Ketoasidosis Diabetik Serta Pengelolaan (Studi Pustaka).
ABSTRAK
KETOASIDOSIS
DIABETIK SERT A PENGELOLAAN
(Studi Pustaka)
Vreddi Evendi Doloksaribu, 2002. Pembimbing: Agustian Lukas K, Dr.,SpPD
Latar
belakang:
Ketoasidosis Diabetik merupakan salah satu komplikasi akut
diabetes melitus yang disebabkan oleh defisiensi insulin akut dan dapat berakibat fatal.
Sebagai suatu kegawatan medis, komplikasi ini harns diketahui dan ditangani secara dini.
Tujuan:
Agar penderita Ketoasidosis Diabetik mengenal secara dini gejala-gejala
yang timbul serta dapat mengantisipasi dengan baik dan benar sehingga dapat hidup
nonnal seperti orang-orang sehat lainnya.
Kesimpulan:
Ketoasidosis
Diabetik
dapat
berakibat
fatal
bila
terlambat
ditanggulangi.
Saran:
Penderita Diabetes Melitus sebaiknya melaksanakan
pola hidup yang
sehat, diantaranya: menjaga agar penderita tetap sehat dengan menghilangkan gejalagejala
dan
keluhan-keluhan
yang
disebabkan
oleh
Diabetes
Melitus,
memberi
kemampuan pada penderita untuk menjalankan hidup social yang nonnal, menghindari
komplikasi-komplikasi yang dapat timbul akibat Diabetes Melitus.
1I1
ABSTRACT
MANAGEMENT
OF DIABETIC KETOACIDOSIS
(LibraryResearch)
Vreddi Evendi Doloksaribu, 2002. Tutor: Agustian Lukas K. Dr.,SpPD
Background:
Diabetic Ketoacidosis
is one of many acute
complications of Diabetic Mellitus, caused by an acute lack of insulin
which is deadly. Because it is medically hazardous, this complication
must be detected and handled as early as possible.
Objectives: For Diabetic Ketoacidosis patients to detect early
symptoms that appear, and to properly anticipate it in order to live
normally like any healthy individual.
Conclusion: Diabetic Ketoacidosis can be deadly if treated late.
Recommendation:
Diabetic Ketoacidosis patient should implement
a healthy lifestyle, such as: maintain the patient's physical health by
eliminating symptoms and complaints caused by Diabetic Mellitus,
provide the patient with the ability to live a normal social life, and avoid
complications that may be a result of Diabetic Mellitus.
IV
DAFTAR 151
Lembar
pemyataan
persetujuan
Pembimbing
i
Lem bar pernyataan
Abstrak
ii
.iii
...
Abstract
iv
Kata pengantar
v
Daftar
Isi
...
Daftar
Tabel
Daftar
Bagan
vii
ix
...
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifiaksi
1.3. Maksud
2
dan Tujuan
2
Penulisan
2
1.5. Metodologi
BAB II TINJAUAN
2. 1.
Defi
1
Masalah
1.4. Kegunaan
1.6. Lokasi
Masalah
.
2
dan Waktu...
3
PUST AKA
nisi
4
. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. . .. .. . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . 4
2.2. E tiolog i
5
2.3. Patofisiologi
6
2.4. patogenesa
9
2.5. Gambaran
Klinis
2.5.1. Tanda
dan Gejala
2.5.2.
Pemeriksaan
2.5.3.
Pencatatan
2.6. Kriteria
15
15
Laboratorium
15
Data Kontiniu
19
Diagnosa
21
2.7. Klas ifikas i
24
2.8. Diagnosis
Banding
2.9.
an. ..
Pengelola
2.9.1.
Pengelolaan
.
... ..
25
. .. . . . . .. . .. ..
Terhadap
Gangguan
. 27
Metabolik
27
VII
2.9.2. Pengelolaan Terhadap Faktor Pencetus
40
2.9.3. Pengelolaan Terhadap Komplikasi
40
2.10. Pencegahan ..
BAB III RINGKASAN...
40
... ... ... ...
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
... ...
...
