PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM : studi ex post facto pada lansia di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jalan Cihampelas Cimaung RT.06 RW.07 Kelurahan Taman Sari Kecamatan B

(1)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN

LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

(Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jln. Cihampelas Cimaung RT.06 RW.07 Kelurahan Taman Sari

Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Ilmu Keolahragaan

Oleh Resa Palwaguna

1101066

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN

LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

(Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jln. Cihampelas Cimaung RT.06 RW.07 Kelurahan Taman Sari

Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung)

Oleh Resa Palwaguna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Program Studi Ilmu Keolahragaan

© Resa Palwaguna 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

RESA PALWAGUNA

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN

LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

(Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jln. Cihampelas Cimaung RT.06 RW.07 Kelurahan Taman Sari

Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP. 19530111 198003 1 002

Pembimbing II

Dra. Yati Ruhayati, M.Pd NIP. 19631107 198803 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Drs. Sumardiyanto, M.Pd NIP. 19621222 198703 1 002


(4)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan Health Related Physical Fitness antara Lansia yang Mengikuti Senam dengan Lansia yang tidak Mengikuti Senam” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 27 Juni 2015

Yang membuat pernyataan,

Resa Palwaguna


(5)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

ABSTRAK

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI DENGAN LANSIA YANG TIDAK

MENGIKUTI SENAM

(Studi Ex Post Facto Pada Lansia Di Perkumpulan Senam Sehat Indonesia Jalan Cihampelas Cimaung RT.06 RW.07 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung

Wetan Kota Bandung)

Resa Palwaguna 1101066

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Nurlan Kusmaedi1 Yati Ruhayati2

Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan semua komponen Health Related Physical Fitness antara lansia yang mengikuti Senam Sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia. Metode penelitian ex post facto, causal-comparative design dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling pada warga Rw 07 Kelurahan Taman Sari Kota Bandung dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 15 orang setiap kelompok. Instrumen yang digunakan adalah tes pengukuran Health Related Physical Fitness For Elderly, instrumen ini dari Jones CJ Rikli R, (2002) dan Kusmaedi N, (2014). Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Independent Samples T-Test. Dari analisis data diperoleh nilai pada daya tahan jantung paru-paru t = 12.379, p = 0,000 < 0,05. pada kekuatan otot bagian bawah t = 2.646, p = 0,013 < 0,05. pada kekuatan otot bagian atas t = 2.646, p = 0,013 < 0,05. pada fleksibilitas bagian bawah t = 6.002, p = 0,000 < 0,05. pada fleksibilitas bagian atas t = 8.831, p = 0,000 < 0,05. pada indeks masa tubuh t = -1.882 p = 0.070 > 0.05. pada lemak tubuh t = -5.904, p = 0,000 < 0,05.

Kata kunci: Health Related Physical Fitness, Lansia, Senam Sehat Indonesia.

Catatan Kaki:

1

: Pembimbing 1

2


(6)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS COMPARISON BETWEEN THE FOLLOWING WITH ELDERLY ARE NOT FOLLOWING GYMNASTICS

(Ex Post Facto Study In Healthy Elderly In Gymnastic Society of Indonesia Jalan Cihampelas Cimaung Rt.06 RW.07 Village Taman Sari

subdistrict Bandung Wetan Bandung City).

Resa Palwaguna 1101066

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Nurlan Kusmaedi1 Yati Ruhayati2

The purpose of this study was to compare all the components of Health Related Physical Fitness among the elderly who follows Gymnastics Healthy Indonesia with the elderly who do not follow Gymnastics Healthy Indonesia. Ex post facto research methods, causal-comparative design with purposive sampling technique in Rw 07 village residents Taman Sari Bandung and meet the inclusion criteria of 15 people per group. The instrument used was a test measurement Health Related Physical Fitness For Elderly, these instruments of Jones CJ Rikli R, (2002) and Kusmaedi N, (2014). Results were analyzed with statistical test Independent Samples T-Test. From the analysis of the data obtained by the value on Aerobic Endurance or Cardiorespiratory t = 12 379, p = 0.000 < 0.05. on the lower body strength muscles t = 2.646, p = 0.013 < 0.05. on the upper body strength muscles t = 2.646, p = 0.013 < 0.05. the lower body flexibility t = 6,002, p = 0.000 < 0.05. the upper flexibility t = 8831, p = 0.000 < 0.05. the body mass index t = -1882 p = 0.070 > 0.05. on body fat t = -5904, p = 0.000 < 0.05.


(7)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI... .iv

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR...vi

DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN... ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... .. 9

A. Geriatri dan Proses Penuaan Pada Lansia... 9

B. Kesehatan Pada Lansia... .13

C. Komponen Kebugaran Jasmani Pada Lansia ...14

D. Health Related Phisical Fitness Pada Lansia...15

E. Dosis Latihan untuk Memelihara Kebugaran Jasmani Lansia... 19

F. Pengaruh SSI terhadap Health Related Phisical Fitness Lansia... 21

G. Penelitian Terdahulu Yang Relevan... ...24

H. Posisi Teoritis... 27

BAB III METODE PENELITIAN... .31

A. Desain Penelitian... .31

B. Partisipan... .32

C. Populasi dan Sampel... 33

D. Instrumen Penelitian...35

E. Prosedur Penelitian...48

F. Analisis Data... 49

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... ..52

A. Deskripsi data... ..52

B. Pengolahan dan Analisis data... 55

C. Diskusi Penemuan... 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... ..67

A. Simpulan... 67

B. Implikasi... 68

C. Rekomendasi... 68

DAFTAR PUSTAKA... ..69

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 73


(8)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tempat-tempat dan Petunjuk Pengukuran Skinfold... ... 19

2.2 Tabel Jadwal dan program latihan Senam Sehat Indonesia... 24

3.1 Norma Skor Mentah Laki-laki 6 MinutesWalk Test... 37

3.2 Norma Skor Mentah Wanita 6 Minute Walk Test... 37

3.3 Norma Skor Mentah Laki-laki 30 Second Chair Stand Test...39

3.4 Norma Skor Mentah Wanita 30 Second Chair Stand Test... 39

3.5 Norma Skor Mentah Laki-laki arm curl test... 40

3.6 Norma Skor Mentah Wanita arm curl test... 41

3.7 Norma Skor Mentah Laki-laki Chair sit and reach test... 42

3.8 Norma Skor Mentah Wanita Chair sit and reach test... 43

3.9 Norma Skor Mentah Laki-laki Back scratch... 44

3.10 Norma Skor Mentah Wanita Back scratch... 45

3.11 Norma Skor Mentah Indeks Massa Tubuh... 46

3.12 Norma Skor Persentase Lemak Tubuh Laki-laki... 47

3.13 Norma Skor Persentase Lemak tubuh Wanita... 48

4.1 Hasil health related physical fitness Lansia mengikuti Senam SI... 53

4.2 Hasil health related physical fitness Lansia tidak mengikuti SI... 54

4.3 Uji Normalitas... 57

4.4 Hasil Output health related physical fitness... 58


(9)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Desain Penelitian... 31

3.2 Instrumen tes 6 Minute Walk Test... 36

3.3 Instrumen tes 30 Second Chair Stand Test... 38

3.4 Instrumen tes Arm curl test... 40

3.5 Instrumen tes Chair sit and reach test... 42

3.6 Instrumen tes Back scratch... 44

3.7 Instrumen tes Indeks Massa Tubuh... 46

3.8 Instrumen tes Petunjuk Pengukuran Skinfold Lemak Tubuh... 47


(10)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data hasil health related physical fitness Lansia mengikuti senam ... 73

2. Data hasil health related physical fitness Lansia tidak mengikuti senam ... 74

3. Hasil Uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov ... 75

4. Hasil Anilisis statistik Group Independent Sample T-Test ... 76

5. Hasil Anilisis statistik Independent Sample T-Test ... 77

6. Surat-surat ... 78


(11)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

|

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan angka harapan hidup masyarakat meningkat. jumlah lanjut usia di Indonesia juga semakin meningkat. Hal ini dibuktikan oleh data dari kordinator kementrian kesejahteraan rakyat pada 29 desember (dalam nugraha, 2010, hlm.3) pada tahun 2006 jumlah penduk lansia mencapai 19 juta jiwa dan pada tahun 2010 naik menjadi 23,9 juta jiwa.

