PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Kutawargi, Kecamatan Rawamerta, Kabupate

(1)

PENERAPAN STRATEGI PQ4R ( PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RICITE, REVIEW) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH

DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Kutawargi, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran

2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Muzhita Risa Noviani 0903353

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS PURWAKARTA 2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RICITE, REVIEW) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH

DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas IV Semester 2 SDN Kutawargi I Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang)

Oleh

Muzhita Risa Noviani NIM 0903353

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dra. Yayah Churiyah, S.Pd, M.Pd NIP. 19480301 198111 2 001

Pembimbing II

Drs. Endang Hidayat, M.Pd NIP. 19560912 198403 1 001

Mengetahui: Ketua Program S1 PGSD

UPI Kampus Purwakarta

Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP. 19600601 198611 2 001


(3)

PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH

DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Kutawargi, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran

2012/2013)

Oleh: Muzhita Risa Noviani ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh temuan di lapangan bahwa keterampilan membaca pemahaman sebanyak 50% siswa kelas IV SDN I Kutawargi belum maksimal. Maka dari itu peneliti menerapkan strategi PQ4R dalam pembelajaran, Dalam rangka mencari alternatif pemecahan masalah dalam pengajaran membaca pemahaman yang selama ini masih menggunakan metode tradisioanl. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kterampilan membaca pemahaman siswa sebelum menerapkan strategi PQ4R, lalu proses membaca pemahaman dengan strategi PQ4R serta peningkatan keterampilan membaca pemahaman setelah menerapkan strategi PQ4R.

Strategi PQ4R merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Menurut Trianto (2009:150) Strategi PQ4R adalah salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca. Strategi PQ4R mempunyai 6 unsur pembelajaran yaitu: Preview, Question, Read, Reflect, Ricite, dan Review yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir dan dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan keefektifan membaca pemahaman siswa siswa SD.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian yang bersifat perbaikan yang dalam pelaksanaannya tidak cukup hanya satu kali pelaksanaan, melainkan perlu proses pelaksanaan yang berulang (siklus). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dilakukan dengan cara observasi dan memberikan tes. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dua siklus.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa di SD. Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi setelah menerapkan strategi PQ4R mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai yang diperoleh pada setiap siklusnya serta aktifitas siswa yang semakin baik pada saat pembelajaran membaca berlangsung. Pada Pra Siklus nilai rata-rata siswa mencapai 61,42 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 68 sebanyak 50%, pada siklus I nilai rata-rata diperoleh yaitu 68,21 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 68 sebanyak 64% mencapai kenaikan 6,79 point. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 75,68 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 68 sebanyak 85,71% mencapai kenaikan 7,47 point.


(4)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran Bahasa... ... 9

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 9

C. Hakikat Membaca pengertian Membaca ... 10

Tujuan Membaca ... 11

Manfaat Membaca ... 13

Aspek-aspek Membaca ... 14

1. Jenis-jenis Membaca ... 16

D. Tujuan Pembelajaran Membaca... 18

E. Membaca Pemahaman ... 19

1. Penegrtian Membaca Pemahaman ... 19


(5)

3. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman ... 22

4. Tujuan Membaca Pemahaman ... 23

5. Prosedur Umum Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 24

F. Pembelajaran Strategi PQ4R dalam Membaca Pemahaman... 25

1. Pengertian Strategi PQ4R... 25

2. Langkah-langkah Strategi PQ4R... 27

3. Penerapan Strategi PQ4R dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman ... 28

4. Kelebihan dan kekurangan Strategi PQ4R ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 31

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 33

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 33

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 34

B. Definisi Operasional... 35

1. Kemampuan Membaca Pemahaman ... 35

2. Strategi PQ4R ... 35

C. Desain Penelitian ... 36

D. Prosedur Penlitian ... 39

1. Tahap Perencanaan ... 39

2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 40

3 Tahap Pengamatan atau Observasi ... 41

4 Tahap Refleksi ... 42

E. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42

1. Lokasi Penelitian ... 42

2. Subjek Penelitian ... 42

F. Instrumen Penelitian ... 43


(6)

2. Tes Evaluasi ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 46

Observasi... 47

Tes Evaluasi... 48

Dokumentasi... 49

H. Teknik Pengolahan Data ... 49

I. Indikator Keberhasilan Siklus... ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian ... 53

Keadaan Umum Lokasi Penelitian... 54

Keadaan Sarana Fisik... 54

Kondisi Guru... 57

Kondisi Siswa... 59

B. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 60

Deskripsi Awal Pembelajaran... 60

Tindakan Pertama (Siklus I)... 66

Tindakan Kedua (Siklus II)... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi sebelum menerapkan strategi PQ4R... . 83

Proses belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi dengan menerapkan strategi PQ4R... ... 83

Peningkatan kemampuan membaca pemahaman setelah menerapkan strategi PQ4R... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA...92 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan di zaman yang serba modern ini,dibutuhkan anak-anak bangsa yang kompetitif, kreatif, dan cerdas. Dan pendidikan merupakan salah satu wadah atau komponen yang dapat merubah manusia menjadi lebih baik juga dapat melahirkan sumber daya manusia yang tangguh, cerdas, kompetitif, serta kreatif.

Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua, manusia mengalami proses pendidikan yang didapat dari orangtua, sekolah, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi diri melalui pendidikan.

Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengungkapkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara.

Dalam proses pembelajaran dan pendidikan, membaca menjadi sebuah gagasan penting yang perlu ditekankan, utama bagi mereka yang duduk di jenjang sekolah dasar. Tidak dapat dimungkiri ilmu pengetahuan yang disajikan dalam setiap bidang ilmu yang sekian banyaknya mau tidak mau harus membuat mereka harus menguasainya. Seperti yang diketahui bahwa siswa, khususnya mereka yang duduk di Sekolah Dasar, membaca menjadi sebuah jembatan untuk memahami ilmu-ilmu lain. Sebab jika mereka tidak memiliki kemampuan itu,


