IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA

TANGGUNG JAWAB SISWA

(Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Oleh :

AGIL BAYU RIZKIAN NIM. 0807737


(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

HELLISON DALAM PEMBELAJARAN

AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI

UNTUK MENINGKATKAN RASA

TANGGUNG JAWAB SISWA

Oleh

Agil Bayu Rizkian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Agil Bayu Rizkian 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN AGIL BAYU RIZKIAN

0807737

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA

TANGGUNG JAWAB SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. Yunyun Yudiana, M. Pd NIP. 196506141990011001

Pembimbing II

Drs. Toto Subroto, M. Pd NIP. 196208081987031002


(4)

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(5)

ABSTRAK

Agil Bayu Rizkian. Judul: Implementasi Model Pembelajaran Hellison Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung). Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing I: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Pembimbing II: Drs. Toto Subroto, M.Pd

Masalah dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar desa/kampung dan masih banyak lagi masalah yang terjadi dalam kedua aspek tersebut. Hal ini dikarenakan rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun tanggung jawab kepada Tuhan YME. Ternyata terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Hellison.

Model Hellison (l995) adalah salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani yang termasuk dalam kategori model rekonstruksi sosial yang dikenal

dengan sebutan ”Teaching Responsibility Throught Physical Activity”. Model Hellison (l995) ini sering digunakan untuk membina disiplin siswa (self responsibility), untuk itu model ini sering digunakan pada sekolah-sekolah yang bermasalah dengan kedisiplinan para siswanya. Tujuan model ini adalah untuk meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari irresponsibility, self control, involvement, self direction and caring melalui berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran Hellison dapat diterapkan pada siswa kelas X8-Agama MAN 1 Bandung, begitu juga dengan rasa tanggung jawab siswa muncul dan mengalami peningkatan ketika siswa aktif bermain bolavoli dengan menggungkan model Hellison.


(6)

ABSTRACT

Agil Bayu Rizkian. Title: Implementation of Hellison Learning Model in Activities Learning Volleyball Games to Improve Sense of Students Responsibility (Students In Classroom Action Research class X8 - Religious MAN 1 Bandung). Studies Program of Physical Health and Recreation Education. FPOK UPI. Supervisor I: Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Advisor II: Drs. Toto Subroto, M.Pd

The problem in the aspect of education and social life at the moment is the high number of fights between students , drugs , sex , sexual abuse , war between the village / town and there are many more problems that occur in both aspects. This is due to the low moral values of our nation's most individual communities , and one of them is the influence of the low individual responsibility to self, family , community , nation / state and responsibility to God Almighty . Apparently there are many variety of ways that can be done by parents , teachers , community or other adults to develop a sense of responsibility to each and every individual , especially to do by the physical education teachers when implementing the learning process in the subjects. Specifically, physical education subjects contained one of learning model that aims to develop students' sense of responsibility , which is using Hellison learning model .

Model of Hellison ( l995 ) is one of the learning model of physical education that included in the category of social reconstruction model , known as " Teaching Responsibility throught Physical Activity " . Model of Hellison ( l995 ) is often used to foster student discipline (self responsibility ) , so that it is often used in schools that have problems with discipline students. The purpose of this model is to improve students' personal development and responsibility of irresponsibility , self control , involvement , self direction and caring learning experiences through a variety of activities in accordance with the motion of the prevailing curriculum .

Based on the results of the study, it concluded that Hellison learning model can be applied to students of class X8 - Religious MAN 1 Bandung , as well as their sense of responsibility appeared and got stability on level 4 (self responsibility) and level 5 ( caring ) when students are active playing volleyball using Hellison models . Based on the study conclusions , it is recommended that if teachers want to improve and develop a sense of responsibility in students , Hellison learning model can be applied , particularly in learnimg activity of volleyball game.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

MOTTO ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPA TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...7

C. Batasan masalah ...8

D. Rumusan Masalah ...9

E. Tujuan Penelitian ...9

F. Manfaat Penelitian ...10

BAB II TINJAUAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Tinjauan Teori ... 12


(8)

B. Kerangka Berfikir ... 28

C. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan operasional Penelitian ...31

B. Tempat dan waktu Penelitian ...31

1. Tempat Penelitian ...31

2. Waktu penelitian ...31

C. Fokus Penelitian ...32

D. Metode Penelitian ...32

E. Langkah-Langkah Penelitian ...32

a. Observasi Awal ...33

b. Perencanaan Tindakan ...33

c. Pelaksanaan Tindakan ...34

d. Refleksi ...34

F. Data dan Cara Pengembaliannya ...34

G. Teknik Analisis Data ...36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Latar Penelitian ...37

1. Keadaan Fisik Lingkungan Sekolah ...37

2. Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes ...38

B. Perencanaan Penelitian ...40

C. Hasil Pelaksanaan Tindakan 1 ...41


(9)

