PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA : penelitian tindakan kelas di kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung.
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun oleh: RESTI FAUZI HIDAYAT
1100122
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDONESIA BANDUNG
(2)
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung)
Oleh:
Resti Fauzi Hidayat 1100122
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Resti Fauzi Hidayat 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001
Pembimbing II
Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si NIP. 19801112 200912 1 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPS
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001
(4)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung)
Resti Fauzi Hidayat 1100122 ABSTRAK
Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang ada ketika proses pelaksanan pembelajaran IPS disekolah yakni tentang kurangnya tanggung jawab siswa terutama dalam pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan siswa kurang proaktif ketika pemberian tugas, kurangnya partisipasi ketika pengerjaan tugas sehingga siswa kurang memiliki tanggung jawab baik secara pribadi maupun secara kelompok, serta kurangnya mampu menghargai karena ketidak nyamanan yang disebabkan adanya persaingan. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan cara menerapakan pembelajaran menggunakan controversial issue, dimana pada saat pembelajaran siswa dituntut untuk mampu bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan atau terhadap pernyataan yang dilontarkan oleh para siswa. Sehingga para siswa tidak bertindak semaunya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Salah satu tujuan dari PTK ini adalah untuk memperbaiki keadaan dalam suatu kelas serta juga untuk meningkatkan pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 30 Bandung, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-7. Pembelajaran dengan menggunakan metode controversial issue dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Pada siklus pertama dapat diketahui perolehan hasil untuk indikator pertama berada pada kategori “Baik”, untuk indikator kedua berada pada kategori “Cukup”, indikator ketiga berada pada kategori “Baik”, indikator keempat pada kategori “Baik” dan indikator kelima berada pada kategori “Baik” Pada siklus kedua perolehan dari hasil indikator mengalami peningkaan dimana untuk indikator pertama ada adalam kategori “Baik”, indikator kedua ada dalam kategori “Baik”, indikator ketiga ada dalam kategori “Baik”, indikator keempat berada pada kategori “Baik” dan indikator kelima berada dalam kategori “Cukup”. Pada siklus terakhir diperoleh hasil indikator pertama berada pada kategori “Baik”, indikator kedua berada dalam kategoti “Baik”, indikator ketiga berada pada kategori “Baik”, indikator keempat berada pada kategori “Baik” dan untuk indikator kelima ada pada kategori “Baik”.
(5)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN STUDIES TO IMPROVE STUDENTS RESPONSIBILITY (Classroom Action Research in Class VII-7 SMP Negeri 30 Bandung)
Resti Fauzi Hidayat 1100122 ABSTRACT
This research is based on the existing problems when the process of implementation of learning Social Studies at school about the lack of responsibility of students, especially in Social Studies learning. This is due to students are less proactive when giving the task, the lack of participation when performing tasks so that students do not have a responsibility both individually and in groups, as well as a lack of be able to appreciate due to discomfort caused by the competition. Therefore, it is required an effort to overcome these problems that is by way of applying learning to use controversial issue during student learning to be responsible for what they do or to the statement made by the students. So that the students did not act arbitrarily. The method used in this study using classroom action research. One of the objectives of this classroom action research is to improve conditions in a class as well as to improve learning in the classroom. This research was conducted in SMP Negeri 30 Bandung, which is the subject of research were students of class VII-7. Learning by using a controversial issue in the learning methods of social studies can be said to be successful. In the first cycle can be known acquisition results for the first indicator in the category "Good", for the second indicator in the category "Enough", the indicators third in the category "Good", the indicator fourth in the category of "good" and the indicator fifth in the category "Good" . In the second cycle of acquisition of the results indicators increased where for the first indicator in the category of "good", the second indicator is in the category of "Good", the indicators third in the category of "Good", fourth indicator is in the category of "good" and indicators fifth be in the category of "enough". In the last cycle results obtained first indicator in the category "Good", the second indicator is in the category "Good", the indicators third in the category "Good", fourth indicator is in the category of "Good" and for indicators of a fifth is in the category of "Good".
(6)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
(7)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran sebagai suatu Proses dalam Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan ... 9
2. Tujuan Pendidikan ... 10
3. Belajar ... 11
4. Pembelajaran ... 15
B. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 17
2. Tujuan IPS ... 19
3. Ruang Lingkup IPS ... 20
4. Karakteristik Mata Pelajaran IPS ... 21
C. Controversial Issue 1. Pengertian Controversial Issue ... 22
2. Prinsip Pembelajaran Controversial Issue ... 24
3. Langkah-langkah Pembellajaran Controversial Issue ... 26 D. Tanggung Jawab dalam Pendidikan Karakter
(8)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
3. Jenis-Jenis Tanggung Jawab ... 33
4. Ciri-Ciri Tanggung Jawab ... 37
E. Kerangka Berfikir ... 43
F. Penelitian Sebelumnya ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 45
B. Metode Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 46
2. Tujuan dan Manfaat PTK ... 47
C. Desain Penelitian ... 48
D. Prosedur Penelitian ... 49
E. Definisi Istilah ... 51
F. Instrumen Penelitian ... 51
G. Teknik Pengumpulan Data ... 68
H. Analisis Data ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Profil Sekolah ... 77
2. Profil Kelas Penelitian ... 78
B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan 1. Observasi Awal Pembelajaran ... 79
a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran ... 79
b. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran ... 81
c. Rencana Tindakan ... 82
2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 82
a. Rencanan Tindakan Siklus I ... 82
b. Deskripsi Tindakan Siklus I ... 84
1) Tindakan ke-1 ... 84
(9)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
1) Deskripsi Hasil Observasi ... 99
2) Hasil Penilaian LKS Kelompok ... 104
3) Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Pada Siklus I ... 106
4) Hasil Penilaian Presentasi Kelompok Pada Siklus I ... 109
5) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus I ... 112
6) Hasil Penilaian Pencapaian Indikator Sikap Tanggung Jawab Siswa ... 124
d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 127
3. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus II a. Rencanan Tindakan Siklus II ... 128
b. Deskripsi Tindakan Siklus II ... 129
1) Tindakan ke-1 ... 129
2) Tindakan ke-2 ... 137
c. Observasi Tindakan Siklus II ... 144
1) Deskripsi Hasil Observasi ... 144
2) Hasil Penilaian LKS Kelompok ... 148
3) Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Pada Siklus II ... 150
4) Hasil Penilaian Presentasi Kelompok Pada Siklus II ... 153
5) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus II ... 156
6) Hasil Penilaian Pencapaian Indikator Sikap Tanggung Jawab Siswa ... 165
d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 168
4. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus III a. Rencanan Tindakan Siklus III ... 169
b. Deskripsi Tindakan Siklus III ... 170
1) Tindakan ke-1 ... 170
2) Tindakan ke-2 ... 176
c. Observasi Tindakan Siklus III ... 183
(10)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
4) Hasil Penilaian Presentasi Kelompok Pada Siklus III ... 192 5) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus II ... 195 6) Hasil Penilaian Pencapaian Indikator Sikap Tanggung
Jawab Siswa ... 203 d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 207 C. Peningkatan Hasil Siklus Penelitian Tindakan Kelas
1. Peningkatan Hasil Siklus PTK berdasarkan Data Observasi
Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa ... 207 2. Hasil Penilaian LKS Kelompok ... 214 3. Hasil Penilaian Diskusi Kelompok Siklus Pertama hingga
Siklus Ketiga ... 217 4. Hasil Penilaian Presentasi Kelompok Siklus Pertama hingga
Siklus Ketiga ... 220 5. Peningkatan Hasil Siklus PTK berdasarkan Data Angket ... 222 6. Hasil Pencapaian Indikator Sikap Tanggung Jawab Siswa ... 228 D. Analisis Data
1. Perencanaan Pembelajaran IPS melalui Controversial Issue di
SMP Negeri 30 Bandung ... 231 2. Pelaksanaan Controversial Issue untuk Meningkatkan
Tanggung Jawab dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 30
Bandung ... 234 3. Peningkatan Tanggung Jawab yang Dapat Dicapai
dari Penggunan Controversial Issue Pada Pembelajaran IPS
di SMP Negeri 30 Bandung ... 238 4. Kendala dan solusi yang dihadapi oleh Guru dalam
Pembelajaran IPS Menggunakan Controversial Issue
untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Kelompok Siswa ... 243
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
(11)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
(12)
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, hal tersebut dikarenakan manusia memerlukan interaksi dengan orang yang berada di sekitarnya. Proses interaksi pada dasarnya bertujuan agar manusia memperoleh eksistensi diri dalam kehidupan sosial. Eksistensi ini berkaitan dengan potensi-potensi diri yang dimiliki oleh setiap manusia. Potensi yang dimiliki tersebut tentunya berbeda dalam diri setiap individu. Maka dari itu, dapat ditarik pemahaman bahwa manusia diciptakan dengan potensi yang berbeda, hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, seperti firman Allah SWT dalam QS 17:70 :
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dilautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.
