IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung.

(1)

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Avinie Afiaty Zulfa 1101078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI

TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN

SENAM

(STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP

NEGERI 45 BANDUNG)

Oleh

Avinie Afiaty Zulfa 1101078

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Avinie Afiaty Zulfa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PEMBELAJARAN SENAM

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung)

AVINIE AFIATY ZULFA 1101078

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING Pembimbing 1

Dra. Lilis Komariyah, M. Pd. NIP. 195906281989012001

Pembimbing 2

Yusup Hidayat, M. Si. NIP. 196808301999031001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Bambang Abduljabar, M. Pd. NIP. 196509091991021001


(4)

ii Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Avinie Afiaty Zulfa, 1101078. Implementasi Model Pembelajaran Hellison Untuk Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Senam (Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung), di bawah Bimbingan Dra. Lilis Komariyah, M. Pd., dan Yusup Hidayat, M. Si.

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran aktivitas senam di SMP Negeri 45 Bandung. Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan bahwa nilai tanggung jawab siswa masih rendah. Penelitian bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran PJOK, khususnya mengembangkan nilai tanggung jawab siswa dalam pembelajaran aktivitas senam. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi model pembelajaran Hellison dalam mengembangkan nilai tanggung jawab siswa dalam pembelajaran aktivitas senam.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model Kurt Lewin. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, tiap siklusnya dilakukan dua tindakan. Tiap tindakan terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di kelas IX B SMP Negeri 45 Bandung. Jumlah siswa sebanyak 34 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki, dan 18 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan melakukan observasi langsung dengan menggunakan lembar observasi perilaku tanggung jawab Hellison dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik persentase. Hasil presentase nilai tanggung jawab siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I tindakan I sebesar 37%, siklus I tindakan II sebesar 54,7%, siklus II tindakan I sebesar 73,5%, dan siklus II tindakan II sebesar 88,8%.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Hellison dapat mengembangkan nilai tanggung jawab siswa dalam pembelajaran senam.


(5)

ii Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

at SMP Negeri 45 Bandung), Under the Guidance of Dra. Lilis Komariyah, M. Pd., and Yusup Hidayat, M. Si.

This research is recite about the implementation of Hellison learning model in a gymnastic activity. Based on the result of preliminary observations indicate that the student’s responsibility is still low. The research aims to improve and enhance the PJOK learning process, especially to improve the student’s responsibility in a study of gymnastic activity. The problem formulated in this research is how to implementation of Hellison learning model in developing the value of student’s responsibility in a study of gymnastic activity. The method was used classroom action research using a model of Kurt Lewin. The study was conducted by two cycles, each cycle performed two acts. Each action are consist of the planning, implementation, observation, and reflection. The experiment was conducted in class IX B SMP Negeri 45 Bandung. The number of students as many as 34 people consisting of 16 male students and 18 female students. The data analysis techniques were obtained by direct observation using Hellison responsible behaviour observation sheet and fields records. The data analysis technique used is percentage technique. The percentage of the student’s resonsibility value has increased, which in cycle I step I is 37%, cycle I step II is 54,7%, cycle II step I is 73,5%, and cycle II step II is 88,8%. Based on the research that has been conducted shows that application of Hellison learning models can develop student’s responsibility value in a study of gymnastic activity.


(6)

vii Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK/ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Definisi Operasional ... 7

H. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 9

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 9

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 11

B. Hakikat Tanggung Jawab ... 13

1. Pengertian Tanggung Jawab ... 13

2. Macam-Macam Tanggung Jawab ... 16

C. Hakikat Model Pembelajaran Hellison ... 17


(7)

viii Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Karakteristik Model Pembelajaran Hellison ... 18

3. Strategi Model Pembelajaran Hellison ... 22

D. Hakikat Pembelajaran Senam ... 23

1. Pengertian Pembelajaran Senam ... 23

2. Jenis-Jenis Senam ... 25

3. Tujuan Pembelajaran Senam ... 29

E. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ... 29

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 29

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 31

3. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 32

F. Kerangka Berpikir ... 34

G. Hipotesis Tindakan ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

A. Metode Penelitian ... 37

B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian) ... 38

C. Subjek Penelitian ... 38

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 39

E. Prosedur Penelitian ... 40

F. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 44

1. Instrumen Penelitian ... 44

2. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

B. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ... 51

1. Hasil Pelaksanaan Siklus I ... 51

2. Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 59


(8)

ix Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 68

E. Diskusi Temuan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(9)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu ataupun kelompok, baik jasmani, rohani, spiritual, material maupun kematangan berpikir. Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Seperti yang dijelaskan dalam tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila (M. J. Langeveld dalam web:

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-pendidikan-menurut-para.html). Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.


