KONTRIBUSI KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SMAN SE-KABUPATEN SUMEDANG.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...………...i
KATA PENGANTAR ………...………ii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….………..iv
DAFTAR ISI ……….vi
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xii
BAB I PENDAHULUAN ……….……….1
A. Latar Belakang Masalah ………..1
B. Rumusan Masalah ………...9
C. Tujuan Penelitian ………..10
1. Tujuan Umum ...10
2. Tujuan Khusus ...10
D. Manfaat Penelitian ………10
1. Manfaat Teoritis ...11
2. Manfaat Praktis ...11
E. Asumsi-asumsi ………..12
F. Hipotesis Penelitian ………...15
G. Metode Penelitian ……….……….15
H. Lokasi Penelitian ...………..17
I. Populasi dan Sampel Penelitian ...17
J. Kerangka Pikir ………..18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………..23
A. Konsep Administrasi Pendidikan ………..23
1. Pengertian Administrasi Pendidikan ……….23
2. Proses Administrasi Pendidikan …...26
3. Manajemen Sumber Daya Manusia ...28
B. Konsep Komunikasi Organisasi ………32
1. Pengertian Komunikasi Organisasi ...32
2. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ...36
3. Komunikasi yang Efektif ...38
4. Komponen-Komponen Komunikasi ...39
5. Komunikasi dalam Teori-Teori Organisasi ...41
(2)
C. Konsep Komitmen Organisional ………...43
1. Pengertian Komitmen Organisasional ………...43
2. Bentuk Komitmen Organisasional ………45
3. Proses Terjadinya Komitmen Organisasional ………...47
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasional ..53
5. Pengukuran Komitmen Organisasional ……….55
6. Dampak Komitmen Organisasional ………..56
D. Konsep Sekolah Efektif ………58
1. Pengertian Sekolah Efektif ………58
2. Sekolah Efektif dalam Berbagai Perspektif ………..60
3. Konstruk Sekolah Yang Efektif ………...65
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….69
A. Metode Penelitian ………..69
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………..71
C. Populasi dan Sampel Penelitian ………73
1. Penetapan Populasi Penelitian ...73
2. Sampel Penelitian ...74
D. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ………75
1. Menentukan Instrumen Penelitian ...75
2. Penyusunan Instrumen Penelitian ………76
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ………..80
E. Analisis Data Penelitian ………87
1. Seleksi Data ...88
2. Klasifikasi Data ...89
3. Kecenderungan Umum Variabel ...89
4. Uji Normalitas Distribusi Data ...91
5. Uji Regresi Linier ...94
6. Menguji Hipotesis Penelitian ...99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….109
A. Hasil Pengujian Hipotesis ………...109
1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Efektivitas Sekolah ……...109
2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Efektivitas Sekolah ...110
3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasional terhadap Efektivitas Sekolah ...111
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...115
1. Gambaran Umum Komunikasi Organisasi di SMAN se-Kabupaten Sumedang ...115
(3)
2. Gambaran Umum Komitmen Organisasional di SMAN se-Kabupaten Sumedang
...120
3. Gambaran Umum Efektivitas Sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang ...123
C. Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Efektivitas Sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang ...127
D. Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Efektivitas Sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang ………...128
E. Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasional terhadap Efektivitas Sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang ...129
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………131
A. Kesimpulan ……….131
B. Implikasi ...133
C. Saran ………135
DAFTAR PUSTAKA ...xiii RIWAYAT HIDUP
(4)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Makna tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dijabarkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 ayat (6) yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, pemerintah dalam hal ini sekolah yang merupakan salah satu variabel lembaga yang bertanggung jawab terhadap pencapaian optimal proses pendidikan tersebut beserta komponen-komponen di dalamnya melakukan berbagai usaha dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung agar menghasilkan efektivitas sekolah yang tinggi.
Semua anggota sekolah terutama kepala sekolah dan guru masih harus terus meningkatkan kesadaran bahwa sekolah sebagai suatu sistem sosial merupakan organisasi yang dinamis sebagai tempat berlangsungnya proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan perubahan pada kenyataan masa kini dan masa depan, baik perubahan
(5)
2
dari dalam maupun perubahan dari luar. Sekolah harus dibangun sedemikian rupa, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi mentransfer isi kurikulum, tetapi juga bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan segala sesuatu yang peserta didik butuhkan, sehingga kelak dapat digunakan untuk menopang kehidupan mereka di tengah-tengah masyarakat dan dunia kerja. Sebagaimana yang ditulis oleh Darling-Hammond (1998: 2) yang mengatakan:
… school are being pressured to change. Rather yhan merely “offering education”, school are now expected to ensure that all students learn and perform at high levels. Rather than merely “covering curriculum”, teacher to find ways support and connect with the needs all learners. Hal inilah yang menjadi misi atau tugas pokok sekolah, yang sepatutnya menjadi dasar bagi pengembangan sekolah yang efektif.
Pada kenyataannya, pendidikan belum sepenuhnya memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui nilai manfaat dari pendidikan itu sendiri. Observasi awal penelitian ini membuktikan bahwa usaha-usaha sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan berupa pengawasan program sekolah, efektivitas budaya sekolah, output sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, dan efisiensi proses belajar mengajar masih kurang. Dengan kata lain efektivitas sekolah saat ini masih rendah yang bahkan diantaranya disebabkan oleh diubahnya pendidikan menjadi kawasan politisasi dari para elit dan perburuan proyek yang mengakibatkan makna pendidikan menjadi bias.
Dampaknya unsur-unsur manajemen sekolah tidak terurus dengan baik seperti dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memotivasi, mengendalikan (pengawasan) terhadap berbagai kegiatan inti di sekolah yaitu
(6)
3
kurikulum, guru dan tenaga kependidikan, siswa, metode, sarana dan prasarana, keuangan, dan lain-lain.
Upaya perbaikan dan peningkatan efektivitas sekolah ini memerlukan pemahaman dan penguasaan kompetensi pencapaian tujuan yang dinamis dan terfokus. Efektivitas sekolah merupakan ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan efektivitas adalah sama dengan hasil nyata dibagi dengan hasil yang diharapkan. Sekolah efektif menunjukan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan. Abin Samsuddin (1999: 11) menegaskan bahwa efektivitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed outputs dengan hasil yang diharapkan berupa objectives, targets dan intended outputs sebagai mana telah ditetapkan.
Parameter untuk mencapai efektivitas dinyatakan sebagai angka nilai rasio antara jumlah hasil (lulusan, produk, jasa dan sebagainya) yang dicapai dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah (unsur yang serupa) yang diproyeksikan atau ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.
Kerangka konseptual riset mengenai efektivitas sekolah secara signifikan didasarkan pada hasil-hasil studi yang dilaksanakan di negara-negara Barat. Generasi pertama studi efektivitas sekolah mengklaim bahwa sekolah hanya memiliki dampak yang kecil terhadap anak. Studi awal ini kurang memperhatikan variabel proses di sekolah, yang mungkin saja memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas sekolah.
(7)
4
Dimensi dari efektivitas sekolah antara lain; (1) kebermaknaan proses belajar mengajar, (2) manajemen sekolah/pengelolaan sekolah, (3) efektivitas budaya sekolah, (4) kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, (5) out put sekolah (hasil dan prestasi), dan (6) out come (benefit) (H. Natton and D. Smith dalam Ridwan, 2009: 335).
Ciri-ciri efektivitas sekolah menurut Taylor (dalam Ridwan, 2009: 334) antara lain: (1) tujuan sekolah dinyatakan secara jelas dan spesifik, (2) pelaksanaan kepemimpinan pendidikan yang kuat oleh kepala sekolah, (3) ekspektasi guru dan staf tinggi, (4) ada kerja sama kemitraan antara sekolah, orangtua dan masyarakat, (5) adanya iklim yang kondusif bagi siswa untuk belajar, (6) kemajuan siswa sering dimonitor, dan (7) menekankan pada keberhasilan siswa dalam mencapai keterampilan aktivitas yang esensial.
Bangsa kita pada saat ini mulai belajar dari masa lalu yang tidak konsisten dalam penyelenggaraan pendidikan dan berupaya mereformasi pendidikan nasional dari mulai pengelolaan hingga pelaksanaan pendidikan. Kebijakan pemberian otonomi pendidikan sentralistik ke desentralistik merupakan bentuk dari reformasi yang memberikan suatu harapan bagi dunia pendidikan.
Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat sebagai sarana peningkatan efektivitas sekolah. Dengan terwujudnya desentralisasi pendidikan di Indonesia sejak tahun 2001, dunia pendidikan banyak berharap akan terjadinya peningkatan kualitas organisasi pendidikan hingga ke tingkat sekolah. Implementasi kebijakan otonomi daerah sebagai salah satu bentuk reformasi
(8)
5
penyelenggaraan pemerintahan, melahirkan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang didukung penuh oleh tenaga kependidikan. Dampak desentralisasi menjadi penting untuk menimbulkan efek terhadap kapabilitas organisasi yang pada gilirannya diharapkan dapat berdampak terhadap efektivitas organisasi pendidikan tersebut.
