PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT MATERI SUHU DAN KALOR.
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT
MATERI SUHU DAN KALOR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana
Oleh:
NURVITA DEWI SUSILAWATI 1102531
(2)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(3)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT
MATERI SUHU DAN KALOR
Oleh:
Nurvita Dewi Susilawati, S. Pd. UPI Bandung, 2004
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana
© Nurvita Dewi Susilawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
(4)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA TERKAIT
MATERI SUHU DAN KALOR
Disahkan dan disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Johar Maknun, M. Si.
NIP. 19680381993031002
Pembimbing II
Dr. Ida Hamidah, M. Si.
(5)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI,
Prof. Dr. Anna Permanasari, M. Si.
(6)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN BERORIENTASI PENDALAMAN KONSEPTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MENGETAHUI TINGKAT MISKONSEPSI SISWA
TERKAIT MATERI SUHU DAN KALOR
(Nurvita Dewi Susilawati, 1102531)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan mengetahui tingkat miskonsepsi siswa pada topik suhu dan kalor menggunakan pendekatan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain “Nonequivalent Control Group Design” yang dilakukan di SMA Negeri di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2012/2013. Data yang diperoleh adalah hasil tes awal dan tes akhir, lembar CRI (Certainty of Response Index), lembar observasi dan kuesioner. Hasil penelitian skor N-Gain sebesar 0,54 untuk kelas eksperimen dan 0,43 untuk kelas kontrol. Persentase rata-rata penurunan miskonsepsi kelas eksperimen lebih tinggi 11% dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan kategori sangat baik, sedangkan tanggapan siswa terhadap penerapan strategi konflik kognitif menunjukkan siswa merasa senang dan materi lebih mudah dipahami. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Kesimpulannya adalah penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran lebih meningkatkan pemahaman konsep secara signifikan daripada menggunakan pembelajaran konvensional.
(7)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER ... i
HALAMAN HAK CIPTA ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
UCAPAN TERIMAKASIH ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Definisi Operasional ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Pembelajaran Fisika Berbasis Konflik Kognitif ... 8
B. Pemahaman Konsep ... 15
C. Miskonsepsi ... 18
D. Certainty of Response Index (CRI)... 19
E. Materi Suhu dan Kalor ... 21
F. Asumsi Penelitian ... 36
G. Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 38
B. Subjek Penelitian ... 39
C. Variabel Penelitian ... 39
D. Prosedur dan Alur Penelitian ... 39
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 43
G. Teknik Pengolahan Data ... 47
H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 51
I. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 53
(8)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A. Hasil Penelitian ... 54
1. Deskripsi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ... 55
2. Peningkatan Pemahaman Konsep a. Deskripsi Peningkatan Pemahaman Konsep... 60
b. Deskripsi Peningkatan pada Masing-Masing Indikator Pemahaman Konsep ... 61
c. Uji Statistik Peningkatan Pemahaman Konsep... 62
3. Hasil Identifikasi Miskonsepsi Setiap Item Pertanyaan... 64
4. Tanggapan Siswa………... 66
B. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ... 67
2. Peningkatan Pemahaman Konsep ……… 68
3. Analisis Miskonsepsi ……….. 72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 74
B. Saran……….. 75
DAFTAR PUSTAKA ……… 76
(9)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kaitan antara fase konflik kognitif dengan indikator
pemahaman konsep yang dilatihkan………. 17
Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design ... 38
Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal ... 45
Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal ... 46
Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Kemudahan Butir Soal ... 46
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 47
Tabel 3.6. Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa ... 48
Tabel 3.7. Interpretasi keterlaksanaan Aktivitas ... 48
Tabel 3.8. Kategori Tingkat Gain Yang Dinormalisasi ... 49
Tabel 3.9. Matrik ketentuan untuk perorangan siswa dan kelas untuk setiap pertanyaan yang diberikan. Didasarkan pada kombinasi benar atau salah jawaban dan tinggi atau rendahnya CRI……….. 51
Tabel 3.10 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 53
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran oleh Guru... 58
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Strategi Konflik Kognitif dalam Pembelajaran oleh Siswa ... 59
Tabel 4.3. Skor Pretest, Posttest dan N-gain pemahaman konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 60
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Pemahaman Konsep ... 62
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Pemahaman Konsep ... 63
Tabel 4.6. Hasil Uji Mann-Whitney Pemahaman Konsep ... 63
Tabel 4.6. Persentase miskonsepsi siswa tiap butir soal kelas kontrol dan kelas eksprimen... 64
(10)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Strategi Konflik Kognitif oleh Kwon, et al ... 13
Gambar 2.2. Proses Perubahan Wujud Zat ... 25
Gambar 2.3. Skema diagram fasa CO2 ... 27
Gambar 2.4. Perpindahan kalor secara konduksi dari api lilin ke mistar ... 29
Gambar 2.5. Laju konduksi kalor Q/t yang melalui dinding ... 31
Gambar 2.6. Gambar perpindaha kalor scara konveksi... 31
Gambar 2.7. Perpindahan kalor secara radiasi ke semua arah, konduksi ke tanah dan konveksi ke atas ... 32
Gambar 2.8. Contoh rumah kaca untuk tanaman hias ... 34
Gambar 2.9.a. Contoh pemanas air tenaga surya ... 34
Gambar 2.9.b. Skema cara kerja pemanas air tenaga surya ... 35
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ... 41
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Rata-rata Pretest–Posttest–N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 60
Gambar 4.2. Diagram perbandingan rata-rata skor N-gain kelas Kontrol dan Eksperimen pada masing-masing indikator... 61
Gambar 4.3. Diagram Perbandingan miskonsepsi siswa setiap item Pertanyaan antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 65
(11)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ... 79
Lampiran B : Instrumen Penelitian ... 127
Lampiran C : Judgment Instrumen ... 153
Lampiran D : Hasil Uji Coba Instrumen ... 156
Lampiran E : Hasil Penelitian dan Pengolahan Data ... 162
(12)
1
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia berperan penting pada persaingan antar bangsa. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan proses pembelajaran dengan cara-cara yang lebih efektif dan dan bermakna bagi siswa.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki proses pembelajaran, hal tersebut dicapai antara lain dengan melibatkan siswa secara langsung pada fenomena-fenomena kehidupan yang terjadi disekitarnya. Selain itu dapat dilakukan dengan cara mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep fisika berdasarkan fenomena-fenomena kehidupan.
