PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA
DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH
TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama
Islam (Tarbiyah)

Disusun oleh:
Anisa Fitri Shofiyani
G000090090

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

TTNIYERSITAS MUTIAMMADTYAH ST]RAKARTA

FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jl. A. Yani Tromol pos


l,

Pabelan, Kartasura Telp.( 0271) 717417,719483 Fax.7l544
Surakarta 5?102

Surat Persetuiuan Artikel hftIikasi llmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:

Nama : Drs. M. Najmuddin
NIPAIIK :34t

Zlrhdi, M. Ag.

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa:

Fitri Shofiyaru


Nama

: Anisa

NIM

: G 000 A90

Prograrn Studi

: Pendidikan Agama Islam (Tarbiyatr)

Judul

: Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta

0W

dalam Upaya Pembinaan AkhlakAnakAsuh Tahun 2013
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.


Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

SumkartarJuli 2013
Pembimbing

I

Gfu,
Drs. M. Najmuddin Zuhdi. M. Ae
NIK. 340

ABSTRAK
Pembinaan merupakan suatu proses dinamika kehidupan manusia yang
berlangsung secara terus menerus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
jiwa manusia, yang dimulai sejak dalam kandungan ibunya sampai mencapai
masa dewasa. Pembinaan tersebut meliput fisik dan psikis dan yang terpenting
adalah pembinaan akhlak. Setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah
beragama dan kemudian selanjutnya bergantung pada pendidikan yang
diperolehnya. Sehingga pentingnya peran keluarga dalam proses pembinaan

akhlak anak yang menjadi dasar untuk masa depannya. Sebaliknya dengan anak
yatim, salah satu problematika hidup anak-anak yatim adalah pengasuhan dan
pendidikan mereka. Dengan demikian apakah akhlak anak asuh itu baik atau
buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukan oleh faktorfaktor yang mempengaruhi dalam perjalanan hidup orang tersebut. Dalam hal ini
pendidikan sangat besar peranannya dalam pembinaan akhlak, akhlak dapat
dibentuk dengan usaha-usaha yang sistematis dan berencana, sehingga dapat
terbentuknya akhlak yang sesuai dengan harapan.
Penelitian ini menelaah peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta
dalam upaya pembinaan akhlak anak asuh tahun 2013. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apa bentuk-bentuk pembinaan akhlak yang dilakukan panti
asuhan yatim putri Aisyiyah terhadap anak asuhnya serta apa faktor pendukung
dan penghambat upaya pembinaan akhlak anak asuh di panti asuhan yatim putri
Aisyiyah Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis
data. Analisis data bersifat deskriptif kualitatif yaitu terdiri dari tiga alur kegiatan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa peran
panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta secara umum dapat terlihat dari
berbagai program kegiatan yang diselenggarakan. Program kegiatan lebih banyak

dititik beratkan pada pembinaan yang meliputi pembinaan keagamaan dan
pembinaan ketrampilan. Adapun pembinaan keagamaannya yaitu: kajian
keislaman, shalat fardlu berjama‟ah, membaca Al-Qur‟an dan hafalan juz „amma,
puasa Senin Kamis, dan menutup aurat. Sedangkan pembinaan ketrampilan
meliputi: memasak dan tapak suci.
Adapun faktor yang mendukung peran panti asuhan yatim putri Aisyiyah
Surakarta antara lain (1) Tersedianya tempat atau asrama, (2) Adanya pengasuh
dan anak asuh, (3) Tersedianya dana yang cukup memadai, (4) Materi kajian
keislaman, (5) Pembinaan keislaman. Sedangkan faktor penghambatnya antara
lain: (1) Berbedanya latar belakang kehidupan anak asuh, (2) Pengaruh dari
lingkungan.
Kata kunci: Panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta, pembinaan akhlak
anak asuh, dan anak asuh panti asuhan yatim putri Aisyiyah Surakarta.

