ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

(1)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

1

ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PENCEMARAN

LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Novi Nurcahyaningsih 0905740

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

2

BANDUNG 2013


(3)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

3

Analisis Relevansi Desain Kegiatan

Laboratorium terhadap Kompetensi

Dasar dalam Konsep Pencemaran

Lingkungan

Oleh

Novi Nurcahyaningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Novi Nurcahyaningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

4

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(5)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

5

NOVI NURCAHYANINGSIH

ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PENCEMARAN

LINGKUNGAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Bambang Supriatno, M.Si. NIP. 196305211988031002

Pembimbing II

Hj. Tina Safaria, M.Si. NIP. 197303172001122002

Mengetahui


(6)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

6

Dr. H. Riandi, M.Si. NIP. 196305011988031002


(7)

ii

Novi Nurcahyaningsih, 2013

ii

ABSTRAK

Penelitian deskriptif ini dilatarbelakangi oleh pentingnya desain kegiatan laboratorium (DKL) yang relevan dengan Kompetensi Dasar (KD) dalam mengembangkan kompetensi sesuai dengan tuntutan kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi DKL terhadap KD. Sampel dalam penelitian ini adalah Desain Kegiatan Laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang digunakan oleh guru biologi SMA di Kota Bandung dan diambil dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar DKL pencemaran lingkungan telah mencapai tuntutan KD. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan praktikum yang mengacu pada indikator hasil penjabaran KD. Sebagian besar langkah prosedural dapat dikerjakan, relevan dengan tujuan praktikum, memunculkan object/event yang sesuai dengan pertanyaan fokus, dan dapat menjadi dasar dalam pembentukan knowledge claim. Pertanyaan praktikum pada DKL sebagian besar dapat terjawab berdasarkan data hasil kegiatan laboratorium, mengarahkan pada pembentukkan knowledge claim serta membantu siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan fakta yang diamati.

Kata kunci: relevansi, desain kegiatan laboratorium, kompetensi dasar, pencemaran lingkungan.

ABSTRACT

Background of this study was the importance of the laboratory activity design that relevant with Basic Competence to develop competency according with the demands of the curriculum. Purpose of this study was to know the relevance of the laboratory activity design with Basic Competency. Sample of this study were laboratory activity design with environment pollution concept which used by biology teacher of Senior high school in Bandung City and taken with purposive sampling method. The result showed that majority of environment pollution laboratory activity design reached Basic Competency demands. Practical purpose refered into results of the elaboration of indicators of Basic competency. Most of procedure could be done,appropiate to practical purpose, could show object/event that relevant to focus questions, and could be a basic of formation knowledge claim. Most of the practice questions in laboratory activity design could be answered according to the result data in laboratory activity, could be a basic of formation knowledge claim, and help student relating his knowledge to observed facts.

Keywords : relevance, laboratory activity design, basic competence, environment


(8)

iii

Novi Nurcahyaningsih, 2013


(9)

v

Novi Nurcahyaningsih, 2013

v

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ANALISIS RELEVANSI DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM TERHADAP KOMPETENSI DASAR DALAM KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN A. Kompetensi Dasar ... 7

B. Desain Kegiatan Laboratorium ... 8

C. Kajian Pencemaran Lingkungan ... 15

D. Analisis Potensi Materi Pencemaran Lingkungan ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

B. Metode Penelitian... 22

C. Definisi Operasional... 22


(10)

vi

Novi Nurcahyaningsih, 2013

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Alur Penelitian ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 79


(11)

vii

Novi Nurcahyaningsih, 2013

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Desain Kegiatan Laboratorium (Lagowski, 2002) ... 9 3.1 Kisi-kisi penjabaran SK dan KD konsep pencemaran lingkungan ... 24 3.2 Rubrik analisis tujuan praktikum desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 25 3.3 Rubrik analisis pertanyaan fokus desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 26 3.4 Rubrik analisis langkah prosedural desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 27 3.5 Rubrik analisis objek/peristiwa desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 27 3.6 Rubrik analisis pertanyaan praktikum desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 28 3.7 Rubrik analisis record/transformation desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 29 3.8. Rubrik analisis knowledge claims desain kegiatan laboratorium konsep

pencemaran lingkungan ... 30 4.1 Hasil analisis keseluruhan komponen desain kegiatan laboratorium


(12)

viii

Novi Nurcahyaningsih, 2013

vii

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Diagram Vee modifikasi dari Novak & Gowin (Keles, 2009:129) ... 12 2.2 Hubungan antara suhu dengan konsentrasi oksigen terlarut di dalam air

(Fardiaz, 1992:23) ... 17 3.1 Alur Penelitian ... 34 4.1 Persentase skor tujuan praktikum terhadap indikator penjabaran SK dan

KD pada desain kegiatan laboratorium pencemaran lingkungan di Sekolah Menengah Atas ... 37 4.2 Persentase skor pertanyaan fokus pada desain kegiatan laboratorium

pencemaran lingkungan ... 39 4.3 Persentase skor langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium

pencemaran lingkungan ... 40 4.4 Persentase skor objek/peristiwa pada desain kegiatan laboratorium

pencemaran lingkungan ... 42 4.5 Persentase skor pertanyaan praktikum pada desain kegiatan laboratorium

pencemaran lingkungan ... 44 4.6 Persentase skor record/transformation pada desain kegiatan laboratorium

pencemaran lingkungan ... 45 4.7 Persentase skor knowledge claim pada desain kegiatan laboratorium


(13)

ix

Novi Nurcahyaningsih, 2013

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman LAMPIRAN A. DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM

A.1 Desain Kegiatan Laboratorium I.1 ... 79

A.2 Desain Kegiatan Laboratorium I.2 ... 81

A.3 Desain Kegiatan Laboratorium L.1 ... 85

A.4 Desain Kegiatan Laboratorium L.2 ... 86

A.5 Desain Kegiatan Laboratorium L.3 ... 87

A.6 Desain Kegiatan Laboratorium L.4 ... 88

A.7 Desain Kegiatan Laboratorium B.1 ... 93

A.8 Desain Kegiatan Laboratorium B.2 ... 94

A.9 Desain Kegiatan Laboratorium B.3 ... 95

A.10 Desain Kegiatan Laboratorium B.4 ... 96

A.11 Desain Kegiatan Laboratorium B.5 ... 97

A.12 Desain Kegiatan Laboratorium B.6 ... 98

LAMPIRAN B. PENCATATAN PELAKSANAAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM B.1 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode I.1 ... 99