(9)

maka akan senantiasa tertinggal dan tidak memilki informasi lainnya yang seharusnya mereka ketahui. Bayangkan apabila siswa Sekolah Dasar belum mampu membaca dengan penuh pemahaman, banyaknya mata pelajaran yang ditempuh membuat mereka tidak akan mampu menguasai banyaknya mata pelajaran itu. Seorang siswa yang hanya dapat memahami rangkaian huruf dapat dipastikan akan mengalami kebingungan karena tidak mampu memahami makna yang terkandung dalam bacaan yang ia baca. Apalagi, kurikulum mengharuskan siswa untuk mampu memahami bacaan agar dapat menguasai materi dengan baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN Kutawargi I masih kurang, hal ini dilihat dari pembelajaran membaca pemahaman masih kurang inovatif dan dari permasalahan teknis, yakni tingkat penguasaan kemampuan membaca siswa tidak sampai pada pemahaman makna secara utuh atau lebih tepatnya tidak mampu mengambil kesimpulan dari apa yang dibaca, mereka hanya mampu mengingat setengah dari apa yang mereka baca. Selain itu, permasalahan membaca juga berasal dari faktor minat baca siswa yang kurang. Hal ini bisa jadi disebabkan karena belajar bahasa hanya terpaku pada latihan yang cenderung membosankan, tidak melakukan proses pembelajaran lebih mendalam ditunjang dengan penggunaan metode atau strategi pembelajaran yang belum efektif dimaksimalkan dalam prosesnya. Hal ini dapat dilihat dari observasi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa yang masih jauh dari harapan. Pada tindakan pra siklus siswa yang berhasil melampaui batas KKM 68 yaitu sebanyak 14 orang (50%) dari seluruh jumlah siswa yang dijadikan sampel yaitu 28 siswa. Ini berarti bahwa masih banyak siswa yang yakni 14 orang (50%) belum menunjukkan kemampuannya dengan tepat. Oleh sebab itu diperlukan perbaikan dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Berdasarkan dari permasalah diatas, keterampilan membaca pemahaman tentunya perlu ditingkatkan. Bagaimana mungkin siswa dapat menguasai banyak materi pelajaran sedangkan mereka tidak memahami apa yang mereka baca. Maka dalam hal ini, gurulah yang berperan sebagai Key Person, yakni memaksimalkan


(10)

tugas dirinya sebagai seorang manager (pengatur) dan fasilitator untuk mengembangkan konsep kreatif dan menciptakan pengalaman belajar siswa

Hal ini senada dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 (UUSPN)

pasal 40 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan kreatif”

Lebih ditegaskan lagi pada peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 19 yang menyatakan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpratisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Berdasarkan pemaparan diatas, sangat jelas guru harus mampu merubah suasana pembelajaran di kelas, terutama dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

Arends, 1997 (Trianto, 2009) mengungkapkan bahwa strategi-strategi belajar merujuk kepada perilaku dan proses-proses pikiran yang digunakan siswa untuk mempengaruhi apa yang dipelajarinya, termasuk ingatan dan proses kognitif. Nama lain untuk strategi belajar adalah strategi kognitif. Contoh tujuan kognitif tradisional yang diharapkan dicapai siswa adalah pemahaman suatu wacana dalam sebuah buku.

Mengenai metode atau strategi, seperti diketahui bahwa strategi membaca bermacam-macam adanya. Strategi-strategi itu dapat digunakan untuk membaca buku pelajaran atau bahan bacaan lainnya dalam satu bidang pengetahuan. Salah satu strategi membaca inovatif yang dapat membantu siswa memahami dan meningkatkan siswa dalam hal membaca pemahaman, adalah strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Strategi PQ4R ini merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi karena digunakan untuk membantu peserta didik mengingat apa yang mereka baca, sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi PQ4R merupakan salah satu alternatif perbaikan proses pembelajaran sebagai pelengkap cara-cara tradisonal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca.


(11)

Suprijono (2011: 103) memandang bahwa Pengalaman awal dibangun melalui aktivitas membaca. Dengan kegiatan ini peserta didik akan memiliki stock of knowledge. Maka salah satu metode yang dapat dikembangkan agar membaca efektif adalah PQ4R.

Pratiwi, 2003 (Trianto, 2009) mengungkapkan bahwa strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat mmebantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku atau bahan bacaan lainnya.

Strategi PQ4R merupakan konsep yang dikenal dapat membantu siswa untuk memahami dan meningkatkan materi yang mereka baca. Seperti namanya PQ4R, kegiatan ini diawali dengan Preview atau membaca selintas, Question atau membuat pertanyaan-pertanyaan, Reading atau membaca, Reflect atau memahami bacaan lebih dalam, Recite mengulang kembali pengertian dengan kata-kata sendiri dengan membuat ringkasan/intisari, Review atau membaca hasil ringkasan/intisari yang telah dibuat. Membaca secara berulang-ulang. Dengan teknik ini diharapakan siswa tidak hanya mampu memahami teks yang dibaca tetapi juga dapat mengingat dengan baik apa yang telah dibaca.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengkaji tentang keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi PQ4R dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul: “Penerapan Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembelajaran apapun termasuk pembelajaran bahasa, tentu ditekankan pada sebuah aktivitas yang bermakna, menjadikan siswa sebagai center stage performance (pembelajaran berpusat pada anak) yang didukung dengan startegi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Membaca menjadi aspek pembelajaran bahasa yang dianggap cukup sulit apabila siswa tidak memahami makna bacaan secara menyeluruh dan mendalam. Penyebab demikian diduga karena aspek membaca merupakan aktivitas yang


(12)

membosankan dan tidak menarik, sehingga minat membacapun berakibat pada kemampuan membaca peserta didik.

Dari uraian diatas, rumusan masalah yang diangkat dalam kajian ini adalah: “Apakah strategi PQ4R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman Siswa kelas IV di SD Negeri 1 Kutawargi?” dengan rincian rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 1 Kutawargi sebelum (Pra Siklus) menggunakan strategi PQ4R?

2. Bagaimanakah aktivitas (Siklus I) membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 1 Kutawargi dengan menggunakan strategi PQ4R?

3. Bagaimanakah keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 1 Kutawargi setelah (Siklus II) menggunakan strategi PQ4R?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini pada umumnya bertujuan untuk memberikan alternatif metode pembelajaran yang tepat, terutama dalam pembelajaran membaca pemahaman. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 1 Kutawargi sebelum menggunakan strategi PQ4R.

2. Untuk mengetahui aktivitas membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 1 Kutawargi dengan menggunakan strategi PQ4R.

3. Untuk mengetahui keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 1 Kutawargi setelah menggunakan strategi PQ4R

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua kalangan, khususnya peneliti untuk menindaklanjut hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun manfaat yang diharapkan dari pelaksanakan penelitian dan temuan ini adalah:


(13)

1. Manfaat secara teoritis Penelitian ini sebagai bahan kajian peningkatan kualitas pembelajaran, khususnya bagi praktisi pengajar dalam meningkatkan strategi pembelajaran membaca. Selain itu, peneliti mencoba mendeskripsikan penerapan strategi PQ4R, yang mana dapat meningkatkan minat membaca siswa.

