View of Konstelasi Hukum Adat dan Hukum Islam di Masa Penjajahan

Konstelasi Hukum Adat dan Hukum Islam di M asa Penjajahan

M uhammad Aiz

  64

  , Vol.1, No. 1, Juli 2010 M ukaddimah

  Negara Kesat uan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang t erdiri dari berbagai m acam suku bangsa. Keragaman suku bangsa ini m em baw a sebuah konsekuensi kepada m unculnya berbagai macam kebiasaan yang hidup di t engah m asyarakat . Ber- bagai kebiasaan yang ada di t e- ngah m asyarakat t ersebut m enjadi sesuat u yang m engikat dalam ke- hidupan sehari-hari. Kebiasaan ini ada yang berim plikasi hukum dan ada juga yang t idak berim plikasi hukum . Khusus unt uk kebiasaan yang m em punyai im plikasi hukum , m aka kebiasaan t ersebut dikenal dengan ist ilah Hukum Adat . Hu- kum Adat m erupakan t erjem ahan dari ist ilah bahasa Belanda, yakni adat recht .

  1

  ) Ist ilah adat it u sendiri sebenarnya adalah sebuah kat a yang diam bil dari bahasa Arab, yang m em punyai art i kebiasaan.

  Keberadaan Hukum Adat di Indonesia m ungkin sam a t uanya dengan keberadaan m asyarakat

  Abst ract . The m odern codificat ion of civil law developed out of t he cust oms, or cout umes of t he middle ages, expressions of law t hat developed in part icular comm unities and slowly collect ed and lat er writ t en dow n by local jurist s. Such cust om s acquired t he force of law w hen t hey becam e t he undisput ed rule by w hich cert ain ent itlem ent s (right s) or obligat ions w ere regulat ed betw een members of a communit y. The Cust om of Jaw a --t he cust omary law t hat developed w it hin t he cit y of Jaw a-- is an exam ple of cust om law . Sharia is derived from t he sacred t ext of Islam (t he Qur'an), and Tradit ions (Hadit h) gat hered from t he life of t he Islam ic Prophet M uhamm ad. There are different int erpret ations in som e areas of Sharia, depending on t he school of t hought (M adh'hab), and t he particular scholars (Ulama) involved. Tradit ionally, Islam ic jurisprudence (Fiqh) int erpret s and refines Sharia by ext ending it 's principles t o address new quest ions. Islam ic judges (Qadi) apply t he law , how ever m odern application varies from country t o country.

  M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  65 yang m enem pat i kepulauan Indo- nesia it u sendiri. Oleh karenanya Hukum Adat m engalami perubah- an-perubahan seiring dengan ber- ubahnya suat u m asyarakat . Di da- lam adat M inangkabau t erdapat pepat ah yang berbunyi, “ sekali air

  gadang, sekali t apian beranjak, sekali raja berganti, sekali adat berubah”

  2

  ) Pengert ian Hukum Adat it u sendiri sebenarnya m asih diper- debat kan dan berm acam -m acam , ant ara lain ialah :

   Ter Haar dalam pidat o Dies Nat alis–Recht shogeschool, Bat avia, 1937, m enyat akan Hukum Adat adalah seluruh perat uran yang dit et apkan dalam keput usan- keput usan yang penuh w ibaw a, dan yang pelaksanaannya dit erap- kan “ begit u saja” , art inya t anpa adanya keseluruhan perat uran, yang di dalam kelahirannya dinya- t akan m engikat sam a sekali.

  3

  )

   Van Dijk m enyat akan bahw a Hukum Adat adalah hukum yang t idak t erkodifikasi dikalangan orang Indonesia asli dan kalangan t im ur asing.

  4

  ) Ist ilah Hukum Adat at au

  adat recht pert am a kali diperguna-

  kan oleh Snouck Hurgronje t ahun 1839. Nam un dem ikian ist ilah t ersebut baru secara resm i diper- gunakan di dalam perundang- undangan pada t ahun 1920, yakni St bl. 1920 nr 105 t ent ang UU Perguruan Tinggi di Belanda.

  Pengaruh sejarah t erhadap Hukum Adat it u sendiri t erlihat dengan banyaknya hal-hal yang berasal dari luar m asyarakat it u sendiri. Di ant ara pengaruh yang cukup m eresap di m asyarakat ada- lah yang berasal dari agam a. Oleh sebab it u t idaklah m engherankan apabila ada hal-hal yang t erkait dengan m asalah Hukum Adat bernuansa agam is, baik Islami, Krist en, Hindu, m aupun Budha di beberapa lingkungan m asyarakat .