B.2 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode I.2 ... 103

B.3 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode L.1... 108

B.4 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode L.2... 110

B.5 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode L.3... 111

B.6 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode L.4... 113

B.7 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode B.1 ... 115

B.8 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode B.2 ... 117

B.9 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode B.3 ... 118

B.10 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode B.4 ... 122


(14)

x

Novi Nurcahyaningsih, 2013

x

B.12 Pencatatan pelaksanaan desain kegiatan laboratorium kode B.6 ... 125

LAMPIRAN C. HASIL ANALISIS TUJUAN PRAKTIKUM DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM C.1 Hasil analisis tujuan praktikum desain kegiatan laboratorium ... 127

C.2 Hasil analisis pertanyaan fokus desain kegiatan laboratorium ... 128

C.3 Hasil analisis langkah prosedural desain kegiatan laboratorium. ... 129

C.4 Hasil analisis objek/peristiwa desain kegiatan laboratorium ... 130

C.5 Hasil analisis pertanyaan praktikum desain kegiatan laboratorium. ... 131

C.6 Hasil analisis record/transformation desain kegiatan laboratorium. ... 132

C.7 Hasil analisis knowledge claim desain kegiatan laboratorium ... 133

LAMPIRAN D. BAGAN KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 134

LAMPIRAN E. DOKUMENTASI HASIL UJI COBA KEGIATAN LABORATORIUM PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 140


(15)

1

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum adalah kegiatan belajar yang direncanakan, dan diprogram bagi peserta didik di dalam kelas maupun di luar kelas (Rustaman, et

al. 2005:21). Kurikulum sebagai perencanaan pengalaman belajar adalah semua

sarana yang digunakan sekolah untuk menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang diinginkan (Zaiz, 1976 dalam Rustaman, et

al. 2005:21).

Kurikulum yang terakhir digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Pada tahun ini mulai diterapkan Kurikulum 2013, meskipun penerapannya baru pada beberapa sekolah yang ditentukan oleh Kemendikbud sehingga masih banyak sekolah yang menggunakan KTSP 2006. Dalam KTSP tahun 2006 dijelaskan bahwa pembelajaran IPA sangat erat kaitannya dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam sekitar secara sistematis. Ilmu pengetahuan bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi dan memahami alam secara ilmiah (BSNP, 2006:451).

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains (BSNP, 2006:451). Dalam pendidikan sains, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengenai proses mencari tahu. Oleh karena itu, karakteristik pendidikan sains ditandai dengan adanya suatu proses yang dialami siswa dalam kegiatan laboratorium untuk mendapatkan pengetahuan seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan.


(16)

2

2

Kegiatan laboratorium merupakan salah satu kegiatan belajar mengajar yang kerap dilakukan dalam mata pelajaran Biologi. Banyak materi-materi dalam ilmu Biologi yang menuntut dilakukannya kegiatan laboratorium, baik untuk membuktikan suatu fenomena maupun untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi tertentu. Menurut Woolnough & Allsop dalam Rustaman, et al. (2005), terdapat empat alasan tentang pentingnya kegiatan praktikum dalam belajar sains. Pertama, kegiatan praktikum dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari sains. Kedua, kegiatan praktikum dapat meningkatkan keterampilan dasar bereksperimen. Ketiga, kegiatan praktikum menjadi sarana belajar ilmiah. Keempat, kegiatan praktikum menunjang pemahaman materi pelajaran.

Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum, biasanya siswa dibekali panduan pelaksanaan kegiatan praktikum, yang lazim disebut LKS (Lembar Kegiatan Siswa). Penggunaan LKS dalam kegiatan laboratorium sangat penting karena dapat membantu peserta didik dalam membentuk konsep dan mengembangkan kemampuan proses sains yang diharapkan sebagaimana yang tercantum dalam KTSP. Lembar kegiatan siswa biasanya berisi petunjuk atau prosedur untuk melakukan suatu kegiatan laboratorium. Lembar kegiatan siswa juga dilengkapi dengan pertanyaan praktikum yang nantinya dapat menuntun siswa dalam membentuk pengetahuan dari kegiatan yang telah dilakukan. Pengetahuan yang terbentuk setelah melakukan kegiatan laboratorium (knowledge claim) pada peserta didik harus dapat mencapai tujuan kegiatan laboratorium yang sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada kurikulum KTSP. Oleh karena itu, LKS yang digunakan harus dapat menuntun peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pada kenyataannya, setelah melakukan kegiatan laboratorium knowledge

claim yang dibentuk oleh peserta didik terkadang tidak sesuai dengan tujuan

kegiatan laboratorium dan kompetensi dasar yang diharapkan. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat kesalahan pada berbagai hal yang terkait dengan komponen-komponen penyusun desain kegiatan laboratorium.


(17)

Komponen-3

3

komponen tersebut diantaranya, tujuan praktikum, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa utama, pertanyaan praktikum, proses pencatatan dan transformasi, serta knowledge claim.

Dilihat dari komponen tujuan, terkadang terdapat masalah mengenai tidak tergambarnya tujuan praktikum dalam langkah kerja. Kemudian dari komponen pertanyaan fokus terdapat masalah mengenai tidak terdapatnya pertanyaan fokus sehingga praktikan tidak dapat mengetahui dengan jelas sasaran atau target dari kegiatan praktikum yang dilakukannya. Selanjutnya pertanyaan praktikum pada yang digunakan untuk membentuk knowledge claim tidak sesuai dengan data hasil pengamatan dan tujuan praktikum. Selain itu juga menurut Supriatno (2007), banyak ditemukan permasalahan pada desain kegiatan laboratorium yang telah beredar di pasaran, diantaranya langkah kegiatan yang tidak terstruktur, tidak logis, dan kurang jelas, proses ada yang sulit dilakukan atau tidak dapat dilaksanakan, dan juga ditemukan pertanyaan di luar hasil pengamatan atau tidak relevan dengan pengamatan.