2. Hasil Analisis dan Refleksi Tindakan I ...46

3. Rencana Perbaikan Tindakan ke II ...47

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan ke II ...47

D. Hasil Pelaksanaan Tindakan II ...48

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan II ...48

2. Hasil analisis dan Refleksi Tindakan II ...51

3. Rencana Perbaikan Tindakan ke III ...52

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan ke III ...52

E. Hasil Pelaksanaan Tindakan III ...52

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan III ...52

2. Hasil Analisis dan Refleksi Tindakan III ...56

F. Pembahasan Hasil Penelitian ...56

G. Diskusi Penemuan ...59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...61

B. Saran ...62 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Kriteria Model Pembelajaran Hellison...………….. 18-19 3.1 Tahapan dan Garis-garis Besar Kegiatan Penelitian... 31-32


(11)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

2.1 Model Spiral Dalam Hopkins... 21 2.2 Model Kurt Lewin... 22 2.3 Model John Elliot... 23


(12)

DAFTAR GRAFIK

GRAFIK

4.1 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan I... 45 4.2 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan I... 45 4.3 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung

Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan I... 46 4.4 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan II... 50 4.5 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan II... 50 4.6 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung

Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan II... 51 4.7 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Psikomotor Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan III... 54 4.8 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Kognitif Ketrampilan

Permainan Bolavoli Tindakan III... 55 4.9 Data Hasil Belajar Dalam Dimensi Afektif Data Rasa Tanggung

Jawab Siswa Pada Penelitian Tindakan III... 55 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Dimensi

Psikomotor Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,


(13)

4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Dimensi

Kognitif Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,

Tindakan II, Dan Tindakan III... 58 4.12 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Rasa Tanggung Jawab

Siswa Dari Data Awal Penelitian Tindakan I,


(14)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin menghilang (Sarbaini, 2012:21). Ungkapan pemersatu bangsa Bhineka Tunggal Ika dan sebutan bahwa masyarakat negara kita adalah masyarakat yang berbudaya, berbudi pekerti tinggi, damai sejahtera dan beriman serta taqwa kepada Tuhannya sepertinya sudah tidak dihiraukan oleh sebagian individu masyarakat kita.

Banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang hilangnya nilai-nilai moral dalam segala aspek kehidupan bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam dunia politik saja, tetapi sudah mulai merambah kedalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial bangsa. Dalam masalah politik nampaknya korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi rahasia umum bahkan sepertinya masalah itu tak akan pernah hilang dari negara kita. Hal ini di akibatkan karena kesadaran sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai moral yang sudah mulai menghilang, tidak berfungsinya sistem politik yang jujur, adil, baik dan benar, lemahnya penegakan dan sanksi hukum bangsa Indonesia serta kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan YME.

Dalam aspek pendidikan dan kehidupan sosial saat ini adalah tingginya angka tawuran antar pelajar, narkoba, seks bebas, pelecehan seksual, perang antar desa/kampung dan masih banyak lagi masalah yang terjadi dalam kedua aspek


(15)

2

tersebut. Pada intinya semua contoh permasalahan yang telah dipaparkan diatas disebabkan karena rendahnya nilai-nilai moral sebagian individu masyarakat bangsa

kita, dan salah satunya merupakan pengaruh dari rendahnya rasa tanggung jawab individu kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa/negara maupun tanggung jawab kepada Tuhan YME.

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menyangkut tanggung jawab pribadi untuk memenuhi kewajibannya dalam menumbuh kembangkan kepribadian menjadi manusia yang berakhlak dan bermoral, baik dalam berpikir, bertutur kata, bersikap maupun bertindak. Seorang pelajar mempunyai kewajiban untuk belajar secara tekun, disiplin, jujur dan bercita-cita luhur merupakan contoh nilai tanggung jawab pribadi terhadap dirinya sendiri sebagai pelajar.

Tanggung jawab kepada keluarga dapat diartikan tanggung jawab yang didalamnya mencakup wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya, baik dalam lingkup keluarga itu sendiri maupun di masyarakat guna tercapainya keluarga yang sejahtera. Contoh permasalahan dalam tanggung jawab kepada keluarga adalah seorang suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga yang mempunyai kewajiban menafkahi serta mendidik istri dan anak-anaknya, berarti suami tersebut bertanggung jawab pada keluarga. Seorang istri juga mempunyai tanggung jawab kepada suami dan anaknya. Tanggung jawab istri kepada suami yaitu


(16)

3

dan patuh terhadap semua perintah kedua orang tuanya serta bertutur kata dan berperilaku sopan kepada kedua orang tua.

