UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

  

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR

ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

LUKLUUM MAKNUN

NIM: 111-12-245

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

KEMENTRIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga Telp. (0298) 323706 Website

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp. : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan naskah skripsi Kepada Yth.

  Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa.

  Nama : Lukluum Maknun NIM : 111-12-245 Judul : UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR

  ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

  Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk ditujukan dalam sidang munaqosyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salatiga, 20 Februari 2017 Pembimbing,

KEMENTERIAN AGAMA

  JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 kode Pos 50721 Salatiga Website

SKRIPSI UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM PUTRI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

  Oleh

  LUKLUUM MAKNUN NIM : 11112245

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Tanggal Maret 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji: Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd .......................................... Sekertaris Penguji : Dr. Muna Erawati, M.Si .......................................... Penguji I : Dr. Miftahuddin, M.Ag .......................................... Penguji II : Drs. Wahyudhiana, M.M.Pd ..........................................

  Salatiga, 22 Maret 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Lukluum Maknun NIM : 111-12-245 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 20 Februari 2017

  

MOTTO

ِمْوُلُعلْا ِرِئاَس ىَلِا ِوِب ىَدَتْىِإ ِةلََلَْا ِمْلِع ىِف َرَّحَبَ ت ْنَم

  “Barang siapa yang menguasai ilmu alat (Nahwu Sharaf) maka ia akan mendapatkan petunjuk untuk mencapai ilmu-ilmu yang lain ”

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Bapak H. Aziz Muslikhin S.Pd dan Ibu Hj. Siti Karimah S.Pd.i yang senantiasa memberikan nasehat dan yang telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Adik tersayang Laily Ikrima dan Ahmad Lubab Al-Farih yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Keluarga Besarku yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a.

  4. Keluarga Besar RA Az-zahra yang telah membimbing dan memberikan inspirasi kepadaku.

  5. Seluruh sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

  6. Keluarga PAI G, Keluarga PPL MTS N Salatiga dan Kelompok KKN yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “UPAYA PEMBENTUKAN

KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN

AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

  

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Ibu Muna Erawati S.Psi, M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di tempat tersebut.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 20 Februari 2017 Penulis

  ABSTRAK Maknun, Lukluum. 2017.

  “Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar Anak

Yatim Putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang

. Skripsi

  Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr.Muna Erawati, S.Psi, M.Si.

  Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Anak Yatim Putri, Panti Asuhan

  Kehidupan anak yatim putri panti asuhan Aisyiyah Tuntang Kab.Semarang sangat menarik untuk dikaji, mengingat bahwa status subjek penelitian berusia anak-anak, berjenis kelamin putri dan tidak memiliki sosok ayah menjadikan betapa rentannya terhadap persoalan sosial. Seorang individu untuk tumbuh kembang secara baik memerlukan materil, emosional, sosial dan spiritual dari kedua orang tuanya. Ketika anak yatim putri panti asuhan ini kehilangan sosok ayah, maka diprediksikan bermunculah permasalahan sosial dan psikologis, antara lain: 1). Bagaimana kondisi sosial emosional anak yatim putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang? 2). Bagaimana upaya panti dalam pembentukan kemandirian belajar anak yatim putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang? 3). Apa saja hambatan pembentukan kemandirian belajar anak yatim putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang? Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab perwujudannya dapat berupa belajar sendiri maupun belajar kelompok. Melalui panti asuhan anak yatim putri dididik, dibina dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangatlah penting. Data yang terbentuk kata-kata diperoleh dari informan sedangkan data tambahan diperoleh dari dokumen. Analisis data dilakukan dengan menelaah data yang ada kemudian melakukan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan data.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa : 1. Kondisi sosio-emosional anak yatim putri. a). Perkembangan sosio-emosional anak-anak (6-12) belum stabil, disebabkan lingkungan karena penyesuaian diri pada situasi baru yang ada dikehidupannya. Kondisi sosial ditandai dengan adanya perluasan hubungan, ia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya. Remaja (13-18) b). perkembangan emosional remaja sudah stabil. Perkembangan sosial ditandai dengan banyaknya kegiatan sosial yang diikuti, sehingga dapat menilai karakter sosial temannya. 2. Upaya panti untuk membentuk kemandirian anak yatim putri ada dua cara yaitu Memberikan pendidikan agama Islam dan Keterampilan kepada anak sebagai usaha untuk menciptakan pribadi yang mandiri. 3. Hambatan pengurus dalam membentuk kemandirian belajar anak yatim putri panti asuhan Aisyiyah Tuntang antara lain: a). Kurangnya pemahaman dalam menerima materi belajar b). Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran c). Kurangnya efisiensi waktu dalam beraktifitas sehingga anak yatim putri sulit membagi waktu antara kegiatan panti dengan kegiatan sekolah.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN BERLOGO ........................................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v MOTTO ...................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B.

