IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CISITU I KOTA BANDUNG.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas V-B di SD Negeri Cisitu 1 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

Andrias Salsabiel 0904060

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

IMPLEMENTASI MODEL

PEMBELAJARAN KEBUGARAN

UNTUK MENINGKATKAN

PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

KEBUGARAN DALAM PENDIDIKAN

JASMANI

Oleh Andrias Salsabiel

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Oahraga dan Kesehatan

© Andrias Salsabiel 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANDRIAS SALSABIEL

STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V-B MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGIKUTI AKTIVITAS PEMBELAJARAN KEBUGARAN

DALAM PENDIDIKAN JASMANI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd NIP.1958 0620 1986 011002

Pembimbing II

dr. Ikbal Gentar Alam NIP.1976 1015 2008 011000

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd NIP.1958 0620 1986 011002


(4)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti A B S T R A K

Andrias Salsabiel (2013) Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung. Pembimbing I Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd Pembimbing II dr. Ikbal Gentar Alam.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meneliti partisipasi siswa ketika mengikuti pembelajaran kebugaran dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan menggunakan model pembelajaran kebugaran. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, terdiri atas tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cisitu I Kota Bandung Jalan Sangkuriang No. 87 Kec. Coblong Kota Bandung, Jawa Barat dengan objek penelitian siswa Kelas V-B yang berjumlah 34 orang. Proses penelitian dibagi menjadi dua siklus yang terdiri atas empat tindakan. Setiap pelaksanaan tindakan, menggunakan berbagai aktivitas kebugaran dalam permainan seperti permainan pos-pos, sirkuit, dan memindahkan bola yang dimodivikasi baik cara maupun peraturan permainannya. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen lembar observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi berupa foto. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan tekhnik persentase. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kebugaran dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti materi pembelajaran kebugaran dalam pendidikan jasmani.


(5)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti ABSTRACK

Andrias Salsabiel (2013). Implementation Model for Improving Learning Centre Students Following Participation Activities Learning Centre in Physical Education Classroom Action Research In Fifth Grade Students Cisitu I Elementary School Bandung. Pembimbing I Drs. Andi Suntoda Situmorang, M.Pd Pembimbing II dr. Ikbal Gentar Alam.

This classroom action research aims to investigate student participation when following a fitness learning in physical education and sport health fitness using learning models . The research was conducted by implementing the research design developed by Kurt Lewin, consisting of stages of planning, action, observation, and reflection . The research was conducted at the Cisitu I Elementary School, Bandung. The object of research is 34 students from VB class. The research process is divided into two cycles of four actions. Every action, using a variety of fitness activities in the game as the game outposts, circuits , and move the ball both ways and the modified game rules . Data was collected using instruments observation sheets , field notes , and documentation in the form of photos. All data collected were analyzed using percentages techniques . Results of data analysis showed that the application of learning models fitness can improve student participation in the learning material to follow fitness in physical education .


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... .. ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... . ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR LAMPIRAN ... . xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Pembatasan Penelitian ... 7

F. Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN... 9

A. Kajian Pustaka ... 9


(7)

2. Hakikat Model Pembelajaran Kebugaran ... . 18

3. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 30

4. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ... 34

B. Hipotesis Tindakan... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 41

B. Waktu dan TempatPenelitian ... 42

C. Subjek Penelitian ... 42

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 43

E. Prosedur Penelitian ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 50

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .... ... 58

A. HasilPenelitian...………...………….. 58

1. Deskripsi Data... 58

2. Hasil Analisis Data... 59

3. Refleksi ... 65

B. Pembahasan Penelitian...…………....………...…... 68

1. Siklus Satu... 68

2. Siklus Dua... 78


(8)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ... 90

A. Simpulan ... ... 90

B. Saran. ... 90

DAFTAR PUSTAKA. ... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah-sekolah, dan mempunyai peranan penting dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani, yang didalam pembelajarannya melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan ketiga aspek tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Hetherington (Abduljabar 2010:7) mendeklarasikan empat tujuan pendidikan jasmani yaitu:

1. Tujuan perkembangan organik, yaitu: sebagai contoh kebugaran, kesehatan, kekuatan, daya tahan, power, tahan terhadap derita, dan mudah bergerak.

2. Tujuan perkembangan kognitif, yaitu tujuan pengetahuan, sebagai contoh pemahaman, kebebasan, kemerdekaan, wawasan, dan kenyataan.

3. Tujuan perkembangan psikomotor, yaitu keterampilan, bergerak efektif, kompeten, bebas mengekpresikan, partisipasi (dalam budaya olahraga, senam) dan kreativitas.

4. Tujuan perkembangan afektif, yaitu: sebagai contoh perkembangan karakter, apresiasi, makna, keriangan, dan kesenangan.

Menurut (Husdarta, 2011:3) dalam buku Manajemen Pedidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.

Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan tentu di dalamnya ada proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan proses pembelajaran mata pelajaran lainnya, proses pembelajaran


(10)

pendidikan jasmani sangatlah berbeda. Pendidikan jasmani mengajak siswa untuk dapat berkembang sesuai dengan keinginannya, tetapi kenyataan lain dilapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu mata pelajaran yang membosankan dan melelahkan serta tidak sesuai dengan konsep dasar pendidikan jasmani itu sendiri. Kenyataan lainnya adalah tidak adanya kesinambungan antara kurikulum yang diajarkan dengan kehidupan nyata anak sehari-hari seperti diungkap oleh Siswoyo dalam (Sobarna, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang dirumuskan para ahli kurikulum cenderung eksklusif, sempit, dan terlalu akademis dan terkesan semua peserta didik hendak diarahkan jadi ilmuwan.

