HUBUNGAN SELF- ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA: Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan Indonesia.

(1)

HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA

(Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh Ubay Sohibi

0801432

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : UBAY SOHIBI

NIM : 0801432

JUDUL : HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA (Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan

Indonesia)

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Hj. Nina Sutresna NIP. 196412151989012001

Pembimbing II

Dr. Komarudin, M.Pd NIP. 195611281986031004

Mengetahui

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

Dr. H. R. Boyke Mulyana NIP. 196210231989031001


(3)

HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA

(Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh Ubay Sohibi

Sebuah skripsi yang DibuatUntuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Ubay Sohibi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

HUBUNGAN SELF- ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA

(Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan Indonesia)

Pembimbing I : Dr. Hj. Nina Sutresna. Pembimbing II: Dr. Komarudin, M.Pd.

Ubay Sohibi* 0801432

Penelitianini membahas mengenai hubungan self-esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan self-esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Untuk mengetahui tingkat signifikansinya, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif korelasional determinan dengan sampel atlet sepak bola PSBUM UPI sebanyak 30 orang dengan menggunakan instrument berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data, disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan kerjasama tim, dengan koefisien korelasi sebesar 0,958 dan tingkat signifikasi 17,67. Self-esteem sebagai salah satu teknik dalam pelatihan mental memiliki hubungan yang signifikan dengan kerjasama tim atlet PSBUM UPI, yaitu sebesar 91,77%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran bahwa, self-esteem perlu diberikan kepada atlet,karena self-esteem dapat membangun kerjasama tim, sehingga berdampak positif pada keutuhan dan keharmonisan tim terhadap pencapaian prestasi maksimal.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... ii iii DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... v vii DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN …... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... G.Anggapan Dasar ... H.Hipotesis ... 6 6 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS A.Hakekat Sepak Bola... 9

1. Karakteristik Permainan ... 9

2. Karakteristik Lapangan ... 9

3. Karakteristik Gerakan ... 10

4. Karakteristik Keterampilan ... 11

5. Kemampuan Teknik dan Kerjasama Dalam Olahraga Sepak Bola ... 12

B.Hakikat Self Esteem ... 13

1. Karakteristik Self Esteem ... 16


(6)

3. Aspek-aspek Self Esteem ... 19

4. Komponen Self Esteem ... 20

C.Hakekat Kerjasama ... 25

1. Karakteristik Kerjasama ... 27

2. Manfaat Kerjasama ... 28

3. Membangun Sebuah Kerjasama ... 4. Tahap Pembentukan Kelompok ... 28 29 BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populasi dan sampel Penelitian ... 32

B.Desain Penelitian dan Variabel Penelitian ... 33

C.Alat Pengumpul Data ... 35

D.Ujicoba Angket ... 39

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 45

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengolahan ... 48

1. Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku ... 48

2. Hasil Uji Normalitas ... 49

3. Pengujian Hipotesis ... 49

a. Penghitungan Korelasi Tunggal ... 49

b. Uji Signifikansi Korelasi tunggal ... 50

c. Pengujian Koefisien Determinasi ... 51

B.Diskusi Penemuan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 55

B.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

DAFTAR GAMBAR Gambar


(8)

DAFTAR TABEL Tabel

3.1. Kisi-kisi Angket Self Esteem ... 36

3.2. Kisi-kisi Angket Kerjasama ... 37

3.3. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 38

3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Self Esteem ... 42

3.5. Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama ... 43

4.1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 48

4.2. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Lilliefors ... 49

4.3. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Tunggal ... 50

4.4. Kategori Koefisien Korelasi ... 50

4.5. Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Korelasi ... 51


(9)

DAFTAR BAGAN Bagan

3.1 Desain Penelitian ... 3.2 Langkah-langkah Penelitian ...

34 34


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1. Uji Coba Angket ... 58

2. Data Hasil Uji Validitas Self Esteem ... 63

3. Data Hasil Uji Validitas Kerjasama ... 65

4. Data Hasil Uji Reliabilitas Self Esteem ... 67

5. Data Hasil Uji Reliabilitas Kerjasama ... 69

6. Instrumen Penelitian ... 71

7. Uji Normalitas Lilliefors ... 77

8. Perhitungan Koefisien Korelasi Tunggal ... 79

9. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal ... 81 10. Uji Determinasi ... 11. Dokumentasi Penelitian ... 12. Surat Penelitian ... 13. Surat Balasan Penelitian ...