  Fokus Penelitian ...................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7 D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 8 E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 9 F. Penegasan Istilah .................................................................... 11 G.

  Metode Penelitian .................................................................... 16 H. Sistematika Penulisan .............................................................. 26 BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................

  27 A. PANTI ASUHAN .................................................................... 27

  1. Pengertian Panti Asuhan .................................................... 27 2.

  Landasan Hukum Didirikannya Panti Asuhan .................. 28 3. Tujuan Panti Asuhan ......................................................... 31 4. Fungsi Panti Asuhan .......................................................... 32 B. Anak Yatim .............................................................................. 33 1.

  Pengertian Anak Yatim ...................................................... 33 2. Batasan Usia Anak Yatim ................................................. 34 3. Pandangan Islam Terhadap Anak Yatim ............................ 35 C. Kemandirian Belajar ................................................................ 38 1.

  Pengertian Kemandirian Belajar ....................................... 38 2. Bentuk-Bentuk Kemandirian Belajar ................................ 40 3. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar ........................................... 41 4. Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ............. 52 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ..............................................

  58 A. Gambaran Umum Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang ....... 58 1.

  Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah .............. 58 2. Tujuan Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah .............. 59 3. Letak Geografis ................................................................ 60 4. Visi Dan Misi Panti Asuhan Putri Aisyiyah ..................... 61 5. Tata Tertib Dan Peraturan Panti Asuhan Putri Aisyiyah .. 61 6. Sarana Dan Prasarana ....................................................... 66 7. Struktur Organisasi ........................................................... 67 8. Anggaran Dana ................................................................ 68

  9. Anggota Binaan Panti Asuhan Putri Aisyiyah ................. 69 10.

  Sumber Data ...................................................................... 71 BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................

  75 A. Kondisi Sosio-Emosional Dan Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri PA Aisyiyah ............................................................................

  75 1. Anak-Anak ....................................................................... 75 2. Remaja .............................................................................. 80 B.

  Upaya Panti Asuhan Dalam Membentuk Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang ..........................

  85 1. Pendidikan Agama (Islam) ............................................... 86 2.

  Pendidikan Moral (Akhlak) .............................................. 87 3. Keterampilan-Keterampilan ............................................. 89 C. Hambatan Yang Diperoleh Dalam Pembentukan Kemandirian Belajar

  Anak Yatim Putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang ................ 100

  BAB V PENUTUP .................................................................................... 102 A. Kesimpulan .............................................................................. 102 B. Saran ....................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ RIWAYAT HIDUP PENULIS .................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Panti Asuhan Putri AisyiyahTabel 3.2 Jadwal Aktivitas Panti Asuhan Putri AisyiyahTabel 3.3 Sarana dan Prasarana

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar SKK

  2. Nota Pembimbing Skripsi

  3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

  4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

  5. Lembar Konsultasi

  6. Pedoman Wawancara

  7. Transkip Wawancara

  8. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah pembimbing pertama dan utama, karena dari keluarga

  anak pertama kali memperoleh dasar-dasar pendidikan untuk menanamkan kemandirian dalam dirinya yang penting bagi perkembangan pribadi maupun psikologis anak. Orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak. Sebab orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua melalui pendidikan dalam keluarga merupakan lingkungan pertama yang diterima anak, sekaligus sebagai pondasi bagi pengembangan kemandirian anak. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar anak dalam keluarga.

  Hal ini disebabkan pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak selanjutnya, dan hasil pendidikan dari orang tua sangat menentukan perkembangan anak dimasa depan.

  Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai

  (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At-Tahrim:6)

  Setiap anak pastilah menginginkan memiliki keluarga yang sempurna, dimana dalam satu keluarga terdapat seorang kepala keluarga yang sering disebut ayah, terdapat sosok seorang perempuan lembut dan penuh dengan kasih sayang kepada semua anggota keluarga yang tidak lain adalah ibu dan seorang buah hati atau anak. Tetapi dalam kenyataan yang terjadi di masyarakat tidak semua anak memiliki keluarga yang sempurna yang dapat membimbing, mengarahkan dan memberikan pengawasan secara langsung dari kedua orang tuanya.

  Hal ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adanya salah satu orang tuanya telah tiada, kedua orang tuanya telah meninggal dunia atau mereka memiliki kedua orang tua, namun kedua orang tuanya memiliki kehidupan perekonomian terbatas, sehingga mereka hidup tanpa bimbingan orang tua. Karena itulah mereka dituntut untuk memiliki kemandirian dalam belajar tanpa bimbingan orang tuanya.

  Herman Holstein (1987: 5) berpendapat bahwa dengan kemandirian belajar bukan berarti bahwa setiap anak belajar secara individualistik, bahkan sebaliknya, situasinya dibina untuk belajar kelompok dan setiap anak menjadi partner bagi temannya. Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab perwujudannya dapat berupa belajar sendiri maupun belajar kelompok. Sejauh ada motivasi dari diri sendiri yang mendorong pada kegiatan belajar, di situlah terjadi kemandirian belajar. Dengan kemandirian belajar, selain memperoleh kecakapan juga dapat mengembangkan daya kognitif yang tinggi, Ini disebabkan karena anak terbiasa dalam menghadapi tugas serta mencari pemecahan sendiri dengan menggali sumber-sumber belajar yang ada dan berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menghadapi kesulitan belajarnya.

  Panti asuhan adalah salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang telah banyak membantu anak asuhnya dalam melaksanakan kewajiban menuntut ilmu. Bukan hanya itu, Panti Asuhan juga memberikan pendidikan agama, pengarahan dan pembinaan anak sebagai pembentukan kemandirian anak agar menjadi anak yang mandiri tanpa bergantung pada orang lain dan dapat membantu orang tuanya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. (Muntaha, 2012 : 2)

  Anak-anak yang berada di suatu lembaga sosial atau panti asuhan diharapkan untuk bisa mandiri dalam hal apapun baik dalam aktivitas sehari - hari maupun belajar. Dengan belajar anak mampu mengetahui segala sesuatu, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memiliki kepribadian yang tangguh.

  Belajar adalah kegiatan yang disengaja dan terarah untuk menuju suatu tujuan. Kegiatan belajar dilakukan dengan kesadaran dan dilandasi oleh beberapa pertimbangan yang matang. Tanpa kesadaran yang baik dan aspek - aspek kejiwaan yang berkaitan, maka kegiatan belajar kemungkinan kurang atau bahkan tidak akan memberi hasil yang memuaskan. Di samping itu kondisi lingkungan, faktor kemauan dan ketangguhan hati dari anak tidak dapat diabaikan. Kebanyakan dari anak sendiri masih memerlukan bimbingan, pengarahan dan pengawasan dari orang dewasa yang berada di panti asuhan tersebut.

  Dalam membina anak asuh, panti asuhan mengadakan kegiatan- kegiatan rutin, seperti pengarahan serta bimbingan. Di panti asuhan mereka tidak hanya mendapatkan pendidikan saja melainkan juga mendapatkan perlindungan dan pelayanan yang baik serta fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh panti asuhan. Selain itu Panti Asuhan juga memberikan perhatian dengan memberikan kasih sayang serta nasihat- nasihat yang bermanfaat. Tidak sekedar kasih sayang dan pendidikan saja yang diberikan namun diajarkan juga bagaimana cara berwirausaha dan mengembangkan bakat anak asuh dalam hal kesenian.

  Fungsi panti asuhan adalah sebagai lembaga sosial yang dimana anak-anak tercukupi kebutuhan sehari-hari, dilatih dan diberikan bekal keterampilan sesuai apa yang anak asuh miliki. Panti asuhan didirikan agar anak-anak dapat menjadi generasi penerus bangsa dan tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan mandiri. Panti asuhan mengajarkan anak asuhnya untuk hidup mandiri dan berdisiplin waktu.

