SENI PERTUNJUKAN TEREBANG DI KAMPUNG SIMPANG DESA WANGISAGARA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG.

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012, hlm. 2). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kesenian terebang yang kemudian dideskripsikan dengan mempelajari, menelaah dan mengamati perkembangan kesenian terebang yang ada di Kampung Simpang Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam memecahkankan suatu masalah penelitian harus menggunakan metode dan pendekatan yang tepat. Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan anatarfenomena yang diselidiki.

Menurut Whitney (1960) „ metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena‟(Dalam Muhamad Nazir,1983, hlm. 63-64).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Seperti ungkapan berikut ini :

“metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono,2012, hlm. 9)”.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini melibatkan tokoh seni terebang di grup pusaka sawargi yaitu Aki Sueb, Kang Asep sebagai putra dari pimpinan grup seni terebang pusaka sawargi, dan para pelaku seni terebang.


(2)

Data-data yang didapatkan peneliti tidak lain dari para narasumber yang ikut terlibat dalam penyajian kesenian terebang terutama dari sesepuh yang

mengetahui sejarah keberadaan terebang dan pimpinan grup seni

terebang.Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposivesampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada grup Kesenian Terebang yang ada di daerah Kampung Simpang Rt 04 Rw 03 Desa WangisagaraKecamatan Majalaya Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan karena peneliti tertarik terhadap kesenian terebang yang hampir punah saat ini. Seni terebang yang dahulunya berfungsi sebagai media da‟wah dan kemudian sebagai sarana ritual untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa saat panen, selamatan rumah, dan syukuran lahiran sekarang berubah fungsi menjadi sarana hiburan dengan penambahan alat musik seperti keyboard dan bass. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh sesepuh kampung Karang Tunggal,”kawitna seni terebang dianggo syukuran panen ngampih ka leuit, salametan bumi, ngalahirkeun, jeng nyeupitan (hasil wawancara kepada aki sueb,2013)”.

C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

“Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai penelitian. Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati


(3)

secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian(Sugiyono,2012, hlm. 102)”.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah kumpulan atau hal pokokyang menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu yang harus dilakukan dalam observasi, sehingga observasi yang dilakukan tersebut dapat menghasilkansuatu hal yang diinginkan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi tidak berstruktur, karena peneliti hanya mengamati saja, tidak terjun langsung sebagai pelaku.

Observasi yang dilakukan tidak hanya mengandalkan pengamatan lewat kasat mata saja namun membutuhkan beberapa instrumen. Instrumen yang digunakan yaitu kamera foto, dan kamera vedeo karena hasil yang ingin didapat berupa gambar, rekaman suara dan video. Adapun pedoman observasi serta tabel hasil observasi akan dicantumkan di dalam lampiran. Observasi dilakukan pada tanggal 1 juli 2013 untuk mengamati lokasi penelitian dan sekaligus untuk mewawancarai sesepuh dari Grup Seni Terebang Pusaka Sawargi yang sekarang tinggal di Desa Karang Tunggal. 2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah kumpulan atau hal pokok yang menjadikan dasar untuk memberikan petunjuk bagaimana sesuatu yang harus dilakukan dalam wawancara, sehingga wawancara tersebut dapat menghasilkan suatu hal yang diinginkan. Wawancara langsung dilakukan kepada narasumber yaitu kepada Aki Sueb selaku sesepuh yang mengetahui seluk beluk seni terbangdan kepada Kang Asep Abdulmajid selaku anak dari pimpinan yang dipercaya memegang seni Terebang Buhun Modern Grup Pusaka Sawargi.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dilakukanoleh peneliti guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai penelitian yang dilakukan. Teknik


(4)

yang dilakukan untuk mengumpulkan data berpedoman pada instrumen penelitian yang telah dipersiapkan peneliti, yaitu:

1) Observasi / pengamatan

Tujuan menggunakan teknik observasi ini untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti dari segi pertunjukan. Dalam penelitian ini peneliti memusatkan perhatian pada hal-hal yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap subjek yang diteliti dengan cara mengumpulkan data yang secara langsung diperoleh dari lapangan. Observasi ini dilakukan dengan mendatangi langsung kediaman pimpinan grup seni terebang pusaka sawargi. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut‟