Tangung jawab terhadap masyarakat pada hakekatnya menjelaskan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang berketergantungan terhadap manusia lainnya, seperti berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, menjaga ketertiban umum serta menjaga kelangsungan hidup bersama. Sehingga dengan demikian setiap individu merupakan anggota dari masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab dengan individu lainnya. Contoh tanggung jawab kepada masyarakat adalah anggota masyarakat mempunyai tanggung tawab yang sama dalam masyarakat, seperti tanggung jawab menjaga keamanan, kebersihan, kenyamanan serta ketentraman dilingkungan masyarakat tersebut. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, menyangkut tanggung jawab untuk mematuhi dan melaksanakan aturan-aturan dan norma-norma yang telah ditetapkan oleh negara, baik dalam berpikir, bertutur kata, bertindak maupun bertinglah laku. Contoh tanggung jawab pada bangsa dan negara adalah di Indonesia semua masyarakatnya memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mengikuti serta melaksanakan peraturan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tanggung jawab kepada Tuhan YME menyangkut tanggung jawab manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan, dimana manusia wajib menyembah Tuhan serta mematuhi segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Contoh tanggung jawab terhadap Tuhan YME adalah Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh Tuhan didunia ini, dilindungi dan dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai macam rahmat dan karunia-Nya maka kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada kita dan serta senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan cara beribadah dan berdoa kepada-Nya serta menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-laranganNya. Suatu tingkah laku dikatakan bermoral,


(17)

4

apabila sikap perbuatan yang dilakukan individu sesuai dengan nilai, moral dan norma yang berlaku dalam kehidupan sosial, salah satunya adalah rasa bertanggung jawab.

Di lingkungan pelajar nampaknya nilai-nilai moral sudah mulai hilang, hal ini ditandai dengan banyaknya kasus-kasus seperti peredaran narkoba, pergaulan bebas, kekerasan antar remaja dan tingginya angka tawuran antar pelajar yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Tawuran pelajar yang kini menjadi fenomena dalam dunia pendidikan seolah menjadi budaya baru dikalangan remaja. Kondisi ini tentu saja sangat merusak dunia pendidikan dan nilai keagamaan. Perilaku tersebut juga menandakan degradasi moral secara besar-besaran di kalangan pelajar pada khususnya. Semua indikator permasalahan yang mengakibatkan hilangnya nilai-nilai moral dalam dunia pendidikan salah satunya disebabkan karena hilangnya rasa tanggung jawab pelajar, baik tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta tanggung jawab kepada Tuhan YME.

Perilaku atau kasus hilangnya rasa tanggung jawab pelajar banyak terjadi diluar sekolah, contohnya seperti tawuran antar pelajar, tidak masuk ke sekolah dan memilih membolos, merokok dengan menggunakan seragam sekolah, kekerasan antar pelajar, melakukan tindak kriminal yaitu meminta uang secara paksa terhadap pelajar lainnya. Hal ini diakibatkan karena faktor internal dan eksternal individu pelajar itu sendiri. Sebagai contoh faktor internal adalah adanya masalah dalam keluarga yang mampu mengganggu psikologis anak, sehingga membuat anak berperilaku negatif dalam segala hal termasuk belajar. Contoh faktor eksternal adalah pengaruh dari lingkungan


(18)

5

jawab, baik kepada diri sendiri, kepada orang tua, maupun kepada pihak sekolah. Contoh permasalahan yang sering terjadi adalah kebanyakan siswa sering datang terlambat ketika jam pelajaran telah dimulai, apalagi ketika hari senin banyak siswa yang dihukum saat upacara sedang berlangsung, hal ini dikarenakan siswa datang terlambat. Pada umumnya alasan sebagian dari mereka yang terlambat adalah faktor kebiasaan mereka yang selalu bangun kesiangan, terhambat macet dan mungkin kurang tegasnya peraturan dari sekolah yang tidak akan membuat siswa jera dalam melakukan hal tersebut. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin sehingga mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga.

Permasalahan lainnya ketika jam pelajaran penjas sudah dimulai, kebanyakan siswa sering menunda dalam berganti pakaian yang akan digunakan, bahkan ada juga siswa yang tidak memperdulikan pelajaran penjas, yaitu siswa yang lebih mengutamakan makan minum dikantin atau dikelas, mengobrol dengan teman dan melakukan aktivitas yang lain tanpa memperdulikan bahwa pelajaran penjas sudah dimulai. Siswa juga kurang tanggap dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mereka pakai untuk melakukan aktivitas penjas, contohnya dalam materi permainan bolavoli, tidak adanya kesadaran dalam diri siswa untuk mempersiapkan bola, net, dan tiang yang akan digunakan dalam aktivitas pembelajaran penjas. Permasalahan rendahnya rasa tanggung jawab pun sering dijumpai disaat sesudah jam pelajaran berakhir, contohnya ketika pergantian jam mata pelajaran, kebiasaan siswa adalah keluar kelas dan banyak melakukan aktivitas diluar kelas, pergi ke kantin untuk makan dan minum. Disaat pulang sekolah pun yang seharusnya siswa langsung pulang ke rumah, banyak sebagian dari mereka memilih untuk duduk-duduk dipinggir jalan, berbincang dengan teman, merokok dan melakukan hal negatif lainnya.