  Pada umumnya masyarakat berharap pendidikan dan pengasuhan di lembaga panti asuhan dapat menjamin tumbuh kembang anak dengan baik mengingat pendidikan dan pengasuhan di panti asuhan lebih sistematis (sebagaimana pendidikan di pesantren). Sejak awal status anak yang berada di panti asuhan diprediksikan dapat menumbuhkan sikap kemandirian yang lebih awal dibandingkan anak yang mempunyai orang tua, sebab mereka terbiasa tidak dapat menggantungkan atau bergantung sepenuhnya pada orang lain.

  Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari di panti asuhan, peneliti menjumpai adanya anak-anak yang belum cukup mandiri dalam belajar, para penguruslah yang ekstra keras untuk mendorong dan mendisiplinkan mereka. Diantaranya, mereka masih merasa kesulitan dalam membagi waktu antara kegiatan sekolah dan kegiatan yang ada di panti asuhan, sering pulang tidak tepat waktu, dan kurangnya kesadaran dalam belajar.

  Berdasarkan paparan di atas penulis bermaksud mengungkapkan bagaimana upaya pembentukan kemandirian belajar anak yatim dipanti asuhan putri Aisyiyah Tuntang kab. Semarang. Selanjutnya penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk tulisan yang berjudul “UPAYA

  PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG ”.

A. Fokus Penelitian Kehidupan anak yatim di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kec.

  Tuntang Kab. Semarang sangat menarik untuk dikaji, mengingat bahwa anak-anak di sana memiliki kondisi atau status sebagai anak tanpa ayah, dan mereka hidup di Panti.

  Status subjek penelitian yang berusia anak-anak, berjenis kelamin putri dan tidak memiliki sosok bapak menjadikan betapa rentannya mereka terhadap persoalan-persoalan sosial. Seorang individu untuk bertumbuh kembang secara baik memerlukan materiil, emosional, sosial dan spiritual dari kedua orang tuanya. Ketika anak-anak Putri Panti Asuhan ini kehilangan sosok ayah, maka diprediksikan bermunculah permasalahan- permasalahan sosial dan psikologis, untuk it u penelitian ini mengungkap, “ Bagaimana kondisi sosial emosional dan kemandirian belajar anak yatim putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  ” Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab perwujudannya dapat berupa belajar sendiri maupun belajar kelompok.

  Sejauh ada motivasi dari diri sendiri yang mendorong pada kegiatan belajar, di situlah terjadi kemandirian belajar. Dengan kemandirian belajar, selain memperoleh kecakapan juga dapat mengembangkan daya kognitif yang tinggi. Melalui panti suhan anak-anak panti asuhan dididik, dibina dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepercayaan diri berdasarkan pengetahuan dan berbagai aktivitas yang dilakukan secara terus menerus sehingga psikologis anak secara tidak langsung dapat terbentuk. untuk itu penelitian ini mengungkap

  “Bagaimana peran Panti Asuhan dalam pembentukan kemandirian belajar anak yatim putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

  ” Adapun kehidupan sehari-hari di panti asuhan, peneliti menjumpai adanya anak-anak yang belum cukup mandiri dalam belajar, para penguruslah yang ekstra keras untuk mendorong dan mendisiplinkan mereka. Diantaranya, mereka masih merasa kesulitan dalam membagi waktu antara kegiatan sekolah dan kegiatan yang ada di panti asuhan misalnya, sering pulang tidak tepat waktu, dan kurangnya kesadaran dalam belajar

  . Untuk itu penelitian ini mengungkap “Apa saja hambatan dalam membentuk kemandirian belajar anak yatim putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?” B.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui kondisi sosial emosional dan kemandirian belajar anak yatim putri di Panti Asuhan Aisyiyah kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui Peran Panti Asuhan dalam membentuk kemandirian belajar anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang diperoleh dari tingkat kemandirian belajar anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

C. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis.

  1. Manfaat Teoretis a.

  Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pembentukan kemandirian belajar anak yatim di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang b. Dapat dijadikan informasi-informasi awal untuk dilakukan kajian lebih lanjut dalam rangka penyempurnaan karya.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Sosial, Pemerintah Daerah,

  Kecamatan atau Organisasi Aisyiyah sebagai penanggung jawab keberadaan panti asuhan serta semua pihak yang terkait dengan keberadaan panti asuhan.