... ... ... ...42
44
3.1. Kesimpulan
44
3.2. Saran
44
DAFTAR PUST AKA
46
RIWAYAT HIDUP
VIII
DAFTAR
BAGAN
Bagan 2.1 Segitiga komponen dari Ketoasidosis Diabetik
5
Bagan 2.2 Gangguan Fisiologi pada penderita Ketoasidosis Diabetik
8
Bagan 2.3 Patogenesa Ketoasidosis Diabetik
Bagan 2.4 Pengelolaan pasien ketoasidosis Diabetik
...
p
14
39
IX
DAFTAR
TABEL
Tabel 2.1 Data-data Biokimia yang dapat dipakai untuk penilaian Ketoasidosis
Diabetik
10
Tabel 2.2 Kekurangan cairan dan elektrolit pada Ketoasidosis Diabetik
13
Tabel 2.3 Perhitungan Anion Gap
17
Tabel 2.4 Evaluasi laboratorium dari Metabolik penyebab asidosis dan koma
18
Tabei 2.5 Ringkasan beberapa kelainanlaboratorium
akibat diabetes ataupun pengobatannya
19
pada pasien dengan koma
Tabel 2.6 Catatan perkembangan data klinis pasien Ketoasidosis Diabetik
21
Tabel 2.7 Kriteria diagnostik Ketoasidosis Diabetik
23
Tabel 2.8 Klasifikasi Ketoasidosis Diabetik
25
Tabel 2.9 Terapi Ketoasidosis
37
Oiabetik
x
BAB I PENDAHULUAN
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Komplikasi diabetes melitus menurut perjalanannya dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis. Yang termasuk komplikasi akut adalah
hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemik hiperosmolar nonketotik, dan
koma laktoasidosis.
hipoglikemik,
Komplikasi
semen tara
ketiga
akut yang
pertama
dapat
menyebabkan
koma
komplikasi
lainnya
dapat
menimbulkan
koma
hiperglikemik. Sedangkan komplikasi kronis pada dasamya terjadi akibat adanya makromikroangiopati dan neuropati pada berbagai organ tubuh (6).
Salah satu komplikasi
akut hiperglikemia
adalah
ketoasidisis
diabetik yang
merupakan komplikasi gawat pada pasien diabetes yang dapat mengancam jiwa bila
tidak dikenal dan tidak mendapat pengobatan cepat (19).
Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut diabetes melitus tersering kedua
setelah hipoglikemia, yang sering berakibat fatal. Sebelum ditemukan insulin, angka
kematian komplikasi ini sangat tinggi (Iebih dari 50 %) dibanding dewasa ini yang hanya
berkisar 0 sampai 14% (6).
Ketoasidosis diabetik dapat menjadi manifestasi awal diabetes melitus tipe I, atau
dapat disebabkan oleh peningkatan kebutuhan insulin pada penderita diabetes melitus
tipe I selama terjadi infeksi, trauma, infark miokardium, atau pada waktu menjalani
pembedahan (6,19).
Dewasa ini, ketoasidosis
diabetik merupakan
komplikasi
senus yang banyak
ditemukan pada pengobatan dengan pompa insulin (insulin pump) yang disebabkan oleh
penghentian pemakaian alat terse but oleh penderita, dimana alat tersebut bekerja dengan
BAB I PENDAHULUAN
dosis kecil yang secara terns menerns disalurkan dalam tubuh. Sehingga tidak
menyisakan temp at penyimpanan insulin untuk kontrol glukosa darah selanjutnya.
Berbeda halnya dengan pemakain injeksi reguler yang sekali memberi dosisnya 20 ml
untuk 6-8 jam. Sekitar 1 per 80 penderita yang menjalani bentuk pengobatan ini. Sebagai
suatu kegawatan medis, ketoasidosis diabetik hams diketahui gejala klinis awal seperti
mual, muntah, lelah, poliuria dan hams ditangani secara dini. Keterlambatan penanganan
akan menyebabkan tingginya angka kematian, yang pada umumnya bukan disebabkan
oleh komplikasi akut itu sendiri. Tetapi akibat faktor pen cetus atau penyerta, seperti
renjatan septik, renjatan hipovolemik, dan infark miokardium (6).
1.2. Identifikasi Masalah
I. Apa yang menyebabkan timbulnya ketoasidosis diabetik?
2. Gejala-gejala apa saja yang timbul?
3.
1.3. Maksud
Bagaimana pengelolaannya?
dan Tujuan
Maksud
Agar penderita dapailebih dini mengetahui gejala yang timbul dan
langsung segera ditangani.
Tujuan
Penderita
dikendalikan
tidak
mengalami
penurunan
kualitas
hidup
karena
dan dikelola secara optimal sehingga pasien dapat hidup
normal seperti orang-orang
sehat
2
BAB I PENDAHULUAN
1.4. Kegunaan
Penulisan
Diharapkan bahwa hasil penulisan ini dapat memberikan sumbangan data dan
gambaran mengenai Ketoasidosis Diabetik serta pengelolaannya dan menjadi dasar
untuk pertimbangan dalam usaha menanggulangi Ketoasidosis Diabetik secara dini.