Meskipun secara konseptual pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas hidup siswa, tetapi secara umum fakta dilapangan menunjukan bahwa pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masih memiliki berbagai permasalahan, terutama yang terkait dengan kualitas proses pembelajaran. Hasil survey pada tingkat global menunjukan beberapa indikasi lain, mulai dari alokasi waktu yang terbatas, kelangkaan infrastruktur, kualifikasi tenaga yang tidak sesuai (Lutan, 1999). Hasil penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukan bahwa remaja pada usia 13-17 tahun terjadi penurunan tingkat aktivitas jasmani dan aktivitas jasmani siswa laki-laki lebih aktif secara signifikan dari pada siswa perempuan yang diungkap oleh Biddle dan Chatzisarantis dalam (Lutan, 1999)

Persoalan-persoalan seperti diatas bisa berdampak pada munculnya masalah-masalah lain, seperti siswa mempunyai tingkat kebugaran yang rendah dan keterampilan dasar yang tidak memadai, kurang termotivasinya siswa untuk berpartisifasi dalam aktivitas pendidikan jasmani. Hasil survey yang dilakukan oleh Cholik dan Harsono dalam ngasmin dan Soepatono dalam (Lutan, 1999) menunjukan adanya kecenderungan siswa kurang meminati aktivitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan karena dirasakan sangat berat.


(11)

Demikian pula dengan persoalan pendidikan jasmani di kelas V pada saat penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Cisitu I Kota Bandung, menunjukan masih banyak siswa yang kurang antusias mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada saat materi aktivitas pembelajaran kebugaran jasmani. Pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung, siswa lebih memilih duduk di pinggir lapangan dari pada mengikuti kegiatan, selalu mengeluh bahwa pembelajaran kebugaran sangat melelahkan dan membosankan, menunjukan adanya kecenderungan minat siswa berkurang pada saat aktivitas pembelajaran kebugaran jasmani karena dirasakan sangat berat, dan partisipasi dalam pembelajaran pun cenderung menurun.

Pembelajaran kebugaran merupakan salah satu komponen yang ada dalam pendidikan jasmani. Kebugaran jasmani dapat diartikan dalam berbagai kualitas hidup yang sangat berhubungan dengan keadaan status kesehatan seseorang, dan menjadi bagian pendorong serta sumber kekuatan bagi perkembangan dan pertumbuhan jasmani ke arah yang lebih baik. Pembelajaran kebugaran sangat penting diberikan pada anak sekolah dasar, hal tersebut sesuai dengan kurikulum yang terlampir dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SK dan KD) tentang pembelajaran kebugaran dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani. Pembelajaran kebugaran secara garis besar mengajarkan tentang konsep dasar pembinaan kebugaran jasmani, praktek dasar kebugaran jasmani, membuat dan menilai status kebugaran jasmani untuk diri sendiri. Untuk itu beberapa pertimbangan penerapan model ini antara lain meliputi: 1) Menekankan pada partisipasi yang menyenangkan pada kegiatan-kegiaan yang mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menyediakan kegiatan-kegiatan kompetitif dan non kompetitif dengan rentang yang bervariasi sesuai dengan tuntutan perbedaan kemampuan siswa. 3) Memberikan keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence) yang diperlukan siswa agar dapat berpartisipasi aktif secara fisik.

Sesuai dengan uraian diatas dan kondisi nyata permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,


(12)

maka perlu dilakukan upaya kongkret dan inovatif untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani, salah satunya antara lain dengan menerapkan model pembelajaran kebugaran. Dengan diberikan pemahaman serta motivasi tentang manfaat mempunyai tubuh yang bugar sejak usia dini, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan terdorong untuk berpartisipasi mengikuti pembelajaran kebugaran dalam pendidikan jasmani, serta lebih menyadari fungsi dan manfaat memiliki tubuh yang sehat untuk sekarang, dan dimasa yang akan datang.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, yang paling penting adalah bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa itu ikut berpartisipasi dalam aktivitas belajar. Dalam hal ini sudah tentu peran guru sangat penting, bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan aktivitas belajar dengan baik. Seseorang dalam melakukan aktivitas didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis. Kebutuhan tersebut akan selalu berkaitan dengan motivasi, jika siswa sudah tidak merasa butuh dengan aktivitas belajar, maka motivasi siswa akan berkurang, sehingga partisipasi siswa dalam aktivitas belajar pun tidak ada. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa partisipasi akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Macam-macam faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar menurut Thomas F. Staton dalam (A. M. Sardiman, 2011) yaitu 1) Motivasi, 2) Konsentrasi, 3) Reaksi, 4) Organisasi, 5) Pemahaman, 6) Ulangan.

Penulis dalam penerapan model ini lebih menekankan pada pemberian materi pembelajaran aktivitas bermain yang bersifat kompetitif, menyenangkan, dan selalu memberi pemahaman tentang fungsi dan manfaat dalam pembelajaran yang telah disampaikan. Serta membimbing siswa


(13)

mengikuti pembelajaran kebugaran yang bervariasi, menarik, sehingga siswa akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran khususnya dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran kebugaran untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran kebugaran serta menambah pemahaman siswa tentang manfaat dalam mengikuti aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani, selanjutnya peneliti merumuskan dalam sebuah judul penelitian: “Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran Untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas V di SDN Cisitu I Kota Bandung”. Penelitian ini penulis anggap memiliki nilai penting dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan kualitas pembelajaran baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, yang berdampak pada tingkat keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani pada khususnya dan umumnya pada siswa dapat menerapkan kebiasaan hidup sehat dilingkungan sendiri maupun masyarakat.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, maka permasalahnnya dapat di identifikasi sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran kebugaran dapat meningkatkan partisipasi siswa saat mengikuti pembelajaran aktivitas kebugaran dalam pendidikan jasmani siswa kelas V SDN Cisitu I Kota bandung ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan penerapan model kebugaran jasmani dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa ketika


(14)

mengikuti pembelajaran aktivitas kebugaran pada siswa kelas V SDN Cisitu 1 Kota Bandung.

