PENGARUH SELF- ESTEEM TERHADAP MOTIVASI BERTANDING PADA ATLET UKM SEPAK BOLA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

(1)

PENGARUH SELF- ESTEEM TERHADAP MOTIVASI BERTANDING PADA ATLET UKM SEPAK BOLA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

Panji Nugraha Ridiansah 0800194

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP MOTIVASI BERRTANDING ATLET UKM SEPAK BOLA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh

Panji Nugraha Ridiansah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebaigian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

©Panji Nugraha Ridiansah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, dengan dicetak ulang, di photocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Nama : PANJI NUGRAHA RIDIANSAH

NIM : 0800194

Judul : PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP MOTIVASI

BERTANDING ATLET UKM SEPAK BOLA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Komarudin, M. Pd NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Drs. Basiran, M. Pd NIP. 195611281986031004

Mengetahui,

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

Dr. Boyke Mulyana, M. Pd NIP. 196210231989031001


(4)

ABSTRAK

PENGARUH SELF- ESTEEM TERHADAP MOTIVASI BERTANDING PADA ATLET UKM SEPAK BOLA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd. Pembimbing II : Drs. Basiran, M. Pd

Panji Nugraha Ridiansah* 0800194

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM UPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh self-esteem dengan motivasi bertanding atlet UKM UPI. Untuk mengetahui tingkat signifikansinya, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif korelasional determinan dengan sampel atlet UKM sepak bola UPI sebanyak 30 orang dan menggunakan instrumen berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh bahwa terdapat pengaruh yang signifikan self-esteem terhadap motivasi bertanding dengan koefisien korelasi sebesar 0,689 dan tingkat signifikasi 5,06. Self-Esteem sebagai salah satu teknik dalam pelatihan mental memiliki pengaruh yang sedang terhadap peningkatan motivasi bertanding atlet UKM sepak bola UPI, yaitu sebesar 47,47% dan persamaan regresi Y= -14,9433 + 0,82565X. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran bahwa, self-esteem perlu diberikan kepada atlet, karena self-esteem dapat mempengaruhi motivasi bertanding atlet, sehingga dapat berdampak pada prestasi atlet.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... V DAFTAR TABEL... Vii DAFTAR BAGAN …... Viii DAFTAR LAMPIRAN... Ix BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah... 8

C.Tujuan Penelitian... 8

D.Manfaat Penelitian... 8

E. Batasan Penelitian... 9

F. Batasan Istilah... 9

G.Anggapan Dasar ... 10

H.Hipotesis... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A.Self-Esteem (Harga Diri)... 12

1. Pengertian Self-Esteem………... 12

2. Self-Esteem Sebagai Landasan Keterampilan Hidup... 14

3. Faktor Yang Mempengaruhi Self-Esteem ………... 15

4. Jenis-Jenis Self-Esteem ………... 16

5. Upaya Pengembangan Self-Esteem Yang Sehat ………... 17

6. Komponen Self-Esteem ………... 20

B.Hakikat Motivasi …………... 25

1. Pengertian Motif dan Motivasi ………... 25

2. Teori-teori Motivasi ………... 26 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Terhadap


(6)

Penampilan Olahraga ………... 30

C.Sepak Bola... 34

1. Karakteristik Permainan Sepak Bola ………... 34

2. Karakteristik Gerakan …………... 35

3. Karakteristik Keterampilan ………... 35

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan sampel Penelitian ... 38

B.Desain Penelitian dan Variabel Penelitian ……… 39

C.Alat Pengumpul Data ………... 41

D.Ujicoba Angket ………... 45

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………... 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengolahan ... 55

1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku... 55

2. Hasil Uji Normalitas ... 55

3. Pengujian Hipotesis ... 56

a. Penghitungan Korelasi Tunggal... 56

b. Uji Signifikansi Korelasi tunggal... 57

c. Pengujian Koefisien Determinasi... d. Persamaan Regresi... 58 59 B.Diskusi Penemuan atau Pembahasan... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan …... 64

B.Saran …... 64

DAFTAR PUSTAKA... 65


(7)

DAFTAR TABEL Tabel

2.1. Herarki Kebutuhan Maslow ... 27

2.2. Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg …... 29

3.1. Kisi-kisi Angket Self-Esteem ... 42

3.2. Kisi-kisi Angket Motivasi Bertanding………... 43

3.3. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ………... 44

3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Self-Esteem …... 48

3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Bertanding ... 49

4.1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku …... 55

4.2. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Lilifors ... 56

4.3. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Tunggal ... 56

4.4. Kategori Koefisien Korelasi ……... 57

4.5. Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Korelasi ………... 57 4.6. Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi... 4.7. Hasil Penghitungan Persamaan Regresi...

58 59


(8)

DAFTAR BAGAN Bagan


(9)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Uji Coba Angket ... 69

2. Skor Uji Coba Angket ... 75

3. Data Hasil Uji Validitas Self-Esteem ... 81

4. Data Hasil Uji Reliabilitas Self-Esteem ... 97

5. Data Hasil Uji Validitas Motivasi Bertanding ... 101

6. Data Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Bertanding... 120

7. Instrumen Penelitian ………... 123

8. Uji Normalitas Lilifors …………...…………... 128

9 Perhitungan Koefisien Korelasi Tunggal …... 131

10. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal ………... 133

11. Uji Determinasi ………...………. 135


(10)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Dalam upaya mencapai sebuah prestasi membutuhkan kinerja yang maksimal dari komponen-komponen pelaku olahraga. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah manejemen organisasi, kepengurusan, sarana dan prasarana, peranan seorang atlet, serta proses pelatihan itu sendiri. Tujuan dari latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atlet menjadi lebih baik, sehingga tercapai sebuah prestasi yang diinginkan bisa tercapai.

Penampilan atlet dalam sebuah pertandingan dituntut untuk memiliki aspek kesegaran jasmani, aspek keterampilan, aspek taktik, serta aspek psikologi. Berkaitan dengan hal tersebut, Alderman (1974) yang dikutip oleh Sudibyo (1993:16) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet antara lain :

1. Dimensi kesegaran jasmani meliputi antara lain cardiores piratory (endurance, power strength, flexibility, agility, speed reaction, coordination, dan sebagainya.

2. Dimensi keterampilan meliputi antara lain koordinasi, waktu reaksi, kinestik, kelincahan dalam melakukan gerakan-gerakan sesuai dengan cabang olahraga yang digelutinya.

