PENGARUH IKLIM MADRASAH DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA MADRASAH TSANAWIYAH DI KABUPATEN PURWAKARTA.

(1)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

vi DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

PERNYATAAN ………. ii

ABSTRAK ……… iii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. v

DAFTAR ISI ……….… vi

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….. 8

C. Tujuan Penelitian ………. 10

D. Metode Penelitian ….……… 10

E. Manfaat Penelitian ………. 11

F. Struktur Penyajian Tesis ……… 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kinerja Mengajar Guru dalam Perspektif Administrasi Pendidikan ……… 14 1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia ……. 14

2. Konsep dan Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ……… 15 3. Posisi Guru dalam Proses Pembelajaran …………. 18

4. Kinerja ……….. 18

B. Konsep Iklim Organisasi ……….. 24


(2)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru

2 Tipe-tipe Iklim Organisasi ……….. 30

3. Dimensi Iklim Organisasi ……… 31

4. Dimensi dan Skala Iklim Sekolah ……… 33

5. Pandangan Tentang Iklim Organisasi ………. 35

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim Organisasi 39 C. Konsep Sistem Kompensasi ………. 42

1. Fungsi dan Tujuan Pemberian Kompensasi …….. 45

2. Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Sistem Kompensasi ……….. 48 3. Kriteria Kompensasi ………. 49

4. Bentuk-bentuk Kompensasi ………. 50

5. Komponen Kompensasi ……… 52

6. Sistem Kompensasi dalam Organisasi Pendidikan 54 D. Beberapa Hasil Penelitian Terdahulu ……….. 55

E. Kerangka Pemikiran ……….. 57

F. Hipotesis Penelitian ……….. 61

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 62

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 63

C. Desain Penelitian ……… 68

D. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ………….. 69

1. Definisi Operasional ………. 69

2. Variabel Penelitian ……….. 71

E. Instrumen Penelitian ………. 73

F. Proses Pengembangan Instrumen ………. 98

1. Pengujian Instrumen ………. 98

a. Uji Validitas ……… 98

b. Uji Reliabilitas ………. 99

2. Uji Coba Instrumen ……….. 100


(3)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

viii

H. Analisis Data ………. 106

1. Uji Persyaratan Analisis ………... 106

a. Uji Normalitas ………. 106

b. Uji Homogenitas ………. 107

c. Uji Linieritas ………... 107

2. Pengolahan dan Analisis Data ………. 107

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………..……….. 113

1. Gambaran Iklim Madrasah ……….. 113

2. Gambaran Sistem Kompensasi ……….. 116

3. Gambaran Kinerja Mengajar Guru ……… 119

4. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ……….. 122

B. Pembahasan ……… 147

1. Pengaruh Iklim madrasah (X1) terhadap kinerja mengajar guru madrasah di Kabupaten Purwakarta (Y) ………. 147 2. Pengaruh Kompensasi (X2) Terhadap Kinerja Mengajar Guru pada madrasah di Kabupaten Purwakarta (Y) ………. 150 3. Pengaruh Iklim madrasah (X1) dan kompensasi (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) ……….. 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 157

B. Saran ………. 158 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik yang memadai. Madrasah Tsanawiyah merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat memperoleh pendidikan yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

Memasuki era globalisasi ini, Madrasah Tsanawiyah diharapkan dapat menyikapi kemungkinan yang akan terjadi dengan cara memproduksi lulusan berkualitas serta mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi yang demikian pesat. Untuk memperoleh lulusan yang berkualitas serta mempunyai daya saing yang tinggi, peran iklim organisasi (Iklim Madrasah) dalam merespon tuntutan masyarakat, harus mempunyai kapabilitas pada semua lini. Menghadapi persaingan yang sangat kuat pada bidang pelayanan pendidikan khususnya Madrasah Tsanawiyah, maka suatu organisasi harus mempunyai arah yang jelas diantaranya melalui; kondisi iklim organisasi (iklim Madrasah Tsanawiyah), sistem kesejahteraan, manajemen dan strategi tepat. Dengan demikian kegiatan organisasi (Madrasah Tsanawiyah) tersebut harus bergerak untuk mencapai sasarannya. Tidak hanya sekedar dengan rencana-rencana institusi, tetapi harus didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dalam kegiatan pencapaian tujuan organisasi.


(5)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Sumber daya manusia suatu organisasi, di satu pihak dapat menjadi pendukung, dilain pihak dapat juga menjadi faktor penghambat, apabila profesionalisme tidak ditumbuhkan serta dikembangkan. Pencapaian tujuan pelayanan tersebut, tentunya sangat ditentukan oleh kinerja para anggotanya dalam hal ini para guru, staf dan pimpinan dalam satu kesatuan organisasi yang solid dan dinamis.

Sebagai suatu organisasi, Madrasah Tsanawiyah memiliki unsur yang saling berhubungan dalam rangka pencapaian tujuannya. Unsur tersebut terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf, dan peserta didik. Selain itu ada juga unsur lain seperti sarana dan prasarana, fasilitas dan finansial sekolah, disamping unsur kurikulum pendidikan sebagai pedoman bagi proses pembelajaran.

Selain faktor-faktor tersebut di atas yang cukup memegang peranan penting dalam pencapaian efektivitas Madrasah Tsanawiyah, adalah kinerja mengajar guru dalam merencanakan program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Udin Syaefudin Sa’ud, (2010:30) yaitu :

Sudut pandang sistem pendidikan nasional, atau lebih khusus lagi sistem persekolahan, akan melihat guru sebagai sentral dari segala upaya pendidikan dan agen dalam pembaharuan pendidikan hingga ke tataran sekolah. Guru menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan agenda-agenda pendidikan nasional: peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan, dan peningkatan efesiensi. Apabila kinerja sekolah, siswa, dan bahkan pendidikan nasional secara keseluruhan kurang memuaskan, maka guru seringkali menjadi sasaran bagi pihak yang dianggap paling bertanggung jawab.


(6)

Mutu atau kualitas pendidikan sesungguhnya memang menempatkan posisi guru di dalam posisi sentral, karena peranannya sangat jelas dan strategis yaitu sebagai komponen terdepan yang berperan langsung dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga perlu memiliki semangat kerja dan kemampuan profesional. Kemampuan guru dapat terlihat dalam cara pengelolaan kelas, penguasaan kurikulum, penggunaan metode dan teknik pembelajaran, pembuatan administrasi dan evaluasi.

Kata kinerja merupakan saduran dari bahasa asing yaitu “performance is the act of performing:the execution or accomplishment a work” (Random House Webster Siswa College Dictionary: 1991). Istilah kinerja atau performance berarti prestasi kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja (LAN. 1992:3).

Kinerja mengandung arti pencapaian hasil tertentu dan aktivitas yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan.

Guru yang mempunyai semangat kerja dan memiliki kemampuan professional serta memiliki kinerja yang baik adalah guru yang dibutuhkan di negeri ini untuk membentuk suatu pendidikan yang bermutu. Guru yang demikian adalah guru yang profesional. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud (2010:49), “Guru yang professional adalah guru yang mempunyai seperangkat kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan perilaku) yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Sementara itu, Bacal (2005:3) menerangkan bahwa “manajemen kinerja adalah proses


(7)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

komunikasi yang berlangsung terus menerus, yang dilaksanakan kemitraan, antara seorang guru dengan siswa”. Dengan terjalinnya proses komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru, dan guru dengan siswa dalam proses pembelajaran dapat lebih mempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan ini merupakan suatu sistem kinerja yang memberi nilai tambah bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas siswa dalam belajar. Pernyataan tersebut jelas memberikan gambaran bahwa kinerja yang baik akan memberi hasil (output) yang baik pula.

Perubahan ini pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai, demikian pula dengan keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh hubungan antar manusia di dalam organisasi atau sekolah, seperti halnya hubungan kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, serta para peserta didik yang harmonis. Dengan hubungan yang harmonis itu dapat mewujudkan iklim organisasi sekolah yang mendukung terhadap keberhasilan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan.

Kompetensi kepala sekolah akan berpengaruh terhadap kinerja para guru, demikian juga kompensasi yang diberikan sekolah akan meningkatkan kinerja mengajar guru, karena guru telah mendapatkan sesuatu yang benar-benar layak buat mereka. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Alma (1998:203) “kompensasi adalah bahwa ia dapat meningkatkan motivasi guru dan dapat memenuhi kebutuhan guru”. Karena guru dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya, maka motivasi kerja bisa meningkat.


