HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DAN DEPRESI PADA GAY DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedoteran

  HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DAN DEPRESI PADA GAY DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedoteran NIKEN AYU PRATIWI G0010137 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013

  PERSETUJUAN Proposal Penelitian/Skripsi dengan Judul: Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi pada Gay di Surakarta

  Niken Ayu Pratiwi, NIM: G0010137, Tahun: 2013 Telah disetujui untuk diuji di hadapan Tim Validasi Proposal Penelitian/Tim Ujian

  Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

  Pada Hari ………., Tanggal … Agustus 2013

  Pembimbing Utama Penguji Utama Djoko Suwito, dr., SpKJ Mardiatmi Susilohati, dr., SpKJ (K)

  NIP 19580223 1985111 001 NIP 19490212 1976092 001 Pembimbing Pendamping Penguji Pendamping

  

Nur Hafidha Hikmayani, dr.,Mclin, Epid Margono, dr., MKes

  NIP 19761225 2005012 001 NIP 19480118 1976031 002 Tim Skripsi

  Ari Natalia Probandari, dr., MPH, PhD

  NIP 19751221 2005012 001

  

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi pada Gay di

Surakarta.

  Niken Ayu Pratiwi, NIM: G0010137, Tahun: 2013 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

  Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari: Kamis, Tanggal: 29 Agustus 2013

  Pembimbing Utama

  Nama : Djoko Suwito, dr., SpKJ NIP : 19580223 1985111 001

  (………………………...)

  Pembimbing Pendamping

  Nama : Nur Hafidha Hikmayani, dr., Mclin, Epid NIP : 19761225 2005012 001

  (………………………...)

  Penguji Utama

  Nama : Mardiatmi Susilohati, dr., SpKJ (K) NIP : 19490212 1976092 001

  (………………………...)

  Penguji Pendamping

  Nama : Margono, dr., MKes NIP : 19480118 1976031 002

  (………………………...) Surakarta, ………………………………. Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

  

Ari Natalia P, dr., MPH, PhD Prof. Dr. Zainal Arifin A, dr., SpPD-KR-FINASIM

  NIP: 19751221 2005012 001 NIP: 19510601 197903 1 002

  

PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, 29 Agustus 2013 Niken Ayu Pratiwi NIM G0010137

  

ABSTRAK

Niken Ayu Pratiwi, G0010137, 2013. Hubungan antara Penerimaan Diri dan

  Depresi pada Gay di Surakarta. Skripsi Fakultas Kedokteran Unversitas Sebelas Maret Surakarta.

  

Latar Belakang: Gay merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi

  mengalami depresi. Angka kejadian depresi pada gay lebih tinggi dibandingkan pada heteroseksual. Gay seringkali dihadapkan pada permasalahan seperti penerimaan diri dan penerimaan sosial yang rendah yang diperkirakan berpotensi menyebabkan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta.

  

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

  pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada Mei 2013 di Yayasan Gessang, Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan diseleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Sampel tidak dapat dipilih jika hasil L-

  MMPI memiliki jawaban “tidak” ≥ 10 dan/atau tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Subjek mengisi (1) Formulir biodata, (2) Kuesioner L-MMPI, (3) Kuesioner

  Berger’s Self-acceptance Scale untuk mengetahui skor penerimaan diri,

  (4) Kuesioner Beck’s Depression Inventory Scale untuk mengetahui skor depresi. Diperoleh data sebanyak 31 subjek penelitian dan dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson melalui program SPSS 20.0 for Windows.

  

Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan nilai korelasi Pearson r = -0,758,

  sedangkan p = 0,000 atau p < 0,05 yang berarti terdapat hubungan negatif yang bermakna antara penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta dengan kekuatan hubungan sangat kuat.

  

Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara

penerimaan diri dan depresi pada gay di Surakarta.