Tanggal 1 juli 2013 peneliti mendatangi tempat penelitian untuk melakukan observasi/pengamatan mengenai lokasi yang akan diteliti

Tanggal 8 juli 2013 peneliti mendatangi tempat penelitian untuk melakukan observasi/pengamatan mengenai kelengkapan alat-alat yang digunakan sewaktu pertunjukan berlangsung

Tanggal 15 juli 2013 peneliti mendatangi tempat penelitian untuk melakukan observasi/pengamatan mengenai pertunjukan seni terebang 2) Wawancara

Wawancara yaitu proses yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap orang-orang yang bersangkutan dalam seni terbang ini dari para pelaku seni terbang, yaitu untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya jawab. Adapun narasumber yang diwawancai adalah Aki Sueb selaku sesepuh dan Kang Asep selaku anak dari pimpinan grup.Informasi yang diperoleh dari wawancara tersebut berupa gambaran umum tentang seni terebang, perkembangan seni terebang, dan unsur-unsur yang mendukung seni terebang.Selain mewawancarai narasumber, peneliti juga mewawancarai masyarakat yang menonton pertunjukan terebang guna mendapatkan pendapat tentang terebang.

Berikut ini dipaparkan kegiatan wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini:


(5)

sesepuh dari Grup Pusaka Sawargi mengenai sejarah kesenian terebang.

b. Tanggal 8 juli 2013, wawancara dilakukan pada Kang Asep selaku anak pimpinan dari Grup Pusaka Sawargi mengenai latar belakang grup.

c. Tanggal 9 juli 2013, wawancara dilakukan pada para pelaku seni terebang dari grup pusaka sawargi, tentang musik dan lagu yang dibawakan.

d. Tanggal 15 juli 2013, wawancara dilakukan pada masyarakat penikmat / penonton pertunjukan seni terebang pusaka sawargi, mengenai tanggapan terhadap pertunjukan kesenian terebang.

3) Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan studi dokumentasi dan studi kearsipan yang meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan dan data lain yang relevan. Tujuan dari dokumentasi adalah untuk memperoleh data berupa foto-foto dan video secara jelas.

Dari uraian di atas maka dokumentasi adalah studi kearsipan yang meneliti catatan-catatan penting yang erat hubungannya dengan subjek penelitian. Dengan adanya dokumentasi tentang objek yang diteliti, maka penelitian semakin jelas dengan didukung foto-foto, video, dan karya tulis akademik. 4) Studi Literatur

Studi literatur merupakan studi kepustakaan dari buku, media, ataupun dari hasil penelitian orang lainyang bertujuan untuk menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian.Pada kegiatan ini peneliti melakukan pencarian sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, majalah, skripsi, internet yang berkaitan dengan penelitian. Untuk memperoleh data tersebut peneliti mendatangi perpustakaan UPI Bandung, perpustakaan STSI, dan tempat-tempat yang menyediakan buku sumber yang mendukung penelitian ini. Adapun buku-buku yang membantu dalam penelitian ini adalah:

a. Pertumbuhan Seni Pertunjukan karangan Edi Sedyawati (1980), dalam buku ini membahas tentang Tari di jawa dalam Tinjauan Ragam dan


(6)

Perkembangannya, dan juga membahas tentang melongok norma-norma wayang, istilah-istilah tari dilihat dari sudut pertukaran dan perubahan budaya, membahas pula tentang bilingualism teater tradisi kini, serta membahas tentang perkembangan seni pertunjukan tradisional, tari dan pencak, jalan perkembangan tari di indonesia, membahas jika zaman baru kini datang, membahas kritik tari, membahas studi sejarah kesenian indonesia bidang musik, teater dan tari, serta membahas permasalahan sejarah tari, khususnya dilihat pada kasus masa jawa kuna. Buku ini membantu peneliti dalam memberikan referensi yang ada kaitannya dengan penelitian.

b. Seni dalam Dilema Industri karangan Endang Caturwati (2004) buku ini membahas tentang awal hadirnya seni, seni dan industri, tari tradisi dan tari kreasi, organissasi dan penata tari, dan tari sebagai industri. Buku ini membantu peneliti dalam memberikan referensi tentang teoti yang ada kaitannya dengan penelitan.

c. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi karangan Soedarsono (1998) buku ini membahas tentang sejarah perkembangan seni pertunjukan di indonesia yang meliputi masa pra sejarah, masa pengaruh hindu, masa pengaruh islam, masa pengaruh barat, masa kemerdekaan, dan masa orde baru dan globalisasi, serta dibahas pula tentang berbagai fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat yang meliputi seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana ritual, seni pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, dan seni pertunjukan yang berfungsi sebagai presentasi estetis, selanjutnya membahas tentang seni pertunjukan sebagai komoditi industri pariwisata di era globalisasi.