Desain kegiatan laboratorium (DKL) yang biasa digunakan oleh guru dapat bersumber dari LKS, buku paket biologi, atau buatan guru. Desain tersebut digunakan tanpa dikaji terlebih dahulu oleh guru sebelum digunakan untuk pembelajaran di laboratorium. Namun jika dilihat dari desain kegiatan laboratorium yang dibuat oleh guru atau penerbit, ada beberapa DKL yang dibuat berdasarkan pengalaman praktikum yang pernah dilakukan oleh pembuat DKL. Pada beberapa DKL SMA terdapat prosedur yang diadopsi dari DKL untuk tingkat Perguruan Tinggi, sehingga DKL tersebut tidak sesuai dengan kemampuan siswa SMA. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan keterampilan guru dalam memilih sumber DKL supaya menunjang kegiatan laboratorium yang dapat memenuhi kompetensi dasar dan sesuai dengan kemampuan siswa.

Salah satu materi yang dikembangkan dalam KTSP, yaitu pencemaran lingkungan. Masalah pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan merupakan materi pelajaran Biologi yang dipelajari di tingkat SMA kelas X semester 2. Materi ini berisi mengenai keterkaitan antara kegiatan manusia


(18)

4

4

dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Pemahaman yang terpenting dalam pencemaran lingkungan adalah pemahaman mengenai pencemaran yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu organisme.

Konsep pencemaran lingkungan dipilih untuk dijadikan bahan penelitian karena merupakan salah satu konsep penting untuk memahami bahwa semua kegiatan manusia dapat memberikan dampak terhadap lingkungan sehingga siswa perlu mengetahui dampak dari kegiatan manusia. Siswa diharapkan dapat meningkatkan dan memperkuat konsep yang telah dimilikinya mengenai konsep pencemaran lingkungan dengan cara mengetahui secara langsung fakta yang terjadi dari dampak pencemaran terhadap keberlangsungan hidup manusia, juga dapat mengidentifikasi penanggulan serta pelestarian lingkungan.

Penelitian yang terkait dengan desain kegiatan laboratorium sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis aspek tujuan, proses, dan pertanyaan dalam desain praktikum pada beberapa konsep biologi. Namun pada penelitian kali ini akan dikaji lagi lebih dalam mengenai relevansi DKL dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Aspek desain kegiatan praktikum yang dianalisis dalam penelitian ini lebih luas lagi, diantaranya terdiri atas aspek tujuan praktikum, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa utama, pencatatan/transformasi data hasil praktikum, pertanyaan praktikum, dan knowledge claim yang terbentuk. Berkenaan dengan masalah yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai analisis relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap Kompetensi Dasar dalam

konsep pencemaran lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan pada penelitian ini adalah “Bagaimana relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap Kompetensi Dasar dalam konsep pencemaran lingkungan?”.


(19)

5

5

Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Apakah tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium pencemaran lingkungan sesuai dengan Kompetensi Dasar?

b. Apakah langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium pencemaran lingkungan sesuai dengan tujuan praktikum?

c. Apakah langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan dapat mengarahkan pada kemunculan object/event yang sesuai dengan tujuan praktikum?

d. Apakah langkah prosedural pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang dilaksanakan memunculkan object/event yang sesuai dengan pembentukan knowledge claim??

e. Apakah pertanyaan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan dapat mengarahkan siswa pada pembentukan

knowledge claim yang sesuai dengan tuntutan KD?

C. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian ini merupakan penelitian terhadap desain kegiatan laboratorium pelajaran Biologi SMA Kelas X.

b. Desain kegiatan laboratorium yang digunakan dalam penelitian adalah desain kegiatan laboratorium yang digunakan oleh SMA Negeri dan Swasta di Kota Bandung. Desain kegiatan laboratorium dapat berasal dari buku paket Biologi, buku latihan kegiatan siswa (LKS) yang dibuat secara internal oleh guru maupun dari penerbit.

c. Materi yang dianalisis pada desain kegiatan laboratorium adalah materi pencemaran lingkungan yang terdapat dalam kurikulum kelas X semester 2. d. Aspek desain kegiatan laboratorium yang akan dianalisis meliputi tujuh


(20)

6

6

object/event, pertanyaan praktikum, record/transformation, dan knowledge claim.

e. Setiap komponen desain kegiatan laboratorium dianalisis relevansinya dengan tuntutan kompetensi dasar yang berlaku di dalam KTSP.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi desain kegiatan laboratorium terhadap Kompetensi Dasar dalam konsep pencemaran lingkungan.

E. Manfaat Penelitian

Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini : a. Bagi Guru

Guru dapat memperoleh informasi dari relevansi desain kegiatan praktikum dengan Kompetensi Dasar pada konsep pencemaran lingkungan. Guru lebih teliti dalam memilih desain kegiatan laboratorium yang akan digunakan di sekolah agar dapat memenuhi tuntutan Kompetensi Dasar. Guru dapat termotivasi untuk membuat dan mengembangkan desain kegiatan laboratorium sendiri.

b. Bagi Penulis Desain Kegiatan Laboratorium

Hasil perbaikan DKL yang telah diteliti dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk perbaikan penulisan desain kegiatan laboratorium selanjutnya.

c. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk dikembangkan oleh peneliti lain dalam pengembangan desain kegiatan laboratorium supaya menjadi lebih baik maupun dijadikan acuan penelitian namun dalam konsep yang berbeda.


(21)

22

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap desain kegiatan laboratorium konsep Pencemaran Lingkungan yang digunakan oleh SMA di Kota Bandung. Populasi penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah desain kegiatan laboratorium SMA kelas X yang digunakan oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.