(8)

Berdasarkan hasil studi awal dengan melakukan wawancara singkat yang penulis lakukan dengan beberapa guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa banyak guru yang bekerja di luar profesinya, sehingga waktu dan tenaga serta pikirannya tidak sepenuhnya dicurahkan untuk perbaikan mengajar dan mendidik. Hal ini karena gaji mereka belum mencukupi kebutuhan hidupnya, apalagi bagi guru-guru yang masih berstatus non PNS. Alih-alih mengembangkan kompetensi guru dengan beragam cara sehingga kualitas mereka meningkat dan sesuai perkembangan zaman, mereka malah disibukkan dengan urusan mencari tambahan uang di luar bidang profesinya.

Mangkuprawira dan Vitayala (2007) menjelaskan bahwa Kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor instrinsik guru (personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik yaitu kepemimpinan, sistem, tim, dan situasional. Uraian rincian faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: (a) faktor personal/individual, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan , kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu guru; (b) faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada guru; (c) faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim; (d) faktor sistem,meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan sekolah, proses sekolah, dan kultur sekolah dalam organisasi; (e) faktor kontekstual (situasional meliputi tekanan dan perubahan


(9)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

lingkungan eksternal dan internal). Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru, diantaranya yaitu kesejahteraan (Kompensasi) guru dan lingkungan eksternal dan internal (iklim Madrasah Tsanawiyah).

Kinerja mengajar guru sangat berkorelasi dengan tingkat kesejahteraannya (kompensasi), rendahnya tingkat kompensasi guru menyebabkan mereka terpaksa berjuang mencari penghasilan tambahan di luar tempat dan tugas pokok mereka. Disamping itu, dampak rendahnya tingkat kesejahteraan (Kompensasi) guru menimbulkan image yang kurang baik di kalangan masyarakat, dimana profesi guru akan merupakan pilihan pekerjaan terakhir yang diminati dan merupakan profesi yang tidak bergengsi. Hal ini sudah terlihat sebagaimana kondisi saat ini, antara lain:

1. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya posisi para guru masih sangat rendah sehingga harkat dan martabat profesi guru kurang dihargai.

2. Motivasi generasi muda untuk menyenangi profesi guru masih kurang.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, upaya pemerintah dalam perbaikan kesejahteraan guru dilakukan melalui program jangka pendek dan jangka menengah. Upaya pemerintah melalui program jangka pendek dalam peningkatan kesejahteraan guru antara lain diarahkan dalam bentuk :

1. Memberikan tambahan honor melalui program subsidi guru yang telah dimulai pada tahun anggaran 2001.

2. Memperbaiki tunjangan tenaga kependidikan yang akan dilakukan mulai tahun anggaran 2003. Hal ini dilaksanakan mengingat secara teknis


(10)

kebijakan tersebut agak sulit untuk diberlakukan dalam tahun anggaran yang sedang berjalan.

Adapun upaya pemerintah melalui program jangka menengah antara lain diarahkan dalam bentuk:

1. Perbaikan secara total terhadap sistem remunerasi guru yang dikaitkan dengan kebijakan sistem remunerasi pegawai negeri pada umumnya. 2. Evaluasi kebijakan pemerintah terhadap guru swasta, khususnya dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan guru dan mendorong partisipasi masyarakat di bidang penyelenggaraan pendidikan.

Kesejahteraan atau kompenasai guru perlu ditingkatkan karena berkaitan dengan kinerja guru yang perlu dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah : kompetensi bidang substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat. Kesejahteraan guru dan Kinerja guru tersebut pada gilirannya akan memberikan dampak terhadap kinerja sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan.

Dari hasil studi awal dengan melakukan wawancara terhadap beberapa kepala Madrasah Tsanawiyah di kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa pada umumnya guru-guru Madrasah Tsanawiyah di kabupaten Purwakarta belum menunjukkan motivasi kerja, kreativitas, kinerja, dan produktivitas kerja yang masih rendah sesuai dengan yang diharapkan, apalagi jika mengacu


(11)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

kepada standar kerja minimal yang dituntut kepada para guru, khususnya guru-guru Madrasah Tsanawiyah di kabupaten Purwakarta, dengan memperhatikan berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah seperti: faktor tingkat kesejahteraan (kompensasi) yang diterima masih jauh dari standar kebutuhan yang layak, iklim sosial, dan budaya di lingkungan sekolah kurang mendukung, kesibukan lain di luar jam mengajar di sekolah, dan lainnya, maka faktor iklim organisasi madrasah dan sistem kompensasi guru madrasah diduga berpengaruh yang terhadap kinerja guru madrasah tsanawiyah di kabupaten Purwakarta. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang: “Pengaruh Iklim Madrasah dan Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah Di Kabupaten Purwakarta”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Fenomena di lapangan, khususnya di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Purwakarta menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru yang kurang optimal, kurang dinamis, kurang kreatif, tidak inovatif cenderung statis. Untuk itu penulis merasa perlu mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Iklim Madrasah dan Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.”

Latar belakang masalah menunjukkan adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru Madrasah Tsanawiyah. Faktor-faktor tersebut diantaranya, faktor pendidikan, kesejahteraan (kompensasi) guru, sikap mental


(12)

yang dimiliki oleh tiap individu guru, kualitas Madrasah Tsanawiyah, kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada guru, dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim, proses sekolah, fasilitas Madrasah Tsanawiyah, jaminan sosial, iklim Madrasah Tsanawiyah.

Dengan demikian batasan masalah pada penelitian ini yaitu iklim madrasah, sistem kompensasi dan kinerja mengajar guru madrasah tsanawiyah.

Bertolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah :

1. Bagaimana Iklim Madrasah pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta?

2. Bagaimana Sistem Kompensasi pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta?

3. Bagaimana Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta?

4. Seberapa besar pengaruh Iklim Madrasah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta?

5. Seberapa besar pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta?

6. Seberapa besar pengaruh Iklim Madrasah dan Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta?


(13)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi dan sistem kompensasi terhadap kinerja mengajar guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi Iklim Madrasah pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

2. Mengidentifikasi Sistem Kompensasi pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

3. Mengidentifikasi Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

4. Menganalisis Iklim Madrasah terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

5. Menganalisis Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

6. Menganalisis Iklim Madrasah dan Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

D. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur, mendeskripsikan, menganalisis variabel, menganalisis hipotesis, serta membuat penafsiran dari


(14)

pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena.

Dalam penelitian ini, karena menggunakan data yang tidak mengalami perlakuan khusus dalam pengumpulan data (bersifat alamiah, bukan buatan), maka penelitian termasuk dalam jenis penelitian survey (Sugiyono, 2008:12). Penelitian survey menurut Sangrimbun dan Effendi (1989:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Untuk mendapatkan makna atau kesimpulan penelitian, dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik atau analisis kuantitatif yakni; analisis deskripsi dan analisis korelasi. Objek penelitiannya adalah guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu administrasi pendidikan, terutama cara-cara untuk meningkatkan kinerja mengajar guru. Dengan kinerja mengajar guru yang baik, hasil yang diharapkan akan dapat terwujud. Penelitian ini juga akan memperjelas hubungan antara iklim madrasah, sistem kompensasi, dengan kinerja mengajar guru. Sehingga nantinya akan lebih mudah menemukan cara untuk meningkatkan kinerja mengajar guru di suatu madrasah/sekolah.


(15)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

2. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat :

1) Sebagai evaluasi bagi iklim madrasah yang mempengaruhi kinerja mengajar guru

2) Sebagai masukan bagi lembaga pendidikan untuk meningkatkan iklim madrasah dan sistem kompensasi yang lebih baik

3) Sebagai bahan rujukan bagi suatu lembaga pendidikan dalam merumuskan materi-materi untuk meningkatkan kinerja mengajar guru.

F. Struktur Organisasi Tesis

Dalam penelitian ini, disusun struktur organisasi tesis dengan sistematika, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang garis-garis besar keseluruhan permasalahan yang terdiri dari beberapa subbab, antara lain : latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

Dalam bab ini dikemukakan teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan untuk pembahasan masalah yang dikaji. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik, tujuan serta hipotesis.