D. Prosedur Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:


(7)

1) Pra Penelitian

Pra penelitian dilakukan pada tahap awal penelitian. Tahap pra penelitian berfungsi mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan penelitian. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Topik Penelitian

Tahap awal dari penelitian yaitu penelii menentukan topik tentang apa yang akan diangkat dalam penelitian. Melihat dari fenomena yang terjadi peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang seni terebang.

b. Menentukan Judul Penelitian

Tahap kedua yaitu peneliti membuat rumusan masalah untuk dikaji dalam penelitian. Setelah mendapatkan rumusan masalah, peneliti mengajukan beberapa judul untuk diseleksi dan pada akhirnya dipilihlah judul penelitian “Seni Pertunjukan Terebang Buhun Moden di Kampung Simpang Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung”.

c. Pengajuan Izin Penelitian

Dalam penelitian sangat penting sekali dalam mengurus perizinan agar penelitian yang akan dilakukan berjalan dengan lancar. Peneliti memerlukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan pengantar dari Jurusan Pendidikan Seni Tari.

d. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Bersumber dari pertanyaan penelitian, dapat ditentukan jenis data yang diperlukan. Berdasarkan jenis data tersebut dapat ditentukan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

2) Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan yang paling penting dalam suatu penelitian. Adapun prosesnya yaitu:


(8)

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah topik dan judul penelitian disetujui oleh pihak Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung. Data yang diperlukan dalam pengumpulan data ini selama 5 bulan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber,

mengobservasi langsung objek penelitian, mengumpulkan

dokumentasi-dokumentasi dan literatur-literatur yang berhubungan erat dengan objek penelitian.

b. Konsultasi dengan Pembimbing

Proses bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II telah dilakukan dari mulai pembuatn proposal sampai pembuatan skripsi menjelang ujian skripsi.

c. Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengkaji kebenaran informasi dari data yang telah didapatkan, maka dilakukan pengolahan dan analisis data. Data yang telah didapat tersebut kemudian disusun menjadi sebuah tulisan sehingga data tersebut mendekati kebenarannya.

3) Penyusunan Laporan Penelitian

Setelah semua data terkumpul dan diolah, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan penelitian. Penyusunan laporan dilakukan secara bertahap dengan melakukan proses bimbingan kepada pembimbing I dan pembimbing II. Laporan disusun berdasarkan ketentuan yang telah ada, yaitu dengan mengacu pada buku karya tulis ilmiah yang diterbitkan oleh UPI Bandung.

2. Definisi Operasional

Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan di atas, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengertian kata, maka peneliti memaparkan definisi operasional untuk memperoleh pemaknaan yang sama dalam mengartikan istilah yang dimaksud. Seperti berikut :

Dinamika dalam kamus besar bahasa indonesia adalah “ gerak masyarakat yang terus-menerus yang menimbulkan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang bersangkutan (Lukman Ali,1997, hlm. 234)”. Dinamika mengandung makna


(9)

bahwa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat akan selalu ada dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman.. begitu pula dengan kesenian terebang yang mengalami perubahan fungsi serta dengan adanya penambahan alat musik.

Seni adalah segala perbuatan yang timbul dari perasaan dan yang bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya(Iyus Rusliana,2002, hlm. 208). Melalui seni manusia dapat mengekspresikan diri melaui gerak ataupun melalui musik, seperti halnya alat musik rebana merupakan salah satu contoh dari ekspresi manusia yang dituangkan dalam sebuah alat yang dipukul dan dapat menghasilkan suara yang harmonis.