iv

maka mereka cenderung menjadi
orang yang baik dan taat beragama.
Akan tetapi sebaliknya, bila benih
agama tidak dipupuk dan dibina

dengan baik, maka benih itu tidak
bisa tumbuh dengan baik pula,
sehingga
potensi-potensi
yang
dimiliki itu merupakan modal awal
yang perlu dikembangkan, diarahkan
dan dibina sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam sehingga kepribadian
yang dimiliki bisa sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Sebaliknya dengan anak yatim,
salah satu problematika hidup anakanak yatim adalah pengasuhan dan
pendidikan mereka. Pada saat orang
tua mereka masih hidup, kedua orang
tua merekalah yang mengasuh,
mendidik dan bertanggung jawab
memberikan pendidikan terhadap
mereka. Setelah orang tua mereka
meninggal dunia, siapakah yang

mendidik dan bertanggung jawab
memberikan
pengasuhan
dan
pendidikan mereka? Berarti harus
ada orang lain yang mendidik dan
bertanggungjawab
terhadap
pendidikan mereka. Mereka tidak
bisa dibiarkan hidup terlantar tanpa
ada yang mendidik dan pendidikan
yang layak sebagaimana halnya
anak-anak biasa. Tanpa pendidikan
dan orang yang bertanggung jawab,
tidak hanya membuat mereka
menjadi
orang
bodoh
dan
terbelakang, tapi juga menjadikan

hidup mereka semakin menderita dan
sengsara. Anak yatim apabila tidak
mendapat uluran tangan kasih
sayang, tidak mempunyai kerabat
dekat yang diandalkan untuk
memeliharanya dengan baik serta
mengurus
dan
menjaminnya,
mendidik dan membimbingnya serta
menolong menutupi laparnya, maka

PENDAHULUAN
Akhlak manusia merupakan
sifat-sifat yang dibawa manusia sejak
lahir yang tertanam dalam jiwanya
dan selalu ada padanya, bersifat
konstan, spontan, tidak memerlukan
pemikiran dan pertimbangan serta
dorongan dari luar. Sifat yang lahir

dalam perbuatan baik disebut akhlak
mulia, atau perbuatan buruk disebut
akhlak tercela sesuai dengan
pembinaannya (Asmaran, 1994: 1).
Menurut Rahmad Djatmika
(1992: 11), peran akhlak dalam
kehidupan manusia menempati hal
penting sekali, baik sebagai individu
maupun sebagai anggota masyarakat
dan bangsa. Sebab jatuh dan
bangunnya, sejahtera dan rusaknya
suatu bangsa tergantung bagaimana
akhlaknya. Apabila akhlaknya baik
(berakhlak), akan sejahteralah lahir
batinnya. Akan tetapi apabila
Akhlaknya buruk (tidak berakhlak),
rusaklah lahir dan batinnya.
Dari
pemaparan
diatas

dijelaskan bahwa akhlak sangat
penting bagi suatu masyarakat,
bangsa dan umat. Kalau moral sudah
rusak, ketentraman dan kehormatan
bangsa itu akan hilang. Untuk
memelihara kelangsungan hidup
secara wajar, maka perlu adanya
akhlak yang baik. Namun perlu kita
sadari bahwa mewujudkan akhlak
mulia sangatlah sulit, karena di
zaman yang serba modern ini negara
kita mengalami krisis akhlakul
karimah atau kemerosotan moral.
Secara umum setiap anak yang
dilahirkan telah membawa fitrah
beragama dan kemudian selanjutnya
bergantung pada pendidikan yang
diperolehnya.
Apabila
mereka

mendapatkan pendidikan yang baik,

1

Secara
etimologi,
panti
asuhan berasal dari dua kata yaitu
“panti” yang berarti suatu lembaga
atau satuan kerja yang merupakan
prasarana
dan
saran
yang
memberikan layanan sosial, dan
“asuhan” yang mempunyai arti
berbagai upaya yang diberikan
kepada anak yang mengalami
masalah kelakuan, yang bersifat
sementara sebagai pengganti orang
tua atau keluarga agar dapat tumbuh
dan berkembang dengan wajar baik
secara rohani, jasmani, maupun
sosial (http://dianifan.blogspot.com).
Sedangkan
menurut
Departemen
Sosial
Republik
Indonesia (1995:4) menjelaskan
bahwa: “Panti asuhan adalah suatu
lembaga usaha kesejahteraan sosial
yang mempunyai tanggung jawab
untuk
memberikan
pelayanan
kesejahteraan sosial kepada anak
terlantar
dengan
melaksanakan
penyantunan dan pengentasan anak
terlantar, memberikan pelayanan
pengganti fisik, mental dan sosial
pada
anak
asuh,
sehingga
memperoleh kesempatan yang luas,
tepat
dan
memadai
bagi
perkembangan kepribadiannya sesuai
dengan yang diharapkan sebagai
bagian dari generasi penerus cita-cita
bangsa dan sebagai insan yang akan
turut serta aktif di dalam bidang
pembangunan nasional”.
Kesimpulan dari uraian di
atas bahwa panti asuhan merupakan
lembaga kesejahteraan sosial yang
bertanggung jawab memberikan
pelayanan
penganti, mengasuh,
memelihara, dan mendidik anak agar
terpenuhi kebutuhan fisik, mental,
dan membekali mereka dengan
ketrampilan-ketrampilan
supaya

