Desain Sistem Alur Dokumen Untuk Penerapan Job Order Costing Dengan Mengaplikan Multiple Cost Deiver Dalam Perhitungan Kos Produksi (Studi Kasus Pada PT Koike Cermin Indonesia - Bekasi).

(1)

ABSTRAK

Gagal memenangkan tender, kesalahan strategi penetapan harga jual, kerugian karena tingginya penjualan produk undercosted, merupakan beberapa akibat dari tidak akuratnya informasi mengenai kos produksi yang diperoleh manajemen. Keakuratan informasi mengenai kos produksi sangat penting, karena hal ini meningkatkan daya kompetitif perusahaan, dan merupakan dasar pertimbangan bagi manajemen ketika akan mengambil suatu keputusan. Informasi yang tidak akurat dapat berakibat fatal dan mengancam kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memilih job order costing dalam perhitungan kos produksinya, karena kesesuaian karakteristik perusahaan, dan metoda ini dapat memberikan informasi mengenai kos produksi dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Penelitian dilakukan pada PT. Koike Cermin Indonesia, salah satu perusahaan pemotongan kaca cermin yang bertempat di Cikarang-Bekasi. Penulis melakukan wawancara dan mengumpulkan data dengan bantuan dari pihak auditor perusahaan. Setelah data terkumpul penulis menganalisis dan mulai menghitung kos produksi dengan mengacu pada buku referensi dari Horngren.

Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa informasi kos produksi yang dihasilkan oleh PT. Koike Cermin Indonesia kurang akurat. Salah satu penyebab ketidakakuratan tersebut adalah perusahaan hanya menggunakan satu dasar alokasi dalam pengalokasian kos overhead pabrik hal ini menyebabkan terjadinya undercosted untuk produk 2021-MT2 sebesar Rp 690,828 dan overcosted untuk produk 2030-1,6mm sebesar Rp 158,330 dan 2036-MT2 sebesar Rp 1,379,066. Penulis menyarankan penggunaan multiple cost pools (menggunakan lebih dari satu dasar alokasi) ketika mengalokasikan kos overhead pabrik. Dengan tujuan memberikan informasi yang lebih akurat mengenai penggunaan sumber daya oleh suatu produk (kos produksi).

Sistem kos yang tepat akan memberikan informasi yang akurat mengenai kos produksi. Dokumen merupakan salah satu syarat terciptanya suatu sistem kos yang tepat. Penulis menemukan ketidaklengkapan dokumen untuk menghitung kos produksi di PT. Koike Cermin Indonesia, dokumen yang belum ada adalah Material Requisition, Job Order Cost Sheet, dan Job Time Ticket yang harus diperbaiki formatnya. Penulis merancang bentuk flowchart yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan, beserta dokumen- dokumen yang dibutuhkan dalam menghitung kos produksi. Selain memberikan informasi, dokumen ini berfungsi juga sebagai alat pengendalian internal dalam pengamanan assets perusahaan.


(2)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ………..………... i

KATA PENGANTAR ……….……….... .ii

DAFTAR ISI ………..…. .vi

DAFTAR TABEL ……….xi

DAFTAR GAMBAR ………...……….………..xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….……...xv

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang ……….…….... 1

1. 2 Identifikasi Masalah ……….... 4

1. 3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….... 4

1. 4 Kegunaan Penelitian ……… 5

1. 5 Rerangka Pemikiran ……… 6

1. 6 Metoda Penelitian ………... 9

1. 7 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemanufakturan………….……….….. 12

2. 2 Karakteristik Pemanufakturan………...……..12

2. 3 Hubungan Akuntansi Kos dan Akuntansi Manajemen ……….…..14

2. 4 Akuntansi Manajemen 2.4.1 Pengertian Akuntansi Manajemen ………15


(3)

2.4.2 Rerangka Konseptual Akuntansi Manajemen …………...17

2. 5 Pengertian Kos ……….………...17

2.5.1 Klasifikasi Kos………...…..……….….18

2.5.2 Alokasi Kos ……….……. ………....22

2. 6 Kos Produksi Barang 2.6.1 Pengertian Kos Produksi ………...………....23

2.6.2 Unsur-unsur Kos Produksi………...…..25

2. 7 Metoda Akumulasi Kos Produksi………30

2.7.1 Metoda Akumulasi Kos Proses………...…...30

2.7.2 Metoda Akumulasi Kos Pesanan ……….….32

2.7.2.1 Karakteristik Job Order Costing ………….….32

2.7.2.2 Dokumen Yang Digunakan Dalam Job Order Costing………....34

2.7.2.3 Job Order Cost Sheet …………..………….…..35

2. 8 Kos Produksi………39

2.8.1 Pengertian Kos Produksi………39

2.8.2 Tujuan Penetapan Kos Produksi ………...……39

2. 9 Sistem 2.9.1 Pengertian Sistem………..……….40

2.9.2 Karakteristik Sistem ………...…………...……41

2. 10 Informasi………42


(4)