(10)

2

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar tujuan pendidikan dapat tercapai salah satunya adalah melalui pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata, melainkan juga mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi, mental, sosial, moral, dan estetika. Pendidikan jasmani sangat besar perannya terhadap pembentukan dan perkembangan peserta didik. Pengertian pendidikan jasmani sendiri adalah suatu pembelajaran aktivitas jasmani untuk meningkatkan kebugaran fisik, meningkatkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan sikap. Menurut Barrow (dalam Freeman, 2001) pendidikan jasmani adalah pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport), permainan, senam, dan latihan jasmani (exercise). Dalam bukunya Abduljabar (2011, hlm. 82) menyebutkan bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani.

Pendidikan jasmani memiliki beberapa tujuan yang memiliki keterkaitan dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dituliskan dalam SK Menpora nomor 053A/MENPORA/1994 bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak.

Berdasarkan uraian di atas diharapkan para pelaku pendidikan jasmani bisa melaksanakan prosesnya sesuai dengan yang telah ditetapkan. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan pada pembelajaran pendidikan jasmani masih jauh dari yang diharapkan. Karena untuk mencapai tujuan tersebut banyak faktor yang menjadi pehambat dalam proses pelaksanaanya. Contoh dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani pada materi senam


(11)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di SMP Negeri 45 Bandung masih banyak prilaku peserta didik yang kurang baik. Peserta didik tidak mendengarkan dan memperhatikan apa yang guru sampaikan, peserta didik tidak peduli dengan apa yang guru instruksikan mereka lebih memilih untuk mengobrol dengan teman-temannya. Bahkan peserta didik masih ada yang bercanda pada saat proses pembelajaran, mereka tidak serius menjalankan tugas yang guru perintahkan. Peserta didik juga kurang tanggap dan kurang bertanggung jawab dalam mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mereka pakai selama pembelajaran. Selain itu, peserta didik sering datang terlambat pada saat masuk jam pembelajaran penjas dengan berbagai alasan, bahkan ada juga peserta didik yang sama sekali tidak mengikuti pembelajaran penjas dengan alasan tidak membawa pakaian olahraga. Sedangkan dalam proses pembelajaran tanggung jawab peserta didik sangat dibutuhkan, agar tercapainya tujuan pembelajaran tersebut. Peserta didik juga bisa membantu guru, melancarkan jalannya proses pembelajaran saat berlangsung apabila rasa tanggung jawab itu tertanam dalam diri peserta didik.

Selain itu rendahnya sikap tanggung jawab yang dikemukakan Hellison yang dikutip oleh Berliana (dalam Rizkian, 2013, hlm. 14) bahwa faktor penyebab rendahnya tanggung jawab siswa yaitu persepsi guru yang beranggapan bahwa sikap tanggung jawab dapat dimiliki siswa dengan sendirinya padahal sikap bertanggung jawab sama halnya dengan sikap lainnya, yaitu harus dibina dan perubahannya harus direncanakan serta dilaksanakan oleh seseorang yang dapat menjamin kualitas-kualitas yang diinginkan. Tanggung jawab sangatlah penting dalam pendidikan khususnya dalam pendidikan jasmani, hal tersebut tercantum dalam Kurikulum KTSP tahun 2006 halaman 3 pada tujuan mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di point 5, yaitu mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.

Dengan begitu guru harus mengerti dan memahami bahwa sikap tanggung jawab penting pada diri siswa. Guru harus bisa membina dan mampu menerapkan tujuan yang telah disebutkan sebelumnya, agar sikap


(12)

4

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanggung jawab dapat tertanam pada diri siswa dan tujuan utama dari pendidikan jasmani tersebut dapat tercapai. Karena dengan adanya sikap tanggung jawab siswa akan lebih berhati-hati dalam bertindak, siswa lebih fokus pada solusi dan juga pengembangan dirinya, tidak mudah untuk berbuat kesalahan, siswa lebih percaya diri.

Tanggung jawab adalah suatu keputusan dalam mengambil tidakan atas apa yang telah diperbuat oleh seseorang. Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Sikap tanggung jawab tidak bisa muncul dan dimiliki seseorang begitu saja.