1.5. Metodologi
Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian Studi Pus taka.
1.6. Lokasi dan Waktu
Lokasi :
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Perpustakaan Rumah Sakit Immanuel
Perpustakaan
FK-UNPAD
Perpustakaan pnoadi Agustian Lukas Kristanudjaja, Dr.,SpPD
Waktu :
Februari 2002 - Juni 2002
3
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya Ketoasidosis Diabetik diantaranya
adalah: defesiensi insulin, meningkatnya hormon kontra insulin, dehidrasi,
resistensi immunologik terhadap insulin.
2. Gejala-gejala yang timbul: poliuri, polidipsi, perasaan lelah, nausea dan
muntah, pemafasan Kusmaull, akhimya teIjadi stupor yang dapat berkembang
hingga koma.
3. Pengelolaannya: rehidrasi, pemberian insulin, koreksi gangguan elektrolit dan
keseimbangan asam - basa, mengatasi faktor pencetus / infeksi.
4.2. Saran
Sesudah pemulihan dan stabilisasi, paSlen harns mendapat instruksi rinei
intensif mengenai
bagaimana
menghindari
komplikasi
diabetes
melitus yang
berpotensi bahaya ini. Mereka perlu diajar untuk mengenali tanda-tanda dan gejala
awal ketoasidosis.
Keton urin perlu diukur pada pasien-pasien dengan tanda-tanda infeksi atau
mereka yang menggunakan pompa insulin bilamana glukosa darah kapiler tidak
disangka tinggi ataupun tetap tinggi. Bila ketonuria hebat dan glikosuria menetap
pada beberapa pemeriksaan berturutan, maka insulin regular tambahan perlu diberikan
dan makanan-makanan cair seperti jus tomat dengan sedikit garam dan kaldu perlu
dikomsurnsi untuk menggantikan cairan dan elektrolit.
44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pasien perlu diinstruksikan untuk menghubungi dokter jika ketonuria menetap,
dan terutama jika mengalami muntah-muntah atau jika penyesuaian kecepatan infusi
pompa tidak mampu mengoreksi hiperglikemia dan ketonuria.
45
DAFT AR PUST AKA
I. Agustian L. K., 1996. Simposium Pencegahan
Komplikasinya.
Komplikasi
& Pengendalian
Akut pada Penderita
Diabetes
Diabetes serta
Melitus. Bagian
Penyakit Dalam R.S. Immanuel Bandung.
2. Antono E, 1980. !injauan
Kasus Kama Diabetik di Bagian Penyakit Dalam
K') Hasan ...')adikin selama enam tahllll 197-1-1979.
Halaman:
18
3. Augusta Y. 1.Ardin, 1995. Penataran dan Pelatihan Edukasi Diabetes, Sentra
Diabetes
R.s.
Hasan
Sadikin
FK-U}/P AD.
Komplikasi
Akut Diabetes
Melitus. Halaman: 3-5
4. Boedisantoso
R dan Imam Subekti, 1999. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
Terpadu. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Cetakan Pertama. Aksara Buana.
Halaman: 135-136
5. Foster
D.W,
2000.
Prinsip-Prinsip
Ilmll
Penyakit
Dalam.
Ketoasidosis
diabetik koma hiperosmolar. Edisi 13. Volume 5. EGC. Halaman: 2207-2211
6. Gatut Semiardji,
2000. Pedoman
Diagnosis
dan Terapi di Bidang
lImu
Penyakit Dalam. Metabolik Endokrin. Pusat Inforrnasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit dalam FK-UI. Halaman: 184-185
7. Guyton, 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit. Insulin, Glukagon
dan Diabetes Melitus. Edisi III Revisi. EGC. Halaman: 707-709
8. Harianto P. N., 1985. Bagian Penyakit
Dalam RS Bethesda GMIM Sulawesi
Utara. Ketoasidosis Diabetik. Halaman: 32-41
9. Haznam
M.W
Pengendalian
dan
Diabetes
Soerachrnad,
1983.
Naskah
Melitus dan Komplikasinya.
