PENERAPAN PENDEKATAN “5 M” UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG SIFAT – SIFAT CAHAYA :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014:

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN

5 M

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG SIFAT

SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Ahmad Fauzi

1007673

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== =====

PENERAPAN PENDEKATAN

5

M”

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG SIFAT

SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh Ahmad Fauzi

1007673

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ahmad Fauzi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yangberjudul ”Penerapan Pendekatan “5 M” (Mengamati , Menanya, Mengumpulkan informasi / experimen, Mengasosiasikan / mengolah informasi, dan Mengkomunikasikan) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang “Sifat – sifat cahaya ”(Penelitian Tindakan Kelas di kelas V D SDNLimusnunggal 01Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014) ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Mei 2014 Yang membuat pernyataan,

Ahmad Fauzi NIM. 1007673


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

AHMAD FAUZI 1007673

PENERAPAN PENDEKATAN

5

M “

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

TENTANG SIFAT – SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Dharma Kesumah, M.Pd NIP. 195509271985031001

Pembimbing II

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP 19590508 198403 1 002

Diketahui,


(5)

Drs. Nana Djumhana, M.Pd. NIP 19590508 198403 1 002


(6)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

AhmadFauzi 1007673, PenerapanPendekatan “5M” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat – sifat Cahaya di Kelas V SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, tahun pelajaran 2013 - 2014

Abstract: Implementation Approach "5M" To Improve Student Results in Science Lesson About Properties - properties in Class V Light SDN Limusnunggal 01 Sub Cullinan Bogor, academic year 2013-2014.

The process of action research is done two cycles, the first cycle consisted of three meetings while the second cycle consists of one session and each consists of four main actions: planning, action, observation, and reflection. End of each cycle tests performed using instruments about. Then the results obtained at the first meeting and the second meeting were averaged to be the end result of each cycle. The results showed that the average value of learning outcomes in prasiklus 53 with a percentage of success (25%) based on the KKM 70, in the first cycle while scoring 70 second cycle gain value of 84.13. Percentage of successful first cycle (65%) and second cycle (90%). Similarly, the observation of students showed an increase in learning motivation, cooperation, and student activity. This study concludes that the application of the "5M" Observe, inquire, gather information / experiment, Associate / process information, and Communicating)

Abstrak :PenerapanPendekatan “5M” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat – sifat Cahaya

Yang

menjadilatarbelakangdaripenelitianiniadalahkurangnyakreativitassiswadan guru dalammetodepembelajarantersebutmenyebabkanpembelajaranpasifdanhasiltestulis rendah, sebagianbesarsiswamemperolehnilai yang belummencapai KKM matapelajaranIlmuPengetahuanAlam di SDN Limusnunggal 01 yang telahditetapkanyaitu 70. Hal initerbuktidengan data yang


(7)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkanbahwaberdasarkanhasilulanganpelajaran IPA di kelas V D tahun 2014, tentang“Sifat – sifatcahaya”menunjukkanhasil yang tidakmemuaskan.Hanya10 siswaatau 25% yang mampumencapainilai di atas KKM dansebanyak30 orang siswaatau 75 % hasiltessiswamasihberada di bawah

KKM. Dalam proses pembelajaranmenyebutkansumber-

sumbercahayadanmenemutunjukkansifat- sifatcahaya, dan penggunaan alatperagamerupakan hal yang paling menentukanprestasi belajar agar paling tidak 75% siswadiharapkanmampumencapainilai di atas KKM. Untukmemecahkanmasalahtersebutditerapkan model pembelajaran “5 M” dan model tersebutmempunyaikelebihanyaitu rasa ingin tau, mengamati, mencoba, menanya, menyaji, menalardanmenciptakaryasederhanaakantumbuhdalam proses pembelajaran, kerjasamasesamasiswaterwujuddengandinamis, munculnyadinamikagotongroyong yang merata di seluruhanakdidik. SemogadenganmenggunakanMetodeDemontrasiinidapatmenjadikanmasukkanbag

ipara guru yang

kreatifdaninteraktifsehinggapembelajaranmenjadimenyenangkanuntukparasiswa.


(8)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan

ABSTRAK…………...…...………...………... I

KATA PENGANTAR..…......………..………... Ii

DAFTAR ISI……….……….. ... Iv

DAFTAR TABEL ………..... Vi DAFTAR GAMBAR… ...……….………...……….…….. Vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..………... 1

B. Rumusan Masalah ……..……….. 3

C. Tujuan Penelitian ……….………..……….. 3

D. ManfaatPenelitian ………..………... E. Definisi Operasional ... 3 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendekatan “5 M”...…………...………... 5

B. Pengertian Hasil Belajar …...…………... 11

C. Pembelajaran IPA ……...………... 16

D. Sifat – sifat Cahaya ... 18

E. Kelebihan dan kelemahan “5M”... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, tempat dan waktu penelitian………...……… 23

B. Design Prosedur Perbaikan Pembelajaran... 24

C. Teknik Analisis Data...………....……… 26


(9)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Penelitian... 28 B. Deskripsi Penelitian ...

1. Siklus I ... 30 2. Siklus II ... 34 C. Hasil Penelitian ...………...

1. Observasi ... 43 2. Tes ...

D. Hasil Penelitian siklus II ... E. Refleksi ( membandingkan ) ...

43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan....………...………... 54 B. Saran...………... 55

DAFTAR PUSTAKA 57


(10)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2. 1

3. 1

KeterkaitanantaraLangkahPembelajarandenganKegiatanBelajardanMakna nya...

Pelaksanaan Penelitian 2 Siklus ...

6

2 2 4.

1Refleksi awal nilai ulangan Ilmu Pengetahuan Alam... 2 8 4.

2Hasilevaluasi yang diperolehdaritesakhirpembelajaransiklus I...

4 3 4.

3Perbandingan presentase prasiklus dan siklus 1 ...

4 5 4.

4Perbandingan presentase prasiklus, siklus 1 dan Siklus II ...

4 8 4

. 5

Rekapitulasi Nilai dan ketuntasan ... 5 4


(11)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

3.1 AlurPTK ... 23

2.1 Percobaan sifat cahaya merambat lurus ... 20

2.2 Contohsifat berkas cahaya matahari ... 21

2.3 Contoh pembiasan cahaya pada gelas berisi air dan pinsil ... 21

2.4 Contoh cahaya akan dipantulkan bila terkena benda ... 21

2.5 Cahayamenembuspelastik ... 21

2.6 Hukum pemantulan cahaya ... 21


(12)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya


(13)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menuntut keaktifan dari siswa diantaranya adalah pembelajaran IPA yang berhubungan dengan pengalaman dan kehidupan sehari-hari yang pernah dialami siswa. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan seharusnya melibatkan secara penuh aktivitas siswa.

Guru harus mampu menentukan suatu pendekatan dan metode yang sesuai untuk pembelajaran IPA sehingga lebih menarik, dekat dengan kehidupan siswa, dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal melalui berpikir reflektif, kritis, dan kreatif dengan melibatkan hal-hal yang dekat dengan lingkungan sekitar siswa. Siswa dilibatkan dalam suasana kehidupan nyata, yang penuh dengan permasalahan yang harus diteliti dan dipikirkan secara kritis, siswa dilatih membangun pengetahuan sendiri melalui pengalaman belajar yang dirancang guru, selanjutnya siswa mampu berlaku dan bertindak berdasarkan pengetahuannya yang telah mereka temukan sendiri.

Guru beranggapan siswa mempunyai kecerdasan yang sama dalam pembelajaran IPA materi Sifat – sifat cahaya. Siswa dituntut dapat melakukan pembelajaran secara maksimal. Sementara kemampuan atau kecerdasan untuk mendukung hal itu tidak dimiliki walaupun ada penanaman konsep pada siswa , namun itu hanya sebuah ceramah di kelas, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan menjenuhkan siswa yaitu selama belajar mengajar berlangsung, guru hanya menjelaskan materi, kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan penjelasan guru dan membuka buku paket siswa sesuai topik bahasan. Selanjutnya


(14)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah menjelaskan materi kemudian guru memberikan contoh sesuai yang ada dibuku paket.

Pada saat menjelaskan materi, Guru tidak menggunakan media atau alat peraga pembelajaran sebagai alat bantu untuk mempermudah pemahaman siswa sehingga siswa tidak banyak terlibat selama proses pembelajaran berlangsung, siswa hanya menerima penjelasan Guru maka siswa kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.

Pada saat Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal – soal latihan, hasil tes menunjukkan bahwa siswa belum paham tentang meteri sehingga hasil tes tidak sesuai dengan yang diharapkan, karna pemahaman siswa terhadap materi masih kurang.

Kegiatan pembelajaran tersebut menyebabkan pembelajaran pasif dan hasil tes tulis rendah, sebagian besar siswa memperoleh nilai yang belum mencapai KKM mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN Limusnunggal 01 yang telah ditetapkan yaitu 70. Hal ini terbukti dengan data yang menunjukkan bahwa berdasarkan hasil ulangan pelajaran IPA di kelas V D tahun 2014, tentang

“Sifat –sifat cahaya” menunjukkan hasil yang tidak memuaskan. Hanya 10 siswa atau 25%yang mampu mencapai nilai di atas KKM dan sebanyak 30 orang siswa atau 75 % hasil tes siswa masih berada di bawah KKM. Dalam proses pembelajaran menyebutkan sumber- sumber cahaya dan menemutunjukkan sifat- sifat cahaya, dan penggunaan alat peraga merupakan hal yang paling menentukanprestasi belajar agar paling tidak 90% siswa diharapkan mampu mencapai nilai di atas KKM. Untuk memecahkan masalah tersebut diterapkan model pembelajaran “5 M” dan model tersebut mempunyai kelebihan yaitu rasa ingin tau, mengamati, mencoba, menanya, menyaji, menalar dan mencipta karya sederhana akan tumbuh dalam proses pembelajaran, kerjasama sesama siswa terwujud dengan dinamis, munculnya dinamika gotong royong yang merata di


(15)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seluruh anak didik. Model pembelajaran “5M” yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran bertujuan untuk menjembatani ilmu pengetahuan yang masih terkesan hapalan dan membosankan agar menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Kondisi tersebut merupakan permasalahan yang harus segera diatasi, salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: PENERAPAN PENDEKATAN “5 M” UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATA PELAJARAN IPATENTANG SIFAT SIFAT CAHAYA

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-masalah penelitian yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:

 Apakah Penerapan Pendekatan “5M” dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V D di Sekolah Dasar Negeri Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi , Kabupaten Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk ;

 Mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan

menggunakan Pendekatan “5 M”

 Pengembangan pembelajaran IPA pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.


(16)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai berikut:

a. Bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan ; 1) Hasil belajar

2) Motivasi dan minat tentang konsep-konsep pada mata pelajaran IPA. 3) Keterampilan tentang konsep IPAyang sedang dipelajari.

b. Bermanfaat bagi Guru ;

1) Sebagai alternatif bagi pembelajaran IPA khususnya tentang pokok bahasan sifat- sifatcahayamelalui penerapan pendekatan “5M”.

2) Memberikan pengalaman ilmiah untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “ 5 M “. 3) Membantu untuk menyampaikan konsep IPA yang abstrak supaya

lebih konkret dan mudah dipahami siswa.

4) Mengembangkan potensi dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan “5 M” (Mengamati , Menanya, Mengumpulkan informasi / experimen, Mengasosiasikan / mengolah informasi, dan Mengkomunikasikan).

c. Bermanfaat bagi Sekolah ;

1) Sebagai contoh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

2) Sumbangan pemikiran dalam mengembangkan dan meningkatkan pembelajaran IPA khususnya mutu serta kualitas pendidikan di sekolah.


(17)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada beberapaistilah yang

perludijelaskansecarakonkret/operasionaldalammengukurkeberhasilandalampeneli tianini, antara lain:

1. Pendekatan “5M”yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sudutpandangdalampembelajaran yang memberikankesempatan siswauntuk membangun pengetahuannyamelaluikegiatandanpengalamanbelajarsiswa melalui prinsip belajar sebagai berikut:(1) Mengamati ; (2) Menanya ; (3) Mencoba / Experimen (4) Mengasosiasi / mengolah informasi (5) Mengkomunikasikan / membuat hasil karya berkaitan dengan pembelajaran 2. Kriteria keberhasilan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu proses

pembelajaran dianggap berhasil apabila ; (1) rata – rata siswa melebihi nilai KKM 70, (2) terjadi peningkatan yang signifikan baik sikap siswa maupun hasil belajar, (3)ketuntasan belajar siswaSesuai dengan ketentuan dalam KBK (Sunoto, 2002 : 93), siswa tuntas belajar, bila telah 75% menguasai kompetensi atau sekurang-kurangnya harus mencapai skor minimal 75 . Dalam pola ini ditentukan bahwa seorang siswa yang mempelajari unit satuan pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika siswa yang bersangkutan telah menguasai sekurang-kurangnya 75% dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan, (Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 14).

3. Hasilbelajar yang dimaksuddalampenelitianiniyaitu kemampuan kognitifyang diperoleh siswa setelah terjadinyaproses pembelajaran, yang ditunjukkandengannilaiskortes yang diberikanoleh guru setiapselesaipembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan uraian pada siklus 1 dan tes tertulis bentuk uraian pada siklus 2.


(18)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian

a. Penerapan dan Pendekatan “5 M”Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang saya dapatkan dari http://kbbi.web.id/terap-2, penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran seringkali dirangkai dengan kata “metode” sebab kedua kata tersebut berhubungan erat satu sama lain. Keduanya membahas tentang strategi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Namun keduanya terdapat perbedaan. Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam tehap perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekankan pada teknik operasional pelaksananya.

Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).


(19)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

a. mengamati; b. menanya;

c. mengumpulkan informasi/eksperimen; d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan e. mengkomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 : Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

LangkahPembel

ajaran KegiatanBelajar

KompetensiyangDikemba ngkan

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpaataudenganalat)

Melatihkesungguhan, ketelitian, mencariinformasi Menanya Mengajukanpertanyaant

entanginformasi yang tidakdipahamidariapa yang diamatiataupertanyaanu ntukmendapatkaninfor masitambahantentangap a yang diamati

(dimulaidaripertanyaanf aktualsampaikepertanya an yang bersifathipotetik) Mengembangkankreativitas, rasa ingintahu, kemampuanmerumuskanper tanyaanuntukmembentukpik irankritis yang perlu

untukhidupcerdasdanbelajar sepanjanghayat Mengumpulkanin formasi/ eksperimen - melakukaneksperime n

- membacasumber lain selainbukuteks - mengamatiobjek/ kejadian/ - aktivitas Mengembangkansikapteliti, jujur,sopan, menghargaipendapat orang lain, kemampuanberkomunikasi, menerapkankemampuanmen gumpulkaninformasimelalui


(20)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LangkahPembel

ajaran KegiatanBelajar

KompetensiyangDikemba ngkan - wawancaradengannar asumber berbagaicara yang dipelajari, mengembangkankebiasaanb elajardanbelajarsepanjangha yat. Mengasosiasikan/ mengolahinforma si - mengolahinformasi yang sudahdikumpulkanba ikterbatasdarihasilkeg iatanmengumpulkan/ eksperimenmau pun hasildarikegiatanmen gamatidankegiatanme ngumpulkaninformas i. - Pengolahaninformasi yang dikumpulkandari yang bersifatmenambahkel uasandankedalamans ampaikepadapengola haninformasi yang bersifatmencarisolusi dariberbagaisumber yang memilikipendapat yang berbedasampaikepad a yang bertentangan.

Mengembangkansikapjujur, teliti, disiplin, taataturan, kerjakeras, kemampuanmenerapkanpros edurdankemampuanberpikir induktifsertadeduktifdalam menyimpulkan . Mengkomunikasi kan Menyampaikanhasilpen gamatan, kesimpulanberdasarkan hasilanalisissecaralisan, tertulis, atau media lainnya Mengembangkansikapjujur, teliti, toleransi, kemampuanberpikirsistemat is, mengungkapkanpendapatde ngan singkatdanjelas,


(21)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LangkahPembel

ajaran KegiatanBelajar

KompetensiyangDikemba ngkan

danmengembangkankemam puanberbahasa yang

baikdanbenar.

Pendekatan “5M” menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.

Peran guru menurut (John W Santrock, 2004:510) keberhasilan dan prestasi dapat diraih dari proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku, artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama untuk mencapai suatu tujuan.” Jadi dapat

disimpulkan bahwa pendekatan “5M” merupakan

sudutpandangdalampembelajaran yang

memberikanpeluangbagisiswauntuksemangat belajar melalui kegiatan ; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen; mengasosiasikan/mengolah informasi; dan mengkomunikasikan. melaluikegiatandanpengalamanbelajarsiswa.

Menurut Jeffrey H. Dyer, Hal B. Gregersen, dan Clayton M. Christensen dari Universitas Harvard mengembangkan pemikiran besarnya sehingga melahirkan pemikiran yang mengubah pemikiran dunia pendidikan. Buah pikirannya ditulis dalam The Innovator’s DNA (2009). Inti laporannya menyatakan bahwa inovator memiliki empat aktivitas utama dan satu ciri khas berpikirnya sehingga mereka menjadi berbeda.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).


(22)

Langkah-Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

a. Mengamati (observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.

b. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari


(23)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

c. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen,


(24)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

d. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepadayang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau


(25)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.

e. Mengkomunikasikan

Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau

menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimanadisampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan secara umum pendekatan “5M” dalam pembelajaran memiliki prinsip bahwa pembelajaran yang dilakukan menekankan kepada: 1) mengamati, 2)


(26)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menanya, 3) mengumpulkan informasi/eksperimen; 4) mengasosiasikan/mengolah informasi; dan 5) mengkomunikasikan.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajardapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya seseorang dikatakan belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya.

Menurut Gagne (1984) dalam modul UPI belajar dan pembelajaran, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Definisi belajar dijelaskan oleh Driscoll (2000) yaitu perubahan yang terus menerus dalam kinerja atau potensi kinerja manusia. Oemar Hamalik (1995) berpendapat, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedengkan menurut Nana Syaodih (1970), Belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman.

Pengertian belajar juga dijelaskan oleh James LM (2000), Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri, dan memperoleh sendiri. Sementara itu Garry dan Kingsley berpendapat bahwa Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan. Konsep belajar juga dikemukakan oleh Robert dan Davies (1995) bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai fungsi praktis atau pengalaman.


(27)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentukkognitif, afektif, maupun psikomotor.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Kimble dan Garmezy, sifat perubahan perilaku dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama

Pernyataan lain diungkapkan oleh Wingo (1970:194) hasil belajar didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

b. Hasil belajar diperoleh berdasarkan pengalaman melakukan kegiatan. Dalam khazanah peristilahan pendidikan, hal ini dikenal dengan “learning by doing- yaitu belajar dengan jalan melakukan suatu kegiatan”. Pemahaman itu sendiri bersifat abstrak. Suatu abstrak akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan yang nyata, sehingga orang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak.


(28)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris Sudjana (2011:22-23) yang diuraikan sebagai berikut:

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerak dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan dan ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang mendapat perhatian dari peneliti, karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi dari pembelajaran.Sudjana (1989: 22-23) menjelaskan bahwa ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomototis berkenaan dengan hasil belajar keterampilan


(29)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar siswa terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada umumnya hasil belajar dinilai melalui tes, baik tes uraian maupun tes objektif. Pelaksanaan penilaian bisa secara lisan, tulisan, dan tindakan atau perbuatan. Karena tes uraian memiliki kelebihan sebagai berikut Sudjana, (2011:36):

a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;

b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa; c) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem

solving);

d) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu lama, guru dapat secara langsung proses berpikir siswa tersebut.

Maka penilaian hasil belajar dalam penelitian ini dilakukan melalui tes uraian yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk mengukur hasil belajar dalam mengukur proses mental atau kognitif siwa dan untuk mengetahui secara langsung proses berpikir siswa dalam menerapkan


(30)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendekatan konstruktivisme pada mata pelajaran IPA tentang materi Wujud Benda dan Sifatnya.

3. Faktor yang Mendukung Hasil Belajar

Menurut Ausubel (Darmojo & Kaligis, 1993;28) faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah apa yang diketahui siswa atau konsep awal siswa.

Proses pembelajaran diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan baik bagi sistem pengajaran, guru dan terutama siswa, akan teteapi pada kenyataannya dalam usaha pencapaian tujuan tersebut terkadang tidak berjalan sesuai dengan keinginan, sehingga dapat menghambat kemajuan hasil belajar. Hambatan inilah yang hars diketahui agar dapat dihindarkan sehingga tidak menimbulkan kegagalan. Menurut Muhibin Syah (2002:132) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Internal (faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa)

1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) di antaranya kondisi kesehatan, daya pendengaran dan penglihatan, dan sebagainya.

2) Aspek psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, di antaranya yaitu kondisi rohani siswa, tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa.

b. Faktor Eksternal (faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa)

1) Lingkungan sosial, seperti para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas, masyarakat, tetangga, teman-teman bermain, orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.


(31)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Lingkungan non sosial, seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar, dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisien proses pembelajaran materi tertentu.

C. Pembelajaran IPA

1. HakikatdanKarakteristikPembelajaran IPA

Ari Widodo, Sri Wuryastuti, dan Margareta (2010:4) Sains merupakan bentuk pengindonesiaan kata bahasa inggris “science” yang artinya “ilmu”. Dalam pengelompokan ilmu (science), ilmu di kelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu “social sciences” atau ilmu-ilmu social dan “natural sciences” atau ilmu-ilmu alamiah. Dalam perkembangan selanjutnya “natural sciences” sering disingkat menjadi sciences saja. Karna itu sciences selanjutnya digunakan untuk ilmu-ilmu alamiah dalam bahasa indonesia kata “sciences” kemudian diindonesiakan menjadi “sains”. Karena itu kita mengenal kata “sains”, “sains dan teknologi” merupakan padanan. Kini sudah jelas bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam” atau “sains” merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiannya adalah alam dan proses-proses yang ada di dalamnya.

Wahyana dalam Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada


(32)

gejala-Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gejala alam. tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Pengertian dari IPA telah banyak diungkap oleh para ahli, baik IPA sebagai batang tubuh atau materi dari ilmu kealaman maupun proses dalam pencapaiannya. Beberapa pendapat para ahli tentang IPA diantaranya: Jenkins &Whitefield: 1974; Conant: 1975 dalam(Praginda, 2009) berpendapat bahwa IPA merupakanrangkaiankonsepdanskemakonseptual yang salingberhubungan yang

dikembangkandarihasileksperimentasidanobservasisertasesuaiuntukeksperime ntasidanobservasiberikutnya.

Lebihlanjut, Davis dalambukunyaOn the Scientific Methods yang dikutipoleh Chalmers (Praginda, 2009),menyatakansainssebagaisuatustruktur

yang dibangundarifakta-fakta. Bronowski,

seorangsaintisdanjugafilosoftentangsains,

menyatakansainsmerupakanorganisasipengetahuandengansuatucaratertentuber upapenjelasanlebihlanjutmengenaihal-hal yang tersembunyi yang ada di alam.

Dengandemikian, IPA merupakan pengetahuan ilmiah (yang meliputi fakta, konsep, dan prinsip, gagasan-gagasan atau ide, teori, hukum-hukum dan model-model) tentang alam sekitar yang diperoleh melalui proses ilmiah (eksperimen dan observasi) yang dilakukan melalui indera dengan interaksi dua arah, serta berkaitan dengan pengembangan sikap ilmiah, tindakan dan mengandung nilai-nilai atau manfaat (misalnya keingintahuan, kejujuran, terbuka, objektif, kerja keras, kecermatan, disiplin dan percaya diri).

Berdasarkan pengertian-pengertian IPA yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa padahakikatnya IPA merupakanilmupengetahuantentanggejalaalam yang dituangkanberupafakta,


(33)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep, prinsipdanhukum yang

terujikebenarannyadanmelaluisuaturangkaiankegiatandalammetodeilmiah. LebihlanjutlagiWidodo (2010:10) mengatakan bahwa karakteristik IPA meliputi tiga unsur utama meliputi:

a. Sains sebagai sikap yaitu sikap ilmiah yang terbentuk karena sifat sains itu sendiri yang meliputi rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, dan IPA bersifat open ended.

b. Sains sebagai proses yaitu metode ilmiah berupa keterampilan atau kemampuan dasar bekerja ilmiah yang sering disebut sebagai keterampilan proses diantaranya: (1) keterampilan mengamati; (2) keterampilan merencanakan dan melaksanakan percobaan; (3) keterampilan menafsirkan dan menarik kesimpulan; dan (4) keterampilan mengkomunikasikan informasi.

c. Sains sebagai produk yaitu berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum yang ditemukan atau dikemukakan oleh para ahli.

Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada prosespembelajaran IPA di sekolah.

Dalam strategipembelajaran MIPA yang

dipublikasikanolehDepdiknas (2008)pembelajaran IPA di sekolah diharapkan:


(34)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsungyang berdampak pada sikap siswa yang mempelajari IPA.

“Fokus pembelajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia keseharian mereka dimana mereka tinggal dan hidup”. (Djumhana, 2011).

Pembelajaran IPA terutama lebih menekankan aspek proses bagaimana siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut bagi perkembangan siswa itu sendiri. Pembelajaran IPA melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik maupun aktivitas mental, dan berfokus pada siswa, yang berdasar pada pengalaman keseharian siswa dan minat siswa. Pembelajaran IPA di SD mempunyai tiga tujuan utama : mengembangkan keterampilan ilmiah, memahami konsep IPA, dan mengembangkan sikap yang berdasar pada nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajarannya.

Berdasarkan jenjang dan karakteristik perkembangan intelektual anak seusia siswa SD maka penyajian konsep dan keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (konkrit) ke abstrak; dari mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke jauh. Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada pada/di sekitar siswa dan yang dikenal, diminati serta diperlukan siswa.


(35)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran IPA sebagai media pengembangan potensi siswa SD seharusnya disesuaikan dengan karakteristik pendidikan IPA dan karakteristik anak yang berada pada masa perkembangan kognitif operasional konkrit. Jika hal ini dilaksanakan dengan tepat maka pembelajaran IPA di SD akan mampu mefasilitasi perkembangan potensi sikap, berpikir, berperilaku dan keterampilan dasar scientist yang terdapat pada diri siswa.

Proses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.

D. Tentang Sifat – sifat Cahaya

Menurut Robert Grosseteste (Inggris) scholarum. dalam online http://yhmetri-physics.blogspot.com/2010/12/teori-teori-cahaya-menurut-para-ahli.htmlMagister dari Universitas Oxford dan pendukung pandangan bahwa teori

- Siswa kelas V 47,5 % belum mencapai KKM

- KBM Penerapan “5M”

- Meningkatkan hasil belajar siswa


(36)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus dibandingkan dengan observasi, Grosseteste menganggap bahwa sifat cahaya memiliki arti khusus dalam filsafat alam dan menekankan pentingnya matematika dan geometri di mereka belajar. Dia percaya bahwa warna terkait dengan intensitas dan bahwa mereka memperpanjang dari putih menjadi hitam, putih yang paling murni dan berbaring di luar merah dengan hitam tergeletak di bawah biru. pelangi itu menduga sebagai akibat refleksi dan refraksi cahaya matahari oleh lapisan dalam 'awan berair' tapi pengaruh tetesan individu tidak dianggap. Dia memegang melihat, bersama dengan orang-orang Yunani sebelumnya, bahwa visi melibatkan emanasi dari mata ke objek yang dirasakan.

Jenis dan sifat – sifat cahaya

o Sumber cahaya contohnya ; matahari, senter, lampu, lilin, kunang-kunang o Sifat sifat cahaya diantaranya ;

a. Cahaya merambat lurus Contoh:

1) Berkas cahaya yang merambat dari proyektor bioskop ke layar. 2) Terjadinya bayangan benda karena benda itu terhalangi cahaya. 3) Masuknya sinar senter melalui suatu lubang.

b. Cahaya dapat menembus benda-benda bening. Pada saat merambat, cahaya dapat terhalang suatu benda. Jika mengenai suatu benda, ada tiga kemungkinan yang akan terjadi.

- Cahaya tidak diteruskan. - Cahaya diteruskan sebagian.

- Cahaya diteruskan seluruhnya

contoh benda bening: gelas, kaca, botol dan air yang bening. c. Cahaya dapatdibiaskan


(37)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2.1 percobaan cahaya merambat lurus

Gambar 2.2

Berkas cahaya matahari gambar 2.4 Cahaya akan merupakan berkas sejajar dipantulkan ketika

mengenai suatu benda. Gambar 2.3

Pembiasan cahaya

Gambar 2.5

Cahaya menembus pelastik

Gambar 2.6


(38)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan “5 M”

Berikut kelebihan dan kelemahan pendekatan “5 M” dibandingkan dengan proses pembelajaran konvensional.

a. Kelebihan

1. Pembelajaran diperoleh siswa melalui pengalaman langsung

2) Pendekatan “5 M” dapat diterapkan untuk berbagai macam materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, serta latihan memecahkan masalah secara bersama-sama.

3) Dapat diterapkan untuk semua jenjang pendidikan atau dalam pelatihan di organisasi.

4) Pendekatan “5 M” membuat pembelajaran lebih bermakna, karena belajar berdasarkan prinsip learning by doing (belajar sambil berbuat). 5) Menimbulkan rasa percaya diri pada siswa karena siswa merasa

mempunyai andil terhadap keberhasilan belajar.

6) Terkait dengan motivasi, pendekatan “5 M” membina kompetensi interpersonal mencakup kemampuan berkomuniksi, berkolaborasi, bekerja sama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan Gambar 2.7


(39)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang lain. Kompetensi intrapersonal mencakup apresiasi terhadap keanekaragaman, melakukan refleksi diri, mengendalikan emosi, tekun, mandiri, dan mempunyai motivasi intrinsik.

b. Kelemahan

1) Memerlukan waktu yang cukup banyak bagi setiap siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.

2) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dengan pendekatan tersebut.

3) Pendekatan “5 M” yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar yang dipilih dengan sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi pendekatan “5 M”.

4) Memerlukan format penilaian yang berbeda.

5) Guru memerlukan kemampuan khusus untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan pendekatan “5 M”.


(40)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek,Tempat, Waktu Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah pendidik sebagai peneliti, sedangkan peningkatan hasil belajar siswa sebagai akibat dari perbaikan kinerja pendidik yaitu siswa kelas V D SDN Limusnunggal 01 tahun pelajaran 2013-2014 yang berjumlah 40 orang siswa dengan rincian 14 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SDN Limusnunggal 01 yang beralamat di jalan raya Narogong – Bekasi KM.16, Desa Limusnunggal Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Peneliti mengambil lokasi ini dengan pertimbangan mengajar pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013-2014.

Tabel 3.1 Pelaksanaan Penelitian 2 Siklus

No Hari /tgl Waktu Jam Pelajaran

Acara Tindakan

Jum

Siswa Ket 1 Selasa, 22-04-2014 13.00-14.10 1 dan 2 Prasiklus 40 Guru Kelas 2 Kamis, 24-04-2014 15.55-16.30 5 dan 6 Siklus 1

Pertemuan 1

40 Kolaborator: 2 orang guru 3 Selasa, 29-04-2014 13.00-14.10 1 dan 2 Siklus 1

Pertemuan 2

40 Kolaborator: 2 orang guru 4 Kamis, 8-05-2014 15.55-16.30 5 dan 6 Siklus 1

Pertemuan 3

40 Kolaborator: 2 orang guru


(41)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut IGAK Wardani, PTK bertujuan untuk memperbaikai pembelajaran.Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus,selama kegiatan penelitian dilakukan.Olehkarna itu, dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan – pelaksanaan-observasi-refleksi-revisi. (dalam IDIK, 4008: 1.7).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Pelaksanaan

Siklus 1

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi


(42)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

Gambar 3.1 Alur PTK Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya media kartu chart (kartu gamabar) .

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, dan 2 , dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

Siklus II

Perencanaan

Pengamatan


(43)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3). Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil evaluasi

4). Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep PKn pada pokok bahasan keanekaragaman bangsa indonesia Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif).

2. Metode Pengumpulan Data

Data - data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan, metode latihan, observasi aktivitas siswa dan guru, serta tes formatif.

C. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektipan suatu metode latihan dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif


(44)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

N X X

Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

% 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa P

D. Indikator Keberhasilan Penelitian

Dengan adanya perbaikan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) kelas V dengan menggunakan Pendekatan “5 M”, maka indikator keberhasilan penelitian adalah dari 40 peserta didik 90% mencapai hasil belajar antara 70-100, telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 70. Indikator keberhasilan penelitian dapat diukur melalui dua aspek, yaitu :

1. Data kuantitatif, merupakan data berupa angka atau bilangan baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun data yang diperoleh dengan cara merubah data kualitatif menjadi kuantitatif.

2. Data kualitatif, merupakan data berupa kalimat atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas obyek yang diteliti.


(45)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 Tim kolaborasi terdiri dari pendidik teman sejawat dari sekolah SDN Limusnunggal 01.

Kolaborator: 1. Nama : Buhori Muslim, S.H, M.H. NIP. : 196001011982021002 Jabatan : Kepala Sekolah

2. Nama : Sunardi, S.Pd.

NIP. : 196004271983051001 Jabatan : Guru kelas V

Tugas:

1. Membantu perencanaan tindakan.


(46)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan “5 M” untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V D SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor dalam pembelajaran IPA tentang Materi Sifat – sifat cahaya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “5 M” ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan keenam prinsip yang meliputi prinsip mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan dan mencipta karya. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “5 M”mencakup enam prinsip yaitu: 1.) prinsip mengamati dilakukan dengan mengamati hal – hal yang berkaitan dengan materi tentang penerapan Konsep sifat – sifat


(47)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cahaya ; 2) prinsip menanya dilakukan dengan menerapkan metode percobaan serta merangsang siswa untuk mau bertanya ; 3) prinsip mencoba dilakukan dengan menerapkan metode percobaan dengan cara menyediakan alat dan bahan yang sama kepada masing-masing kelompok, dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan4) prinsipmenyajikansiswabelajar menyajikan hasil diskusi didepan kelompok lainnya.5) prinsipmenciptasiswabelajar membuat karya hasil diskusi pada materi pembelajaran contohnya pembuatan periskop

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor dari siklus I dan siklus II sebesar 65% Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 45% dan pada siklus II sebesar 90%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Limusnunggal 01 pada mata pelajaran IPA tentang Sifat – sifat cahayadikatakan berhasil melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “5 M”.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan


(48)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan “5 M”.

1. Guru-guru SDN Limusnunggal 01 khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan “5 M” dapat melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan “5 M” 2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa

dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan “5 M”, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Iskandar, 1996:29 (dalam Lestiawati 2008) ”Hal ini disebabkan anak-anak yang berada dalam tahap berikir intuitif dan tahap berfikir konkrit harus bekerja dengan benda-benda konkrit dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifaat abstrak.”. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan “5 M” melalui berbagai media dengan menggunakan benda bekar atau benda disekitar lingkungannya tidak selalu siswa membeli perlengkapan media belajar.


(49)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya


(50)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ari, W (2009). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asep, H. H. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press. Asep, H. H. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Barrows, H.S. 1996. “Problem-based learning in medicine and beyond: A brief

overview” Dalam Bringing problem-based learning to higher education:

Theory and Practice (hal 3-12). San Francisco: Jossey-Bass. Benjamin Bloom–New World Encyclopedia ,dari [online] 13 September

2011http://newworldencyclopedia.org/entry/Benjamin_Bloom, Berbagi Ilmu-Taksonomi Bloom, dari [online] 14 September 2011

http://endang965.wordpress.com/2009/03/18/taksonomi-bloom, Bloom's Taxonomy [image]. (2008), dari [online] 13 September 2011http://www.thecaepepreschool.com/bloomspop.html

Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dharma. K (2010). Elaborasi .Bandung: Jurnal pedagogik.

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Ihat, H (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),[online] Tersedia:http://kbbi.web.id/terap-2 , [09 Mei Tersedia:http://kbbi.web.id/terap-2014]


(51)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2014). MateriPelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu PendidikanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Margaretta. S. Y (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press. Sumiati, Asra. (2009). Metode Pembelajaran.Bandung: Wacana Prima.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Tim Pengembangan FIP UPI; Mohamad Ali;(2007). Ilmu dan Aplikasi Bagian III ,Pendidikan Disiplin Ilmu Bandung: IMTIMA

Tim Pengembangan FIP UPI; Mohamad Ali;(2007). Ilmu dan Aplikasi Bagian IV ,Pendidikan Lintas Bidang Bandung: IMTIMA

Uyu Wahyudin. (2006). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.


(1)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan “5 M” untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V D SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor dalam pembelajaran IPA tentang Materi Sifat – sifat cahaya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “5 M” ini meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan keenam prinsip yang meliputi prinsip mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan dan

mencipta karya. Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa

(LKS), lembar observasi terbuka guru dan siswa, serta angket siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan dapat memberikan konstribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “5 M”mencakup enam prinsip yaitu: 1.) prinsip mengamati dilakukan dengan mengamati hal – hal yang berkaitan dengan materi tentang penerapan Konsep sifat – sifat


(2)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cahaya ; 2) prinsip menanya dilakukan dengan menerapkan metode percobaan serta merangsang siswa untuk mau bertanya ; 3) prinsip mencoba dilakukan dengan menerapkan metode percobaan dengan cara menyediakan alat dan bahan yang sama kepada masing-masing kelompok, dan seluruh anggota kelompok melakukan kegiatan aktif melakukan percobaan4) prinsipmenyajikansiswabelajar menyajikan hasil diskusi didepan kelompok lainnya.5) prinsipmenciptasiswabelajar membuat karya hasil diskusi pada materi pembelajaran contohnya pembuatan periskop

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SDN Limusnunggal 01 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor dari siklus I dan siklus II sebesar 65% Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 45% dan pada siklus II sebesar 90%. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Limusnunggal 01 pada mata pelajaran IPA tentang Sifat – sifat cahayadikatakan berhasil melalui pembelajaran dengan menerapkan pendekatan “5 M”.

B. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan


(3)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan “5 M”.

1. Guru-guru SDN Limusnunggal 01 khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada umumnya diharapkan dalam menerapkan pendekatan “5 M” dapat melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan “5 M” 2. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata hasil belajar siswa

dapat meningkat dengan menerapkan pendekatan “5 M”, siswa lebih senang dan tertarik pada pembelajaran sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa bagus. Hal ini sejalan dengan pernyataan Iskandar, 1996:29 (dalam Lestiawati 2008) ”Hal ini disebabkan anak-anak yang berada dalam tahap berikir intuitif dan tahap berfikir konkrit harus bekerja dengan benda-benda konkrit dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifaat abstrak.”. Untuk itu diharapkan kepada guru-guru untuk selalu menggunakan benda konkret atau media yang dekat dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran supaya membuat siswa semangat dalam belajar.

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan pendekatan “5 M” melalui berbagai media dengan menggunakan benda bekar atau benda disekitar lingkungannya tidak selalu siswa membeli perlengkapan media belajar.


(4)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya


(5)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ari, W (2009). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI Press.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asep, H. H. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press. Asep, H. H. (2001). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press.

Barrows, H.S. 1996. “Problem-based learning in medicine and beyond: A brief overview” Dalam Bringing problem-based learning to higher education: Theory and Practice (hal 3-12). San Francisco: Jossey-Bass.

Benjamin Bloom–New World Encyclopedia ,dari [online] 13 September 2011http://newworldencyclopedia.org/entry/Benjamin_Bloom, Berbagi Ilmu-Taksonomi Bloom, dari [online] 14 September 2011

http://endang965.wordpress.com/2009/03/18/taksonomi-bloom, Bloom's Taxonomy [image]. (2008), dari [online] 13 September 2011http://www.thecaepepreschool.com/bloomspop.html

Budiningsih, A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dharma. K (2010). Elaborasi .Bandung: Jurnal pedagogik.

Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Ihat, H (2010). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Imade Alit Marina; Wandy Praginda. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA

Untuk Guru SD & SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),[online] Tersedia:http://kbbi.web.id/terap-2 , [09 Mei Tersedia:http://kbbi.web.id/terap-2014]


(6)

Ahmad Fauzi, 2014

Penerapan Pendekatan 5 M Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2014). MateriPelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu PendidikanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Margaretta. S. Y (2009). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press. Sumiati, Asra. (2009). Metode Pembelajaran.Bandung: Wacana Prima.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Tim Pengembangan FIP UPI; Mohamad Ali;(2007). Ilmu dan Aplikasi Bagian

III ,Pendidikan Disiplin Ilmu Bandung: IMTIMA

Tim Pengembangan FIP UPI; Mohamad Ali;(2007). Ilmu dan Aplikasi Bagian

IV ,Pendidikan Lintas Bidang Bandung: IMTIMA

Uyu Wahyudin. (2006). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

BAB 11 PENERAPAN SIFAT SIFAT CAHAYA

0 16 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 01 SUKA AGUNG BARAT KECAMATAN BULOK

1 5 41

PENERAPAN VARIASI ONGOING ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Penelitian Tindakan Kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning)

0 9 51

PENERAPAN VARIASI ONGOING ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA. (Penelitian Tindakan Kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning)

2 7 52

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

0 3 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN BUGEL 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 16

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH SISWA KELAS V MI KRANDON LOR 01

0 0 155

PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SD N DADIREJO 01 MARGOREJO PATI

0 0 22

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V TAHUN PELAJARAN 20122013 Erha Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman erha372gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL B

0 2 12