Studi mengenai efektivitas sekolah merupakan pijakan yang susah untuk diukur bagi upaya perbaikan sekolah di Indonesia. Model efektivitas sekolah memiliki tradisi studi yang bersifat longitudinal, kuantitatif, dan berbasis studi empiris untuk menemukan kombinasi input yang menjadi karakter lingkungan pembelajaran maupun kondisi kelas dan aktifitas pembelajaran yang menghasilkan prestasi akademik yang lebih baik. Upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan ini didanai oleh beberapa donor seperti Pemerintah Inggris, Pemerintah Jerman, Pemerintah Jepang, World Bank, UNDP dan The Asian Development Bank. Hasilnya mengindikasikan bahwa beberapa input seperti pelatihan guru, bahan ajar, dan rehabilitasi sekolah merupakan beberapa faktor yang memang diminta oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat hasil kinerja yang merupakan produk kumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan sekolah dan pengaruh budaya kondusif organisasi yang diciptakan di sekolah.
Semua organisasi mempunyai satu budaya yang bergantung pada kekuatannya. Budaya dapat mempunyai pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi termasuk perilaku guru yang memiliki efek
(9)
6
positif yang konsisten terhadap prestasi siswa. Dipandang sama dengan perilaku guru, ekspektasi dan moral guru juga merupakan faktor penting dalam studi efektivitas sekolah. Ekspektasi guru memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kualitas siswa. Dengan demikian, prestasi siswa cenderung dipengaruhi oleh ekspektasi guru. Fenomena ini dikenal sebagai self-fulfilling prophecy (memenuhi keyakinan diri). Cara guru berkomunikasi atau memperlakukan siswa yang memiliki kemampuan lebih tinggi berbeda dengan cara mereka memperlakukan siswa dengan kemampuan lebih rendah.
Pentingnya komunikasi dalam organisasi ini sesuai dengan pendapat Kochler dalam Sumirat (2002: 22) bahwa terutama faktor komunikasi ikut serta mempengaruhi efektivitas antara lain karena komunikasi dilaksanakan untuk menggerakkan aktivitas organisasi seperti halnya oksigen yang digunakan manusia demi kehidupan. Salah satu kekuatan yang paling menghambat suksesnya kinerja kelompok adalah kurangnya komunikasi yang efektif (Stephen P. Robbins dalam Ridwan, 2009: 371). Hal ini menyebabkan pentingnya penelitian mengenai kontribusi komunikasi organisasi terhadap efektivitas sekolah.
Untuk mencapai tujuan organisasinya, organisasi memerlukan adanya komunikasi yang baik. Komunikasi organisasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya akan menyebabkan informasi yang dibutuhkan oleh setiap anggota tidak sampai. Seperti yang dikemukakan Karz dan Kahn (Miftah, 1983: 181) bahwa “Komunikasi adalah proses sosial yang mempunyai relevansi terluas di dalam mengfungsikan setiap kelompok organisasi dan masyarakat.” Oleh sebab itu
(10)
7
komunikasi harus berlangsung terus menerus, bila tujuan organisasi hendak dicapai dengan efektif.
Kontribusi komunikasi organisasi memegang peranan penting, baik komunikasi secara vertikal maupun horizontal, komunikasi verbal maupun non verbal. Riset menunjukkan bahwa komuniksi yang paling buruk, sering disebut sebagai sumber konflik antarpribadi. Seseorang yang tidak dapat berkomunikasi dan terisolir dari sesamanya akan mengakibatkan gangguan kejiwaan. Sebagai sebuah organisasi pendidikan, sekolah harus bisa menjawab apakah komunikasi yang berlangsung di sekolah itu benar-benar efektif atau tidak.
Perilaku organisasi yang juga berpengaruh besar terhadap efektivitas sekolah adalah komitmen pribadi tiap sumber daya manusia yang menjadi anggota organisasi sekolah tersebut. Sumber daya manusia tidak lagi dipandang sebagai komponen yang begitu saja dapat digantikan dengan komponen lain. Hal tersebut sesuai dengan dengan paradigma baru yang mengindikasikan bahwa sumber daya manusia merupakan aset yang terpenting, walaupun untuk mendapatkan dan mempertahankan aset tersebut memerlukan dukungan dana yang tidak sedikit (PKDA I LAN, 2003: 15).
Para pelaku organisasi sebagai sumber daya manusia utama harus memiliki kompetensi tidak saja dalam menemukenali (scanning) kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang terus mengalami perubahan, tetapi juga mampu mencari langkah-langkah stratejik untuk menyikapi dan mengatasinya (Widodo, 2007: 190).
Memiliki komitmen artinya menyadari bahwa dirinya tidak hanya sebagai anggota dari organisasi sekolah tetapi juga paham terhadap tujuan organsiasi sekolah tersebut. Dengan demikian seorang guru akan dapat memahami sasaran
(11)
8
dan kebijaksanaan organisasi yang pada akhirnya dapat berbuat dan bekerja sepenuhnya untuk keberhasilan organisasi sekolah. Apabila seorang individu dapat memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi, dengan kata lain pengembangan budaya organisasi diharapkan dapat menimbulkan komitmen guru untuk tujuan dimaksud.
Peran budaya organisasi sekolah adalah untuk menjaga dan memelihara komitmen sehingga kelangsungan mekanisme dan fungsi yang telah disepakati oleh organisasi dapat merealisasikan tujuan-tujuannya. Budaya organisasi yang kuat akan mempengaruhi setiap perilaku. Hal itu tidak hanya membawa dampak pada keuntungan organisasi sekolah secara umum, namun juga akan berdampak pada perkembangan kemampuan dan efektivitas kerja guru itu sendiri. Nilai-nilai budaya organisasi akan mampu meningkatkan komitmen berupa kemauan, kesetiaan, dan kebanggaan serta lebih jauh menciptakan efektivitas sekolah.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Sekolah Menengah Atas Negeri yang berada di Kabupaten Sumedang dalam rangka melaksanakan aktivitas kelembagaannya melibatkan seluruh sumber daya yang ada dan bekerja sama untuk menjadi sekolah yang efektif. Peningkatan efektivitas sekolah sangat ditentukan oleh komunikasi organisasi dan komitmen organisasional yang dimiliki anggotanya. Sekolah yang berkompetensi adalah yang responsif terhadap berbagai perubahan yang berlangsung dalam kehidupan. Sekolah membutuhkan seseorang yang dapat mengadaptabilitas perubahan ke dalam kehidupan organisasi. Adaptabilitas organisasi terhadap perubahan harus difasilitasi oleh kompetensi yang menandai ciri sekolah yang efektif. Sampai saat ini, telah banyak kajian dan
(12)
9
penelitian mengenai kepemimpinan kepala sekolah, komunikasi organisasi, komitmen organisasional, displin kerja, dan lain sebagainya dengan penempatan variabel dependent dan independent yang saling berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil topik efektivitas sekolah yang dipengaruhi oleh kontribusi komunikasi organisasi dan komitmen organisasional sebagai elemen-elemen penentu efektivitas sekolah. Komunikasi organisasi, komitmen organisasional, dan efektivitas sekolah merupakan salah satu topik kajian perilaku organisasi dalam administrasi pendidikan, tepatnya dalam kajian organisasi dan manajemen sumber daya manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang dapat ditangkap dalam latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini ditujukan pada kajian empiris tentang seberapa besar kontribusi komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan tersebut, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran perilaku komunikasi organisasi dan komitmen organisasional pada SMAN se-Kabupaten Sumedang?
2. Seberapa besar kontribusi komunikasi organisasi terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang?
3. Seberapa besar kontribusi komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang?
(13)
10
4. Seberapa besar kontribusi komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum, yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai kontribusi komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui bagaimana gambaran secara deskriptif tentang komunikasi organisasi, komitmen organisasional dan efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang.
b. Mengetahui seberapa besar kontribusi komunikasi organisasi terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang.
c. Mengetahui seberapa besar kontribusi komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang.
d. Mengetahui seberapa besar kontribusi komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah pada SMAN se-Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
(14)
11 1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait yaitu kajian administrasi pendidikan terutama jika hubungannya dapat dijadikan tolak ukur untuk memantau implementasi komunikasi organisasi dan melihat komitmen organisasional secara umum dalam meningkatkan efektivitas sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal lain yang dapat digali dari penelitian ini adalah kemungkinan munculnya pengembangan konsep-kontekstual yang berkenaan dengan interdepensi antara komunikasi organisasional dan komitmen organisasional yang memberikan kontribusi peningkatan efektivitas sekolah, yang akhirnya mengarah kepada tercapainya kualitas pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Hasil atau temuan dalam penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi nyata untuk upaya berikut:
a. Memahami secara utuh konsep komunikasi organisasi dan komitmen organisasional sehingga dapat memberikan dampak positif bagi para siswanya agar menjadi lulusan yang berkualitas.
b. Menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan sebuah organisasi pendidikan dan pengembangan yang berpihak pada lulusan itu sendiri. c. Pengembangan keilmuan secara umum, khususnya dalam manajemen
organisasi dalam meningkatkan komitmen organisasional dan komunikasi di sekolah sehubungan semakin beratnya tugas pendidikan di era otonomi dan globalisasi.