Lengkap
Simposium
Koma Diabetik: Suatu
46
Tinjauan Ulangan. Subbagian Endokrinologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSHS/FKUP
10. Haznam M.W, 1991. Endokrinologi. Pankreas Endokrin. Cetakan ke-lO.
Angkasa Offset, Bandung. Halaman: 52-56,57-59
II. Janice Beale & Gloria Wong, 1996. WWWDiabetes.com.
Diabetes Educator
& Dietitian.
12. Karam lH, Forsham P.H, 2000. Endokrinologi
Dasar & Klinik. Koma. Edisi
4. EGC. Halaman: 802-808
13. Kisworo B, 1995. Medika No.9
Talzun ke XXI, September
1995. Diagnosis
dan Penanganan Ketoasidosis Diabetik. Halaman: 698-702
14. Kitabchi A. E., Guillermo
Applied Research
E., at all, 2001. The Journal of Clinical And
And Education. Diabetes Care. American
Diabetes
Association. Management of Hyperglycemic Crisis in Patients With Diabetes.
January 2002 Volume 24 Number LPage 131-153.
15. Kitabchi A. E., Guillermo
Applied
Research
Association.
And
E., at all, 2001. The Journal
Education.
Diabetes
Care.
of Clinical And
American
Diabetes
Hyperglycemic Crises in Patients With Diabetes Mellitus.
January 2002 Volume 24 Number LPage 154-160.
16. Kitabchi A.E, Fisher IN, Murphy M.B, Rumbak M.J, 1994. Joslin's Diabetes
Mellitus.
Diabetic
Ketoacidosis
And
The
Hyperglycemic,
Hyperosmolar
Nonketotic State. 13 th edition. Philadelphia. Page: 739-74]
17. Konsensus
Pengelolaan
Diabetes
Melitus di Indonesia
2002, Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia.
47
18. Konthen P.G dan Hadikusumo D, 1972. Simposium Diabetes Melitus. Koma
pada Diabetes Melitus. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-Airlangga Surabaya.
Halaman: 97-103
19. Krall Leo P, 1989. Joslin Diabetes Center. The Acute Complications of
Diabetes. Twelfth edition. Philadelphia. Page: 257-261
20. Muirhead N., Cotto Graeme R.D, 1986. Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit.
Homeostasis Asam-Basa Normal. Churchill Livingstone-Binarupa Aksara.
Halaman: 71-82
21. Plowman P. N., 1987. Endocrinology
(Hyperglycaemic
and Metabolic Disease. Diabetic Coma
Ketoacidotic Coma). Page: 111-118
22. Schteingart D.E, 1995. Patofisiologi,
Konsep klinis Proses-Proses
Penyakit.
Pankreas Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Edisi Empat, Buku
Kedua. EGC. Halaman: 1117-1119
23. Soerachrnad Soesilowat~ 1983. Diabetes Melitus. Tinjauan Kasus di Bagian
Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin Selama Tujuh Tahun 1975-1981. Halaman:
48-55
24. Soeria
Soemantri
E, Haznam
Komplikasi-Komplikasi
1976. Simposium
M.W,
Diabetes
Diabetes
Melitus.
Melitus. Bagian Penyakit Dalam FK-
UNPADI R.S. Hasan Sadikin. Halaman: 30-32
25. Sukandar E, 1997. Nefrologi Klinik. Tinjauan umum nefropati diabetik. Edisi
II. ITB Bandung. Halaman: 227-237
26. Supartondo,
1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ketosidosis. Edisi Ketiga,
Jilid I. Jakarta. FK-Ul. Halaman: 622-626
27. Tjokroprawiro
A, 1998. Medika No.4
Tahun ke XXIV, April 1998. Mengenal
Beberapa Pengalaman Klinis-Praktis (Bagian Kedua). Halaman: 264-265
48
28. Tjokroprawiro A, 1999. Diabetes Melitus Klasifikasi. Diagnosis dan Terapi.
Edisi Ketiga. Gramedia. Halaman: 58-59
29. Tjokroprawiro A, 2001. Medika No. 12 Tahun ke XXVII. Desember 2001.
Diabetes
Melitus:
Kapita
Selekta-2000
(Pengalaman
Klinis
Dalam
Kedaruratan). Halaman: 799-800
30. Waspadji
S,
2000.
WWWKegawatan
pada
Diabetes
Melitus
Hiperosmolar.com. Kegawatan pada Diabetes Melitus.
31. Winardi A, 2000. WWWCitra Online. com. Pengobatan Terbaru Penderita
Diabetes.