D. Tinjauan Pustaka

  Tinjauan pustaka merupakan hal yang penting karena akan menjadi acuan dasar dan sebagai pembeda terhadap penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Telaah pustaka ini peneliti ambil dari buku dan penelitian-penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang penulis jadikan telaah pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muntaha dengan judul “Pendidikan Kemandirian Anak-Anak Yatim Piatu Asuhan Darul Hadlanah Blotongan Salatiga Tahun 2012.” Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam membentuk kemandirian anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlanah Blotongan Salatiga tahun 2012, Untuk mengetahui problematika yang muncul dalam pendidikan kemandirian anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlanah Blotongan Salatiga tahun 2012 dan Untuk mengetahui solusi yang ditempuh untuk mengatasi problematika yang muncul dalam pendidikan kemandirian anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlanah Blotongan Salatiga tahun 2012.

  Perbedaan skripsi Muntaha dengan skripsi ini adalah skripsi Muntaha menjelaskan pendidikan kemandirian Anak-Anak Yatim Piatu sedangkan penelitian ini menjelaskan pembentukan kemandirian belajar anak yatim, skripsi Muntaha subjek penelitiannya adalah Anak-Anak Yatim Piatu Putra maupun putri sedangkan dalam penelitian ini, subjek penelitian ini hanyalah anak Putri saja. Muntaha meneliti upaya yang dilakukan untuk melatih kemandirian, santri asuh diberi pendidikan yang dibutuhkan di masyarakat yang sifatnya fisik, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan ini bahwa anak asuh di beri pendidikan kemandirian eksrakurikuler berupa keterampilan.

  Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Putri Ariani dengan judul “Upaya Pembinaan Kemandirian Di Panti Asuhan (Sinar Melati IV) Berbah Sleman Yogyakarta Untuk Mempersiapkan Masa Depan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep kemandirian yang dilakukan oleh panti asuhan dalam pembinaan kemandirian anak yatim piatu untuk mempersiapkan masa depan. Perbedaan skripsi Putri Ariani dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah dalam skripsi Putri Ariani terdapat konsep kemandirian yang diterapkan oleh pengurus panti asuhan terhadap anak asuh. salah satu buktinya dengan pengurus panti terbuka untuk siapa saja mengajarkan kepada anak asuhnya dalam hal apa saja. Pengurus panti asuhan juga memberikan kesempatan untuk para warga masyarakat dan dermawan untuk mengajarkan memasak. Pengurus panti asuhan tidak menolak anak asuhnya tersebut diajarkan memasak oleh warga masyarakat dan para dermawan yang berkunjung, sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan ini bahwa pengurus panti hanya terbuka kepada relawan untuk mengajarkan kepada anak asuh dalam hal apapun.

  Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nur Habib dengan judul “Pembinaan Akhlak Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Putra Islam An-

  Nur Bantulkarang Ringinharjo Bantul”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan keagamaan, shalat lima waktu, tahfidz, puasa sunnah senin kamis dan lain-lain, dengan mengggunaan metode pembinaan akhlak serta pendampingan belajar. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah anak-anak asuh dalam pembentukan kemandirian belajar melalui bimbingan pengurus yang dilakukan secara berulang-ulang.

  Dari sejumlah kajian pustaka yang dilakukan, penulis tidak menemukan kajian mengenai Pembentukan Kemandirian Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiah kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dan memiliki orisinilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

E. Penegasan Istilah

  Dalam skripsi yang berjudul, “Pembentukan Kemandirian Anak Dalam Belajar Di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang” ini perlu penegasan guna untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam mengartikan sehingga akan lebih mudah dipahami setelah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci.

1. Panti Asuhan

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:646) Panti Asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu dan sebagainya. Menurut2004: 4), panti sosial asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas,tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa panti asuhan merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap hak anak-anak sebagai wakil orang tua dalam memenuhi kebutuhan mental dan sosial pada anak asuh agar mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sampai mencapai tingkat kedewasaan yang matang serta mampu melaksanakan perannya sebagai individu dan warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Anak Yatim

  Keluarga inti adalah suatu unit sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Keluarga yang beranggotakan ayah, ibu dan anak-anaknya merupakan suatu keseluruhan yang saling mempengaruhi diantara sesamanya. Bertambah atau berkurangnya anggota keluarga akan mempengaruhi suasana keluarga, secara keseluruhan akan memberi dampak pada perasaan pemikiran dan perilaku-perilaku anggotanya. Khusus mengenai kematian ayahnya, ibu dan keduanya dengan sendirinya akan memberi pengaruh terhadap keluarganya secara keseluruhan dan juga terhadap anak- anak yang ditinggalkan.

  Islam sangat menganjurkan untuk merawat anak-anak yang tidak lagi mempunyai orang tua. Islam tidak hanya mewasiatkan atau menjelaskan ketidakberdayaan mereka saja, tetapi juga merinci wasiat-wasiat ini dan menyeru pada tiga hal yang berkenaan dengan anak yatim ini, yaitu bersikap kasih sayang terhadap mereka, melindungi kekayaan mereka apabila mereka mempunyai harta dan memberi nafkah mereka apabila tidak mempunyai harta yang cukup.

  

ْمُكُناَوْخِإَف ْمُىوُطِلاَخُت ْنِإَو ٌرْ يَخ ْمُهَل ٌح َلَْصِإ ْلُق ٰىَماَتَيْلا ِنَع َكَنوُلَأْسَيَو ِةَرِخ ْلْاَو اَيْ نُّدلا يِف

ٌزيِزَع َوَّللا َّنِإ ْمُكَتَنْعََلَ ُوَّللا َءاَش ْوَلَو ِحِلْصُمْلا َنِم َدِسْفُمْلا ُمَلْعَ ي ُوَّللاَو

﴾ ٢٢۰ :ةرقبلا﴿ ٌميِكَح

  Artinya:

  

Tentang dunia dan akhirat dan mereka bertanya kepadamu tentang

anak yatim, katakanlah : “Mengurus urusan mereka secara patut

adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka

adalah saudaramu, dan Allah mengetahui siapa yang membuat

kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah

menghendaki, niscaya dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu.

  

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana . (Q.S Al-

Baqarah :220)

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak yatim adalah anak yang telah kehilangan bapaknya disebabkan meninggal dunia.

3. Kemandirian Belajar

  Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang yang belajar karena dorongan dari dalam diri sendiri bukan karena pengaruh luar. Dengan kemandirian seseorang mampu menunjukkan adanya pengaruh dari dalam terhadap pengendalian dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri dan tidak mengharapkan bantuan dari orang lain, bahkan ia ingin mencoba memecahkan masalahnya sendiri.

  Anung Haryono (2005:75) memberikan definisi kemandirian belajar sebagai suatu sistem belajar mandiri, merupakan sistem pembelajaran yang didasarkan kepada kedisiplinan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh siswa disesuaikan oleh keadaan perorangan siswa, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonominya.

  Sedangkan menurut Jerold E. Kemp (1994 : 154) Metode belajar yang sesuai dengan kecepatan sendiri juga disebut belajar mandiri. Pengajaran sendiri atau belajar dengan mengarahkan diri sendiri. Siswa diharapkan lebih banyak belajar mandiri atau kelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Semua itu diperlukan kemampuan, kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajar. Kemauan yang keras akan mendorong untuk tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan, sedangkan disiplin yang tinggi diperlukan supaya kegiatan belajarnya sesuai dengan jadwal yang diatur sendiri.

  Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab perwujudannya dapat berupa belajar sendiri, belajar kelompok dan klasikal. Sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar disitulah terjadi kemandirian belajar.

  Herman Holstein (1987: 5) berpendapat bahwa dengan mandiri bukan berarti murid-murid belajar secara individualistik bahkan sebaliknya situasinya dibina untuk belajar kelompok dan setiap anak menjadi patner temannya. Dalam belajar kelompok ditanamkan rasa kebersamaan, kesadaran untuk bekerja sama saling membantu dan mengoreksi tanpa rasa tersinggung menghargai pendapat temannya. Hal ini berarti mengarahkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang pandai bermasyarakat serta demokratis disamping dapat belajar tanpa memerlukan guru.

  Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah sikap yang menunjukkan pada kesadaran belajar dari diri sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dengan proses belajar tersebut.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian yang berjudul Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Yatim Di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang bertujuan untuk mengungkapkan dan menggambarkan secara realistis dan faktual fakta-fakta yang berkenaan dengan pelaksanaan Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar di Panti Asuhan Aisyiyah. Oleh karenanya pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

  Menurut Sugiono (2006:15) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Pengambilan sample, sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari generalisasi.

2. Kehadiran Peneliti

  Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian maka peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam penelitian kualitatif ini seorang peneliti menjadi instrumen.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang, Kab. Semarang. Selain letaknya yang strategis, alasan lain pemilihan tempat penelitian adalah berkaitan dengan upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap anak-anak yatim piatu dan anak- anak yang kurang beruntung, serta menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya upaya pembentukan kemandirian belajar bagi anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Di Panti Asuhan Aisyiyah memiliki kegiatan yang teratur dan struktur organisasi yang terprogram dan berjalan dengan lancar.

  4. Sumber Data a.

  Data Primer Menurut Sugiono data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitia dan juga sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (2010: 137). Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri Di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. b.

  Data sekunder Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan- badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survei, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka dan wawancara langsung kepada anak asuh, pengurus dan pengasuh yang bersinggungan dengan Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri Di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah) sumber daya primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, berperan serta (partisipan observation), wawancara mendalam (indepth interview) dan dokumentasi (Sugiono, 2006:309)

  Menurut Lexy J.Moleong (Moleong, 2002:125-163) metode yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan dokumen. Namun demikian penggunaanya harus disesuaikan dengan penelitian yang sedang dilakukan sehingga ada kecocokan. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a.

  Observasi Metode Observasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan jalan pengamatan suatu obyek dengan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, pengecap dan peraba (Arikunto, 1998: 146).

  Teknik yang pertama digunakan sebagai alat pengumpul data yang digunakan untuk menggali dariresponen penelitian.

  Aspek sosiologis maupun keagamaan dari setiap responden akan sangat diperhitungan guna memperoleh informasi yang jelas terutama yang berkaitan dengan Pembentukan Kemandirian Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiah kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.

  Metode ini digunakan penulis sebagai metode utama dalam mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini (Arikunto, 1998: 146). Jalan yang dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan langsung mengenai kegiatan belajar mengajar Pembentukan Kemandirian Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiah kecamatan Tuntang kabupaten Semarang. Lebih fokus lagi metode yang digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta yaitu, pendekatan yang bercirikan suatu periode interaksi sosial intensif antara peneliti dengan subyeknya, di dalam lingkungan subyek tersebut.

  b.

  Wawancara Teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam penelitian, karena menyangkut data maka wawancara menjadi elemen penting dalam proses penelitian (Bagong, 2006:70). Wawancara bisa diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Namun demikian tehnik wawancara ini dalam perkembanganya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dapat dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain.

  Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara bertanya langsung kepada responden, untuk mendapatkan data tersebut penulis menggunakan metode wawancara mendalam kepada pengasuh, pengurus, dan para anak asuh, metode ini digunakan peneliti sebagai metode bantu dalam melakukan observasi (Moleong, 2002: 135), Yang bertujuan untuk menggali ketarangan-ketarangan dan informasi yang terkait dengan Pembentukan Kemandirian Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.

  c.

  Dokumentasi Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya masalah yang diteliti. Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang mengungkap dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang mereka sendiri (Furchan, 1992: 25).

  Dokumen pribadi anak asuh di atas antara lain, buku pelajaran di sekolah maupun buku pelajaran di panti yang digunakan belajar, serta hasil tes evaluasi anak asuh baik berupa lisan maupun tulisan.

6. Analisis Data

  Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian, sebab dari hasil analisis inilah dapat dijadikan jawaban dalam memecahkan masalah dalam penelitian. Analisisnya adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dimulai sejak pengumpulan data sedang berlangsung.

  Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik yang dilakukan oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiono 2006:337). Adapun dalam penerapannya adalah sebagai berikut: a.

  Analisis selama pengumpulan data Kegiatan analisis data ini dapat dimulai setelah penulis memahami fenomena sosial yang sedang diteliti. Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut: 1)

  Menetapkan fokus penelitian (rumusan masalah) 2)

  Menyusun temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.

  3) Pembuatan rencana-rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan data yang telah terkumpul.

  4) Pembuatan rencana-rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.

  5) Penerapan sasaran pengumpulan data (informan, situasi, dokumen, dan lain-lain).

  b.