(16)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diterangkan secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengolahan data atau analisis data, untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, pembahasan dan analisa temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(17)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencari kebenaran secara ilmiah yang didasarkan pada data informasi yang akan diperoleh melalui penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1995: 131) yang menyatakan, bahwa “Metode penelitian merupakan suatu alat utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan, menguji serangkaian hipotesis dengan teknik serta alat tertentu.”

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitif. Metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2005), dengan metode ini peneliti memungkinkan melakukan analisis hubungan antarvariabel serta menguji hipotesis.

Metode deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan maksud ingin mendapatkan gambaran informasi yang komprehensif mengenai variabel penelitian yang terjadi saat ini. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitif. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur, mendeskripsikan, menganalisis variabel, menganalisis hipotesis, serta membuat penafsiran dari pertanyaan-pertanyaan mengenai perilaku, pengalaman atau karakteristik dari suatu fenomena, (Creswell, 1994). Selain itu menurut Schumacher dan Millan (2001) Pendekatan kuantitif memiliki tujuan


(18)

mengembangkan hubungan antar dua variabel terukur, dan proses penelitiannya dikembangkan sebelum studi dimulai. Pendekatan kuantitif memiliki konsep kunci dengan adanya peubah.

Dalam penelitian ini, karena menggunakan data yang tidak mengalami perlakuan khusus dalam pengumpulan data (bersifat alamiah, bukan buatan), maka penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey (Sugiyono, 2008:12). Penelitian survey menurut Sangarimbun dan Effendi (1989:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Menurut Alreck dan Settle (1995:456) mengatakan bahwa:

A research technique where information requirement are specified, a population is identified, a sample selected and systematically questioned, and the results analyzed, generalized to the population, and reported to meet the information needs.

Selanjutnya untuk mendapatkan makna atau kesimpulan penelitian, dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik. Perhitungan dan pengolahan data statistik, peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package for Service Solution). Makna atau kesimpulan yang dihasilkan, selanjutnya merupakan dasar bagi penyusunan rekomendasi yang diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan positif pengelola Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Secara teoritis, populasi penelitian adalah wilayah penelitian yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang


(19)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 1998:57).

Sedangkan populasi menurut Husaini (1995:43) adalah semua nilai, baik melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai obyek yang lengkap dan jelas. Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri dari: 1). Populasi terbatas (terhingga), 2). Populasi tak terbatas (tak terhingga). Sedangkan dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat : 1). Homogen, 2). Heterogen.

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari sekelompok obyek ataupun subyek yang dijadikan sumber data penelitian. Sugiyono (2005: 90) memberi pengertian bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan McMillan dan Schumacher (2001: 169) menegaskan bahwa:

Population is a group of elements of cases, whether individuals, objects, or events, that comform to spesific criteria and to which weintend to generalize the results of the research (Populasi adalah sekelompok elemen atau kasus, apakah individu, obyek, atau peristiwa, yang memenuhi kriteria tertentu dan merupakan wilayah generalisasi hasil penelitian).

Populasi dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta. Adapun pemilihan populasi guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta, karena kondisi dan sifat guru madrasah di Kabupaten


(20)

Purwakarta ada hubungan dengan tujuan penelitian ini. Berdasarkan data yang diambil dari Kementrian Agama Kabupaten Purwakarta diperoleh informasi atau data ada 43 Madrasah Tsanawiyah, guru sebanyak 900 orang guru.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru-guru Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 43 sekolah. Adapun penyebaran sekolah Madrasah Tsanawiyah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Data Guru Madrasah Tsanawiyah Di Kabupaten Purwakarta TahunPelajaran 2011/2012

NO. NAMA MADRASAH JUMLAH GURU JUMLAH PNS NON

PNS

1. MTs. Negeri Purwakarta 36 11 47

2. MTs. Al Manar 1 16 17

3. MTs. Al Muhajirin 5 13 18

4. MTs. Al Hikmah 1 13 14

5. MTs. MAI 12 30 42

6. MTs. Al Huda I 4 18 22

7. MTs. Al Huda II 1 19 20

8. MTs. Al Hidayah 2 17 19

9. MTs. Al Irfan 2 18 20

10. MTs. Muhammadiyah 4 16 20

11. MTs. Al Waahidah 8 8 16

12. MTs. Darul Hikmah 5 18 23

13. MTs. Raudhatuttauhid 1 17 18

14. MTs. 2 Darussalam 0 12 12

15. MTs. Negeri Plered 17 10 27

16. MTs. Al Musyarofah 2 13 15

17. MTs. I‟anatulmutaalimin 2 13 15

18. MTs. Ibnu Zain 0 16 16

19. MTs. Nurul Qolbi 0 24 24

20. MTs. Salafiyah 0 23 23

21. MTs. Al Fatah 2 22 24

22. MTs. Al Munawaroh 0 16 16


(21)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

24. MTs. Nurul Fata 4 22 26

25. MTs. Al Wathon 0 17 17

26. MTs. Miftahussaadah 0 14 14

27. MTs. Maarif 1 0 20 20

28. MTs. Nahdlatul Ulama 0 20 20

29. MTs. Khoirunnas 0 25 25

30. MTs. Darul Ilmi 0 13 13

31. MTs. Assyarifiyah 0 18 18

32. MTs. Negeri Bojong 22 10 32

33. MTs. Hanura 7 12 19

34. MTs. Darussalam 0 18 18

35. MTs. Darululum 1 16 17

36. MTs. YPMI 4 19 23

37. MTs. YPPA 4 38 42

38. MTs. YPIA 0 19 19

39. MTs. Daarul Ma‟arif 1 21 22

40. MTs. Al Maarif 0 10 10

41. MTs. Miftahul Ulum 0 13 13

42. MTs. Al Madani 0 16 16

43. MTs. Maarif NU 0 13 13

JUMLAH TOTAL 152 748 900 Sumber: Kementrian Agama Kab. Purwakarta

Penelitian ini tidak mengkaji seluruh unit populasi diteliti, mengingat keterbatasan waktu, biaya dan tenaga.

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang sama. Akdon dan Sahlan (2005:98) mengemukakan pengertian sampel, yaitu:

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.

Dapat diartikan bahwa bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.Ketidakmungkinan peneliti untuk meneliti semua populasi dalam jumlah yang besar, dapat disebabkan oleh keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia.Penggunaan sampel dapat


(22)

memudahkan peneliti karena jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi.Penggunaan sampel juga dapat membuat penelitian menjadi lebih efisien. Agar sampel yang diambil dari populasinya "representatif" (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya, karena dalam penelitian ini populasi cukup luas dan tersebar di semua wilayah Kabupaten Purwakarta maka dalam penelitian ini menggunakan penarikan sampel dengan teknik penentuan sampel yang digunakan adalah PurposiveSampling dan Proporsional Sampling dimana penelitian ini tidak dilakukanpada seluruh populasi, tapi terfokus pada target. Purposive Samplingartinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteriatertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuanpenelitian.

a. Menentukan Ukuran Sampel

Dari jumlah populasi yang ada, selanjutnya peneliti melakukan stratifikasi berdasarkan kategori wilayah, yakni Guru Madrasah Tsanawiyah yang berada di daerah Kec. Purwakarta, Plered dan Bojong.