(15)
12
d. Sebagai bahan rujukan dalam merumuskan materi kependidikan di lembaga pendidikan dalam mengembangkan komunikasi organisasi dengan berorientasi pada komitmen organisasional dalam meningkatkan efektivitas sekolah.
e. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam pengembangan komunikasi organisasi dan melaksanakan komitmen organisasional. f. Bagi pemerhati pendidikan, terutama administrasi pendidikan, hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai inovasi pendidikan dalam pengembangkan komunikasi organisasi dan komitmen organisasional sehingga dapat dijadikan sebagai suatu alternatif bagi sekolah.
E. Asumsi-asumsi
Asumsi penelitian atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai sebuah landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian yang mana kebenarannya dapat diterima oleh peneliti. Asumsi-asumsi ini diperlukan untuk memperkuat permasalahan, membantu peneliti dalam menjelaskan penetapan objek penelitian, wilayah pengambilan data dan instrumen pengumpulan data.
Arikunto, S. (2001: 60-61) mengatakan bahwa, peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud: (1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; (2) mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian; dan (3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.
(16)
13
Penelitian ini dilandasi oleh beberapa asumsi yang penulis rumuskan sebagai landasan bagi hipotesis penelitian setelah melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu:
1. Dalam suatu organisasi, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting untuk mensosialisasikan kebijakan sekolah, tujuan sekolah, program kerja, kegiatan yang harus dilaksanakan, serta interaksi dalam suatu lingkungan kerja, yang mencakup komunikasi internal dan eksternal, sebagaimana yang dikatakan oleh Bernard yang dikutip oleh Yayat Hayati Djatmiko (2004: 56) menyatakan bahwa di dalam sebuah teori organisasi yang mendalam, sistem komunikasi akan menempati tempat utama (sentral), sebab struktur itu bersifat luas, dan ruang lingkup dari masalah organisasi juga sepenuhnya ditentukan oleh teknik komunikasi. Sedangkan Zeko dan Dance yang dikutip oleh Arni Muhammad (2007: 66) mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Merujuk pada dua pendapat di atas, komunikasi organisasi merupakan faktor yang penting dan berkaitan dengan efektivitas sekolah, karena efektivitas tersebut bergantung pada komunikasi yang baik antara anggota organisasi tersebut. Semakin tinggi kepuasan komunikasi organisasi, efektivitas anggota semakin meningkat, dan efektivitas sekolah akan semakin meningkat pula.
2. Dengan adanya komitmen yang kuat, para anggota organisasi akan mampu bersaing dengan pekerja lainnya. Dari beberapa hasil penelitian, diperoleh
(17)
14
gambaran bahwa ada beberapa pengaruh atau akibat dari tingginya komitmen organisasi. Para pegawai yang menunjukkan keikatan tinggi memiliki keinginan yang lebih kuat untuk tetap bekerja pada organisasi. Mereka dapat memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi yang juga merupakan tujuan dari diri mereka. Anggota organisasi yang mempunyai komitmen organisasional yang tinggi, ternyata sangat terlibat dengan tugas-tugasnya, karena mereka merasa yakin bahwa bekerja dengan baik, mereka dapat memberikan sumbangan yang besar bagi pencapaian tujuan organisasi. Beberapa penelitian terkait seperti penelitian Kouzes tahun 1993 dan Riyanto tahun 2002 (dalam Ridwan 2009: 194) menunjukkan bahwa hanya dengan komitmen yang tinggi, suatu organisasi dapat menghasilkan tujuan yang optimal. Bertolak dari pokok di atas, dapat diduga bahwa komitmen organisasional berpengaruh terhadap efektivitas organisasi. Artinya komitmen organisasional sebagai sebagai kelekatan individu terhadap organisasi dan penerimaan yang kuat atas nilai-nilai maupun tujuan organisasi ke dalam konsep dirinya menimbulkan suatu kemauan untuk menggunakan segala daya bagi pencapaian efektivitas organisasi.
3. Efektivitas sekolah merupakan suatu ukuran keefektifan berupa masukan yang merata, keluaran yang bermutu, ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan, pendapatan tamatan yang memadai; dan efisiensi berupa: kegairahan motivasi belajar yang tinggi, semangat kerja besar,
(18)
15
kepercayaan berbagai pihak, pembiayaan sekecil mungkin tetapi hasil yang besar (Engkoswara (1987) dalam Buchari Alma, 2005: 64).
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah dan asumsi dasar yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditetapkan hipotesis penelitian yang merupakan kesimpulan sementara terhadap masalah yang diteliti. Adapun hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi organisasi dengan efektivitas sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang.
Hipotesis 2: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasional dengan efektivitas sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang.
Hipotesis 3: Komunikasi organisasi dan komitmen organisasional berkontribusi signifikan secara bersama-sama terhadap efektivitas sekolah di SMAN se-Kabupaten Sumedang.
G. Metode Penelitian
Metode Penelitian menurut Surakhmad (1998:131) merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif yang ditujukan untuk memecahkan masalah aktual dengan cara memaparkan apa adanya hasil penelitian. Ketepatan penentuan metode ini didasarkan pada pendapat Winarno Surachmad (1982: 139),
(19)
16
bahwa aplikasi metode ini dimaksudkan untuk penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang.
Pendapat sama dikemukakan oleh Nasution (1998: 41) yang menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial dengan memusatkan pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan pengaruh antara berbagai variabel.
Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini juga merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian dengan mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sugiyono, 2006: 11). Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah komunikasi organisasi, komitmen organisasional dan efektivitas sekolah.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan survei. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Masri S. (2003: 21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang (6) penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial. Singarimbun dan Efendi (1989:3) mengatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner (angket) sebagai alat pengumpul data. Sejalan dengan itu, Kerlinger (dalam Singarimbun dan Efendi 1989) mengatakan ”penelitian survei mengkaji populasi yang besar maupun yang kecil
(20)
17
dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu untuk menemukan isidensi, distribusi dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologi dan psikologi”. Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan.
H. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada SMAN se-Kabupaten Sumedang. Teknik analisis yang digunakan adalah multi analisis diantaranya korelasi ganda, uji beda dan analisis jalur. Khusus analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1 dan X2 terhadap Y.
I. Populasi dan Sampel Penelitian
Riduwan (2006: 56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, proses pengambilan sampling dilakukan menggunakan Random sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2006: 65) sebagai berikut.
n = N Nd2 + 1
(21)
18 Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
d2= Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) J. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir penelitian akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai paradigma pemikiran yang didasarkan pada posisi masalah untuk mengarahkan penelitian. Dalam penelitian ini, kerangka berpikir penelitian diawali dengan munculnya suatu fenomena yaitu rendahnya efektivitas sekolah yang merupakan usaha utama dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini disebut teori motivasi higiene yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg (dalam Ridwan, 2009: 377) yang meyakini bahwa hubungan individu dengan pekerjaannya merupakan hubungan dasar, dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan dapat sangat menentukan kesuksesan atau kegagalan individu itu.
Pemahaman budaya orang yang diajak berkomunikasi menduduki posisi yang penting namun sering tidak diperhatikan. Kekeliruan dalam memahami budaya orang yang kita ajak berkomunikasi akan membuat upaya untuk mencapai sasaran akhir menjadi tidak efektif. Efektivitas komunikasi di sini maksudnya pesan yang disampaikan pada mitra komunikasi dalam posisi sebagai penerima pesan (receiver) dapat diterima dengan baik seperti yang dimaksud pemberi pesan (Taufik Bahaudin, 2001: 359). Interaksi seseorang dalam bekerja sangat penting,
(22)
19
ia tidak akan lepas dari proses penerimaan dan penyampaian informasi serta ide yang ada dalam dirinya untuk diungkapkan secara positif melalui komunikasi yang berkembang dalam organisasi sebagaimana yang disampaikan oleh Gregg (Catlinas Said, 1988: 173) bahwa komunikasi adalah suatu proses pemindahan petunjuk-petunjuk, informasi, ide-ide, keterangan-keterangan, dan pertanyaan-pertanyaan dari satu orang ke lain orang atau dari satu kelompok ke kelompok lain.
Selain komunikasi, komitmen pada organisasi merupakan salah satu aspek perilaku penting yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kekuatan ikatan (attachmenti) para pegawai terhadap organisasi tempat ia bekerja terutama sejauh mana individu merasa bahwa organisasi dapat diandalkan. Sebuah masalah bisa timbul ketika komitmen yang terbatas dan pembagian nilai-nilai dalam organisasi menyebabkan tipisnya keberhasilan pencapaian tujuan.
Di dalam setiap organisasi, administrasi memegang peranan penting. Melalui kegiatan administrasi, sumber daya yang tersedia dapat diukur dan dikembangkan untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang telah direncanakan. Sebagai sebuah proses atau kegiatan, administrasi pendidikan dapat dipandang sebagai keseluruhan kegiatan penyediaan dan pemberdayaan sumber-sumber untuk pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien melalui pemberdayaan sumber daya yang tersedia.