2. Manfaat secara praktis

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, secara khusus:

a. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan pedoman untuk peningkatan dan perbaikan proses belajar mengajar dikelas. Serta dapat mengembangkan keterampilan merancang persiapan pembelajaran yang berorientasi pada kreativitas siswa.

b. Bagi Siswa

1) Meningkatkan aktivitas peserta didik yang aktif, kreatif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2) Dapat mempermudah penguasaan konsep, memberikan pengalaman nyata, memberikan dasar-dasar berfikir konkret sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar.

c. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kepala sekolah sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengolahan pemanfaatan sumber belajar dan metode pelaksanaan pendidikan bagi sekolah.

d. Bagi Peneliti

Bagi peneliti diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai penerapan model-model pembelajaran sebagai pelaksanaan dalam proses belajar mengajar dan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya di lingkungan sekolah dan kelas.


(14)

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan bersifat melakukan perbaiakan pembelajaran. Oleh karena itu, metode yang paling tepat digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

Penelitian dengan menggunakan metode ini bukan sekedar memecahkan masalah pembelajaran yang ada dikelas, tetapi juga berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan yang inovatif dan berlandaskan pada kolaborasi efektif dan upaya-upaya alternatif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran, sebagaimana dikemukakan oleh Kasbolah (1998:12) bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dimaksud memperbaiki pembelajaran di kelas, upaya perbaikan ini dilaksanakan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permaslahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Langkah-langkah yang dilakukan dalam kajian ini disusun dalam empat tahapan, yakni: a. Tahap perencanaan tindakan, b. Tahap pelaksanaan, c. Tahap pengamatan atau observasi, dan d. Tahap refleksi.

F. Sitematika Penulisan

Skripsi ini di awali dengan bab pendahuluan dan diakhiri dengan bab penutup. Secara lengkapnya adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisikan : a) latar belakang, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) manfaat penelitian, e) sitematika penulisan.

Bab II berisikan kajian teoritik yang berkaitan dengan teori-teori yang dipakai sebagai dasar penyusunan skripsi ini.

Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari: a) lokasi dan waktu penelitian, b) subyek penelitian, c) prosedur penelitian, d) metode pengumpulan data, dan e) analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi : a) deskripsi pelaksanaan penelitian, b) deskripsi hasil penelitian, dan c) pembahasan


(15)

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) penelitian ini difokuskan pada situasi kelas. Dalam penelitian ini, guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek-praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas.

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman di sekolah dasar melalui strategi PQ4R. Adapun jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut sanjaya (2009:25-26) secara etimologi ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas.

a. Penelitian

Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai proses yang runtut sesuai dengan aturan tertentu. Artinya proses penelitian harus dilakukan secara bertahap dari mulai menyadari adanya masalah sampai proses pemecahannya melaui teknik analisi tertentu untuk menarik kesimpulan. Empiris mengandung arti bahwa kerja penelitian harus didasarkan pada data-data tertentu. Proses kesimpulan tidak didasarkan pada khayalan imajinatif peneliti, akan tetapi harus di dukung oleh adanya temuan data dan fakta baik data primer maupun data sekunder. Terkontrol artinya suatu kerja penelitian harus didasarkan pada prosedur kerja yang jelas, sehingga orang lain dapat membuktikan hasil temuan penelitian yang diperoleh.


(17)

b. Tindakan

Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Dengan demikian, dalam PTK bukan didorong untuk sekedar ingin tahu sesuatu, tapi di semangati oleh adanya keinginan untuk memperbaiki kinerja agar mencapai hasil belajar yang maksimal. Inilah yang menjadi ciri khas PTK yang tidak ditemukan dalam jenis penelitian lain.

c. Kelas

Kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang tidak di setting untuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa rekaya, oleh karena itu kewajaran kelas dalam proses penelitian merupakan kekhasan dalam PTK. PTK dilakukan oleh dan melibatkan secara penuh guru bertanggung jawab terhadap kelasnya.

Dari penjelasan di atas, maka Sanjaya (2009:26) mendefinisikan bahwa PTK merupakan proses pengkajian masalah pembelajran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi yang nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Menurut Basrowi (2008:25) Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Sedangkan menurut Susilo,dkk (2009:1) mendefinisikan bahwa:

“Penilaian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/ calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam


(18)

kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Karakteristik penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut susilo, dkk (2009:5-7) yaitu:

a. Masalah yang diteliti berupa masalah praktik pembelajaran sehari-hari dikelas yang dihadapi oleh guru/ calon guru, termasuk bagaimana membelajarkan siswa dengan pendekatan kontekstual, bagaimana mengembangkan kecakapan hidup siswa, bagaimana mengembangkan kompetensi siswa berdasarkan KTSP.

b. Diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut dalam rangka memperbaiki/ meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

c. Terdapat perbedaan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan PTK. d. Guru sendiri berperan sebagai peniliti, baik secara perorangan maupun

kelompok. Pihak lain seperti pengawas, kepala sekolah, atau dosen dapat bertindak secara kolaboratif sebagai mitra peneliti.

e. PTK bersifat luwes dan menyesuaikan. Penyesuaian itu berbentuk suatu prosedur yang cocok untuk bekerja di kelas dengan berbagai kendala yang melatarbelakngi masalah di sekolah.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa ciri khas PTK berfokus pada masalah praktik pembelajaran di kelas, adanya tindakan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran.

3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menurut Basrowi (2008:52-54) ada empat tujuan PTK, yaitu:

a PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaikii praktik pembelajaran disekolah. Peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran ini perlu dilakukan secara terus-menerus mengingat pemahaman masyarakat tentang pendidikan berkembang dengan cepat.

b PTK bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan. Hal ini dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran. c PTK juga bertujan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Maksudnya, meningkatnya motivasi siswa dalam belajar, semakin positifnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, bertambahnya jenis keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantapnya penguasaan


(19)

siswa terhadap materi yang telah dipelajari merupakan tujuan peningkatan praktik pembelajaran di kelas.

d Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidkan.

Pemahaman terhadap tujuan PTK juga akan mengarahkan guru dan peneliti dalam pelaksaannya, serta memotivasi untuk mencari berbagai sumber yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Penelitian pendidikan pada umumnya ditujukan untuk memperoleh landasan dalam mempertimbangkan suatu prosedur kerja, khususnya prosedur pembelajaran, memperoleh fakta-fakta tentang masalah pendidikan , dan menghindarkan situasi yang dapat merusak , serta meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan pembelajaran. Berdasarkan pemahaman tersebut menurut Mulyasa (2012:89-90) secara umum penelitian tindakan kelas bertujuam untuk:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaiakan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Berdasarakan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan PTK adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki praktek pembelajaran secara berkesinambungan guna perbaikan mutu pendidikan.