(19)

6

Para orang tua dan pihak sekolah harus menyadari bahwa mereka mempunyai tugas secara bersama dalam mengembangkan rasa tanggung jawab sang siswa dalam hal yang lebih positif. Peran orang tua di rumah seperti perhatian, kasih sayang, pendidikan dan motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh kembang rasa tanggung jawab sang anak. Pihak sekolah pun ikut andil bagian dalam mengembangkan rasa tanggung jawab siswa. Pihak sekolah yang didalamnya terdapat seperti kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, bimbingan konseling, pihak keamanan dan lain lainnnya mempunyai tugas dalam mengembangkan rasa tanggung jawab siswa.

Sungguh ironis, pelajar yang mengemban tugas mulia melanjutkan perjalanan kemajuan bangsa, negara dan agama tetapi malah melakukan aksi-aksi yang sangat tidak terpuji dan tidak bertanggung jawab. Hal ini mungkin salah satunya diakibatkan karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga serta sangat kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan sekolah. Disamping itu juga mungkin lingkungan masyarakatpun sangat berperan penting terhadap perkembangan moral pelajar, karena lingkungan masyarakat mempunyai tanggung jawab terhadap perkembangan serta tempat sosialisasi bagi para pelajar. Pemerintah juga harus tegas dalam menerapkan sanksi hukum yang berlaku, berilah efek jera terhadap pelaku tawuran sehingga mereka tidak akan pernah melakukan hal itu lagi.

Dengan adanya masalah hilangnya rasa tanggung jawab dilingkungan pelajar, maka sebagian pelajar masa kini sangat sulit diharapkan lagi untuk dapat memajukan kehidupan bangsa di masa depan. Pada dasarnya pelajar adalah manusia unggul yang


(20)

7

terdapat sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda ini terdapat dalam suatu bangsa, maka bangsa tersebut akan mengalami kehancuran. Tanda-tanda tersebut di antaranya adalah (1) Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) Pengaruh peergroup yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) Meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan perilaku seks bebas, (5) Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) Menurunnya etos kerja, (7) Semakin rendahnya rasa hormat pada orangtua dan guru, (8) Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Mengingat pentingnya sifat tanggung jawab pada diri seseorang, maka sifat tersebut akan sangat menjadi lebih baik jika ditanamkan pada diri seseorang sejak ia masih dalam usia dini dan dilanjutkan secara terus menerus sampai tumbuh menjadi dewasa karena mampu menumbuhkembangkan perilaku sosial yang baik serta memiliki tingkah laku dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermoral, berbudi pekerti luhur serta menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orangtua, guru, masyarakat atau orang dewasa lainnya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu, khususnya yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani saat melaksanakan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran penjas. Secara spesifik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani terdapat salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Hellison.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang terkait dengan rendahnya rasa tanggung jawab, baik secara umum yang terjadi


(21)

8

dimasyarakat maupun secara khusus yang terjadi di MAN 1 Bandung dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Permasalahan secara Umum

a) Hilangnya nilai-nilai moral sebagian besar masyarakat bangsa Indonesia yang mengakibatkan rendahnya rasa tanggung jawab sebagian individu bangsa Indonesia.

b) Rendahnya rasa tanggung jawab individu masyarakat bangsa Indonesia, baik kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara maupun kepada Tuhan YME.

c) Rendahnya rasa tanggung jawab pada lingkungan pelajar banyak mengakibatkan hal-hal negatif, seperti tawuran, narkoba, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Pada umumnya kasus seperti ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua, lingkungan dan pergaulan pelajar yang negatif serta lemahnya pengawasan dan pemahaman dari pihak sekolah tentang pentingnya rasa tanggung jawab.