2. 12 Sistem Akuntansi………..46

2.12.1 Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan……...48

2.12.1.1 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen..48

2.12.1.2 Dokumen yang Digunakan ………....49

2.12.1.3 Catatan Akuntansi yang Digunakan …….…..49

2.12.1.4 Fungsi yang Terkait ………..…..50

2.12.2 Sistem Akuntansi Kos ………...51

2.12.2.1 Sistem Pengawasan Produksi………..52

2.12.2.2 Fungsi Terkait ………....54

2.12.2.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem...55

2.12.2.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan…………56

2. 13 Sistem Informasi Akuntansi ………...……….57

2.13.1 Tujuan dan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi…....59

2. 14 Pembangunan Sistem Informasi………..……….62

2. 15 Permodelan Sistem………...63

2.15.1 Flowchart………63

2.15.2 Simbol-simbol yang Digunakan pada Flowchart…...63

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3. 1 Objek Penelitian ………...………….…..67

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...………...………... 67

3.1.2 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting………..68

3.2 Metoda Penelitian ………....69

3.2.1 Pendekatan Penelitian...69


(5)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data...69

3.2.3 Subjek dan Objek Penelitian………...70

3.2.4 Teknik Analisis Data………....71

3.2.5 Penarikan Kesimpulan……….….75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian 4.1.1 Jenis-jenis Kos dan Klasifikasi Kos pada Perusahaan...76

4.1.1.1 Jenis-jenis Kos pada Perusahaan...76

4.1.1.2 Klasifikasi Kos pada PT. KCI...80

4. 2 Perhitungan Kos Produksi pada PT. Koike Cermin Indonesia…...89

4.2.1 Kos Bahan Baku………...……… 93

4.2.2 Kos Tenaga Kerja………...………...96

4.2.3 Kos Produksi tidak langsung...97

4. 3 Perhitungan Kos Produksi dengan Menggunakan JOC...120

4. 3.1 Perhitungan Kos Produksi...103

4.3.1.1 Kos Bahan Baku………...103

4.3.1.2 Kos Tenaga Kerja………...105

4.3.1.3 Kos Produksi tidak langsung...108

4. 4 Pembahasan Perhitungan Kos Produksi...118

4. 5 Sistem Akuntansi Job Order Costing...120

4.5.1 Dokumen Pemakaian Bahan Baku Langsung…………..121

4.5.2 Dokumen Pemakaian Tenaga Kerja Langsung...…..126


(6)

4.5.4 Gambar Flowchart Yang Dibuat Oleh Perusahaan…….135

4.5.4.1 Keterangan Flowchart………..135

4.5.4.2 Analisis Flowchart………...136

4.5.5 Gambar Flowchart Yang Dibuat Oleh Penulis...…….137

4.5.5.1 Aliran Dokumen Material Requisition...137

4.5.5.1.1 Keterangan Flowchart ……….138

4.5.5.2 Aliran Dokumen Kartu Jam Kerja...139

4.5.5.2.1 Keterangan Flowchart ……….140

4. 6 Analisis Perbandingan Flowchart...141

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Simpulan ………...143

5. 2 Saran ………...……….144 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tabel Basis Klasifikasi dan Contoh Klasifikasinya..……… 20

Tabel 2.2 : Dasar Alokasi Kos dan Contoh Klasifikasinya....………..23

Tabel 4.1 : Anggaran Kos Produksi PT. KCI Tahun 2004 (Perusahaan)...81

Tabel 4.2 : Klasifikasi Kos-kos Yang Terjadi Pada PT. KCI...82

Tabel 4.3 : Anggaran Kos Produksi PT. KCI Tahun 2004 (Penulis)...90

Tabel 4.4 : Klasifikasi Kos-kos Yang Terjadi Pada PT. KCI (Penulis)...91

Tabel 4.5 : Jumlah Unit Pesanan bulan Januari-Maret 2004...92

Tabel 4.6 : Anggaran bahan baku kaca cermin produk pesanan 2021-MT2 (Perusahaan)...95

Tabel 4.7 : Anggaran bahan baku kaca cermin produk pesanan 2030-1,6mm (Perusahaan)...95

Tabel 4.8 : Anggaran bahan baku kaca cermin produk pesanan 2036-MT2 (Perusahaan)...95

Tabel 4.9 : Anggaran Kos Produksi Tidak Langsung Tahun 2004 Untuk 5,810,600 Unit Produk...98