4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Sanjaya (2009:36-37) manfaat PTK diantaranya sebagai berikut:

a. Manfaat untuk Guru

1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, 2) Meningkatkan profesionalitas guru, 3) Meningkatkan rasa percaya diri guru, 4) Memungkinkan secara aktif mengembangkan pengetahuan.


(20)

b. Manfaat untuk Siswa

Selain untuk guru, PTK juga bermanfaat untuk siswa diantaranya: 1) dapat mengurangi dan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

B. Definisi Operasional

Variabel penelitian merupakan objek dalam penelitian yang dilakukan. Adapun variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Membaca Pemahaman

Tarigan (1987 : 56) mengemukakan bahwa, “Membaca pemahaman (atau reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami a) standar atau norma sesastraan, b) resensi kritis, c) drama tulis, d) pola-pola fiksi”. Membaca pemahaman yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami isi bacaan, yang dibatasi oleh indikator menyebutkan tokoh, watak, kejadian/ kegiatan dan tempat berlangsungnya kegiatan/ kejadian kejadian dalam cerita.

Secara singkat membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Membaca pemahaman adalah pemahaman arti atau maksud dalam suatu bacaan melalui tulisan.

2. Strategi PQ4R

Menurut Trianto (2009:150) Strategi PQ4R merupakan strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik Sekolah Dasar memahami dan mengingat apa yang mereka baca, hingga hasil yang ingin dicapai adalah sebuah keterampilan yang harus dikembangkan. Lebih lanjut langkah-langkah strategi PQ4R meliputi kegiatan Preview atau membaca selintas, Question atau membuat pertanyaan-pertanyaan, Reading atau membaca, Reflect atau memahami bacaan lebih dalam, Recite mengulang kembali pengertian dengan kata-kata sendiri, Review atau membuat rangkuman.


(21)

C. Desain Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas direncanakan dengan melalui siklus-siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) disesuaikan dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses dalam mengajar. Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggart (Arikunto, 2012 : 16) yaitu model spiral. Adapun alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas seperti digambarkan sebagai berikut :


(22)

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas, Model Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012 : 16)

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS I

Perencanakan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanakan

Pelaksanaan SIKLUS III

Pengamatan Refleksi


(23)

a. Perencanaan

Rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan, kegiatan perencanaan diawali dengan menyusun rencana pembelajaran dengan meminta pertimbangan dan arahan dari pembimbing. Adapun materi yang hendak diberikan adalah teks membaca, kemudian ditindaklanjuti dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas yaitu observasi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar khususnya pembelajaran membaca pemahaman. b. Tindakan

Pada langkah pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan semua kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan. Tindakan yang dilaksanakan adalah hasil rumusan yang telah ditetapkan bersama. Tujuan utama pada langkah ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran yang manfaatnya dirasakan oleh peneliti maupun siswa. Adapun kegiatannya meliputi kegiatan awal, inti dan akhir.

c. Observasi

Kegiatan ini dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman observasi (instrumen-instrumen penelitian) yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan. Hasil observasi merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan refleksi dari revisi terhadap rencana tindakan yang telah dilakukan untuk rencana tindakan selanjutnya, yang diharapkan lebih baik dari tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun kegiatan observasi/ pengamatan ini dilaksanakan selama proses pembelajaran membaca pemahaman berlangsung.

d. Refleksi

Refleksi merupakan siklus terakhir dari penelitian tindakan kelas, pada tahap ini peneliti merenungkan kembali terhadap tindakan atau praktek pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menurut Suyanto (1999:100), refeleksi


(24)

merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan eksplani terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan.

Berdasarkan pendapat diatas, pada kegiatan ini peneliti (guru) menganalisis temuan-temuan atau informasi yang diperoleh dari hasil observasi, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan dan hasilnya dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah tindakan selanjutnya, karena salah satu aspek penting kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari emapat tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan tindakan; (2) tahap pelaksanaan tindakan; (3) tahap pengamatan atau observasi; (4) tahap refleksi yang masing-masing dilakukan melalui dua siklus. Maka tahapan di atas terperinci sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode, alat dan sumber pembelajaran serta sertamerencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Perencanaan tindakan dideskripsikan sebagai berikut: a) permintaan izin penelitian di SDN 1 Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. b) memperoleh gambaran awal tentang pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman di kelas IV SDN 1 Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang melalui observasi awal.

Dari hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran yang akan diperbaiki dituangkan dalam bentuk catatan-catatan lapangan lengkap yang menggambarkan jelas situasi yang akan ditingkatkan atau diperbaiki. Kemudian catatan-catatan tersebut dicermati bersama untuk melihat masalah-masalah yang


(25)

ada dan aspek-aspek yang perlu ditingkatkan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam proses pemeblajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan secara sadar dalam bentuk mengobservasi dan juga melakukan proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuia jadwal. Pelaksanaan tindakan harus sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar dikelas, artinya segala aktivitas penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajran, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan pencapaian tujuan pembelajaran yang sebenarnya.

Skenario tindakan seperti yang diwujudkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang aktual atau situasi yang sesungguhnya yaitu dikelas. Peneliti melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar dan pengamat (observer).

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan, walaupun setiap RPP bentuknya beragam tetapi intinya sama, yaitu mengupayakan motivasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu:

Tahap Awal Pembelajaran:

a. Guru mengucapkan salam

b. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar c. Guru mengecek kehadiran siswa

d. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan


(26)

a. Setelah siswa disuruh untuk mengamti gambar dengan seksama, guru menajukan 5 pertanyaan, kemudian siswa juga di tugaskan untuk membuat pertanyaan dengan dibantu gambar lain yang masih berkaitan dengan teks.

b. Siswa diberi teks kemudian ditugaskan untuk membaca senyap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi yang telah dibuat oleh siswa dan dan guru. Guru membimbing siswa untuk membaca dalam hati. Lalu guru menyuruh membaca dua paragraf pertama dengan waktu 5 menit. Setelah waktu berakhir, siswa ditanyai apakah dari paragraf yang telah dibaca ada jawaban dari pertanyaan yang telah disusun. Jika ada maka siswa diminta mengingat jawaban dari pertanyaan tersebut. Namun, jika tidak ada maka kegiatan membaca dapat dilanjutkan.

c. Guru mengajak siswa untuk mengulangi kembali atau mencatat kata-kata yang penting yang ada dalam teks dengan kata-kata-kata-kata sendiri. d. Siswa ditugaskan untuk menceritakan garis besar isi bacaan paragraf

demi paragraf.