tidak diragukan lagi situasi kritis ini
akan
mempercepat
anak
itu
terjerumus ke lembah penyimpangan
dan kriminilitas.
Panti asuhan yatim putri
Aisyiyah adalah salah satu dari
lembaga pembinaan pendidikan yang
berperan dalam proses pembentukan
kepribadian anak didik yang
terkhusus anak yatim atau yatim
piatu dan anak yang tidak mampu.
Panti asuhan yatim putri Aisyiyah
sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta
didik (anak-anak yatim) secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Anak asuh di panti asuhan
yatim putri Aisyiyah Surakarta
memiliki latar belakang keluarga
yang rata-rata hampir sama yaitu
mereka hanya memiliki satu orang
tua atau bahkan sudah tidak memiliki
orang tua sama sekali. Sehingga
mereka tidak merasakan perhatian
dan kasih sayang penuh dari kedua
orang tuanya.
Berdasarkan penjelasan diatas,
maka
penulis
tertarik
untuk
mengadakan
penelitian
guna
memperoleh gambaran secara jelas
tentang: Peran Panti Asuhan Putri
Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya
Pembinaan Akhlak Anak Asuh.
LANDASAN TEORI
Panti adalah rumah, tempat
(kediaman),
sedangkan
asuhan
adalah rumah tempat memelihara
anak yatim atau yatim piatu dan
sebagainya (KBBI, 2008: 134).
2

4) Fungsi reproduksi, untuk
melanjutkan
kehidupan
manusia dari generasi ke
generasi dan merawat untuk
menjadi
manusia
yang
berkualitas.
5) Fungsi
pendidikan
dan
sosialisasi, untuk mendidik
anak keturunannya sehingga
dapat menyesuaikan diri
dengan
kehidupan
di
sekitarnya maupun dengan
masyarakat luas.
6) Fungsi ekonomi, menjadi
sumber pendukung bagi
pemenuhan
anggotanya
untuk dapat mandiri dan
mengarahkan hidupnya.
7) Fungsi perlindungan, sebagai
tempat berlindung dengan
memberikan rasa aman bagi
setiap anggota keluarganya.
8) Fungsi
pengenalan
lingkungan hidup, tempat
mendidik
anggotanya
menjadi
manusia-manusia
yang dapat melestarikan
lingkungan
hidup
(Departemen Sosial RI,
Pedoman Penyelenggaraan
Pembinaan
Kesejahteraan
Panti Asuhan, 1995:6).
Pembinaan akhlak adalah
proses,
perbuatan,
tindakan,
penanaman nilai-nilai perilaku budi
pekerti, perangai, tingkah laku baik
terhadap Allah SWT, sesama
manusia, diri sendiri, dan alam
sekitar yang dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna
untuk memperoleh kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat
(Muhammad Azmi, 2006: 57).
Menurut Muhammad Azmi
(2006: 62-67), ruang lingkup
pembahasan akhlak ada empat

mandiri serta turut aktif dalam
pembangunan nasional.
Jadi yang dimaksud dari panti
asuhan dalam penelitian ini berarti
tempat untuk memelihara, mengasuh
serta membina anak yatim, piatu,
yatim piatu atau anak terlantar yang
ada di panti asuhan yatim putri
Aisyiyah Surakarta agar terpenuhi
segala kebutuhan fisik, mental dan
sosialnya, serta supaya anak dapat
berkembang kepribadiaannya sebagai
manusia
yang
aktif
dalam
pembangunan nasional sesuai dengan
ajaran Islam.
Menurut Departemen Sosial
Republik Indonesia (1997: 7) bila
dikaji lebih luas maka peran panti
asuhan mempunyai banyak fungsi
antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai
pusat
pelayanan
kesejahteraan sosial anak.
b. Sebagai
konsultasi
kesejahteraan sosial anak.
c. Sebagai pusat pengembangan
keterampilan
d. Tempat konsultasi orang tua
atau
keluarga
dalam
melaksanakan
usaha
kesejahteraan
anak
dikeluarganya,
dengan
memantapkan delapan fungsi
keluarga, yaitu:
1) Fungsi
keagamaan,
mendorong anggota keluarga
untuk
bertaqwa
kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2) Fungsi
sosial
budaya,
menjadi transformator nilainilai budaya yang bermutu.
3) Fungsi cinta kasih, sebagai
tempat untuk menciptakan
tali cinta kasih antar sesama
anggotanya,
lingkungan
maupun masyarakat.