Tanggung jawab akan dimiliki oleh karakter yang baik. Karakter yang baik akan tumbuh pada diri manusia bila dia terbiasa melakukan hal yang baik dalam aktivitas sehari-hari. Pembiasaan tersebut tidak datang begitu saja dari diri manusia melainkan terjadi melalui proses pendidikan yang dibina sejak dini dari lingkungan keluarga dilanjutkan ke lingkungan sekolah sehingga akan mampu dan terbiasa bersikap yang baik pada lingkungan yang lebih besar yaitu masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat penting dalam membentuk karakter dan generasi yang berkualitas baik secara afektif dan kognitif. Dengan begitu sekolah dikatakan sebagai penentu akan keberhasilan dari sistem pendidikan yang diterapkan oleh negara. Harsono dalam Rochman menjelaskan (2013, hlm. 1) bahwa:

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dalam melatih dan mempekembangkan kecerdasan, keterampilan (skill), akal (mind), dan watak (character) individual, sehingga memungkinkan dia untuk mampu menjalani kehidupan secara produktif dan penuh tanggung jawab, mampu menyelesaikan dirinya dengan alam dan masyarakat sekitarnya takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


(13)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan adanya permasalahan tersebut banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru, pelatih, masyarakat atau orang dewasa untuk mengembangkan rasa tanggung jawab kepada diri setiap individu. Pada permasalahan ini penulis ingin melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran Hellison yang bertujuan untuk mengembangkan nilai tanggung jawab pada anak.

Menurut Hellison (dalam Widiyatmoko, 2014, hlm. 9) pembelajaran pendidikan jasmani dalam model ini lebih menekankan pada kesejahteraan individu total, pendekatannya lebih berorientasi pada siswa, yaitu

self-actualization dan social reconstruction. Tujuan model Hellison ini adalah

meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari

irresponsibility, self control, involvement, self direction dan caring melalui

berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai kurikulum yang berlaku. Model Hellison ini sering digunakan untuk membina disiplin siswa

(self-responsibility) untuk itu model ini sering digunakan untuk sekolah-sekolah

yang bermasalah dengan disiplin siswanya. Melalui model ini guru berharap bahwa siswa berpartisipasi dan menyenangi aktivitas untuk melakukan sesuatu yang baik dan penghargaan ekstrinsik. Fair play dalam penjas akan direfleksikan dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu pada dasarnya model Hellison ini dibuat untuk membantu pesera didik mengerti dan melatih dan berlatih rasa tanggung jawab pribadi (self-responsibility). Maka dari itu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Hellison Untuk Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab dalam Pembelajaran Senam di SMP Negeri 45 Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat permasalahan yang teridentifikasi, yaitu rendahnya sikap tanggung jawab yang terjadi di lapangan.


(14)

6

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah teridentifikasi di atas, maka ruang lingkup masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatas hanya sekitar implementasi model pembelajaran Hellison untuk mengembangkan nilai tanggung jawab dalam pembelajaran senam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana implementasi model pembelajaran Hellison dalam

pembelajaran senam yang dapat mengembangkan nilai tanggung jawab?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang, tujuannya adalah untuk mengetahui impelementasi dari model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran senam yang dapat mengembangkan nilai tanggung jawab.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Selain itu juga diharapkan dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi model pembelajaran Hellison dalam pembelajaran senam untuk mengembangkan nilai tanggung jawab.


(15)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan dan menumbuhkembangkan nilai tanggung jawab dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi bekal hidup.

b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau input bagi pihak sekolah untuk memberdayakan nilai tanggung jawab dalam berbagai hal atau kegiatan-kegiatan di sekolah.

c. Bagi peneliti, sebagai pengalaman yang berharga dan pengetahuan dalam membuat penelitian dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam menerapkan model pembelajaran Hellison untuk mengembangkan nilai tanggung jawab melalui pembelajaran senam di SMP Negeri 45 Bandung.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, penulis mencoba menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan, sehingga permasalahan akan lebih terarah. Penejelasan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Undang-undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003)

2. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial,


(16)

8

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani. (A. Baley dan David A. Field (2001; dalam Freeman, 2001))

3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah suatu keputusan dalam mengambil tidakan atas apa yang telah diperbuat oleh seseorang. Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. (

http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html)

H. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka yang terdiri dari kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III Metodologi Penelitian yang terdiri dari definisi operasional, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian, gambaran variabel yang diamati, analisis data, dan pengujian hipotesis serta pembahasannya. BAB V Kesimpulan dan Saran.