Tahap Akhir Pembelajaran

a. Guru mengajukan beberapa pertanyaan isi bacaan sebagai pekerjaan rumah, ini dimaksudkan sebagai bahan latihan untuk pemahaman siswa.

b. Guru dan siswa merefleksikan pembelajaran

c. Guru memberi nasehat dan motivasi siswa agar banyak membaca 3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan untuk memotret seberapa efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi.


(27)

Untuk tahap ini guru dapat meminta bantuan kepada teman atau guru kelas untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya untuk mengumpulkan bukti atau data hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan yang mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, atau guru. Dalam tahap ini, guru terlebih dahulu harus melakukan analisis data mengenai proses, hasil, masalah, dan hambatan yang dijumpai pada pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan analisis data tersebut, guru sebagai peneliti harus menyimpulkan apakah perubahan yang terjadi dikelasnya sesuai dengan harapan atau tidak. Guru harus menggunakan indikator keberhasilan yang telah disusunnya untuk melihat perubahan itu. Selain itu, guru juga harus mendata masalah dan hambatan yang muncul sebagai akibat dari tindakan.

Hasil refleksi ini, akan menjadi dasar untuk memutuskan perlu tidaknya diadakan siklus berikutnya, jika diperlukan hal-hal apa saja yang harus diperbaiki serta cara dan strategi apa yang perlu ditambahkan dalam perencanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

E. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan Kelas (PTK ) dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten karawang.

2. Subjek Penelitian

subjek penelitian adalah murid-murid kelas IV (empat) SDN I Kutawargi

pada semester genap tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 47

orang yang terdiri dari 20 orang siswa laki-laki dan 27 orang siswa perempuan.


(28)

di bangku kelas IV, diambil 60% sebagai sampelnya yaitu 28 siswa. Sedangkan

cara penetapan sampel tersebut digunakan secaraacak dengan tidak melihat jenis

kelamin, latar sosial ekonomi orang tua, dan ataupun tempat tinggal anggota

sampel.

TABEL 3.1

KEADAAN SISWA SDN I KUTAWARGI KARAWANG TAHUN AJARAN 2012-2013

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1 I A

I B 17 18 15 12 32 30 2 II A

II B 17 15 9 10 26 25 3 III A

III B 13 13 13 10 26 23

4 IV 20 27 47

5 V 27 29 56

6 VI 25 20 45

Jumlah 165 145 310

(Dokumen SDN I Kutawargi Kec. Rawamerta 2012-2013) Ket : *) siswa kelas IV yang dijadikan subjek penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini mencerminkan juga cara pelaksanaannya, maka sering juga disebut teknik penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan (Sanjaya,2009:84). Oleh karena itu, instrumen penelitian yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap objek atau situasi yang diteliti. Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan merekomendasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang


(29)

dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya (Kasbolah, 1998:91).

Lembar observasi dalam penelitian juga berguna untuk mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dan aktivitas guru pada saat mengajar Bahasa indonesia , lembar observasi dibuat berdasarkan kesesuaian bagian-bagian yang ada di RPP dan tahapan strategi PQ4R. Adapun lembar observasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU Mata Pelajaran :

Kelas / Semester :

Waktu :

Berilah tanda (√) pada kolom di bawah ini!

No. Kegiatan / Indikator Ya Tidak Penilaian

1 2 3 4

1 Melakukan apersepsi

2

Memotivasi siswa dan menjelaskan manfaat dari materi yang akan dipelajari

3 Pengelolaan kelas

4

Memulai pembelajaran dengan mengujikan strategi pembelajaran PQ4R

5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran 6 Mengujikan materi pelajaran dalam

bentuk LKS

7 Memberikan pengajaran bimbingan 8 Berperan sebagai fasilitator dan

moderator dalam pembelajaran

9

Mendorong dan memberikan peluang kepada siswa untuk menanggapi pendapat yang dikemukakan temannya

10 Melakukan pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan

SEKOR TOTAL


(30)

10

Tabel 3.3

LEMBAR OBSERVASI SISWA Mata Pelajaran :

Kelas / Semester :

Waktu :

No. Aspek yang diobservasi Hasil

Pengamatan Ket

1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

4 = Sangat baik (90-100% dari jumlah

murid)

3 = Baik (70-89% dari jumlah murid)

2 = Cukup(50-69% dari jumlah murid)

1 = Kurang (< 49% dari jumlah murid) 2 Keseriusan siswa menyimak

materi yang diberikan guru 3 Menunjukan adanya motivasi

dalam belajar

4 Keberanian siswa untuk bertanya

5 Tanggung jawab siswa terhadap semua tugas

6 Membaca teks dengan seksama

7 Menjawab soal sesuai isi teks 8 Siswa terlibat aktif dalam

kegiatan belajar

9 Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran

10 Siswa secara aktif memberikan rangkuman

SKOR AKHIR : Skor total = = 10 10


(31)

2. Tes Evaluasi

Tes evaluasi adalah serentetan permasalahan atau soal yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan dan kemampuan siswa terhadap konsep-konsep yang sudah dimiliki. Menurut Sanjaya (2009:99) “Tes adalah alat pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran”. Biasanya tes ini digunakan untuk mengetahui dan mendapat data mengenai hasil peningkatan belajar siswa terhadap penguasaan suatu materi pelajaran.

Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari kepribadian siswa. Dengan menggunakan tes akan digambarkan prestasi serta bakat siswa. Sedangkan menurut Hermawan (2007:177) Tes adalah cara-cara pengumpulan data dengan menggunakan alat atau instrumen yang bersifat mengukur. Biasanya tes ini digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai hasil peningkatan belajar siswa terhadap penguasaa atau materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas tes diberikan kepada siswa baik sebelum ataupun sesudah menerapkan strategi PQ4R. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga diharapkan setelah menerapkan strategi PQ4R, kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkat.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya,2009:86). Masih menurut


(32)

Sanjaya, dalam PTK observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran baik perilaku guru maupun perilaku siswa.

Observasi mempunyai dua fungsi (Kasbolah,1991:91), yaitu:

a. Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan.