82 83 84 85


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola adalah olahraga yang dimainkan secara beregu dan terdiri dari dua kesebelasan. Sepak bola moderen mulai berkembang di Inggris dan mulai digemari di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri sepak bola sudah dikenal cukup lama yaitu sejak zaman penjajahan. Sepak bola sangat digemari oleh masyarakat, baik itu pria maupun wanita. Karena cabang permainan ini dapat dilakukan oleh semua kalangan dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Olahraga bola besar ini dapat dimainkan di beberapa tempat, tidak harus selalu di lapang bola, terutama lebih memperhatikan diri untuk tujuan rekreasi atau mendidik. Ditegaskan oleh Wilett (2013) menjelaskan bahwa sepak bola juga dapat meningkatkan harga diri. Kemampuan untuk bekerja sebagai anggota dari sebuah tim adalah penting tidak hanya dalam olahraga tetapi juga dalam dunia kerja. Kerjasama diperlukan untuk sukses dalam sepak bola, dan bekerjasama dengan baik dengan rekan tim dapat membantu menyadari harga diri dan meningkatkan harga diri. Rekan kerja akan menghargai usaha, dan pengakuan yang dapat membantu seorang atlet merasa lebih baik tentang dirinya dan berhasil dalam situasi lain.

Permaianan sepak bola melibatkan dua kesebelasan atau tim yang saling bertanding dengan tujuan untuk berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, setiap tim terdiri dari 11 pemain yang salah satunya merupakan penjaga gawang, tim yang berhasil menciptakan atau memasukan bola lebih banyak ke gawang lawan, berarti tim tersebut dinyatakan sebagai pemenang dalam sebuah pertandingan.Sajian pertandingan sepak bola kerap kali mendatangkan antusiasme dari masyarakat, tidak sedikit orang rela menyisihkan waktunya untuk menyaksikan pertandingan ini. Antusiasme peserta baik penonton, pelatih ataupun pemain sering terlihat di lapangan sepak bola mulai dari peserta sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan kerusuhan yang sering mewarnai pertandingan sepak bola, tidak sedikit


(12)

2

dampak negatif yang muncul dari motivasi yang berlebihan. Persib yang terkenal dengan bobotohnya sampai saat ini masih memiliki masalah yang cukup rumit dengan persija yang di sebut the jack mania. Di kalangan Perguruan Tinggi umumnya di Bandung suatu pertandingan yang sering kali mengundang antusias penonton adalah antara UPI Bandung melawan STKIP Cimahi. Menariknya suatu pertandingan biasanya dilihat dari tingkat persaingan yang cukup tinggi dan dapat memberikan ketegangan tersendiri.

Sepak Bola sebagai salah satu cabang olahraga beregu memerlukan dukungan sikap dan perilaku dari pemain, agar tujuan tim untuk meraih kemenangan dapat tercapai. Dari sekian banyak sikap dan perilaku pemain mendukung kepada perilaku sosialnya.Sesuatu yang bisa berpengaruh cukup signifikan terhadap kurangnya kerjasama tim dalam cabang olahraga ini adalah kurangnya self esteem yang dimiliki oleh pemain.

Harga diri merupakan aspek kepribadian yang padadasarnya dapat berkembang. Kurangnya harga diri pada mahasiswa dapat mengakibatkan masalah akademik, olahraga, dan penampilansosial. Pada pertandingan sepak bola seringkali terlihat para atlet memperjuangkan harga dirinya untuk memenangkan suatu pertandingan, baik itu untuk memperjuangkan harga diri tim maupun harga dirinya sendiri. Menurut teori Coopersmith (2012) menjelaskan self esteem

merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan.

Kutipan tersebut mengindikasikan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah dimiliki dan sebagainya,tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu


(13)

3

juga dapatmenerima diri sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Lutan (2003:10-11) sebagai berikut :

Self-esteem bagi seseorang ibarat fondasi sebuah bangunan rumah.

Self-esteem merupakan sebuah struktur penting bagi perkembangan kemampuan

yang lainnya. Di atas self-esteemlah akan terbangun prestasi. Bila self-esteem

dan penilaian diri rendah maka apapun yang kita bangun di atasnya niscaya akan mudah retak. Itulah sebabnya self-esteem harus dibangun sekokoh mungkin agar kita dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Atlet yang memiliki self esteem tinggi atau self esteem yang sehat pada umumnya memiliki kerjasama yang tinggi untuk dapat melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka biasanya bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani dan selalu berupaya memperbaiki kekurangan dan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat berbeda dengan atlet yang rendah self esteem. Umumnya mereka enggan atau bermalas-malasan melakukan tugas gerak karena merasa khawatir atau tidak percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya, tidak bekerja keras memperbaiki kekurangannya dan merasa cukup dengan apa yang sudah dilakukannya.

Kerjasama yang baik antar pemain sepak bola dalam memasukkan bola kegawang lawan adalah satu pelajaran yang dapat dipetik dari sekian banyak pelajaran dari permainan sepak bola yang diambil dan diterapkan dalam mewujudkan terlaksananya pendidikan karakter dibumi pertiwi ini.