  Kata Kunci: Penerimaan diri, Depresi, Gay

  

ABSTRACT

Niken Ayu Pratiwi, G0010137, 2013. Correlations between Self-acceptance and

  Depression in Gay in Surakarta. Mini Thesis Faculty of Medicine Sebelas Maret University, Surakarta.

  

Background: Gay is one of high-risk groups to have depression. The prevalence of

  depression in gay is reportedly higher than that in heterosexual people. Gay is often faced to low self-acceptance or social-acceptance problems which potentially lead to depression. This study aimed to seek the correlation between self-acceptance and depression in gay community.

  

Method: This was an analytical study using cross sectional approach, conducted in

  May 2013 at Gessang Foundation in Surakarta. Samples were purposively selected based on inclusion and exclusion criteria. Subjects were asked to fill in: (1) biodata and informed consent forms, (2) the L-MMPI questionnaire to evaluate respondents

  ’ truthfulness in answering questionnaires, (3) the Berger’s Self-Acceptance Scale questionnaire to measure self-acceptance scores, and (4) the

  Beck’s Depression Inventory Scale to measure depression scores. Samples were excluded when either declined at least 10 statements from the L-MMPI questionnaire, did not completely fill in the forms and questionnaires, had chronic diseases, or were on long-term medications. Data were analyzed by Pearson

  ’s Product Moment correlation test using SPSS 20.0 for Windows.

  

Result: The self-acceptance of 31 subjects eligible for this study was relatively low

  (mean score = 104,6). The overall mean of depression scores was 14,7 and only 6 subjects (19,4%) were not having depression as they scored less than 10. The analysis showed a Pearson

  ’s correlation coefficient (r) of -0,758 (p < 0,05), suggesting that self-acceptance and depression were significantly negatively correlated.

  

Conclusion: There was a strong and statistically significant negative correlation

between self-acceptance and depression in gay in Surakarta.

  Keywords: Sefl-acceptance, Depression, Gay

  

PRAKATA

Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah

  memberikan rahmat dan nikmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi pada Gay di Surakarta. Penelitian tugas karya akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Penulis menyadari bahwa penelitian tugas karya akhir ini tidak akan dapat berhasil tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat ucapan terima kasih yang dalam penulis berikan kepada: 1.

  Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM selaku Dekan FK UNS.

  2. Djoko Suwito, dr., SpKJ selaku Pembimbing Utama yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

  3. Nur Hafidha Hikmayani, dr., MClin, Epid selaku Pembimbing Pendamping yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

  4. Mardiatmi Susilohati, dr., SpKJ (K) selaku Penguji Utama yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Margono, dr., M.Kes selaku selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph.D selaku ketua Tim Skripsi FK UNS, Sri Enny Narbrietty, SH, MH dan Bapak Sunardi selaku Tim Skripsi FK UNS, yang telah memberikan pengarahan.

  7. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Anton Gunawan dan Ibunda Eni Kusrini, serta adik tersayang Resa Melinda Ayu Pratiwi yang senantiasa mendoakan tiada henti, memberikan semangat dan dukungan sehingga terselesaikannya penelitian ini.

  8. Kak Nadya, Gina, Mark, Kak Ismaya, Pristiawan, A7, dan A10 terimakasih atas semangat dan dukungan, ide, serta saran yang senantiasa diberikan.

  9. Mas Slamet, Mas Juan, Mas Jojo, serta Pak Wawan dari Yayasan Gessang yang telah berkenan memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian ini serta membantu dalam pengambilan sampel.

  10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses penelitian tugas karya akhir ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

  Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta diambil sisi positifnya oleh pembaca. Saran, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

  Surakarta, Agustus 2013 Niken Ayu Pratiwi

  

DAFTAR ISI

  PRAKATA .............................................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

  BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4 BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 5 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 5 1. Depresi ............................................................................................. 5 a. Pengertian .................................................................................. 5 b. Epidemiologi ............................................................................. 6 c. Etiologi ...................................................................................... 7 d. Diagnosis dan Derajat Depresi ...................................................12 e. Alat Ukur Depresi ...................................................................... 13 2. Penerimaan Diri ............................................................................... 14 a. Pengertian .................................................................................. 14 b. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Penerimaan Diri .............. 15 c. Karakteristik Penerimaan Diri ................................................... 18

  d.