(17)

37 Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian merupakan cara untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 3) menyatakan

bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Suharsaputra (2012, hlm. 21) “metode penelitian adalah proses pengumpulan dan analisis

informasi (data) logis untuk beberapa kegunaan tergantung pada tujuan dari dilaksanakannya penelitian”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Penelitian ini digunakan karena masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru pada saat mengajar. Seperti yang disebutkan oleh Wiriaatmadja (2014, hlm. 13)

bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan bagaimana sekelompok guru

dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar

dari pengalaman mereka sendiri”. Menurut Subroto, dkk. (2015, hlm. 34)

“penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis atau tipologi penelitian

tindakan, selain tiga jenis penelitian tindakan yang lain, yaitu participatory,

critical, dan instutisional action reserch”. PTK juga merupakan metode penelitian seperti halnya metode penelitian eksperimen, deskriptif korelasional atau komparatif, dan lain-lain.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengembangkan nilai tanggung jawab dalam pembelajaran senam, khususnya dalam pembelajaran senam lantai. Diharapkan dengan adanya penelitian implementasi ini memberikan peningkatan dalam proses pengajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran senam. Dapat menambah pengetahuan bagi guru apabila guru tersebut mengajarkan senam lantai dengan tujuan untuk mengembangkan nilai tanggung jawab siswanya.


(18)

38

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa juga dapat memahami arti tanggung jawab yang sebenarnya, mereka juga bisa menerapkan nilai tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian)

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu, yaitu pada 4 September sampai 18 September 2015.

2. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan yang bertempat di SMP Negeri 45 Bandung yang beralamat di Jalan Yogyakarta Nomer 1 Antapani Kota Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini merupakan tempat dimana peneliti pernah mengajar dalam program pengalaman lapangan (PPL) yang diselenggarakan oleh UPI. Dengan demikian peneliti telah memahami karakteristik masing-masing siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah, lingkungan sekolah, serta keadaan guru di sekolah tersebut.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006, hlm.

130). Menurut Sugiyono (2014, hlm. 117) “populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang

menjadi populasi penelitian ialah SMP Negeri 45 Bandung yang berlokasi di Jalan Yogyakarta Nomor 1 Antapani Kota Bandung, Jawa Barat.

Setelah menentukan populasi penelitian, peneliti kemudian menentukan langkah selanjutnya, yaitu menentukan sampel penelitian yang mewakili populasi SMP Negeri 45 Bandung. Penentuan sampel dari


(19)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling

meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling

(Sugiyono, 2014, hlm. 119). Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian tindakan maka sampel yang digunakan peneliti adalah bagian dari populasi yang dianggap mempunyai permasalahan dalam proses pembelajaran dalam kegiatan belajar sehari-hari.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) “sampel merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 131) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Jadi, pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sumber data penelitian yang kemudian akan menjadi data sebenarnya. Sampel biasa digunakan bila mana pada saat melakukan penelitian terdapat populasi yang besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Dalam pengambilan sampel peneliti haruslah mengambil sampel yang dapat mewakili agar dapat dihasilkan data yang akurat. Pada penelitian ini sampel yang dimaksud adalah siswa kelas IX B yang berjumlah 34 orang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan pada SMP Negeri 45 Bandung.

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

Menurut Subroto, dkk., (2015, hlm. 36) “variabel adalah gejala yang bervariasi yang akan dijadikan obyek pengamatan yang kemunculannya berbeda-beda pada setiap subyek”. Sugiyono (2014, hlm. 60) mengemukakan


(20)

40

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel penelitian dibagi menjadi 2 macam, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014, hlm. 61). Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran Hellison dan pembelajaran senam. 2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014, hlm. 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap tanggung jawab siswa yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu model pembelajaran Hellison melalui pembelajaran senam dalam pendidikan jasmani sehingga terjadi pengembangan sikapnya. Dalam bukunya Subroto, dkk. (2015, hlm. 36) ada tiga variabel yang dikaji dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) variabel input (siswa kelas VIII A SMP Negeri 45 Bandung); (2) variabel proses (model pembelajaran Hellison); dan (3) variabel output (sikap tanggung jawab).

E. Prosedur Penelitian

Arikunto (2006, hlm. 91) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di

dalam sebuah kelas”. Pengertian sebelumnya sejalan dengan apa yang

diungkapkan oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 11) bahwa: Penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.


(21)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan menurut Ebbutt yang dikutip oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 12) penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik (Dewey dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 12). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan dengan tujuan meningkatkan suatu tujuan dengan memperbaiki prosesnya. Tindakan yang dilaksanakan melalui proses analisis berbagai teori-teori yang telah berkembang kemudian dipraktekkan dengan upaya memperbaiki permasalahan di dalam proses pembelajaran, sehingga tindakan dalam penelitian tindakan kelas dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan.

