On, Giri dan Ninjou Dalam Lingkungan Sosial Para Tokoh Yang Terdapat Dalam Film Azumi.

「あずみ」の社会環境に於ける登場人物の
恩、義理、人情の分析

アメリア
0242055

日本文学部

マラナテキリストン教大学
バンドン
2007
Universitas Kristen Maranatha

序論
日本の社会は縦社会と呼ばれ、上下関係を持つと言うことである、この関係は社
会構成を守るために非常に大事な役割を持っている。社会的地位の高い人たちは地位がよ
り低い人たちを守らなければならないという義務感を感じ、その一方で、地位の低い人た
ちは尊敬の気持ちの形として、恩返しをしなければならないと思うようになる。
日本社会の礼儀作法に基づいて、以上に述べた事は恩と義理と深い関わり合いを
持っている。恩はありがたい事、他人の好意から生まれるものである、これによって、恩
を受けた側が恩を授けた側より地位が低いと感じられたり、解釈されがちになっている。

ある人が他の人から恩を受けたら、そのひとに恩返しをしなければならなくなる。この事
を“義理”と言う。
義理は信頼または恩返しをしなければという気持ちから生まれるものである。義
理には恩返しをするという意味も含まれている。したがって義理は誰かから恩を受けたこ
とによって生まれ、それを表現するための手段でもある。
義理には二種類あり、世間に対する義理と名声に対する義理に分かれている。映
画“あずみ”の中で描かれたのは名声に対する義理である。これは名声に傷か付かないよう
に守らなければならないという義理である、名声に傷が付いた事によって自殺にまで人を
追い込んでしまうこともある。

以上に述べた恩と義理の関係は映画“あずみ”の中で描かれている。この映画はある若者の
グループが“げっさい”というひとに幼い頃から大人になるまで育てられたという事から始
まる。“げっさい”のこの若者たちに対する恩が若者たちの恩返しに対する義務感を生み出
すようになる。

Universitas Kristen Maranatha

若者たちが選んだ恩返しの形は“げっさい”が彼等に与えた任務を遂行する事で
あった、任務遂行は非常に困難であったが“げっさい”への義理があったからこそ、若者た
ちは無事任務遂行を成し遂げたという話である。

恩返しをする事が社会の中で色々な行動または現象を起こしている。これはグル
ープのなかでの相互関係か個人の行動の変化やプライド、協力、感謝の気持ちや葛藤など
生み出す。
相互関係とは二人または二人以上の関係の事を指し、個々がお互いに影響、変
化、直し合う事である。これらのことが個々の意志を周りに合わせる事によって考え方や
行動の変化を生む。
その一方で、グループの一員としていたいという気持ちも強く影響している。こ
れはグループの他のメンバーからの高い評価やグループへの満足感そして感謝の気持ちか
ら生まれるものである。
それだけではなく、各自が恩返しをするために協力し合う事によって協力の要素
も生まれるが、各自良い事をしようとしていても論争は避けられない。
恩と義理以外に“人情”というものがある。人情はある環境のなかで親しみが生ま
れたときに感じられるものである。この人情と義理の違いをめぐって議論も交わされるこ
ともある。
本論
恩は誰かからの恩恵または好意の事である
映画“あずみ”の中で見られる恩は次の通りである:
l

あずみ、あまぎ、ひゅうが、ながら、うきはを幼い頃から世話をしたげっさいの恩。

げっさいが彼等の世話を始めたことでグループが出来た。グループとは一つのユニッ
ト、人の集まりで成り立っているものであり、ある目的を達成するための手段であ
Universitas Kristen Maranatha

る。
l

びじょまるの牢獄からの解放そして死刑を逃れるのを手伝ったことによるびじょまる
に対するきよまさの恩。
きよまさの恩によってびじょまるはきよまさの言うとおりに行動しなくてはならなく
なった。

l

忍者としてのながとの五人のげっさいの弟子たちに対する恩。
げっさいの弟子たちは任務を遂行するうえでながとに手伝ってもらった、この事を合
同作業とよび、つまりグループの任務を遂行するためには密偵を送り込む事が必要で
と言う事である。

l


殺し屋グループから助けてもらったやえにたいするあずみとひゅがの恩。
義理とは誰かから授かった恩に対する恩返しの事である。
映画“あずみ”の中で見られる義理は次の通りである :

l

あずみ、あまぎ、ひゅが、ながらとうきはのげっさいに対する義理は任務を遂行する
事である。
義理に見られる関係は上下関係である。げっさいに対する義理を果たすのは困難なこ
とであった。げっさいの命令はグループのメンバーに好き嫌いなどの色々な感情を抱
かせる事になるが、げっさいへの恩返しのためであったからやり遂げた。

l

げっさいに対するうきはの義理はげっさいがきよまさのグループに捕らえられた時、
げっさいはじぶんの事は気にせず任務遂行に専念するよううきはに命じたがうきはは
げっさいを助けた。
げっさいを助けたうきはの行動はグループのメンバーの一人が敵に攻められた時、他
のメンバーが攻められているメンバーを助けるという行動である。


l

げっさいに対するあまぎの義理は腕を忍者の毒でやられ痛んでいる時に、あえてげっ
Universitas Kristen Maranatha

さいや他の仲間にはその事を伝えなかったことである。
名声に対する義理は、その名声を傷つけないようにする事である。名声への義理のた
めに痛みをこらえることが必要とされる。名声に対する義理は自害との関係が深く、
名声を守りきれなかった場合はあまぎのように自害することもしばしばである。
名声への義理は自尊心と深い関わりがある。自尊心はとても大切なことであり,これ事
によって日本人が自殺をする事も起きる事がる。
l