Proses terjadinya kebersamaan atau kerjasama sebenarnya apabila diurut lebih kecil (mikro) terutama dilihat dari pandangan keilmuan dipengaruhi oleh ilmu sosiologi. Dalam pengertian kerjasama terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau lebih, unsur interaksi dan unsur tujuan bersama. Seperti yang dijelaskan Kusnadi (2012) bahwa: Kerjasama merupakan dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu.

Dalam pengertian kerjasama terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada suatu kerangka kerjasama, yaitu unsur dua pihak atau lebih, unsur interaksi dan unsur tujuan bersama. Contoh nyata yang sering kali dilihat adalah pada


(14)

4

pertandingan sepak bola, dimana terdapat suatu tim yang bertabur bintang dengan kemampuan individu yang tinggi kalah oleh sebuah tim yang berisikan pemain dengan kemampuan individu yang tidak begitu menonjol. Apa yang menyebabkan tim tersebut dapat menang? Komunikasi yang baik dan saling pengertian antarpemain dalam tim tersebutlah yang menyebabkan tim yang diisi oleh pemain yang memiliki kemampuan rata-rata dapat berubah menjadi tim yang hebat dan menakutkan. Hal ini telah diakui oleh pelatih sepak bola manapun di dunia ini. Mereka mengakui bahwa kemampuan individu merupakan hal yang penting, tetapi ada hal yang lebih penting dalam suatu tim sepak bola; yaitu kerjasama tim, kesadaran akan tugasnya masing-masing dan saling pengertian antar pemain tim tersebut. Ditegaskan oleh Sears, dkk dalam Andryanto (1999) menjelaskan bahwa sebagai perasaan berharga dan berkemampuan dalam diri individu. Perwujudan harga diri tinggi dapat memunculkan konsekuensi yang positif bagi individu, termasuk dalam kehidupan berkelompok. Individu dengan harga diri yang tinggi akan dapat diterima secara sosial dan mengoptimalkan kemampuannya sehingga dapat turut adil dalam pencapaian tujuan kelompok yang dikatakan dapat mewujudkan kohesivitas kelompok.

Mengacu kepada beberapa pendapat terkait dengan self esteem yang dimiliki seorang atlet sebagai anggota tim dalam cabang olahraga sepak bola, mempunyai lanjutan untuk memenuhi tujuan dalam olahraga permainan ini, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang hubungan self esteem dengankerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan masalah penelitian adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self

esteem dengan kerjasamatim pada atlet sepak bola PSBUM UPI?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI.


(15)

5

D. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai tabungan ilmu atau informasi khusunya bagi para atlet sepak bola dan umumnya bagi para pengamat atau peneliti olahraga. Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut :

a. Secara teoritis

1. Penelitian dapat dijadikan sebagai informasi serta masukan bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya atlet sepak bola.

2. Keberhasilan untuk memenangkan sebuah pertandingan sepak bola perlu didukung oleh aspek mental yang baik diantaranya self esteem

dan kerjasama. b. Secara praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para pelatih, bahwa saat melakukan latihan, harus diterapkan latihan dengan memberikan latihan untukmeningkatkan perasaan sosial bahwa mereka lebih baik dan lebih bagus dari lawan-lawan yang akan dihadapinya dengan memberikan kerjasamapada saat bermain yang baik.

2. Pelatih agar memperdalam tentang pelatihan mental agar diberikan

kepada atletnya sehingga mempermudah dalam proses latihan.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terjadi perluasan makna dan pada pelaksanaannya lebih terarah pada sasaran serta tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian hanya ditujukan pada hubungan self esteem

dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI.

2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan mengambil populasi dan sampel penelitian yaitu atlet sepak bola yang tergabung pada sepak bola PSBUM UPI yang aktif dengan sampel 30 orang.


(16)

6

3. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. 4. Instrument yang digunakan adalah berupa pemberian angket atau

kuisioner.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa istilah sebagai kegunaan konsep penelitian. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dalam penelitian ini dikemukakan beberapa istilah yang dibatasi oleh penulis yang berkaitan erat dengan permasalahan penelitian, antara lain :

1. Self esteem. Menurut Lutan (2003:10-11) “Self esteem bagi seseorang ibarat fondasi sebuah bangunan rumah. Self esteem merupakan sebuah struktur penting bagi perkembangan kemampuan yang lainnya. Di atas self esteemlah akan terbangun prestasi. Bila self esteem dan penilaian diri rendah maka apapun yang kita bangun di atasnya niscaya akan mudah retak. Itulah sebabnya

self esteem harus dibangun sekokoh mungkin agar kita dapat mencapai kualitas

hidup yang lebih baik”.