Sampel dalam penelitian ini adalah desain kegiatan laboratorium Pencemaran Lingkungan SMA kelas X di Kota Bandung yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Teknik sampling yang digunakan, yaitu purposive untuk DKL dari beberapa SMA Negeri dan untuk DKL dari SMA Swasta digunakan dari yang berhasil dikumpulkan saja. Peneliti menggunakan seluruh DKL yang didapatkan dari SMA Negeri maupun SMA Swasta.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang, dan satuan pendidikan (Sukmadinata, 2011:72). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi desain kegiatan laboratorium yang terdapat dalam buku LKS, buku paket, maupun desain kegiatan praktikum yang dibuat oleh guru biologi dengan Kompetensi Dasar pada konsep Pencemaran Lingkungan.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara operasional agar permasalahan yang akan diteliti tidak keliru. Penjelasan tersebut meliputi:


(22)

23

23

a. Relevansi

Relevansi merupakan tingkat kesesuaian dan hubungan antara desain kegiatan laboratorium (komponen tujuan, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa, record/transformation, pertanyaan praktikum, dan knowledge

claims) dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada KTSP 2006. Relevansi tersebut

diukur berdasarkan kriteria yang tersedia dalam instrumen penelitian.

b. Desain Kegiatan Laboratorium

Desain kegiatan praktikum merupakan prosedur yang menuntun siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum. Desain kegiatan laboratorium terdiri atas tujuan, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa,

record/transformation, pertanyaan praktikum, dan knowledge claims. Desain

kegiatan yang dianalisis merupakan desain kegiatan laboratorium yang digunakan dan berasal dari LKS, buku paket biologi SMA atau LKS yang dibuat secara internal oleh guru di sekolah mengenai kegiatan laboratorium Pencemaran Lingkungan dan mengacu pada KTSP.

c. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penjabaran dari Standar Kompetensi SMA Kelas X Semester 2 KTSP 2006 yaitu 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi Dasarnya, yaitu 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

d. Konsep Pencemaran Lingkungan

Pokok bahasan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah desain kegiatan laboratorium mengenai Pencemaran Lingkungan yang terdapat pada buku sumber Biologi SMA, buku LKS atau LKS buatan guru yang digunakan di sekolah di Kota Bandung. Konsep pencemaran lingkungannya terkait dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan terhadap kehidupan organisme yang hidup di sekitar lingkungan yang tercemar, dan pengukuran tingkat pencemaran.


(23)

24

24

D. Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan sembilan instrumen yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data, yaitu:

a. Tabel analisis kisi-kisi penjabaran SK dan KD yang digunakan sebagai panduan dalam menganalisis LKS atau desain kegiatan laboratorium pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Kisi-kisi penjabaran SK dan KD konsep pencemaran lingkungan

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Kegiatan Laboratorium 4.Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. 1.Meneliti pengaruh zat pencemar terhadap lingkungan. Melakukan uji zat pencemar terhadap keberlangsung-an hidup

makhluk hidup / lingkungan. 2.Mengukur kadar zat pencemar. Mengukur kadar zat pencemar terhadap keberlangsung-an hidup

makhluk hidup / terhadap kondisi lingkungan sesuai dengan perbedaan sumber/konsen-trasi zat. 3.Memprediksi dampak pencemaran. Memprediksi dari langkah kerja yang menuntun pada kegiatan untuk megetahui dampak pencemaran lingkungan dan


(24)

menginterpreta-25

25

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Kegiatan Laboratorium

si data hasil kegiatan laboratorium. 4.Memprediksi upaya pencegahan pencemaran lingkungan. - 5. Mengidentifi-kasi upaya pelestarian lingkungan. -

Keterangan: Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Konsep Pencemaran Lingkungan ini merupakan SK dan KD pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

b. Tabel rubrik analisis tujuan praktikum desain kegiatan laboratorium pada konsep Pencemaran Lingkungan yang mengacu kepada SK dan KD pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rubrik analisis tujuan praktikum desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan.

Tujuan Praktikum

No. Kriteria Skor

1 Tujuan praktikum tidak tergambar melalui langkah kerja dan

tidak mengacu pada indikator. 0

2 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan tidak

mengacu pada indikator. 1

3 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan mengacu

pada 1-2 indikator. 2

4 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan mengacu

pada 3-4 indikator. 3

5 Tujuan praktikum tergambar melalui langkah kerja dan mengacu

pada 5 indikator. 4

Keterangan:

- Tujuan praktikum yang dimaksud adalah tujuan dari kegiatan praktikum yang tertulis pada suatu desain kegiatan laboratorium.


(25)

26

26

c. Tabel analisis pertanyaan fokus desain kegiatan laboratorium yang mengacu kepada SK dan KD yang diadopsi dari Novak & Gowin (1985), dengan skoring sebagai berikut:

Tabel 3.3. Rubrik analisis pertanyaan fokus desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan

Pertanyaan Fokus

No. Kriteria Skor

1 Tidak ada pertanyaan fokus yang dapat diidentifikasi. 0 2

Pertanyaan dapat diidentifikasi, tetapi tidak mengandung bagian konseptual dan tidak mendukung kepada observasi objek/ peristiwa utama.

1 3

Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual tetapi tidak mendukung kepada observasi objek atau peristiwa utama yang terbentuk.

2 4

Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual tetapi hanya mendukung sebagian observasi objek atau peristiwa utama.

3 5

Pertanyaan fokus dapat diidentifikasi serta mengandung bagian konseptual yang mendukung dan memperkuat observasi objek atau peristiwa utama.

4 Keterangan:

- Pertanyaan fokus yang dimaksud adalah pertanyaan utama dari sebuah desain kegiatan laboratorium yang menjadi arahan objek/peristiwa yang harus diamati.

- Pengertian mengandung bagian konseptual, yaitu pada desain kegiatan laboratorium ini teridentifikasi adanya pertanyaan fokus yang mengandung konsep mengenai pencemaran lingkungan.

- Pertanyaan fokus mendukung observasi objek atau peristiwa utama yang dimaksud, yaitu jika antara konsep yang muncul dari pertanyaan fokus didapatkan pula melalui observasi yang dilakukan dalam kegiatan laboratorium.

- Pertanyaan fokus mendukung dan memperkuat observasi objek atau peristiwa utama yang dimaksud, yaitu jika antara konsep yang muncul dari pertanyaan fokus didapatkan pula melalui observasi yang dilakukan dalam kegiatan laboratorium, serta teridentifikasi adanya keterkaitan antara pengetahuan dengan konsep yang dimiliki siswa.


(26)

27

27

d. Tabel analisis langkah prosedural pada DKL, dengan skoring sebagai berikut: Tabel 3.4. Rubrik analisis langkah prosedural desain kegiatan laboratorium

konsep pencemaran lingkungan

Langkah Prosedural

No Kriteria Skor

1

Langkah prosedural tidak dapat dikerjakan, tidak memunculkan

objek/event, tidak dapat memenuhi tujuan praktikum, dan tidak

dapat memenuhi tuntutan kompetensi dasar.