Hakikat pembelajaran IPA adalah proses, produk dan sikap. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya mementingkan penguasaan fisika terhadap fakta konsep dan teori IPA (sebagai produk) tetapi yang lebih penting adalah siswa mengerti proses bagaimana fakta dan teori-teori tersebut ditemukan. Dengan kata lain siswa harus mendapat pengalaman langsung dan menemukan sendiri proses tersebut (BSNP, 2006).
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. (BNSP 2006)
Saat ini masih banyak siswa yang beranggapan mata pelajaran fisika sulit dipahami, abstrak dan membosankan. Hal itu disebabkan proses belajar mengajar
(13)
2
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
di kelas yang hanya menggunakan ceramah saja dan siswa menerima pengetahuan secara abstrak dan pasif. Hal demikian juga dapat menyebabkan siswa kurang memahami konsep bahkan mengalami miskonsepsi.
Hasil observasi dan analisis terhadap angket motivasi dan minat siswa kelas XI IPA 3 dan XII IPA 3 SMAN “X” terhadap pelajaran fisika diperoleh data sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa sangat dipengaruhi oleh guru yang mengajar pada pelajaran fisika
2. Nilai rata-rata ulangan harian untuk setiap materi fisika selalu ada hampir 50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai KKM yaitu 70
3. Dalam pembelajaran fisika, penggunaan metode yang bervariasi (ceramah, penugasan, kegiatan praktikum) dapat menciptakan suasana belajar yang tidak jenuh.
4. Pembelajaran metode eksprerimen dengan melaksanakan kegiatan pratikum berperan penting dalam pemahaman konsep fisika yang telah dipelajari
5. Keterampilan dalam pengelolaan kelas perlu dimiliki oleh seorang guru untuk menarik minat siswa dalam belajar.
6. Interaksi dua arah antara guru dan siswa perlu dilaksanakan dalam pembelajaran fisika, sehingga siswa pun diharapkan aktif dalam pembelajaran fisika.
7. Pemecahan masalah dalam penelitian kecil pada pelaksanaan pembelajaran praktikum, serta peyusunan laporan ilmiah perlu dibekalkan pada siswa untuk masa depan.
8. Dalam proses pembelajaran fisika, penggunaan media belajar yang relevan dapat meningkatkan motivasi dan mengubah suasana belajar siswa menjadi lebih baik dan inovatif misalnya dengan melibatkan media interaktif (multimedia) dan praktikum.
Dari uraian di atas perlu kiranya diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dimana dalam model tersebut siswa
(14)
3
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat berperan aktif, menyenangkan, dan dapat mendorong siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep fisika berdasarkan fenomena-fenomena kehidupan melalui demonstrasi ataupun praktikum.
Satu strategi yang dapat merangsang terjadinya perubahan konseptual adalah strategi konflik kognitif. Rangsangan konflik kognitif dalam pembelajaran sangat membantu proses asimilasi menjadai lebih efektif dan bermakna dalam pergulatan intelektualitas siswa (Setyowati, 2011).
Miskonsepsi dapat diatasi dengan konflik kognitif. Dengan adanya konflik kognitif siswa dihadapkan dengan permasalahan yang membuat siswa mengalami keadaan mental dimana percaya pada konsep awal secara penuh yang kemudian digoyah konsep yang baru. Dari suasana konflik tersebut guru mengajukan konsep-konsep fisika yang benar, sedangkan untuk menunjang teknik konflik kognitif ini siswa diajar membuat peta konsep yang berguna sebagai petunjuk dalam mempelajari materi yang diajarkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut Hasan, S., et al (1999) telah mengajukan suatu metode untuk membedakan antar siswa yang menguasai konsep dengan baik, siswa yang tidak tahu konsep dan siswa yang mengalami miskonsepsi secara lebih efektif. Metode tersebut dikenal dengan istilah CRI (Certainty of Response Index) yang merupakan suatu ukuran tingkat keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
Konsep suhu dan kalor bersifat abstrak, dan sangat sulit dipahami oleh siswa sehingga siswa memiliki berbagai konsepsi mengenai materi ini terutama pada penjelasan mengenai fenomena-fenomena sehari-hari. Untuk dapat memahami dengan baik fenomena pada materi suhu dan kalor, terlebih dahulu harus memahami konsep yang paling esensial pada materi ini. Konsep esensial tersebut adalah definisi suhu dan kalor harus dipahami dengan jelas.