2. Kerjasama. Menurut Kusnadi (2012) “Kerjasama merupakan dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu”.

3. Sepak bola. Menurut Sucipto dkk (2000:7) “Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang”.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan suatu pendapat yang telah diyakini kebenarannya dan telah dijadikan titik tolak penelitian dalam memecahkan masalah. Menurut Arikunto (2006:65) menjelaskan bahwa : “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”.


(17)

7

Dalam penelitian ini, pebulis ingin mengemukakan hubungan self esteem

terhadap kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Karena penulis beranggapan bahwa ada kaitan yang erat antara self esteem yang tinggi mau pun rendah terhadap kerjasama tim pada saat dilapangan.

Self esteem atau yang lebih dikenal dengan istilah harga diri merupakan suatu sikap terhadap diri sendiri. Sikap disini merupakan evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu. Sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi positif atau negatif. Self esteem sangat penting dimiliki oleh seorang atlet, karena dengan memiliki self esteem sangat berpengaruh terhadap penampilan atlet dilapangan.

Atlet yang memiliki self esteem tinggi atau self esteem yang sehat pada umumnya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan yang tinggi pula untuk dapat melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru. Mereka biasanya bersungguh-sungguh dalam melakukan aktivitas jasmani dan selalu berupaya memperbaiki kekurangan dan terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Ciri ini akan sangat berbeda dengan atlet yang rendah self esteemnya atau yang tidak memiliki self

esteem. Umumnya mereka enggan atau bermalas-malasan melakukan tugas gerak

karena merasa khawatir atau tidak percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya, tidak bekerja keras memperbaiki kekurangannya dan merasa cukup dengan apa yang sudah dilakukannya.

Pendapat tersebut memperkuat bahwa ada hubungan yang signifikan antara self esteem terhadap kerjasama tim pada saat dilapangan. Kedua aspek tersebut dapat dikatakan sebagai penunjang akan tercapainya prestasi atlet. Tanpa adanya kerjasama seorang atlet tidak akan mampu meraih sebuah prestasi, seperti yang dijelaskan Wilett (2013) bahwa sepak bola juga dapat meningkatkan harga diri. Kemampuan untuk bekerja sebagai anggota dari sebuah tim adalah penting tidak hanya dalam olahraga tetapi juga dalam dunia kerja. Kerjasama diperlukan untuk sukses dalam sepak bola, dan bekerjasama dengan baik dengan rekan tim dapat membantu menyadari harga diri dan meningkatkan harga diri. Rekan kerja akan menghargai usaha, dan pengakuan yang dapat membantu seorang atlet merasa lebih baik tentang dirinya dan berhasil dalam situasi lain.


(18)

8

H.Hipotesis

Hipotesis menurut Arikunto (2006:25) “Merupakan kebenaran sementara yang ditemukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya”. Berdasarkan anggapan dasar yang diuraikan maka hipotesis yang penulis ajukan adalah “Terdapat hubungan yang signifikan antaraself esteem


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Stadion Sepak Bola Olahraga Universitas Pendidikan Indonesiadan atau gedung Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK).

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:90) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka dari penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet sepak bola KU 17 tahun PSBUM UPI.

3. Sampel Penelitian

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2009:91) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010:183) menjelaskan bahwa “purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Begitu pula menurut Sugiyono (2009:96) sampling purposive adalah


(20)

33

“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan pengambilan subjek/sampel penelitian ini adalah sampel tersebut menguasai keterampilan dalam permainan sepak bola serta sampel tersebut telah mengikuti pertandingan sepak bola sebelumnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 (tiga puluh) orang atlet sepak bola PSBUM UPI.

.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk diuji kebenarannya. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun langkah-langkah yang disusun adalah sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

b. Uji coba alat ukur.

c. Mengumpulkan data dan pelaksanaan tes. d. Mengolah data.

e. Menganalisis data. f. Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas : Self Esteem (X)

2. Variabel terikat : Kerjasama (Y)

Adapun rancangan atau disain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan berikut :

Self Esteem Kerjasama

Bagan 3.1

Desain Penelitian (korelasi Tunggal)

Sumber : Modul Mata Kuliah Statistika Nurhasan, et all. (2008:68)


(21)

34

Keterangan :

X = Variabel hubungan self esteem

Y = Variabel kerjasama

Berdasarkan disain penelitian yang digunakan, maka langkah-langkah dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian (Sumber : Arikunto, 2002:125) C.Alat Pengumpul Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Sehubungan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Arikunto (2002:124) bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

Populasi

Sampel

Metode Penelitian Angket Tentang

Self Esteem

Angket Tentang Kerjasama

Instrumen Penelitian

Pengolahan dan Analisa Data


(22)

35

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Angket dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan melalui variabel, komponen dan indikator butir pertanyaan yang dibuat merupakan gambaran mengenai hubungan self esteem

dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butiran-butiran pertanyaan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau berdasarkan apa yang dialami oleh responden itu sendiri. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada persepsi tentang hubungan self esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Adapun yang menjadi pembahasan dalam indikator dalam penelitian ini terdiri dari penilaian terhadap diri sendiri, problem interpersonal (keluarga, teman dan lingkungan), penerimaan dari orang lain, kemampuan pada diri sendiri, keinginan untuk berprestasi, mendapatkan kepuasan, mendapatkan penghargaan dan mendapatkan dukungan. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Melakukan spesifikasi data.

