PENERAPAN MODEL PERMAINAN BOLA PANTUL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN TEKNIK CHEST PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA KELAS V SDN MANGLAYANG II KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

CECEP HERDIANA 0701121

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011


(2)

Oleh

CECEP HERDIANA 0701121

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Tatang Muhtar , M.Si NIP. 19590603 193603 1 005

Pembimbing II

Drs. Entan Saptani, M.Pd NIP. 19620413 198703 1 002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Pendidikan Jasmani UPI Kampus Sumedang

Dr. H. Ayi Suherman. M.Pd. NIP. 19600215 198411 1 001.


(3)

Model Permainan Bola Pantul Untuk Meningkatkan Pembelajaran Teknik Chest Pass Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang” Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat keilmuan.Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain.

Sumedang, Juni 2011 Yang membuat pernyataan,


(4)

v

ABSTRAK... . ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... ... iii

DAFTAR ISI... ... v

DAFTAR TABEL... ... viii

DAFTAR GAMBAR... ... x

DAFTAR LAMPIRAN... ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Pemecahan Masalah ... 13

D. Tujuan Penelitian ... 14

E. Manfaat Penelitian ... 15

F. Batasan Istilah ... 16

BAB II KAJIAN TEORITIS ... ... 18

A. Pendidikan Jasmani ... 18

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 18

2. Fungsi Pendidikan Jasmani ... 19

3. Tujuan Pendidikan Jasmani…………... 19

4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani……… 20

B. Permainan Bola Basket ... 22

C. Teknik Dasar Permainan Bola Basket ... 24

1. Penguasaan Bola…. ... 24

2. Mengoper Bola…... ... 24

3. Menggiring Bola (Dribbling) ... 27

4. Memasukan Bola (Shooting) ... 28

D. Bentuk Pembelajaran Keterampilan Dasar Passing... ... 30

E. Keterampilan dasar Passing Bola Basket ... 31

F. Pembelajaran Permainan Bola Pantul... . 32

G. Penelitian yang Relevan... 34

H. Hipotesis Tindakan……….. 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36


(5)

vi

1. Prosedur Penelitian ... 42

2. Rencana Tindakan ... 43

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 43

b. Pelaksanaan Tindakan ... 44

c. Observasi ... 45

d. Refleksi ... 45

e. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I, II dan III ... 46

D.Intrumen Penelitian ... 49

E.Teknik Pengumpulan data... 51

F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 52

1. Prosedur Pengolahan Data ... 52

2. Analisis Data ... 53

G. Validasi………… ... 53

H. Interpretasi……. ... 54

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Paparan Data Awal ... 55

B. Paparan Data Siklus I ... 58

1. Perencanaan Siklus I ... 58

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 62

3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 68

4. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 69

a. Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 69

1) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 70

b. Analisis Kinerja Guru Siklus I ... 71

1) Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 72

c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

1) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 73

d. Analisis Hasil Keterampilan Belajar Siklus I ... 73

1) Refleksi Hasil Keterampilan Belajar Siklus I ... 74

C.Paparan Data Siklus II ... 76

1. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 76

2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 80

3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 85

4. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 86

a. Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 86

1) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 87

b. Analisis Kinerja Guru Siklus II ... 88

1) Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 88


(6)

vii

2. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 95

3. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 100

4. Analisis Siklus III ... 102

a. Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 102

b. Analisis Kinerja Guru Siklus III ... 103

c. Analisis Aktivitas Siswa Siklus III ... 103

d. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A.Kesimpulan ... 107

1. Perencanaan ... 107

2. Pelaksanaan ... 121

3. Pelaksanaan Evaluasi ... 109

4. Hasil Belajar ... 109

B. Saran... ... 109

1. Bagi Siswa….. ... 110

2. Bagi Guru…. ... 110

3. Untuk Lembaga ... 111

4. Bagi Peneliti Lain ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN ... 114


(7)

viii

Tabel 1.1 Data Awal Kinerja guru (Tahap Perencanaan) ... 4

Tabel 1.2 Data Awal Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan) ... 6

Tabel 1.3 Data Awal Penilaian Aktivitas Siswa ... 8

Tabel 1.4 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dasar Chest Pass Siswa ... 9

Tabel 1.5 Data Awal Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 10

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 37

Tabel 4.1 Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dasar Chest Pass ... 56

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I(perencanaan) ... 60

Tabel 4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I(Pelaksanaan) ... 64

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I ... 67

Tabel 4.5 Data Hasil Tes Keterampilan Passing Chest Pass Siklus I ... 68

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 69

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 71

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 72

Tabel 4. 9 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Passing Chest pass Siklus I ... 73

Tabel 4.10 Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 75

Tabel 4.11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II(Perencanaan)... 78

Tabel 4.12 Data Hasil Kinerja Guru Siklus II(Pelaksanaan) ... 82

Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus II ... 84

Tabel 4.14 Data Hasil Keterampilan Passing Chest PassSiklus II... 85

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 86

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 88


(8)

ix

Tabel 4.22 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Siklus III ... 100 Tabel 4.23 Data Hasil Keterampilan Passing Chest Pass BolaSiklus III ... 101 Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Kinerja Guru

Siklus III ... 102 Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru

Siklus III ... 103 Tabel 4.26 Rekapitulasi Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 103 Tabel 4.27 Rekapitulasi Hasil Keterampilan Passing chest Pass Siklus III 104 Tabel 4.28 Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 105


(9)

x

Gambar 2.1 Lapangan Bola Basket dan Bola Basket ... 23

Gambar 2.2 Gerakan Chest Pass ... 25

Gambar 2.3 Gerakan Overhead Pass ... 26

Gambar 2.4 Gerakan Bounce Pass ... 26

Gambar 2.5 Gerakan Memutar atau Pivot ... 26

Gambar 2.6 Gerakan Dribbling ... 27

Gambar 2.7 Gerakan Lay Up ... 29

Gambar 2.8 Gerakan Jump Shoot ... 29

Gambar 2.9 Melemparkan Bola Dengan Gerakan Chest Pass ... 31

Gambar 2.10 Melemparkan Bola Dengan Gerakan Chest Pass ... 32

Gambar 2.11 Permainan Bola Tembak Dengan Sasaran Garis di Dinding 31

Gambar 3. 1 Denah Lokasi Penelitian SDN Manglayang II ... 36

Gambar 3. 2 Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart ... 41

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 76

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 92


(10)

xi

LAMPIRAN 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I,SIKLUS II, SIKLUS III ... 115

