Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Peserta didik SMP Di Provinsi Yala, Thailand (Studi Survei Peserta didik SMP Kelas III (Mathayom Kelas 3) Di Yala, Thailand).

(1)

ROAET WAEDAKAE, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTAK... ii

KAT

A PENGANTAR………..

iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………

v

DAFTAR ISI……….

viii

DAFTAR TABEL………

xii

DAFTAR

GAMBAR………....

xiv

DAFTAR

LAMPIRAN……….

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah………... 6

C. Tujuan Penelitian……….... 7

D. Manfaat Penelitian………... 8

E. Struktur Organisasi Tesis……….... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kompetensi Pedagogik Pendidik……….... 10

1. Pengertian Kompetensi………... 10

2. Pengertian Pedagogik………... 12

3. Pengertian Kompetensi Pedagogik Pendidik……….. 13

4. Indikator Kompetensi Pedagogik Pendidik………. 15

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Pendidik……….. 17

B. Kompetensi Profesional Pendidik……….. 19

1. Pengertian Profesional……….… 19


(2)

ROAET WAEDAKAE, 2015

3. Indikator Kompetensi Profesional Pendidk………..… 22

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Pendidik……….…. 24

C. Motivasi Belajar………. 31

1. Pengertian Motivasi……….. 31

2. Pergertian Belajar……….. 32

3. Perngertian Motivasi Belajar………...….. 34

4. Macam-Macam Motivasi Belajar………...….. 34

5. Indikator Motivasi Belajar……… 39

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar………….. 40

7. Fungsi Motivasi Belajar……….….. 43

8. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar……….…... 44

D. Hasil Belajar………..… 48

1. Pengertian Hasil Belajar………..…… 48

2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………..… 50

3. Pengukuran dan Evaluasi Hasil Belajar……….... 51

E. Kerangka Berfikir………...… 53

F. Hipotesis Penelitian……….... 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………..………. 56

B. Lokasi Penelitian……….……… 56

C. Defenisi Operasional……….………..… 57

D. Variable Penelitian……….……….... 58

E. Paradigma Penelitian………..… 59

F. Populasi dan Sampel……….………..… 60

G. Teknik Pengumpulan Data………..………... 63

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data……...…………...……. 63

2. Menyusun Alat Pengumpulan Data……….…………... 64

3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data……….………... 65


(3)

1. Analisis Deskriptif variabel………..… 75

2. Uji Asumsi Klasik………... 76

3. Analisis Jalur………... 78

4. Hipotesis Statistik……….... 80

5. Uji Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji F).… 81 6. Menguji Koefisien Determinasi ………... 81

I. Prosedur Penelitian………. 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian………. 83

B. Hasil Penelitian……….. 83

1. Deskripsi Variabel Penelitian………. 83

a. Kompetensi pedagogik……… 85

b. Kompetensi Profesional……….. 88

c. Motivasi belajar………... 94

d. Hasil belajar……….… 100

2. Pengujian Asumsi Klasik……… 101

a. Uji Normalitas……….…. 101

b. Uji Multikolinearitas……….… 102

c. Uji Autokorelasi……… 103

d. Uji Heterokedastisitas………... 104

3. Pengujian Hipotesis……….. 105

a. Hipotesis Pertama : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar.………... 105

b. Hipotesis Kedua : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik Terhada Motivasi Belajar……...…. 109

c. Hipotesis Ketiga : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Profesional Terhadap Motivasi Belajar……….. 109

d. Hipotesis Keempat : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik....….. 110

e. Hipotesis Kelima : Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Pedagogik Terhadap Hasil Belajar………. 113

f. Hipotesis Keenam: Terdapat Pengaruh Positif Antara Kompetensi Profesional Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik ……….. 114


(4)

g. Hipotesis Kedua: Terdapat Pengaruh Positif Antara

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik…… 114

h. Interpretasi Hasil Analisis………..…….... 115

C. Pembahasan Hasil Penelitian………...……… 117

1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 117

2. Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….... 118

3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….... 120

4. Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Motivasi belajar Secara Bersama-sama Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 121

5. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….. 124

6. Pengaruh Kompetensi Profesional Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik……….. 125

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan……….… 127

B. Rekomendasi………... 128

DAFTAR

PUSTAKA ………..

. 132


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1. Standar Hasil Belajar………. 58

Tabel 3.2. Populasi Penelitian……… 61

Tabel 3.3. Sampel Penelitian……….. 63

Tabel 3.4. Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert……….. 65

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik (X1) ……… 66

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Kompetensi Profesional (X2) ……….. 68

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (X3) ……….. 69

Tabel 3.8. Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukuran……….. 72

Table 3.9. Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik ……….. 73

Table 3.10. Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional ……… 74

Table 3.11. Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar... 74

Tabel 3.12. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS……… 76

Tabel 4.1. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS … ……… 84

Tabel 4.2. Hasil Angket Kemampuan Mengelola Pembelajaran………..….. 85

Tabel 4.3. Hasil Angket Pemahaman Terhadap Peserta Didik………..……. 86

Tabel 4.4. Hasil Angket Perancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran……….…. 86

Tabel 4.5. Hasil Angket Evaluasi Hasil Belajar……….…. 87

Tabel 4.6. Hasil Angket Pengembangan Peserta Didik……….…. 87

Tabel 4.7. Hasil Angket Umum Kompetensi Pedagogik……….. 88

Tabel 4.8. Hasil Angket Menguasai Materi, Struktur, Konsep dan Pola Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu………... 89

Tabel 4.9. Hasil Angket Menguasai Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Mata Pelajaran/Bidang Pengembangan yang Diampu………..…… 90

Tabel 4.10. Hasil Angket Mengembangkan Materi Pembelajaran yang Diampu Secara Kreatif……….….. 90

Tabel 4.11. Hasil Angket Mengembangkan Keprofesionalan Secara Berkelanjutan dengan Melakukan Tindakan Reflektif……….…….. 91


(6)

Tabel 4.12. Hasil Angket Memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Berkomunikasi untuk Mengembangkan Diri………...……… 92

Tabel 4.13. Hasil Angket Umum Kompetensi Profesional………. 93

Tabel 4.14. Hasil Angket Tekun Menghadapi Tugas……….. 94

Tabel 4.15. Hasil Angket Ulet Menghadapi Kesulitan……… 95

Tabel 4.16. Hasil Angket Menunjukkan Minat Terhadap Bermacam-macam Masalah………. 95

Tabel 4.17. Hasil Angket Lebih Senang Bekerja Mandiri……… 96

Tabel 4.18. Hasil Angket Cepat Bosan pada Tugas-Tugas Rutin……… 97

Tabel 4.19. Hasil Angket dapat Pendapatnya Mempertahankan……… 97

Tabel 4.20. Hasil Angket Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini...……… 98

Tabel 4.21. Hasil angket senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal……… 99

Tabel 4.22. Hasil Angket Gambaran Umum Motivasi Belajar………. 99

Tabel 4. 23. Gambaran Umum Nilai Hasil Belajar Peserta Didikpada Mata Pelajaran IPS……….. 100