Maksudnya untuk menjabarkan luang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang tampak pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.


(23)

36

Table 3.1

Kisi-kisi Angket Self Esteem Stanley Coopersmith (1967)

Sub

Variabel Indikator Sub Indikator

Item Soal

+ -

Self Esteem 1. Kekuasaan

(power)

1.mengatur dan mengontrol prilaku orang lain

45 39

2.Pengakuan dan rasa hormat dari orang lain

32,34,37 11,33,52, 44 3.Mengontrol prilaku

diri

6,8,48,55

,60 1,7,42 2.Keberartian

(significance)

1.Penerimaan diri

2,41,58

3,30,31, 53 2. Penerimaan dari

orang tua (keluarga) 5,19,47 26,54 3. penerimaan dari

teman 4,46 49

4. Popularitas diri 18 3. Kebijakan

(virture)

1. Taat pada etika moral pada saat pertandingan

55 12,29 2. Taat pada aturan /

prinsip agama

28 40

3. Kepedulian

terhadap orang lain

23,56 38,,43,50 4. Kompetensi

(competence)

1. Mampu melaksanakan tugas/tanggung jawab dengan baik

14,20,21,

24 9,35,51 2. Mampu

menghadapi situasi sosial

16,25,27,


(24)

37

3. Mampu

menyelesaikan masalah sendiri

10,57 17 4. Mampu

mengambil keputusan sendiri

13,36 22

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Kerjasama (Indrawijaya 2010:60)

Sub

Variabel Indikator Sub Indikator

Item Soal + - Kerjasama Tim 1.Tahap Pembentukan (forming)

1. Pengujian terhadap anggota lainnya

41 5,20 2.Hubungan antarperorangan 3,10,12

,24 35 3.Mencoba beberapa perilaku

tertentu untuk mendapatkan reaksi dari anggota kelompok yang lainnya

19,25 14

2.Tahap Pancaroba (storming)

1.Mulai terjadinya konflik dalam kelompok

6,34,42 4,21 2.Tiap anggota mulai

menampilkan pribadinya masing-masing

7,16,28 15,36 3.Muncul pula reaksi untuk

mengubah arah kelompok

31 8

3.Tahap

Pembentukan Norma (norming)

1.Semakin terbukanya setiap anggota kelompok

22,37 23,26 2.Membantu terciptanya

kesamaan perasaan

18,32,3

9 17

3.Pengembangan keakraban 2,33,38 4.Dan terciptanya peranan

baru

13,27 11

4.Tahap

1.Setiap anggota mempunyai


(25)

38

Berprestasi (performing)

membantu

2.Setiap anggota berusaha melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik

9,30

2. Penyusunan angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butiran-butiran pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai atlternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni Likert. Ibrahim dan sudjana (2004:107) menjelaskan:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pertanyaan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua katagori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala

Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukaan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawab dalam angket, penulis menetapkan katagori penyekoran sebagai berikut : Katagori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Katagori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, dan Sangat Tidak Setuju = 5. Katagori penyekoran dalam dilihat Tabel 3.3.


(26)

39

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif jawaban

Skor alternatif jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju

Ragu-ragu Tidak setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpediman pada penjelasan Surakhmad (1998:184) sebagai berikut:

1. Rumusan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyatan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

D.Uji coba Angket

Angket yang telah disusun diuji untuk mengukur tingkat validitasnya dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket dilaksanakan pada bulan


(27)

40

Juni 2013. Angket tersebut diuji cobakan pada sampel sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

1. Menentukan Validitas Instrumen

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah.

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

d. Mencari nilai rata-rata ̅ dari setiap kelompok data dengan rumus:

̅ = ∑

Arti tanda-tanda rumus di atas adalah:

̅ = nilai rata-rata yang dicari x = skor mentah

n = jumlah sampel ∑ = jumlah dari

e. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

S = √∑ ̅

Arti tanda-tanda rumus di atas adalah: S = simpangan baku yang dicari ∑ = jumlah dari

X = nilai data mentah

̅ = nilai rata-rata yang dicari n = jumlah sampel


(28)

41

f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah menurut Sudjana (1986:232) dengan rumus sebagai berikut:

g.