3. Dimensi bakan pembawaan fisik, meliputi antara lain fisik, tinggi dan berat badan, kemampuan gerak, dan lain-lain.

4. Dimensi psikologik, meliputi motif prestasi, affiliasi, berkuasa, ketidak tergantungan, aktualisasi, ketegangan, serta sifat-sifat kpribadian seperti disiplin, agresifitas, percaya diri, stabilitas emosional, keterbukaan, tanggung jawab, keberanian dan sebagainnya.

Selanjutnya Harsono (1998) menjelaskan bahwa : “Prestasi akan dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa faktor antara lain fisik, mental, teknik, taktik, serta aspek strategi.”


(11)

Pada dasarnya sepak bola adalah olahraga yang dimainkan secara beregu dan terdiri dari dua keseblasan. Kemudian dijelaskan oleh Sucipto (2000:7) mengungkapkan bahwa : “Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah penjaga gawang.” Permainan sepak bola melibatkan dua kesebelasan atau tim yang saling bertanding dengan tujuan untuk berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, setiap tim terdiri dari 11 pemain yang salah satunya merupakan penjaga gawang, tim yang berhasil menciptakan atau memasukan bola lebih banyak ke gawang lawan, berarti tim tersebut dinyatakan sebagai pemenang dalam sebuah pertandingan.

Terlepas dari pemahaman tersebut di atas, maka salah satu upaya pola pembinaan yang dilakukan diarahkan pada pencapaian prestasi. Untuk mencapai sebuah prestasi dalam olahraga diperlukan beberapa aspek sebagai penunjang terhadap keberhasilan yang akan dicapai. Harsono (1988:1000) mengatakan : “Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu a) latihan fisik, b) latihan teknik, c) latihan taktik, dan d) latihan mental.” Dengan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan prestasi olahraga perlu ditunjang dengan aspek pendukung yang salah satunya adalah dari segi mental bertanding atlet

Begitu juga dalam permainan sepak bola untuk memperoleh sebuah prestasi dibutuhkan aspek mental yang kuat, karena tidak jarang kita sering melihat pertandingan-pertandingan seru dan sarat dengan gengsi, disamping itu banyak pula pertandingan-pertandingan sepak bola yang berjalan dalam tensi pertandingan yang tinggi, contohnya adalah pertandingan derby antara AC Milan melawan Inter Milan, Barcelona melawan Real Madrid atau Manchester United melawan Manchester City selalu menyuguhkan pertandingan sepak bola yang menarik untuk disaksikan bahkan akibat tensi pertandingan yang tinggi, pemain dari kedua berupaya menampilkan kemampuan terbaiknya agar tim yang diperkuat olehnya tidak kalah dari tim sepak bola sekotanya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis (keadaan mental) pemain, salah satunya adalah


(12)

3

harga diri (self-esteem) klub yang dibela, serta motivasi bertanding untuk memenangka pertandingan.

Self-esteem (harga diri) merupakan istilah dalam psikologi untuk mencerminkan evaluasi secara keseluruhan seseorang atau penilaian diri sendiri. Harga diri merupakan aspek yang penting dari kepribadian. Seperti yang dijelaskan oleh teori Coopersmith (1967) sebagai berikut :

Harga diri merupakan evaluasi diri yang ditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang yang terdekat dengan lingkungannya, dan dari jumlah penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain yang diterima individu.

Harga diri mencakup keyakinan, misalnya, "Saya kompeten" atau "saya layak" dan emosi seperti kemenangan, kebanggaan putus asa, dan rasa malu. Pada pertandingan-pertandingan sepak bola sering kita menyaksikan para atlet memperjuangkan harga dirinya untuk memenangkan suatu pertandingan, baik itu untuk memperjuangkan harga diri tim maupun harga dirinya sendiri. Oleh karena itu self-esteem sangatlah penting untuk dilatih dan dimiliki oleh seorang atlet, karena tidak jarang aspek mental ini menentukan arah suatu pertandingan. Pada diri masing-masing atlet mempunyai berbagai perasaan seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Rusli Lutan (dalam Budiman 2001) yang menjelaskan bahwa:

Self-esteem bukanlah kesombongan, keangkuhan atau bualan besar. Siswa yang memiliki self-esteem yang sehat akan melakukan berbagai aktivitas dengan kepercayaan diri yang tinggi yang didasari oleh alasan-alasan yang rasional. Dan sebaliknya apabila siswa memiliki self-esteem yang rendah maka setiap tindakannya akan didorong oleh kepercayaan diri yang rendah pula. Inilah yang menyebabkan bahwa ia akan selalu kesulitan untuk berprestasi dalam bidang apapun. Jadi disini dapat disimpulkan bahwa harga diri (self-esteem) itu dapat memberikan energi positif untuk dapat menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam sebuah pertandingan.


(13)

Seseorang yang memiliki self-esteem yang sehat maka ia akan pandai dalam mengelola suatu kegagalan yang dihadapinya. Ia akan menerima kekurangan-kekurangannya dengan alasan-alasan yang rasional, tidak dengan mencari kambing hitam. Jika seseorang selalu merasakan bodoh dan tanpa harapan karena kegagalan yang dialaminya sampai pada akhirnya merendahkan diri sendiri, maka ia akan terjerumus ke dalam rasa rendah diri yang mendalam. Rusli Lutan (dalam Budi 2001) juga menjelaskan bahwa :

esteem bagi seseorang ibarat fondasi sebuah bangunan rumah. Self-esteem merupakan sebuah struktur penting bagi perkembangan kemampuan yang lainnya. Di atas self-esteemlah akan terbangun prestasi. Bila self-esteem dan penilaian diri rendah maka apapun yang kita bangun di atasnya niscaya akan mudah retak. Itulah sebabnya self-esteem harus dibangun sekokoh mungkin agar kita dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Atlet yang memiliki self-esteem tinggi atau self-esteem yang sehat pada umumnya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi pula untuk dapat melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka biasanya bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani dan selalu berupaya memperbaiki kekurangan dan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat berbeda dengan atlet yang rendah esteemnya atau yang tidak memiliki self-esteem. Umumnya mereka enggan atau bermalas-malasan melakukan tugas gerak karena merasa khawatir atau tidak percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya, tidak bekerja keras memperbaiki kekurangannya dan merasa cukup dengan apa yang sudah dilakukannya.

Saat bertanding seorang atlet mencapai penampilan puncaknya ketika mampu menyelaraskan antara kemampuan fisik dengan kemampuan psikis. Menurut Lowen (Gunarsa, 1996) atlet perlu mengerti siapa dirinya dan tahu apa yang dikehendaki, sehingga tahu apa yang harus dilakukannya. Pencapaian prestasi atlet dipengaruhi banyak faktor, salah satu faktor yang sering dianggap mempengaruhi prestasi atlet adalah motivasi.