Sesuai dengan teknik pengambilan sampel diatas, maka peneliti menetapkan strata proporsionalresponden sampel penelitian sebagai berikut:

1. Guru yang memiliki masa jabatan lebih dari 10 tahun. 2. Kualifikasi pendidikan minimal S1

Penetapan strata responden diatas ditetapkan oleh peneliti tujuannya adalah agar data yang terkumpul dapat menjawab rumusan masalah yang ditetapkan oleh peneliti.Peneliti menetapkan sampel penelitian sebagai berikut :


(23)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Tabel 3.2

Jumlah Responden (Sampel) penelitian

No Nama Sekolah Jumlah (orang)

1 MTs. Negeri Purwakarta 6

2 MTs. Al Manar 6

3 MTs. Al Muhajirin 6

4 MTs. Al Hikmah 6

5 MTs. MAI 6

6 MTs. Al Huda I 6

7 MTs. Al Huda II 6

8 MTs. Al Hidayah 6

9 MTs. Al Irfan 6

10 MTs. Muhammadiyah 6

11. MTs. Negeri Plered 6

12. MTs. Al Musyarofah 6

13. MTs. I‟anatulmutaalimin 6

14. MTs. Ibnu Zain 6

15. MTs. Nurul Qolbi 6

16. MTs. Salafiyah 6

17. MTs. Al Fatah 6

18. MTs. Al Munawaroh 6

19. MTs. Assalam 6

20. MTs. Nurul Fata 6

21. MTs. Negeri Bojong 6

22. MTs. Hanura 6

23. MTs. Darussalam 6

24. MTs. Darululum 6

25. MTs. YPMI 6

26. MTs. YPPA 6

27. MTs. YPIA 6

28. MTs. Daarul Ma‟arif 6

29. MTs. Al Maarif 6

30. MTs. Miftahul Ulum 6

JUMLAH 180

C. Desain Penelitian

Berdasarkan pada kerangka berpikir dan kajian teoritis seperti telah dikemukakan, maka desain penelitian tentang pengaruh iklim madrasah dan


(24)

sistem kompetensi terhadap kinerja mengajar guru Madrasah Tsanawiyah diKabupaten Purwakarta, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian D. Definisi Operasional dan Varibel Penelitian 1. Definisi Operasional

Komarudin (1986) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional merupakan pengertian yang lengkap tentang suatu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Dengan adanya definisi operasional ini, maka tujuannya untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyak istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Penjelasan umum mengenai variabel yang akan diteliti itulah makna dari definisi operasional. Definisi operasional ini bukan merupakan teori yang di konsep oleh peneliti melainkan merupakan pendapat peneliti yang berdasarkan teori-teori tertentu.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, berikut ini disampaikan definisi operasional seperti dibawah ini:

Iklim Madrasah (X.1)

Sistem Kompensasi (X.2)

Kinerja Mengajar Guru (Y)


(25)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) yang dimaksud dengan pengaruh adalah: “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan”. Menurut Arikunto (1997) “Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua.

2. Taguiri dan Litwin dalam Soetopo (2010) yang mengartikan “iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya, dan dapat di deskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi”. Dengan demikian iklim organisasi adalah pengkajian dalam suatu organisasi dengan menggali data dari individu dalam organisasi yang mempengaruhi perilakunya yang ditandai dengan adanya suasana penuh semangat dan daya hidup.

3. Menunut Mathis dan Jackson (2002) “Kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi yang lainnya.”

4. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “kinerja” berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja (Balai Pustaka, 1985), sedangkan Nawawi (1998), menggunakan istilah “karya” yaitu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/material maupun nonfisik/material. Penilaian karya atau kinerja setiap pekerja


(26)

menyangkut kemampuan pekerja yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.

2. Variabel Penelitian

Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti disebut sebagai pola dasar penelitian. Jadi pola dasar penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk pola dasar atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey terlihat pada gambar 3.2 berikut (Sugiyono, 2008).

X1 : Iklim Organisasi Madrasah Tsanawiyah

X2 : Kompensasi


(27)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

X1

X2

Y

r1

R

r2 r3

Gambar 3.2

Pola Hubungan Antar Variabel

Pola dasar penelitian atau pola hubungan antarvariabel penelitian pada dasarnya merupakan rencana studi/penelitian yang menggambarkan prosedur dalam menjawab pertanyaan masalah penelitian. Menurut Stelltiz dalam Umar (2003) terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu: desain eksploratoris, desain deskriptif, dan desain kausal. Desain eksploratoris merupakan desain penelitian untuk menjajagi dan mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru atas persoalan-persoalan yang relatif baru. Desain deskriptif merupakan desain penelitian yang bertujuan menguraikan sifat atau karakteristik suatu gejala atau masalah tertentu, dan desain kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan atau pengaruh antarvariabel.


(28)

E. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008).

Alat Pengumpul Data (Instrumen Penelitian) yang dimaksudkan disini adalah, seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data-data atau informasi yang diperlukan.Model alat pengumpul data tersebut adalah berbentuk angket dan panduan wawancara.Angket ditujukan untuk memperoleh data langsung dari responden yang dijadikan sampel penelitian sedangkan panduan wawancara ditujukan untuk memperoleh data dokumentasi dan keterangan kondisi guru dalam penyelenggaraan Madrasah Tsanawiyah dari pejabat berwenang.

Untuk jelasnya mengenai alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini, berikut akan dipaparkan poin-poin atau bagian-bagian yang menjadi dasar dan kemudian dioperasionalkan ke dalam item-item pertanyaan:


(29)

IKLIM MADRASAH (X1)

No Variabel Definisi Teoritik Definisi Operasional Dimensi Indikator Sub Indikator Item

1 Iklim

Madrasah (X1)

Menurut Fred Luthans, iklim organisasi merupakan keseluruhan perasaan yang disampaikan dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara anggota organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar.

Iklim organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keterbukaan komunikasi diantara orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan.

Supportive (Keterdukung an)

1. Menggunakan kritik secara konstruktif.

2. Mendengarkan saran orang lain

1. Mempertahankan keharmonisan tim kerja yang ada dalam organisasi. 2. Beranggapan

organisasi

mempunyai arti pribadi yang dapat menentukan masa depan & karier.

3. Mau dikritik oleh orang lain yang sifatnya

membangun. 4. Sanggup

menerima kritikan dari orang yang memiliki jabatan yang lebih.

1,2,3,4


(30)

3. Luwes dalam berkomunikasi

masalah dan keluhan orang-orang yang berhubungan dengan pekerjaan. 6. Mau bekerjasama

dengan orang lain. 7. Mempunyai rasa empati pada orang lain.

8. Sadar akan pentingnya rasa memiliki terhadap pekerjaan.

9. Peduli

mendengarkan masalah-masalah orang lain yang berkaitan dengan pekerjaan.

10. Ramah dan sopan melayani


(31)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

berbagai masalah dan keluhan stakeholoders. 12. Memiliki tingkat

pengetahuan dan pemahaman terhadap

peraturan yang berlaku.

Collegial (Pertemanan)

1. Bertahan baik dengan yang lain

2. Bersemangat untuk

13. Ramah dan sopan terhadaporang lain.

14. Mempertahankan keserasian

hubungan dengan orang lain.

15. Menjaga keserasian

hubungan dengan orang yang memiliki jabatan yang lebih.

16. Memiliki

13,14,15, 16


(32)

3. Akrab dalam berdiskusi.

memberikan kemudahan layanan kepada stakeholders. 17. Melakukan

pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. 18. Merasa adanya

saling kepercayaan tugas yang diberikan oleh orang.

19. Terpenuhi kesejahteraan dalam

melaksanakan pekerjaan yang ditekuni.

20. Melakukan tugas secara tim

17,18,19, 20

21,22,23 24


(33)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

masalah yang sulit dipecahkan, akan

mendiskusikan nya dengan orang lain.

22. Bertanya

langsung kepada orang yang memiliki jabatan yang lebih apabila ada permasalahan yang belum jelas. 23. Orang yang

memiliki jabatan

lebih mau

menerima

keluhan dari anda 24. Apabila ada

permasalahan baru, anda selalu pecahkan secara


(34)

Intimate (Keintiman)

1. Saling mendukung satu sama lain

2. Merasakan pekerjaan milik bersama.

25. Solidaritas antara anda dengan orang lain untuk melakukan

pekerjaan.

26. Orang diluar memotivasi anda untuk melakukan pekerjaan.

27. Orang lain menghargai pekerjaan anda yang dianggap sesuai dengan bidang tugas yang dimiliki. 28. Mempunyai rasa

kebersamaan di dalam menangani tugas-tugas mengajar.

29. Paham visi dan misi organisasi. 30. Kesuksesan

25,26,27, 28

29,30,31, 32


(35)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

3. Kesamaan tujuan dalam bekerja

pekerjaan adalah kesuksesan anda juga.

31. Atasan menegur yang tidak disiplin

32. Saling membantu dalam

menyelesaikan tugas.

33. Memiliki

pemahaman dan tujuan yang sama

di dalam

menjalankan visi

dan misi

organisasi 34. Memberikan

layanan prima kepada

stakeholders. 35. Mewujudkan

tujuan organisasi secara


(36)

Kompensasi (X2)

No Variabel Definisi Teoritik Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sub Indikator Item

2 Kompensasi (X2)

Dessler (Samsudin, 2006:187)

menyatakan „kompensasi adalah

setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari

dipekerjakannya karyawan itu‟.

