Penerapan Job Order Costing dalam Perhitungan Kos Produksi (studi kasus pada PTP Nusantara VIII Kebun Ciater).

(1)

ABSTRACT

In all manufacturing companies, production cost is the most prominent part of management to make the right decision in the company. Therefore, in order to get the right information of cost production, they need to apply the right method of production cost or known as job order costing (JOC). This calculation method is based on the way of thinking that product is classified into different job which is resulted different costs. So, job order costing will simplified the information tobe reported in which being used to set the sale prices, cost controling, and job evaluation.

My thesis will be about providing the informations needed by PT Perkebunan Nusantara VIII (PTP Teh Ciater). In which this method will be used as field study by gathering any available datas by interveiwing and direct observation on site. Those datas, after gathering, will be compared with other referense study and any available notes which are also connected with the company.

After having the result of production cost, the thesis’ author will have the classification needed by the company, in this case, PTP Teh Ciater. The previous result says that the production cost is divided into two parts, which is: plant cost and other costs ; but, the thesis’ author has found that the right classification is that the production cost should be divided as: direct materials and indirect manufacturing costs and it will be presented in job cost sheet. In gathering the information needed, the company should use job cost sheet in order to help management in making the right decision in planning, controlling, directing, and setting the desireable profit.


(2)

ABSTRAK

Dalam perusahaan manufaktur infomasi mengenai kos produksi yang terjadi memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Agar perusahaan dapat menghasilkan informasi kos produksi yang tepat, diperlukan pemrosesan kos-kos dengan menggunakan metode yang tepat. Metode perhitungan menggunakan job order costing (JOC) dilandasi oleh pemikiran bahwa untuk menghasilkan produk diperlukan pengklasifikasian kos berdasarkan pekerjaan. Job order costing memudahkan penyajian informasi kos yang akan digunakan untuk penetapan harga jual, pengontrolan kos, dan pengevaluasian kinerja.

Skripsi ini bertujuan untuk mrnghasilkan informasi berdasarkan pekerjaan di PT Perkebunan Nusantara VIII (PTP Teh Ciater). Metode penelitian yang digunakan adalah studi lapangan dengan mengumpulkan data-data melalui wawancara dan observasi langsung pada obyek penelitian. Data ini dilengkapi dan dibandingkan dengan studi kepustakaan melalui literatur-literatur dan catatan lainnya yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di PTP Teh Ciater, maka dapat diketahui bahwa perusahaan mengklasifikasikan kos produksi menjadi dua bagian yaitu kos tanaman dan kos lainnya sedangkan dalam penelitian ini kos produksi diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu kos bahan baku dan kos manufaktur tidak langsung yang akan disajikan ke dalam kartu kos pekerjaan. Perusahaan dalam menghasilkan laporan kos produksi lebih baik menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) yang akan membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang tepat baik dalam menetapkan laba yang diinginkan maupun yang lainnya.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………i

HALAMAN PENGESAHAN………ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………iii

KATA PENGANTAR………iv

ABSTRACT………vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR...xv

DAFTAR TABEL...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...3

1.3 Tujuan Penelitian...4

1.4 Kegunaan Penelitian...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Kos (Cost) dan Biaya (Expense)...6

2.2 Klasifikasi Kos (Cost)...8


(4)

2.2.1.1 Kos Produksi...8

2.2.1.2 Kos Perioda (period costs)...9

2.2.2 Kos Dalam Hubungannya dengan Volume Produksi...10

2.2.3 Kos Dalam hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen lain...10

2.2.4 Kos Dalam Hubungannya Dengan Periode Akuntansi...11

2.2.5 Kos Dalam Hubungannya Dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau Evaluasi...11

2.3 Kos Produksi...12

2.3.1 Pengertian Kos Produksi...12

2.3.2 Unsur-unsur Kos Produksi...13

2.3.2.1 Kos Bahan Baku Langsung (Direct Materials)...13

2.3.2.2 Kos Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)...14

2.3.2.3 Kos Manufaktur Tidak Langsung (Indirect Manufacturing Costs)...15

2.3.3 Penggunaan Tarif Manufaktur Tidak Langsung yang Telah Ditentukan sebelumnya...15

2.3.4 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Tarif Manufaktur Tidak Langsung...16