LAMPIRAN 2 CATATAN LAPANGAN ... 125

LAMPIRAN 3 FORMAT OBSERVASI UNTUK SISWA ... 126

LAMPIRAN 4 FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN ... 127

LAMPIRAN 5 FORMAT WAWANCARA UNTUK GURU ... 130

LAMPIRAN 6 FORMAT WAWANCARA UNTUK SISWA ... 131

LAMPIRAN 7 IPKP 1 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) ... 132

LAMPIRAN 8 IPKP 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) ... 138

LAMPIRAN 9 FORMAT PENILAIAN AKTIVITAS SISWA ... 141


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang direncanakan secara sistematis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pengertian Pendidikan Jasmani Menurut Cholik (1997:21) mengatakan bahwa Pendidikan jasmani adalah “kajian pendidikan yang mengutamakan aktifitas jasmani dan pembinaan untuk pengembangan jasmani itu sendiri sebagai emosional yang selaras dan seimbang serta untuk mencapai tujuan pendidikan”

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan secara sistematis. Pengalaman belajar seperti itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar. Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Depdikbud ( 1993 : 1 ) adalah sebagai berikut :


(12)

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar ialah membantu siswa untuk peningkatan kebugaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani agar dapat :

1.Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan jasmani khususnya tinggi dan berat badan secara harmonis.

2. Terbentuknya sikap dan prilaku seperti : disiplin, kejujuran, serta mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3. Menyenangi aktivitas jasmani yang dapat di pakai untuk pengisian waktu luang serta kebiasaan hidup sehat.

4. Tersalurnya hasrat untuk bergerak dan tercapainya gerakan yang benar. 5. Meningkatnya kesehatan, kesegaran jasmani, dan keterampilan gerak

dasar.

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam kurikulum tahun 2006/KTSP terdapat beberapa aspek antara lain permainan dan olahraga diantaranya meliputi cabang olahraga bola basket yang masuk dalam kategori permainan besar. Basket memiliki kegiatan yang khas, yakni, lari, lompat, menggiring bola, dan memasukan bola kedalam ring. Hal ini merupakan pondasi bagi keterampilan anak dalam bermain dan juga merupakan gerakan dasar bagi pembinaan olahraga. Dari uraian di atas dapat dikembangkan tentang pembinaan dan meningkatkan pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar terhadap permaian bola basket guru pendidikan jasmani perlu merancang bentuk-bentuk latihan yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Dalam proses pembelajaran permainan bola basket guru lebih memfokuskan proses pembelajarannya pada pematangan kemampuan dominan permainan bola basket yaitu teknik melempar bola atau mengoper bola, melalui pendekatan bermain. Karena bermain bagi anak-anak usia sekolah dasar merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupannya, bahkan sebagian waktu dalam kesehariannya dihabiskan untuk bermain. Bermain merupakan alat


(13)

pendidikan yang ampuh untuk mencapai tujuan pendidikan. Bermain adalah dorongan langsung dari dalan individu yang baik bagi anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa dirasakan sebagai kegemaran.

Melihat kurangnya animo dari anak siswa-siswa SD tentang olahraga Basket, sehingga pada pelaksanaannya anak kurang menguasai passing bola basket, sehingga terkesan permainan ini membosankan dan mengakibatkan anak menjadi diam.

Teknik passing dada atau chest pass pada permainan bola basket di SDN Manglayang II sangatlah kurang. Hal ini dilihat dari sikap awal para siswa melakukan passing,gerakan yang dilakukan, dan sikap akhir semua terlihat begitu kurang. Posisi tangan dan langkah kaki yang salah, koordinasi antara tangan dan kaki, serta lemparan yang lemah dan tidak mengenai target dan frekuensi lemparan yang sedikit, menjadi alasan utama penulis mengangkat masalah tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti memandang perlu mencari suatu permainan yang menarik untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk latihan yang dapat meningkatkan frekuensi permainan bola basket pada siswa sekolah dasar. Salah satunya adalah dengan permainan bola pantul.

Ada bermacam-macam permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, jenis permainan tersebut ada yang menggunakan alat dan ada yang tidak menggunakan alat. Sebagian besar permainan tidak mempunyai peraturan yang baku atau sama persis, baik peraturan permainannya, alat-alat yang digunakannya, ukuran lapangan maupun waktu untuk melakukannya. Hal ini


(14)

sesuai dengan situasinya masing-masing, juga permainan tersebut belum ada wadah organisasinya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Permainan anak itu adalah ulangan dari kehidupan nenek moyangnya. Kepentingan bermain juga terletak pada sifat atau unsur perangsang terhadap keinginan belajar atau pendidikan.

Adapun hasil penelitian awal yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2011 terbukti bahwa pada pembelajaran passing bola basket chest pass, Kinerja guru pada tahap perencanaan pelaksanaan masih dibawah target. Serta masih banyak siswa yang kurang mampu menguasai teknik tersebut. Begitu juga dengan aspek antusias dan konsentrasi dalam pembelajaran tersebut. Hasil terinci pada tabel 1.1 tabel 1.2, tabel 1.4 dan tabel 1.5 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Awal Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) No Komponen Rencana Pembelajaran

Aspek Yang diamati

Target pencapaian 4 3 2 1

A PERUMUSAN TUJUAN

PEMBELAJARAN

1. Rumusan tujuan pembelajaran

100 %

2. Kejelasan Rumusan

3. Kejelasan Cukupan Rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah 4


(15)

No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang diamati Target pencapaian 4 3 2 1