  Manfaat Penerimaan Diri ......................................................... 20 e. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri ..................................... 21 f. Alat Ukur Penerimaan Diri ...................................................... 22 3. Gay ................................................................................................. 25 a.

  Pengertian ................................................................................. 25 b.

  Prevalensi ................................................................................. 25 c. Etiologi ..................................................................................... 26 d.

  Egosintonik dan Egodistonik ................................................... 28 e. Coming Out .............................................................................. 28 f. Depresi pada Gay ..................................................................... 32 4. Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi ............................. 35 5. Komunitas Gay di Surakarta .......................................................... 37 B. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 38 C. Hipotesis .............................................................................................. 39

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 40 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 40 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 40 C. Subjek Penelitian .................................................................................. 40 D. Teknik Sampling ................................................................................... 41 E. Identifikasi Variabel ............................................................................. 41 F. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 42 G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 43 H. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ................................................. 44 I. Rancangan Penelitian ............................................................................ 45 J. Cara Kerja ............................................................................................. 46 K. Teknik Analisis Data ............................................................................ 46

  BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 47 A. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................. 47 B. Hasil Analisis Data ................................................................................ 49 1. Uji Normalitas Data ........................................................................ 49 2. Uji Korelasi Pearson ....................................................................... 50 BAB V. PEMBAHASAN ...................................................................................... 52 A. Penerimaan Diri dan Depresi ………………………………………….. 52 B. Kelemahan Penelitian …………………………………………………. 56 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 57 A. Simpulan ................................................................................................ 57 B. Saran ...................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 58 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi Skor Skala Penerimaan Diri (Model Skala Likert)

  ………… 23 Sebaran Distribusi Butir Skala Penerimaan Diri ……………………… 24

Tabel 2.3 Prevalensi Gay di Berbagai Negara di Dunia

  …………………………. 25

  Tabel 4.1

  Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ……………………….. 47

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Penerimaan Diri

  dan Depresi ………………………….………………………………… 48

Tabel 4.3 Tes Normalitas

  ………………………………………………………... 49

Tabel 4.4 Hubungan Penerimaan Diri dan Depresi

  ……………………………... 50

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

  ………………………………………….. 38 ………………………………………. 45

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Lampiran 3. Lembar Formulir Biodata Lampiran 4. Kuesioner Penelitian L-MMPI Lampiran 5. Kuesioner

  Berger’s Self-acceptance Scale Lampiran 6. Kuesioner

Beck’s Depression Inventory Scale

  Lampiran 7. Data Mentah Hasil Penelitian Lampiran 8. Analisis Data Lampiran 9. Ethical Clearance Lampiran 10. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Hubungan antara Penerimaan Diri dan Depresi

pada Komunitas Gay di Surakarta

Correlations between Self-Acceptance and Depression

at a Gay Community in Surakarta

Niken Ayu Pratiwi, Djoko Suwito, Nur Hafidha Hikmayani

  Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

  

ABSTRACT

Background: Gay is one of high-risk groups to have depression. The prevalence of

depression in gay is reportedly higher than that in heterosexual people. Gay is often faced

to low self-acceptance or social-acceptance problems which potentially lead to

depression. This study aimed to seek the correlation between self-acceptance and

depression in gay community.

  

Methods: This was an analytical study using cross sectional approach, conducted in May

2013 at Gessang Foundation in Surakarta. Samples were purposively selected based on

inclusion and exclusion criteria. Subjects were asked to fill in: (1) biodata and informed

consent forms, (2) the L-MMPI questionnaire to evaluate respondents ’ truthfulness in answering questionnaires, (3) the Berger’s Self-Acceptance Scale questionnaire to measure self-acceptance scores, and (4) the Beck’s Depression Inventory Scale to

measure depression scores. Samples were excluded when either declined at least 10

statements from the L-MMPI questionnaire, did not completely fill in the forms and

questionnaires, had chronic diseases, or were on long-term medications. Data were

analyzed by Pearson

  ’s Product Moment correlation test using SPSS 20.0 for Windows.