げっさいに対するあずみの義理。
義理はしなければいけないという義務感とも解釈できる。幼い頃から受けてきたげっ
さいの恩はあずみのげっさいに対する義理を生み、義理を果たすにはげっさいの命令
に従う事であった。
げっさいへの義理を果たすため、あずみはある事を余儀なくする。それは彼女の女性
的な面を見せず、常に強く生きなくてはいけなかった。このことによって彼女は他の

女性のようにお化粧などできなくなってしまったのである。

l

げっさいに対するひゅがの義理はびじょまると戦わなければいけないことであった。
恩返しをするにあたって日本人は苦労を感じる事が少なくない。義理のためひゅがは
やえへの自分の気持ちをすて命を落とす事になったのである。

l

きおまさに対するびじょまるの義理はげっさいと五人の弟子を殺すという命令に従わ
なければいけなかったときである。
びじょまるはきよまさの脱獄を手伝ってくれた恩によってげっさいと五人の弟子を殺
す事を決めた。
人情とは愛情、同情、感動などの事である。

映画“あずみ”の中で見られる人情は次の通りである :
l

やえに対するひゅがの人情

Universitas Kristen Maranatha

ひゅががやえに惹かれ、次第により親密な関係へと成っていった。
l

げっさいとなちに対するあずみの人情
幼い頃を共に過ごしたことから生まれた愛情。

結論
恩と義理は社会生活の背景となっている文化から生まれたものである。文化はあ
るグループのなかでのメンバーの関わり合いなどから影響を受けるものである。
文化要素としてみる恩、義理、人情を分析した結果、恩返しは簡単な事ではない
が日本人にとってはしなくてはいけない事である。恩、義理、人情は日本人の生活には欠
かせない事だと映画“あずみ”にも描かれている。したがって、恩、義理、人情はこれから
も日本人の生活の中で守られ、なくなる事はないだろう。

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI


TATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Pembatasan Masalah

6

1.3 Tujuan Penelitian

7

1.4 Metode Penelitian


7

1.5 Organisasi Penulisan

14

BAB II

16

ON, GIRI DAN NINJOU

2.1 On

16

2.2 Pembagian On

18


2.2.1 Ko On

18

2.2.2 Oya On

19

2.2.3 Nushi On

19

2.2.4 Shi No On

19

2.3 Giri

20


2.3.1 Giri Terhadap Dunia

24

2.3.2 Giri Terhadap Nama

25

2.4 Ninjou

27
Universitas Kristen Maranatha

BAB III

ON, GIRI DAN NINJOU DALAM LINGTUNGAN SOSIAL

PARA

TOTOH YANG TERDAPAT DALAM FILM AZUMI

3.1 ON

30

3.1.1 On yang diterima oleh Azumi dan teman-temannya

30

Terjadinya kesatuan kelompok dalam orientasi Psikologi
Sosial

31

Interaksi sosial

32

3.1.2 On yang berasal dari Ninja sebagai mata-mata Gessai
Tugas Konjungtif dalam kelompok

33
34

3.1.3 On yang diterima oleh Bijomaru

34

Rasa terima kasih merupakan faktor dari interaksi

35

3.1.4 On yang diterima oleh Yae dari Azumi dan Hyuga

35

Distress diri yang berasal dari Azumi dan Hyuga

37

3.2 GIRI
3.2.1

Giri yang dilakukan oleh tokoh, Azumi, Hyuga, Amagi,

Ukiha dan Nagara

38

Sikap sosial dalam lingkungan sosial

40

3.2.2

42

Giri yang dilakukan oleh Ukiha

Kerja sama sebagai bentuk interaksi di dalam lingkungan sosial
3.2.3 Giri yang dilakukan oleh Amagi
Konflik sebagai bentuk interaksi dalam

43
44
48

lingkungan sosial
Harga diri sebagai fasilitas sosial

48
Universitas Kristen Maranatha

3.2.4 Giri yang dilakukan oleh Azumi
Penyesuaian diri dalam lingkungan sosial

51

Tekanan Sosial

52

3.2.5 Giri yang dilakukan oleh Hyuga

52
54

3.3 Ninjou
3.3.1 Ninjou Hyuga terhadap Yae

54

Ninjou dalam suatu hubungan

54

3.3.2 Ninjou diantara Nachi dan Azumi

55

3.3.3 Ninjou Azumi terhadap Gessai

56

Kasih sayang yang menghasilkan perbuatan positif
3.3.4 Konflik antara Ninjou dan Giri

57

Tanggung jawab sosial dalam konflik

BAB IV

57

59

TESIMPULAN

SINOPSIS
DAFTAR PUSTATA
LAMPIRAN

: PEMERAN DALAM FILM AZUMI
: GAMBAR DALAM ADEGAN FILM AZUMI

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. PEMERAN DALAM FILM AZUMI

2. GAMBAR DALAM ADEGAN FILM AZUMI

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN I

Universitas Kristen Maranatha

Genre(s)
Origin
Length
Studio(s
Director(s)
Producer(s)
Action Director(s)
Writer(s)
Rated















: Jidaigeki, Action
: Japan
: 143 min
: Toho Company Ltd.
: Ryuhei Kitamura
: Mataichiro Yamamoto
: Yuta Morokaji
: Yu Koyama (manga)
: graphic & exaggerated violence, strong sexuality





Aya Ueto ....
Shun Oguri ....
Hiroki Narimiya ....
Kenji Kohashi ....
Takatoshi Kaneko ....
Yuma Ishigaki ....
Yasutaka Sano ....
Shinji Suzuki ....
Eita Nagayama ....
Shogo Yamaguchi ....
Kazuki Kitamura ....
Kenichi Endo ....
Kazuya Shimizu ....
Ryo ....
Haha-Oya
Yoshio Harada ....
Masatô Ibu ....
Asano
Minoru Matsumoto ....
Jou Odagiri ....
Mogami
Aya Okamoto ....
Hideo Sakaki ....
Naoto Takenaka ....






