ANALISIS JURNAL PENGGUNAAN SALURAN KOMUN (1)

ANALISIS JURNAL
PENGGUNAAN SALURAN KOMUNIKASI DAN SIKAP PETANI TANAMAN HIAS
TENTANG PROSPEK BISNIS ANTHURIUM DI KECAMATAN NGARGOYOSO
KABUPATEN KARANGANYAR
(Octaviani Dian Sari, Ir. Supanggyo, MP,dan D.Padmaningrum, SP, MSi.)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas materi kuliah Komunikasi Agribisnis

Disusun oleh:
Mahdiah Maydita

150610130135

Fikia Doeana Maudy

150610130134

Rahmadian Melati

150610130132

Benetto N


150610130137

M. Fadel Fathan

150610130

Agribisnis - C

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jatinangor
2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah, karena berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis semester 3, di
tahun ajaran 2014, analisis jurnal penggunaan komunikasi dalam agribisnis. Dengan

membuat tugas ini kami diharapkan dapat mengetahui dan memahami serta bisa
menjelaskan tentang bagaiamana peran komunikasi dalam agribisnis.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen Pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Kelas C, yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Sehingga dengan mengerjakan makalah ini,
pengetahuan kami bertambah, kami mengetahui sedikit tentang apa yang
sebelumnya belum kami ketahui.
2. Orang Tua dan keluarga kami yang banyak memberikan motivasi dan dorongan
serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
Kami sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah ini, dapat memberi
pengetahuan tentang peran komunikasi dalam agribisnis, terutama yang berada pada studi
di Fakultas Pertanian.
Bandung, 06 September 2014
Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Tanaman hias Indonesia mempunyai prospek usaha yang cerah. Indonesia
masih berpeluang besar untuk mengisi pasar dunia mengingat potensi sumberdaya
genetik,

sumber

daya

alam dan ketersediaan teknologi yang cukup

menggembirakan. Perhatian masyarakat Indonesia terhadap tanaman hias tropis
semakin meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan perkembangan preferensi
pasar. Minat masyarakat untuk menanam tanaman hias secara komersial juga
semakin besar. Hal itu menjadikan suatu peluang dan sekaligus tantangan bagi

pengembangan industri tanaman hias di Indonesia.
Anthurium merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai prospek
bagus. Fenomena anthurium yang terjadi saat ini merupakan suatu peristiwa yang
tidak bisa diprediksi. Karena sejak tahun 2006-2007, anthurium menjadi sebuah
tanaman hias yang sangat fenomenal dan banyak diminati

masyarakat.

Namun

pada tahun 2008, bisnis tanaman anthurium mengalami kelesuan. Berbagai
informasi yang memuat tentang fenomena anthurium dengan cepat menyebar
sampai bisa mempengaruhi masyarakat. Media punya peranan karena memuat
berbagai informasi mengenai anthurium, baik informasi mengenai peluang bisnis
di satu

sisi dan fluktuasi harga serta permintaan konsumen di sisi yang lain

nantinya juga akan mempengaruhi


sikap

masyarakat terhadap peluang bisnis

ini.
Khusus di Kabupaten Karanganyar, Bupati Karanganyar Rina Iriani Sri
Ratnaningsih mengungkap fenomena ini melalui slogan “Kabupaten Anthurium”.
Diharapkan masyarakat di kabupaten ini mengembangkan bisnis anthurium,
terutama di 17 kecamatan yang memiliki potensi, salah satunya adalah Kecamatan
Ngargoyoso yang merupakan wilayah yang mempunyai luas areal pengembangan
tanaman hias anthurium terbesar di Kabupaten Karanganyar. Pengembangan
agribisnis anthurium, tidak terlepas dari sikap pelaku agribisnis terutama petani
tanaman hias terhadap prospek bisnis ini. Sikap petani tanaman hias itu sendiri bisa
dipengaruhi oleh informasi yang disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi.

BAB II
ISI
2.1

KOMUNIKASI

Menurut Effendi pada tahun 2002, komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak
langsung melalui media. Proses komunkasi dapat terjadi secara tatap muka dan
melalui media yaitu media massa.
Singkatnya komunikasi adalah cara seseorang, kelompok atau organisasi
untuk menyempaikan

pesan secara langsung atau melalui media bantuan dari

komunikator kepada komunikan. Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak
yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu
komunikasi, bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara
sebagai komunikator.
2.1.1

Saluran Komunikasi
Saluran utama komunikasi dapat berupa media massa atau
komunikasi antar pribadi. Media massa dikendalikan secara terpusat dan
direncanakan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Pesanpesannya menyebar melalui jaringan-jaringan radio, televisi dan surat kabar.