Motivasi adalah suatu perasaan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi sangat penting dimiliki oleh seorang atlet, karena untuk mencapai suatu prestasi yang tinggi dibutuhkan motivasi yang besar guna


(14)

5

mencapai tujuan yang ingin dicapainya, seorang atlet yang yang ingin mencapai prestasi, salah satunya harus memiliki motivasi dalam bertanding Perilaku seseorang hakikatnya ditentukan oleh suatu kebutuhan dalam mencapai tujuannya. Seseorang melakukan perbuatan atau tindakan selalu didsarkan dan ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari dalam dan pengaruhi apa yang dipikirkan.

Selanjutnya Simamora (dalam Rony 2012) menjelaskan definisi dari motivasi adalah : “Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki”. Selanjutnya Alderman yang dikutip Husdarta (2000:21) menjelaskan bahwa “Tidak ada prestasi tanpa motivasi.”

Motivasi dibagi menjadi dua bentuk yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang bersumber dari dalam diri atlet itu sendiri, sedangkan motivasi ekstinsik merupakan dorongan untuk bertindak yang datang dari luar diri atlet. Ciri-ciri atlet yang menginternalisasi motivasi intrinsik menurut Husdarta (2000:23) yaitu : 1) Berorientasi pada kepuasan dalam dirinya, 2) Biasanya tekun, rajin, bekerja keras, teratur dan disiplin dalam menjalankan latihan, 3) Tidak suka bergantung kepada orang lain, 4) Memiliki karakteristik kepribadian yang positif, matang, jujur, sportif dan lain-lain. 5) Aktifitas lebih permanen.

Adapun ciri-ciri atlet yang memiliki motivasi ekstrinsik menurut Hudarta (2000:23) antara lain : a) Kurang sportif atau kurang jujur seperti licik atau curang, b) Sering tidak menghargai orang lain, lawannya atau peraturan pertandingan, c) Cenderung berbuat hal-hal yang merugikan, seperti obat perangsang, mudah dibeli atau disuap.

Motivasi intrinsik ini muncul, biasanya karena adanya kebutuhan, sebagai akibat dari suatu kondisi berkekurangan dalam diri individu. Kebutuhan ini bisa berupa kebutuhan yang bersifat fisiologis (seperti : makan, minum, oksigen, istirahat dan sebagainya) dan kebutuhan bersifat psikologis, seperti rasa kasih sayang, rasa aman, hubungan sosial, ingin berprestasi dan sebagainya. Motivasi ini mendorong perilaku seseorang untuk mencapai tujuan, sehingga tercapai rasa


(15)

dalam diri individu sendiri, tanpa adanya ganjaran atau tekanan dari luar. Motivasi ini sering menjadi faktor penentu bagi atlet ketika bertanding. Ada dua faktor psikologis yang menompang motivasi intrinsik ini, yaitu kompetensi atau kemampuan dan otonomi atau kemandirian. Kendati pengaruh dari luar secara eksternal kurang memainkan peranan dalam menciptakan perilaku yang memiliki motivasi intrinsik, tetapi faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi kemandirian dan rasa kompetensi yang disadari oleh seseorang. Penelitian menunjukan, adanya dampak penghargaan secara eksternal terhadap perilaku, tergantung kepada cara pandang seseorang itu terhadap penghargaan tersebut. Jika penghargaan tersebut dianggap sebagai informasi, maka penghargaan terhadap perbuatan positif akan membawa informasi positif pula. Dengan demikian, cara pandang tersebut akan meingkatkan dorongan dari diri individu.

Selain faktor motivasi intrinsik dan motivasi ektrensik. Terdapat pula jenis-jenis faktor motivasi lainnya, yaitu kebutuhan (needs). Faktor ini menimbulakan motivasi, Abraham Maslow (1962) dalam (Maslow’s hirerarchy of needs) yang ditulis dalam buku Psikologi Olahraga (Ibrahim 2008 : 170) mengelompokan faktor kebutuhan yang menghasilkan motivasi kedalam tujuh kelompok yang tersusun secara bertingkat, yaitu : a) Physilogical needs, b) Safety needs, c) Belonging needs and love needs, d) Esteem needs, e) Cognitive needs, f) Esthetic needs, g) Self-actualizition.

Seseorang dalam berolahraga dapat dilihat motivasinya apakah termasuk kepada kelompok yang paling bawah, pertengahan atau sudah termasuk pada kelompok yang tinggi. Dalam hubungannya dengan motivasi seseorang dalam berolahraga, dijelaskan oleh Martens (1987) dalam buku Psikologi Olahraga (Rusli Ibrahim 2008 : 170) menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan penting yang biasanya dicari oleh atlet dalam mengikuti kegiatan olahraga, yaitu :

1. Berolahraga untuk kesenangan, memperoleh kesempatan untuk memenuhi kebutuhan akan suatu aktivitas, dan ketegangan;

2. Bertemu dengan sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan berhubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok;


(16)

7

Pada kenyataanya, motivasi menjadi faktor yang sering dikaitkan dengan penurunan prestasi atlet, hal ini disebabkan karena banyak pengamat olahraga yang mengaitkan motivasi sebagai penyebab kekalahan atau kegagalan atlet menampilkan kemampuan dalam pertandingan. Seperti yang diungkapkan diungkapkan oleh seorang pemain kawakan PSIS Indriyanto Nugroho (2007), menilai bahwa prestasi PSIS Semarang menurun pada putaran pertama musim kompetisi tahun 2007. Menurutnya dengan jadwal yang begitu padat, strategi rotasi pemain dan menjaga ketahanan fisik, mental serta motivasi bertanding sangat menentukan tim. Hal tersebut juga dinyatakan oleh manajemen dan tim teknis PSIS bahwa masalah mental dan motivasi bertanding sebagai biangnya (www.kompas.com/11/11/07). Hal serupa diungkapkan oleh Rachmat (2007) selaku salah satu pengurus Persija yang menilai kurangnya motivasi bertanding dan kebersamaan tim pada pemain Persija sebagai penyebab kekalahan diawal putaran kedua melawan Pelita Jaya di Purwakarta (www.jakmania.org/10/11/07).

Setiap pemain perlu menyadari motivasi yang ada dalam dirinya, seperti diungkapkan Adi (2008) hasil wawancara pendahulu yang saya kutip dari tugas naskah publik Hilda Kumala Swastiyang dari Universitas Islam Indonesia yang pada saat itu tergabung sebagai pemain PSIM. Diakuinya bahwa dirinya pernah mengalami kehilangan motivasi saat bertanding karena saat itu dirinya merasa tidak ada peningkatan dalam prestasi sepakbola. Hal tersebut membuatnya tidak bersemangat latihan dan bertanding sehingga selama enam bulan tidak pernah mencetak gol (wawancara pendahuluan, 2008).

