Daya Tarik Yoga dalam Pariwisata Wellnes

Daya Tarik Yoga dalam Pariwisata Wellness
I Gede Sutarya
I Gede Sutarya, SST.Par, M.Ag adalah Dosen Jurusan Pariwisata, Fakultas
Dharma Duta IHDN Denpasar
Tulisan ini telah terbit pada Jurnal Pariwisata Budaya
No.1 Volume I Tahun 2016
Abstrak
Pariwisata telah mulai bergeser untuk mencari ketenangan. Pencarian ketenangan ini
berkaitan dengan pencarian kesehatan, yang di dalamnya adalah pengobatan
(medical) dan kebugaran (wellness). Dalam pencarian terhadap wellness ini, yoga
menjadi salah satu bentuk pencarian wisman ke dunia timur. India dan Bali,
kemudian menjadi tujuan dari pariwisata ini, sebab masyarakat India dan Bali adalah
masyarakat Hindu yang merupakan asal dari yoga. Dari penelitian ini terbukti bila
alam, dan budaya Bali menjadi daya tarik pencarian wisman terhadap yoga ke Bali.
Pantai Sanur, yang indah, desain bangunan yang bergaya Bali, dan kehidupan
masyarakat Bali yang dekat dengan spiritual menjadi daya tarik wisata yoga tersebut.

Kata Kunci: Yoga, Daya Tarik Pariwisata, Wellness

Pendahuluan
Yoga telah menjadi salah satu daya tarik pariwisata Bali. Sebab Bali merupakan

salah satu pulau yang masyarakatnya adalah hampir 90 persen penganut Hindu.

Masyarakat penganut Hindu adalah masyarakat asli yang mempraktikan yoga dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga perkembangan yoga dalam kehidupan masyarakat
Bali menjadi hidup, tidak seperti di pulau-pulau lainnya yang masyarakatnya dan
yoga memiliki kultur yang berjarak walaupun suasana alamnya sangat mendukung.
Hal ini mendorong perkembangan praktik-praktik yoga di Bali, untuk masyarakat
lokal dan wisatawan.
Praktik-praktik yoga untuk wisatawan merupakan perkembangan dari manfaat
praktik-praktik yoga yang biasanya untuk masyarakat lokal. Hal ini memanfaatkan
kesempatan dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yang semakin besar.
Data BPS Provinsi Bali (2013) menunjukan, penurunan jumlah wisatawan
mancanegara hanya terjadi pada tahun 2003 karena imbas dari Bom Bali I, tetapi
pasca itu perkembangannya terus meningkat. Kalau dibandingkan kunjungan tahun
2013 (3 juta jiwa lebih) telah mencapai 3 kali lipat dari kunjungan tahun 2003 (1 juta
jiwa). Lonjakan ini membuka peluang berkembangnya pariwisata alternatif, seperti
pariwisata yoga.
Berdasarkan perkembangan situs di internet, Ubud merupakan salah satu tempat
perkembangan yoga yang paling banyak. Sebab Ubud merupakan salah satu daerah
wisata pedesaan yang sangat terkenal. Lingkungan alamnya yang dekat dengan

budaya Hindu menjadi daya tarik tersendiri dalam mengembangkan yoga di daerah
ini. Salah satu studio tempat latihan yoga yang terbesar di Ubud adalah Yoga Barn
(www.theyogabarn.com).