Isao Kiriyama ....
Yu Koyama ....
Rikiya Mizushima ....
Ryuhei Kitamura ....






Azumi
Nachi
Ukiha
Hyuga
Amagi
Nagara
Yura
Awa
Hiei
Komoru
Inoue, Kanbe'e
Sajiki Isshin
Sajiki Nisai
Osowareru
Gessai
Nagamasa
Saru
Bijomaru
Yae
Nagato
Kiyomasa Kato
Screenwriter
Screenwriter
Screenwriter
Ryuhei Kitamura

Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN II

Universitas Kristen Maranatha

TOKOH-TOKOH

Azumi, Amagi, Hyuga, Nagara, Ukiha.

Gessai

Bijomaru

Kiyomasa

Sajiki bersaudara
Inoue Kabei

Yae

Nagato

Universitas Kristen Maranatha

CONTOH PERLAWANAN

Azumi melawan penduduk yang diutus
oleh Kiyomasa

Azumi membunuh Nagamaso Asano

Azumi melawan Bijomaru

Azumi melawan kelompok Ninja

Amagi melawan Inoeu Kanbei

Ukiha dan Azumi melawn
kelompok Kiyomasa

ON

Awal dari On adalah ketika Gessai
mengankat kelima muridnya sejak kecil.

On yang diterima oleh Bijomaru
saat dibebaskan dari penjara
Nishikawa oleh Kiyomasa

On yang diterima oleh Yae dari Azumi
dan Hyuga yang menyelamatkannya dari
pembunuh Sajiki bersaudara

On dari Nagato terhadap Gessai dan
kelima muridnya.

GIRI

Kesepuluh murid Gessai harus saling
membunuh demi Girinya kepada Gessai.

Demi Girinya,
Nachi.

Azumi

Demi untuk menjaga Giri
terhadap nama, Amagi menahan
rasa sakit yang dideritanya.

membunuh

Demi Girinya, Nagara harus membunuh
salah satu dari kesepuluh temannya.

Demi Girinya, Azumi harus melupakan
keinginannya untuk menjadi wanita dan
bersikap sebagai laki-laki.

Demi
Girinya,
Hyuga
harus
meninggalkan keinginannya untuk pergi
bersama Yae dan membunuh Bijomaru,
walaupun akhirnya Hyuga harus mati
ditangan Bijomaru.
NINJOU

Awal pertemuan Hyuga, Azumi dan
Nagara terhadap Yae.

Konflik yang terjadi pada Hyuga yaitu
membunuh Bijomaru demi Girinya dan
mengorbankan Ninjounya terhadap Yae.

Ninjou Azumi terhadap Gessai.

BABBI
PENDAHULUAN

1.1 LATARBBELAKANGBMASALAH
Masyarakat Jepang dikenal dengan sebutan masyarakat vertikal, artinya
berdasarkan hubungan atas dan bawah. Sistem ini tidaklah terkait dengan kelaskelas dalam masyarakat, melainkan lebih pada penekanan terhadap kesenioran.
Hubungan kesenioran bisa diartikan sebagai hubungan antara atasan dan bawahan,
antara siswa kelas yang lebih atas dan siswa kelas yang lebih bawah di sekolah,
atau bisa juga hubungan antara orang tua dan anak.
Dapat dikatakan bahwa dalam kenyataan kehidupan Jepang, kesadaran
tentang kesenioran ini sangat berperan dalam masyarakat Jepang, terutama dalam
menjaga berlangsungnya tatanan sosial secara baik. Untuk itu ada aturan-aturan
moral yang menjaga kelancaran hubungan demikian. Mereka yang secara sosial
lebih tinggi kedudukannya merasa terpanggil atau bahkan berkewajiban untuk
melindungi atau mengurus orang-orang yang berkedudukan di bawahnya, baik
untuk urusan sosial maupun pribadi.
Di lain pihak, bahwa orang-orang yang kedudukannya lebih rendah akan
merasa patut membalas kebaikan tersebut dengan menyatakan hormat ataupun
kesetian. Pada umumnya, orang-orang yang begitu kurang memperdulikan On
kurang disukai dalam masyarakat Jepang karena dianggap kurang bermoral dalam
pengertian bahwa apabila mengabaikan On berarti ia kehilangan kepercayaan dari
Universitas Kristen Maranatha

sesamanya. Kemudian ada pula yang disebut Giri yang dapat diterjemahkan
sebagai kewajiban moral dari orang-orang yang merasa menanggung On terhadap
orang-orang tertentu. Contoh nyata dari ungkapan rasa On yang diwujudkan dalam
pemberian yang bersifat Giri ( kewajiban secara moral ) adalah pemberian hadiah
akhir tahun dari orang tua murid kepada guru.
Dalam kenyataannya bahwa kehidupan bermasyarakat Jepang tersebut
merupakan hal yang menarik dari sikap orang-orang Jepang yaitu mereka suka
memberi sesuatu yang bernilai kebaikan, memberi hadiah pada banyak
kesempatan untuk meninggalkan kesan-kesan yang berharga dalam hidup
seseorang yang akhirnya dinilai menimbulkan tata cara timbal balik yang luar
biasa. ( Edwin O. Reischauer, 1982:183 )
Hubungan timbal balik ini disebabkan karena orang Jepang memiliki sifat
sangat menghargai pembalasan dalam bentuk apapun dalam kehidupannya.
Walaupun pada kenyataannya hubungan ini terkadang membuat hidup mereka
sulit tetapi mereka sudah siap untuk menanggapinya. Namun kemauan mereka
untuk membalas kebaikan yang diterima membuat orang Jepang sangat dikagumi.
Hal yang dimaksud adalah bahwa dalam kehidupan orang Jepang masih melekat
suatu hubungan dimana kebaikan yang diterima harus dibalas sebagai hutang yang
diterima.
Selain itu ada juga yang dimaksud memberi tanpa mengharapkan
pemberian balasan, ada pula konflik antara Ninjou dan Giri. Hal yang dimaksud
diatas secara keseluruhan adalah On, Giri dan Ninjou.
Dengan melihat latar belakang diatas yang menggambarkan tentang On,
Universitas Kristen Maranatha

