Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan metode Job Order Costing : studi kasus pada CV. Dharma Putra Mandiri.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN

METODE JOB ORDER COSTING

Studi Kasus pada CV. Dharma Putra Mandiri

Riska Putri Sekar Tunjung Sari

NIM : 112114083

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan penentuan

harga pokok produksi pada CV. Dharma Putra Mandiri. Penentuan harga pokok

produksi yang akurat dan tepat sangat penting dilakukan karena harga pokok

produksi tersebut dapat memberi informasi dalam menentukan harga jual suatu

produk.

Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi langsung

ke objek penelitian sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik

analisis data diskriptif dan komparatif. Analisis tersebut dilakukan dengan cara

menghitung harga pokok produksi pada perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya harga pokok produksi pada

pembuatan table dan bench sesuai dengan metode job order costing. Akan tetapi

terjadi sedikit perbedaan pada besarnya biaya overhead pabrik karena perbedaan

konsep penentuan biaya overhead pabrik pada perusahaan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan

sudah sesuai dengan kajian teori.


(2)

ABSTRACT

ANALIYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION WITH JOB

ORDER COSTING METHOD

A Case Study at CV. Dharma Putra Mandiri

Riska Putri Sekar Tunjung Sari

NIM : 112114083

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

The purpose of this reserch is to find out the accuracy in determining the

production cost at CV. Dharma Putra Mandiri. Determining the cost of goods

manufactured with accurate and correct is very important because the cost of

goods manufactured information is used to determine the selling price of a

product.

The techniques used in data collection are interview and documentation

directly to the project of reserch, where as the techniques used in data analysis

are descriptive analysis and comparative descriptive analysis. The analysis were

done by calculating the production cost in the company.

The results showed that the magnitude of the production costing

manufacturing the table and bench is accordance with the method of job order

costing. But the discrepancies occured because the determination of factory

overhead costs in calculation the production cost are diferrent because diferrent

consept of factory overhead costs in the company. This, it can be conclude that the

calculation of production cost are in accordance with the theory.


(3)

(4)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING

Studi Kasus Pada CV. Dharma Putra Mandiri

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Riska Putri Sekar Tunjung Sari NIM: 112114083

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN MOTO

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yangada padakKU mengenai kamu, demikianlah firman

TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari

depan yang penuhharapan.

Yeremia 29:11 Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan

janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Amsal 3:5


(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk: Yesus Kristus

Bapakku Andreas Sugeng Widodo Ibuku Endang Praptiningsih Eyangku Toeloes Djoyopranoto

Sahabat- sahabatku

Teman-teman Akuntansi FE USD Angkatan 2011


(9)

(10)

(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Prityatma, M.Sc., Ph. D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti proses belajar untuk berkembang secara akademik dan non akademik.

2. Dr. Herry Maridjo, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. C.A., selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Lisia Apriani , S.E., M.Si., Akt., QIA., C.A., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Boyke Dharma selaku Direktur di CV. Dharma Putra Mandiri yang

telah memberika ijin untuk melakukan penelitian. Dan segenap staf CV. Dharma Putra Mandiri yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi yang berguna dalam penelitian.


(12)

(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

KATA PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A.Harga Pokok Produksi ... 6

1. Pengertian Harga Pokok Produksi ... 6

2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ... 7

B.Metode Harga Pokok Pesanan ... 7

1. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan ... 7

2. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan ... 7

C.Metode Harga Pokok Proses ... 11

1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses... 11

2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses ... 12

D.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ... 13

1. Metode Full Costing ... 14

2. Metode Variabel Costing ... 15

E. Pencatatan Unsur-unsur Biaya Produksi ... 16

1. Biaya Bahan Baku ... 16

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 16

3. Biaya Overhead Pabrik ... 17

BAB III METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Sumber Data ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25


(14)

xi

G. Teknik Analisa Data ... 25

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 28

A. Sejarah Umum Perusahaan ... 28

B. Organisasi Perusahaan ... 30

C. Proses Produksi ... 42

D. Personalia ... 48

BAB V PEMBAHASAN ... 49

A. Analisis Data Untuk Menjawab Rumusan Masalah ... 49

B. Pembahasan ... 64

BAB VI PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Keterbatasan Penelitian ... 68

C. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Table Menurut Perusahaan ... 51 Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Bench Menurut Perusahaan ... 51 Tabel 5.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk Pembuatan Table Menurut

Perusahaan ... 52

Tabel 5.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Bench Menurut

Perusahaan ... 52 Tabel 5.5 Biaya Overhead Pabrik Untuk Pembuatan Table Menurut

Perusahaan ... 53 Tabel 5.6 Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Bench Menurut

Perusahaan ... 54

Tabel 5.7 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Menurut Perusahaan ... 55

Tabel 5.8 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Table Berdasarkan Metode

Job Order Costing ... 55

Tabel 5.9 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Bench Berdasarkan Metode

Job Order Costing ... 56

Tabel 5.10 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Table

Berdasarkan Metode Job Order Costing ... 57

Tabel 5.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Bench

Berdasarkan Metode Job Order Costing ... 57

Tabel 5.12 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Bulan Agustus Perusahaan .. 58

Tabel 5.13 Jam Kerja Langsung pada bulan Agustus ... 59

Tabel 5.14 Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Table dan Bench

Berdasarkan Metode Job Order Costing ... 60

Tabel 5.15 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan Berdasarkan Metode

Job Order Costing ... 61 Tabel 5.16 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk untuk Pembuatan

Table ... 62

Tabel 5.17 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Untuk


(16)

xiii

Tabel 5.18 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Pesanan Menurut

Perusahaan dan Metode Job Order Costing ... 63 Tabel 5.19 Perbandingan Penentuan Harga Pokok Produksi ... 66


(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI ... 31


(18)

xv ABSTRAK

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING

Studi Kasus pada CV. Dharma Putra Mandiri

Riska Putri Sekar Tunjung Sari NIM : 112114083 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keakuratan penentuan harga pokok produksi pada CV. Dharma Putra Mandiri. Penentuan harga pokok produksi yang akurat dan tepat sangat penting dilakukan karena harga pokok produksi tersebut dapat memberi informasi dalam menentukan harga jual suatu produk.

Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi langsung ke objek penelitian sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis data diskriptif dan komparatif. Analisis tersebut dilakukan dengan cara menghitung harga pokok produksi pada perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya harga pokok produksi pada pembuatan table dan bench sesuai dengan metode job order costing. Akan tetapi terjadi sedikit perbedaan pada besarnya biaya overhead pabrik karena perbedaan konsep penentuan biaya overhead pabrik pada perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan sudah sesuai dengan kajian teori.


(19)

xvi ABSTRACT

ANALIYSIS OF THE PRODUCTION COST CALCULATION WITH JOB ORDER COSTING METHOD

A Case Study at CV. Dharma Putra Mandiri

Riska Putri Sekar Tunjung Sari NIM : 112114083 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

The purpose of this reserch is to find out the accuracy in determining the production cost at CV. Dharma Putra Mandiri. Determining the cost of goods manufactured with accurate and correct is very important because the cost of goods manufactured information is used to determine the selling price of a product.

The techniques used in data collection are interview and documentation directly to the project of reserch, where as the techniques used in data analysis are descriptive analysis and comparative descriptive analysis. The analysis were done by calculating the production cost in the company.