Tabel 4.10: Kos Produksi Pesanan 2021-MT2 (Perusahaan)...101

Tabel 4.11: Kos Produksi Pesanan 2030-1,6mm (Perusahaan)...101

Tabel 4.12: Kos Produksi Pesanan 2036-MT2 (Perusahaan)...102

Tabel 4.13: Anggaran bahan baku kaca cermin produk pesanan 2021-MT2 (Penulis)………..….104


(8)

Tabel 4.14: Anggaran bahan baku kaca cermin produk pesanan 2030-1,6mm

(Penulis)……….104

Tabel 4.15: Anggaran bahan baku kaca cermin produk pesanan 2036-MT2 (Penulis)……….105

Tabel 4.16: Data Penggunaan Waktu Untuk Satu Lembaran Kaca Cermin...107

Tabel 4.17: Cost Pool I...112

Tabel 4.18: Perhitungan pengalokasian KPTL Cost Pool I Per Pesanan...113

Tabel 4.19: Cost Pool II...113

Tabel 4.20: Jumlah Jam Tenaga Kerja Per Pesanan...114

Tabel 4.21: Perhitungan Pengalokasian KPTL Cost Pool II Per Pesanan...115

Tabel 4.22: Cost Pool III...115

Tabel 4.23: Anggaran Jumlah Jam Mesin...116

Tabel 4.24: Perhitungan pengalokasian KPTL Cost Pool III Per Pesanan...116

Tabel 4.25: Total Pengalokasian Kos Produksi Tidak Langsung Per Pesanan (Rp)...117

Tabel 4.26: Perhitungan Kos produksi Per Pesanan (Rp) (Penulis)...117

Tabel 4.27: Perbandingan Kos Produksi Menurut PT. Koike Cermin Indonesia Dengan Kos Produksi Menurut Penulis...118


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Klasifikasi kos operasi secara fungsional ……….…... ..21

Gambar 2.2 : Komponen Sistem Informasi………..….45

Gambar 2.3 : Simbol Proses………..64

Gambar 2.4 : Simbol Manual Operation………...64

Gambar 2.5 : Simbol Input/Output………64

Gambar 2.6 : Simbol Temporary file……….65

Gambar 2.7 : Simbol Permanent file……….65

Gambar 2.8 : Simbol Document………65

Gambar 2.9 : Simbol Start/End……….65

Gambar 2.10 : Simbol Annotation/Comment………..66

Gambar 3.1 : Analogi penerapan multi driver dalam pengalokasian kos overhead...72-73 Gambar 4.1 : Surat Order Produksi ………....121

Gambar 4.2 : Daftar Kebutuhan Bahan Baku………..…122

Gambar 4.3 : Bukti Permintaan Material ………....123

Gambar 4.4 : Bukti Pengembalian Barang Gudang ………....124

Gambar 4.5 : Laporan Produk Selesai ………….………....125

Gambar 4.6 : Kartu Jam Hadir...126

Gambar 4.7 : Kartu Jam Kerja...127

Gambar 4.8 : Daftar Upah………....128


(10)

Gambar 4.10 : Surat Pernyataan Gaji dan Upah………...…130

Gambar 4.11 : Model Kartu Kos Pekerjaan (Job Cost Sheet)...132

Gambar 4.12 : Aliran Dokumen Dalam Sistem Job-Order Costing...133

Gambar 4.13 : Flowchart yang Dibuat Perusahaan...135

Gambar 4.14 : Flowchart Mengenai Aliran Dokumen Material Requisition...137

Gambar 4.15 : Flowchart Mengenai Aliran Dokumen Job Time Ticket...139


(11)

DAFTAR LAMPIRAN


(12)

(13)

Struktur Organisasi PT. Koike Cermin Indonesia

Direktur Utama

Manajer Penjualan

Manajer Pembelian

Manajer Administrasi &

Keuangan

Manajer Produksi

21 Orang Tenaga Kerja (Tetap dan Tidak Tetap)

Keterangan:

Struktur organisasi perusahaan adalah satu direktur utama (sebagai pengambil keputusan jumlah yang akan diproduksi, otorisasi uang keluar, penentuan harga jual, pembelian assets perusahaan) membawahi manajer penjualan (bertanggungjawab atas jumlah penjualan yang harus dilakukan setiap bulan, mendapatkan konsumen baru, negosiasi harga dengan konsumen), manajer pembelian (bertanggungjawab atas pembelian bahan baku, negosiasi harga dengan supplier), manajer administrasi & keuangan (pencatatan akuntansi, penagihan, bertanggungjawab atas biaya-biaya yang keluar), manajer produksi (bertanggungjawab atas produksi baik kualitas dan kuantitas). Manajer produksi membawahi 21 orang tenaga kerja baik yang tetap dan yang tidak tetap


(14)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eggy Pandiana

Tempat dan tanggal lahir : Bandung,07 Agustus 1984 Nrp : 0251165

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah pekerjaan saya sendiri. Bila terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya, termasuk pencabutan kembali gelar Sarjana Ekonomi yang telah saya peroleh.