Giri dan Ninjou, maka penulis tertarik membahas referensi film Azumi yang
menceritakan tentang perbuatan balas budi oleh beberapa tokoh karena telah
menerima kebaikan dari seseorang disamping perbuatan-perbuatan lain yang
mereka lakukan dengan ikhlas walaupun mengalami pertentangan dari diri mereka
sendiri.
Dalam film Azumi diceritakan tentang sekelompok anak muda yang di
didik hingga dewasa dan akhirnya menjadi seorang pembunuh karena ingin
membalaskan kebaikan dari Gessai yang mengangkat mereka sejak kecil, film ini
berlatar belakang perang Sekigahara di masa awal pemerintahan Shogun
Tokugawa dengan pemimpinnya dijabat oleh Ieyasu Tokugawa ( 1603-1867 ).
film ini menceritakan tentang 10 orang anak muda yang di didik oleh
Gessai

di tempat terpencil. Mereka pun dibesarkan untuk akhirnya dapat

menyelesaikan misi yang penting yaitu menghabisi nyawa pemberontak dan
membunuh pemimpin klan yang masih setia dengan keluarga Toyotomi yang
dianggap menghalangi kedamaian di Jepang.
Setelah kesepuluh anak muda ini menjadi dewasa, Gessai memberikan
perintah kepada mereka untuk menjalankan misi yang sudah lama direncanakan
oleh Gessai. Tetapi ada syarat yang harus mereka laksanakan yaitu mereka harus
saling membunuh untuk mendapatkan orang yang terpilih dan yang paling tangguh
dalam menjalankan misi. Tentu saja perintah Gessai ini merupakan hal yang berat
bagi kesepuluh anak muda tersebut, tetapi demi kesetian kepada Gessai mengingat
bahwa mereka juga telah menerima kebaikan yang diterima dari guru atau Gessai
mereka (Shi No On) yang telah membesarkan dan mendidik mereka maka mereka
Universitas Kristen Maranatha

pun akhirnya saling membunuh hingga akhirnya tersisa lima orang saja
diantaranya Azumi yang merupakan satu-satunya wanita, Hyuga, Amagi, Ukiha
dan Nagara. Walaupun harus menghilangkan nyawa dari teman dekat mereka,
tetapi mereka sanggup melakukannya untuk memenuhi Giri dan membalaskan On
yang diterima dari Gessai dan melaksanakan sebagai tanggung jawab dan rasa
hormat mereka kepada Gessai.
Perintah dari Gessai pun hanya difokuskan pada pemenuhan misi untuk
membunuh para pemberontak, Gessai tidak membiarkan para muridnya untuk
campur tangan dengan urusan yang lain. Hal ini dapat dilihat ketika kelima anak
muda dan Gessai melihat ada pembantaian di suatu desa, pada saat itu Gessai
tidak mengijinkan para muridnya untuk membantu penduduk tersebut dari
pembantaian oleh sekelompok pasukan sedangkan para muridnya berniat untuk
ikut membantu sebagai hati nurani yang tulus untuk memberi bantuan ( Ninjou).
Satu persatu dari mereka pun akhirnya tewas, diawali oleh Amagi yang
melakukan bunuh diri karena dia tidak ingin misi berjalan dengan tidak mulus
karena kondisinya yang sudah melemah karena terkena racun dari senjata Ninja
pada saat menjalankan misi untuk membunuh Kiyomasa. Setelah itu dilanjutkan
dengan kematian Hyuga yang tewas ditangan Bijomaru yang dibebaskan dari
penjara Nishikawa yang dikenal sebagai pembunuh bayaran.
Tanggung jawab kelima anak muda ini adalah harus mampu melakukan
misinya sampai selesai. Mereka hanya mementingkan misi disamping hal-hal
lainnya walaupun itu mencakup urusan pribadi. Misalnya sebelum kematian
Hyuga, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Yae. Pada saat itu Yae meminta
Universitas Kristen Maranatha

kepada Hyuga untuk ikut ke Taugou kampung halamannya dan meminta Hyuga
untuk meninggalkan misinya. Tetapi hal ini tidak dilakukan oleh Hyuga karena
mengingat tanggung jawabnya dan kewajibannya kepada Gessai. Demikian juga
halnya dengan Azumi yang saat itu diminta oleh Yae untuk kembali menjadi
wanita biasa dan meninggalkan misinya. Hal ini pun tidak dilakukan oleh Azumi
karena tanggung jawab yang dipikulnya.
Episode terakhir menceritakan tentang Gessai dan murid-muridnya yang
saat itu terjebak oleh penduduk yang telah dijadikan pembunuh bayaran oleh
kelompok Bijomaru dan Kiyomasa. Saat itu Ukiha pun tewas ditangan Bijomaru
karena ingin menyelamatkan Gessai dari kepungan pembunuh bayaran, walaupun
saat itu Gessai telah memerintahkan kepada Ukiha untuk melarikan diri tetapi
Ukiha tetap ingin menolong Gessai. Kemunculan Azumi untuk menolong Gessai
dan teman-temannya menghadapi perlawanan yang sengit. Ratusan penduduk
berusaha untuk membunuh Azumi. Tetapi Azumi dapat melakukan tugasnya
dengan baik dan akhirnya Azumi dapat membunuh Bijomaru dan Kiyomasa.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas penulis melihat ada unsur
lain dari keberadaan para tokoh-tokoh tersebut. Hal tersebut adalah pengaruh
lingkungannya yaitu pengaruh dari balas budi sebagai orang yang berhutang budi,
kewajiban dalam memikul suatu utang dan reaksi dari kepercayaan, Maka penulis
tertarik membahas mengenai B On, BGiriBdan BNinjouBdalamBlingkungan Bsosial
paraBtokohByangBterdapatBdalamBfilmBAzumiB