32. Wiyono P, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ketosidosis.
Edisi Ketiga,
Jilid I. Jakarta. FK-UI. Halaman: 620
49
KETOASIDOSIS
DIABETIK SERT A PENGELOLAAN
(Studi Pustaka)
Vreddi Evendi Doloksaribu, 2002. Pembimbing: Agustian Lukas K, Dr.,SpPD
Latar
belakang:
Ketoasidosis Diabetik merupakan salah satu komplikasi akut
diabetes melitus yang disebabkan oleh defisiensi insulin akut dan dapat berakibat fatal.
Sebagai suatu kegawatan medis, komplikasi ini harns diketahui dan ditangani secara dini.
Tujuan:
Agar penderita Ketoasidosis Diabetik mengenal secara dini gejala-gejala
yang timbul serta dapat mengantisipasi dengan baik dan benar sehingga dapat hidup
nonnal seperti orang-orang sehat lainnya.
Kesimpulan:
Ketoasidosis
Diabetik
dapat
berakibat
fatal
bila
terlambat
ditanggulangi.
Saran:
Penderita Diabetes Melitus sebaiknya melaksanakan
pola hidup yang
sehat, diantaranya: menjaga agar penderita tetap sehat dengan menghilangkan gejalagejala
dan
keluhan-keluhan
yang
disebabkan
oleh
Diabetes
Melitus,
memberi
kemampuan pada penderita untuk menjalankan hidup social yang nonnal, menghindari
komplikasi-komplikasi yang dapat timbul akibat Diabetes Melitus.
1I1
ABSTRACT
MANAGEMENT
OF DIABETIC KETOACIDOSIS
(LibraryResearch)
Vreddi Evendi Doloksaribu, 2002. Tutor: Agustian Lukas K. Dr.,SpPD
Background:
Diabetic Ketoacidosis
is one of many acute
complications of Diabetic Mellitus, caused by an acute lack of insulin
which is deadly. Because it is medically hazardous, this complication
must be detected and handled as early as possible.
Objectives: For Diabetic Ketoacidosis patients to detect early
symptoms that appear, and to properly anticipate it in order to live
normally like any healthy individual.
Conclusion: Diabetic Ketoacidosis can be deadly if treated late.
Recommendation:
Diabetic Ketoacidosis patient should implement
a healthy lifestyle, such as: maintain the patient's physical health by
eliminating symptoms and complaints caused by Diabetic Mellitus,
provide the patient with the ability to live a normal social life, and avoid
complications that may be a result of Diabetic Mellitus.
IV
DAFTAR 151
Lembar
pemyataan
persetujuan
Pembimbing
i
Lem bar pernyataan
Abstrak
ii
.iii
...
Abstract
iv
Kata pengantar
v
Daftar
Isi
...
Daftar
Tabel
Daftar
Bagan
vii
ix
...
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifiaksi
1.3. Maksud
2
dan Tujuan
2
Penulisan
2
1.5. Metodologi
BAB II TINJAUAN
2. 1.
Defi
1
Masalah
1.4. Kegunaan
1.6. Lokasi
Masalah
.
2
dan Waktu...
3
PUST AKA
nisi
4
. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. . .. .. . .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . 4
2.2. E tiolog i
5
2.3. Patofisiologi
6
2.4. patogenesa
9
2.5. Gambaran
Klinis
2.5.1. Tanda
dan Gejala
2.5.2.
Pemeriksaan
2.5.3.
Pencatatan
2.6. Kriteria
15
15
Laboratorium
15
Data Kontiniu
19
Diagnosa
21
2.7. Klas ifikas i
24
2.8. Diagnosis
Banding
2.9.
an. ..
Pengelola
2.9.1.
Pengelolaan
.
... ..
25
. .. . . . . .. . .. ..
Terhadap
Gangguan
. 27
Metabolik
27
VII
2.9.2. Pengelolaan Terhadap Faktor Pencetus
40
2.9.3. Pengelolaan Terhadap Komplikasi
40
2.10. Pencegahan ..
BAB III RINGKASAN...
40
... ... ... ...
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
... ...
...
