AUDITOR BERMARTABAT ADALAH AUDITOR YANG

AUDITOR BERMARTABAT ADALAH AUDITOR YANG BERTANGGUNGJAWAB

Auditor merupakan profesi yang banyak diincar atau menjadi cita-cita seseorang. Profesi
sering kali dikaitkan dengan profesionalitas seseorang.
Oleh karena itu didalam
profesionalitas itulah kemudian di rumuskan berbagai macam standart. Didalam audit
terdapat Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Standar
Perikatan Audit (SPA). Dengan demikian SPA merupakan penjabaran lebih lanjut masingmasing standar yang tercantum di dalam standar auditing
Standar Perikatan Audit (SPA)
SPA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum di dalam
standar auditing. SPA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh
Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap SPA yang
diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di dalam SPA
adalah Interpretasi Standar Perikatan Audit (ISPA), yang merupakan interpretasi resmi yang
dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam SPA.
Dengan demikian, ISPA memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam
penafsiran ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam SPA sehingga merupakan perlausan lebih
lanjut berbagai ketentuan dalam SPA.
Standar umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan


pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama

wajib

Standar pekerjaan lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman

memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.


3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat

pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
Sebuah profesi tidak lepas dengan yang namanya asosiasi, auditor internal mempunyai
asosiasi profesi yang diakui secara luas keberadaanya. Asosiasi berperan dalam merumuskan
kode etik profesi para auditor yang menjadi anggotanya. Kode etik merupakan salah satu
madatory guidance lainnya dalam International Professional Practices Framework IIA.
Mandatory lainnya adalah prinsip dasar, definisi, dan standart audit internal.kode etik
tersebut merupakan syarat dan harapan minimal, tujuannya kode etik ini dibuat agar auditor
terdorong untuk mewujudkan budaya etis dalam profesi audit internal.
Auditor diharapkan berperilaku bermartabat dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip
integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi.
Prinsip-prinsip tersebut yang akan menjadi dasar tanggungjawan auditor dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai profesional yang bermartabat. Sehingga, tanggungjawab Auditor
sebagai peytugas audit terwujud.
Tanggung Jawab Auditor
Auditor mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit. Pekerjaan
auditor ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan
klien yang diaudit bebasdarisalahsajimaterial
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices
Board, pada tahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:

1. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan.
Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
2. Sistem Akuntansi.

Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi
dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
3. Bukti Audit.
Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional.
4. Pengendalian Intern.
Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal,
hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan
compliance test.
5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan.
Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam
hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang
didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

5 Tanggung Jawab Auditor
1. IndependensiAuditor

Independen artinya tidak mudah dipengaruhi, netral, karena auditor melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada
kepentingansiapapun. Sikap mental independensi yang merupakan persyaratan
wajib dalam pelaksanaan penugasan, meliputi independen dalam fakta (in fact) dan
dalam penampilan (in dalam fakta (in fact) dan dalam penampilan (in appearance).

2. KeyakinanyangMemadai(ReasonableAssurance)
o Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan terbebas dari salah
saji material. Laporan auditor yang berisi tentang pendapat auditor atas
laporan keuangan didasarkan pada konsep atas laporan keuangan didasarkan
pada konsep pemerolehan keyakinan memadai.
o Suatu audit tidak memberikan jaminan atas akurasi laporan keuangan.
Alasan mengapa suatu audit tidak memberikan jaminan bahwa laporan keuangan
dapat memberikan keyakinan mutlak adalah karena:
1. Laporan keuangan yang dibuat manajemen (klien) tidak diharapkan dapat
memberikan keyakinan absolute.

2. Kesimpulan yang dihasilkan dari pelaksanaan audit hanya berdasarkan pada
fakta-fakta yang diperoleh dari hasil pengujian-pengujian atas laporan keuangan

3. Kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan professional dalam
4. Kebutuhan
untuk
menerapkan
pertimbangan
professional
dalam
mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain

3. TanggungjawabTerhadapFrauddanIllegalActs
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama memungkinkan
auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material. Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan maupun
karena kecurangan.

4. TanggungjawabTerhadapMasalahGoingConcern
Illegal Client Acts merupakan tindakan melanggar hukum atau peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia

5. Membuat LaporanAuditorIndependen

Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan
sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Auditing#Standar_Perikatan_Audit_.28SPA.29
http://www.klikharso.com/2016/03/kode-etik-profesi-auditor-internal.html
http://elib.unikom.ac.id