D.Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan sumbangan bahan pemikiran untuk kajian penerapan model pembelajaran kebugaran terhadap partisipasi siswa ketika belajar aktivitas kebugaran dalam pendidikan jasmani yang diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut bagi pengembangan belajar mengajar.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang sangat besar bagi semua pihak yang terkait dalam usaha perbaikan proses pembelajaran kebugaran jasmani dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar, diantaranya:

a. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan kepada pengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk merangsang kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran kebugaran.

b. Bagi siswa

Diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik serta siswa menjadi lebih berpartisipasi mengikuti pembelajaran kebugaran dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

c. Bagi peneliti

Peneliti secara tidak langsung telah ikut andil dalam memberikan pemahaman dan memperkuat perencanaan pelaksanaan proses pembelajaran kebugaran dalam penjas yang lebih kreatif dan inovatif.


(15)

d. Bagi SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Hasil penelitian akan memberikan sumbangan praktis untuk sekolah tersebut dalam rangka perbaikan proses pembelajaran kebugaran dalam pendidikan jasmani.

E.Pembatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Definisi-definisi menurut para ahli, meliputi : model pembelajaran kebugaran, partisipasi belajar, pendidikan jasmani dan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Partisipasi belajar akan dilihat dari lima aspek dorongan psikologis belajar menurut Thomas dalam (A. M. Sardiman, 2011) yaitu : 1). Motivasi, 2). Konsentrasi, 3). Reaksi, 4). Organisasi, 5). Pemahaman 6). Ulangan. 3. Dalam penelitian ini pembelajaran pendidikan jasmani dibatasi dengan

materi pembelajaran kebugaran aktivitas permainan yang bersifat kompetitif.

4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan cara pengamatan (lembar observasi siswa), catatan lapangan, dan dokumentasi berbentuk foto.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dari masalah penelitian ini, maka penulis ingin memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan istilah yang digunakan dalam penelitian ini yakni:

1. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

2. Model diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Fred Percipal dalam buku model-model pembelajaran (Juliantine T. dkk. 2011:3).


(16)

3. Pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. (UUSPN No 20 tahun 2003). dalam buku model-model pembelajaran (Juliantine T. dkk. 2011:6).

4. Model pembelajaran adalah rancangan yang dibuat oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rencana, pelaksanaan, dan evluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Knirk dan Gustafon dalam (Juliantine T. dkk. 2011:8).

5. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan yang baik dan bersahaja, (Tarigan, 2012).

6. Model pembelajaran kebugaran adalah model pembelajaran yang didalamnya mengajarkan tentang gaya hidup sehat, mandiri, serta serta menumbuhkan partisipasi siswa dalam aktivitas fisik. (Suherman, 2011) 7. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. 8. Menurut Keith Davis dalam (Sastropoetro, 1986) , partisipasi adalah

suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.


(17)

Andrias Salsabiel, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CAR) yang sudah dipaparkan di BAB II. Adapun yang mendasari atau alasan penulis memilih PTK adalah karena objek permasalahan penelitian ini adalah metode pembelajaran yang merupakan permasalahan faktual. Permasalahan ini muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru dari proses mengajar. Penelitian ini dilakukan dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan dalam peneltian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, alasanya karena Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, rancangan modelnya sederhana dan lebih muda dipahami, serta paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian tindakan kelas. Rancangan model PTK. Menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh Susilana dalam (Hidayat, Y. 2011) yang menyatakan bahwa: “Penelitian tindakan kelas mengikuti suatu siklus dimana tiap siklus terdiri dari langkah-langkah berikut: (1). Perencanaan (Planing) (2).Aksi atau tindakan (Action) (3).Observasi (Observing) (4).Refleksi (Reflecting)”. Lebih jelasnya disajikan pada gambar dibawah ini


(18)

Andrias Salsabiel, 2013

Gambar 3.1 Rancangan PTK

Berdasarkan pemaparan di atas, jadi tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarandalam proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan secara berkesinambungan melalui teknik-teknik yang tepat, yang dilakukan sesuai dengan masalah yang dihadapi dan tingkat perkembangan siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada pertengahan bulan Agustus sampai awal bulan September 2013. Penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama dua minggu empat kali pertemuan atau tindakan, yaitu dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua pertemuan atau tindakan. Penelitian dilakukan Tempat penelitian dilaksanakan di komplek Sekoah Dasar Negeri Cisitu I Kota Bandung Jalan Sangkuriang No. 87 Kec. Coblong Kota Bandung.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Cisitu I Kota Bandung dan objek penelitian adalah siswa-siswi kelas V-B yang berjumlah 34 orang, terdiri atas 15 siswa putera dan 19 siswa putri.