... ... ... ...42
44
3.1. Kesimpulan
44
3.2. Saran
44
DAFTAR PUST AKA
46
RIWAYAT HIDUP
VIII
DAFTAR
BAGAN
Bagan 2.1 Segitiga komponen dari Ketoasidosis Diabetik
5
Bagan 2.2 Gangguan Fisiologi pada penderita Ketoasidosis Diabetik
8
Bagan 2.3 Patogenesa Ketoasidosis Diabetik
Bagan 2.4 Pengelolaan pasien ketoasidosis Diabetik
...
p
14
39
IX
DAFTAR
TABEL
Tabel 2.1 Data-data Biokimia yang dapat dipakai untuk penilaian Ketoasidosis
Diabetik
10
Tabel 2.2 Kekurangan cairan dan elektrolit pada Ketoasidosis Diabetik
13
Tabel 2.3 Perhitungan Anion Gap
17
Tabel 2.4 Evaluasi laboratorium dari Metabolik penyebab asidosis dan koma
18
Tabei 2.5 Ringkasan beberapa kelainanlaboratorium
akibat diabetes ataupun pengobatannya
19
pada pasien dengan koma
Tabel 2.6 Catatan perkembangan data klinis pasien Ketoasidosis Diabetik
21
Tabel 2.7 Kriteria diagnostik Ketoasidosis Diabetik
23
Tabel 2.8 Klasifikasi Ketoasidosis Diabetik
25
Tabel 2.9 Terapi Ketoasidosis
37
Oiabetik
x
BAB I PENDAHULUAN
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Komplikasi diabetes melitus menurut perjalanannya dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis. Yang termasuk komplikasi akut adalah
hipoglikemia, ketoasidosis diabetik, koma hiperglikemik hiperosmolar nonketotik, dan
koma laktoasidosis.
hipoglikemik,
Komplikasi
semen tara
ketiga
akut yang
pertama
dapat
menyebabkan
koma
komplikasi
lainnya
dapat
menimbulkan
koma
hiperglikemik. Sedangkan komplikasi kronis pada dasamya terjadi akibat adanya makromikroangiopati dan neuropati pada berbagai organ tubuh (6).
Salah satu komplikasi
akut hiperglikemia
adalah
ketoasidisis
diabetik yang
merupakan komplikasi gawat pada pasien diabetes yang dapat mengancam jiwa bila
tidak dikenal dan tidak mendapat pengobatan cepat (19).
Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut diabetes melitus tersering kedua
setelah hipoglikemia, yang sering berakibat fatal. Sebelum ditemukan insulin, angka
kematian komplikasi ini sangat tinggi (Iebih dari 50 %) dibanding dewasa ini yang hanya
berkisar 0 sampai 14% (6).
Ketoasidosis diabetik dapat menjadi manifestasi awal diabetes melitus tipe I, atau
dapat disebabkan oleh peningkatan kebutuhan insulin pada penderita diabetes melitus
tipe I selama terjadi infeksi, trauma, infark miokardium, atau pada waktu menjalani
pembedahan (6,19).
Dewasa ini, ketoasidosis
diabetik merupakan
komplikasi
senus yang banyak
ditemukan pada pengobatan dengan pompa insulin (insulin pump) yang disebabkan oleh
penghentian pemakaian alat terse but oleh penderita, dimana alat tersebut bekerja dengan
BAB I PENDAHULUAN
dosis kecil yang secara terns menerns disalurkan dalam tubuh. Sehingga tidak
menyisakan temp at penyimpanan insulin untuk kontrol glukosa darah selanjutnya.
Berbeda halnya dengan pemakain injeksi reguler yang sekali memberi dosisnya 20 ml
untuk 6-8 jam. Sekitar 1 per 80 penderita yang menjalani bentuk pengobatan ini. Sebagai
suatu kegawatan medis, ketoasidosis diabetik hams diketahui gejala klinis awal seperti
mual, muntah, lelah, poliuria dan hams ditangani secara dini. Keterlambatan penanganan
akan menyebabkan tingginya angka kematian, yang pada umumnya bukan disebabkan
oleh komplikasi akut itu sendiri. Tetapi akibat faktor pen cetus atau penyerta, seperti
renjatan septik, renjatan hipovolemik, dan infark miokardium (6).
1.2. Identifikasi Masalah
I. Apa yang menyebabkan timbulnya ketoasidosis diabetik?
2. Gejala-gejala apa saja yang timbul?
3.
1.3. Maksud
Bagaimana pengelolaannya?
dan Tujuan
Maksud
Agar penderita dapailebih dini mengetahui gejala yang timbul dan
langsung segera ditangani.
Tujuan
Penderita
dikendalikan
tidak
mengalami
penurunan
kualitas
hidup
karena
dan dikelola secara optimal sehingga pasien dapat hidup
normal seperti orang-orang
sehat
2
BAB I PENDAHULUAN
1.4. Kegunaan
Penulisan
Diharapkan bahwa hasil penulisan ini dapat memberikan sumbangan data dan
gambaran mengenai Ketoasidosis Diabetik serta pengelolaannya dan menjadi dasar
untuk pertimbangan dalam usaha menanggulangi Ketoasidosis Diabetik secara dini.