1.2BPEMBATASANBMASALAH
Universitas Kristen Maranatha

Penulis hanya membatasi masalah mengenai On, Giri dan Ninjou dalam
lingkungan sosial para tokoh yang terdapat dalam film Azumi.
Penelitian mengenai Giri ini pernah juga diteliti oleh Feronica Juny Arta,
yang membahas tentang Giri yang dilakukan oleh Tokubei dalam naskah drama
Sonejaki Shinjuu karya Chikamatsu Monzaemon.
Perbedaaan skripsi penulis dengan penelitian Feronica adalah, penelitian
Feronica difokuskan kepada moral masyarakat Jepang dengan Giri terhadap nama
dan Giri terhadap dunia yang apabila tidak dapat dipenuhi memilih jalan bunuh
diri. Sedangkan penulis membahas hal yang menyebabkan timbulnya On, Giri,
ninjou dan pertentangan antara Giri dan Ninjou dalam lingkungan sosial para
tokoh yang terdapat dalam film Azumi. Tokoh-tokot tersebut adalah On Gessai
terhadap Azumi dan teman-temannya, On Kiyomasa terhadap Bijomaru, On
Hyuga, Azumi, Nagara terhadap Yae, Giri Azumi terhadap Gessai, Giri Amagi
terhadap Gessai, Giri Hyuga terhadap Gessai, Giri Ukiha terhadap Gessai dan
Ninjou yang ada antara Hyuga dan Yae, Ninjou Azumi terhadap Gessai dan
pertentangan antara Giri dan Ninjou diantara Azumi, Ukiha, Nagara, Amagi dan
Hyuga.

1.3BTUJUANBPENELITIAN
Ø Untuk mengetahui mengenai hal yang sangat mendasar dari On, Giri dan
Ninjou dalam lingkungan sosial para tokoh-tokoh di film Azumi.

1.4BMETODEBPENELITIAN
Universitas Kristen Maranatha

Pendekatan psikologi sosial digunakan oleh penulis untuk menganalisis
film Azumi. Psikologi sosial merupakan salah satu cabang dari psikologi.
Psikologi mengandung kata Psyche, yang di dalam bahasa Yunani berarti
’’jiwa’’ dan kata Logos berarti ’’ilmu’’. Sehingga istilah ini mengandung arti
’’ilmu jiwa’’. Objeknya sendiri adalah manusia serta kegiatan-kegiatannya dalam
hubungannya dengan lingkungan.
Dalam kamus bahasa Jepang, kata Psikologi sendiri dikenal dengan
sebutan Shinrigaku.
Shinrigaku terdiri dari beberapa kanji Shin ( 心 ), berarti
jiwa, semangat, perasaan. Ri(理) berarti akal dan kanji
Gaku (学 ) berarti ilmu, pengetahuan, studi. ( Andrew N.
Nelson, Kanji Modern:2001:394

Namun pengertian Psikologi atau Shinrigaku, disebut menjadi Kokology
oleh Psikolog Jepang Isamu Saito. Isamu Saito adalah profesor lulusan Universitas
Rissho dan Waseda Jepang yang menjelaskan tentang pengertian Kokology.
Kokology 単語は日本の単語の心から来る、心か精神
お よ び 何 か の 調 査 を 意 味 す る 。 (Isamu Saito,
Kokology:2006:iv)

Kokology tango oa nihon no tango no kokoro kara kuru,
kokoro ka seishin o yobi nani ka no cyosa oo imi suru.
Kata kokology mengandung arti bahwa kokology adalah
kata yang berasal dari perasan atau hati.

Universitas Kristen Maranatha

Dari pengertian psikologi menurut beberapa ahli psikolog tersebut diatas,
maka dapat juga dijelaskan mengenai pengertian psikologi sosial sebagai cabang
dari psikologi.
Social psychology is the scientific study of individual
behavior as a function of social stimulation. ( Shaw &
Constanzo, 1970:3 )
Psikologi sosial di defenisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang melibatkan tingkah laku individu sebagai pengaruh
stimulasi sosial.

Sama halnya dengan pendapat lain ini dapat dilihat juga berdasarkan
kutipan berikut:
Social Psychology is the scientific study of human
interaction. ( Watson, 1996:1 )
Study tentang interaksi kelompok manusia

Pokok bahasan di dalam psikologi sosial adalah interaksi manusia
sebagai proses sosialisasi di dalam dunia sosial. Interaksi sosialnya adalah
hubungan dengan 2 individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya. Mempelajari bagaimana pikiran, perasaan dan tindakan individu
berkaitan dengan pikiran dan perasaan orang lain. Interaksi ini pula yang
kemudian akhirnya membentuk satu tujuan akibat dari dorongan atau motif yang
sama.
Selain itu dengan adanya proses sosialisasi, seseorang akan menjadi tahu
bagaimana ia harus bertingkah laku di tengah-tengah masyarakatnya atau