Merencanakan

(Planning)

Refleksi

(Reflecting)

Melakukan Tindakan

(Acting)

Mengamati


(19)

Andrias Salsabiel, 2013

D. Variabel dan Definisi Operasioanl Variabel

1. Variabel Penelitian

Ada tiga variabel pokok yang dilibatkan dalam PTK ini, yaitu:

1) Variabel input : Siswa kelas V-B SDN Cisitu I Kota Bandung 2) Variabel proses : Model Pembelajaran Kebugaran

3) Variabel Out put : Partisipasi siswa mengikuti aktivitas pembelajaran kebugaran dalam pendidikan jasmani

2. DefinisiOperasional Variabel

Mengkaji dan mengimplementasikan model pembelajaran kebugaran untuk meningkatkan partisipasi siswa ketika mengikuti pembelajaran aktivitas kebugaran dalam pedidikan jasmani.

Menurut Suherman 2011, tujuan mengajar kebugaran kepada siswa adalah membantu mereka memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang membawa mereka ke gaya hidup aktif.

Menurut Husdarta (2011:18) pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Keith Davis dalam (Sastropoetro, 1986), partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.

E. Prosedur Penelitian

Rangkaiam proses peneletian akan dilakukan dengan menempuh empat tahapan proses rancangan model Kurt Lewin, yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus. Adapun tahap-tahap penelitiannya sebagai berikut:


(20)

Andrias Salsabiel, 2013

Gambar 3.2

Tahapan atau siklus PTK Model dari Workshop Jurusan oleh Yusuf Hidayat, S.Pd, M.Si

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan program pembelajaran, Peneliti membuat sekenario pembelajaran yang sesuai dengan PERMENDIKNAS NOMOR 41 TAHUN 2007 Tentang STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH, tentang pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kebugaran sebagai fokus utamanya.

1) Setiap pertemuan atau tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang diinginkan, termasuk didalamnya membuat sekenario pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kebugaran.

Pengamatan Tindakan I & II Pelaksanaan

Perencanaa

Perencanaan Ulang Refleksi

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan Tindakan III & IV

Pengamatan

Siklus II


(21)

Andrias Salsabiel, 2013

2) Menyiapkan alat dan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan, baik untuk kepentingan simulasi maupun untuk pelaksanaan tindakan.

3) Menyusun dan mengembangkan instrumen atau alat pengumpul data, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : (a) Menentukan indikator setiap variabel; (b) Membuat format observasi, (c) Menentukan indikator/target pencapaian, (d) Dokumentasi berupa foto.

4) Melakukan pra observasi pembelajaran untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin ada sebelum pelaksanaan tindakan

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas ini akan dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus terdiri atas dua tindakan atau pertemuan. Rangkaian siklus dan tindakan dilaksanakan selama dua minggu, jadi setiap minggu dilaksanakan dua kali tindakan atau pertemuan. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti sebagai guru, melaksanakan tindakan yang sebelumnya telah direncanakan untuk dilaksanakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang diinginkan, dan akan dibantu oleh seorang observer, yaitu Drs. Hasanudin (guru penjas kelas V dari SDN Cisitu 1 Kota Bandung).

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dari Siklus I s/d Siklus II, yaitu sebagai berikut:

1. Ide Awal

Pada ide awal peneliti mengidentifikasi masalah yang terjadi dan ditemukan dalam proses pembelajaran. identifikasi masalah tersebut dilakukan dengan cara observasi langsung pada siswa kelas V-B SDN Cisitu 1 Kota Bandung.

2. Temuan Analisis

Pada temuan analisis ini, peneliti berdasarkan observasi yang telah dilakukan terhadap siswa kelas V-Bmenemukan permasalahan yang diantaranya adalah siswa kurang bersemangat dan rendahnya tingkat partisipasi siswa pada saat mengikuti pelajaran dan mempraktikkan


(22)

Andrias Salsabiel, 2013

pembelajaran aktivitas kebugaran yang berdampak terhadap hasil belajar, sehingga peneliti memutuskan siswa kelas V-B untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Cisitu 1 Kota Bandung. Permintaan izin dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, karena peneliti sebelumnya telah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN tersebut.

b. Melakukan sosialisasi dengan Guru Penjas dan siswa

Peneliti melakukan sosialisasi terhadap guru untuk melakukan penelitian dengan meminta kelas V-B sebagai subjek penelitian. Selain itu peneliti melakukan sosialisasi dengan siswa kelas V-BSDN Cisitu 1 Kota Bandung yang akan dijadikan objek penelitian.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi di SDN Cisitu 1 Kota Bandung, terutama siswa kelas V-B yang akan dijadikan objek penelitian. Kemudian peneliti menganalisis Kurikulum dan Silabus SDN Cisitu 1 Kota Bandung untuk mempelajari Kompetensi Dasar dari mata pelajaran Penjasorkes khususnya materi pembelajaran kebugaran. Setelah itu, peneliti menyiapkan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran.

d. Identifikasi masalah

Pada tahap ini peneliti menentukan cara pemecahan masalah sebelum melaksanakan tindakan, dan peneliti sudah menelaah Kurikulum dan Silabus SDN Cisitu 1 Kota Bandung mata pelajaran Penjasorkes kelas V-B semester 1 tahun ajaran 2013-2014. Adapun tahapannya sebagai berikut:


(23)

Andrias Salsabiel, 2013

1) Menentukan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dan materi pokok.

2) Menentukan model/pendekatan pembelajaran. peneliti memilih model pembelajaran kebugaran dengan pendekatan bermain dalam penelitiannya.

3) Mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dilakukan.

4) Menyusun Rerencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam RPP tersebut peneliti menyusun tindakan yang dilakukan dalam sebuah siklus.

5) Memilih dan menyusun serta menetapkan teknik pengumpulan data penelitian yaitu dengan menggunakan lembar observasi (lembar observasi siswa), catatan lapangan, dan rekaman foto.