“Rebana atau terebang adalah waditra jenis alat tepuk berkulit, dimainkan dengan cara ditepuk mempergunakan telapak tangan. Fungsi waditra ini sebagai penyaji ritme yang bunyinya bersifat atonal. Rebana atau genjring ini merupakan waditra yang tergabung di dalam genjring, gemyung, rudat, tagoni, dan qosidah (Ubun Kubarsah,1994, hlm. :81)”. Berdasarkan hal tersebut, yang dimaksud dengan seni terebang adalah ekspresi dari perasaan yang indah melalui alat atau waditera berkulit dengan cara dipukul dan berirama.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencarinya bila diperlukan.


(10)

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, yang paling penting digunakan adalah penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan

Langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan dari data yang telah disajikan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif harus dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan di awal.


(11)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Kesenian Terebang merupakan kesenian tradisional yang bernuansa Islam, meski pada awalnya kesenian Terebang hanya digunakan sebagai sarana media

da’wah, tetapi sekarang seni Terebang berfungsi sebagai sarana hiburan dan

sarana pengintegrasian masyarakat, sebagai sarana ekspresi emosional yakni adanya penuangan perasaan baik di dalam masyarakat maupun di dalam senimannya sendiri. Hal ini diekspresikan melalui lantunan lagu dan gerak-gerak tari. Lagu-lagu yang dibawakan di awal pertunjukan tentunya lagu-lagu yang bernafaskan Islam, selanjutnya dilantunkan pula lagu-lagu buhun dan lagu-lagu sunda modern, dan tak jarang pula penonton meminta lagu dangdut. Sedangkan gerakan yang dilakukan adalah gerakan-gerakan pencak silat.

Seiring dengan perkembangan zaman, Seni Terebang Buhun Modern Grup Pusaka Sawargi pun mengalami perkembangan dari segi alat musiknya yaitu dengan adanya penambahan alat musik yang modern seperti keyboard dan bass. Grup Seni Terebang Pusaka Sawargi Tidak mengedepankan nilai komersialnya melainkan mengedepankan nilai-nilai seninya itu sendiri dalam rangka melestarikan seni tradisi yang ada di masyarakat Kampung Simpang Desa Wangisagara Kecamatan majalaya Kabupaten Bandung.

Grup Seni Terebang Buhun Modern Pusaka Sawargi dalam penyajiannya itu selalu diawali dengan pembakaran kemenyan. Selanjutnya dengan dilantunkan lagu-lagu yang bernafaskan islam yaitu sholawatan, bismillah, yahmadun, kayumbilah, robun allah, sasamate, wangsit siliwangi, kidung, dan tepang sono, dan selanjutnya sesuai permintaan dari penonton. Tahapan penyajian Terebang selalu ada yang “kesurupan”, baik itu para penari maupun para penonton yang hadir. Orang yang “kesurupan” itu ada yang melakukan gerak-gerak improvisasi tanpa mereka sadari dan ini diiringi dengan lagu-lagu buhun, karena pada hakikatnya dalam lantunan lagu buhun selalu ada orang yang “kesurupan”, itu dipercaya bahwa roh leluhur ikut masuk dalam penyajian terebang itu.


(12)

Pada Grup Terebang Buhun Modern Pusaka Sawargi di bagian akhir penyajiannya yaitu ada atraksi makan nasi goreng panas, mandi dengan bubur ketan hitam panas, dan mandi dengan air panas yang mendidih. Hal ini dilakukan sebagai simbol bahwa dalam kehidupan untuk mendapatkan rizki harus bersusah payah bekerja keras, serta simbol dari mandi bubur ketan panas adalah agar dalam kehidupan bermasyarakat selalu lengket, rukun dan harmonis. Atraksi ini dilakukan oleh orang yang sudah matang usianya dan harus dalam keadaan suci. B.Implikasi dan Rekomendasi