Dari ayat Al-quran diatas, penulis dapat mengambil hikmah bahwa setiap manusia diciptakan dengan potensi yang berbeda, potensi tersebut dapat berkembang jika manusia atau individu tersebut memiliki keinginan untuk mengembangkannya dalam proses belajar. Sehingga, untuk mengembangkan serta mengasah potensi yang dimiliki oleh manusia, maka perlu di arahkan melalui pendidikan. Adapun pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003:
Adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa proses pembelajaran merupakan sarana integral bagi peserta didik untuk melakukan proses belajar.
(13)
Dalam proses belajar peserta didik melibatkan pikiran dan perasaannya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, potensi ini menyangkut potensi intelektual, spiritual dan emosinal. Dengan demikian, pendidikan merupakan bagian penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan manusia, maka proses pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisah dari pendidikan.
Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tidak terlepas dari adanya suatu proses yang melibatkan beberapa komponen penting diantaranya adalah komponen operasional, yang termasuk dalam komponen ini ialah mata pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan tujuan tersendiri ada yang berorientasi pada kesenian, bahasa, sosial, sains, dan lain sebagainya. Untuk mengaplikasikan proses pendidikan tentunya melibatkan mata pelajaran sebagai acuan. Disinilah proses pembelajaran terjadi dengan melibatkan mata pelajaran.
Pembelajaran menurut Komalasari (2013, hlm. 4) adalah “sebagai sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan dan di desain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”. Tentunya dalam proses pembelajaran ini diperlukan suatu interaksi ataupun komunikasi diantara guru dengan para siswa.
Hasil yang diharapkan dari proses interaksi atau komunikasi tersebut adalah dapat terciptanya hubungan timbal balik antara peserta didik dan pendidik sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang mendidik. Namun, pada kenyataannya hubungan yang terjadi dalam proses pembelajaran tidak selalu memberikan feed back yang baik, hal ini dikarenakan terkadang guru terlalu aktif dalam pembelajaran sehingga menjadikan guru sebagai pusat dalam pembelajaran itu sendiri dan siswa hanya sebagai penerima dari materi yang disampaikan saja.
Untuk menunjang proses interaksi tersebut guru diharapkan mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar sehingga siswa dapat menerima informasi yang diberikan oleh guru saat mengajar. Mengajar berarti menciptakan kondisi yang ada di lingkungan anak didik sehingga dapat melakukan kegiatan belajar. Pada hal ini guru dituntut agar dapat menciptakan
(14)
pembelajaran yang kondusif dan juga menarik bagi siswa sehingga diharapkan setelah siswa belajar terdapat perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.
Seperti yang dinyatakan oleh Sunaryo dalam (Komalasari, 2013, hlm. 2) ‘belajar merupakan suatu kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan’. Dengan demikian dalam suatu proses belajar yang baik harus menghasilkan perubahan dalam perilaku atau berbagai hal lainnya ke arah yang lebih membaik.
Seperti yang telah kita ketahui, pada kajian diatas bahwa mata pelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat mengarahkan bidang orientasi tujuan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan yang cukup kompleks, hal ini relevan dengan pendapat Saxe (dalam Sapriya, 2011, hlm. 35) yang menyatakan :
Tujuan Pendidikan IPS adalah mendidik siswa sebagai warga negara yang baik (good citizeship), warga-masyarakat yang konstruktif dan produktif; yaitu warga negara yang memahami dirinya sendiri dan masyarakatnya, mampu merasa sebagai warga negara, berpikir sebagai warga negara, bertindak sebagai warga negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagaimana layaknya warga negara.
Pada prinsipnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki tujuan untuk membuat peserta didik dapat memiliki dan menguasai pengetahuan, keterampilan beserta sikap dan nilai, sehingga diharapkan peserta didik mampu memecahkan dan mengambil keputusan dari setiap permasalahan yang dihadapinya.
Dinamika kehidupan masyarakat tidak terlepas dari adanya karakteristik yang menjadi sebuah isu-isu sosial. Hal inilah yang menjadi sumber belajar utama dalam pembelajaran IPS. Dengan demikian, diharapkan siswa mampu untuk menginterprestasi materi dengan menghubungkan hal-hal yang mencakup kehidupan dinamika sosial masyarakat. Kemudian dari hasil interpretasi tersebut menghasilkan pengetahuan yang mampu membentuk pengalaman dan perubahan sikap.
(15)
Isu-isu sosial yang menjadi sumber belajar tentunya memiliki berbagai karakteristik salah satunya adalah karakteristik kontroversi yaitu suatu isu yang berada di masyarakat yang memiliki dua sisi nilai yang berlawanan di masyarakat. Perbedaan nilai inilah yang pada akhirnya menyebabkan terdapat persepsi berbeda di masyarakat, sehingga menimbulkan pro-kontra yang kemudian dikenal dengan isu kontroversial. Mengingat karakteristik IPS yang mengarah kepada dinamika sosial sebagai sumber belajar, maka disini siswa dituntut secara tidak langsung untuk memberikan kontribusi pandangan terhadap isu kontroversial dalam pembelajaran IPS.
Kontribusi pandangan siswa tersebut dapat terealisasikan setelah siswa memperoleh pengetahuan sehingga siswa mampu merefleksikan dalam pengalaman belajar kemudian dari pengalaman tersebut diharapkan siswa memiliki perubahan sikap ke arah yang lebih baik khususnya dalam hal bertanggung jawab. Pada pembelajaran IPS siswa dituntut untuk memberikan kontribusi terhadap isu-isu kontroversial yang menjadi sumber belajar, maka dalam hal ini siswa diharapkan mampu beradaptasi dengan nyaman dalam proses pembelajaran, mampu memahami setiap karakteristik temannya dalam proses pembelajran, siswa mampu menghargai pendapat dari temannya, siswa mampu memberikan perhatian terhadap tanggung jawab yang diberikan, dan siswa mampu memberi tanggapan secara aktif terhadap tanggung jawab dalam pembelajaran IPS.
Melihat realita sekarang, siswa cenderung meremehkan pembelajaran sehingga mereka bersikap acuh pada setiap tugas ataupun kehadiran mereka ketika pembelajaran. Ditambah lagi adanya kecenderungan siswa yang hanya ingin berkomunikasi dengan teman yang memiliki karakteristik hampir sama dengan mereka, hal ini menunjukan bahwa siswa kurang mampu beradaptasi dengan nyaman dalam proses pembelajaran, tidak mampu memahami karakteristik dari temannya saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kurang menghargai pendapat dari temannya dan juga siswa kurang mampu memberikan respon secara aktif terhadap tanggung jawab dalam pembelajaran IPS.
(16)
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 30 Bandung pada saat pelajaran IPS, terhadap siswa-siswi kelas VII-7 yang dilaksanakan bulan Februari 2014. Terlihat bahwa terdapat beberapa kendala yang diantaranya adalah siswa tidak memperhatikan saat guru sedang memaparkan materi pelajaran. Keadaan kelas saat pelajaran kurang kondusif hal ini dapat diidentifikasikan ketika guru memberikan tugas banyak siswa malah mengobrol dan berjalan-jalan di kelas.
Selain itu siswa cenderung malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa bersikap acuh ketika guru meminta untuk mengumpulkan tugas yang telah diberikan, bahkan ada beberapa diantara siswa yang belum mengerjakan tugas sama sekali hal tersebut menunjukan bahwa siswa kurang memiliki kesadaran untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas mereka. Perilaku tersebut menunjukan pula bahwa siswa kurang memiliki rasa tanggungjawab akan kewajiban yang harus mereka kerjakan pada hal ini adalah kewajiban mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru terutama pada pelajaran IPS
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti merekomendasikan pembelajaran IPS yang mengarah pada adanya pengembangan tanggung jawab individu dalam proses pembelajaran yang berbasis kepada penggunaaan isu kontrovesial dalam proses belajar, dengan beberapa alasan dilihat dari teknis siswa mampu mengumpulkan tugas, siswa mampu meberikan pandangan terhadap isu kontroversial sebagai sumber belajar. Kemudian dari segi pengembangan sikap tanggung jawab suatu proses pembelajaran IPS harus dapat menunjang proses adaptasi siswa, memahami karakteristik satu sama lain dalam bersosialisasi, menghargai pendapat, mampu menjalankan amanah serta merespon secara aktif terhadap amanahnya
Berdasarkan dasar pemikiran diatas maka peneliti bermaksud
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “PENGGUNAAN
CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA” (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas VII-7 di SMP Negeri 30 Bandung).