Tabel 4.24. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test………. 101

Tabel 4.25. Uji Multikolinearitas……… 103

Tabal 4.26. Uji Autokorelasi………... 103

Tabel 4. 27. Uji Heterokedastisitas………. 104

Tabel 4. 28. Koefisien Determinasi Berganda………. 106

Tabel 4.29. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi……… 106

Tabel 4.30. Hasil Uji F……… 107

Tabel 4.31. Koefisien Regresi………. 108

Tabel 4. 32. Koefisien Determinasi Berganda………. 110

Tabel 4.33. Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi……… 111

Tabel 4.34. Hasil Uji F………. 112

Tabel 4.35. Koefisien Regresi………. 112


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian……….…… 59 Gambar 3.2. Model Analisis Jalur………. 79 Gambir 4.1. Noemal P-P Plot of Unstandardized Residual……….. 102


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SK Pembimbing Tesis

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Penelitian Lampiran 3 : Kisi-kisi Penelitian

Lampiran 4 : Angket Penelitian

Lampiran 5 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X1 Lampiran 6 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X2 Lampiran 7 : Data Isian Angket Penelitian Variabel X3 Lampiran 8 : Hasil Uji Coba Validitas dan Penelitian

Lampiran 9 : Hasil Perhitungan WMS Variabel X1, X2 dan X3 Lampiran 10 : Hasil Analisis Data

Lampiran 11 : Hasil Nilai Ujian Nasional atau Ujian O-Nert Lampiran 12 : Foto Penelitian


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode survei korelasional. Kriyantono (2008, hlm. 55) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Smith dalam Rakhmat (2005, hlm. 24) mendefinisikan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau yang dianalisis dengan menggunakan statistik) untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya

Penelitian yang penulis lakukan, penulis ingin mencari jawaban mengenai apakah suatu variabel dapat mempengaruhi variabel yang lain. Dalam hal ini variabel (x) yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi belajar sedangkan variabel (y) hasil belajar dan untuk memperoleh jawaban tersebut penulis melakukan survei. Penelitian kuantitatif dengan metode survei dapat dilakukan dengan pengumpulan data yang menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada peserta didik. Respons yang diberikan memungkinkan peneliti untuk menarik simpulan mengenai keseluruhan kategori orang-orang yang diwakili oleh responden.

Penelitian ini bersifat pengaruh yaitu suatu model penelitian yang menitik beratkan pada masalah atau peristiwa yang sedang berlangsung dengan memberikan gagasan yang jelas tentang situasi dan kondisi yang ada.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada empat sekolah SMP di Provinsi Yala, Thailand pada peserta didik SMP kelas III ( Mathayom 3) yaitu; Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah School dan Ramansiriwith School. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan beberapa alasan di antaranya: 1. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara memadai. 2. Studi pendahuan yang menujukan masih terdapatnya sejumlah


(10)

permasalahan dalam hasil belajar mata pelajaran IPS SMP di Provinsi Yala, Thailand.

C. Defenisi Operasional

1. Kompetensi Pedagogik Pendidik

Kompetensi pedagogik pendidik adalah kemampuan pendidik menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum yang disiapkan.

Indikator:

a. Kemampuan mengelola pembelajaran b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran d. Evaluasi hasil belajar

e. Pengembangan peserta didik

2. Kompetensi Profesional Pendidik

Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan.

Indikator:

a. Penguasaan Bahan Pelajaran

b. Pengelolaan Program Pembelajaran c. Pemanfaatan Media / Sumber Belajar d. Pengelolaan Kelas

e. Pemahaman Perkembangan Kepribadian Peserta Didik f. Evaluasi Hasil Belajar Peserta didik

g. Pemahaman Landasan Kependidikan 3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan dalam diri individu membuat individu tersebut bergerak, bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya yaitu proses seorang individu melakukan perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Indikator:

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri


(11)

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan keberhasilan perserta didik dalam mengoptimalkan kemampuan dirinya dalam proses belajar.

Indikator:

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai UAS yang diperoleh peserta didik kelas III, mata pelajaran IPS semester 2 tahun pelajaran 2014 – 2015.

Tabel 3.1 Standar Hasil Belajar

Skala 1-4 Kriteria Rentang nilai 0-100

4 Sangat amat baik 80-100

3.5 Sangat baik 75-79

3 Baik 70-74

2.5 Cukup baik 65-69

2 Cukup 60-64

1.5 Kurang baik 55-59

1 Lulus dari standar 50-54

0 Dibawah dari standar 0-49

Sumber : (Departmen Pendidikan National Thailand. 2009, hlm 17).

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini bermaksud menguji pengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi profenional, motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Propinsi Yala, Thailand. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan pencarian yang sisitematik dimana peneliti tidak dapat mengontrol langsung variabel bebas karena peristiwanya telah terjadi dan menurut sifatya tidak bisa dimanipulasi, penelitian ini mengkaji fakta- fakta yang terjadi dan pernah dilakukan subyek penelitian.


(12)

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang harus diteliti yaitu: 1. Variabel dependen yaitu variabel terikat atau yang dijelaskan, dalam

hal ini adalah hasil belajar peserta didik yang diberi simbol (Y).

2. Variabel Independen yaitu variabel bebas atau yang mempengaruhi, dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profenional dan motivasi belajar yang diberi simbol (X

1), (X2), (X3).

E. Paradigma Berpikir

Untuk memperjelas substansi penelitian, maka variabel penelitian yang dapat diukur terlebih dahulu disusun dan digambarkan dalam suatu paradigma penelitian. Menurut Sugiyono (1998, hlm. 25) paradigma penelitian adalah pandangan atau model atau pola pikir yang dapat dijabarkan sebagai variabel penelitian, kemudian membuat hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya, sehingga dapat memudahkan perumusan masalah penelitian, pemilihan teori yang relevan, rumusan hipotesis yang akan diajukan, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa data dan penarikan sampel.

Bertolak dari operasional variabel penelitian sebagaimana diuraikan diatas, maka paradigma penelitian dapat dirumuskan dalam sebagai berikut:

1. Variabel Kompetensi pedagogik (X1) 2. Variabel Kompetensi frofesional (X2) 3. Variabel Motivasi belajar (X3)

4. Variabel hasil belajar mata pelajaran IPS (Y)

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

F. Populasi dan Sampel

Motivasi belajar peserta didik (X3)

Kompetensi pedagogik pendidik (X1)

Kompetensi profesional pendidik (X2)


(13)

F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Pelaksanaan suatu kegiatan penelitian selalu dihadapkan dengan yang dinamakan objek yang diteliti, baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi yang dihubungkan dengan permasalahan penelitian.

Penelitian pula biasanya peneliti dapat menjadikan seluruh unit untuk dijadikan objek dalam penelitian dan ada pula yang hanya menjadikan sebagian unit saja untuk dijadikan objek dalam penelitian dengan pertimbangan-pertimbangan yang logis. Dalam kaitannya dengan objek penelitian Sugiyono (2007, hlm. 55) memberikan pengertian bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Untuk mendapatkan populasi yang relevan, seorang peneliti harus terlebih dahulu mengidentifikasi jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian tersebut, yaitu mengacu pada permasalah penelitian. Hal ini mengandung arti bahwa data yang diperoleh harus disesuaikan dengan permasalahannya dan jenis instrumen pengumpulan data yang dipergunakan.

Adapun yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi profesional dan Motivasi Berlajar terhadap Hasil belajar mata Pelajaran IPS pada peserta didik SMP di Provinsi Yala Thailand.

Berdasarkan permasalahan tersebut dan jenis instrumen pengumpulan data yang dipergunakan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah, peserta didik kelas III (Mathayom kelas 3) di sekolah SMP di Provinsi Yala, Thailand yaitu di sekolah Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah School dan Ramansiriwit School.


