PENGGUNAAN MEDIA MOCK UP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI DAERAH SUMEDANG ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ).

(1)

PENGGUNAAN MEDIA MOCK UP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN

ALAM DAN BUATAN DI DAERAH SUMEDANG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Astri Puspitasari 0903264

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

ASTRI PUSPITASARI

PENGGUNAAN MEDIA MOCK UP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN

BUATAN DI DAERAH SUMEDANG

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V Semester I SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Ali Sudin, M.Pd NIP. 195703021980031006

Pembimbing II

Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP. 19560602198111101

Mengetahui :

Ketua Program Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

Riana Irawati, M.Si NIP. 198011252005012002


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Penggunaan Media Mock Up Pada Materi Kenampakan Alam dan Buatan Di Daerah Sumedang (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V Semester I SDN

Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan KabupatenSumedang)”. Ini beserta

isinya adalah benar - benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara - cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan,

ASTRI PUSPITASARI NIM. 0903264


(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 7

1. Rumusan masalah ... 7

2. Pemecahan masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan penelitian ... 10

2. Manfaat penelitian ... 11

D. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran PIPS ... 14

1. Pengertian PIPS ... 14

2. Tujuan Pembelajaran PIPS ... 15

3. Ruang Lingkup PIPS ... 16

4. Teori yang mendukung Penelitian ... 16

1. Teori Belajar Jean Piaget ... 16

2. Teori Pembelajaran Bruner ... 17

5. Materi Pelajaran ... 18

B. Media Pembelajaran ... 20

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 20

2. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ... 21

3. Fungsi Media Pembelajaran ... 22

4. Nilai Dan Manfaat Media Pembelajaran ... 23

5. Pemilihan Media Pembelajaran ... 24

6. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 25

C. Media Mock Up... 26

1. Pengertian MediaMock Up ... 26

2. Alasan Penggunaan MediaMock Up ... 27


(5)

4. Manfaat MediaMock Up ... 28

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Mock Up ... 28

D. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

E. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian ... 32

1. Lokasi Penelitian ... 32

2. Subjek Penelitian ... 33

3. Waktu Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 35

C. Desain Penelitian ... 37

D. Prosedur Penelitian ... 38

1. Tahap Perencanaan ... 38

2. Tahap Pelaksanaan ... 39

3. Tahap Observasi ... 41

4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 42

1. Pedoman Observasi ... 43

2. Pedoman Wawancara ... 43

3. Catatan Lapangan ... 43

4. Tes Hasil Belajar ... 44

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 44

1. Pengolahan DataProses ... 44

2. Pengolahan Data Hasil ... 46

G. Validitas Data ... 48

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 50

B. Paparan Data Tindakan ... 54

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 55

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 55

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 57

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 61

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 64

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 66

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 71

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 72

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 73

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 79

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ... 81

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 83

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 88

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 88

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III ... 90


(6)

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus III ... 99

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 100

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 103

1. Paparan Pendapat Siswa ... 103

2. Paparan Pendapat Guru ... 104

D. Pembahasan... 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kimpulan ... 116

B. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 123 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Tes Belajar Siswa ... 5

2.1 Tabel Contoh Kenampakan Alam dan Buatan ... 19

3.1 Tabel Daftar Nama Siswa ... 33

3.2 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 34

3.3 Format Pengolahan Data Hasil... 46

3.4 Format Pengolahan Nilai Siswa ... 47

4.1 Data Awal Nilai Hasil Belajar Siswa ... 52

4.2 Lembar Observasi Perencanaan Siklus I ... 56

4.3 Lembar Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 60

4.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 62

4.5 Deskriptor Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 63

4.6 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I... 65

4.7 Analisis Hasil Observasi Guru, Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar ... 67

4.8 Lembar Perencanaan Siklus II ... 72

4.9 Lembar Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 77

4.10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 79

4.11 Deskriptor Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Siklus II ... 80

4.12 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 82

4.13 Analisis Hasil Observasi Guru, Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar ... 84

4.14 Lembar Observasi Perencanaan Siklus III ... 89

4.15 Lembar Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 94

4.16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 96

4.17 Deskriptor Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 97

4.18 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 99

4.19 Analisis Hasil Observasi Guru, Aktivitas Siswa Dan Hasil Belajar ... 101


(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Diagram Batang Hasil Tes Belajar Siswa Pada Data Awal ... 53

4.2Diagram Batang Perencanaan Siklus I ... 56

4.3 Diagram Batang Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 61

4.4 Diagram Batang Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa I ... 64

4.6Diagram Batang Peningkatan Hasil Tes Siswa Siklus I... 66

4.8 Diagram Batang Perencanaan Siklus II... 73

4.9 Diagram Batang Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 78

4.10 Diagram Batang Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa III ... 81

4.12 Diagram Batang Peningkatan Data Hasil Tes Siswa Siklus II ... 83

4.14 Diagram Batang Perencanaan Siklus III ... 89

4.15 Diagram Batang Hasil Kinerja Guru Siklus III ... 95

4.16 Diagram Batang Peningkatan Hasil Aktivitas Siswa ... 98

4.18 Diagram Batang Peningkatan Data Hasil Tes Siswa Siklus III ... 100

4.19Diagram Batang Perbandingan Perencanaan Siklus I,II, III ... 107

4.20 Diagram Batang Perbandingan Perencanaan Siklus I,II, III ... 110

4.21Diagram Batang Perbandingan Aktivitas Siswa Siklus I,II, III ... 112


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1

Instrumen Penelitian

Lampiran 1.1 Soal Tes Hasil BelajarI ... 125

Lampiran 1.2 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ... 126

Lampiran 1.3 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ... 130

Lampiran 1.4.Soal Tes Hasil Belajar Siklus III ... 135

Lampiran 1.5 Format Pengolahan Tes Hasil Belajar ... 139

Lampiran 1.6 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 140

Lampiran 1.7 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 146

Lampiran 1.8 Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 152

Lampiran 1.9 Lembar Observasi Perencanaan Persiapan Mengajar ... 158

Lampiran 1.10 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 160

Lampiran 1.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 165

Lampiran 1.12 Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 168

Lampiran 1.13 Pedoman Wawancara Untuk Siswa ... 160

Lampiran 1.14 Catatan Lapangan ... 170

Lampiran 2 Data Awal Lampiran 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Data Awal ... 171

Lampiran 2.2 Hasil Belajar Siswa Data Awal ... 174

Lampiran 3 Data Siklus I Lampiran 3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 175

Lampiran 3.2 Hasil Observasi Perencanaan Persiapan Mengajar Siklus I ... 182

Lampiran 3.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 184

Lampiran 3.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 188

Lampiran 3.5 Hasil Pengisian LKS I ... 190


(10)

Lampiran 3.7 Hasil Lapangan Siklus I ... 195

Lampiran 4 Data Siklus II Lampiran 4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 198

Lampiran 4.2 Hasil Observasi Perencanaan Persiapan Mengajar Siklus II ... 205

Lampiran 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 207

Lampiran 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 211

Lampiran 4.5 Hasil Pengisian LKS Siklus II ... 213

Lampiran 4.6Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 219

Lampiran 4.7 Hasil Lapangan Siklus II ... 220

Lampiran 5 Data Siklus III Lampiran 5.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 225

Lampiran 5.2 Hasil Observasi Perencanaan Persiapan Mengajar Siklus III .... 232

Lampiran 5.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 234

Lampiran 5.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 238

Lampiran 5.5 Hasil Pengisian LKS Siklus III ... 240

Lampiran 5.6 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 246

Lampiran 5.7 Hasil Wawancara dengan Guru Sikus III ... 247

Lampiran 5.8 Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus III ... 249

Lampiran 5.9 Catatan Lapangan Siklus III ... 250 Lampiran 6

Surat-surat Keterangan Lampiran 7


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) sebagai mata pelajaran merupakan ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Pendidikan IPS adalah perpaduan beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pada jenjang pendidikan tinggi.