Keterangan:

S2 : Varians gabungan

S1: Simpangan baku kelompok satu S2: Simpangan baku kelompok dua n : Sampel

g. Mencari nilai thitung untuk setiap pernyataan dari Sudjana (1986:233) dengan rumus sebagai berikut:

t = ̅ ̅

Keterangan :

S : Simpangan Baku n : Jumlah Sampel

̅1 : Rata- rata Kelompok atas

̅2 : Rata- rata Kelompok bawah

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikan, yaitu jika thitung(0,95)dengan α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = 30 – 2 = 28) = 1.61, maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya thitung lebih kecil dari ttabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan alat pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penghitungan validitas dapat dilihat dari Tabel 3.4. dan Tabel 3.5.

(n1-1) Si2 + (n2-1) S22 n1 + n2 - 2


(29)

42

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Self Esteem No

Soal t-hitung keterangan

No

Soal t-hitung keterangan

1 1,24 Valid 31 4,8 Valid

2 2,6 Valid 32 2,4 Valid

3 3,16 Valid 33 3,8 Valid

4 1,9 Valid 34 -1,9 Tidak Valid

5 0,3 Tidak Valid 35 2,1 Valid

6 2,5 Valid 36 3 Valid

7 2,3 Valid 37 2,2 Valid

8 2,121 Valid 38 3,59 Valid

9 1,8 Valid 39 1,73 Valid

10 0,4 Tidak Valid 40 2,3 Valid

11 2,8 Valid 41 2,8 Valid

12 1,8 Valid 42 -0,2 Tidak Valid

13 4,9 Valid 43 2,1 Valid

14 2,7 Valid 44 2,1 Valid

15 0,7 Tidak Valid 45 1,9 Valid

16 2,2 Valid 46 0 Tidak Valid

17 2,9 Valid 47 2,779 Valid

18 -0,554 Tidak Valid 48 4,4 Valid

19 3,6 Valid 49 2,4 Valid

20 3,5 Valid 50 0,7 Tidak Valid

21 2 Valid 51 3,8 Valid

22 3,1 Valid 52 1,9 Valid

23 2,2 Valid 53 2 Valid

24 2,6 Valid 54 2,5 Valid

25 0,5 Tidak Valid 55 3,2 Valid

26 1,7 Valid 56 4,5 Valid

27 2 Valid 57 4,1 Valid

28 1,8 Valid 58 0,3 Tidak Valid

29 3,2 Valid 59 2,1 Valid


(30)

43

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama Tim No

Soal t-hitung Keterangan

No

Soal t-hitung keterangan

1 2,23 Valid 22 3 valid

2 2,34 Valid 23 6 Valid

3 3,3 Valid 24 1,74 valid

4 1,9 Valid 25 2 Valid

5 2 Valid 26 1,877 valid

6 2 Valid 27 2 valid

7 2 Valid 28 2 Valid

8 2.63 Valid 29 3 Valid

9 0,18 Tidak Valid 30 4 valid

10 2,92 Valid 31 3 Valid

11 0 Tidak Valid 32 4 valid

12 2 Valid 33 2 valid

13 2 Valid 34 2 Valid

14 2 Valid 35 -0,46 Tidak Valid

15 2 Valid 36 0 Tidak Valid

16 2 Valid 37 -1,2 Tidak Valid

17 0 Tidak Valid 38 3,1 Valid

18 2,28 Valid 39 1,8 Valid

19 2 Valid 40 2,2 Valid

20 -0,5 Tidak valid 41 1,94 Valid

21 3 Valid 42 2,4 Valid

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu juka thitung lebih besar atau sama dengan ttabel maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, yaitu thitung lebih kecil darittabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan alat pengumpul data.

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa 50 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data, sedangkan pada Tabel 3.5 menunjukkan 35 butir soal dijadikan sebagai alat pengumpul data.


(31)

44

2. Uji Reliabilitas Soal

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian yang bernomor genap dan bernomor ganjil.

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor genap dikelompokkan menjadi variabel x dan skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dijadikan variabel y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap dan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus Korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi yang dicari XY : jumlah perkalian skor X dan skor Y ƩX : Jumlah skor X

ƩY : Jumlah skor Y n : jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan:

rii : koefisien yang dicari 2. rxy : dua kali koefisien korelasi 1+rxy : satu tambah koefisien korelasi


(32)

45

√ Keterangan:

t : nilai thitung yang dicari r : koefisien seluruh tes

n-2 : jumlah pasangan xy dikurangi dua

Dari hasil penghitungan teknik Korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus spearman brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai seluruh item tes yang dihasilkan dimasukan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (2001). Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rxy untuk angket tentang self esteem sebesar 0,872 dan rii sebesar 0,932, sedangkan r-tabel product moment untuk n=30 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.361. dengan demikian rii instrumen self esteem lebih besar dari r-tabel atau dapat dipercaya.