Bandung, Agustus 2006

Eggy Pandiana


(15)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Eggy Pandiana

Alamat : Jl. Holis no 70, Bandung Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 07 Agustus 1984

Riwayat Pendidikan : - SD Swadaya , Bandung - SLTP Bina Bakti 2 , Bandung - SMU Bina Bakti 2 , Bandung


(16)

(17)

BAB I - PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam perhitungan kos produksi, perusahaan dapat menggunakan berbagai macam cara perhitungan. Misalnya dengan menggunakan process costing system, job order costing system atau menggunakan activity based costing system. Sistem job order dirancang untuk perusahaan manufaktur yang memproduksi bermacam-macam produk dengan serangkaian pekerjaan atau keahlian tertentu. Perbedaan antarproduk terjadi karena produk dibuat atas dasar permintaan atau spesifikasi tiap konsumen secara individual (customized atau built-to-order products). Berdasarkan hasil survey pada perusahaan manufaktur di Australia (Horngren 10th edition: 2002) sistem job order costing umumnya diterapkan oleh perusahaan furniture, perakitan komputer, dan elektronik.

Food Textiles Primary Metals Chemicals Oil Refining Furniture and Fixtures Machinery and Computers Electronics Process Costing

96% 91% 92% 75% 100% 38% 43% 55% Job

Costing

4 18 25 25 25 63 65 58

Others - - 8 12 - - 9 10

Adapted from M. Joye and P. Blayney, “Cost and Management Accounting Practices.” Beberapa karakteristik perusahaan yang cocok menggunakan sistem job order costing, adalah sebagai berikut;

• Perusahaan memproduksi berbagai macam produk atas dasar order melalui satu departemen produksi.


(18)

BAB I - PENDAHULUAN

• Perusahaan menggunakan metoda perpetual untuk menurut aliran kos produksi berserta dokumen pendukungnya.

• Perusahaan menggunakan akun pembantu untuk tiap pekerjaan dalam bentuk kartu kos pekerjaan (Job cost sheet).

Banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang memiliki karakteristik seperti diatas, salah satunya adalah PT. Koike Cermin Indonesia, oleh karena itu penerapan perhitungan kos produksi dengan metoda job order costing dapat dilakukan. Manfaat yang diperoleh perusahaan yang menghitung kos dengan menggunakan sistem job order costing adalah, informasi berupa alokasi kos produk yang tepat untuk dibebankan kepada suatu produk, sehingga penentuan harga jual akan semakin tepat.

Sistem informasi yang terpadu dan terkoordinasi akan menyediakan informasi yang diperlukan oleh setiap manajer. Guna mencapai tujuan ini, sistem tersebut harus dirancang untuk memberikan informasi yang tepat waktu. Selanjutnya, informasi ini harus dikomunikasikan secara efektif. Sistem informasi yang baik harus dirancang sedemikian rupa sehingga mencerminkan suatu campuran antara kecanggihan (sophistication) dan kesederhanaan yang paling efisien dan ekonomis bagi organisasi tertentu. Dalam merancang sistem informasi akuntansi kos diperlukan pemahaman yang menyeluruh atas struktur organisasi perusahaan dan jenis informasi kos yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

Seperti juga halnya dalam perhitungan kos produksi, data-data yang dibutuhkan oleh bagian akuntansi berasal dari sistem akuntansi yang ada dalam

Universitas Kristen Maranatha


(19)

BAB I - PENDAHULUAN

perusahaan. Semakin baik suatu sistem akuntansi maka aliran data untuk bagian akuntansi akan tersedia dengan baik dan lengkap. Karena itu sistem akuntansi dalam suatu perusahaan harus dirancang dengan baik, sehingga mampu memberikan informasi yang diperlukan oleh bagian akuntansi.

Dalam pelaksanaan sistem job order, data kos yang telah diperoleh dapat digunakan untuk mengevaluasi ketetapan kos taksiran dengan kos yang sesungguhnya terjadi. Data kos pekerjaan secara individual bermanfaat bagi manajemen untuk:

ƒ Penetapan harga jual produk pada saat perusahaan menerima sales inquiry atau order khusus.

ƒ Mengajukan proposal tender untuk pekerjaan serupa di masa datang. ƒ Membandingkan kualitas dan kos pekerjaan dengan pekerjaan perusahaan

lain untuk pengembangan strategi pemasaran.