2) Permasalahan secara khusus

a) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap proses belajar mengajar yang mampu mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan. Sebagai contoh ketika proses belajar mengajar berlangsung, ada sebagian siswa memilih berbincang serta makan minum dengan teman di kantin sehingga mereka tidak mengikuti pembelajaran di kelas saat itu juga.

b) Rendahnya rasa tanggung jawab sebagian siswa terhadap kedisiplinan sekolah. Kebanyakan siswa sering datang terlambat ketika jam pelajaran telah


(22)

9

Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi tersebut diatas, maka ruang lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sekitar implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Alasan pembatasan ini adalah sebagai berikut:

1) Keterbatasan pengetahuan dan kompetensi peneliti untuk meneliti, karena peneliti hanya mempunyai batas pemahaman dalam ruang lingkup implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bola voli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

2) Keterbatasan biaya yang juga mempengaruhi proses penelitian, karena semakin lama melakukan penelitian maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan peneliti.

3) Keterbatasan waktu yang tersedia diluar dari kegiatan perkuliahan, karena peneliti juga mempunyai kegiatan lain diluar perkuliahan.

4) Keterbatasan psikologis peneliti dengan sekolah tempat penelitian, karena jika terlalu lama melakukan penelitian akan berdampak negatif terhadap peneliti sendiri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana implementasi model Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa?”


(23)

10

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian tindakan kelas (PTK) ini, tujuan penelitian ini adalah memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran, khususnya untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi setelah adanya pemfokusan masalah pada proses penelitian tindakan kelas ini, maka tujuan penelitian lebih terfokus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas rasa tanggung jawab siswa MAN 1 Bandung pada pembelajaran aktivitas permainan bolavoli melalui implementasi model pembelajaran Hellison.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pendidikan jasmani. Selain itu juga diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani. 2. Secara Praktis

a) Bagi Guru Penjas

Menambah kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa melalui pembelajaran aktivitas permainan bolavoli dengan


(24)

11

sebagai bekal untuk tuntutan menjadi guru kelak dan sebagai masukan pengetahuan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran Hellison melalui pembelajaran aktivitas permainan bolavoli untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

c) Bagi Siswa

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan aspek tanggung jawab siswa dapat meningkat dan mampu menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur serta mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

d) Bagi pembaca dan masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi untuk kepentingan perkembangan dan kemajuan pendidikan jasmani, serta penelitian ini mampu dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.


(25)

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peneliti, dalam mengimplementasikan model pembelajaran Hellison dalam rangka usaha meningkatkan nilai-nilai tanggung jawab.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Bandung. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas X-8 (Agama) dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri atas 11 orang siswa laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada awal tahun pelajaran 2013. Waktu penelitian digambarkan seperti pada tabel 3.1 berikut :

Tahapan dan Garis-garis Besar Kegiatan Penelitian

No. Nama Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Penyusunan Proposal Skripsi


(26)

32

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli guna meningkatkan nilai-nilai tanggung jawab.

D. Metode Penelitian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dalam tinjauan teori, bahwa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas. Penelitian dilakukan pada kelas X-8 (Agama) di MAN 1 Bandung dengan jumlah siswa 38 orang yang terdiri atas 11 orang siswa laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Merujuk kepada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang di bahas secara mendalam di dalam BAB III, maka dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di MAN 1 Bandung khususnya pada kelas X-8 (Agama) yang terkait dengan fokus penelitian, meliputi masalah-masalah mengenai tanggung jawab siswa.

Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Tindakan)

7. BAB III (Metodologi Penelitian) 8. Observasi

9. BAB VI (Pengolahan Data) 10. BAB V (Kesimpulan dan Saran) 11. Prasidang Skripsi


(27)

33

Berdasarkan masalah yang teridentifikasi, selanjutnya diikuti observasi awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan (aksi), refleksi, dan perencanaan ulang yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Observasi Awal

Observasi dilakukan pada awal peneliti turun kelapangan. Maksud observasi adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti. Observasi awal dilakukan terhadap dokumen RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang dibuat oleh guru, melihat relevansi antara pelaksanaan pembelajaran dengan RPP yang dibuat, melihat relevansi antara model/metode/strategi/pendekatan yang direncanakan dengan pelaksanaannya, kemudian melihat hasil belajar untuk mengevaluasi proses pembelajaran.

Sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Hellison dalam konteks penelitian ini, kegiatan yang dilakukan dalam observasi awal ini adalah memotret, mencatat secara detail hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran penjas di MAN 1 Bandung, khususnya yang berkaitan dengan fokus penelitian. Keadaan lingkungan pembelajaran penjas di MAN 1 Bandung sangat strategis, nyaman dan aman bagi siswanya. Sarana dan prasarananya pun cukup lengkap untuk melakukan pembelajaran penjas, khususnya dalam materi permainan bolavoli, terdapat 2 lapangan bolavoli beserta alat-alat penunjangnya seperti net, tiang net dan bola voli.

Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi pada tahap observasi awal, selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan perbaikan pembelajaran. Semua informasi yang diperoleh dari hasil observasi awal tersebut dijadikan landasan untuk membuat suatu perencanaan


(28)

34

tindakan pelaksanaan pertama begitu seterusnya sampai permasalahan terpecahkan.