Bambang Wahyudi (2002: 8) mengungkapkan bahwa sumber daya manusia (human resource) secara makro merupakan keseluruhan potensi tenaga kerja yang terdapat di dalam suatu negara, menggambarkan jumlah angkatan kerja
(23)
20
dari suatu negara, sedangkan sumber daya manusia secara mikro merupakan segolongan masyarakat yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja pada suatu unit kerja atau organsisasi tertentu baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain, semua potensi yang dimiliki manusia, yang melekat pada diri seorang manusia merupakan aset organisasi yang harus diberdayakan secara optimal. Untuk mengoptimalkan semua potensi yang terdapat pada diri manusia ini memerlukan suatu manajemen agar lebih terarah sehingga tingkat efektivitas akan lebih baik dan mencapai hasil yang maksimal.
Dalam peningkatan kualitas sumber daya insani menuju kualitas pendidikan terbaik diperlukan komunikasi dalam organisasi dimana indikator keberhasilannya terlihat dalam (a) menerima dan menyampaikan pesan, kebijakan, peraturan, (b) bertukar informasi, (c) menyampaikan ide-ide, dan (d) memahami isi pesan. Selain faktor komunikasi, guru juga harus memiliki komitmen organisasional baik komitmen afektif, kotinyu maupun komitmen normatif terhadap sekolah tempat ia bekerja. Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap efektivitas sekolah. Komunikasi organisasi mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap pengembangan komitmen organisasional bagi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian membangun komunikasi yang baik dan komitmen organisasional yang tinggi mempunyai arti penting dan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan efektivitas sekolah. Jika komunikasi dalam organisasi berkembang dengan efektif, maka segala informasi dapat disampaikan dan tersalurkan sebagaimana yang diharapkan, sehingga kepuasan tersebut dapat
(24)
21
menumbuhkan komitmen dalam diri guru untuk bekerja lebih baik lagi. Ketika kedua faktor tersebut terpenuhi maka akan mendorong guru untuk memberikan kinerja yang optimal demi peningkatan efektivitas sekolah dan tujuan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam peningkatan kualitas pendidikan tercapai.
Kerangka pikir yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bahwa komunikasi organisasi berhubungan dengan komitmen organisasional. Selanjutnya komunikasi organisasi dan komitmen organisasional masing-masing dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap efektivitas sekolah. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran tersebut diringkaskan dalam gambar berikut.
Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Administrasi Pendidikan pemberdayaan sumber-sumber untuk pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
Komunikasi Organisasi (X1)
1.menerima dan menyampaikan pesan 2.bertukar informasi 3.menyampaikan ide 4.memahami isi pesan 5.menyelesaikan masalah 6.membina kerjasama dengan
sekolah lain
Manajemen Sumber Daya Manusia
semua potensi yang dimiliki manusia, yang melekat pada diri seorang manusia
Efektivitas Sekolah (Y)
1. suasana kerja tim 2. penempatan guru
yang tepat 3. ketersediaan
fasilitas kerja 4. keleluasaan guru
dalam berkreasi
Komitmen Organisasional (X2) 1.merasa bahagia berada dalam
organisasi
2.loyalitas terhadap organisasi 3.memperhitungkan keuntungan
untuk tetap bekerja dalam organisasi
4.memperhitungkan kerugian jika meninggalkan organisasi 5.kemauan kerja
6.tanggung jawab memajukan organisasi
Fenomena
1.pengawasan kurang efektif
2.kurikulum tidak 3.pembiayaan tidak
optimalsesuai 4.sarana dan prasaran
tidak memadai Kebijakan pemerintah menangani pendidikan Umpan Balik
(25)
22
Dilandasi oleh kerangka pikir tersebut, dapat digambarkan lingkup kajian penelitian tentang kontribusi komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah. Supaya lebih jelasnya keterkaitan variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada gambar paradigma penelitian berikut.
Gambar 1. 2 Paradigma Penelitian Keterangan:
X1 = Komunikasi Organisasi (variabel bebas) X2 = Komitmen Organisasional (variabel bebas) Y = Efektivitas Sekolah (variabel terikat)
ε = Residual (variabel bebas)
Rx1 x2y
rx1y
Komunikasi Organisasi
(X1)
Komitmen Organisasional
(X2)
Efektivitas Sekolah
(Y) rx2y
(26)
69 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk dapat melakukan penelitian, peneliti harus menentukan metode yang akan dipakai sehingga akan mempermudah langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan penganalisisan serta penginterpretasian data sehingga peneliti dapat memecahkan masalah penelitian tersebut secara sistematis. Sugiyono (2006: 1) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian memerlukan metode sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan suatu pengetahuan tertentu. Metode penelitian digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang yang diteliti.
Produk akhir yang diharapkan sebagai hasil penelitian ini adalah besaran pengaruh komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kabupaten Sumedang. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode sebagai strategi umum yang dianut dalam rangka mengumpulkan dan menganalisis data sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang realistis.
(27)
70
Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode desktriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk melukiskan dan menafsirkan keadaan yang terjadi pada media masa kini.
Sukardi (2003: 57) mengatakan bahwa metode deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Metode ini berguna untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat penelitan berlangsung dan tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Metode ini tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi melalui analisis dan interpretasi arti data. Adapun alasan menggunakan metode ini adalah: 1. Metode ini mudah dipergunakan dalam hal-hal yang sedang terjadi pada
masa kini dan sifatnya yang jelas serta nyata;
2. Dalam penelitian ini penulis bukan sekedar mengumpulkan data saja tetapi menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian.
Peneliti memilih sampel dari subjek dan mengelola kuesioner untuk mengumpulkan data. Penelitian dirancang untuk mengetahui informasi tentang sejumlah besar guru (populasi) yang dapat disimpulkan dari respon yang diperoleh dari kelompok subjek kecil (sampel).
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel diperlukan untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap variabel-variabel penelitian. Hal ini merujuk pada pengertian
(28)
71
definisi operasional variabel menurut James H McMillan & Sally Schumacher (2001: 84) berikut:
A definiton of variabel achieved by assigning meaning to a variabel by specifying the activities or operations necessary to measure, categorize, or manipulate the variabel. Operational definitions tell the researcher and reader what is necessary for answering the question or testing the hypothesis.
Definisi operasional dimaksudkan untuk mengukur, mengategorikan dan memanipulasi variabel berdasarkan aktivitas atau kegiatan khusus dari variabel tersebut. Riduwan (2006: 10) mengemukakan: “Definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus sampai melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian akan dijabarkan dalam instrumen penelitian”. Variabel-variabel penelitan secara operasional perlu ditelusuri merujuk pada pola pengaruh antara variabel komunikasi organisasi dan komitmen organisasional terhadap efektivitas sekolah.
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini: 1. Komunikasi Organisasi (X1)
Komunikasi organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah merupakan arus informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi yang berbentuk verbal dari pimpinan pada karyawan, antar karyawan, dan antar teman sejawat dari lembaga lain yang memiliki kepentingan yang sama.
2. Komitmen Organisasional (X2)
Komitmen organisasional adalah kemauan yang kuat dari anggota organisasi untuk tetap berada, bekerja dan rasa memiliki organisasi. Sedangkan dimensi dan indikatornya sebagai berikut.
(29)
72
a. komitmen afektif, adalah keinginan untuk tetap terikat dan loyal baik secara emosional maupun psikologis terhadap organisasi, dengan indikator-indikator: (1) merasa bahagia berada dalam organisasi, dan (2) loyalitas terhadap organisasi;
b. komitmen kontinyu, adalah keinginan untuk tetap menjadi bagian organisasi atas dasar pertimbangan untung-rugi, dengan indikator-indikator: (1) memperhitungkan keuntungan untuk tetap bekerja dalam organisasi, dan (2) memperhitungkan kerugian jika meninggalkan organisasi;
c. komitmen normatif, adalah refleksi perasaan akan tanggung jawab seseorang untuk tetap menjadi bagian organisasi, dengan indikator-indikator: (1) kemauan kerja, dan (2) tanggung jawab memajukan organisasi.
3. Efektivitas Sekolah (Y) atau sekolah efektif yaitu sekolah yang mengorganiasikan dan memanfaatkan semua sumberdaya yang dimiliki untuk menjamin semua siswa tanpa memandang ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi bisa mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah. Efektifitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievements atau observed outputs dengan hasil yang diharapkan berupa Objectives, Targets dan intended outputs sebagai mana telah ditetapkan.
(30)
73
Efektivitas sekolah menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajar yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang bermutu bagi peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya (pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam kurikulum).