Kompensasi itu merupakan suatu penghargaan yang diberikan kepada para tenaga pengajar secara adil dan layak, yang dimaksud untuk prestasi kerja guru

yang telah

dikeluarkan demi tercapainya tujuan sekolah.

Financial 1. Kelayakan

kompensasi yang diterima

2. Keadilan kompensasi yang diterima

3. Keseimbangan

kompensasi yang diterima dengan beban tugas.

1. Gaji yang diterima per bulan sesuai dengan nominal pada daftar gaji.

2. Gaji yang diterima perbulan lebih dari cukup.

3. Saya mendapat bonus apabila prestasi kerja saya memuaskan.

4. Gaji yang diterima sesuai dengan masa kerja dan jabatan.

5. Tunjangan

1,2,3

4,5


(37)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

4. Kompensasi yang diterima memberi rasa aman.

5. Kompensasi yang diterima kinerja (memotivasi bekerja)

6. Kompensasi yang diperoleh dapat diterima

7. Kompensasi yang

tanggung jawab saya.

6. Sekolah selalu menganggarkan honor karena melaksanakan tugas tertentu.

7. Honor tambahan menambah

motivasi di dalam menjalankan tugas

8. Keterangan hati bekerja di sekolah ini selalu saya dapatkan.

9. Gaji di bayar tepat waktu.

10. Gaji yang saya terima

mempunyai

8,9

10,11


(38)

8. Pujian diberikan kepada orang yang tepat.

9. Disiplin ditegakan tanpa melihat orrangnya.

11. Kepala sekolah selalu

memberikan pujian atas hasil kerja yang dicapai.

12. Saya mau menerima sanksi dari kepala sekolah apabila saya menyalahi tugas saya sebagai guru.

13. Kesejahteraan yang saya terima sesuai dengan standar mutu hidup saya.

14. Setiap satu tahun sekali pihak sekolah

memberikan


(39)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

kompensasi dengan beban tugas

berprestasi.

15. Pengaturan insentif yang diberikan

berdasarkan hasil kerja guru.

16. Insentif yang diberikan kepada guru tepat sasaran.

17. Guru yang berprestasi selalu diumumkan di rapat.

18. Guru yang menjunjung tinggi visi dan misi selalu menjadi ikon pembicaraan.

19. Sekolah selalu


(40)

kinerja yang telah dicapai.

20. Aturan sekolah berlaku untuk semua jabatan, termasuk

hukuman didalamnya.

21. Seorang pengajar harus benar-benar menegakkan aturan sekolah, tanpa kecuali.

22. Pengaturan gaji guru disesuaikan dengan masa kerja dan gelar.

23. Saya mendapat tunjangan

sampingan


(41)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

tugas saya.

Non Financial 1. Kompensasi yang diterima mendorong kinerja (memotivasi bekerja)

2. Kompensasi yang diperoleh dapat diterima

24. Saya mendapat gaji sesuai dengan apa yang telah saya berikan.

25. Saya diberikan seragam secara cuma-cuma dari pihak sekolah.

26. Sekolah memberikan tunjangan kesejahteraan keluarga.

27. Saya mendapat tunjangan hari raya menjelang hari raya.

24,25

26,27


(42)

keadaan keluarga guru.

29. Sekolah memberikan tabungan pensiun.


(43)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

No Variabel Definisi Teoritik Definisi Operasional Dimensi Indikator Sub Indikator Item

3 Kinerja Mengajar

Guru (Y)

Kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Definisi kinerja karyawan yang

dikemukakan Bambang

Kusruyanto (1991:3) adalah:

“Perbandingan hasil yang

dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu

(lazimnya per jam)”.

Kemampuan (ability), keterampilan (skill), dan upaya (effort) atau motivasi (motivation) akan memberikan kontribusi poditif terhadap kualitas kerja personal apabila disertai dengan upaya (effort) yang dilakukan untuk mewujudkannya.

Perencanaan pembelajaran

1. Merumuskan tujuan pengajaran

2. Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran.

1. Merumuskan tujuan

pembelajaran membuat urutan dari hal yang mudah kepada yang agak sulit sampai pada yang sukar.

2. Pemebelajaran memperhatikan kejelasan kriteria pencapaian tujuan yang akan dicapai

merumuskan 3. Memilih dan

mengembangkan bahan pengajaran berpedoman pada bahan pengajaran

1,2


(44)

3. Merumuskan

kegiatan belajar mengajar.

yang berlaku. 4. Memilih dengan

tepat bahan yang sesuai dengan karakteristik siswa.

5. Menyusun bahan pengajaran

memperhatikan taraf kemampuan berpikir siswa. 6. Tepat dalam

menentukan alokasi waktu, sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. 7. Menentukan cara

pengorganisasian siswa agar terlibat secara


(45)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

belajar mengajar. 8. Menentukan

media

pembelajaran dengan tepat, sesuai dengan materi

pembelajaran. 9. Menentukan

sumber pengajaran dengan tepat. Membuka

pelajaran

1. Mengemukakan tujuan pembelajaran

2. Menarik perhatian

10. Membuka

pelajaran terlebih dahulu

mengemukakan tujuan

pemebelajaran dan dihubungkan dengan manfaat dalam kehidupan sehari-hari

10


(46)

3. Menyampaikan acuan pembelajaran

beberapa

pertanyaan yang menantang untuk dapat memotivasi siswa dalam belajar.

12. Memulai

pelajaran dengan menyampaikan terlebih dahulu aturan-aturan dan langkah-langkah pembelajaran

yang akan

dilaksanakan.

12

Menyampaik an materi pembelajaran

1. RPP berupa garis besar/konsep.

13. Menyajikan bahan-bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan, sebatas yang ada dalam buku pegangan.


(47)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

2. Bahan

berkesinambungan.

3. Bahan berurutan dari yang mudah ke sulit.

bacaan selain buku pegangan, untuk

memperkaya materi pelajaran. 15. Menyusun

kompetensi yang harus dikuasai anak, terlebih dahulu melihat kompetensi pada tingkat

sebelumnya. 16. Penyajian materi

berusaha mendahulukan yang mudah menuju yang sulit.

15

16

Menggunakan 1. Metode sesuai materi 17. Menggunakan metode yang


(48)

2. Metode sesuai kondisi/situasi kelas

18. Mempertimbang kan faktor kondisi/situasi kelas dalam menggunakan metode pembelajaran.

18

Alat peraga 1. Alat peraga media grafis, tiga dimensi, proyeksi.

2. Alat peraga dari lingkungan

19. Menggunakan alat peraga grafis (gambar, tabel, grafik, diagram) apa adanya. 20. Menggunakan

benda-benda

yang ada

lingkungan sebagai alat bantu dalam PBM.

19

20

Pengelola kelas

1. Mengatur perabot. 21. Mengatur letak perabot dan mebiler yang ada


(49)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

2. Mengatur tempat duduk siswa.

3. Menciptakan iklim kondusif

rapih.

22. Mengatur posisi tempat duduk anak di dalam kelas sesuai dengan kondisi anak.

23. Mengubah tata letak perabot dan tempat duduk anak untuk penyegaran suasana.

24. Menyelingi aktifitas pembelajaran dengan cerita humor dan game, untuk

menimbulkan

23,23


(50)

membosankan. Interaksi

belajar mengajar

1. Individu

2. Interaksi guru dengan kelompok/kelas.

3. Interaksi siswa dengan siswa

25. Berupaya berinteraksi dengan anak secara pribadi. 26. Berinteraksi

secara pribadi dengan anak yang pintar.

27. Menciptakan interaksi dengan anak secara kelompok.

28. Membimbing dan mengawasi diskusi kelompok di dalam kelas. 29. Menciptakan

saling interaksi antar pribadi dan kelompok dalam

25,26

27,28


(51)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Menutup pelajaran

1. Merangkum materi pelajaran.

2. Penguatan dan tidak lanjut

30. Menutup

pelajaran dengan menyimpulkan pelajaran pada setiap akhir pelajaran.

31. Memberikan penekanan atau penguatan pada hal-hal yang dianggap penting.

30

31

Melaksanakan evaluasi

1. Jenis alat evaluasi

2. Bentuk alat evaluasi.

32. Mengadakan test formatif secara tertulis dan praktek.

33. Melaksanakan tes melalui

wawancara dan angket.