2.3.4.1 Dasar yang Digunakan...16

2.3.4.1.1 Output fisik...17

2.3.4.1.2 Dasar Kos Bahan Baku Langsung...17

2.3.4.1.3 Dasar Kos Tenaga Kerja Langsung...18


(5)

2.3.4.1.5 Dasar Jam Mesin...19

2.3.4.1.6 Dasar Transaksi...19

2.3.4.2 Pemilihan Tingkat aktivitas...20

2.3.4.2.1 Kapasitas Teoritis...20

2.3.4.2.2 Kapasitas Praktis...21

2.3.4.2.3 Kapasitas Aktual yang Diperkirakan...21

2.3.4.2.4 Kapasitas Normal...21

2.3.4.2.5 Dampak Kapasitas pada Tarif Overhead Pabrik...21

2.3.4.2.6 Kapasitas Mengganggur versus Kelebihan Kapasitas...22

2.3.4.3Memasukkan atau Mengeluarkan Kos Overhead Tetap...22

2.3.5 Pengukuran Kos (Cost Measurement)...23

2.4 Job Order Costing (JOC)...24

2.4.1 Pengertian Job Order Costing (JOC)...24

2.4.2 Karakteristik Job Order Costing (JOC)...25

2.4.3 Manfaat Job Order Costing (JOC)...25

2.4.4 Pendekatan Job Order Costing (JOC)...26

2.4.4.1 Identifikasi pekerjaan (job) yang dipilih sebagai obyek kos...26

2.4.4.2 Identifikasi Kos Langsung Pekerjaan...27

2.4.4.3 Identifikasi Kos Tidak Langsung yang Terkait dengan Setiap Dasar...28


(6)

2.4.4.4 Pilih Dasar Alokasi Kos yang Digunakan untuk Mengalokasikan Kos Tidak Langsung ke

Pekerjaan...28

2.4.4.5 Menghitung Tarif Perunit dari setiap Dasar Alokasi Kos yang digunakan untuk Mengalokasikan Kos tidak Langsung ke Pekerjaan...29

2.4.4.6 Menghitung Kos Tidak Langsung yang Dialokasikan ke Pekerjaan...29

2.4.4.7 Menghitung Kos Total Pekerjaan dengan Menambahkan Seluruh Kos Langsung dan Tidak Langsung yang Dibebankan ke Pekerjaan Itu...30

2.4.5 Dokumen- dokumen Sumber Job Order Costing...30

2.4.5.1 Lembar Kos pesanan...30

2.4.5.2 Permintaan Bahan Baku...31

2.4.5.3 Kartu Jam Kerja...31

2.4.5.4 Dokumen Sumber Lainnya...32

2.4.6 Akuntansi Job Order Costing...33

2.4.6.1 Penggunaan Bahan Baku (Material Purchased)...33

2.4.6.2 Penggunaan Tenaga Kerja (Factory Labor Costs Incurred)...33

2.4.6.3 Kos Tenaga Kerja yang Terjadi...34

2.4.6.4 Kos Tenaga Kerja yang Didistribusikan...35

2.4.6.5 Estimasi Kos Manufaktur Tidak Langsung yang Dialokasikan...35


(7)

2.4.6.6 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk yang

Dijual...36

2.5 Kerangka Pemikiran...37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metoda Penelitian...46

3.2 Rencana Analisis...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan...51

4.2Proses Produksi...54

4.3 Produk yang dihasilkan...54

4.4 Kos Produksi PTP Ciater...57

4.5 Kos Produksi Menurut job order costing...61

4.5.1Identifikasi Pekerjaan (job) yang Dipilih Sebagai Obyek Kos...64

4.5.2Identifikasi Kos Langsung Pekerjaan...64

4.5.2.1Kos Bahan Baku Langsung...65

4.5.2.2Kos Tenaga Kerja Langsung...74

4.5.3Mengindentifikasi Kos Tidak Langsung dengan Setiap Dasar Alokasi Kos...75

4.5.4Mengalokasi Kos Tidak Langsung pada Setiap Pekerjaan...78

4.5.5Menghitung Tarif Perunit dari Setiap Alokasi Kos yang Digunakan untuk Mengalokasikan Kos Tidak Langsung ke Pekerjaan...79