Bahkan biro sensus amerika serikat memperkirakan bahwa Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruuh dunia pada tahun 1990-2025 yaitu sebanyak 414%. Upaya yang sudah di lakukan oleh pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan lansia meliputi lima kesehatan yaitu; peningkatan /promotion, diagnosis dini dan treatment, pembatasan kecacatan / disability limitation serta pemulihan / rehabilation (Depkes RI, 2007).

Departemen Sosial RI (dalam Novianto, 2007, hlm. 1) mengemukakan bahwa “Dari Hasil Sensus di Indonesia, usia harapan hidup semakin meningkat, yaitu dari 45,7 tahun pada tahun 1968 menjadi 61,3 tahun pada tahun 1992, menjadi 62 tahun pada tahun 1997”. Hal tersebut membuktikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) akan terus bertambah.

BPS (dalam Akmal, 2012) menemukan bahwa

Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 20.547.541 jiwa. Jumlah tersebut menempati urutan keempat jumlah penduduk lanjut usia terbesar dunia setelah China, India, dan Jepang. Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. (hlm. 1)


(12)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Seiring dengan bertambahnya usia dan memasuki lanjut usia seseorang akan mengalami proses penuaan dan mengalami proses fisiologis yang akan mengurangi semua fungsi organ tubuh, fungsi organ secara bertahap akan terus menerus mengalami penurunan. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan fungsi organ dan pada akhirnya akan mempengaruhi produktifitas bahkan resiko berbagai penyakit. Salah satunya kebugaran jasmani akan mengalami penurunan.

Panjang umur saja tidak cukup apabila menderita berbagai macam penyakit ketuaan serta ketidak mampuan fisik dan mental yang prima untuk menjadi sumber daya manusia yang optimal. Artinya bahwa lanjut usia memerlukan penanganan agar dapat menjalani kehidupan dan kegiatan sehari-hari dengan bahagia, sejahtera dan dapat menimalisir permasalahan yang bisa terjadi pada lansia. Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir permasalahan khusus pada lansia adalah dengan tetap menjaga pola hidup aktif melalui olahraga kesehatan.

Hasil survey pembuatan norma kebugaran jasmani pada lansia yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun 1992-1993 menemukan bahwa “Sekitar 90% usia lanjut memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah, terutama pada komponen daya tahan kardio-respirasi dan kekuatan otot” (Ilkafah, 2009, hlm. 14).

Terdapat dua aspek kebugaran jasmani, kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related physical fitness) dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related physical fitness) (Iskandar, 1999, hlm. 22). Komponen-komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan ini diperlukan oleh lansia untuk memulihkan, mempertahankan kesehatan atau meningkatkan kesehatan, menjaga kebugaran, mengatasi stress lingkungan dan melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak mengalami kelelahan yang berarti.

Komponen health related physical fitness meliputi berbagai macam sistem tubuh, mulai dari sistem otot (muscular), sistem saraf (nervorum), sistem tulang (skelet), sistem jantung (cardio), sistem pernafasan (respirasi), sistem ginjal (ekskresi) dan kerja sama antara sistem tubuh secara holistik (Bustaman, 2003, hlm.273-274).


(13)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

3

Latihan olahraga untuk lansia bertujuan untuk menjaga tingkat kebugaran jasmani. kebugaran jasmani yang di butuhkan lansia adalah kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yaitu; daya tahan jantung paru (kardiorespirasi), daya tahan otot, kekuatan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. Untuk memperoleh kebugaran jasmani yang baik maka lansia harus melatih semua komponen dasar kebugaran jasmani yang terdiri dari ketahanan jantung paru, peredaran darah, pernafasan, ketahanan otot, kekuatan otot, kelenturan tubuh Indeks massa tubuh dan lemak tubuh.

Untuk mempertahan kondisi kebugaran jasmani lansia agar tetap baik diperlukan olahraga kesehatan, olaharaga yang sesuai bagi lansia adalah olahraga yang sifatnya aerobik seperti senam, berenang dan jalan kaki (Sumintarsih, 2006, hlm.147). Olahraga yang dianjurkan untuk lansia berintensitas rendah yang didalamnya dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Salah satunya seperti Senam Sehat Indonesia (SSI) adalah bentuk aktivitas latihan fisik yang low-impact dan low-intensity dengan denyut nadi sumaksimal tetapi tetap berada dalam training zone sehingga senam ini sangat cocok dilakukan olehn lansia karena aman dan bermanfaat.

Gerakan-gerakan Senam Sehat Indonesian merupakan satu paket latihan yang harus dilakukan utuh, berurutan, penuh konsentrasi dan menggunakan tenaga sesedikit mungkin. Senam ini dapat membantu mengendurkan tendo-tendo, otot-otot, kulit dan pori-pori serta juga menguatkan tulang dan menurunkan kadar lemak tubuh, dengan cara berlatih secara teratur dan sungguh-sungguh. Dan hal ini telah di buktikan oleh penelitian-penelitian sebelumnya mengenai senam sehat Indonesia pada lansia dan kebugaran jasmani pada lansia.

Berdasarkan survey dan observasi yang sudah di lakukan oleh peneliti pada lansia di perkumpulan Senam Sehat Indonesia Kelurahan Taman sari Bandung bahwa kelompok lansia yang mengikuti senam dengan kelompok lansia yang tidak mengikuti senam kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatannya nampak tidak ada perbedaan yang signifikan, ini dibuktikan oleh kelompok lansia yang tidak mengikuti senam masih mampu berjalan, menaiki tangga, melakukan pekerjaan rumah dll. namun menurut teori dan dari berbagai sumber penelitian-penelitian terdahulu lansia yang mengikuti senam sehat


(14)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Indonesia akan lebih baik dibandingkan dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

Olahraga senam Sehat Indonesia (SSI) pada lansia dapat menjaga dan memelihara kebugaran jasmani terutama kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (health related physical fitness). Manfaatnya akan di rasakan setelah melakukan olahraga kesehatan secara teratur selama 2-3 bulan atau lebih (Giriwijoyo, 2010, hlm. 63). Karena pola hidup dan aktivitas fisik pada lansia sangat penting untuk mempertahankan daya tahan jantung paru (kardiorespirasi), daya tahan otot, kekuatan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh dan mengurangi ketergantungan fungsional (Darmojo, 2004, hlm. 21).

Berdasarkan teori dan pernyataan di atas bahwa lansia yang mengikuti olahraga senam secara teratur selama 2-3 bulan atau lebih health related physical fitnessnya akan lebih baik dibandingkan dengan lansia yang tidak mengikuti olahraga senam. hal ini perlu dibuktikan dan di teliti maka dari itu peneliti tergugah untuk meneliti: “Perbandingan Health Related Physical Fitness Antara Lansia yang Mengikuti Senam Dengan Lansia yang Tidak Mengikuti Senam.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan, maka permasalahan penleitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan antara daya tahan jantung paru-paru (kardiorespirasi) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?

2. Apakah terdapat perbedaan antara kekuatan tubuh otot bagian bawah (lower body strength) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan antara kekuatan tubuh otot bagian atas (upper body strength) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?

