TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH ERIK AFFANDY DAN WINARDY YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENGANCAMAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA GAS (AIRSOFT GUN) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12/DRT/1951 TENTANG SENJATA API.
TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH ERIK AFFANDY
DAN WINARDY YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA
PENGANCAMAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA GAS (AIRSOFT
GUN) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
12/DRT/1951 TENTANG SENJATA API
ABSTRAK
Azharindo Purwanshah
A10050357
Berangkat dari adanya perjanjian kredit antara Bank Syariah Mandiri
Banda Aceh Sdr. Razali selaku nasabah yang telah jatuh tempo namun
belum dilunasi. Lebih kurang 2 (dua) bulan kemudian atau tepatnya pada
hari Kamis tanggal 16 Pebuari 2012 pihak Bank Syariah Mandiri mengutus
petugasnya untuk melakukan penagihan. Dalam proses penagihan terjadilah
kesalahpahaman karena salah seorang petugas bernama Erik Affandy
mengeluarkan Airsoft Gun dan meletakkannya diatas meja. Perilaku/
perbuatan ini menurut Sdr. Razali diartikan sebagai suatu ancaman terhadap
dirinya ( mengira senjata api), sehingga melaporkannya ke Mapolda Aceh.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
penelitian yang bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang
menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang terjadi kemudian
menganalisanya berdasarkan fakta-fakta berupa data-data sekunder dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
Sedangkan metoda pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif.
Hasil penelitian yang diperoleh penulis adalah bahwa sesungguhnya
Airsoft Gun tidak termasuk kedalam unsur-unsur senjata api yang termuat di
dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 12/DRT/1951 tentang senjata api,
karena Airsoft Gun hanya suatu alat peralatan olahraga/ permainan yang
bentuk dan ukurannya menyerupai senjata api, namun fungsi dan
kegunaannya sangat jauh berbeda dengan senjata api. Demikian pula halnya
dengan perilaku/ perbuatan Erik Affandy yang meletakkan Airsoft Gun diatas
meja sekalipun larasnya menghadap kepada Sdr. Razali tidak memenuhi
unsur-unsur tindak pidana pengancaman seperti yang termuat dalam Pasal
369 KUHPidana.
v
DAN WINARDY YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA
PENGANCAMAN YANG MENGGUNAKAN SENJATA GAS (AIRSOFT
GUN) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
12/DRT/1951 TENTANG SENJATA API
ABSTRAK
Azharindo Purwanshah
A10050357
Berangkat dari adanya perjanjian kredit antara Bank Syariah Mandiri
Banda Aceh Sdr. Razali selaku nasabah yang telah jatuh tempo namun
belum dilunasi. Lebih kurang 2 (dua) bulan kemudian atau tepatnya pada
hari Kamis tanggal 16 Pebuari 2012 pihak Bank Syariah Mandiri mengutus
petugasnya untuk melakukan penagihan. Dalam proses penagihan terjadilah
kesalahpahaman karena salah seorang petugas bernama Erik Affandy
mengeluarkan Airsoft Gun dan meletakkannya diatas meja. Perilaku/
perbuatan ini menurut Sdr. Razali diartikan sebagai suatu ancaman terhadap
dirinya ( mengira senjata api), sehingga melaporkannya ke Mapolda Aceh.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
penelitian yang bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang
menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang terjadi kemudian
menganalisanya berdasarkan fakta-fakta berupa data-data sekunder dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
Sedangkan metoda pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif.
Hasil penelitian yang diperoleh penulis adalah bahwa sesungguhnya
Airsoft Gun tidak termasuk kedalam unsur-unsur senjata api yang termuat di
dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 12/DRT/1951 tentang senjata api,
karena Airsoft Gun hanya suatu alat peralatan olahraga/ permainan yang
bentuk dan ukurannya menyerupai senjata api, namun fungsi dan
kegunaannya sangat jauh berbeda dengan senjata api. Demikian pula halnya
dengan perilaku/ perbuatan Erik Affandy yang meletakkan Airsoft Gun diatas
meja sekalipun larasnya menghadap kepada Sdr. Razali tidak memenuhi
unsur-unsur tindak pidana pengancaman seperti yang termuat dalam Pasal
369 KUHPidana.
v