4. Implementasi / Menerapkan Siklus I

Pada siklus 1 dilakukan dengan 2 tindakan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Tindakan 1 a. Pelaksanaan

Pada tindakan 1 proses pembelajaran, materi yang peneliti pilih dalam model pembelajaran kebugaran adalah materi pembelajaran aktivitas permainan pos-pos (3pos) yang ditambah usur kompetitif didalamnya, hal tersebut dilakukan karena menurut peneliti usia anak sekolah dasar adalah termasuk kedalam usia bermain. Sehingga akan lebih efektif dilakukan jika dibandingkan dengan memberikan materi pembelajaran kebugaran yang sifatnya baku atau sesuai program latihan kebugaran.


(24)

Andrias Salsabiel, 2013

b. Melaksanakan tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan pada perencanaan disiklus 1.

c. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan guru penjas yang sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah ditetapkan disiklus 1.

d. Refleksi

Mengevaluasi yang berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I, menentukan tindakan selanjutnya di tindakan II.

2) Tindakan 2

Pada tindakan 2 juga masih sama menggunakan pembelajaran kebugaran berbentuk permainan pos-pos (3 pos), yang diberi unsur kompetitif yang disesuai dengan pedoman model pembelajaran kebugaran.

B. Siklus II

1) Siklus II tindakan 3 a. Pelaksanaan

Pada tindakan 3, jenis pembelajaran kebugaran yang penulis pilih adalah model pembelajaran kebugaran yaitu permainan sirkuit dan menambahkan unsur kompetitif didalam pembelajaran tersebut dengan rencana tindakan dari hasil refleksi siklus 3 yang telah dilakukan. Kemudian pada akhir pembelajaran melakukan sesi tanya jawab dengan siswa dan mendiskusikannya dengan observer, hal ini bertujuan untuk melihat perubahan atau peningkatan dari tindakan yang telah diberikan.


(25)

Andrias Salsabiel, 2013

b. Melaksanakan tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan pada perencanaan disiklus II yaitu menerapkan model pembelajaran kebugaran.

c. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan guru peneliti yang sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah ditetapkan disiklus 1.

d. Refleksi

Mengevaluasi secara keseluruhan yang berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I, dan menentukan tindakan selanjutnya di tindakan II.

2) Siklus II tindakan 4

Pada tindakan 4, pembelajaran kebugaran yang dilakukan adalah aktivitas permainan memindahkan bola secara berkelompok yang dimodivikasi dan bervariasi baik alat atau aturannya dengan rencana tindakan dari hasil siklus sebelumnya. Pada akhir pembelajaran seperti biasanya guru melakukan sesi tanya jawab pada siswa, dan diskusi dengan observer untuk mengetahui perubahan atau peningkatan partisipasi siswa dari tindakan yang telah diberikan.

a. Pelaksanaan observasi dan evaluasi

Observer melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan tindakan secara sistematis dan objektif dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan.

3. Tahap Pengamatan (observasi) dan Evaluasi

Pada tahapan ini, guru sebagai observer mengamati semua hal yang terjadi dan mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung, serta menulis


(26)

gejala-Andrias Salsabiel, 2013

gejala yang timbul pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap ini ditujukan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang sudah dilakukan. Tujuannya yaitu untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di lapangan pada saat pembelajaran berlangsung. Tahapan refleksi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa, dan merenungkan kembali hasil pembelajaran dari setiap tindakan yang disiskusikan dengan observer. Hasil refleksi ini berfungsi untuk perbaikan terhadap rencana awal, sehingga diketahui apakah penelitian yang dilakukan telah dapat meningkatkan partisipasi siswa atau sebaliknya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2006).

Adapun instrumen yang digunakan penulis selama penelitian berlangsung adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi (pengamatan)

Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berfungsi juga sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya. Observasi ini dilakukan oleh rekan sejawat/ guru penjas peneliti dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman, dan dilakukan secara terus menerus dalam setiap siklus.

Adapun lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(27)

Andrias Salsabiel, 2013

Tabel 3.1

Format lembar observasi aktivitas siswa

No Aspek-aspek yang

di observasi

Indikator penilaian Aktivitas siswa

Kriteria

B C K

1 Motivasi

a. Siswa bersemangat dalam melakukan gerakan yang diajarkan.

b. Siswa antusias mengikuti pembelajaran yang disampaikan.

c. Siswa begairah mengikuti kegiatan pembelajaran

2 Konsentrasi

d. Siswa berkonsentrasi ketika mendengarkan penjelasan materi pembelajaran.

e. Siswa berkonsentrasi ketika mempelajari gerakan.

f. Siswa berkonsentrasi ketika mengikuti kegiatan pembelajaran .

3 Reaksi

g. Siswa dapat merespon dengan cepat semua yang disampaikan oleh pengajarnya.

h. Siswa bersikap waspada ketika melakukan permainan

i. Siswa bersikap cermat ketika melakukan permainan.