Hasil akhir bukanlah sebuah jaminan bahwa sesuatu yang dicapai adalah hal yang paling sempurna. Melainkan sebuah penyelesaian yang memungkinkan masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Hasil penelitian ini masih banyak yang harus diperbaiki karena masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu diperlukan saran-saran yang bersifat membangun untuk ditujukan kepada semua pihak yang dianggap masih memiliki kepedulian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Setelah peneliti selesai melakukan penelitian terhadap penyajian Seni Terebang Buhun Modern Grup Pusaka Sawargi di Kampung Simpang Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, maka peneliti merasa masih banyak yang belum peneliti ketahui mengenai kesenian terebang. Maka dari itu, peneliti berharap agar kesenian terebang yang masih kurang dikenal di masyarakat luas harus lebih diangkat dan dipublikasikan baik itu lewat pagelaran-pagelaran ataupun dipublikasikan lewat media. Karena kesenian terebang merupakan kesenian tradisi warisan leluhur kita yang harus dilestarikan dan harus diakui keberadaannya. Kewajiban kita sebagai generasi muda dan generasi penerus bangsa adalah senantiasa menjaga dan melestarikan kesenian tradisional sebagai kebudayaan negara.

Dengan demikian peneliti memberikan implikasi dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait, iantaranya:

1. Pemerintah Daerah Setempat

Demi menjagakelestarianseniTerebangkhususnyaseniTerebangBuhun

Modern PusakaSawargi di


(13)

penelitisarankan agar pemerintahsetempatikutsertamengantisipasi agar kesenianinitidakpunah,

danjugaharusmengakuikeberadannyadenganmempublikasikannyalewatberbagai media, karenakeseniantradisionalmerupakanasetdaerahdannegara

2. Para Pelaku Seni (Seniman)

Bagiparapelakuseni yang selalumenjaga, melestarikan,

danmengembangkankeseniantradisional,

diharapkanmampumampumenjalinkerjasamadenganpihakpemerintahmaupundeng anmasyarakatluas yang berperansebagaipenikmatseni.

3. Masyarakat Setempat

Untukmasyarakatsetempat agar dapatmeningkatkankepeduliandan rasa

banggaterhadapkesenian-keseniantradisional.Khususnyakesenianterebangsebagaisalahsatuwarisanpeninggal an agama islam.

4. Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi dan dilakukan penelitian lanjutan agar kesenian-kesenian tradisi yang kita miliki tetap terjaga kelestariannya.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Caturwati,Endang.(2004).Seni Dalam Dilema Industri.Bandung:Yayasan Aksara

Indonesia.

________________ .(2007).Tari di Tatar Sunda.Bandung:STSI

Febrianti, Tantri. (2009). Perkembangan Tari Nyalawena di Kabupaten Cianjur. (Skripsi). Sarjana Pendidikan Seni Tari. UPI. Bandung.

Kubarsah,Ubun.(1994).Waditra.Bandung : CV.Sampurna.

Koentjoroningrat. (1985). Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Mulyanti, Yanyan. (1996). Tari Pada Terebang Dalam Ruwatan Rumah di

Tanjungkerta Sumedang. (Skripsi). Sarjana Seni. Sekolah Tinggi Seni Indonesia. Bandung.

Nazir,Moh.(1983).Metode Penelitian.Darussalam:Balai Aksara.

Prawirasuganda,Akip. .(1964). Upacara Adat di Pasundan.Bandung:Sumur Bandung

Rusliana,Iyus.(2002).Wayang Wong Priangan.Bandung : PT.Kiblat Buku Utama. Sedyawati,Edi.(1980).Pertumbuhan Seni Pertunjukan.Jakarta:Sinar Harapan. Soedarsono.(1998).Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi.Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono.(2012).Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suhandi, Agraha. (1987). Pokok-pokok Antropologi. Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung

Suratman, Risman. (2007). Modul Pengetahuan Tari 1. Bandung: SMKN 10 Bandung


(1)

Rina Rosliana, 2015

SENI PERTUNJUKAN TEREBANG DI KAMPUNG SIMPANG DESA WANGISAGARA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat akan selalu ada dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman.. begitu pula dengan kesenian terebang yang mengalami perubahan fungsi serta dengan adanya penambahan alat musik.

Seni adalah segala perbuatan yang timbul dari perasaan dan yang bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya(Iyus Rusliana,2002, hlm. 208). Melalui seni manusia dapat mengekspresikan diri melaui gerak ataupun melalui musik, seperti halnya alat musik rebana merupakan salah satu contoh dari ekspresi manusia yang dituangkan dalam sebuah alat yang dipukul dan dapat menghasilkan suara yang harmonis.