Saluran komunikasi antarpribadi bersifat

mandiri

(otonom),

pesan-

pesannya menyebar melalui percakapan antaranggota masyarakat atau
melalui korespondensi, pertemuan-pertemuan kelompok, diskusi, peragaan
(Depari dan MacAndrews, 1995).
Secara umum terdapat tiga dampak dari komunikasi berdasarkan
teori hierarki dampak, yaitu:
a) Dampak kognitif pesan komunikasi mengakibatkan berubahnya
khalayak dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap
sesuatu yang diperolehnya.
b) Dampak afektif, dimana pesan komunikasi mengakibatkan berubahnya
perasaantertentu.
c) Dampak konatif, akibat pesan komunikasi orang mengambil keputusan
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.


Menurut Thurstone (1946) perilaku adalah suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Objek
komunikasi sendiri meliputi symbol, kata-kata, slogan, orang, ide, dan lainlain. Menurut Azwar (2005), sikap sosial

terbentuk

dari

adanya

interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung
arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar
individu sebagai anggota kelompok sosial.
Pilihan terhadap penggunaan saluran komunikasi banyak bergantung
pada maksud dan tujuan komunikasi. Berdasarkan

hasil


penelitian

membuktikan bahwa media akan berperan secara efektif dalam merubah
pendapat (misalnya, menambah pengetahuan), sedangkan komunikasi antar
pribadi umumnya lebih efektif dalam merubah sikap.
2.2

PROSPEK BISNIS TANAMAN HIAS ANTHURIUM
Tahun 2000-an, perkembangan tanaman hias makin cepat berganti. Berawal
dari adenium, aglaonema, dan sekarang terjadi demam anturium. Di sela-sela
tiga perkembangan tanaman itu, masih sempat muncul lagi beberapa tanaman lain,
seperti euforbia, philodendron, pachypodium, dan sansiviera. Masing-masing
tanaman memiliki keunggulan sendiri-sendiri (Pambudy, 2007).
2.2.1

Anthurium
Anthurium sendiri termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Masih
berkerabat dengan beberapa tanaman hias populer seperti aglaonema,
philodendron, keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium

adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000
jenis anggota marga anthurium. Di alam anthurium mudah tumbuh pada
media batang pepohonan yang telah membusuk atau tumbuh di pepohonan
dan bersifat epifit. Di dasar hutan hidup secara terestrial.
Anthurium memiliki bentuk daun yang indah, unik, dan bervariasi.
Umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan
menonjol. Sehingga membuat

tanaman ini tampak kokoh namun

memancarkan keanggunan, terkesan mewah dan eksklusif. Pada zaman

kerajaan, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaankerajaan di Jawa dan dianggap sebagai tanaman para raja. Saat ini,
anthurium adalah tanaman hias tropis yang banyak dipelihara orang karena
memiliki daya tarik tinggi.
Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua jenis,yaitu
anthurium daun dan anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat
terutama dari bentuk-bentuk daunnya yang istimewa. Sedangkan anthurium
bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun
spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong. Di

Indonesia terdapat kurang lebih 7 jenis anthurium, yaitu Anthurium
cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo),
Anthurium andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah
gajah),Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum.
2.2.2

Prospek Bisnis Tanaman Hias Anthurium
Perbisnisan tanaman hias akhir- akhir ini memang sedang diwarnai
oleh euforia naiknya tahta bunga anthurium jenmanii menjadi rajanya
bunga. Gelar tersebut kiranya layak untuk disandang oleh anthurium
jenmanii, dikarnakan tanaman jenis tersebut memiliki keunikan tersendiri
dan perputaran pasarnya cepat sehingga lebih menguntungkan.
Bunga yang konon datang di Indonesia sejak tahun 1800 Masehi
ini lebih banyak yang disukai adalah jenis anthurium daun. Komunitas
masyarakat pecinta tanaman hias kini sedang dilanda demam anthurium.
Nama jenmanii begitu populer dan telah didengar hampir setiap telinga.
Ibarat sebagai penyakit menular demam anthurium sudah menjadi wabah
yang menjangkiti seluruh masyarakat.

2.2.3

Saluran Komunikasi Tanaman Hias Anthurium
Pengembangan bisnis anthurium, tidak terlepas dari sikap pelaku
bisnis terutama petani tanaman hias terhadap prospek bisnis ini. Sikap
petani tanaman hias itu sendiri bisa dipengaruhi oleh informasi yang
disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi

Jenis penggunaan
saluran komunikasi
tentang prospek bisnis
anthurium:
1. Saluran
interpersonal
2.

Saluran mediamassa

3.

Saluran interpersonal

Sikap petani
tanaman hias
terhadap
prospek bisnis
anthurium
1. Positif
2. RaguRagu
3. Negatif

Pengemban
gan bisnis
Anthurium

dan media massa

Gambar.1. Penggunaan saluran komunikasi dan sikap petani tanaman hias terhadap prospek
bisnis anthurium