4. Apakah terdapat perbedaan antara fleksibilitas tubuh bagian bawah (lower body flexibility) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?


(15)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

5

5. Apakah terdapat perbedaan antara fleksibilitas tubuh bagian atas (upper body flexibility) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?

6. Apakah terdapat perbedaan antara indeks massa tubuh lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?

7. Apakah terdapat perbedaan antara lemak tubuh lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Sebagai peneliti memerlukan tujuan yang jelas yang mengandung maksud maksud tertentu.“tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai” (Arikunto, 2006, hlm.49).

Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan peneliti membuat penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan antara daya tahan jantung paru-paru (kardiorespirasi) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

2. Untuk mengetahui perbedaan antara kekuatan tubuh otot bagian bawah (lower body strength) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

3. Untuk mengetahui perbedaan antara kekuatan tubuh otot bagian atas (upper body strength) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

4. Untuk mengetahui perbedaan antara fleksibilitas tubuh bagian bawah (lower body flexibility) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

5. Untuk mengetahui perbedaan antara fleksibilitas tubuh bagian atas (upper body flexibility) lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat.


(16)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

6. Untuk mengetahui perbedaan antara indeks massa tubuh lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

7. Untuk mengetahui perbedaan antara lemak tubuh lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dengan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia.

D. Manfaat / Signifikansi Penelitian

Penelitian ini di harapkan memberikan manfaat untuk beberapa pihak, di antara lain:

1. Manfaat Teoritistis

Manfaat penelitian ini jika dilakukan akan memecahkan permasalahan mengenai penurunan fungsi fisiologik pada lansia, kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related physical fitness) pada lansia dan resiko berbagai penyakit yang akan timbul pada lansia.Karena tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar perbedaan antara tingkat kebugaran jasmani yang berhungan dengan kesehatan (health related physical fitness) antara lansia yang mengikuti olahraga senam dengan lansia yang tidak mengikuti senam di perkumpulan senam SSI Taman sari Bandung.

2. Manfaat Praktisi a) Untuk peneliti

Menjadi bahan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu olahraga kesehatan lansia dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti lebih dalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah kebugaran jasmani yang berhungan dengan kesehatan (health related physical fitness) pada lansia.

b) Lembaga IKOR - PKR - FPOK - UPI

Menjadikan penelitian ini sebagai indikator untuk membuat program latihan lansia guna menjaga, memelihara tingkat kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan atau health related physical fitness yang di miliki lansia.


(17)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

7

Setelah mengetahui berbagai macam manfaat dari olahraga kesehatan, lansia yang melakukan senam sehat Indonesia dan lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia di harapkan selalu menjaga dan memelihara health related physical fitness atau kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.

d) Pengelola Senam Sehat Indonesia

Setelah mengetaui hasil perbandingan health related physical fitness antara lansia yang mengikuti senam dengan lansia yang tidak mengikuti senam di harapkan dapat menjadi acuan untuk selalu menjaga dan memelihara health related physical fitness.

E. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan ini penulis menuliskan masalah yang terjadi pada penelitian yang akan dilakukan. Selain itu penulis harus menuliskan atau menceritakan bagaimana tema atau masalah yang akan dibahas melalui point-point berikut:

a. Latar belakang penelitian b. Rumusan masalah

c. Tujuan penelitian

d. Manfaat bagi lembaga, manfaat bagi masyarakat, manfaat bagi lansia dan manfaat bagi peneliti

e. Struktur organisasi

2. Bab II Kajian Pustaka/Landasan Teoretis

Pada bagian ini, peneliti membandingkan, masing-masing penelitian yang di kaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang di teliti.Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi / pendiriannya di sertai dengan alasan-alasan yang logis. Untuk itu pada bagian ini harus membahas tentang teori dan hasil penelitian parapakar terdahulu mengenai penelitian yang akan dilakukan

a. Kajian Pustaka

b. Penelitian Terdahulu yang Relevan c. Posisi Teoretis Peneliti


(18)

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

3. Bab III Metode Penelitian

Bagian ini merupakanbagian yang bersifatprosedural, yakni bagian yang mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur penelitiannya darimulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang di gunakan, tahapan pengumpulan data yang di lakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang di jalankan.Untuk itu dalam bab metode penelitian ini penulis menjelaskan bagaimanacara-cara penelitian yang akan di lakukannya melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Desain Penelitian b. Partisipan

c. Populasi dan Sampel d. Instrumen Penelitian e. Prosedur Penelitian f. Analisis Data

4. Bab IV Temuan dan Pembahasan

Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuaidengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

a. Deskripsi Data

b. Pengolahan dan Analisis Data c. Diskusi Penemuan

5. Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Jadi dalam bab ini penulis menyimpulkan penelitiannya dari awal permasalah sampai di lakukanya penelitian berikut cara melakukan penelitian.

6. Daftar pustaka 7. Lampiran-lampiran


(19)

31

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelititan ini, peneliti menggunakan metode ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua variabel dan tidak melakukan manipulasi terhadap variabel. Hal yang diteliti merupakan hal yang telah ada sebelumnya dan dilakukan dalam situasi sehari-hari, metode ini menitik beratkan pada penelitian komparatif (Natsir dalam Firmansyah, 2010, hlm. 65).

Selanjutnya desain dalam penelitian ini menggunakan causal-comparative design, dimana pada desain ini memilih dua atau lebih kelompok yang berbeda pada variabel tertentu untuk dibandingkan pada variabel lain dan tidak ada manipulasi di dalamnya, lebih jelasnya sampel dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok yang seolah-olah diberikan perlakuan dan satu kelompok yang tidak diberikan perlakuan dan kelompok ini berfungsi sebagai kelompok kontrol atau pembanding.

Adapun desain penelitian causal-comparative design yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :

(Variabel independen) (Variabel dependen)

T1 (X) O1 (Y)

C O2 (Y)

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber : Emzir, hlm.122 )

Keterangan:

T1 (X) = Lansia yang mengikuti Senam Sehat Indonesia

O1 (Y) = Observasi (post test) (Health Related Physical Fitness) Lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia)

O2 (Y) = Observasi (post test)(Health Related Physical Fitness) Lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia)


(20)

32

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Variabel Bebas (Variabel independent) Senam Sehat Indonesia (X)

Senam Sehat Indonesia (SSI) dimana merupakan satu kesatuan latihan yang dilakuakan secara utuh dan berurutan dengan penuh konsentrasi, serta menggunakan tenaga sesedikit mungkin yang mengambil prinsip menenangkan pikiran serta mengendorkan otot untuk memungkinkan energi dasar bangkit dan kemudian menyebarkan ke seluruh tubuh guna mengaktifkan fungsi organ dalam memperlancar peredaran darah, sehingga seseorang dapat menjadi lebih sehat dan bergairah.

2.Variabel Terikat (Variabel dependent) Health Related Physical Fitness lansia (Y)

Health related physical fitness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya tahan jantung paru-paru (kardiorespirasi), kekuatan otot bagian bawah, kekuatan otot bagian atas, fleksibilitas tubuh bagian bawah, fleksibilitas tubuh bagian atas, indeks massa tubuh dan lemak tubuh pada lansia. Dalam hal ini, bagaimana peran Senam Sehat Indonesia terhadap Health related physical fitness lansia, apakah berpengaruh atau tidak, bermanfaat atau tidak.

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah para lansia dari anggota klub senam atau perkumpulan senam sehat Indonesia (SSI) yang bertempat di Jalan Cihampelas RW 07 Cimaung Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung wetan Bandung. Karakteristik partisipan penelitian ini adalah partisipan berada pada rentang usia 60 - 74 tahun dimana termasuk kategori (elderly) dan 75 - 90 tahun (old,) sehat jasmani bersedia mengikuti penelitian dari awal sampai akhir, bersedia mengikuti dan melakukan beberapa tes kebugaran jasmani yang


(21)

33

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

berhubungan dengan kesehatan hingga menunjang penelitian dari awal hingga akhir.

Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 15 orang kelompok lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dan 15 orang kelompok lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia. Jenis kelamin perempuan, diambil perempuan karena Usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka dari itu jumlah penduduk lansia perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki jumlah penduduk lansia perempuan 11,29 juta jiwa sedangkan laki-laki berjumlah 9,26 juta jiwa (Badan Pusat Statisttik, 2010).

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012, hlm. 80) . Populasi dalam penelitian ini adalah anggota dari perkumpulan senam sehat Indonesia kelurahan taman sari kecamatan Bandung wetan Kota Bandung dan warga RW 07 Cimaung kelurahan taman sari kecamatan Bandung wetan Kota Bandung. yang mana ini merupakan lanisa berusia 60 - 74 tahun (elderly) dan 75 - 90 tahn (old).

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan teknik sampling tertentu dan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2012, hlm. 81). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Yaitu dalam memilih sampel dari populasi dilakukan tidak secara acak dan di dasarkan dalam suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Sampel yang digunakan adalah anggota dari perkumpulan senam sehat indonesia tamansari bandung atau lanisa yang berusia 60 - 74 tahun (elderly) 75 - 90 tahun (old) yang mengikuti senam sehat Indonesia dan warga RW 07 Cimaung Jln. Cihampelas kelurahan taman sari kecamatan Bandung wetan Kota Bandung


(22)

34

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia. masing-masing berjumlah 15 orang dengan jenis kelamin perempuan.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi.

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

1) Kriteria inklusi bagi lansia yang mengikuti senam sehat Indonesia dalam penelitian ini adalah:

a. Anggota dari perkumpulan senam lansia yang telah mengikuti senam sehat Indonesia minimal 3 bulan.

b. Jumlah latihan dua kali pertemuan perminggu.

c. Lansia yang berjenis kelamin perempuan dan sehat jasmani rohani. d. Berdomisili di RW 07 Cimaung Cihampelas Kelurahan Taman sari

Kecamatan Bandung wetan Kota Bandung.

2) Kriteria inklusi bagi lansia yang tidak mengikuti senam sehat Indonesia dalam penelitian ini adalah:

a. Lansia yang tidak sedangkan mengikuti olahraga senam apapun dalam jangka minimal 3 bulan.

b. Lansia yang berjenis kelamin perempuan dan sehat jasmani rohani. c. Berdomisili di RW 07 Cimaung Cihampelas Kelurahan Taman sari

Kecamatan Bandung wetan Kota Bandung. Bersedia menjadi parsipan dan sampel penelitian. 2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteri dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi penelitian adalah:

a. Lansia yang berjenis kelamin laki-laki. b. Lansia yang memiliki penyakit yang berat.


(23)

35

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

D. Instrumen Penelitian

Peneliti mengadopsi dan menggabungkan dari dua jenis instrumen tes Health Related Physical Fitness yang sudah baku. yaitu pengukuran Fitness Of Older Adult. Comparative Analysis of the Indicators of the functional fitness of the elderly (Jones CJ, Rikli R, 2002, hlm. 25-30) yang mempunyai reliabilitas 0.99, validitasnya 0.94 dan objektivitas 0.95 dan Pengukuran Health Related Physical Fitness untuk Lansia (Kusmaedi N, 2014).

Bentuk-bentuk tes Fitness Of Older Adult. Comparative Analysis of the Indicators of the functional fitness of the elderly sebagai berikut :

1. 6 minute walk test 2. 2 minute step test

3. 30 second chair stand test 4. Arm curl test

5. Chair sit and reach 6. Back scratch 7. 8 up and go

Bentuk-bentuk tes pengukuran Health Related Physical Fitness untuk lansia sebagai berikut:

1. Tes jalan 2,4 km 2. Indeks Masa Tubuh 3. Lemak Tubuh.

4. Tes Kekuatan genggam 5. Tes Tarik dan Dorong

6. Tes Kekuatan Otot Punggung 7. Tes Kekuatan Otot Tungkai 8. Tes Fleksibilitas Bagian atas 9. Tes Fleksibilitas Bagian bawah

Peneliti mengadopsi dan menggabungkan instrumen ini karena alasan kaidah penelitian. 2 minute step test tidak dipakai karena sama fungsinya dengan 6 minute walk test sama-sama berfungsi untuk mengukur daya tahan jantung paru-paru sedangkan 8 up and go tidak dipakai karena berfungsi untuk mengukur keseimbangan dinamis. keseimbangan statis dan dinamis bukan komponen dari


(24)

36

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

health related physical fitness tetapi masuk ke komponen skill related physical fitness. kemudian indeks masa tubuh dan lemak tubuh ditambahkan karena ini sangat penting bagi lansia dan ini masuk kedalam komponen health physical related fitness.

Terdapat dua aspek kebugaran jasmani, yaitu: kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness), dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: daya tahan jantung-paru (kardiorespirasi), kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi: koordinasi, keseimbangan, kecepatan reaksi, kelincahan, kecepatan, dan daya ledak (Iskandar, 1999, hlm 22).

Bentuk-bentuk tes yang dipakai oleh peneliti yakni: 6 minute walk test, 30 second chair stand test, arm curl test, chair sit and reach, back scratch, indeks masa tubuh dan lemak tubuh.

1. 6 minute walk test

Tujuan: untuk mengukur daya tahan jantung-paru (kardiorespirasi) pada lansia. Fasilitas dan alat: lintasan yang datar, alat pencatat waktu, pengukur jarak.

Petugas: petugas start, pengambil waktu, pengukur jarak, pencatat skor. Pelaksanaan: Setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta tes berjalan sekuat mungkin menempuh waktu 6 menit.

Penilaian: Waktu yang di gunakan 6 menit, hasil jarak yang ditempuh peserta tes dicatat kemudian dikonversikan pada tabel 3.1 untuk pria dan tabel 3.2 untuk wanita.

Gambar 3.2 Instrumen Penelitian


(25)

37

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Tabel 3.1

Norma Skor Mentah Laki-laki 6 Minute Walk Test Daya Tahan Jantung-Paru (Kardiorespirasi) Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori

6 Minute Walk Test Kurang dari 610 meter Kurang dari 560 meter Kurang dari 545 meter Kurang dari 470 meter Kurang

6 Minute Walk Test 610-735 meter 560-700 meter 545-684 meter 470-640 meter Baik atau Normal Tabel 3.2

Norma Skor Mentah Wanita 6 Minute Walk Test Daya Tahan Jantung-Paru (Kardiorespirasi) Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori 6 Minute Walk Test Kurang dari 545 meter Kurang dari 500 meter Kurang dari 480 meter Kurang dari 430 meter Kurang 6 Minute Walk Test 545-660 meter 500-635 meter 480-615 meter 430-585 meter Baik atau Normal

2. 30 Second Chair Stand Test

Mengukur kekuatan tubuh otot bagian bawah (lower body strength) dengan menggunakan 30 second chair stand test.

Tujuan: untuk mengukur kekuatan tubuh atau otot bagian bawah lower body strength dimana ini sangat penting bagi para lansia dibutuhkan untuk melakukan banyak tugas seperti menaiki tangga, berjalan, dan juga mengrangi resiko kesempatan jatuh bagi lansia.


(26)

38

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fasilitas dan Alat: Permukaan yang rata, kursi, stopwatch Petugas: Pemandu tes dan pencatat skor

Pelaksanaan: Peserta tes duduk di kusri yang sudah disediakan, Tangan kanan dan tangan kiri dilipat dan menyilang dada, kemudian berdiri tegak dalam waktu 30 detik.

