Pengaruh Iklim Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Lembang.

(1)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN

LEMBANG

Afifah Purnamasari 1308051 ABSTRAK

Kinerja kepala sekolah menjadi penentu keberhasilan mutu pendidikan di sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah, dua diantaranya adalah iklim sekolah dan motivasi kerja. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh iklim sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri di lingkungan Kecamatan Lembang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan iklim sekolah, mendeskripsikan motivasi kerja, mendeskripsikan kinerja kepala sekolah, pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja kepala sekolah, pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah,dan pengaruh iklim sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa angket. Analisis deskriptif dengan rumus Weight Means Scores. Pengujian hipotesis menggunakan teknik korelasi dilanjutkan dengan regresi. Hasil temuan penelitian yang diperoleh ialah: kinerja kepala sekolah berada pada kategori sangat baik, iklim sekolah berada pada kategori sangat baik, motivasi kerja berada pada kategori sangat baik, pengaruh iklim sekolah positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 45,4% (tinggi); pengaruh motivasi kerja positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah 46,4% (tinggi); dan pengaruh iklim sekolah serta motivasi kerja bersama – sama positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah sebesar 52,7% (tinggi) dan sebesar 47,3% dipengaruhi faktor lain.


(2)

THE INFLUENCE OF SCHOOL CLIMATE AND WORK MOTIVATION

TOWARDS PRINCIPAL PERFORMANCES’ IN ELEMENTARY SCHOOL AT LEMBANG DISTRICT

AfifahPurnamasari 1308051 ABSTRACT

The school principal performances’ is a key to achieve the great quality of education in one related school. Two out of numerous factors that affect school principal performance are school climate and the work motivation. The research question of this study is to investigate the immense effect of climate school and work motivation towards the performance of elementary school principal at Lembang district.The aim of the study is to describe: the school’s climate, the work motivation, school principal performances’, the influence of school climate towards principal’ performances, and the influence of work motivation towards school principal performances’, and the influence of school climate and work motivation towards school principal performances’. The method of this research is quantitative descriptive analysis-method, with Weight Means Scores formula. This research collected the data through questionnaire. The hypothesis of this research is being investigated by correlation technique that continued withregression.The result of the study show that: theschool principal performances, the school’s climate, and the work motivation are all in a good category. The school’s climate influence is positive and quite significance, for about 45.4% (high); the work motivation is also contribute significant influence to school principal performances’ for about 46.4 % (high); the school climate and the work motivation are also contribute a significance effect on school principal’s performances for about 52,7% (high) whilst for about 47,3% is being affected by another factor.


(3)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri se- Kecamatan Lembang yang berada di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Pemilihan lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Lembang didasarkan pada pertimbangan objektif sesuai dengan tujuan penelitian serta didasarkan kemudahan mencari data.

Populasi dalam penelitian ini berdasarkan variabel terikatnya yaitu kinerja kepala sekolah maka yang dijadikan responden untuk menjawab adalah guru – guru di sekolah selaku orang yang menjalankan tugas dari kepala sekolah. Untuk menjawab pada variabel bebasnya yaitu iklim sekolah dan juga motivasi kerja maka yang dijadikan responden untuk memberikan jawaban adalah kepala sekolah itu sendiri.

Jumlah Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Lembang adalah 62 sekolah dengan jumlah guru 771 orang,dan 62 orang kepala sekolah sehingga jumlah populasi penelitian ini adalah 833 orang yang tersebar dalam 5 gugus kepengawasan.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Kepala Sekolah Guru

1 SDN 1 Lembang 1 13

2 SDN 2 Lembang 1 12

3 SDN 3 Lembang 1 15

4 SDN 1 Jayagiri 1 20

5 SDN 2 Jayagiri 1 15

6 SDN 7 Lembang 1 10

7 SDN 1 Cibogo 1 11

8 SDN 2 Cibogo 1 14

9 SDN 3 Cibogo 1 8

10 SDN 4 Cibogo 1 16


(4)

No Nama Sekolah Kepala Sekolah Guru

12 SDN Citrasari 1 20

13 SDN 3 Cikidang 1 12

14 SDN 1 Langensari 1 15

15 SDN 1 Cibodas 1 10

16 SDN 2 Cibodas 1 16

17 SDN 1 Pagerwangi 1 11

18 SDN 2 Pagerwangi 1 12

19 SDN 1 Padasuka 1 12

20 SDN 2 Padasuka 1 15

21 SDN Banyuhurip 1 10

22 SDN 3 Cikahuripan 1 8

23 SDN Barulaksana 1 12

24 SDN Gudangkahuripan-I 1 8

25 SDN Sukajaya 1 8

26 SDN Pancasila 1 26

27 SDN 12 Lembang 1 11

28 SDN 7 Cibogo 1 11

29 SDN 3 Gudangkahuripan 1 9

30 SDN Inp. Lembang 1 10

31 SDN Inp. Cikahuripan 1 11

32 SDN I Kayuambon 1 16

33 SDN 5 Cikidang 1 9

34 SDN 3 Cibodas 1 9

35 SDN Pagermaneuh 1 14

36 SDN Wangunsari-I 1 13

37 SDN 2 Gudangkahuripan 1 8

38 SDN 10 Lembang 1 10

39 SDN 6 Cibogo 1 16

40 SDN 6 Cikidang 1 14

41 SDN 4 Cibodas 1 15

42 SDN 3 Pagerwangi 1 13

43 SDN 2 Wangunsari 1 9

44 SDN Manoko 1 15

45 SDN 11 Lembang 1 10

46 SDN Cilumbeur 1 12

47 SDN 2 Langensari 1 16

48 SDN Suntenjaya-I 1 10

49 SDN Bukanagara 1 18

50 SDN Pasirwangi 1 10


(5)

No Nama Sekolah Kepala Sekolah Guru

52 SDN Pasiripis 1 8

53 SDN Buahbatu 1 10

54 SDN Cibeunying 1 10

55 SDN Merdeka 1 13

56 SDN 2 Suntenjaya 1 9

57 SDN Barunagri 1 11

58 SDN 2 Kayuambon 1 20

59 SDN Cisalsih 1 9

60 SDN Mekarwangi 1 9

61 SDN Ciburial 1 9

62 SDN Wangunsari-III 1 10

Jumlah Guru SD Negeri Kecamatan Lembang 771

Sumber Data: UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Lembang tahun 2014

Sehubungan dengan jumlah populasi yang masih dianggap besar sementara tenaga, waktu dan dana yang penulis miliki terbatas,maka penelitian ini memakai sampel. Untuk memperoleh sampel penelitian digunakan teknik pengambilan sampel yaitu Proportionate stratified random sampling.

Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya dengan jumlah sekolah yang ada di kecamatan Lembang. Penarikan sampel secara Proportionate stratified random

sampling didasarkan pada prosentasi klasifikasi sekolah berdasarkan akreditasi. Tabel 3. 2

Perhitungan Jumlah Sampel Sekolah Dasar berdasarkan Akreditasi Akreditasi Jumlah Persentase

sampel yang diambil

Jumlah Sampel

A 14 50% 7

B 46 50% 23

C 2 50% 1


(6)

Adapun sekolah sekolah yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini lebih rinci dijelaskan dalam table 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Daftar Sekolah yang menjadi Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Akreditasi Kepala

Sekolah

Guru

SD Negeri 1 Jayagiri A 1 20

2 SD Negeri 2 Jayagiri A 1 15

3 SD Negeri 1 Lembang B 1 13

4 SD Negeri 2 Lembang A 1 12

5 SD Negeri 3 Lembang B 1 15

6 SD Negeri 7 Lembang B 1 10

7 SD Negeri 11 Lembang A 1 10

8 SD Negeri 10 Lembang B 1 10

9 SD Negeri 12 Lembang B 1 11

10 SD Negeri Inpres Lembang B 1 10

11 SD Negeri Pasir Ipis B 1 8

12 SD Negeri Cilumber B 1 12

13 SD Negeri Nagrak B 1 8

14 SD Negeri 1 Gudangkahuripan B 1 8

15 SD Negeri 2 Gudangkahuripan B 1 8

16 SD Negeri 3 Gudangkahuripan B 1 9

17 SD Negeri 1 Padasuka B 1 12

18 SD Negeri 2 Padasuka B 1 15

19 SD Negeri 1 Kayuambon A 1 16

20 SD Negeri 2 Kayuambon A 1 20

21 SD Negeri Pasirwangi B 1 10

22 SD Negeri 1 Cibogo B 1 11

23 SD Negeri Banyuhurip B 1 10

24 SD Negeri Ciburial B 1 9

25 SD Negeri Barulaksana B 1 12

26 SD Negeri 5 Cikidang C 1 9

27 SD Negeri 3 Cibodas B 1 9

28 SD Negeri 4 Cibodas B 1 15

29 SD Negeri Cibeunying B 1 10

30 SD Negeri Inpres Cikahuripan A 1 11

31 SD Negeri Sukajaya B 1 8

Jumlah 31 356


(7)

B.Desain Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di bagian sebelumnya, pola hubungan atau pengaruh antara variabel independen yaitu iklim sekolah (X1) dan

motivasi kerja (X2) sebagai variabel yang mempengaruhi variabel dependen

kinerja kepala sekolah (Y) sebagai variabel yang dipengaruhi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 3.1:

Prosedur penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan hasil maksimal dengan langkah-langkah yang benar serta menepis kekeliruan yang sekecil-kecilnya. Mengawali penelitian ini dilakukan beberapa persiapan diantaranya; (1) menyusun latar belakang masalah, perumusan masalah sampai hipotesis penelitian dan dilanjutkan dengan asumsi-asumsi dari kajian kepustakaan; (2) membuat kisi-kisi penyusunan instrumen; (3) menyusun pra instrumen penelitian; (4) membuat model inventori dalam bentuk kuesioner sementara; (5) kuesioner sementara dijustifikasi oleh dosen pembimbing; (6) setelah dinyatakan layak kemudian diuji cobakan di kecamata Setu Kota Tangerang Selatan; (7) selanjutnya mengolah data menjadi data mentah hasil uji coba; (8) menganalisis item dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen (bila item tidak valid dan reliabel maka dilakukan koreksi atau dibuang, bila item benar-benar valid dan reliabel maka item tersebut digunakan); (9) item yang sudah valid dan reliabel disebarkan kepada responden penelitian yang

X1

X2

Y e

RX1Y

RX2Y R X1X2Y


(8)

sebenarnya; (10) hasil penelitian ditabulasi; (11) data hasil penelitian dianalisis; (11) temuan penelitian dibahas dan dimaknai sesuai dengan hasil analisis; (12) implementasi, rekomendasi, dan simpulan penelitian. Prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini


(9)

C.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Sugiono (2011,hlm.11) diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, mengumpulkan dan menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Lembang.

D.Definisi Operasional

Untuk menegaskan makna operasional dan mencegah kerancuan arah di tingkat empirik, maka konsep-konsep kunci yang tertuang dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

Untuk menegaskan makna operasional dan mencegah kerancuan arah di tingkat empirik, maka konsep-konsep kunci yang tertuang dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1) Iklim Sekolah (X1)

Iklim sekolah dimaksudkan sebagai suasana yang terjadi di sekolah menyangkut suasana fisik sekolah, kondisi pembelajaran, dan hubungan antar personil sekolah yang mempengaruhi kualitas kerja di sekolah.

2) Motivasi Kerja (X2)

Motivasi kerja kepala sekolah dimaksudkan dorongan dari dalam diri kinerja kepala sekolah untuk giat bekerja dan melaksanakan pekerjaan,tugas,dan tanggungjawabnya yang terlihat pada unjuk kerjanya.

3) Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Kinerja kepala sekolah adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas dan fungsi yang dimiliki kepala sekolah dalam menyelesaikan


(10)

suatu pekerjaan di sekolah yang dipimpin. Kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Kinerja kepala sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersift fisik/material maupun non fisik/ non maerial dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja kepala sekolah dapat ditafsirkan sebagai arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan; kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan yang diemban kepala sekolah. Dilihat dari ukuran keberhasilan sekolah, kinerja kepala sekolah dapat ditampilkan dalam keberhasilan yang berkenaan dengan pengelolaan sekolah, kegiatan pembelajaran, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan, lingkungan sekolah, dan hubungan sekolah dengan masyarakat.

E.Instrumen Penelitian

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument pnlitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosia yang diamati (Sugiyono, 2011,hlm. 147-148).

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah kuesioner atau angket. Untuk instrumen angket atau kuesioner ini digunakan analisis statistik kuantitatif sehingga data harus berupa angka. Untuk setiap pernyataan diberikan ilai atau sor berdasarkan skala Likert yang dimodifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor untuk pernyataan

Selalu 5

Sering 4

Kadang - kadang 3

Jarang 2


(11)

Instrumen disusun melalui masing – masing variabel yang dijabarkan dalam indikator – indikator. Indikator - indikator tersebut dijabarkan lagi dalm bentuk item – item. Dalam item – item ini terdapat sejumlah pernyataan yang disusun dengan berpedoman pada teori di bab II. Pernyataan – pernyataan inilah yang dijadikan dasar penyusunan angket. Kisi – kisi angket penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi –kisi Angket Penelitian

VARIABEL KINERJA KEPALA SEKOLAH

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor Item

Kinerja Kepala Sekolah

Hasil kerja yang dicapai kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabny

a dalam

mengelola

sekolah yang dipimpinnya. Hasil kerja tersebut

merupakan

refleksi dari kompetensi yang dimilikinya. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai Manajer.

Milkovich dan Boudreau dalam Karwati (2013), Surya Dharma (2008)

Manajer Merencanakan Merencanakan rencana tahunan sekolah yang berlaku pada tahun ajaran berikutnya.


(12)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor Item

Menjabarkan program tahunan ke dalam program semester I dan II

2

Mengorganisasik an

Melakukan pembagian kerja yang jelas bagi guru – guru dan staf.

3

Memberikan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab yang tepat.

7

Mengkomunikasik an visi,misi dan tujuan sekolah kepada guru dan staf

4

Memberikan pengarahan penugasan guru dan staf dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing – masing.

5

Membangun kerja sama tim antara guru,antara staf, antara guru dan staf dalam memajukan sekolah.

6

Memimpin rapat dengan guru,staf, orang tua dan komite sekolah dalam

menentukan suatu kebijakan sekolah.


(13)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor Item Mengambil keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat. 8

Melaksanakan Selalu memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung 9 Pembagian wewenang dan tanggungjawab yang jelas dan sesuai dengan kompetensi.

10

Mengevaluasi Menentukan apa

yang telah dicapai 11 Leader Memberikan

petunjuk dan pengawasan

Memberikan petunjuk dan pengawasan kepada guru dan staf 12 Meningkatkan kemauan tenaga kependidikan Memotivasi guru dan staf untuk mengembangkan potensi untuk kemajuan sekolah 13 Pembicaraan individu untuk memajukan sekolah 14 Mendelegasikan Tugas Menugaskan guru dalam suatu kegiatan/pelatihan untuk meningkatkan potensinya 15 Memberdayakan sumber daya manusia secara optimal Mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah 16


(14)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor Item

Menerapkan beberapa teknik pembaharuan dalam mengelola sekolah

17 Membuat ide –

ide baru untuk sebuah strategi pembelajaran sekolahnya

18

Supervis or

Melaksanakan supervisi klinis

Melaksanakan supervisi klinis kepada guru

19,20,21, 22 Kewirau

sahaan

Mengembangkan kegiatan di bidang

entreupreneurship sekolah.

Merancang inovasi untuk pengembangan sekolah

23

Menciptakan gagasan kreatif bagi

pengembangan sekolah

24

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah.

25

Membangun kemandirian dalam mengelola sumber daya sekolah

26

Menggunakan peluang untuk memaksimalkan kegiatan sekolah


(15)

Tabel 3.6

Kisi –kisi Angket Penelitian

VARIABEL IKLIM SEKOLAH

Variabel Dimensi Indikator Sub

Indikator

Nom or Item

Iklim sekolah adalah

atmoser social lingkungan sekolah yang merepresentas ikan kualitas dan karakter kehidupan sekolah dan berpengaruh terhadap perilaku guru dan warga sekolah. K.Hoy dan Miskel (2014)

Keamanan Peraturan dan Norma Adanya aturan yang dikomunikas ikan dengan jelas dan dilaksanakan secara konsisten Sekolah mempunyai aturan dan tata tertib yang diketahui oleh seluruh siswa dan guru 1 Partisipasi guru untuk mendukung pelaksanaan aturan dan norma-norma sekolah cukup tinggi 2 Partisipasi siswa untuk mematuhi aturan dan norma yang berlaku di sekolah cukup tinggi 3


(16)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Nom or Item

Keamanan Fisik

Siswa dan orang tua merasa aman dari kerugian fisik saat berada di sekolah

Siswa dan guru merasa nyaman dengan bangunan sekolah yang ada.

4

Rancangan bangunan/ge dung sekolah sesuai dengan standar keamanan bagi

terselenggara nya proses belajar

mengajar.

5

Jaminan sosialdan emosional

Siswa

merasa aman dari

cemoohan, sindiran, dan pengecualian

Siswa merasa aman dengan lingkungan sosial di sekolah, seperti dari cemoohan, ejekan atau sindiran.

6

Keadaan emosi dan sosial siswa di sekolah dirasakan aman.


(17)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nom or Item Belajar dan pembelajar -an Dukungan terhadap pembelajar an  Adanya dukungan terhadap praktek-praktek pengajaran.  Adanya dukungan untuk mengikuti pelatihan dan pengemban gan professiona l yang berdampak pada kinerja organisasi  Adanya dukungan dalam bentuk pemberian penghargaa n atas prestasi yang dicapai guru dan siswa Tanggapan siswa positif terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di kelas. 8 Suasana sekolah mendukung untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif. 9


(18)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Nom or Item

Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan dan pengembanga n baik secara individual maupun lembaga termasuk akses teknologi.

10

Kepala sekolah memberikan penghargaan baik berupa materi atau non materi untuk prestasi yang dicapai siswa dan guru dalam bidang akademik maupun non akademik.

11

Kepala sekolah memberikan keleluasaan kepada guru untuk

mengembang kan

metodologi pembelajaran di kelas.


(19)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nom or Item Pembelajar an sosial dan kemasyara katan  Adanya kesempata n untuk menunjukk an pengetahua n dan keterampil an  Adanya dukungan untuk pengemban gan pengetahua n dan keterampil an social kemasyara katan Siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, seperti menjadi peserta PORSENI atau OSN 13 Siswa diberi dukungan untuk mengembang kan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan-kegiatan social kemasyarakat an 14


(20)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nom or Item Hubungan Interperson al Mengharga i Perbedaan Adanya sikap saling mengharga i terhadap perbedaan individu pada semua tingkatan Antara siswa dan siswa saling menghargai antara satu dengan lainnya 15 Antara guru dengan guru saling menghargai satu dengan lainnya 16 Bapak/ibu guru menghargai kompetensi professional dari masing-masing individu (guru lain). 17 Hubungan antar seluruh warga sekolah berangkat dari asas kekeluargaan 18 Dukungan sosial orang tua Adanya kerjasana dan hubungan yang saling mempercayai antar orang tua Hubungan dan kerjasama antara guru, pengelola sekolah dan orang tua siswa cukup baik 19


(21)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nom or Item Kepercayaan orang tua terhadap guru dan pengelola sekolah cukup tinggi 20 Dukungan sosial siswa Adanya jaringan hubungan untuk mendukung kegiatan akademik dan pribadi siswa Sekolah mendukung terhadap kemandirian siswa dalam menyelesaika n tugas-tugas sekolah 21 Guru sering melakukan kerja sama untuk mendukung kegiatan akademik dan pribadi siswa 22 Kegiatan kerjasama antar siswa dalam mendukung prestasi akademik dan non akademik cukup tinggi 23 Lingkunga n Sekolah Keterhubu ngan sekolah/ keterlibata n Adanya ikatan positif dengan sekolah dan rasa memiliki terhadap sekolah Guru dan siswa memiliki ikatan yang kuat dan positif dengan sekolah 24


(22)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Nom or Item

Rasa memiliki (guru dan siswa) terhadap sekolah cukup tinggi

25

Lingkunga n fisik

Terwujudnya ketertiban, kebersihan di lingkungan sekolah

Ketertiban dan

kebersihan lingkungan sekolah tertata dan terjaga dengan baik

26

Ukuran ruang kelas sesuai dengan jumlah siswa.

27

Bangunan sekolah dan lingkungan sekolah dikelola dan dipelihara dengan baik


(23)

Tabel 3.7

Kisi –kisi Angket Penelitian

VARIABEL MOTIVASI KERJA

Definisi Operasional

Variabel

Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor Item Motivasi David C. McClelland (2010) Dorongan untuk melebihi, mencapai standar – standar, dan berjuang untuk berhasil. Melaksanakan pekerjaan/tugas dengan tuntas 1 Memiliki keinginan melakukan pekerjaan lebih baik dari orang lain 2 Selalu berusaha mengembangkan dan memperbaiki hal yang dikerjakan. 3 Menyukai tantangan dalam melakukan pekerjaan. 4 Memiiki tanggungjawab yang tinggi

Membuat laporan

setiap pekerjaan. 5 Laporan yang di buat

dengan realita yang sebenarnya.

6 Mengatasi masalah

tanpa menimbulkan masalah baru.

7

Berani mengambil resiko

Melakukan pekerjaan

dengan segera. 8 Menerima

sepenuhnya atas pekerjaan.

9 Menjalankan

pekerjaan sampai tuntas. 10 Memberikan umpan balik yang kongkrit dalam semua kegiatan yang dilakukannya

Kelemahan yang pernah segera dijadikan bahan pertimbagan untuk pekerjaan berikutnya


(24)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor Item

Menjadikan output hasil kerja untuk melahirkan cara bekerja yang lebih baik 12 Need for power (kebutuhan kekuasaan) Membuat orang lain berperilaku tertentu. Mengarahkan kerja guru dan staf agar mencapai tujuan yang diinginkan.

13

Membuat keputusan dan mengarahkan tugas untuk guru dan staf.

14

Memotivasi guru dan staf dalam melakukan tugasnya di sekolah

15 Need for affiliation (kebutuhn hubungan) Keinginan antarpersonal yang harmonis dalam oganisasi sekolah. Menjalin hubungan yang baik dengan guru dan staf

16 Memiliki sikap

kooperatif 17

Menghindari konflik 18 Melakukan

musyawarah dalam mengatasi masalah di sekolah 19 Mengikuti organisasi/forum kekepalasekolahan 20 Berperan aktif dalam

organisasi/forum kekepalasekolahan

21 Suka bekerja sama

dalam melakukan pekerjaan


(25)

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kuesioner yang baik maka harus disusun proses uji coba atas kuesioner tersebut. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliable, maka sebelum instrumen kuesioner tersebut diberikan kepada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu (Sugiyono,2009, hlm. 203).

Uji coba instrument dilakukan kepada 30 orang Guru dan 30 Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan yakni di luar populasi dengan pertimbangan memiliki karakteristik mendekati karakteristik populasi yakni guru dan kepala sekolah SD Negeri. Seperti dikemukakan oleh Arikunto (2013, hlm. 210) bahwa apabila dimungkinkan sebaiknya subjek uji coba diambilkan dari populasi dari populasi yang nantinya tidak akan dikenai penelitian artinya boleh mengambil dari luar populasi dengan syarat bahwa ciri - cirinya sama atau hampir sama dengan ciri – ciri populasi yang akan diselidiki misalnya kesamaan kebudayaan, adat istiadat, agama, cara hidup, dan sebagainya yang paling banyak mempengaruhi data penelitian.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji tingkat kebenaran (valid), keandalan atau kesahihan suatu alat ukur atau pada instrumen yang akan dijadikan sebagai instrumen penelitian. Ketika instrumen dikatakan valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrumen tersebut dapat diggunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebagaimana pendapat Sururi dan Suharto (2007, hlm. 51) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Validitas butir menggunakan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2013: 98) yaitu:


(26)

2 2 2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy           

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

2 1 2 r n r thitung   

Kaidah keputusan : jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya rhitung< rtabel

berarti tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid) (Riduwan, 2013)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kinerja kepala sekolah (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 27 item pernyataan yang dinyatakan valid ada 26 item yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dengan taraf

signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30 – 2 = 28 diperoleh rtabel = 0,361. Sedangkan indeks korelasi yang diperoleh dapat dilihat dari

tabel 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Validitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)

No Butir r Hitung r tabel Validitas Keterangan

1 0.596 0.361 VALID

2 0.673 0.361 VALID

3 0.527 0.361 VALID


(27)

No Butir r Hitung r tabel Validitas Keterangan

5 0.782 0.361 VALID

6 0.423 0.361 VALID

7 0.570 0.361 VALID

8 0.467 0.361 VALID

9 0.633 0.361 VALID

10 0.632 0.361 VALID

11 0.591 0.361 VALID

12 0.721 0.361 VALID

13 0.549 0.361 VALID

14 0.271 0.361 TIDAK VALID Diperbaiki

15 0.602 0.361 VALID

16 0.685 0.361 VALID

17 0.699 0.361 VALID

18 0.767 0.361 VALID

19 0.754 0.361 VALID

20 0.695 0.361 VALID

21 0.556 0.361 VALID

22 0.540 0.361 VALID

23 0.634 0.361 VALID

24 0.728 0.361 VALID

25 0.444 0.361 VALID

26 0.577 0.361 VALID

27 0633 0.361 VALID

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel iklim sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 28 item pernyataan, dinyatakan 22

item valid dan 6 item tidak valid yaitu no 4,5,23,26,27,28 dengan taraf

signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30 – 2 = 28 diperoleh rtabel = 0,361. Sedangkan indeks korelasi yang diperoleh dapat dilihat dari

tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel 3.9

Hasil Pengujian Validitas Variabel Iklim Sekolah (X1) No Butir r Hitung r tabel Validitas Keterangan

1 0.570 0.361 VALID

2 0.714 0.361 VALID

3 0.612 0.361 VALID


(28)

No Butir r Hitung r tabel Validitas Keterangan

5 0.056 0.361 TIDAK VALID Dihapus

6 0.491 0.361 VALID

7 0.644 0.361 VALID

8 0.579 0.361 VALID

9 0.554 0.361 VALID

10 0.569 0.361 VALID

11 0.608 0.361 VALID

12 0.611 0.361 VALID

13 0.607 0.361 VALID

14 0.369 0.361 VALID

15 0.602 0.361 VALID

16 0.672 0.361 VALID

17 0.546 0.361 VALID

18 0.616 0.361 VALID

19 0.650 0.361 VALID

20 0.501 0.361 VALID

21 0.421 0.361 VALID

22 0.549 0.361 VALID

23 0.352 0.361 TIDAK VALID Diperbaiki

24 0.715 0.361 VALID

25 0.583 0.361 VALID

26 0.196 0.361 TIDAK VALID Diperbaiki 27 0.027 0.361 TIDAK VALID Diperbaiki 28 0.254 0.361 TIDAK VALID Diperbaiki

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel motivasi berprestai (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 22 item pernyataan,

dinyatakan 22 item valid dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 30 – 2 = 28 diperoleh rtabel = 0,361. Sedangkan indeks

korelasi yang diperoleh dapat dilihat dari tabel 3.10 dibawah ini.

Tabel 3.10

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2) No Butir r Hitung r tabel Validitas Keterangan

1 0.507 0.361 VALID

2 0.513 0.361 VALID

3 0.661 0.361 VALID


(29)

No Butir r Hitung r tabel Validitas Keterangan

5 0.656 0.361 VALID

6 0.641 0.361 VALID

7 0.633 0.361 VALID

8 0.567 0.361 VALID

9 0.515 0.361 VALID

10 0.632 0.361 VALID

11 0.381 0.361 VALID

12 0.494 0.361 VALID

13 0.477 0.361 VALID

14 0.546 0.361 VALID

15 0.625 0.361 VALID

16 0.576 0.361 VALID

17 0.446 0.361 VALID

18 0.603 0.361 VALID

19 0.597 0.361 VALID

20 0.527 0.361 VALID

21 0.601 0.361 VALID

22 0.618 0.361 VALID

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi merupakan pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliable). Pengujian reriabilitas dengan rumus Spearman Brown (Riduwan, 2013, hlm. 102)

Keterangan:

R 11 = nilai reliabilitas

R b = nilai koefisien korelasi

Distribusi (t table) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan: Jika r hitung> r tabel berarti reliabel


(30)

Jika r hitung> r tabel berarti tidak reliabel

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variable kinerja kepala sekolah (Y) diperoleh koefisien 0,717> 0, 361. . Korelasi tersebut berada pada kategori cukup, dengan demikian pernyataan pada variable kinerja kepala sekolah (Y) reriabel. Hasil Pengujian Reliabilitas variable kinerja kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.11 di bawah ini.

Tabel 3.11

Hasil Pengujian Reliabilitas Kinerja Kepala Sekolah

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.717 .954 28

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variable iklim sekolah (X1) diperoleh koefisien 0,746 > 0, 361. ). Korelasi tersebut berada pada kategori cukup, dengan demikian pernyataan pada variable iklim sekolah (X1) reriabel. Hasil Pengujian Reliabilitas variable iklim sekolah dapat dilihat pada table 3.12 di bawah ini.

Tabel 3.12

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.738 .904 29

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variable motivasi kerja (X2) diperoleh koefisien 0,747> 0, 361. . Korelasi tersebut berada pada kategori cukup, dengan demikian pernyataan pada variable motivasi kerja (X2) reliabel. Hasil Pengujian Reliabilitas variable motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 3.13 di bawah ini.


(31)

Tabel 3.13

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja

Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.747 .913 23

G.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik tertentu bertujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel – variabel yang diteliti (Azwar, 2007, hlm. 36).Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Angket (Kuesioner)

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan terturup atau terbuka (Sugiyono, 2011). Angket merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relative mudah digunakan (Azwar, 2007, hlm. 101). Dalam penelitian ini, angket digunakan sebagai instrumen utama untuk memperoleh data penelitian.

Dalam penelitian ini angket yang digunakan ialah angket tertutup berupa pernyataan yang harus dijawab oleh responden dan jawabannya telah disediakan sehingga responden tinggal memilih.

Angket digunakan untuk mengukur setiap variabel dalam penelitian, yakni Kinerja Kepala Sekolah (Y), Iklim Sekolah (X1), dan Motivasi Kerja (X2). Angket dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

b. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing – masing dan menurut waktu senggang responden.

c. Akan mendapatkan jawaban yang relatif seragam sehingga memudahkan analisis data.


(32)

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data merupakan suatu proses yang digunakan mengmpulkan data bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009, hlm. 203).

Berdasarkan segi instrumentasi yang digunakan maka observasi yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam observasi tidak terstruktur karena observasi dilakukan tanpa persiapan sistematis tentang apayang akan diobservasi sehingga peneliti tidak mengguakan instrument yang telah baku. Hasilobservasi digunakan untuk melakukan pertimbangan dalam menentukan permasalahan yang akan diteliti dan pemiihan populasi penelitian.

H.Pengujian Persyaratan Analisis

Untuk melakukan analisis regresi, korelasi maupun pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis iklim sekolah (X1),

motivasi kerja (X2) dan kinerja kepala sekolah (Y).

Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar analisis dapat dilakukan, baik untuk memprediksi atau keperluan pengujian hipotesis. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi, baik regresi linier sederhana ataupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah syarat normalitas dan syarat kelinieran regresi X atas Y

a. Uji Normalitas Data

Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi asumsi normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data sampel itu diambil, berdistribusi normal, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis parametrik.

Untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak,digunakan uji Chi Kuadrat dan Normal P-P Plot untuk menggambarkannya. Ketika data berdistribusi normal, sebaran datanya akan berada di sekitar garis diagonal pada Normal P-P Plot, yaitu dari kiri bawah


(33)

ke kanan atas. Uji Chi Kuadrat dicari dengan menggunakan rumus (Riduwan, 2013, hlm. 132),

x2 = ∑ � − ��

��

sedangkan untuk mencari fe digunakan rumus,

fe = ∑ �� ∑ ��

∑ �

Kaidah keputusan: jika x2hitung> x2tabel artinya distribusi tidak normal, namun jika

x2hitung< x2tabel data berdistribusi normal. b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antara kemampuan iklim sekolah (X1), variable motivasi kerja (X2), dan kinerja kepala sekolah

(Y) berpola linier atau tidak. Jika ketiga variabel tersebut memiliki pola linier, maka analisis uji korelasi maupun regresi dapat dilanjutkan. Kaidah keputusan: jika signifikansi dari linearity < 0,05 data berpola linear, namun jika signifikansi dari linearity> 0,05 data berpola tidak linear (Wibowo, 2012, hlm. 73).

I. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Deskriptif

Untuk menggambarkan jawaban responden terhadap angket yang disebar, diperlukan adanya analisis deskriptif data. Analisis deskriptif ini dilakukan untuk melihat tanggapan responden terhadap setiap variabel yang diteliti; layanan dosen, iklim sekolah, dan mutu sekolah. Meskipun analisis juga akan dilakukan menggunakan alat perhitungan, namun dengan adanya analisis deskriptif, data yang didapatkan akan lebih tergambarkan dengan gamblang atau jelas.

Keterangan : x2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi (frekuensi

empiris)

fe = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi

teoritis)

Keterangan :

fe = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) ∑fk = Jumlah frekuensi pada kolom

∑fb = Jumlah frekuensi pada kolom


(34)

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik WMS (Weighted Means Scored). Teknik ini menggunakan rumus sebagai berikut (Furqon, 2011, hlm. 42),

Hasil skor rata-rata tersebut menjadi gambaran umum setiap variabel yang akan ditafsirkan melalui tabel 3.14. Adapun pencarian banyak kelas, rentang, dan panjang kelas yang akan dijadikan patokan menggunakan rumus dibawah ini (Furqon, 2011, hlm.15),

Tabel 3. 14 Interpretasi Skor WMS Rentang

Nilai

Pilihan Jawaban

Penafsiran

Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y

4,21 – 5,00 Selalu Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi 3,41 – 4,20 Sering Tinggi Tinggi Tinggi

2,61 – 3,40 Kadang-kadang Cukup Cukup Cukup 1,81 – 2,60 Jarang Rendah Rendah Rendah

1.00 – 1,80 Tidak pernah Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah

̅ = ∑

Keterangan :

̅ = Skor rata-rata yang dicari

∑x = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan

bobot nilai

untuk setiap alternatif jawaban) n = Jumlah responden

k = 1 + 3,3 log n R = nilai tertinggi – nilai terendah

P = �

Keterangan : k = banyak kelas

n = banyaknya data (dalam penelitian ini sama

dengan banyaknya responden) R = Rentang


(35)

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang dirumuskan dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. Terdapat pengaruh antara iklim sekolah terhadap kinerja kepala sekolah di sekolah dasar negeri di kecamatan Lembang.

b. Terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap knerja kepala sekolah di sekolah dasar negeri di kecamatan Lembang

c. Terdapat pengaruh antara iklim sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja kepala sekolah dasar negeri di kecamatan Lembang

Berdasarkan hasil pengujian data yang telah dilakukan diatas (normalitas dan linearitas), pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik. Analisis parametrik yang digunakan adalah analisis regresi. Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui (Arikunto, 2013, hlm. 338). Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Karena ada perbedaan yang mendasar dari analisis korelasi dan analisis regresi. Pada dasarnya analisis regresi dan analisis korelasi keduanya punya hubungan yang sangat kuat dan mempunyai keeratan. Setiap analisis regresi otomatis ada analisis korelasinya, tetapi sebaliknya analisis korelasi belum tentu diuji regresi atau diteruskan dengan analisis regresi. Karena penelitian ini menggunakan analisis regresi, maka analisis korelasi pun akan dilakukan


(36)

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen (X1 – Y) atau (X2– Y), langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut.

1) Analisis Persamaan Regresi

Analisis persamaan regresi dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel independen (X) secara tunggal. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Riduwan, 2014, hlm. 147):

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b menggunakan rumus dibawah ini,

2) Analisis Koefesien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat derajat (besarnya) hubungan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Penentukan kategori besaran korelasi yang terjadi dapat dilihat pada tabel 3.15 dibawah ini.

Tabel 3.15

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

̂ = a + bX Keterangan :

̂ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (–) variabel Y

b = .∑ − ∑ .∑

.∑ − ∑ a =

∑ − �.∑


(37)

3) Analisis Koefisian Determinasi

Koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dari sini akan diketahui besarnya pengaruh (derajat pengaruh) variabel X terhadap Y. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai koefesien determinasi adalah sebagai berikut (Riduwan, 2013, hlm. 139),

4) Analisis Signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap Y apakah signifikan atau tidak. Untuk menguji signifikansi tersebut digunakan rumus uji t sebagai berikut (Riduwan, 2013, hlm. 139),

Kaidah keputusan: Jika thitung> ttabel berarti variabel

independen (X) memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen (Y), namun jika thitung< ttabel variabel independen

(X) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen (Y).

b. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh secara bersama-sama antara dua variabel independen terhadap variabel dependen (X1 dan X2– Y), langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

KP = r2 x 100%

Keterangan :

KP = Nilai koefesien determinasi r = Nilai koefesien korelasi

thitung = �√ − √ − �

Keterangan : thitung = Nilai t

r = Nilai koefesien korelasi n = Jumlah sampel


(38)

1) Analisis Persamaan Regresi

Analisis persamaan regresi dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel independen (X) secara ganda (bersama-sama). Rumus yang digunakan sebagai berikut (Riduwan, 2014, hlm. 154):

Sedangkan untuk mencari nilai a dan b menggunakan rumus dibawah ini,

2) Analisis Koefesien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dilakukan untuk melihat derajat (besarnya) hubungan antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Penentukan kategori besaran korelasi yang terjadi dapat dilihat pada tabel 3.15.

3) Analisis Koefisian Determinasi

Koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dari sini akan diketahui besarnya pengaruh (derajat pengaruh) variabel X

̂ = a + b1X1 + b2X2 Keterangan :

̂ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (–) variabel Y

b1 = (∑ ). ∑ − ∑ . ∑

(∑ ).(∑ )− ∑

b2 = (∑ ). ∑ − ∑ . ∑

(∑ ).(∑ )− ∑


(39)

terhadap Y. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai koefesien determinasi adalah sebagai berikut (Riduwan, 2013, hlm. 139),

4) Analisis Signifikansi

Analisis signifikansi dilakukan untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap Y apakah signifikan atau tidak. Untuk menguji signifikansi tersebut digunakan rumus uji F sebagai berikut (Riduwan, 2014, hlm. 156),

Sedangkan untuk mencari R digunakan rumus dibawah ini,

Kaidah keputusan:

Jika Fhitung> Ftabel berarti signifikan; Fhitung< Ftabel berarti tidak signifikan.

Atau jika nilai signifikansi < 0,05 berarti signifikan; nilai signifikansi > 0,05 berarti tidak signifikan.

J. Alat Bantu

Pelaksanaan pengolahan data secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan software statistik SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 18. SPSS adalah program komputer statistik yang berfungsi

untuk membantu dalam memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan berbagai output yang dikehendaki oleh peneliti.

KP = r2 x 100%

Keterangan :

KP = Nilai koefesien determinasi r = Nilai koefesien korelasi

Fhitung = � . − �− −

Keterangan :

n = Jumlah responden m = Jumlah variabel bebas


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan, analisis, dan pembahasan terhadap masalah penelitian,maka diperoleh enam gugus krsimpulan.

Gambaran kinerja kepala sekolah dasar negeri di Kecamatan Lembang rata – rata berada pada kategori sangat tinggi. Kinerja kepala sekolah diukur dengan empat dimensi yaitu manajer, supervisi, leader dan kewirausahaan. Perolehan skor rata – rata tertinggi ada pada dimensi kewirausahaan dan perolehan skor rata – rata terendah berada pada dimensi supervisi.

Sementara itu, iklim sekolah di Kecamatan Lembang berada pada kategori sangat tinggi. Iklim sekolah ini diukur dari empat dimensi yaitu keamanan, belajar dan pembelajaran, hubungan interpersonal dan ligkungan sekolah. Skor rata – rata tertinggi berada pada dimensi lingkungan sekolah dan skor rata – rata terendah diperoleh dimensi keamanan.

Selanjutnya, motivasi kerja kepala sekolah dasar negeri di Kecamatan Lembang berada pada kategori sangat tinggi. Motivasi kerja ini diukur dengan menggunakan tiga dimensi yaitu kebutuhan pencapaian, kebutuhan kekuasaan dan kebutuhan hubungan dengan orang lain. Skor rata – rata tertinggi berada pada dimensi kebutuhan kekuasan dan skor rata – rata terendah diperoleh dimensi kebutuhan hubungan dengan orang lain.

Iklim sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata angka pada instrument iklim sekolah termasuk kategori tinggi terhadap kinerja kepala sekolah. Oleh karena itu tinggi rendahnya kinerja kepala sekolah salah satunya dipengaruhi oleh iklim sekolah.

Selanjutnya, motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata angka pada instrument motivasi kerja termasuk kategori tinggi terhadap kinerja kepala sekolah. Oleh karena itu tinggi rendahnya kinerja kepala sekolah salah satunya dipengaruhi oleh motivasi kerja .


(41)

Dan secara bersama-sama iklim sekolah dan motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan dengan kriteria kuat terhadap kinerja kepala sekolah. Artinya adalah bahwa iklim sekolah dan motivasi kerja merupakan faktor-faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah.

B.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari iklim sekolah terhadap kinerja kepala sekolah. Adapun rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Pada variabel kinerja kepala sekolah ditemukan satu indikator yang masih rendah dibandingkan dengan dimensi lainnya, yaitu supervisi. Supervisi ini untuk memastika belajar dan pembelajaran di sekolah terlaksana dengan baik .Untuk mengatasi masalah tersebut, saran penulis kepada kepala sekolah dapat mengambil solusi antara lain: 1) membaca buku – buku tentang supervisi 2) mengidentifikasi permasalahan guru, terutama dalamhal pembelajaran di kelas 3) mengikuti diklat yang terkait dengan supervisi agar kepala sekolah lebih menguasai tugasnya sebagai supervisor.

2. Pada variabel iklim sekolah ditemukan satu indikator yang lebih rendah disbanding dimnsi lain yaitu pada dimensi keamanan yaitu jaminan sosial dan emosional. Untuk mengatasi masalah tersebut, sekolah dapat mengambil beberapa solusi seperti: 1) menerapkan aturan yang jelas terkait sikap dan perilaku di sekolah, seluruh warga sekolah dilarang berperilaku kasar baik secara verbal maupun non verbal, serta ada sangsi bagi pelanggarnya ; 2) kepala sekolah dan guru memberikan teladan yang baikbagi para siswa ; 3) adanya tenaga pendidik bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

3. Pada variabel motivasi kerja ditemukan satu indikator yang paling rendah dibanding dengan dimensi lain yaitu kebutuhan hubungan interpersonal kepala sekolah. Solusi yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi masalah tersebut, antara lain: (1) adanya pelatihan dalam hal manajemen konflik bagi kepala sekolah, (2)mengoptimalkan peran dan fungsi organisasi profesi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas kepala sekolah


(42)

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang iklim sekolah dan motivasi kinerja kepala sekolah hendaknya mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan ketiga variabel tersebut, serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah.


(43)

147

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Sopan.(2012). Pengaruh Keterampilan Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan Konseptual,Dan Keterampillan Manajerial Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Jakarta Pusat. Jurnal Manajemen

Pendidikan. Halaman 291- 298.

Anwaruddin, Awang. (2006).Pengembangan Model Penilaian Kinerja Pegawai.

Jurnal Ilmu Administrasi. Vol.3, No.4 Hal.268-279.

Arep. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Asmani, Jamal Ma’mur.(2012). Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesioal.

Yogyakarta: Diva Pers.

Asnawi, Sahlan. (2007). Teori Motivasi.Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu Suryani,Dw., N. Natajaya, M. Candiasa. (2014). Kontribusi Lingkungan Kerja, Motivasi Berprestasi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Kepala SD se Kecamatan Susut Bangli. e-Jounal Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha.Volume 5 tahun 2014.

Azwar, Saefuddin. (2007). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bennet, Nigel., Lesley Anderson.(2003). Rethinking Educational Leadership

Challenging the Conventions. London: SAGE Publication.Ltd.

Cohen, Jonathan.(2009). Engaging the Whole Village, Teaching the Whole Child. Jurnal the Challage vol. 16 no 4. Onine www.thechallage.org

Danim, Sudarwan.(2006). VisiBaru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke

Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara

Danim, Sudarwan. (2010). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta

Daryanto, M. (2011). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Davis,Keith dan Newstrom,(2008).John. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta Gelora Aksara Pratama.

Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.


(44)

148

Handoko.(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan.Yogyakarta: BPFE.

Hanifah,Hani.(2012). Pengruh Lingkungan Kerja,Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Jurnal Manajemen Pendidikan.Halaman 268- 277.

Haryati, Sri.(2012). Pengaruh Kualifikasi Akademik, Pengalaman Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar se Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. JMP, Volume 1 Nomor 3, Desember 2012.Halaman 331 – 344.

Hasibuan, Melayu. (2003). Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Hoy, K. Wayne. (2014). Administrasi Pendidikan: Teori, Riset, dan Praktik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartono,K. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Karwati, Euis dan Donni J.Priansa. (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala

Sekolah. Bandung: Alfabeta.

LPMP Jabar . Budaya-dan-iklim-sekolah-dalam-pengembangan-sekolah. Diakses dari http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/rubrik/artikel/160- ( 5 Mei 2015 10.32)

Lunenburg and Irby. (2006). The Principalship. Vision to Action . USA : Cengange Learning

Luthans, Fred. (2006).Perilaku Organisasi. Edisi 10 (Terjemhan Vivin Andika,dkk).Yogyakarta; Andi.

Mangkunegara,Anwar P. (2005). Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

Marzuki, M. S. (2002).Strategi dan Model Pelatihan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Masaong, Abdul Kadim.(2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. Bandung: Alfabeta.

Mathis, Robert L.dan Jacson,John H. (2006). Human Resource Management (10 ed).Terjemahan:Diana Angelica.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.


(45)

149

Mulyasa, E. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, (2012). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah . Bandung Bumi Aksara

Natalman Lase, Denny. 2010.Pengaruh Tingkat Kepercayaan,DisiplinKerja dan Struktur Tugas Terhadap Keefektifan Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Jurnal PendidikanUniversitas Negeri Medan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 Tentang Otonomi Daerah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Guru beserta Angka Kreditnya.

Puspitasari, Dewi. (2013). Kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi Berprestasi guru terhadap mutu pendidikan di gugus rama 2 upt Disdikpora kecamatan kembang kabupaten jepara. Jurnal. JMP Volume 2 No 1.

Raspatiningrum, Lilis.(2010). Pengaruh Efektifitas Kinerja Mengajar Dosen dan Kualitas Layanan Administrasi Akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa UPI.Tesis UPI.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian . Bandung : Alfabeta

Riduwan dan Akdon.(2009). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal, Sylviana Murni.(2010). Education Management: Analisis Teori

dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Rivai, Velthzal, Ahmad Fauzi Mohd.Basri.(2005).Performance Apprasial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(46)

150

Schein, Edgar H. (2010). Organization Culture and Leadership 4th Edition. USA:

John Wiley & Sons.Inc.

Sedarmayanti.(2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama)

Siagian P. Sondang . (2009). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Stronge, Catano et al. (2012). Kualitas Kepala Sekolah Efektif. Jakarta: PT Indeks. Sudharto.(2013).Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kepuasan,Motivasi Kerja, dan Kinerja Kepala SMA se Eks Karesidenan Semarang. Jurnal Administrasi Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.Halaman 16 – 32.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, R & D. Bandung: Alfa Beta. Cetakan ke-15

Suhardi. (2012). Pengaruh Peran Aktif Komite Sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah terhadap Mutu SMK di Kabupaten Pemalang. Jurnal Manajemen

Pendidikan. Vol. 1, No. 1. Halaman 159 – 165.

Suharsaputra, U. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Suhardiman, B. (2008). Studi Kinerja Kepala Sekolah (Analisis Pengaruh Faktor Rekrutmen, Kompetensi, Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala SMP dan Dampaknya Terhadap Kinerja Sekolah Di Kabupaten Garut),

Jurnal Manajemen & Sistem Informatika UPI. Vol.VI, Halaman 12.

Supriadi, A. (2012). Kontribusi Motivasi Kerja dan Pendidikan Dan Latihan.

Jurnal Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.Vol

V.Halaman 24.

Sururi, dan Suharto, N (2007). Belajar SPSS for Window Untuk Mengolah Data

Penelitian. Bandung : Dewa Ruchi

Thoha,Miftah.(2012). Kepemimpinan dalam Manajemen.Jakarta:Rajawali Pers. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2010). Manajemen pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Umam, Khaerul. (2010). Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(47)

151

Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang – undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Veithzal, dkk. (2005). Performance Apprasial (Edisi Kedua).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahjosumidjo. (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Press.

Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja.Jakarta: Rajawali Pers.

Wijayanti, Irene Diana Sari. (2008). Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Winardi, J. (2007).Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Yasaratodo, W. (2011). Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah. Jurnal Teknologi Pendidikan.Vol. 4 No.1.


(1)

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang iklim sekolah dan motivasi kinerja kepala sekolah hendaknya mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan ketiga variabel tersebut, serta faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Sopan.(2012). Pengaruh Keterampilan Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan Konseptual,Dan Keterampillan Manajerial Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Wilayah Jakarta Pusat. Jurnal Manajemen Pendidikan. Halaman 291- 298.

Anwaruddin, Awang. (2006).Pengembangan Model Penilaian Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu Administrasi. Vol.3, No.4 Hal.268-279.

Arep. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Asmani, Jamal Ma’mur.(2012). Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesioal.

Yogyakarta: Diva Pers.

Asnawi, Sahlan. (2007). Teori Motivasi.Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu Suryani,Dw., N. Natajaya, M. Candiasa. (2014). Kontribusi Lingkungan Kerja, Motivasi Berprestasi dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Kepala SD se Kecamatan Susut Bangli. e-Jounal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.Volume 5 tahun 2014.

Azwar, Saefuddin. (2007). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bennet, Nigel., Lesley Anderson.(2003). Rethinking Educational Leadership

Challenging the Conventions. London: SAGE Publication.Ltd.

Cohen, Jonathan.(2009). Engaging the Whole Village, Teaching the Whole Child. Jurnal the Challage vol. 16 no 4. Onine www.thechallage.org

Danim, Sudarwan.(2006). VisiBaru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik. Jakarta: Bumi Aksara

Danim, Sudarwan. (2010). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta

Daryanto, M. (2011). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Davis,Keith dan Newstrom,(2008).John. Perilaku dalam Organisasi. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta Gelora Aksara Pratama.

Engkoswara dan Komariah, A. (2011). Administrasi Pendidikan. Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.


(3)

Handoko.(2001). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perusahaan.Yogyakarta: BPFE.

Hanifah,Hani.(2012). Pengruh Lingkungan Kerja,Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Jurnal Manajemen Pendidikan.Halaman 268- 277.

Haryati, Sri.(2012). Pengaruh Kualifikasi Akademik, Pengalaman Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar se Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. JMP, Volume 1 Nomor 3, Desember 2012.Halaman 331 – 344.

Hasibuan, Melayu. (2003). Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Hoy, K. Wayne. (2014). Administrasi Pendidikan: Teori, Riset, dan Praktik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartono,K. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Karwati, Euis dan Donni J.Priansa. (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala

Sekolah. Bandung: Alfabeta.

LPMP Jabar . Budaya-dan-iklim-sekolah-dalam-pengembangan-sekolah. Diakses dari http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/rubrik/artikel/160- ( 5 Mei 2015 10.32)

Lunenburg and Irby. (2006). The Principalship. Vision to Action . USA : Cengange Learning

Luthans, Fred. (2006).Perilaku Organisasi. Edisi 10 (Terjemhan Vivin Andika,dkk).Yogyakarta; Andi.

Mangkunegara,Anwar P. (2005). Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

Marzuki, M. S. (2002).Strategi dan Model Pelatihan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Masaong, Abdul Kadim.(2011). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. Bandung: Alfabeta.

Mathis, Robert L.dan Jacson,John H. (2006). Human Resource Management (10 ed).Terjemahan:Diana Angelica.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.


(4)

Mulyasa, E. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, (2012). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah . Bandung Bumi Aksara

Natalman Lase, Denny. 2010.Pengaruh Tingkat Kepercayaan,DisiplinKerja dan Struktur Tugas Terhadap Keefektifan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jurnal PendidikanUniversitas Negeri Medan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 Tentang Otonomi Daerah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Tugas Guru beserta Angka Kreditnya.

Puspitasari, Dewi. (2013). Kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi Berprestasi guru terhadap mutu pendidikan di gugus rama 2 upt Disdikpora kecamatan kembang kabupaten jepara. Jurnal. JMP Volume 2 No 1.

Raspatiningrum, Lilis.(2010). Pengaruh Efektifitas Kinerja Mengajar Dosen dan Kualitas Layanan Administrasi Akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa UPI.Tesis UPI.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian . Bandung : Alfabeta

Riduwan dan Akdon.(2009). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal, Sylviana Murni.(2010). Education Management: Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Rivai, Velthzal, Ahmad Fauzi Mohd.Basri.(2005).Performance Apprasial. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(5)

Schein, Edgar H. (2010). Organization Culture and Leadership 4th Edition. USA: John Wiley & Sons.Inc.

Sedarmayanti.(2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama)

Siagian P. Sondang . (2009). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Stronge, Catano et al. (2012). Kualitas Kepala Sekolah Efektif. Jakarta: PT Indeks. Sudharto.(2013).Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah, Pengalaman Kerja, dan Kompensasi Terhadap Kepuasan,Motivasi Kerja, dan Kinerja Kepala SMA se Eks Karesidenan Semarang. Jurnal Administrasi Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.Halaman 16 – 32.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, R & D. Bandung: Alfa Beta. Cetakan ke-15

Suhardi. (2012). Pengaruh Peran Aktif Komite Sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah terhadap Mutu SMK di Kabupaten Pemalang. Jurnal Manajemen

Pendidikan. Vol. 1, No. 1. Halaman 159 – 165.

Suharsaputra, U. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Suhardiman, B. (2008). Studi Kinerja Kepala Sekolah (Analisis Pengaruh Faktor Rekrutmen, Kompetensi, Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala SMP dan Dampaknya Terhadap Kinerja Sekolah Di Kabupaten Garut), Jurnal Manajemen & Sistem Informatika UPI. Vol.VI, Halaman 12. Supriadi, A. (2012). Kontribusi Motivasi Kerja dan Pendidikan Dan Latihan.

Jurnal Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.Vol V.Halaman 24.

Sururi, dan Suharto, N (2007). Belajar SPSS for Window Untuk Mengolah Data Penelitian. Bandung : Dewa Ruchi

Thoha,Miftah.(2012). Kepemimpinan dalam Manajemen.Jakarta:Rajawali Pers. Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2010). Manajemen pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Umam, Khaerul. (2010). Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(6)

Undang – undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang – undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Veithzal, dkk. (2005). Performance Apprasial (Edisi Kedua).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahjosumidjo. (2005). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Press.

Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja.Jakarta: Rajawali Pers.

Wijayanti, Irene Diana Sari. (2008). Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Winardi, J. (2007).Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

Yasaratodo, W. (2011). Kemampuan Pribadi dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Kepala Sekolah. Jurnal Teknologi Pendidikan.Vol. 4 No.1.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 1 15

PENDAHULUAN KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 0 8

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT.

0 1 48

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

1 10 56

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN KATAPANG.

0 3 65

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

0 3 59

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

0 10 72

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU.

0 1 10

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS WIRATNO KECAMATAN CILACAP TENGAH

0 2 86

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN

1 4 14