3

bagian. Adapun pembagian akhlak
yang dimaksud adalah akhlak
terhadap Allah, Akhlak terhadap
sesama manusia, akhlak terhadap diri
sendiri, dan akhlak terhadap alam
sekitar.

mengenai fenomena sosial
dengan gejala-gejala psikis
untuk kemudian dilakukan
pencatatan (Subagyo, 1997:
63).
b. Metode Wawancara
Wawancara
adalah
percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak,
yaitu
pewawancaca
(interviewer)
yang
mengajukan pertanyaan dan
yang
diwawancarai
(interviewee) yang
memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Moleong,
2004: 135).
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah
cara
memperoleh
data
mengenai
hal-hal
atau
variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen
rapat, leagger, agenda, dan
sebagainya
(Suharsimi
Arikunto, 1998: 135).
d. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis
data, penulis menggunakan
cara
pentahapan
secara
berurutan dan interaksionis
dengan
pendekatan
deskriptif, yaitu terdiri dari
tiga alur kegiatan bersamaan:
pengumpulan data sekaligus
reduksi
data
(data
reduction), penyajian data
(data display), dan penarikan
kesimpulan
(verifikasi)
(Moleong, 2004: 190).
Pertama ,
setelah
pengumpulan data selesai,
penulis melakukan reduksi
data yaitu menggolongkan,

METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Ditinjau
dari
jenis
penelitiannya, maka penelitian ini
termasuk penelitian lapangan
(Field research).
Penelitian lapangan ini
bersifat
kualitatif.
Menurut
Bogdan
&
Taylor
dalam
Moleong (2004: 4) penelitian
kualitatif didefinisikan sebagai
penelitian yang prosedurnya
menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Adapun pendekatan yang
digunakan dalam melaksanakan
penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif. Pendekatan
deskriptif
kualitatif
adalah
pendekatan yang diarahkan untuk
memecahkan masalah dengan
cara
memaparkan
atau
menggambarkan apa adanya hasil
penelitian (Riduwan, 2010: 65).
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data
dan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, digunakan
beberapa metode antara lain:
a. Metode Observasi
Observasi
adalah
pengamatan yang dilakukan
secara sengaja, sistematis

4

yaitu: akhlak terpuji yang
terdiri atas ber-tauhiid,
ikhlaas, ta‟at, khauf,
taubat,
tawakkal,
ikhtiyaar, shabar, syukur,
qanaa‟ah,
tawaadu',
husnuzh-zhan, tasaamuh
dan ta‟aawun, berilmu,
kreatif, produktif, dan
pergaulan remaja. Serta
akhlak tercela meliputi
kufur, syirik, riya, nifaaq,
anaaniah, putus asa,
ghadlab,
tamak,
takabbur, hasad, dendam,
ghibah,
fitnah,
dan
namiimah.
Sehingga
materi tersebut akan
membentuk anak asuh
menjadi
anak
yang
berakhlak mulia dan
menghindari
akhlak
tercela dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam
kehidupan
individu
maupun sosial.
Pelajarn fiqih yang
diberikan
meliputi:
macam-macam
shalat,
puasa, zakat, haji dan
umrah,
kurban
dan
akikah, makanan haram
dan halal, perawatan
jenazah,
dan
ziarah
kubur. Sehingga dengan
materi tersebut dapat
memahamkan anak asuh
tentang
pokok-pokok
hukum Islam dan tata
cara
pelaksanaannya
untuk diaplikasikankan
dalam
kehidupan
sehingga menjadi muslim
yang
selalu
taat
menjalankan
syariat

mengarahkan,
membuang
data yang tidak perlu, dan
pengorganisasian sehingga
data terpilah-pilah. Kedua ,
data
yang
telah
direduksiakan
disajikan
dalam bentuk narasi. Ketiga ,
penarikan kesimpulan dari
data yang telah disajikan.
HASIL PENELITIAN
1. Bentuk-bentuk kegiatan panti
asuhan yatim putri Aisyiyah
Surakarta
dalam
upaya
pembinaan akhlak anak asuh
a. Pembinaan
keagamaan,
yaitu:
1) Kajian Keislaman
Kajian
ini
merupakan pembinaan
akhlak yang mencakup
semua ruang lingkup
pembinaan akhlak, yaitu
akhlak kepada Allah,
akhlak kepada Kitab
Allah, akhlak kepada
Rasulullah,
akhlak
kepada diri sendiri dan
akhlak kepada sesama
manusia, sebab dalam
kegiatan tersebut, materi
yang
disampaikan
mengenai:
pelajaran
aqidah yang materinya:
sifat-sifat Allah, al-asma'
al-husna, iman kepada
Allah, Kitab-Kitab Allah,
Rasul-Rasul Allah, Hari
Akhir serta Qada Qadar
sehingga
dapat
meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
Pelajaran
akhlak
materi yang diberikan