B

MENGEMBANGKAN

DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN

METODE PEMBELAJARAN

95 % 1. Mengembangakan dan dan

mengorganisasikan materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat

bantu pambelajaran

3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran

Jumlah 4

Persentase % 25

C MERENCANAKAN SKENARIO

KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

100% 2. Menyusun langkah-langkah kegiatan

penbelajaran

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian media pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran

5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta

didik

Jumlah 5

Persentase % 25

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS

DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian

100%

2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian

Jumlah 3

Persentase % 25

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA

PEMBELAJARAN

1. Kebersihan dan kerapian

100 %

2. Penggunaan bahasa tulis

Jumlah 2

Persentase 25

SKOR TOTAL IPKP 1 A+B+C+D+E


(16)

Dilihat dari tabel diatas, kinerja guru pada tahap perencanaan sangat kurang. Semua aspek yang dinilai hanya berpresentase sebesar 25 %. Hal ini sangat jauh dari target pencapaian yang mencapai 100%.(Format penilaian terlampir)

Tabel 1.2

Data Awal Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)

No Aspek Yang diamati Penilaian Target

pencapaian

4 3 2 1

A PRA PEMBELAJARAN

100%

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran √

2. Memeriksa kesiapan siswa √

Jumlah 2

Prosentase % 25

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan

pemanasan √

100% 2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan

dicapai dan rencana kegiatan √

Jumlah 2

Prosentase % 25

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan

sikap awal,melempar bola,sikap akhir √

90%

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa √

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan

gerakan badan √

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa √

5. Memantapkan penguasaan teknik dasar

passing

Jumlah 5


(17)

No Aspek Yang diamati Penilaian Target pencapaian

4 3 2 1

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN

KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkai gerakan √

90% 2. Memberikan kesempatan secara leluasa

kepada siswa melakukan aktifitas gerak √

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan

melakukan aktifitas gerak √

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang

mengalami kesulitan √

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran √

Jumlah 5

Prosentase % 25

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES

DAN HASIL BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan

akhir pembelajaran √

100% 2. Melaksanakan penilaian pada akhir

pembelajaran √

Jumlah 2

Prosentase % 25

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran √

100%

2. Penampilan guru dalam pembelajaran √

Jumlah 2

Prosentase % 25

SKOR TOTAL IPKP 2 A+B+C+D+E+F

6

Dari data di atas, hasil kinerja guru pada tahap pelaksanaan juga hampir sama dengan tahap perencanaan. Persentase terbesar dari semua aspek hanya 25%. Hal ini sangat jauh dari KKM yang diharapkan yaitu 100%.


(18)

Tabel 1. 3

Data Awal Penilaian Aktivitas Siswa

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam melakukan aktivitas pembelajaran terbukti bahwa hanya 5 orang siswa (25%) yang berantusias dan aktif dalam proses pembelajaran. (Format penilaian terlampir).

No Nama

Aspek yang Dinilai

Jumlah

Interprestasi

Antusias Disiplin

B C K

3 2 1 3 2 1

1 Iman Riki √ √ 5 √

2 Shyfa Clintia Putri √ √ 3 √

3 Abdul Azis √ √ 4 √

4 Angga.Hidayatulloh √ √ 2 √

5 Anggi Ahmad.I √ √ 3 √

6 Anisa Nurjanah √ √ 4 √

7 Dandi Cahyadi √ √ 2 √

8 Dera Gustina √ √ 3 √

9 Dian Nurdiansyah √ √ 2 √

10 Dipa Nurul.K √ √ 4 √

11 Elsa Mutia Sari √ √ 5 √

12 Epi Lutfi √ √ 5 √

13 Faisal Basri √ √ 5 √

14 Yusi Nurul Fitri √ √ 3 √

15 Hikmat Munajat √ √ 2 √

16 Irma Yulianti √ √ 3 √

17 Mayang Dewi.S √ √ 2 √

18 Mega Amelia.P √ √ 2 √

19 Mega Paujiah √ √ 2 √

20 Mesi Jiwardani √ √ 5 √

Jumlah 3 9 8 2 8 10 66 5 6 9


(19)

Berdasarkan hasil observasi, KKM yang ditetapkan adalah 65 %. Diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada awal semester tahun 2010/2011 adalah 25% siswa kelas V yaitu 5 siswa dari 20 siswa yang sudah memenuhi standar KKM, sedangkan 75% siswa yaitu 15 siswa belum memenuhi standar KKM. (Format penilaian terlampir).

Hal ini diakibatkan karena minimnya teknik dasar yang dikuasai sehingga pembelajaran menjadi lebih lambat. Dari sikap awal, posisi tangan dan kaki, koordinasi tangan dan kaki, gerakan saat melakukan, dan lemahnya lemparan serta tidak mengenai target. Kurangnya minat anak terhadap permainan bola basket, karena dianggap “kurang populer” dibandingkan permainan yang lain. Dan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.

Tabel 1.4

Data Awal Hasil Tes Kemampuan Dasar Chest Pass Pada Permainan Bola Basket

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Nilai Ket

Sikap

Tungkai Sikap Togok

Cara Memegang

bola

Gerakan

melempar Gerak lanjut

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 T TT

1 Iman Riki √ √ √ √ √ 50

2 Shyfa Clintia Putri √ √ √ √ √ 50

3 Abdul Azis √ √ √ √ √ 55

4 Angga.Hidayatulloh 50

5 Anggi Ahmad.I √ √ √ √ √ 65

6 Anisa Nurjanah √ √ √ √ √ 50

7 Dandi Cahyadi √ √ √ √ √ 55

8 Dera Gustina √ √ √ √ √ 50

9 Dian Nurdiansyah √ √ √ √ √ 55

10 Dipa Nurul.K √ √ √ √ √ 50

11 Elsa Mutia Sari √ √ √ √ √ 50

12 Epi Lutfi √ √ √ √ √ 50

13 Faisal Basri √ √ √ √ √ 75

14 Yusi Nurul Fitri √ √ √ √ √ 50

15 Hikmat Munajat √ √ √ √ √ 50

16 Irma Yulianti √ √ √ √ √ 70


(20)