ƒ Membandingkan pekerjaan yang sedang berjalan dengan pekerjaan serupa yang pernah dikerjakan untuk evaluasi kinerja pegawai dan efisiensi. ƒ Menganalisis waktu penyelesaian produk untuk penentuan taksiran

tanggal selesainya pekerjaan tiap kali ada order serta untuk tujuan perencanaan dan penjadwalan produksi.

Karena pentingnya informasi dalam menghitung kos produksi, penulis tertarik untuk menghitung kos produksi pada PT. Koike cermin Indonesia dengan menggunakan metoda job order costing, dan mengevaluasi sistemnya dengan tujuan agar bagian produksi dapat memberikan data-data yang dibutuhkan bagian akuntansi dalam menghitung kos produksi.


(20)

BAB I - PENDAHULUAN

1.2. Identifikasi Masalah

Semakin tepat perusahaan menghitung kos produksi, maka manajemen akan semakin tepat dalam menentukan harga jual. Namun seringkali terdapat kendala dalam perhitungan kos produksi, diantaranya data untuk diolah di bagian akuntansi ternyata kurang. Dikarenakan pentingnya ketepatan dalam menghitung kos produksi dan kesulitan yang timbul untuk menghitung kos produksi secara tepat maka penulis tertarik untuk membahas masalah-masalah:

♦ Bagaimana perusahaan menghitung kos produksinya, dan berapa besarnya perbedaan kos produksi dengan menggunakan single driver dan multi driver.

Bagaimana perusahaan menetapkan driver dalam menghitung kos overhead pabrik.

Bagaimana data kos produksi tersedia dan sampai ke bagian akuntansi.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara garis besar adalah sebagai berikut :

♦ Untuk mempelajari cara perusahaan dalam menghitung kos produksinya, dan mengetahui besarnya perbedaan kos produksi dengan menggunakan single driver dan multi driver.

Untuk mengetahui cara perusahaan menetapkan driver dalam menghitung kos overhead pabrik.

♦ Untuk mengetahui proses tersedianya data kos produksi dan penyampaiannya ke bagian akuntansi.

Universitas Kristen Maranatha


(21)

BAB I - PENDAHULUAN

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat berguna bagi : 1. Perusahaan

Diharapkan penulis dapat memberikan informasi dan masukan yang berguna mengenai perhitungan kos produksi, sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.

2. Universitas Kristen Maranatha

Sebagai referensi, sebagai bahan pembanding maupun penelitian lebih lanjut, serta menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai perhitungan kos produksi dengan sistem Job order costing.

3. Kantor Akuntan Publik Armandias

Memberikan informasi yang akurat mengenai perhitungan kos produksi, sehingga dapat membantu KAP Armandias dalam menyelesaikan auditnya. 4. Pembaca

Menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca terutama tentang perhitungan kos produksi dengan sistem job order costing, dan memberikan gambaran mengenai penerapan sistem job order costing.


(22)

BAB I - PENDAHULUAN

1.5. Rerangka Pemikiran

Bahan Baku langsung Overhead Pabrik Formulir Permintaan Bahan Baku

Formulir Pemakaian Tenaga Kerja

Single Driver

Pemicu yang paling dominan

menyebabkan terjadinya kos

overhead hanya satu,

jadi cocok menggunakan single driver Multi Driver Banyak pemicu yang menyebabkan terjadinya kos overhead, jadi cocok menggunakan multi driver

Pasti terdapat suatu hubungan antara overhead pabrik yang terjadi dan dasar yang dipilih untuk membebankannya.

Data-data yang diperoleh bagian akuntansi bersumber pada point ini, sehingga sistem yang kurang baik menyebabkan data untuk bagian akuntansi tidak tersedia. Data ini diolah untuk menghitung kos produksi

Tenaga Kerja langsung Kos Bahan Baku Kos Overhead Pabrik Kos Tenaga Kerja Langsung Kos Produksi

Kos Produk A Kos Produk B Kos Produk C

% Laba Diharapkan % Laba Diharapkan % Laba Diharapkan

Harga Jual Produk

Universitas Kristen Maranatha


(23)

BAB I - PENDAHULUAN

Asumsi perhitungan kos overhead dengan menggunakan multi drive, adalah kos overhead yang muncul tidak bisa dialokasikan hanya dengan menggunakan satu dasar. Karena pemicu kos lebih dari satu, maka sebaiknya menggunakan multi drive, sehingga perhitungan kos overhead akan lebih tepat.

Perusahaan dapat menghitung kos produksinya dengan mengetahui setiap elemen pembentuk kos produksi. Elemen pembentuk kos produksi tersebut adalah, kos bahan baku langsung, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik. Pemilihan dasar yang paling tepat untuk menerapkan overhead merupakan suatu hal yang sangat penting karena sistem kos harus menyediakan data kos yang cukup tepat dan karena manajemen harus mendapat data yang berarti dan bernilai. Oleh sebab itu, tujuan utama dalam memilih suatu dasar adalah untuk memastikan bahwa, dalam kaitan manfaat atau hubungan kausal, pembebanan overhead pabrik sebanding dengan produk, atau pekerjaan yang dilaksanakan.