Kurikulum SMA menunjukkan bahwa suhu dan kalor merupakan suatu materi yang dipelajari di kelas X dimana pokok bahasannya adalah suhu dan
(15)
4
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kalor, perubahan wujud, dan perpindahan kalor. Materi ini menjadi dasar bagi siswa yang akan mempelajari termodinamika di kelas XI. Materi ini sebelumnya sudah pernah dibahas di SMP sehingga siswa sudah memiliki konsep tentang suhu dan kalor. Tetapi kenyataannya di lapangan bahwa, masih banyak siswa yang mengalami kesalahan konsep sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan persoalan yang berhubungan dengan materi tersebut (Sirait, 2009).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dapat meningkatkan pemahaman konsep dan mengetahui tingkat miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor?”.
Rumusan masalah di atas, dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah tingkat miskonsepsi siswa yang mendapatkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional terkait materi suhu dan kalor?”
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual?
4. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran dengan pendekatan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran?
(16)
5
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh informasi tentang berapa besar peningkatan kemampuan penguasaan konsep siswa yang mendapatkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.
2. Memperoleh informasi tentang berapa besar pengaruh penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual dalam menurunkan tingkat miskonsepsi siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
3. Memperoleh informasi tentang bagaimana respon siswa terhadap penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual.
4. Memperoleh informasi tentang bagaimana ketrelaksanaan model pembelajaran dengan pendekatan stratgi konflik kognitif dalam pembelajaran.
D. Definisi Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah;
1) Strategi konflik kognitif diartikan sebagai seperangkat kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mengkomunikasikan dua atau lebih rangsangan berupa sesuatu yang berlawanan atau berbeda kepada peserta didik, agar terjadi proses internal yang intensif dalam rangka mencapai keseimbangan ilmu pengetahuan yang lebih tinggi, dengan melakukan reorganisasi pengetahuan yang telah tersimpan dalam struktur kognitifnya dan adaptasi berupa proses asimilasi dan akomodasi (Sugiyanta 2008). Strategi
(17)
6
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
konflik kognitif berorientasi pada aktivitas kerja skema dilaksanakan dalam sintaks sebagai berikut (Driver and Oldham dalam Suparno, 1997):
(1) Fase Orientasi. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik. Siswa diberi kesempatan untuk mengkaitkan topik yang akan dibahas dengan pengalaman mereka sehari-hari.
(2) Fase Elicitasi. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat/ide tentang topik yang sedang dibahas berdasarkan pemahaman/konsep yang mereka miliki sebelumnya.
(3) Fase Restrukturisasi ide. Pada fase ini siswa didorong untuk memberikan prediksi dan diajak menguji prediksi tersebut melalui serangkaian percobaan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh guru.
(4) Fase penerapan konsep. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan apa-apa yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran yang telah dilakukan, dengan cara menyebutkan atau menjawab atas persoalan-persoalan yang diberikan.
(5) Fase Review. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk meninjau kembali prediksi yang telah diajukan dan konsep apa yang telah dipelajari.
2) Pemahaman konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ukuran kemampuan siswa dalam memaknai dan memahami suatu konsep yang diberikan. Pemahaman konsep ini menggunakan indikator yang dikemukakan Anderson (2001) yaitu mencakup kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Pemahama konsep siswa diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda.
3) Miskonsepsi didefinisikan sebagai konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi para ilmuwan, hanya dapat diterima dalam kasus-kasus tertentu dan tidak berlaku untuk kasus-kasus lainnya serta tidak dapat digeneralisasi. Konsepsi tersebut pada umumnya dibangun berdasarkan akal sehat (common
(18)
7
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sense) atau dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna terhadap dunia pengalaman mereka sehari-hari dan hanya merupakan eksplanasi pragmatis terhadap dunia realita. Miskonsepsi siswa diidentifikasi dengan menggunakan teknik Tes Certainty of Response Index skala enam (0-5) (Hasan, S., et al, 1999).
E.Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti:
a. Dapat mengetahui profil miskonsepsi siswa terkait konsep suhu dan kalor.
b. Memperoleh wawasan tentang penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi perubahan konseptual.
c. Memberi informasi kepada peneliti lain untuk meningkatkan pemahaman konsep dan meminimalkan miskonsepsi siswa dengan penerapan strategi konflik kognitif
2. Bagi guru:
Memperoleh informasi dan wawasan tentang penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi pendalaman konseptual.