Pengertian pendidikan IPS menurut Somantri (Sapriya, 2008: 9) ‘Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan’.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa Pendidikan IPS merupakan salah satu dari beberapa disiplin ilmu sosial yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pada jenjang pendidikan tinggi. Maka dengan demikian pendidikan sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari – hari. Pendidikan dapat mempengaruhi peserta didik supaya dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan menimbulkan perubahan pada dirinya, sehingga dapat berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat, selain itu pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha sadar yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar itu dapat dilakukan dalam bentuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang telah ditentukan.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap sangat penting dan perlu untuk digunakan dalam kehidupan sehari – hari, dikarenakan Pendidikan IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan


(12)

kehidupan masyarakat manusia. Adapun pengertian dari Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan pengetahuan sosial kepada siswa. Di samping itu pengetahuan sosial dapat berupa pengetahuan seperti halnya pengetahuan berupa masyarakat lokal, global, sejarah suatu negara, peradaban bangsa, kenampakan alam, kegiatan perekonomian, dan lain sebagainya.

Jadi, pembelajaran Pendidikan IPS harus dilakukan dengan adanya pembatasan sesuai dengan kemampuan dan tingkat peserta didik. Ini dilakukan agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir juga memotivasi peserta didik dan mengembangkan kepribadian serta mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Proses yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tersebut yaitu dengan adanya bimbingan, keseriusan, kesabaran guru dalam mendidik, juga adanya pelatihan kepada peserta didik melalui tugas – tugas serta dalam pembelajarannya guru perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Pada saat guru menjelaskan materi kepada siswa, isi penjelasan harus bermakna dan menarik perhatian siswa atau peserta didik, kemudian lebih menarik apabila dalam pembelajarannya harus didukung dengan adanya media pembelajaran, ini digunakan agar menarik perhatian dan minat siswa atau peserta didik dalam belajar. Materi yang disampaikan oleh guru harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta lebih difokuskan pada tujuan pembelajaran IPS.

Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut Sapriya (2008: 7)

Tujuan pendidikan IPS ialah memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.

Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) adalah sebagai berikut.

1. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan dalam keterampilan sosial.


(13)

3. Komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan masyarakat. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Jadi kesimpulannya, anak dituntut untuk berinteraksi dengan masyarakat sosial secara kritis dan logis dan juga memiliki kesadaran – kesadaran sosial agar anak menjadi masyarakat yang berkolerasi secara komperehensif dengan masyarakat sekitar.

Tujuan tersebut dapat tercapai apabila penyelenggaraan pembelajaran IPS ini dapat tersusun dengan baik. Materi tentang Kenampakan Alam dan Buatan harus dapat dikuasai oleh siswa atau peserta didik sebagai bekal ilmu dalam pembelajaran IPS pada jenjang ke depannya. Sehingga keberhasilan pembelajaran IPS mengenai materi Kenampakan Alam dan Buatan dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran IPS dengan baik di Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari Senin 17 Sepetember 2012 di SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang pada saat pembelajaran IPS berlangsung dalam pembahasan materi mengenai kenampakan alam dan buatan, antara lain:

1. Kinerja Guru

a. Guru mempersiapkan tiga RPP sebelum memulai pembelajaran.

b. Pada saat memulai pembelajaran guru tidak melaksanakan apersepsi sehingga siswa ribut.

c. Guru hanya mengambil materi dari satu buku sumber.

d. Guru kurang menarik saat menerangkan materi pembelajaran dikarenakan tidak ditunjang dengan adanya media pembelajaran yang sesuai dengan materi.

e. Guru tidak menyiapkan lembar kerja untuk siswa. 2. Aktivitas siswa

a. Siswa ribut ketika guru menjelaskan materi.

b. Masih terlihat sebagian siswa yang ngobrol dengan teman sebangku ketika guru menjelaskan materi.


(14)

d. Tidak ada siswa yang menjawab ketika guru bertanya perihal materi pelajaran.

e. Tidak ada siswa yang bertanya perihal materi yang telah diterangkan oleh guru.

f. Ada beberapa siswa yang izin ke belakang pada saat pembelajaran berlangsung.

g. Ada satu orang siswa yang belum lancar dalam membaca sehingga menyulitkan untuk menulis pelajaran.

h. Siswa kurang antusias mendengarkan dan memperhatikan saat guru menerangkan materi pembelajaran dikarenakan tidak ditunjangnya media pembelajaran.

i. Siswa kurang memahami materi pembelajaran tentang kenampakan alam dan buatan ini disebabkan pengetahuan siswa yang kurang bisa membedakan mana yang termasuk ke dalam contoh kenampakan alam dan kenampakan buatan.

Di samping itu masih banyak siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh Guru yaitu 72 . Adapun tabel nilai hasil belajar siswa pada data awal adalah sebagai berikut.


(15)

Tabel 1.1 DAFTAR NILAI KELAS V

Mata Pelajaran IPS Kenampakan Alam dan Buatan

No Nama Skor Nilai

Ketuntasan

Tuntas Tidak

Tuntas

1. Dian Sopian 4 40 

2. Anisa Nuraeni 5 50 

3. Abdul Hadi 8 80 

4. Adira Nova Surya 4 40 

5. Fikry Haikal Al Fajar 4 40 

6. Hadi Maulana 6 60 

7. Indri Kartika Dewi 8 80 

8. Ismaya Sondari K 4 40 

9. Ilham M. R 8 80 

10 Iyad Muayid Salaf 8 80 

11. M. Fauzan Wijaya Putra 5 50 

12. M. Aidil Akbar 4 40 

13. M. Luthfi Hisyam Firdaus

5 50 

14. M. Haikal Maulana 4 40 

15 Muti Al Khairat 6 60 

16. Ricki Andriansyah Putra 5 50 

17. Silvia Junia 4 40 

18. Tria Teblina 7 70 

19. Windy Nursafitri 7 70 

20. Yugara Yanuar 8 80 

21. Tiara Salsabila Hidayat 5 50 

22. Ghalitsar Gyasi El Faris 6 60 

23. Widya Alya Fatimah 6 60 

24. RR.Ayundai R. G 8 80 

Jumlah 139 1390 6 18

Rata – rata 57,9 25% 75%

Persentase (%)

Keterangan : KKM : 72

Kesulitan atau masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS diantaranya pembelajaran yang dilakukan belum mencapai hasil yang memuaskan. Dari 24 siswa terdapat 75% atau 18 siswa tidak tuntas sedangkan 25% atau 6 siswa tuntas. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 72.

Untuk mengatasi masalah di atas maka peneliti mengajukan penggunaan media Mock Up untuk menarik minat belajar siswa sehingga dalam proses


(16)

pembelajaran perhatian siswa tertuju pada materi pembelajaran. Diharapkan siswa dapat memahami materi mengenai kenampakan alam dan buatan, sehingga prestasi belajar siswa meningkat dan dapat memenuhi standar ketuntasan minimal (KKM). Dalam proses pembelajaran kehadiran media sangat penting untuk mempermudah siswa mencerna materi yang tidak dimengerti.

