Basal 4,92%

Kontrol

Pankreotoksik

83,55%

Kontrol Positif 94,73%

IDP8 2000 mg/kg BB 105,79%

IDP8 1000 mg/kg BB 90,79%


(5)

54

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Efek Antidiabetes Infusa

Daun Paitan (Tithonia diversifolia) 8% Terhadap Tikus

Putih Jantan Galur Wistar Terinduksi Streptozotosin” yang

memiliki nama lengkap Ajeng Dwi Kartika Sari, lahir di Semarang pada tanggal 3 Februari 1995. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Djoko Santoso dan Ibu Sri Astuti Yulia. Pendidikan formal yang ditempuh yaitu TK Pangudi Luhur Santo Yusup Semarang (2000-2001), pendidikan Sekolah Dasar di SD Pangudi Luhur Santo Yusup Semarag (2001-2007), pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 9 Semarang (2007-2010), dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Semarang (2010-2013). Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan, antara lain koordinator divisi konsumsi dalam Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi (2014), koordinator divisi konsumsi dalam Seminar Nasional

Interprofessional Health Care (2014), koordinator divisi konsumsi Seminar Nasional Herbal

Medicine As Alternative and Complementary Treatment for Patients (2015), dan anggota


(6)