ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR PADA KONSEP PROTISTA.
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PROTISTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
oleh
ANNISA SETYA RINI 0905817
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PROTISTA
ANNISA SETYA RINI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© ANNISA SETYA RINI 2013
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
Hak cipta dilindingi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin penulis
(3)
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PROTISTA” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,
Annisa Setya Rini 0905817
(4)
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANNISA SETYA RINI
ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR
DALAM KONSEP PROTISTA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,
Dr. Bambang Supritano, M.Si NIP. 196305211988031002
Pembimbing II,
Hj. Tina Safaria Nilawati, M.Si NIP. 197303172001122002
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
(5)
I Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR PADA KONSEP PROTISTA
ABSTRAK
Penelitian deskriptif ini bertujuan menganalisis relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap kompetensi dasar yang digunakan dalam pembelajaran yang berasal dari buku paket, buku latihan kegiatan siswa (LKS) ataupun desain kegiatan laboratorium buatan guru. Populasi penelitian adalah desain kegiatan laboratorium SMA kelas X yang digunakan guru sebagai rujukan kegiatan laboratorium. Sampel penelitian adalah seluruh desain kegiatan laboratorium konsep protista yang digunakan di SMA Kota Bandung yang diambil melalui purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa desain kegiatan laboratorium konsep Protista yang dianalisis telah mencapai tuntutan kompetensi dasar. Hal ini terlihat dari tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium yang dianalisis sudah menuntun siswa untuk mencapai tuntutan kompetensi dasar. Hasil analisis langkah prosedural, sebagian besar langkah prosedural yang dicantumkan dapat dikerjakan dan kemunculan objek atau event dapat teramati yang sesuai dengan tujuan praktikum dan dapat dijadikan dasar pembentukan knowlegde claim. Hasil analisis objek atau event menunjukkan bahwa objek atau event didapatkan melalui seluruh langkah prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar. Pertanyaan praktikum mengarahkan siswa pada pembentukan knowledge claim yang sesuai dengan kompetensi dasar serta membantu siswa untuk mengaitkan antara fakta yang teramati dengan konsep yang akan dibentuk menjadi knowledge claim konsep Protista yang diharapkan sesuai kompetensi dasar.
Kata kunci: relevansi, desain kegiatan laboratorium, kompetensi dasar, protista
ABSTRACT
This descriptive study aimed to analyze relevance of design lab activities that used to basic competence in learning from textbooks, student exercise books activities or teacher-made design lab activities. The study population was a senior high school design class X lab activities. The samples were all design concept protist lab activities that used in senior high school in Bandung. The results showed that the design concept protist lab activities achieved basic competence demands. It was known from the design lab purpose that led students to achieve basic competence demands. The results of analysis procedural steps showed that most of the procedural steps set out
(6)
I Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
workable and the objects or events that were observed relevant to the practical purpose. It could be used as a basic formation of knowlegde claim. Object or event analysis results indicated that the object or event gained through all procedural steps and according to the focus questions that can meet the demands of basic competence. Practical questions led students to the form of knowledge claims as well as help students to relate between the observed facts with to the concepts that would be formed into a knowledge claim.
(7)
Iv Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II ANALISIS RELEVANSI KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PROTISTA A. Desain Kegiatan Laboratorium ... 8
B. Tujuan, Proses dan Knowlegde Claim dalam Desain Kegiatan Laboratorium ……….. 11
C. Kesesuaian Bahan Ajar dengan Kompetensi Dasar ... 15
D. Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium terhadap Kompetensi Dasar ………. 16
E. Protista ……… 17
1. Protista Mirip Hewan (Protozoa) ……… 18
a. Sarcodina atau Rhizopoda ………. 19
b. Mastigophora atau Flagellata ……… 20
(8)
v
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
d. Sporozoa ……….. 22
2. Protista Mirip Tumbuhan (Ganggang atau Algae) ………. 22
a. Chlorophyta (Ganggang Hijau) ………. 23
b. Rhodophyta (Ganggang Merah) ……… 23
c. Phaeopyta (Ganggang Cokelat) ………. 24
d. Euglenophyta ………. 24
e. Pyrrophyta (Dinoflagellata) ……… 25
f. Bacillariophyta (Diatom) ……… 25
g. Chrysophyta (Ganggang Pirang) ……… 26
3. Protista Mirip Jamur ……… 26
a. Myxomycota ………... 26
b. Oomycota ……… 27
F. Analisis Potensi Materi Protista ………. 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 29
C. Definisi Operasional ... 29
D. Instrumen Penelitian ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 35
G. Prosedur Penelitian …………... 36
H. Alur Penelitian ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72
(9)
vi
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ……….. 74
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Protista ………...... 31 Tabel 3.2 Penilaian Analisis Tujuan Praktikum pada Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista ………... 32 Tabel 3.3 Penilaian Analisis Pertanyaan Fokus Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista ………... 32 Tabel 3.4 Penilaian Analisis Objek atau Event Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista... 33 Tabel 3.5 Penilaian Analisis Pertanyaan Praktikum Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista... 33 Tabel 3.6 Penilaian Analisis Langkah Prosedural Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista ... 34 Tabel 3.7 Penilaian Analisis Pencatatan Data dan Transformasi Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista... 34 Tabel 3.8 Penilaian Analisis Knowledge Claim Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista... 35 Tabel 4.1 Hasil Analisis Desain Kegiatan Laboratorium terhadap Kompetensi Dasar Konsep Protista ... 40
(10)
vii
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Diagram Vee ………. 12
Gambar 4.1 Hasil Analisis Tujuan Praktikum pada Desain Kegiatan
Laboratorium ………. 41
Gambar 4.2 Hasil Analisis Pertanyaan Fokus pada Desain Kegiatan
Laboratorium………. 42
Gambar 4.3 Hasil Analisis Langkah Prosedural pada Desain Kegiatan
Laboratorium ……….