5

adalah bentuk kecintaan
dan ketaqwaan terhadap
Allah SWT. Selain itu,
shalat
merupakan
pembinaan
akhlak
terhadap
diri
sendiri
karena, shalat banyak
mengandung hikmah baik
ditinjau secara moral
(rohani) maupun fisik
(jasmani). Tinjauan dari
segi
moral,
shalat
merupakan benteng hidup
kita agar jangan sampai
terjerumus ke dalam
perbuatan
keji
dan
munkar. Shalat disamping
mengandung
hikmah
secara
moral,
juga
mengandung
hikmah
secara fisik terutama yang
menyangkut
masalah
kesehatan.
3) Membaca Al-Qur‟an dan
Hafalan Juz „Amma
Membaca
AlQur‟an dan hafalan juz
„amma
merupakan
pembinaan
akhlak
kepada Allah SWT,
karena kegiatan tersebut
merupakan
bentuk
kecintaan kepada Allah
SWT.
Selain
sebagai
bentuk
ibadah
bagi
pembacanya, bacaan AlQur‟an juga merupakan
pembinaan
akhlak
terhadap diri sendiri,
karena membaca Al
Qur'an
dapat
meningkatkan
kinerja
otak dan mempertajam
ingatan, melebur segala
emosi dan amarah yang

Islam secara kaaffah
(sempurna).
Pelajaran
tarikh
yang
disampaikan
meliputi: sejarah Nabi
Muhammad
SAW,
peradaban Islam pada
masa Khulafaurrasyidin,
Dinasti Bani Umaiyah,
Dinasti Bani Abbasiyah,
dan lain sebagainya.
Sehingga materi tersebut
dapat mengembangkan
kemampuan anak asuh
dalam mengambil ibrah
dari peristiwa-peristiwa
bersejarah
(Islam),
meneladani tokoh-tokoh
berprestasi,
dan
mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya,
politik, ekonomi, iptek
dan seni, dan lain-lain
untuk mengembangkan
kebudayaan
dan
peradaban Islam.
Pelajaran Al-qur‟an
hadits diberikan dengan
tujuan
untuk
meningkatkan kecintaan
anak asuh terhadap AlQur'an dan hadis, serta
untuk membekali mereka
dengan dalil-dalil yang
terdapat dalam Al-Qur'an
dan
hadis
sebagai
pedoman
dalam
menyikapi
dan
menghadapi kehidupan.
2) Shalat Fardlu Berjama‟ah
Shalat
fardlu
berjamaah
merupakan
pembinaan akhlak kepada
Allah
SWT,
karena
menjalankan
perintah
Allah SWT (shalat fardlu)

6

berempati dengan orang
lain.
5) Menutup Aurat
Menutup
aurat
merupakan pembinaan
akhlak kepada Allah
SWT juga termasuk
pembinaan
akhlak
terhadap diri sendiri,
karena segi kesehatan,
menutup
aurat
menghindarkan kita dari
penyakit
berbahaya,
seperti kanker kulit yang
timbul akibat sinar UV
yang
dipancarkan
matahari. Oleh karena
itu, dengan menutup
aurat sinar matahari tidak
langsung mengenai kulit,
melainkan diterima dulu
oleh pakaian, sehingga
penyakit tersebut bisa
dicegah.
6) Pembinaan Ketrampilan
Pembinaan
ketrampilan
yang
dilakukan panti asuhan
yatim putri Aisyiyah
meliputi:
1) Memasak
Memasak
merupakan
pembinaan akhlak
kepada diri sendiri
karena untuk melatih
kemandirian anak,
juga sebagai bekal
akhlak
terhadap
keluarga,
karena
memasak merupakan
kewajiban
istri
dalam rumah tangga.
2) Tapak Suci
Tapak suci
merupakan