(19)
38
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan utuk penelitian (Sugiyono, 2011). Metode eksperimen semu ini digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep suhu dan kalor antara siswa yang mendapatkan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran berorientasi perubahan konseptual dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Di dalam desain ini, penelitian menggunakan satu kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding dengan diawali dengan sebuah tes awal (pretest) yang diberikan kepada kedua kelompok, kemudian diberi perlakuan (treatment). Penelitian kemudian diakhiri dengan sebuah tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kedua kelompok. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut (Sugiyono, 2011). Dapat diilustrasikan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design
Kelas Pretest Treatment posttest
KE O1 X1 O1O2
KK O1 X2 O1O2
Keterangan:
KE : Kelompok eksperimen KK : Kelompok kontrol
(20)
39
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X1 : Perlakuan berupa penerapan pembelajaran dengan strategi konflik
(21)
39
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X2 : Perlakuan berupa pembelajaran konvensional
O1 : Pretest-posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep siswa
O2 : Tes untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa
B. Subjek penelitian
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian dipilih secara tidak random. Hal ini sesuai dengan desain penelitian nonequivalent Control Group design yang memilih sampel tidak secara random melainkan dengan tujuan tertentu yaitu melihat kesetaraan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Subjek penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri Y Kab. Indramayu kelas X, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas X yaitu kelas X.2 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 24 siswa dan kelas X.1 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 24 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah nilai pemahaman konsep dan miskonsepsi siswa.
D. Prosedur dan Alur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan yang meliputi kegiatan: a. Menentukan lokasi penelitian. b. Mengurus surat izin penelitian.
c. Melakukan observasi lapangan sebelum melakukan penelitian.
d. Menentukan kelas sampel penelitian, waktu pelaksanaan dan materi yang akan diajarkan saat penelitian.
(22)
40
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Men-Judgment instrumen tes kepada dosen, mengujicobanya kemudian menganalisisnya.
g. Revisi instrumen 2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest bagi kelas eksperimen.
b. Memberikan perlakuan berupa pendekatan penerapan strategi konflik kognitif.
c. Memberikan posttest di akhir pembelajaran. 3. Tahap Akhir
a. Memberikan skor pada lembar jawaban siswa.
b. Menghitung skor rata-rata pretest dan posttest yang diperoleh siswa. c. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang didapatkan dengan teknis
(23)
41
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
Kelas eksperimen: Penerapan strategi konflik kognitif
Kelas kontrol: Penerapan pembelajaran konvensional Judgment instrumen Ujicoba
Analisis data
Revisi
Instrumen baru Pelaksanaan pretest
Pelaksanaan posttest
Pengolahan data
Analisis
Kesimpulan Survey Lokasi Penelitian
Studi Pendahuluan &Literatur
Menentukan sampel, waktu dan materi penelitian
(24)
42
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat pengambil data untuk mengungkapkan peningkatan pemahaman konsep dan mengatasi miskonsepsi siswa. Instrumen yang dipersiapkan adalah :
1. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan denga cara pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2013). Instrumen observasi yang digunakan berbentuk lembaran daftar cek dan memuat kolom komentar atau saran-saran terhadap kekurangan aktivitas guru selama pembelajaran terhadap keterlaksanaan model pembelajaran yang diterapkan. Observasi yang telah disusun tidak diuji cobakan, tetapi dikoordinasikan kepada observer yang akan mengikuti dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap format observasi tersebut.
2. Tes Pemahaman Konsep
Menurut Webster’s Collegate (dalam Arikunto 2013), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa. Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
(25)
43
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Tes Certainty of Response Index (CRI) untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi.
Tes CRI bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep dan yang telah menguasai konsep dengan baik. CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan dengan setiap jawaban suatu soal. Tingkat kepastian jawaban tercermin dalam skala CRI yang diberikan, CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep pada diri responden dalam menjawab suatu pertanyaan sehingga dalam hal ini jawaban biasanya ditentukan berdasarkan tebakan semata. Sedangkan CRI yang tinggi, mencerminkan keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam menjawab pertanyaan sehingga dalam hal ini unsur tebakan sangat kecil.
4. Kuesioner
Kuesioner sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain (Arikunto, 2013).
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelajaran fisika dan penerapan stategi konflik kognitif. Kuesioner yang digunakan berupa pertanyaan tertutup dengan jawaban yang disediakan.
F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Pengujian kesahihan tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Untuk instrumen hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan proses sains yang digabung yaitu berupa tes pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban dilakukan analisis instrumen terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen layak dipakai. Berikut langkah-langkah analisis yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini.
(26)
44
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Validitas Butir Soal
Validitas merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Untuk mengetahui validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli terhadap tes pemahaman konsep. Ada tiga orang yang diminta untuk memberikan pertimbangan terhadap kesesuaian tiap butir soal dengan konsep yang diukur dan indikator. Hasil pertimbangannya, butir soal yang dibuat dinyatakan sesuai antara konsep yang diukur dengan indikator.
Setelah instrumen dijudgtment oleh para ahli dan direvisi, maka dilakukan ujicoba instrumen. Setelah diuji coba maka skor yang diperoleh dianalisis dan diperoleh validitas butir soal. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga mendapatkan validitas suatu butir soal dalam bentuk rentang nilai yang dikonversi dalam kategorisasi. Hasil analisis validitas butir soal dapat dilihat di lampiran.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2013) :
(3.1)
(27)
45
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang dikorelasikan.
x = skor tiap butir soal y = skor total tiap butir soal
n = jumlah siswa yang mengikuti tes
Koefisien korelasi selalu terdapat antara –1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua variabel sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran (Arikunto, 2013).
Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi seperti ditunjukan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,80< rxy≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik) 0,60< rxy≤ 0,80 Tinggi (baik) 0,40< rxy≤ 0,60 Cukup (sedang) 0,20< rxy≤ 0,40 Rendah (kurang) rxy≤ 0,20 Sangat rendah (sangat kurang)
(Arikunto, 2013)
2. Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dipercaya tentang kemampuan seseorang. Reliabilitas yang digunakan yaitu rumus K-R. 20 (Arikunto, 2013).
(28)
46
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(3.2)
Keterangan :
r11 = koefesien reliabilitas
p = proporsi banyak subjek yang menjawab dengan benar pada butir soal ke i q = proporsi banyak subjek yang menjawab dengan salah pada butir soal ke i
(q=1- p)
Σpi qi = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item s2 = varians skor total
Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya reliabilitas butir soal, dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal
Tingkat validitas Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < r11≤ 0,80 Baik 0,40 < r11≤ 0,60 Sedang 0,20 < r11≤ 0,40 Kurang ≤ 0,20 Sangat kurang
(Arikunto, 2003)
3. Tingkat Kemudahan Butir Soal
Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Tingkat kemudahan dihitung dengan rumus (Arikunto, 20013):
(29)
47
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu JS B P (3.3) Keterangan:
P = Tingkat kemudahan
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar, JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Interpretasi tingkat kemudahan setiap item soal, dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi tingkat kemudahan butir soal
Indeks kemudahan (P) Kriteria kemudahan
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
(Arikunto, 2013)
4. Daya Pembeda Butir Soal
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus (Arikunto, 20013) :
B B A A J B J B
DP
(3.4) Keterangan:
DP = indeks daya pembeda butir soal. JA = banyaknya peserta kelompok atas.
JB = banyaknya peserta kelompok bawah.
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.
Interpretasi daya pembeda setiap item soal dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi daya pembeda butir soal JA = JB = 30% JS
(30)
48
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daya Pembeda (D) Kriteria Daya Pembeda
D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2013)
Setelah melalui semua tahap analisis diatas maka instrumen dapat dipakai untuk penelitian.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru dan Siswa
Data observasi aktivitas guru dan siswa dibuat dalam lembar observasi keterlaksanaan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Data yang didapat berupa daftar checklist yang diisi oleh observer yang melakukan pengamatan pada proses pembelajaran. Data ini dianalisis menggunakan persentase keterlaksanaan.
Tabel.3.6. Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa
No Aspek
Keterlaksanaan
Ya Tidak
4 3 2 1 0
Dari lembar hasil observasi dapat diinterpretasikan jika aspek sangat baik mendapat skor 4, baik mendapat skor 3, cukup mendapat skor 2, kurang mendapat skor 1, dan tidak terlaksana mendapat skor 0. Pengolahan data diambil dari
(31)
49
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
banyaknya skor yang diperoleh dari setiap point keterlaksanaan aktivitas guru atau siswa kemudian diambil presentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Priyanto, 2006).
% 100 x SkorTotal bservasi SkorHasilO tas naanAktivi Keterlaksa Persentase (3.5) Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan aktivitas lihat tabel 3.7 berikut ini.
Tabel.3.7. Interpretasi keterlaksanaan Aktivitas
Persentase (%) Kategori
80 - 100 sangat baik
60 - 79 baik
40 - 59 cukup
20 - 39 kurang
0 - 19 sangat kurang
Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran strategi konflik kognitif oleh guru dan siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Pemahaman konsep
Data yang dianalisis adalah hasil pretest dan posttest serta gain ternormalisasi dari pemahaman konsep. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan software SPSS 17. Sebelum data hasil penelitian diolah, terlebih dahulu dipersiapkan beberapa hal, antara lain:
a) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan pedoman penskoran yang digunakan. Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban
b) Membuat tabel skor tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c) Menetapkan taraf kepercayaan. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam
(32)
50
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipergunakan untuk penelitian-penelitian pada bidang sosial termasuk pendidikan.
d) Perhitungan Gain yang dinormalisasi
Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan gain yang dinormalisasi dengan rumus Hake (1998):
pre maks
pre post
S S
S S g
(3.6) Keterangan:
Spost : Skor posttest
Spre : Skor pretest
Smaks : Skor maksimum ideal
Interpretasi kategori tingkat gain dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8. Kategori Tingkat Gain Yang Dinormalisasi
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Hake, 1998) Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis secara statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.
Uji hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas variansi data sebagai berikut;
(33)
51
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Karena data yang digunakan untuk uji normalitas ini bukan data metah maka uji normalitas ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi > (dengan α = 0,05). maka data berdsitribusi normal (Sugiono, 2007).
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas antara dua kelas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelas homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene Test (Test of Homogeneity of Variances). Kriteria pengujian: data dikatakan homogen jika nilai signifikansi lebih besar dari α (dengan
α = 0,05) (Sugiono, 2007).