  

Results: The self-acceptance of 31 subjects eligible for this study was relatively low

(mean score = 104,6). The overall mean of depression scores was 14,7 and only 6 subjects

(19,4%) were not having depression as they scored less than 10. The analysis showed a

Pearson ’s correlation coefficient (r) of -0,758 (p<0,001), suggesting that self-acceptance and depression were significantly negatively correlated.

  

Conclusion: There was a strong and statistically significant negative correlation between self-acceptance and depression at a gay community in Surakarta. Keywords: Sefl-acceptance, Depression, Gay perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN) PENDAHULUAN

  Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mem- punyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menyebabkan keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas (Maslim, 2001). Faktor-faktor risiko terjadinya depresi antara lain peristiwa-peristiwa kehidupan yang ber- sifat stresor mendadak (kematian/ kecelakaan yang tiba-tiba), gaya hidup, gangguan psikiatri, dan kepribadian premorbid (Nurmiati, 2010). Salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami depresi adalah kelompok gay (homo- seksual) (Sandfort et al., 2001).

  Depresi juga dihubungkan dengan penerimaan diri yang rendah (Besser et al., 2003). Penerimaan diri (self-accept-ance) ialah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri yang ditandai dengan kepercayaan diri dan keberhagaan diri. Menerima diri berarti individu menerima segala kelebihan dan ke- kurangan yang dimilikinya. Penerimaan diri penting untuk mengintegrasikan tubuh, pikiran, dan jiwa. Selain itu, penerimaan diri juga penting guna mencapai kondisi melakukan penye-suaian sosial (Anggarani, 2007).

  Ketidakmampuan untuk menerima diri dapat menyebabkan berbagai kesulitan emosi seperti kemarahan dan depresi (Buss, 2001). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dan depresi pada gay. Penelitian ini dilakukan di Surakarta karena komunitas gay di Surakarta masih belum banyak diteliti. Selain itu, isu-isu penolakan masyakarat terhadap komunitas gay di Surakarta juga semakin meningkat, yang mungkin bisa menjadi stresor tersendiri bagi kalangan gay tersebut.

  SUBJEK DAN METODE

  Penelitian ini merupakan pene- litian deskriptif analitik dengan penekatan

  cross sectional . Penelitian dilaksanakan di

  Yayasan Gessang Surakarta pada bulan Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas gay di Surakarta yang bergabung dengan Yayasan Gessang, dengan kriteria inklusi bersedia menjadi responden, mengisi dan menyetujui

  informed consent , serta dapat baca tulis dan

  berbahasa Indonesia. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu apabila responden perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

  Product Moment menggunakan program SPSS 20.0 for Windows.

  (rentang skor 0-110) sebanyak 17 orang (54,8%), dan yang memiliki penerimaan diri normal (rentang skor 111-150) sebanyak 14 orang (45,2%). Pada penelitian ini tidak didapatkan gay dengan penerimaan diri yang tinggi.

  gay dengan penerimaan diri rendah

  responden sebesar 104,6, dengan rentang skor 70-129 dan median 107,0. Responden

  Berger’s SAS didapatkan rerata skor penerimaan diri

  Dengan menggunakan

  Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini adalah 33 orang, namun 2 orang dieksklusikan karena memiliki hasil tes L-MMPI dengan jawaban “Tidak” ≥ 10. Dengan demikian didapatkan sampel yang memenuhi syarat sebanyak 31 orang. Menurut kelompok umur, subjek penelitian terbanyak berada pada rentang usia 17-25 tahun yaitu 24 orang (77,4%) dan yang paling sedikit adalah usia di atas 30 tahun yaitu sebanyak 2 orang (6,5%).