Daerah-daerah lainnya, juga memiliki potensi yang sama untuk mengembangkan
yoga sebagai daya tarik wisata. Seminyak dan Legian misalnya adalah daerah yang
memiliki tempat-tempat pelatihan yoga (www.yogitimes.com). Tempat-tempat
lainnya seperti Lovina (Buleleng), Candi Dasa (Karangasem), Sanur, dan sekitarnya
merupakan tempat-tempat yang menjadi rembesan dari perkembangan praktik-praktik
yoga yang memang paling semarak di Ubud.
Dari tempat-tempat pelatihan yoga tersebut, Sanur merupakan suatu daerah yang
paling menarik untuk diteliti. Sebab citra Sanur belum terlalu pulih dari citra
pariwisata club-club malam, dan wisata seks. Di tengah-tengah citra seperti itu,
ternyata praktik yoga untuk wisatawan mancanegara juga berkembang. Hal ini
merupakan sesuatu yang tak terduga, dimana daerah yang lama sekali terkena citra
wisata club malam dan seks bisa mengembangkan yoga. Dengan alasan seperti itulah,
Sanur menjadi suatu studi kasus untuk menggali daya tarik yoga dalam pariwisata
wellness di Bali.

Telaah Pustaka

Beberapa penulis tentang Bali, menyatakan bahwa Bali adalah tempat untuk
bernostalgia, mengenang masa lalu dunia timur. Masa lalu dunia timur adalah tempat
belajar agama, bermeditasi, dan yoga, sehingga Bali adalah tempat yang damai. Citra
masa lalu ini berbenturan dengan geliat pariwisata yang penuh keramaian, dan
perkembangan modern yang penuh keramaian. Di tengah perkembangan seperti itu,
citra nostalgia masa lalu itu terus dibangun untuk mendatangkan wisatawan.

Penulis yang paling awal menulis citra itu adalah Vicki Baum (1916) dalam
bukunya “A Tales of Bali”, Candee (1927) dalam bukunya “New Journey in Old
Asia, dan yang lainnya. Mereka menulis bahwa Bali adalah pulau yang harmoni,
menempatkan semuanya dalam keseimbangan, seperti suasana meditasi dalam yoga.
Buku-buku itu menguraikan tentang romantisme masyarakat timur, yang menjadi
masa lalu yang damai bagi orang-orang Eropa. Di dalamnya terdapat cerita magis,
spiritualitas, dan kedamaian.
Magis, spiritualitas dan kedamaian adalah kondisi yang terdapat dalam yoga.
Karena itu, yoga adalah bagian dari pencarian romantisme dunia timur. Hal itu
tampak dalam penelitian Schedneck (2014) yang melakukan penelitian tentang
meditasi untuk wisatawan di Thailand. Disebutkan, pencarian meditasi ke Thailand
merupakan bagian dari pencarian romantisme dunia timur. Pencarian ini didukung
oleh suasana alam, dan masyarakat Thailand yang merupakan penganut Buddha, yang

aktif melaksanakan meditasi.
Hal seperti itu tampak juga dalam penelitian Maddox (2014) tentang Astanga
Yoga untuk wisatawan di Mysore, India. Wisatawan belajar Astanga Yoga ke
Mysore-India karena romantisme masa lalu, dimana India merupakan pusat dari yoga
(Yoga Bhoomi). Kegiatan Astanga Yoga untuk wisatawan mancanegara ini telah
mulai di Mysore sejak tahun 1948. Tetapi pencarian romantisme ini mengalami
masalah di India sebab India sudah tidak seperti yang dulu lagi. Hal ini merupakan
salah satu kekecewaan wisatawan, sebab India sudah tidak sama lagi dengan citra

masa lalunya. Bahkan Mysore sudah hampir sama dengan Baverly Hill, sehingga
disebut Baverly Hill of India.
Penelitian di Bali yang dilakukan Susanti (2009), dan Ariawan (2009) terhadap
aktivitas spiritual untuk wisatawan di Pasraman Ratu Bagus dan Seruling Dewata
menyatakan bahwa daya tarik utamanya adalah guru spiritual. Hal ini mungkin
berdekatan dengan Thailand yang melakukan ativitas interaksi dengan bhiksu untuk
menarik wisatawan. Guru dan pusat kegiatan adalah pendukung suasana spiritual
yang bisa disebutkan sebagai masyarakat penganut. Dengan demikian, ini akan dekat
sekali dengan unsur masyarakat pendukung yang masih hidup, yang mengundang
suasana romantisme. Hal ini sangat berbahaya dalam pencitraan karena suasana
masyarakat pendukung dan alam cepat sekali mengalami perubahan.