4 Organisasi

j. Siswa mampu bekerjasama ketika bermain dengan satu tim

k. Siswa melakukan tugas dengan baik dalam kelompoknya

l. Siswa tidak diam saja dalam mengikuti permainan/pembelajaran

5 Pemahaman

m. Siswa dapat memahami manfaat dari pembelajaran yang diberikan.

n. Siswa dapat menyadari fungsi dari gerakan yang telah dilakukan.

o. Siswa dapat mencontohkan gerakan yang telah diajarkan ketika diminta oleh guru


(28)

Andrias Salsabiel, 2013

Keterangan penilaian tiap indikator terhadap partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

Motivasi :

a. Semangat

1. Siswa berkemauan dalam mengikuti pembelajaran (B) 2. Siswa biasa saja dalam mengikuti pembelajaran (C)

3. Siswa tidak berkemauan dalam mengikuti pembelajaran (K) b. Antusias

1. Siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang aktif dalm mengikuti pembelajaran (C) 3. Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran (K)

c. Bergairah

1. Siswa berenergik dalam mengikuti pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang berenergik dalam mengikuti pembelajaran (C) 3. Siswa tidak berenergik dalam mengikuti pembelajaran (K)

Konsentrasi

1. Siswa memperhatikan setiap pembelajaran dengan sungguh-sungguh (B) 2. Siswa kadang-kadang memperhatikan pembelajaran (C)

3. Siswa tidak memperhatikan setiap pembelajaran (K)

6 Ulangan

p. Siswa dapat menyebutkan kembali materi pembelajaran

q. Siswa dapat mengulangi gerakan yang telah diajarkan oleh pengajar dengan baik.

r. Siswa dapat mengingat pembelajaran yang telah disampaikan dengan baik

Skor Maksimal: 18 Ket. Nilai=


(29)

Andrias Salsabiel, 2013

Reaksi : a. Respon

1. Siswa menanggapi kegiatan pembelajaran deangan baik (B) 2. Siswa kadang-kadang menanggapi kegiatan pembelajaran (C) 3. Siswa tidak menanggapi kegiatan pembelajaran (K)

b. Waspada

1. Siswa behati-hati dalam melakukan kegiatan pembelajaran (B)

2. Siswa kadang-kadang memperhatikan keselamatan ketika pembelajaran(C) 3. Siswa ceroboh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran (K)

c. Cermat

1. Siswa teliti pada saat melakukan kegiatan pembelajaran (B) 2. Siswa kadang-kadang teliti melakukan kegitan pembelajaran (C) 3. Siswa ceroboh melakukan kegitan pembelajaran (K)

Organisasi :

1. Siswa saling membantu dan peduli dengan siswa lainnya (B) 2. Siswa kadang-kadang peduli kepada siswa lainnya (C) 3. Siswa tidak peduli/tidak membantu siswa lainnya (K)

Pemahaman :

1. Siswa dapat melakukan gerakan yang diminta oleh pengajar (B)

2. Siswa kadang-kadang dapat melakukan gerakan apa yang diminta oleh guru (C)

3. Siswa tidak dapat melakukan sendiri apa yang diminta oleh pengajarnya (K)

Ulangan :

1. Siswa dapat melakukan pembelajaran dengan baik ketika guru meminta mengulang kembali permainan / pembelajaran yang disampaikan (B) 2. Siswa kadang-kadang bisa melaksanakan pembelajaran yang telah


(30)

Andrias Salsabiel, 2013

3. Siswa tidak bisa melaksanakan pembelajaran ketika guru meminta mengulangnya kembali pemainan / pembelajaran (K).

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Rusmini dalam (Hikmalulloh 2011: 48) menjelaskan bahwa, “Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. ”Interaksi yang teramati dan tercatat memuat perilaku praktis saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan kesulitan perilaku yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang termuat dalam perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran.

Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.2 CATATAN LAPANGAN HARI/TANGGAL : ... TEMPAT : ... KOMPETENSI DASAR : ... SIKLUS ...

Permasalahan yang Muncul Pada Waktu

Observasi Tindakan ... Alternatif Pemecahan Masalah

... ... ... ... ... ... ... ...


(31)

Andrias Salsabiel, 2013

3. Rekaman Foto

Rekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang telah dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untuk menangkap suasana, detail peristiwa penting yang perlu didokumentasikan sebagai tanda bukti fisik.

Gambar-gambar foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan penelitian, sehingga laporan yang diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga dapat menggambarkan kemajuan pembelajaran siswa secara visual.

4. Indikator Keberhasilan

Bersumber dari hasil yang diperoleh dari observasi awal, yang mencerminkan partisipasi siswa kelas V-B SDN Cisitu 1 Kota Bandung dalam mengikuti pembelajaran kebugaran, diharapkan adanya peningkatan partisipasi setelah dilakukannya pembelajaran kebugaran tersebut. Indikator keberhasilan yang ditentukan adalah minimal 70%.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, sehingga dapat menjawab permasalahan penelitian. Adapun cara yang ditempuh itu terdiri dari berbagai teknik yang digunakan seperti: obsevasi, mencatat gejala-gejala yang timbul dan dokumentasi data sebagai bukti dalam pelaksanaan.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi atau pengamatan langsung. Observasi dalam penelitian ini disusun berdasarkan pra observasi. Pra observasi adalah penulis mengamati siswa saat mengikuti pembelajaran penjas atau PJOK sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.


(32)

Andrias Salsabiel, 2013

Jenis observasi yang akan digunakan adalah observasi partisipatif, yaitu proses observasi langsung yang dilakukan dimana observer berada bersama subjek yang diteliti. Dalam teknik observasi ini, peneliti membuat pedoman observasi secara terstruktur untuk mengukur tingkat aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dalam variabel gejala partisipasi siswa. Penilaian yang di laksanakan oleh observer yaitu secara subjektif. Menurut Sugiyono (2010:145), observasi partisipatif adalah peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penulis juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan teman yang lainnya.

Proses analisis data dalam penelitian ini adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden siswa kelas VB, menyajikan tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang sudah diajukan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Secara garis besar teknik analisis data dilakukan dalam tahapan-tahapan berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah terkumpul, (2) penghitungan / pengolahan data, (3) penjabaran hasil data, (4) evalasi hasil data. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menelaah seluruh data yang telah terkumpul

Penelaahan dilakukan dengan cara menghitung data dari lembar observasi, serta didukung dengan catatan lapangan dan diperkuat dengan bukti berupa dokumentas hasil penelitian berupa foto.