1.5. Metodologi
Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian Studi Pus taka.
1.6. Lokasi dan Waktu
Lokasi :
Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
Perpustakaan Rumah Sakit Immanuel
Perpustakaan
FK-UNPAD
Perpustakaan pnoadi Agustian Lukas Kristanudjaja, Dr.,SpPD
Waktu :
Februari 2002 - Juni 2002
3
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya Ketoasidosis Diabetik diantaranya
adalah: defesiensi insulin, meningkatnya hormon kontra insulin, dehidrasi,
resistensi immunologik terhadap insulin.
2. Gejala-gejala yang timbul: poliuri, polidipsi, perasaan lelah, nausea dan
muntah, pemafasan Kusmaull, akhimya teIjadi stupor yang dapat berkembang
hingga koma.
3. Pengelolaannya: rehidrasi, pemberian insulin, koreksi gangguan elektrolit dan
keseimbangan asam - basa, mengatasi faktor pencetus / infeksi.
4.2. Saran
Sesudah pemulihan dan stabilisasi, paSlen harns mendapat instruksi rinei
intensif mengenai
bagaimana
menghindari
komplikasi
diabetes
melitus yang
berpotensi bahaya ini. Mereka perlu diajar untuk mengenali tanda-tanda dan gejala
awal ketoasidosis.
Keton urin perlu diukur pada pasien-pasien dengan tanda-tanda infeksi atau
mereka yang menggunakan pompa insulin bilamana glukosa darah kapiler tidak
disangka tinggi ataupun tetap tinggi. Bila ketonuria hebat dan glikosuria menetap
pada beberapa pemeriksaan berturutan, maka insulin regular tambahan perlu diberikan
dan makanan-makanan cair seperti jus tomat dengan sedikit garam dan kaldu perlu
dikomsurnsi untuk menggantikan cairan dan elektrolit.
44
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pasien perlu diinstruksikan untuk menghubungi dokter jika ketonuria menetap,
dan terutama jika mengalami muntah-muntah atau jika penyesuaian kecepatan infusi
pompa tidak mampu mengoreksi hiperglikemia dan ketonuria.
45
DAFT AR PUST AKA
I. Agustian L. K., 1996. Simposium Pencegahan
Komplikasinya.
Komplikasi
& Pengendalian
Akut pada Penderita
Diabetes
Diabetes serta
Melitus. Bagian
Penyakit Dalam R.S. Immanuel Bandung.
2. Antono E, 1980. !injauan
Kasus Kama Diabetik di Bagian Penyakit Dalam
K') Hasan ...')adikin selama enam tahllll 197-1-1979.
Halaman:
18
3. Augusta Y. 1.Ardin, 1995. Penataran dan Pelatihan Edukasi Diabetes, Sentra
Diabetes
R.s.
Hasan
Sadikin
FK-U}/P AD.
Komplikasi
Akut Diabetes
Melitus. Halaman: 3-5
4. Boedisantoso
R dan Imam Subekti, 1999. Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
Terpadu. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. Cetakan Pertama. Aksara Buana.
Halaman: 135-136
5. Foster
D.W,
2000.
Prinsip-Prinsip
Ilmll
Penyakit
Dalam.
Ketoasidosis
diabetik koma hiperosmolar. Edisi 13. Volume 5. EGC. Halaman: 2207-2211
6. Gatut Semiardji,
2000. Pedoman
Diagnosis
dan Terapi di Bidang
lImu
Penyakit Dalam. Metabolik Endokrin. Pusat Inforrnasi dan Penerbitan Bagian
Ilmu Penyakit dalam FK-UI. Halaman: 184-185
7. Guyton, 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit. Insulin, Glukagon
dan Diabetes Melitus. Edisi III Revisi. EGC. Halaman: 707-709
8. Harianto P. N., 1985. Bagian Penyakit
Dalam RS Bethesda GMIM Sulawesi
Utara. Ketoasidosis Diabetik. Halaman: 32-41
9. Haznam
M.W
Pengendalian
dan
Diabetes
Soerachrnad,
1983.
Naskah
Melitus dan Komplikasinya.
Lengkap
Simposium
Koma Diabetik: Suatu
46
Tinjauan Ulangan. Subbagian Endokrinologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSHS/FKUP
10. Haznam M.W, 1991. Endokrinologi. Pankreas Endokrin. Cetakan ke-lO.
Angkasa Offset, Bandung. Halaman: 52-56,57-59
II. Janice Beale & Gloria Wong, 1996. WWWDiabetes.com.
Diabetes Educator
& Dietitian.