Di tengah perubahan kondisi alam lingkungan seperti itu, India dan Thailand
tetap menjual suasana romantisme seperti itu. Tourism Authority of Thailand (TAT)
tahun 2010 misalnya mempromosikan aktivitas spiritual (meditasi) pada buku-buku
promosi pariwisata yang dicetaknya (Schedneck, 2014). TAT menyebutkan Thailand
sebagai lonely planet yang baik untuk melakukan meditasi. Tetapi pertanyaanpertanyaan seputar komodifikasi meditasi menjadi pertanyaan yang cukup serius.
Sebab, negara, agama dan raja merupakan simbol-simbol dari Thailand. Jika simbolsimbol ini mengalami komodifikasi maka akan menimbulkan penurunan nilai.
Menghadapi dialektika pemikiran seperti itu, Thailand mencoba memformat
meditasi ke dalam program perkenalan, dan pendalaman. Pada program perkenalan,
dikenakan biaya tetapi bila ingin serius harus melakukannya di pusat-pusat agama

Buddha. Pada program perkenalan ini dilaksanakan juga interaksi dengan para bhiksu
yang berpengalaman meditasi (Schedneck, 2014). Pada program yang serius, para
murid biasanya memberikan dana (sumbangan sukarela) kepada pusat-pusat agama
Buddha, tetapi itu tidak wajib.
India tidak membedakan tahap perkenalan dan pendalaman seperti itu untuk
menolak kritik komodifikasi spiritualitas. Perguruan Astanga Yoga di Mysore yang
membangun tempat pelatihan yang disebut shala mengenakan tarif 650 Dollar
Amerika untuk latihan Astanga Yoga pada bulan pertama. Pada bulan berikutnya,
dikenakan tarif 410 Dollar Amerika. Tarif ini merupakan tarif pada 23 Juli 2010
(Maddox, 2014). Dengan pengenaan tarif ini, India sudah menyesuaikan budayanya

dengan budaya barat yang lebih senang dengan tarif-tarif yang pasti.
Tarif yang seperti itu, tidak terlalu mahal bagi wisatawan. Sebab berdasarkan
wawancara dengan wisatawan, belajar Astanga Yoga di India jauh lebih bermanfaat
daripada di negaranya (Maddox, 2014). Hal ini berarti suasana alam dan
masyarakatnya sangat mendukung proses pembelajaran ini. Suasana alam dan
masyarakat pendukungnya inilah yang menjadi daya tarik pengembangan yoga dan
meditasi di Thailand dan India.
Penelitian ini membahas tiga hal penting yang perlu dijelaskan, yaitu daya tarik,
yoga, dan pariwisata wellness. Penjelasan konsep ini diperlukan untuk memberikan
batasan-batasan terhadap konsep-konsep tersebut. Daya tarik dalam khasanah
pariwisata berhubungan dengan pertanyaan mendasar mengapa wisatawan melakukan
perjalanan? Gray (1970) dalam Hall (2003:69) menyatakan seseorang melakukan

perjalanan karena alasan mendasar yang disebutkannya sebagai wanderlust dan
sunlust. Wanderlust merupakan keinginan dari dalam yang menyebabkan seseorang

ingin melihat sesuatu yang berbeda. Sedangkan sunlust adalah sesuatu yang
menyebabkan keinginan tersebut terpuaskan. Karena itu, wanderlust adalah
keinginan, sedangkan sunlust adalah sesuatu yang memuaskan keinginan tersebut.
Pearce (1987) dalam Hall (2003:70) menyebutkan hal ini sebagai push dan pull

factors. Push factors seperti wanderlust yang menyangkut dorongan dari dalam untuk