(17)
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan umum yaitu “Bagaimana meningkatkan tanggung jawab siswa
melalui controversial issue pada pembelajaran IPS?” dan rumusan masalah khususnya sebagai berikut:
1. Bagaimana mendesain perencanaan pembelajaran IPS menggunakan
contoversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam
pembelajaran IPS?
2. Bagaimana guru melaksanakan proses kegiatan pembelajaran IPS melalui
contoversial issue meningkatkan tanggung jawab siswa dalam
pembelajaran IPS?
3. Bagaimana peningkatan tanggung jawab siswa setelah penggunaan
contoversial issue dalam pembelajaran IPS?
4. Kendala dan solusi apa yang guru hadapi dalam pembelajaran IPS menggunakan controversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab siswa?
C. Tujuan Penlitian
Penelitian ini dilakukan pada dasarnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dipaparkan pada rumusan masalah, namun tujuan umum dari penelitian ini yakni mengetahui apakah dengan melalui pembelajaran menggunakan controversial issue mampu meningkatkan tanggung jawab kelompok siswa dalam pembelajaran IPS. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran IPS melalui controversial issue di SMP Negeri 30 Bandung.
2. Mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan controversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 30 Bandung.
(18)
3. Untuk mengetahui peningkataan tanggung jawab yang dapat dicapai dari penggunaan controversial issue pada pembelajaran IPS di SMP Negeri 30 Bandung.
4. Untuk mengetahui kendala dan solusi yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran IPS menggunakan controversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab kelompok siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak pada bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yakni sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah alternatif cara yang dapat digunakan pada pembelajaran IPS, terutama dalam meningkatkan tanggungjawab kelompok siswa.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini berguna atau dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan secara pengalaman dalam penerapan melalui controversial issue dalam pembelajaran IPS disekolah.
b. Bagi Siswa
Melalui pembelajaran dengan controversial issue diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan tanggung jawab individu siswa terutama dalam pembelajaran IPS. Dalam konteks :
1) Siswa dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas tepat waktu. 2) Siswa sebagai ketua kelompok bertanggung jawab membagikan
tugas pada anggota kelompok.
3) Siswa sebagai anggota kelompok dapat bertanggung jawab melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua kelompok.
(19)
4) Siswa sebagai anggota kelompok bertanggung jawab dalam koordinasi dengan anggota kelompok terkait dengan tugas. 5) Siswa dapat membantu temannya yang belum mengerti dalam
melaksanaan tugasnya.
6) Siswa dapat bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan struktur.
c. Bagi Guru
1) Guru mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kurangnya tanggung jawab individu siswa khususnya dalam pembelajaran IPS
2) Dapat menambahkan cara baru atau alternatif lain bagi guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi terutama dalam hal meningkatkan tanggung jawab kelompok siswa pada pembelajaran IPS.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi berisi tentang urutan dari penulisan skripsi dari setiap bab dimulai dengan bab satu hingga dengan bab terakhir. Penyusunan skripsi dijabarkan dalam sistematika sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan . Pendahuluan ini terbagi kepada bebedapa sub-bab, yaitu a) latar belakang, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian , d) manfaat penelitian, e) struktur organisasi skripsi.
Bab II berisi tentang kajian teori. Pada bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi yang ditulis oleh peneliti. Adapun dalam bab ini peneliti memaparkan tentang a) belajar dan pembelajaran sebagai suatu proses dalam pendidikan, b) ilmu pengetahuan sosial (IPS), c) controversial issue, d) tanggung jawab dalam pendidikan karakter.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Kajian yang ada dalam bab ini yaitu meliputi a) lokasi penelitian dan subjek penelitian, b) metode
(20)
penelitian, c) desai penelitian, d) prosedur penelitian, e) definisi istilah, f) instrumen penelitian, g) teknik pengumpulan data, h) analisis data.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Membahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan juga mengkajinya.
BaB V berisi tentang kesimpulan dan saran berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
(21)
Resti Fauzi Hidayat, 2015
Pada bab ini berisikan pembahasan tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.
A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan peneliti dengan tujuan untuk memperoleh data dari subjek penelitian. Pada hal ini yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 30 Bandung, beralamatkan di Jl. Sekejati 32 Bandung.
Pada kegiatan penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah siswa dari kelas VII-7, yang terdiri dari 36 orang siswa yang tediri dari 17 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswi perempuan. Hal ini di dasarkan pada rekomendasi dari guru kelas yang mengizinkan peneliti untuk mengikuti pembelajaran IPS di dalam kelas.
B. Metode Penelitian
“Penelitian kualitatif sering disebut sebagai penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting)” (Sugiyono, 2013, hlm. 14). Untuk penelitian kualitatif ini instrumen utama pada penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Untuk penelitian tindakan kelas sendiri, masuk ke dalam bidang penelitian kualitatif, karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian emansipatoris hal tersebut tercantum dalam Wiriaatmadja (2012, hlm. 10)
yang menyatakan bahwa “posisi dari penelitian emasipatoris berada dalam tradisi kualitatif.” Maka dalam hal ini peneliti bermaksud menggunakan
(22)
penelitian kualitatif jenis penelitian tindakan kelas untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
1. Peneltian Tindakan Kelas (PTK)
Setiap proses pembelajaran di kelas belum tentu berlangsung tanpa adanya suatu permasalahan yang tidak memerlukan perbaikan. Pada proses pembelajaran guru pasti memiliki suatu kendala yang tidak dapat dihadapi. Dalam rangka untuk memperbaiki kendala ataupun permasalahan pada saat proses pembelajaran tersebut, maka peneliti melakukan penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu “merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan
terjadi di dalam sebuah kelas” (Arikunto, 2012, hlm. 130).
Kemudian menurut Kemmis (dalam Wiraatmadja, 2012, hlm. 12) menjelaskan bahwa:
Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan pendidikan ini, c) Situasi yang memungkinkan terlaksanakannya kegiatan praktek ini. Sedangkan menurut Kunandar (Dalam Ekawarna, 2013, hlm. 5) menyatakan bahwa PTK “merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran dikelas”.
Hal ini menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas ini dapat dilakukan secara berkolaborasi dengan guru lain yang ada di sekolah sehingga tujuan dari penelitian untuk memperbaiki atau meningkatkan dapat tercapai dengan baik. Selaras dengan Ebbut (dalam Wiraatmadja. 2012, hlm. 12) bahwa penelitian tindakan kelas ‘merupakan sebuah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan pada refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut’.
(23)
Dari pengertian-pengertian yang telah dipaparkan maka dapat dipahami bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan akan permasalahan yang berada di kelas dan berupaya melakukan tindakan untuk melakukan perbaikan dalam praktek pembelajarannya.
2. Tujuan dan Manfaat PTK
Pada intinya tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki keadaan kelas yang juga sekaligus meningkatkan pembelajaran di kelas. Namun secara lebih rinci lagi menurut Ekawarna (2013, hlm. 13) tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas, yakni sebagai berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktikan pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang bermutu;
b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilakanakan oleh guru;
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu;
d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya; e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan
inovasi-inovasi pembelajaran (Misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran;
f. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru;
g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.
Selain tujuan-tujuan diatas, tentunya dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh berbagai manfaat yang diantaranya meliputi : a. inovasi pada pembelajaran, b. hasil dari penelitian tindakan ini dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan kurikulum, c. dengan penelitian dapat meningkatkan profesionalisme pengajar dan hal lainnya.
(24)
C. Desain Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model dari penelitian tindakan dengan berbagai bagan yang berbeda, tetapi secara garis besar dalam setiap siklus terdapat empat tahapan yang biasanya dilalui yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Model yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah model penelitian dari Kemmis dan Taggart, gambaran dari model ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Sumber: Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)
P
e
lak
san
aan
T
in
d
ak
an
Pengamata
Re
fle
k
si
P
e
lak
san
aan
T
in
d
ak
an
Pengamata
Re
fle
k
si
Rencana
(25)
Berdasarkan pada gambar diatas, penelitian tindakan ini terbagi menjadi empat tahapan yakni tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara operasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanan (plan), merupakan kegiatan awal dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini merupakan landasan untuk melakukan langkah selanjutnya. Pada tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dengan adanya perencanaan akan memudahkan peneliti untuk mengatasi kesulitan dan mendorong peneliti untuk bertindak efektif. 2. Pelaksanaan, yakni melakukan tindakan yang telah dirancang pada saat
pembelajaran IPS berlangsung sebagai upaya perbaikan, perubahan atau peningkatan.