“Rebana atau terebang adalah waditra jenis alat tepuk berkulit, dimainkan dengan cara ditepuk mempergunakan telapak tangan. Fungsi waditra ini sebagai penyaji ritme yang bunyinya bersifat atonal. Rebana atau genjring ini merupakan waditra yang tergabung di dalam genjring, gemyung, rudat, tagoni, dan qosidah (Ubun Kubarsah,1994, hlm. :81)”. Berdasarkan hal tersebut, yang dimaksud dengan seni terebang adalah ekspresi dari perasaan yang indah melalui alat atau waditera berkulit dengan cara dipukul dan berirama.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Mereduksi data adalah merangkum, hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencarinya bila diperlukan.


(2)

Rina Rosliana, 2015

SENI PERTUNJUKAN TEREBANG DI KAMPUNG SIMPANG DESA WANGISAGARA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, yang paling penting digunakan adalah penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan

Langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan dari data yang telah disajikan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif harus dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan di awal.


(3)

65

Rina Rosliana, 2015

SENI PERTUNJUKAN TEREBANG DI KAMPUNG SIMPANG DESA WANGISAGARA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Kesenian Terebang merupakan kesenian tradisional yang bernuansa Islam, meski pada awalnya kesenian Terebang hanya digunakan sebagai sarana media

da’wah, tetapi sekarang seni Terebang berfungsi sebagai sarana hiburan dan

sarana pengintegrasian masyarakat, sebagai sarana ekspresi emosional yakni adanya penuangan perasaan baik di dalam masyarakat maupun di dalam senimannya sendiri. Hal ini diekspresikan melalui lantunan lagu dan gerak-gerak tari. Lagu-lagu yang dibawakan di awal pertunjukan tentunya lagu-lagu yang bernafaskan Islam, selanjutnya dilantunkan pula lagu-lagu buhun dan lagu-lagu sunda modern, dan tak jarang pula penonton meminta lagu dangdut. Sedangkan gerakan yang dilakukan adalah gerakan-gerakan pencak silat.

Seiring dengan perkembangan zaman, Seni Terebang Buhun Modern Grup Pusaka Sawargi pun mengalami perkembangan dari segi alat musiknya yaitu dengan adanya penambahan alat musik yang modern seperti keyboard dan bass. Grup Seni Terebang Pusaka Sawargi Tidak mengedepankan nilai komersialnya melainkan mengedepankan nilai-nilai seninya itu sendiri dalam rangka melestarikan seni tradisi yang ada di masyarakat Kampung Simpang Desa Wangisagara Kecamatan majalaya Kabupaten Bandung.

Grup Seni Terebang Buhun Modern Pusaka Sawargi dalam penyajiannya itu selalu diawali dengan pembakaran kemenyan. Selanjutnya dengan dilantunkan lagu-lagu yang bernafaskan islam yaitu sholawatan, bismillah, yahmadun, kayumbilah, robun allah, sasamate, wangsit siliwangi, kidung, dan tepang sono, dan selanjutnya sesuai permintaan dari penonton. Tahapan penyajian Terebang selalu ada yang “kesurupan”, baik itu para penari maupun para penonton yang hadir. Orang yang “kesurupan” itu ada yang melakukan gerak-gerak improvisasi tanpa mereka sadari dan ini diiringi dengan lagu-lagu buhun, karena pada hakikatnya dalam lantunan lagu buhun selalu ada orang yang “kesurupan”, itu dipercaya bahwa roh leluhur ikut masuk dalam penyajian terebang itu.


(4)

Pada Grup Terebang Buhun Modern Pusaka Sawargi di bagian akhir penyajiannya yaitu ada atraksi makan nasi goreng panas, mandi dengan bubur ketan hitam panas, dan mandi dengan air panas yang mendidih. Hal ini dilakukan sebagai simbol bahwa dalam kehidupan untuk mendapatkan rizki harus bersusah payah bekerja keras, serta simbol dari mandi bubur ketan panas adalah agar dalam kehidupan bermasyarakat selalu lengket, rukun dan harmonis. Atraksi ini dilakukan oleh orang yang sudah matang usianya dan harus dalam keadaan suci. B.Implikasi dan Rekomendasi

Hasil akhir bukanlah sebuah jaminan bahwa sesuatu yang dicapai adalah hal yang paling sempurna. Melainkan sebuah penyelesaian yang memungkinkan masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Hasil penelitian ini masih banyak yang harus diperbaiki karena masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu diperlukan saran-saran yang bersifat membangun untuk ditujukan kepada semua pihak yang dianggap masih memiliki kepedulian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

Setelah peneliti selesai melakukan penelitian terhadap penyajian Seni Terebang Buhun Modern Grup Pusaka Sawargi di Kampung Simpang Desa Wangisagara Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, maka peneliti merasa masih banyak yang belum peneliti ketahui mengenai kesenian terebang. Maka dari itu, peneliti berharap agar kesenian terebang yang masih kurang dikenal di masyarakat luas harus lebih diangkat dan dipublikasikan baik itu lewat pagelaran-pagelaran ataupun dipublikasikan lewat media. Karena kesenian terebang merupakan kesenian tradisi warisan leluhur kita yang harus dilestarikan dan harus diakui keberadaannya. Kewajiban kita sebagai generasi muda dan generasi penerus bangsa adalah senantiasa menjaga dan melestarikan kesenian tradisional sebagai kebudayaan negara.

Dengan demikian peneliti memberikan implikasi dan rekomendasi kepada pihak-pihak terkait, iantaranya:

1. Pemerintah Daerah Setempat

Demi menjagakelestarianseniTerebangkhususnyaseniTerebangBuhun

Modern PusakaSawargi di


(5)

penelitisarankan agar pemerintahsetempatikutsertamengantisipasi agar kesenianinitidakpunah,

danjugaharusmengakuikeberadannyadenganmempublikasikannyalewatberbagai media, karenakeseniantradisionalmerupakanasetdaerahdannegara

2. Para Pelaku Seni (Seniman)

Bagiparapelakuseni yang selalumenjaga, melestarikan, danmengembangkankeseniantradisional,

diharapkanmampumampumenjalinkerjasamadenganpihakpemerintahmaupundeng anmasyarakatluas yang berperansebagaipenikmatseni.

3. Masyarakat Setempat

Untukmasyarakatsetempat agar dapatmeningkatkankepeduliandan rasa

banggaterhadapkesenian-keseniantradisional.Khususnyakesenianterebangsebagaisalahsatuwarisanpeninggal an agama islam.

4. Peneliti Selanjutnya

Bagi para peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi dan dilakukan penelitian lanjutan agar kesenian-kesenian tradisi yang kita miliki tetap terjaga kelestariannya.


(6)

68

Rina Rosliana, 2015

SENI PERTUNJUKAN TEREBANG DI KAMPUNG SIMPANG DESA WANGISAGARA KECAMATAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Caturwati,Endang.(2004).Seni Dalam Dilema Industri.Bandung:Yayasan Aksara

Indonesia.

________________ .(2007).Tari di Tatar Sunda.Bandung:STSI

Febrianti, Tantri. (2009). Perkembangan Tari Nyalawena di Kabupaten Cianjur. (Skripsi). Sarjana Pendidikan Seni Tari. UPI. Bandung.

Kubarsah,Ubun.(1994).Waditra.Bandung : CV.Sampurna.

Koentjoroningrat. (1985). Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Mulyanti, Yanyan. (1996). Tari Pada Terebang Dalam Ruwatan Rumah di

Tanjungkerta Sumedang. (Skripsi). Sarjana Seni. Sekolah Tinggi Seni Indonesia. Bandung.

Nazir,Moh.(1983).Metode Penelitian.Darussalam:Balai Aksara.

Prawirasuganda,Akip. .(1964). Upacara Adat di Pasundan.Bandung:Sumur Bandung

Rusliana,Iyus.(2002).Wayang Wong Priangan.Bandung : PT.Kiblat Buku Utama. Sedyawati,Edi.(1980).Pertumbuhan Seni Pertunjukan.Jakarta:Sinar Harapan. Soedarsono.(1998).Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi.Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono.(2012).Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suhandi, Agraha. (1987). Pokok-pokok Antropologi. Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung

Suratman, Risman. (2007). Modul Pengetahuan Tari 1. Bandung: SMKN 10 Bandung