Terdapat beberapa model penelitian tindakan yang dipaparkan oleh beberapa ahli. Dari berbagai macam model penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis.


(22)

42

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Alur Penelitian Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Lewin yang Ditafsirkan oleh Kemmis

Diunduh dari:

https://www.google.co.id/search?q=gambar+model+siklus+Kemmis. 21

Agustus 2015

Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Dari setiap siklus terdapat tahapan-tahapan yaitu, perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi, dan refleksi (reflection).

1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)

Perencanaan tindakan merupakan salah satu tahap terpenting dalam suatu penelitian sebagai langkah awal sebelum memasuki tahap tindakan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti sebagai guru pelajaran


(23)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan jasmani di tempat penelitian, yaitu di SMP Negeri 45 Bandung. Sedangkan observer adalah rekan sejawat yang sama-sama sedang mengerjakan skripsi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Arikunto (2006, hlm. 98)

menyebutkan bahwa “Penelitian tindakan yang baik adalah apabila

dilakukan dalam bentuk kolaborasi”. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan dalam bentuk kolaborasi.

Dalam pelaksanaannya perencanaan tindakan diawali dengan mengajukan surat ijin melakukan penelitian. Peneliti dan observer mengunjungi sekolah yang menjadi tempat penelitian, untuk melihat atau mengamati kondisi sekolah, siswa, sarana dan prasarana. Kemudian peneliti dan observer mempersiapkan rencana program pembelajaran seperti apa yang akan digunakan untuk tindakan penelitian selama proses pembelajaran. Setelah itu peneliti dan observer juga mempersiapkan suatu instrumen penelitian untuk merekam selama tindakan berlangsung, sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan sebuah pengamatan. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, 2006, hlm. 99). Pada tahap ini peneliti menerapkan rancangan program pembelajaran yang sudah dibuat di tahap sebelumnya. Dalam tahapan ini guru harus taat dan melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam rancangan yang telah dibuat.

3. Tahap Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan pelaksanaan pengamatan oleh pengamat (Arikunto, 2006, hlm. 99). Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan sekaligus mencatat apa yang terjadi di lapang pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengevaluasi hasil belajar sehingga bisa menjadi bukti hasil tindakan yang selanjutnya bisa dijadikan suatu refleksi. Sedangkan di tahap ini observer melaksanakan


(24)

44

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan secara langsung pada saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan, yaitu format observasi penilaian sikap tanggung jawab siswa yang kemudian menjadi data penelitian.

4. Tahap Refleksi

Tahap keempat adalah refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2006, hlm. 99). Di tahap ini dilaksanakan ketika guru telah selesai melakukan tindakan penelitian. Untuk selanjutnya guru beserta observer mendiskusikan penerapan rancangan tindakan apa yang akan digunakan kemudian ditetapkan untuk digunakan ke tahap selanjutnya dalam rangka memperbaiki dari tindakan sebelumnya.

F. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian yang sangat penting dalam sebuah penelitian, karena dengan instrumen penelitian dapat mengumpulkan data yang esensial dipergunakan untuk memecahkan masalah. Instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi, melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data (Subroto, dkk., 2015, hlm. 39). Dalam penelitian ini digunakan instrumen, yaitu:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah suatu rancangan atau rencana guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Setiap materi pembelajaran guru harus membuat RPP sebelum melaksanakan proses pembelajaran, karena RPP merupakan suatu panduan guru untuk mengajar. Dengan RPP guru bisa lebih terarah


(25)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mengajar, tujuan pembelajaran yang direncanakan pun bisa tercapai dengan adanya RPP. Selain terdapat SK dan KD dalam RPP juga terdapat model pembelajaran, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran sehingga guru bisa memilih model, metode atau pendekatan pembelajaran yang akan digunakan sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan serta karakteristik siswa dengan begitu apa yang telah direncanakan guru dalam mengajar dapat tercapai.

b. Lembar Observasi

Lembar pengamatan merupakan lembar kerja yang berfungsi untuk mengamaati dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dalam lembar pengamatan ini terdapat indikator-indikator yang akan dicapai, sesuai dengan apa yang akan diukur.

Tabel 3.1

Format Observasi Perilaku Tanggung Jawab Hellison

No. Nama Siswa

Skala Nilai Tanggung Jawab

Hellison Jumlah

0 1 2 3 4

1. 2. 3. 4.