(14)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. Peserta didik di sekolah Jumlah Populasi

1 Phatnawitya School 131

2 Srifadabaruwitya School 84

3 Islahiyah School 115

4 Ramansiriwit School 31

Total 361

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik/sifat yang dimiliki oleh populasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukan oleh Sugiyono (2007, hlm. 56) bahwa Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian diambil dari populasi yang telah ditentukan sebelumnya dalam penelitian. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian diberlakukan bermacam-macam teknik pengambilan sampel (teknik sampling). Sampling adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi yang dimaksudkan.

Penentuan jumlah sampel menurut Arikunto (2004, hlm. 120) memberikan pedoman pengambilan sampel sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat dapat diambil diantara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari a) kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana; b) sempit luasnya


(15)

wilayah pengamatan dari tiap subyek, karena menyangkut banyak sedikitnya data; dan c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Berpedoman dari penjelasan di atas dan berdasarkan pada populasi peserta didik-peserta didik kelas III (Mathayom kelas 3) di sekolah SMP di Provinsi Yala, Thailand yaitu di sekolah Phatnawitya School, Srifadabaruwitya School, Islahiyah School dan Ramansiriwit School. Sejumlah 361 orang peneliti menentukan sampel dengan menggunakan rumus Yamane.

Rumus Yamane (Akdon dan Sahlan, 2005, hlm. 107) adalah sebagai berikut:

n =

Keterangan:

N = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Nilai presisi (ditetapkan ± 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%, Z =2)

Berdasarkan rumus tersebut dapat ditentukan jumlah sampel dalam penelitian sebagai berikut:

n =

= 78.308 = 78

Kemudian sampel 78 orang tersebut untuk memudahkan dalam pengumpulan data, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel dari SMP yang ada di propinsi Yala, Thailand secara proporsional dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

ni : Jumlah sampel menurut stratum n : Jumlah sampel keseluruhannya N : Jumlah populasi menurut stratum N : Jumlah populasi seluruhnya


(16)

Tabel 3.3 Sampel Penelitian No. Peserta didik di

sekolah

Penentuan Sampel Jumlah Sempel

1 Phatnawitya School 131/361×78 = 28.30 28

2 Srifadabaruwitya School

84/361×78 = 18.14 18

3 Islahiyah School 115/361×78 = 24.84 26

4 Ramansiriwit School 31/361×78 = 6.14 6

Total 78

G.Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data merupakan sebuah metode atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang relevan dari suatu subjek penelitian dan didukung oleh seperangkat instrumen pengumpul data yang relevan. Untuk langkah-langkah proses pengumpulan data akan diuraikan sebagai berikut:

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi secara tidak langsung. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrumen pengumpulan datanya pun harus baik. Adapun dalam hal ini, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian, dengan jenis angket tertutup. Sedangkan angket atau kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan oleh peneliti, sebagaimana yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005, hlm. 131) bahwa Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.


(17)

Peneliti menggunakan angket tertutup, yang merupakan angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dari pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda silang

(x) atau tanda checklist (√). Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai persepsi subjek penelitian (responden) atau hal lainnya yang diketahuinya berkaitan dengan kompensasi dan prestasi kerja pegawai. Alasan dipergunakannya angket sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data dapat diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.

b. Didapat jawaban yang relatif sama dari setiap responden, sehingga memudahkan peneliti dalam pengolahan data.

c. Mengarahkan responden pada pokok persoalan.

d. Data dapat diproses dengan mudah untuk ditabulasi dan dianalisis. e. Dapat mengefisienkan biaya dan waktu.

Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup dengan menyediakan alternatif jawaban yang sudah disajikan oleh peneliti.

2. Menyusun Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data/instrumen, peneliti ini melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan indikator yang penting untuk diteliti dan berkaitan dengan empat variabel dalam penelitian yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan Motivasi Belajar (variabel X) dan Hasil Belajar (variabel Y).

b. Mengidentifikasi sub-variabel dari masing-masing variabel penelitian yang berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada Bab II.

c. Mengidentifikasikan sub-sub variabel dari sub variabel yang telah ditetapkan.

d. Menyusun kisi-kisi instrumen (terlampir).

e. Membuat daftar pertanyaan dari tiap-tiap variabel dengan disertai alternatif jawaban.

f. Menetapkan kriteria bobot untuk setiap alternatif jawaban, yaitu: variabel X (Variabel Independent/Variabel Bebas) dan variabel Y (Variabel Dependent/Variabel Terikat) yang masing-masing yang digunakan skala Likert dengan lima option:


(18)

Tabel 3.4

Kriteria Alternatif Jawaban Skala Likert

3. Uji Coba Alat Pengumpulan Data

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat validitas dan reliabilitas, maka dilakukan uji angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Alat Pengumpul Data

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukkan apakah instrumen yang dimaksud dapat digunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007, hlm. 137).

Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini menggunakan metode uji validitas peritem (analisis item), yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut memiliki validitas yang baik. Sugiyono (2007, hlm.143) mengemukakan bahwa Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

Alternatif Jawaban Bobot

Selalu Sering Kadang-Kadang

Jarang Tidak Pernah

5 4 3 2 1


(19)

Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product Moment:

Keterangan:

N = Jumlah Responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap butir

ΣY = Jumlah skor total

Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan

Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid. b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak valid.

Hasil pengujian instrumen dengan koresponden sebanyak 25 orang di hasilkan:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Kompetensi Pedagogik (X1)

No Item R hitung R kritis Validitas

1 0,415 0,300 Valid

2 0,038 0,300 Tidak Valid

3 0,628 0,300 Valid

4 0,502 0,300 Valid

5 0,634 0,300 Valid

6 0,464 0,300 Valid


(20)

8 0,618 0,300 Valid

9 0,703 0,300 Valid

10 0,379 0,300 Valid

11 0,391 0,300 Valid

12 0,658 0,300 Valid

13 0,717 0,300 Valid

14 0,468 0,300 Valid

15 0,230 0,300 Tidak Valid

16 0,480 0,300 Valid

17 0,605 0,300 Valid

18 0,539 0,300 Valid

19 0,476 0,300 Valid

20 0,580 0,300 Valid

21 0,615 0,300 Valid

22 0,759 0,300 Valid

23 0,581 0,300 Valid

24 0,162 0,300 Tidak Valid

25 0,494 0,300 Valid

26 0,526 0,300 Valid

27 0,070 0,300 Tidak Valid

28 0,415 0,300 Valid


(21)

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Kompetensi Profesional (X2)

No Item R hitung R kritis Validitas

1 0,648 0,300 Valid

2 0,306 0,300 Valid

3 0,495 0,300 Valid

4 0,362 0,300 Valid

5 0,353 0,300 Valid

6 0,387 0,300 Valid

7 0,700 0,300 Valid

8 0,518 0,300 Valid

9 0,676 0,300 Valid

10 0,414 0,300 Valid

11 0,531 0,300 Valid

12 0,454 0,300 Valid

13 0,465 0,300 Valid

14 0,601 0,300 Valid

15 0,590 0,300 Valid

16 0,605 0,300 Valid

17 0,812 0,300 Valid

18 0,509 0,300 Valid

19 0,763 0,300 Valid

20 0,618 0,300 Valid

21 0,658 0,300 Valid


(22)