Penilaian: Skor kekuatan dilihat dari kemampuan peseta berdiri selama 30 detik, skor terbaik dari satu kali percobaan di catat sebagai skor dalam satuan detik dengan tingkat ketelitian 0,5 kg. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel 3.3 untuk pria dan tabel 3.4 untuk wanita.

Gambar 3.3 Instrumen Penelitian


(27)

39

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Tabel 3. 3

Norma Skor Mentah Laki-laki 30 Second Chair Stand Test Kekuatan Otot Bagian Bawah (Lower Body Strength) Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori

30 second

chairstand test.

Kurang dari 14 detik

Kurang dari 12 detik

12 Kurang dari 11 detik

Kurang

30 second

chairstand test. 14-19 detik 12-18 detik 12-17 detik 11-17 detik

Baik atau Normal

Tabel 3.4

Norma Skor Mentah Wanita 30 Second Chair Stand Test Kekuatan Otot Bagian Bawah (Lower Body Strength) Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori

30 second

chairstand test.

Kurang dari 12 detik

Kurang dari 11 detik

Kurang dari 10 detik

Kurang dari 9 detik

Kurang

30 second

chairstand test. 12-17 detik 11-16 detik 10-15 detik 9-15 detik

Baik atau Normal

3. Arm Curl Test.

Mengukur kekuatan tubuh atau otot bagian atas (upper body strength) dengan menggunakan arm curl test.

Tujuan: untuk mengukur kekuatan tubuh otot bagian atas.

Fasilitas dan Alat: Lintasan atau permukaan yang rata, kursi, dumbel 2 kg, dumbel 3 kg.


(28)

40

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan: peserta duduk di kursi yang telah disediakan, kemudian peserta mengangkat dumbel dengan lengannya melengkungkan otot biceps (beban 2 kg untuk wanita dan 3 kg untuk laki-laki) selama 30 detik.

Penilaian: Skor kekuatan dinilai dari kemampuan peseta mengangkat beban dengan lengannya selama 30 detik, skor terbaik dari satu kali percobaan di catat sebagai skor dalam satuan detik dengan tingkat ketelitian 0,5 kg. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel 3.5 untuk pria dan tabel 3.6 untuk wanita.

Gambar 3.4 Instrumen Penelitian

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Tabel 3.5

Norma Skor Mentah Laki-laki arm curl test Kekuatan Tubuh Atau Otot Bagian Atas (Upper Body Strength) Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun

65-69 tahun

70-74 tahun

75-79 tahun

Kategori

arm curl test. Kurang dari 16 detik

Kurang dari 15 detik

Kurang dari 14 detik

Kurang dari 13 detik

Kurang

arm curl test. 16-22 detik

15-21 detik

14-21 detik

13-19 detik

Baik atau Normal


(29)

41

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Tabel 3.6

Norma Skor Mentah Wanita arm curl test Kekuatan Tubuh Atau Otot Bagian Atas (Upper Body Strength) Lansia

Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori

arm curl test. Kurang dari 13 detik

Kurang dari 12 detik

Kurang dari 12 detik

Kurang dari 11 detik

Kurang

arm curl test. 13-19 detik 12-18 detik 12-17 detik 11-17 detik

Baik atau Normal

4. Chair sit and reach test

Tujuan: untuk mengukur lower body flexibility atau fleksibilitas tubuh bagian bawah atau batang tubuh dan sendi panggul.

Fasilitas dan Alat : permukaan yang rata dan alat yang digunakan dalam tes ini adalah kursi dan penggaris berskala cm.

Petugas : pemandu tes dan pencatat skor.

Pelaksanaan : peserta tes sebelum melakukan tes diharuskan terlebih dahulu melemaskan otot punggung. Selanjutnya duduk dikursi yang telah disediakan.kemudian posisi ke dua lutut dan ke dua tangan dengan jari tangan lurus ke depan ke dua tangan dijulurkan ke depan secara perlahan-lahan sejauh mungkin sampai menyentuh ujung kaki. Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut.

Penilaian.Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm.Hasil yang diperoleh dikonversikan pada table 3.7 untuk pria dan tabel 3.8 untuk wanita.


(30)

42

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.5 Instrumen Penelitian

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Tabel 3.7

Norma Skor Mentah laki-laki Tes Chair Sit And Reach Test Fleksibilitas Tubuh Bagian Bawah Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun

65-69 tahun

70-74 tahun

75-79 tahun

Kategori

chair sit and reach test

Kurang dari -2.5 cm

Kurang dari -3.0 cm

Kurang dari -3.5 cm

Kurang dari -4.0 cm

Kurang

chair sit and reach test

-2.5 cm - +4.0 cm

-3.0 cm - +3.0 cm

-3.5 cm - +2.5 cm

-4.0 cm - +2.0 cm

Baik atau Normal


(31)

43

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Tabel 3.8

Norma Skor Mentah Wanita Chair Sit And Reach Test Fleksibilitas Tubuh Bagian Bawah Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 29 )

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori

chair sit and reach test

Kurang dari -0.5 cm

Kurang dari -0.5 cm

Kurang dari -1.0 cm

Kurang dari -1.5 cm

Kurang

chair sit and reach test

-0.5 cm - +5.0 cm

-0.5 cm - +4.5 cm

-1.0 cm - +4.0 cm

-1.5 cm - +3.5 cm

Baik atau Normal

5. Back scratch.

Tujuan: untuk mengukur upper body flexibility (shoulder) atau fleksibilitas tubuh bagian atas (bahu). Ini penting bagi lansia untuk melakukan tugas sehari-hari seperti menyisir rambut, memakai akaian, mandi, meraih sabuk pengaman mobil dll.

Fasilitas dan Alat: permukaan yang rata dan alat penggaris berskala cm. Petugas: pemandu tes dan pencatat skor.

Pelaksanaan : peserta tes sebelum melakukan tes diharuskan terlebih dahulu melemaskan otot bahu dan punggung. Selanjutnya peserta berdiri ditempat yang telah disediakan.kemudian posisi satu tangan di atas bahu dan satu tangan ke atas ketengah-tengah punggung. Kemudian mengulurkan jari tengah tangan secara perlahan-lahan sejauh mungkin sampai bersentuhan.Tes ini dilakukan dua kali secara berturut-turut.

Penilaian: Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm. Hasil yang diperoleh dikonversikan pada tabel 3.9 untuk pria dan tabel 3.10 untuk wanita.


(32)

44

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6 Instrumen Penelitian

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 30)

Tabel 3.9

Norma Skor Mentah laki-laki Back Scratch Test Fleksibilitas Tubuh Bagian Atas Lansia

(Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 30)

Jenis Tes 60-64 tahun

65-69 tahun

70-74 tahun

75-79 tahun

Kategori

back scratch.

Kurang dari -6.5 cm

Kurang dari -7.5 cm

Kurang dari -8.0 cm

Kurang dari -9.0 cm

Kurang

back scratch.

-6.5 - +0.0 cm

-7.5 - -1.0 cm

-8.0 - -1.0 cm

-9.0 - -2.0 cm

Baik atau Normal


(33)

45

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Tabel 3.10

Norma Skor Mentah Wanita Back Scratch Test Fleksibilitas Tubuh Bagian Atas Lansia (Sumber :Jones CJ, Rikli R, (2002). hlm. 30)

Jenis Tes 60-64 tahun 65-69 tahun 70-74 tahun 75-79 tahun Kategori Kurang dari -3.0 cm

Kurang dari -3.5 cm

Kurang dari -4.0 cm

Kurang dari -5.0 cm

Kurang

back scratch.