Pemilihan media Mock Up dilakukan agar siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Media Mock Up merupakan imitasi atau tiruan dari suatu obyek untuk dipergunakan sebagai latihan yang berkenaan dengan alat – alat yang khusus misalnya rumah – rumahan dari kayu atau plastik, mobil – mobilan dari plastik yang dapat dipecah – pecah kemudian dipasang atau mainan anak dalam bentuk Hoya. Mock Up menggunakan ukuran 3 dimensi yang dapat dipergunakan anak – anak untuk belajar. Misalnya dari hoya dengan bahan – bahan plastik anak – anak dapat menyusun rumah – rumahan, jembatan atau mainan lain. Mock Up ini pun dapat dibeli tetapi dapat juga dibuat sendiri, misalnya membuat tiruan pesawat radio atau pengeras suara, telepon dari kotak korek api dan benang.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model alat tiruan atau Mock Up menurut Dawam ( 2012 ) adalah sebagai berikut:

Kelebihan dari media Mock Up

1. Memberikan pengalaman secara langsung dapat menunjukkan obyek secara utuh secara utuh baik kontruksi maupun cara kerja

2. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas 3. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas

Kekurangan dari media Mock Up

1. Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar

2. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit 3. Untuk membuat alat peraga membutuhkan biaya yang besar

4. Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya

Penggunaan media Mock Up memungkinkan siswa mengerti dan memahami tentang kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang, dapat merangsang minat siswa dalam belajar serta mendorong siswa memperoleh gambaran dan menjadikan siswa mampu membedakan kenampakan alam dan buatan. Media Mock Up akan lebih memperjelas pembelajaran pada peserta didik. Dengan


(17)

menggunakan media Mock Up siswa akan lebih memperhatikan benda-benda yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Media Mock Up dapat membantu guru menambah pengalaman, wawasan dan Ilmu Pengetahuan siswa menjadi luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan siswa. Jika proses belajar mengajar tidak ditunjang media, pembelajaran pasti bisa membosankan peserta didik dalam belajar. Maka dari itu media pembelajaran itu sangat penting digunakan. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai komponen integral dari suatu sistem.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dengan media pembelajaran maka kemungkinan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dapat tersusun dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas maka diajukanlah penelitian dengan judul Penggunaan Media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kenampakan Alam dan Buatan di Daerah Sumedang pada Kelas V Sekolah Dasar Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan penelitian yang akan menjadi kajian atau fokus utama dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Bagaimana perencanaan penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V semester I SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

b) Bagaimana pelaksanaan dalam penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V semester I SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?


(18)

c) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V semester I SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Penyebab timbulnya permasalahan rendahnya prestasi siswa di atas adalah guru tidak menggunakan media pada saat menjelaskan materi sehingga siswa tidak terfokus pada penjelasan guru. Guru tidak membawa media sehingga pembelajaran tidak efektif.

Jadi alternatif yang dilakukan peneliti adalah dengan Penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang. Solusi ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan. Penggunaan media Mock Up dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar juga diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam berpikir dan belajar, sehingga dapat memupuk kesenangan siswa dalam mengikuti pelajaran. Selain itu penggunaan media Mock Up dapat menciptakan suasana belajar yang membangkitkan semangat dan gairah belajar untuk siswa, sehingga bisa mendorong siswa lebih berpikir kritis, kreatif dan inovatif.

Adapun langkah – langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut: a. Tahap perencanaan

1) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP dengan menggunakan media Mock Up untuk materi kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang.

2) Peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu penggunaan media Mock Up yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai upaya untuk peningkatan hasil belajar.

3) Peneliti mempersiapkan materi mengenai kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up.


(19)

5) Peneliti mempersiapkan instrumen pengumpul data, diantaranya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, LKS dan lembar tes hasil belajar.

b. Tahap pelaksanaan

1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi tentang kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up diantaranya tentang pengertian kenampakan alam dan buatan, contoh kenampakan alam dan buatan yang ada di daerah Sumedang, cara melestarikan kenampakan alam dan buatan, serta contoh keuntungan dan kerugian dari kenampakan alam dan buatan.

2) Guru menyuruh siswa untuk berdiri kemudian bernyanyi bersama – sama menyanyikan lagu Ibu Pertiwi.

3) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok tiap kelompok terdiri dari enam orang.

4) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang kemudian harus didiskusikan dan dikerjakan.

5) Guru menjelaskan langkah – langkah yang harus dikerjakan tiap kelompok.

6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan mencari jawaban yang sesuai.

7) Guru membimbing siswa dalam diskusi dengan tujuan untuk membantu siswa apabila siswa ada yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai materi yang diajarkan.

8) Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.

9) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan mengenai hasil diskusi tentang materi kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang.

10)Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

11)Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.


(20)

12)Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

13)Guru memberikan hadiah kepada tiap masing – masing kelompok untuk memotivasi siswa untuk lebih semangat dan menarik minat siswa dalam belajar.

14)Guru menutup KBM dan memberi salam. c. Evaluasi

1. Target Proses a. Kinerja Guru

Guru mampu melaksanakan proses selama pembelajaran berlangsung dari perencanaan persiapan mengajar mencapai 100%, pelasanaan kinerja guru mencapai 85%, aktivitas siswa mencapai 80% dan hasil evaluasi mencapai 80%.

b. Aktivitas siswa

1) Siswa terlihat lebih aktif pada saat proses pembelajaran.

2) Siswa dapat menjelaskan pengertian kenampakan alam dan buatan. 3) Siswa dapat menyebutkan contoh kenampakan alam dan buatan

yang ada di daerah Sumedang.

4) Siswa dapat memberikan contoh fungsi dari masing – masing ke 4 kenampakan alam dan buatan yang ada di daerah Sumedang. 5) Siswa dapat memberikan contoh cara melestarikan kenampakan

alam dan buatan di daerah Sumedang.

6) Siswa dapat memberikan contoh keuntungan dan kerugian kenampakan alam dan buatan.

2) Target hasil

Target hasil belajar siswa yang dinyatakan tuntas berdasarkan KKM IPS 72 adalah 80% .

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan yang terdapat didalam perumusan masalah sebelumnya tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah:


(21)

1. Mengetahui perencanaan penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V semester I SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2. Mengetahui pelaksanaan penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V semester I SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V semester I SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi orang yang membacanya, yakni bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti sendiri. Lebih khususnya, dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa kelas V SD Negeri Gudang Kopi I sebagai subjek penelitian, bagi guru mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Gudang Kopi I. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi pihak-pihak yang disebutkan di atas dapat dirinci sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Dapat membantu siswa serta menumbuhkan minat siswa dalam belajar IPS khususnya mengenai materi kenampakan alam dan buatan di kelas V SD Negeri Gudang Kopi I yang diharapkan dapat menunjukkan peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan materi mengenai kenampakan alam dan buatan.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran IPS.


(22)

b. Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam menentukan bahan, media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman, keterampilan siswa dan minat siswa dalam belajar.

c. Dapat memberikan pemikiran mengenai bagaimana cara penggunaan media Mock Up dalam pembelajaran materi kenampakan alam dan buatan. 3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPS.

b. Dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas pengajaran.

c. Dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan siswa sehingga prestasi siswa akan meningkat.

4. Manfaat Bagi Peneliti

a. Menjadi sebuah pengalaman berharga dalam menguji tingkat keberhasilan dengan penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan.

b. Menjadi sebuah pembelajaran bagi diri sendiri dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran mengenai media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan.

c. Membiasakan diri untuk berpikir realistis dalam menemukan pembenaran sehingga dapat menjadi awal pembelajaran bagi peneliti sebagai calon peneliti dalam dunia pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar.