Jenis penggunaan saluran komunikasi tentang prospek bisnis tanaman
hias anthurium ada 3 jenis saluran,yaitu:
a) Saluran Interpersonal
Saluran interpersonal adalah saluran yang melibatkan pertemuan tatap
muka (sumber dan penerima) antara dua orang atau lebih. Misalnya rapat
atau pertemuan kelompok, percakapan langsung, pembicaraan dari mulut ke
mulut, dsb.
b) Saluran Media Massa
Saluran media masa adalah segala bentuk media masa (media cetak,
media elektronik, dan multi media) yang dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan mereka.
Yang termasuk dalam media cetak adalah surat kabar, tabloid, majalah,
jurnal ilmiah, poster, leaflet, folder, serta brosur. Media elektronik dapat
berbentuk audio suara (ex: radio, pita rekaman atau tipe recorder dan
CD/compact disc), atau audio visual (ex: film, TV,VCD). Serta multi media
merupakan segala bentuk produk media (cetak dan audio visual) yang
digabungkan dalam satu peket media komunikasi. Media masa biasanya
lebih efektif dan lebih murah untuk mengenalkan inovasi pada tahap-tahap
penyadaran dan menumbuhkan minat
c) Saluran Interpersonal dan Media Massa
Saluran komunikasi interpersonal dan media massa memiliki ciri dan
sifat yang berbeda dengan saluran media massa dalam membawa pesan dan
mempengaruhi audiens. Namun kombinasi dari keduanya merupakan cara
yang sangat efektif dalam memperkenalkan ide-ide baru dan mempengaruhi
penduduk untuk menggunakan inovasi-inovasi tersebut. Pengkombinasian

komunikasi interpersonal dengan media massa disebut forum media, dimana
beberapa anggota masyarakat diorganisasikan dalam suatu kelompok yang
bertemu secara teratur untuk menerima program-program media massa dan
mendiskusikan isinya.
Sikap petani tanaman hias terhadap prospek bisnis tanaman hias
anthurium ada yang positif, yaitu mereka yang mau dan tertarik untuk
membudidayakan tanaman hias tersebut. Mereka melihat prospek bisnis
yang sangat menguntungkan ketika banyak konsumen yang meminati
tanaman hias tersebut, dan harga yang beredar di pasaran sangat tinggi,
maka mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meraih puluhan juta
rupiah. Adapula petani yang masih ragu-ragu akan prospek bisnis tanaman
hias karena mereka belum terlalu mengerti secara keseluruhan cara
budidaya tanaman tersebut dan sebagainya. Mereka masih ragu untuk
mengambil resiko jika tiba tiba masyarakat tidak meminati tanaman hias
tersebut karena proses pertumbuhan tanaman yang cukup lama. Sikap petani
yang negatif terhadap prospek tanaman hias tersebut pun ada, mereka lebih
memilih berbisnis yang pasti-pasti saja selalu diminati dan dibutuhkan
masyarakat ketimbang mereka berbisnis tanaman hias tersebut yang
booming hanya dalam jangka waktu tertentu.
Dari ketiga sikap diatas semua itu tergantung cara pemikiran para
petani dan pengetahuan mereka akan bisnis tanaman hias tersebut. Jika
mereka memiliki trik-trik tertentu dalam memaksimalkan bisnis tanaman
hias tentu mereka akan memperoleh keuntungan yang sangat besar.
Sebaiknya untuk menghindari ketidakpastian dari bisnis tanaman hias
tersebut para petani lebih baik memiliki bisnis sampingan selain bisnis
tanaman hias sehingga mereka bisa tetap mendapatkan uang walaupun
tanaman hias tertentu tidak diminati lagi. Sejalan dengan waktu pasti akan
muncul tanaman hias jenis lain yang akan booming seperti tanaman
anthurium, dan masyarakat akan membudidayakan lagi tanaman yang
booming tersebut.

2.3

BISNIS TANAMAN HIAS ANTHURIUM DI KECAMATAN NGARGOYOSO

2.3.1

Prospek Bisnis Tanaman Hias Athurium di Kecamatan Ngargoyoso

Tabel 1. Inventarisasi data petani/pekebun anthurium Kecamatan
Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Desa sentra

1. Puntukrejo
2. Berjo
3. Girimulyo
4. Segorogunung
5. Kemuning
6. Ngargoyoso
7. Jatirejo
8. Dukuh
9. Nglegok
Jumlah (pot)

Anthurium (pot)
Jenmani

Gel. Cinta

Hookeri

675
8.730
1.500
950
2.750
275
180
15.060

978
6.384
980
620
3.200
200
140
12.502

325
1.346
420
160
550
50
35
2.886

Black
Beauty
160
700
260
112
415
37
25
1.709

Keris

Corong

100
600
200
100
320
25
20
1.365

73
550
162
75
300
20
20
1.200

Jumlah
pekebun/
petani
(orang)
65
183
42
11
64
5
5
375

Sumber: Sub Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karanganyar Bulan Maret
Tahun 2008

