TINJAUAN HUKUM TERHADAP PERATURAN PERUSAHAAN ATAS PELARANGAN PEKERJANYA UNTUK MELAKSANAKAN IBADAH SHOLAT JUMAT DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.
Abstrak
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Industri yang begitu
cepat masalah ketenagakerjaan terasa semakin kompleks. Hal ini ditenggarai dengan
banyaknya masalah perselisihan industrial antara pekerja dengan pengusaha
khususnya dalam menjalankan ibadah di perusahaan oleh karena itu perlu adanya
pemahaman tentang peraturan-peraturan tentang ketenagakerjaan di Indonesia.
Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan ketenagakerjaan
harus diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
dan berkeadilan. Untuk itu, pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia,
penegakan demokrasi di tempat kerja diharapkan dapat mendorong partisipasi yang
optimal dari seluruh tenaga kerja dan pekerja/buruh Indonesia untuk membangun
negara Indonesia yang dicita-citakan Sebagai negara yang sedang berkembang dalam
segala aspek kehidupan tidak terkecuali perkembangan demokrasi di negara ini,
menuntut adanya perbaikan disegala bidang terutama dalam hal beragama. Dimana
menurut Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang dasar 1945 negara menjamin setiap
warganya untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, dan
Pasal 80 UUK juga mengatur mengenai kebebasan menjalankan ibadah. Oleh karena
itu perusahaan harus menjamin setiap pekerjanya untuk melakukan ibadah sesuai
dengan kepercayaannya masing-masing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan pemahaman mengenai peraturan perusahaan dalam hal melaksanakan
ibadah Sholat Jumat di perusahaan.
Untuk membahas permasalahan dalam skripsi ini penulis melakukan pendekatan
secara yuridis normatif, yaitu ditekankan pada penggunaan data sekunder yang berupa
bahan hukum primer, sekunder, dan tersier baik berupa peraturan perundangundangan, asas-asas hukum dan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitis. Analis data dilakukan secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, Undang-Undang Ketenagakerjaan mengatur
sendiri mengenai peraturan perusahaan. Peraturan perusahaan dibuat tidak boleh
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Pengusaha tidak boleh
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerja melaksanakan ibadah.
Sedangkan Sholat Jumat adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan agama
Islam. Apabila pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja karena alasan di atas
maka pemutusan hubungan kerja tersebut batal demi hukum.
iv
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan Industri yang begitu
cepat masalah ketenagakerjaan terasa semakin kompleks. Hal ini ditenggarai dengan
banyaknya masalah perselisihan industrial antara pekerja dengan pengusaha
khususnya dalam menjalankan ibadah di perusahaan oleh karena itu perlu adanya
pemahaman tentang peraturan-peraturan tentang ketenagakerjaan di Indonesia.
Pembinaan hubungan industrial sebagai bagian dari pembangunan ketenagakerjaan
harus diarahkan untuk terus mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
dan berkeadilan. Untuk itu, pengakuan dan penghargaan terhadap hak asasi manusia,
penegakan demokrasi di tempat kerja diharapkan dapat mendorong partisipasi yang
optimal dari seluruh tenaga kerja dan pekerja/buruh Indonesia untuk membangun
negara Indonesia yang dicita-citakan Sebagai negara yang sedang berkembang dalam
segala aspek kehidupan tidak terkecuali perkembangan demokrasi di negara ini,
menuntut adanya perbaikan disegala bidang terutama dalam hal beragama. Dimana
menurut Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang dasar 1945 negara menjamin setiap
warganya untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, dan
Pasal 80 UUK juga mengatur mengenai kebebasan menjalankan ibadah. Oleh karena
itu perusahaan harus menjamin setiap pekerjanya untuk melakukan ibadah sesuai
dengan kepercayaannya masing-masing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan pemahaman mengenai peraturan perusahaan dalam hal melaksanakan
ibadah Sholat Jumat di perusahaan.
Untuk membahas permasalahan dalam skripsi ini penulis melakukan pendekatan
secara yuridis normatif, yaitu ditekankan pada penggunaan data sekunder yang berupa
bahan hukum primer, sekunder, dan tersier baik berupa peraturan perundangundangan, asas-asas hukum dan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitis. Analis data dilakukan secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, Undang-Undang Ketenagakerjaan mengatur
sendiri mengenai peraturan perusahaan. Peraturan perusahaan dibuat tidak boleh
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Pengusaha tidak boleh
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerja melaksanakan ibadah.
Sedangkan Sholat Jumat adalah salah satu bentuk ibadah yang diperintahkan agama
Islam. Apabila pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja karena alasan di atas
maka pemutusan hubungan kerja tersebut batal demi hukum.
iv