0 2

Langkah prosedural dapat dikerjakan, kemunculan object/event tidak teramati, relevan dengan tujuan praktikum, dan memenuhi tuntutan kompetensi dasar.

1 3

Langkah prosedural dapat dikerjakan, kemunculan object/event dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum, dan memenuhi 1-2 tuntutan kompetensi dasar.

2 4

Langkah prosedural dapat dikerjakan, kemunculan object/event dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum, dan memenuhi 3-4 tuntutan kompetensi dasar.

3 5

Langkah prosedural dapat dikerjakan, kemunculan object/event dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum, dan memenuhi 5 tuntutan kompetensi dasar.

4 Keterangan:

- Kemunculan object/event dapat teramati, yaitu jika fakta-fakta selama kegiatan laboratorium dapat diidentifikasi oleh praktikan.

e. Tabel analisis objek/ peristiwa desain kegiatan laboratorium yang mengacu kepada SK dan KD yang dikembangkan dari Novak & Gowin (1985), dengan skoring sebagai berikut:

Tabel 3.5. Rubrik analisis objek/peristiwa desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan

Objek/Peristiwa dengan Langkah Prosedural

No Kriteria Skor

1 Peristiwa utama atau objek tidak didapatkan melalui langkah prosedural dan tidak sesuai dengan pertanyaan fokus. 0 2 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui sebagian langkah prosedural namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus. 1 3 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui seluruh langkah prosedural namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus. 2 4 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui sebagian langkah prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus. 3


(27)

28

28

Objek/Peristiwa dengan Langkah Prosedural

No Kriteria Skor

5 Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui seluruh langkah prosedural dan sesuai dengan pertanyaan fokus. 4 Keterangan:

- Peristiwa utama atau objek yang dimaksud adalah fakta-fakta yang diharapkan muncul sesuai tujuan laboratorium selama kegiatan laboratorium berlangsung.

- Langkah prosedural yang dimaksud adalah langkah-langkah kegiatan laboratorium yang tertulis pada desain kegiatan laboratorium yang harus dilakukan oleh siswa sebagai praktikan.

- Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui sebagian langkah prosedural, yaitu peristiwa utama atau objek sudah muncul sebelum seluruh langkah prosedural dilaksanakan atau terdapat satu/beberapa langkah prosedural yang tidak dapat dilakukan oleh siswa sebagai praktikan.

- Peristiwa utama atau objek didapatkan melalui seluruh langkah prosedural, yaitu seluruh langkah prosedural dapat dilakukan oleh siswa sebagai praktikan hingga dapat memunculkan object/event.

f. Tabel analisis pertanyaan praktikum desain kegiatan laboratorium pada konsep pencemaran lingkungan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Rubrik analisis pertanyaan praktikum desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan

Pertanyaan Praktikum

No Kriteria Skor

1

Tidak terdapat pertanyaan praktikum yang mengacu pada data hasil praktikum, tujuan praktikum, dan tuntutan Kompetensi Dasar (KD).

0 2

Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab bukan berdasarkan data hasil pengamatan yang mengacu pada tujuan praktikum dan tidak memenuhi tuntutan KD.

1 3

Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab bukan berdasarkan data hasil pengamatan, tetapi memenuhi tuntutan KD.

2 4 Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab berdasarkan

data hasil pengamatan, tetapi tidak memenuhi tuntutan KD. 3 5 Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab berdasarkan


(28)

29

29

Keterangan:

- Pertanyaan praktikum yang dimaksud adalah pertanyaan yang terdapat pada sebuah desain kegiatan laboratorium yang terpisah dari langkah prosedural.

- Pertanyaan praktikum yang dapat terjawab bukan berdasarkan data hasil pengamatan, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban berupa konsep. Konsep tersebut tidak didapatkan melalui kegiatan laboratorium, melainkan membutuhkan pembelajaran lain di luar kegiatan laboratorium. - Terdapat pertanyaan praktikum yang dapat terjawab berdasarkan data hasil pengamatan, yaitu pertanyaan yang dapat terjawab melalui fakta-fakta yang ditemukan selama kegiatan praktikum.

g. Tabel analisis Record/Transformation kegiatan laboratorium pada konsep Pencemaran Lingkungan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7. Rubrik analisis record/transformation desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan.

Record/Transformation

No. Kriteria Skor

1 Tidak ada kegiatan pencatatan data hasil pengamatan atau

transformasi yang dapat diidentifikasi 0

2 Kegiatan pencatatan data dapat diidentifikasi, tetapi tidak konsisten dengan pertanyaan utama (focus question) 1 3 Kegiatan pencatatan atau transformasi dapat diidentifikasi. 2 4 Kegiatan pencatatan dapat diidentifikasi dan konsisten dengan focus question, transformasi tidak konsisten dengan focus

question.

3 5 Kegiatan pencatatan dapat diidentifikasi pada kegiatan utama, transformasi konsisten dengan focus question dan tingkat kualitas

serta kemampuan siswa.

4 Keterangan:

- Kegiatan pencatatan yang dimaksud adalah kegiatan penulisan fakta-fakta yang ditemukan selama kegiatan laboratorium dilaksanakan, baik berupa gambar maupun tulisan.

- Kegiatan transformasi yang dimaksud adalah kegiatan mengubah data yang telah dicatat ke dalam bentuk lain, misalnya berupa tabel, grafik, atau diagram, agar memiliki nilai keterbacaan yang lebih baik.

- Kegiatan pencatatan data dan transformasi sesuai dengan focus question, yaitu jika data yang dituliskan selama kegiatan pencatatan atau transformasi data memiliki kaitan yang sesuai dengan pertanyaan fokus dalam sebuah desain kegiatan laboratorium.


(29)

30

30

h. Tabel analisis Knowledge claims yang terbentuk pada desain kegiatan laboratorium pada konsep Pencemaran Lingkungan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Rubrik analisis knowledge claims desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan.

Knowledge Claims

No. Kriteria Skor

1 Pertanyaan praktikum tidak mengarahkan pada pembentukan

knowledge claims. 0

2

Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan

knowledge claims, tidak sesuai dengan data, peristiwa yang

dicatat dan tidak ditransformasikan.