No

o Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Nilai Ket

Sikap

Tungkai Sikap Togok

Cara Memegang

bola

Gerakan

melempar Gerak lanjut

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

18 Mega Amelia.P √ √ √ √ √ 65

19 Mega Paujiah √ √ √ √ √ 55

20 Mesi Jiwardani √ √ √ √ √ 75

Jumlah 1 1 18 2 1 17 2 5 13 1 2 17 - 1 19 1120 5 15

Rata-rata (%) 56 25 75

Catatan: Maksimal Dalam 30 detik menghasilkan 10 lemparan mengenai target Tabel 1.5

Data Awal Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

NO

KRITERIA

JUMLAH

SISWA PERSENTASE JUMLAH

TUNTAS TIDAK

TUNTAS 1 2 5 15 20 25 % 75 % 5 15

Berdasarkan paparan hasil di atas dilihat dari KKM yang telah ditentukan yaitu 65%, hanya 5 siswa (25%) yang mencapai ketuntasan dan sebanyak 15 siswa (75%) yang belum mencapai ketuntasan. (Format penilaian terlampir).

Sehubungan dengan hal di atas, penulis perlu memandang untuk melakukan serangkaian penelitian mengenai pengaruh upaya-upaya meningkatkan teknik dasar passing bola basket yang di aplikasikan ke dalam permainan bola pantul yang dimodifikasi siswa sekolah dasar. Secara khusus penelitian ini akan mengungkap mengenai peningkatan teknik dasar passing bola basket siswa kelas V SD Negeri Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang melalui permainan bola pantul pada target yang dimodifikasi.


(21)

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditelusuri akar penyebab timbulnya dari komponen-komponen “latar belakang”. Diduga penyebab timbulnya masalah adalah :

a. Suasana belajar kurang menyenangkan

b. Metode pembelajaran pendidikan jasmani tidak menarik, dan c. Materi pembelajaran kurang disukai karena kurang populer

Dari ke tiga alternatif penyebab itu, setelah didiskusikan dengan beberapa orang guru pendidikan jasmani dan pakar dari perguruan tinggi bahwa yang paling mungkin menjadi penyebab adalah metode pembelajaran pendidikan jasmani tidak menarik secara spesipik tidak menariknya pembelajaran pendidikan jasmani tersebut disebabkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Guru lebih banyak memberikan drill tanpa ada perbaikan,

b. Guru kurang menguasai materi pelajaran pendidikan jasmani, dan c. Metode pembelajaran kurang bervariasi.

Dari ketiga penyebab itu bahwa kurang bervariasinya dalam penggunaan metode pmbelajaran menjadi penyebab timbulnya masalah.

Setelah menemukan akar masalah di atas, maka langkah selanjutnya mencari alternatif pemecahan masalah. Dengan menerapkan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket dipastikan minat dan aktivitas siswa kelas V SD Negeri Manglayang II, untuk mengikuti pembelajaran permainan bola pantul yang dimodifikasi, yang pada akhirnya kemampuan siswa dalam teknik dasar passing dalam bola basket akan meningkat.


(22)

Hipotesis tindakan yang penulis rumuskan adalah model pembelajaran permainan lempar tangkap bola bisa melatih kekuatan lengan dan tangan sehingga kecepatan passing dan ketepatan mengoper bola akan meningkat. Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini indikator yang akan diukur adalah :

a. Meningkatkan kemampuan teknik dasar passing bola basket melalui tes akhir. b. Meningkatkan motivasi maupun respon siswa dalam mengikuti pembelajaran

menggunakan permainan bola pantul melalui angket respon siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah “Penerapan Model Permainan Bola Pantul Untuk Meningkatkan Pembelajaran Teknik Chest Pass Dalam Permainan Bola Basket Pada Kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang”. Berkenaan dengan hal tersebut, maka pertanyaan masalah secara umum adalah: Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan teknik dasar passing bola basket yang diaplikasikan kedalam suatu bentuk permainan yang dimodifikasi dalam mata palajaran pendidikan jasmani kelas V SD Negeri Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang ?

Selanjutnya masalah penelitian secara khusus penulis rumuskan dalam sub-sub pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan melalui penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang?


(23)

2. Bagaimanakah kinerja guru melalui penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang?

3. Bagaimanakah aktifitas anak melalui penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang?

4. Bagaimana hasil pembelajaran (evaluasi) melalui penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket pada kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang?

C. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang muncul, maka penulis mengajukan pemecahan masalah sebagai berikut. Pada tahap awal para siswa diberi informasi teknik passing dengan jelas dan melalui contoh guru menggunakan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket menggunakan frekuensi yang rendah menggunakan bola voli. Kemudian berikutnya dengan menggunakan frekuensi yang sedang. Dan pada puncaknya siswa melakukan teknik dasar passing dengan frekuensi yang jauh. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas V SDN Manglayang II.


(24)

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan baru mengenai upaya meningkatkan teknik dasar passing bola basket melalui permainan lempar bola pantul dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas V SD Negeri Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Temuan tersebut dapat dijadikan landasan dalam upaya mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien.

Tujuan khusus adalah untuk menggali informasi mengenai berbagai hal yang terkait dengan upaya meningkatkan efektifitasan mengoper teknik dasar

passing bola basket melalui penerapan model permainan bola pantul untuk

meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di kelas V SD Negeri Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah perencanaan pembelajaran teknik dasar

passing bola basket melalui penerapan model permainan bola pantul untuk

meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. 2. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran

teknik dasar passing bola basket penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.

3. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana aktifitas siswa dalam pembelajaran teknik dasar passing bola basket penerapan model permainan bola pantul


(25)

untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.

4. Untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran teknik dasar passing bola basket melalui penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan mendapatkan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Siswa Sekolah Dasar

a. Menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar passing bola (chest pass) dalam permainan bola basket.

b. Menjadikan pembelajaran passing bola (chest pass) dalam permainan basket menjadi menyenangkan

2. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran passing bola (chest

pass) dalam permainan bola basket

b. Memudahkan guru dalam mengajar teknik dasar passing bola (chest pass) dalam permainan bola basket.