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui komponen–komponen psikologi yang berpengaruh positif terhadap prestasi atau hasil pertandingan dalam permainan sepak bola, maka penulis ingin melakukan penelitian, sehingga penulis ingin mengangkat penelitian ini dengan judul “Pengaruh Self-esteem (Harga Diri) terhadap Motivasi Bertanding pada Atlet UKM Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia.”


(17)

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan masalah penelitian adalah “Apakah self-esteem memberi pengaruh yang signifikan terhadap motivasi bertanding pada atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara harga diri (self-esteem) terhadap motivasi bertanding atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia.

D.Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai tabungan ilmu atau informasi khusunya bagi para atlet sepak bola dan umumnya bagi para pengamat atau peneliti olahraga. Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

1. penelitian dapat dijadikan sebagai informasi serta masukan bagi para pelatih mengenai pentingnya pemberian self-esteem kepada atletnya.

2. Sebagai masukan bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya atlet sepak bola mengenai self-esteem dan pengaruhnya terhadap motivasi.

3. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan self-esteem dikemudian hari.

b. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para pelatih, mengenai pemberian self-esteem.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk para pembinaa di Indonesia mengenai pentingnya pemberian self-esteem.

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi lembaga-lembaga terkait untuk lebih memperhatikan psikologis atlet dalam proses latihan.


(18)

9

E.Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi perluasan makna dan pada pelaksanaannya lebih terarah pada sasaran serta tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian hanya ditujukan pada pengaruh self-esteem dan motivasi bertanding atlet UKM sepak bola UPI Bandung ketika bertanding. 2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan mengambil populasi dan sampel

penelitian yaitu atlet sepak bola yang tergabung pada UKM Sepak Bola UPI Bandung yang aktif dengan sampel 30 orang.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif.

4. Instrument yang digunakan adalah berupa pemberian angket atau kuesioner. F. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa istilah sebagai kegunaan konsep penelitian. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam penelitian ini dikemukakan beberapa istilah yang dibatasi oleh penulis yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian, antara lain :

1. Sepak bola. Menurut Sucipto (2000 : 7) sepak bola adalah : “Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang.”

2. Harga Diri (Self-esteem). Menurut Coopersmith (1967) self-esteem adalah : “Harga diri merupakan evaluasi diri yang ditegakkan dan dipertahankan oleh individu, yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang yang terdekat dengan lingkungannya dan dari jumlah penghargaan, penerimaan dan perlakuan orang lain yang diterima individu.”

3. Motivasi menurut Henry Simamora (dalam rony 2012) motivasi adalah : “Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki.”


(19)

G.Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan suatu pendapat yang telah diyakini kebenarannya dan telah dijadikan titik tolak penelitian dalam memecahkan masalah. Menurut Arikunto (2006:65) menjelaskan bahwa : “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.”

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengemukakan pengaruh self-esteem terhadap motivsi bertanding atlet UKM sepakbola Universitas Pendidikan Indonesia. Karena penulis beranggapan bahwa ada kaitan yang erat antara self-esteem yang tinggi mau pun rendah terhadap motivasi bertanding atlet dilapangan.

Self-esteem atau yang lebih dikenal dengan istilah harga diri merupakan suatu sikap terhadap diri sendiri. Sikap disini merupakan evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu. Sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif atau negatif.

Self-esteem sangat penting dimiliki oleh seorang atlet, karena dengan memiliki self-esteem sangat berpengaruh terhadap penampilan atlet dilapangan. Seperti yang ditegaskan oleh Rusli Lutan (Budiman 2001) yang menjelaskan bahwa:

Self-esteem bukanlah kesombongan, keangkuhan atau bualan besar. Siswa yang memiliki self-esteem yang sehat akan melakukan berbagai aktivitas dengan kepercayaan diri yang tinggi yang didasari oleh alasan-alasan yang rasional. Dan sebaliknya apabila siswa memiliki self-esteem yang rendah maka setiap tindakannya akan didorong oleh kepercayaan diri yang rendah pula. Inilah yang menyebabkan bahwa ia akan selalu kesulitan untuk berprestasi dalam bidang apapun. Jadi disini dapat disimpulkan bahwa harga diri (self-esteem) itu dapat memberikan energi positif untuk dapat menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam sebuah pertandingan.

Atlet yang memiliki self-esteem tinggi atau self-esteem yang sehat pada umumnya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi pula untuk dapat melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka biasanya bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani dan selalu berupaya memperbaiki kekurangan dan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat berbeda dengan atlet yang rendah esteemnya atau yang tidak memiliki


(20)

self-11

esteem. Umumnya mereka enggan atau bermalas-malasan melakukan tugas gerak karena merasa khawatir atau tidak percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya, tidak bekerja keras memperbaiki kekurangannya dan merasa cukup dengan apa yang sudah dilakukannya.

Pendapat tersebut memperkuat bahwa ada pengaruh yang signifikan antara self-esteem terhadap motivasi bertanding altlet dilapangan. Kedua aspek tersebut dapat dikatakan sebagai penunjang akan tercapainya prestasi atlet. Tanpa adanya motivasi seorang atlet tidak akan mampu meraih sebuah prestasi, seperti yang dijelaskan Alderman yang dikutip Husdarta (2000:21) menjelaskan bahwa “Tidak ada prestasi tanpa motivasi.” Hal ini diperkuat oleh Simamora (2004:510) menjelaskan definisi dari motivasi adalah : “Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.”

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti beranggapan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari self-esteem terhadap motivasi bertanding pada atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia.

H.Hipotesis

Hipotesis menurut Arikunto (2006:25) “Merupakan kebenaran sementara yang ditemukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya”. Berdasarkan anggapan dasar yang diuraikan maka hipotesis yang penulis ajukan adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan dari self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia.”


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Stadion Sepak Bola Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa

“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono

(2010 : 80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak Bola UPI Bandung. 3. Sampel Penelitian

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Selanjutnya menurut Sugiyono (2010:81)

sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.”