E. BATASAN ISTILAH

Adapun batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Somantri (Sapriya, 2008: 9) 2. Media Mock Up merupakan imitasi atau tiruan dari suatu obyek untuk

dipergunakan sebagai latihan yang berkenaan dengan alat – alat yang khusus. Misalnya dapat dibuat dari bahan mainan rumah – rumahan dari


(23)

kayu atau plastik, mobil – mobilan dari plastik yang dapat dipecah – pecah kemudian dipasang atau mainan anak dalam bentuk Hoya. Mock Up menggunakan ukuran 3 dimensi yang dapat dipergunakan anak – anak untuk melatih atau belajar. ( Sadiman, dkk, 2006 )

3. Kenampakan Alam adalah segala sesuatu yang berada di alam atau dibumi yang menampakkan diri bisa disebut juga bentang alam dapat dikatakan sesuatu yang memiliki ciri berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Secara umum, kenampakan alam berupa daratan dan perairan. Kenampakan alam daratan berupa pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, dan tanjung. Kenampakan alam perairan berupa sungai, danau, laut, dan selat. ( Syamsiyah, dkk, 2008: 23)

4. Kenampakan buatan adalah kenampakan yang sengaja dibuat manusia untuk kepentingan tertentu. Contohnya kenampakan seperti waduk, pabrik, bandar udara, pelabuhan, perkebunan, kawasan industri / pabrik dan kebun binatang. (Syamsiyah, dkk, 2008: 31 )


(24)

A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Gudang Kopi I yaitu terletak di Jalan Prabu Geusan Ulun Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang, tepatnya bangunan sekolah terdiri dari 6 ruangan kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, luasnya sekitar 672 . Secara geografis letak bangunan sekolah ini kurang strategis karena dekat dengan jalan raya. Memungkinkan siswa belajar kurang tenang. Alasan SDN Gudang Kopi dijadikan lokasi penelitian :

a. Adanya permasalahan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Secara geografis letak sekolah berada tidak jauh dari lingkungan rumah peneliti sehingga peneliti mengetahui keadaan anak didik di sekolah tersebut.

c. Sekolah merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan proses perijinan dan pengolahan data.

Gambar Denah Sekolah

Lapangan

Kelas 6 Kelas 5 Kelas 4 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1

Ruang Kepala Sekolah

Ruang Guru


(25)

2. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek utama dalam penelitian adalah siswa – siswi kelas V SD Negeri Gudang Kopi I, yang berjumlah 24 orang, dengan 11 siswi perempuan dan 13 siswa laki – laki.

Adapun alasan peneliti mengambil penelitian di kelas V yaitu karena permasalahan ditemukan pada saat melaksanakan penelitian di kelas V yaitu siswa kurang memahami materi pembelajaran tentang kenampakan alam dan buatan ini disebabkan pengetahuan siswa yang kurang bisa membedakan mana yang termasuk ke dalam contoh kenampakan alam dan kenampakan buatan. Selain itu guru juga kurang kreatif dalam mengemas pembelajaran.

Adapun tabel daftar nama siswa kelas V SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tabel Daftar Nama Siswa Kelas V SDN Gudang Kopi I

No Nama siswa L/P Ket

1 Dian Sopian P

2 Anisa Nuraeni P

3 Abdul Hadi L

4 Adira Nova Surya L

5 Fikry Haikal Al Fajar L

6 Hadi Maulana L

7 Indri Kartika Dewi P

8 Ismaya Sondari P

9 Ilham Muhammad Ramdhan L

10 Iyad Muayid Salaf L

11 M Fauzan Wijaya Putra L

12 M Aidil Akbar L

13 M L uthfi Hisyam Firdaus L

14 M Haikal Maulana L

15 Muti Al Khaikat P

16 Ricki Andriansyah Putra L

17 Silvia Junia P

18 Tria Teblina P

19 Windy Nursafitri P

20 Yugara Yanuar L

21 Tiara Salsabila Hidayat P

22 Ghalitsar Gyasi El Faris L

23 Widya Alya Fatimah P


(26)

Secara keseluruhan SD Negeri Gudang Kopi I memiliki siswa dengan jumlah seluruhnya 167 siswa, yang terdiri dari 84 siswa laki-laki dan 83 siswa perempuan. Tenaga pengajar dan staf berjumlah 13 orang, yang terdiri dari satu orang Kepala Sekolah, 7 orang guru kelas, 1 orang guru Agama Islam, 1 orang guru penjas, 1 orang guru bahasa inggris, 2 orang staf tata usaha.

3. Waktu Penelitian

Peneliti memperkirakan waktu penelitian selama ini selama 6 bulan sejak terhitung mulai bulan September 2012 penyusunan dan pembuatan proposal pada bulan Desembar sampai dengan bulan Mei 2013, karena penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis proses dan hasil, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa putaran atau lebih dikenal dengan istilah siklus, banyaknya siklus yang akan ditempuh dalam penelitian ini tergantung pada pemahaman subjek penelitian. Terdapat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

NO Uraian Kegiatan

Desember Januari Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pembuatan

Proposal

2 Seminar

Proposal 3 Perencanaan 4 Pelaksanaan 5 Siklus I 6 Siklus II 7 Siklus III 8 Penyusunan

laporan

9 Sidang

Skripsi

Juni 2013


(27)

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengertian dari PTK, Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 11) menyatakan pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Menurut Elliot (Sumadayo, 2013: 20) menyatakan pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sebagai berikut.

Penelitian Tindakan Kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas praktek. Lebih lanjut dijelaskan, penelitian tindakan melibatkan proses telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan menjalinhubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan pengembangan profesional.

Sedangkan Kasbuloh (1998: 15) mengemukakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran”. Perbaikan dan peningkatan terjadi secara

terus menerus dan berkesinambungan yang diberikan dan diarahkan oleh guru yang dilakukan oleh siswa. PTK yang dilakukan merupakan penelitian yang kualitatif dan hanya sebagian kuantitatif.

Adapun langkah-langkah PTK menurut Arifin (2012: 111) yaitu,

“penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, observasi

dan interpretasi, evaluasi dan refleksi, serta simpulan dan tindak lanjut”. Menurut Arifin (2012: 107) kelebihan PTK yaitu sebagai berikut.

a. Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansial dan kritis

b. Mendorong guru untuk berbagi masalah pembelajaran terhadap pihak-pihak yang terkait

c. Dapat memberdayakan potensi guru


(28)

e. Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka yang bersifat reflektif-evaluatif dalam PTK

f. Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerja sama g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerja sama secara demokratis dan

dialogis

h. Timbulnya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok. Selain memiliki berbagai kelebihan, metode penelitian tindakan kelas pun memiliki beberapa kelemahan. Adapun kelemahan PTK menurut Shumsky (Sumadayo, 2013: 37) adalah sebagai berikut.

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada anda sendiri karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis

b. Rendahnya efisiensi waktu karena anda harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara anda masih harus melakukan tugas rutin

c. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin demikian.

Dengan demikian tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengubah perilaku penelitiannya, perilaku orang lain, dan atau untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang ada pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain. Jadi penelitian ini dapat dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas atau ajang dunia kerja.

Maka tujuan penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki kualitas praktek pembelajaran di kelas yang dialami secara langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar. PTK terfokus pada kelas dan proses belajar mengajar bukan pada input kelas (silabus dan materi) ataupun output (hasil belajar) tetapi tertuju pada peningkatan dan perbaikan kinerja belajar siswa di sekolah, mutu proses pembelajaran di kelas, kualitas penggunaan media, dan kualitas prosedur dan alat evaluasi. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang Kelas V SD Negeri Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.


(29)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal tersebut didasari pada karakteristik dari PTK itu sendiri yang digunakan sebagai refleksi pembelajaran yang dilakukanoleh seorang guru. Peneliti menggunakan model penelitian yang digunakan penulis adalah model siklus Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning), yang akan disusun dengan berdasarkan masalah yang hendak akan dipecahkan. Pelaksanaan tindakan (action), yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk perbaikan, perubahan dan peningkatan hasil belajar yang diinginkan. Tahap observasi yaitu mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan. Refleksi (reflection), merupakan kegiatan analisis mengenai semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan Tahapan model ini dikenal sebagai sistem spiral refleksi. Gambar spiral refleksi yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66)


(30)

Pada model spiral refleksi ini, permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa untuk merangsang, mendorong motivasi siswa dan membantunya dalam memecahkan pertanyaannya sendiri. semua kegiatan pada tahapan ini dirancang dalam tahapan perencanaan (plan), kemudian pada tindakan (act) dimana mulai diajukan pertanyaan – pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka minati. Selanjutnya pada pengamatan (observe), pertanyaan – pertanyaan dan jawaban – jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga membuat catatan dalam buku hariannya. Dan pada Refleksi (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat akan menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan di dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk seperti sebuah siklus yang akan berlangsung lebih dari satu pertemuan bahkan bisa lebih. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang-ulang yang didalamnya terdapat empat tahapan. Adapun langkah-langkah kegiatan dalam penelitian ini yaitu :

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahapan ini peneliti menetapkan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang yaitu dengan menerapkan media pembelajaran Mock Up. Tahap perencanan tindakan ini meliputi perencanaan penelitian dan perencanaan pembelajaran.