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunaka bantuan program SPSS 17 menggunakan uji Mann-Whitney U dua ekor (2-tailed) dengan taraf signifikan α = 0,05 (Uyanto, 2009)
Kriteria pengujian dengan membandingkan taraf signifikansi hitungan P
dengan α = 0,05, jika taraf signifikansi hitungan lebih kecil dari 0,05, maka Ha
diterima atau dengan membandingkan tHitung > tTabel maka Ha diterima pada taraf signifikansi (α = 0,05).
3. Miskonsepsi
Untuk pengidentifikasian terjadinya penurunan miskonsepsi maka digunakan metode CRI (Certainty of Response Index) yang dikembangkan oleh Saleem Hasan
(34)
52
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
et al, seperti yang telah diuraikan bab II. Kriteria jawaban dan tinggi rendahnya CRI dapat dilihat seperti pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Matrik ketentuan untuk perorangan siswa dan kelas untuk setiap pertanyaan yang diberikan. Didasarkan pada kombinasi pada benar atau salah
jawaban dan tinggi atau rendahnya CRI.
Kriteria jawaban
CRI rendah (<2,5) CRI tinggi (>2,5)
Jawaban benar Jawaban benar tapi CRI rendah berarti tidak tahu konsep (lucky
guess)
Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep
dengan baik Jawaban salah Jawaban salah tapi CRI rendah
berarti tidak tahu konsep
Jawaban salah tapi CRI tinggi berarti miskonsepsi
(Hasan, S., et al, 1999)
H. Hasil Uji Coba Instrumen
Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep
Sebelum dilakukan uji coba intrumen terlebih dahulu dilakukan judgment oleh tiga orang ahli seperti yang diurainkan di atas. Soal yang dijugment sebanyak 24 soal pilihan ganda dengan 7 macam proses kognitif pemahaman. Rekapitulasi sebaran soal per aspek kemampuan pemahaman konsep sebelum dinilai dapat dilihat pada lampiran.
Setelah dijudgment oleh tiga orang ahli ada beberapa soal yang harus di revisi, adapun revisi yang harus dilakukan adalah dari segi opsi jawaban, kalimat pada indikator, kalimat dalam soal dan gambar. Dari 24 soal pilihan ganda yag dijugment ada 2 soal yang di anulir atau dibuang yaitu nomor 10 dan nomor 14. Berdasarkan hasil judgment ahli 1 bahwa soal no 10 bukan soal pemahaman konsep melainkan soal mengingat (C1) jadi soal tersebut tidak dapat digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa, sedangkan soal no 14 menurut ahli 1 opsi jawaban rancu sehingga dimungkinkan menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam
(35)
53
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memahami soal. Rekapitulasi hasil judgment para ahli terhadap Soal pemahaman konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada lampiran B.
Semua catatan Ahli telah dilakukan dalam merevisi instrumen soal pemahaman konsep ini sehingga sekarang 22 soal dapat dinyatakan valid. Dari hasil judgment ahli 1, 2 dan 3 maka, rekapitulasi sebaran soal pemahaman konsep per aspek kemampuan setelah dinilai dapat dilihat pada lampiran.
Hasil uji coba instrument pemahaman konsep
Uji coba tes dilakukan pada siswa kelas X IPA 3 yang sudah mempelajari materi suhu dan kalor di sekolah yang sama dengan tempat penelitian yaitu SMA Negeri Y di kabupaten Indramayu. Soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan berjumlah 22 butir soal. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program Anates V4.02 untuk menguji validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda soal. Hasil uji coba soal pemahaman konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada pada lampiran C.
Berdasarkan analisis data diketahui bahwa hasil validitas terdapat 2 soal (9%) memiliki validitas yang rendah, 19 soal (86%) memiliki validitas yang cukup, 1 soal (5%) memiliki validitas yang tinggi. Hasil tingkat kesukaran terdapat 3 soal (14%) dinyatakan sukar, 15 soal (68%) dinyatakan sedang dan 4 soal (18%) dinyatakan mudah. Hasil analisis daya pembeda terdapat 8 soal (36%) memiliki daya pembeda cukup dan 14 soal (64%) memiliki daya pembeda yang baik.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh reliabilitas butir soal sebesar 0,79 dengan kategori sangat baik.
Dari hasil uji coba soal terdapat dua soal yang mempunyai validitas soal rendah sehingga soal tersebut di buang dan tidak digunakan dalam penelitian, sehingga semua soal yang akan digunakan dalam penelitian berjumlah 20 soal pilihan ganda pemahaman konsep.
(36)
54
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 29 April s/d 20 Mei 2013. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran Fisika di kelas X SMA tempat penelitian sebanyak dua kali pertemuan tiap minggu.