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010:183) menjelaskan

bahwa “purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.” Begitu pula menurut Sugiyono (2010:85) sampling purposive adalah

“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan pengambilan subjek/sampel penelitian ini adalah sampel tersebut menguasai keterampilan dalam permainan


(22)

39

sepak bola serta sampel tersebut telah mengikuti pertandingan sepak bola sebelumnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 (tiga puluh) orang atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak Bola UPI Bandung.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk diuji kebenarannya. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun langkah-langkah yang disusun adalah sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

b. Uji coba alat ukur.

c. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes. d. Mengolah data.

e. Menganalisis data. f. Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas : Self-esteem (X)

2. Variabel terikat : Motivasi Bertanding (Y)

Menurut Nazir (2005) desain penelitian adalah: “Semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.” Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisa data saja. Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut:

a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkauan (scope), dan hipotesis untuk diuji.

d. Membangun penyelidikan atau percobaan.

e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.


(23)

h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.

i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistik.

j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Berdasarkan disain penelitian yang digunakan, maka langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

Bagan 3.1.

Langkah-langkah Penelitian (Sumber : Arikunto, 2002:125)

Populasi

Sampel

Metode Penelitian

Instrumen Penelitian

Pengolahan dan Analisa Data

Kesimpulan Angket Tentang

Self-esteem

Angket Motivasi Bertanding


(24)

41

C.Alat Pengumpul Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Sehubungan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Arikunto

(2002:124) bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.” Angket dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan melalui variabel, komponen dan indikator butir pertanyaan yang dibuat merupakan gambaran mengenai pengaruh self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butiran-butiran pertanyaan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau berdasarkan apa yang dialami oleh responden itu sendiri. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada persepsi tentang pengaruh self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun yang menjadi pembahasan dalam indikator dalam penelitian ini terdiri dari kekuatan (power), keberatian (significance),kebijakan (virture), kompetensi (competence). Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Melakukan spesifikasi data.

Maksudnya untuk menjabarkan luang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spsifikasi data tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Self Esteem Inventory yang dimodifikasi untuk mengukur variabel harga diri pada tabel 3.1. Sedangkan tabel 3.2. untuk mengukur variabel motivasi bertanding menggunakan

instrumen yang diadaptasi dari penelitian “Profil Kepercayaan Diri Dan Motivasi


(25)

Table 3.1.

Kisi-kisi Angket Self-esteem Stanley Coopersmith (1967) Sub

Variabel Indikator Sub Indikator

Item Soal

+ -

Self-esteem a. Kekuasaan (power)

1. mengatur dan mengontrol prilaku orang lain

2 1, 3

2. Pengakuan dan rasa

hormat dari orang lain 4, 5, 6 7

3. Mengontrol prilaku diri 8, 10, 11,13, 14,

15, 17,

9, 12, 16 b. Keberartian

(significance)

1. Penerimaan diri 18, 19, 21,

23, 24, 27

20, 22, 25, 26 2. Penerimaan dari orang

tua (keluarga)

28, 29, 30,

32 31, 33

3. penerimaan dari teman 34, 36 35

4. Popularitas diri 37, 38

c. Kebijakan (virture)

1. Taat pada etika moral

pada saat pertandingan 40 39

2. Taat pada aturan /

prinsip agama 41 42

3. Kepedulian terhadap

orang lain 45 43, 44

d. Kompetensi (competence)

1. Mampu melaksanakan tugas/tanggung jawab dengan baik

46, 47 2. Mampu menghadapi

situasi sosial 48

49, 50, 51, 52, 53

3. Mampu

menyelesaikan masalah sendiri

55 54, 56

4. Mampu mengambil keputusan sendiri


(26)

43

Tabel 3.2.

Kisi-kisi Angket Motivasi Bertanding Rony Anzani (Sumber Husdarta (2010: 41-42))

Sub Variabel

Indikator Sub indicator Item Soal

+ -

Motivasi bertanding dari dalam (Ineer Achivement Motivation)

Dapat melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan sukses

a. Disiplin 1, 2 3, 4

b.Rajin 5, 7 6

Mengatasi rintangan – rintangan dan mencapai suatu standar yang tinggi

a. Bekerja Keras 9, 10 8, 11 b.Kepuasan diri

(dalam bertanding) 12 , 15 13, 14 Terampil dalam

melaksanakan tugas

Percaya Diri

16, 18 17 Tidak percaya pada

nasib baik atau untung-untungan

Sportif

19, 20 21, 22 Mengerjakan pekerjaan

yang penting dan berarti

Daya Konsentrasi

23, 25 24, 26 Menghendaki umpan

balik yang kongkrit

Evaluasi diri

28, 30 27, 29 Berinisiatif dalam

melakukan sesuatu

a. Minat 31, 32 33, 34

b. Kreatif 35, 36 37, 38

Motivasi Bertanding dari Luar (outer Achivment Motivation)

Bekerja tidak terutama untuk mendapatkan uang atau jasa

Rangsangan bonus

besar 39, 41 40

Melakukan sesuatu dengan baik dari pada orang lain dan bermutu

Kompetisi

42, 45 43, 44 Melawan dan mengatasi

orang lain

Daya saing

46, 48 47 Menguasai,

memanipulasi dan mengorganisasi objek-objek manusia atau ide-ide

a. Peran pelatih

49, 51 50, 52 b. Sosialisasi

58, 59 60 Bertanggung jawab

dalam mengerjakan sesuatu

Proses latihan

53 54

Meningkatkan diri Penghargaan dari


(27)

2. Penyusunan angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butiran-butiran pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai atlternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni Likert. Ibrahim dan sudjana (2004:107) menjelaskan:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua katagori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukaan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawab dalam angket, penulis menetapkan katagori penyekoran sebagai berikut : Katagori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Katagori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, dan Sangat Tidak Setuju = 5. Katagori penyekoran dalam dilihat Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif jawaban

Skor alternatif jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5


(28)

45

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpediman pada penjelasan Surakhmad (1998: 184) sebagai berikut:

1. Rumusan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyatan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

D.Uji coba Angket

Angket yang telah disusun diuji untuk mengukur tingkat validitasnya dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket dilaksanakan pada bulan Febuari 2013. Angket tersebut diuji cobakan pada sampel sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

1. Menentukan Validitas Instrumen

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah.

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

d. Mencari nilai rata-rata ̅ dari setiap kelompok data dengan rumus: ̅ = ∑


(29)

Arti tanda-tanda rumus di atas adalah: ̅ = nilai rata-rata yang dicari X = skor mentah

N = jumlah sampel

∑ = jumlah dari

e. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

S = √∑ ̅

Arti tanda-tanda rumus di atas adalah: S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

̅ = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel

f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah menurut Sudjana (1986:232) dengan rumus sebagai berikut:

g.