Universitas Kristen Maranatha

kelompoknya, dari yang tidak tau menjadi terbiasa. Jadi, dalam hal ini sosialisasi
diartikan sebagai proses yang membantu individu menjadi belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berfikir
kelompoknya.
Namun untuk mengetahui ciri dan tingkah laku manusia sangatlah sukar
dimengerti apabila hubungannya dengan orang lain di dalam kelompok
masyarakat yang mempunyai sifat-sifat khas tidak diselidiki. Misalnya sejak dari
kecil hingga dewasa individu tersebut sudah berinteraksi sosial dengan
kelompoknya sehingga menyebabkan terjadinya keseimbangan pribadi dan makin
produktifnya individu tersebut di dalam kegiatan kelompoknya.
Dalam berinteraksi di lingkungan sosial, kelompok adalah bagian yang
penting dalam hal mempengaruhi dan dipengaruhi. Kelompok terdiri dari
sejumlah individu yang mempunyai sekumpulan nilai. Kelompok ada untuk
sebuah alasan. Biasanya kelompok terbentuk karena individu yang terlibat dalam
lingkungan ini mempunyai nasib yang sama.
Pada pembentukan suatu kelompok, seluruh anggota diharapkan mampu
mencapai keberhasilan. Hal ini disebut sebagai tugas konjungtif. Setiap anggota
tidak boleh mengambil langkah keliru dan membahayakan anggota yang lain.
Kelompok tidak terlepas dari sebuah kerjasama anggota. Kerjasama
adalah usaha bersama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Kerjasama timbul karena kelompok menyadari hal-hal yang penting. ( Shaw,
1981:37 ).
Selain kerjasama, sifat tolong menolong juga sangat erat dalam
Universitas Kristen Maranatha

kelompok. Memberikan reaksi terhadap penderitaan orang lain, rasa prihatin, dan
cemas merupakan bagian dari sifat individu untuk menolong orang yang
bergantung pada bantuan individu tersebut. Misalnya ketika melihat tubuh korban
yang terkoyak dalam tabrakan kereta api. Hal ini disebut juga sebagi distress diri.
Selain itu ada juga yang disebut sebagi tanggung jawab dalam lingkungan
sosial. Tanggung jawab menentukan bahwa seharusnya manusia membantu
sesama yang bergantung pada dirinya dan yang memerlukannya. Sedapat mungkin
tanpa membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, memberikan bantuan yang
layak bagi orang yang berada dalam keadaan darurat dan yang mengalami luka
fisik. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menekankan pada orang lain adanya
kewajiban untuk menolong. ( David O.Sears, 1991:69 )
Psikologi sosial juga menekankan pada hal bagaimana orang menentukan
apa yang mereka suka dan tidak suka, mengacu pada perilaku yang diserap secara
sadar dan tidak sadar. Hal ini disebut juga sebagai sikap sosial, dimana manusia
berasumsi bahwa setiap orang memiliki niat baik, atau pandangan yang optimis
terhadap situasi tertentu untuk memuaskan keinginannya untuk menjadi satu
dengan lainnya, dengan kelompoknya atau terlibat dalam lingkungannya.
( DR.W.A.Gerungan, 2002:57 )
Pernyataan ini juga diungkapkan oleh seorang psikolog Jepang, Takeo
Doi:
Ada situasi dimana manusia berasumsi bahwa setiap
orang memiliki pandangan yang optimis terhadap sesuatu
untuk memuaskan keinginannya untuk menjadi satu
dengan kelompoknya atau terlibat dengan lingkungannya.
(Takeo Doi, 1967: viii.)
Universitas Kristen Maranatha

Selain sebagai asumsi bahwa setiap orang ingin bergabung dalam
kelompok karena niat baik dan pandangan yang optimis karena ingin memuaskan
keinginannya juga karena adanya penghargaan sosial yang dinilai sangat tinggi
oleh kelompok itu dan rasa bangga terhadap situasi kelompoknya, maka ada
asumsi lain juga yang diutarakan oleh seorang ahli psikolog Jepang.
Apa yang menunjang jalan pikiran manusia baik dalam
lingkungan pribadi, kelompok, dalam kehidupan
bermasyarakat mencakup rasa hormat, rasa terima kasih
karena apa yang telah diterima, kebaikan. (Konosuke
Matsushita, 1997:74)

Disamping kerjasama, sosialisasi dan interaksi dalam lingkungan sosial
khususnya dalam kelompok, ada hal yang tidak terlepas yaitu konflik. Konflik
merupakan bagian yang pasti ditemui. Konflik adalah pertentangan antara dua
pihak atau lebih. Konflik dapat juga berasal dari pengaruh luar dan juga pengaruh
dalam.
Konflik dapat disebabkan karena ada faktor-faktor lain seperti motivasi
yang salah, ingin menguasai, perilaku yang menyimpang, harga diri. ( Caspary,
1993:23)
Bagi orang dengan harga diri rendah, kehadiran orang lain justru
menurunkan prestasi. Akan tetapi, pada orang-orang ini kehadiran orang lain tidak
berpengaruh jika mereka sedang melakukan tugas-tugas yang sulit. Sebaiknya
orang-orang dengan harga diri yang tinggi terdorong untuk berprestasi sebaikbaiknya dengan adanya orang lain, khususnya pada tugas-tugas yang sulit. Mereka

Universitas Kristen Maranatha

ingin menunjukkan kepada orang lain kemampuan mereka yang tinggi. Akan
tetapi, pada tugas-tugas yang sederhana, mereka justru mengalami kemalasan,
karena kalau mereka berhasil dengan baik pun, kesannya bukan karena
kemampuan mereka sendiri, melainkan karena mudahnya tugas.( Terry &
Kearnes, 1993: 47 )
Konflik lain adalah karena masalah penyesuaian diri. Penyesuaian diri
merupakan tuntutan sosial dengan cara dapat menerima tuntutan lingkungannya.
Selain itu ada juga yang disebut sebagi tekanan sosial. Tekanan sosial muncul
karena individu merasa kebebasan hak pribadinya diatasi. Tekanan sosial
merupakan faktor individu tidak mau patuh. Semakin kuat tekanan akan semakin
kuat perlawanan.
Dalam setiap lingkungan sosial, ada banyak hal-hal yang terjadi dalam
kelompok sosial tersebut. Tidak hanya hal negatif tetapi pengaruh lingkungan
sosial membawa dampak positif juga bagi individu dalam kelompok.
Hubungan yang positif misalnya kedekatan di dalam kelompok yang
menyebabkan keakraban. Hubungan ini tentu saja membawa rasa kasih sayang
dan persahabatan yang kokoh dalam kelompok. Rasa kasih sayang ini akan
memicu kelompok untuk menghasilkan perbuatan yang positif. ( Rita L. Atkinson,
1953:587 )
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa apa yang terjadi dalam lingkungan
sosial tidak terlepas dari pengaruh tingkah laku individu yang berasal dari
pengaruh kelompok yang menyebabkan pengaruh positif berupa kasih sayang,
kedekatan dan keakraban tetapi juga pengaruh negatif berupa konflik yang terjadi
Universitas Kristen Maranatha