(33)

Andrias Salsabiel, 2013

(2) Penghitungan / pengolahan data

Data yang sudah dihitung, kemudian dimasukan pada grafik dalam bentuk persentase agar mempermudah membaca hasil penelitian.

(3) Penjabaran hasil data

Hasil data yang sudah ditampilkan berbentuk persentase, selanjutnya diperjelas dalam suatu kalimat yang disesuaikan dengan hasil dari analisis data.

(4) Evaluasi hasil penelitian

Mengevaluasi dan mendiskuasikan hasil penelitian, tentang kekurangan atau gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian berlngsung serta untuk diperbaiki dan diterapkan pada siklus berikutnya.


(34)

Andrias Salsabiel, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai pra observasi sampai dengan tindakan terakhir, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan menerapkan model kebugaran jasmani dalam pelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas V SDN Cisitu 1 Kota Bandung dalam mengikuti aktivitas pembelajaran kebugaran.

Berdasarkan hasil penelitian dari mulai pra observasi sampai dengan tindakan keempat, diketahui bahwa partisipasi siswa kelas V-B SDN Cisitu 1 dalam pembelajaran kebugaran telah meningkat.

B. Saran

1. Untuk sekolah

Diharapkan sekolah dapat mempertimbangkan waktu pembelajaran pendidikan jasmani lebih awal atau dilakukan di pagi hari, karena pada saat itu siswa masih memiliki energi yang cukup untuk menunjang pembelajaran lebih efektif, menyediakan sarana dan prasarana untuk pembelajaran pendidikan jasmani agar siswa lebih aman dan nyaman sehingga partisipasi siswa mengikuti pembelajaran akan lebih meningkat. 2. Untuk guru pendidikan jasmani

Agar motivasi belajar siswa dalam materi pembelajaran kebugaran dapat ditingkatkan, maka guru pendidikan jasmani harus lebih kreatif dan inovatif ketika memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat.


(35)

Andrias Salsabiel, 2013

3. Untuk siswa

Siswa diharapkan untuk lebih konsentrasi ketika mengikuti pembelajaran kebugaran agar siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran kebugaran baik manfaat maupun fungsi dari pembelajara tersebut serta dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga siswa dapat melakukan kembali gerakan yang telah dipelajari dengan baik dan sadar untuk menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo: Jakarta

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Rizqi Press : Bandung

Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara: Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hidayat, Y. 2011. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.

Husdarta, J.s .(2009) . Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta: Bandung. Ibrahim R. 2001. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas: Jakarta

Juliantine T. dkk. 2011.Model-model Pembelajaran Pendidikan Jamani. FPOK UPI:Bandung.

Lutan R. dkk. 2001. Pendidikan Kebugaran Jasmani. Direktorat Jenderal Olahraga, Dep.Diknas: Jakarta pusat.

Lutan R. 1999. Krisis Global Pendidikan Jasmani. Reinterpretasi Hasil Kongres Summit on Physical Education. Makalah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Mahendra A. 2007. Asas dan filsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI:Bandung Marbono, (1986). Partisipasi dan Berbagai Kehidupan Sosial. Granada: Jakarta Netisemito. (1986). Partisipasi dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT

Rajagrafindo: Jakarta..

Satropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, Dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Psikolog UPI: Bandung


(37)

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Pustaka Setia: Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

Suherman A. 2011. Realitas Kurikulum Pendidikan Jasmani. Rizqi Press: Bandung

Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.PPPTK Matematika : Yogyakarta Tarigan, B. (2012) Optimalisasi Pendidikan Asmani dan Olehraga Berlandaskan

Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis). Eidos: Bandung UPI. 2012. Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung

Wardani, igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka : Jakarta

Sumber Lain

(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-definisi.html)

______. Partisipasi . http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi. [7 september 2013] Chandra, 2013. Penelitian Tindakan Kelas.

http://yokychandra.blogspot.com/2013/01/penelitian-tindakan-kelas.html. [21 september 2013]

file.upi.1edu/.../MODEL_PEMBELAJARAN_PENDIDIKAN_JASMANI.pdfqa file:///G:/Physical%20Education%20%20Tes%20Kebugaran%20Jasmani%20untu

k%20SD,SMP%20dan%20SMA.html

Hikmalulloh. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Bermain dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Cikembar .

http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/peraturan-menteri-pendidikan-nasional.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pjkr_0605642_chapter1.pdf.ikadam23.


(38)

Rahmi, Ulfia. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.

http://tepenr06.wordpress.com/2012/02/15/penelitian-tindakan-kelas/ [7 Juli 2013]

Sakdiyah, Efa, 2011. Pengaruh Motivasi, Disiplin, Dan partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa Kelas Xi Ips Sma

Negeri 1 Tayu Pati semester Ii Tahun Ajaran 2005/2006.

http://id.scribd.com/doc/25009775/13/Pengertian-Partisipasi. [7 september 2013]

Sobarna. 2009. Filosofi Sekolah Olahraga.

http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/02/filosofi-sekolah-olahraga.html. [21 september 2013]

Taufik, M. 2009. Motivasi Belajar Dalam Penjaskes.

http://penjaskessman26bdg.blogspot.com/2009/12/motivasi-belajar-dalam-penjaskes.html [ 7 Juli 2013]


(1)

57

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(2) Penghitungan / pengolahan data

Data yang sudah dihitung, kemudian dimasukan pada grafik dalam bentuk persentase agar mempermudah membaca hasil penelitian.