(8)

4.5.6Menghitung kos tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan.82 4.5.7Menghitung Kos Total Pekerjaan dengan Menambahkan Seluruh Kos Langsung dan Tidak Langsung yang Dibebankan ke

Pekerjaan...82

4.6 Pembahasan...87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...91

5.2 Keterbatasan Penelitian...92

5.3 Saran...92

DAFTAR PUSTAKA………94


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran... 37

Gambar 2 Proses Produksi... 54

Gambar 3 Formulir Penerimaan Bahan Baku... 72

Gambar 4 Formulir Penjualan Bahan Baku... 73

Gambar 5 Formulir Bahan Baku yang Diproduksi... 76


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Rencana Analisis... 47

Tabel II Produk Jadi... 58

Tabel III Kos Produksi PTP Ciater... ... 62

Tabel IV Kos Bahan Baku... 70

Tabel V Kos Bahan Baku Diproduksi Sendiri... 71

Tabel VI Bahan Baku yang Digunakan pada Setiap Pekerjaan... 74

Tabel VII Kos Tidak Langsung yang Dianggarkan... 79

Tabel VIII Produk Jadi yang Dianggarkan... 81

Tabel IX Kos Tidak Langsung pada Setiap Pekerjaan... 83


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perusahaan manufaktur infomasi mengenai kos produksi yang terjadi memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Tingkat informasi yang kurang lengkap akan mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak baik dan pada akhirnya akan menyebabkan kerugian dan kehilangan daya saing secara keseluruhan. Agar perusahaan dapat menghasilkan informasi kos produksi yang baik, diperlukan pemrosesan kos-kos dengan menggunakan metode yang tepat. Metode perhitungan menggunakan job order costing dilandasi oleh pemikiran bahwa untuk menghasilkan produk diperlukan pengklasifikasian kos berdasarkan pekerjaan.

Menurut Guan, Hansen, dan Mowen (2009:137), pengertian job order costing adalah sebagai berikut:

“The key feature of job order costing is that the cost of one job differs from

that of another job and must be monitored. For job order production systems, cost are accumulated by job. This approach to assigning costs is called a

job-order costing system

Menurut Carter dan Usry (2002:5-1), job order costing juga dapat diartikan sebagai berikut:

“In job order costing or job costing, producting costs are accumulated fir

each separate job; a job is the ouput identified to fill a certain customer


(12)

BAB I Pendahuluan 2

Perusahaan sebelum menerapkan metode job order costing harus terlebih dahulu mencocokkan karakteristik perusahaan dengan job order costing. Menurut Edward dan Michael (1991:213) menjelaskan karakteristik job order costing adalah sebagai berikut:

Job costing methods are also used from projects. A project is a complex job

that often take months or years to complete and requires the work of many different departements or divisions or subcontractors. Projects are unique and non repetitive, have more uncertainties, and involve more skills and

specialties that job”

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa job order costing merupakan metode yang mengakumulasi kos atas dasar pekerjaan dan mengindentifikasi kos secara terpisah untuk menghasilkan informasi kos produksi guna pengambilan keputusan. Yang menjadi perhatian adalah penelusuran kos berdasarkan pekerjaan untuk menghitung kos produksi yaitu kos bahan baku, tenaga kerja, dan manufaktur tidak langsung yang digunakan dalam menghasilkan produk jadi. Job order costing memudahkan penyajian informasi kos yang akan digunakan untuk penetapan harga jual, pengontrolan kos, dan pengevaluasian kinerja.