mampu
mendamaikan
dan
memberi
ketenangan,
memiliki
jiwa yang sejuk, penuh
dengan kesabaran, hati
yang jernih, jiwa dan
pikiran yang lapang, dan
wajah yang bercahaya.
4) Puasa Senin Kamis
Puasa Senin Kamis
merupakan pembinaan
akhlak kepada Rasulullah
SAW, karena puasa
Senin Kamis merupakan
sunnah Rasul dan dengan
berpuasa Senin Kamis
berarti telah meneladani
Rasulullah SAW yang
merupakan
tanda
kecintaan kepada beliau.
Dengan
mencintai
Rasulullah
merupakan
bagian dari ketaqwaan
kepada Allah SWT.
Berpuasa Senin Kamis
juga
merupakan
pembinaan
akhlak
terhadap Allah SWT,
karena dengan berpuasa
dapat
meningkatkan
amalan
ibadah
kita
kepada Allah SWT,
menjadikan kita lebih
dekat dengan Allah SWT
dan lebih bertakwa.
Disamping itu, berpuasa
juga merupakan akhlak
terhadap diri sendiri dan
sesama manusia, karena
berpuasa akan melatih
kesabaran, emosi dan
spiritual kita menjadi
lebih
bersih,
melembutkan hati, serta
cenderung
lebih

7

paling penting dalam
setiap
pelaksanaan
sebuah kegiatan, karena
tanpa dana yang cukup
tidak mungkin suatu
kegiatan akan berjalan
dengan baik sesuai
program dan rencana
yang telah disusun.
4) Materi
Kajian
Keislaman
Materi
yang
disampaikan
dalam
kajian keislaman sangat
mendukung pembinaan
akhlak
anak
asuh,
karena materi tersebut
akan
menambah
pengetahuan
serta
meningkatkan
keimanan
dan
ketaqwaan
kepada
Allah SWT. Materi
yang
diberikan
meliputi:
aqidah,
akhlak, fiqih, tarikh,
dan Al-Qur‟an hadits.
Materi
tersebut
mencakup semua ruang
lingkup
pembinaan
akhlak yaitu: akhlak
kepada Allah, akhlak
kepada
Rasulullah,
akhlak kepada diri
sendiri dan akhlak
kepada
sesama
manusia.
5) Pembinaan Keseharian
Pembinaan
keseharian
yang
dilakukan panti asuhan
yatim putri Aisyiyah
Surakarta
sangat
mendukung pembinaan
akhlak
anak
asuh,
karena dalam kegiatan

pembinaan akhlak
terhadap diri sendiri,
karena tapak suci
bertujuan
untuk
menjadi lebih berani
dalam
situasi
apapun,
trampil
menjaga diri, serta
pertahanan
tubuh
menjadi kuat dan
sehat.
2. Faktor Pendukung dan Faktor
Penghambat
a. Faktor pendukung
1) Tersedianya
Tempat
atau Asrama
Salah satu faktor
pendukung
kegiatan
pembinaan
akhlak
adalah
tersedianya
tempat atau asrama.
Anak-anak asuh tinggal
dalam satu asrama
sehingga memudahkan
pengasuh dengan anak
panti untuk berinteraksi,
bertukar
pikiran
ataupun yang lainnya.
2) Adanya Pengasuh dan
Anak Asuh
Pengasuh
dalam
pelaksanaan kegiatan
ini merupakan sebagai
subyek
dalam
pembinaan
akhlak.,
begitu juga dengan
adanya
anak
asuh
merupakan pendukung
usaha
pembinaan
akhlak, karena anak
asuh sebagai obyek
dalam kegiatan tersebut.
3) Tersedianya Dana yang
Cukup Memadai
Dana merupakan
salah satu hal yang

8

Pembinaan kesehariaan
yang diberikan oleh
panti asuhan yatim putri
Aisyiyah kepada anak
asuhnya
juga
mendukung
kegiatan
pembinaan akhlak.
b. Faktor Penghambat
1) Berbedanya
latar
belakang
kehidupan
anak asuh
Setiap anak asuh
memiliki latar belakang,
watak dan sifat yang
berbeda karena mereka
berasal dari lingkungan
yang berbeda pula,
begitu juga dengan
karakter, ada yang
berwatak keras, ada
yang kalem, dan lainlain, dengan begitu
mereka butuh waktu
untuk
beradaptasi.
Sehingga
butuhnya
pendekatan
terhadap
anak, agar tahu karakter
setiap anak, berikan
pengarahan
kepada
yang bermasalah secara
perlahan, serta berikan
pembinaan
khusus
tentang
akhlakul
karimah.
2) Pengaruh
dari
lingkungan
Lingkungan sangat
berpengaruh
dalam
perilaku anak, ketika
anak di lingkungan
masyarakat (pergaulan)
baik, maka hal tersebut
akan
berpengaruh
positif pada anak dan
hal tersebut merupakan
penunjang
dalam