1 3

Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan

knowledge claims yang tidak sesuai dengan data, peristiwa yang

dicatat dan ditransformasikan, sesuai dengan pertanyaan fokus.

2

4

Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan

knowledge claims yang sesuai dengan data, peristiwa yang

dicatat dan ditransformasikan, namun tidak sesuai dengan pertanyaan fokus.

3

5

Pertanyaan praktikum mengarahkan pada pembentukan

knowledge claims yang sesuai dengan data, peristiwa yang

dicatat dan ditransformasikan, dan sesuai dengan pertanyaan fokus.

4 Keterangan:

- Knowledge claims yang dimaksud adalah pengetahuan yang terbentuk

melalui kegiatan laboratorium yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan fokus.

i. Bagan konsep (Lampiran C) disusun berdasarkan Kompetensi Dasar dari konsep Pencemaran Lingkungan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bagan konsep disusun untuk melihat keluasan dan kedalaman materi yang terkandung dalam kegiatan praktikum dan kesesuaian knowledge claims yang terbentuk dengan tujuan praktikum. Selain itu juga melalui bagan konsep dapat diketahui ketercapaian tuntutan dari Kompetensi Dasar yang tertulis pada BSNP.


(30)

31

31

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan sembilan instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti yang digunakan untuk menganalisis relevansi komponen-komponen DKL dengan Kompetensi Dasar. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan desain kegiatan laboratorium kelas X semester 2 pada materi Pencemaran Lingkungan berdasarkan KTSP dari 27 Sekolah Menengah Atas Negeri, dan 184 Sekolah Menengah Atas Swasta di Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara informal kepada guru dan siswa untuk mengetahui desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang digunakan di sekolah.

Langkah kedua, yaitu mengumpulkan beberapa buku paket Biologi, LKS yang diterbitkan, dan DKL internal (buatan guru di sekolah). Jumlah buku paket, LKS yang diterbitkan, dan DKL internal yang didapatkan dari 27 Sekolah Menengah Atas Negeri, 2 MAN, dan 184 Sekolah Menengah Atas Swasta di Kota Bandung sebanyak empat DKL, dari buku paket Biologi sebanyak enam DKL, dan dua DKL internal. Dari seluruh desain kegiatan laboratorium yang didapatkan, dilakukan pemilihan DKL berdasarkan konsepnya yaitu mengenai Pencemaran Lingkungan dan DKL yang digunakan sebagai rujukan kegiatan laboratorium di sekolah (purposive sampling). Hasil yang diperoleh, yaitu sebanyak 12 DKL konsep Pencemaran Lingkungan.

Desain kegiatan laboratorium yang akan dianalisis sebelumnya diberikan kode berdasarkan sumber diperolehnya DKL. Kode I untuk DKL yang dibuat oleh guru di sekolah (intern), kode L untuk DKL yang berasal dari LKS yang dibuat oleh penerbit, dan kode B untuk DKL yang berasal dari buku paket yang digunakan oleh guru di sekolah. Kode pada beberapa desain kegiatan laboratorium yang terdapat pada DKL internal dari sekolah, yaitu DKL I.1 dan DKL I.2. Kode pada beberapa desain kegiatan laboratorium yang terdapat pada LKS yang diterbitkan yaitu DKL L.1, DKL L.2, DKL L.3, dan DKL L.4. Kode


(31)

32

32

pada beberapa desain kegiatan laboratorium yang terdapat pada buku paket Biologi, yaitu DKL B.1, DKL B.2, DKL B.3, DKL B.4, DKL B.5, dan DKL B.6.

Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba pada desain kegiatan laboratorium yang didapat sesuai prosedur tanpa ada perubahan. Kegiatan uji coba desain kegiatan laboratorium dilakukan di laboratorium dan di tempat tinggal peneliti. Kemudian dari hasil uji coba, peneliti memasukkan data ke dalam sembilan instrumen yang telah dikembangkan dan dipaparkan sebelumnya.

F. Teknik Analisis Data

Data didapatkan berdasarkan analisis uji coba laboratorium yang diperoleh dari hasil analisis tujuan, pertanyaan fokus, langkah prosedural, objek/peristiwa,

record/transformation, pertanyaan praktikum, dan knowledge claims. Desain kegiatan laboratorium dianalisis dengan menggunakan sembilan instrumen. Instrumen pertama berupa tabel analisis yang berisikan kisi-kisi penjabaran SK, KD, lima indikator hasil penjabaran dari KD, dan kegiatan laboratorium yang dapat mungkin dilakukan dari indikator tersebut. Dalam melakukan analisis berbagai komponen diperlukan indikator untuk melihat kesesuaian berbagai komponen desain kegiatan laboratorium dengan tuntutan KD. Sebelum digunakan untuk menganalisis, keseluruhan instrumen dilakukan judgement oleh dosen-dosen yang ahli dalam bidang pendidikan.

Instrumen yang kedua berupa tabel analisis kesesuaian tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan. Instrumen ini digunakan untuk menilai ketergambaran tujuan pada langkah prosedural serta untuk melihat kesesuaian tujuan dengan indikator hasil penjabaran dari KD. Instrumen yang ketiga berupa tabel analisis pertanyaan fokus pada DKL yang mengacu kepada SK dan KD. Tabel analisis dikembangkan dari Novak & Gowin (1985) dan digunakan untuk mengidentifikasi kesesuaian pertanyaan fokus dengan objek/peristiwa utama yang terbentuk pada kegiatan praktikum.

Instrumen keempat berupa tabel analisis langkah prosedural pada DKL. Instrumen ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan langkah prosedural dan


(32)

33

33

kesesuaian objek/peristiwa yang muncul ketika kegiatan praktikum dilaksanakan serta dilihat relevansinya dengan tujuan praktikum dan indikator hasil penjabaran dari KD. Instrumen kelima, yaitu tabel analisis objek/ peristiwa desain kegiatan laboratorium yang mengacu kepada SK dan KD. Tabel ini digunakan untuk melihat kesesuaian objek/peristiwa dengan langkah prosedural dan pertanyaan fokus pada DKL.