-3.0 - +1.5 cm

-3.5 - +1.5 cm

-4.0 - +1.0 cm

-5.0 - +0.5 cm

Baik atau Normal

6. Pengukuran Indeks Massa Tubuh.

Tujuan : Untuk mengetahui status gizi seseorang (lansia), apakah dalam keadaan normal, kurang atau lebih.

Fasilitas dan Alat : (1) pengukur tinggi badan yaitu microtoise, (2) timbangan yang standard.

Petugas : (1) pengukur tinggi badan, berat badan, dan (2) pencatat skor.

Pelaksanaan : Pengukuran tinggi badan dilakukan apabila lansia mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Peserta tes berdiri tegak menghadap lurus ke depan, kepala dalam posisi tegak, mata horizontal dengan telinga; Bahu tegak, tidak ditarik ke belakang; Kepala, bahu, siku, pinggul dan tumit menempel pada dinding. Untuk pengukuran berat badan, peserta tes berdiri tegak di atas timbangan dengan memakai baju seringan mungkin dan tanpa memakai alas kaki. Penilaian. Skor tinggi badan dicatat dalam satuan cm, dengan ketelitian 0,1 cm. Skor berat badan dicatat dalam satuan kg dengan ketelitian 0,1 kg. Penilaian indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) dapat ditentukan dengan cara : Berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m²). Contoh : Berat badan 55 kg dan tinggi badan 1.55 M, maka indeks massa tubuh = 22,9. Hasil perhitungan selanjutnya dikonversikan pada tabel 3.11.


(34)

46

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.7

Instrumen Penelitian IMT (Sumber :Kusmaedi, N. (2008)

Tabel 3.11

Norma Indeks Massa Tubuh Lansia (Sumber :Kusmaedi, N. (2008)

Status Gizi Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT)

Lebih Lebih dari 24

Normal 19 – 24

Kurang Kurang dari 19

7. Pengukuran Lemak Tubuh

Tujuan: Untuk mengukur ketebalan lemak tubuh.

Fasilitas dan Alat: Pengukur lemak tubuh skinfold caliper. Petugas: (1) pengukur, dan (2) pencatat skor.

Pelaksanaan Pengukuran Lipatan Kulit Daerah Trisep. Peserta tes berdiri relaks dengan posisi lengan kiri menggantung disamping.Kulit di daaerah triseps diepit dan diangkat oleh ibu jari dan telunjuk tangan kiri pemeriksa, kira-kira 1 cm di atas tengah-tengah jarak acromion dan olecranon. Tangan kanan pemeriksa memegang alat skinfold caliper yang menekan lipatan kulit dapat dibaca pada dial satuan ukuran mm dengan ketelitian 0,1 mm.

Pengukuran Lipatan Kulit Daerah Subscapular. Peserta tes berdiri relaks dengan posisi lengan kiri menggantung di samping. Kulit di daerah sudut bawah scapula yaitu tepat di bawah dan lateral ujung scapula kiri dijepit dan diangkat oleh ibu jari dan telunjuk kiri. Lipatan kulit yang diangkat arahnya vertikal ke arah medial bawah, sedikit mengarah ke lateral atas. Skinfold caliper dijepitkan


(35)

47

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

pada lipatan kulit dekat ke dua jari pengukur tersebut. Jarak antara ujung ke dua tungkai skinfold caliper yang menekan lipatan kulit dapat dibaca pada dial. Satuan ukuran mm dengan ketelitian 0,1 mm.

Penilaian: Hasil pengukuran dicatat menggunakan skinfold caliper dalam satuan mm, selanjutnya hasil tersebut dikonversikan ke dalam tabel 3.12 untuk laki-laki dan tabel 3.13 untuk wanita.

Berikut ini untuk menghitung prosentase lemak tubuh setelah diperoleh hasil penghitungan skinfold, bisa menggunakan formula seperti dalam contoh di bawah ini:

Gambar 3. 8 Petunjuk Pengukuran Skinfold (Sumber: Heyward Vivian H. dan Stolarczyk L.M. 1996. Applied Body Compotition

Assessment, Human Kinetics. Canada, hlm. 28-29)

Tabel 3.12

Norma Persentase Lemak Tubuh Laki-Laki Lansia (Sumber :Kusmaedi, N. (2008)

Kategori Persentase Lemak Tubuh

Lebih Lebih dari 18 %

Normal 5 – 17 %


(36)

48

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.13

Norma Persentase Lemak Tubuh Wanita Lansia (Sumber :Kusmaedi, N. (2008)

Kategori Persentase Lemak Tubuh

Lebih Lebih dari 25 %

Normal 10 – 24 %

Kurang Kurang dari 10 %

E. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian dibuat sebagai rencana atau rancangan kerja dalam penelitian. Dengan dibuatnya prosedur penelitian maka diharapkan mempermudah dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Oleh karena itu penulis membuat rencana kerja yang diharapkan dapat membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian. Adapun langkah penelitian didahului dengan observasi permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Penulis menentukan populasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian 2. Menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, yang dianggap dapat

mewakili populasi.

3. Menentukan sampel yang telah diketahui jumlahnya dengan cara melakukan pemilihan yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan (perposive) terhadap populasi yang ada.

4. Membagi sampel ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang seolah-olah diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

5. Melakukan tes akhir (post-test) pengukuran komposisi tubuh diaman untuk mengetahui massa lemak, massa air, massa otot, dan massa tulang pada kelompok eksperimen yang seolah-olah diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

6. Langkah yang selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.


(37)

49

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

7. Terakhir, menyimpulkan hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan hasil pengolahan dan analisis data.

Untuk lebih jelasnya, mengenai prosedur penelitian diatas, penulis mencoba tuangkan dalam bentuk gambar dibawah ini:

Gambar 3.9 Langkah penelitian

F. Analisis Data

Peneliti menggunakan bantuan teknik perhitungan komputerisasi yaitu SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak

POPULASI

Eksperimen (Lansia yang mengikuti Senam

Sehat Indonesia) Kontrol

(Lansia yang tidak mengikuti Senam

Sehat Indonesia)

SAMPEL (LANSIA)

Treatment Non-Treatment

Post-Test Post-Test

Pengolahan dan Analisis Data (Hasil pengukuran Health Related

Physical Fitness seperti 6 minute walk test, 30 second chair stand test, arm curl test, chair sit and reach, back scratch, indeks masa tubuh

dan lemak tubuh.


(38)

50

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya Sugianto dalam Hidaytuloh (2013, hlm. 47).

Teknik analisis data yang digunakan adalah Independet simple T-Test. Analisis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia terhadap health related physical fitness, dimana analisis diolah dengan menggunakan program Statistical Product For Social Science (SPPS versi 16.0). Adapun langkah-langkahnya adalah :

1. Melalukan tes pengukran Health Related Physical Fitness kepada sampel lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia.

2. Mengumpulkan data hasil tes.

3. Input data dari skor mentah tersebut pada program komputer.

4. Menyamakan satuan dari masing-masing item tes menggunakan z score dan t score.

Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistk dan uji hipotesis.

1. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumus-rumusan peneitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berada pada taraf distribusi norma atau tidak menguji normalitas data dari setiap data. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Format pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signfikansi (Sig.). Data normal apabila nilai Sig atau (p) > 0,05 maka data dinyatakan normal dan data tidak normal jika nilai Sig. atau (p) < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal.


(39)

51

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Sebelum melakukan analisis Uji Independent Sample T-Test dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk syarat uji parametrik, jika tidak memenuhi syarat uji parametrik maka teknis analisis data diganti dengan Mann- Whitney. Apabila data normal maka menggunakan Independent Sample T-Test, dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia terhadap health related physical fitness. pengambilan keputusan uji ini, sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka H0 diterima atau dinyatakan tidak terdapat perbedaan.