Biasanya dasar yang dipilih harus berkaitan erat dengan fungsi overhead yang diterapkan tersebut. Misalnya, unsur overhead pabrik itu sebagian besar berorientasi pada pekerja, maka dasar yang tepat adalah kos pekerja langsung dan jam kerja langsung. Jika overhead berorientasi pada operasi mesin, maka dasar yang tepat adalah jam pemakaian mesin. Jika overhead berorientasi pada bahan, maka kos bahan merupakan dasar penerapan yang paling tepat. Pemilihan suatu dasar bertujuan untuk memperkecil kos dan pekerjaan administrasi.

Untuk menghitung kos produksi, bagian akuntansi harus mendapatkan data data mengenai bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan kos overhead pabrik. Data mengenai bahan baku dapat diperoleh melalui formulir


(24)

BAB I - PENDAHULUAN

permintaan bahan baku, data mengenai tenaga kerja dapat diperoleh melalui kartu jam pekerjaan. Jika semua data sudah diperoleh maka kos produksi dapat dihitung dengan menjumlahkan kos bahan baku langsung, kos tenaga kerja langsung dan kos overhead pabrik. Setelah kos produksi diketahui maka pihak manajemen dapat menentukan harga jual, dengan memperhitungkan tingkat laba yang diharapkan. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat mengenai kos produksi, sehingga penentuan harga jual tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Alokasi kos overhead yang tepat pada suatu produk, akan meningkatkan keakuratan informasi mengenai perhitungan kos produksi.

Pusat perhatian penentuan kos adalah pekerjaan, sehingga setiap pekerjaan harus dilekati dengan kos bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diserap oleh tiap pekerjaan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan perangkat sistem akuntansi yang mendukung. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Oleh karena itu, selain dokumen permintaan material, kartu jam pekerjaan, serta ketetapan tarif overhead, media penting lain dalam Job order costing system adalah Job cost sheet (kartu kos pekerjaan)

Universitas Kristen Maranatha


(25)

BAB I - PENDAHULUAN No: 4 No: 3 No: 2 No: 1 Kartu Kos Pekerjaan

Bagian Akuntansi Bagian Produksi Bagian Penjualan Bon Permintaan Material Bon Permintaan Material Tarif Overhead

Material TKL OH

Kartu Jam Pekerjaan Kartu Jam Pekerjaan Order Produksi Order Penjualan

1.6. Metoda Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus (case study research) yaitu penelitian yang dilakukan pada satu objek penelitian saja dan metoda penelitian deskriptif analitis yaitu suatu metoda yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga diperoleh suatu gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan diolah untuk ditarik kesimpulan atasnya.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara : 1. Penelitian lapangan (Field research),

yaitu penelitian langsung mengunjungi perusahaan dengan tujuan memperoleh data primer yang relevan tentang perhitungan kos produksi di PT. Koike Cermin Indonesia, yang dilakukan dengan cara :


(26)

BAB I - PENDAHULUAN

a. Wawancara,

yaitu suatu cara memperoleh informasi melalui pertanyaan secara langsung kepada bagian akuntansi maupun pada karyawan perusahaan mengenai masalah yang diteliti.

b. Observasi,

yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung sumber data yang dianalisis kemudian diuraikan dalam data tertulis.

c. Dokumentasi,

yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman, bahan-bahan dan formulir-formulir yang dipakai perusahaan.

2. Studi Kepustakaan (Library Research),

yaitu suatu penelitian untuk mendapatkan data sekunder yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi, catatan-catatan kuliah dan sumber data lain di perpustakaan.

Universitas Kristen Maranatha


(27)

BAB I - PENDAHULUAN

1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Koike Cermin Indonesia Jl. Jababeka II Blok C15 O-P Kawasan Industri Jababeka Cikarang-Bekasi. Penyelesaian skripsi kurang lebih selama tiga bulan setengah dengan perincian sebagai berikut:

Keterangan April Mei Juni Juli

Minggu ke- I II III IV I II III IV I II III IV I

Membuat rancangan skripsi

Membuat BAB I - III

Mengambil data ke perusahaan

Bimbingan BAB I - III

Wawancara dengan auditor

perusahaan

Membuat BAB IV - V

Bimbingan BAB IV - V

Membuat draft skripsi dan


(28)

BAB V – SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap perhitungan kos produksi ketiga produk (2021-MT2, 2030-1,6mm, 2036-MT2), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan perusahaan kurang baik dan dokumen yang digunakan PT. Koike Cermin Indonesia sifatnya sederhana dan kurang lengkap misalnya perusahaan tidak menggunakan informasi dari job cost sheet saat menghitung kos produksi. Hal ini mempengaruhi kelengkapan informasi dan mutu pengendalian internal perusahaan.