3. Pengamatan, merupakan tahap mengamati pelaksanaan yang berlangsung untuk mengetahui hasil atau dampak dari pelaksanaan yang dilakukan. 4. Refleksi (reflect), mengingat kembali apa yang telah dilakukan oleh
peneliti. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan kolaborator.
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan proses penelitian tindakan yang dilakukan peneliti, dilakukan dengan cara bersiklus. Hal ini berarti penelitian dilakukan beberapa kali sehingga memperoleh data yang diinginkan. Untuk lebih jelas diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan yakni :
a. Menentukan jadwal penelitian.
b. Menentukan kelas yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakasanakan penelitian.
c. Menentukan materi yang akan dibahas ketika pelaksanaan penelitian. d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
(26)
f. Membuat LKS dengan tema yang berbeda untuk setiap kelompok dan disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas.
g. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. h. Melakukan penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahapan ini dilakukan pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan dirancang. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut :
a. Melaksanakan tindakan dengan menerapkan RPP yang telah dibuat ketika perencanaan.
b. Memberikan LKS kepada siswa dalam kelompok dengan menerapkan
Controversial Issue untuk meningkatkan tanggung jawab siswa.
c. Mempresentasikan hasil LKS yang telah di diskusikan oleh siswa bersama dengan kelompoknya.
d. Melakukan penilaian LKS, diskusi LKS serta presentasi.
e. Melakukan pengolahan data yang diperoleh setelah tindakan selesai dilaksanakan.
3. Tahap observasi
Kegiatan pada tahap ini yakni dilakukan kegiatan observasi yang bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti. Yang menjadi fokus dari kegiatan observasi ini adalah siswa dan guru. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan instrumen penelitian yang telah dibuat untuk digunakan dalam kegiatan observasi.
b. Megamati aktivitas siswa saat diterapkan Controversial Issue dalam proses pembelajaran IPS.
c. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan Controversial Issue dalam pembelajaran IPS.
d. Mengamati tanggung jawab siswa dengan penerapan Controversial
(27)
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan setelah peneliti melakukan tindakan. Pada tahapan ini peneliti bersama dengan kolaborator melakukan diskusi sebagai bahan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan pada hasil pengamatan yang berkaitan dengan penerapan Controversial Issue dalam pembelajaran IPS.
b. Menyimpulkan hasil dari diskusi yang telah dilakukan.
c. Mengadakan perbaikan untuk tindakan selanjutnya sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi.
E. Definisi Istilah
1. Kontroversial isu (Controversial Issue) menurut Muessig (dalam Komalasari, 2013, hlm. 60) menyatakan bahwa ‘isu kontroversial adalah sesuatu yang mudah diterima oleh seseorang atau kelompok tetapi juga mudah ditolak oleh orang atau kelompok lain’.
2. Tanggung jawab “berarti melaksanakan sebuah pekerjaan atau kewajiban dalam keluarga, disekolah, maupun ditempat bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan yang terbaik” (Lickona, 2012, hlm. 73).
3. “Pembelajaran IPS merupakan suatu sistem atau proses mebelajarkan subjek didik/pembelajar IPS yang direncanakan atau di desain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran IPS secara efektif dan efisien ” (Komalasari, 2011, hlm. 11).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini yakni :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran IPS menggunakan Controversial
(28)
Issue berlangsung. Lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru maupun siswa sama, yakni lembar observasi berformat check list dengan kriteria baik, cukup dan kurang.
Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPS melalui Controversial Issue
No Aspek yang Diamati pada Guru Keterangan
B C K
1 Tahap Orientasi
1. Guru mengucapkan salam
2. Guru melakukan presensi siswa
3. Guru memminta siswa untuk memperhatikan
kebersihan di sekitar tempat duduk apakah ada sampah atau tidak
4. Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran
5. Guru mejelaskan cara pembelajaran IPS
menggunakan controversial issue
6. Guru melakukan apersespsi
7. Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran IPS menggunakan controversial issue 2 Tahap Pelaksanaan Controversial Issue
Tahap 1
1. Guru memberikan motivasi kepada siswa akan
pentingnya tanggung jawab dengan baik.
2. Guru menggunakan media pembelajaran berupa
power point
3. Guru memberikan pengarahan pada siswa dengan
baik tentang pentingnya tanggung jawab.
4. Guru membimbing siswa mulai mengkaji materi
dengan berbasis tema.
5. Guru mengarahkan siswa untuk mengkaji isu
kontroversial yang relevan dengan materi. Tahap 2
6. Mengkoordinasi siswa untuk berkelompok
7. Guru memberikan tema controversial issue untuk di diskusikan siswa
8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa untuk
dikerjakan per kelompok dengan tema yang berbeda
9. Guru membimbing siswa untuk melakukan
brainstroming mengenai isu-isu kontroversial yang akan dibahas.
10. Guru membimbing siswa melakukan kajian kasus
dengan berbagai tema
11. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan informasi
dengan kasus yang sedang di diskusikan
12. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk
berdiskusi
(29)
mempresentasikan hasil kajiannya
14. Guru memfasititasi peserta didik untuk melakukan tanggapan serta tanya jawab
Penutup
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
2. Guru memberikan penugasan
3. Guru bersama-sama dengan peserta didik mengambil
kesimpulan akhir sebagai penguatan
4. Memberitahu tentang materi yang akan di pelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan salam
Keterangan Skor B = Baik
C = Cukup K = Kurang
Sumber : Dokumen Peneliti 2015
Tabel 3.2 Rubrik Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran IPS melalui
Controversial Issue
No
Aspek yang Diamati pada
Guru
Keterangan
B C K
1 Tahap Orientasi
1. Guru
mengucapkan salam
Guru mampu memenuhi setiap konten dalam tahap orientasi dengan baik
Guru dapat melakukan sebagian tahap-tahap orientasi dengan baik
Guru tidak dapat melakukan tahap-tahap orientasi dengan baik
2. Guru
melakukan presensi siswa
3. Guru
memminta siswa untuk memperhatikan kebersihan di sekitar tempat duduk apakah ada sampah atau tidak
(30)
4. Guru menginformasi kan tujuan-tujuan pembelajaran 5. Guru mejelaskan cara pembelajaran IPS menggunakan controversial issue 6. Guru melakukan apersespsi 7. Guru memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pembelajaran IPS menggunakan controversial issue
2 Tahap Pelaksanaan Controversial Issue Tahap 1 1. Guru memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya tanggung jawab dengan baik. 2. Guru menggunakan media Guru mampu memberikann motivasi kepada siswa akan pentingnya tanggung jawab dengan baik. Guru dapat menggunakan media Guru kurang mampu memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya tanggung jawab dengan baik. Guru kurang dapat menggunakan media
Guru tidak mampu memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya tanggung jawab dengan baik.
Guru tidak dapat menggunakan media
(31)
pembelajaran berupa power point 3. Guru memberikan pengarahan pada siswa dengan baik tentang pentingnya tanggung jawab. 4. Guru membimbing siswa mulai mengkaji materi dengan berbasis tema. 5. Guru mengarahkan siswa untuk mengkaji isu kontroversial yang relevan dengan materi. pembelajaran berupa power point Guru mampu meberikan pengarahan pada siswa dengan baik tentang pentingnnya tanggung jawab. Guru mampu membimbing siswa mulai mengkaji materi dengan berbasis tema. Guru mampu mengarahkan siswa untuk mengkaji isu kontroverisal yang relevan dengan materi. pembelajaran berupa power point. Guru kurang mampu memberikan pengarahan pada siswa dengan baik tentang pentingnya tanggung jawab. Guru kurang mampu membimbing siswa mulai mengkaji materi dengan berbasis tema. Guru kurang mampu mengarahkan siswa untuk mengkaji isu kontroversial yang relevan dengan materi. pembelajaran berupa power point.
Guru tidak mampu memberikan pengarahan pada siswa dengan baik tentang
pentingnya tanggung jawab.
Guru tidak mampu membimbing siswa mulai mengkaji materi dengan berbasis tema.
Guru tidak mampu mengarahkan siswa untuk mengkaji isu kontroversial yang relevan dengan materi. Tahap 2 6. Mengkoordinas
i siswa untuk berkelompok
Guru dapat mengkoordinasika n siswa untuk berkelompok.