  Sebagai cont oh pengaruh Islam dapat dilihat di m asyarakat M i- nangkabau dan Jaw a, Krist en di M anado, dan Hindu di Bali. Bagi pem eluk agam a Islam berdasarkan pem bagian golongan m asyarakat , yakni pribumi, m aka hukum yang berlaku dalam peradilan adalah Hukum Islam . Hal ini sesuai de- ngan t eori Recept io in complexio yang dicet uskan oleh Van Den Berg.

  Keberadaan adat sebagai sua- t u inst rum en hukum , sudah lam a diperhat ikan ket ika penjajah B- elanda t iba di Indonesia. Keber-

  66

  , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  adaan Hukum Adat ini t erus ber- langsung meskipun penjajahan Be- landa di Indonesia t elah berakhir ket ika pem erint ah Kerajaan Negeri Belanda di baw ah pim pinan Let - nan Jendral Ter Poort en m enan- dat angani perundingan di Kalijat i Subang, t anggal 9 M aret 1942 dengan Kerajaan Jepang di baw ah pim pinan Let nan Jendral Hit oshi Im am ura, yang isinya m enyat akan bahw a Belanda m enyerah kepada Jepang. Pada saat dikuasai Jepang, Indonesia dibagi m enjadi dua, yakni:

  1. Pulau Jaw a dan Sum at era

  di baw ah kom ando Angkat an Da- rat yang berpusat di Jakart a.

  2. Pulau Kalim ant an, Sula-

  w esi, dan M aluku di baw ah kom ando Angkat an Laut yang berpusat di M akassar.

  Berdasarkan hal t ersebut m aka ada beberapa hal yang m enarik unt uk dikaji berkait an dengan konst elasi Hukum Adat dan Hukum Islam di m asa pen- jajahan Belanda dan Jepang, m e- ngingat ant ara Hukum Adat dan Hukum Islam t erkadang memiliki persam aan dan perbedaan yang sangat dalam .

  Eksistensi Hukum Adat dan Hukum Islam

  Islam adalah agam a sam aw i at au agam a w ahyu. Dasar-dasar hukum Islam adalah al-Quran sebagai kit ab yang berisikan w ah- yu-w ahyu yang t elah dit erim a Nabi M uhamm ad SAW. Dasar hukum yang kedua adalah apa-apa yang t elah dilakukan, diucapkan, dan diset ujui Rasul sebagai cont oh unt uk m elakukan al-Quran t erse- but , yang selanjut nya disebut hadit s. Dasar hukum ket iga adalah

  ijma’ dan qias. Keduanya baru

  dilakukan m anakala ada keha- rusan penet apan hukum sem en- t ara t idak dit em ukan at urannya baik dalam al Quran at aupun ha- dit s. Walaupun begit u, hukum Islam m engenal dan mem benar- kan hukum adat . Para ahli ushul fikih m enerim a adat yang dalam bahasa fikih disebut dengan urf dengan bat asan sebagai sesuat u yang dilakukan at au diucapkan berulang-ulang oleh banyak orang, sehingga dianggap baik dan dit e- rim a jiw a dan akal yang sehat . Dalam hal akidah dan ibadah urf t ak lazim digunakan, sem ent ara para ahli usul fikih yang m enerim a cenderung unt uk m em bat asinya

  M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  67 dalam m asalah m asalah m uam a- lah.

  Ada dua alasan mengapa hu- kum adat dapat dit erim a dalam hukum Islam dalam m enent ukan st at us hukun at as sesuat u. Per-

  t ama , sebuah hadis yang m enga-

  t akan, " Apa-apa saja yang diang- gap um m at Islam baik, m aka di sisi Allah juga akan dianggap baik dan apa-apa saja yang dianggap um m at Islam buruk, m aka di sisi Allah juga buruk " (H.R.Bukhori M uslim ). Kedua, dalil: “ Jadilah Engkau Pem a'af dan suruhlah orang m engerjakan yang m a'ruf, sert a berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (Q.S.Al A’raaf [7]:199)

  Sebagai salah sat u dalil hu- kum (dalam Islam ), Islam m em - bagi hukum adat jadi dua bagian.