Dalam proses observasi, observer (pengamat) memberikan tanda pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti, kemudian memberikan komentar apa saja masukan dan kekurangan dari proses pembbelajaran yang dilakukan oleh peneliti, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran tentang kejadian apa yang muncul dalam praktek pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Alat dan cara mencatat hasil observasi yang digunakan adalah skala nilai. Di dalamnya terdapat atau tercantum: a) nama objek yang diobservasi diantaranya siswa dan guru, b) gejala yang akan diselidiki selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan Membaca Pemahaman, baik sebelum maupun sesudah menerapkan strategi PQ4R disetiap siklusnya, dan c) kolom-kolom yang menunjukan tingkatan setiap gejala tersebut dengan mempergunakan skala angka.

Adapun isi dari obervasi ini adalah mengenai pelaksanaan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan suasana pembelajaran selama berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca pemahaman dengan menerapkan strategi PQ4R. Lembar observasi ini diisi setiap siklus. Aktivitas pembelajaran yang diamati, mulai dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Kemudian ketika mengisi lembar observasi tersebut, observer memberikan


(33)

penilaian dan komentarnya. Apakah pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun lembar observasi ini meliputi:

a) Terlebih dahulu mempersiapkan waktu dan tempat untuk melaksanakan observasi, b) menentukan subjek yang akan diobservasi, c) menentukan aspek-aspek apa saja yang akan di observasi, d) pengisian lembar observasi, e) menarik kesimpulan dari hasil observasi.

Awal pengumpulan data adalah data mentah yang diperoleh melalui observasi, tes, dan berdiskusi dengan guru kelas di SDN I Kutawargi mengenai keterampilan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan Mmembaca Pemahaman.

Data observasi penelitian yaitu data yang diperoleh dari hasil aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar. Observasi dilakukan secara bertahap pada setiap siklus. Semua hasil observasi itu dicatat melalui skala nilai (rating scale).

2. Tes evaluasi

Tes evaluasi adalah serentetan permasalahan atau soal yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan dan kemampuan siswa terhadap konsep-konsep yang sudah dimiliki. Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran (Sanjaya,2009:99)

Jenis tes dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis dalam bentuk esai. Tes esai ini merupakan soal yang dibuat berdasarkan teks yang telah dibaca siswapada pembelajaran membaca pemahaman. Jumlah soal dalam tes ini sebanyak 5 soal. Siswa mengerjakan tugas dari guru kemudian hasilnya dikumpulkan.

Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan reabilitas. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan


(34)

dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Data tes dihimpun dari hasil evaluasi berupa tes yang berbentuk nilai yang didapat oleh siswa kelas Ivyang dijadikan subjek penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menngunakan foto camera, untuk mengumpulkan gambar pada saat penelitian berlangsung

H. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data, merupakan langkah yang ditempuh peneliti setelah pengumpulan data. Data yang telah diperoleh melalui observasi dan tes masih berupa data mentah dan memerlukan pengolahan supaya dapat digunakan dalam proses analisis kemudian data yang diperoleh tersebut dikumpulkan secaara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian Tindakan kelas ( PTK ) bisa secara kualitatif. Selain itu menganalisis data menggunakan beberapa teknik mengumpulkan data untuk memperoleh data yang sama.

Analisis data dilakukan sejak setudi pendahuluan sampai siklus ke dua. Data yang telah dikumpulkan melalui instrumen penelitian diperoleh dari hasil obserpasi, dan test evaluasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bisa secara kualitatif maupun kuantitatif.

Pengolahan data merupakan langkah terakhir dalam penelitian tindakan kelas sebelum diambil kesimpulan. Semua data yang telah dikumpulkan perlu di olah dan dianalisis dalam tiga tahapan, yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan.

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna (susilo, 2009: 253). Data dan/atau informasi yang relevan dan terkait langsung dengan pelaksanaan PTK di olah untuk bahan


(35)

evaluasi. Dari keterangan tersebut data penelitian diperoleh melalui obserpasi dan tes. Dalam reduksi data ini dilakukan penyekoran dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap siswa kemudian diisikan kedalam format daftar penilaian. Kriteria penilaian yang digunakan dalam menilai hasil pekerjaan siswa dalam membaca pemahaman diantaranya adalah tes isian. Dan penyekorannya sebagai berikut:

(1) Tes isian berupa tugas menjawab pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya dengan bimbingan guru dimana jawabannya ada dalam teks, dengan jumlah 5 soal. Dengan penskoran tiap jawaban yang benar bernilai 20. Nilai maksimal dari seluruh soal adalah 100, penghituingan nilai akhir tes atau isian tes setiap jawaban yang benar dibagi 100 kemudian dikali 100. Jumlah skor maksimal =5x20=100

Kriteria penilaian menjawab pertanyaan dalm setiap soal:

5 = Tidak tepat

10= Kurang tepat

15= Cukup tepat

20= Tepat

Nilai akhir pernilaian objektif = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

(2) Tes hasil kerja siswa adalah menemukan kalimat utama pada tiap paragraf dan menyimpulkan isi teks dalam beberapa kalimat. Adapun pedoman penilaian pada tes hasil kerja penskorannya adalah skor tiap ospek nilai maksimalnya 100 yaitu dari menemukan kalimat utama. Sedangkan menyimpulkan isi teks dengan beberapa kalimat mendapatkan skor maksimal 50.


(36)

Dengan kriteria penilaian menyimpulkan isi teks:

10 = tidak tepat

20 = kurang tepat

30 = cukup tepat

40 = tepat

50 = tepat sekali ( benar semua)

Jadi nilai maksimum keseluruhan adalah 150

Penilaian hasil kerja = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

Jadi, nilai akhir setiap siswa dalam membaca pemahaman yaitu :

Perhitungan nilai akhir = Nilai evaluasi objektif + nilai hasil kerja

2

(3) Menghitung sekor rata rata kelas dengan rumus :

Keterangan:

x = Rata-rata hitung x = jumlah skor n = jumlah siswa (Wahyudin, 2006: 22)

(4) Penilaian untuk ketuntasan belajar P= jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%


(37)

Jumlah siswa

Dengan pedoman nilai membaca pemahaman sebagai berikut :

A = 85-100 = Sangat Baik

B = 69-84 = Baik

C = 53-68 = cukup

D = 36-52 = Kurang

E = <36 =sangat kurang

b. Pemaparan data

pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data yang telah direduksi secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik atau perwujudan lain yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang di lakukan (susilo, 2009: 253 ). Dalam penilitian ini, data evaluasi dan observasi atau penamatan di tampilkan dalam bentuk tabel. c. Penyimpulan

Penyimpulan merupakan hasil menarik intisari atau sajian data dalam bentuk pertayaan yang di singkat dan padat dan mengandung pngertian yang jelas (susilo,2009:253). Untuk mendapat gambaran yang jelas dan terarah baik data yang diperoleh secara kualitatif maupun kuantitatif.

