PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 78/PUU-IX/2011 TENTANG PENGUJIAN UU NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN TERHADAP UUD NEGARA RI TAHUN 1945 DIKAITKAN DENGAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIARAN DI INDONESIA.
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 78/PUUIX/2011 TENTANG PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32
TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DIKAITKAN
DENGAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIARAN DI INDONESIA
ABSTRAK
Pada tanggal 15 November 2011 telah didaftarkan sebuah
permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ke Mahkamah Konstitusi.
Permohonan dengan nomor perkara 78/PUU-IX/2011 ditujukan untuk
menguji konstitusionalitas pasal 18 ayat (1) dan pasal 34 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran terhadap
Pasal 28D, 28F, dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 atau memberikan tafsir yang benar
terhadap Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
Perkara ini penting untuk dikaji
karena putusan Mahkamah Konstitusi akan menjadi dasar hukum
keberlangsungan sistem penyiaran yang ada saat ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normative
dengan spesifikasi penelitian deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data
yang digunakan berupa studi kepustakaan (library research) untuk
mendapatkan bahan-bahan atau data-data sekunder berupa bahan
hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang di analisis secara
kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada multitafsir yang terjadi
terhadap Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Penyiaran. Bentuk-bentuk
pembatasan yang dimaksudkan di dalam Pasal 18 ayat (1) telah
dijabarkan secara detail dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2005. Selain itu, IPP yang dimiliki oleh LPS merupakan
kekayaan/asset dari badan hukum lembaga penyiaran tersebut dan tidak
melekat pada pemegang saham. Dengan demikian, tidak dapat ditafsirkan
bahwa dengan terjadinya perubahan pemegang saham, maka telah terjadi
pula pemindahtanganan IPP. Oleh karena itu, Pasal 18 ayat (1) dan Pasal
34 ayat (4) Undang-Undang Penyiaran tidak bertentangan dengan UUD
1945.
.
Kata kunci: Mahkamah Konstitusi, Institusi, Undang-Undang No.32
Tahun 2002 Tentang Penyiaran, Izin Penyelenggaraan
Penyiaran.
iv
TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN TERHADAP UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DIKAITKAN
DENGAN PELAKSANAAN SISTEM PENYIARAN DI INDONESIA
ABSTRAK
Pada tanggal 15 November 2011 telah didaftarkan sebuah
permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ke Mahkamah Konstitusi.
Permohonan dengan nomor perkara 78/PUU-IX/2011 ditujukan untuk
menguji konstitusionalitas pasal 18 ayat (1) dan pasal 34 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran terhadap
Pasal 28D, 28F, dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 atau memberikan tafsir yang benar
terhadap Pasal 18 ayat (1) dan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
Perkara ini penting untuk dikaji
karena putusan Mahkamah Konstitusi akan menjadi dasar hukum
keberlangsungan sistem penyiaran yang ada saat ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normative
dengan spesifikasi penelitian deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data
yang digunakan berupa studi kepustakaan (library research) untuk
mendapatkan bahan-bahan atau data-data sekunder berupa bahan
hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang di analisis secara
kualitatif untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada multitafsir yang terjadi
terhadap Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Penyiaran. Bentuk-bentuk
pembatasan yang dimaksudkan di dalam Pasal 18 ayat (1) telah
dijabarkan secara detail dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2005. Selain itu, IPP yang dimiliki oleh LPS merupakan
kekayaan/asset dari badan hukum lembaga penyiaran tersebut dan tidak
melekat pada pemegang saham. Dengan demikian, tidak dapat ditafsirkan
bahwa dengan terjadinya perubahan pemegang saham, maka telah terjadi
pula pemindahtanganan IPP. Oleh karena itu, Pasal 18 ayat (1) dan Pasal
34 ayat (4) Undang-Undang Penyiaran tidak bertentangan dengan UUD
1945.
.
Kata kunci: Mahkamah Konstitusi, Institusi, Undang-Undang No.32
Tahun 2002 Tentang Penyiaran, Izin Penyelenggaraan
Penyiaran.
iv