34. Memberikan tugas-tugas pada

32

33,34


(52)

4. Melakukan analisis butir soal

afektif dan psikomotor. 35. Aspek kognitif,

afektif dan psikomotor penting di dalam menentukan nilai siswa.

36. Membuat analisis butir soal didalam penyusunan soal test bagi evaluasi siswa.


(53)

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Pengujian Instrumen

a) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2005:267). Validitas instrumen dalam penelitian ini diawali dengan validitas konstrak (construct validity) dan validitas isi (content validity). Untuk menguji validitas konstrak dan validitas isi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang isi dan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti (Sugiyono, 2008:177).Setelah pengujian validitas konstrak dan validitas isi dari ahli dan berdasarkan pengalaman selesai, maka diteruskan dengan uji validitas empirik (empirical-validity) di lapangan, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total, selajutnya untuk pengolahan data digunakan program SPSS.

Nilai r yang diperoleh dengan menggunakan rumus Product Momentdari Karl‟s Pearson kemudian diuji lagi. Uji r dilakukan juga dengan menggunakanprogram


(54)

Andri Purwanugraha

komputer SPSS. Menurut Sujana (1986:377) jika t-hitung > t-tabel, maka item dianggap berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid.Dan sebaliknya apabila, t-hitung < t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Dimana t tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf signifikansi 1-α dan dk =n-2.Keeratan hubungan di interprestasikan dengan menggunakan aturan Guilford (Guilford’s Emprirical Rule) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Guilford‟s Emprirical Rule 0 < r ≤ 0,2 Sangat Rendah 0,2 < r ≤ 0,4 Rendah

0,4 < r ≤ 0,6 Cukup 0,6 < r ≤ 0,8 Tinggi

0,8 < r ≤ 1 Sangat Tinggi b) Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:267). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2005:273).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian, dapat digunakan Teknik Belah Dua (split half) yang dianalis dengan rumus Spearman Brown. Untuk keperluan itu, maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan kelompok instrumen nomor 5 genap. Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan kelompok genap dicari korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson Product Momen, selanjutnya pengolahan data menggunakan program komputer SPSS.


(55)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Selanjutnya pemberian interpretasi terhadap reliabilitas �1.Umumnya digunakan standar reliabiliatas (rl) uji coba sama dengan atau lebih dari 0,70 yang

berarti hasil uji coba tes-nya memiliki reliabilitas tinggi. Reliabilitas (rl) uji coba

kurang dari 0,70 berarti hasil uji coba tesnya memiliki reliabilitas kurang ( un-reliable). Kriteria besarnya reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi 0,60 sampai dengan 0,79 : tinggi

0,40 sampai dengan 0,59 : cukup 0,20 sampai dengan 0,39 : rendah 0,00 sampai dengan 0,19 : tidak reliabel Riduwan dan Sunarto (2007) mengatakan:

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stability/test retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen).

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti reliabel (Riduwan dan Sunarto, 2007).

2. Uji Coba Instrumen

Untuk melakukan uji coba instrumen secara empirik dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden (guru madrasah tsanawiyah) yang berada di luar populasi yang diteliti, kemudian diambil secara acak.


(56)

Andri Purwanugraha

a) Hasil Uji Validitas Instrumen PenelitianVariabel X1

N=30

No. Item

1 0,49 28 5,292 2,593 0,872 2,974 1,692 Valid

2 0,39 28 5,292 2,064 0,921 2,241 1,692 Valid

3 0,67 28 5,292 3,545 0,742 4,776 1,692 Valid

4 0,7 28 5,292 3,704 0,714 5,187 1,692 Valid

5 0,88 28 5,292 4,657 0,475 9,804 1,692 Valid

6 0,35 28 5,292 1,852 0,937 1,977 1,692 Valid

7 0,61 28 5,292 3,228 0,792 4,073 1,692 Valid

8 0,45 28 5,292 2,381 0,893 2,666 1,692 Valid

9 0,36 28 5,292 1,905 0,933 2,042 1,692 Valid

10 0,37 28 5,292 1,958 0,929 2,107 1,692 Valid

11 0,34 28 5,292 1,799 0,940 1,913 1,692 Valid

12 0,31 28 5,292 1,640 0,951 1,725 1,692 Valid

13 0,44 28 5,292 2,328 0,898 2,593 1,692 Valid

14 0,52 28 5,292 2,752 0,854 3,221 1,692 Valid

15 0,35 28 5,292 1,852 0,937 1,977 1,692 Valid

16 0,34 28 5,292 1,799 0,940 1,913 1,692 Valid

17 0,31 28 5,292 1,640 0,951 1,725 1,692 Valid

18 0,32 28 5,292 1,693 0,947 1,787 1,692 Valid

19 0,33 28 5,292 1,746 0,944 1,850 1,692 Valid

20 0,33 28 5,292 1,746 0,944 1,850 1,692 Valid

21 0,33 28 5,292 1,746 0,944 1,850 1,692 Valid

22 0,33 28 5,292 1,746 0,944 1,850 1,692 Valid

23 0,39 28 5,292 2,064 0,921 2,241 1,692 Valid

24 0,66 28 5,292 3,492 0,751 4,649 1,692 Valid

25 0,31 28 5,292 1,640 0,951 1,725 1,692 Valid

26 0,77 28 5,292 4,074 0,638 6,386 1,692 Valid

27 0,9 28 5,292 4,762 0,436 10,926 1,692 Valid

28 0,15 28 5,292 0,794 0,989 0,803 1,692 Gugur

29 0,64 28 5,292 3,387 0,768 4,407 1,692 Valid

30 0,52 28 5,292 2,752 0,854 3,221 1,692 Valid

31 0,33 28 5,292 1,746 0,944 1,850 1,692 Valid

32 0,61 28 5,292 3,228 0,792 4,073 1,692 Valid

33 0,06 28 5,292 0,317 0,998 0,318 1,692 Gugur

34 0,33 28 5,292 1,746 0,944 1,850 1,692 Valid

35 0,64 28 5,292 3,387 0,768 4,407 1,692 Valid

Keputusan Koefisien

Korelasi nn22 nn22 r n2 thitung ttabel

2

1r2 thitung ttabel

1r

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 37 item pertanyaan variabel X1 yang diujicobakan, sebanyak 33 item pertanyaan yang valid dan 2 item pertanyaan dinyatakan gugur.


(57)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

b)Hasil Uji Validitas Instrumen PenelitianVariabel X2

N=30

No. Item

1 0,35 28 5,292 1,852 0,937 1,977 1,692 Valid

2 0,63 28 5,292 3,334 0,777 4,293 1,692 Valid

3 0,52 28 5,292 2,752 0,854 3,221 1,692 Valid

4 0,39 28 5,292 2,064 0,921 2,241 1,692 Valid

5 0,48 28 5,292 2,540 0,877 2,895 1,692 Valid

6 0,58 28 5,292 3,069 0,815 3,768 1,692 Valid

7 0,26 28 5,292 1,376 0,966 1,425 1,692 Gugur

8 0,44 28 5,292 2,328 0,898 2,593 1,692 Valid

9 0,37 28 5,292 1,958 0,929 2,107 1,692 Valid

10 0,48 28 5,292 2,540 0,877 2,895 1,692 Valid

11 0,66 28 5,292 3,492 0,751 4,649 1,692 Valid

12 0,37 28 5,292 1,958 0,929 2,107 1,692 Valid

13 0,47 28 5,292 2,487 0,883 2,818 1,692 Valid

14 0,61 28 5,292 3,228 0,792 4,073 1,692 Valid

15 0,72 28 5,292 3,810 0,694 5,490 1,692 Valid

16 0,77 28 5,292 4,074 0,638 6,386 1,692 Valid

17 0,78 28 5,292 4,127 0,626 6,596 1,692 Valid

18 0,56 28 5,292 2,963 0,828 3,577 1,692 Valid

19 0,71 28 5,292 3,757 0,704 5,335 1,692 Valid

20 0,45 28 5,292 2,381 0,893 2,666 1,692 Valid

21 0,42 28 5,292 2,222 0,908 2,449 1,692 Valid

22 0,79 28 5,292 4,180 0,613 6,818 1,692 Valid

23 0,36 28 5,292 1,905 0,933 2,042 1,692 Valid

24 0,66 28 5,292 3,492 0,751 4,649 1,692 Valid

25 0,32 28 5,292 1,693 0,947 1,787 1,692 Valid

26 0,36 28 5,292 1,905 0,933 2,042 1,692 Valid

27 0,63 28 5,292 3,334 0,777 4,293 1,692 Valid

28 0,38 28 5,292 2,011 0,925 2,174 1,692 Valid

29 0,58 28 5,292 3,069 0,815 3,768 1,692 Valid

Keputusan Koefisien

Korelasi

n

n

n

n

2

2

2

2

nnnn2222 rr nn22

t

hitung

t

tabel

2

1r

t

hitung

t

tabel 2

1r

t

hitung

t

tabel 2

1r

t

hitung

t

tabel 2

1r

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 29 item pertanyaan variabel X2 yang diujicobakan, 28 item pertanyaan dinyatakan valid serta 1 item dinyatakan gugur.