43 Gambar 4.4 Hasil Analisis Objek atau Event pada Desain Kegiatan
Laboratorium ………. 44
Gambar 4.5 Hasil Analisis Pencatatan Data dan Transformasi ……… 45 Gambar 4.6 Hasil Analisis Pertanyaan Praktikum pada Desain Kegiatan
Laboratorium ………. 47
Gambar 4.7 Hasil Analisis Knowledge Claim pada Desain Kegiatan
(11)
viii
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Desain Kegiatan Laboratorium ……… 76 B. Tabel Hasil Analisis Perkomponen Desain Kegiatan Laboratorium…… 96 C. Tabel Hasil Analisis Desain Kegiatan Laboratorium ……….. 101 D. Tabel Pencatatan Pelaksanaan Desain Kegiatan Laboratorium ………... 127
E. Bagan Konsep Protista ………... 144
F. Dokumentasi ……… 147
(12)
1 Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya biologi memiliki kegiatan khusus untuk menunjang pembelajaran yaitu kegiatan praktikum di dalam laboratorium. Percobaan atau praktikum merupakan bagian terpenting dari IPA hal ini dikarenakan IPA adalah ilmu alam yang didasarkan pada penemuan berdasarkan gejala-gejala fisis pada kehidupan sehari-hari (Siahaan, 2010:2). Menurut Lagowski dalam Supriatno (2007:111), kerja di dalam laboratorium merupakan bagian integral dan penting dari pembelajaran sains. Dalam kegiatan laboratorium siswa akan menemukan fakta, prinsip dan fenomena yang muncul selama observasi.
Kegiatan praktikum memiliki tujuan untuk menghubungkan fakta-fakta yang teramati selama kegiatan berlangsung dengan konsep atau prinsip yang ada. Selain itu, kegiatan praktikum berfungsi menghubungkan teori atau konsep dan praktek, meningkatkan daya tarik atau minat siswa, dapat memperbaiki miskonsepsi, dan mengembangkan sikap analisis dan kritis pada siswa (Maknum, 2012:2). Kegiatan praktikum membuat siswa aktif sehingga memudahkan siswa membangun pengetahuan melalui serangkaian kegiatan agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Kegiatan praktikum atau disebut juga kegiatan laboratorium yang dimaksud adalah pengalaman belajar yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan benda-benda sampai kepada observasi fenomena. Pengalaman belajar yang dibuat mungkin memiliki tingkatan struktur yang berbeda dan ditentukan oleh guru atau buku pegangan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dapat dilakukan oleh siswa baik secara individual atau kelompok kecil. Siswa berperan sebagai ilmuwan dengan
(13)
2
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menggunakan metode ilmiah untuk mencari jawaban terhadap suatu permasalahan yang sedang dipelajari.
Penggunaan praktikum dalam pembelajaran sains dinilai lebih baik dibandingkan dengan penggunaan ceramah. Hal ini memungkinkan menghubungkan informasi secara teori dan pengalaman secara nyata, mengubah informasi yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret dan memungkinkan siswa belajar secara langsung terhadap benda atau objek yang diamatinya (Keles,2009:125). Melalui bantuan praktikum dan kegiatan laboratorium diharapkan membantu siswa dalam memahami konsep yang diajarkan oleh guru.
Kegiatan praktikum sejalan dengan hakikat sains yaitu sebagai proses, produk dan sikap (Siahaan, 2010:3). Proses dalam kegiatan praktikum menginginkan siswa mendapatkan kemampuan untuk mengamati, mengumpulkan data, mengolah data, menginterpretasikan data, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Produk yang dihasilkan selama proses penemuan ketika melakukan praktikum dapat berupa konsep, dalil, hukum, teori dan prinsip. Sikap yang akan muncul setelah proses praktikum tersebut dilalui yaitu, terbuka, objektif, berorientasi pada kenyataan, bertanggungjawab, bekerja sama,dan lain-lain.
Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep biologi adalah guru kurang mengembangkan kegiatan laboratorium. Banyak guru biologi yang terpaku pada metode ceramah saja. Konsep yang bersifat abstrak bagi siswa sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang berbeda. Konsep yang sulit jika disampaikan secara verbal tanpa dibantu praktek laboratorium akan mempersulit siswa dalam memahami konsep tersebut.