The results showed that the magnitude of the production costing manufacturing the table and bench is accordance with the method of job order costing. But the discrepancies occured because the determination of factory overhead costs in calculation the production cost are diferrent because diferrent consept of factory overhead costs in the company. This, it can be conclude that the calculation of production cost are in accordance with the theory.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perusahaaan yang berorientasi terhadap laba, pasti akan melakukan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Agar dapat terus berkembang dan dapat bersaing dengan perusahaan lain maka, perusahaan diharapkan selalu berkomitmen untuk melakukan usaha secara konsisten, sehingga target yang direncanakan akan tercapai. Perusahaan perlu memperhatikan setiap biaya yang dikeluarkan di dalam kegiatan produksinya. Pada perusahaan manufaktur, informasi biaya dapat telihat pada perhitungan harga pokok produksi yang mencerminkan total biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu produk yang dihasilkan. Biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga elemen pokok biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga unsur biaya tersebut sangat mempengaruhi harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi dapat digunakan untuk menentukan harga jualyang diberikan terhadap pelanggan yang mana harga tersebut dapat disesuaikan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Perhitungan harga pokok produksi ada dua macam metode yaitu harga pokok pesanan dan harga pokok proses. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Sedangkan harga pokok proses merupakan perhitungan harga pokok produk dimana biaya


(21)

2

dijumlah dalam periode tertentudan dibagi dengan jumlah unit produksi yang bersangkutan.

Perusahaan perlu menekan biaya produksi agar harga pokok produksi menjadi lebih rendah. Biaya produksi yang tidak terkendali akan menyebabkan harga pokok produksi terlalu tinggi, sehingga harga jual produk tersebut juga tinggi. Hal tersebut dapat berpengaruh pada daya saing produk dipasaran.Untuk itu biaya produksi harus dicatat dengan baik dan dihitung dengan benar sehingga dapat menghasilkan harga pokok produk yang tepat.Harga pokok produksi merupakan komponen penting untuk menilai tingkat keberhasilan suatu perusahaan. Perusahaan harus tepat dalam menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan sehingga biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi akan menunjukkan besarnya harga pokok produk itu sendiri. Dalam menentukan harga pokok produksi yang tepat maka akan mempengaruhi keputusan bagimana kebijakan penetapan harga jual suatu produk tersebut. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi harus dihindari agar perusahaan tersebut dapat terus berjalan selaras tujuan perusahaan. Apabila pimpinan perusahaan kurang tepat dalam menentukan perhitungan harga pokok produksi, maka akan berakibat pada volume penjualan yang berkurang sehingga tujuan perusahan tidak akan tercapai. Perhitungan harga pokok produksi merupakan faktor yang sangat penting untuk penentuan kebijakan harga jual produk.

Analisis terhadap harga pokok produksi sangat perlu dilakukan agar ketepatan biaya dapat diandalkan. Karena pentingnya analisis terhadap harga


(22)

3

pokok produksi, maka pembahasan tersebut mengambil objek penelitian pada “Perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri”. Proses produksi pada perusahaan tersebut berdasarkan pesanan dari konsumen. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing. (Studi Kasus Pada CV. Dharma Putra Mandiri).”

B.Rumusan Masalah

Apakah harga pokok produksi yang ditetapkan oleh CV. Dharma Putra Mandiri sesuai dengan metode Job Order Costing?

C.Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah harga pokok produksi yang ditetapkan oleh CV. Dharma Putra Mandiri sesuai dengan metode Job Order Costing atau belum.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana

pengklasifikasian unsur-unsur harga pokok produksi dengan benar.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang sama.


(23)

4 3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang sudah diperoleh selama kuliah ke praktek sesungguhnya di perusahaan.

4. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi pembaca karena dapat memberikan ide atau gagasan yang dapat digunakan saat melakukan penelitian pada bidang yang sama dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mempelajari akuntasi biaya.

E.Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan harga pokok produksi, yang meliputi pengertian harga pokok produksi dan metode pengumpulan harga pokok produksi, membahas mengenai metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses yang meliputi pengertian dan karakteristik dari metode tersebut, membahas tentang metode penentuan harga pokok produksi yang terdiri dari metode full costing dan variabel

costing, serta membahas tentang pencatatan unsur-unsur biaya


(24)

5

langsung dan biaya overhead pabrik.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bagian ini, menguraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, data yang diperlukan dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai sejarah umum perusahaan, tujuan perusahaan, visi dan misi perusahaan. Selain itu tentang struktur organisasi perusahaan.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian dengan cara membandingkan perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan dengan kajian teori. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan tersebut sudah tepat atau belum.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini mengenai kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil pembahasan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi.


(25)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Harga Pokok Produksi

Bagi perusahaan, informasi mengenai perhitungan harga pokok produksi merupakan suatu hal yang sangat penting, maka harga pokok produksi sebaiknya disusun secara tepat dan rasional. Harga pokok produk dari sebuah produk jadi dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai harga pokok produksi, maka akan dibahas mengenai pengertian harga pokok produksi, metode pengumpulan harga pokok produksi, metode penetapan harga pokok produksi, serta unsur-unsur dan pencatatan biaya produksi.

1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Menurut Hansen & Mowen (2009: 60), “Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) mencerminkan total biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, overhead selama periode berjalan”. Harga pokok produksi merupakan jumlah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk membuat suatu produk. Produk yang telah selesai diproduksi akan dilanjutkan ke proses selanjutnya sesuai prosedur perusahaan.


(26)

7

2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Metode pengumpulan harga pokok produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode yaitu Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order

Costing Method) dan Metode Harga Pokok Proses (Proses Costing Method).

B.Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan (job order costing method) merupakan salah satu metode pengumpulan harga pokok produksi, yang mana proses produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen. Untuk lebih jelas mengenai harga pokok pesanan maka, akan diuraikan mengenai metode harga pokok pesanan.

1. Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan

Menurut Mulyadi (2005: 35), “Harga pokok pesanan merupakan metode yang biaya-biaya produksinya dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.”

2. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Menurut Mulyadi (2005: 38) karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan

spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.


(27)

8

2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok berikut ini: biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

Menurut Riza (2013:62) karakteristik sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan pesanan dalam bentuk produk atau jasa yang beraneka ragam dan berbeda antara pesanan yang satu dengan yang lain, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan heterogen.

2. Biaya produksi diakumulasi ke masing-masing pesanan (job). Pesanan dapat berupa produk atau sekelompok produk (batch of goods).

3. Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi total biaya pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan tersebut.


(28)

9

4. Di dalam sistem biaya pesanan terdapat kartu biaya pesanan sebagai dokumen yang digunakan mengakumulasikan biaya ke dalam pesanan tertentu.

Menurut Witjaksono (2013: 28) karakteristik produksi pada sistem harga pokok pesanan adalah sebagai berikut:

1. Produksi didasarkan pada pesanan dari pelanggan, oleh karena itu baik spesifikasi produkdan jumlah yang diproduksi harus sesuai kehendak pelanggan.

2. Produk yang dihasilkan adalah unik, dengan pengertian bahwa dapat dibedakan antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lainnya. 3. Proses produksi menuntut adanya uji kualitas untuk meyakinkan bahwa

produk yang dihasilkan akan memenuhi tuntutan kualitas dan spesifikasi yang diminta oleh pelanggan.

Menurut Supriyono (2010: 61) prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Prosedur akuntansi biaya bahan dan suplies 2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja 3. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik

4. Prosedur akuntansi produk selesai dan produk dalam proses akhir periode


(29)

10

Pada perusahaaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk: (Mulyadi, 2005:39-41)

a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp XXX

Taksiran biaya nonproduksi yang

dibebankan kepada pemesan Rp XXX+

Taksiran total biaya pesanan Rp XXX

Laba yang diinginkan Rp XXX+

Taksiran harga jual yang dibebankan

kepada pemesan Rp XXX

b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

Biaya produksi pesanan:

Taksiran biaya bahan baku Rp XXX

Taksiran biaya tenaga kerja Rp XXX

Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +

Taksiran total biaya produksi Rp XXX

Biaya nonproduksi :

Taksiran biaya administrasi dan umum Rp XXX

Taksiran biaya pemasaran Rp XXX +

Taksiran biaya nonproduksi Rp XXX+


(30)

11 c. Memantau realisasi biaya produksi.