2) Jika nilai Sig (p) < 0,05 maka H0 ditolak atau dinyatakan terdapat perbedaan.

Pada bagian ini, selain nilai T-test jyga terdapat nilai uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika data homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian sama (Equal Variance Assume), jika data tidak homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian tidak sama (Equal Variance Not Assume).

1) Jika nilai Sig (p) < 0,05 maka data tidak homogen, (Equal Variance Not Assume).

2) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka data homogen, (Equal Variance Assume).


(40)

69

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akmal. (2012). Perbedaan Asupan Energi, Protein, Aktivitas Fisik dan Status Gizi Antara Lansia yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Bugar Lansia. (Karya Tulis Ilmiah). Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Arikunto. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta : hlm.49.

BPS. (2010 03 Desember). Lanjut Usia Indonesia. Kompasiana. Badriah. (2009). Kebugaran Jasmani. Jakarta: hlm.45.

Bustaman (2003). Kebugaran Jasmani Lansia. Bandung: PT Remaja Rosda Karya hlm.273-274.

Darmojo. (2009). Proses Penuaan dan Kebugaran Jasmani. Jakarta hlm.3-47. Depkes RI. (2007). Lima Kesehatan Yaitu; Peningkatan / Promotion, Diagnosis

Dini dan Treatment, Pembatasan Kecacatan / Disability Limitation Sertapemulihan / Rehabilati.

Dokic Z. dkk. (2014). Health related physical fitness levels Of the elderly. Journal : InternationalJournal Faculty of Sport and Tourism, University of Educons, 12 (1), hlm. 19-29.

Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali PerS, hal. 120-122.

Furqon. (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Cv. Alfabeta. Ginting P (2012). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kesehatan Kardiorespirasi

Pada Lansia Di Yayasan Prestasi Lansia Sumatera Utara. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Negri Medan, Medan.

Giriwijoyo S. dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Edisi 1, Bandung Tim pengajar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pedidikan Indonesia: Tim pengajar FPOK UPI.

Giriwijoyo S. & Zafar D. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Edisi 8, Bandung Tim pengajar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pedidikan Indonesia: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.


(41)

70

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Giriwijoyo S dkk. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Gumming & Hendri. (1999). Perubahan Psikologis Lansia Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Hapsari M. (2012). Hubungan asupan gizi dan faktor lain dengan persen lemak tubuh pada mahasiswa prodi gizi dan ilmu komunikasi. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta.

Harsono. (1998). Lama Latihan dan Frekuensi Latihan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ilkafah. (2009). Pengaruh latihan fisik (senam lansia) terhadap penurunan tekanan darahpada lansiadengan hipertensi ringan-sedang di Rektorat Unibraw Malang, 2 (4), hlm. 14.

Iskandar Z Dkk. (1999). Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. PPPIO. (2007). Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga: Jakarta.

Jones CJ & Rikli R. (2002). Fitness Of Older Adult. Journal : Division of Kinesiology and Health Promotion,California State University, 1 (2), hlm.25-30.

Jorgie B. dkk. (2011). The effect of physical exercise on the body composition of the elderly: A systematic Riview. University of Nis, Serbia.

Kemenpora RI. (2007). Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta. Kostic R. dkk (2011). Comparative Analysis of the Indicators of the

functionalfitness of the elderly. Journal : International Journal Faculty of Sport and Physical education,University of Educons, 9 (1), hlm. 161-171. Kusmaedi N. (2008). Olahraga Lansia. Bandung : CV. Bintang Warli Artika Kurniawan C. (2007). Massa otot dan senam sehat Indonesia pada wanita lanjut

usia. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Dipenogoro, Semarang.

Mawwada S. (2015). Perbandingan Antara Komposisi Tubuh Lansia Yang Mengikuti dan Tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nugroho W. (2012). Keperawatan gerontik & geriatrik. (edisi ketiga). Jakarta: EGC.


(42)

71

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Noorsasiani. (2009) Proses Penuaan. Jakarta : hlm. 27.

Novi S. (2014). Health related physical fitness levels of the elderly. Journal International Faculty of Sport, University of Ljubljana. Serbia. 12 (1), hlm.19-29.

Nugraha. (2010, 03 Desember). Lanjut Usia Indonesia. Kompasiana.

Priyatno D (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Rohmawati M. (2015). Perbandingan Tekanan Darah Lansia Antara yang Mengikuti dan Tidak mengikuti Senam Jantung Sehat Seri 1. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Setiawan. dkk. (2014). Hubungan frekuensi senam lansia terhadap tekanan darah dan nadi pada lansia hipertensi, Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah (hlm.231).

Silmintarsih. (2006). Kebugaran Jasmani untuk Lanjut Usia. Dosen MPK Olahraga UPN “veteran”, Yogyakarta hlm.148-160.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.

Sugiyanto. (2009). Kajian tubuh pengetahuan (body of knowledge) ilmu keolahragaan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. hlm. 6-17.

Suherman A & Rahayu I. (2011). Statistika untuk ilmu keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Suroto. (2004). Manfaat Senam Terhada Tubuh. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm 52.

Suwandy R (2013). Perbandingan Antara Lansia Yang Melakukan Olahraga Jalan Kaki Dengan Tenis Terhadap Kebugaran Jasmani (Health Related Physical Fitness). Jurnal: Program Studi Ilmu Keolahragaan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.


(43)

72

Resa Palwaguna, 2015

PERBANDINGAN HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS ANTARA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM DENGAN LANSIA YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suwandy R (2013). Perbandingan Antara Lansia Yang Melakukan Olahraga Jalan Kaki Dengan Tenis Terhadap Kebugaran Jasmani (Health Related Physical Fitness). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tamher. (2009). Asepek Biologis Dalam Proses Penuaan . Jakarta : hlm. 26. Tjala A. (2011). Penelitian Ex post facto (mans.) Jakarta: Universitas Negeri

Jakarta.

WHO. (1989). Health of the Ederly. Geneva: World Health Organization.

WHO. (2011). Medical Dictionary and Glossary with Medical Definitions. (Online) Tersedia: www.medterms.com/script/main/art.asp? articlekey= 11087 – Tembolok – mirip.


(1)

dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya Sugianto dalam Hidaytuloh (2013, hlm. 47).

Teknik analisis data yang digunakan adalah Independet simple T-Test. Analisis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia terhadap health related physical fitness, dimana analisis diolah dengan menggunakan program Statistical Product For Social Science (SPPS versi 16.0). Adapun langkah-langkahnya adalah :

1. Melalukan tes pengukran Health Related Physical Fitness kepada sampel lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia.

2. Mengumpulkan data hasil tes.

3. Input data dari skor mentah tersebut pada program komputer.

4. Menyamakan satuan dari masing-masing item tes menggunakan z

score dan t score.

Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistk dan uji hipotesis.

1. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumus-rumusan peneitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berada pada taraf distribusi norma atau tidak menguji normalitas data dari setiap data. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Format pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signfikansi (Sig.). Data normal apabila nilai Sig atau (p) > 0,05 maka data dinyatakan normal dan data tidak normal jika nilai Sig. atau (p) < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal.


(2)

Sebelum melakukan analisis Uji Independent Sample T-Test dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk syarat uji parametrik, jika tidak memenuhi syarat uji parametrik maka teknis analisis data diganti dengan Mann- Whitney. Apabila data normal maka menggunakan Independent Sample T-Test, dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel lansia yang mengikuti senam dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia terhadap health related physical fitness. pengambilan keputusan uji ini, sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka H0 diterima atau dinyatakan

tidak terdapat perbedaan.