tersebut
mencakup
semua ruang lingkup
pembinaan
akhlak
seperti:
menjaga
kebersihan
dengan
diwajibkannya
piket
harian yang merupakan
salah
satu
bentuk
kepedulian
terhadap
lingkungan,
mencuci
baju sendiri merupakan
pembinaan
kemandirian,
diwajibkannya
shalat
tepat waktu berjama‟ah,
tadarus
Al-Qur‟an,
berpuasa Senin Kamis,
tapak
suci,
dan
memasak.
Menurut penulis,
panti asuhan yatim putri
Aisyiyah
Surakarta
memiliki
sarana
prasarana yang berupa
asrama yang cukup
memadai,
sehingga
memudahkan
dalam
aktivitas
pembinaan
akhlak,
guru
dan
pengasuh
yang
berkompeten
dalam
bidangnya
sehingga
kegiatan
belajar
mengajar
berjalan
efektif dan kendala bisa
diminimalisir,
serta
ditunjang oleh kondisi
finansial yang sehat.
Selain itu, materi yang
diberikan
mencakup
seluruh ruang lingkup
pembinaan
akhlak,
sehingga
mempermudah dalam
proses
pembinaan
akhlak
anak
asuh.

9

senin kamis, menutup aurat.
Sedangkan
pembinaan
ketrampilan yang dilakukan panti
asuhan yatim putri Aisyiyah
meliputi: memasak dan tapak
suci.
2. Faktor yang mendukung peran
panti asuhan yatim putri Aisyiyah
Surakarta
dalam
upaya
pembinaan akhlak antara lain (1)
Tersedianya tempat atau asrama,
(2) Adanya pengasuh dan anak
asuh, (3) Tersedianya dana yang
cukup memadai (4) Materi kajian
keislaman,
(5)
Pembinaan
keseharian.
3. Faktor yang menghambat peran
panti asuhan yatim putri Aisyiyah
Surakarta
dalam
upaya
pembinaan akhlak. antara lain:
(1) Berbedanya latar belakang
kehidupan anak asuh, (2)
Pengaruh dari lingkungan.

pembinaan
akhlakul
karimah.
Sebaliknya
jika anak tinggal di
lingkungan yang rusak,
sebab mereka akan
bergaul dengan temantemannya
dan
berinteraksi
dengan
lingkungannya sehingga
kemungkinan
besar
mereka
akan
terpengaruh
oleh
lingkungan
pergaulannya. Sehingga
perlu
adanya
pemantauan terhadap
lingkungan pergaulan
anak, perlu adanya
pendekatan yang lebih
kepada
anak
yang
bermasalah,
beri
pengarahan
dan
pengertian
secara
perlahan
tentang
bahayanya lingkungan
yang buruk dan berikan
pembinaan
tentang
akhlakul karimah secara
khusus.

SARAN
1. Kepada Panti Asuhan
Penulis berharap penelitian
ini dapat memberikan masukan
kepada panti asuhan agar selalu
mengutamakan pendidikan dan
memfokuskan pada akhlak anak,
karena pada dasarnya akhlak
merupakan pencerminan tentang
kadar ketakwaan seseorang.
2. Kepada Pengurus
Harapan penulis kepada
pengurus agar menambah jumlah
tenaga pengasuh yang tinggal di
panti asuhan dan hendaknya
selalu
memperhatikan
dan
mengevaluasi setiap kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan
dalam upaya pembinaan akhlak
anak asuh di Panti Asuhan Yatim
Putri Aisiyah Surakarta.

SIMPULAN
1. Bentuk-Bentuk Kegiatan Panti
Asuhan Yatim Putri Aisyiyah
surakarta
dalam
Upaya
Pembinaan Akhlak Anak Asuh
Bentuk-bentuk
kegiatan
panti asuhan yatim putri Aisyiyah
Surakarta
dalam
upaya
pembinaan akhlak anak asuh
meliputi: pembinaan keagamaan
dan pembinaan ketrampilan.
Adapun
pembinaan
keagamaannya meliputi: kajian
keislaman,
shalat
fardlu
berjama‟ah, membaca Al-Qur‟an
dan hafalan juz „amma, puasa
10

3. Kepada Pengasuh
Penulis berharap agar
pengasuh hendaknya menjadi
teladan bagi anak asuh, baik itu
di dalam panti maupun di luar
panti.
karena
pengasuh
merupakan figur yang selalu
berada dekat dan diperhatikan
oleh anak asuh.
4. Kepada Anak Asuh
Harapan bagi anak asuh
untuk rajin dan semangat dalam
menempuh pendidikan agar
mendapatkan ridha Allah SWT,
serta dengan pengetahuan yang
diperoleh melalui pendidikan
yang telah dilaksanakan dapat
diterapkan di lingkungannya baik
di dalam panti asuhan maupun
diluar panti asuhan.