23 0,589 0,300 Valid

24 0,722 0,300 Valid

25 0,602 0,300 Valid

26 0,488 0,300 Valid

27 0,783 0,300 Valid

28 0,492 0,300 Valid

29 0,552 0,300 Valid

30 0,694 0,300 Valid

31 0,488 0,300 Valid

32 0,736 0,300 Valid

33 0,677 0,300 Valid

34 0,678 0,300 Valid

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (X3)

No Item R hitung R kritis Validitas

1 0,620 0,300 Valid

2 0,447 0,300 Valid

3 0,554 0,300 Valid

4 0,711 0,300 Valid

5 0,483 0,300 Valid

6 0,644 0,300 Valid

7 0,548 0,300 Valid

8 0,694 0,300 Valid


(23)

10 0,520 0,300 Valid

11 0,169 0,300 Tidak Valid

12 0,597 0,300 Valid

13 0,670 0,300 Valid

14 0,710 0,300 Valid

15 0,720 0,300 Valid

16 0,417 0,300 Valid

17 0,537 0,300 Valid

18 0,622 0,300 Valid

19 0,-027 0,300 Tidak Valid

20 0,778 0,300 Valid

21 0,725 0,300 Valid

22 0,-111 0,300 Tidak Valid

23 0,062 0,300 Tidak Valid

24 0,-190 0,300 Tidak Valid

25 0,-089 0,300 Tidak Valid

26 0,470 0,300 Valid

27 0,600 0,300 Valid

28 0,635 0,300 Valid

29 0,624 0,300 Valid

30 0,402 0,300 Valid

31 0,674 0,300 Valid

Hasil Uji validitas yang dinyatakan tidak valid, setelah didiskusikan pada item yang tidak valid di hapuskan karena ada pernyataan lain yang menwakili pernyataan yang dihapuskan tersebut.


(24)

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya keajegan instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2014, hlm. 121) yang mengemukakan bahwa: Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan Arikunto (2006, hlm. 168) menyatakan bahwa: Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik belah dua (split half methods) terhadap instrument yang disusun. Adapun maksud belah kesatu bernomor ganjil dan belah kedua bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman.

Dalam hal ini menggunakan rumus-rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007, hlm. 149) yaitu:

a)Menentukan nilai ri dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua, dengan menggunakan rumus Product Moment. b) Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji

independen antara kedua variabel dengan menggunakan rumus:


(25)

√ √

Asumsi untuk t adalah menyebar mendekati sebaran t student dengan derajat kebebasan (n-2). Kaidah pengujiannya adalah:

Jika t > t/2 ; (n-2), terima Ho Jika t < t/2 ; (n-2), tolak Ho

Kriteria reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas dari Guilford dalam Ruseffendi (2005, hlm. 160) sebagai berikut:

Tabel 3.8

Tingkat Reliabilitas Instrumen Pengukuran

No Skor Tingkat Reliabilitas

1 0,00 – 0,20 Kecil

2 0,20 – 0,40 Rendah

3 0,40 – 0,70 Sedang

4 0,70 – 0,90 Tinggi

5 0,90 – 1,00 Sangat tinggi

Uji validititas dan uji reliabilitas dilakukan kepada 25 orang responden dengan instrumen korelasi product moment untuk uji validitas dan uji alpha untuk reliabilitas. Pengolahan dilakukan menggunakan software SPSS.


(26)

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a) Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik (X1)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang Kompetensi Pedagogik hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,738. Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Kompetensi Pedagogik adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

Table 3.9

Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik

b) Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional (X2)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang Kompetensi Profesional hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,750. Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Kompetensi Profesional adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items


(27)

Table 3.10

Reliabilitas Variabel Kompetensi Profesional

c) Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar (X3)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X tentang Motivasi Belajar hasil Cronbach's Alpha rhitung sebesar 0,738. Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 25-2 = 23 pada taraf 5% adalah 0,41. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel X tentang Pengaruh Motivasi Belajar adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

Table 3.11

Reliabilitas Variabel Motivasi Belajar Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.738 32

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data inverval untuk variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah :

a. Menyusun data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(28)

b. Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor pada setiap item menjumlahkan skor pada setiap item dan menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

c. Menganalisis data

Merupakan proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu kesimpulan

1. Analisis Deskriptif variabel

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu, maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas generalisasi tentang masalah yang diteliti, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Ali (1995, hlm. 151) bahwa: Pengolahan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.

c. Mengukur kecenderungan umum skor responden (x) dari variabel dengan rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:

N

X

X

Ket:

X = rata-rata skor responden


(29)

N = jumlah responden

d. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS sebagai berikut:

Tabel 3.12

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai

Kriteria Alternatif Jawaban

Variabel X1 dan X2 Variabel X3

4,01-5,00 Sangat Baik Selalu Sangat setuju

3,01-4,00 Baik Sering Setuju

2,01-3,00 Cukup Kadang-Kadang Kurang Setuju 1,01-2,00 Rendah jarang Tidak Setuju 0,01-1,00 Sangat Rendah Tidak Pernah Sengat Tidak Setuju Sumbur : ( furgon, 2011, hlm. 49)

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya berdasar pada patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Data yang berdistribusi normal merupakan syarat dilakukannya parametric test. Apabila data tidak berdistribusi normal atau jumlah sampel sedikit maka digunakan statistik non-parametrik. Uji normalias yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji one sampe Kolmogorov- Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 5 atau 0,05 (Santoso, 2010, hlm. 208). Pengujian normalitas distribusi frequensi variabel X dan Y dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for


(30)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2010, hlm. 206).

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi juga disebut Independent Errors. Regresi Berganda mengasumsikan residu observasi seharusnya tidak berkorelasi (atau bebas Asumsi ini bisa diuji dengan teknik statistik Durbin Watson, yang menyelidiki korelasi berlanjut antar error (kesalahan). Durbin Watson menguji apakah residual yang berdekatan saling berkorelasi. Statistik pengujian bervariasi antara 0 hingga 4 dengan nilai 2 mengindikasikan residu tidak berkorelasi. Nilai > 2 mengindikasikan korelasi negatif antar residu, di mana nilai < 2 mengindikasikan korelasi positif Dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 20 for Windows.

Dengan melakukan uji Durbin Watson, dapat diketahui apakah terdapat autokorelasi antar sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Secara umum kriteria yang digunakan adalah:

Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi positif Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi negatif

Jika dU< d 4- dU, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif Jika dL ≤ sd sdu atau 4 – dU ≤ d ≤ 4-dL, pengujian tidak meyakinkan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso, 2010, hlm. 207). Pendeteksian ada


(31)

tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas melalui bantuan program SPSS versi 20.0 for windows. Apabila nilai probabilitasnya nilai alphanya 0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas.

3. Analisis Jalur

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan model analisis jalur (path analysis) dan pengolahan data menggunakan program SPSS 20. Analisis jalur merupakan model dasar yang digunakan untuk menganalisis jalur dalam mengestimasi kekuatan dari hubungan-hubungan kausal yang digambarkan dalam path model. Analisis jalur digunakan karena diduga terdapat hubungan korelasional antar variabel bebas, sehingga terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap variabel terikat. Beberapa alasan mengapa analisis jalur lebih tepat digunakan adalah sebagai berikut :

a. Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual) yang semua hubungan bersifat asimetris dan merupakan sistem, serta model dapat dikategorikan bersifat rekursif.

b. Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan ganda secara simultan (model structural) sehingga memberikan efisiensi analisis statistika.

c. Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan memberikan suatu bentuk transisi analisis explanatory menuju analisis

confirmatory . Bentuk transisi ini berkaitan dengan usaha yang lebih besar

dalam semua lapangan study untuk mengembangkan suatu pandangan masalah secara lebih sistematis. Upaya seperti itu memerlukan kemampuan untuk menguji suatu hubungan berantai yang membentuk model yang besar, seperangkap prinsip dasar, atau suatu teori secara keseluruhan . Hal ini sangat cocok diselesaikan dengan analisis jalur (path

analysis).