Keterangan:

 Level 0 :

1. Mengganggu kinerja dan permainan orang lain. 2. Mengejek teman yang melakukan kesalahan.


(26)

46

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengajak orang lain untuk tidak melakukan seseuatu kegiatan dalam pembelajaran.

4. Tidak membagi peralatan atau tempat dengan temannya.

 Level 1 :

1. Membiarkan teman memakai alat, tanpa mengganggunya.

2. Tidak melakukan kegiatan pembelajaran tetapi tidak mengganggu orang lain.

3. Menolak jika mengganggu teman lain.

4. Melakukan apa yang diperintah oleh guru tetapi tidak setiap waktu.

 Level 2 :

1. Aktif dan bersemangat mengikuti pelajaran.

2. Sering mencoba sendiri untuk menguasai keterampilan. 3. Mencoba apa yang diperintahkan oleh guru tanpa mengeluh. 4. Mau bergabung dengan temannya yang lain.

 Level 3 :

1. Tidak perlu diminta untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh guru.

2. Tidak marah walau diganggu atau diejek. 3. Tidak mudah menyerah walaupun sering salah. 4. Mau bekerjasama dengan teman yang lain.

 Level 4 :

1. Membantu guru dalam mempersiapkan alat. 2. Membantu teman dalam menguasai keterampilan. 3. Memberi semangat kepada teman.

4. Secara aktif menawarkan bantuan kerjasama.

Teknik penskoran:

a. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 0 siswa mendapatkan skor 2.

b. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 1 siswa mendapatkan skor 4.


(27)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 2 siswa mendapatkan skor 6. d. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 3 siswa mendapatkan skor 8. e. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 4 siswa mendapatkan skor

10.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan pengumpulan data, yaitu: a. Observasi

Observasi adalah sebuah proses pengamatan atau pemantauan akan suatu objek atau masalah yang dari situ akan diambil laporan atau kesimpulan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014, hlm. 203).

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti (dalam Wikipedia web:

https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan)

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014, hlm 329). Dokumentasi adalah mengumpulkan suatu data dengan cara mengalir atau mengambil data-data catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti untuk dijadikan sebuah bukti dalam penelitian.

3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data


(28)

48

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006, hlm. 229). Di sini peneliti melakukan penelitian secara langsung, mengamati bagaimana pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung dan mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Hellison dalam meningkatkan nilai tanggung jawab siswa dengan mengisi format lembar pengamatan yang telah dibuat.

2. Catatan Lapangan

Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan catatan lapangan untuk mencatat apa saja yang terjadi di lapangan selama pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung, mencatat persoalan-persoalan yang terjadi beserta solusinya, mencatat apakah adanya kemajuan selama penelitian berjalan, mencatat hasil refleksi dan hasil diskusi.

3. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berupa RPP, bukti tes yang telah digunakan, dan foto pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Analisis Data 1. Reduksi Data

Pada reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk memahami data yang terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan merangkumnya dan mengklarifikasikan sesuai dengan


(29)

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang diteliti. Aspek yang direduksi dalam penelitian ini adalah sikap tanggung jawab siswa yang ditunjukan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan agar bisa dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian data disajikan secara singkat, jelas dan menyeluruh agar peneliti dengan mudah untuk memahami suatu gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Setelah itu menarik sebuah kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari suatu makna dan menjelaskan apa yang dilakukan terhadap data yang telah terkumpul agar mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat sehingga kesimpulan tersebut dapat diverifikasi selama penelitian.

Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani perhitungannya sebagai berikut:

Frekuensi yang dicari x 100% Persentase keberhasilan produk =


(30)

71

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa pembelajaran senam melalui implementasi model pembelajaran Hellison yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 45 Bandung dapat mengembangkan nilai tanggung jawab siswa. Dengan begitu model pembelajaran Hellison juga perlu diberikan kepada siswa dari semenjak dini untuk mengembangkan nilai tanggung jawab. Sehingga siswa bisa menerapkan sikap tanggung jawabnya tidak hanya pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung tetapi mereka bisa menerapakannya di luar sekolah, di rumah ataupun di lingkungan sekitarnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas yang telah peneliti kemukakan ada beberapa hal yang disampaikan untuk dijadikan suatu saran, yaitu sebagai berikut:

1. Kepada Guru pendidikan jasmani, khusunya guru pendidikan jasmani SMP Negeri 45 Bandung diharapkan bisa mengimplementasikan model pembelajaran Hellison dalam mengajar guna mengembangkan nilai tanggung jawab siswa, karena dalam prosesnya pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya dinilai dari dimensi psikomotor dan dimensi kognitifnya saja.