Adapun perencanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP dengan menggunakan media Mock Up untuk materi kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang.

2) Peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu penggunaan media Mock Up yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai upaya untuk peningkatan hasil belajar.


(31)

3) Peneliti mempersiapkan materi mengenai kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up.

4) Mempersiapkan LKS untuk di diskusikan untuk setiap kelompok.

5) Peneliti mempersiapkan instrumen pengumpul data, diantaranya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, LKS dan lembar tes hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini langkah – langkah pembelajaran dan tindakan yang mengacu pada perencanaan yang telah dibuat dilaksanakan sesuai jadwal penelitian yang ada. Serta melaksanakan pengamatan terhadap proses tindakan yang sedang berlangsung, mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan.

Adapun pelaksanaan penelitian tersebut terangkum dalam langkah-langkah pembelajaran berikut ini.

a. Siklus I

Kegiatan Awal

a) Mengucapkan salam.

b) Guru dan siswa membaca doa bersama-sama.

c) Mengecek kehadiran siswa.

d) Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar dengan menyuruh siswa menyiapkan semua alat tulis dan buku sumber yang akan digunakan untuk pembelajaran .

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

f) Menyampaikan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

g) Memberikan aperesepsi (guru melakukan tanya jawab dengan siswa, mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan).

Kegiatan Inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi tentang kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up diantaranya tentang pengertian kenampakan alam dan buatan, contoh kenampakan alam dan buatan yang ada di daerah


(32)

Sumedang, cara melestarikan kenampakan alam dan buatan, serta contoh keuntungan dan kerugian dari kenampakan alam dan buatan.

b) Guru menyuruh siswa untuk berdiri kemudian bernyanyi bersama – sama menyanyikan lagu Ibu Pertiwi.

c) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok tiap kelompok terdiri dari

enam orang.

d) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang kemudian harus didiskusikan dan dikerjakan.

e) Guru menjelaskan langkah – langkah yang harus dikerjakan tiap kelompok.

f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan mencari jawaban yang sesuai.

g) Guru membimbing siswa dalam diskusi dengan tujuan untuk membantu siswa apabila siswa ada yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai materi yang diajarkan.

h) Setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi kelompoknya.

i) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan mengenai hasil diskusi tentang materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang.

Kegiatan Akhir

a) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

b) Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

c) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

d) Guru memberikan hadiah kepada tiap masing – masing kelompok untuk memotivasi siswa untuk lebih semangat dan menarik minat siswa dalam belajar.


(33)

3. Tahap Observasi

Menurut Mulyasa (2009: 69) bahwa “observasi merupakan instrumen untuk

mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam

pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas”. Tahapan ini terdiri dari proses

pengumpulan data yang mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer mengamati apa saja yang dilakukan baik oleh guru sebagai praktikan maupun siswa dengan mengacu pada lembar observasi.

Tujuan observasi menurut Arifin (2012: 230)

a. Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun situasi buatan

b. Untuk mengakur prilaku tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang dilakukan, dan interaksi dengan lingkungan.

Adapun tahap observasi dalam penggunaan media Mock Up, langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

a. Mempersiapkan lembar observasi yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran siswa.

b. Melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa ketika melakukan pembelajaran dengan menggunakan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang.

c. Menuliskan hasil atau kejadian yang terjadi pada proses pembelajaran baik dari kinerja guru maupun dari aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Mock Up pada materi Kenampakan Alam dan Buatan di Daerah Sumedang.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung dalam pemebelajaran menggunakan instrumen pengumpul data yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, tes hasil belajar, dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas guru dengan siswa sesuai dengan lembar observasi atau tidak. Sehingga dari hasil data observasi ini akan dijadikan rujukan dalam perbaikan siklus berikutnya.


(34)

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap ini merupakan suatu pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil ( perubahan ) yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan melakukan refleksi di akhir pembelajaran untuk mengevaluasi yang telah dilakukan, apakah sudah mencapai target atau belum. Sehingga dapat mendiskusikan hasil pelaksanaan dengan guru praktikkan serta rekan – rekan untuk menentukan hasil langkah berikutnya pada siklus dua.

Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini meliputi:

a) Mengecek kelengkapan data yang terjaring selama proses pembelajaran. Yang terdiri dari hasil pengamatan observasi kinerja guru, aktivitas siswa, pedoman wawancara siswa, catatan lapangan serta hasil belajar siswa. b) Mendiskusikan hasil pengumpulan data antara guru dan peneliti berupa hasil

pedoman observasi guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara, tes hasil belajar siswa dan catatan lapangan.

c) Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario dalam pembelajaran mengacu pada hasil analisis data yang di peroleh dalam tindakan sebelumnya.

Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa siklus sesuai dengan target keberhasilan yang dicapai dari pembelajaran. Untuk memantapkan hasil tindakan pada setiap siklus yang dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari beberapa indikator pembelajaran yang harus tercapai oleh siswa yang sesuai dengan indikator target pencapaian pada instrumen penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(35)

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak digunakan perkataan atau tidak disertai dengan komunikasi lisan. Teknik ini pada umumnya melibatkan penglihatan terhadap data visual, observasi dapat pula melibatkan indera lainnya seperti pendengaran, sentuhan atau rabaan, serta penciuman.

Observasi disebut sebagai alat pengumpul data terpenting dalam penelitian tindakan kelas yaitu pengamatan dan observasi. Adapun pedoman observasi pada penelitian ini digunakan sebagai bahan pengumpul data secara pelaksanaan, dimana dengan menggunakan pedoman observasi maka beberapa langkah-langkah yang akan terjadi baik pada kinerja guru maupun aktivitas siswa akan terlihat persentase keberhasilan pencapaian target yang telah ditentukan pada perencanaan sebelumnya. Format observasi tersebut terdapat pada lampiran.

2. Pedoman wawancara

Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 117 ) “Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain”. Wawancara merupakan teknik pegumpulan data melalui komunikasi langsung (tatap muka) antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interview). Wawancara dilakukan oleh penanya dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Yang diwawancarai peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini berupa pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab oleh guru dan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan indikator pencapaian target perbaikan. Tujuan dengan diadakannya wawancara ini adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam menjelaskan kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang yang terdapat pada lampiran. 3. Catatan Lapangan

Menurut Wiriaatmadja (2005: 125) bahwa “catatan lapangan memuat

deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”. Ini digunakan untuk mencatat observasi, analisi dan refleksi pada waktu diskusi antara peneliti dan mitra guru dan berbagai reaksi terhadap masalah – masalah yang ada dikelas.


(36)

Catatan lapangan dibuat oleh peneliti untuk menganalisis semua kegiatan terhadap penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang, sehingga akan nampak dalam catatan lapangan ketercapaian target penelitian yang ditentukan oleh peneliti. Melalui catatan lapangan ini peneliti dapat merefleksi tindakan yang telah dilakukan apabila belum mencapai target maka harus dilakukan tindakan berikutnya. Lembar catatan lapangan terdapat pada lampiran.

4. Tes Hasil Belajar

Menurut Arikunto (2005: 123) menyatakan tentang pengertian tes yaitu

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Sejalan dengan itu Sugiyono (2005: 56) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Selain itu tes sebagai instrumen pengumpulan data dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan proses tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya.

2) Tes terstandar (standardized test) yaitu tes yang biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya.

Adapun tes yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa dalam menjelaskan kenampakan alam dan buatan yaitu tes tertulis berupa Essay. Lembaran tes terdapat pada lampiran.