I. Indikator Pencapaian Keberhasilan Siklus

Untuk mengetahui apakah penelitian tindakan ini berhasil mencapai tujuannya maka perlu ditetapkan indikator keberhasilan siklus. Dengan adanya indikator keberhasilan maka dapat dilakukan pengukuran dan mudah diketahui apakah penerapan tindakan ini sudah tepat atau belum.

Tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi proses dan dari sisi hasil. Dari sisi proses, penelitian tindakan dengan penerapan strategi PQ4R ini dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan aktivitias belajar siswa sebesar 70% pada akhir siklus penelitian


(38)

sesuai indikator yang ditetapkan, seperti meningkatnya motivasi atau semangat belajar, interaksi belajar, ketekunan belajar, keberanian dalam tanya jawab, keseriusan dalam menyimak atau mendengarkan penjelasan, kerjasama dalam kelompok, dan lain sebagainya.

Sedangkan dari sisi hasil, penelitian tindakan ini dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa sebesar 75% dan batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu sebesar 68

Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan tersebut dengan sendirinya juga merupakan kriteria penerimaan ataupun penolakan hipotesis penelitian (tindakan) yang telah dirumuskan di bagian awal penelitian.

Selanjutnya, untuk memberikan pedoman dalam pemaknaan atau penafsiran hasil penelitian, perlu kiranya ditetapkan kriteria kualifikasi penilaian yang berhubungan dengan aktivitas belajar maupun prestasi belajar siswa dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 3.4

Indikator Keberhasilan Siklus Aktivitas Belajar Siswa No. Aspek yang diobservasi

Indikator Keberhasilan

Siklus

Cara Mengukur

1 Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

70% Pengamatan

Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan 2 Keseriusan siswa menyimak

materi yang diberikan guru

70%

3 Menunjukan adanya motivasi dalam belajar

70%

4 Keberanian siswa untuk bertanya

70%

5 Tanggung jawab siswa terhadap semua tugas

70%

6 Membaca teks dengan seksama

70%


(39)

8 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

70%

Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan 9 Siswa tertarik pada materi

yang disajikan dengan media pembelajaran

70%

10 Siswa secara aktif memberikan rangkuman

70%

Tabel 3.5

Indikator Keberhasilan Siklus Keterampilan Membaca Pemahaman No Aspek yang Dinilai Indikator

Keberhasilan Siklus Cara Mengukur 1. Menjawab Pertanyaan

(Tes Objektif) 75% Tes Tertulis

2.

Menetukan kalimat utama dan

Menyimpulkan Teks (LKS)


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri I Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang, tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan strategi PQ4R dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi sebelum menerapkan strategi PQ4R di dalam kelas dirasa belum memuaskan. Hal itu dikarenakan pembelajaran masih berorientasi pada selesainya pelajaran membaca, namun pembelajaran tersebut belum mengarah pada proses pembelajaran yang sistematis dan efektif. Ini bisa dilihat dari perolehan nilai rata-rata keseluruhan siswa pada kondisi awal adalah 61,42 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 50%. 2. Proses belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi

dengan menerapkan strategi PQ4R mulai menunjukan perubahan. Ini karena strategi PQ4R berorientasi pada proses sehingga siswa memahami dengan tahapan yang benar. Ditinjau dari aspek proses dalam melakukan aktivitas membaca dengan strategi PQ4R tampak sangat sistematis sehingga siswa lebih memahami intisari dari teks yang dibaca. Pada tahap ini banyak siswa yang sudah bisa menyimpulkan intisari bacaan yang mereka baca. Proses pembelajaran yang sistematis dan efektif membuat siswa dapat mengerjakan soal dengan baik, namun pada siklus I peningkatan nilai siswa belum menunjukan hasil yang maksimal dan masih banyak kekurangan, untuk itu di perbaiki pada siklu II yang peningkatannya cukup baik.


(41)

3. Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IVSDN I Kutawargi setelah menerapkan strategi PQ4R mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai yang diperoleh pada setiap siklusnya serta aktivitas siswa yang semakin baik pada saat pembelajaran membaca berlangsung. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa mencapai 61,42 dengan jumlah siswa yang lulus mencapai 50%. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 68,21 mencapai kenaikan 6,79 point dengan jumlah siswa yang mencapai KKM mencapai 64%. Pada siklus II nilai rat-rata yang diperoleh yaitu 75,68 mencapai kenaikan 7,47 point dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 85,71%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi PQ4R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang semester II tahun pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa di Sekolah Dasar sewaktu pembelajaran bahasa indonesia, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Guru harus mampu memilih strategi-strategi membaca pemahaman dan mempraktekannya dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar membaca pemahaman yang hanya berorientasi pada selesainya kegiatan membaca tersebut membuat siswa belum memahami sepenuhnya intisari dari teks atau buku yang dibaca. Strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman hendaknya digunakan karena merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi pada proses, siotematis, dan efektif. Sehingga siswa dapat memahami bacaan, mengemukakan pendapat sendri dan menguatkan informasi dalm ingatan.


(42)

2. Keterampilan membaca pemahaman perlu dibina dan dikembangkan serta banyak dilatih dan secara teratur dan berkesinambungan sehingga menumbuhkan minat siswa dalam membaca.

3. Penelitian tentang keterampilan membaca pemahaman ini hendaknya sering dilaksanakan agar siswa menjadi terampil untuk memahami intisari dari setiap bacaan yang dia baca, dan menumbuhkan minat membaca yang tinggi.


(43)

93

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2010). Strtegi Membaca Teori dan Pengajarannya. Bandung: Rizqi Press.

Alma, B. (2008). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alma

Arikunto, S.dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Basrowi, M. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia

Cahyani, I.dkk. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta. Harjasujana,dkk. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktek. Bandung: Mutiara Hartati,T.dkk. (2006). Kapita Selekta Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Hermawan, R.dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:

UPI Press

Juanda, D.dkk. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press

Kamidjan.(1996).Teori Membaca. Surabaya. JPBSIFPBS IKIP Surabaya

Kasbolah, K. (1991). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

.(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kurikulum.(1994). Tujuan Pembelajaran Membaca.Depdikbud

Muchlisin Riadi. (2013). Strategi Membaca PQ4R.[online].Tersedia: http://www.kajianpustaka.com/2013/01/strategi-membaca-pq4r.html

Mudjono,dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Bandung: UPI Press Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda . (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19.Jakarta


(44)

93

Rahim, F.. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Resmini, dkk. (2006). Membaca dan Menulis di SD teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI Press

Rusmana, (2009). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD: Bandung: UPI Press Sanjaya, w. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media

Group

Sudjana, N dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sumarsono. (2004). Buku Ajar Filsafat Bahasa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Susilo,H.dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Press

Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya. SIC

Tampubolon. (1991). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: ANGKASA

Tarigan,H.G. (1987). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

. .(1990). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI


(1)

8 Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

70%

Pengamatan

Pengamatan Pengamatan

9 Siswa tertarik pada materi

yang disajikan dengan media pembelajaran

70%

10 Siswa secara aktif

memberikan rangkuman

70%

Tabel 3.5

Indikator Keberhasilan Siklus Keterampilan Membaca Pemahaman No Aspek yang Dinilai Indikator

Keberhasilan Siklus Cara Mengukur

1. Menjawab Pertanyaan

(Tes Objektif) 75% Tes Tertulis

2.