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX

Baiya tenaga kerja sesungguhnya Rp XXX

Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +

Total biaya produksi sesungguhnya RpXXX

d. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX

Biaya produksi pesanan tertentu :

Baiya bahan baku sesungguhnya Rp XXX

Biaya tenaga kerja lansgung sesungguhnya Rp XXX

Taksiran biaya overhead pabrik Rp XXX +

Total biaya produksi pesanan Rp XXX-

Laba bruto Rp XXX

e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

C.Metode Harga Pokok Proses

Selain menggunakan metode harga pokok pesanan, pengumpulan harga pokok produksi juga menggunakan metode harga pokok proses. Metode tersebut akan dibahas sebagai berikut:

1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses

Menurut Mulyadi (2005: 63), ”Metode harga pokok proses merupakan biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama dalam proses tertentu, dan biaya prodksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode tertentu , dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selam jangka waktu yang bersangkutan. “


(31)

12

Metode harga pokok proses (process costing method ) merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan yang mengolah produknya secara massa. Produk yang akan dihasilkan merupakan produk standar dan secara berkesinambungan.

2. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

Menurut Mulyadi (2005: 64) karakteristik metode harga pokok prosesadalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Widilestariningtyas (2012: 38) karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

3. Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya perintah

produksiyang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Surjadi (2013: 33) karakteristik metode harga pokok prosesadalah sebagai berikut:


(32)

13

2. Cost of productionreport dipakai untuk mengumpulkan, meringkas,

dan menghitungtotal cost dan unit cost

3. Produksi yang masih dalam proses pada akhir periode dinyatakan dengan unit ekuivalen

4. Harga pokok unit yang diselesaikan di departemen tertentu ditransfer ke departemen berikutnya untuk tujuan mennetukan total cost dari

finished goods selama satu periode dan biaya-biaya yang dibebankan

ke unit yang masih dalam proses.

Perbedaan metode harga pokok pesanan dengan metode harga pokok proses terletak pada:

1. Pengumpulan biaya produksi

2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan

3. Penggolongan biaya produksi

4. Unsur biayayang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik

D.Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.

Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu:

1. Metode Full Costing

Menurut Mulyadi (2005: 17), “ Full Costing merupakan metode

penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya


(33)

14

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.”

Harga pokok produk yang dihitung memalui pendekatan Full Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi ( biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

Harga pokok produksi menurut metode Full Costing dengan rumus sebagai berikut:

Biaya Bahan Baku Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsng Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

1. Metode Variabel Costing

Menurut Mulyadi (2005: 18), “Variabel Costing merupakan

metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.”

Harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan metode

Variabel Costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel).


(34)

15

Harga pokok produksi menurut metode variable costing dengan rumus sebagai berikut:

Biaya Bahan Baku Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

Metode Full Costingmaupun Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan antara kedua metode tersbut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap. Hal tersebut berakibat pada:

1. Perhitungan harga pokok produksi 2. Penyajian laporan rugi-laba

E.Pencatatan Unsur – unsur Biaya Produksi

Kegiatan pengolahan/mengubah bahan baku menjadi produk jadi disebut dengan biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut ini penjelasan mengenai macam -macam biaya tersebut:

1. Biaya Bahan Baku

Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi”.


(35)

16

Sedangkan menurut Siregar B (2013: 29), “ Biaya bahan bakuadalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi”.

Menurut Riwayadi (2014: 48), “Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi”.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Hansen & Mowen (2009: 57). “ Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi”. Menurut Mulyadi (2005: 319),“Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga manusia tersebut”. Sedangkan menurut Firdaus Ahmad dan Wasilah (2012: 226), “Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan”.

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 217) sifat – sifat tenaga kerja langsung sebagai berikut:

a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.

b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel.


(36)

17

c. Secara umum tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang

kegiatannya langsung dapat dihubungkan dengan produk akhir (terutama dalam penentuan harga pokok).

3. Biaya Overhead Pabrik

Menurut Hansen & Mowen (2009: 57), “ Biaya overhead pabrik

adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.”

Menurut Mulyadi (2005: 194-195) penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya adalah sebagai berikut:

a. Biaya bahan penolong

Biaya bahan penolong yaitu bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang

(spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga

perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.


(37)

18

c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang dibutuhkan dalam proses menghasilkan suatu barang, tetapi tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaianterhadap aktiva tetap

Biaya- biaya yang termasuk dalam kelompokini antara klain adalah baiya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipment, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.

e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

Biaya-baiya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung, dan emplasemen, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan, dan asuransi kecelakaan karyawan.

f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai

Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.


(38)

19

Menurut Mulyadi (2005: 195) penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

a. Biaya Overhead tetap

Biaya Overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

b. Biaya Overhead Variabel

Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya

overheadpabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume

produksi dalam rentang relevan.

c. Biaya Overhead Semivariabel

Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Menurut Muhadi (2001: 2) sifat-sift BOP dibebankan secara langsung pada produksi adalah sebagai berikut:

1. Produksinya relative stabil

2. Biaya overhead pabrik khususnya yang bersifat tetap bukan merupakan bagian yang berarti dibandingkan dengan biaya produksi total.


(39)

20

Menurut Mulyadi (2005:200-202) beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai satuan kegiatan untuk membebankan BOP kepada produk adalah sebagai berikut:

a. Satuan produk

Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan langsung membebankan BOP kepada produk.

Tarif BOP per satuan =

b. Biaya Bahan Mentah

Jika BOP yang dominan dengan nilai bahan mentah , maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai.

Tarif BOP per satuan =

c. Biaya Tenaga Kerja

Jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL, maka dasar yang dipakai untuk membebankan BOP adalah biaya TKL.

Tarif BOP per satuan =


(40)

21

d. Jam Tenaga Kerja Langsung

Oleh karena ada keterkaitan yang sangat erat antara biaya TKL dengan jumlah jam kerja langsung, makan BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung.

Tarif BOP per satuan =

e. Jam Mesin

Apabila BOP bervariaasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin.

Tarif BOP per satuan =

Menurut Charter dan Usry dalam Arnos (2004: 413-414) ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan tarif biaya

overhead pabrik yaitu sebagai berikut:

1. Dasar yang digunakan

a. Output fisik

b. Biaya bahan baku langsung

c. Biaya tenaga kerja langsunbg d. Jam tenaga kerja langsung

e. Jam mesin

f. Transaksi atau aktivitas 2. Pemilihan tingkat aktivitas


(41)

22 b. Kapasitias praktis

c. Kapasitas actual yang diperkirakan

d. Kapasitas normal

e. Dampak kapasitas terhadap tarif overhead f. Kapasitas menganggur versus kelebihan kapsitas

3. Memasukkan atau tidak memasukkan overhead tetap

a. Perhitungan biaya penyerapan penuh

b. Perhitungan biaya langsung

4. Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif a. Tarif tingkat pabrik

b. Tarif departemen

c. Tarif subdepartemental dan aktivitas


(42)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada perusahan yaitu pada data perusahaan.Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian hanya berlaku pada perusahaan yang diteliti.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada CV.Dharma Putra Mandiri Yogyakarta. 2. Waktu penelitian

Waktu yang diperlukan untuk penelitian adalah antara bulan Juni sampai dengan bulan Juli tahun 2015.