Untuk instrumen kerjasama tim rxy nya sebesar 0,835, sedangkan rii nya adalah 0,910, sedangkan r-tabel product moment untuk n=30 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.361. Dengan demikian rii lebih besar daripada r-tabel, maka instrumen motivasi bertanding dapat dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.

4. Pelaksanaan Penyebaran Angket

Setelah menguji validitas butir soal dan telah diketahui validitasnya maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis sebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data untuk penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berkenaan dengan masalah penelitian ini yaitu hubungan self esteem

dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI, maka teknik yang digunakan adalah teknik koefisien determinasi. Sugiyono (2009:177)


(33)

46

menjelaskan, “untuk judul penelitian yang terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien determinasi.” Lebih lanjut Nurhasan (1990:17) menjelaskan, “Korelasi adalah hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien korelasi.” Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah hubungan self esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Dan untuk memperkuat hasil dari pengolahan data koefesien korelasi, penulis menggunakan metode statistika yaitu persamaan regresi.

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari buku “Statistika untuk Penelitian” (2010) yang disusun oleh Sugiyono. Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus:

̅ ∑ Keterangan:

̅ : mean atau rata-rata yang dicari ƩXi : jumlah seluruh skor

n : jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sugiyono (2010: 57) dari kelompok data atau variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus:

√∑ ̅̅̅ Keterangan :

S: simpangan baku yang dicari X: skor mentah

̅ : rata-rata dari skor mentah n : jumlah sampel


(34)

47

3. Menguji normalitas data menggunakan uji Kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sugiyono (2010:77) adalah:

a. pengamatan X1, X2, ....Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ....Zn dengan menggunakan rumus:

(̅dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang (F(Z1)) – P(Z.Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,... Zn ƩZ1. Jika proporsi ini dinyatakan S(Z1),maka:

d. Menghitung selisih F(Z1) – S(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. 4. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelasikan data variabel X

dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi Person Product Moment

sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

5. Menguji signifikansi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria: terima H0 jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2) dan taraf nyata α = 0,05.

6. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang sudah peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI.

B. Saran

1. Bagi pembina SSB, agar dapat memperhatikan aspek psikologi khususnya tentang self esteem yang sehat dan kerjasama tim yang kuat, agar atlet berkembang dengan baik.

2. Bagi para pelatih, sebagai bahan acuan untuk membimbing, mendidik,dan mengarahkan para atletnya untuk memiliki self esteem yang sehat dankerjasama tim yang kuat serta mengingat betapa pentingnya pelatihan mental, untuk tidak mengabaikan permberian pelatihan mental kepada atlet yang dibinanya.

3. Bagi atlet agar meningkatkan self esteem untuk dapat meningkatkanrasa yang positif khususnya kerjasama dalam tim sehingga dapat menunjang terhadap prestasi yang akan dicapai.

4. Penelitian ini perlu diperdalam lagi untuk melihat seberapa besar hubungan self esteem dengan aspek-aspek yang lainnya.


(36)

ABSTRAK

HUBUNGAN SELF- ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA

(Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan Indonesia)

Pembimbing I : Dr. Hj. Nina Sutresna. Pembimbing II: Dr. Komarudin, M.Pd.

Ubay Sohibi* 0801432

Penelitianini membahas mengenai hubungan self-esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan self-esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Untuk mengetahui tingkat signifikansinya, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif korelasional determinan dengan sampel atlet sepak bola PSBUM UPI sebanyak 30 orang dengan menggunakan instrument berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data, disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan kerjasama tim, dengan koefisien korelasi sebesar 0,958 dan tingkat signifikasi 17,67. Self-esteem sebagai salah satu teknik dalam pelatihan mental memiliki hubungan yang signifikan dengan kerjasama tim atlet PSBUM UPI, yaitu sebesar 91,77%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran bahwa, self-esteem perlu diberikan kepada atlet,karena self-esteem dapat membangun kerjasama tim, sehingga berdampak positif pada keutuhan dan keharmonisan tim terhadap pencapaian prestasi maksimal.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008


(1)

2. Uji Reliabilitas Soal

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian yang bernomor genap dan bernomor ganjil.

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor genap dikelompokkan menjadi variabel x dan skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dijadikan variabel y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap dan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus Korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi yang dicari XY : jumlah perkalian skor X dan skor Y

ƩX : Jumlah skor X

ƩY : Jumlah skor Y n : jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan:

rii : koefisien yang dicari 2. rxy : dua kali koefisien korelasi 1+rxy : satu tambah koefisien korelasi


(2)

45

√ √

Keterangan:

t : nilai thitung yang dicari r : koefisien seluruh tes

n-2 : jumlah pasangan xy dikurangi dua

Dari hasil penghitungan teknik Korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus spearman brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai seluruh item tes yang dihasilkan dimasukan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (2001). Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rxy untuk angket tentang self esteem sebesar 0,872 dan rii sebesar 0,932, sedangkan r-tabel product moment untuk n=30 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.361. dengan demikian rii instrumen self esteem lebih besar dari r-tabel atau dapat dipercaya.