3. Pelaksanaan Tindakan (action)

Setelah perencanaan pertama dibuat, selanjutnya dilaksanakan tindakan pertama. Sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas bahwa hasil tindakan pertama harus dilakukan kegiatan refleksi. Hasil refleksi dijadikan sebagai dasar untuk membuat perencanaan tindakan kedua dan pelaksanaan tindakan kedua

4. Refleksi (reflection)

Merefleksikan permasalahan yang sudah teridentifikasi pada pemecahan masalah sebelum perencanaan dibuat atau mengidentifikasi masalah-masalah yang baru muncul pada saat pembelajaran itu diluar apa yang sudah direncanakan. Hasil refleksi ini selanjutnya dibuatkan suatu perencanaan kedua untuk tindakan-tindakan perbaikan pertama.

F. Data dan Cara Pengambilannya

1. Sumber data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari :

a. Siswa-siswa kelas X-8 (Agama) MAN 1 Bandung, yang mengikuti pembelajaran aktivitas permainan bolavoli menggunakan model pembelajaran Hellison.

b. Guru/peneliti yang mengajar aktivitas permainan bolavoli dengan menggunakan model pembelajaran Hellison.

c. Lingkungan sekolah MAN 1 Bandung, yang dijadikan tempat penelitian. 2. Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif.


(29)

35

a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa catatan dan dokumentasi yang diperoleh dari : a) RPP (Rencana Program Pembelajaran)

b) Catatan Lapangan

c) Dokumentasi (photo/kamera) b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari :

a) Hasil observasi terhadap perilaku siswa khususnya yang terkait dengan nilai-nilai tanggung jawab yang ditunjukan siswa dalam proses belajar mengajar aktivitas permainan bolavoli yaitu dari tanggung jawab terhadap usaha mempertahankan daerahnya, usaha mematikan bola didaerah lawan dan tangung jawab setiap siswa dalam posisi bermain bolavoli.

3. Cara pengambilan data

a. Data Kualitatif yang diambil dengan cara analisis dan sintetis terhadap : a) Data hasil belajar didapat dari RPP.

b) Data tentang situasi belajar mengajar pada saat pelaksanaannya tindakan diambil dengan menggunakan catatan lapangan.

c) Data dengan keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari RPP dan catatan lapangan.

d) Data dokumentasi dilakukan pada proses belajar mengajar berlangsung.

b. Data kuantitatif yang diambil dengan cara :


(30)

36

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami dan terampil menerapkan teknik analisis data yang tepat agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah. Moleong (2002:110) mengemukakan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang terkumpul dapat dianalasis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan pada karakteristik, fokus masalah serta tujuan penelitian. Selanjutnya Moleong (2002:175) menyatakan “ pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”. Sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.

Nasution (1996:115) menjelaskan bahwa triangulasi adalah rumusan hipotesa divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran. Ketiga sudut pandang tersebut adalah :

 Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah dilakukan)

 Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimaa proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar)

 Guru penjas (Observer), yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai pengajar.


(31)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran aktivitas permainan bolavoli melalui implementasi pendekatan taktis dapat diterapkan dan mampu meningkatkan ketrampilan gerak siswa. Hal ini ditandai dengan bertambahnya minat siswa dalam memahami pola-pola gerak dasar dalam permainan bolavoli, serta meningkatnya ketrampilan dasar permainan bolavoli seperti bergerak ke arah jatuhnya bola, mengoperkan bola ke teman seregu dengan arah dan ketingginan yang tepat pada sasaran dan mematikan bola didaerah lawan. Dengan demikian, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk memilih dan memantapkan strategi yang digunakan dalam mengajar permainan bolavoli.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung terbukti efektif dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Terdapat proses peningkatan dan perkembangan rasa tanggung jawab siswa mulai dari tindakan 1, tindakan 2 sampai tindakan 3 dalam pembelajaran permainan bolavoli, hal ini ditandai dengan stabilnya rasa tanggung jawab siswa pada level 3 (self responsibility) dan pada level 4 (caring) dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli.


(32)

62

yang lebih baik sesuai dengan tabel/daftar pada level dalam model pembelajaran Hellison.

3. Melalui implementasi pendekatan taktis yang menyerupai dengan permainan sesungguhnya, minat, ketrampilan, rasa tanggung jawab dan kegembiraan siswa dapat meningkat.

4. Model pembelajaran akan berhasil diterapkan pada siswa, semuanya dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, karakteristik, materi, tujuan, karakteristik siswa dan kompetensi guru dalam menerapkan suatu model pembelajaran.