(58)

Andri Purwanugraha

c) Hasil Uji Validitas Instrumen PenelitianVariabel Y

N=30

No. Item

1 0,38 28 5,292 2,011 0,925 2,174 1,692 Valid

2 0,71 28 5,292 3,757 0,704 5,335 1,692 Valid

3 0,54 28 5,292 2,857 0,842 3,395 1,692 Valid

4 0,52 28 5,292 2,752 0,854 3,221 1,692 Valid

5 0,49 28 5,292 2,593 0,872 2,974 1,692 Valid

6 0,2 28 5,292 1,058 0,980 1,080 1,692 Gugur

7 0,51 28 5,292 2,699 0,860 3,137 1,692 Valid

8 0,46 28 5,292 2,434 0,888 2,741 1,692 Valid

9 0,74 28 5,292 3,916 0,673 5,822 1,692 Valid

10 0,77 28 5,292 4,074 0,638 6,386 1,692 Valid

11 0,57 28 5,292 3,016 0,822 3,671 1,692 Valid

12 0,77 28 5,292 4,074 0,638 6,386 1,692 Valid

13 0,77 28 5,292 4,074 0,638 6,386 1,692 Valid

14 0,42 28 5,292 2,222 0,908 2,449 1,692 Valid

15 0,43 28 5,292 2,275 0,903 2,520 1,692 Valid

16 0,44 28 5,292 2,328 0,898 2,593 1,692 Valid

17 0,55 28 5,292 2,910 0,835 3,485 1,692 Valid

18 0,39 28 5,292 2,064 0,921 2,241 1,692 Valid

19 0,41 28 5,292 2,170 0,912 2,379 1,692 Valid

20 0,63 28 5,292 3,334 0,777 4,293 1,692 Valid

21 0,74 28 5,292 3,916 0,673 5,822 1,692 Valid

22 0,39 28 5,292 2,064 0,921 2,241 1,692 Valid

23 0,63 28 5,292 3,334 0,777 4,293 1,692 Valid

24 0,76 28 5,292 4,022 0,650 6,188 1,692 Valid

25 0,42 28 5,292 2,222 0,908 2,449 1,692 Valid

26 0,42 28 5,292 2,222 0,908 2,449 1,692 Valid

27 0,32 28 5,292 1,693 0,947 1,787 1,692 Valid

28 0,37 28 5,292 1,958 0,929 2,107 1,692 Valid

29 0,61 28 5,292 3,228 0,792 4,073 1,692 Valid

30 0,32 28 5,292 1,693 0,947 1,787 1,692 Valid

31 0,78 28 5,292 4,127 0,626 6,596 1,692 Valid

32 0,45 28 5,292 2,381 0,893 2,666 1,692 Valid

33 0,61 28 5,292 3,228 0,792 4,073 1,692 Valid

34 0,38 28 5,292 2,011 0,925 2,174 1,692 Valid

35 0,14 28 5,292 0,741 0,990 0,748 1,692 Gugur

36 0,05 28 5,292 0,265 0,999 0,265 1,692 Gugur

Keputusan Koefisien Korelasi

n

n

2

2

nn22 r n2

t

hitung

t

tabel

2

1r

t

hitung

t

tabel

2

1r

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 36 item pertanyaan variabel Y yang diujicobakan, 33 item pertanyaan dinyatakan valid dan terdapat 3 item pertanyaan yang tidak valid dan perlu dikonsultasikan.


(59)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

d)Hasil Uji Reliabilitas Instrumen PenelitianVariabel X1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.891 .887 35

Kesimpulannya: “Karena koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Iklim Madrasah (X1), diperoleh koefisien Cronbach's Alpha = 0.891 atau koefisien korelasi> 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

e) Hasil Uji Reliabilitas Instrumen PenelitianVariabel X2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.908 .905 29

Kesimpulannya: “Karena koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Kompensasi (X2), diperoleh koefisien korelasi Cronbach's Alpha = 0.908 atau koefisien korelasi> 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.


(60)

Andri Purwanugraha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.920 .916 36

Kesimpulannya: “Karena koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Kinerja GuruMengajar (Y), diperoleh koefisien korelasi Cronbach's Alpha = 0.920 atau koefisien korelasi> 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner mengenai persepsi guru madrasah terhadap iklim organisasi madrasah dan sistem kompensasi madrasah terhadap kinerja mengajar guru.

Untuk perolehan data persepsi guru madrasah terhadap iklim madrasahdan sistem kompensasi dibuat dengan bentuk skala sikap dengan menggunakan SSHA (Survey of Study of Habits and Attitudes).Dari Brown dan Holtzman. Pola skala terdiri dari Selalu, Sering, Kadang-kadang,Jarang dan Tidak Pernah. Jawaban diberi bobot nilai 5 untuk selalu, sering bobotnya 4, Kadang-kadang bobotnya 3, Jarang bobotnya 2 dan tidak pernah bobotnya 1.Adapun untuk karakter peserta didik penilaian angket yang digunakan adalah skala lima kategori model Likkert


(61)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

(Sugiono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1 sampai dengan 5.

Bobot nilai untuk setiap jawaban berdasarkan Likkert, yaitu terdiri dari:

Tabel 3.4 Bobot nilai angket

Jawaban Pilihan Bobot Nilai (Positif)

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Adapun untuk soal yang tidak valid setelah melalui konsultasi dengan dosen pembimbing disarankan soal tetap dipertahankan dengan perbaikan redaksi kalimat yang lebih disederhanakan sehingga mudah dipahami siswa dan option jawaban juga diperbaiki.

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Persyaratan Analisis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternyata datanya berdistribusi normal maka olah data yang digunakan adalah dengan statistik parametris, dan apabila datanya tidak normal, maka olah data yang digunakan


(62)

Andri Purwanugraha

dengan statistik nonparametris (Sugiyono, 2007:233). Selanjutnya untuk pengolahannya digunakan program komputer SPSS .

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data tersebut

homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan kedua variannya.Pada penelitian ini di gunakan uji F dari Havley, biasanya digunakan untuk menguji homogenitas sebaran dua kelompok data.Jika probabilitas > 0.05; maka dapat

diketahui data yang di uji memiliki varian yang homogen.Selanjutnya untuk pengolahan data digunakan program komputer SPSS.

c) Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel dependent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265). Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan program komputer SPSS.

2. Pengolahan dan Analisis Data a) Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data adalah merupakan cara yang ditetapkan dan dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji data yang diperoleh sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dalam mewujudkan tujuan penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat Surakhmad (1985:109) yang mengemukakan bahwa :

Mengolah data adalah usaha yang konkrit yang membuat data itu ”berbicara”, sebab betapapun besarnya jumlah dan tingginya nilai data


(63)

Andri Purwanugraha

Pengaruh Iklim Madrasah Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada Madrasah Tsanawiyah

Di Kabupaten Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam satu organisasi dan diolah menurut sistematik yang baik, niscaya data itu tetap mempunyai bahan-bahan yang ”membisu seribu bahasa”.

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penyeleksian data yang diperoleh dari angket sehingga dapat diyakinkan bahwa data yang diperoleh layak untuk diolah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2) Pembobotan nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala yang telah ditentukan. 3) Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui

kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian. 4) Mencari kecenderungan skor rata-rata setiap variabel.