Untuk instrumen kerjasama tim rxy nya sebesar 0,835, sedangkan rii nya adalah 0,910, sedangkan r-tabel product moment untuk n=30 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.361. Dengan demikian rii lebih besar daripada r-tabel, maka instrumen motivasi bertanding dapat dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.

4. Pelaksanaan Penyebaran Angket

Setelah menguji validitas butir soal dan telah diketahui validitasnya maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Kemudian penulis sebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data untuk penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Berkenaan dengan masalah penelitian ini yaitu hubungan self esteem

dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI, maka teknik yang digunakan adalah teknik koefisien determinasi. Sugiyono (2009:177)


(3)

dan satu variabel dependen dapat digunakan teknik statistik dengan menghitung besarnya koefisien determinasi.” Lebih lanjut Nurhasan (1990:17) menjelaskan, “Korelasi adalah hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien korelasi.” Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah hubungan self esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Dan untuk memperkuat hasil dari pengolahan data koefesien korelasi, penulis menggunakan metode statistika yaitu persamaan regresi.

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Adapun rumus-rumus statistika yang digunakan untuk mengolah data hasil tes dikutip dari buku “Statistika untuk Penelitian” (2010) yang disusun oleh Sugiyono. Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari rata-rata dari setiap kelompok data, yaitu dengan rumus:

̅ ∑

Keterangan:

̅ : mean atau rata-rata yang dicari

ƩXi : jumlah seluruh skor n : jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku, menurut Sugiyono (2010: 57) dari kelompok data atau variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus:

√∑ ̅̅̅

Keterangan :

S: simpangan baku yang dicari X: skor mentah

̅ : rata-rata dari skor mentah n : jumlah sampel


(4)

47

3. Menguji normalitas data menggunakan uji Kenormalan Lilliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sugiyono (2010:77) adalah:

a. pengamatan X1, X2, ....Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ....Zn dengan menggunakan rumus:

(̅dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang (F(Z1)) – P(Z.Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,... Zn ƩZ1. Jika proporsi ini dinyatakan S(Z1),maka:

d. Menghitung selisih F(Z1) – S(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. 4. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelasikan data variabel X

dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi Person Product Moment

sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

5. Menguji signifikansi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut:

√ √

Kriteria: terima H0 jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2) dan taraf nyata α = 0,05.

6. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:


(5)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang sudah peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI.

B. Saran

1. Bagi pembina SSB, agar dapat memperhatikan aspek psikologi khususnya tentang self esteem yang sehat dan kerjasama tim yang kuat, agar atlet berkembang dengan baik.

2. Bagi para pelatih, sebagai bahan acuan untuk membimbing, mendidik,dan mengarahkan para atletnya untuk memiliki self esteem yang sehat dankerjasama tim yang kuat serta mengingat betapa pentingnya pelatihan mental, untuk tidak mengabaikan permberian pelatihan mental kepada atlet yang dibinanya.

3. Bagi atlet agar meningkatkan self esteem untuk dapat meningkatkanrasa yang positif khususnya kerjasama dalam tim sehingga dapat menunjang terhadap prestasi yang akan dicapai.

4. Penelitian ini perlu diperdalam lagi untuk melihat seberapa besar hubungan self esteem dengan aspek-aspek yang lainnya.


(6)

ABSTRAK

HUBUNGAN SELF- ESTEEM DENGAN KERJASAMA TIM PADA ATLET SEPAK BOLA

(Studi Deskriptif Pada Atlet KU 17 Tahun PSBUM Universitas Pendidikan Indonesia)

Pembimbing I : Dr. Hj. Nina Sutresna. Pembimbing II: Dr. Komarudin, M.Pd.

Ubay Sohibi* 0801432

Penelitianini membahas mengenai hubungan self-esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi hubungan self-esteem dengan kerjasama tim pada atlet sepak bola PSBUM UPI. Untuk mengetahui tingkat signifikansinya, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif korelasional determinan dengan sampel atlet sepak bola PSBUM UPI sebanyak 30 orang dengan menggunakan instrument berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data, disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan kerjasama tim, dengan koefisien korelasi sebesar 0,958 dan tingkat signifikasi 17,67. Self-esteem sebagai salah satu teknik dalam pelatihan mental memiliki hubungan yang signifikan dengan kerjasama tim atlet PSBUM UPI, yaitu sebesar 91,77%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran bahwa, self-esteem perlu diberikan kepada atlet,karena self-esteem dapat membangun kerjasama tim, sehingga berdampak positif pada keutuhan dan keharmonisan tim terhadap pencapaian prestasi maksimal.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2008