F. Teknik Pengolahan Data 1. Teknik pengolahan data a. Teknik pengolahan data proses

Pengolahan data dilakukan pada waktu melakukan refleksi dari setiap siklus yang dilaksanakan di dalam penelitian. Proses yang akan dilakukan yaitu dengan


(37)

cara pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian sesuai dengan jenis dan sumbernya.

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan instrument yang telah ditetapkan, yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes. Semua instrumen tersebut digunakan sebagai data untuk diinterprestasikan oleh peneliti. Data tersebut berupa data kualitatif yang diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri Gudang Kopi I, Kepala Sekolah dan Guru Kelas V SD Negeri Gudang Kopi I sebagai mitra peneliti dalam penelitian tindakan kelas.

Data yang akan diolah didalam penelitian ini adalah data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa. Data pelaksanaan yang dimaksud tersebut adalah deskripsi mengenai proses pembelajaran kenampakan alam dan buatan di Daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up. Data pelaksanaan diperoleh dari pedoman wawancara, pedoman observasi, dan catatan lapangan, sedangkan data hasil belajar siswa yang akan diolah dalam penelitian ini yaitu berupa hasil tes tertulis penilaian siswa secara kelompok dan hasil tes tertulis siswa secara individu. Instrumen yang digunakan yaitu soal Essay, LKS, format penilaian.

1) Teknik pengolahan data kinerja guru

Aspek pada kinerja guru yang diperhatikan adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kemudian di masukkan ke dalam kriteria baik (Baik), cukup (C), kurang (K), ditulis dengan tanda ceklis (√ )

2) Teknik pengolahan aktivitas siswa

Pengolahan data aktivitas siswa dilakukan dengan mengamati beberapa aspek pada saat pembelajaran dan proses diskusi kelompok yaitu dari aspek aktif mengamati gambar, responsif diskusi dan aktif dalam kerjasama. Diberi skor 0, 1, 2, 3. Kemudian di masukkan ke dalam kriteria baik (B), cukup (C), kurang (K) ditulis dengan tanda ceklis (√).


(38)

b. Pengolahan data hasil

Pengolahan data dari hasil akhir tes pembelajaran setelah proses pembelajaran selesai untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa yaitu jika siswa mendapatkan nilai sama dengan KKM adalah 72

Pengolahannya adalah sebagai berikut:

1) Jumlah soal terdiri dari enam soal bisa dilihat di lampiran 2) Setiap soal mempunyai skor

Tabel 3.3

Format Pengolahan Data Hasil

Nomor Soal Skor

1 2

2 4

3 4

4 8

5 2

6 4

Jumlah 24

3) Nilai Akhir

Nilai Akhir: = Skor yang diperoleh siswa x 100 Skor ideal

4) Ketuntasan siswa diukur dengan menggunakan KKM yang telah di tetapkan SD Negeri Gudang Kopi I yaitu 72

Kompleksitas : 72 Daya Dukung : 72 Inteks Siswa : 72


(39)

5) Format Pengolahan nilai siswa

Tabel 3.4

Format Pengolahan Nilai Siswa

No Nama

Nomor Soal J u m la h S k o r N il a i A k h ir Ketuntasan

1 2 3 4 5 6 T BT

1 2 3 4 5 Jumlah Persentase % Keterangan

a. Siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran, apabila siswa mendapat nilai sesuai atau melebihi dari KKM yaitu 72

b. Siswa dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran, apabila siswa mendapat nilai kurang dari KKM yaitu 72.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian dilakukan pada saat pengumpulan data dalam periode tertentu dengan melakukan kegiatan dalam analisis data yaitu reduksi (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing / verification). Huberman (Sugiyono, 2005: 91)

Kegiatan pertama yaitu reduksi data, penelitian ini dilakukan dengan cara merangkum, memilih hal – hal pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, setelah data direduksi kemudian selanjutnya adalah menyusun data dalam bentuk uraian deskriptif atau dengan menggunakan tabel lalu mengadakan pemeriksaan keabsahan data dengan cara membuat kesimpulan awal berdasarkan data-data yang telah didapat.


(40)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitaian ini adalah kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat proses analisis data dalam penelitian yang dimulai dengan menelaah serta mempelajari seluruh data yang telah terkumpul dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar.

G. Validitas Data

Validasi data yang digunakan pada penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja 2005: 66) validasi data terdiri dari Member Check, Triangulasi, Audit Trail, Expert Opinion, Saturasi, Ekplanasi Saingan (Kasus Negatif) dan Key Respondents Review. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil empat validasi menurut Wiriaatmadja (2005: 66)

a. Member Check, memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang ditimbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

c. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan teman sejawat. d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap keshahihan temuan

peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasi temuan kepada pembimbing atau dosen.

Sehingga dengan penggunaan validasi data yaitu cara meggunakan Member check, data – data yang akan diperoleh melalui hasil observasi para observer dalam hal ini guru kembali memeriksa ulang dan dilakukan suatu pembahasan dalam proses observasi. Triangulasi digunakan untuk melakukan suatu perbandingan dan refleksi pada data yang telah diperoleh secara personal antara para peneliti sehingga didapatkan adanya suatu kesinambungan dalam penguraian kembali data – data yang diperoleh. Audit Trail digunakan sebagai langkah validasi data dimana beberapa data yang diperoleh dan konsep yang menjadi tujuan dari pembelajaran dan penelitian dikonfirmasikan dengan teman sejawat guna mencapai titik kesetaraan pendapat dalam penguraian data. Sedangkan Expert Opinion untuk mendapatkan suatu data dan pengolahan data serta tingkat


(41)

keberhasilan dari beberapa analisis dan perbaikan – perbaikan terhadap data yang diperoleh dengan mendiskusikan kepada dosen pembimbing I yaitu Drs. H. Ali Sudin, M.Pd dan dosen pembimbing II yaitu Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd.


(42)

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab yang telah di bahas sebelumnya mengenai pelaksanaan dan hasil tindakan dengan penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang dilihat dari beberapa tindakan yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang peneliti paparkan adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan pembelajaran

Pada tahap perencanaan pembelajaran dengan penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V SDN Gudang Kopi I telah dilakukan melalui beberapa langkah yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP dengan menggunakan media Mock Up untuk materi kenampakan alam dan buatan, mempersiapkan media pembelajaran yaitu penggunaan media Mock Up yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai upaya untuk peningkatan hasil belajar, mempersiapkan materi mengenai kenampakan alam dan buatan dengan menggunakan media Mock Up, mempersiapkan LKS untuk di diskusikan untuk setiap kelompok, mempersiapkan instrumen pengumpul data, diantaranya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, catatan lapangan, LKS dan lembar tes hasil belajar.


(43)

Perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan yang telah ditentukan.

Di dalam tahap perencanaan, kegiatan yang terpenting adalah peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu media Mock Up sebagai perwujudan pembelajaran dari penggunaan Mock Up materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang . Selanjutnya hal yang penting pada tahap ini adalah pembuatan LKS dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga bisa membantu siswa dalam pembelajaran. Dari LKS ini terjadi perubahan pada perencanaan penelitian ini sebanyak satu kali yaitu pada siklus II yang disertai dengan contoh-contoh sekitar materi yang dipelajari sehingga siswa mampu memahami soal evaluasi pada LKS. Pada tahap perencanaan kinerja guru ini mengalami peningkatan setiap siklusnya.