2. Setelah membandingkan perhitungan kos produksi yang dibuat perusahaan dan yang dibuat oleh penulis, terdapat distorsi antara kos produksi tiap-tiap produk. Produk yang undercosted (pembebanan kos terlalu kecil dari yang seharusnya) yaitu 2021-MT2 sebesar Rp. 690,828, sedangkan produk yang overcosted (pembebanan kos lebih besar dari yang seharusnya) yaitu 2030-1,6mm sebesar Rp 158,330 dan 2036-MT2 sebesar Rp 1,379,066.


(29)

BAB V – SIMPULAN DAN SARAN

3. Manfaat penerapan metoda job order costing antara lain:

ƒ Pertanggungjawaban penggunaan sumber daya caranya dengan membandingkan anggaran semula dengan realisasi. Hal ini mencerminkan efisiensi penggunaan sumber daya di perusahaan.

ƒ Membantu manajer ketika melakukan tender, manajer dapat mengetahui kos produksi sebelum melakukan proses produksi. Semakin manajer mengetahui informasi mengenai kos produksi, kesempatan untuk bernegosiasi dan memenangkan tender akan semakin besar.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran kepada PT. Koike Cermin Indonesia, semoga saran ini dapat bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam pembebanan kos overhead yang lebih tepat dan akurat. Pembebanan overhead yang akurat akan mempengaruhi perhitungan kos produksi, sehingga ketepatan informasi yang disajikan akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Saran tersebut antara lain:

1. Pengalokasian kos overhead dengan menggunakan multiple driver sebaiknya dilakukan perusahaan, karena memberikan informasi yang lebih akurat


(30)

BAB V – SIMPULAN DAN SARAN

2. Perbaikan sistem di perusahaan sebaiknya dilakukan karena bermanfaat bagi semua pihak perusahaan. Pengadaan dokumen permintaan bahan baku dan kartu jam kerja sebaiknya dibuat oleh perusahaan, karena hal ini menjadi salah satu cara untuk mengamankan assets perusahaan dan tentu saja akan meningkatkan mutu pengendalian internal perusahaan.

3. Penerapan sistem baru ini membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama dari top manager dan pemilik perusahaan, misalnya dengan melakukan sosialisasi sistem baru di perusahaan, dengan tujuan semua pihak yang terlibat di perusahaan dapat memahami dan melaksanakan sistem ini dengan baik.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A.; and Lobbecke, James K., Auditing: An Integrated Approach, 10th Edition, Prentice Hall International Inc, New Jersey, 2000.

Bodnar, George H.; and Popwood, William S., Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 1996.

Garrison,R. H.; Eric W, Noreen. Managerial Accounting Concepts for Planning Control and Decision Making, 10th edition, USA: McGraw Hill, Inc. 2003. Hammer, L. H.; William K. Carter.; and Milton F. Usry. Cost Accounting, 13th

edition. Cincinnati, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning. 2002. Hansen, D. R.; Maryanne M. Mowen. Management Accounting, 6th edition.

Cincinnati: South-Western, Ohio: Thompson Learning. 2003.

Horngren, C. T.;Gary L.Sundem.; William O. Stratton. Introduction to Management Accounting, 12th edition, New Jersey: Prentice Hall International, Inc. 2002.

Horngren, C. T.; George Foster.; and Srikant M, Datar. Cost Accounting A Managerial Emphasis, 11th edition: Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, Inc. 2003.

Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. 1999.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN, 1993.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001. Supriyono, R. A., Akuntansi Biaya, Edisi Kedua – Perencanaan dan

Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: BPFE, 1992.

Suwardjono, Pengantar Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2003.

Wilkinson, Joseph W., Sistem Akunting dan Informasi, diterjemahkan oleh Agus Maulana, Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara, 1993.


(1)

BAB I - PENDAHULUAN

a. Wawancara,

yaitu suatu cara memperoleh informasi melalui pertanyaan secara langsung kepada bagian akuntansi maupun pada karyawan perusahaan mengenai masalah yang diteliti.

b. Observasi,

yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung sumber data yang dianalisis kemudian diuraikan dalam data tertulis.

c. Dokumentasi,

yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman, bahan-bahan dan formulir-formulir yang dipakai perusahaan.

2. Studi Kepustakaan (Library Research),

yaitu suatu penelitian untuk mendapatkan data sekunder yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi, catatan-catatan kuliah dan sumber data lain di perpustakaan.