Dari Tabel 1 diatas dapat kita mengamati bahwa; jenis anthurium yang
banyak

dibudidayakan di Kecamatan Ngargoyoso adalah jenis jenmani,yaitu

sebanyak 15.060 pot yang dibudidayakan. Jenis jemani ini bentuk daunnya mirip
daun tembakau. Teksturnya keras dan tebal, bertangkai pendek, lebar dan panjang,
urat daun tampak jelas dan tepi daun agak bergelombang. Daun muda sedikit agak
merah, sedangkan bila sudah tua berwarna hijau. Orang orang menyebutnya ‘Sang
Raja Anthurium Daun’ Karena selain berkat penampilannya yang elegan, kokoh,
dan berwibawa, anthurium jenmani juga menduduki tahta tertinggi di jagad bisnis
anthurium daun, berkat harganya yang tetap tinggi di tengah sederet nama
anthurium lain.
Perputaran jenis tanaman tersebut di pasar sangat cepat dan banyak diminati
oleh masyarakat karena keunikan dari ciri yang dimiliki oleh tanaman tersebut.
Harga anthurium jenmani pun paling mahal dibanding jenis anthurium lainnya,
semakin unik bentuk, warna, urat daun dan motif tanaman tersebut, maka semakin
mahal pula harga dari tanaman tersebut.
Jenis anthurium yang juga banyak di budidayakan oleh masyarakat
Kecamatan Ngargoyoso adalah jenis anthurium gelombang cinta, yaitu sebanyak
12.502 pot. Anthurium Gelombang Cinta juga terkenal dengan nama wafe of love.
Anthurium gelumbang cinta murni memiliki ciri daunnya tebal, lonjong panjang,
berujung runcing, dan tepinya bergelombang. Gelombang yang indah di tepi daun
inilah yang manjadi ciri utamanya. Permukaan daun berwarna hijau mengilap,

panjang daun bisa mencapai satu meter dan lebar bisa mencapai 10 - 30 centimeter
tangkai daun pendek dan kekar, seludang bunga dan tongkol berwarna ungu.
Untuk jenis anthurium lain juga ada yang dibudidayakan

selain

yang

tercantum pada Tabel 1, tetapi masih sedikit dibudidayakan yaitu anthurium golok
dan sirih. Hal itu karena faktor harga, kelangkaan, dan peminatnya. Hal itu karena
faktor harga, kelangkaan, dan peminatnya. Selain itu, juga terdapat tanaman induk
anthurium yang bisa dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah tanaman anthurium induk di Kecamatan Ngargoyoso
Jenis

Tanaman indukan

1. Jenmani
2. Gel cinta
3. Hookeri
4. Black beuty
5. Keris
6. Corong
Jumlah (pot)

Jumlah (pot)
32
337
76
38
139
12
642

Sumber: Sub Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karanganyar Bulan
Maret Tahun 2008

Berdasarkan Tabel 2, jumlah tanaman induk anthurium di Kecamatan
Ngargoyoso

paling banyak didominasi oleh jenis gelombang cinta, dan yang

paling sedikit adalah jenis corong. Jumlah tanaman induk akan berpengaruh pada
bisnis anthurium. Dimana petani yang mempunyai tanaman induk akan lebih
mudah mengembangkan bisnis anthurium tersebut. Sehingga perkembangan
tanamannya pun lebih cepat.
Sejak tahun 2007 usaha tanaman hias anthurium di Kecamatan Ngargoyoso
mengalami perkembangan dikarenakan;
1.

Trend yang menyebabkan anthurium banyak disukai dan dinikmati

2.

Tanaman anthurium merupakan tanaman yang lama untuk berkembang,
diperlukan waktu sampai 5 tahun untuk dapat mengeluargkan bonggol biji.

3.

Tanaman ini dapat diperbanyak melalui biji, bayangkan saja bila anthurium
dewasa mengeluarkan 2 bonggol, setiap bonggol berisi 500 calon biji jadi
anthurium dewasa bisa menghasilkan 1000 biji,

4.

Permainan pasar yang sengaja memboomingkan anthurium.

5.

Tingkat permintaan yang tinggi.

6.

Tingkat kelangkaan untuk anthurium jenis tertentu.

Terlihat dari meningkatnya luas area pengembangan tanaman hias yang
terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas area pengembangan anthurium Kecamatan Ngargoyoso
Bulan

Luas area pengembangan
2

anthurium (m )
1. Januari-Maret
2. April-Juni
3. Juli-September
4. Oktober-Desember

3.700
3.850
19.388
21.300

% peningkatan luas
area anthurium
3,90
80,14
8,98

Sumber: Subdin Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Karanganyar, 2007

Sebagian besar petani tanaman hias dalam membudidayakan tanaman hias
disesuaikan dengan jenis tanaman hias apa yang sedang mengalami
perkembangan dan diminati oleh masyarakat. Penjualan anthurium di Kecamatan
Ngargoyoso dipengaruhi oleh sepi dan tidaknya permintaan. Misalnya pada tahun
2007 anthurium jenis gelombang cinta sangat diminati oleh masyarakat dan
harganya bisa mencapai jutaan rupiah bahkan puluhan tergantung dari jenis dan
kualitasnya masing-masing. Maka pada tahun 2007 kebanyakan masyarakat
Kecamatan Ngargoyoso membudidayakan tanaman anthurium jenis gelombang
cinta.
Nilai jual anthurium ditentukan oleh jenis, ukuran, umur, kekompakan,
kesehatan dan kelangkaan dari jenis anthurium sendiri. Tafsiran harga anthurium
di Kecamatan Ngargoyoso secara umum selalu berfluktuasi dan tidak bisa
ditentukan standar harganya. Karena harga pada masing-masing tanaman
tergantung dari kualitas tanamannya sendiri, juga dari jumlah permintaan
tanaman tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi popularitas anthurium di Kecamatan
Ngargoyoso. Faktor-faktor itu diperkirakan adanya peran media masa, pelaku
bisnis, dan masyarakat. Pada awal tahun 2008, bisnis anthurium mengalami
kelesuan tetapi banyak petani tanaman hias yang tetap optimis memandang bisnis
anthurium.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa petani di Kecamatan
Ngargoyoso,