Hasil penelitian Roth (1992) dalam Rustaman (2007:9.6) membuktikan bahwa kegiatan laboratorium dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman konsep dan mencegah miskonsepsi siswa. Melalui kegiatan praktikum konsep-konsep yang dipelajari lebih bermakna sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari sains. Tidak mengherankan jika pada
(14)
3
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sains banyak ditemukan konsep-konsep yang mengharuskan siswa melakukan kegiatan praktikum untuk menunjang pemahaman siswa terhadap konsep tertentu.
Menurut Haigh (1996) dalam Makmum (2012) bahwa seorang guru harus mampu melibatkan konsep-konsep siswa, mengembangkan keterampilan esensial (observasi, klasifikasi, mengukur, komunikasi, manipulasi, menyimpulkan, prediksi dan kemampuan kerja sama), seperangkat proses ilmiah, dan identifikasi, relevansi dan penerapan konsep-konsep. Selain itu, perlu melibatkan ranah afektif untuk dikembangkan mencakup minat, keterlibatan, dan aplikasi. Pentingnya keterampilan laboratorium ditekankan oleh Watson, Prieto, dan Dillon (1995) bahwa pendekatan keterampilan laboratorium memberikan pengalaman langsung, pengalaman pertama kepada siswa, sehingga mampu mengubah persepsi siswa tentang hal-hal penting (Maknum, 2012:2).
Untuk menunjang pembelajaran biologi di dalam laboratorium dibutuhkan panduan yang dapat mendukung terlaksananya kegiatan praktikum dengan baik. Panduan dapat berupa lembar kerja siswa (LKS) yang berisi petunjuk dan beberapa pertanyaan. Panduan pembelajaran tersebut merupakan desain kegiatan belajar yang menuntun siswa untuk melaksanakan kegiatan praktek IPA dalam proses belajar. Dalam beberapa hal LKS membantu proses keberhasilan suatu pembelajaran laboratorium. Melalui adanya LKS diharapkan mengubah pola pembelajaran ceramah menjadi pembelajaran berbasis laboratorium (Supriatno, 2009:255).
Beberapa guru menggunakan LKS atau buku sumber biologi sebagai sumber utama untuk bahan pembelajaran di laboratorium tanpa dikaji ulang mengenai konten yang ada didalamnya. Kesadaran dan keterampilan guru dalam memilih dan menentukan desain kegiatan laboratorium yang akan digunakannya sangatlah penting untuk dikembangkan agar efektivitas siswa dalam belajar lebih maksimal. Kajian mengenai lembar kegiatan siswa pada buku pelajaran biologi menjadi penting karena
(15)
4
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kualitas proses dan produk pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar harus diperhatikan (Supriatno, 2007:112).
Desain kegiatan laboratorium atau lembar kerja siswa yang beredar pada umumnya kurang memperhatikan aspek-aspek yang seharusnya menunjang siswa untuk lebih memahami materi yang diajarkan. Desain kegiatan laboratorium atau lembar kerja siswa yang banyak beredar belum tentu sesuai dengan keadaan sekolah, ketersediaan alat dan konsisi siswa (Rustaman, 2007:9.27). Desain kegiatan laboratorium yang dibuat oleh guru akan menunjang ketercapaian tujuan kegiatan karena guru paham apa yang harus siswa lakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tujuan kegiatan pada setiap praktikum menuntun siswa dengan adanya langkah kerja yang bertujuan untuk memperoleh objek atau event yang sesuai untuk membangun knowledge claim. Kemunculan objek atau event pada saat kegiatan laboratorium yang dilakukan oleh siswa tidak teramati dengan baik sehingga sulit untuk menghubungkan fakta dalam membangun knowledge claim. Objek atau event sangat berpengaruh terhadap pembentukan knowledge claim siswa sehingga pada saat proses pengerjaan harus diperhatikan dengan baik. Pertanyaan yang berada di dalam sebuah desain praktikum ditujukan untuk membantu siswa memahami kegiatan yang sedang dilaksanakan dengan benar.
Pada kenyataannya, pertanyaan yang berada di dalam sebuah desain praktikum tidak mendukung siswa dalam mendapatkan knowledge claim. Pertanyaan yang ada biasanya tidak dihubungkan dengan fakta yang muncul pada kegiatan sehingga pertanyaan dan proses yang terjadi selama kegiatan praktikum seolah berjalan tidak beriringan. Kemampuan pencatatan data, transformasi hingga
knowledge claim dapat mempengaruhi dan mengungkapkan hasil kegiatan yang
(16)
5
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada pembelajaran biologi, konsep protista merupakan salah satu konsep yang membutuhkan bantuan kegiatan laboratorium guna memudahkan memahami konsep. Selain itu, pada konsep ini merupakan konsep yang memerlukan banyak kegiatan laboratorium karena sifat dari konsep ini yang ingin mengenalkan perbedaan dan persamaan pada kingdom protista. Siswa dapat menemukan sendiri perbedaan dan persamaan dari setiap jenis protista yang berada disekitarnya. Kegiatan laboratorium bertujuan agar siswa dapat menghubungkan hasil pengamatannya dengan pengetahuan atau teori yang dimilikinya sehingga siswa dapat membangun konsep secara bermakna.