3. Bagi Satuan Sekolah Dasar

Dapat dijadikan aset berharga seandainya siswa-siswinya dapat berprestasi dan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas


(26)

pembelajaran ditingkat pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut khususnya pada kelas yang diteliti.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain.

b. Bagi peneliti lain bisa dijadikan landasan untuk penelitian yang lebih lanjut lagi.

5. Bagi Lembaga

Sebagai sumbangan dalam upaya pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih efektif dan efisien. Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.

F. Batasan Istilah

Pembelajaran merupakan proses dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

dari guru ke siswa.

Passing Dada atau Operan dada adalah operan yang umum dilakukan bila tidak

ada pemain bertahan di antara pengoper dan teman setimnya. Cara melakukan operan ini adalah memegang bola setinggi dada dan dekat dengan badan. Siku ditekuk dan jari-jari terbuka memegang bola. Saat bola dilepaskan, lengan dan tangan diluruskan dengan telapak menghadap ke luar. Jenis operan ini adalah yang paling akurat. (Haryanti Zolltn, 2004:21)


(27)

Permainan Bola Pantul merupakan bentuk permainan yang di modifikasi dari

permainan passing bola basket yang sesungguhnya dengan cara melemparkan bola ke target,yang biasanya targetnya berupa tembok. Jarak target dengan posisi pelempar disesuaikan, dan si pelempar tidak boleh melebihi garis yang sudah ditentukan.

Bola Basket adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, yang

masing-masing terdiri dari lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, mencegah lawan mencetak angka. Pada permainan bola basket untuk mendapatkan gerakan efektif dan efesien perlu di dasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. ( Perbasi 2004 : 1).

Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat

dalam menghadapi permasalahan.

Teknik Pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek, Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.

Kelas IV Kelas V Kelas I-II

Kelas III

Perpus Kantor Kelas VI

Gambar 3. 1


(29)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah upaya meningkatkan keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Penelitian ini berkenaan dengan hampir semua aspek yang terkait dengan proses pembelajaran mengoper bola dari dada (chest

pass), meski didominasi oleh perubahan yang dialami siswa tetapi perilaku guru

tidak lupa menjadi bahan perhatian sebagian dari data yang diperlukan untuk pertanyaan penelitian. Sampel yang diambil berjumlah 20 orang siswa kelas V SDN Manglayang II. Peneliti bertindak sebagai observer.

3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan selama empat bulan, yaitu bulan Januari, Februari, Maret dan April. Dimana terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan penelitian mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengolahan dan penyusunan laporan yang terinci pada tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3. 1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Uraian Kegiatan

WAKTU PELAKSANAAN

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan Siklus I

4 Pelaksanaan Siklus II

5 Pelaksanaan Siklus III

6 Pengolahan Data


(30)

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode peneltian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian penelitian tindakan kelas dengan rancangan model spiral Kemmis dan Taggart. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan anak dalam belajar shooting bola basket dengan modifikasi bola basket melalui media sasaran ring bambu, sehingga dengan modifikasi bola dan melalui media sasaran ring bambu ini hasil belajar shooting siswa dapat meningkat. Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang faktual dalam praktek pembelajaran yang dihadapi guru. Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada pembelajaran shooting bola basket, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh.

Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis. Tentu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ’penelitian tindakan kelas’ atau PTK. Kegiatan penelitian tindakan tidak akan mengganggu proses pembelajaran. PTK dilakukan dalam proses pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan secara langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Subyek dalam PTK termasuk murid-murid. Cara untuk menjaga


(31)

kualitas PTK yaitu bekerjasama dengan guru lain yang mengajar bidang pelajaran yang sama, yang akan berfungsi sebagai kolaborator.

Situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan sekolah yang dinamis peneliti perlu menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada. Pengajar dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar kegiatan PTK selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan. Hal ini menuntut komitmen untuk berpartisipasi dan kerjasama dari semua orang yang terlibat, yang mampu melakukan evaluasi diri secara berkelanjutan sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat diraih. Diperlukan kerangka kerja agar masalah praktis dapat dipecahkan dalam situasi nyata.

Berdasarkan Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005: 12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenani situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Jadi secara ringkas pernyataan-pernyataan diatas adalah penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Taggart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

“Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki


(32)

dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional” (Suyanto, 1997: 4).

Dari pengertian-pengertian penelitian tindakan kelas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian reflektif yang dilakukan guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya, dan melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut guru terlibat didalamnya dan membutuhkan orang lain, maka dari itu penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara kolaboratif.

2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini mengacu kepada desain penelitian yang dilakukan oleh Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:88) yaitu model spiral yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan peencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.

Desain penelitian menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang. Semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan sebagaimana tampak pada gambar berikut ini.


(33)

Untuk dapat membantu menyusun rencana tindakan ini, penulis tetapkan dalam beberapa siklus sebagai berikut:

Gambar 3. 2

Model Spiral dari Kemmis dan Mc Toggart

Berdasarkan gambar 3.2 bahwa PTK merupakan sebuah siklus yang meliputu perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observe) dan refleksi (reflection). Sebelum peneliti melakukan tindakan, peneliti membuat


(34)

rencana tindakan yang akan dilakukan. setelah rencana tersusun dengan matang barulah tindakan itu dilakukan. Ketika pelaksanaan tindakan berlangsung peneliti diobsevasi oleh guru penjas SDN Manglayang II berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atau tindakan yang akan dilakukan.

Jika hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian dan seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal

C. Prosedur Penelitian Dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian

Arikunto (2002: 83) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan atau planning b. Tindakan atau acting

c. Pengamatan atau observing dan d. Refleksi atau refelcting.