Pola hubungan variabel secara sederhana dan skematis dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. 1 Hubungan antar Variabel Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Penetapan Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2006: 90), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi tidak dipandang sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
X1
Komunikasi Organisasi
X2
Komitmen Organisasional
Y Efektivitas
(31)
Populasi p Menengah Atas N Jumlah guru kesel 2. Sampel Penel Arikunto ( bagian dari popu mengambil samp secara acak (simp adalah “Cara pen secara acak tanpa populasi tersebut dianggap homogen
Penentuan Yamane yang diku
n =
dimana: n = Jumlah Sa N = Jumlah Po d2 = presisi ya Dengan mengg dalam penelitian de
n =
74
i penelitian ini adalah semua guru yang meng s Negeri se-Kabupaten Sumedang yang berjum seluruhan di 15 sekolah tersebut adalah 825 ora nelitian
o (1998: 117) mengatakan bahwa: “Sampel p pulasi (sebagian atau wakil populasi) yang mpel penelitian, penulis menggunakan tekni imple random sampling) yang menurut Riduw
pengambilan sampel dari anggota populasi pa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada but”. Cara demikian dilakukan apabila an
gen (sejenis).
an jumlah sampel individu menggunakan ru ikutip oleh Rakhmat (1998: 8) sebagai berikut:
Sampel Populasi yang ditetapkan
nggunakan rumus diatas, maka penentuan juml dengan menempuh perhitungan sebagai beriku
ngajar di Sekolah umlah 15 sekolah. orang.
l penelitian adalah g diteliti”. Untuk knik pengambilan duwan (2006: 58) i yang dilakukan da dalam anggota anggota populasi
rumus dari Taro :
mlah sampel guru ikut:
(32)
n =
n =
n = = 89,1
Berdasarkan p adalah sebanyak 89 re D. Prosedur Pengum
Ada beberapa penelitian, langkah
1. Menentuk
Pengemba kepada variabel y organisasi, komitm Mengacu maka data yang organisasi, komitm ditetapkan alat pe Instrumen yang d responden diberi s hal-hal yang ingin Selanjutnya respo keadaan dirinya d membubuhkan tan
75 9,19 ≈ 89
n perhitungan tersebut, maka sampel penelitia responden.
umpulan Data Penelitian
pa langkah yang harus ditempuh dalam pela kah-langkah tersebut mencakup kegiatan-kegiat tukan Instrumen Penelitian
bangan instrumen penelitian dilakukan de l yang diteliti. Variabel yang diteliti mencak itmen organisasional, dan efektivitas sekolah. u kepada permasalahan yang diteliti dan tu ng perlu dikembangkan adalah data tenta itmen organisasional, dan efektivitas sekolah. O pengumpul data yang relevan dengan fokus pe
digunakan dalam penelitian ini adalah angke i sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang m gin diungkap dari ketiga variabel disertai alterna sponden diminta untuk merespon setiap item a dan keadaan yang diketahui serta dirasakann tanda check (√) pada alternatif jawaban yang te
itian yang diambil
elaksanaan sebuah iatan:
dengan berdasar cakup komunikasi
tujuan penelitian, ntang komunikasi . Oleh karena itu, permasalahannya. ket tertutup, yaitu g menggambarkan rnatif jawabannya. em sesuai dengan nnya dengan cara tersedia.
(33)
76
Adapun alasan peneliti memilih untuk menggunakan angket tertutup seperti yang telah dikemukakan di atas yaitu:
a. Dengan angket tertutup, dapat menghimpun data yang diperlukan dalam waktu yang relatif singkat.
b. Memudahkan responden dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban yang telah disajikan oleh peneliti.
c. Dapat mengarahkan responden kepada pokok persoalan
d. Memberi kemudahan kepada peneliti dalam menganalisis jawaban-jawaban yang telah diperoleh
e. Pengumpulan data dengan angket tertutup akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, waktu dan dana.
2. Penyusunan Instrumen Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:
a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu komunikasi organisasi sebagai variabel X1, komitmen organisasional sebagai
variabel X2 dan efektivitas sekolah sebagai variabel Y.
b. Membuat kisi-kisi alat pengumpul data dengan mengungkap aspek dan indikatornya sebagai berikut:
(34)
77 Tabel 3. 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Komunikasi Organisasi (X1)
Variabel Aspek Indikator No.
Item
Total Item
Komunikasi Organisasi (X1)
1) Komunikasi verbal vertikal 2) Komunikasi verbal horizontal 3) Komunikasi verbal diagonal
a. Kejelasan informasi kebijakan/pesan b. Kualitas ide yang
disampaikan
a. Ketepatan pertukaran informasi
b. Ketepatan memahami kebijakan/pesan a. Pembinaan kerjasama
yang bermutu/saling menguntungkan dengan sekolah lain b. Kerjasama dengan
guru mata pelajaran lain yang sejenis
1-3 4-7 8-11 12-14 15-16 17-19 3 4 4 3 2 3
Sumber: dikembangkan dari Stephen P. Robbins (dalam Ridwan, 2009: 383)
Tabel 3. 2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Komitmen Organisasional (X2)
Variabel Aspek Indikator No.
Item
Total Item
Komitmen Organisasional (X2)
1) Komitmen Afektif
a. Merasa bahagia berada dalam organisasi b. Loyalitas terhadap
organisasi 1-3 4-6 3 3 2) Komitmen Kontinyu a. Memperhitungkan keuntungan untuk tetap bekerja dalam organisasi b. Memperhitungkan kerugian jika meninggalkan organisasi 7-9 10-12 3 3 3) Komitmen Normatif
a. Kemauan kerja b. Tanggung jawab
memajukan organisasi
13-15 16-20
3 5
Sumber: dikembangkan dari J. P Meyer dan N. J Allen (dalam Azis Sanapiah, 2008: 210)
(35)
78 Tabel 3. 3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Efektivitas Sekolah (Y)
Variabel Dimensi Indikator No.
Item Total Item Efektivitas Sekolah (Y) 1) Kebermaknaan Proses Belajar Mengajar
a. Perencanaan PBM b. Pelaksanaan PBM c. Evaluasi PBM
1-3 4-6 7-8 3 3 2 2) Manajemen sekolah
a. Renstra dan rencana pengembangan strategis b. Pengorganisasian
pelaksanaan program keuangan dan sarana prasarana
c. Pengawasan program kegiatan 9-11 12-14 15-16 3 3 2 3) Efektivitas budaya sekolah (iklim sekolah yang kondusif)
a. Kondisi sekolah
mendukung untuk PBM b. Pemberian penghargaan
bagi siswa yang berprestasi c. Semua siswa menaati tata
tertib aturan sekolah
17-19 20-21 22-24 3 2 3 4) Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
a. Bisa dihubungi dengan mudah
b. Bersikap responsif terhadap guru, staf, dan TU
c. Melaksanakan kepemimpinan yang terfokus pada pembelajaran d. Rasio antara guru dan siswa
sesuai dengan rasional
25-27 28-29 30-31 32-33 3 2 2 2 5) Output sekolah
(hasil prestasi)
a. Standar kelulusan yang direncanakan sekolah b. Prestasi akademik yang
telah dicapai tahun terakhir c. Prestasi non akademis tahun
terakhir
d. Kelulusan siswa tahun terakhir 34-35 36-37 38-40 41-43 2 2 3 3 6) Outcome (benefit)
a. Melanjutkan studi b. Serapan lapangan kerja
(karyawan, swasta, atau mandiri) c. Pengangguran/penunggu kerja 44-45 46-47 48-49 2 2 2
(36)
79
c. Menyusun sejumlah pernyataan atau butir-butir item baik positif maupun negatif.
d. Memeriksa daftar pernyataan alat pengumpul data. Pada tahap ini butir pernyataan yang dirumuskan ialah butir pernyataan untuk komunikasi organisasi dan butir pernyataan untuk komitmen organisasional, serta butir pernyataan untuk efektivitas sekolah. e. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item
Setelah merumuskan angket, kemudian ditetapkan alat ukur yang akan digunakan dalam pemberian skor terhadap setiap butir item dengan menggunakan skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif dengan ukuran ordinal, artinya objek yang diteliti memiliki peringkat dari lima rangkaian urutan, yang dimulai dari: Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, dan Tidak pernah.
f. Menetapkan skala pengukuran variabel
Setiap item dalam angket memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor dimulai dari 1, 2, 3, 4, sampai 5 dengan ketentuan sebagai berikut.
Tabel 3. 4
Ketentuan Pemberian Skor Angket Arah
Pernyataan Selalu Sering
Kadang-kadang Jarang
Tidak Pernah
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
(37)
3. Uji Coba I
Setelah selanjutnya ad peneliti untuk kepada respon dengan respon responden, ya karakteristik p mengetahui tin Setelah statistik deng instrumennya, dapat dipertan a. Uji Va Validit dan ke mampu dilakuk item d yang d sebutan
80 a Instrumen Penelitian
lah penetapan dan penyusunan angket selesai adalah uji coba angket. Kegiatan ini penting uk menilai angket yang telah disusunnya. Angk ponden yang sama atau yang memiliki kar ponden yang sebenarnya. Uji coba ini dilaku yaitu guru di luar populasi yang karakteristik k populasi. Uji coba alat ini dilakukan dengan tingkat validitas dan reliabilitas alat pengumpu lah uji coba dilaksanakan, selanjutnya dila engan tujuan untuk menguji validitas d , sehingga hasil penelitian yang dimaksud anggungjawabkan.
Validitas Instrumen
ditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan ti kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatak pu mengukur apa yang hendak diukur. Anali kukan dengan cara mengkorelasikan skor yang dengan skor total. Rumus yang dipergunaka
dikemukakan oleh Pearson, yang lebih d tan rumus korelasi “product moment”, yaitu:
ai dilakukan maka ng dilakukan oleh gket diuji cobakan karakteristik sama kukan kepada 30 stiknya mendekati gan maksud untuk
pul data.
dilakukan analisis dan reliabilitas udkan betul-betul
tingkat kevalidan takan valid apabila alisis validitas ini ng ada pada setiap kan adalah rumus dikenal dengan
(38)
diuji ke
Kriteri Distrib Hasil V
Respon 30 oran setiap rumus Hasil organi
Variab perhitu dan uji
81 Keterangan:
rxy = besarnya koefisien korelasi
n = jumlah responden X = skor variabel X Y = skor variabel Y
Kemudian harga r yang diperoleh dari perh i ke dalam uji t sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi product moment n = jumlah responden
eria item valid apabila thitung > ttabel
ribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebeb il Validitas Instrumen Penelitian
ponden yang digunakan untuk uji coba alat uku rang. Pengujian dilakukan dengan mengkorelas p item pertanyaan dengan skor total variabe us korelasi Product Moment- Pearson.
il Validitas Instrumen Penelitian Variabe nisasi (X1)
iabel Komunikasi organisasi diukur dengan 19 itungan koefisien korelasi untuk 19 pernyataan uji signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut:
erhitungan di atas,
bebasan (dk =n-2)
ukur ini berjumlah lasikan antara skor bel menggunakan
abel Komunikasi
19 item. Hasil dari an yang digunakan
(39)
82
Tabel 3.5
Hasil Validitas Variabel Komunikasi Organisasi (X1)
Item Hasil
Korelasi T-Hitung Keterangan Item
Hasil
Korelasi T-Hitung Keterangan x1.1 0.576 3.732 Valid X1.11 0.487 2.952 Valid x1.2 0.738 5.788 Valid X1.12 0.497 3.029 Valid x1.3 0.592 3.888 Valid X1.13 0.782 6.645 Valid x1.4 0.366 2.083 Valid X1.14 0.724 5.557 Valid x1.5 0.650 4.520 Valid X1.15 0.582 3.786 Valid x1.6 0.883 9.946 Valid X1.16 0.729 5.642 Valid x1.7 0.683 4.950 Valid X1.17 0.539 3.386 Valid x1.8 0.502 3.071 Valid X1.18 0.739 5.801 Valid x1.9 0.575 3.716 Valid X1.19 0.708 5.308 Valid x1.10 0.597 3.936 Valid
Keterangan = t tabel = 1,701
Diperoleh nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan total skor berkisar antara 0,366 (nilai korelasi terkecil) dan 0,883 (nilai korelasi terbesar). Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua item instrumen variabel komunikasi organisasi valid. Terlihat 19 item yang digunakan untuk mengukur variabel penempatan memiliki nilai korelasi r signifikan (thitung > t tabel = 1,701)
Hasil Validitas Instrumen Penelitian Variabel Komitmen Organisasional (X2)
Variabel Komitmen organisasional diukur dengan 20 item. Hasil dari perhitungan koefisien korelasi untuk 20 pernyataan yang digunakan dan uji signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut:
(40)
83
Tabel 3.6
Hasil Validitas Variabel Komitmen Organisasional (X2)
Item Hasil
Korelasi T-Hitung Keterangan Item
Hasil
Korelasi T-Hitung Keterangan x2.1 0.404 2.334 Valid . X2.11 0.579 3.759 Valid x2.2 0.637 4.375 Valid X2.12 0.640 4.409 Valid x2.3 0.417 2.429 Valid X2.13 0.433 2.541 Valid x2.4 0.833 7.970 Valid X2.14 0.729 5.627 Valid x2.5 0.617 4.144 Valid X2.15 0.378 2.163 Valid x2.6 0.794 6.906 Valid X2.16 0.690 5.040 Valid x2.7 0.564 3.609 Valid X2.17 0.695 5.109 Valid x2.8 0.796 6.963 Valid X2.18 0.548 3.468 Valid x2.9 0.583 3.794 Valid X2.19 0.613 4.101 Valid x2.10 0.846 8.399 Valid X2.20 0.717 5.440 Valid
Keterangan = t tabel = 1,701
Diperoleh nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan totol skor berkisar antara 0,378 (nilai korelasi terkecil) dan 0,846 (nilai korelasi terbesar). Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua item instrumen variabel komitmen organisasional valid. Terlihat 20 item yang digunakan untuk mengukur variabel penempatan memiliki nilai korelasi r signifikan (thitung > t tabel = 1,701)
Hasil Validitas Instrumen Penelitian Variabel Efektivitas Sekolah (Y) Variabel Efektivitas Sekolah diukur dengan 49 item. Hasil dari perhitungan koefisien korelasi untuk 49 pernyataan yang digunakan dan uji signifikansi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.7
Hasil Validitas Variabel Efektivitas Sekolah (Y)
Item Hasil
Korelasi T-Hitung Keterangan Item
Hasil
Korelasi T-Hitung Keterangan
y1 0.565 3.623 Valid . Y26 0.371 2.117 Valid
(41)
84
y3 0.468 2.799 Valid Y28 0.604 4.006 Valid
y4 0.700 5.188 Valid Y29 0.776 6.501 Valid
y5 0.430 2.517 Valid Y30 0.788 6.770 Valid
y6 0.487 2.949 Valid Y31 0.769 6.356 Valid
y7 0.457 2.718 Valid Y32 0.771 6.416 Valid
y8 0.513 3.161 Valid Y33 0.796 6.961 Valid
y9 0.837 8.094 Valid Y34 0.814 7.428 Valid
y10 0.799 7.035 Valid Y35 0.791 6.843 Valid
y11 0.592 3.891 Valid Y36 0.823 7.671 Valid
y12 0.878 9.712 Valid Y37 0.809 7.295 Valid
y13 0.783 6.659 Valid Y38 0.722 5.518 Valid
y14 0.758 6.158 Valid Y39 0.834 7.988 Valid
y15 0.692 5.076 Valid Y40 0.778 6.554 Valid
y16 0.699 5.179 Valid Y41 0.854 8.695 Valid
y17 0.638 4.383 Valid Y42 0.641 4.416 Valid
y18 0.441 2.603 Valid Y43 0.771 6.416 Valid
y19 0.534 3.346 Valid Y44 0.803 7.139 Valid
y20 0.830 7.867 Valid Y45 0.866 9.148 Valid
y21 0.809 7.288 Valid Y46 0.789 6.791 Valid
y22 0.451 2.675 Valid Y47 0.587 3.832 Valid
y23 0.383 2.195 Valid Y48 0.677 4.869 Valid
y24 0.712 5.362 Valid Y49 0.760 6.189 Valid
y25 0.418 2.432 Valid
Keterangan = t tabel = 1,701
Diperoleh nilai korelasi setiap butir pernyataan dengan totol skor berkisar antara 0,371 (nilai korelasi terkecil) dan 0,878 (nilai korelasi terbesar). Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua item instrumen variabel efektivitas sekolah valid. Terlihat 49 item yang digunakan untuk mengukur variabel penempatan memiliki nilai korelasi r signifikan (thitung > t tabel = 1,701)
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah kriteria validitas diketahui, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas instrumen. Mengingat karakteristik data yang telah diambil dengan skala Likert dengan rentangan skor 1 sampai 5, sehingga untuk mengujinya peneliti menggunakan rumus Pearson Product Moment
(42)
Keteran ri = reli
rb = ko
belahan Setelah pengujian sign r tabel. Kriteri
Setelah penelitian ini perhitungan ko Untuk masing berikut:
Variabel rX
X1 0.929
X2 0.831
Y 0.964
Sumber : Lam Hasil y memiliki thitun
(X1), (X2) dan
85 rangan
reliabilitas instrument
korelasi pearson product moment antara belah han kedua
lah diperoleh harga ri kemudian selanjut
ignifikansi korelasi dengan menggunakan perba eria signifikansi apabila rhitung > rtabel.
lah diperoleh hasil item kuesioner yang di ini valid, maka dilanjutkan dengan uji rea
koefisien reliabilitas dengan metode teknik Sp ing masing variabel nilai reliabilitas dapat dil
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas
rsb thitung Ttabel Keterangan
0.963 19.026 1,701 Siginifikan 0.908 11.441 1,701 Siginifikan 0.982 27.327 1,701 Siginifikan
ampiran Hasil Perhitungan berdasarkan data pen il yang diperoleh menunjukkan nilai reliabilitas
tung lebih besar dari ttabel.Sehingga instrumen al
an (Y) reliabel.
lahan pertama dan jutnya dilakukan rbandingan kepada
digunakan dalam realibilitas. Hasil Spearman-Brown. dilihat pada tabel
Kesimpulan Reliabel Reliabel Reliabel
penelitian
itas setiap variabel alat ukur variabel
(43)
86 c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan data yang akan diolah. Dimulai dengan menghitung standar deviasi masing-masing variabel.
Tabel 3.9
Langkah 1:
Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus: Fhitung = Varians terbesar : Varians terkecil
Langkah 2:
Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus:
dk pembilang = n – 1 = 89 – 1 = 88 (untuk varians terbesar)
dk penyebut = n – 1 = 89 – 1 = 88 (untuk varians terkecil)
taraf signifikan (α) = 0,05 maka dicari pada tabel F dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
jika Fhitung≤ Ftabel berarti homogen
Uji homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for Windows, hasil pengolahannya dapat dilihat pada tabel 3. 10 Dasar pengambilan keputusan bila nilai F hitung < F tabel atau Asymtop Signifkansi > 0,05, maka data homogen.
Descriptive Statistics
89 2.04 4.21 267.93 3.0105 .44737
89 1.68 3.80 281.84 3.1668 .40193
89 1.78 3.54 248.10 2.7877 .45825
89 Komunikasi
organisasi (X1) Komitmen organisasional (X2) Efektivitas sekolah (Y) Valid N (listwise)
(44)
87 Tabel 3. 10
Hasil Uji Homogenitas Komunikasi Organisasi dengan Efektivitas Sekolah
Hasil uji homogenitas data pada tabel 3. 10 di atas menunjukkan: nilai F hitung sebesar 0,075. Bila dibandingkan dengan F tabel (df=1, df=176) sebesar 3,895, maka F hitung < F tabel, dan nilai Asymtop Signifikans (0,784) > 0,05, dengan demikian data homogen. Artinya variabel komunikasi organisasi dengan efektivitas sekolah adalah homogen.
Tabel 3. 11
Hasil Uji Homogenitas Komitmen Organisasional dengan Efektivitas Sekolah
Hasil uji homogenitas data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 2,054, bila dibandingkan dengan F tabel (df=1, df=176) sebesar 3,895, maka F hitung < F tabel, dan nilai Asymtop Signifikans (0,154 > 0,05), dengan demikian data homogen. Artinya variabel komitmen organisasional dengan Efektivitas Sekolah adalah homogen. E. Analisis Data Penelitian
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data
Test of Homogeneity of Variances Komunikasi organisasi (X1)-Efektivitas Sekolah (Y)
.075 1 176 .784
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Test of Homogeneity of Variances
Komitmen organisasional (X2)-Efektifitas Sekolah (Y)
2.054 1 176 .154
Levene
(45)
88
yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitian pun akan segera diketahui. Pada analisis data penelitian ini, penulis menggunakan media perangkat lunak komputer Microsoft Excel dan SPSS 15.0.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Seleksi Data
Identifikasi data merupakan proses untuk mengetahui keakuratan data yang terkumpul melalui angket yang selanjutnya diklasifikasikan agar data siap diolah dan dianalisis guna menjawab masalah-masalah penelitian dan menguji hipotesis penelitian melalui seleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Adapun angket yang dapat diolah harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pengisian angket sesuai dengan petunjuk pengisian seperti yang tertera pada lembaran angket.
b. Pengisian angket jelas dan tidak meragukan.
c. Setiap lembaran angket masih utuh, yaitu tidak ada bagian yang hilang atau rusak.
Dari hasil pemeriksaan dan penyeleksian angket tersebut, diperoleh hasil bahwa dari 89 angket yang disebarkan kepada responden, angket yang dapat terkumpul kembali sebanyak 89 buah. Dari 89 angket yang kembali semuanya dapat diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
(46)
Tersebar T
89
2. Klasifikasi Da Setelah m diklasifikasikan dilakukan pemb berdasarkan skal untuk mengetahu diteliti berdasarka nilai untuk setiap dilakukan denga kemudian menent 3. Kecenderung
Menganalis dilakukan untuk terhadap setiap va
Keterangan: P = presentase x = skor rata-r xid = skor idea
89 Tabel 3. 12
Rekapitulasi Hasil Seleksi Angket Jumlah Angket
Terkumpul Dapat Diolah Tidak Dapat
89 89 0
Data
melakukan penyeleksian data, kemudian n berdasarkan variabel masing-masing ang berian bobot atau skor pada setiap alte kala yang telah ditetapkan. Pengklasifikasian hui kecenderungan skor atau nilai dari setiap rkan permasalahan yang telah dirumuskan. Me iap kemungkinan jawaban pada setiap item var gan menggunakan skala penilaian yang te entukan skornya.
ngan Umum Variabel
alisis kecenderungan umum variabel pene uk mengetahui kecenderungan umum jawa
variabel penelitian, dengan formula sebagai be
ase skor rata-rata yang dicari rata setiap variabel
eal setiap variabel
at Diolah
an data tersebut ngket. Kemudian lternatif jawaban ian ini dilakukan tiap variabel yang Menentukan bobot variabel penelitian telah ditentukan
nelitian. Hal ini waban responden
(47)
90
Setelah hasilnya diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan modifikasi kriteria atau klasifikasi dari Riduwan (2006: 88) adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 13
Kriteria Rata-Rata Hasil Penelitian
Persentase Kriteria
0% - 20% 20% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
Sangat kurang Kurang
Cukup Baik Sangat baik
Sumber: Riduwan (2006: 88)
a. Kecenderungan Umum Komunikasi Organisasi
Deskripsi skor variabel komunikasi organisasi dari 19 pertanyaan yang valid dan 89 orang responden menyebar dari skor terendah 2.0352 dan tertinggi 4.2146 dengan rata-rata 3.0105 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0.4474.
Hasil perhitungan skor total sebesar 267.9344 dan perolehan skor maksimal adalah 71.43% (skor total yang diperoleh = 267.9344 dibagi skor maksimal ideal yang diharapkan = 4.2146 x 89 = 375.1014).
Melihat angka yang dicapai untuk variabel ini sebesar 71.43%, maka dapat dikategorikan baik artinya komunikasi organisasi yang ada sudah berjalan baik.
b. Kecenderungan Umum Komitmen Organisasional
Deskripsi skor variabel Komitmen organisasional dari 20 pertanyaan yang valid dan 89 orang responden menyebar dari skor terendah 1.6784 dan tertinggi 3.7983 dengan rata-rata 3.1668 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0.4019.
(48)
91
Hasil perhitungan skor total sebesar 281.8410 dan perolehan skor maksimal adalah 83.37% (skor total yang diperoleh = 281.8410 dibagi skor maksimal ideal yang diharapkan = 3.7983 x 89 = 338.0494).
Melihat angka yang dicapai untuk variabel ini sebesar 83.37%, maka dapat dikategorikan sangat baik artinya komitmen organisasional yang ada sudah berjalan sangat baik.
c. Kecenderungan Umum Efektivitas Sekolah
Deskripsi skor variabel Efektivitas Sekolah dari 49 pertanyaan yang valid dan 89 orang responden menyebar dari skor terendah 1.7815 dan tertinggi 3.5414 dengan rata-rata 2,7877 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0.4582.
Hasil perhitungan skor total sebesar 248,1010 dan perolehan skor maksimal adalah 78,72% (skor total yang diperoleh = 248,1010 dibagi skor maksimal ideal yang diharapkan = 3,5414 x 89 = 315,1877).
Melihat angka yang dicapai untuk variabel ini sebesar 78,72%, maka dapat dikategorikan baik artinya Efektivitas Sekolah yang ada sudah berjalan baik.
4. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal, maka akan digunakan statistik parametrik. Sedangkan apabila penyebarannya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Perhitungan uji normalitas data variabel komunikasi
(49)
92
organisasi dan komitmen organisasional dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for Windows, berikut disajikan hasil pengolahan data hasil uji normalitas distribusi data penelitian ini:
Tabel 3. 14
Hasil Uji Normalitas Distribusi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Uji normalitas distribusi data yang digunakan adalah One Sample Kolgomorov Smirnov Test dengan menggunakan media perangkat lunak komputer SPSS 15.0. Berdasarkan pengujian itu, semua variabel penelitian berdistribusi normal.
a. Variabel Komunikasi Organisasi
Z hitung sebesar 1,108 < Z tabel (1,96), dan Asymtop Signifikansi adalah 0,171 berada di atas 0,05. Hal ini berarti data variabel komunikasi organisasi berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram normalitas komunikasi organisasi pada gambar 4.9 yang menunjukkan distribusi frekuensi data mendekati bentuk kurva normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
89 89 89
3.0105 3.1668 2.7877 .44737 .40193 .45825
.117 .114 .127
.061 .114 .079
-.117 -.105 -.127 1.108 1.080 1.196
.171 .194 .114
N
Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b
Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Komunikasi organisasi (X1) Komitmen organisasi onal (X2) Efektivitas sekolah (Y)
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(50)
93 Gambar 3. 2
Histogram Normalitas Komunikasi Organisasi b. Variabel Komitmen Organisasional
Z hitung sebesar 1,080 < Z tabel (1,96), dan Asymtop Signifikansi adalah 0,194 berada di atas 0,05. Hal ini berarti data variabel Komitmen organisasional berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Histogram normalitas Komitmen organisasional pada gambar berikut dimana distribusi ferkuensi data mendekati bentuk kurva normal.
Gambar 3. 3
(51)
94 c) Variabel Efektivitas Sekolah
Z hitung sebesar 1,196 < Z tabel (1,96), dan Asymtop Signifikansi adalah 0,114 berada di atas 0,05. Hal ini berarti data variabel Efektivitas Sekolah berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Histogram normalitas Efektivitas Sekolah pada gambar 4.3 berikut pada gambar berikut dimana distribusi ferkuensi data mendekati bentuk kurva normal.
Gambar 4.3
Histogram Normalitas Efektivitas Sekolah
Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa distribusi tiga variabel penelitian adalah normal. Dengan demikian analisis selanjutnya dapat menggunakan statistik parametrik.
5. Uji Regresi Linier
Uji regresi linier ini dimaksudkan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X1, X2 dengan Y dan X1, X2 secara bersama-sama terhadap Y.
(52)
95
Uji ini dilaksanakan dengan menggunakan rumus: y = a + bx1
y = a + bx2
y = a + bx1 + bx2
Keterangan:
y = Harga variabel y yang diramalkan
a = harga garis regresi, yaitu apabila x1 atau x2 = 0
b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada y, jika satu unit perubahan terjadi pada x1 dan atau x2
x1 , x2 = harga-harga variabel x1 dan x2
analisis regresi dilakukan dengan menggunakan media perangkat lunak komputer SPSS 15. 0
a. Hasil Persamaan Regresi Komunikasi Organisasi terhadap Efektivitas Sekolah
Variabel bebas dalam analisis regresi ini adalah Komunikasi organisasi dan variabel tidak bebasnya adalah Efektivitas Sekolah. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien regresi untuk model yang diteliti sebagai berikut:
Tabel 3. 15
Koefisien Regresi Dan Uji Signifikansi
Sumber : Lampiran Output SPSS
Coefficientsa
.548 .230 2.385 .019
.744 .075 .726 9.855 .000
(Constant) Komunikasi organisasi (X1) Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Efektivitas sekolah (Y) a.
(53)
96
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada Tabel 3. 15 di atas, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
ˆ
Y = 0,538 + 0,744 X1
Persamaan regresi yang diperoleh menjelaskan bahwa variabel Komunikasi organisasi mempunyai pengaruh terhadap Efektivitas Sekolah. Hal ini terlihat dari koefisen regresi yang diperoleh untuk variabel X1 bertanda
positif. Konstanta dalam persamaan sebesar 0,538 menunjukkan rata-rata Efektivitas Sekolah jika Komunikasi organisasi tidak berubah atau bernilai nol.
Koefisien regresi Komunikasi organisasi sebesar 0,744 berarti semakin baik Komunikasi organisasi akan diikuti peningkatan Efektivitas Sekolah. Jadi setiap peningkatan satu satuan skor Komunikasi organisasi akan diikuti peningkatan skor Efektivitas Sekolah sebesar 0,744.
b. Hasil Persamaan Regresi Komitmen Organisasional terhadap Efektivitas Sekolah
Untuk mengetahui pengaruh Komitmen organisasional terhadap Efektivitas Sekolah dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear sederhana. Sebagai variabel bebas dalam model adalah Komitmen organisasional dan variabel tidak bebas nya adalah Efektivitas Sekolah. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien regresi untuk model yang diteliti sebagai berikut:
(54)
97 Tabel 3. 16
Koefisien Regresi dan Uji Signifikansi
Sumber : Lampiran Output SPSS
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada Tabel di atas, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
ˆ
Y = 0,838 + 0,616 X2
Persamaan regresi yang diperoleh menjelaskan bahwa variabel Komitmen organisasional mempunyai pengaruh terhadap Efektivitas Sekolah. Hal ini terlihat dari koefisen regresi yang diperoleh untuk variabel X2 bertanda positif. Konstanta dalam persamaan sebesar 0,838
menunjukkan rata-rata Efektivitas Sekolah jika Komitmen organisasional tidak berubah atau bernilai nol.
Koefisien regresi Komitmen organisasional sebesar 0,616 berarti semakin tinggi Komitmen organisasional akan diikuti peningkatan Efektivitas Sekolah. Jadi setiap peningkatan satu satuan skor Komitmen organisasional akan diikuti peningkatan skor Efektivitas Sekolah sebesar 0,616.
Coefficientsa
.838 .328 2.551 .012
.616 .103 .540 5.985 .000
(Constant) Komitmen
organisasional (X2) Model
1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Efektivitas sekolah (Y) a.
(1)
138
sarankan adalah pembedaan antara efektivitas pembelajaran dengan efektivitas pendidikan dalam konteks efektivitas sekolah. Jika perlu lengkap dengan alat pengukur evaluasi pembelajaran dan evaluasi pendidikan.
(2)
xii
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, R. D. (1982). Organizing and Management. New Delhi: Mc Graw Publishing Company.
Alma, Buchari. (2005). Pemerintah Wirausaha (Meningkatkan Layanan dan
Kepuasan Konsumen). Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi (2001). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
________ (1998), Penilaian Program Pendidikan, Jakarta : Depdikbud.
________ (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanuddin. (1994). Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Darling-Hammond, L. (1998). Investing in Quality Teaching: State-Level
Strategies, Denver: CO. Education Commission of The State.
Dessler, G. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indeks.
Dharma, A. (2005). Standar Kompetensi Kepala Sekolah : Artikel Pendidikan Network (Online) di Http://artikel .us/adharma.html (19 Oktober 2005). Dharma, S. (2000). Manajemen Kinerja, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Djatmika, Yayat Hayati. (2004). Perilaku Organisasi. Bandung: CV Alfabeta.
Effendi, Onong U. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
_______ (2002).Dinamika Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_______ (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
(3)
xiii
Engkoswara. (2002). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
_______ (1999). Menuju Indonesia Modern 2020. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Fattah, Nanang. (1999). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Furqon. (1999). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Hadari, Nawawi. (1997). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Illahi Masagung.
Hasibuan, Malayu SP. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hermawan, Agus. (2007). PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA GURU (Studi Deskriptif Terhadap Guru-guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Cimahi). Skripsi, Upi Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Hoy And Miskel. (2001). Educational Administration, Teory, Research, And
Practice. Mc Graw–Hill: North America.
Jalal, F. (2005). Kebijakan Pendidikan dalam Profesionalisasi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan.
Bandung: FIP UPI.
Kerlinger, Fred N. (1995). Asas-asas Penelitian Behavioral. (Alih Bahasa: Landung R. Situmorang dan H. j. Koesoemanto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Komariah, Aan. (2004). Visionari Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.
Liliweri. (2004). Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Mandar Maju.
Makmun, Abin Syamsuddin. (1999). Quality Assurance in Educational Indonesia
Higer Educational Case, Paper to be Presented to The Symposium.
Surabaya: Tidak Diterbitkan.
(4)
xiv
Mathis L. R. dan Jackson H. J. (2000). Human Resource Management,
Manajemen SDM. Jakarta: Salemba Empat.
McMillan, J & Schumacher S. (2001). Research In Education: A Conceptual
Introduction. New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Meyer, J. P. dan N. J. Allen. (1997). Commitment in The Workplace: Theory,
Research, and Application. Thousands Oaks: Sage Publication.
Mowday, R. T. Porter. (1982). Employee Organization Linkage: The Psychology
of Commitment, Absenteeism & Turnover. New York: Academy Press.
Muhammad, Arni. (2007). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
_______ (1998). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi, Hadari. (1981). Administrasi Pendidikan. Jakarta Gunung Agung.
_________ (1989). Manajemen Stratejik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pidarta, Made. (2004). Manajemen Pendidikan Indonesia, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Ridawati. (2008). STUDI EFEKTIVITAS SEKOLAH: Analisis Deskriptif
Pengaruh Komunikasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Sekolah pada Sekolah Menengah Atas Negeri 22 Kota Bandung. Disertasi, Upi Bandung: Tidak Diterbitkan.
Riduwan. (2006). Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.
Ridwan. ( 2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen P. (2000). Organizational Behavior, Concepts, Controversies
Aplications. United States of America: Prentice Hall int.
________ (1994). Teori Organisasi, Struktur, dan Aplikasi, Edisi Ketiga (Alih Bahasa; Yusuf Udaya. Jakarta: Arcan.
Sagala, Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
(5)
xv
Said, Catlinas. (1988). Pengantar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Siagian, Sondang P. (1995). Manajemen Modern. Jakarta: Gunung Agung.
________ (2001). Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Rineka Cipta.
________ (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
________ (1989). Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
________ (1985). Fungsi-Fungsi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Singarimbun, Masri dan Effen Sopyan (Editor). (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Singarimbun, Masri. (2003). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Soesanto. (1995). Administrasi Kantor, Manajemen dan Aplikasinya. Jakarta: Djambatan.
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi Offset.
Steers, Richard M. (1997). Efektivitas Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi (Terjemahan oleh Yusuf Udaya). Jakarta: Arcan.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
________ (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung, Alfabeta.
________ (2003). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah: Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
(6)
xvi
Surya, M. (2005). Mencermati Kebijakan Pendidikan dalam Mewujudkan
Kemandirian Guru. Makalah Simposium Nasional Pendidikan di Unmuh Malang. Tidak Diterbitkan.
Sutermeister, Robert. (1976). People and Productivity. New York: McGraw-Hill Book Company.
Sutisna, Oteng. (1987). Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.
Suyanto dan Hisyam, Djihad. (2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia Milenium III. Yogyakarta: Adi Cipta.
Thoha, Miftah. (1983). Birokrasi dalam Era Globalisasi. Bogor: Pusdiklat Pegawai Depdikbud.
Tola dan Furqon (2006). Pengembangan Model Penilaian Sekolah Efektif. Tersedia online pada www.depdiknas.go.id/jurnal/44/burhanuddin-furqon.htm
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP. Restindo Mediatama.
Wahyudi, Bambang. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita.
Wahyudi dan Akdon. (2005). Manajemen Konflik dalam Organisasi Pedoman
Praktis Bagi Pemimpin Efektif. Bandung: Alfabeta.
Wibowo. (2007). Manajemen Perubahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Widodo, Joko. (2007). Learning Organization: Piranti Pemimpin Visioner.