Langkah-langkah dalam pengujian analisis jalur dilakukan dengan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Pengembangan Diagram Jalur

Pengembangan model analisis jalur harus didasarkan pada hubungan kausalitas yang memiliki justifikasi teori yang kuat dan mapan. Pengembangan diagram jalur bertujuan untuk menggambarkan hubungan

kausalitas yang ingin diuji. Biasanya hubungan kausalitas dinyatakan


(32)

Hubungan kausalitas itu dapat juga digambarkan dalam sebuah diagram jalur, selanjutnya bahasa program akan mengkonversi gambar menjadi persamaan dan persamaan menjadi estimasi (Ghozali, 2007, hlm. 19).

Model dirancang berdasarkan konsep dan teori. Berdasarkan hubungan antar variabel secara teoritis dapat dibuat model dalam bentuk diagram path sebagai berikut :

Gambar 3.2 Model Analisis Jalur b. Konversi Diagram Jalur Kedalam Persamaan

Berdasarkan untuk mengetahui pola hubungan masing -masing variabel tersebut maka dapat disusun sistem persamaan strukturnya sebagai berikut :

1) Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap motivasi belajar dengan persamaan sebagai berikut :

(1) X3 = p3.1 X1+ p3.2 X2 + p.3 r1

2) Pengaruh kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik dengan persamaan sebagai berikut :

(2) Y = py.1 X1+ py.2 X2 + py.3 X3 Keterangan: X1 = Kompetensi pedagogik

X2 = Kompetensi profesional

X2

X1

X3 Y

P3.2

P3.1

P3.r1

R2

Py.2

Py.3

Py.1

R2


(33)

X3 = Motivasi belajar

Y = Hasil belajar peserta didik R = Residual

4. Hipotesis Statistik

Berdasrakan kajian teori di bab II, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini yaitu:

a. Ada pengaruh positif antara kompetensi Pedagogik dan kompetensi profesional terhadap motivasi belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

b. Ada pengaruh positif antara kompetensi Pedagogik terhadap motivasi belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

c. Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional terhadap motivasi belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

d. Ada pengaruh positif antara kompetensi pedagogik, kompetensi profesional pendidik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

e. Ada pengaruh positif antara kompetensi pedagogik terhadap hasil belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

f. Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional terhadap hasil belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)


(34)

g. Apa pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap hasil belajar.

H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh) H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)

5. Uji Hipotesis Regresi Berganda Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Formulasi uji f :

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

K = Parameter qumlah variabel independent) n = Jumlah observasi

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftubel (Gujarati, 2003. Hlm. 120).

Adapun ketentuan uji f adalah sebagai berikut:

 Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

 Jika F hitung < F tabel. maka Ho diterima dan Ha ditolak Kriteria uji F adalah:

1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (keseluruhan variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

2. Jika Fhitung >Ftabel tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (keseluruhan variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).

Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan (overall

significance) variabel bebas X terhadap variabel terikat Y untuk mengetahui

seberapa pengaruhnya.

6. Menguji Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2003, hlm. 198) koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen dari fungsi tersebut. Pengaruh secara


(35)

simultan variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung dengan koefisien determinasi secara simultan melalui rumus :

R2

(Gujarati, 2003, hlm. 198)

Nilai R2 antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin crat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik

b. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model tersebut dapat dinilai kurang baik

I. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Merumuskan masalah dan judul penelitian Identifikasi masalah

Merumuskan masalah dan judul penelitian

Metode penelitian

- Survey

- Dukumentasi

Penggujian

- Uji Validitas

Person Product Moment

- Uji Realibilitas Cronbach Alpha

Analisis data

- Persiapan

- Tabulasi

- Penerapan Pembahasan

Penarikan dan penyusunan kesimpulan

Studi literature atau pustaka


(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitia dan pembahasan, dipeoleh data empirik mengenai kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Temuan penelitian yang menunjukan pengaruh masing-masing variabel di analisis menggunakan teknik analisis lajalur dan regrelasi berganda, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara keseluruhan berkriteria sangat rendah. Beratri jika pendidik memiliki kompetensi pedagogik yang baik maka hasil belajar peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika kompetensi pedagogik dari pendidik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik juga akan menurun.

2. Kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara keseluruhan berkriteria sangat rendah. berarti jika pendidik memiliki kompetensi profesional yang baik maka hasil belajar peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika kompetensi profesional dari pendidik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik juga akan menurun.

3. Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara keseluruhan berkriteria rendah. berarti jika peserta didik memiliki motivasi belajar yang baik maka hasil belajar peserta didik akan meningkat, begitu juga sebaliknya jika motivasi belajar dari peserta didik tersebut tidak baik maka hasil belajar peserta didik juga akan menurun.

4. Kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara


(37)

simbultan berkriteria cukup kuat. berarti hasil belajar berhasil tidaknya seorang peserta didik meraih prestasi belajarnya tergantung dari kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, motivasi belajar dan faktor lain-lain lagi yang tidak teliti dalam penelitian yaitu : Faktor Internal termasuk Kesehatan, Minat, Intelegensi dan Bakat. Faktor Eksternal termasuk Keluarga, Sekolah, Masyarakat dan Lingkungan sekitarnya.

5. kompetensi pedagogik berpengaruh secara positif melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara simbultan berkriteria rendah. Artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, selain pengaruh dari kompetensi pedagogik juga harus dimunculkan motivasi belajar. Keberadaan motivasi belajar sangatlah penting.

6. kompetensi profesional berpengaruh melalui motivasi belajar positif terhadap hasil belajar peserta didik pada peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Provinsi Yala, Thailand dan secara simbultan berkriteria rendah. Artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi, selain pengaruh dari kompetensi profesional juga harus dimunculkan motivasi belajar. Keberadaan motivasi belajar sangatlah penting.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh kompetensi pedagogik pendidik, kompetensi profesional pendidik dan motivasi belajar terhadap hasi belajar IPS peserta didik SMP kelas III (Mathayom kelas 3) di Propinsi Yala, Thailand, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

a. Para peserta didik SMP di Provisi Yala, Thailand hendaknya lebih tekun dalam mengikuti dan mengkaji materi pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik.

b. hendaknya para peserta didik lebih memacu diri meningkatkan motivasi belajar untuk meningkatkan hasil belajar lebih bagus.


(38)

c. para peserta didik hendaklah lebih menekankan kedisiplinan terutama waktu untuk belajar.