  HASIL Karakteristik subjek penelitian

  responden pada kuesioner penelitian. Responden dapat mempertanggung- jawabkan kejujurannya bila jawaban “tidak” berjumlah 10 atau kurang.

  mengisi satu/lebih pertanyaan dalam kuesioner, serta apabila responden sedang menjalani pengobatan jangka panjang dan/atau menderita penyakit kronis. Sampel diambil dengan teknik purposive

  Minnesota Multiphasic Personality Inventory ) untuk mengetahui kejujuran

  dinyatakan dalam bentuk skor (skala pengukurannya adalah rasio). Semakin tinggi skor menunjukkan semakin berat tingkat depresi. Instrumen lain yang digunakan dalam penelitian ini adalahorm identitas responden dan informed consent, serta skala inventori L-MMPI (Lie Scale

  Beck’s Depression Inventory (BDI) dan

  dalam bentuk skor (skala pengukurannya adalah rasio). Semakin tinggi skor menggambarkan semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri. Variabel depresi diukur dengan kuesioner

  Berger’s Self- Acceptance Scale (SAS) dan dinyatakan

  Variabel penerimaan diri diukur dengan kuesioner

  inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel minimal 30 berdasarkan rule of thumb.

  sampling dan diseleksi berdasarkan kriteria

  Untuk pengukuran depresi dengan

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  median 15,0. Responden yang masuk antara skor penerimaan diri dan skor kategori mengalami depresi ringan depresi ditampilkan dalam Gambar 1 (rentang skor 10-15) sebanyak 10 orang berikut ini. (32,3%), depresi sedang (rentang skor 16- 23) sebanyak 9 orang (29,0%), dan depresi berat (rentang skor 24-63) sebanyak 6 orang (19,4%). Hanya 6 responden (19,4%) yang tidak mengalami depresi (rentang skor 0-9).

  Hasil analisis data

  Dari hasil uji normalitas data Gambar 1. menggunakan uji Shapiro-Wilk didapat-

  Korelasi skor penerimaan diri dan skor depresi

  kan nilai signifikansi p=0,069 untuk penerimaan diri dan p=0,258 untuk Nilai signifikansi hasil uji korelasi depresi, sehingga disimpulkan bahwa data pada penelitian ini adalah p=0,000, yang penerimaan diri dan depresi memiliki menunjukkan bahwa korelasi antara distribusi normal karena p>0,05 sehingga penerimaan diri dan depresi tersebut secara memenuhi syarat uji parametrik dengan uji statistik sangat bermakna. Dengan korelasi Pearson. demikian, didapatkan hubungan negatif

  Hasil uji korelasi menunjukkan yang kuat dan signifikan antara nilai koefisien korelasi Pearson (r) sebesar penerimaan diri dan depresi pada

  • 0,758. Hasil ini mengindikasikan dua hal, komunitas gay di Surakarta.

  yaitu arah korelasi dan kekuatan korelasi. Tanda koefisien korelasi negatif menun-

  PEMBAHASAN

  jukkan hubungan terbalik antara kedua variabel, dengan kata lain semakin besar

  Penerimaan diri dan depresi

  nilai suatu variabel, semakin rendah nilai Rerata skor penerimaan diri untuk variabel yang lain (Dahlan, 2005). responden penelitian ini (yaitu 104,6)

  Sedangkan nilai koefisien korelasi 0,758 tergolong rendah menurut standar cut-off perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

  mungkinan berhubungan dengan norma yang dipegang masyarakat Surakarta yang cenderung masih belum menerima kebe- radaan kaum gay di berbagai lingkungan sosial. Dari hasil komunikasi dengan Yayasan Gessang terungkap bahwa pihak yayasan sering menerima perlakuan negatif dan kritik dari berbagai pihak terhadap kegiatan-kegiatan yang dila- kukan. Penolakan dari masyarakat ter- sebut menurut Oetomo (2003) disebabkan karena masyarakat Indonesia didominasi sistem sosial dan budaya heteroseksual. Sari (2002) mengungkap-kan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri. Hurlock (2006) juga mengemukakan faktor-faktor yang ber-peran dalam penerimaan diri, di antaranya tidak adanya hambatan di dalam ling-kungan dan sikap anggota masyarakat yang menyenangkan.