5. Pembinaan rasa tanggung jawab dan sikap sosial yang dilakukan sejak dini, mampu menanamkan perilaku positif pada siswa, sehingga diharapkan ada pembiasaan sikap bertanggung jawab yang positif dan melekat pada diri siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah peneliti kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani MAN 1 Bandung yang sudah memiliki pengetahuan tentang cara penerapan model pembelajaran Hellison, diharapkan mengimplikasikannya secara nyata dalam setiap pembelajaran guna meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

2. Ketika guru pendidikan jasmani akan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran jasmani, guru harus memahami hakekat dari perkembangan moral anak terlebih dahulu, sehingga guru dapat memprediksikan sejauh mana model pembelajaran Hellison ini dapat memberikan hasil yang maksimal.

3. Bagi guru pendidikan jasmani yang belum memahami tentang model pembelajaran Hellison, sangat diharapkan untuk meningkatkan kompetensinya dalam memahami model pembelajaran Hellison.

4. Para siswa diharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik permainan bolavoli yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani


(33)

63

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Sedangkan bagi siswa yang belum menguasai dasar-dasar teknik permainan bolavoli diharapkan berlatih lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama dengan siswa yang tela menguasai dasar-dasar teknik permainan bolavoli.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Berliana. (1998). Pengaruh Model Hellison Sebagai pembinaan Sikap Bertanggung Jawab Yang dipadukan Dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Bandung .

Berliana dan Alen. (2009). Makalah : Pembelajaran Sikap Bertanggung Jawab Dan Sikap Sosial Melalui Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar. Bandung.

BSNP (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas.

Fauzi, Rizal. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku Sosial Dan Ketrampilan Bermain Bolavoli. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.

Hellison, Don. (1995). Teaching Responsibility Trough Physical Activity. Human Kinetics. University of Illionois at Chicago.

Indien. (2012). model-model-penelitian-tindakan-kelas. [Online]. Tersedia:

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html Licona, Thomas. (1992). Educating For Character : How Our School Can Teach Respect

and Responsibility. Canada. Irvins Perkins Associates. Inc Bantam Books.

Nasution. (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Putri, Devani Ratna. (2011). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli.

Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Bandung.

Subagja, Rahmat. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan Kerjasama.

Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.

Subroto Toto dan Yudiana Yunyun. (2010). Modul Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI.

Suherman, Adang. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. IKIP Bandung Press. Bandung.

Syamsul. (2012). Urgensi Pendidikan Karakter Di Lingkungan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://urgensi-pendidikan-karakter-di-lingkungan-keluarga-sekolah-dan-masyarakat/

Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru

Sekolah Menengah (Secondary School Teacher Development Poject) IBRD LOAN NO. 3979 – IND.


(35)

Wiriaatmadja Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kerjasama PPS UPI Bandung dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis Dan Teknis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Disertasi. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Zaenal dan Sujak. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Yrama Widya. Bandung.


(1)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami dan terampil menerapkan teknik analisis data yang tepat agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah. Moleong (2002:110) mengemukakan analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang terkumpul dapat dianalasis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan tindakan dengan disesuaikan pada karakteristik, fokus masalah serta tujuan penelitian. Selanjutnya Moleong (2002:175) menyatakan “ pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, yaitu triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”. Sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.

Nasution (1996:115) menjelaskan bahwa triangulasi adalah rumusan hipotesa divalidasi berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran. Ketiga sudut pandang tersebut adalah :

 Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah dilakukan)

 Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimaa proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar)

 Guru penjas (Observer), yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai pengajar.


(2)

61

Agil Bayu Rizkian, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Hellison Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduz BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran aktivitas permainan bolavoli melalui implementasi pendekatan taktis dapat diterapkan dan mampu meningkatkan ketrampilan gerak siswa. Hal ini ditandai dengan bertambahnya minat siswa dalam memahami pola-pola gerak dasar dalam permainan bolavoli, serta meningkatnya ketrampilan dasar permainan bolavoli seperti bergerak ke arah jatuhnya bola, mengoperkan bola ke teman seregu dengan arah dan ketingginan yang tepat pada sasaran dan mematikan bola didaerah lawan. Dengan demikian, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli tersebut dapat digunakan sebagai alternatif untuk memilih dan memantapkan strategi yang digunakan dalam mengajar permainan bolavoli.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di MAN 1 Bandung terbukti efektif dalam meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Terdapat proses peningkatan dan perkembangan rasa tanggung jawab siswa mulai dari tindakan 1, tindakan 2 sampai tindakan 3 dalam pembelajaran permainan bolavoli, hal ini ditandai dengan stabilnya rasa tanggung jawab siswa pada level 3 (self responsibility) dan pada level 4 (caring) dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli.