PT Perkebunan Nusantara VIII (PTP Teh Ciater) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang industri perkebunan yang mengolah pucuk teh menjadi teh hitam secara orthodoks. Produk dihasilkan berdasarkan panduan standar operasional perusahaan, mulai dari penerimaan bahan baku, pembeberan, pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi, penyimpanan, pengepakan dan pengiriman. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan produk teh hitam yang tidak terkontaminasi dan dapat memenuhi keinginan pelanggan.


(13)

BAB I Pendahuluan 3

Strategi lain yang dilakukan oleh PTP Teh Ciater adalah menghasilkan produk yang bersifat unik, bermacam-macam, dan berbeda satu dengan lainnya seperti teh dengan mutu I, mutu II, dan mutu lokal. PTP Teh Ciater menggunakan material, sistem pelaksanaan, dan aktivitas yang berbeda pada setiap produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, jangka waktu penggilingan teh yang berbeda antara teh yang bermutu II dan mutu lokal. Dengan adanya perbedaan tersebut, kos yang timbul pada setiap produk akan berbeda sehingga dibutuhkan penelusuran kos secara terpisah pada setiap pekerjaan yang dilakukan.

Oleh karena itu, job order costing merupakan metode yang baik bagi PTP Teh Ciater dalam perhitungan kos produksi. Dengan adanya skripsi ini, penulis mengharapkan agar perhitungan dan penyusunan kos produksi berdasarkan sistem job order costing (JOC) ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui berapa kos yang dilekatkan pada produk sehingga manajemen menghasilkan keputusan yang baik tentang penetapan harga dan manajemen kos.

Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul:

“Penerapan Job Order Costing Dalam Perhitungan Kos Produksi di

Perkebunan Nusantara VIII Teh Ciater”

1.2 Identifikasi Masalah

Penetapan kos produksi pada produk yang dihasilkan secara tidak baik akan berakibat pada penetapan harga jual pada saat pelelangan teh. Oleh karena itu, harus menggunakan metode perhitungan kos yang lebih baik pada setiap produk dalam suatu proses produksi.


(14)

BAB I Pendahuluan 4

Berdasarkan latar belakang dan pengamatan yang dikemukakan penulis maka penelitian memfokuskan masalah pada:

1. Bagaimana penilaian dan pengklasifikasian kos menggunakan job order costing (JOC) pada PTP Teh Ciater?

2. Bagaimana penyusunan laporan kos produksi menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) pada PTP Teh Ciater?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan atas maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghitung kos produksi menggunakan Job Order Costing (JOC) di PTP Teh Ciater

2. Untuk mendeskripsikan laporan kos produksi dengan menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) dalam membantu manajemen dalam mengambil keputusan di PTP Teh Ciater

1.4 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian yang dilakukan maka penulis berhadap bahwa hasil penelitian akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberi masukan dalam pengklasifikasian kos-kos secara lebih baik yang dapat dijadikan sebagai informasi dalam menetapkan harga jual.

2. Dengan adanya perhitungan kos produksi yang lebih baik, pihak perusahaan dapat mengetahui mana kos bahan baku, kos tenaga kerja dan kos manufaktur


(15)

BAB I Pendahuluan 5

tidak langsung yang nantinya dapat memberikan perubahan dalam menentukan kos produk.

3. Untuk memperluas wawasan pemikiran dan memperdalam ilmu pengetahuan penulis mengenai metode penghitungan kos produksi yang lebih baik dalam suatu perusahaan.

4. Memahami penggunaan job order costing dalam lapangan kerja sehingga dapat membedakan penggunaan metode kos yang cocok untuk perusahaan.


(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan pada PTP Ciater, penulis dapat menarik simpulan bahwa:

1. Pengklasifikasian kos produksi di PTP Ciater dibagi menjadi dua bagian yaitu kos bahan baku langsung dan kos manufaktur tidak langsung. Sedangkan kos tenaga kerja tidak langsung tidak diklasifikasikan karena tidak dapat ditelusuri. 2. Pembuatan formulir penerimaan bahan baku, formulir penjualan bahan baku,

dan formulir bahan baku yang diproduksi dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kos bahan baku dengan lebih baik.