Keluarga .
Yogyakarta:
Belukar
Darajat, Zakiyah. 1988. Peranan
Agama Dalam Kesehatan
Mental.
Jakarta:
Haji
Masagung.
. 1995. Pendidikan
Islam Dalam Keluarga .
Bandung:
PT
Remaja
Rosadakarya.
Dzaky,
Muhammad
Hamdani
Bakran. 2002. Konseling
dan
Terapi
Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka
Baru.
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia
Edisi kedua . Jakarta: Balai
Pustaka.
Departemen Sosial RI. 1995.
Pedoman Penyelenggaraan
Pembinaan Kesejahteraan
Panti Asuhan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Djatmika, Rahmat. 1992. Sistem
Etika Islami (Akhlak Mulia).
Jakarta: Pustaka Panjimas.
El-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1993.
Pola
Hidup
Muslim.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Gazalba, Sidi. 1973. Sistematika
Filsafat
buku
.Jakarta:
Bulan Bintang.
Hadi, Sutrisno. 1991. Metodelogi
Research. Yogyakarta: Andi
Offset.
Ilyas, Yunahar. 2000. Kuliah Akhlaq.
Yogyakarta: LPPI.
Kartini, Kartono. 1996. Pengantar
Metodelogi Riset Sosial.
Bandung: Mandar Maju.
Moleong.
2004.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA
Abrasyi, M. Athiyah. 1993. PokokPokok Pendidikan Islam,
Jakarta: Bulan Bintang.
Ali,

Muhammad Daud. 2010.
Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Anwar, Masy‟ari. 1990. Akhlak AlQur’an. Surabaya: Bina
Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
Asmaran. 1994. Pengantar Studi
Akhlak,
Jakarta:
Raja
Grafindo Persada
Azmi,
Muhammad.
2006.
Pembinaan Akhlak Anak
Usia Prasekolah, Upaya
Mengefektifkan Nilai-nilai
Pendidikan Islam dalam

11

Bandung
:
Remaja
Rosdakarya.
Mushthafa, Ahmad. 1989. Terjemah
Tafsir
Al-Maraghi.
Semarang: Toha Putra.
Nata, Abuddin. 2000. Akhlak
Tasawuf.
Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Poerwadarminta.
1993.
Kamus
Umum
Indonesia .Jakarta:
Balai Pustaka.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran
Variable-Variabel
Penelitian.
Bandung:
Alfabeta.
Subagyo. 1997. Metode Penelitian
dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2004. Manajemen Program
Pendidikan
untuk
Pendidikan Nonformal dan
Pengembangan
Sumber

Daya Manusia . Bandung:
Falah Production.
Syarief, Ahmad Hamid. 1996.
Pengembangan Kurikulum.
Surabaya: Dina Ilmu.
Zabidi, Imam. 2001. Ringkasan
Shoheh Bukhori. Bandung:
MIZAN.
Zainuddin, dkk. 1991. Seluk Beluk
Pendidikan Dari Al Ghazali.
Jakarta: Bumi Aksara.
(http://dianifan.blogspot.com/2012/0
8/panti-asuhan.html diakses
Senin, 10 Juni 2013).
(http://fadikusumo.staff.ugm.ac.id/art
ikel/hikmah2.html diakses
Jum‟at 14 Juni 2013).

12

Dokumen yang terkait

PERANAN PANTI ASUHAN PUTRI ‘AISYIYAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANAK ASUH MELALUI PENINGKATAN PENDIDIKAN INFORMAL

2 38 168

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Di Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah Cabang Kotta Barat Manahan Banjarsari Surakarta.

0 1 12

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Di Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah Cabang Kotta Barat Manahan Banjarsari Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Di Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah Cabang Kotta Barat Manahan Banjarsari Surakarta.

0 2 6

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRI ‘AISYIYAH CABANG KOTA BARAT Efektivitas Pendidikan Islam Bagi Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Cabang Kota Barat Surakarta Periode 2013-2014.

0 2 11

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRI ‘AISYIYAH CABANG KOTA BARAT Efektivitas Pendidikan Islam Bagi Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Putri ‘Aisyiyah Cabang Kota Barat Surakarta Periode 2013-2014.

0 2 25

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 3 14

PENDAHULUAN Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 2 15

PENDAHULUAN Pelaksanaan Pendidikan Islam Luar Sekolah Bagi Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Karanganyar.

0 1 17

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

0 0 149