Guru cukup mampu
mengkoordinasika n siswa untuk berkelompok namun kurang jelas.
Guru tidak mampu mengkoordinasika n siswa untuk berkelompok. 7. Guru memberikan tema Guru mampu dengan baik memberikan tema Guru cukup mampu memberikan tema
Guru tidak mampu memberikan tema controversial
(32)
controversial issue untuk di diskusikan siswa
controversial issue untuk di diskusikan siswa.
controversial issue untuk di diskusikan siswa.
issue untuk di diskusikan siswa. 8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa untuk dikerjakan per kelompok dengan tema yang berbeda Guru mampu memberikan Lembar Kegiatan Siswa untuk dikerjakan per kelompok dengan tema yang berbeda. Guru cukup mampu memberikan Lembar Kegiatan Siswa untuk dikerjakan per kelompok dengan tema yang berbeda.
Guru tidak mampu memberikan Lembar Kegiatan Siswa untuk dikerjakan per kelompok dengan tema yang berbeda. 9. Guru membimbing siswa untuk melakukan brainstroming mengenai isu-isu kontroversial yang akan dibahas. Guru mampu membimbing siswa untuk melakukan brainstroming menganai isu-isu kontroversial yang akan dibahas. Guru kurang mampu membimbing siswa untuk melakukan brainstroming mengenai isu-isu kontroversial yang akan dibahas.
Guru tidak mampu membimbing siswa untuk melakukan brainstroming mengenai isu-isu kontroversial yang akan dibahas. 10. Guru membimbing siswa melakukan kajian kasus dengan berbagai tema. Guru mampu membimbing siswa melakukan kajian kasus dengan berbagai tema. Guru cukup mampu membimbing siswa melakukan kajian kasus dengan berbagai tema.
Guru tidak mampu membimbing siswa melakukan kajian kasus dengan berbagai tema.
11. Guru meminta
siswa untuk mengumpulkan informasi dengan kasus yang sedang di diskusikan. Guru mampu meminta siswa untuk mengumpulkan informasi dengan kasus yang sedang di diskusikan. Guru kurang mampu meminta siswa untuk mengumpulkan informasi dengan kasus yang sedang di diskusikan.
Guru tidak mampu meminta siswa untuk
mengumpulkan informasi dengan kasus yang sedang di diskusikan.
(33)
memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi. memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi. mampu memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi. memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi. 13. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempresentasik an hasil kajiannya. Guru mampu memberikan waktu kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kajiannya. Guru kurang mampu memberikan waktu kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kajiannya.
Guru tidak mampu memberikan waktu kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kajiannya. 14. Guru memfasititasi peserta didik untuk melakukan tanggapan serta tanya jawab. Guru mampu memfasilitasi peserta didik untuk melakukan tanggappan serta tanya jawab. Guru kurang mampu memfasilitasi peserta didik untuk melakukan tanggapan serta tanya jawab.
Guru tidak mampu memfasilitasi peserta didik untuk melakukan tanggapan serta tanya jawab. Penutup 15. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru kurang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Guru tidak mampu meberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 16. Guru memberikan penugasan. Guru mampu memberikan penugasan. Guru kurang mampu memberikan penugasan.
Guru tidak mampu memberikan penugasan.
17. Guru
bersama-sama dengan peserta didik mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan. Guru mampu bersama-sama dengan peserta didik mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan. Guru kurang mampu bersama-sama dengan peserta didik mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan.
Guru tidak mampu bersama-sama dengan peserta didik mengambil kesimpulan akhir sebagai penguatan.
(34)
18. Memberitahu tentang materi yang akan di pelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya. Guru mampu memberitahu tentang materi yang akan di pelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya. Guru kurang mampu memberitahu tentang materi yang akan di pelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya.
Guru tidak mampu memberitahu tentang materi yang akan dipelajari oleh peserta didik pada pertemuan berikutnya.
19. Guru menutup
pelajaran dengan salam. Guru mampu menutup pelajaran dengan salam. Guru kurang mampu menutup pelajaran dengan salam.
Guru tidak mampu menutup pelajaran dengan salam.
Sumber : Dokumen Peneliti 2015
Tabeln 3.3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS untuk Peningkatan Tanggung Jawab Siswa
No. Aspek yang diamati pada Siswa Keterangan
B C K
1. Tahap Orientasi
a. Siswa bersama-sama menjawab salam guru
b. Kesiapan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan (Proses Pembelajaran)
Pembelajaran Berbasis Kontroversial Issue (Diskusi)
a. Siswa secara berkelompok dapat mengkaji materi
dengan sungguh-sungguh
b. Siswa dapat mengkaji materi dan
mengembangkan berbasis tematik yang relevan c. Siswa dapat mengkaji dengan serius terkait terkait
isu kontroversial yang di angkat
d. Siswa dapat mengumpulkan informasi terkait isu kontroversial yang di angkat
e. Siswa dapat menyajikan/mendiskusikan hasil
pengumpulan informasi dengan baik
f. Siswa dapat mengajukan dan memberikan
kontribusi, argumentasi, yang ilmiah terkait isu kontroversial yang di diskusikan
g. Siswa dapat dengan baik mendengarkan dan
menghargai argumen/opini teman-temannya yang lain
h. Siswa dapat menerapkan konsep generalisasi dan teori yang berkaitan dengan isu kontroversial yang dikaji
(Presentasi)
(35)
siswa dalam presentasi tentang tema yang telah diberikan
b. Siswa dapat memberikan pernyataan dalam
presentasi kelompok yang menunjukan
menghargai akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung pada kasus yang telah diberikan sesuai dengan tema
c. Siswa dapat memberikan pernyataan dalam
presentasi kelompok dengan menunjukan
tanggung jawab terkait dengan kasus yang telah diberikan (sesuai dengan tema yang diberikan)
d. Siswa dapat memberikan pernyataan yang
menunjukan respon (pro dan kontra) siswa terhadap hasil kajian kasus dalam LKS sesuai dengan tema
Sumber : Dokumen Peneliti 2015 Keterangan Skor
B = Baik C = Cukup K = Kurang
Tabel 3.4 Rubik Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran IPS untuk Peningkatan Tanggung Jawab Siswa
No.
Aspek yang diamati pada
Siswa
Keterangan
B C K
1. Tahap Orientasi
a. Siswa bersama-sama menjawab salam guru. Siswa menjawab salam dengan santun. Sebagian siswa menjawab salam. Siswa tidak menjawab salam.
b. Kesiapan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Siswa tampak sangat siap untuk belajar.
Siswa cukup siap untuk belajar.
Siswa kurang siap untuk belajar.
2. Tahap Pelaksanaan (Proses Pembelajaran)
Pembelajaran Berbasis Kontroversial Issue (Diskusi)
a. Siswa secara
berkelompok dapat mengkaji materi dengan sungguh-sungguh. Siswa sungguh-sungguh mengkaji materi. Siswa cukup sungguh-sunguh mengkaji materi. Siswa kurang sungguh-sungguh mengkaji materi.
b. Siswa dapat
mengkaji
materi dan
mengembangk
an berbasis
tematik yang
Siswa dapat mengkaji materi dan mengembangkan berbasis tematik dengan yang Siswa kurang dapat mengkaji materi dan mengembangkan berbasis tematik yang relevan.
Siswa tidak dapat mengkaji mareti dan
mengembangkan berbasis tematik yang relevan.
(36)
c. Siswa dapat mengkaji dengan serius
terkait isu
kontroversial
yang di
angkat.
Siswa dapat mengkaji dengan serius terkait isu kontroversial.
Siswa cukup dapat mengkaji dengan serius terkait dengan isu kontroversial.
Siswa tidak dapat mengkaji dengan serius terkait dengan isu kontroversial.
d. Siswa dapat
mengumpulka
n informasi
terkait isu
kontroversial
yang di
angkat. Siswa dapat mengumpulkan informasi terkait isu kontroversial. Siswa cukup dapat mengumpulkan informasi terkait isu kontroversial.
Siswa tidak dapat mengumpulkan informasi terkait isu kontroversial.
e. Siswa dapat
menyajikan/m endiskusikan hasil pengumpulan informasi dengan baik. Siswa dapat menyajikan/mend iskusikan hasil pengumpulan informasi dengan baik. Siswa cukup dapat menyajikan/mend iskusikan hasil pengumpulan informasi dengan baik.