Pada instrumen berikutnya, terdapat tabel analisis pertanyaan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan. Instrumen keenam ini digunakan untuk melihat kesesuaian pertanyaan praktikum dengan data hasil praktikum dan tujuan praktikum terhadap ketercapaian konsep yang harus dimiliki siswa yang mengacu pada KD.

Instrumen ketujuh, yaitu tabel analisis record/transformation dalam desain kegiatan laboratorium pada konsep Pencemaran Lingkungan. Tabel ini berkaitan dengan keberadaan kegiatan pencatatan data hasil pengamatan, kegiatan transformasi dari catatan data hasil pengamatan, dan konsistensi kegiatan pencatatan serta transformasi dengan pertanyaan fokus. Pada instrumen kedelapan, tabel knowledge claims digunakan untuk melihat kesesuaian

knowledge claims yang terbentuk dengan keberadaan arahan pertanyaan

praktikum, kesesuaian knowledge claims dengan data hasil pengamatan, peristiwa yang dicatat dan ditransformasi, serta kesesuaian dengan pertanyaan fokus.

Instrumen terakhir adalah bagan konsep yang disusun berdasarkan KD dari konsep Pencemaran Lingkungan pada KTSP. Bagan konsep disusun untuk melihat keluasan materi yang terkandung dalam kegiatan praktikum dan kesesuaian knowledge claims yang terbentuk dengan tujuan praktikum. Selain itu juga melalui Bagan konsep dapat diketahui ketercapaian tuntutan dari KD yang tertulis pada BSNP.

Kegiatan analisis yang dilakukan oleh peneliti dilakukan juga oleh tiga orang penilai lain. Hal tersebut dilakukan untuk meyakinkan bahwa semua data dari semua sumber penganalisis mengarah pada hasil dan kesimpulan yang sama, sehingga kesimpulan yang diambil bisa kuat.


(33)

34

Novi Nurcahyaningsih, 2013

34

G. Alur Penelitian

Studi literatur Merumuskan masalah

Menentukan objek penelitian

Pembuatan proposal

Seminar proposal

Diskusi dengan dosen ahli

Merumusan instrumen

Mengumpulkan desain kegiatan laboratorium dari seluruh SMA di Kota Bandung.

Menentukan objek penelitian

Judgement

Revisi instrumen

Identifikasi DKL

Analisis DKL, SK, dan KD Eksekusi DKL

Hasil dan pembahasan


(34)

75

Novi Nurcahyaningsih, 2013

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai berbagai komponen desain kegiatan laboratorium telah diketahui bahwa sebagian dari jumlah seluruh desain kegiatan laboratorium pencemaran lingkungan yang dianalisis memiliki tujuan praktikum yang sesuai dengan 1-2 indikator hasil penjabaran dari KD. Tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan secara keseluruhan mengacu pada aspek mengembangkan keterampilan dasar dan peningkatan terhadap materi pelajaran dalam bentuk praktikum yang bersifat memberi pengalaman langsung.

Dilihat dari komponen langkah prosedural, sebagian dari jumlah seluruh desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang dianalisis memiliki langkah prosedural yang dapat dikerjakan, kemunculan objek/peristiwanya dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum, dan memenuhi 1-2 tuntutan Kompetensi Dasar. Langkah prosedural relevan dengan tujuan praktikum yang memenuhi tuntutan KD, sehingga objek/peristiwa yang muncul dapat membentuk knowledge claims yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pertanyaan praktikum pada sebagian dari jumlah seluruh desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang dianalisis dapat terjawab berdasarkan data hasil kegiatan laboratorium dan memenuhi tuntutan Kompetensi Dasar. Fakta dari hasil kegiatan dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa melalui pertanyaan praktikum sehingga akan membangun knowledge claim yang lebih kompleks.


(35)

76

Novi Nurcahyaningsih, 2013

76

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai relevansi desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, diantaranya:

1. Bagi penulis dan penerbit desain kegiatan laboratorium

Dalam desain kegiatan praktikum diperlukan kesesuaian antara komponen-komponen DKL dengan tuntutan kurikulum. Setelah desain kegiatan laboratorium dibuat, perlu dilakukan uji coba efektivitas pada desain kegiatan laboratorium yang dibuat sebelum digunakan oleh siswa. Hal tersebut penting untuk dilakukan guna menghindari kesalahan konsep yang terbentuk, sehingga dapat mencapai tuntutan yang diharapkan.

2. Bagi peneliti lain

Pengembangan desain kegiatan laboratorium perlu dilakukan seiring dengan perubahan tuntutan kurikulum. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk mengembangkan desain kegiatan laboratorium biologi di sekolah yang mengacu pada tuntutan kurikulum yang berlaku dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu, apabila peneliti lain ingin melakukan penelitian yang sama namun meneliti pada konsep yang berbeda, diharapkan peneliti dapat konsisten dalam menilai setiap komponen desain kegiatan laboratorium dengan menggunakan rubrik penilaian. Peneliti lain juga dapat melakukan pengembangan pembuatan DKL yang relevan dengan KD.


(36)

77

77

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: BSNP.

Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Harahap, D. H. (2010). Analisis Tujuan, Proses, dan Pertanyaan Desain Kegiatan

Laboratorium pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Keles, O., Ozsoy, S. (2009). Pre-service teachers attitudes toward use of Vee diagrams in general physics laboratory. International Electronic Journal

of Elementary Education. 14 (1), 124-140

Kurniasih, H. (2010). Analisis Tujuan, Proses, dan Pertanyaan Desain Kegiatan

Laboratorium pada Materi Sistem Pencernaan Makanan. Skripsi Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Lagowski, J. J. (2002). The Role Laboratory In Chemical Education. Journal of Practical Education, 1-14.

Millar, R. (2004). The Role of practical work in the teaching and learning of

science. Paper prepared for the Meeting: High School Science

Laboratories: Role and Vision Departemen of Educational Studies University of York

Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan

Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Novak, J. D., Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: Cambridge University Press.


(37)

78

Novi Nurcahyaningsih, 2013

78

Nurhayati, N. (2013). Pencemaran Lingkungan. Bandung: Yrama Widya

Nurohmayani, S. (2009). Analisis Kemunculan Kompetensi dalam LKS. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Rustaman, A & Wulan, A. R. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Bandung: Universitas Terbuka.

Rustaman, N.Y., Dirjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., & Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar

Biologi. Malang: UM Press.