2. Bagi Pendidik

a. Pendidik adalah pemegang peran penting dalam proses pembelajaran, sehingga pendidik harus memiliki kompetensi yang tinggi dan belajar sesuai dengan perkembangan zaman, oleh karena itu pendidik harus meningkatkan kompetensinya dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan kependidikan

b. Kompetensi pendidik sangatlah penting dalam menumbuhkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, hendaknya pendidik dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik tersebut sehingga pendidik dapat menciptakan alternatif dalam mengatasi rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar.

c. Dalam proses pembelajaran hendaknya pendidik SMP di Provisi Yala, Thailand dapat terus mengembangkan kompetensi khususnya kompetensi pedagogik dan profesional yang dimiliki, seperti penggunaan metode dan media yang lebih efektif serta memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia. Pendidik dapat merangsang motivasi belajar peserta didik dengan memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya mempelajari materi IPS, seperti menghubungkan materi IPS dengan kehidupan peserta didik sehari-hari. Tentunya peserta didik akan merasa lebih tertarik karena apa yang mereka pelajari ternyata tidak jauh dari kehidupan nyata di masyarakat, bahkan terkadang mereka alami sendiri. Pendidik juga dapat memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai manfaat yang diperoleh peserta didik setelah belajar IPS. Selain itu, hendaknya pendidik dapat memahami karakter setiap peserta didik dan bertanya mengenai kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

3. Bagi Sekolah

a. Hasil memberikan suasana dan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan motivasi belajar peserta didik dan meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya mata pelajaran IPS


(39)

tersedianya fasilitas seperti laboratorium IPS, kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan minatnya, dan mampu membantu memecehkan permasalahan peserta didik.

b. Sekolah senantiasa memberikan kesempatan dan memfasilitasi setiap pendidik untuk meningkatkan kompetensi pendidik yang dimilikinya (khususnya kompetensi pedagogik dan profesional) seperti dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Evaluasi kinerja pendidik dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi pendidik.

4. Bagi Orang Tua Peserta Didik

Berperan aktif dalam menumbuhkan semangat belajar peserta didik agar bisa memberikan hasil belajar yang baik dan akhirnya dapat membanggakan orang tua.

5. Bagi Pemerintah

Pihak pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan di Provisi Yala, Thailand hendaknya dapat memberikan bantuan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan, berupa pengadaan fasilitas pembelajaran serta sumber belajar yang relevan. Selain itu, hendaknya diadakan program pendidikan dan latihan bagi pendidik-pendidik IPS agar dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hendaknya dapat meniliti, mengkaji dan memperdalam kembali tentang kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Untuk mengingat aspek ini memiliki kajian yang sangat luas apabila dikaji secara komprehensif. Dengan syarat melakukan penelitian yang sama tetapi ditempat yang berbeda karena belum tentu besarnya pengaruh akan sama jika diteliti di tempat lain.

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dapat meneliti variabel lain selain kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, mengingat kompetensi pedagogik,kompetensi profesional dan motivasi belajar juga dapat mempengaruhi beberapa


(40)

variabel dependen lain seperti dukungan orang tua, variasi penggunaan media pembelajaran dan minat belajar peserta didik.


(41)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Anni, Chatarina T. (2007). Psikologi Belajar. Semarang; UPT MKK UNNES. _______________. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press. Anwar, M. I. (2004). Admnistrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.

Bandung : Alfabeta.

Alma, dkk. (2009). Pendidik Profesional (Menguasai Metode dan Terampil

Belajar). Bandung: Alfa Beta.

Ali, M. (1995). Penelitian Kependidikan : Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Akdon & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto. S. (2004). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Makmur. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta : Diva Press.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Baharuddin dan Wahyuni,Esa Nur. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. Ke-3.

Bloom. (1997). Taxonomy of Educational Objcctives (Twovols: The Affective

Domain The Cognitive Domain). New York : David Mckay.

Danim, S. (2011). Profesi Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

________ (2011). Pengembangan Profesi Pendidik. Jakarta : Kencana.

Darwindo, K. (2011). Determinan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta

didik Sekolah Dasar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Provinsi DKI. Jakarta : Universitas Indonesia.


(42)

Dale, M. (2003). Developing Management Skills, The Art of HRD. Jakarta: Gramedia.

Dalyono, M dan TIM MKDK IKIP Semarang. (1997). Psikologi Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Darsono, Max. (2000). Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional tentang standar Kualijikasi Akademik dan Kompetensi Pendidik.

Jakarta: Depdiknas.

Department Pendidikan National. (2010). rambu-rambu dan standar-standar isi

pembelajaran ilmu pengetahuan. agama dan budaya dalam kurikulum pendidikan dasar. badan percetakan sarana pembelajaran. Bangkok: PT.

Organisasi Transportasi Barang dan Paket.

กระทรวงศึกษาธิการ

.

2553

.

สาระและมาตรฐานการเรียนรู้กลุ่มสาระสังคมศึกษาศาสและวัฒ

นธรรมในหลักสูตรการศึกษาขั้นพื้นฐาน

.

กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์องกรณ์รับส่งสินค้าและพัสดุภัณฑ์

.

Department Pendidikan National. (2009). Dokumentasi Kurikulum Pendidikan Dasar 2008 (Penilaian dan evaluasi pembelajaran). Bangkok: PT.

Koperasi Pertanian Thailand.

กระทรวงศึกษาธิการ

.

2552

.

เอกสารประกอบหลักสูตรแกนกลางการศึกษาขั้นพื้นฐาน

พุ ทธศั กร า ช ๒ ๕ ๕ ๑ (แ นวป ฏิบัติ กา ร วั ด แ ล ะ ปร ะ เ มิ นผ ล กา ร เ รี ย นรู้ ) .

กรุงเทพฯ

:

โรงพิมพ์ชุมนุมสหกรณ์การเกษตรแห่งประเทศไทย จ ากัด

Departemen Pendidikan Thailand. (2002). Undang-undang Pendidikan Nasional

Thailand tahun 1999 dan diamendemen (Edisi yang ke 2) tahun 2002 serta Aturan Departemen yang berkaitan dan Undang-undang Pendidikan Wajib tahun 2002. Bangkok: PT. Organisasi Transportasi Barang dan

Paket.

Dimyati. (2009). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Depdikbud.

Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2008). Penilaian

Kinerja Pendidik. Jakarta: Depdiknas.

Dharma, S. (2010). Manjemen Kinerja (Falsafat Teori dan Penerapannya). Bandung: Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta ; PT Asdi Mahasatya. ____________________. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.


(43)

Furgon. (2011). Stasitik Terapan Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Goleman, D. (2000). Working With emotional Intellegencies. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

Gujarati, D. (2003). Basic Econome Tries Fourth Edition. NewYork: Mc Graw-Hill.

Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Hamalik, O. (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamzah Uno, B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah. (1999). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Hendayana, S. Et all. (2007). Lesson Study: Suatu startegi untuk meningkatkan

keprofesionalan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.

Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Mutivasi – Ate Dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kartini, T. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional

Guru di SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Tesis. Jakarta:

FISIPUI.

Keith & Davis, Newstorm. (1994). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Nashar, Drs. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan

Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Nursisto. (2005). Peningkatan Kualitas Sekolah Menengah. Jakarta : PT Grmaedia.

Nur, Triana. (2013). Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik, Lingkungan

Sekolah, dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Kota Tegal

Tahun Ajaran 2012/2013 (Motivasi Belajar Sebagai Variabel


(44)

Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Cetakan ke 10. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin, (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada B. Tesis.

Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Pemaj a Rosda Karya.

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung: PT Bumi Aksara.

Mulyasa. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

_________. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhibbin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA. Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung; PT Remaja

Rosdakarya.

Rakhmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Rofiq. M. (2011). Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Pendidik Dan Motivasi

Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik, Tesis: Kajian

Ketahanannasional. Jakarta : Pascasarjana Universitas Indonesia

Rivai, Veithzal dkk. (2009). Islamic performance Appraisal. Jakarta: Gramata Publishing.

Rivai, Veithzal & Murni, Sylviana. (2009). Education and Management. Jakarta: Rajawali Pers.

Rulistina, E. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Peserta didik

Mengenai Kompetensi Pendidik dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik Dalam Mata Pelajaran Ekonomi (Suatu Kasus Pada


(45)

SMAN di Kota Bandung). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.

Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mengembangkan Profesionalitas Pendidik. Jakarta : Rajawali pers.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Ruseffendi, E. T. (2005). Pengantar Kepada Membantu Pendidik Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengaja. Jakarta: Rajawali persada.

Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sadulloh, U. (2010). Pedagogik (ilmu mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2007). Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sagala, S. (2010). Supervisi untuk Profesionalisme Pendidik. Bandung. Alfabeta. Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS.

Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sappaile, Nursiah (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.

Sardiman, AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saud, Udin Syaefudin. (2010). Pengembangan Profesi Pendidik. Bandung. Alfabeta.

Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi

dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Refika Aditama.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN


(46)

Sobour, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Spencer, Lyle M. (1993). Competence at work: Models for superior performance John Wiley & Sons, Inc USA.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2011). Supervisi akademik: Membina Profesionalisme Melalui

Supervisi klinis. Jakarta: Binamitra Publishing.

Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. (1993) Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2007). Statiska Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2008). Metode Penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Sugeng. (2004). Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru

Terhadap perkerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang. Tesis Program Pascasarjana

Univesitas Muhammadiyah Jakarta : Tidak Diterbitkan.

Syamsudin, A. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Syamsudin, A (1996). Psikologi Kependidikan. Bandung : Rosda Karya.

Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Suyanto, Asep Djihad. (2012). Calon Pendidik dan Pendidik Profesional.Yogyakarta : Multi Presindo.

Tileston, Donna Walker. (2005). Ten Best Teaching Practices. California: Corwin Press.


(47)

Umulhair, (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SD Inpres

5 Taipa Pada Pembelajarn IPA Dengan Menggunakan Media Gambar.

Palu : Universitas Tadulako.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen. Jakarta: Depdiknas

Undang-Undang Sisdiknas Momor 20 Tahun 2003 Tentang Stendar Nasional Pendidikan Jakarta: Depdiknas

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. (2010). Menjadi Pendidik Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahjosumijo, R. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wardani, Kusuma Azizka. (2013). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan

Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar ( Studi Kasus pada Peserta didik Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Ma’arif Rujungan Blora). Skripsi. Semarang:

Fakultasnerbit Gava Media.

Wirawan. (2002). Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press.

Widoyoko. Eko Putro (2005). Kompetensi Mengajar Pendidik IPS SMA

Kabupaten Purworejo. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Wibowo dan Hamrin. (2012). Menjadi Pendidik Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yamin, Martinis & Maisah. (2010).Standarisasi Kinerja Pendidik. Jakarta: Gaung Persada Press.

B. Jurnal

Astuti, Wiwin Wiji, FX.Sukardi, Partono. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ips Terpadu Kelas Viii Smp Pgri 16 Brangsong Kabupaten Kendal. Economic Education Analysis

Journal 1 (2) (2012). Tersedia :

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/download/540/587 Alfia Nur, A. (2014). Juanal Jurnal Administrasi Pendidikan.. Meningkatkan


(48)

AdministrasiPendidikan.Volume2.Nomor1.Juni2014.Tersedia:http://ejourn

al.fip.unp.ac.id/index.php/bahana/article/download/3735/2970.

Prasetyo, A. (2015). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Pendidik Dan Disiplin Belajar Melalui Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening Terhadap Prestasi Belajar. Kusumantoro/Economic Education Analysis Journal. 4 (1)(2015)tersedia:http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view File/4667/4303

Diaz, Antonio Lozano. (2002). Personal, Family, and Academic Factors Affecting Low Achievement in Secondary School. Dalam Electronic Journal

Research In Educational Psyhcology and Pscyopedagogy.1 (1), 43-46

Dewi dkk, (2014). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sman 4 Singaraja. Jurnal ekonomi. Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014.

Tersedia :

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/download/2035/1775 Harmaini. (1012). Pengaruh Persepsi Peserta didik Tentang Profesionalitas

Pendidik Mengajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Smk Se-Kota Bangkinang, Jurnal Bahas, Volume 7,

Nomoi; 2, Oktober 2012, Tersedia :

C:\Users\User\Downloads\1119-2228-1-Sm.Pdf

Ratnasari, Herlinda Destia. (2014). Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kompetensi Profesional Pendidik Melalui Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta didik Kelas Xi Ips Sma Negeri 11 Semarang.

Ratnasari/Economic Education Analysis Journal. 3 (3) 2014. Tersedia :

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/download/4227/3895 Irianto. (2015). Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan

Sosial Yeng dimiliki dosen terhadap hasil belajar mahapeserta didik pada STIIE AMM Mataram.jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 1 Maret

2015.Tersedia:http://180.250.182.53/dokument/jurnal/1428977708_5.%20NASKAH_I rianto%20-%20STIE%20AMM.pdf?clog=9dce7a01260d06d69629adbbfabe7b0e

Ilhamuddin, Soekardi.( 2008). Hubungan Kompetensi Pedagogik

denganEfektivitas Hasil Pembelajaran. Equilibrium. Vol 4 No.8, Juli Desember 2008, hal 24-35.

Khan, Neemullah Muhammad. (2011). Needs Assesment of University teachers

for professional Enhancement. International Bussiness and Management.

www.ccsenet.org/ijbm.

Nur, Triana. (2013). Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik, Lingkungan


(1)

Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Cetakan ke 10. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Martinis Yamin, (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung

Persada B. Tesis.

Muhibbin Syah. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Pemaj a Rosda Karya.

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Bumi Aksara.

Mulyasa. (2011). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

_________. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Pendidik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhibbin syah. (2008). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Bandung : PT IMTIMA. Purwanto, M. Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung; PT Remaja

Rosdakarya.

Rakhmat, J. (2005). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Rofiq. M. (2011). Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Pendidik Dan Motivasi

Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik, Tesis: Kajian Ketahanannasional. Jakarta : Pascasarjana Universitas Indonesia

Rivai, Veithzal dkk. (2009). Islamic performance Appraisal. Jakarta: Gramata Publishing.

Rivai, Veithzal & Murni, Sylviana. (2009). Education and Management. Jakarta: Rajawali Pers.

Rulistina, E. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Peserta didik Mengenai Kompetensi Pendidik dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Peserta didik Dalam Mata Pelajaran Ekonomi (Suatu Kasus Pada


(2)

SMAN di Kota Bandung). Skripsi. Bandung: Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman. (2010). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Pendidik. Jakarta : Rajawali pers.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Ruseffendi, E. T. (2005). Pengantar Kepada Membantu Pendidik Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Sadirman A.M. (2001). Interaksi dan motivasi belajar mengaja. Jakarta: Rajawali persada.

Sardiman. (2007). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sadulloh, U. (2010). Pedagogik (ilmu mendidik). Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2007). Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sagala, S. (2010). Supervisi untuk Profesionalisme Pendidik. Bandung. Alfabeta. Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik : Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS.

Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sappaile, Nursiah (2005). Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.

Sardiman, AM. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saud, Udin Syaefudin. (2010). Pengembangan Profesi Pendidik. Bandung. Alfabeta.

Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Refika Aditama. Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE

YKPN


(3)

Sobour, Alex. (2003). Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Spencer, Lyle M. (1993). Competence at work: Models for superior performance John Wiley & Sons, Inc USA.

Sudjana, N. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2011). Supervisi akademik: Membina Profesionalisme Melalui Supervisi klinis. Jakarta: Binamitra Publishing.

Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. (1993) Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. (2007). Statiska Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. (2008). Metode Penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Sugeng. (2004). Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap perkerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang. Tesis Program Pascasarjana Univesitas Muhammadiyah Jakarta : Tidak Diterbitkan.

Syamsudin, A. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Syamsudin, A (1996). Psikologi Kependidikan. Bandung : Rosda Karya.

Syaodih.N.Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Suyanto, Asep Djihad. (2012). Calon Pendidik dan Pendidik Profesional.Yogyakarta : Multi Presindo.

Tileston, Donna Walker. (2005). Ten Best Teaching Practices. California: Corwin Press.


(4)

Umulhair, (2010). Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SD Inpres 5 Taipa Pada Pembelajarn IPA Dengan Menggunakan Media Gambar. Palu : Universitas Tadulako.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Pendidik dan Dosen. Jakarta: Depdiknas

Undang-Undang Sisdiknas Momor 20 Tahun 2003 Tentang Stendar Nasional Pendidikan Jakarta: Depdiknas

Uno, Hamzah B. (2009). Teori Motivasi dan Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. (2010). Menjadi Pendidik Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahjosumijo, R. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Wardani, Kusuma Azizka. (2013). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar ( Studi Kasus pada Peserta didik Kelas X Program Keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Ma’arif Rujungan Blora). Skripsi. Semarang:

Fakultasnerbit Gava Media.

Wirawan. (2002). Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press.

Widoyoko. Eko Putro (2005). Kompetensi Mengajar Pendidik IPS SMA Kabupaten Purworejo. Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Wibowo dan Hamrin. (2012). Menjadi Pendidik Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yamin, Martinis & Maisah. (2010).Standarisasi Kinerja Pendidik. Jakarta: Gaung Persada Press.

B. Jurnal

Astuti, Wiwin Wiji, FX.Sukardi, Partono. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ips Terpadu Kelas Viii Smp Pgri 16 Brangsong Kabupaten Kendal. Economic Education Analysis

Journal 1 (2) (2012). Tersedia :

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/download/540/587 Alfia Nur, A. (2014). Juanal Jurnal Administrasi Pendidikan.. Meningkatkan


(5)

AdministrasiPendidikan.Volume2.Nomor1.Juni2014.Tersedia:http://ejourn al.fip.unp.ac.id/index.php/bahana/article/download/3735/2970.

Prasetyo, A. (2015). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Pendidik Dan Disiplin Belajar Melalui Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening Terhadap Prestasi Belajar. Kusumantoro/Economic Education Analysis Journal. 4 (1)(2015)tersedia:http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view File/4667/4303

Diaz, Antonio Lozano. (2002). Personal, Family, and Academic Factors Affecting Low Achievement in Secondary School. Dalam Electronic Journal Research In Educational Psyhcology and Pscyopedagogy.1 (1), 43-46 Dewi dkk, (2014). Pengaruh Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi Profesional

Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Sman 4 Singaraja. Jurnal ekonomi. Vol: 4 No: 1 Tahun: 2014.

Tersedia :

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/download/2035/1775 Harmaini. (1012). Pengaruh Persepsi Peserta didik Tentang Profesionalitas

Pendidik Mengajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Smk Se-Kota Bangkinang, Jurnal Bahas, Volume 7, Nomoi; 2, Oktober 2012, Tersedia : C:\Users\User\Downloads\1119-2228-1-Sm.Pdf

Ratnasari, Herlinda Destia. (2014). Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Kompetensi Profesional Pendidik Melalui Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Peserta didik Kelas Xi Ips Sma Negeri 11 Semarang. Ratnasari/Economic Education Analysis Journal. 3 (3) 2014. Tersedia : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/download/4227/3895 Irianto. (2015). Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan

Sosial Yeng dimiliki dosen terhadap hasil belajar mahapeserta didik pada STIIE AMM Mataram.jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol 11. No. 1 Maret

2015.Tersedia:http://180.250.182.53/dokument/jurnal/1428977708_5.%20NASKAH_I rianto%20-%20STIE%20AMM.pdf?clog=9dce7a01260d06d69629adbbfabe7b0e

Ilhamuddin, Soekardi.( 2008). Hubungan Kompetensi Pedagogik

denganEfektivitas Hasil Pembelajaran. Equilibrium. Vol 4 No.8, Juli Desember 2008, hal 24-35.

Khan, Neemullah Muhammad. (2011). Needs Assesment of University teachers for professional Enhancement. International Bussiness and Management. www.ccsenet.org/ijbm.

Nur, Triana. (2013). Pengaruh Kompetensi Profesional Pendidik, Lingkungan Sekolah, dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran


(6)

Akuntansi Pada Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Kota Tegal Tahun Ajaran 2012/2013 (Motivasi Belajar Sebagai Variabel Intervening). Skripsi : UNNES.

Sutarno, Heri dkk. (2011). Pengaruh Pendidik Mata Pelajaran TIK terhadap Motivasi dan Hasil Belajar. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol. 16. No. 2. Tersedia : http://jurnal.upi.edu/jmipa.

Wulandari, D. (2013). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Pendidik terhadap Economic Literacy melalui Prestasi Belajar Peserta didik Kelas XII IPS di SMA Kota Malang. Jurnal Pendidikan Humaniora. Volume 1, Nomor 1, Maret 2013.Tersedia : http://journal.um.ac.id/index.php/jph/article/viewFile/4252/754

C. Internet

Adcharawan. (2013). Pendidik 3 Provinsi Perbatasan di Thailand Selatan Minta Permohonan Pemerintah buat Hadiah Hari Pendidik. [online] Tersedia: http://news.voicetv.co.th/thailand/60666. html

Rasto. (2008). Kompetensi Pendidik. [online] Tersedia: http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-pendidik/, pada tanggal tanggal 27 January 2015, jam 14.00 WIB.

Subago.(2010) Kompetensi Pendidik Dalam Meningkatkan Mutu. [online] Tersedia: http:subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-pendidik-dalam-meningkatkanmutu.html pada tanggal 27 January 2015, jam 14.25 WIB..

Subagio. (2010). Meningkatkan Kualitas Kompetensi Pendidik. [online] Tersedia: ttp://subagio-subagio.blogspot.com/2010/03/meningkatkan-kualitas

kompetensi-pendidik.html pada tanggal 27 January 2015, jam 15.39 WIB. Kantor Dinas Pendidikan Sekolah SMP/SMA daerah 15 Provinsi Yala Thailand.

(2014). Hasil Ujian Nasional Smp Kelas Iii Tahun 2013. [online]. Tersedia:

http://www.mathayom15.org/web2012/modules/newbb/dl_attachment.php ?attachid=1395194406&post_id=2270

Widoyoko, S. Eko Putro. (2005). Kompetensi Mengajar Pendidik IPS SMA

Kabupaten Purworejo. [online] Tersedia: