PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

Oleh

FATMA DWI HARTINI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

i

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

(PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013) Oleh

Fatma Dwi Hartini

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar biologi siswa pada mata pelajaran IPA merupakan indikasi bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini belum optimal. Hal ini dilihat dari hasil belajar IPA siswa SMP PGRI 2 Braja Selebah kelas VII masih rendah. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 64 % dari 25 siswa belum mencapai nilai KKM ≥ 65. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa pada sub materi peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas yang berkalaboratif, dilakukan sebanyak 3 siklus, siklus I terdiri atas 3 kali pertemuan, siklus II dan III terdiri atas 2 kali pertemuan. Model pembelajaran yang digunakan adalah model inkuiri terbimbing. Data yang ditampilkan adalah aktivitas yang terdiri atas : bertanya pada teman, menjawab pertanyaan, mengisi LKS, memperhatikan penjelasan guru, dan melakukan kegiatan diskusi. Data hasil belajar diperoleh dari tes formatif. Data dianalisis dengan secara diskriptif .


(3)

ii

sebesar 88% indikator sangat tinggi pada kegiatan mengisi LKS yaitu 91% dengan kriteria sangat tinggi, pada siklus ini siswa sangat antusias mengerjakan dan melengkapi lembar kerja siswa. Sedangkan yang terendah pada siklus I sebesar 61% indikator terendah pada bertanya pada teman dan menjawab pertanyaan 28% dengan kriteria rendah, pada siklus I kebanyakan siswa tidak mempunyai keberanian dan takut salah serta siswa belum terbiasa belajar mengunakan model inkuiri terbimbing. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada siklus I sebesar 58, siswa tuntas (48%) siklus II sebesar 64 siswa tuntas (60%) dan siklus III sebesar 72 siswa tuntas (84%) . Dengan persentase siswa tuntas belajar pada pra PTK 45 % . Kesimpulan penelitian ini menunjukkan dengan penerapan model inkuiri terbimbing ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII semester ganjil T.P. 2012-2013 pada materi peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.


(4)

(5)

(6)

(7)

xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

F. Kerangka Pikir ... 5

G. Hipotesis Tindakan ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model inkuiri ... 9

B. Model inkuiri terbimbing ……… 10

C. Aktivitas belajar ... 12

D. Hasil belajar ………. 14

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

B. Prosedur penelitian ... 16

C. Tahap evaluasi ... 19

D. Refleksi ... 19

E. Instrumen ………. 21

F. Jenis Data dan Tekhnik Pengambilan Data ... 26

G. Teknik Analisis Data ... 26

H. Indikator Keberhasilan ... ... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29


(8)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN 1. Silabus ... 65

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

3. Lembar Kerja Siswa ………. 81

4. Soal tes formatif . ... 108

5. Kisi-kisi Soal Formatif ... 111

6. Catatan Lapangan Guru ……… 117

7. Data Aktivitas Siswa Yang Relevan ……… 120

8. Data Aktivitas Siswa Yang Tidak Relevan……… 124

9. Data Hasil Belajar Siswa……… 128


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan tangan, untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling

memberikan semangat. Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang memuaskan (Nasution, 2000:94).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Pada saat siswa belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila siswa tidak belajar maka responnya menurun (Skinner, dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Ada dua macam aktivitas, yaitu on task


(10)

pembelajaran,seperti memperhatikan pembelajaran yang sedang

berlangsung, sedangkan off task adalah aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (Hopkins;1993: 83).

Hasil refleksi di sekolah SMP PGRI 2 Braja selebah,75% siswa kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas. Dampak buruknya adalah peningkatan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa ≥ 65% . Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal.

Di temukan beberapa aktivitas siswa yang tidak relevan diantaranya adalah : Berbicara yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran (19%),

berkeliling ke kelompok lain (7%), mengerjakan tugas lain (10%), mengganggu teman kelompok (15%), tidak mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru (25%).

Jika kondisi di atas ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar IPA terpadu siswa tetap rendah, dan pembelajaran biologi jadi membosankan. Salah satu


(11)

alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan kegiatan yang mana masalah dikemukakan oleh guru atau nara sumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan yang intensif dari guru, (Oliver-Hoyo, et al

2004 :82).

Selain itu, hasil penelitian Rahayu (2007: 49) menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya diadakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam menggali kemampuan berpikir rasional siswa, pada sub materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana model inkuiri terbimbing meningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran IPA terpadu.

2. Bagaimana model inkuiri terbimbing meningkatan hasil belajar bagi siswa kelas VII dalam pembelajaran IPA terpadu.


(12)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII dengan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 2. Meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII dengan model inkuiri

terbimbing dalam pembelajaran IPA peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi siswa memberi suasana baru bagi siswa dalam proses

pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru memperoleh pengalaman dalam menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA.


(13)

E. Ruang lingkup penelitian

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model yang mana masalah dikemukakan oleh guru atau nara sumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan yang intesif dari guru. Siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya. Di metode ini siswa juga diharapkan menemukan sendiri prinsip dan konsep merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa meliputi aspek perilaku siswa yang relevan yaitu; (1) bertanya, (2) menjawab,

(3) memberikan sanggahan, (4) saling bertukar informasi, (5) kerjasama kelompok.

3. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing.

4. Nilai yang diperoleh siswa pada tes setiap akhir siklus akan

dibandingkan dengan KKM yang ada. Jika nilai sudah melebihi KKM ± 65% yang ada berarti siklus sudah selesai.

5. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, semester 2 SMP PGRI 2 Braja Selebah Lampung Timur Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa.


(14)

F. Kerangka Pikir

Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

Belajar merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sangat beragam sehingga sudah tentu tidak tiap perubahan diartikan sebagai belajar. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Untuk itu dalam belajar diperlukan aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan berjalan efektif.

Dalam pembelajaran guru perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun bertindak. Aktivitas siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan guru, dengan adanya aktivitas belajar maka pembelajaran akan memberikan perubahan bagi siswa dan guru. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas, maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk meningkatkan aaktivitas yang berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.


(15)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Adanya aktivitas dan model pembelajaran yang tepat disertai dengan pembelajaran yang benar, maka akan terjadi peningkatan hasil belajar diri siswa tersebut. Aktivitas dan hasil belajar itu penting dalam pembelajaran, karena menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat dalam prosesbelajar itu sendiri.

Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa. Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa dengan cara merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Siswa mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran dengan menggunakan konsep, sehingga konsep tersebut dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.

Penerapan model inkuiri terbimbing akan membantu siswa memahami sub materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk

mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi ini dapat membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar dan memahami solusi yang harus dilakukan agar pencemaran dan kerusakan lingkingan tersebut dapat diatasi. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk


(16)

membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru, selanjutnya siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan data yang relevan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat.

Pemecahan masalah yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok dipersentasikan didepan kelas. Evaluasi pembelajaran akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut.

Metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VII pada semester genap tahun 2012/2013 di SMP PGRI 2 Braja Selebah Lampung Timur.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis dan logis (Schmidt, 2003: 56).

Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang menekankan pada keaktivan belajar siswa (De Boer, 1991: 76). Inkuiri yang diterapkan guru dapat mengembangkan motivasi siswa menjadi lebih baik, memberikan kesempatan untuk belajar dengan mempraktekkan keterampilan intelektual, belajar berfikir rasional, memahami proses-proses intelektual dan belajar bagaimana cara belajar yang lebih baik (Orlich, et al 1998: 3). Chiapetta & Adams, (2004 :101) menyatakan bahwa inkuiri sangat berperan dalam mengembangkan: (1) pemahaman


(18)

fundamental mengenai konsep, fakta,prinsip, hokum dan teori, (2) keterampilan yang mendorong perolehan pengetahuan dan pemahaman mengenai fenomena alam, (3) pengayaan disposisis untuk menemukan jawaban pertanyaan dan menguji kebenaran pernyataan-pernyataan, (4) pembentukan sikap positif terhadap sains, dan (5) perolehan pengertian mengenai sifat-sifat sains.

Menurut Nurhadi, (2004 :23) inkuiri merupakan salah satu komponen penting dari pendekatan kontekstual dan konstruktivistik yang telah berkembang pesat dalam proses pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini.

Gulo (2002 : 91) menyatakan stategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan dan permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut oleh guru dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.


(19)

b. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa mengenai hipotesis yang mungkin. Semua gagasan yang ada, dipilih bertanya dan kerjasama kelompok merupakan salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan Data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.

d. Analisis Data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

e. Membuat Kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.


(20)

Tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (1996 :98).

Menurut Amin (1987 :77), inkuiri sebagai strategi pembelajaran memiliki beberapa keuntungan seperti: (a) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, (b) menciptakan suasana akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, (c) membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif, (d)

meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, (e) mengembangkan bakat individual secara optimal, (f) menghindarkan siswa dari cara belajar menghafal.

B. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu proses dalam pencapaian hasil belajar. Sardiman (2004 ;95) mengemukakan bahwa pada perinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berhasil dengan baik. Aktivitas siswa tidak cukup mendengarkan dan mencatat. Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.


(21)

Hamalik (2003:175-176) menyatakan manfaat lain dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa, yaitu: (1) Para siswa mencari pengalamannya sendiri dan mengalami sendiri, (2) berbuat sendiri untuk mengembangkan seluruh aspek pribadi menjadi demokrasi, (3) Para siswa belajar menurut minat dan kemampuannya sendiri, (4) Memupuk disiplin dan kerjasama dikalangan siswa dan suasana belajar yang menjadi demokrasi, (5) Mempererat hubungan dengan sekolah, masyarakat, orang tua dan guru, (6) Pengajaran dilakukan secara realitis dan konkrit untuk

mengembangkan pemahaman dan pemikiran yang kritis, (7) Pengajaran disekolah menjadi hidup, sebagaiman kehidupan dalam masyarakat.

Menurut Sardiman (2004:101) aktivitas yang melibatkan fisik maupun mental dapat dibedakan menjadi delapan jenis yaitu:

1. Visual activities, misalnya: membaca, mempehatikan pelajaran, memperhatikan gambar, demontrasi, percobaan, dan memperhatikan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening activities, misalnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing activities, misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, dan menyalin.


(22)

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat peta, membuat grafik, dan membuat diagram.

6. Motor activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat kerangka, membuat model, mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.

7. Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, mengerjakan soal, menganlisa, melihat hubungan da mengambil keputusan. 8. Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, bermain tenang dan gugup.

C. Hasil Belajar

Mujiono (2002:3-4) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Menurut Masidjo (1995 : 48), penilaian hasil belajar adalah membandingkan hasil pengukuran (skor) terhadap suatu obyek dengan acuan yang relevan sehingga dapat diperoleh suatu kualitas yang kuantitatif. Dari pendapat diatasmaka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah siswa menerima suatu pengetahuan yang duwujudkan dalam bentuk skor atau telah mengikuti tes.

Abdurrahman (1999:3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindakan belajar dan tindakan mengajar yang dilakukan oleh penyaji


(23)

pembelajaran dan pembelajar. Berdasarkan pendapat Abdurrahman diatas dapat dikatakan bahwa hasil interaksi antara siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar mencerminkan hasil dari suatu proses pembelajaran atau disebut hasil belajar.

Bloom (dalam Sudjana 2002:22) menyatakan bahwa ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemempuan bertindak. Ada empat aspek ranah psikomotoris yaitu: gerak refleks, gerak

kemampuan (abilities), kemampuanberpendapat (perceptual abilities), komunikasi (communication). Pendapat Bloom yang lain dalam Nasution (2004:165) ranah kongnitif berkenaan dengan hasil belajar yang meliputi: pengetahuan (C1), pemehaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6)


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu

Penelitian dilaksanakan di SMP PGRI 2 Braja Selebah pada semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013 Kabupaten Lampung Timur pada bulan Mei 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 14 siswa putri pada SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : a. Membuat izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan

kelompok.


(25)

nilai akademik siswa, setiap kelompok terdiri atas 5 siswa dengan ketentuan 2 siswa nilai tinggi,1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah. Nilai diperoleh dari dokumentasi guru kelas. e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan. g. Membuat perangkat test untuk mengetahui hasil belajar siswa

2. Tahap pelaksanaan

Rencana terdiri 3 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan, Tugas guru mitra mencatat aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak relevan serta mencatat aktivitas peneliti dari kegiatan pembukaan sampai penutup dan memasukan kedalam tabel yang tersedia dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing.

Skenario Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa

Pendahuluan:

a. Guru membacakan tujuan pembelajaran

b. Guru memberikan apersepsi: tentang pencemaran

lingkungan

c. Guru memberi motivasi:

a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan guru

b. Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan guru


(26)

tentang pencemaran lingkungan.

Kegiatan inti:

a. Gurumembagi dalam kelompok 4-5 siswa b. Guru membagikan LKS c. Guru meminta siswa

mengerjakan LKS d. Guru membimbing dan

fasilitator dalam kelompok belajar

e. Guru meminta salah stu kelompok untuk

mempersentasikan hasil f. Guru memberi kesempatan

bertanya atau menanggapi hasil presentasi

g. Guru membahas kembali hasil diskusi

a. Siswa membentuk kelompok

b. Siswa menerima LKS c. Siswa mengerjakan LKS

d. Siswa bertanya kepada guru

e. Kelompok yang ditunjuk mempersentasikan hasil

f. Siswa bertanya atau menanggapi hasil presentasi

g. Bersama-sama membahas kembali materi pencemaran lingkungan

Kegiatan Penutup:

a. Gurumembimbing siswa menyimpulkan materi b. Guru memberikan predikat

kepada masing-masing kelompok

c. Guru memerintahkan siswa mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya

a. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan

b. Masing-masing kelompok memperoleh predikat


(27)

Mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas yang relevan dan yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing, demikian juga aktivitas kinerja guru.

C. Tahap evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan jurnal harian, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan tes hasil belajar yang telah diisi oleh siswa, pengamat, dan guru mitra. Mencatat kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran dengan model inkuiri

terbimbing baik guru peneliti atau siswa oleh pengamat atau guru mitra.

A. Refleksi .

Kegiatan pada tahap refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi setiap siklus. Menemukan kelebihan dan kelemahan tindakan perbaikan pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan dipergunakan untuk menemukan kelebihan dan kelemahan diri dalam merancangdan melakukan tindakan sebagai acuan.


(28)

Desain Penelitian

SIKLUS 1 SIKLUS II SIKLUS III

RENCANA 1 REFLEKSI II RENCANA

PERBAIKAN

PELAKSANAAN EVALUASI II PELAKSANAAN

TINDAKAN I TINDAKAN III

OBSERVASI I PELAKSANAAN EVALUASI III TINDAKAN II

REFLEKSI I PERBAIKAN REFLEKSI III RENCANA

Gambar 1. Diagram Rencana Kegiatan Penelitian siklus I sampai dengan siklus III (Hopkins 1993 ; 48)


(29)

B. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(1). Lembar Kerja Siswa (LKS)yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran.

(2). Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. (3). Lembar tes hasil belajar yang berupa tes formatif untuk mendapatkan nilai

hasil belajar siswa. Petunjuk :

1. Isilah tiap kolom dalam rentan waktu 10 menit kejadian/aktivitas siswa yang relevan dan masukan dalam tabel yang tersedia dibawah ini 2. Gunakan tanda ijiran sesuai dengan jumlah siswa yang melakukan

aktivitas yang relevan pada waktu KBM.

Tabel 1. Aktivitas belajar siswa yang relevan

No Aktivitas Waktu (menit) 10 20 30 40 50 60 70 80 Jml % Ket 1 Memperhatikan

penjelasan guru 2 Mengisi LKS 3 Bertanya pada

teman 4 Melakukan

kegiatan diskusi 5 Menjawab per

tanyaan teman Rata-rata


(30)

Tabel 2. Aktivitas siswa yang tidak relevan

No Aktivitas

Waktu (menit)

Jml % Ket

10 20 30 40 50 60 70 80

1 Mengobrol 2 Keliling ruangan

kelas 3 Menganggu

kelompok lain 4 Tidak memperha

tikan pelajaran 5 Mengerjakan tugas

yang lain Rata-rata

Tabel 3. Hasil belajar siswa

No Nama siswa

Nilai Test

Siklus I Siklus II Siklus III

Ni lai Ketun tasan Ni lai Ketun tasan Ni lai Ketun tasan

T Td T Td T Td

1 2 3 4 5 Rata-rata Keterangan :

T = Tuntas Td= Tidak tuntas


(31)

Tabel 4. Aktivitas guru yang relevan

No Aktivitas

Keterangan

Kurang Cukup Baik Sangat baik 1 Membantu membuat

kelompok

2 Membimbing diskusi 3 Memberi tugas rumah 4 Menguasai materi 5 Mengatur waktu

Keterangan : Kurang = Skor 1 Cukup = Skor 2 Baik = Skor 3 Sangat baik = Skor 4 Tabel 5. Aktivitas guru yang tidak relevan

No Aktivitas

Keterangan

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1. Bicara diluar materi

pelajaran

2. Banyak menjelaskan 3. Penyampaian dengan

bahasa daerah 4. Banyak diam/pasif 5

Penyampaian materi tidak lancar

Keterangan : Rendah = Skor 1 Sedang = Skor 2 Tinggi = Skor 3 Sangat tinggi = Skor 4


(32)

. CATATAN LAPANGAN GURU Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas : VII

Semester : Genap

Materi : Pencemaran Lingkungan Siklus : I/II/III

1 Kegiatan awal waktu 07.30 – 07.40

………..

………

……….

.………

2. Kegiatan Inti waktu 07.40 - 09.10

………..

……….

………..

………..

3. Kegiatan Penutup waktu 09.10 – 09.20

………..

………..

………..

Braja Selebah, M e i 2013

Observer

Tuti Muawiyah, S.Pd NIP……….


(33)

ANGKET SISWA

Berikan tanda ( √ ) pada pilihan jawaban ya atau tidak dari pernyataan – pernyataan di bawah ini !

Tabel 6. Angket siswa

No Pernyataan – pernyataan Ya Tidak

1 Pembelajaran IPA hari ini sangat menbosankan 2 Pembelajaran IPA hari ini saya rasakan lebih

membingungkan

3 Pembelajaran hari ini membuat saya semakin tidak senang terhadap pelajaran IPA

4 Pembelajaran IPA hari ini sangat membantu saya dapat berbagi dengan kawan

5 Saya merasa senang belajar karena mendapat perhatian dari kawan dalam kelompok 6 Saya hari ini dapat lebih aktif dalam belajar 7 Saya dapat lebih akrab dengan teman sekelas 8 Guru membantu dan membimbing saya dalam

belajar

9 Saya mendapatkan perhatian guru yang sama dengan teman saya

10 Saya mengharapkan proses pembelajaran untuk selanjutnya dengan cara yang seperti ini


(34)

F. Data dan metode Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif, data kualitatif didapat melalui lembar observasi dan jurnal harian , data kuantitatif diperoleh melalui ters formatif.

Tabel 7. Jenis data dan instrumen pengambilan data

No Jenis data Instrumen

1

Kualitatif

a. Aktifitas siswa selama pembelajaran

1. Lembar observasi 2. Jurnal harian a. lembar observasi b. catatan lapangan c. angket

b. Kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran inkuiri

1. Lembar Observasi 2. Catatan lapangan

2 Kuantitatif

- Hasil belajar Tes tertulis

G. Tehnik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif diambil dengan cara mengamati aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing. Periode pengamatan dilakukan tiap 10 menit. Aktivitas siswa digolongkan menjadi dua yaitu aktivitas yang relevan dan aktivitas yang tidak relevan. Aktivitas yang relevan aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran seperti memperhatikan pembelajaran yang yang sedang berlangsung, sedangkan aktivitas yang tidak relevan dengan kegiatan


(35)

pembelajaran seperti ngobrol pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : tinggi (85 – 100)%, sedang (70 – 84)% dan rendah (55 – 69)%.

Cara pengelompokkan siswa untuk aktivitas yang relevan 1) Rentang kelas (R) = aktivitas tertinggi – aktivitas terendah = 100 – 56 = 44

2) Panjang interval (P) = �3 = 44

3 = 15

(1) Menentukan batas-batas kelompok

a. Kelompok Tinggi (T) = Skor 85% - 100% b. Kelompok Sedang (S) = Skor 70% - 84%

c. Kelompok Rendah (R) = Skor 55% - 69% (Sudjana, 1996)

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dianalisis. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tiap-tiap siklus , berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka siswa

dikategorikan tuntas apabila memperoleh nilai test akhir siklus ≥ 65 Untuk menentukan persentase siswa tuntas belajar mengunakan rumus : ST = x 100 %

Ket :

ST = prosentase siswa yang tuntas = banyaknya siswa yang tuntas n = banyaknya siswa.

n St


(36)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas belajar siswa berkategori aktif mencapai 75% dari jumlah siswa, 85% siswa mencapai nilai hasil belajar ≥ 65 dan, kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berkategori baik mencapai 85% .


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur T.P 2012/2013.

2. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatsi pencemaran dan kerusakan lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur T.P 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Model Inkuiri Terbimbing memiliki sintaks yang setiap tahapnya memerlukan waktu cukup lama, sehingga sebaiknya guru dapat


(38)

memanfaatkan waktu secara efektif antara lain membatasi presentasi kelompok di depan kelas dengan cara memilih beberapa kelompok saja yang mewakili presentasi. Sehingga sintaks Inkuiri terbimbing dapat dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran yang ditentukan. Pada saat proses pembelajaran menggunakan model Inkuiri Terbimbing siswa diberikan kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan masalah antara lain dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa - siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta : Grafindo. Arikunto,A. dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Instrumen dan penilaian

ranah kognitif , Afektif., Psikomotorik. Jakarta : Depdiknas. De Porter, dan Sarah S. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum

Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Eggen, P D. dan Kauchak, D P. 1996. Strategies for teachers teaching content and

thinking Skill. Boston : Allyn and Bacon.

Gulo.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Indonesia. Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Michael J. Wallace.1998. Action Reaserch Language Teachers. Cambridge. Printed in the united Kingdom at the Iminating Press

Nasution. 2004 Didaktik Azas-azas mengajar, Jakarta: Bumi Akasara. Sanjaya. 2007 . Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta : kencana Prenada .

Sardiman. 2004 Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada

Slameto. 2003 Belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta


(40)

Suryosubroto. 2002. Proses belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :


(1)

pembelajaran seperti ngobrol pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : tinggi (85 – 100)%, sedang (70 – 84)% dan rendah (55 – 69)%.

Cara pengelompokkan siswa untuk aktivitas yang relevan 1) Rentang kelas (R) = aktivitas tertinggi – aktivitas terendah = 100 – 56 = 44

2) Panjang interval (P) = �3 = 44 3 = 15 (1) Menentukan batas-batas kelompok

a. Kelompok Tinggi (T) = Skor 85% - 100% b. Kelompok Sedang (S) = Skor 70% - 84%

c. Kelompok Rendah (R) = Skor 55% - 69% (Sudjana, 1996)

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dianalisis. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tiap-tiap siklus , berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka siswa

dikategorikan tuntas apabila memperoleh nilai test akhir siklus ≥ 65 Untuk menentukan persentase siswa tuntas belajar mengunakan rumus : ST = x 100 %

Ket :

ST = prosentase siswa yang tuntas = banyaknya siswa yang tuntas n = banyaknya siswa.

n St


(2)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas belajar siswa berkategori aktif mencapai 75% dari jumlah siswa, 85% siswa mencapai nilai hasil belajar ≥ 65 dan, kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berkategori baik mencapai 85% .


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur T.P 2012/2013.

2. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing berpengaruh dalam

peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatsi pencemaran dan kerusakan lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur T.P 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Model Inkuiri Terbimbing memiliki sintaks yang setiap tahapnya memerlukan waktu cukup lama, sehingga sebaiknya guru dapat


(4)

memanfaatkan waktu secara efektif antara lain membatasi presentasi kelompok di depan kelas dengan cara memilih beberapa kelompok saja yang mewakili presentasi. Sehingga sintaks Inkuiri terbimbing dapat dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran yang ditentukan. Pada saat proses pembelajaran menggunakan model Inkuiri Terbimbing siswa diberikan kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan masalah antara lain dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa - siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta : Grafindo. Arikunto,A. dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Instrumen dan penilaian

ranah kognitif , Afektif., Psikomotorik. Jakarta : Depdiknas. De Porter, dan Sarah S. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum

Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Eggen, P D. dan Kauchak, D P. 1996. Strategies for teachers teaching content and

thinking Skill. Boston : Allyn and Bacon.

Gulo.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Indonesia. Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Michael J. Wallace.1998. Action Reaserch Language Teachers. Cambridge. Printed in the united Kingdom at the Iminating Press

Nasution. 2004 Didaktik Azas-azas mengajar, Jakarta: Bumi Akasara. Sanjaya. 2007 . Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta : kencana Prenada .

Sardiman. 2004 Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada

Slameto. 2003 Belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta


(6)

Suryosubroto. 2002. Proses belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Think-Pair-Share (TPS) DENGAN KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-A SMP PGRI 01 NGAJUM

0 8 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE MATA PELAJARAN IPA SIFAT-SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KELAS III SD MUHAMMADIYAH 1 MALANG

2 23 20

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MINAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (PTK di Kelas X2 SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010)

0 3 9

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 53

PRENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA (PTK di Kelas VII 2 SMPN 1 Kedondong Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 50

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GADINGREJO TP.2012/2013

0 8 45

MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA SDN 1 PENIANGAN KEC. MARGA SEKAMPUNG

0 7 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar, Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

0 3 40