kelesuan

bisnis

anthurium di Kecamatan Ngargoyoso

disebabkan oleh beberapa
penghujan,

faktor,

diantaranya

yaitu; pengaruh

musim

dampak pasca bencana alam yang terjadi di salah satu desa di

Kecamatan Ngargoyoso yang berimbas pada bisnis anthurium, faktor lebaran,
bibit mulai banyak yang panen sehingga stok lumayan banyak, dan faktor daya
beli masyarakat yang sudah tidak mampu membeli anthurium denga harga yang
sangat tinggi.
2.3.2

Identitas Responden, Jumlah Petani Athurium

Tabel 5. Identitas responden /petani tanaman hias Kecamatan Ngargoyoso
Keterangan
1. Usia responden
a. Usia produktif (15-64 th)
b. Usia non produktif ( >65)
Jumlah
2. Jenis kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
Jumlah
3. Tingkat pendidikan
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SLTP
d. Tamat SMA/STM
e. D1/D2/D3/S1
Jumlah
4. Asal desa
a. Desa Puntukrejo
b. Desa Berjo
c. Desa Girimulyo
d. Desa Segorogunung
e. Desa Kemuning
f. Desa Ngargoyoso
g. Desa J atirejo
Jumlah
5.Jenis Pekerjaan
a. Petani ladang
b.
Petani
29
c.
7
d.
Pegawai
3
e. PNS

Dis tribusi

Prosentase (%)

78
2
80

97,50
2,50
100,00

78
2
80

97,50
2,50
100,00

3
22
28
21
6
80

3,75
27,50
35,00
26,25
7, 5
100,00

14
39
9
2
14
1
1
80

17,50
48,75
11,25
2,50
17,50
1,25
1,25
100,00

37
hias
Wiraswasta
pemerintah
desa

46,25
36,25
8,75
3,75

4
80

5,00
100,00

tanaman

Sumber: Analisis data primer, 2008

Berdasarkan Tabel 5, kita dapat melihat bahwa sebagian besar
responden/petani tanaman hias Kecamatan Ngargoyoso termasuk dalam usia
dewasa dan tergolong usia produktif yaitu sebanyak 78 orang (97,50%), meliputi
laki-laki 78 orang (97,5%) dan 2 orang perempuan (2,5%). Dengan pendidikan
terbesar yaitu SLTP sebanyak 28 orang (35,00%). Desa yang banyak
membudidatakan anthurium yaitu Desa Berjo sebanyak 39 orang (48,75%). Bagi
responden, bisnis tanaman hias ada yang menjadi pekerjaan pokok dan
sebagian besar sebagai pekerjaan sampingan, misalnya petani lading sebanyak 37

orang (46,25%), walaupun sebenarnya penghasilan yang diperoleh dari usaha
tanaman hias khususnya anthurium lebih banyak memberikan pendapatan dari
pekerjaan utama mereka sebagai

petani

ladang,

wiraswasta, pegawai

pemerintah desa dan PNS. Dikarenakan mereka takut jika tiba-tiba tanaman
hias anthurium sudah sedikit diminati oleh masyarakat luas, maka dari itu
kebanyakan masyarakat Kecamatan Ngargoyoso memilih bisnis tanaman hias
sebagai pekerjaan sampingan mereka.

2.4

Penggunaan

Saluran

Komunikasi

Petani

Tanaman

Hias

Untuk

Mengakses
Informasi Tentang Anthurium
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penggunaan saluran komunikasi
ada 3 cara, yaitu dengan cara saluran komunikasi interpersonal, komunikasi media
massa, dan komunikasi gabungan interpersonal dan media massa. Namun
berdasarkan tabel di bawah ini, saluran komunikasi yang digunakan petani hias hanya
2 cara, yaitu saluran komunikasi interpersonal dan komunikasi gabungan
interpersonal dan media massa.
Tabel 6. Penggunaan saluran komunikasi petani tanaman hias tentang prospek
bisnis anthurium
Saluran komunikasi Dist ribusi Prose ntase(%)
1.