3. Pengalokasian kos manufaktur tidak langsung menggunakan dasar produk jadi yang dianggarkan yang dianggap sebagai ukuran terbaik bagaimana suatu pekerjaan menggunakan seluruh sumber daya overhead manufaktur.

4. Penyajian kos produksi di PTP Ciater dengan menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) yang dapat membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang baik serta dalam menetapkan laba yang diinginkan, mengevaluasi ketepatan kos taksiran dengan kos sesungguhnya, mengajukan proposal tender, membandingkan pekerjaan yang sedang berjalan dengan pekerjaan serupa yang pernah dikerjakan untuk evaluasi kinerja pegawai dan efisiensi, membandingkan kualitas, dan sebagainya.


(17)

BAB V Simpulan dan Saran 92

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, terdapat keterbatasan penelitian yaitu penelitian ini hanya sebatas perhitungan kos produksi yang disajikan dalam kartu kos pekerjaan guna membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang baik. Penyajian infomasi secara akurat tidak dilakukan karena dalam pengalokasian kos manufaktur tidak langsung menggunakan single overhead rates yaitu produk jadi.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah penulis uraikan sebelumnya, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

1. PTP Ciater sebaiknya membuat kartu kos pekerjaan (job order sheet) dalam menghasilkan laporan kos produksi karena kartu kos pekerjaan dapat membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang baik, dalam menetapkan laba yang diinginkan, mengevaluasi ketepatan kos taksiran dengan kos sesungguhnya, mengajukan proposal tender, membandingkan pekerjaan yang sedang berjalan dengan pekerjaan serupa yang pernah dikerjakan untuk evaluasi kinerja pegawai dan efisiensi, membandingkan kualitas, dan sebagainya.

2. PTP Ciater sebaiknya lebih teliti dalam pengakuan kos pembelian dari kebun seinduk, karena kos tersebut tidak ikut dijumlahkan dalam pembelian hasil tanaman. Sebaiknya kos pembelian dari kebun seinduk ikut dijumlahkan karena akan menambah kos bahan baku.


(18)

BAB V Simpulan dan Saran 93

3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti mengharapkan pembahasan ini dapat menggunakan metode penghitungan kos produksi yang lebih cocok dibandingkan dengan metode job order costing. Sebagai contoh, metode hybrid costing atau metode lainnya yang cocok dengan kriteria PTP Ciater. Hal ini dikarenakan PTP Ciater menggunakan bahan baku yang berbeda dan sistem produksi yang sama pada setiap pekerjaannya.

4. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti mengharapkan pembahasan ini menggunakan multiple overhead rates dalam pengalokasian kos manufaktur tidak langsung dan activity based costing (kos berbasis aktivitas) agar informasi kos produksi yang dihasilkan tidak menyesatkan manajemen dalam pengambilan keputusan.


(19)

(1)

BAB I Pendahuluan 4

Berdasarkan latar belakang dan pengamatan yang dikemukakan penulis maka penelitian memfokuskan masalah pada:

1. Bagaimana penilaian dan pengklasifikasian kos menggunakan job order costing (JOC) pada PTP Teh Ciater?

2. Bagaimana penyusunan laporan kos produksi menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) pada PTP Teh Ciater?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan atas maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghitung kos produksi menggunakan Job Order Costing (JOC) di PTP Teh Ciater

2. Untuk mendeskripsikan laporan kos produksi dengan menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) dalam membantu manajemen dalam mengambil keputusan di PTP Teh Ciater

1.4 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian yang dilakukan maka penulis berhadap bahwa hasil penelitian akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberi masukan dalam pengklasifikasian kos-kos secara lebih baik yang dapat dijadikan sebagai informasi dalam menetapkan harga jual.