Tabel 3.10. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/Tanggal Jenis Kegiatan
1. Senin, 29 April 20013 Penyampaian Tujuan
Pretest pemahaman konsep kelas kontrol 2. Selasa, 30 mei 2013 penyampaian tujuan
Pretest pemahaman konsep kelas eksperimen 3. Rabu, 8 Mei 2013 Pembelajaran RPP1 kelas ekperimen
Pembelajaran RPP1 kelas kontrol 4. Kamis, 9 Mei 2013 Pembelajaran RPP2 kelas ekperimen
Pembelajaran RPP2 kelas kontrol 5. Rabu, 15 Mei 2013 Pembelajaran RPP3 kelas ekperimen
Pembelajaran RPP3 kelas kontrol
6. Kamis, 16 Mei 2013 Posttest pemahaman konsep dan tes CRI kelas kontrol dan eksprimen
(37)
74
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data, hasil temuan, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran yang berorientasi pada perubahan konseptual secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep pada materi suhu dan kalor dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Hasil CRI menunjukan pada kelas eksperimen tingkat miskonsepsi lebih rendah 11% dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendalaman konseptual dapat lebih menurunkan miskonsepsi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
3. Hasil repon siswa kelompok eksperimen yang menerapkan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran menyatakan bahwa pelajaran fisika itu menyenangkan dan dengan adanya fenomena ganjil yang mereka dapati membuat mereka lebih memahami konsep. Mereka merasa senang saat melakukan percobaan dan merasa konsep suhu dan kalor mudah dipahami setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan strategi konflik. Siswa juga menyatakan bahwa tahapan yang menuntut berfikir dalam proses pembelajaran yaitu saat diskusi menyelesaikan masalah.
4. Hasil observasi keterlaksanaan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran dilakukan dengan sangat baik oleh guru dan siswa.
(38)
75
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran pada materi suhu dan kalor, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran perlu dikembangkan pada materi lain karena dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, mengurangi miskonsepsi dan siswa merasa senang dengan pendekatan strategi konflik kognitif tersebut.
2. Agar siswa dapat lebih optimal dalam memperbaiki konsep pada Fase Elicitasi setelah dilakukan demonstrasi dan diskusi, guru harus memberikan penekanan konsep yang jelas. Selain itu guru juga harus melakukan bimbingan pada saat melakukan percobaan.
3. Karena penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran ini membutuhkan waktu yang relatif lama, maka perlu diperhitungkan dengan cermat waktu yang dibutuhkan pada tiap fase pembelajaran.
4. Untuk mengetaui miskonsepsi tiap siswa sebelum pembelajaran perlu diadakan tes awal terlebih dahulu.
(39)
76
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Jakarta: Bumi Aksara
Baser, Mustafa. (2006). Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instruction on Students Understanding of Heat and Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Vol 2 (2). [Online]. Tersedia: http://www.ejmste.com (5 Januari 2013)
BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Edward W. Minium (1993). Statistical Reasoning in Psicology and Education. New York : John Wiley & Son’s, Inc.
Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education (seventh ed.). Singapura: McGraw-Hill Book Co
Hake, R. R (1998). “Interactive-engagement versus Traditional methods : A Six Thousand-Student Survey of Mechanic test Data for Introductory physics Course “.Physic Education Research American Journal of Physics 66(1),64-74 Hasan, S., Bagayoko, D., and Kelley E. L. (1999). Misconceptions and the Certainty
of Response Index (CRI)” Physics education research American journal of physics34 (34)5 . 294-299
Jalaludin, D. (2007). Pelajaran Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Depok: Arya Duta
Kanginan, M. (2007). Pelajaran Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kusniani, Ikke (2007). Implementasi Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Partono. (2001). Pengaruh Strategi Konfik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika terhadap Pemahaman Siswa tentang Gerak dan Gaya. Tesis Magister pada PPS UPI : tidak diterbitkan.
(40)
77
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Priyanto, Cahyo. (2007). Mengajar Berbasis Multiple Intelligences pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Sadia, I. W., (1996). Pengembangan Model Belajar Kontruktiis dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah (SMP): Disrtasi Doktor PPS IKIP Bandung
Schumacher Sally, dan James H.McMillan. (2007). Research In Education. (Terjemahan). Longman : Newyork.
Setyowati, A. (2011). Implementasi pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7. 89-96.
Sirait, Judyanto. (2012). Pendekatan Pembelajaran Konflik Kognitif untuk Meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA pada topik Suhu dan Kalor. Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Tanjungpura
Handayani Sri & Damari Ari. (2009). Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sugiyanta. (2008). Pendekatan Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika. (online). Tersedia:http://www.lpmpjogja.diknas.go.id ( 5 Januari 2013)
Sugiyono, (2007). Statistika untuk penelitian . Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kombinasi . Bandung : Alfabeta.
Sumarsono, Joko (2009). Fisika : Untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta: Pusat Perbukuan,
Suparno, Paul, Dr. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.
Suparno, Paul, Dr. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Tipler, P. A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.
Van den berg, E (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga ; universitas Kristen satya kencana.