Sartono, H. M. (2009). Perangkat Administrasi Bahasa Inggris XI 2009 2010. (Online). Tersedia: http://www.slideshare.net/sarhaji/prangkat-adm-bahasa-inggris-xi-2009-2010 [10 Desember 2012]

Sastrawijaya, A. T. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta Septiani, R. (2010). Analisis Tujuan, Proses, dan Pertanyaan Desain Kegiatan

Laboratorium pada Materi Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supriatno, B. (2007). Profil Lembar Kerja Biologi Siswa Sekolah Menengah. Proceeding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(38)

79

Novi Nurcahyaningsih, 2013

79

Supriatno, B. (2009). Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Proceeding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(1)

34

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

G. Alur Penelitian

Studi literatur

Merumuskan masalah

Menentukan objek penelitian

Pembuatan proposal

Seminar proposal

Diskusi dengan dosen ahli

Merumusan instrumen

Mengumpulkan desain kegiatan laboratorium dari seluruh SMA di Kota Bandung.

Menentukan objek penelitian Judgement

Revisi instrumen

Identifikasi DKL

Analisis DKL, SK, dan KD Eksekusi DKL

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Penyusunan laporan penelitian


(2)

75

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai berbagai komponen desain kegiatan laboratorium telah diketahui bahwa sebagian dari jumlah seluruh desain kegiatan laboratorium pencemaran lingkungan yang dianalisis memiliki tujuan praktikum yang sesuai dengan 1-2 indikator hasil penjabaran dari KD. Tujuan praktikum pada desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan secara keseluruhan mengacu pada aspek mengembangkan keterampilan dasar dan peningkatan terhadap materi pelajaran dalam bentuk praktikum yang bersifat memberi pengalaman langsung.

Dilihat dari komponen langkah prosedural, sebagian dari jumlah seluruh desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang dianalisis memiliki langkah prosedural yang dapat dikerjakan, kemunculan objek/peristiwanya dapat teramati, relevan dengan tujuan praktikum, dan memenuhi 1-2 tuntutan Kompetensi Dasar. Langkah prosedural relevan dengan tujuan praktikum yang memenuhi tuntutan KD, sehingga objek/peristiwa yang muncul dapat membentuk knowledge claims yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pertanyaan praktikum pada sebagian dari jumlah seluruh desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan yang dianalisis dapat terjawab berdasarkan data hasil kegiatan laboratorium dan memenuhi tuntutan Kompetensi Dasar. Fakta dari hasil kegiatan dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa melalui pertanyaan praktikum sehingga akan membangun knowledge claim yang lebih kompleks.


(3)

76

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep

Pencemaran Lingkungan

76

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai relevansi desain kegiatan laboratorium konsep pencemaran lingkungan, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan oleh peneliti, diantaranya:

1. Bagi penulis dan penerbit desain kegiatan laboratorium

Dalam desain kegiatan praktikum diperlukan kesesuaian antara komponen-komponen DKL dengan tuntutan kurikulum. Setelah desain kegiatan laboratorium dibuat, perlu dilakukan uji coba efektivitas pada desain kegiatan laboratorium yang dibuat sebelum digunakan oleh siswa. Hal tersebut penting untuk dilakukan guna menghindari kesalahan konsep yang terbentuk, sehingga dapat mencapai tuntutan yang diharapkan.

2. Bagi peneliti lain

Pengembangan desain kegiatan laboratorium perlu dilakukan seiring dengan perubahan tuntutan kurikulum. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk mengembangkan desain kegiatan laboratorium biologi di sekolah yang mengacu pada tuntutan kurikulum yang berlaku dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Selain itu, apabila peneliti lain ingin melakukan penelitian yang sama namun meneliti pada konsep yang berbeda, diharapkan peneliti dapat konsisten dalam menilai setiap komponen desain kegiatan laboratorium dengan menggunakan rubrik penilaian. Peneliti lain juga dapat melakukan pengembangan pembuatan DKL yang relevan dengan KD.


(4)

77

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

77

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Harahap, D. H. (2010). Analisis Tujuan, Proses, dan Pertanyaan Desain Kegiatan Laboratorium pada Konsep Sistem Pernapasan Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Keles, O., Ozsoy, S. (2009). Pre-service teachers attitudes toward use of Vee diagrams in general physics laboratory. International Electronic Journal of Elementary Education. 14 (1), 124-140

Kurniasih, H. (2010). Analisis Tujuan, Proses, dan Pertanyaan Desain Kegiatan Laboratorium pada Materi Sistem Pencernaan Makanan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Lagowski, J. J. (2002). The Role Laboratory In Chemical Education. Journal of Practical Education, 1-14.

Millar, R. (2004). The Role of practical work in the teaching and learning of science. Paper prepared for the Meeting: High School Science Laboratories: Role and Vision Departemen of Educational Studies University of York

Mulyasa, E. (2010). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Novak, J. D., Gowin, D. B. (1984). Learning How to Learn. New York: Cambridge University Press.


(5)

78

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

78

Nurhayati, N. (2013). Pencemaran Lingkungan. Bandung: Yrama Widya

Nurohmayani, S. (2009). Analisis Kemunculan Kompetensi dalam LKS. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Pujiyanto, S. (2008). Menjelajah Dunia Biologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Rustaman, A & Wulan, A. R. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Bandung: Universitas Terbuka.

Rustaman, N.Y., Dirjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., & Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sartono, H. M. (2009). Perangkat Administrasi Bahasa Inggris XI 2009 2010. (Online). Tersedia: http://www.slideshare.net/sarhaji/prangkat-adm-bahasa-inggris-xi-2009-2010 [10 Desember 2012]

Sastrawijaya, A. T. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta

Septiani, R. (2010). Analisis Tujuan, Proses, dan Pertanyaan Desain Kegiatan Laboratorium pada Materi Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Supriatno, B. (2007). Profil Lembar Kerja Biologi Siswa Sekolah Menengah. Proceeding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(6)

Novi Nurcahyaningsih, 2013

Analisis Relevansi Desain Kegiatan Laboratorium Terhadap Kompetensi Dasar Dalam Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

Supriatno, B. (2009). Uji Langkah Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Proceeding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi. Bandung: Tidak Diterbitkan.