Keterangan:

S2 : Varians gabungan

S1: Simpangan baku kelompok satu

S2: Simpangan baku kelompok dua

n : Sampel

(n1-1) Si2 + (n2-1) S22

n1 + n2 - 2


(30)

47

g. Mencari nilai thitung untuk setiap pernyataan dari Sudjana (1986:233) dengan

rumus sebagai berikut: t = ̅ ̅

Keterangan :

S : Simpangan Baku n : Jumlah Sampel

̅1 : Rata- rata Kelompok atas

̅2 : Rata- rata Kelompok bawah

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikan, yaitu jika thitung(0,95)dengan α = 0.05 dan derajat kebebasan

(dk = 30 – 2 = 28) = 1.61, maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya thitung lebih kecil dari ttabel

maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan alat pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penghitungan validitas dapat dilihat dari Tabel 3.4. dan tabel 3.5.


(31)

Tabel 3.4.

Hasil Uji Validitas Variabel self-esteem

No

Soal t-hitung keterangan

No

Soal t-hitung keterangan

1 1,83 Valid 27 1,9 Valid

2 1,7 Valid 28 2,7 Valid

3 1,85 Valid 29 1,8 Valid

4 1,8 Valid 30 4,1 Valid

5 1,9 Valid 31 1,7 Valid

6 1,7 Valid 32 1,8 Valid

7 3 Valid 33 1,9 Valid

8 3,815 Valid 34 1,8 Valid

9 1,8 Valid 35 -0,5 Tidak Valid

10 1,7 Valid 36 0,2 Tidak Valid

11 2 Valid 37 -1,3 Tidak Valid

12 1,7 Valid 38 -1,2 Tidak Valid

13 1,7 Valid 39 1,89 Valid

14 1,8 Valid 40 1,77 Valid

15 1,7 Valid 41 1,8 Valid

16 2 Valid 42 2 Valid

17 1,9 Valid 43 2,2 Valid

18 1,989 Valid 44 2,8 Valid

19 2 Valid 45 2,3 Valid

20 0,3 Tidak Valid 46 4 Valid

21 1,9 Valid 47 1,775 Valid

22 1,7 Valid 48 2,1 Valid

23 1,7 Valid 49 2,2 Valid

24 1,7 Valid 50 1,8 Valid

25 1,7 Valid 51 5,1 Valid

26 1,9 Valid 52 0,3 Tidak Valid

53 1,7 Valid 56 1,8 Valid

54 2,2 Valid 57 0 Tidak Valid


(32)

49

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Bertanding

Keterangan :

cetak tebal = tidak valid

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu juka thitung lebih besar atau sama dengan ttabel maka

dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, No

Soal t-hitung Keterangan

No

Soal t-hitung keterangan

1 -0.7 Tidak valid 31 1 Tidak valid

2 1.8 Valid 32 2 Valid

3 2.6 Valid 33 1 Tidak valid

4 2.8 Valid 34 2 Valid

5 0 Tidak valid 35 1 Tidak valid

6 3 Valid 36 1 Tidak valid

7 1 Tidak valid 37 2 Valid

8 2.59 Valid 38 3.8 Valid

9 1.16 Tidak valid 39 -0,1 Tidak valid

10 -0.3 Tidak valid 40 1.7 Valid

11 1.98 Valid 41 0.21 Tidak valid

12 1 Tidak valid 42 0.86 Tidak valid

13 2 Valid 43 2 Valid

14 0 Tidak valid 44 2 Valid

15 2 Valid 45 2.847 Valid

16 1 Tidak valid 46 2 Valid

17 2 Valid 47 3.63 Valid

18 0 Tidak valid 48 4 Valid

19 0 Tidak valid 49 2 Valid

20 1 Tidak valid 50 4 Valid

21 2 Valid 51 2 Valid

22 1 Tidak valid 52 2 Valid

23 2 Valid 53 3 Valid

24 4 Valid 54 1 Tidak valid

25 2 Valid 55 -1 Tidak valid

26 3 Valid 56 1 Tidak valid

27 2 Valid 57 2 Valid

28 1 Tidak valid 58 1 Tidak valid

29 2 Valid 59 1 Tidak valid


(33)

tetapi jika sebaliknya, yaitu thitung lebih kecil dari ttabel maka pernyataan tersebut

tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan alat pengumpul data.

Berdasarkan Tabel 3.4. menunjukkan bahwa 50 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data, sedangkan pada Tabel 3.5. menunjukkan 35 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data.

2. Uji Reliabilitas Soal

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian yang bernomor genap dan bernomor ganjil.

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor genap dikelompokkan menjadi variabel x dan skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dijadikan variabel y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap dan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus Korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi yang dicari

XY : jumlah perkalian skor X dan skor Y

ƩX : Jumlah skor X

ƩY : Jumlah skor Y n : jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:


(34)

51

Keterangan:

rii : koefisien yang dicari 2. rxy : dua kali koefisien korelasi

1+rxy : satu tambah koefisien korelasi

5. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t : nilai thitung yang dicari

r : koefisien seluruh tes

n-2 : jumlah pasangan xy dikurangi dua

Dari hasil penghitungan teknik Korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus spearman brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (2001). Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rxy

untuk angket tentang self-esteem sebesar 0,998 dan rii sebesar 0,999, sedangkan r-tabel product moment untuk n=30 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.361. dengan demikian rii instrumen self-esteem lebih besar dari r-tabel atau dapat

dipercaya.

Untuk instrumen motivasi bertanding rxy nya sebesar 0,784, sedangkan rii

nya adalah 0,879, sedangkan r-tabel product moment untuk n=30 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.361. Dengan demikian rii lebih besar daripada r-tabel,

maka instrumen motivasi bertanding dapat dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.

4. Pelaksanaan Penyebaran Angket

Setelah menguji validitas butir soal dan telah diketahui validitasnya maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis sebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data untuk penelitian ini.


(35)

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berkenaan dengan masalah penelitian ini yaitu pengaruh self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM UPI, maka teknik yang digunakan adalah

teknik koefisien determinasi. Sugiyono (2010:154) menjelaskan, “untuk judul

penelitian yang terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien

determinasi.” Lebih lanjut Nurhasan (1990:17) menjelaskan, “Korelasi adalah

hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien korelasi.” Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah pengaruh self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM Sepak Bola UPI. Dan untuk memperkuat hasil dari pengolahan data koefesian korelasi, penulis menggunakan metode statistika yaitu persamaan regresi.