2. Untuk guru pendidikan jasmani yang belum memahami model pembelajaran Hellison diharapkan untuk bisa mengenal dan memahami apa itu model pembelajaran Helllison.

3. Siswa diharapkan bisa memahami dan menerapkan sikap tanggung jawab pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung ataupun pada saat di luar sekolah.


(31)

72 Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Apriyadi, Yogi. (2014). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian dan Metode

Keseleruhan terhadap Penguasaan Gerak Haeadstand Senam. Skripsi.

Bandung: tidak diterbitkan

Arihta, Juliandra. (2014). Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan

Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani SD. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan UPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Faridah, Ai. (2015). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Hellison

Terhadap Tanggung Jawab Siswa di Sekolah Asrama dan Sekolah Umum.

Tesis. Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Informasi Kebudayaan Masyarakat Indonesia. (2011). Manusia dan Arti

Tanggung Jawab. Tersedia:

http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html.

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam Pendekatan Pola Gerak Dominan

untuk SLTP. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga

... (2015). Filsafat Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UP PENJASTAR. (2013). Fungsi Pendidikan Jasmani Dalam Pendidikan Nasional.

[Online]. Tersedia:

https://penjastar.wordpress.com/2013/01/28/pendidikan-jasmani-kendaraan-pendidikan-nasional/.

Prasyaadi, Taufik Imam. (2011). Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam

Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Senam di Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan. [Online]. Tersedia: http://creativefpok.blogspot.com/.


(32)

73

Avienie Afiaty Zulfa, 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rizkian, Bayu Agil. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Hellison dalam

Pembelajatan Aktivitas Permainan Bola Voli untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan

Rochman, Taupik. (2013). Pengaruh Model Hellison dan Kemampuan Kognitif

Terhadap Sikap Bertanggung Jawab Siswa. Tesis. Program Pasca Sarjana

UPI Bandung.

Subroto, Toto dkk. (2015). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama

Suhendi, Hendi dkk. (2013). Pembelajaran Senam. Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI

UU SISDIKNAS No. 20. (2003). Tujuan Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/.

Widiyatmoko, Fajar Ari. (2014). Pengembangan Sikap Beratanggung Jawab

Siswa Melalui Model Hellison dan Canter Assertive. Tesis. Program Pasca

Sarjana UPI Bandung.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda

Online:

https://www.google.co.id/search?q=gambar+model+siklus+Kemmis. https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan


(1)

47

c. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 2 siswa mendapatkan skor 6. d. Apabila tanda ceklis diisi pada kolom level 3 siswa mendapatkan skor 8. e. Apabila tanda ceklist diisi pada kolom level 4 siswa mendapatkan skor

10.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan pengumpulan data, yaitu: a. Observasi

Observasi adalah sebuah proses pengamatan atau pemantauan akan suatu objek atau masalah yang dari situ akan diambil laporan atau kesimpulan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014, hlm. 203).

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literatur yang digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti (dalam Wikipedia web: https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan)

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2014, hlm 329). Dokumentasi adalah mengumpulkan suatu data dengan cara mengalir atau mengambil data-data catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti untuk dijadikan sebuah bukti dalam penelitian.

3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data


(2)

48

1. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006, hlm. 229). Di sini peneliti melakukan penelitian secara langsung, mengamati bagaimana pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung dan mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Hellison dalam meningkatkan nilai tanggung jawab siswa dengan mengisi format lembar pengamatan yang telah dibuat.

2. Catatan Lapangan

Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan catatan lapangan untuk mencatat apa saja yang terjadi di lapangan selama pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung, mencatat persoalan-persoalan yang terjadi beserta solusinya, mencatat apakah adanya kemajuan selama penelitian berjalan, mencatat hasil refleksi dan hasil diskusi.

3. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berupa RPP, bukti tes yang telah digunakan, dan foto pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Analisis Data 1. Reduksi Data

Pada reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah peneliti untuk memahami data yang terkumpul dari hasil catatan lapangan


(3)

49

masalah yang diteliti. Aspek yang direduksi dalam penelitian ini adalah sikap tanggung jawab siswa yang ditunjukan pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilaksanakan agar bisa dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penyajian data disajikan secara singkat, jelas dan menyeluruh agar peneliti dengan mudah untuk memahami suatu gambaran terhadap aspek yang diteliti. Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Setelah itu menarik sebuah kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari suatu makna dan menjelaskan apa yang dilakukan terhadap data yang telah terkumpul agar mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat sehingga kesimpulan tersebut dapat diverifikasi selama penelitian.