Sedangkan menurut Joni (1999: 22) terdapat lima tahap penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut:

a) Pengembangan fokus masalah penelitian b) Perencanaan tindakan perbaikan

c) Pelaksanaan tindakan perbaikan, Observasi dan interpretasi d) Analisis dan refleksi

e) Perencanaan tindak lanjut

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedur penelitiannya sesuai


(35)

dengan pendapat yang dikemukan Sa’ud (2006: 8) maka setiap satu siklus tindakan memuat langkah-langkah yaitu:

1. Membuat Rencana Tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan. 3. Observasi. dan

4. Refleksi.

Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan digambarkan pada peranan dan intensitas kegiatan, sehinggga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebut. Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatkanlah skema prosedurnya. Sesuai dengan prosedur umum penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Wiriaatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan memuat langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik kemampuan siswa dalam melakukan gerakan melempar dan menangkap bola dalam permainan bola basket.

2. Rencana Tindakan

a. Tahap perencanaan Tindakan.

1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran passing.

2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.

3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk belajar.


(36)

4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar passing.

5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:

a) Apakah kemampuan gerak dasar passing dapat meningkat?

b) Apakah melalui permainan bola pantul pembelajaran passing akan mampu menjadikan alat bantu yang dapat meningkatkan tujuan?

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan metode demontrasi dan penugasan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a) Kegiatan Awal

1) Menyiapkan alat-alat pelajaran. 2) Guru dan siswa berdoa bersama.

3) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru.

4) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau

berlatih yang berorientasi pada keberhasilan. b) Kegiatan Inti.

1) Peneliti yang berperan sebagai observer melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif.

c) Kegiatan Akhir.


(37)

2) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan.

3) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.

c. Observasi.

Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah: 1. Observasi Peer (pengamatan sejawat).

Observasi Peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain.

2. Observasi Terstruktur.

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

d. Refleksi.

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan


(38)

dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.

Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah refleksi adalah:

1) Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 3) Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka

dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat seperti siklus 1.

e. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I , Siklus II Sampai Siklus III

Siklus I

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan pengalaman sukses melalui pemberian umpan balik dalam bentuk penghargaan secara verbal.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus I.


(39)

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan disiklus I.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.

Siklus II 1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru ada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada memotivasi secara intrinsik (kunci motivasi 2). Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan dorongan secara personal kepada setiap siswa bahwa siswa mampu melaksanakan setiap tugas gerak dan untuk itu siswa harus giat dan bekerja keras dalam berlatih melaksanakan tugas gerak sebagaimana intruksi guru. Guru harus membuat kesan bahwa hasil belajar yang baik diperoleh melalui latihan yang sungguh-sungguh.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II.


(40)

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III.

Siklus III 1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa (kunci motivasi 3). Dalam pelasanaannya guru penjas lebih menekankan pada pemahaman siswa bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Guru penjas memprioritaskan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena siswa seperti itu lebih banyak membutuhkan dorongan berupa pujian dan motivasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus III.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III.


(41)

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian memasuki tahapan pengolahan data.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dan melakukan

keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan :

1. Pedoman observasi pada bentuk format yang telah dibuat untuk guru dan siswa pada pengumpulan data berbagai informasi dalam upaya meningkatkan keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket.

Di dalam lembar observasi terdapat beberapa aspek yang dinilai pada saat proses belajar mengajar, diantaranya :

a. Siswa

1) Memperhatikan penjelasan guru.

2) Respon siswa terhadap pertanyaan guru.

3) Minat siswa terhadap pembelajaran penjas dalam permainan bola basket. 4) Cara siswa menerima instruksi guru yang berkaitan dengan konteks permainan


(42)

5) Tingkat pemahaman siswa terhadap pemahaman bola basket.

6) Kemampuan siswa dalam menggunakan teknik dasar passing bola basket melalui permainan bola pantul.

7) Cara siswa berinteraksi dengan guru atau dengan temannya sendiri. 8) Cara siswa menyimpulkan materi pembelajaran. (Format terlampir)

Observasi yang dilakukan kepada guru ada tiga aspek yang dinilai diantaranya:

b. Guru

1) Perencanaan 2) Pelaksanaan

3) Evaluasi (Format terlampir)

2. Wawancara yaitu peneliti yang dibantu observer melakukan wawancara kepada siswa dan guru yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang dilakukan. (Format terlampir)

3. IPKP 1 dan IPKP 2 sebagai format penilaian terhadap data perencanaan. Aspek yang dinilai dalam IPKP 1, diantaranya :

a. Perumusan tujuan pembelajaran.

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran.

c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran.

d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian. e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.


(43)

Aspek yang dinilai dalam IPKP 2, diantaranya : a. Pra pembelajaran

b. Membuka pembelajaran c. Mengelola inti pembelajaran

d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas e. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar.

f. Kesan umum kinerja guru.(Format terlampir)

4. Format aktivitas siswa sebagai data aktivitas siswa saat melakukan penerapan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Dalam format ini yang dinilai adalah antusiasme dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. (Format terlampir).

5. Data tes mengoper bola (chest pass) dan lembar penilaian tes. Dalam format ini yang dinilai adalah sikap awal, koordinasi tangan dan kaki, gerakan melempar dan sikap akhir. (Format terlampir).

E. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap perlakuan dalam proses pembelajaran keterampilan penerapan model permainan bola pantul untuk meningkatkan pembelajaran teknik chest pass dalam permainan bola basket. Peneliti yang terjun melakukan observasi, proses pengumpulan data dibantu pula oleh praktikan (mitra sejawat peneliti) selama proses pembelajaran dilaksanakan.


(44)

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama pelaksanaaan tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua sumber data yang berasal dari:

a. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas.

b. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.

F. Prosedur Pengolahan Data Dan Analisis Data 1. Prosedur Pengolahan Data

Nasution (1996: 114). mengemukakan pendapatnya tentang prosedur pengolahan data, yaitu:

Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap atau siklus tindakan pembelajaran.

Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.


(45)

kegiatan pembelajaran Penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan. c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan

catatan guru setelah tiga kali siklus pembelajaran dilaksanakan.

d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal tindakan sampai akhir tindakan.

Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

2. Analisis Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran Penjas sebagai aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan intruksi, dan aktivitas lain.