12. Karam lH, Forsham P.H, 2000. Endokrinologi
Dasar & Klinik. Koma. Edisi
4. EGC. Halaman: 802-808
13. Kisworo B, 1995. Medika No.9
Talzun ke XXI, September
1995. Diagnosis
dan Penanganan Ketoasidosis Diabetik. Halaman: 698-702
14. Kitabchi A. E., Guillermo
Applied Research
E., at all, 2001. The Journal of Clinical And
And Education. Diabetes Care. American
Diabetes
Association. Management of Hyperglycemic Crisis in Patients With Diabetes.
January 2002 Volume 24 Number LPage 131-153.
15. Kitabchi A. E., Guillermo
Applied
Research
Association.
And
E., at all, 2001. The Journal
Education.
Diabetes
Care.
of Clinical And
American
Diabetes
Hyperglycemic Crises in Patients With Diabetes Mellitus.
January 2002 Volume 24 Number LPage 154-160.
16. Kitabchi A.E, Fisher IN, Murphy M.B, Rumbak M.J, 1994. Joslin's Diabetes
Mellitus.
Diabetic
Ketoacidosis
And
The
Hyperglycemic,
Hyperosmolar
Nonketotic State. 13 th edition. Philadelphia. Page: 739-74]
17. Konsensus
Pengelolaan
Diabetes
Melitus di Indonesia
2002, Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia.
47
18. Konthen P.G dan Hadikusumo D, 1972. Simposium Diabetes Melitus. Koma
pada Diabetes Melitus. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-Airlangga Surabaya.
Halaman: 97-103
19. Krall Leo P, 1989. Joslin Diabetes Center. The Acute Complications of
Diabetes. Twelfth edition. Philadelphia. Page: 257-261
20. Muirhead N., Cotto Graeme R.D, 1986. Keseimbangan
Cairan dan Elektrolit.
Homeostasis Asam-Basa Normal. Churchill Livingstone-Binarupa Aksara.
Halaman: 71-82
21. Plowman P. N., 1987. Endocrinology
(Hyperglycaemic
and Metabolic Disease. Diabetic Coma
Ketoacidotic Coma). Page: 111-118
22. Schteingart D.E, 1995. Patofisiologi,
Konsep klinis Proses-Proses
Penyakit.
Pankreas Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Edisi Empat, Buku
Kedua. EGC. Halaman: 1117-1119
23. Soerachrnad Soesilowat~ 1983. Diabetes Melitus. Tinjauan Kasus di Bagian
Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin Selama Tujuh Tahun 1975-1981. Halaman:
48-55
24. Soeria
Soemantri
E, Haznam
Komplikasi-Komplikasi
1976. Simposium
M.W,
Diabetes
Diabetes
Melitus.
Melitus. Bagian Penyakit Dalam FK-
UNPADI R.S. Hasan Sadikin. Halaman: 30-32
25. Sukandar E, 1997. Nefrologi Klinik. Tinjauan umum nefropati diabetik. Edisi
II. ITB Bandung. Halaman: 227-237
26. Supartondo,
1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ketosidosis. Edisi Ketiga,
Jilid I. Jakarta. FK-Ul. Halaman: 622-626
27. Tjokroprawiro
A, 1998. Medika No.4
Tahun ke XXIV, April 1998. Mengenal
Beberapa Pengalaman Klinis-Praktis (Bagian Kedua). Halaman: 264-265
48
28. Tjokroprawiro A, 1999. Diabetes Melitus Klasifikasi. Diagnosis dan Terapi.
Edisi Ketiga. Gramedia. Halaman: 58-59
29. Tjokroprawiro A, 2001. Medika No. 12 Tahun ke XXVII. Desember 2001.
Diabetes
Melitus:
Kapita
Selekta-2000
(Pengalaman
Klinis
Dalam
Kedaruratan). Halaman: 799-800
30. Waspadji
S,
2000.
WWWKegawatan
pada
Diabetes
Melitus
Hiperosmolar.com. Kegawatan pada Diabetes Melitus.
31. Winardi A, 2000. WWWCitra Online. com. Pengobatan Terbaru Penderita
Diabetes.
32. Wiyono P, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ketosidosis.
Edisi Ketiga,
Jilid I. Jakarta. FK-UI. Halaman: 620
49