Pengolahan data format observasi pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani perhitungannya sebagai berikut:

Frekuensi yang dicari x 100% Persentase keberhasilan produk =


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa pembelajaran senam melalui implementasi model pembelajaran Hellison yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 45 Bandung dapat mengembangkan nilai tanggung jawab siswa. Dengan begitu model pembelajaran Hellison juga perlu diberikan kepada siswa dari semenjak dini untuk mengembangkan nilai tanggung jawab. Sehingga siswa bisa menerapkan sikap tanggung jawabnya tidak hanya pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung tetapi mereka bisa menerapakannya di luar sekolah, di rumah ataupun di lingkungan sekitarnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas yang telah peneliti kemukakan ada beberapa hal yang disampaikan untuk dijadikan suatu saran, yaitu sebagai berikut:

1. Kepada Guru pendidikan jasmani, khusunya guru pendidikan jasmani SMP Negeri 45 Bandung diharapkan bisa mengimplementasikan model pembelajaran Hellison dalam mengajar guna mengembangkan nilai tanggung jawab siswa, karena dalam prosesnya pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya dinilai dari dimensi psikomotor dan dimensi kognitifnya saja.

2. Untuk guru pendidikan jasmani yang belum memahami model pembelajaran Hellison diharapkan untuk bisa mengenal dan memahami apa itu model pembelajaran Helllison.

3. Siswa diharapkan bisa memahami dan menerapkan sikap tanggung jawab pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung ataupun pada saat di luar sekolah.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Apriyadi, Yogi. (2014). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian dan Metode Keseleruhan terhadap Penguasaan Gerak Haeadstand Senam. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan

Arihta, Juliandra. (2014). Implementasi Pendidikan Nilai Untuk Meningkatkan Sikap Tanggung Jawab Melalui Pengajaran Permainan Beregu Dalam Pendidikan Jasmani SD. Skripsi. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Faridah, Ai. (2015). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Hellison Terhadap Tanggung Jawab Siswa di Sekolah Asrama dan Sekolah Umum. Tesis. Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Informasi Kebudayaan Masyarakat Indonesia. (2011). Manusia dan Arti

Tanggung Jawab. Tersedia:

http://sosialdasar.blogspot.com/2011/03/manusia-dan-arti-tanggung-jawab.html.

Mahendra, Agus. (2001). Pembelajaran Senam Pendekatan Pola Gerak Dominan untuk SLTP. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga

... (2015). Filsafat Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UP PENJASTAR. (2013). Fungsi Pendidikan Jasmani Dalam Pendidikan Nasional.

[Online]. Tersedia:

https://penjastar.wordpress.com/2013/01/28/pendidikan-jasmani-kendaraan-pendidikan-nasional/.

Prasyaadi, Taufik Imam. (2011). Upaya Guru Pendidikan Jasmani Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Senam di

Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan. [Online]. Tersedia:


(6)

73

Rizkian, Bayu Agil. (2013). Implementasi Model Pembelajaran Hellison dalam Pembelajatan Aktivitas Permainan Bola Voli untuk Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Siswa. Skripsi. Bandung: tidak diterbitkan

Rochman, Taupik. (2013). Pengaruh Model Hellison dan Kemampuan Kognitif Terhadap Sikap Bertanggung Jawab Siswa. Tesis. Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Subroto, Toto dkk. (2015). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT Refika Aditama

Suhendi, Hendi dkk. (2013). Pembelajaran Senam. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI

UU SISDIKNAS No. 20. (2003). Tujuan Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/.

Widiyatmoko, Fajar Ari. (2014). Pengembangan Sikap Beratanggung Jawab Siswa Melalui Model Hellison dan Canter Assertive. Tesis. Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda

Online:

https://www.google.co.id/search?q=gambar+model+siklus+Kemmis. https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII SMP NEGERI 2 Implementasi Karakter Tanggung Jawab Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun

0 4 10

PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA : penelitian tindakan kelas di kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung.

4 9 58

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-I SMP Negeri 45 Bandung.

0 2 52

MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER PEDULI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF : Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Kuningan Kelas VIII-A.

0 10 45

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CANTER ASERTIF DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI SPORTIFITAS : Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 2 Katapang Kabupaten Bandung.

4 19 82

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI UNTUK MENINGKATKAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X8-Agama MAN 1 Bandung.

4 64 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-I SMP Negeri 45 Bandung - repository UPI S IPS 1005488 Title

0 0 5

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung - repository UPI S JKR 1101078 Title

1 1 3