G. Validasi

Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi

berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran. (Nasution, 1996: 115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah.

a. Peneliti sebagai observer yang memperoleh informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran penjas.


(46)

b. Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang disajikan oleh guru penjas).

c. Guru penjas sebagai mitra peneliti yang memberikan masukan intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.

2. Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan

penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai pada setiap siklus penelitian.

3. Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan mengkomfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member check.

4. Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian dengan para pembimbing penelitian ini. Yaitu suatu kegiatan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing untuk mengadakan pengecekan terakhir dalam temuan penelitian agar didapat kesahihan.

H. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan

berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama, atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data sebagai hasil penelitian tindakan kelas dari pembelajaran penerapan permainan bola pantul untuk meningkatkan teknik dasar passing chest pass permainan bola basket di kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran passing chest pass untuk meningkatkan teknik dasar passing bola basket dimulai dengan menganalisis tujuan pokok, pembelajaran passing chest pass merencanakan jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan. Untuk memudahkan dalam pembelajaran, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan penggunaan permainan bola pantul. Aktivitas ini dilakukan untuk meningkatkan sikap awal dan koordinasi tangan dan kaki, gerakan melempar, sikap akhir pada pembelajaran passing chest pass melalui permainan bola pantul. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang akan digunakan selama proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran menggunakan permainan bola pantul. Aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran passing chest


(48)

apersepsi guru memberikan pertanyaan yang dapat memotivasi siswa untuk memahami teknik dasar passing chest pass yang akan dipelajari dengan mengaitkan wawasan tentang olahraga bola basket.

Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 39,41% dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II baru mencapai 73,80% dan belum mencapai target, baru pada siklus III sudah tercapai yaitu 100%.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar passing

chest pass melalui permainan bola pantul dilaksanakan melalui penggunaan media

tembok sebagai sasaran yang mempunyai frekuensi lemparan dan lebar target yang berbeda disetiap siklusnya.

Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan passing chest pass pada pembelajaran bola basket.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan bola pantul pada pembelajaran bola basket. Siklus I diperoleh persentase sebesar 40%, pada siklus II persentase sebesar 76,66%, kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.


(49)

3. Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran bola pantul dilakukan dalam tes keterampilan dan ketepatan dilaksanakan setiap akhir pertemuan.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes praktek passing chest pass melalui permainan bola pantul yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II, sampai dengan siklus III. Pada siklus I siswa yang telah tuntas berjumlah 9 orang (45%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas berjumlah 17 orang siswa (85%). Kemudian pada siklus III siswa yang telah tuntas berjumlah 22 orang siswa (100%).

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan passing chest

pass pada pembelajaran bola basket, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

permainan bola pantul dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing chest pass pada pembelajaran bola basket pada siswa kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka perlu kiranya peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses pembelajaran bola basket di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran passing chest pass yaitu sebagai berikut:


(50)

1. Bagi Siswa

a. Pembelajaran bola basket dengan menggunakan media bisa meningkatkan gerak dasar. Dalam menggunakan permainan bola pantul sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau aturan-aturan pembelajarannya serta, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dengan peraturan yang dibuat. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu anak melakukan aturan permainan.

b. Pelaksanaan aktivitas jasmani tidak selalu menggunakan alat yang mahal, alat yang sederhanapun bisa membantu untuk terlaksananya permainan atau perlombaan. Yang terpenting anak dapat terangsang untuk bergerak.

2. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini harus mampu membangkitkan motivasi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran pendidikan jasmani khususnya bola basket lebih berkembang dan disenangi siswa.

b. Hal yang harus diperhatikan guru sebelum menggunakan permainan bola pantul, terlebih dahulu menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan permainan bola pantul. Serta menjelaskan aturan pembelajaran menggunakan permainan bola pantul yang jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

c. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan inovasi kurikulum.


(51)

3. Untuk Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Sekolah dan semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani

4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

b. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai edukatip.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

AaSlamDunk. (2010). Teknik Bermain Bola Basket. (online). Tersedia:

http://aaslamdunk.blogspot.com/2010/03/teknik-bermain-bola-basket.html#axzz1O81t5SWt. [22 April 2011].

Aip Syarifudin, Muhadi. (1992). Penjaskes, Jakarta : Depdikbud

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Cholik, M. Toha dan Lutan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependididkan. Depdiknas, (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar.

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Jakarta : BP. Dharma Bhakti Google:.(2010).SifatPermainanBasket.(online).Tersedia:http://www.google.co.id/

search?client=opera&rls=en&q=sifat+permainan+basket+menurut+dan u+hudaya&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8&channel=suggest Husdarta, J.S (2009). Manajemen Pendidkan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud.

Lutan, Rusli (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak

Di Sekolah Dasar. Jakarta. DEPDIKNAS.

Lutan, Rusli . (2001). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Jakarta : Depdikbud.

Membuat Blog : (2010). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. (online). Tersedia :

http://www.membuatblog.web.id/2010/06/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html

N. (2011). Peraturan Permainan Bola Basket. Online: (Tersedia) http://tarig18. wordpress.com /2008/09/17/ peraturan-permainan-bola-basket/

Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara


(53)

Rancahbetah : (2010). Pengertian Definisi Pendidikan Jasmani . (online). Tersedia : http://www.rancahbetah.info/2010/04/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html

Sa’ud, Udin S. (2006). PTK Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.

Makalah Dalam Lokakarya di FPOK UPI Bandung.

Sarumpaet A, Dzanet Zulfar,Parno dan Sadikun Imam. (1992). Permainan Besar. Sodikun Iman .(1992).Permainan Besar.Depdikbud

TN. (2011). Teknik Bermain Bola Basket. Online: (Tersedia) http://aaslamdunk. blogspot.com /2010/03/ teknik-bermain-bola-basket.html

Wikipedia : (2010). Sejarah dan Peraturan Bola Basket. (online). Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket

Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.


(1)

apersepsi guru memberikan pertanyaan yang dapat memotivasi siswa untuk memahami teknik dasar passing chest pass yang akan dipelajari dengan mengaitkan wawasan tentang olahraga bola basket.

Hasil yang dicapai pada perencanaan siklus I yaitu baru mencapai 39,41% dan belum mencapai target yang ditentukan, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, dalam siklus II baru mencapai 73,80% dan belum mencapai target, baru pada siklus III sudah tercapai yaitu 100%.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran untuk meningkatkan teknik dasar passing chest pass melalui permainan bola pantul dilaksanakan melalui penggunaan media tembok sebagai sasaran yang mempunyai frekuensi lemparan dan lebar target yang berbeda disetiap siklusnya.

Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan passing chest pass pada pembelajaran bola basket.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan bola pantul pada pembelajaran bola basket. Siklus I diperoleh persentase sebesar 40%, pada siklus II persentase sebesar 76,66%, kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100% dan telah mencapai target yang telah ditetapkan.


(2)

3. Pelaksanaan Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran bola pantul dilakukan dalam tes keterampilan dan ketepatan dilaksanakan setiap akhir pertemuan.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan data hasil tes praktek passing chest pass melalui permainan bola pantul yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa dari siklus I, siklus II, sampai dengan siklus III. Pada siklus I siswa yang telah tuntas berjumlah 9 orang (45%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas berjumlah 17 orang siswa (85%). Kemudian pada siklus III siswa yang telah tuntas berjumlah 22 orang siswa (100%).

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan passing chest pass pada pembelajaran bola basket, dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan bola pantul dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing chest pass pada pembelajaran bola basket pada siswa kelas V SDN Manglayang II Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka perlu kiranya peneliti mengajukan beberapa saran untuk perbaikan proses pembelajaran bola basket di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran passing chest pass yaitu sebagai berikut:


(3)

1. Bagi Siswa

a. Pembelajaran bola basket dengan menggunakan media bisa meningkatkan gerak dasar. Dalam menggunakan permainan bola pantul sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau aturan-aturan pembelajarannya serta, agar dalam pelaksanaan tidak menyimpang dengan peraturan yang dibuat. Dengan melakukan pembelajaran yang benar sesuai dengan aturan akan membantu anak melakukan aturan permainan.

b. Pelaksanaan aktivitas jasmani tidak selalu menggunakan alat yang mahal, alat yang sederhanapun bisa membantu untuk terlaksananya permainan atau perlombaan. Yang terpenting anak dapat terangsang untuk bergerak.

2. Bagi Guru

a. Hasil penelitian ini harus mampu membangkitkan motivasi guru untuk mengembangkan pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran pendidikan jasmani khususnya bola basket lebih berkembang dan disenangi siswa.

b. Hal yang harus diperhatikan guru sebelum menggunakan permainan bola pantul, terlebih dahulu menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan permainan bola pantul. Serta menjelaskan aturan pembelajaran menggunakan permainan bola pantul yang jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

c. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan inovasi kurikulum.


(4)

3. Untuk Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Sekolah dan semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani harus turut membantu kinerja guru pendidikan jasmani melalui pengadaan fasilitas pendukung pembelajaran pendidikan jasmani 4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak.

b. Bagi peneliti lain yang berminat mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk memilih permainan yang memiliki nilai edukatip.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

AaSlamDunk. (2010). Teknik Bermain Bola Basket. (online). Tersedia:

http://aaslamdunk.blogspot.com/2010/03/teknik-bermain-bola-basket.html#axzz1O81t5SWt. [22 April 2011].

Aip Syarifudin, Muhadi. (1992). Penjaskes, Jakarta : Depdikbud

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara

Cholik, M. Toha dan Lutan Rusli. (1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependididkan. Depdiknas, (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk Sekolah Dasar.

Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Jakarta : BP. Dharma Bhakti Google:.(2010).SifatPermainanBasket.(online).Tersedia:http://www.google.co.id/

search?client=opera&rls=en&q=sifat+permainan+basket+menurut+dan u+hudaya&sourceid=opera&ie=utf-8&oe=utf-8&channel=suggest Husdarta, J.S (2009). Manajemen Pendidkan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud.

Lutan, Rusli (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di Sekolah Dasar. Jakarta. DEPDIKNAS.

Lutan, Rusli . (2001). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Jakarta : Depdikbud.

Membuat Blog : (2010). Hakikat Belajar dan Pembelajaran. (online). Tersedia :

http://www.membuatblog.web.id/2010/06/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html

N. (2011). Peraturan Permainan Bola Basket. Online: (Tersedia) http://tarig18. wordpress.com /2008/09/17/ peraturan-permainan-bola-basket/

Nasution, (1996). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara


(6)

Rancahbetah : (2010). Pengertian Definisi Pendidikan Jasmani . (online). Tersedia :http://www.rancahbetah.info/2010/04/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html

Sa’ud, Udin S. (2006). PTK Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Makalah Dalam Lokakarya di FPOK UPI Bandung.

Sarumpaet A, Dzanet Zulfar,Parno dan Sadikun Imam. (1992). Permainan Besar. Sodikun Iman .(1992).Permainan Besar.Depdikbud

TN. (2011). Teknik Bermain Bola Basket. Online: (Tersedia) http://aaslamdunk. blogspot.com /2010/03/ teknik-bermain-bola-basket.html

Wikipedia : (2010). Sejarah dan Peraturan Bola Basket. (online). Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket

Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.


Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BOLA KERANJANG PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMULYO 04 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

0 11 130

PENERAPAN PEMBELAJARAN PASSING BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN CHEST PASS PERMAINAN BOLA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 8 63

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

0 1 54

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI MEDIA SIMPAI DALAM PERMAINAN BOLA BAKET DI KELAS V SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V ( SDN Tegalkalong 1 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 1 39

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN JAVELINE PASS DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Dampit 1 Kecamatan Cicalengka Kabupaten

0 0 59

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA DI KELAS V SDN CIBULAN II KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

0 0 98

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA JARING PADA KELAS V SDN PANGRANGO KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON.

2 16 45

(ABSTRAK) MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BOLA KERANJANG PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMULYO 04 KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011.

0 0 2