(41)
78
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wijaya, I Kadek A, (2012). Fenomen Pada Materi Suhu dan Kalor. (online).Tersedia: http://fenomenafisikaasikdanmudah.blogspot.com/2012/06/fenomen-pada-materi-suhu-dan-kalor.html (25 April 2013)
Y. Kim, L. Bao, and O. Acar. (2006). Student’s Cognitive Conflict and Conceptual Change in Physics by Inquiry Class. American Institute of Physics. 0-7354-0311-2/06
______. Karbon dioksida. (online).
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida (2 Agustus 2013)
______. Radiasi. (online).
(42)
79
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
(1)
74 Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data, hasil temuan, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran yang berorientasi pada perubahan konseptual secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep pada materi suhu dan kalor dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Hasil CRI menunjukan pada kelas eksperimen tingkat miskonsepsi lebih rendah 11% dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendalaman konseptual dapat lebih menurunkan miskonsepsi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
3. Hasil repon siswa kelompok eksperimen yang menerapkan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran menyatakan bahwa pelajaran fisika itu menyenangkan dan dengan adanya fenomena ganjil yang mereka dapati membuat mereka lebih memahami konsep. Mereka merasa senang saat melakukan percobaan dan merasa konsep suhu dan kalor mudah dipahami setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan strategi konflik. Siswa juga menyatakan bahwa tahapan yang menuntut berfikir dalam proses pembelajaran yaitu saat diskusi menyelesaikan masalah.
4. Hasil observasi keterlaksanaan penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran dilakukan dengan sangat baik oleh guru dan siswa.
(2)
75
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran pada materi suhu dan kalor, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran perlu dikembangkan pada materi lain karena dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa, mengurangi miskonsepsi dan siswa merasa senang dengan pendekatan strategi konflik kognitif tersebut.
2. Agar siswa dapat lebih optimal dalam memperbaiki konsep pada Fase Elicitasi setelah dilakukan demonstrasi dan diskusi, guru harus memberikan penekanan konsep yang jelas. Selain itu guru juga harus melakukan bimbingan pada saat melakukan percobaan.
3. Karena penerapan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran ini membutuhkan waktu yang relatif lama, maka perlu diperhitungkan dengan cermat waktu yang dibutuhkan pada tiap fase pembelajaran.
4. Untuk mengetaui miskonsepsi tiap siswa sebelum pembelajaran perlu diadakan tes awal terlebih dahulu.
(3)
76 Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi 2 Jakarta: Bumi Aksara
Baser, Mustafa. (2006). Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instruction on Students Understanding of Heat and Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education Vol 2 (2). [Online]. Tersedia: http://www.ejmste.com (5 Januari 2013)
BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Edward W. Minium (1993). Statistical Reasoning in Psicology and Education. New York : John Wiley & Son’s, Inc.
Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education (seventh ed.). Singapura: McGraw-Hill Book Co
Hake, R. R (1998). “Interactive-engagement versus Traditional methods : A Six Thousand-Student Survey of Mechanic test Data for Introductory physics
Course “.Physic Education Research American Journal of Physics 66(1),64-74
Hasan, S., Bagayoko, D., and Kelley E. L. (1999). Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI)” Physics education research American journal of physics34 (34)5 . 294-299
Jalaludin, D. (2007). Pelajaran Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Depok: Arya Duta
Kanginan, M. (2007). Pelajaran Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kusniani, Ikke (2007). Implementasi Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Partono. (2001). Pengaruh Strategi Konfik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika terhadap Pemahaman Siswa tentang Gerak dan Gaya. Tesis Magister pada PPS UPI : tidak diterbitkan.
(4)
77
Priyanto, Cahyo. (2007). Mengajar Berbasis Multiple Intelligences pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Sadia, I. W., (1996). Pengembangan Model Belajar Kontruktiis dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah (SMP): Disrtasi Doktor PPS IKIP Bandung
Schumacher Sally, dan James H.McMillan. (2007). Research In Education. (Terjemahan). Longman : Newyork.
Setyowati, A. (2011). Implementasi pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7. 89-96.
Sirait, Judyanto. (2012). Pendekatan Pembelajaran Konflik Kognitif untuk Meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA pada topik Suhu dan Kalor. Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Tanjungpura
Handayani Sri & Damari Ari. (2009). Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Sugiyanta. (2008). Pendekatan Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika. (online). Tersedia:http://www.lpmpjogja.diknas.go.id ( 5 Januari 2013)
Sugiyono, (2007). Statistika untuk penelitian . Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kombinasi . Bandung : Alfabeta.
Sumarsono, Joko (2009). Fisika : Untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta: Pusat Perbukuan,
Suparno, Paul, Dr. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.
Suparno, Paul, Dr. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Tipler, P. A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik (Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.
Van den berg, E (1991). Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga ; universitas Kristen satya kencana.
(5)
Nurvita Dewi Susilawati, 2013
Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Berorientasi Pendalaman Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Mengetahui Tingkat Miskonsepsi Siswa Terkait Materi Suhu dan Kalor
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wijaya, I Kadek A, (2012). Fenomen Pada Materi Suhu dan Kalor. (online).Tersedia:
http://fenomenafisikaasikdanmudah.blogspot.com/2012/06/fenomen-pada-materi-suhu-dan-kalor.html (25 April 2013)
Y. Kim, L. Bao, and O. Acar. (2006). Student’s Cognitive Conflict and Conceptual Change in Physics by Inquiry Class. American Institute of Physics. 0-7354-0311-2/06
______. Karbon dioksida. (online).
Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida (2 Agustus 2013)
______. Radiasi. (online).
(6)