Universitas Kristen Maranatha


(2)

Penelitian ini dilakukan di PT. Koike Cermin Indonesia Jl. Jababeka II Blok C15 O-P Kawasan Industri Jababeka Cikarang-Bekasi. Penyelesaian skripsi kurang lebih selama tiga bulan setengah dengan perincian sebagai berikut:

Keterangan April Mei Juni Juli

Minggu ke- I II III IV I II III IV I II III IV I

Membuat rancangan skripsi Membuat BAB I - III

Mengambil data ke perusahaan

Bimbingan BAB I - III Wawancara dengan auditor perusahaan

Membuat BAB IV - V

Bimbingan BAB IV - V Membuat draft skripsi dan menunggu sidang sarjana


(3)

BAB V – SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap perhitungan kos produksi ketiga produk (2021-MT2, 2030-1,6mm, 2036-MT2), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan perusahaan kurang baik dan dokumen yang digunakan PT. Koike Cermin Indonesia sifatnya sederhana dan kurang lengkap misalnya perusahaan tidak menggunakan informasi dari job cost sheet saat menghitung kos produksi. Hal ini mempengaruhi kelengkapan informasi dan mutu pengendalian internal perusahaan.

2. Setelah membandingkan perhitungan kos produksi yang dibuat perusahaan dan yang dibuat oleh penulis, terdapat distorsi antara kos produksi tiap-tiap produk. Produk yang undercosted (pembebanan kos terlalu kecil dari yang seharusnya) yaitu 2021-MT2 sebesar Rp. 690,828, sedangkan produk yang overcosted (pembebanan kos lebih besar dari yang seharusnya) yaitu 2030-1,6mm sebesar Rp 158,330 dan 2036-MT2 sebesar Rp 1,379,066.


(4)

ƒ Pertanggungjawaban penggunaan sumber daya caranya dengan membandingkan anggaran semula dengan realisasi. Hal ini mencerminkan efisiensi penggunaan sumber daya di perusahaan.

ƒ Membantu manajer ketika melakukan tender, manajer dapat mengetahui kos produksi sebelum melakukan proses produksi. Semakin manajer mengetahui informasi mengenai kos produksi, kesempatan untuk bernegosiasi dan memenangkan tender akan semakin besar.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran kepada PT. Koike Cermin Indonesia, semoga saran ini dapat bermanfaat bagi perusahaan terutama dalam pembebanan kos overhead yang lebih tepat dan akurat. Pembebanan overhead yang akurat akan mempengaruhi perhitungan kos produksi, sehingga ketepatan informasi yang disajikan akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Saran tersebut antara lain:

1. Pengalokasian kos overhead dengan menggunakan multiple driver sebaiknya dilakukan perusahaan, karena memberikan informasi yang lebih akurat


(5)

BAB V – SIMPULAN DAN SARAN

2. Perbaikan sistem di perusahaan sebaiknya dilakukan karena bermanfaat bagi semua pihak perusahaan. Pengadaan dokumen permintaan bahan baku dan kartu jam kerja sebaiknya dibuat oleh perusahaan, karena hal ini menjadi salah satu cara untuk mengamankan assets perusahaan dan tentu saja akan meningkatkan mutu pengendalian internal perusahaan.

3. Penerapan sistem baru ini membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama dari top manager dan pemilik perusahaan, misalnya dengan melakukan sosialisasi sistem baru di perusahaan, dengan tujuan semua pihak yang terlibat di perusahaan dapat memahami dan melaksanakan sistem ini dengan baik.


(6)

Satu, diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 1996.

Garrison,R. H.; Eric W, Noreen. Managerial Accounting Concepts for Planning Control and Decision Making, 10th edition, USA: McGraw Hill, Inc. 2003. Hammer, L. H.; William K. Carter.; and Milton F. Usry. Cost Accounting, 13th

edition. Cincinnati, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning. 2002. Hansen, D. R.; Maryanne M. Mowen. Management Accounting, 6th edition.

Cincinnati: South-Western, Ohio: Thompson Learning. 2003.

Horngren, C. T.;Gary L.Sundem.; William O. Stratton. Introduction to Management Accounting, 12th edition, New Jersey: Prentice Hall International, Inc. 2002.

Horngren, C. T.; George Foster.; and Srikant M, Datar. Cost Accounting A Managerial Emphasis, 11th edition: Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, Inc. 2003.

Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. 1999.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN, 1993.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2001. Supriyono, R. A., Akuntansi Biaya, Edisi Kedua – Perencanaan dan

Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta: BPFE, 1992.

Suwardjono, Pengantar Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2003.

Wilkinson, Joseph W., Sistem Akunting dan Informasi, diterjemahkan oleh Agus Maulana, Jakarta : Penerbit Binarupa Aksara, 1993.