Interpersonal saja

2. Interpersonal dan
media massa
Jumlah

37

46,25

43

53,75

80

100,00

Sumber:Analisisdataprimer,2008

Berdasarkan Tabel 6, petani tanaman hias dalam mencari dan mendapatkan
informasi tentang prospek bisnis anthurium menggunakan saluran komunikasi
interpersonal saja, yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal adalah
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara
sekelompok kecil orang-orang yang dilkakukan secara langsung. Ada juga petani
yang menggunakan saluran komunikasi gabungan antara saluran interpersonal
dengan media massa, komunikasi ini dilakukan agar petani mendapatkan informasi

yang lebih lengkap dan lebih luas. Dari saluran komunikasi yang dipakai, ada 37
orang (46,25%) masih menggunakan komunikasi interpersonal saja, sedangkan 43
orang (53,75%) sudah menggunakan gabungan komunikasi interpersonal dan
media massa.
2.4.1 Saluran Komunikasi Interpersonal
Tabel 7. Penggunaan sumber informasi petani tanaman hias
Sumberi nformasi Keteranga n Distribusi Pr ose ntase(%)

1sumber

Teman (5orang)
Kerabat (1orang)

2sumber

Teman dan petani (2)
Teman dan tetangga (2)
Teman dan kerabat (2)
Teman dan pameran (1)
Petani dan kerabat (1)

3sumber

6

16,22

8

21,62

19

51,35

3

8,11

Teman, petani, tetangga (5)
Teman,petani,kerabat (1)
Teman, petani, konsumen tanaman hias (1)
Teman, petani, pameran (1)
Teman, petani, pengusaha tanaman hias (1)
Teman, tetangga, kerabat (1)
Teman, tetangga, konsumen tanaman hias (1)
Teman, tetangga, makelar (1)
Teman, kerabat, konsumen tanaman hias (2)
Teman, kerabat, pengusaha tanaman hias (1)
Teman, pameran, pengusaha tanaman hias (1)
Petani, tetangga, konsumen tanaman hias (1)
Tetangga, kerabat, konsumen tanaman hias
(1)
Kerabat, konsumen t anaman hia, pameran (1)

4sumber

Teman, petani, tetangga, makelar (1)
Teman, petani, tetangga, konsumen tan.hias (1)
Tema n, petani, kons ume n tan.hias, pameran (1)

Jumla
h
Sumber:Analisisdataprimer,2008

37

100,00

Berdasarkan Tabel 7, sebagian besar petani tanaman hias menggunakan 3
sumber informasi yang persentasenya yaitu sebanyak 51,35%. 3 sumber informasi

tersebut diantaranya teman,
kerabat/saudara, pengusaha

petani,

tetangga, konsumen tanaman hias,

tanaman hias, makelar, pameran. Dengan adanya

sumber informasi, kebutuhan informasi yang diperoleh sudah memberikan
kecukupan dan kepuasan. Penggunaan saluran interpersonal bagi responden,
dianggap lebih efektif

karena mereka bisa langsung bertatap muka dan

memberikan pertanyaan secara langsung jika ada beberapa informasi yang kurang
dipahami. Kelebihan dari komunikasi interpersonal adalah komunikasi ini dapat
dengan mudah membujuk lawan bicaranya karena adanya pengaruh komunikasi lain
dan pengaruh lingkungannya, dengan berkomunikasi secara tatap muka maka
seseorang dapat mengetahui informasi dari orang lain dengan sedalam-dalamnya
dan selengkap-lengkapnya. Namun, komunikasi tatap muka ini juga memiliki
beberapa kelemahan yaitu komunikator dan komunikan harus mengorbankan waktu
yang dimiliki untuk berkomunikasi. Selain itu, kelemahan komunikasi interpersonal
juga mencakup jangkauannya yang sempit, maksudnya ialah individu-individu yang
terlibat terbatas antara dua orang saja atau antar kelompok kecil saja dan juga sering
timbul kesalahan persepsi diantara orang yang berkomunikasi, kesalahan persepsi
ini timbul biasanya ketika komunikator menyampaikan pesan yang memiliki arti
ganda atau bersifat ambigu. Dari saluran interpersonal inilah, responden mudah
terpengaruh sehingga banyak yang mengusahakan bisnis anthurium. Beberapa
sumber informasi yang dipakai responden yaitu antaralain: teman, petani lain,
tetangga, kerabat/saudara, konsumen tanaman hias, pameran, pengusaha tanaman
hias, dan makelar/brooker.
2.4.2 Gabungan Saluran Komunikasi Interpersonal dan Media Massa
Tabel 8. Sumber informasi petani tanaman hias pengguna gabungan
saluran interpersonal dan media massa
Salura nkomunikasi D istribusi Prosentas e (%)
1.

Interpersonal dan TV

2

4,65

9.

Interpersonal, Majalah, Tabloid, dan TV

2

4,65

Jumlah

43

100,00

Sumber:Analisisdataprimer,2008

Berdasarkan Tabel 8, petani tanaman hias banyak yang menggunakan
gabungan saluran interpersonal dengan majalah yaitu terdapat 19 orang (44,19%).
Pencarian informasi dengan menggunakan gabungan antara saluran komunikasi
interpersonal dan media massa yaitu agar memudahkan mereka untuk
mendapatkan informasi tambahan yang lebih lengkap. Media masa adalah alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan atau informasi dari sumber kepada orang
banyak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio
dan televise secara serentak. Media Massa ada beberapa jenis, diantaranya media
cetak (surat kabar, tabloid, majalah), media elektronik (televise, radio, film/video),
dan media siber (website, media sosial, portal berita). Mereka juga dapat mencari
informasi lebih detail lagi melalui majalah/tabloid yang akan menambah
kelengkapan

informasi

untuk mendukung pengembangan usaha anthurium.