Adapun hasil yang diperoleh pada tahap perencanaan pada siklus I dengan materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang dengan perolehan persentase perencanaan persiapan mengajar sebesar 80%, pada siklus II hasil perolehan persentase naik menjadi 100% dan pada siklus III hasil perolehan persentase menjadi 100%.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pada tahap pelaksanaan kinerja guru dengan penggunaan media Mock Up untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumednag kelas V SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang terdiri dari tiga siklus. Siklus I dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan pada RPP, pada siklus II tujuan pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi siklus I namun pada siklus II ada perubahan yang diperbaiki antara lain pada soal evaluasi dan LKS. Dan pada siklus III terjadi perubahan diantaranya adanya perbaikan pada media pembelajaran Mock Up, lalu pada soal evaluasi dan lembar kerja siswa ( LKS ). Pada tahap pelaksanaan tiap siklus di dalamnya mengembangkan langkah-langkah pembelajaran pada media Mock Up hal ini telah disusun berdasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).


(44)

Maka dalam tiap siklusnya di mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh hasil yang selalu selalu meningkat. Ini dikarenakan guru telah melaksanakan pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Adapun hasil perolehan pada siklus I skor yang diperoleh sebesar 66%, pada siklus II setelah diadakannya perbaikan hasil meningkat menjadi 83%, dan pada siklus III yang diperoleh yang memuaskan sebesar 94% dan melebihi dari target yang ditentukan yaitu 85%.

Pada tahap aktivitas siswa adapun aspek yang diamati yaitu mengenai aspek aktif mengamati gambar, responsif diskusi dan kerjasama. Pada awal pembelajaran siswa sangat tidak disiplin dalam pembelajaran, Ini terbukti bahwa diperoleh hasil pada siklus I dari keseluruhan aktivitas siswa hanya mencapai 62%, dilihat dari aspek mengamati gambar ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (17 %), skor 2 (70 %) dan skor 1 (13 %), pada aspek responsif diskusi ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (29 %), skor 2 (42 %) dan skor 1 (2,9 %), dan pada aspek kerjasama etercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (22 %), skor 2 (70 %) dan skor 1 (8 %) maka termasuk pada kategori hampir setengahnya siswa dapat menguasai hasil kerja aktifitas siswa, alasannya disebabkan siswa kurang memperhatikan langkah-langkah pengerjaan dalam diskusi sehingga mengalami kegaduhan di dalam kelas. Pada siklus selanjutnya siswa sudah terlihat disiplin dan sedikitnya siswa terlihat aktif ini dapat dilihat dari hasil perolehan pada siklus II dari keseluruhan aktifitas siswa hanya mencapai 77%, dilihat pada Pada aspek aktif mengamati gambar ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (75 %), skor 2 (25 %) dan skor 1 (0 %), Pada aspek responsif diskusi ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (55 %), skor 2 (45 %) dan skor 1 (0 %), dan Pada aspek kerjasama ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (66%), skor 2 (33 %) dan skor 1 (0 %), dan pada siklus berikutnya hasil perolehan meningkat terlihat siswa sudah disiplin dan aktif mau bertanya dan menjawab dalam pembelajaran maupun pada saat diskusi kelompok apalagi guru memberikan reward


(45)

berupa peralatan tulis dan makan ringan sehingga membuat siswa antusias dan semangat dalam belajar. Adapun hasil perolehan pada siklus III dari keseluruhan aktivitas siswa hasil mencapai 86%. Pada aspek aktif mengamati gambar ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (92 %), skor 2 (8%) dan skor 1 (0 %), pada aspek responsif diskusi ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (70%), skor 2 (30 %) dan skor 1 (0 %), dan pada aspek kerjasama ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (92%), skor 2 (8 %) dan skor 1 (0 %). Maka dengan demikian hampir seluruh siswa telah mampu menguasai hasil kerja pada aktivitas siswa pada pembelajaran IPS mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

3. Hasil Belajar Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Media Mock Up

Berdasarkan hasil pemaparan maka pembelajaran dengan menggunakan media Mock Up terbukti berhasil dalam peningkatan hasil belajar siswa, ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan hasil tes belajar siswa dalam setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari persentasi siswa yang tuntas diatas KKM yaitu 72. Pada data awal mencapai 25% dari 6 siswa yang tuntas. Pada siklus I mencapai 54% dari 13 siswa, penyebabnya dikarenakan siswa tidak fokus dalam pembelajaran dan tidak memperhatikan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga hasil belajarnya kurang baik dan belum mencapai KKM yang ditentukan, selanjutnya pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 70% dari 17 siswa yang tuntas dan pada siklus selanjutnya, pada siklus III hasil yang diperoleh mencapai 91% dari 22 siswa yang tuntas maka dapat disimpulkan dari data awal, siklus I, siklus II dan siklus III, sudah mengalami peningkatan melebihi target yang telah ditentukan. Maka dengan demikian hampir seluruh siswa telah mampu menguasai materi yang disampaikan guru dengan baik. Jadi, pembelajaran dengan menggunakan media Mock Up telah mampu mengatasi masalah pada pembelajaran IPS mengenai materi tentang kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang.


(46)

Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran IPS dengan menggunakan media Mock Up dari ketiga siklus telah mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siwa dan mempermudah dalam menjelaskan permasalahan mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang. Selain itu dapat mempermudah pemahaman siswa sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas ini juga bisa melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan pada siswa diantaranya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan, serta menumbuhkan motivasi siswa atau minat siswa dalam belajar.

Maka dengan demikian berdasarkan gambaran diatas yang telah peneliti paparkan telah membuktikan bahwa “ jika pembelajaran mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up , maka hasil belajar siswa pada kelas V semester I SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang akan meningkat”.

B. Saran

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Dapat membantu siswa serta menumbuhkan minat siswa dalam belajar IPS khususnya mengenai materi kenampakan alam dan buatan di kelas V SD Negeri Gudang Kopi I yang diharapkan dapat menunjukkan peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan materi mengenai kenampakan alam dan buatan.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran IPS.


(47)

b. Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam menentukan bahan, media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman, keterampilan siswa dan minat siswa dalam belajar.

c. Dapat memberikan pemikiran mengenai bagaimana cara penggunaan media Mock Up dalam pembelajaran materi kenampakan alam dan buatan.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPS. b. Dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan melalui peningkatan kualitas pengajaran.

c. Dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan siswa sehingga prestasi siswa akan meningkat.

4. Manfaat Bagi Peneliti

a. Menjadi sebuah pengalaman berharga dalam menguji tingkat keberhasilan dengan penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan.

b. Menjadi sebuah pembelajaran bagi diri sendiri dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran mengenai media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan.

c. Membiasakan diri untuk berpikir realistis dalam menemukan pembenaran sehingga dapat menjadi awal pembelajaran bagi peneliti sebagai calon peneliti dalam dunia pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar.


(1)

Maka dalam tiap siklusnya di mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh hasil yang selalu selalu meningkat. Ini dikarenakan guru telah melaksanakan pelaksanaan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Adapun hasil perolehan pada siklus I skor yang diperoleh sebesar 66%, pada siklus II setelah diadakannya perbaikan hasil meningkat menjadi 83%, dan pada siklus III yang diperoleh yang memuaskan sebesar 94% dan melebihi dari target yang ditentukan yaitu 85%.