Menetukan kalimat utama dan

Menyimpulkan Teks (LKS)


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri I Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang, tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan strategi PQ4R dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi

sebelum menerapkan strategi PQ4R di dalam kelas dirasa belum memuaskan. Hal itu dikarenakan pembelajaran masih berorientasi pada selesainya pelajaran membaca, namun pembelajaran tersebut belum mengarah pada proses pembelajaran yang sistematis dan efektif. Ini bisa dilihat dari perolehan nilai rata-rata keseluruhan siswa pada kondisi awal adalah 61,42 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 50%.

2. Proses belajar membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi

dengan menerapkan strategi PQ4R mulai menunjukan perubahan. Ini karena strategi PQ4R berorientasi pada proses sehingga siswa memahami dengan tahapan yang benar. Ditinjau dari aspek proses dalam melakukan aktivitas membaca dengan strategi PQ4R tampak sangat sistematis sehingga siswa lebih memahami intisari dari teks yang dibaca. Pada tahap ini banyak siswa yang sudah bisa menyimpulkan intisari bacaan yang mereka baca. Proses pembelajaran yang sistematis dan efektif membuat siswa dapat mengerjakan soal dengan baik, namun pada siklus I peningkatan nilai siswa belum menunjukan hasil yang maksimal dan masih banyak kekurangan, untuk itu di perbaiki pada siklu II yang peningkatannya cukup baik.


(3)

3. Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IVSDN I Kutawargi setelah menerapkan strategi PQ4R mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai yang diperoleh pada setiap siklusnya serta aktivitas siswa yang semakin baik pada saat pembelajaran membaca berlangsung. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa mencapai 61,42 dengan jumlah siswa yang lulus mencapai 50%. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 68,21 mencapai kenaikan 6,79 point dengan jumlah siswa yang mencapai KKM mencapai 64%. Pada siklus II nilai rat-rata yang diperoleh yaitu 75,68 mencapai kenaikan 7,47 point dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 85,71%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi PQ4R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV SDN I Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang semester II tahun pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa di Sekolah Dasar sewaktu pembelajaran bahasa indonesia, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Guru harus mampu memilih strategi-strategi membaca pemahaman dan

mempraktekannya dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar membaca pemahaman yang hanya berorientasi pada selesainya kegiatan membaca tersebut membuat siswa belum memahami sepenuhnya intisari dari teks atau buku yang dibaca. Strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca pemahaman hendaknya digunakan karena merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi pada proses, siotematis, dan efektif. Sehingga siswa dapat memahami bacaan, mengemukakan pendapat sendri dan menguatkan informasi dalm ingatan.


(4)

2. Keterampilan membaca pemahaman perlu dibina dan dikembangkan serta banyak dilatih dan secara teratur dan berkesinambungan sehingga menumbuhkan minat siswa dalam membaca.

3. Penelitian tentang keterampilan membaca pemahaman ini hendaknya

sering dilaksanakan agar siswa menjadi terampil untuk memahami intisari dari setiap bacaan yang dia baca, dan menumbuhkan minat membaca yang tinggi.


(5)

93

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2010). Strtegi Membaca Teori dan Pengajarannya. Bandung: Rizqi Press.

Alma, B. (2008). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alma

Arikunto, S.dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Basrowi, M. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia

Cahyani, I.dkk. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta. Harjasujana,dkk. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktek. Bandung: Mutiara Hartati,T.dkk. (2006). Kapita Selekta Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press Hermawan, R.dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:

UPI Press

Juanda, D.dkk. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press

Kamidjan.(1996).Teori Membaca. Surabaya. JPBSIFPBS IKIP Surabaya

Kasbolah, K. (1991). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

.(1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kurikulum.(1994). Tujuan Pembelajaran Membaca.Depdikbud

Muchlisin Riadi. (2013). Strategi Membaca PQ4R.[online].Tersedia:

http://www.kajianpustaka.com/2013/01/strategi-membaca-pq4r.html Mudjono,dkk. (2007). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Bandung: UPI Press Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosda . (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda


(6)

93

Rahim, F.. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Resmini, dkk. (2006). Membaca dan Menulis di SD teori dan Pengajarannya.

Bandung: UPI Press

Rusmana, (2009). Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD: Bandung: UPI Press Sanjaya, w. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Media

Group

Sudjana, N dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sumarsono. (2004). Buku Ajar Filsafat Bahasa. Jakarta: Gramedia Widiasarana Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Susilo,H.dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana

Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia Press Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya. SIC

Tampubolon. (1991). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: ANGKASA

Tarigan,H.G. (1987). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

. .(1990). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: ANGKASA

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI


Dokumen yang terkait

Penerapan metode pembelajaran PQ4R (Preview, question, Read, Reflect, Review) dalam meningkatkan hasil belajar siswa :penelitian tindkan kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan

2 36 231

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 17 89

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN METODE PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW (PQ4R) PADA SISWA KELAS VI MIN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010 2011

12 83 162

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READING, REFLECT, RECITE, Penerapan Strategi Preview, Question, Reading, Reflect, Recite, Review (Pq4r) Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Siswa Kelas 5 SD Negeri Bentak 2 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READING, REFLECT, Penerapan Strategi Preview, Question, Reading, Reflect, Recite, Review (Pq4r) Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Siswa Kelas 5 SD Negeri Bentak 2 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016.

0 5 17

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Melalui Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) (PTK Pada Siswa Kelas VIII A

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R ( Preview, Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas V SD Negeri Karangdawa Kecamatan Warungpring

0 2 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R ( Preview, Question, Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R ( Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas V SD Negeri Karangdawa Kecamatan Wa

0 5 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PEMANFAATAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII SMP PGRI Kotabatu Kabupaten Bogor Tahun 2011/2012.

0 1 51

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V melalui Strategi Belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review.

0 0 1