(3) Penjabaran hasil data

Hasil data yang sudah ditampilkan berbentuk persentase, selanjutnya diperjelas dalam suatu kalimat yang disesuaikan dengan hasil dari analisis data.

(4) Evaluasi hasil penelitian

Mengevaluasi dan mendiskuasikan hasil penelitian, tentang kekurangan atau gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian berlngsung serta untuk diperbaiki dan diterapkan pada siklus berikutnya.


(2)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai pra observasi sampai dengan tindakan terakhir, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan menerapkan model kebugaran jasmani dalam pelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan partisipasi siswa kelas V SDN Cisitu 1 Kota Bandung dalam mengikuti aktivitas pembelajaran kebugaran.

Berdasarkan hasil penelitian dari mulai pra observasi sampai dengan tindakan keempat, diketahui bahwa partisipasi siswa kelas V-B SDN Cisitu 1 dalam pembelajaran kebugaran telah meningkat.

B. Saran

1. Untuk sekolah

Diharapkan sekolah dapat mempertimbangkan waktu pembelajaran pendidikan jasmani lebih awal atau dilakukan di pagi hari, karena pada saat itu siswa masih memiliki energi yang cukup untuk menunjang pembelajaran lebih efektif, menyediakan sarana dan prasarana untuk pembelajaran pendidikan jasmani agar siswa lebih aman dan nyaman sehingga partisipasi siswa mengikuti pembelajaran akan lebih meningkat. 2. Untuk guru pendidikan jasmani

Agar motivasi belajar siswa dalam materi pembelajaran kebugaran dapat ditingkatkan, maka guru pendidikan jasmani harus lebih kreatif dan inovatif ketika memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin meningkat.


(3)

92

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Untuk siswa

Siswa diharapkan untuk lebih konsentrasi ketika mengikuti pembelajaran kebugaran agar siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran kebugaran baik manfaat maupun fungsi dari pembelajara tersebut serta dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga siswa dapat melakukan kembali gerakan yang telah dipelajari dengan baik dan sadar untuk menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.


(4)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo: Jakarta

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Rizqi Press : Bandung

Arikunto, S. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara: Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hidayat, Y. 2011. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. FPOK UPI: Bandung.

Husdarta, J.s .(2009) . Manajemen Pendidikan Jasmani. Alfabeta: Bandung. Ibrahim R. 2001. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas: Jakarta

Juliantine T. dkk. 2011.Model-model Pembelajaran Pendidikan Jamani. FPOK UPI:Bandung.

Lutan R. dkk. 2001. Pendidikan Kebugaran Jasmani. Direktorat Jenderal Olahraga, Dep.Diknas: Jakarta pusat.

Lutan R. 1999. Krisis Global Pendidikan Jasmani. Reinterpretasi Hasil Kongres Summit on Physical Education. Makalah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Mahendra A. 2007. Asas dan filsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI:Bandung Marbono, (1986). Partisipasi dan Berbagai Kehidupan Sosial. Granada: Jakarta Netisemito. (1986). Partisipasi dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT

Rajagrafindo: Jakarta..

Satropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, Dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Psikolog UPI: Bandung


(5)

94

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Pustaka Setia: Bandung

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

Suherman A. 2011. Realitas Kurikulum Pendidikan Jasmani. Rizqi Press: Bandung

Sukajati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.PPPTK Matematika : Yogyakarta Tarigan, B. (2012) Optimalisasi Pendidikan Asmani dan Olehraga Berlandaskan

Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis). Eidos: Bandung UPI. 2012. Pedoman Karya Penulisan Karya Ilmiah. UPI: Bandung

Wardani, igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka : Jakarta

Sumber Lain

(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-definisi.html)

______. Partisipasi . http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi. [7 september 2013] Chandra, 2013. Penelitian Tindakan Kelas.

http://yokychandra.blogspot.com/2013/01/penelitian-tindakan-kelas.html. [21 september 2013]

file.upi.1edu/.../MODEL_PEMBELAJARAN_PENDIDIKAN_JASMANI.pdfqa file:///G:/Physical%20Education%20%20Tes%20Kebugaran%20Jasmani%20untu

k%20SD,SMP%20dan%20SMA.html

Hikmalulloh. 2011. Implementasi Model Pembelajaran Bermain dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Cikembar .

http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/peraturan-menteri-pendidikan-nasional.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pjkr_0605642_chapter1.pdf.ikadam23. wordpress.com/2009/11/...pembelajaran-dalam-penjas


(6)

Andrias Salsabiel, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Kebugaran untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Mengikuti Aktivitas Pembelajaran Kebugaran Dalam Pendidikan Jasmani Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Cisitu I Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rahmi, Ulfia. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.

http://tepenr06.wordpress.com/2012/02/15/penelitian-tindakan-kelas/ [7 Juli 2013]

Sakdiyah, Efa, 2011. Pengaruh Motivasi, Disiplin, Dan partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa Kelas Xi Ips Sma

Negeri 1 Tayu Pati semester Ii Tahun Ajaran 2005/2006.

http://id.scribd.com/doc/25009775/13/Pengertian-Partisipasi. [7 september 2013]

Sobarna. 2009. Filosofi Sekolah Olahraga.

http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/02/filosofi-sekolah-olahraga.html. [21 september 2013]

Taufik, M. 2009. Motivasi Belajar Dalam Penjaskes.

http://penjaskessman26bdg.blogspot.com/2009/12/motivasi-belajar-dalam-penjaskes.html [ 7 Juli 2013]