Sebagai kesimpulan pembahasan penerapan model pembelajaran Hellison dalam proses pembelajaran aktivitas permainan bolavoli adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan pelaksanaan penelitian, ternyata model pembelajaran Hellison

sangatlah penting diberikan kepada anak sedini mungkin untuk menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab.

2. Motivasi yang terlihat dilapang selama penelitian ini berlangsung adalah siswa berusaha dan berlomba untuk meningkatkan sikapnya ke arah level


(3)

yang lebih baik sesuai dengan tabel/daftar pada level dalam model pembelajaran Hellison.

3. Melalui implementasi pendekatan taktis yang menyerupai dengan permainan sesungguhnya, minat, ketrampilan, rasa tanggung jawab dan kegembiraan siswa dapat meningkat.

4. Model pembelajaran akan berhasil diterapkan pada siswa, semuanya dipengaruhi oleh sarana dan prasarana, karakteristik, materi, tujuan, karakteristik siswa dan kompetensi guru dalam menerapkan suatu model pembelajaran.

5. Pembinaan rasa tanggung jawab dan sikap sosial yang dilakukan sejak dini, mampu menanamkan perilaku positif pada siswa, sehingga diharapkan ada pembiasaan sikap bertanggung jawab yang positif dan melekat pada diri siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah peneliti kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, khususnya guru pendidikan jasmani MAN 1 Bandung yang sudah memiliki pengetahuan tentang cara penerapan model pembelajaran Hellison, diharapkan mengimplikasikannya secara nyata dalam setiap pembelajaran guna meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

2. Ketika guru pendidikan jasmani akan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran jasmani, guru harus memahami hakekat dari perkembangan moral anak terlebih dahulu, sehingga guru dapat memprediksikan sejauh mana model pembelajaran Hellison ini dapat memberikan hasil yang maksimal.

3. Bagi guru pendidikan jasmani yang belum memahami tentang model pembelajaran Hellison, sangat diharapkan untuk meningkatkan kompetensinya dalam memahami model pembelajaran Hellison.

4. Para siswa diharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik permainan bolavoli yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani


(4)

63

Agil Bayu Rizkian, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Hellison Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.eduz

sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Sedangkan bagi siswa yang belum menguasai dasar-dasar teknik permainan bolavoli diharapkan berlatih lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama dengan siswa yang tela menguasai dasar-dasar teknik permainan bolavoli.


(5)

Yang dipadukan Dalam Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Bandung .

Berliana dan Alen. (2009). Makalah : Pembelajaran Sikap Bertanggung Jawab Dan Sikap Sosial Melalui Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar. Bandung.

BSNP (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas.

Fauzi, Rizal. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Perilaku Sosial Dan Ketrampilan Bermain Bolavoli. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.

Hellison, Don. (1995). Teaching Responsibility Trough Physical Activity. Human Kinetics. University of Illionois at Chicago.

Indien. (2012). model-model-penelitian-tindakan-kelas. [Online]. Tersedia:

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html Licona, Thomas. (1992). Educating For Character : How Our School Can Teach Respect

and Responsibility. Canada. Irvins Perkins Associates. Inc Bantam Books.

Nasution. (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Putri, Devani Ratna. (2011). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Bandung.

Subagja, Rahmat. (2012). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Pembentukan Kerjasama. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan UPI Bandung.

Subroto Toto dan Yudiana Yunyun. (2010). Modul Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI.

Suherman, Adang. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. IKIP Bandung Press. Bandung.

Syamsul. (2012). Urgensi Pendidikan Karakter Di Lingkungan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat. [Online]. Tersedia: http://urgensi-pendidikan-karakter-di-lingkungan-keluarga-sekolah-dan-masyarakat/

Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru

Sekolah Menengah (Secondary School Teacher Development Poject) IBRD LOAN NO. 3979 – IND.


(6)

Agil Bayu Rizkian, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Hellison Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kerjasama PPS UPI Bandung dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis Dan Teknis Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Pada Pendidikan Jasmani Siswa SMP. Disertasi. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Zaenal dan Sujak. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Yrama Widya. Bandung.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS BERMAIN UNTUK MENGEMBANGKAN GERAK DASAR PERMAINAN BOLA KECIL: Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Isola Bandung.

0 1 9

PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA : penelitian tindakan kelas di kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung.

4 9 58

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung.

0 1 38

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung.

0 5 32

PENERAPAN MODEL “COOPERATIVE LEARNING” DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI : Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP YAS Bandung kelas VII A.

0 7 32

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CISITU I KOTA BANDUNG.

0 2 38

IMPLEMENTASI MODEL PEER TEACHING DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI.

0 1 30

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 / 2016.

0 0 18

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung - repository UPI S JKR 1101078 Title

1 1 3