dalam lingkungan sosial.
Setelah mengetahui faktor sosial dalam setiap lingkungan, maka dapat
disimpulkan bahwa interaksi kelompok, pengaruh sosial dan gejala sosial dapat
dipengaruhi oleh hubungan sosial yang terdapat antara manusia dengan manusia
atau gejala psikologi itu ditentukan antara lain oleh keadaan sosial yang
merupakan latar belakang tempat manusia itu hidup. Misalnya pada suku bangsa
Maori di Selandia Baru, orang tidak menunjukkan air

mata waktu hendak

berpisah dengan seorang sahabat, tetapi ketika ia pulang.
Dari contoh ini, nyatalah bahwa keadaan sosial dan kebudayaan
merupakan latar belakang bagi kehidupan. Kebudayaan pasti melekat dalam
kehidupan suatu bangsa yang dipengaruhi oleh cara tiap-tiap kelompok untuk
mengekspresikannya dalam lingkungan sosialnya.
Diketahui bahwa masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang
memegang nilai-nilai kebudayaan dalam berperilaku sosial. Beberapa diantaranya
adalah On, Giri dan Ninjou. Dimana dalam setiap situasi apapun mereka dituntut
untuk dapat menghargai On, Giri dan Ninjou sebagai nilai moral dalam kehidupan
mereka. Setiap mereka menerima kebaikan dari siapapun mereka merasa
bertanggung jawab untuk membalasnya walaupun terkadang kebaikan yang
diberikan oleh orang tersebut tulus tanpa mengharapkan kembali.
Dalam masyarakat Jepang, hubungan antar kelompok lebih dipentingkan
daripada hubungan individual. Hal ini dapat dilihat dari On, Giri yang muncul
dalam lingkungan sosial karena diyakini juga bahwa masyarakat Jepang bersifat
vertikal yaitu hubungan kesenioran yang berarti bahwa orang yang berkedudukan
Universitas Kristen Maranatha

lebih tinggi merasa bertanggung jawab untuk membantu orang-orang yang berada
di bawahnya. Sehingga menyebabkan orang-orang yang berada di bawah yang
sudah terbantu merasa patut untuk membalas kebaikan dari orang-orang yang
sudah membantunya.
Hal yang sudah di jelaskan tentang hubungan On, Giri dan Ninjou
terhadap psikologi sosial selain sebagai keterlibatan kelompok dalam lingkungan
sosialnya, adalah bahwa dalam film Azumi ini, kemunculan On dan Giri
menyebabkan banyak situasi-situasi sosial yang harus dihadapi oleh para tokohtokoh misalnya kerjasama, selain faktor itu maka ada juga pertentangan antara
Giri dan Ninjou yang menyebabkan terjadinya konflik dilingkungan sosial1.

1.5BORGANISASIBPENULISAN
Penulisan skripsi ini terdiri dari 4 bab, dengan urutan sebagai berikut:
Pada bab I menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari lima sub
yaitu sub bab pertama membahas tentang latar belakang masalah mengenai
kebudayaan Jepang yaitu On, Giri dan Ninjou yang tercermin dalam film Azumi.
Sub bab II membahas tentang pembatasan masalah yang hanya dibatasi mengenai
On, Giri dan Ninjou dalam lingkungan sosial para tokoh yang terdapat dalam film
Azumi. Sub bab III membahas tentang tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui
hal yang sangat mendasar dari On, Giri dan Ninjou dalam lingkungan sosial para
tokoh di film Azumi berdasarkan psikologi sosial. Sub bab IV membahas tentang
1
Sarlito Wirawan, 2001,On, Giri, Budaya Jepang
q= ON+DAN+GIRI+BUDAYA+JEPANG&btnG=Telusuri&hl=id

Universitas Kristen Maranatha

metode penelitian dan sub bab V tentang sistematika penulisan dari bab I sampai
bab IV.
Bab II membahas tentang On, Giri dan Ninjou
Bab III membahas tentang On, Giri dan Ninjou dalam lingkungan sosial
para tokoh yang terdapat dalam film Azumi
Pada bab IV menyimpulkan hasil analisis dari bab sebelumnya sesuai
dengan tujuan penelitian.

Universitas Kristen Maranatha

BABBIV
KESIMPULAN

On adalah kebaikan yang diterima dari seseorang. On muncul karena
menerima kebaikan dari orang lain sehingga akan menyebabkan si penerima
merasa berkewajiban untuk membalasnya. Pembagian On terdiri dari Ko On, Oya
On, Nushi On dan Shi no On.
Contoh On yang dapat ditemukan dari film Azumi adalah On yang
diterima oleh sekelompok anak muda dari Gessai yang telah mendidik dan
membesarkan anak muda tersebut. Diantaranya adalah Azumi dan temantemannya. Dengan adanya On tersebut, terciptalah komunitas kelompok dan
kerjasama yang akhirnya bertujuan untuk mewujudkan suatu keinginan.
Selain itu ada juga On Kiyomasa yang membebaskan penjahat Bijomaru
dari hukuman mati. On Hyuga dan Azumi yang menyelamatkan Yae dari
pembunuh Sajiki dan On Ninja sebagai mata-mata yang memberikan informasi
yang penting kepada Gessai.
Masing-masing On yang telah mereka terima menyebabkan munculnya
Giri. Giri adalah reaksi kepercayaan, rasa berhutang budi atau mengandung makna
memberi suatu balasan kepada orang yang telah berbuat baik kepada orang itu.
Misalnya, Azumi dan teman-temannya merasa berkewajiban menjalankan perintah
dari Gessai. Bijomaru merasa berkewajiban untuk membunuh Azumi dan temantemannya karena perintah dari Kiyomasa yang telah membebaskannya dan Yae
juga merasa berkewajiban untuk menyadarkan Azumi agar terhindar dari kematian
Universitas Kristen Maranatha

