TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH IFDHAN MUCHTARAM TUBAGUS YANG DIDUGA MELAKUKAN PERBUATAN CABUL TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLIND.

ABSTRAK

Upaya hukum yang dilakukan terdakwa Ifdhan Muchtaram Tubagus
maupun Penuntut Umum yang diajukan kepada PT. DKI Jakarta serta
pertimbangan Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas dugaan perbuatan
cabul yang dilakukan oleh terdakwa, sehubungan dengan diubahnya
putusan pemidanaan oleh PT. DKI Jakarta, yang merubah lamanya
pidana penjara yang telah diputuskan oleh Mejlis Hakim pada Pengadilan
Negeri Jakarta Timur. Permasalahan Hukum di dalam Legal Memorandum
ini adalah apakah pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Timur telah sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) serta tindakan hukum apa
yang dapat dilakukan oleh Ifdhan Muchtaram Tubagus atas Putusan yang
dijatuhkan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Penulisan memorandum hukum ini dikaji dengan metode yuridis
normatif, yaitu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum sehinnga
data yang digunakan selalu berpegang pada segi yuridis yaitu melalui
studi pustaka dan berbagai literatur yang berkaitan dengan mempelajari
konsep-konsep, teori-teori serta ketentuan-ketentuan yang menyangkut
dugaan tindak pidana pencabulan, tindak pidana pemerasan baik dari segi
penerapan maupun penegakan hukum.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pertimbangan
Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Timur berdasarkan Pasal
183 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
dalam mempertimbangkan unsur-unsur pada Pasal 82 Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dimana Ifdhan
Muchtaram Tubagus dianggap bertanggung jawab menurut hukum dan
melakukan kekerasan sebagaimana diatur pada ketentuan Pasal 89
KUHP tidak sejalan dengan asas pembuktian undang-undang secara
negatif sebagaimana digariskan oleh KUHAP karena tidak didukung oleh
saksi yang melihat secara langsung perbuatan cabul yang diduga
dilakukan oleh Ifdhan Muchtaram Tubagus yang hanya didasarkan pada
keterangan saksi korban semata. Tindakan hukum yang dapat dilakukan
oleh terdakwa Ifdhan Muchtaram Tubagus terhadap putusan PT. DKI
adalah mengajukan memori kasasi kepada Mahkamah Agung karena cara
mengadili yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur maupun
PT. DKI yang memeriksa dan memutus perkara atas dugaan perbuatan
cabul yang dilakukan oleh Ifdhan Muchtaram Tubagus tidak dilakukan
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagaimana diatur di dalam KUHAP maupun Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. Proses peradilan seharusnya lebih

memperhatikan upaya hukum perlindungan anak sebagaimana
diamanatkan baik di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak maupun Undang-undang Nomor 3 Tahun
1997 tentang Pengadilan Anak.

v

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Atas Tindak Pidana Perkosaan Terhadap Perempuan Di Bawah Umur Dihubungkan Dengan Pasal 285 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

0 4 1

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak Juncto Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

0 4 1

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Atas Tindakan Malpraktik Yang Dilakukan Oleh Dokter Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Juncto Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

8 61 103

Tinjauan Hukum Tentang Efektivitas Pemberlakuan Pidana Terhadap Anak Yang Berkonflik Dengan Hukum Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak JUNCTO Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

0 10 64

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG MENGONSUMSI ROKOK DIHUBUNGKAN DENGAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK.

0 0 2

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH ERIK AFFANDY DAN WINARDY YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENGANCAMAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA GAS (AIRSOFT GUN) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12/DRT/1951 TENTANG SENJATA API.

0 0 1

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TERHADAP KEMBALI DIBUKANYA AKSES SITUS VIMEO YANG MENGANDUNG KONTEN PORNOGRAFI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 20.

0 0 1

TINDAKAN HUKUM TERHADAP PERKAWINAN SEDARAH YANG DILAKUKAN OLEH SUKU POLAHI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 1 1

STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDUNG NO. 1511/Pid.B/2011/PN.Bdg TENTANG PERBUATAN CABUL YANG DILAKUKAN OLEH ANOM YUNI SETIAWAN TERHADAP ANAK DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2002.

0 0 1

ADVOKASI BP3AKB TERHADAP ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK JO UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

0 0 12