2. Dengan adanya perhitungan kos produksi yang lebih baik, pihak perusahaan dapat mengetahui mana kos bahan baku, kos tenaga kerja dan kos manufaktur


(2)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

tidak langsung yang nantinya dapat memberikan perubahan dalam menentukan kos produk.

3. Untuk memperluas wawasan pemikiran dan memperdalam ilmu pengetahuan

penulis mengenai metode penghitungan kos produksi yang lebih baik dalam suatu perusahaan.

4. Memahami penggunaan job order costing dalam lapangan kerja sehingga dapat


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan pada PTP Ciater, penulis dapat menarik simpulan bahwa:

1. Pengklasifikasian kos produksi di PTP Ciater dibagi menjadi dua bagian yaitu kos bahan baku langsung dan kos manufaktur tidak langsung. Sedangkan kos tenaga kerja tidak langsung tidak diklasifikasikan karena tidak dapat ditelusuri. 2. Pembuatan formulir penerimaan bahan baku, formulir penjualan bahan baku,

dan formulir bahan baku yang diproduksi dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kos bahan baku dengan lebih baik.

3. Pengalokasian kos manufaktur tidak langsung menggunakan dasar produk jadi yang dianggarkan yang dianggap sebagai ukuran terbaik bagaimana suatu pekerjaan menggunakan seluruh sumber daya overhead manufaktur.

4. Penyajian kos produksi di PTP Ciater dengan menggunakan kartu kos pekerjaan (job cost sheet) yang dapat membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang baik serta dalam menetapkan laba yang diinginkan, mengevaluasi ketepatan kos taksiran dengan kos sesungguhnya, mengajukan proposal tender, membandingkan pekerjaan yang sedang berjalan dengan pekerjaan serupa yang pernah dikerjakan untuk evaluasi kinerja pegawai dan efisiensi, membandingkan kualitas, dan sebagainya.


(4)

BAB V Simpulan dan Saran 92

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, terdapat keterbatasan penelitian yaitu penelitian ini hanya sebatas perhitungan kos produksi yang disajikan dalam kartu kos pekerjaan guna membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang baik. Penyajian infomasi secara akurat tidak dilakukan karena dalam pengalokasian kos manufaktur tidak langsung menggunakan single overhead rates yaitu produk jadi.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah penulis uraikan sebelumnya, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

1. PTP Ciater sebaiknya membuat kartu kos pekerjaan (job order sheet) dalam menghasilkan laporan kos produksi karena kartu kos pekerjaan dapat membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian, pengarahan, dan keputusan yang baik, dalam menetapkan laba yang diinginkan, mengevaluasi ketepatan kos taksiran dengan kos sesungguhnya, mengajukan proposal tender, membandingkan pekerjaan yang sedang berjalan dengan pekerjaan serupa yang pernah dikerjakan untuk evaluasi kinerja pegawai dan efisiensi, membandingkan kualitas, dan sebagainya.

2. PTP Ciater sebaiknya lebih teliti dalam pengakuan kos pembelian dari kebun seinduk, karena kos tersebut tidak ikut dijumlahkan dalam pembelian hasil tanaman. Sebaiknya kos pembelian dari kebun seinduk ikut dijumlahkan karena akan menambah kos bahan baku.


(5)

BAB V Simpulan dan Saran 93

3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti mengharapkan pembahasan ini dapat menggunakan metode penghitungan kos produksi yang lebih cocok dibandingkan dengan metode job order costing. Sebagai contoh, metode hybrid costing atau metode lainnya yang cocok dengan kriteria PTP Ciater. Hal ini dikarenakan PTP Ciater menggunakan bahan baku yang berbeda dan sistem produksi yang sama pada setiap pekerjaannya.

4. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti mengharapkan pembahasan ini menggunakan multiple overhead rates dalam pengalokasian kos manufaktur tidak langsung dan activity based costing (kos berbasis aktivitas) agar informasi kos produksi yang dihasilkan tidak menyesatkan manajemen dalam pengambilan keputusan.


(6)