Pada kenyataannya ditemukannya tujuan praktikum yang tidak sesuai dengan standar kurikulum, pertanyaan dalam praktikum yang tidak membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan pencatatan data, transformasi hingga knowledge claim menjadi alasan bahwa menganalisis relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap kompetensi dasar khususnya pada bahasan protista dapat memberikan manfaat bagi pihak yang terlibat dalam penyusunan desain kegiatan laboratorium. Hal ini yang melatarbelakangi peneliti memilih masalah ini untuk diteliti lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian maka permasalahan pada penelitian ini adalah “Bagaimana relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap kompetensi dasar dalam kegiatan praktikum protista?”
Agar lebih jelas dan terarah, rumusan masalah penelitian ini perlu dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Apakah tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep protista sesuai dengan kompetensi dasar?
b. Apakah langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium konsep protista sudah sesuai dengan tujuan praktikum?
(17)
6
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Apakah langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium konsep protista yang dilaksanakan dapat memunculkan objek atau event yang sesuai dengan tujuan praktikum?
d. Apakah langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium konsep protista yang dilaksanakan dapat memuculkan objek atau event yang sesuai dengan kompetensi dasar?
e. Apakah pertanyaan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep protista mengarahkan siswa pada pembentukan knowledge claim yang sesuai dengan kompetensi dasar?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian ini, maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap desain kegiatan laboratorium pelajaran Biologi SMA kelas X.
b. Desain kegiatan laboratorium yang digunakan dalam penelitian adalah desain kegiatan laboratorium yang digunakan oleh sekolah yang berasal dari buku paket, buku latihan kegiatan siswa (LKS) ataupun desain kegiatan laboratorium buatan guru.
c. Materi yang dianalisis adalah materi protista yang terdapat di kelas X semester 2.
d. Aspek desain kegiatan laboratorium yang dianalisis adalah tujuan praktikum, pertanyaan fokus, langkah prosedural, pencatatan data dan transformasi, pertanyaan dan knowledge claim.
e. Setiap komponen desain kegiatan laboratorium dianalisis relevansinya dengan tuntunan kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum.
(18)
7
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka tujuan penelitian dari penelitian ini adalah: “Menganalisis relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap kompetensi dasar dalam konsep Protista”.
E. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Guru
Desain kegiatan laboratorium yang sudah diteliti dan diperbaiki dapat menjadi acuan dan bahan pengembangan desain kegiatan laboratorium untuk mengajar dan guru lebih berhati-hati dalam memilih desain kegiatan laboratorium yang akan digunakan.
2. Bagi Penulis Desain Kegiatan Laboratorium
Hasil analisis desain kegiatan laboratorium yang sudah diteliti dapat dijadikan masukan dan bahan pengembangan untuk perbaikan penulisan desain kegiatan laboratorium pada edisi berikutnya.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan untuk penelitian mengenai analisis relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap kompetensi dasar.
(19)
29 Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap desain kegiatan laboratorium mengenai konsep protista yang digunakan di SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah desain kegiatan laboratorium SMA kelas X yang digunakan oleh guru sebagai rujukan utama kegiatan laboratorium baik berasal dari buku sumber biologi, buku lembar kerja siswa (LKS) atau desain praktikum hasil pengembangan guru. Sampel penelitian dalam penelitian adalah seluruh desain kegiatan laboratorium konsep protista yang digunakan oleh guru sebagai rujukan kegiatan laboratorium dari seluruh SMA di Kota Bandung. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Penggunaan purposive sampling mempertimbangkan jumlah SMA swasta yang cukup banyak maka untuk penelitian ini mengambil beberapa SMA swasta yang mewakili kriteria tinggi, sedang dan rendah. Sementara untuk SMA Negeri mengambil dari seluruh sekolah.
B. Metode penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan termasuk metode penelitian deskriptif. Metode dekskriptif bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan fakta mengenai suatu subjek tanpa adanya perlakuaan atau manipulasi variabel. Peneliti melakukan penjelajah umum dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan (Sugiyono, 2012:409). Peneliti melakukan analisis terhadap pertanyaan praktikum dengan proses desain kegiatan laboratorium materi protista. Menurut Moleong (2012:11), penelitian ini lebih banyak
(20)
30
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mementingkan segi proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan yang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam hal proses.
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara operasional agar permasalahan yang akan diteliti tidak keliru. Penjelasan tersebut meliputi:
a. Relevansi
Relevansi merupakan hubungan atau kecocokan antara instrumen yang diteliti yaitu tujuan, proses, pertanyaan dan knowledge claim terhadap tujuan pendidikan yang tertuang di dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b. Desain Kegiatan Laboratorium
Desain kegiatan laboratorium adalah rancangan kegiatan praktikum yang dikerjakan oleh siswa pada materi protista. Desain kegiatan laboratorium terdiri dari tujuan, alat dan bahan, langkah kerja dan pertanyaan yang terkait dengan kegiatan praktikum. Desain kegiatan laboratorium yang diteliti adalah desain kegiatan laboratorium yang dipergunakan di SMA di Kota Bandung yang berasal dari buku sumber biologi, buku lembar kerja siswa (LKS) dan desain kegiatan laboratorium yang dibuat oleh guru.
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tabel analisis kisi-kisi penjabaran Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan sebagai panduan dalam menganalisis desain kegiatan laboratorium pada Tabel 3.1.
(21)
31
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Protista Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Laboratorium
2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup
2.3 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan
2.3.1 Mendeskripsikan ciri-ciri kingdom Protista
Pengamatan protista dalam berbagai air (air rendaman jerami, air sungai, air sawah, air kolam, dll)
2.3.2 Membedakan karakteristik tiga kelompok dalam kingdom Protista.
Pengamatan protista dalam berbagai air (air rendaman jerami, air sungai, air sawah, air kolam, dll)
2.3.3 Membedakan karakteristik empat filum Protozoa.
Pengamatan protozoa dalam berbagai air (air
rendaman jerami, air sungai, air sawah, air kolam, dll) 2.3.4 Menyebutkan satu contoh anggota
dari setiap filum Protozoa.
Pengamatan protozoa dalam berbagai air (air
rendaman jerami, air sungai, air sawah, air kolam, dll) 2.3.5 Membedakan karakteristik enam
filum Algae
Pengamatan algae dalam berbagai air (air sungai, air sawah, air kolam, dll)
2.3.6 Menyebutkan satu contoh anggota dari setiap filum Algae
Pengamatan algae dalam berbagai air (air sungai, air sawah, air kolam, dll)
2.3.7 Membedakan karakteristik dua kelompok protista menyerupai jamur
-
2.3.8 Menyebutkan satu contoh anggota dari setiap kelompok protista menyerupai jamur
-
2.3.9 Menyebutkan tiga peranan protista
(22)
32
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Tabel analisis uji desain kegiatan laboratorium. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pengembangan diagran Vee yang diadopsi dari Novak & Gowin (1985) terhadap kompetensi dasar, dengan penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Penilaian Analisis Tujuan Praktikum pada Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Tujuan Praktikum
No. Kriteria Skor
1 Tujuan praktikum tidak tergambar melalui langkah kerja dan tidak
mengacu pada indikator 0
2 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan tidak mengacu
pada indikator 1
3 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan mengacu pada
salah satu indikator 2
4 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan mengacu pada
sebagian indikator 3
5 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan mengacu pada
seluruh indikator. 4
Tabel 3.3 Penilaian Analisis Pertanyaan Fokus Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Pertanyaan Fokus
No. Kriteria Skor
1 Tidak ada pertanyaan fokus yang dapat diidentifikasi. 0
2
Pertanyaan dapat diidentifikasi, tetapi tidak mengandung bagian konseptual dan tidak mendukung kepada observasi objek/ peristiwa utama.
1
3
Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual tetapi tidak mendukung kepada observasi objek atau peristiwa utama yang terbentuk.
2
4
Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual tetapi hanya mendukung sebagian observasi objek atau peristiwa utama.
3
5
Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual yang mendukung dan memperkuat observasi objek atau peristiwa utama.
(23)
33
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Penilaian Analisis Objek atau Event Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Objek atau Event
No. Kriteria Skor
1 Peristiwa utama atau objek tidak didapatkan melalui langkah prosedural dan tidak sesuai dengan pertanyaan fokus.
0 2 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui sebagian langkah
prosedural namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus.
1 3 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui seluruh langkah
prosedural namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus.
2 4 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui sebagian langkah
prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar
3
5 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui seluruh langkah prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar
4
Tabel 3.5 Penilaian Analisis Pertanyaan Praktikum Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Pertanyan praktikum
No. Kriteria Skor
1 Tidak terdapat pertanyaan praktikum yang mengacu kepada tujuan praktikum, data hasil praktikum dan tuntutan kompetensi dasar 0 2
Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab bukan berdasarkan data hasil pengamatan yang mengacu pada tujuan dan tidak memenuhi tuntutan kompetensi dasar
1
3
Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab bukan berdasarkan data hasil pengamatan yang mengacu pada tujuan dan dan memenuhi tuntutan kompetensi dasar
2
4
Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab berdasarkan data hasil pengamatan yang mengacu pada tujuan tetapi tidak memenuhi tuntutan kompetensi dasar
3
5
Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab berdasarkan data hasil pengamatan yang mengacu pada tujuan dan dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar
(24)
34
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Analisis Langkah Prosedural Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Langkah Prosedural
No. Kriteria Skor
1
Langkah prosedural tidak dapat dikerjakan sehingga tidak memunculkan objek/event dan tidak dapat memenuhi tujuan praktikum dan tuntutan kompetensi dasar
0
2
Langkah prosedural dapat dikerjakan tetapi kemunculan objek/event tidak teramati, relevan dengan tujuan praktikum dan memenuhi tuntutan kompetensi dasar
1
3
Langkah prosedural dapat dikerjakan dan kemunculan objek/event dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum dan memenuhi salah satu tuntutan kompetensi dasar
2
4
Langkah prosedural dapat dikerjakan dan kemunculan objek/event dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum dan memenuhi sebagian tuntutan kompetensi dasar
3
5
Langkah prosedural dapat dikerjakan dan kemunculan objek/event dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum dan memenuhi seluruh tuntutan kompetensi dasar
4
Tabel 3.7 Penilaian Analisis Pencatatan Data dan Transformasi Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Pencatatan Data dan Transformasi
No. Kriteria Skor
1 Tidak ada kegiatan pencatatan data hasil pengamatan atau transformasi
yang dapat diidentifikasi 0
2 Kegiatan pencatatan data dapat diidentifikasi tetapi tidak konsisten
dengan pertanyaan fokus atau kegiatan utama 1
3 Kegiatan pencatatan data atau transformasi dapat diidentifikasi 2 4 Kegiatan pencatatan data dapat diidentifikasi dan sesuai dengan
peristiwa utama, transformasi tidak konsisten dengan pertanyaan fokus 3 5
Kegiatan pencatatan data dapat diidentifikasi pada kegiatan utama, transformasi konsisten dengan pertanyaan fokus dan tingkat kualitas serta kemampuan siswa
(25)
35
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Penilaian Analisis Knowledge Claim Desain Kegiatan Laboratorium Konsep Protista
Analisis Knowledge Claim
No. Kriteria Skor
1 Pertanyaan praktikum tidak mengarahkan pada pembentukan knowledge
claim 0
2
Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan knowledge
claim namun tidak sesuai dengan data, peristiwa yang dicatat dan tidak
ditransformasikan
1
3
Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan knowledge
claim yang tidak sesuai dengan data, peristiwa yang dicatat dan
ditransformasikan namun sesuai dengan pertanyaan fokus
2
4
Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan knowledge
claim yang sesuai dengan data, peristiwa yang dicatat dan
ditransformasikan namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus
3
5
Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan knowledge
claim yang sesuai dengan data, peristiwa yang dicatat dan
ditransformasikan serta sesuai dengan pertanyaan fokus
4
c. Bagan Konsep
Bagan konsep digunakan untuk mengukur kedalaman materi sebuah desain kegiatan laboratorium terhadap materi dan standar kurikulum yang harus dicapai dalam setiap kegiatan. Bagan konsep disusun berdasarkan Kompetensi Dasar dari materi protista pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bagan konsep digunakan untuk melihat keluasan materi yang terkandung dalam kegiatan praktikum dan kesesuaian knowledge claim yang terbentuk dengan tujuan praktikum. Selain itu melalui bagan konsep dapat diketahui ketercapaian tuntutan dari Kompetensi Dasar yang diharapkan oleh pemerintah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi SMA Negeri dan beberapa SMA Swasta di Kota Bandung guna mengetahui desain kegiatan laboratorium konsep
(26)
36
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Protista yang digunakan di setiap sekolah. Sekolah-sekolah yang menggunakan desain kegiatan laboratorium yang sama persis dianggap menggunakan satu desain kegiatan laboratorium.
F. Teknik Analisis Data
Data yang di analisis akan disajikan dalam bentuk tabel disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:207). Hal ini bertujuan untuk memudahkan ketika analisis dan menarik kesimpulan. Selain itu, analisis digunakan untuk memudahkan peneliti menemukan teori dari data (Moleong, 2012:281). Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain:
a. Desain kegiatan laboratorium konsep protista dikumpulkan dan dianalisis menggunakan tabel analisis penjabaran Kompetensi Dasar dan indikator yang berasal dari Standar Kompetensi.
b. Desain kegiatan laboratorium konsep protista dianalisis dengan tabel analisis uji desain kegiatan laboratorium hasil pengembangan diagran Vee yang diadopsi dari Novak & Gowin (1985) terhadap kompetensi dasar.
c. Analisis knowledge claim dari setiap desain kegiatan laboratorium dengan melihat bagan konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan dan tuntutan dari kompetensi dasar.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap persiapan diawali dengan kajian awal mengenai desain kegiatan laboratorium dan kompetensi dasar. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang akan diteliti dan mencari berbagai informasi dari berbagai sumber. Setelah itu dilanjutkan menyusun proposal penelitian dan membuat instrumen penelitian serta perbaikan proposal. Proposal penelitian yang sudah dibuat diseminarkan untuk mengetahui kekurangan dan mendapatkan masukan
(27)
37
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengenai masalah yang akan diteliti. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan dengan melakukan analisis desain kegiatan laboratorium konsep Protista yang telah diperoleh sesuai dengan instrumen yang telah tersedia. Tahap selanjutnya adalah tahap akhir yang mana data hasil penelitian diolah dan dianalisis. Setelah melakukan analisis, dibahas dan dibuat suatu kesimpulan mengenai penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian.
H. Alur Penelitian
Studi literatur
Merumuskan masalah
Menentukan objek penelitian
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Diskusi dengan dosen ahli
Merumusan instrumen
Mengumpulkan desain kegiatan laboratorium (DKL) dari SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung
Menentukan objek penelitian
Judgement instrumen
Revisi instrumen
Identifikasi DKL
Analisis DKL, SK, dan KD Eksekusi DKL
Hasil dan pembahasan
(28)
72 Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap tiga belas desain kegiatan laboratorium protista menunjukkan bahwa desain kegiatan yang digunakan sudah mencapai tuntutan kompetensi dasar yang diharapkan. Hal ini terlihat dari tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium yang dianalisis sudah menuntun siswa untuk mencapai tuntutan kompetensi dasar yang mengacu pada satu sampai tiga indikator dan tergambar melalui langkah prosedural yang dicantumkan. Dilihat dari hasil analisis langkah prosedural, sebagian besar langkah prosedural yang dicantumkan
dapat dikerjakan dan kemunculan objek atau event dapat teramati. Langkah prosedural
yang tercantum pada setiap desain kegiatan laboratorium dapat memunculkan objek atau event yang sesuai dengan tujuan praktikum dan dapat dijadikan dasar pembentukan knowlegde claim yang memenuhi kompetensi dasar. Kemudian hasil
analisis objek atau event menunjukkan bahwa objek atau event didapatkan melalui seluruh
langkah prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar. Pertanyaan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep Protista mengarahkan siswa pada pembentukan knowledge claim yang sesuai dengan kompetensi dasar serta membantu siswa untuk mengaitkan antara fakta yang teramati dengan konsep yang akan dibentuk menjadi knowledge claim yang diharapkan sesuai kompetensi dasar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap desain kegiatan laboratorium konsep protista terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, diantaranya:
(29)
73
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Praktisis Pendidikan
Penyusunan desain kegiatan laboratorium harus memperhatikan knowledge
claim yang akan diperoleh oleh siswa sehingga dapat memenuhi tuntutan
kompetensi dasar. Desain kegiatan yang akan dilakukan sebaiknya diujikan terlebih dahulu agar mengetahui kedalaman materi dan tuntutan kompetensi dasar akan tercapai serta tidak mengulangi kesalahan pada setiap desain kegiatan.
2. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang akan menganalisis komponen desain kegiatan laboratorium memiliki keajegan yang kuat ketika menilai setiap komponen desain kegiatan laboratorium. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menciptakan dan memodifikasi desain kegiatan laboratorium yang sesuai dengan kompetensi dasar dan mampu meningkatkan pemahaman materi siswa.
(30)
74 Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP
Campbell, N., Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson, R. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga1 Campbell, N., Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson,
R. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga2 Djamarah, S. B., (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djuhanda, T. (1980). Kehidupan dalam Setetes Air dan Beberapa Parasit pada
Manusia. Bandung: Penerbit ITB
Karmana, O. (2007). Cerdas Belajar Biologi untuk kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama
Keles, O., Ozsoy, S. (2009). Pre-service teachers attitudes toward use of Vee diagrams in general physics laboratory. International Electronic Journal of
Elementary Education. 14 (1), 124-140
Maknum, D., Surtikanti, R.R.H.K., Subahar, T.S. (2012). Pemetaan Keterampilan
Esensial Laboratorium Dalam Kegiatan Praktikum Ekologi [Online]. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. Tersedia:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2003 (2 Februari 2013)
Millar, R. (2004). The Role of practical work in the teaching and learning of science. Paper prepared for the Meeting: High School Science Laboratories: Role and Vision Departemen of Educational Studies University of York
Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
(31)
75
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nasir, M. (1994). Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi
Novak, J. D., Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: Cambridge University Press
Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo: Platinum PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Rustaman, A., Wulan, A. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran
Biologi. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Siahaan, P., Suyana, I. (2010). Hakikat Sains dan Pembelajaran Sains [online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/1958030119800
21-PARSAORAN_SIAHAAN/Makalah-Modul/Pelatihan_Guru_MIPA_Papua_Barat-11-13_jANUARI-2010.html (2 Februari 2013)
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: CV.Alfabeta
Supriatno, B. (2007). Profil Lembar Kegiatan Biologi Siswa Sekolah Menengah. Proseding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak diterbitkan Supriatno, B. (2009). Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Proseding
Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak diterbitkan
Sutarno, N., Syulasmi, A., Solihat, R. (2009). Hand Out Zoologi Invertebrata. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia
(1)
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Protista yang digunakan di setiap sekolah. Sekolah-sekolah yang menggunakan desain kegiatan laboratorium yang sama persis dianggap menggunakan satu desain kegiatan laboratorium.
F. Teknik Analisis Data
Data yang di analisis akan disajikan dalam bentuk tabel disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:207). Hal ini bertujuan untuk memudahkan ketika analisis dan menarik kesimpulan. Selain itu, analisis digunakan untuk memudahkan peneliti menemukan teori dari data (Moleong, 2012:281). Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain:
a. Desain kegiatan laboratorium konsep protista dikumpulkan dan dianalisis menggunakan tabel analisis penjabaran Kompetensi Dasar dan indikator yang berasal dari Standar Kompetensi.
b. Desain kegiatan laboratorium konsep protista dianalisis dengan tabel analisis uji desain kegiatan laboratorium hasil pengembangan diagran Vee yang diadopsi dari Novak & Gowin (1985) terhadap kompetensi dasar.
c. Analisis knowledge claim dari setiap desain kegiatan laboratorium dengan melihat bagan konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan dan tuntutan dari kompetensi dasar.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap persiapan diawali dengan kajian awal mengenai desain kegiatan laboratorium dan kompetensi dasar. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang akan diteliti dan mencari berbagai informasi dari berbagai sumber. Setelah itu dilanjutkan menyusun proposal penelitian dan membuat instrumen penelitian serta perbaikan proposal. Proposal penelitian yang sudah dibuat diseminarkan untuk mengetahui kekurangan dan mendapatkan masukan
(2)
37
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengenai masalah yang akan diteliti. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan dengan melakukan analisis desain kegiatan laboratorium konsep Protista yang telah diperoleh sesuai dengan instrumen yang telah tersedia. Tahap selanjutnya adalah tahap akhir yang mana data hasil penelitian diolah dan dianalisis. Setelah melakukan analisis, dibahas dan dibuat suatu kesimpulan mengenai penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian.