2) Jika nilai Sig (p) < 0,05 maka H0 ditolak atau dinyatakan

terdapat perbedaan.

Pada bagian ini, selain nilai T-test jyga terdapat nilai uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika data homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian sama (Equal Variance Assume), jika data tidak homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian tidak sama (Equal Variance Not Assume).

1) Jika nilai Sig (p) < 0,05 maka data tidak homogen, (Equal Variance Not Assume).

2) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka data homogen, (Equal Variance Assume).


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Akmal. (2012). Perbedaan Asupan Energi, Protein, Aktivitas Fisik dan Status Gizi Antara Lansia yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Bugar Lansia. (Karya Tulis Ilmiah). Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.

Arikunto. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta : hlm.49.

BPS. (2010 03 Desember). Lanjut Usia Indonesia. Kompasiana. Badriah. (2009). Kebugaran Jasmani. Jakarta: hlm.45.

Bustaman (2003). Kebugaran Jasmani Lansia. Bandung: PT Remaja Rosda Karya hlm.273-274.

Darmojo. (2009). Proses Penuaan dan Kebugaran Jasmani. Jakarta hlm.3-47. Depkes RI. (2007). Lima Kesehatan Yaitu; Peningkatan / Promotion, Diagnosis

Dini dan Treatment, Pembatasan Kecacatan / Disability Limitation Sertapemulihan / Rehabilati.

Dokic Z. dkk. (2014). Health related physical fitness levels Of the elderly. Journal : InternationalJournal Faculty of Sport and Tourism, University of Educons, 12 (1), hlm. 19-29.

Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali PerS, hal. 120-122.

Furqon. (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Cv. Alfabeta. Ginting P (2012). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kesehatan Kardiorespirasi

Pada Lansia Di Yayasan Prestasi Lansia Sumatera Utara. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Negri Medan, Medan.

Giriwijoyo S. dkk. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Edisi 1, Bandung Tim pengajar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pedidikan Indonesia: Tim pengajar FPOK UPI.

Giriwijoyo S. & Zafar D. (2010). Ilmu Faal Olahraga. Edisi 8, Bandung Tim pengajar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pedidikan Indonesia: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.


(4)

Giriwijoyo S dkk. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Gumming & Hendri. (1999). Perubahan Psikologis Lansia Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Hapsari M. (2012). Hubungan asupan gizi dan faktor lain dengan persen lemak tubuh pada mahasiswa prodi gizi dan ilmu komunikasi. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta.

Harsono. (1998). Lama Latihan dan Frekuensi Latihan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Ilkafah. (2009). Pengaruh latihan fisik (senam lansia) terhadap penurunan tekanan darahpada lansiadengan hipertensi ringan-sedang di Rektorat Unibraw Malang, 2 (4), hlm. 14.

Iskandar Z Dkk. (1999). Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. PPPIO. (2007). Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga: Jakarta.

Jones CJ & Rikli R. (2002). Fitness Of Older Adult. Journal : Division of Kinesiology and Health Promotion,California State University, 1 (2), hlm.25-30.

Jorgie B. dkk. (2011). The effect of physical exercise on the body composition of the elderly: A systematic Riview. University of Nis, Serbia.

Kemenpora RI. (2007). Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta. Kostic R. dkk (2011). Comparative Analysis of the Indicators of the

functionalfitness of the elderly. Journal : International Journal Faculty of Sport and Physical education,University of Educons, 9 (1), hlm. 161-171. Kusmaedi N. (2008). Olahraga Lansia. Bandung : CV. Bintang Warli Artika Kurniawan C. (2007). Massa otot dan senam sehat Indonesia pada wanita lanjut

usia. (skripsi). Sekolah Pendidikan Sarjana, Universitas Dipenogoro, Semarang.

Mawwada S. (2015). Perbandingan Antara Komposisi Tubuh Lansia Yang Mengikuti dan Tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nugroho W. (2012). Keperawatan gerontik & geriatrik. (edisi ketiga). Jakarta: EGC.


(5)

Noorsasiani. (2009) Proses Penuaan. Jakarta : hlm. 27.

Novi S. (2014). Health related physical fitness levels of the elderly. Journal International Faculty of Sport, University of Ljubljana. Serbia. 12 (1), hlm.19-29.

Nugraha. (2010, 03 Desember). Lanjut Usia Indonesia. Kompasiana.

Priyatno D (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.

Rohmawati M. (2015). Perbandingan Tekanan Darah Lansia Antara yang Mengikuti dan Tidak mengikuti Senam Jantung Sehat Seri 1. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Setiawan. dkk. (2014). Hubungan frekuensi senam lansia terhadap tekanan darah dan nadi pada lansia hipertensi, Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah (hlm.231).

Silmintarsih. (2006). Kebugaran Jasmani untuk Lanjut Usia. Dosen MPK

Olahraga UPN “veteran”, Yogyakarta hlm.148-160.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.

Sugiyanto. (2009). Kajian tubuh pengetahuan (body of knowledge) ilmu keolahragaan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. hlm. 6-17.

Suherman A & Rahayu I. (2011). Statistika untuk ilmu keolahragaan. Bandung : Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Suroto. (2004). Manfaat Senam Terhada Tubuh. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm 52.

Suwandy R (2013). Perbandingan Antara Lansia Yang Melakukan Olahraga Jalan Kaki Dengan Tenis Terhadap Kebugaran Jasmani (Health Related Physical Fitness). Jurnal: Program Studi Ilmu Keolahragaan Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Suwandy R (2013). Perbandingan Antara Lansia Yang Melakukan Olahraga Jalan Kaki Dengan Tenis Terhadap Kebugaran Jasmani (Health Related Physical Fitness). (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tamher. (2009). Asepek Biologis Dalam Proses Penuaan . Jakarta : hlm. 26. Tjala A. (2011). Penelitian Ex post facto (mans.) Jakarta: Universitas Negeri

Jakarta.

WHO. (1989). Health of the Ederly. Geneva: World Health Organization.

WHO. (2011). Medical Dictionary and Glossary with Medical Definitions. (Online) Tersedia: www.medterms.com/script/main/art.asp? articlekey= 11087 – Tembolok – mirip.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA YANG AKTIF MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DENGAN YANG TIDAK Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.

0 1 14

PENDAHULUAN Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan.

0 1 9

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP LANSIA YANG AKTIF MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DENGAN YANG TIDAK AKTIF MENGIKUTI Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Dengan Yang Tidak Aktif Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa Sirnoboyo Kecamatan Paci

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA DI WILAYAH KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN SEMARANG.

0 0 15

PENDAHULUAN HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LANSIA DI WILAYAH KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN SEMARANG.

1 7 8

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA : Studi Ex Post Facto pada Lansia Rw 07 Cimaung Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan).

0 0 26

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM JANTUNG SEHAT SERI 1 : Studi ex post facto pada lansia penghuni KPAD Geger Kalong.

1 4 21

PERBANDINGAN ANTARA LANSIA YANG MELAKUKAN OLAHRAGA JALAN KAKI DENGAN TENIS TERHADAP KEBUGARAN JASMANI (HEALTH RELATED PHYSICAL FITNESS).

3 9 32

SKRIPSI PERBEDAAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA YANG MENGIKUTI SENAM LANSIA DENGAN LANSIA YANG MENGIKUTI OLAHRAGA BERSEPEDA DI KARANG WERDA MEIDINA BANGKALAN PENELITIAN STUDI KOMPARATIF

0 1 17

PERBEDAAN STATUS GIZI PADA LANSIA YANG MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DENGAN YANG TIDAK MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI RW 02 SERANGAN NGAMPILAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Perbedaan Status Gizi pada Lansia yang Mengikuti Posyandu Lansia dengan yang Tidak Mengi

0 0 14