5) Mengkonsultasikan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan sebagai berikut :

Penentuan kualifikasi penafsiran dan rentang nilai dari konsultasi hasil perhitungan didasarkan dari pengembangan nilai skala yang ditetapkan oleh peneliti. Dari hasil pengembangan tersebut maka diperoleh tabel konsultasi hasil perhitungan kecenderungan rata-rata sebagai berikut :

Tabel 3.5

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan Kecenderungan Skor Rata-Rata

RENTANG NILAI KRITERIA

4,01 – 5,00 3,01 – 4,00 2,01 – 3,00 1, 01 – 2,00 0,01 – 1,00

Sangat Baik Baik Cukup Rendah Sangat Rendah


(1)

157

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka terdapat beberapa temuan penelitian sebagai berikut :

1. Iklim sekolah pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta berkategori cukup baik, terlihat dari indikator keterdukungan, pertemanan, dan keintiman pada umumnya dapat terealisasi dengan baik.

2. Kompensasi yang diberikan kepada guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta berkategori cukup baik. Hal ini berarti bahwa kompensasi yang diterima guru dalam bentuk finansial (gaji, tunjangan, tabungan pensiun, bonus, dan insentif) maupun non finansial (penghargaan, pujian, rekan kerja, jenjang karir, peran kepala sekolah, kebijakan sekolah, dan iklim kerja) sudah berjalan sesuai dengan harapan/keinginan guru.

3. Kinerja mengajar guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta berkategori baik, terlihat dari indikator merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang ditetapkan peneliti. Hal ini berarti guru dalam pelaksaannya sudah memahami dan dapat merealisasikan pemahaman tersebut dengan baik.

4. Iklim Madrasah Tsanawiyah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Iklim Madrasah Tsanawiyah yang diselenggarakan dengan baik dan


(2)

158

memenuhi komponen-komponen akan memberikan kontribusi kinerja mengajar guru yang baik di sekolah..

5. Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Semakin baik kompensasi yang diterima/dirasakan guru maka semakin baik kinerja mengajar guru yang ditunjukkan di sekolah. Kompensasi yang diterima guru dalam bentuk finansial dan non finansial merupakan faktor pendukung peningkatan kinerja guru.

6. Iklim Madrasah Tsanawiyah dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Ini mengindikasikan kedua faktor tersebut memiliki kontribusi yang berarti terhadap peningkatan kinerja mengajar Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta. Namun Iklim Madrasah Tsanawiyah dan kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang mendorong peningkatan kinerja mengajar. Masih ada faktor lain yang bepengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja mengajar guru, seperti : motivasi, kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah, kemampuan guru, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Departemen Agama Kabupaten Purwakarta

Perlu dipahamai bahwa iklim Madrasah Tsanawiyah belum sepenuhnya terimplementasi dengan baik, khususnya pada indikator keintiman. Pemberian


(3)

159

materi penanaman nilai-nilai lokal dan lingkungan madrasah, pentingnya pengembangan diri dalam profesi harus menjadi perhatian pula.

2. Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta

Kepala sekolah hendaknya memberikan kemudahan kepada guru dalam meningkatkan kemampuan, memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan guru, dan memfasilitasi kebutuhan guru. Kompensasi dalam bentuk finansial yang masih harus ditingkatkan efektifitasnya oleh kepala sekolah adalah dalam bentuk pemberian tunjangan sampingan kepada guru di luar tugas mengajar.

Kaitannya dengan kinerja mengajar, kepala sekolah hendaknya melakukan pembinaan kepada guru yang memprioritaskan pada peningkatan kemampuan guru dalam evaluasi pembelajaran.

3. Guru Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Purwakarta

Guru dalam iklim madrasah, hendaknya dapat berpartisipasi secara aktif sebagai bentuk pengembangan diri dan lebih meningkatkan pemahamanya terhadap iklim madrasah. Kaitannya dengan kinerja mengajar, guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan diri dalam penyesuaian dengan iklim sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian. Jakarta : Bina Aksara Direktorat Pembinaan SMP, Diknas (2006).

Biyantu. (2004). Pengaruh Iklim dan Motivasi Kerja terhadap Produktivitas

Kerjanya. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan.

Brantas. (2006). Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Dosen (Studi terhadap Kinerja Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Tesis. Program Pascasarjana UPI. Tidak diterbitkan.

Castetter,B.William, (1996). The Personnel Function in Education

Administration. New York: MacMillan Publishing,Co.Inc.

Davis, S. et. al. (2005). Developing school principals. Standford Educational Leadership Institute.

Engkoswara ((1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta P2LPTK Ditjen Dikti Depdikbud.

Furqon. (1999). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta

Hasanah, Aas. (2008) tentang “Produktivitas Manajemen Sekolah (Studi Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan

Kinerja Guru terhadap Produktivitas Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung)” Sekolah Pascasarjana UPI. Disertasi tidak diterbitkan.

Hadari Nawawi, (1981) Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung Hoy, Wayne K, and Miskel Cecil G. (2001). Educational Administration. Mc. Grow Hill. New York.

Ivancevich,John M. (2001). Human Resource Management, Eight Edition. New York: McGraw-Hill Company, Inc.

Kusdi. (2011). Budaya Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

Miller, L.M. (1987). Manajemen Era Baru: Beberapa Pandangan Mengenai

Budaya Perusahaan Modern. Jakarta : Terjemahan, Erlangga.

Mulyasa, E. (2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya


(5)

Oteng Sutisna. (1985). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa

Patton Carl V., Sawicki David S., (1986), Basic Methods of Policy Analysis &

Planning, Prentice-Hall, New Jersey

Riani, Asri Laksmi. (2011). Budaya Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Riduwan. (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2011). Cara menggunakan dan

Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.

Robbins Stephen P. (1990), Organizations Theory: Structructure, Design and

Aplications. New Jersey: Prentice Hall Inc. Alih bahasa: Udaya Jusuf.

(1994). Teori Organisasi: Stuktur, Design dan Aplikasi Jakarta: Arcan Robert G. Cope (1981), “Strategic Planning, Management and Decision

Making”, Ashe – Eric Higher Education Report.

Robert G. Cope (1990), “High Involvement Strategic Planning: when People and

Their Ideas Matter”, Blackwell Publisher.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung : Penerbit Mandar Maju

Sagala, S. (2008). Budaya Dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Simamora, Hendri. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.

Siagian, Sondang P. ( ) Peranan Staf Dalam Manajemen. Jakarta: Gunung Agung

Siagian, Sondang P. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan (cetakan kelima). _________.(2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.

Schein, Edgar, H. (1985). “Organization Culture and Leadership : A. Dynamic


(6)

Soetopo, Hendyat. (2010). Perilaku Organisasi (Teori dan Praktik di Bidang

Pendidikan). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2004). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, Nana. (2008). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Penerbit Sinar Baru Algesindo.

Sukardi. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.

Supriadi, D. (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Sa’ud, Udin Syaefudin. (2010). Pengembangan Profesi Guru. Bandung : CV. Alfabeta.

Tjahjono, Herry. (2011). Culture Based Leadership. Jakarta : PT. Gramedia

Timpe, A. Dale. (2002). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja

(Terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia.

Usman, M. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

UU.RI. No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : CV. Medya Duta.

UU.RI. No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Bandung : Citra Umbara. Yamin, Martinis dan Maisah. (2010). Standarisasi kinerja Guru. Jakarta : Gaung

Persada Press.

Dari Internet:

http://www.depdiknas.go.id


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA KECAMATAN BULAKAMBA BREBES

2 34 110

STUDY TENTANG KINERJA MENGAJAR GURU:Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah, Budaya Madrasah, Motivasi Kerja, dan Komitmen Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Madrasah Aliyah Se-Kota Bekasi.

0 10 94

KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI DI KABUPATEN SUKABUMI.

0 1 123

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN BUDAYA MADRASAH TERHADAP PRODUKTIVITAS MADRASAH PADA MADRASAH TSANAWIYAH SE-KABUPATEN PURWAKARTA.

0 0 63

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MADRASAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 37

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah, Iklim Kerja, Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Lampung Selatan

10 33 267

Pengaruh Persepsi Guru mengenai Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Madrasah Aliyah se- Kabupaten Banyumas.

0 0 1

PENGARUH PEMBENTUKAN IKLIM MADRASAH DAN KINERJA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH MUNDU PESISIR KABUPATEN CIREBON

0 0 15

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah, Iklim Kerja, Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kabupaten Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 71

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA MADRASAH DAN KOMITE MADRASAH TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI DI KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015. - STAIN Kudus Repository

0 0 38