Sumber informasi interpersonal yang digunakan oleh petani tanaman hias pada
kelompok ini hampir semua sama dengan sumber informasi yang digunakan oleh
petani tanaman hias pengguna saluran interpersonal saja. Saluran interpersonal
yang

digunakan adalah teman, petani, tetangga, saudara/kerabat, konsumen

tanaman hias, pengusaha tanaman hias, makelar, tengkulak, pameran, dan kepala
desa. Sedangkan saluran media massa yang digunakan oleh responden untuk
mengakses informasi tentang anthurium yaitu televisi, radio, majalah, tabloid,
buku, dan koran.

2.5

Sikap Petani Tanaman Hias Tentang Prospek Bisnis Anthurium
Tabel. 9 Sikap Petani tanaman hias tentang prospek bisnis Anthurium di Kecamatan
Ngargoyoso
PROSENTASE (%)
NO

SIKAP

DISTRIBUSI

1

Positif

48

60,00

2

Ragu-ragu

23

28,75

3

Negatif
Jumlah

9

11,25

80

100,00

Sumber: Analisis data primer, 2008

Dilihat dari tabel diatas, jumlah petani tanaman hias di Kecamatan
Ngargoyoso ada 80 orang. Adanya informasi akan kelesuan terhadap tanaman hias
membuat respon yang berbeda bagi petani. Sebagian besar dari petani (60,00% dari
jumlah petani) tanaman hias di Kecamatan Ngargoyoso bersikap positif terhadap
bisnis Anthurium. Petani yang bersikap positif terhadap bisnis Anthurium ini
sebagian besar telah menekuni usaha ini cukup lama, mereka menganggap bahwa
bisnis Anthurium mempunyai prospek bisnis yang menguntungkan. Karena lama
nya mereka menekuni usaha ini, mereka telah menghadapi naik dan turunnya harga
anthurium. Menurut petani, masyarakat banyak yang membutuhkan tanaman hias
untuk menghiasi rumah atau halamannya, sehingga konsumen anthurium biasanya
mempunyai sifat berlangganan dan terus membutuhkan anthurium karena menyukai
dan mempunyai hobi menghias. Selain dibutuhkan untuk menghias rumah, tanaman
hias mempunyai kisaran harga yang tinggi dibandingkan bisnis jenis tanaman lain.
Jadi, walaupun tanaman hias mengalami kelesuan, petani menganggap kelesuan itu
hanya untuk sebagian orang yang memang merasa tidak membutuhkan tanaman
hias, sedangkan mereka yang terbiasa membeli dan menyukai akan tetap
membutuhkan tanaman hias.
Selain petani yang bersikap positif, terdapat 23 dari 80 petani yang bersikap
ragu-ragu. Petani yang bersikap ragu-ragu ini mempunyai harapan yang besar
terhadap bisnis Anthurium tetapi mereka pasrah terhadap bisnis nya. Mereka
merasa gelisah tentang informasi kelesuan tanaman hias tapi mereka tidak mau
banting setir untuk beralih ke bisnis yang lain.
Sembilan petani lainnya (11,25%) bersikap negatif terhadap bisnis
Anthurium. Sebagian dari mereka telah terjun di usaha ini, sebagian lagi
mengurungkan niat untuk terjun di bisnis Anthurium. Sembilan petani ini
merupakan petani yang sangat terpengaruh terhadap informasi kelesuan tanaman
hias. Mereka merasa tidak yakin terhadap prospek bisnis Anthurium ke depannya.
Mereka menganggap bisnis Anthurium sudah tidak akan menguntungkan bahkan

membuat mereka rugi. Biasa nya, petani yang bersikap negatif terhadap usaha
mereka merupakan petani yang belum lama terjun ke usaha nya, sehingga mereka
belum mengerti naik turun nya permintaan konsumen terhadap tanaman hias. Biasa
nya petani yang bersikap negatif telah memikirkan usaha lain untuk mengganti
usaha mereka yang sekarang bila sudah gulung tikar.

2.6

Distribusi Sikap Petani Taanaman Hias di Kecamatan Ngargoyoso Tentang
Prospek Bisnis Anthurium Untuk Masing-Masing Jenis Penggunaan Saluran
Komunikasi
Tabel 10. Distribusi sikap petani tanaman hias tentang prospek bisnis anthurium
untuk masing-masing jenis penggunaan saluran komunikasi

Sumber: Analisi data primer, 2008

Keterangan:
∑a : Jumlah total dari variabel sikap
∑b : Jumlah total dari variabel saluran komunikasi
Dari tabel 10, 48 orang petani yang bersikap positif terhadap bisnis
Anthurium, 16 orang diantaranya (43,24%) menggunakan saluran komunikasi
interpersonal saja sedangkan 32 orang lainnya (74,42%) menggunakan saluran
komunikasi interpersonal dan media massa untuk mengakses informasi mengenai
anthurium.
Dari tabel 10, dapat dilihat 37 orang yang menggunakan saluran komunikasi
interpersonal saja sebagian besar bersikap positif (43,24%) dan bersikap ragu

(40,54%). Sedangkan yang memakai kedua saluran informasi untuk mendapatkan
informasi tentang anthurium mempunyai persentase yang lebih banyak yaitu
74,42%.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan saluran komunikasi
untuk mendapatkan informasi merupakan hal yang sangat penting. Dengan adanya
saluran komunikasi kita dapat mendapatkan informasi yang beragam. Informasi
yang dapat di terima oleh petani dapat merupakan informasi yang sama atau tidak,
tetapi respon setiap petani berbeda-beda. Perbedaan respon petani terhadap
informasi yang diterima merupakan hasil evaluasi informasi yang diterima oleh
masing-masing individu.
Penggabungan pemakaian saluran komunikasi (interpersonal dan media
massa) bertujuan untuk mencapai audience dalam jumlah besar dan mengharapkan
suatu perubahan yang luas. Tetapi penerimaan dan proses evaluasi dari informasi
tersebut kembali lagi kepada individu masing-masing bagaimana mereka
menyikapinya.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Dari hasil analisis hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, sebagai

berikut:
1.

Saluran komunikasi yang dimanfaatkan oleh petani tanaman hias di
Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar untuk mengetahui prospek
bisnis

anthurium terdiri dari saluran interpersonal dan media massa.

Sebagian besar petani tanaman hias yaitu 43 orang (53,75%) menggunakan
gabungan saluran interpersonal

dengan media massa dan ada 37 orang

(46,25%) yang menggunakan saluran interpersonal saja.
2.

Tingkat penggunaan saluran komunikasi petani tanaman hias di Kecamatan
Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar untuk mengakses informasi tentang
prospek bisnis anthurium adalah dari keseluruhan petani yang menggunakan
saluran interpersonal saja, paling banyak yaitu 19 orang (51,35%)
menggunakan 3 (tiga) sumber informasi yang terdiri dari teman, petani lain
dan tetangga. Selain dari tiga sumber informasi tersebut, saluran
interpersonal

yang

digunakan

oleh

petani

tanaman

hias

yaitu

kerabat/saudara, pengusaha tanaman hias, makelar, konsumen tanaman hias,
dan pameran. Dari keseluruhan petani yang menggunakan gabungan saluran
interpersonal dan media massa, paling banyak yaitu 19 orang (44,19%)
menggunakan gabungan saluran interpersonal dengan majalah. Selain dari
majalah, media massa yang digunakan petani tanaman hias lainnya adalah
tabloid, buku, koran, televise, dan radio.
3.

Sikap petani tanaman hias di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten
Karanganyar tentang prospek bisnis anthurium yaitu:

a)

Terdapat 48 responden (60,00%) yang bersikap positif terhadap
prospek bisnis anthurium.

b)

Terdapat 23 responden (28,75%) yang bersikap ragu-ragu terhadap
prospek bisnis anthurium.

c)

Terdapat 9 responden (11,25%) yang bersikap negatif terhadap
prospek bisnis anthurium.

4.

Penggabungan pemakaian saluran komunikasi (interpersonal dan media
massa) bertujuan untuk mencapai audience dalam jumlah besar dan
mengharapkan suatu perubahan yang luas. Tetapi penerimaan dan proses
evaluasi dari informasi tersebut kembali lagi kepada individu masing-masing
bagaimana mereka menyikapinya.

DAFTAR PUSTAKA

JURNAL: https://www.google.com/url?q=http://fp.uns.ac.id/jurnal/Agritex2.pdf&sa=U&ei=92VIUcfqJsuOmQWb74DwCg&ved=0CBIQFjAF&client=inter
nal-uds-cse&usg=AFQjCNE8oMOpdIvdI5uIlr786CLDvlU-cA.
Diakses pada hari Jumat, 5 September 2014:


http://www.variant-info.com/tanaman-anthurium.html



https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080307054048AA10xfl
agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/JURNAL.docx



http://id.wikipedia.org/wiki/Anthurium



http://www.solopos.com/2013/07/06/demam-jenmanii-melanda-lagi-diulas-lengkap-disolopos-senin-423269



http://romeltea.com/komunikasi-makna-dan-ruang-lingkup/

Diakses pada hari Sabtu, 6 September 2014:


http://ittemputih.wordpress.com/2013/03/28/komunikasi-interpersonal/



http://belajarkomunikasiinterpersonal.blogspot.com/p/belajar-komunikasiinterpersonal.html



http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-massa-pengertian-dan-jenis.html



http://devitadartias.blogspot.com/2010/11/media-massa.html