dengan cara membujuk Azumi untuk menghentikan misinya membunuh orangorang yang tidak diketahuinya.
Giri dapat dibagi menjadi dua, yaitu Giri terhadap nama seseorang dan
Giri terhadap dunia. Giri terhadap nama seseorang adalah kewajiban untuk
menjaga agar reputasinya tidak ternoda. Misalnya menahan rasa sakit, tidak
menyerah pada rasa lapar. Demi Giri terhadap namanya, Amagi rela menahan
lukanya karena dia ingin kelihatan kuat di depan Gessai dan teman-temannya. Hal
ini sangat menunjukkan bahwa Amagi sangat menjaga harga dirinya.
Giri Azumi dalam menjalankan misinya menyebabkan timbulnya tekanan
sosial. Sebelum menyelesaikan misinya, maka Azumi harus mengurungkan
niatnya untuk berpenampilan wanita seperti Yae.
Selain itu ada juga yang disebut sebagai Ninjou. Ninjou adalah perasaan
yang mencakup kasih sayang, perasaan cinta, terharu dan simpati. Dalam film
Azumi, Ninjou dapat dilihat antara Azumi dan Nachi, yang sejak kecil hingga
dewasa memiliki hubungan yang sangat dekat dibanding teman yang lain. Ninjou
antara Hyuga dan Yae yang muncul karena rasa ketertarikan Hyuga terhadap Yae
yang mengakibatkan keakraban dan Ninjou antara Gessai dan Azumi.
Ada juga konflik antara Giri dan Ninjou. Konflik muncul ketika
seseorang memiliki pertentangan atas kehendaknya sendiri, walaupun tidak harus
memelihara yang satu dan menolak yang lain. Dalam film Azumi tersebut, konflik
muncul ketika Azumi berniat ingin menolong warga kampung yang dibantai oleh
pembunuh, tetapi Gessai melarangnya. Ada beberapa alasan yaitu karena
mempertimbangkan bahwa pertolongan yang diberikan akan menimbulkan
Universitas Kristen Maranatha

masalah. Azumi juga merasa bertentangan ketika dia sadar bahwa setiap orang
yang dibunuhnya adalah orang-orang yang juga mempunyai keluarga seperti
Azumi.
Setelah membahas tentang On, Giri dan Ninjou dari film Azumi di bab
sebelumnya beserta dengan analisis yang diteliti dengan menggunakan metode
Psikologi sosial, maka penulis mengambil kesimpulan dari pembahasan tersebut.
Bahwa On, Giri dan Ninjou yang ditemukan pada masyarakat Jepang dalam
lingkungannya, tercermin juga dalam bentuk film yaitu film Azumi. Film Azumi
menceritakan tentang pembalasan Giri karena On yang sudah diterima, begitu juga
dengan Ninjou yang sangat melekat dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita. L dan Atkinson Richard, Edward E. Smith & Daryl J Bem.
2000. Pengantar psikologi Sosial. Interaksara Batam Centre.

Bellah, Robert N. 1992.Religi Tokugawa. Akar-akar Budaya Jepang. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Benedict, Ruth. 1982. Pedang Samuran dan Bunga Seruni. Sinar harapan,
Jakarta,

Caspary, W. R. 1993. Psychology. Jakarta

Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, 1998. Teori-teori Psikologi Sosial. PT Raja
Grapindo, Jakarta.

Djodjok Soepardjo& Wawan Setiawan, 1999. Budaya Jepang Masa Kini.
CV Bintang, Surabaya.

DR.W.A.Gerungan, Psikologi Sosial. 2002. Erlangga. Jakarta.

Isamu Saito. 2006. Kokology. PT.Pustaka Delapratasa. Jakarta.

Konosuke Matsushita, 1997. Pikiran tentang manusia. Jakarta

Nelson, Andrew N. 2001. Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta:
PT. Kesaint Blanc Indah Corp- Anggota IKAPI, Jakarta Pusat.

Published By Kodansha Encylopedia Of Japan :3G-I:34,1993 By Kodansha
Universitas Kristen Maranatha

Shaw, M.E. 1976. Group Dynamics. The Psychology Of Small Group
Behavior. Edisi Kedua. NY, Mc Graw Hill.

Sears, D. O, Freedman, J. L & Peplau, L.A. 1991. Psikologi Sosial Jilid
Kedua. Erlangga, Jakarta.

Terry, D. J & Kearnes, M. 1993. Personality and Individual Difference. Ags.

Takeo Doi. M.D. 1967. Anatomi Dependensiw Telaah Psikolog Jepang.

Watson. G. 1966. Sosial Psychology : Issue and Insight, Lippincott.
Philadelphia.

Zajonc, R.B. 1960. The Proces Of Cognition Tuning In Comunicationw
Sosial Psychology.

Onw Giriw budaya Jepang
on+ dan Giri+
Budaya+Jepang &BtnG=Telusuri&hl=

Giri ( balas budi )
.http://www.google.com/search?q=cache;1jyj06N662gJ:www2kok
ken.go.jp/kamus/data/item685.html+giri+balas budi&id)

Universitas Kristen Maranatha