Pada tahap aktivitas siswa adapun aspek yang diamati yaitu mengenai aspek aktif mengamati gambar, responsif diskusi dan kerjasama. Pada awal pembelajaran siswa sangat tidak disiplin dalam pembelajaran, Ini terbukti bahwa diperoleh hasil pada siklus I dari keseluruhan aktivitas siswa hanya mencapai 62%, dilihat dari aspek mengamati gambar ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (17 %), skor 2 (70 %) dan skor 1 (13 %), pada aspek responsif diskusi ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (29 %), skor 2 (42 %) dan skor 1 (2,9 %), dan pada aspek kerjasama etercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (22 %), skor 2 (70 %) dan skor 1 (8 %) maka termasuk pada kategori hampir setengahnya siswa dapat menguasai hasil kerja aktifitas siswa, alasannya disebabkan siswa kurang memperhatikan langkah-langkah pengerjaan dalam diskusi sehingga mengalami kegaduhan di dalam kelas. Pada siklus selanjutnya siswa sudah terlihat disiplin dan sedikitnya siswa terlihat aktif ini dapat dilihat dari hasil perolehan pada siklus II dari keseluruhan aktifitas siswa hanya mencapai 77%, dilihat pada Pada aspek aktif mengamati gambar ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (75 %), skor 2 (25 %) dan skor 1 (0 %), Pada aspek responsif diskusi ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (55 %), skor 2 (45 %) dan skor 1 (0 %), dan Pada aspek kerjasama ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (66%), skor 2 (33 %) dan skor 1 (0 %), dan pada siklus berikutnya hasil perolehan meningkat terlihat siswa sudah disiplin dan aktif mau bertanya dan menjawab dalam


(2)

119

berupa peralatan tulis dan makan ringan sehingga membuat siswa antusias dan semangat dalam belajar. Adapun hasil perolehan pada siklus III dari keseluruhan aktivitas siswa hasil mencapai 86%. Pada aspek aktif mengamati gambar ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (92 %), skor 2 (8%) dan skor 1 (0 %), pada aspek responsif diskusi ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (70%), skor 2 (30 %) dan skor 1 (0 %), dan pada aspek kerjasama ketercapaian persentase indikator siswa yang memperoleh skor 3 (92%), skor 2 (8 %) dan skor 1 (0 %). Maka dengan demikian hampir seluruh siswa telah mampu menguasai hasil kerja pada aktivitas siswa pada pembelajaran IPS mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang kelas V SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

3. Hasil Belajar Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Media Mock Up

Berdasarkan hasil pemaparan maka pembelajaran dengan menggunakan media

Mock Up terbukti berhasil dalam peningkatan hasil belajar siswa, ini dapat terlihat

dengan adanya peningkatan hasil tes belajar siswa dalam setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari persentasi siswa yang tuntas diatas KKM yaitu 72. Pada data awal mencapai 25% dari 6 siswa yang tuntas. Pada siklus I mencapai 54% dari 13 siswa, penyebabnya dikarenakan siswa tidak fokus dalam pembelajaran dan tidak memperhatikan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga hasil belajarnya kurang baik dan belum mencapai KKM yang ditentukan, selanjutnya pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 70% dari 17 siswa yang tuntas dan pada siklus selanjutnya, pada siklus III hasil yang diperoleh mencapai 91% dari 22 siswa yang tuntas maka dapat disimpulkan dari data awal, siklus I, siklus II dan siklus III, sudah mengalami peningkatan melebihi target yang telah ditentukan. Maka dengan demikian hampir seluruh siswa telah mampu menguasai materi yang disampaikan guru dengan baik. Jadi, pembelajaran dengan menggunakan media Mock Up telah mampu mengatasi masalah pada pembelajaran IPS mengenai materi tentang kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang.


(3)

Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran IPS dengan menggunakan media

Mock Up dari ketiga siklus telah mengalami peningkatan, maka dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siwa dan mempermudah dalam menjelaskan permasalahan mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang. Selain itu dapat mempermudah pemahaman siswa sehingga membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas ini juga bisa melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan pada siswa diantaranya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan, serta menumbuhkan motivasi siswa atau minat siswa dalam belajar.

Maka dengan demikian berdasarkan gambaran diatas yang telah peneliti paparkan telah membuktikan bahwa “ jika pembelajaran mengenai kenampakan alam dan buatan di daerah Sumedang dengan menggunakan media Mock Up , maka hasil belajar siswa pada kelas V semester I SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang akan meningkat”.

B. Saran

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Dapat membantu siswa serta menumbuhkan minat siswa dalam belajar IPS khususnya mengenai materi kenampakan alam dan buatan di kelas V SD Negeri Gudang Kopi I yang diharapkan dapat menunjukkan peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menjelaskan materi mengenai kenampakan alam dan buatan.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses pembelajaran mata pelajaran IPS.


(4)

121

b. Hasil penelitian dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam menentukan bahan, media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman, keterampilan siswa dan minat siswa dalam belajar.

c. Dapat memberikan pemikiran mengenai bagaimana cara penggunaan media

Mock Up dalam pembelajaran materi kenampakan alam dan buatan.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPS. b. Dapat memberikan kontribusi pada sekolah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan melalui peningkatan kualitas pengajaran.

c. Dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan siswa sehingga prestasi siswa akan meningkat.

4. Manfaat Bagi Peneliti

a. Menjadi sebuah pengalaman berharga dalam menguji tingkat keberhasilan dengan penggunaan media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan.

b. Menjadi sebuah pembelajaran bagi diri sendiri dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran mengenai media Mock Up pada materi kenampakan alam dan buatan.

c. Membiasakan diri untuk berpikir realistis dalam menemukan pembenaran sehingga dapat menjadi awal pembelajaran bagi peneliti sebagai calon peneliti dalam dunia pendidikan khususnya di tingkat sekolah dasar.


(5)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Pembagian pada Siswa Kelas II SD Negeri Cobanjoyo I Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Malang : Tidak Diterbitkan.

Arifin, Zaenal. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Budianti, Lala. (2011). Kajian IPS. [Online]. Tersedia: http://lalabudianti. blogspot.com/2011/12/kajian-ips-pada-tingkat-sekolah-dasar.html.

Budiningsih, C.A. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Dawam, N.M. (2012). Media Pembelajaran Tiga Dimensi. [Online]. Tersedia: http://nafimubarokdawam.blogspot.com/2012/05/media-pembelajaran-tiga-dimensi.html.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

Hanifah, Nurdinah. 2009. Model Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dalam

Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Sumedang: Universitas

Pendidikan Indonesia. Kampus Sumedang.

Hidayat, Rahmat. (2011). Eksperimen Penggunaan Media Pembelajaran Model

Mock Up untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMKN 5 Bandung pada Mata Diklat Menggambar Teknik. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Jimar. (2010). Upaya Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dan Prestasi Belajar

dengan Menggunakan Media Benda Asli (Mock-Up) Kompetensi Listrik Otomotif pada Siswa Kelas XI TKRA Semester 2 SMKN 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta : Tidak Diterbitkan.

Kasbollah, Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjendikti

Miracle. ( 2012 ). Bahan Pembelajaran Sederhana. [Online]. Tersedia: http:// MoM - Miracle of Me.blogspot.com/2012/03 Bahan Pembelajaran Sederhana. html.


(6)

123

Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rofiq, A.M. (2012). Media Tiga Dimensi Komputer Internet. [Online]. Tersedia : http://Muhammad Ainur Rofiq.blogspot.com/2012/12/ media-tiga-dimensi-komputer-internet.html.

Ruswandi, Uus, dkk. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Insan Mandiri.

Sadiman, Arief dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persda.

Sagala, Syaiful. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKN UPI Press.

Sudirman. (1991). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persda.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Sumadayo, Samsu. ( 2013 ). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sumantri, M. dan Permana, J. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Supriatna, dkk. 2006. Pendidikan IPS SD. Bandung : UPI PRESS.

Syamsiyah, Siti. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD / MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BENDA CAIR DI KELAS III SDN CIKAMUNING KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 40

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 35

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS III SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 44

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR BATANG TUMBUHAN DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 40

PENERAPAN METODE MIND MAP JARING LABA-LABA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH-TOKOH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sukakerta Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 2 34

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV PADA MATERI SIFAT-SIFAT BUNYI (Penelitian Eksperimen Di Kelas IV SDN Gudang Kopi dan SDN Darangdan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 39

PENGGUNAAN MEDIA KARTU STOPAN MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Ketib Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Su

7 16 49

PENGGUNAAN MEDIA ALL IN ONE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA ISLAM DI INDONESIA ( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pakuwon II Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ).

0 1 49

PENGGUNAAN MEDIA AMINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN GARDUSAYANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Gardusayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang).

0 4 45

this PDF file PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Kenampakan Permukaan Bumi Kelas IIIA SDN Sindangraja Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumeda

0 2 10