Siswa tidak dapat menyajikan/ mendiskusikan hasil pengumpulan informasi dengan baik.
f. Siswa dapat
mengajukan dan
memberikan kontribusi, argumentasi,
yang ilmiah
terkait isu
kontroversial
yang di
diskusikan. Siswa dapat mengajukan dan membrikan kontribusi, argumentasi yang ilmiah terkait isu kontroversial yang di diskusikan. Siswa cukup dapat mengajukan dan memberikan kontribusi, argumentasi, yang ilmiah terkait isu kontroversial yang di diskusikan.
Siswa tidak dapat mengajukan dan memberikan kontribusi, argumentasi, yang ilmiah terkait isu kontroversial yang di diskusikan.
g. Siswa dapat
dengan baik
mendengarkan dan menghargai argumen/opini teman-temannya yang lain. Siswa dapat dengan baik mendengarkan dan menghargai argumen/opini teman-temannya yang lain. Siswa cukup dapat dengan baik mendengarkan dan menghargai argumen/opini teman-temannya yang lain.
Siswa tidak dapat dengan baik mendengarkan dan menghargai argumen/opini teman-temannya yang lain.
h. Siswa dapat
menerapkan konsep generalisasi dan teori yang berkaitan
dengan isu
kontroversial yang dikaji. Siswa dapat menerapkan konsep generalisasi dan teori yang berkaitan dengan isu kontroversial yang dikaji. Siswa cukup dapat menerapkan konsep generalisasi dan teori yang berkaitan dengan isu kontroversial yang dikaji.
Siswa tidak dapat menerapkan konsep generaliasasi dan teorai yang berkaitan dengan isu kontroversial yang dikaji. (Presentasi) a. Siswa memberikan pernyataan dalam presentasi yang Siswa dapat memberikan pernyataan dalam presentasi yang menunjukan pemahaman Siswa cukup dapat memberikan pernyataan dalam presentasi yang menunjukan
Siswa tidak dapat memberikan pernyataan dalam presentasi yang menunjukan pemahaman
(37)
pemahaman tanggung
jawab siswa
dalam presentasi
tentang tema
yang telah
diberikan.
siswa dalam presentasi tentang tema yang telah diberikan.
tanggung jawab siswa dalam presentasi tentang tema yang telah diberikan.
siswa dalam presentasi tentang tema yang telah diberikan.
b. Siswa dapat
memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok yang menunjukan menghargai akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung
pada kasus
yang telah
diberikan sesuai dengan tema. Siswa dapat memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok yang menunjukan menghargai akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung pada kasus yang telah diberikan sesuai dengan tema. Siswa cukup dapat memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok yang menunjukan menghagai akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung pada kasus yang telah diberikan sesuai dengan tema.
Sisw tidak dapat memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok yang menunjukan menghargai akan pentingnya nilai-nilai yang terkandung pada kasus yang telah diberikan sesuai dengan tema.
c. Siswa dapat
memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok dengan menunjukan tanggung jawab terkait dengan kasus
yang telah
diperikan (sesuai dengan
tema yang
diberikan) Siswa dapat memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok dengan menunjukan tanggung jawab terkait dengan kasus yang telah diperikan (sesuai dengan tema yang diberikan) Siswa cukup dapat memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok dengan menunjukan terkait dengan kasus yang telah diperikan (sesuai dengan tema yang diberikan)
Siswa tidak dapat memberikan pernyataan dalam presentasi kelompok dengan menunjukan tanggung jawab terkait dengan kasus yang telah diperikan (sesuai dengan tema yang diberikan)
d. Siswa dapat
memberikan pernyataan yang menunjukan
respon (pro
dan kontra)
siswa terhadap
hasil kajian
kasus dalam
LKS sesuai
dengan tema.
Siswa dapat memberikan pernyataan yang menunjukan respon (pro dan kontra) siswa terhadap hasil kajian kasus dalam LKS sesuai dengan tema. Siswa cukup dapat memberikan pernyataan yang menunjukan respon (pro dan kontra) siswa terhadap hasil kajian kasus dalam LKS sesuai dengan tema.
Siswa tidak dapat memberikan pernyataan yang menunjukan respon (pro dan kontra) siswa terhadap hasil kajian kasus dalam LKS sesuai dengan tema.
(38)
2. Lembar Tes
Pada penelitian ini lembar tes yang digunakan adalah lembar kerja siswa (LKS), dimana LKS ini diisi siswa dengan berdiskusi bersama kelompoknya ketika pelaksanaan tindakan menggunakan Controversial
Issue.
CONTOH LEMBAR TUGAS SISWA A. Petunjuk Pengerjaan
1. Isilah identitas kelompok di bawah ini dengan lengkap 2. Baca wacana di bawah ini dengan cermat
3. Jawablah pertanyaan pertanyaan yang tersedia di bawah wacana tersebut
4. Diskusikan jawaban bersama dengan teman kelompok
5. Isilah pertanyaan tersebut pada lembar jawaban yang disediakan 6. Waktu pengerjaan lembar tugas siswa 20 menit
7. Setelah selesai berdiskusi kelompok diminta untuk mempresentasikan di depan kelas
B. Kelompok :
Nama Anggota Kelompok
1. 5.
2. 6.
3. 7.
4. 8.
Kelas :
C. Wacana Kasus
TEMA : SITUS PLERET YANG TERABAIKAN
KURANGNYA DAYA APRESISASI WARGA DESA PLERET TERHADAP SITUS BERSEJARAH
(39)
Dinas Kebudayaan DIY terus melakukan upaya pembebasan tanah yang terdapat situs peninggalan Kraton Mataram Islam di wilayah Pleret serta situs lainnya. Langkah tersebut diambil agar dibeberapa titik bisa segera dibangun sebagai upaya melindungi bangunan bersejarah di Kecamatan Pleret dari kerusakan.
Sementara tempat ditemukannya situs berupa Proboyekso atau tempat penyimpanan pusaka di bekas Kraton Mataram Islam masa Amangkurat di Dusun Kedaton Desa Pleret Kecamatan Bantul terlihat kurang terawat. Sekitar situs terlihat kusam serta rimbun oleh tanaman semak.
Suwidi, seorang warga yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi ditemukannya situs, Minggu (22/3) menjelaskan, pengunjung mulai jarang melihat situs yang kini dipagari bambu itu beratap seng itu. Kondisi itu jauh dari beberapa waktu lalu sesaat setelah ditemukan. Waktu itu hampir setiap hari ada wisatawan datang untuk melihat bekas bangunan dengan dominasi batu bata merah ini.
Dijelaskan, sekarang ini kondisinya memang kurang terawat dan terkesan sangat kumuh. Tanaman semak-semak di sekitar lokasi juga tumbuh subur. Sementara setiap hujan deras di galian ditemukannya situ timbul genangan air.
Sementara Juru Pelihara Situs Masjid Kauman Pleret dan Situs di Pleret, Rahmat Fauzi mengatakan, sejauh ini dari Dinas Kebudayaan DIY terus melakukan pembebasan lahan di Pleret yang terdapat situs peninggalan masa lalu.
D. Pertanyaan
1. Bagaimana menurut pendapat kelompok kalian setelah kalian mengkaji
tentang wacana “Kurangnya Daya Apresisasi Warga Desa Pleret Terhadap Situs Bersejarah” yang mana situs bersejarah ini merupakan
peninggalan dari Kerajaaan Mataram Islam yang terletak di Pulau Jawa. 2. Setelah kalian berdiskusi tentang kasus “Kurangnya Daya Apresiasi
(40)
merupakan warga dari desa Pleret wujud tanggung jawab apa yang akan kamu lakukan?
3. Dari kasus mengenai “Kurangnya Daya Apresiasi Warga Desa Pleret
terhadap Situs Bersejarah” kita dapat menarik nilai bahwa sudah seharusnya peninggalan – peninggalan sejarah dapat terpelihara dengan baik. Oleh sebab itu seharusnya kita sebagai warga dapat memahami nilai dari benada peninggalan sejarah yang ada disekitar kita. Menurut pendapat kalian apa yang kalian pahami dari Situs Pleret?
4. Seandainya ada seorang pengusaha atau investor yang ingin membeli tanah di situs tersebut, dengan harga yang tinggi dan mengganti situs dengan bangunan apartemen. Bagaimana pendapat kalian? Dan berikan alasannya!
5. Merujuk pada pertanyaan nomor 4 wujud tanggung jawab apa yang akan kamu lakukan seandainya kamu menjadi warga disana?
3. Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat dari guru maupun para siswa tentang pembelajaran IPS. Dari hasil wawancara yang dilakukan, diharapkan dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan. 4. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan informasi yang ada dilapangan baik dokumen tertulis atau dapat juga berupa foto-foto yang berkaitan dengan proses penelitian.
5. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh responden. Dengan kriteria penillain sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju.
(41)
Tabel 3.5 ANGKET PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB
SISWA Siklus ke …..
Hari/ tanggal : Responden :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum menjawab daftar pernyataan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar diatas.
2. Bacalah baik-baik setiap pernyataan yang terdapat dalam angket
3. Pilihlah pilihan jawaban yang menurut anda seseuai dengan pikiran anda,
kemudian beri tanda ceklis (√) pada tempat yang telah disediakan di
sebelah kanan.
4. Pilihlah salah satu dari kolom SS S KS TS Keterang
SS : Sangat Setuju S : Setuju
KS : Kurang Setuju TS : Tidak Setuju
NO Aspek yang Diamati pada Siswa Hasil Jawaban Skor
SS S KS TS
Pandangan umum siswa tentang pembelajaran IPS menggunakan controversial issue
1 Saya menyukai pembelajaran IPS
menggunakan controversial issue
2 Model controversial issue bermanfaat dalam
pembelajaran IPS
3 Belajar IPS menggunakan controversial issue
dapat meningkatkan perilaku tanggung jawab saya
4 Belajar IPS menggunakan controversial issue
dapat menarik perhatian saya
5 Belajar IPS menggunakan controversial issue
dapat membuat saya mampu mengeksplorasi pemikiran saya
6 Belajar IPS dengan menggunakan
controversial issue dapat membuat saya menghargai pendapat teman-teman lainnya
Wujud tanggung jawab siswa dalam pembelajaran IPS
7 Saya dapat menyelesakan tugas LKS sesuai
tema yang telah diberikan tepat waktu
8 Saya dapat mengerjakan tugas LKS sesuai
tema yang telah diberikan dengan baik
9 Saya dapat mengerjakan tugas LKS sesuai
dengan tema yang telah diberikan dengan sungguh-sungguh
10 Saya dapat mengerjakan tugas LKS sesuai
tema dengan rapih
(42)
12 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan bersungguh-sungguh memimpin
kelompok
13 Saya sebagai ketua kelompok dapat
membagikan tugas kepada anggota kelompok
14 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
ketika menjalankan tugas kelompok yakni untuk mengkaji kasus dengan tema yang telah diberikan
15 Saya akan menunjukkan tanggung jawab
dengan mengerjakan tugas yang diberikan ketua kelompok
16 Saya akan menunjukkan tanggung jawab
dengan mengerjakan tugas yang diberikan
ketua kelompok dengan tekun untuk
kepentingan kelompok
17 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan mengerjakan tugas secara rajin agar tujuan kelompok tercapai
18 Saya menunjukkan tanggung jawab dengan
berkomunikasi secara aktif terhadap sesama anggota kelompok untuk keperluan kelompok
19 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan mengkoordinasikan proses tugas untuk kelancaran kelompok
20 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan memastikan kesiapan teman-teman dalam kelompok saat mengerjakan tugas
21 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan membantu menjelaskan tugas dalam kelompok
22 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan selalu bertanya kepada teman-teman kelompok tentang kesiapan dalam mengerjakan tugas
23 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan menawarkan bantuan pada teman dalam mengerjakan tugas untuk kepentingan kelompok
24 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan mengerjakan tugas secara berstruktur
25 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan mengerjakan tugas secara berurutan
26 Saya dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan mengerjakan tugas secara terorganisir untuk kepentingan kelompok
27 Saya tidak dapat menyelesaikan tugas LKS
sesuai dengan tema yang telah diberikan tepat waktu
28 Saya tidak dapat mengerjakan tugas LKS
sesuai dengan tema yang telah diberikan dengan baik
29 Saya tidak dapat menyelesaikan tugas LKS
sesuai dengan tema yang telah diberikan dengan sungguh-sungguh
(43)
sesuai dengan tema yang telah diberikan dengan rapih
31 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
ketika dipilih sebagai ketua kelompok
32 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dengan bersungguh-sungguh memimpin
kelompok
33 Saya sebagai ketua kelompok tidak dapat
membagikan tugas kepada anggota kelompok
34 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
ketika menjalankan tugas kelompok untuk mengkaji kasus dengan tema yang telah diberikan
35 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas yang diberikan ketua kelompok
36 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas dengan tekun untuk kepentingan kelompok
37 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas secara rajin agar tujuan kelompok tercapai
38 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
ketika berkomunikasi secara aktif terhadap sesama anggota kelompok untuk keperluan kelompok
39 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
ketika mengkoordinasikan proses tugas demi kelancaran kelompok
40 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
ketika memastikan kesiapan teman-teman dalam kelompok saat mengerjakan tugas
41 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dalam membantu menjelaskan tugas kelompok
42 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
karena tidak bertanya kepada teman-teman kelompok tentang kesiapan dalam mengerjakan tugas
43 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
karena tidak menawarkan bantuan pada teman dalam mengerjakan tugas untuki kepentingan kelompok
44 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas secara berstruktur
45 Saya tidak dapat menunjukkan tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas secara berurutan 46 Saya tidak dpat menunjukkan tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas secara terorganisir untuk kepentingan kelompok
47 Saya ikut bertanggung jawab terhadap
pelestarian nilai-nilai situs atau peninggalan sejarah
48 Saya menunjukan tanggung jawab terhadap
situs atau peninggalan sejarah dengan menjaga kebersihan disana jika berkunjung kesana
(44)
situs atau peninggalan sejarah
50 Saya bertanggung jawab menjaga kelestarian
situs atau peninggalan sejarah
Sumber : Dokumen Peneliti 2015
G. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti beberapa teknik pengumpulan data yakni: observasi, wawancara, dokumentasi serta angket. Teknik pengumpulan data ini diharapkan mampu melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.
1. Observasi
Observasi merupakan “salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti dengan menggunakan pedoman yang telah ada” (Daryanto, 2012, hlm. 146).
2. Wawancara
Wawancara menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm.
117) ‘adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain’. Sedangkan Esterberg (dalam
Sugiyono, 2012, hlm. 316) mengartikan ‘wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat direkontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 3. Dokumentasi
Tidak kalah penting dari metode-metode lain adalah “metode dokumentasi, yaitu mencari mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagaiannya”. (Arikunto, 2013, hlm 275) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto, pengumpulan rpp yang digunakan dalam penelitian dan sebagaiannya. 4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu sumber informasi dalam penelitian. Dalam catatan lapangan ini berisi tentang kegiatan secara deskriptif berbagai kegiatan.
(45)
5. Angket
Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah angket. “Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertutis kepada responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2013, hlm 199).
H. Analisis Data
Pada suatu penelitian data merupakan objek utama yang dicari. Data tersebut tidak akan memiliki makna apabila data tersebut tidak diolah. Pengolahan disini berkaitan dengan proses asosiasi antara susatu realitas, dengan konten yang diteliti. Selanjutnya proses penghubungan antar variabel hingga proses generalisasi. Untuk melakukan proses-proses tersebut diperlukan adanya analisis terhadap data. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 335) menyatakan bahwa analisi data adalah :
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Adapun pada penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan dalam dua aspek, yakni kualitatif dan kuantitatif, penjelasannya yakni sebagai berikut:
1. Data Kualitatif a. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai kegiatan merangkum data, memilih serta memfokuskan hal-hal yang menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Reduksi data dilakukan untuk mempermudah pemahaman peneliti terhadap objek yang diteliti atau data yang diolah untuk mendapatkan informasi.
(46)
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah dilakukan reduksi data yakni dilakukannya penyajian data yang dapat disajikan berupa teks naratif, matriks, grafik dan diagram. Sehingga dalam penyajian data ini akan mempermudah untuk dapaat memahami aspek yang diteliti oleh peneliti.
c. Kesimpulan (Verifikasi)
Langkah yang ketika yakni adalah dilakukannya kesimpulan (verifikasi). Langkah ini berkaitan dengan pengambilan suatu kesimpulan. Perlu kita ketahui bahwa kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang dapat mengumpulkan data pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukan pada tahap awal, di dukung oleh bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukankan merupakan kesimpulan yang kredible. Kesimpulan pada penelitian kualitatif menjawab rumusan masalah yang disusun.
d. Validari data
Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2012, hlm. 168) menyatakan untuk menguji derajat kepercayaan atau kebenaran peneliti, terdapat beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan, yakni :
1) Member check, melakukan pengecekan kembali terkait dengan
informasi data yang diperoleh selama melakukan observasi atau wawancara dari narasumber, baik itu kelapa sekolah, guru maupun siswa.