  Rerata skor depresi responden pada penelitian ini sebesar 14,7 termasuk dalam kategori depresi ringan. Didapatkan sebanyak 25 responden gay mengalami depresi dengan berbagai tingkatan dan hanya terdapat 6 responden (19,4%) yang tidak mengalami depresi. Angka kejadian depresi dan percobaan bunuh diri pada gay memang diperkirakan enam kali lebih

  Sandfort et al. (2001) juga mengkon- firmasi bahwa prevalensi depresi pada homoseksual lebih tinggi dibandingkan pada heteroseksual.

  Menurut hasil penelitian Besser et al. (2003), depresi diperkirakan berhu- bungan dengan penerimaan diri yang rendah. Selain berhubungan dengan penerimaan diri yang rendah, gender

  nonconformity pada gay memiliki hu-

  bungan dengan mental distress (Sandfort et al., 2007). Hubungan keduanya di-mediasi oleh pengalaman negatif dari homofobia termasuk di dalamnya adalah abuse dan

  harassment . Hal tersebut hampir sama

  dengan kondisi dan sikap masyarakat di Surakarta. Rendahnya penerimaan sosial terhadap gay dan perilaku masyarakat yang cenderung homofobik diperkirakan sedikit banyak berpengaruh pada penerimaan diri dan kesehatan mental kaum gay di Surakarta.

  Lebih lanjut Hjelle dan Zeigler (1992) mengungkapkan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik mempunyai gambaran positif terhadap dirinya, dapat bertahan dalam kegagalan atau kepedihan, serta dapat mengatasi keadaan emosionalnya seperti depresi, marah dan rasa bersalah. Individu tersebut perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

  bersikap memusuhi bila orang lain memberikan kritikan.

  Dalam dunia gay dikenal istilah

  coming out, yaitu pengakuan, penerimaan,

  pengekspresian, dan keterbukaan menge- nai orientasi seksual seseorang pada dirinya sendiri dan orang lain. Di Indonesia, khususnya di Surakarta, diperkirakan hanya sebagian kecil dari kaum gay yang melakukan coming out. Hal tersebut di antaranya disebabkan oleh faktor utama yaitu kondisi masyarakat yang kurang mendukung. Reaksi negatif terhadap tindakan coming out menjadi salah satu faktor penghambat dari coming

  out (Evans dan Broido, 1999).

  Coming out berhubungan dengan

  perubahan positif dalam kesehatan mental, di mana coming out diindikasikan mampu meningkatkan self-esteem dan mengurangi stress atau kecemasan (Vaughan, 2007). Hal tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh menurunkan risiko depresi. Sementara bagi kaum gay di Surakarta yang tidak melakukan coming out, akan tetapi mereka memiliki penerimaan diri yang tinggi, yaitu dalam artian mereka memahami dan menerima bahwa mereka cenderung memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis, tanpa mengkhawatirkan manfaat dari sifat penerimaan diri tersebut.

  Menurut Hurlock (2006), di antara manfaat tersebut adalah mereka akan lebih mampu mengenali kelebihan dan kekurangnnya, lebih menghargai dirinya, serta lebih terbuka dan mampu menerima kritik dari orang lain. Dengan demikian individu dengan penerimaan diri tersebut akan dapat mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga dapat meng-gunakan semua potensinya secara efektif.

  Pada penelitian ini didapatkan hubungan negatif yang kuat dan bermakna antara penerimaan diri dan depresi pada kaum gay. Semakin tinggi penerimaan diri maka risiko depresi akan semakin rendah, dan begitu juga sebaliknya. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Mumbai, India oleh Sivasubramanian et al. (2011), yang me- laporkan bahwa penerimaan diri yang tinggi menurunkan risiko depresi pada gay. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Buss (2001) di mana dilaporkan bahwa kurangnya penerimaan diri seseorang dapat mengarahkan pada gangguan emosi. Ketidakmampuan untuk menerima diri dapat mengakibatkan berbagai kesulitan emosi seperti ke- marahan dan depresi. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

  memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama jenis untuk menerima dirinya sebagai gay, sebagaimana mungkin orang lain atau mereka sendiri melabeli diri mereka, baik kelompok egodistonik (kelompok yang secara emosi tidak menerima keadaan dirinya yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis) maupun egosintonik (kelompok yang secara emosi bisa menerima keadaan dirinya yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis). Teori genetik sebagai salah satu penyebab homoseksual sampai sekarang masih belum bisa dibuktikan kebenarannya, sehingga pembentukan pribadi homoseksual masih dianggap sebagai akibat dari proses pembelajaran dan pembiasaan serta adanya faktor lingkungan sebagai pendukung.

  Penerimaan diri dalam penelitian ini lebih menekankan pada menerima dan mengakui keadaan diri (bahwa memang benar responden memiliki ketertarikan seksual terhadap sesama jenis, dan bukan menerima identitas gay yang mereka sendiri atau orang lain berikan pada diri mereka) (Hjelle dan Ziegler, 1992), dengan tidak menyalahkan lingkungan pembentuk diri mereka (melalui proses pembelajaran dan pembiasaan seperti yang disebut di terjadi pada diri mereka, mampu mengendalikannya, untuk selan-jutnya sebagai bahan pertimbangan bagaimana bertindak kedepannya (Cronbach, 1962; Hurlock, 2006).

  Dengan mempertimbangkan ber- bagai nilai kehidupan, terutama nilai-nilai agama, moral, dan sosial, keputusan akhir terkait sikap dan penerimaan diri gay dikembalikan pada individu masing- masing, dan tanggungjawab atas kepu- tusan tersebut bersifat independen dari hasil penelitian ini.

  Kelemahan penelitian

  Hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan pada gay yang aktif tergabung dalam Yayasan Gessang. Untuk dapat melakukan generalisasi yang lebih luas, diperlukan sampel yang lebih besar atau cakupan wilayah yang lebih luas. Pada penelitian ini juga terdapat beberapa faktor perancu (confounding factors) yang tidak diperhitungkan, antara lain peristiwa mendadak (kematian/kecelakaan), gang- guan psikiatri, kepribadian premorbid, status HIV/AIDS, dan peran gender ganda. Peristiwa mendadak, gangguan psikiatri, dan kepribadian premorbid merupakan faktor perancu dari variabel depresi yang

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  HIV/AIDS dari Komisi Penanggulangan dan depresi pada komunitas gay di AIDS (KPA) Surakarta dengan alasan Surakarta (r=-0,758, p<0,001). Semakin kerahasiaan. Melalui lembaga tersebut, tinggi skor penerimaan diri gay, semakin peneliti hanya bisa mengetahui jumlah rendah skor depresinya. (agregat) penderita HIV/AIDS positif pada komunitas gay di Surakarta. Peran gender

  SARAN

  ganda juga menjadi faktor perancu yang 1.

Diperlukan penelitian lebih lanjut pada tidak bisa dikendalikan karena pertanyaan

  populasi gay di tempat lain. apakah responden homoseksual atau 2. biseksual dianggap terlalu sensitif. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memperhitungkan faktor pe-

  Responden yang menjalani pengo- rancu lain dari penerimaan diri dan batan jangka panjang dan/atau menderita penyebab depresi. penyakit kronis juga bisa menjadi faktor perancu penyebab depresi. Akan tetapi hal ini masih dapat dikendalikan dengan cara UCAPAN TERIMA KASIH menambahkan pertanyaan dalam form

  Peneliti mengucapkan terima kasih identitas dan melihat kondisi fisik dari kepada Yayasan Gessang Surakarta atas responden, sehingga faktor ini dapat izin penelitian yang diberikan, kepada dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi. seluruh responden dalam penelitian ini atas

  Sedangkan untuk penggolongan kelompok partisipasinya, serta kepada Mardiatmi homoseksual berdasarkan konflik psikis

  Susilohati, dr., Sp.KJ (K) dan Margono, (egosintonik dan egodistonik), dalam dr., M.Kes yang telah memberikan penelitian ini dijadikan variasi untuk masukan ilmiah untuk penelitian ini. variabel tingkat penerimaan diri atau dengan kata lain tidak dijadikan kriteria restriksi.

  Anggarani RA (2007). Hubungan antara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN) Pasuruan) . Malang: Universitas Negeri Malang.

  Metode Statistik Penelitian dengan SPSS . Yogyakarta: Penerbit Andi,

  Journal of Sexual Research . New

   (2007). Gender nonconformity, homophobia, and mental distress in latino gay and bisexual men.

  Archives of General Psychiatry , 58 (1): 85-91.

  Sandfort TG, de Graaf R, Bijl RV, Schnabel P (2001). Same-sex sexual behavior and psychiatric disorders: findings from the Netherlands Mental Health Survey and Incidence Study (NEMESIS).

  Journal of Public Health, 88: 57- 60.

  Remafedi G, French S, Story M, Rosnick MD, Blum R (1998). The Relationship between suicide risk and sexual orientation: result of a population-based study. American

  yang Bisu . Yogyakarta: Pustaka Marwa.

  Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 112. Oetomo D (2003). Memberi Suara pada

  Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit

  Hadisukanto G (eds). Buku Ajar

  p: 35. Nurmiati A (2010). Depresi pada kondisi umum. Dalam: Elvira SD,

  Jiwa FK Unika Atma Jaya, pp: 64- 65. Nugroho BA (2005). Strategi Jitu Memilih

  Besser A, Davis RA, Flett GL, Hewitt PL (2003). Dimensions of per- fectionism, unconditional self- acceptance, and depression.

  Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

  Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.

  Singapore: McGraw-Hill Publishing Company. Hurlock EB (2006). Psikologi

  Personality Theories 3 rd Edition .

  (1998). Efektivitas pelatihan pengenalan diri terhadap peningkatan penerimaan diri dan harga diri. Jurnal Psikologi No. 2, 47-48. Hjelle LA and Ziegler DJ (1992).

  40 (6): 658-668. Helmi AF, Handayani MM, Ratnawati S

  College Student Development,

  Jakarta: PT Arkans. Evans NJ and Broido EM (1999). Coming out in collage residence halls: negotiation, meaning makings, challenges, supports. Journal of

  Dahlan MS (2005). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan .

  of the Self. California: SAGE Publications Thousand Oaks. Cronbach LJ (1963). Educational Psychology . New York: Harcourt.

  Buss A (2001). Psychological Dimensions

  Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behaviour, 21 (2): 119-

  York: New York State Psychiatric Institute. Sari EP (2002). Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau dari kematangan

  NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  Sarwono J (2011). Buku Pintar IBM SPSS . Jakarta: Elex Media

  Statistics 19 Komputindo.

  Sivasubramanian M, Mimiaga MJ, Mayer KH, Anand VR, Johnson CV, Prabhugate P, Safren SA (2011).

  Suicidality, clinical depression, and anxiety disorders are highly men in Mumbai, India: findings from a community-recruited sample. Journal of Psychology,

  Health, and Medicine , 16 (4): 450- 62.

  Vaughan MD (2007). Coming Out

  Growth: Conceptualizing and Measuring Stress Related Growth Associated with Coming Out to Others As Gay or Lesbian . Ohio:

  The University of Akron.