C.Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

a. Pimpinan perusahaan

b. Bagian Akuntansi

c. Bagian Produksi


(43)

24 2. Objek penelitian

a. Biaya-biaya untuk menghitung harga pokok produksi

b. Metode penentuan harga pokok produksi

D.Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli.Data primer dapat berupa opini subjek seseorang atau kelompok.Metode yang dapat digunakan yaitu metode survei atau

observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.Data sekunder berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.

E.Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan tanya jawab langsung secara lisan dengan pejabat yang berwenang dalam objek penelitian.


(44)

25

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen yang ada dalam perusahaan yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi.

F. Data Yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahan

2. Biaya produksi 3. Biaya nonproduksi

4. Penentuan Harga Pokok Produksi

5. Jumlah produk selesai yang dihasilkan 6. Data penjualan

7. Laba yang diharapkan

8. Data tentang jumlah produk yang dipesan G. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan mengumpulkan seluruh biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.


(45)

26

2. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan teori dengan menggunakan metode job order costing dengan cara sebagai berikut:

a. Membandingkan perhitungan harga pokok produksi dan perhitungan biaya overhead pabrik menurut perusahaan dengan metode job order

costing.

b. Menghitung biaya produksi langsung sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu yang didasarkan pada biaya yang dibebankan. Menghitung total harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job

order costing method) dengan metode full costing dengan rumus

sebagai berikut:

Biaya Bahan Baku Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsng Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp XXX +

Harga Pokok Produksi Rp XXX

3. Membandingkan hasil perhitungan harga pokok produki menurut

perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi menurut metode job

order costing.

4. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan perhitungan harga pokok


(46)

27 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.Sejarah Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

CV. Dharma Putra Mandiri merupakan perusahaaan yang bergerak di bidang desain interior dan furniture. Perusahaan CV Dharma Putra Mandiri berdiri sejak tahun 1994 yang didirikan oleh Bapak Yoseph Boyke Dharmawan.Beliau memulai pekerjaannya dengan menempati garasi Rumah Sakit Panti Rapih, karena beliau merupakan dokter di rumah sakit tersebut sehingga bapak Boyke dapat memperoleh izin dengan mudah. Pada tahun 1996 beliau mulai mengontrak di daerah Sambilegi dengan hanya memiliki 3 tukang, 1 tenaga gudang, dan belum memiliki staf administrasi, peralatan masih manual seperti bor listrik, dan gergaji rakitan. Pada tahun 1996 memperluas kontrakan dan menambah tenaga kerja produksi, supir dan 1 orang staf administrasi.

Usaha yang dirintis dengan kerja ini membuahkan hasil yang memuaskan, pada tahun 1997, perusahanan resmi menjadi CV yang bernama CV. Dharma Putra Mandiri, dan menambah divisi kontraktor dan divisi kaca. Pada tahun 2007 bapak Boyke membeli sebuah lahan baru di daerah Maguwarjo mendirikan pabrik secara bertahap, tempat yang dibangun tersebut bisa ditempati pada tahun 2009, dan sekarang memiliki 11 orang staf administrasi, 29 tenaga kerja produksi, 2 satpam serta memiliki 10 alat dan 10 mesin. Usaha yang dirintis bapak Boyke


(47)

28

mengalami kemajuan dan memiliki peluang dimana semua orang memerluksn furniture untuk rumah tangga, rumah sakit, hotel, restoran, dan yang lainnya. Bapak Boyke akan terus mengembangkan usaha yang dirintisnya hingga kawasan luar negeri.

2. Tujuan Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan dalam mendirikan usahannya. Tujuan perusahaan terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Penentuan tujuan perusahaan penting sebagai pedoman kemana aktifitas perusahaan dapat diarahkan. Tujuan umum dari perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri adalah sama seperti tujuan perusahaan pada umumnya yaitu meningkatkan keuntungan dari suatu usaha selain itu meningkatkan kesejahteraan kartawan dan menjaga kelancaran serta perkembangan perusahaan. Sedangkan tujuan khususnya adalah menciptakan perusahaan yang ramah lingkungan dengan konsep go green.

3. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan

Setiap perusahaan mempunyai visi dalam mendirikan usahannya, visi dari CV Dharma Putra Mandiri adalah:

a. Mampu mewujudkan Green Factory

b. Mengkhususkan diri untuk melayani rumah sakit dan hotel


(48)

29 Misi Perusahaan

Misi dari perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai pabrik yang profesional baik dari segi sumber daya manusia, peralatandan system sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi.

b. Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan.

c. Mempunyai ciri khas bentuk dan kualitas standar internasionalyang selalu mengacu kepada desain classic modern yang menyesuaikan dengan desain yang sedang trend.

d. Mempunyai system managemen kekeluargaan tetapi tetap tegas yang mampu mengatur seluruh arus uang, bahan, dan produksi.

e. Melakukan pelatihan dan pendidikan kepada para karyawan sehingga mampu menghasikan sebuah perusahaan yang professional.

f. Mengacu pada prinsip semua senang ( konsumen, karyawan, pemilik).

B. Organisasi Perusahaan

Organisasi pada perusahaan harus mampu mengolah manajemennya untuk memenagkan persaingan dan dapat tumbuh dan berkembang sesuai tujuan perusahaan. Koordinasi yang tepat diharapkan mampu mencapai kesatuan tindak dalam mencapai tujuan tersebut. Struktur organisasi sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas kerja. Perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri memiliki struktur organisasi yang


(49)

30

terstruktur dengan tugas dan tanggungjawab tersendiri. Struktur organisasi perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri dapat dilihat pada gambar 4.1.


(50)

31

Gambar4.1 : Struktur Organisasi Sumber : CV. Dharma Putra Mandiri

Direktur Wadir

Sekretaris

DPM 8 Daur ulang

DPM 1 Kartika

DPM 2 Santika

DIVISI marketing DPM 5 Developer

DIVISI HRD DPM 4 Swastika DPM 3 Mustika

DPM 6 Perencana

DPM 7 Kontraktor

DIVISI Keuangan


(51)

32

Tugas dan tanggungjawab dari masing-masing devisi adalah sebagai berikut:

1. Pimpinan Cabang

Fungsi jabatan pimpinan cabang yaitu mempimpin dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas kantor cabang baik secara operasional maupun bisnis.

Tugas Pokok:

a. Mempimpin seluruh karyawan yang ada di cabang dan

menciptakan berbagai macam kegiatan demi tercapainya target penjualan perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan perusahaan secara keseluruhan.

c. Memastikan seluruh aspek finansial dan aset di cabang berjalan dengan baik dan terkontrol dengan baik.

d. Bertanggung jawab atas kegiatan pelaporan secara berkala ke kantor pusat memberikan pelatihan dan melakukan pengarahan atas pelaksanaan rencana strategis perusahaan.

e. Memastikan seluruh karyawan di kantor cabang mematuhi seluruh

aturan dan ketentuan perusahaan.

f. Memberikan pelatihan secara komprehensif.

g. Membina dan memotivasi bawahan dalam upaya peningkatan


(52)

33

h. Memastikan seluruh karyawan di cabang bekerja secara

profesional sesuai peraturan yang berlaku.

i. Memberikan informasi kepada manajemen mengenai keadaan

pasar sekitar cabang mengenai perubahan dan perkembangan yang terjadi secara signifikan.

Tanggung Jawab:

1. Membuat Planning & Budgeting

a. Membuat perencanaan dan strategi penjualan berdasarkan

market information dan market analisis

b. Menyusun rencana kegiatan dan budget tahunan untuk

mencapai target cabang

c. Membagi target cabang ke masing-masing fungsi yang ada di

cabang dan memberikan petunjuk mengenai upaya

pencapainnya

2. Pencapaian Target Finansial Cabang

a. Melaksanakan program-program yang dibuat oleh kantor pusat

b. Melaksanakan program-program yang relevan dengan market demand di cabang, untuk meningkatkan performance cabang

c. Membina hubungan baik dengan pelanggan

d. Memonitor pelaksanaan program-program peningkatan

customer service di cabang


(53)

34

f. Membina hubungan eksternal (pemerintah dan masyarakat

setempat)

g. Mengoptimalkan produktivitas personal dan cabang melalui mekanisme pemberian tugas-tugas yang menantang

h. Melakukan kaderisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi

i. Membangun dan menjaga “budaya kerja perusahaan” agar

tercipta tim kerja yang solid dan suasana kerja yang harmonis dan kondusif

j. Melakukan performance appraisal (antara lain mengadakan evaluasi per semester)

k. Bertanggung jawab atas pencapaian sales target dan seluruh fungsi operasional di cabang.

l. Menguasai pangsa pasar dan karakteristik area, serta menjalin hubungan yang baik dengan semua pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan.

m. Memastikan kapasitas sumber daya yang memadai dan

menjaga suasana kerja yang kondusif bagi seluruh karyawan di cabang.

n. Melakukan pengawasan terhadap implementasi semua

peraturan dan prosedur yang berlaku (SOP).

2. Sekretaris

Tujuan jabatan sekretaris yaitu membantu dan melaksanakan kegiatan administrasi atas perintah langsung dari Pimpinan (Direksi).


(54)

35 Tanggung Jawab Utama :

a. Membuat Laporan Keuangan (Piutang, Buku Besar, Buku

Piutang Setting & Buku Kas)

b. Memeriksa dan membuat Laporan Absensi untuk data Payroll (Penggajian) Staf.

c. Membuat Dokumen Payroll Bank untuk Staf.

d. Membuat Proposal / Surat Penawaran atas perintah Direks via

fax atau email atau post.

e. Mengarsipkan SPK (Surat Perintah Kerja).

f. Membuat dan mengontrol seluruh tagihan/piutang perusahaan/

membuat,mencetak tagihan dan surat tagihan untuk

memastikan tagihan terkirim pada konsumen dengan benar dan tepat waktu.

g. Membuat surat menyurat / koresponden administrasi apapun atas perintah Direksi, diantaranya Surat Tagihan & Dokumen Tagihan.

h. Melakukan penagihan via televon atau email. i. Mengambil uang di bank atas perintah direksi

j. Mempersiapkanapa saja yang diperlukan jika direksi akan melakukan perjalanan dinas ke luar kota.

k. Menyusun schedule / jadwal jika Direksi akan ada meeting dengan clain / relasi di luar kantor.


(55)

36

3. Keuangan

Tujuan Jabatan kauangan yaitu merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target financial perusahaan.

Tanggung Jawab Utama:

1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan

informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.

2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan

dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.

3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan (cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan.

4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran

perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan.


(56)

37

5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem

dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan.

6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya

7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh

perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan

4. Desaigner

Tanggung jawab umum dari desaigner yaitu:

a. Melakukan gambar desain 3D untuk presentasi dan untuk di acc konsumen

b. Melengkapi dengan semua elemen interior yang ingin

ditampilkan diruangan tersebut

c. Dalam desain harus memperhatikan pelaksanaan di produksi

d. Warna dan material yang dipakai harus sudah ditentukan pada saat desain jadi


(57)

38

e. Desain 3D harus menyesuaikan dengan lapangan yang

sebenarnya

5. HRD (Human Resources Department)

HRD bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia Perusahaan, dimana yang ideal memiliki 8 aspek/pilar, yaitu dimulai dari:

1. Seleksi dan Rekrutmen

Bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan pegawai melalui penerimaan pegawai hingga penempatan para pegawai baru tersebut diposisi-posisi yang tepat.

2. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)

Menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi

melalui berbagai aktivitas pelatihan, Pendidikan dan

pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan ketrampilan kerja.

3. Compensation and Benefit

Menyusun strategi hingga implementasi atas seluruh kompensasi yang diterimakan kepada pegawai yang mengacu pada kondisi pasar.

4. Manajemen Kinerja (Performance Management)

Sebagai upaya monitoring kesenjangan antara standard kinerja yang diharapkan dengan aktual kinerja yang ditunjukkan.


(58)

39

5. Perencanaan Karir (Career Planning)

Bertanggung jawab atas pengelolaan, perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh anggota organisasi, artinya setiap pegawai memiliki jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan kompetensi yang ia miliki.

6. Hubungan Karyawan (Employee Relations)

Sebagai Internal PR bagi setiap kebutuhan pegawai terhadap informasi, kebijakan dan peraturan perusahaaan.

7. Separation Management

Mengelola seluruh tindakan pemutusan hubungan kerja dalam organisasi, dimana banyak yang disebabkan karena normal separation (pensiun, habisnya masa kontrak, atau meninggal), atau early retirement (pensiun sebelum masanya).

8. Personnel Administration andHRIS

Biasa dikenal dengan personalia atau kepegawaian adalah fungsi yang mendukung terlaksananya fungsi HR yang lain.Secara umum bertanggung jawab terhadap employee database, payroll dan pembayaran benefit lainnya, pinjaman karyawan, absensi, pencatatan cuti tahunan.Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja fungsi HR dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi.


(59)

40

6. Kepala Produksi

Tugas Utama kepala produksi yaitu:

a. Memberikan tugas kepada seluruh tukang &kepala tukang b. Cek/control seluruh tugas yang dikerjakan oleh tukang-tukang. c. Cek/control ketertiban seluruh tukang.

d. Cek posisi/jumlah barang produksi dari awal sampai akhir. e. Cek seluruh barang yang akan dikirim.

f. Siap menjalani Koordinator Setting, bila diperlukan

7. Marketing

Tujuan jabatan marketing yaitu merencanakan, mengontrol dan mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan pengembangan pasar secara efektif dan efisien.

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pengelolaaan

pemasaran sesuai dengan prosedur.

8. Kepala Devisi Non Produksi

Tugas Jabatan :

a. Melaksanakan fungsi control dalam divisi dan antar divisi.

b. Melaksanakan analisis, pemeriksaan,cross check dan control keuangan perusahaan, untuk menjamin kelancaran, keakuratan serta ketertiban administrasi keuangan.


(60)

41

c. Melaksanakan analisis, pemeriksaan, cross check dan control pembelian serta penggunaan bahan.

C. Proses Produksi

Proses produksi pada CV. Dharma Putra Mandiri terdiri dari beberapa proses produksi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing proses produksi:

1. Sawmill

Sawmill disebut juga proses penggergajian kayu. Log kayu

dapat dibelah menjadi ukuran papan yang dibutuhkan, proses sawmill menggunakan bandsaw yang berukuran besar untuk memudahkan proses penggergajian. Proses sawmill yang benar dilakukan dengan cara:

a. Melihat arah serat kayu

b. Melihat banyaknya kayu teras dan kayu gubal

c. Menghilangkan kulit kayu

d. Menghilangkan hati kayu

Setelah menjadi papan yang dibutuhkan kemudian diproses ke tahap selanjutnya.

2. Kilendray

Kilendray disebut juga dengan sistem pengovenan kayu. Kayu


(61)

42

tersebut berfungsi untuk mencegah agar kayu tidak melengkung saat diproses menjadi mebel.

Pengovenan yang benar dilakukan dengan cara:

a. Kayu dipanaskan sesuai dengan suhu yang dibutuhkan, suhu untuk

kayu jati berkisar antara 50ºC - 60ºC.

b. Kadar air yang dibutuhkan yaitu12 mc (moiceture contant).

c. Penggunaan obat kimia untuk mencegah rayap dan jamur

(bluestain).

d. Setelah mc mencapai titik yang ditentukan baru oven dimatikan dan masuk pada proses penganginan selama 1 minggu, setelah itu kayu siap dimasukkan ke proses selanjutnya.

3. Rough mill

Rough mill adalah proses pembahanan papan yang sudah keluar

dari oven untuk dijadikan bahan semi komponen. Mesin yang digunakan dalam proses ini yaitu:

a. Bensol

b. Planner untuk meratakan

c. Thicknesser

d. Table soul dan radiarm sau untuk proses pemotongan

Bahan yang sudah menjadi semi komponen akan di tally ( cheek sheet) untuk diserahkan pada bagian perakitan.


(62)

43 4. Prosesing

Prosesing adalah bagian untuk memproses bahan semi komponen menjadi komponen siap rakit.Bagian prosesing disebut juga proses pembuatan konstruksi untuk mebel, konstruksi yang dibuat disesuaikan dengan gambar kerja yang diperlukan oleh designer. Jenis- jenis konstruksi adalah sebagai berikut:

a. pan dan lubang

b. konstruksi dowel

c. konstruksi dofetail (ekor burung)

Mesin yang digunakan dalam prosesing meliputi:

a. tenoner dan mortise

b. spindle dan double spindle

c. mesin radial bur

Barang semi komponen yang sudah melalui proses konstruksi akan dilanjutkan ke langkah selanjutnya.

5. Assembling

Assembling adalah proses perakitan komponen, disini

komponen yang sudah diproses konstruksi akandiassembling dengan menggunakan claimp. Proses assembling dibedakan menjadi:

a. Knough down, disebut juga semi assembling atau barang yang bisa


(63)

44

downbiasanya menggunakan sistem konstruksi yang mudah di

bongkar pasang.Contohnya dengan menggunakan hanger bolt, menggunakan mini fix three dan menggunakan baut nanas.

b. Sistem rakit jadi atau perakitan yang tidak bisa dibongkar lagi. Dalam sistem ini semua barang komponen akan dirakit dengan menggunakan lem sehingga barang tersebut tidak bisa dibongkar pasang, adapun jenis - jenis lem yang digunakan yaitu lem pvac / lem 1 komponen, lem epoxy/lem 2 komponen, lem pu (poly

urethany), lem kuning yang hanya digunakan untuk menempelkan

bahan yang bukan terbuat dari kayu, contohnya multiplek. Lem 1 komponen adalah lem yang tidak menggunakan herdirner atau obat cepat kering sehingga membutuhkan waktu pengeringan yang cukup lama 6 - 12 jam. Sedangkan lem 2 komponen adalah lem yang menggunakan herdirnersehingga dapat mempercepat proses pengeringan, jadi waktu pengeringannya hanya menggunakan waktu 2 jam.

6. Finishing

Proses pewarnaan barang jadi, finishing dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu dengan:

a. melamine

b. natural celulos atau nc

c. poliuritn


(64)

45 e. duco

f. un finished

Langkah yang digunakan untuk proses melamine, nc dan

poliuritnyaitu dengan cara barang di amplas atau disender dengan

tingkat kehalusan 240 kemudian barang jadi di sending sealor dengan menggunakan cat sending ditambah dengan tinner setelah proses tersebut barang jadi diamplas kembali sampai tingkat kehalusan 320 baru kemudian diberi warna sesuai dengan permintaan. Setelah pewarnaan selesai lalu dilanjutkan ke proses topcoat.Bahan yang digunakan untuk topcoat menggunakan clear ditambah dengar tinner dan hardineer atau pengering. Proses pengeringan untuk topcoat memakan waktu 12 jam sampai 1 hari tergantung banyak hardineer yang digunakan.

Water based, perbedaannya dengan lainnya adalah cat yang

digunakan dengan bahan air sehingga lebih ramah lingkungan. Proses

finishing dengan menggunkan water based, barang diamplas dengan

tingkat kehalusan 240 setelah itu desending siller dengan menggunakan cat sending ditambah dengan air setelah proses tersebut ditambahkan warna sesuai permintaan. Kemudian ditambahkan ke dalam top coat.Perbedaan finishing water based dengan yang lainyaitu bahan tambahan yang digunakan tidak menggunakan tiner tetapi menggunakan air sehingga dapat menekan ongkos produksi. Finishing


(65)

46

Finishing cat duco adalah sitem pengecetan dengan

menggunakan lapisan coating yang sama dengan sistem pengecetan pada mobil, daya tahan cat duco tergantung pada ketebalan lapisan

coating dan tipe ketebalan cat. Finishing duco lebih fleksibel karena

bisa diterapkan ke semua jenis material kayu dan memberikan hasil yang lebih fancy namun membutuhkan waktu pengerjaan yang lama karena dan banyak proses yang harus dilalui.

Proses finishing duco adalah sebagai berikut:

Barang jadi diamplas dengan tingkat kehalusan 360, barang jadi diberi cat epogxy untuk menghilangkan serat kayu.Setelah kering barang jadi diamplas dengan menggunakan amplas 400 dan air, setelah itu barang jadi diberi warna sesuai permintaan. Untuk top coat akhir dapat disesuaikan menggunakan clear glosy dan clear doff atau redup.

Proses unfinish disebut juga good sended atau barang jadi yang hanya diamplas dengan tingkat kehalusan 400 dan tidak melalui proses

finishing.

7. Packaging

Proses packaging merupakan proses mengepak dengan karton box atau single face .Barang di pack per unit barang jadi. Pengiriman ke dalam kota menggunakan pickup pabrik sedangkan pengiriman ke luar negri menggunakan countainer.


(66)

47 D. Personalia

CV.Dharma Putra Mandiri saat ini memiliki 11 orang staf administrasi, 29 tenaga kerja produksi, 2 satpam serta memiliki 10 alat dan 10 mesin.Para karyawan melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing yang dibebankan dari perusahaan.Diharapkan dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba.Karyawan di dalam produksi harus mampu memiliki kompetensi di bidang kayu atau pengalaman di biadang kayu. CV.Dharma Putra memberikan gaji tau upah pada karyawan tetap yaitu satu bulan sekaliyang diserahkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya, sedangkan gaji yang diberikan pada karyawan tidak tetap yaitu per minggu pada hari sabtu.


(67)

48 BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISA DATA

Perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dalam desain interior dan industri manufaktur. Perusahaan menerima pesanan dari luar sesuai spesifikasi yang diinginkan konsumen. Perusahaan membuat desain dan penawaran kepada konsumen sesuai kebutuhan yang diinginkan konsumen.

Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada salah satu konsumen yang mencakup pembuatan produk table dan bench sebagai objek yang diteliti. Perhitungan harga pokok produksi pada saat pemesanan diselesaikan yaitu dengan menjumlahkan keseluruhan biaya produksi yang terkait pada proses produksi.

1. 1. Analisis Data untuk Menjawab Rumusan Masalah

Untuk menjawab rumusan masalah yang ada maka, menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan

Prosedur yang dilakukan oleh CV. Dharma Putra Mandiri dalam penentuan harga pokok produksi yaitu mengumpulkan seluruh biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk lebih jelas melihat prosedur penentuan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan, maka penulis akan mendiskripsikan biaya-biaya pembentuk harga pokok produksi berdasarkan data yang sudah didapat dari perusahaan. Biaya-biaya pembentuk harga pokok produksi tersebut adalah sebagai berikut:


(68)

49

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku pada CV. Dharma Putra Mandiri ada dua yaitu biaya bahan baku untuk pembuatan table dan bench. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan table dan bench terbuat dari lembaran kayu multiplek dan kayu solid.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri dalam melakukan proses produksi dikerjakan oleh tukang kayu yang berkompeten dan dibantu dengan tenaga mesin. Perusahaan memberikan kompensasi berupa upah per hari kerja kepada tukang kayu.

c. Biaya Overhead Pabrik

Perusahaan CV. Dharma Mandiri menetapkan biaya overhead pabrik untuk setiap bulannya yaitu ditentukan berdasarkan perhitungan dan kalkulasi antara biaya-biaya produksi dan pendukung yang ada. Sehingga akanmenghasilkan presentase biaya overhead pabrik dikalikan dengan total biaya bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya non produksi tersebut. Adapun rincian BOP yaitu listrik, gaji staf, biaya depresiasi mesin,dll.

2. Mendiskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut teori.

Pada metode harga pokok pesanan (job order costing),harga pokok produksi per unit dihitung pada saat sebelum pesanan diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang


(69)

50

bersangkutan. Masing-masing biaya produksi menurut kajian teori adalah sebagai berikut:

a. Biaya Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk pembutan table dan bench pada perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri adalah lembaran kayu multiplek dan kayu solid.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan CV. Dharma Putra Mandiri didasarkan pada jumlah unit yang dihasilkan. Penentuan Biaya tenaga kerja langsung yaitu:

Biaya tenaga kerja langsung = waktu kerja x upah

c. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya keseluruhan dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada perusahaan didasarkan pada jam kerja langsung.

Berikut ini akan disajikan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik menurut perusahaan:

a. Perhitungan Biaya Bahan Baku

Perhitungan biaya bahan baku untuk pembuatan table dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


(70)

51

Tabel 5.1 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Table Bahan baku Jenis Bahan

Baku

Jumlah Harga (dalam rupiah)

Harga total (dalam rupiah)

Lembaran Multiplex 12 mm 20 185.000,00 3.700.000,00

Kayu Solid Mozaik (TOP) 20 96.000,00 1.920.000,00

Ambang 40 28.800,00 1.152.000,00

Ambang 2 40 11.520,00 460.800,00

Kaki 80 31.680,00 2.534.400,00

Palang kaki 20 28.800,00 576.000,00

Bahan finishing 20 200.000,00 4.000.000,00

Bahan packing 20 10.000,00 200.000,00

Total Biaya Bahan Baku 14.543.200,00

Sumber: CV. Dharma Putra Mandiri

Perhitungan biaya bahan baku untuk pembuatan bench dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku untuk Pembuatan Bench Bahan Baku Jenis bahan

baku

Jumlah Harga (dalam rupiah)

Harga total (dalam rupiah)

Lembaran Multiplex 12 mm 20 185.000,00 3.700.000,00

Kayu Solid Top mozaik

(Dudukan)

40 42.000,00 1.680.000,00

Ambang 80 28.800,00 2.304.000,00

Penguat miring 80 14.400,00 1.152.000,00

Kaki 80 46.200,00 3.696.000,00

Palang kaki 40 43.200,00 1.728.000,00

Bahan finishing 40 125.000,00 5.000.000,00

Bahan packing 40 10.000,00 400.000,00

Total Biaya Bahan Baku 19.660.000,00

Sumber: CV. Dharma Putra Mandiri

Dari hasil perhitungan di atas, biaya bahan baku untuk pembuatan

table sebesar Rp.14.543.200,00 dan biaya bahan baku untuk pembuatan bench sebesar Rp.19.660.000,00.


(71)

52 b. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung

Perusahaan menentukan upah yang diberikan untuk tukang per hari sebesar Rp. 50.000,00.Tukang yang terlibat dalam pembuatan table yaitu 6 tukang untuk tukang kayu dan 1 tukang untuk tukang finishing. Sedangkan tukang yang terlibat dalam pembuatan bench yaitu 4 tukang untuk tukang kayu dan 1 tukang untuk tukang finishing.

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan table dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Table Jenis Tukang Unit Upah

(dalam rupiah)

Total Upah (dalam rupiah)

Tukang kayu 20 300.000,00 6.000.000,00

Tukang finishing 20 50.000,00 1.000.000,00

Total biaya tenaga kerja langsung 7.000.000,00

Sumber: CV. Dharma Putra Mandiri Keterangan :

Tukang kayu = 6 tukang x Rp. 50.000,00 = Rp. 300.000,00 Tukang finishing = 1 tukang x Rp. 50.000,00 = Rp. 50.000,00 Perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan bench dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Pembuatan Bench Jenis Tukang Unit Upah

(dalam rupiah)

Total Upah (dalam rupiah)

Tukang kayu 40 200.000,00 8.000.000,00

Tukang finishing 40 50.000,00 2.000.000,00

Total biaya tenaga kerja langsung 10.000.000,00


(72)

53 Keterangan :

Tukang kayu = 4 tukang x Rp. 50.000,00 = Rp. 200.000,00 Tukang finishing = 1 tukang x Rp. 50.000,00 = Rp. 50.000,00 Dari hasil perhitungan di atas, biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan table sebesar Rp.7.000.000,00 dan biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan bench sebesar Rp.10.000.000,00.

c. Perhitungan biaya overhead pabrik

Perhitungan biaya overhead pabrik untuk pembuatan table dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.5Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Table Jenis barang Perhitungan

(20% x total biaya bahan baku + biaya tenaga kerja

langsung + biaya non produksi )

Jumlah (dalam rupiah)

Table (20% x 24.643.200,00) 4.928,640,00

Total biaya overhead pabrik 4.928,640,00

Sumber: CV. Dharma Putra Mandiri Keterangan :

BBB = 14.543.200,00

BTKL = 7.000.000,00

B.Non produksi = 3.100.000,00 +

24.643.200,00

Biaya Non produksi = Biaya Administrasi + Biaya Marketing = 2.360.704 + 739.296

= 3.100.000

Perhitungan biaya overhead pabrik untuk pembuatan bench dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


(73)

54

Tabel 5.6 Biaya Overhead Pabrik untuk Pembuatan Bench Jenis barang Perhitungan

(20% x total biaya bahan baku + biaya tenaga kerja

langsung + biaya non produksi)

Jumlah (dalam rupiah)

Bench (20% x 34.860.000,00) 6.972.000,00

Total biaya overhead pabrik 6.972.000,00

Sumber: CV. Dharma Putra Mandiri Keterangan :

BBB = 19.660.000,00

BTKL = 10.000.000,00

B.Non Produksi = 5.200.000,00+ 34.860.000,00

Biaya Non produksi = Biaya Administrasi + Biaya Marketing = 4.154.200 + 1.045.800

= 5.200.000

Dari hasil perhitungan di atas, biaya overhead pabrik untuk pembuatan table sebesar Rp.4.928,640,00biaya overhead pabrik untuk pembuatan bench sebesar Rp. 6.972.000,00.