2) Triangulasi, tujuan dilakukannya triangulasi yakni membandingkan hasil dari data yang telah diperoleh oleh peneliti dengan mitra peneliti. Triangulasi yakni merupakan kegiatan memeriksi kebenaran hipotesis, kontrus atau analisis.
3) Audit trail¸dilakukan untuk memeriksa kesalahan dalam hasil
(1)
Resti Fauzi Hidayat, 2015 A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran IPS
menggunakan controversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab siswa pada pembelajaran IPS, berada dalam kategori baik sesuai dengan perencaan yang telah dilakukan. Diantaranya perencanaan yang dilakukan yakni dengan menetukan SK/KD yang akan dibahas pada pembelajaran IPS, membuat RPP berdasarkan SK/KD yang telah dipilih, membuat LKS yang disesuaikan untuk tujuan penelitian. Selain perencanaan diatas, terdapat perencanaan lain seperti membuat lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa untuk pengamatan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan
controversial issue. Selain itu, terdapat angket siswa yang bertujuan agar
dapat melihat ketercapaian tanggung jawab siswa.
2. Pelaksanaan proses tindakan kegiatan pembelajaran IPS melalui
controversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab berada dalam
kategori baik, hal ini didasarkan pada observasi dari penampilan guru dalam melaksanakan penelitian. Pada siklus pertama hingga siklus ketiga, dilakukan tindakan sebanyak 2-3 tindakan atau 2-3 pertemuan. Berikut langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
controversial issue yaitu awal mula guru dan siswa melakukan brainstroaming tentang isu-isu kontroversial yang akan dibahas; kemudian
siswa berkelompok dan memilih salah satu kasus untuk dikaji; langkah selanjutnya siswa melaksanakan inkuiri, mengundang narasumber,
membaca buku, mengumpulkan informasi; kemudian
menyajikan/mendiskusikan hasil inkuiri, mengajukan argumentasi, mendengar counter argumen atau opini lain; dan langkah yang terakhir
(2)
246
Resti Fauzi Hidayat, 2015
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yakni menerapkan konsep, generalisasi, teori ilmu sosial untuk secara akademis menganalisis permasalahan.
3. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dapat diketahui dari perolehan indikator dalam pelaksanaan tindakan menggunakan controversial issue untuk meningkatkan tanggung jawab berada pada kategori baik. Dapat terlihat ketika siklus pertama, perolehan untuk indikator pertama mencapai kualifikasi baik (B). Sedangkan indikator kedua mencapai kualifikasi cukup (C). Kemudian untuk indikator ketiga mencapai kualifikasi baik (B). Indikator keempat mencapai kualifikasi cukup (C) dan untuk indikator kelima mencapai kualifikasi cukup (C). Dengan demikian berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus pertama dapat untuk indikator keempat dan kelima masih berada pada kategori cukup. Pada siklus kedua, indikator pertama berada pada kualifikasi bai (B). Sedangkan indikator kedua mencapai kualifikasi baik (B). Kemudian untuk indikator ketiga mendapatkan kualifikasi baik (B). Indikator keempat mencapai kualifikasi baik (B) dan untuk indikator kelima mencapai kualifikasi cukup (C). Dengan demikian berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus kedua dapat indikator kelima masih berada dalam kategori cukup. Kemudian untuk siklus ketiga, indikator pertama mencapai kualifikasi baik (B). Sedangkan indikator kedua mencapai kualifikasi baik (B). Kemudian untuk indikator ketiga mendapatkan kualifikasi baik (B). Indikator keempat mencapai kualifikasi baik (B) dan untuk indikator kelima mencapai kualifikasi baik (B). Dengan demikian berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus ketiga dapat diketahui bahwa keseluruhan indikator berada dalam kategoti baik.
4. Pemberian solusi tehadap kendala yang dihadapi adalah dengan
menganalisis kendala apa saja yang muncul saat pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang terjadi dengan melakukan diskusi bersama observer. Adapun kendala ketika pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan controversial
issue untuk meningkatkan tanggung jawab siswa yang dilaksanakan
(3)
kendala ketika harus mencari tema maupun isi konten dari LKS yang akan dibuat dan harus disesuaikan dengan materi nantinya diajarkan, siswa masih merasa asing dan kebingungan dengan pembelajaran menggunakan
controversial issue, selain itu masih terdapat kekurangan-kekurangan yang
dilakukan pula oleh guru seperti dalam pemberitahuan tujuan pembelajaran, memotivasi serta membimbing siswa, waktu kegiatan pembelajaran IPS yang sering terganggu karena adanya kegiatan untuk kelas IX. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu : pertama, ketika akan melakukan pencarian tema maupun menentukan isi konten dari LKS yang akan dibuat, peneliti melakukan diskusi bersama obsever, kedua, menginformasikan tentang tujuan pembelajaran dengan jelas kepada siswa, ketiga guru lebih membimbing siswa mampu mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan
controversial issue, keempat, guru lebih memotivasi siswa lagi.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman dari peneliti selama melaksanakan proses penelitain tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VII-7 SMP Negeri 30 Bandung, terdapat beberapa rekomendasi yang akan penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini diantaranya:
1. Bagi pihak sekolah
Peneliti berharap setelah peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VII-7 ini, diharapkan pihak sekolah dapat mendukung, serta memotivasi kepada guru agar mampu mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sehingga siswa memiliki sikap tanggung jawab yang lebih baik lagi.
2. Bagi guru
Diharapkan setelah dilaksanakannya penelitian, guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi pada kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga siswa dapat mengetahui pembelajaran menggunakan controversial issue. Selain itu, melalui pembelajaran ini diharapkan guru dapat lebih menstimulus siswa untuk mengembangkan
(4)
248
Resti Fauzi Hidayat, 2015
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang bermakna guna meningkatkan karakter tanggung jawab siswa.
3. Bagi siswa
Bagi para siswa diharapkan dengan pembelajaran IPS
menggunakan controversial issue mampu memberikan pengalaman baru bagi mereka. Dan mereka mampu memberikan suatu pemikiran, terlepas dari pro maupun kontra yang dilandasi dengan sikap tanggung jawab mereka.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian menggunakan controversial issue dengan variabel penelitian yang berbeda seperti berfikit kritis, maupun sikap toleransi. Serta dalam pembelajaran dengan controversial issue kelompok dapat dibagi menjadi dua kubu, untuk kubu pertama merupakan kubu yang pro dan yang kedua kubu yang
(5)
Sumber Buku
Arikunto dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka
Cipta
Daryanto. (2012). Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: REFERENSI (GP Press Group).
Hasan, H. (1996). Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung : Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia
Komalasari. (2013). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT. Refika Aditama Komalasari. (2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung : Program Studi
Pendidikan IPS, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia.
Lickona, T. (2012). Educating for Character. Jakarta: PT Bumi Aksara
Majid & Andayani, (2010). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung : Insan Citra Utama.
Rahmat. (2010). Pengantar Pendidikan. Bandung : MQS Publishing
Ruhimat, T. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sapriya dkk. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung:Laboratorium PKN UPI. Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Samani & Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sumaatmadja, N. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alumni
Suparlan. (2011). Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi
(6)
250
Resti Fauzi Hidayat, 2015
PENGGUNAAN CONTROVERSIAL ISSUE DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uno & Mohamad. (2014). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Tanpa nama. (2009). Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen dilengkapi dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung:Citra Umbara
Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Zubaedi. (2013). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Al-Quran Edisi 1: 2010. Jakarta : Lautan Lestari
Skripsi
Kundari, A. (2013). Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa Melalui Model Jigsaw
dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Muslim, A.A. (2013). Mengembangkan Karakter Toleransi Siswa Melalui
Pembelajaran Isu Kontroversial dalam Pembelajaran IPS di SMPN 10 Kota Bandung. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Rahmawati, N. D. (2013). Implementasi Model Controversial Issues Terhadap
Pembelajaran IPS dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sugiharto, E.S. (2015). Upaya Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah
Penyimpangan Sosial Melalui Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) dalam Pembelajaran IPS. (Skripsi). FPIPS, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Cahyani, I. (2014). Membangun Sikap Empati Terhadap Kaum Marjinal
Perkotaan Melalui Metode Inkiuri Sosial dalam Pembelajaran IPS.
(Skripsi). FPIPIS, Univesitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Online
Tanpa nama. (2011). Manusia dan Tanggung Jawab. Diakses dari http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dan-tanggung-jawab/
Ulfa, D. (2014). Meningkatkan Tnaggung Jawab Belajar dengan Layanan
Konseling Individual Berbasis Self-Management pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pemalang Tahun Pelajaran 2013/2014. Diakses dari