  Pert ama, urf sahih, yait u hukum

  adat yang t idak bert ent angan dengan al-Quran dan sunnah (ha- dit s), t idak m enghalalkan yang haram , dan t idak m engharam kan yang halal. Cont ohnya sesan da- lam adat perkawinan di Lam pung, t et api bukan bagian dari m ahar m elainkan hadiah unt uk m em ulia- kan.)

  Kedua, urf fasid (dit olak

  syara) karena m enghalalkan yang haram at au m engharam kan yang halal. Cont ohnya m enghalalkan riba at au khamar (minum an keras) pada w akt u w akt u t ert ent u, sepert i pest a dan sebagainya.

  Hukum adat at au urf sahih dalam Islam dapat dibagi dua: (1) urf

  ‘amm

  yakni hukum adat yang berlaku di berbagai t em pat , dan (2) urf khass yakni hukum adat yang berlaku di t em pat t ert ent u. Baik ‘amm at aupun khass dapat dijadikan hukum Islam sejauh ha- nya m eliput i m uam alah dan t idak bert ent angan dengan hukum Is- lam yang berdasarkan al Quran dan sunah. Para ulam a fikih m e- nyepakat i hukum adat sebagai dalil penet apan hukum Islam . Bagi Im am Hanafi, jika ’urf ’amm ber- t ent angan dengan kias, ia akan m em ilih ’urf amm. Sem ent ara Im am M aliki m enggunakan hukum adat sebagai dalil dalam m e- net apkan hukum dengan qaidah

  al-maslahah al-mursalah (m asa-

  lah yang t idak didukung dan t idak pula dit olak oleh nash). Dengan dem ikian, dalam menet apkan hu- kum Islam , hukum adat dapat dijadikan lat ar hukum Islam . Para pelaku penet ap hukum Islam (m ujt ahid) harus m em pert im bang- kan hukum adat dalam m enet ap-

  68

  , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  kan hukum Islam sepert i kese- pakat an ahli hukum Islam (fuqaha) yang menet apkan rum us dalam ilm u fikih ’addah muhakkamah (hukum adat dapat dijadikan landasan hukum Islam ), dan juga qaidah lain al-ma’ruf ’urfan ka al-

  masyrut syartan

  (yang baik it u m enjadi kebiasaan, sam a halnya dengan yang disyarat kan m enjadi syarat ).

  Perubahan Budaya di M asa Pen- jajahan Jepang

  Kebiasaan yang t um buh di t engah m asyarakat t idak sem ua- nya m em punyai im plikasi hukum . Kebiasaan inilah yang dapat dika- t egorikan budaya at au cult ure. Pada m asa pendudukan penjajah Jepang, bangsa Indonesia m eng- alam i suat u perubahan dalam hal budaya dibandingkan saat penja- jahan Belanda. M elalui kegiat an yang t am paknya sudah t erprog- ram dengan baik berdasarkan pengalam an rest orasi M eiji yang dilakukan oleh Shogun Tokugaw a, di Indonesia pun dilakukan juga rest orasi, yang m ungkin lebih sesuai disebut dengan ist ilah reform asi. Sebab unt uk m em bang- kit kan bangsa Indonesia agar m au bekerjasam a dengan Jepang, m aka perilaku budaya yang sudah dibina oleh Belanda harus segera dit at a kem bali secara t ot al. Gerakan reform asi yang sudah dirum uskan dengan m ant ap ini dit erapkan ke seluruh lapisan m asyarakat , baik di kot a m aupun pelosok desa.

  Perilaku penjajah Belanda t erhadap bangsa Indonesia adalah dengan m enjadikan m anusia Indo- nesia sebagai kuli kasar yang t idak perlu dididik unt uk m engenal disiplin, et ika, dan est et ika, sert a dihilangkannya rasa kepercayaan dirinya unt uk t et ap t akut dan pat uh m enjalankan perat uran. Nam un pada zam an Jepang t idak dem ikian sepenuhnya. Walaupun kit a m engenal kerja paksa Rom us- ha t api dilain sisi anak-anak usia sekolah baik t ingkat Sekolah Rakyat (SD) m aupun Sekolah M enengah Tinggi (SM U) dilat ih dan dibina secara milit er. Pel- ajaran baris berbaris dan perang- perangan juga diajarkan, t erm asuk kam panye yang dilakukan secara efekt if bahw a m usuh bangsa Indonesia adalah Belanda, Am e- rika, dan Inggris. Berbagai lagu perjuangan unt uk m enunjang se- m angat baik yang berbahasa Indo- nesia m aupun Jepang diajarkan

  M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  8

   Pada t ahun 1937 didiri- kan Hof voor Islamit ische Zaken, sebagai pengadilan banding at as keput usan pengadilan agam a (Raad Agam a), dengan dikeluar- kannya Ind.St bl. 1937.nr 610.

   Pada t ahun 1932 dibuat ordonansi t ert anggal 18 Februari 1932 yang diundangkan dalam Ind. St bl. Nr. 80 yang berisikan t ent ang pem berian at uran-at uran dasar dan perat uran penyeleng- garaan yang dibuat oleh residen set em pat bagi peradilan adat yang secara langsung diperint ah.

  Juga dengan diundangkannya Ordonansi dalam Ind. St bl. nr 116 pada t anggal 1 Januari 1931.

   Susunan dan kom pet ensi Pengadilan Agam a, yang diun- dangkan dalam Ind. St bl. nr 53 .

   Usaha unt uk mem per- baiki Peradilan Agam a dengan diubahnya pasal 134 IS m enurut Ind. St bl.1929 nr 221 jo nr 487.

  )

  Dalam periode ant ara t ahun 1928–1945, m enjelang berakhir- nya m asa penjajahan Belanda di Indonesia t ahun 1942, t erjadi be- berapa hal yang signifikan t erhadap perkem bangan Hukum Adat it u sendiri. Oleh Ter Haar dalam karangannya Halverwege de nieuw e adat recht polit iek t ahun 1939 disebut kan

  69 hingga hafal karena set iap hari selalu m endengar lewat radio yang disiarkan oleh Jakart a Hoso Kyoku.

  Perkembangan Hukum Adat Antara Tahun 1928 – 1945.

  Jepang selam a 3,5 t ahun t ernyat a t elah berhasil m engubah perilaku budaya dan sikap ment al bangsa Indonesia unt uk percaya diri. Kepercayaan diri inilah yang m en- jadi m odal ut am abangsa Indonesia unt uk m eraih kem erdekaan. Na- m un m eskipun reform asi budaya t elah m enjadikan bangsa Indone- sia kuat t api penderit aan selam a 3,5 t ahun t ernyat a lebih m enye- dihkan dibandingkan saat penja- jahan Belanda

  ) Reform asi yang dit erapkan

  7

  ) Nam un demikian pel- ajaran di sekolah m asih m enggu- nakan pola pelajaran Belanda, hanya bahasanya yang digant i m enjadi bahasa Jepang, sepert i buku M aki-Chi, M aki-Nya, M aki- San, dan M aki-Yon.

  6

   Pada t anggal 1 Januari 1938, pada Raad van Just it ie di kot a Jakart a (Bet aw i) didirikan adat kam er yang m engadili dalam t ingkat banding m engenai perkara hukum privat adat yang t elah

  70

  , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  diput uskan oleh Landraad-land- raad di pulau Jaw a, Bangka dan Belit ung, Kalim ant an, Bali, Palem - bang, dan Jam bi.

  M em asuki pecahnya Perang Dunia II t elah m enut up suat u m asa yang m engenal aktivit as besar yang berhubungan dengan Hukum Adat , baik di bidang ilm u hukum m aupun polit ik hukum. Hal ini bisa dilihat dengan t idak dilanjut kannya penyelidikan t en- t ang Hukum Adat yang dilakukan oleh M r. Kusum adi Pudjosew odjo, yang akan m enyelidiki Hukum Adat di Jaw a Tim ur dan M r.

  Chabot yang hendak m enyelidiki Hukum Adat di Sulaw esi Selat an.

  Dalam perkem bangan sejarah Hukum Adat di zam an Jepang t idak banyak m engalam i per- ubahan yang berart i, sehingga se- cara um um t idak m engalam i perbedaan dengan zam an Belanda di bidang Hukum Adat . Tak ada sat upun produk perundangan- undangan yang dihasilkan pada m asa it u. Sebagian besar produk perundang-undangan Belanda yang t erkait dengan Hukum Adat t et ap dipert ahankan dan diper- gunakan selam a t idak bert en- t angan dengan kepent ingan Je- pang t ent unya. Sesungguhnya hal ini dapat dim engert i karena sing- kat nya m asa penjajahan Jepang di Indonesia dan fokus perhat ian Je- pang lebih t erarah ke m asalah pert ahanan dari ancam an serang- an sekut u.

  Seiring dengan perjalanan w akt u, t at kala Jepang t elah t un- duk kepada t ent ara sekut u, t ernyat a banyak diant ara serdadu- serdadu Jepang yang m em ut uskan unt uk m enet ap di wilayah t erse- but dan bergabung dengan m a- syarakat set em pat . Dalam kont eks Hukum Adat t ent unya para bekas serdadu Jepang t ersebut harus m ent aat i hukum set em pat . Tanpa m ent aat i hukum set em pat m aka m ust ahil m asyarakat asli akan m e- nerim anya. Sebagai cont oh kasus adalah yang t erjadi di Bali. Di sana banyak bekas serdadu Jepang yang m em ut uskan unt uk t inggal dan m enet ap di Bali. M ereka ikut berjuang bersam a m asyarakat Bali di dalam m em erangi t ent ara NICA. Beberapa nam a t ercat a pernah bergabung dengan para pejuang Bali, diant aranya ialah Haraki yang t elah m engubah nam anya m enjadi

  I M ade Sukri. Haraki gugur dalam pert em puran di Puput an M arga- rana pada t anggal 20 Sept em ber

  M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  71 1946 bersam a dengan pahlaw an nasional I Gust i Ngurah rai.

  9

  )

  Perbandingan Kedudukan Hukum Adat di Zaman Jepang Dengan di Zaman Belanda.

  Hukum Adat yang m erupakan hukum t idak t ert ulis yang t um buh di set iap lingkungan m asyarakat m erupakan suat u pegangan bagi m asyarakat di dalam bert indak dan bergaul di ant ara sesam a. Dengan dem ikian Hukum Adat sangat dibut uhkan unt uk m eng- at ur t ingkah laku m anusia di ling- kungannya. Hal ini t elah disadari oleh penjajah Belanda sehingga m ereka m enem pat kan Hukum Adat sebagai salah sat u sum ber hukum yang diakui. Di sam ping it u juga pem aham an t erhadap Hukum Adat oleh penjajah Belanda m eru- pakan salah sat u penyebab ber- hasilnya Belanda m enjajah Indo- nesia dalam jangka w akt u yang lam a.

  Apabila kit a bandingkan ke- dudukan Hukum Adat ant ara m asa penjajahan Belanda dengan m asa penjajahan Jepang, m aka akan nam pak perbedaan yang jauh. Saat penjajahan Jepang keber- adaan Hukum Adat kurang m en- dapat perhat ian dari penguasa

  Jepang. Hal ini dapat dilihat dengan t idak adanya t okoh-t okoh at au ilm uw an Jepang yang m eng- ekplorasi keberadaan Hukum Adat Indonesia. Kurangnya perhjat ian ini bukan disebabkan karena ket i- dakt ert arikan Jepang at as hukum asli yang berkem bang di m asya- rakat Indonesia, nam un alasan yang paling ut am a adalah t er- pusat nya konsent rasi seluruh pem im pin Jepang dalam m eng- hadapi serangan sekut u. Hal ini juga yang m enyebabkan t idak adanya perpecahan diant ara m a- syarakat adat karena t idak ada pihak yang m em provokasi. Hukum Adat t idak dijadikan alat unt uk m em ecah belah bangsa Indonesia. Bahkan disadari at au t idak disadari Jepang lah yang t elah m em berikan kepercayaan diri kepada bangsa Indonesia unt uk berjuang.

  Keadaan ini bert olak bela- kang jika dibandingkan pada saat penjajahan Belanda dim ana kit a m enget ahui bahw a Belanda sangat lah mem perhat ikan keber- adaan dan perkem bangan Hukum Adat Indonesia. Sebagai cont oh t ent unya kit a m engenal dengan Snouck Hurgronje, Van Vollen-

  72

  , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  hoven, Van Den Berg dan seba- gainya.

  Sebenarnya apa yang m enyebabkan penjajah Belanda begit u m em perhat ikan Hukum Adat di Indonesia? M enurut hem at penulis ada beberapa hal yang m enjadi penyebab hal t ersebut , diant aranya ialah :

   Polit ik penjajahan Di sini penjajah Belanda m em punyai kepent ingan yang sangat dom inan dalam upaya m e- langgengkan misi penjajahan m e- reka. Oleh sebab it u pem erint ah Kerajaan Belanda m em buat kebi- jakan yang m ana m enugaskan be- berapa orang ahli at au ilm uw an unt uk m em pelajari secara khusus karakt erist ik dan budaya m asya- rakat Indonesia. Dengan kebijak- an t ersebut pem erint ahan Belan- da dapt m enget ahui seluk beluk dari Hukum Adat it u sendiri, yang pada akhirnya just ru dipergunakan unt uk m em buat lem ah m asya- rakat adat it u sendiri. Adu dom ba ant ar m asyarakat (polit ik devide et

  impera ) m erupakan salah sat u ha-

  sil dari eksplorasi yang dilakukan oleh para ahli at au ilm uw an t er- sebut . Selain it u adu dom ba ant ar m asyarakat , pem erint ah Belanda juga m enggunakan isu agam a unt uk di bent rokan dengan adat . Hal ini dapat dilihat pada t eori yang diungkapkan oleh Snouck Hurgro-nje dan Van Vollenhoven yait u t eori Recept ie, dim ana dikat akan bahw a yang berlaku di Indonesia adalah Hukum Adat , Hukum Islam baru dapat berlaku jika t idak bert ent angan dengan Hukum Adat . Jelaslah bahw a dengan adanya keragam an Hukum Adat di Indonesia selain sebagai kekayaan budaya juga sebagai alat yang dipergunakan oleh pem erint ah Belanda di dalam m em pert ahankan wilayah jajahan- nya.

   Kekayaan budaya Sebagai sebuah negara m aka

  Indonesia m erupakan salah sat u dari sedikit negara yang m em pu- nyai keragam an budaya. Hukum Adat sebagai produk budaya dari set iap lingkungan m asyarakat t en- t unya m erupakan kekayaan yang t ak t ernilai harganya jika dapat diekplorasi dan dieksploit asi de- ngan baik dan t epat . Inilah salah sat u yang m enjadikan alasan juga bagi penjajah Belanda dalam usa- ha unt uk m em ahami dan m e- nyelami keberadaan Hukum Adat .

  Kesimpulan Daftar Pustaka

  Dari uraian di at as dapat di- t arik beberapa kesim pulan se- bagai berikut : Adat ist iadat Lam pung Tengah Pert ama, Hukum Adat dan ht t p:/ / w w w .w ahana-budaya- Hukum Islam dapat bersanding indonesia.com AAdat dat i selam a t idak m elanggar ket ent uan “ Beberapa Orang Jepang M enjadi syariat . “ t um bal” Saat Revolusi Bali,” Kedua, Hukum Adat adalah dalam Baliaga.com . hukum yang m engat ur t ingkah Depart em en Agam a RI , Al Qur’an laku m anusia Indonesia dalam al-Karim, hubungan sat u sam a lain, baik Darsoprajit no,Soew arno,“ 3,5 yang m erupakan kelazim an m au- Abad Terhapus Reform asi 3,5 pun keseluruhan perat uran yang Tahun,” Pikiran Rakyat , m em punyai sanksi yang dit et ap- Edisi 27 Juli 2001. kan oleh penguasa adat . Ka’bah, Rifyal, Indonesian Legal

  

Ket iga, dalam m asa penja- Hist ory, Universit as Indonesia

jahan Jepang t idak banyak per- 2001.

  ubahan yang t erjadi dalam per- M uham m ad, Bushar, Asas-asas kem bangan Hukum Adat di Indo- Hukum Adat Suat u Pengan- nesia. t ar , Pradnya Param it a Keempat , pada m asa Jepang Jakart a, 1986. Hukum Adat t idak dijadikan seba- Ter Haar (Terjem ahan Soebakt i gai alat unt uk m em ecah belah m a- Poesponot o), Asas-asas Dan syarakat Indonesia. Susunan Hukum Adat , Prad- Kelima, Disadari at au tidak, Je- nya Param it a Jakart a, 1980. pang t elah m em berikan perubah- Van Vollenhoven, “ Orient asi an budaya at au adat , dalam pe- Dalam Hukum Adat Indo- ngert ian kebiasaan, yang t elah di- nesia” , Djam bat an Jakart a, arahkan oleh Belanda. 1981.

  M aslahah , Vol.1, No. 1, Juli 2010

  73