Berdasarkan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh perusahaan, maka perhitungan harga pokok pesanandapat dilihat pada tabel V.7 sebagai berikut:


(74)

55

Tabel 5. 7 Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan pada CV. Dharma Putra Mandiri

Jenis biaya Table (dalam rupiah)

Bench (dalam rupiah) Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik 14.543.200,00 7.000.000,00 4.928,640,00 19.660.000,00 10.000.000,00 6.972.000,00

Total 26.471.840,00 36.632.000,00

Sumber: CV. Dharma Putra Mandiri

Berikut ini akan disajikan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berdasarkan kajian teori:

a. Perhitungan biaya bahan baku

Perhitungan biaya bahan baku sesungguhnya dalam proses produksi per unit untuk pembuatan table dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.8 Biaya Bahan Baku Sesungguhnya untuk Pembuatan Table Bahan baku Jenis Bahan

Baku

Jumlah Harga (dalam rupiah)

Harga total (dalam rupiah)

Lembaran MP 12 mm 20 185.000,00 3.700.000,00

Kayu Solid Mozaik (TOP) 20 96.000,00 1.920.000,00

Ambang 40 28.800,00 1.152.000,00

Ambang 2 40 11.520,00 460.800,00

Kaki 80 31.680,00 2.534.400,00

Palang kaki 20 28.800,00 576.000,00

Bahan

finishing

20 200.000,00 4.000.000,00

Bahan packing 20 10.000,00 200.000,00


(75)

56

Perhitungan biaya bahan baku sesungguhnya dalam proses produksi per unit untuk pembuatan bench dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.9 Biaya Bahan Baku Sesungguhnya untuk Pembuatan Bench Bahan

Baku

Jenis bahan baku

Jumlah Harga (dalam rupiah)

Harga total (dalam rupiah)

Lembaran MP 12 mm 20 185.000,00 3.700.000,00

Kayu Solid Top mozaik

(Dudukan)

40 42.000,00 1.680.000,00

Ambang 80 28.800,00 2.304.000,00

Penguat miring

80 14.400,00 1.152.000,00

Kaki 80 46.200,00 3.696.000,00

Palang kaki 40 43.200,00 1.728.000,00

Bahan

finishing

40 125.000,00 5.000.000,00

Bahan

packing

40 10.000,00 400.000,00

Total Biaya Bahan Baku 19.660.000,00

Dari hasil perhitungan di atas, biaya bahan baku sesungguhnya dalam proses produksi per unit untuk pembuatan table sebesar Rp.14.543.200,00 dan biaya bahan baku untuk pembuatan bench sebesar Rp.19.660.000,00.

b. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Perusahaan CV Dharma Putra Mandiri menetapkan waktu kerja karyawan dalam 1 hari = 8 jam. Sedangkan upah karyawan per hari kerja adalah sebesar Rp.50.000,00.Upah rata- rata per jam kerja karyawan sebesar Rp.6.250,00. Karyawan yang terlibat dalam produksi table adalah 7 orang. Sedangkan untuk produk bench melibatkan 5 orang pekerja.


(76)

57

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dalam proses produksi per unit untuk pembuatan table dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.10 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya untuk Pembuatan Table

Jenis barang Perhitungan (waktu kerja x upah)

Jumlah (dalam rupiah)

Table (1.120 x 6.250,00) 7.000.000,00

Total biaya tenaga kerja langsung 7.000.000,00

Perhitungan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dalam proses produksi per unit untuk pembuatan bench dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.11 Biaya Tenaga Kerja Langsung Sesungguhnya untuk Pembuatan Bench

Jenis barang Perhitungan (waktu kerja x upah)

Jumlah (dalam rupiah)

Bench (1.600 x 6.250,00) 10.000.000,00

Total biaya tenaga kerja langsung 10.000.000,00

Dari hasil perhitungan di atas, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya yang dipakai dalam proses produksi per unit untuk pembuatan table sebesar Rp.7.000.000,00 dan biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan bench sebesar Rp.10.000.000,00.

c. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan biaya overhead pabrik sesungguhnya pada bulan Agustus adalah sebagai berikut:


(77)

58

Tabel 5.12 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya bulan Agustus CV. Dharma Putra Mandiri

Item BOP Jumlah

(dalam rupiah)

Gaji Staf dan direksi 23.039.845,00

Listrik 2.306.917,00

Komunikasi 178.000,00

RT 384.900,00

BBM 1.325.000,00

Depresiasi alat kantor 860.049,22

Depresiasi kendaraan 1.755.956,18

Depresiasai alat tukang 544.097,75

Depresiasi mesin 5.179.750,26

Depresiasi pisau 835.554,32

Depresiasi stock barang jadi 350.208,33

Depresiasi bangunan 4.603.347,89

Lain-lain 9.895.000,00

Total 51.268.625,95

1) Biaya Overhead pabrik untuk Pembuatan Table

Biaya overhead pabrik pada periode sebelumnya yaitu pada bulan Agustus sebesar Rp. 51.268.625,95 atas dasar 825 jam kerja langsung. Sedangkan jam kerja langsung yang sesungguhnya terjadi untuk pembuatan table yaitu sebesar 97,28 jam kerja langsung.

Perhitungan jam kerja langsung sesungguhnya pada bulan Agustus adalah sebagai berikut:


(1)

67

Taksiran tersebut sudah ditentukan oleh perusahaan yaitu diperoleh dari rata-rata BOP periode sebelumnya di bagi dengan omset per bulan dikali 100 %. Selain itu perusahaan memasukkan macam-macam biaya perabotan, biaya bahan packingdan biaya tukang packing dalam menghitung biaya overhead pabrik.


(2)

68

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Besarnya harga pokok produksi pada pembuatan table dan bench yang ditetapkan oleh CV. Dharma Putra Mandiri sesuai dengan metode job order costing. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan yang terletak pada prosedur atau penentuan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga pokok produksi untuk produk table sebesar sebesar Rp26.471.840, sedangkan menurut metode job order costing sebesar Rp27.585.611, sehingga terdapat selisih sebesar Rp1.113.77 dengan presentase sebesar 4%. Pada pembuatan bench menurut perusahaan sebesar Rp 36.632.000, sedangkan menurut metode job order costing sebesar Rp38.271.429, sehingga terdapat selisih sebesar Rp1.639.429 dengan presentase sebesar 4%. Penyebab perbedaan selisih tersebut karena perbedaan konsep perhitungan pada penentuan estimasi biaya overhead pabrik pada perusahaan yaitu menggunakan estimasi yang telah ditentukan perusahaan sendiri yaitu dengan taksiran 20% di kali dengan total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya non produksi. Perhitungan biaya overhead pabrik pada perusahaan dan menurut metode job order costing berbeda sehingga menghasilkan perhitungan berbeda.Terjadi perbedaan selisih antara perhitungan harga pokok perusahaan menurut perusahaan dan menurut metode job order costing. Dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan metode job order costing dengan sedikit perbedaan pada biaya overhead pabrik.


(3)

69

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini adalah penulis kesulitan untuk mendapatkan data semua produk pada CV. Dharma Putra Mandiri untuk 1 tahun.

C. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk perusahaan yaitu:

1. Perusahaan CV. Dharma Putra sebaiknya melakukan perhitungan biaya yang lebih rinci dan akurat agar menghasilkan penentuan harga pokok produksi yang lebih baik.

2. Sebaiknya perusahaan menggunakan biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan metode job order costing yaitu dengan perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada masing-masing produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka sehingga dapat menghasilkan penentuan harga pokok produksi yang akurat dan tepat.


(4)

70

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro,Gunawan dan Yunita. 2011. Anggaran Bisnis. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Ahmad, Firdaus dan Wasilah 2012. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta.

Ahmad, Firdaus dan Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Salemba Empat, Jakarta.

Carter,William K dan Usry Milton dalam Krista.2004. Akuntansi Biaya.Edisi Ketiga Belas. Salemba Empat, Jakarta.

Hansen, Don dan Mowen dalam Deny Arnos. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.

Muhadi dan Joko Siswanto. 2001. Akuntansi Biaya. Kanisius. Yogyakarta.

Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN- Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaar dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Salemba Empat. Jakarta.

Riza, Kautsar. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Akademia Permata. Jakarta.

Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Biaya. Salemba Empat, Jakarta.

Supriyono. 1993. Akuntansi Biaya pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Edisi Kedua. Cetakan Keempat Belas. BPFE. Yogyakarta.

Surjadi, Lukman. 2013. Akuntansi Biaya. Indeks. Jakarta.

Widilestariningtyas, Ony, Sonny W.F, dan Sri Dewi A. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.


(5)

71


(6)