H. Alur Penelitian
Studi literatur
Merumuskan masalah
Menentukan objek penelitian
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Diskusi dengan dosen ahli
Merumusan instrumen
Mengumpulkan desain kegiatan laboratorium (DKL) dari SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung
Menentukan objek penelitian
Judgement instrumen
Revisi instrumen
Identifikasi DKL
Analisis DKL, SK, dan KD Eksekusi DKL
Hasil dan pembahasan
(3)
72 Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap tiga belas desain kegiatan laboratorium protista menunjukkan bahwa desain kegiatan yang digunakan sudah mencapai tuntutan kompetensi dasar yang diharapkan. Hal ini terlihat dari tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium yang dianalisis sudah menuntun siswa untuk mencapai tuntutan kompetensi dasar yang mengacu pada satu sampai tiga indikator dan tergambar melalui langkah prosedural yang dicantumkan. Dilihat dari hasil analisis langkah prosedural, sebagian besar langkah prosedural yang dicantumkan dapat dikerjakan dan kemunculan objek atau event dapat teramati. Langkah prosedural yang tercantum pada setiap desain kegiatan laboratorium dapat memunculkan objek atau event yang sesuai dengan tujuan praktikum dan dapat dijadikan dasar pembentukan knowlegde claim yang memenuhi kompetensi dasar. Kemudian hasil analisis objek atau event menunjukkan bahwa objek atau event didapatkan melalui seluruh langkah prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar. Pertanyaan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep Protista mengarahkan siswa pada pembentukan knowledge claim yang sesuai dengan kompetensi dasar serta membantu siswa untuk mengaitkan antara fakta yang teramati dengan konsep yang akan dibentuk menjadi knowledge claim yang diharapkan sesuai kompetensi dasar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap desain kegiatan laboratorium konsep protista terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, diantaranya:
(4)
73
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Praktisis Pendidikan
Penyusunan desain kegiatan laboratorium harus memperhatikan knowledge claim yang akan diperoleh oleh siswa sehingga dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar. Desain kegiatan yang akan dilakukan sebaiknya diujikan terlebih dahulu agar mengetahui kedalaman materi dan tuntutan kompetensi dasar akan tercapai serta tidak mengulangi kesalahan pada setiap desain kegiatan.
2. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang akan menganalisis komponen desain kegiatan laboratorium memiliki keajegan yang kuat ketika menilai setiap komponen desain kegiatan laboratorium. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menciptakan dan memodifikasi desain kegiatan laboratorium yang sesuai dengan kompetensi dasar dan mampu meningkatkan pemahaman materi siswa.
(5)
74 Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: BSNP
Campbell, N., Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson, R. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga1
Campbell, N., Reece, J., Urry, L., Cain, M., Wasserman, S., Minorsky, P., Jackson, R. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga2
Djamarah, S. B., (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djuhanda, T. (1980). Kehidupan dalam Setetes Air dan Beberapa Parasit pada Manusia. Bandung: Penerbit ITB
Karmana, O. (2007). Cerdas Belajar Biologi untuk kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama
Keles, O., Ozsoy, S. (2009). Pre-service teachers attitudes toward use of Vee diagrams in general physics laboratory. International Electronic Journal of Elementary Education. 14 (1), 124-140
Maknum, D., Surtikanti, R.R.H.K., Subahar, T.S. (2012). Pemetaan Keterampilan Esensial Laboratorium Dalam Kegiatan Praktikum Ekologi [Online]. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. Tersedia:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/view/2003 (2 Februari 2013)
Millar, R. (2004). The Role of practical work in the teaching and learning of science. Paper prepared for the Meeting: High School Science Laboratories: Role and Vision Departemen of Educational Studies University of York
Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
(6)
75
Annisa Setya Rini, 2013
Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalalm Konsep Prutista Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nasir, M. (1994). Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi
Novak, J. D., Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: Cambridge University Press
Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 1. Solo: Platinum PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Rustaman, A., Wulan, A. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Siahaan, P., Suyana, I. (2010). Hakikat Sains dan Pembelajaran Sains [online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/1958030119800
21-PARSAORAN_SIAHAAN/Makalah-Modul/Pelatihan_Guru_MIPA_Papua_Barat-11-13_jANUARI-2010.html (2 Februari 2013)
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: CV.Alfabeta
Supriatno, B. (2007). Profil Lembar Kegiatan Biologi Siswa Sekolah Menengah. Proseding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak diterbitkan
Supriatno, B. (2009). Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Proseding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak diterbitkan
Sutarno, N., Syulasmi, A., Solihat, R. (2009). Hand Out Zoologi Invertebrata. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia