PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT.

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

MAYA DESI KUSUMAH NIM 1308053

PROGRAM STUDI ADMINSTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN

TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Oleh

MAYA DESI KUSUMAH NIM 1308053

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

© Maya Desi Kusumah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

MAYA DESI KUSUMAH

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Endang Herawan, M.Pd. NIP 19600810 198603 1 001

Mengetahui Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan SPs UPI

Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd. NIP 19700524 199402 2 001


(4)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu

Kabupaten Garut Maya Desi Kusumah

NIM. 1308053 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja kepala sekolah, motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah serta pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini di harapkan memberikan kontribusi bagi kepentingan akademis dan untuk dijadikan informasi bagi pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja Kepala Sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasinya adalah seluruh kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang ber jumlah 47 orang. sampel penelitian diambil berdasarkan total sampling dari seluruh Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan motivasi kerja, pelatihan, dan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut berada pada katagori cukup kuat. Motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah, dan secara bersama-sama motivasi kerja dan pelatihan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Untuk memperbaiki kinerja kepala sekolah perlu diperhatiannya dimensi supervisor yaitu dalam merencanakan program supervisi. Untuk memperbaiki motivasi kerja indikator paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Untuk memperbaiki pelatihan indikator paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Besarnya pengaruh Motivasi Kerja dan pelatihan terhadap kinarja kepala sekolah dapat di jadikan pertimbangan bagi sekolah dalam usaha meningkatkan kinerja kepala sekolah.


(5)

Effect Of Working Motivation And Training On The Principal’s

Performance In All Elementary School In Cibatu Sub Districts Garut Regency

Maya Desi Kusumah NIM. 1308053

ABSTRACT

This study aims to know how the performance of the principal, the working motivation and the principal’s training as well as the influence of Working Motivation and Training toward the principal’s performance in all elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The result of this study is expected to give contribution for academic interest and become information for educational administrator in the effort to improve and increase the principal’s performance. The approach used in this study is quantitative with survey method. The population is 47 principal of elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The sample was taken by total sampling from all elementary school in Cibatu sub districts Garut regency. The data was collected by questionnaire and analysed by correlation and regression. The result of the study shows that the presence of the working motivation, training, and the principal’s performance is at strong enough category. Both the working motivation and the training positively and significantly influential toward the principal’s performance, and collectively the working motivation and the training positively and significantly influential toward the principal’s performance. To improve the principal’s performance, the supervisor dimension need to be considered in planning the supervision program. To improve the working motivation, the lowest indicator that need to be seriously considered is the indicator of performing the job seriously. To improve the training, the lowest indicator that need to be seriously considered is the indicator of information technology and communication training. The great influence of working motivation and training toward the principal’s performance may become consideration for school in the effort to improve the principal’s performance. Key Words: Working motivation, Training, The principal’s performance


(6)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

DAFTAR ISI

Hlm

PERNYATAAN……….………...

ABSTRAK ………

KATA PENGANTAR ……….……….

UCAPAN TERIMA KASIH …..……….

DAFTAR ISI ……….

DAFTAR TABEL ………

DAFTAR GAMBAR ………

DAFTAR GRAFIK …...……… i ii iii iv vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ………..……. B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ……..…….. C. Tujuan Penelitian ………...……. D. Manfaat Penelitian ………..…… E. Struktur Organisasi Tesis ………...…….

1 8 10 11 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka ………...……….. 1. Kinerja Kepala Sekolah dalam Administrasi

Pendidikan …...………..……….... a. Pengertian Kinerja Kepala Sekolah ……...…… b. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ………... c. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah …………... d. Indikator Kinerja Kepala Sekolah ………... 2. Kajian Motivasi Kerja dalam Administrasi Pendidikan

a. Pengertian Motivasi Kerja …..……… b. Pentingnya Motivasi Kerja ... c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja d. Teori-teori Motivasi Kerja ... e. Pola Motivasi ... f. Model Harapan ... g. Hubungan anatara Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Karyawan ... h. Cara Meningkatkan Motivasi Kerja ... i. Indikator Motivasi Kerja ………...…… 3. Kajian Pelatihan dalam Administrasi Pendidikan …... a. Pengertian Pelatihan …...……….. b. Asas-asas Pelatihan ... c. Pengembangan Program Pelatihan ...

13 13 13 18 20 22 32 32 34 34 38 41 42 43 43 47 49 49 52 54


(7)

d. Mekanisme Pelatihan ... e. Efektivitas Pelatihan ... f. Manajemen Pelatihan ... g. Penerapan Hasil Pelatihan ... h. Pelatihan untuk Meningkatkan Kinerja ... i. Indikator Pelatihan ……...…….. B. Kerangka Penelitian ………....

1. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah ... 2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah 3. Motivasi Kerja dan Pelatihan Kepala Sekolah

Bersama-sama Berpengaruh Terhadap Kinerja Kepala Sekolah ...

C. Hipotesis Penelitian ……….……… 56 57 59 60 62 62 65 65 66 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……….………… B. Metode Penelitian …...……… C. Definisi Operasional ………...……… D. Proses Perumusan Instrumen Penelitian …...…………. E. Proses Pengembangan Instrumen ………... 1. Kisi-kisi Instrumen …...………… 2. Uji Validitas………...……….. 3. Uji Reliabilitas ……...……….. F. Teknik Pengumpulan Data………...….. G. Teknik Analisis Data ………...…

69 71 72 73 74 74 80 81 83 84 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian ………….……….. 1. Analisis Deskriptif …………...………....

a. Gambaran Motivasi Kerja pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut... b. Gambaran Pelatihan pada Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... c. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut... 2. Pengujian Persyaratan Analisis ………...

a. Uji Normalitas Data ……….... b. Uji Linieritas ………... 3. Pengujian Hipotesis ………

a. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Kepala 86 86 86 88 89 91 91 95 97


(8)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

Sekolah ……...………. b. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Kepala

Sekolah …... c. Pengaruh Motivasi Kerja dan Pelatihan terhadap

Kinerja Kepala Sekolah ……... 4. Interpretasi Hasil Analisis Data ………..….. B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….…. 1. Analisis Deskripsi Data Penelitian ... a. Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah

Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. b. Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. c. Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ……...……….. 2. Analisis Pengujian Hipotesis ...

a. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Kepala Sekolah ... b. Pengaruh Pelatihan Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Kepala Sekolah ... c. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan

Pelatihan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Kepala Sekolah ...

97 101 104 108 111 111

111

114

117 120 120 122

123 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ……….

B. Rekomendasi ………..

125 126 DAFTAR PUSTAKA ……….………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..……… RIWAYAT HIDUP ………...

128 133 196


(9)

DAFTAR TABEL Tabel Hlm 1.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34

Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ………... Populasi Penelitian ……...…….. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah ……… Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja Kepala Sekolah …………... Kisi-kisi Instumen Pelatihan Kepala Sekolah ……... Model dan Bobot Alternatif Jawaban ………... Kategori Penilaian Presentase Skor Tanggapan Responden …...…. Rekafitulasi Pengumpulan Angket keseluruhan Variabel ………… Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r …...………. Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Motivasi Kerja ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Pelatihan ... Kriteria Skor Rata-rata Variabel Kinerja Kepala Sekolah ... Skor Rata-rata Perhitungan WMS Variabel Penelitian ... Hasil Uji Normalitas Data Y ... Hasil Uji Normalitas Data X1 ... Hasil Uji Normalitas Data X2 ... Hasil Uji Data Y terhadap X1 ... Hasil Uji Linieritas Y terhadap X2 ... Rekafitulasi Hasil Uji Linieritas Data Y terhadap X1 dan X2 ... Tolak Ukur Koefisien Korelasi ... Koefisien Korelasi Variabel X1 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X1 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X1 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X1 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Variabel X2 terhadap Y ... Signifikansi Korelasi X2 terhadap Y ... Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Y ... Analisis Regresi Variabel X2 terhadap Y ... Koefisien Korelasi Ganda ... Signifikansi Korelasi Ganda ... Analisis Koefisien Determinasi ... Analisis Regresi Ganda ... Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ...

6 70 74 76 77 79 82 83 85 86 87 88 90 91 92 93 94 95 96 96 97 98 99 99 100 101 102 103 103 104 105 106 107 108


(10)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hlm

1.1 2.2 2.3 2.4 3.5 4.6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah ... Kinerja Sekolah ... Daur Managing Training ... Kerangka Berpikir Penelitian ... Hubungan Variabel Bebas dan Terikat ... Struktur Kontribusi X1 dan X2 terhadap Y ...

9 14 59 67 72 111


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hlm

4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6

Normalitas data Y ... Normalitas data X1 ... Normalitas data X2 ... Gambaran Kinerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Motivasi Kerja Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ... Gambaran Pelatihan Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut ...

92 93 94 112 114 118


(12)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Otonomi daerah memberikan kewenangan yang besar kepada Pemerintah Daerah dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Salah satu kewenangan tersebut adalah dalam pembinaan karir pendidik dan tenaga kependidikan, termasuk rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Implementasi kewenangan tersebut selama ini menunjukkan dua kecenderungan yaitu: (1) adanya perbedaan proses rekrutmen antara daerah yang satu dengan yang lain, dan (2) ditemukannya indikasi penyimpangan dari prinsip-prinsip profesionalisme dalam proses rekrutmen kepala sekolah/madrasah. Dalam konteks ini pemerintah pusat memiliki kewenangan membuat regulasi agar dua hal tersebut dapat dikurangi/ditekan melalui berbagai peraturan dan kebijakan antara lain Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dan Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendiknas tersebut mengamanatkan perlunya penataan kembali sistem rekrutmen dan pembinaan karir kepala sekolah/madrasah agar diperoleh kepala sekolah/madrasah yang kredibel dan berkompeten. Karena itu semua pihak yang terkait, terutama pemerintah daerah dalam hal rekrutmen kepala sekolah/madrasah harus memiliki komitmen yang sama dalam melaksanakan Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tersebut.

Pasal 1 dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009, ini yang dimaksud dengan: Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Kehadiran kepala sekolah sangat penting karena merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama guru, karyawan, dan anak didik.


(13)

Begitu besarnya peranan sekolah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya inovasi pendidikan dan kegiatan sekolah sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah. Namun, perlu dicatat bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya, tidak ditentukan oleh tingkat keahliannya dibidang konsep dan teknik kepemimpinan semata, melainkan lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam memilih dan menggunakan teknik atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dipimpin.

Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahnya harus mempunyai kinerja yang efektif yang mampu mencapai keberhasilan kepala sekolah yang produktif di sekolah. Hal tersebut sebagaimana Martin, dkk. (dalam Mulyasa, 2011, hlm. 63) bahwa kepala sekolah yang efektif setidaknya memiliki indikator yaitu:

1) Memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya dan mampu mendorong semua warga sekkolahnya untuk mewujudkannya. 2) Memiliki harapan tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja seluruh warga sekolah. 3) Senantiasa memprogramkan dan menyempatkan diri untuk mengadakan pengamatan terhadap berbagai aktifitas guru dan pembelajaran di kelas serta memberikan umpan balik (feedback) yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah daan memperbaiki pembelajaran. 4) Mendorong manfaat waktu secara efisien dan merancang prosedur untuk meminimalisir stress dan komplik negatif. 5) Mendayagunakan berbagai sumber belajar dan melibatkan seluruh warga sekolah secara kreatif, produktif, akuntabel. 6) Memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun kelompok, serta memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan pembelajaran. 7) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan.

Dalam rangka menciptakan kinerja kepala sekolah yang dapat dikatagorikan baik maka salah satu usaha pemerintah adalah menseleksi, calon kandidat kepala sekolah sesuai dengan syarat yang telah ditentukan, kemudian ditempatkan, selanjutnya diadakan pelatihan jabatan, baik sesudah menduduki jabatan maupun sebelum menduduki jabatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, setelah mempunyai kompetensi yang memadai atau paling tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 mengenai standar kompetensi bagi kepala sekolah, ada lima aspek kompetensi yang harus ada dalam diri seorang kepala sekolah yakni, kompetensi kepribadian yang menyangkut integritas dan kejujuran; kompetensi sosial yang mencakup hubungan antar


(14)

3

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manusia dan hubungan baik dengan sesama, kompetensi manajerial yang terkait kemampuan kepala sekolah mengelola sekolah dan sumber daya yang ada di sekolah, sehingga diharapkan dengan memiliki kompetensi yang memadai, kompetensi supervisi dan kompetensi kewirausahaan.

Menurut pendapat Karwati (2013, hlm. 83) mengungkapkan bahwa:

Kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan. Kinerja kepala sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja kepala sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan yang diemban kepala sekolah.

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah, faktor-faktor tersebut ada yang sifatnya aksternal dan internal. Newstron (2005, hlm. 219) menyatakan bahwa “kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan, motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan penghargaan baik dari lingkungan internal maupun eksternal organisasi”. Simanjuntak (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan individual, tehnologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan”.

Menurut Hennry Simamora (dalam Mangkunegara, 2012, hlm. 14) “kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor: (1) Faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi. (2) Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi. (3) Faktor organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, job design”. Mulyasa (2011, hlm. 16) mengatakan “dengan adanya pelatihan diharapkan kepala sekolah memiliki keinginan untuk berprestasi yang lebih besar sehingga meningkatkan motivasi kerjanya”. Pfeiffer dan Dunlop (dalam Kadarisman, 2012, hlm. 235) mengemukakan bahwa “pemberdayaan adalah kunci dari motivasi. Jika


(15)

dikaitkan dengan pemberdayaan pegawai, maka pemberdayaan pegawai merupakan kunci untuk meningkatkan motivasi kerja”.

Sedangkan Sedarmayanti (2001, hlm. 123) mengemukakan bahwa:

Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan salah satu upaya yang wajib dilakukan bagi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen, meningkatkan mutu sumber daya manusia untuk dapat memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan produktif, harus dilakukan secara terus menerus sehingga tetap menjadikan sumber daya manusia yang produktif.

Pengembangan (development) merupakan proses yang dibuat untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk memecahkan berbagai macam persoalan dalam pencapaian tujuan lembaga, yang dititikberatkan pada self relization atau self development. Castetter (1996, hlm. 232) “... strategic planning for human recources, recruitmen, selestion, induction, development personel, perfomance, apprasial, employ-ment justice and continuity, information technology, compensation, and bargaining”. Oleh karena itu dalam merencanakan pengembangan personil tidaklah mudah, ada beberapa prosedur yang harus ditempuh dan harus dipertimbangkan. Begitu eratnya rencana strategis dengan pengembangan tenaga kependidikan khususnya pelatihan kepala sekolah., khususnya pelatihan di bidang kinerja kepala sekolah.

Pelatihan merupakan bentuk pengembangan sumber daya manusia yang amat strategis, sebab dalam program pelatihan selalu berkaitan dengan masalah nilai, norma dan perilaku individu maupun kelompok. Dengan program pelatihan selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan seperti pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan remedial, motivasi, meningkatkan mobilitas dan keamanan anggota masyarakat. Menurut Wahjosumidjo (2003, hlm. 381), “tujuan utama pelatihan adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan sekolah”. Melalui pelatihan baik dalam jabatan maupun diluar jabatan yang pada akhirnya, kinerja kepala sekolah akan bertambah baik.


(16)

5

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang terjadi di lapangan. Departemen Pendidikan Nasional baru-baru ini melakukan uji kompetensi kepala sekolah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007. Setelah diadakan uji kompetensi, hasilnya dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia sebanyak 70% tidak kompeten. Berdasarkan hasil uji kompetensi, hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik Depdiknas (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15)

Disamping itu, menurut Suhardiman (2008, hlm. 32) “banyaknya kepala sekolah yang kurang memenuhi standar, kondisi ini tidak lepas dari proses rekrutmen dan pengangkatan kepala sekolah yang berlaku saat ini”. Lebih jauh Suhardiman mengatakan bahwa “kelemahan tersebut karena di sejumlah daerah penunjukan kepala sekolah asal comot saja”. Di beberapa daerah, termasuk di kabupaten Garut posisi kepala sekolah tergantung bupati/walikota. Proses dari guru untuk menjadi kepala sekolah di kabupaten Garut hanya beberapa hari saja, bahkan beberapa jam melalui seleksi biasa, seperti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil. Tidak didahului melalui pendidikan dan latihan.

Begitu pula kinerja kepala sekolah di wilayah Kecamatan Cibatu sudah optimal akan tetapi masih ada sekolah yang perlu meningkatkan kinerja kepala sekolahnya. Ini berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dan diperoleh data dari penilaian kinerja kepala sekolah yang telah dilakukan oleh pengawas binaan masing-masing sekolah kecamatan Cibatu. Berdasarkan Permendiknas No. 35 tahun 2010 tentang penilaian kinerja kepala sekolah terdiri dari 6 komponen, 40 kriteria, dan 162 indikator, yang nilainya dinyatakan dalam skala 1-100. Adapun kategorinya adalah sebagai berikut: skor 91-100 termasuk kategori amat baik, skor 76-90 termasuk kategori baik, skor 61-75 termasuk kategori cukup, skor 51-60 termasuk kategori sedang, dan skor yang kurang dari 50 termasuk kategori kurang. Sementara kalau kita melihat data tersebut bahwa nilai kinerja kepala sekolah tertinggi hanya 83,80 dan nilai kinerja kepala sekolah terendah mencapai 65,70, dan rata-rata nilai kinerja kepala sekolah di Kecamatan Cibatu 76,10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah di Kecamatan Cibatu termasuk kategori baik maka daripada itu kinerja kepala


(17)

sekolah di Kecamatan Cibatu dapat dikatakan sudah optimal. Akan tetapi masih banyak sekolah yang nilai kinerja kepala sekolahnya termasuk dalam kategori cukup dan ada beberapa yang kategori sedang, begitu pula dari urutan nilai rata-rata enam aspek, nilai yang terendah yang perlu ditingkatkan yaitu aspek supervisi dan kepemimpinan pembelajaran, seperti yang tertera pada tabel berikut

Tabel 1.1

Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah

Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut No

Nama Sekolah Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai

Kinerja

1 2 3 4 5 6

1 SDN Cibatu 4 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

2 SDN Cibunar 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

3 SDN Cibunar 5 2,47 2,55 3,4 2,5 2,4 3,67 17 70,9

4 SDN Cibunar 6 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

5 SDN Cibatu 3 2,47 2,5 2,4 3,5 2,4 3,67 17 70,7

6 SDN Cibunar 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

7 SDN Cibatu 2 2,47 2,5 3,4 2,55 3 2,67 16,6 69,3

8 SDN Mekarsari 2 3 2,5 2,4 2,5 3,14 2,67 16,2 67,7

9 SDN Cibunar 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

10 SDN Sindangsuka 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8 11 SDN Wanakerta 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

12 SDN Girimukti 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

13 SDN Sindangsuka 4 2,67 2,5 2,7 2,5 2,8 2,67 15,9 59,1

14 SDN Mekarsari 3 2,47 2,5 3 2,5 2,4 3 15,9 66,1

15 SDN Cibunar 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 59,9 16 SDN Kertajaya 1 2,8 2,5 2,3 2,5 3 2,67 15,8 65,8 17 SDN Kertajaya 2 3 2,5 2,4 2,5 2,56 2,77 15,8 65,7 18 SDN Padasuka 2 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

19 SDN Keresek 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

20 SDN Keresek 3 3 3,5 3 3,5 3 3,67 19,7 82

21 SDN Sindangsuka 5 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8 22 SDN Wanakerta 1 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9 23 SDN Sindangsuka 1 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9


(18)

7

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 (Lanjutan)

Rekafitulasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut

No Nama Sekolah Aspek yang Dinilai Jumlah Nilai

Kinerja

1 2 3 4 5 6

25 SDN Keresek 4 2,47 2,5 2,4 3 2,4 2,67 15,5 64,5

26 SDN Keresek 5 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

27 SDN Keresek 7 2,66 2,5 2,7 2,5 2,44 2,67 15,5 64,5

28 SDN Sukalilah 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

29 SDN Girimukti 2 2,47 2,5 2,4 2,5 2,8 2,67 15,4 64

30 SDN Sukalilah 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

31 SDN Cibatu 1 2,47 2,5 2,4 2,5 2,4 3 15,3 63,8

32 SDN Mekarsari 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

33 SDN Padasuka 4 2,47 3 2,4 2,5 2,4 2,47 15,3 63,6

34 SDN Sukalilah 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

35 SDN Sukalilah 4 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

36 SDN Keresek 6 2,47 2,5 2,4 2,5 2,66 2,67 15,2 63,5

37 SDN Padasuka 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

38 SDN Sindangsuka 3 2,47 2,5 2,4 2,5 2,6 2,67 15,2 63,2 39 SDN Padasuka 3 2,47 2,56 2,4 2,5 2,4 2,8 15,2 63,2 40 SDN Sindangsuka 6 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

41 SDN Wanakerta 3 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

42 SDN Kertajaya 3 2,67 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18,2 75,7 43 SDN Karyamukti 1 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8 44 SDN Karyamukti 2 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

45 SDN Keresek 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

46 SDN Mekarsari 4 2,47 3,5 2,4 3,5 2,4 3,67 18 74,9

47 SDN Wanakerta 2 3 3,5 3,4 3,5 3 3,67 20,1 83,8

Rata-rata 2,8 3,17 3 3,19 2,8 3,39 18,3 76,1

Keterangan:

Aspek 1 : Kepemimpinan Pembelajaran Aspek 2 : Kepribadian dan Sosial Aspek 3 : Manajemen Sumber Daya Aspek 4 : Pengembangan Sekolah Aspek 5 : Supervisi Pembelajaran Aspek 6 : Kewirausahaan

Sumber: PKKS dari pengawas sekolah dasar Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut


(19)

Berdasarkan penelitian terdahulu, Dody (2011, hlm. 125) penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor kinerja kepala sekolah menjadi faktor yang layak diteliti secara berkesinambungan dan terencana untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian mutu sekolah yang baik melalui kinerja kepala sekolah yang dipengaruhi oleh motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah. Oleh karena hal tersebut di atas, maka penulis tertarik meneliti pengaruh motivasi kerja dan pelatihan sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Sehingga sesuai dengan hal tersebut diatas, maka penulis mengambil judul penelitian yaitu: ”Pengaruh Motivasi Kerja Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Karwati (2013, hlm. 83) mengungkapkan bahwa: “Kinerja kepala sekolah adalah unjuk kerja, prestasi kerja, atau hasil pelaksanaan kerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah merupakan tingkatan dimana kepala sekolah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditentukan”. Kinerja kepala sekolah merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material dalam suatu tenggang waktu tertentu. Kinerja kepala sekolah dapat ditafsirkan dalam arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan yang diperlukan kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan yang diemban kepala sekolah.

Pada kenyataannya banyak faktor yang mempengaruhi kinerja. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor-faktor tersebut ada yang sifatnya aksternal dan internal. Newstron (2005, hlm. 219) menyatakan bahwa “kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan, motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan penghargaan baik dari lingkungan internal maupun sksternal organisasi”. Simanjuntak (dalam Sedarmayanti, 2001, hlm. 15) mengemukakan bahwa “faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap kinerja yaitu: pelatihan, keterampilan, disiplin kerja, sikap dan etika kerja, motivasi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan individual,


(20)

9

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tehnologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan berprestasi dan kebijakan pemerintah secara keseluruhan”. Hennry Simamora (dalam Mangkunegara, 2012, hlm. 14) kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor: “Faktor individu yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi, Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi, Faktor organisasi yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, job design”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja maka penulis membatasi hanya dua faktor saja dalam penelitian ini yaitu motivasi kerja dan bentuk pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah, sebab merupakan penelitian yang baru dengan kajian tersebut terutama di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan variabel tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana signifikannya motivasi kerja dan Pelatihan mampu mempengaruhi kinerja kepala sekolah dan seberapa besar pengaruhnya. Faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah dari: Wahjosumidjo (1999), Hennry Simamora(2012), Dody (2011)

Simanjuntak (2001) KINERJA

PENGHARGAAN

ATTITUDE

MOTIVASI KERJA

KEBIJAKAN KEPEMIMPINAN

KEAHLIAN

PELATIHAN KOMPETENSI

PEMBELAJARAN

DEMOGRAFI

LATAR BELAKANG JOB DESIGN


(21)

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Secara rinci rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

3. Bagaimana gambaran Pelatihan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

4. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

5. Seberapa besar pengaruh Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

6. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah kinerja dipengaruhi oleh faktor motivasi kerja kepala sekolah dan faktor pelatihan di sekolah dasar negeri di Kecamatan Cibatu

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Terdeskripsikannya kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

2. Terdeskripsikannya motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.


(22)

11

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Terdeskripsikannya Pelatihan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

4. Teranalisanya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

5. Teranalisanya pengaruh Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

6. Teranalisanya pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja dan Pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi:

1. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah untuk meningkatkan kinerja nya, meningkatkan motivasi kerjanya dan pelatihan kepala sekolah.

2. Pengawas TK/SD dan UPTD memberikan pembinaan dan pelatihan yang dapat mendukung kepala sekolah melaksanakan peran dan fungsinya di sekolah sehinggga dapat memotivasi kerja kepala sekolah dan meningkatkan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.

3. Pengelola pendidikan dan pengambil keputusan perlu menyusun rencana induk pelatihan yang dapat mendukung kepala sekolah melaksanakan peran dan fungsinya di sekolah sehinggga dapat memotivasi kerja kepala sekolah dan meningkatkan kinerja kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut.hbk

4. Peneliti untuk menambah wawasan, pengembangan ilmu dan memotivasi diri serta menunjukkan kinerjanya dalam bekerja


(23)

E. Struktur Organisasi Tesis

Dalam tesis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub bab yang rinci sebagai berikut:

Bab I, berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi tesis.

Bab II, berisi tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian, didalamnya berisikan tentang: kajian pustaka, kinerja kepala sekolah dalam administrasi pendidikan, motivasi kerja, pelatihan, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III, berisi tentang metodologi penelitian, didalamnya berisikan: lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen (pengujian validasi, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran), teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV, berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, didalamnya berisikan: pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V, di dalamnya berisikan: kesimpulan dan rekomendasi. Menyajikan penafsiran pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian serta memberikan rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, serta kepada yang berminat melakukan penelitian selanjutnya. Di akhir tesis ini terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran terkait penelitian.


(24)

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 69

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi , Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan pada sekolah dasar negeri yang berada di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini berdasarkan variabel terikatnya yaitu kinerja kepala sekolah maka yang dijadikan responden untuk menjawab adalah kepala sekolah di sekolah itu sendiri. Untuk menjawab pada variabel bebasnya yaitu motivasi kerja dan pelatihan kepala sekolah maka yang dijadikan responden untuk memberikan jawaban adalah kepala sekolah itu sendiri.

Sugiyono (2004, hlm. 90) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sementara Sudjana (1996, hlm. 6) berpendapat bahwa “populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya”. Sedangkan Riduan (2002, hlm. 30) mengatakan bahwa “popupasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dengan demikian maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh kerena itu penentuan kerakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, kerena pada hakekatnya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan data yang representatif penulis mengambil populasi kepala sekolah SDN Negeri se-kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang berjumlah 47 sekolah yang berarti 47 kepala sekolah Pertimbangan ini diambil karena kepala sekolah yang mengetahui dan mengalami langsung indikator-indikator yang penelitian yang dicantumkan dalam instrumen penelitian. Data selengkapnya seperti tertera dalam tabel 3.2.


(25)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Nama SD Jumlah Kepala Sekolah

1 SDN Cibatu 1 1

2 SDN Cibatu 2 1

3 SDN Cibatu 3 1

4 SDN Cibatu 4 1

5 SDN Cibunar 1 1

6 SDN Cibunar 2 1

7 SDN Cibunar 3 1

8 SDN Cibunar 4 1

9 SDN Cibunar 5 1

10 SDN Cibunar 6 1

11 SDN Girimukti 1 1

12 SDN Girimukti 2 1

13 SDN Girimukti 3 1

14 SDN Karyamukti 1 1

15 SDN Karyamukti 2 1

16 SDN Keresek 1 1

17 SDN Keresek 2 1

18 SDN Keresek 3 1

19 SDN Keresek 4 1

20 SDN Keresek 5 1

21 SDN Keresek 6 1

22 SDN Keresek 7 1

23 SDN Kertajaya 1 1

24 SDN Kertajaya 2 1

25 SDN Kertajaya 3 1

26 SDN Mekarsari 1 1

27 SDN Mekarsari 2 1

28 SDN Mekarsari 3 1

29 SDN Mekarsari 4 1

30 SDN Padasuka 1 1

31 SDN Padasuka 2 1

32 SDN Padasuka 3 1

33 SDN Padasuka 4 1

34 SDN Sindangsuka 1 1

35 SDN Sindangsuka 2 1

36 SDN Sindangsuka 3 1

37 SDN Sindangsuka 4 1

38 SDN Sindangsuka 5 1

39 SDN Sindangsuka 6 1

40 SDN Sukalilah 1 1

41 SDN Sukalilah 2 1

42 SDN Sukalilah 3 1

43 SDN Sukalilah 4 1

44 SDN Wanakerta 1 1

45 SDN Wanakerta 2 1

46 SDN Wanakerta 3 1

47 SDN Wanakerta 4 1

Jumlah 47


(26)

71

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2003, hlm. 91) mendefinisikan “sampel sebagai bagian dari jumlah dan karaketristik yang dimiliki”. Sementara Sudjana (1996, hlm. 6) mendefinisikan “sampel sebagai bagian yang diambil dari populasi. Dengan demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi”.

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampel total (total sampling) yaitu seluruh sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut sebanyak 47 sekolah.Sedangkan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah di 47 Sekolah Dasar Negeri tersebut. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005, hlm. 120) mengemukakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih dari jumlah populasi”. Sampel pada penelitian ini merupakan sampel populasi dan bersifat homogen dimana sumber data memiliki sifat yang sama yaitu kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang berjumlah 47 orang seperti yang tertera pada tabel 3.2.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu. “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”, Sugiono (2003, hlm. 3). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini merupakan upaya pembuktian teori yang telah ada. Metode kuantitatif digunakan bila masalah penelitian sudah jelas, bermaksud menguji hipotesis dan mendapatkan data yang akurat berdasarkan fenomena empiris dan terukur.

Jenis metode kuantitatif yang akan digunakan adalah survey, karena data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi sehingga ditemukan distribusi hubungan antar variabel yang diteliti. Menurut Riduan (2010, hlm. 49), “Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel


(27)

yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian- kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.

Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survey sehingga ditemukan pengaruh motivasi kerja dan pelatihan terhadap kinerja kepala sekolah dasar. Untuk melihat hubungan antar variabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.5

Hubungan Variabel Bebas dan Terikat

Informasi-informasi untuk keperluan tersebut dihimpun/dijaring melalui instrumen angket (kuisioner) digunakan untuk menggali kenyataan motivasi kerja kepala sekolah, bentuk pelatihan kepala sekolah dan kinerja kepala sekolah. Data yang diperoleh melalui angket tersebut digunakan sebagai data faktual untuk mendukung/ menguatkan teori bahwa motivasi kerja dan pelatihan mempengaruhi terhadap kinerja kepala sekolah.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksud untuk memberikan kesamaan persepsi agar terdapat kesamaan persepsi sehingga pemahaman terhadap istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak terjadi perbedaan. Pentingnya definisi operasional ini dibahas kerena banyaknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.

Nazir (2003, hlm. 152) mengemukakan “definisi operasional adalah definisi yang memberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, apapun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu”.

MOTIVASI KERJA

KINERJA KEPALA SEKOLAH PELATIHAN


(28)

73

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan pendapat di atas maka definisi operasional tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Motivasi Kerja (X1)

Motivasi kerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor pendorong atau mempengaruhi gairah kepala sekolah dalam bekerja. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, kreativitas, prestasi.

2. Pelatihan (X2)

Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan tentang keterampilan dalam memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut bidang tugas dan tujuan lembaga yang telah ditetapkan dan bentuk pelatihan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah tersebut.

3. Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Kinerja kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pemimpin sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan dan peranannya sebagai manajer, leader, supervisor.

D. Proses perumusan Instrumen Penelitian

Dalam merumuskan instrumen penelitian diperlukan langkah-langkah berikut:

1. Mempedomani teori motivasi kerja, pelatihan dan kinerja kepala sekolah yang dijadikan dasar perumusan item angket.

2. Membuat kisi-kisi motivasi kerja, pelatihan dan kinerja kepala sekolah.

3. Kisi-kisi terdiri dari nama variable dan sumber teori, dimensi, indikator dan sub indikator.

4. Dari sub indikator, diambil jadi pernyataan dalam angket.

5. Pernyataan dalam angket disesuaikan dengan maksud setiap variabel agar data yang diberikan dapat menjawab kebutuhan penelitian.


(29)

E. Proses Pengembangan Instrumen

Langkah-langkah pengembangan instrumen adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah menganalisis kembali pemyataan instrumen penelitian agar butir-butir yang dikembangkan sesuai dengan defmisi operasional yang telah dirumuskan.

2. Langkah kedua adalah menetapkan instrumen penelitian yang akan dipakai. 3. Langkah ketiga adalah menguji coba instrumen penelitian. Pada tahap ini

instrumen yang dikembangkan untuk semua variabel diuji cobakan terlebih dahulu sesuai dengan karakteristik populasi yang diteliti.

4. Langkah berikutnya adalah analisis hasil ujicoba untuk mengetahui validitas, maupun realibilitasnya. Kemudian item yang dianggap valid dan realibel dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sedangkan item yang dianggap tidak valid, dibuang atau diperbaiki menyesuaikan dengan tingkat validitasnya.

a. Kisi-kisi Instrumen

Butir pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dikembangkan atas dasar definisi operasional dari masing-masing variabel mengacu pada indikator yang telah dituangkan dalam kisi-kisi instrumen (Riduan, 2010, hlm. 32) yang ditunjukan dalam tabel:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Kepala Sekolah

No Sub

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator

Kinerja Kepala Sekolah (Masaong, 2011, hlm. 44) dan (Mulyasa, 2011, hlm. 56)

Manajer Merencanakan Merencanakan rencana tahunan sekolah yang berlaku pada tahun ajaran berikutnya Menjabarkan program tahunan ke dalam program semester 1 dan II

Mengorganisasikan Mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru dan staf

Memberikan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat

Mengkomunikasikan visi, misi tujuan dan program strategis sekolah guru dan staf Memberikan pengarahan penugasan guru dan staf dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing

Membangun kerja sama tim antara guru, antara staf , antara guru dan staf dalam memajukan sekolah


(30)

75

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memimpin rapat dengan guru, staf, orang tua dan siswa komite sekolah

Mengambil keputusan dengan menggunakan stategi yang tepat

Melaksanakan Selalu memberikan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung

Pembagian wewenang dan tanggung jawab jelas

Kompromi merupakan penyelesaian masalah

Mengevaluasi Menentukan apa yang telah dicapai Mengadakan evaluasi atas yang sudah dicapai

Mengambil tidakkan korelatif bila diperlukan agar menjamin hasil sesuai dengan rencana

Leader Memberikan petunjuk dan pengawasan

Memberikan petunjuk dan pengawasan kepada guru dan staf

Meningkatkan kemauan tenaga kependidikan

Memotivasi guru dan staf untuk mengembangkan potensi untuk kemajuan sekolah

Membuka

komunikasi dua arah

Terbuka dengan guru dan staf

Pembicaraan individu untuk memajukan sekolah

Mendelegasikan tugas

Menugaskan guru dalam suatu kegiatan/pelatihan untuk meningkatkan potensinya

Memberdayakan sumber daya manusia secara optimal

mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah

Menerapkan beberapa teknik pembaharuan dalam mengelola sekolah Mengelola

perubahan dan pengembangan menuju organisasi yang efektif

Membuat ide-ide baru untuk sebuah strategi pembelajaran sekolahnya

Menentukan keputusan kepentingan internal maupun eksternal sekolah dengancara musyawarah

Supervisi Merencanakan program supervisi

Sebelum melaksanakan supervisi kepala sekolah menyusun rencana supervisi terlebih dahulu dengan melibatkan guru Perencanaan supervisi oleh kepala sekolah senantiasa diketahui oleh guru-guru Perencanaan supervisi kepala sekolah senantiasa teradministrasi dengan baik yang diperlihatkan kepada guru

Melaksanakan program supervisi

Kepala sekolah minimal setiap bulan melakukan supervisi ke dalam kelas Kepala sekolah senantiasa memeriksa kelengkapan RPP Guru dikelas

Kepala sekolah senatiasa memeriksa daftar kehadiran siswa dalam pembelajaran


(31)

Kepala sekolah senatiasa memeriksa daftar kehadiran guru mengajar dikelas Kepala sekolah dalam setiap supervisi bukan saja mencari kesalahan dari guru tetapi senantiasa untuk meningkatkan perbaikan dalam pembelajaran

Kepala sekolah senantiasa melakukan supervisi dengan cara pendampingan individu pada guru untuk berbagi permasalahan yang dihadapi guru

Menindak lanjuti program supervisi

Proses evaluasi supervisi di lakukan bersama- sama kepala sekolah dan guru Proses evaluasi supervisi senantiasa ditindaklanjuti dengan berbagai program perbaikan

Tabel 3.4

Kisi kisi Instrumen Motivasi Kerja

No Sub

Variabel Dimensi Indikator Sub indikator

1 Motivasi Kerja (X1) Mc. Celland’s dalam Hasibuan, (2008:149-164)

Disiplin Kehadiran tepat waktu

Kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu /sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Kepela sekolah datang terlambat ke sekolah kerena alasan kedinasan

Menjalankan tugas Kepala sekolah mentaati/ melaksanakan tugas yang di berikan oleh pengawas dengan sungguh-sungguh

Kepala sekolah mentaati/ melaksanakan tugas yang di berikan oleh dinas pendidikan dengan sungguh-sungguh Mentaati peraturan

yang berlaku

Kepala sekolah mentaati peraturan yang ada di sekolah baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis

Kepala sekolah mentaati tata tertib di sekolah

Pemberian sanksi Sanksi diberikan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah yang melanggar aturan/kedisiplinan

Sanksi diberikan oleh dinas pendidikan kepada kepala sekolah yang melanggar aturan/kedisiplinan

Semanga t kerja

Giat bekerja kepala sekolah memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan di sekolah

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

Kepala sekolah menyusun target dalam melaksanakan pekerjaan

Kepala sekolah dapat mencapai target sesuai dengan jadwal kerja di sekolah


(32)

77

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menyukai

pekerjaan

Kepala sekolah merasa senang atas keberhasilan pencapaian sasaran kerja Mengembangkan

potensi dan kemampuan

kepala sekolah mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan diri

Mencari strategi untuk memajukan sekolah dengan bermusyawarah dengan guru Ambisi Sikap Kepala sekolah menerapakan cara baru

dalam bekerja di sekolah agar mendapatkan hasil yang lebih baik

Target individu Kepala sekolah memiliki keinginan mendapatkan citra yang baik dihadapan stake holder sekolah

Kompeti si

Promosi Kepala sekolah bekerja lebih giat agar mendapatkan promosi jabatan lebih baik Penghargaan/

reward

Kepela sekolah mendapatkan penghargaan atas pekerjaan yang telah dicapai dengan sungguh-sungguh

Kreatifita s

Para pegawai Kepala sekolah mempunyai kreatifitas dalam melakukan pekerjaan di sekolah Kepala sekolah meningkatkan keterampilan kerja berdasarkan inisiatif sendiri

Proses Kepala sekolah memikirkan cara cara terbaik agar bekerja lebih efektif

Kepala sekolah menjalankan cara-cara terbaik agar pekerjaan lebih efektif Produk yang di

hasilkan

Kepala sekolah menampilkan hasil pekerjaan dengan produk yang berbeda Prestasi Hasil Kepala sekolah bangga atas hasil

pekerjaan yang telah di capai

Kepala sekolah termotivasi oleh pekerjaan untukmencapai prestasi kerja

Aktualisasi diri Hasil kepala sekolah jauh lebih baik dari pada kepala sekolah yang lain

Kepala sekolah merasa bekerja sendiri lebih menunjukkan kemampuan dan prestasi

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Pelatihan Kepala Sekolah

No Variabel Dimensi Indikator Sub indicator

Pelatihan marzuki (2010, hlm. 54) Bentuk pelatihan kepala sekolah Pelatihan kurikulum

mengikuti pelatihan kurikulum dalam satu tahun

Pelatihan penelitian tindakan sekolah

mengikuti pelatihan tindakan sekolah dalam satu tahun


(33)

Pelatihan

manajerial kepala sekolah

mengikuti Pelatiahan manajerial kepala sekolah dalam satu tahun

Pelatihan tehnologi Informasi Dan Komunikasi

Mengikuti pelatihan tehnologi Informasi dan komunikasidalam satu tahun

Pelatihan manajemen BOS,RKS,RKAS

mengikuti Pelatiahan manajemen BOS,RKS,RKAS dalam satu tahun Pelatihan

pengembangan keprofesian

berkelanjutan bagi kepala sekolah

mengikuti Pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi kepala sekolah dalam satu tahun

Pelatihan supervisi klinis

mengikuti Pelatihan supervisi dalam satu tahun

pelatihan kepemimpinan

mengikuti pelatihan kepemimpinan dalam satu tahun Tingkat penguasa an keteramp ilan, pengetah uan dan sikap

Tingkat kesungguhan

Setelah selasai pelatihan tingkat pengabdian terasa bertambah

Dapat merubah pola fikir yang lebih baik Pelatihan dapat menciptakan keutuhan organisasi

Semangat pengabdian akan bertambah tinggi pada organisasi

Pelatihan merupakan salah satu cara penyegaran dalam kinerja

Disiplin Terdapat perubahan sikap setelah mengikuti pelatihan

mengembangkan inovasi setelah mengikuti pelatihan

Pelatihan dapat meningkatkan pelayanan bagi masyarakat

Guru sebelum di promosikan menduduki jabatan kepala sekolah harus mengikuti diklat terlebih dahulu

Keahlian Disiplin diri semakin bertambah setelah mengikuti pelatihan

Mutu kerja semakin meningkat setelah mengikuti pelatihan

Lebih mampu melaksanakan tugas dengan tepat waktu

Pelatihan merupakan pengembangan potensi yang dimiliki

Kemampuan dan keterampilan

Terdapat berubah tingkat keterampilan setelah mengikuti pelatihan


(34)

79

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semakin bertambah pengetahuan sikap setelah mengukiti pelatihan

Lebih terampil mengerjakan tugas setelah mengikuti pelatihan

Etika serta moral semakin bertambah baik setelah mengikuti pelatihan

Dapat menciptakan visi dan misi dalam jabatan

Dengan program pelatihan dapat meningkatkan kompetensi setiap individu

Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis skala Likert. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 134) menjelaskan bahwa: "Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial."

Adapun kategori penskoran untuk setiap alternatif jawaban item instrumen menurut Sugiyono (2009, hlm. 135) dengan menggunakan skala likert dengan alternatif jawabannya adalah selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), Jarang (JR) atau tidak pemah (TP), sebagai berikut:

Tabel 3.6

Model dan Bobot Alternatif Jawaban

ALTERNATIF JAWABAN BOBOT

SL 5

SR 4

KD 3

JR 2

TP 1

Adapun cara untuk mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist (√), dimana responden memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang dipilih pada setiap item-item pernyataan. Instrumen ini digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden yang jumlahnya cukup banyak.


(35)

b. Uji Validitas

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas penelitian. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Suriri (2007, hlm. 51) berpendapat bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid”.

Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengorelasikan antar skor butir instrumen dalam suatu faktor, dan mengorelasikan skor faktor dengan skor total. Hasil perhitungan korelasi (thitung) dilihat dari butir instrumen total correlation kemudian diinterpretasikan dengan cara membandingkan (rtabel) yaitu untuk menentukan valid tidaknya instrumen.

Hasil yang telah diperoleh dari uji instrumen kemudian dihitung dengan korelasi product moment. Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrument ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal dengan korelasi Product Moment.

Validitas butir menggunakan rumus Product Moment Sugiyono (dalam Riduan, 2010, hlm. 110) yaitu :

r hitung

√ √

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

thitung =

2

1 2 r n r

 

Hasil uji validitas angket terhadap 30 responden, didapatkan sebagai berikut:

1. Uji coba validitas variabel motivasi kerja kepala sekolah.

Jumlah item angket untuk variabel motivasi kerja kepala sekolah adalah 27 item, setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji


(36)

81

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua pihak 0,05 adalah 2,048 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan.

2. Uji coba validitas variabel pelatihan kepala sekolah.

Jumlah item angket untuk variabel pelatihan kepala sekolah adalah 27 item, setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji dua pihak 0,05 adalah 2,048 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan. 3. Uji coba validitas variabel kinerja kepala sekolah.

Jumlah item angket untuk variabel kinerja kepala sekolah adalah 35 item, setelah dilakukan uji coba angket terhadap 30 responden dinyatakan memiliki thitung di atas ttabel. Ttabel dengan dk 30 - 2 = 28 dengan a untuk uji dua pihak 0,05 adalah 2,048 sehingga ke 35 item tersebut dinyatakan valid keseluruhan. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3, 4, 5 dan 6).

c. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu kuesioner dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena kuesioner tersebut sudah dianggap baik. Kuesioner yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (konsisten). “Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal (stability/testretest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada kuesioner)” Suriri (2007, hlm. 52).

Sedangkan untuk menentukan reabilitas menggunakan rumus Spearman Brown dalam Riduan ( 2010, hlm. 116), sebagai berikut:

   

 

 

rb rb rll

1 2

Hasil uji reliabelitas angket terhadap 30 responden, didapatkan sebagai berikut: 1. Uji coba reliabelitas variabel motivasi kerja kepala sekolah.

Sebanyak 27 item dinyatakan memiliki t hitung di atas Ttabel. Ttabel dengan N= 30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 27


(37)

item tersebut dinyatakan reliabel.

2. Uji coba reliabelitas variabel pelatihan kepala sekolah.

Sebanyak 27 item dinyatakan memiliki t hitung di atas Ttabel. Ttabel dengan N = 30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 27 item tersebut dinyatakan reliabel.

3. Uji coba reliabelitas variabel kinerja kepala sekolah.

Sebanyak 35 item dinyatakan memiliki thitung di atas ttabel. Ttabel dengan N= 30 - 2 = 28 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r = 0,374 sehingga ke 35 item tersebut dinyatakan reliabel. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1,2,3,4,5 dan 6).

Sebelum hipotesis diuji terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat Riduan (2010, hlm. 182) yaitu:

=

Koefisien korelasi diuji dengan menggunakan rumus korelasi ganda Riduan (2010, hlm. 139) yaitu :

R X1X2Y = √

Setelah instrumen dinyatakan valid, reliabel, dan normal, maka instrumen telah layak dipakai sebagai alat pengumpul data. Angket disebarkan kepada responden dan dikumpulkan kembali untuk dianalisis. Data yang telah diskor diinterpretasikan sesuai dengan tabel kategori penilaian persentase skor tanggapan 4 responden Sugiyono (2009, hlm. 56).

Tabel 3.7

Kategori Penilaian Persentase Skor Tanggapan Responden

No Rata-rata

Skor

Kategori

Motivasi Kerja Pelatihan Kinerja Kepala

Sekolah 1 1,00 - 1,80 Rendah sekali Rendah sekali Rendah sekali 2 1,81 - 2,60 Rendah Rendah Rendah 3 2,61 - 3,40 Cukup tinggi Cukup tinggi Cukup tinggi 4 3,40 - 4,20 Tinggi Tinggi Tinggi 5 4,20 - 5,00 Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi


(38)

83

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian menurut Nazir (2003, hlm. 328). Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan keragaman fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.

Untuk pegumpulan data yang diperlukan maka peneliti melakukan langkah-langkah berikut:

1. Peneliti melapor dengan surat izin penelitian ke kantor dinas pendidikan Kabupaten Garut.

2. Peneliti menemui Kepala UPTD Kecamatan Cibatu untuk melaporkan adanya penelitian.

3. Peneliti berkunjung ke sekolah dan menyebarkan instrumen penelitian sesuai jadwal yang disepakati dengan Kepala Sekolah yang bersangkutan.

4. Responden mengisi jawaban responden, peneliti menjelaskan pentingnya keakuratan data yang mereka berikan sesuai dengan apa adanya.

5. Peneliti mengumpulkan hasil angket.

Sebelum pengolahan data dilakukan dahulu pemeriksaan dan penyelesaian data. Adapun rekapitulasi jumlah angket yang terkumpul sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3.8

Rekapitulasi pengumpulan angket keseluruhan variabel

Variabel Jumlah Responden

Jumlah Angket

Disebar Terkumpul Dapat diolah X1 47 (100%) 47 (100%) 47 (100%) 47(100%) X2 47 (100%) 47 (100%) 47 (100%) 47(100%) Y 47 (100%) 47 (100%) 47 (100%) 47(100%)

Adapun variabel motivasi kerja kepala sekolah (X1) respondennya adalah kepala sekolah, variabel pelatihan kepala sekolah (X2) respondennya adalah kepala sekolah dan variabel kinerja kepala sekolah (Y) respondennya adalah kepala sekolah sebanyak 47 orang.


(39)

peneliti memperoleh data sebanyak 100% adalah waktu kunjungan ke sekolah ketika guru dan kepala sekolah sedang persiapan mengisi nilai hasil ujian tengah semester 2 (dua) sehingga semua kepala sekolah hadir.

G. Tehnik Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Setelah angket terkumpul secara lengkap, peneliti memeriksa kembali jumlahnya, fisiknya dan kelengkapan pengisiannya. Angket yang belum lengkap, dipisahkan dan ditindaklanjuti melalui telepon untuk pengisian kekurangannya.

2. Upaya modifikasi dilakukan pada masing-masing kuesioner yang masuk, dengan demikian terjadi pengelompokan responden sesuai dengan tujuan penelitian serta memudahkan pelacakan kembali, apabila dibutuhkan.

3. Memberi nilai untuk setiap responden menurut ukuran yang sudah ditetapkan, sehingga diperoleh nilai tiap-tiap responden.

4. Dilakukan tabulasi data untuk menghitung setiap item dan selanjutnya data mentah ditransformasikan ke data interval.

5. menyajikan data dalam bentuk tabel atau dengan deskripsi data agar permasalahan penelitian tergambarkan secara jelas.

6. Dilakukan uji hipotesis untuk memperoleh kesimpulan final, dengan menggunakan.

7. Penghitungan hipotesis menggunakan rumus berikut:

a. Untuk mencari hubungan dan pengaruh antar variabel tunggal di gunakan perhitungan dengan SPSS statistics 18

b. Memberi arti untuk tingkat hubungan antar dua variabel ddengan interprestasi koefisien korelasi dalam riduan (2010, hlm. 136) sebagai berikut:


(40)

85

MAYA DESI KUSUMAH, 2015

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9

Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval koefisien Tingkat hubungan

0,80-1,000 0,60-0,799 0,40-0,599 0,20-0,399 0,00-0,199

Sangat kuat Kuat Cukup kuat

Rendah Sangat rendah

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan varibel X dengan Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut, KP = r² x 100%, dimana KP adalah nilai koefisien diterminasi dan r adalah nilai koefisien korelasi.

c. Untuk menentukan kebermaknaan hubungan variabel X dan varibel Y di lakukan uji signifikasi , perhitungan dengan SPSS statistics 18.

d. Untuk menghitung nilai korelasi (antara X1 dan X2 terhadap Y) digunakan rumus korelasi ganda dengan perhitungan dengan SPSS statistics 18. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda, maka perlu dicari Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel digunakan perhitungan dengan SPSS statistics 18.

e. Untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas digunakan rumus regresi ganda (Riduan, 2010, hlm. 154) yaitu Y= a + b1x1 +b2 x2 dengan SPSS statistics 18.


(41)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian sebagaimana dalam bab sebelumnya, adalah sebagai berikut, kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut diukur dengan empat dimensi: manager, leader, supervisor diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya sangat tinggi.

Bagitu pula motivasi kerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang diukur dengan motivasi kerja kepala sekolah diukur dengan enam dimensi, yaitu disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, keratifitas dan prestasi, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi kerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya tinggi.

Juga pelatihan Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang diukur dengan dua dimensi, yaitu bentuk pelatihan Kepala Sekolah dan tingkat penguasaan keterampilan, pengetahuan dan sikap Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut kategorinya tinggi.

Besarnya pengaruh antara variabel motivasi kerja (X1) terhadap Kinerja kepala sekolah (Y) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah kategori kuat. Hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat di antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja kepala sekolah. Sedangkan untuk menyatakan besarnya besarnya pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja kepala sekolah diperoleh koefisien determinasi sebesar 43,20%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain.

Besarnya pengaruh antara variabel pelatihan (X2) terhadap Kinerja kepala sekolah (Y) Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah kategori kuat. Hal ini menunjukkan pengaruh yang kuat dari pelatihan terhadap Kinerja kepala sekolah. Sedangkan untuk menyatakan besarnya besarnya pengaruh pelatihan terhadap Kinerja kepala sekolah diperoleh koefisien determinasi sebesar 50,20%, sedangkan sisanya


(1)

3. Motivasi kerja Kepala Sekolah yang perlu dapat perhatian khusus adalah indikator motivasi kerja yang paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Di lapangan kepala sekolah masih kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan peran dan tugasnya. Hendaknya kepala sekolah Kepala sekolah (1) berusaha untuk selalu menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri untuk menjadi kepala sekolah yang mampu melaksanakan pekerjaan sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator, (2) bagi pihak lembaga pendidikan, disarankan untuk memberikan motivasi bagi kepala sekolah sebagai upaya untuk mendorong kepala sekolah agar memberikan semua kemampuan yang dimilikinya secara maksimal. Pemberian motivasi kerja dapat dilakukan, misalnya penambahan fasilitas pendukung proses belajar mengajar di sekolah, serta pemberian pelatihan bagi kepala sekolah.

4. Pelatihan kepala Sekolah yang perlu dapat perhatian khusus adalah indikator pelatihan kepala sekolah yang paling rendah dan perlu mendapat perhatian serius adalah indikator pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Di lapangan kepala sekolah masih banyak yang kurang mahir menggunakan tehnologi misalnya leptop. Pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi seringnya dilaksanakan hanya untuk guru yang memperoleh tugas tambahan menjadi operator, sedangkan Kepala Sekolah jarang mendapatkan pelatihan tehnologi informasi dan komunikasi. Hendaknya dinas lebih sering serta fokus akan perlunya menyusun rencana tentang pembinaan Kepala Sekolah melalui kegiatan pelatihan dan pengembangan, hal ini ditujukan untuk mendukung kinerja Kepala Sekolah. Cara ini diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi dan kinerja para Kepala Sekolah.

5. Penelitian ini hanya meneliti dua variabel yang mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah, sementara masih banyak faktor lain yang juga ikut mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah tersebut yaitu job design, penghargaan, kepemimpinan, pembelajaran, attitude, demografi, SDM, kompetensi, keahlian, kebijakan, dan latar belakang. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat melengkapi kekurangan penelitian ini.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M. (2009). Armstrong’s Handbook Of Performance Manajemen. An Evi Dence-Based Quide To Delivering High Performance India: By Replika Press Pvt L Td.

Arep. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta :Grasindo.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. . (2003). Manajemen Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Cestetter, W. B. (1996). The Human Resource Funtion in Education Administration. New jersey: Merril an Imprint of Prentice Hall.

Daryanto, H. M. (2013). Strategi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Renika Cipta. . (2006). Administrasi Dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Renika

Cipta.

Depdiknas. (2008). Kebijakan Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Direktorat Jenderal PMPTK. (2008). Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008,Buku 1 Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Penilaian Fortopolio. Jakarta: Depdiknas.

Dodi. (2011). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pelaksanaan MBS Terhadap Kinerja Mutu Sekolah di SMA Kabupaten Subang. Jurnal Manajemen & Sistem Informasi UP.I6, (12).

Gomes, F. C. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi offset.

Hasibuan, S.P.M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi aksara.

. (2001). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi aksara.

Handoko. (2001). Manajemen sumber daya manusia dan perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Irhan, F. (2011). Definisi Kinerja, Manajemen Kinerja Dan Kinerja Organisasi. Bandung: Alfabeta.


(3)

, (2010). Manajemen Kinerja Teori Dan Aplikasi. Bandung: Alfa Beta. Winardi. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi cetakan ke-2, Jakarta:Kencana. Prenada Media Group 2004, Hal. 347[2] J.Winardi. Manajemen Perilak.

Organisasi Cetakan Ke-2, Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2004, Hal. 347 Jerry, H. M. (2011). Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Kadarisman, M. (2012). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Karwati, E. (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta.

Keban, T. (2004) . Enam Dimensi Strategis. Yogyakarta: Gaya Media.

Mangkunegara, A. P. (2012). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.

. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marzuki, M.S. (1992). Strategi dan Model Pelatihan. Malang: IKIP Malang. . (2010). Supervisi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. (2007). Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Masaong, K . (2013). Supervisi Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. (2012). Kepemimpinan Berbasis Multiple Intellegence. Bandung: Alfabeta.

. (2011). Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moekijat. (1993). Pengembangan dan Motivasi. Bandung: Pionir Jaya. . (1991). Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan

Produktivitas Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.

Mulyasa, E (2011). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

Muslich, M. (2007). Manajemen Sekolah Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, M. (1994). Manajemen Personalia Jembatan Perubahan, Jakarta: PT Rajawali.

Newron, (2005). Organization behavior. International edition New York: MC Graw Hill.

Nawawi, H. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Nazir. (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo Persada.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Tentang fungsional guru dan angka kredit.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.

Prawiro, S. (1999). Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPF.

Poerwadarminta, W.J.S. (2005). Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: Jasa Grafindo.

Riduan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. . (2002). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rivai. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robert, L. (2006). Human Resource Management. Edisi Sepuluh, Penerbiot Salemba Empat.

Ruki, A. (2001). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Gramedia.

Sarwono. (1999). Psikologi Organisasi. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Sa’ud, U. S. (2012). Pengembangan Kinerja Kepala Sekolah Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.


(5)

Sedarmayanti. (2001). Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: Refika Aditama.

Siagian. (1994). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora, H. (2004). Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. Bagian Penerbitan STIE.

__________. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta. Bagian

Penerbitan STIE. Sudarwan, D. (2009). Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. (1996) . Tehnik Analisis Regresi Dan Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, R & D. Bandung: Alfa Beta. Cetakan ke-13.

. (2003). Metode Penelitian Kuantitatif, Kulalitatif, R & D. Bandung: Alfabeta. Cetakan ke-15.

Suhardiman, B. (2011). ”Studi Kinerja Kepala Sekolah (Analisis Pengaruh Faktor Rekrutmen, Kompensasi, dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala SMP dan Dampaknya terhadap Kinerja Sekolah di Kabupaten Garut”. Junal Manajemen & Sistem Informasi UP.I6, (12).

. (2008). Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep Dan Aplikasi. Jakarta : PT. Prenada Media Grup.

Sumantri, S. (2000). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Fakultas Psikologi Unpad.

Supriadi, A. (2012). Kontribusi Motivasi Kerja dan Pendidikan Dan Latihan. Jurnal Administrasi Pendidikan. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.. Suriri, (2007). Membangun Dan Mengembangkan Kepemimpinan Serta

Meningkatkan Kinerja Untuk Meraih Keberhasilan. Bandung: Refika Aditama.

Syaiful, S. (2005). Manajemen Strategik Dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(6)

Timpe, D. A. (2000). Performance Facts on File Inc. New York. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia. Sumber: http://jurnal-sdm.blogspot.com. Diakses tanggal 26 Januari 2015, pukul 18.30 WIB.

Tjiptono, F. (1998). Kepemimpinan Dan Motivasi . Yogyakarta: Andi offset __________. (1996). Kepemimpinan Serta Meningkatkan Kinerja. Yogyakarta:

Andi offset.

Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen.

Undang-undang No 43 Tahun 1999 tentang Kepegawaian Negara.

Wahjosumidjo. (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grapindo Persada.


Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE DABIN II KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

6 57 261

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 1 15

Pengaruh Iklim Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Lembang.

0 2 47

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KABUPATEN PASAMAN BARAT.

1 8 86

PENGARUH PEMBERDAYAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT.

0 3 71

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

0 3 59

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR KECAMATAN CAMPAKA DAN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA.

0 2 45

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA.

0 0 231

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT - repository UPI T ADP 1308053 Title

0 0 3

PENGARUH PEMBERDAYAAN GURU OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT - repository UPI S ADP 1003056 Title

0 1 3