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun rumus-rumus statistika yang

digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari buku “Statistika untuk Penelitian” (2010) yang disusun oleh Sugiyono. Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus:

̅ ∑

Keterangan:

̅ : mean atau rata-rata yang dicari

ƩXi : jumlah seluruh skor n : jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sugiyono (2010: 57) dari kelompok data atau variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus:


(36)

53

Keterangan :

S: simpangan baku yang dicari X: skor mentah

̅ : rata-rata dari skor mentah n : jumlah sampel

3. Menguji normalitas data menggunakan uji Kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sugiyono (2010:77) adalah:

a. pengamatan X1, X2, ....Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ....Zn dengan

menggunakan rumus:

( ̅ dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang (F(Z1)) – P(Z.Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,... Zn ƩZ1. Jika proporsi ini dinyatakan

S(Z1),maka:

d. Menghitung selisih F(Z1) – S(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data

pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelasikan data variabel X dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑


(37)

5. Menguji signifikansi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut: √

Kriteria: terima H0 jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2)

dan taraf nyata α = 0,05.

6. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:

D = r2 x 100%

7. Menghitung persamaan pengaruh variabel x dengan y menggunakan rumus regresi yaitu :


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan data yang diperoleh, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM sepakbola UPI menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self-esteem terhadap motivasi bertanding pada atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia.

B.Saran

1. Bagi atlet. Untuk meningkatkan self-esteem memupuk harga diri dan motivasi sehingga menunjang terhadap prestasi yang dimiliki.

2. Bagi para pelatih olahraga khususnya pelatih sepakbola UKM UPI. Sebagai bahan acuan untuk membimbing, mendidik dan mengarahkan para atletnya untuk memiliki self-esteem yang sehat dan motivasi bertanding yang kuat serta mengingat betapa pentingnya pelatihan mental, untuk tidak mengabaikan permberian pelatihan mental kepada atlet yang dibinanya.

3. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang serupa, penelitian ini perlu diperdalam lagi untuk melihat seberapa besar pengaruh self-esteem terhadap aspek-aspek yang lainnya.


(39)

Daftar Pustaka

Ahmad, Erna Hervina. (2009). Hubungan Antara Tingkat Self-Esteem dengan Perilaku Bullying Siswa SMAN 1 Serang. Jakarta: Skripsi. Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (tidak diterbitkan).

Anzani, Rony. (2012). Profil Kepercayaan Diri Dan Motivasi Berprestasi Pemain Persib Bandung Pada Liga Super Indonesia 2011-2012. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Prkatik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Berachunk, amrank. (2012). Psikologi Kepribadian Sikap dan Mental. [Online]. Tersedia: http://berachunk-amrank.blogspot.com [1 Juli 2013]

Budiman, Budi. (2001). Positive Self-Esteem (Self-Esteem yang sehat). [Online]. Tersedia:http//file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA. [12Desember2012]

Blascovich & Tomoaka. (1991). The MacArthur Reseach Network on Socioeconomic. [Online]. Tersedia: http://www.macses.ucsf.edu/research/psychosocial/selfesteem.php

[23 Februari 2012]

Bowker Anne,Gadbois Shannon, dan Cornock Becki. (2003).Sport Participation and Self-Esteem: Variations as a Function of Gender and Gender Role Orientation.

Caring, Lova. (2012). Meningkatkan-Self-Esteem. [Online]. Tersedia: /http://www.ycpa-info.com.

Coopersmith, Stanley. (1967). The antecedents of self-esteem. California : EL Cerrito

Danim, Sudarwan (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.


(40)

66

Gallahue, D. L. (1998). Motor development: A descriptie and analytic perspective. In R.J. Krebs, F. Copetti, & T.S. Beltrame (Eds), Discutindo desenolvimento infantile (pp.65-90). Santa Maria, Brasil: Sociedade Inernacional Para Estudoes Da Crianca (SIEC).

Gunarsa. (1998). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gufron & Risnawita. (2010). Teori – Teori Psikologi. Yogyakarta: Arr – Ruzz Media.

Hamzah, B. Uno. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek - Aspek Psikologis dalam Coaching.

Bandung: C.V. Tambak Kusuma.

Haywood, Miner, Jhon. (1992). Organization Behavior-Performance And Productivity. Newyork: Random House Business Division.

Hoedaya, Danu. (2007). Panduan Pelatihan Renang Dalam Beberapa Aspek Psikologis Pelatihan. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA. [9 Juni 2013]

Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta

Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Kidshealth. (2006). Deeloping your Child’s Self-Esteem. Artile

Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kompas. (2007). Menurunnya Prestasi Motivasi PSIS Semarang. [Online]. Tersedia: (www.kompas.com/11/11/07).

Mc cleland, David C. (1961). The Achieing Society. New York: The Free Press. McKey, Matthew & Judith. (1992). Self Esteem: Second Edition. California: New

Harbinger Publication Inc.


(41)

Nazir. (2005). Metode Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia: http//azizovic26.blogspot.com. [ 3 Januari 2013].

Netsains. (2011). Memupuk Kepercayaan Diri. [Online]. Tersedia: http://netsains.net/2011/11/12/memuuk-kepercayaan-diri [1 Januari 2013] Nurhasan. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK.

UPI

Nurhasan, Dudung, H.C. dan Nidaul, Hidayah. (2012). Modul Mata Kuliah Statistik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Payne, V. Gregory, & Isaacs, L. (1995) Social and Motor Development. In V. Gregory Payne & Larry D. Isaacs, Human Motor Development: A lifespan Approach, pp. 40-61. 3rd Ed. Mountain View, California: Mayfield.

Rachmat. (2007). Penyebab Kekalahan Persija. [Online]. Tersedia: (www.jakmania.org/10/11/07).

Sastiyang, Kumala, Hilda. (2008). Tugas Naskah Publik. Universitas Islam Indonesia.

Setyobroto, Sudibyo. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: C.V. Jaya Sakti. Setyobroto, Sudibyo. (2002). Psikologi Olahraga. Jakarta: C.V. Universitas

Negeri Jakarta.

Subino (1983). Psikologi. Bandung: Yapari.ABA

Sucipto, dkk (2000). Sepak Bola. Depdikbud. Direktorat jenderan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sudjana. (1989). Penelitian deskriptif.[Online]. Tersedia:

http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2013/02/instrumen-penelitian.html [18 Januari 2013]

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Biru.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit ALFABETA.


(42)

68

Stuart, G. W. Dan Sumdeen, S. J. (1991). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby Company

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soubur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Pustaka Setia.

Thomas. (1988). Bab II Landasan Teoritis – Repository UPI. [online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/d_por_049431_chapter2(1)pdf [5 Februari 2013]

Usli, Lingling dkk. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Sepakbola. Bandung: FPOK UPI

Walgito, Bimo. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Winardi, J. (2001). Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

________. (2011). Teknik Dasar Sepak Bola. [Online]. Tersedia: http://ws-or.blogspot.com/2011/11/teknik-dasar-sepak-bola-lengkap.html


(1)

54

5. Menguji signifikansi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut: √

Kriteria: terima H0 jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2) dan taraf nyata α = 0,05.

6. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:

D = r2 x 100%

7. Menghitung persamaan pengaruh variabel x dengan y menggunakan rumus regresi yaitu :


(2)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan data yang diperoleh, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh

self-esteem terhadap motivasi bertanding atlet UKM sepakbola UPI menyatakan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara self-esteem terhadap motivasi bertanding pada atlet UKM sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia.

B.Saran

1. Bagi atlet. Untuk meningkatkan self-esteem memupuk harga diri dan motivasi sehingga menunjang terhadap prestasi yang dimiliki.

2. Bagi para pelatih olahraga khususnya pelatih sepakbola UKM UPI. Sebagai bahan acuan untuk membimbing, mendidik dan mengarahkan para atletnya untuk memiliki self-esteem yang sehat dan motivasi bertanding yang kuat serta mengingat betapa pentingnya pelatihan mental, untuk tidak mengabaikan permberian pelatihan mental kepada atlet yang dibinanya.

3. Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang serupa, penelitian ini perlu diperdalam lagi untuk melihat seberapa besar pengaruh self-esteem terhadap aspek-aspek yang lainnya.


(3)

Daftar Pustaka

Ahmad, Erna Hervina. (2009). Hubungan Antara Tingkat Self-Esteem dengan

Perilaku Bullying Siswa SMAN 1 Serang. Jakarta: Skripsi. Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta (tidak diterbitkan).

Anzani, Rony. (2012). Profil Kepercayaan Diri Dan Motivasi Berprestasi Pemain

Persib Bandung Pada Liga Super Indonesia 2011-2012. Bandung: Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Prkatik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Berachunk, amrank. (2012). Psikologi Kepribadian Sikap dan Mental. [Online]. Tersedia: http://berachunk-amrank.blogspot.com [1 Juli 2013]

Budiman, Budi. (2001). Positive Self-Esteem (Self-Esteem yang sehat). [Online]. Tersedia:http//file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA. [12Desember2012]

Blascovich & Tomoaka. (1991). The MacArthur Reseach Network on

Socioeconomic. [Online]. Tersedia:

http://www.macses.ucsf.edu/research/psychosocial/selfesteem.php [23 Februari 2012]

Bowker Anne,Gadbois Shannon, dan Cornock Becki. (2003).Sport Participation

and Self-Esteem: Variations as a Function of Gender and Gender Role Orientation.

Caring, Lova. (2012). Meningkatkan-Self-Esteem. [Online]. Tersedia: /http://www.ycpa-info.com.

Coopersmith, Stanley. (1967). The antecedents of self-esteem. California : EL Cerrito

Danim, Sudarwan (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.


(4)

66

Gallahue, D. L. (1998). Motor development: A descriptie and analytic perspective. In R.J. Krebs, F. Copetti, & T.S. Beltrame (Eds), Discutindo desenolvimento infantile (pp.65-90). Santa Maria, Brasil: Sociedade Inernacional Para Estudoes Da Crianca (SIEC).

Gunarsa. (1998). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gufron & Risnawita. (2010). Teori – Teori Psikologi. Yogyakarta: Arr – Ruzz Media.

Hamzah, B. Uno. 2011. Teori Motivasi & Pengukurannya, Jakarta : Bumi Aksara.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek - Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: C.V. Tambak Kusuma.

Haywood, Miner, Jhon. (1992). Organization Behavior-Performance And

Productivity. Newyork: Random House Business Division.

Hoedaya, Danu. (2007). Panduan Pelatihan Renang Dalam Beberapa Aspek

Psikologis Pelatihan. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA. [9 Juni 2013]

Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta

Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Kidshealth. (2006). Deeloping your Child’s Self-Esteem. Artile

Komarudin. (2013). Psikologi Olahraga Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kompas. (2007). Menurunnya Prestasi Motivasi PSIS Semarang. [Online]. Tersedia: (www.kompas.com/11/11/07).

Mc cleland, David C. (1961). The Achieing Society. New York: The Free Press.

McKey, Matthew & Judith. (1992). Self Esteem: Second Edition. California: New Harbinger Publication Inc.


(5)

67

Nazir. (2005). Metode Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia: http//azizovic26.blogspot.com. [ 3 Januari 2013].

Netsains. (2011). Memupuk Kepercayaan Diri. [Online]. Tersedia:

http://netsains.net/2011/11/12/memuuk-kepercayaan-diri [1 Januari 2013]

Nurhasan. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK. UPI

Nurhasan, Dudung, H.C. dan Nidaul, Hidayah. (2012). Modul Mata Kuliah

Statistik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Payne, V. Gregory, & Isaacs, L. (1995) Social and Motor Development. In V. Gregory Payne & Larry D. Isaacs, Human Motor Development: A lifespan Approach, pp. 40-61. 3rd Ed. Mountain View, California: Mayfield.

Rachmat. (2007). Penyebab Kekalahan Persija. [Online]. Tersedia: (www.jakmania.org/10/11/07).

Sastiyang, Kumala, Hilda. (2008). Tugas Naskah Publik. Universitas Islam Indonesia.

Setyobroto, Sudibyo. (1993). Psikologi Kepelatihan. Jakarta: C.V. Jaya Sakti.

Setyobroto, Sudibyo. (2002). Psikologi Olahraga. Jakarta: C.V. Universitas Negeri Jakarta.

Subino (1983). Psikologi. Bandung: Yapari.ABA

Sucipto, dkk (2000). Sepak Bola. Depdikbud. Direktorat jenderan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sudjana. (1989). Penelitian deskriptif.[Online]. Tersedia:

http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2013/02/instrumen-penelitian.html [18 Januari 2013]

Sudjana, Nana dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Biru.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit ALFABETA.


(6)

68

Stuart, G. W. Dan Sumdeen, S. J. (1991). Principles and Practice of Psychiatric

Nursing. St. Louis: Mosby Company

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Soubur, Alex. (2003). Psikologi Umum. Pustaka Setia.

Thomas. (1988). Bab II Landasan Teoritis – Repository UPI. [online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/operator/upload/d_por_049431_chapter2(1)pdf [5 Februari 2013]

Usli, Lingling dkk. (2008). Pelatihan Cabang Olahraga Sepakbola. Bandung: FPOK UPI

Walgito, Bimo. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Winardi, J. (2001). Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

________. (2011). Teknik Dasar Sepak Bola. [Online]. Tersedia: http://ws-or.blogspot.com/2011/11/teknik-dasar-sepak-bola-lengkap.html