melakukan perjalanan. Sedangkan pull factors adalah hal-hal yang menyangkut
produk wisata yang menyebabkan seseorang bisa memenuhi dorongannya tersebut.
Karena itu, push menyangkut motivasi (dari dalam), sedangkan pull menyangkut
daya tarik suatu destinasi pariwisata (dari luar diri). Oleh karena itu, daya tarik pada
penelitian ini dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor dalam destinasi pariwisata
yang menyebabkan seseorang (wisatawan) melakukan perjalanan ke destinasi
pariwisata tersebut.
Pada kontek penelitian ini, daya tarik didefinisikan sebagai faktor-faktor dalam
destinasi pariwisata Sanur yang menyebabkan wisatawan melakukan latihan-latihan
yoga di destinasi tersebut. Mill dan Morrison (2012:19) menyebutkan faktor-faktor
yang menyebabkan suatu destinasi pariwisata memiliki daya tarik adalah faktor
sumber daya alam, iklim, budaya, sejarah, etnis, dan kemudahan (accessibility).
Faktor-faktor ini yang merupakan elemen dasar yang menyebabkan suatu destinasi
memiliki daya tarik.

Yoga memiliki pengertian yang sangat luas. Ada yang mengatakan cara hidup,
cara berhubungan dengan Tuhan, dan yang lainnya. Kamus Sanskerta (Surada,
2007:259) mendefinisikan yoga sebagai penyatuan, hubungan, kontak, pembawaan,

pemindahan, penyerahan, bermanfaat, berguna, tipu, kecoh, mengerjakan religious,
meditasi, aturan, peraturan, kegiatan, kerajinan, hasil, dan akibat. Tetapi secara
umum, orang mendefinisikan yoga sebagai berhubungan dengan Tuhan.
Titib (2008:618) mendefinisikan yoga adalah “menghubungkan diri dengan
Tuhan Yang Maha Esa melalui meditasi, puasa, sembahyang, berdoa dan sejenisnya”.
Dengan demikian definisi yoga menjadi sangat luas, padahal yoga yang asli sesuai
Patanjala Sutra (Polak, 1996:4) terdiri dari delapan tahapan yang disebut dengan
Astangga Yoga yaitu Yama, Nyama, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, dan
Samadhi. Oleh karena itu, pada penelitian ini, yoga dibatasi menjadi menghubungkan
diri dengan kekuatan yang tertinggi (supreme) melalui tahapan-tahapan meditasi,
yaitu senam olah tubuh, pernapasan, dan konsentrasi pikiran sesuai dengan sistem
yoga yang terdiri dari delapan bagian (Astangga Yoga) yaitu Yama (pantangan),
Nyama (kebajikan), Asana (sikap tubuh), Pranayama (pernapasan), Pratyahara
(penyaluran aktivitas mental), Dharana (pemusatan pikiran), Dhyana (perenungan),
dan Samadhi (keadaan supersadar transeden).
Pariwisata Wellness adalah bagian dari pariwisata. Definisi pariwisata
berhubungan dengan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain yang
menggunakan fasilitas industri pariwisata, dan tidak berhubungan dengan kegiatan
untuk mencari keuntungan ekonomi dalam waktu yang sementara (tidak bermaksud


untuk menetap). Definisi ini seperti yang dinyatakan Burkart and Medlik dalam Hall
(2003:8) yang menyatakan pariwisata adalah perpindahan penduduk sementara waktu
dari tempat tinggalnya, tempat penduduk hidup, dan bekerja ke destinasi luar, yang
berada di luar dari tempat tinggalnya, termasuk di dalamnya aktivitasnya di destinasidestinasi yang berada di luar tempat tinggalnya tersebut. WTO memberikan batasan
waktu lebih dari 24 jam, sehingga bisa disebut sebagai pariwisata (Hall, 2003:8).
Tourism South Australia mendefinisikan pariwisata secara lebih sederhana yaitu

aktivitas ekonomi yang diakibatkan aktivitas bersenang-senang (Hall, 2003:8).
Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) Nomer 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan Bab I Pasal 1 (3) mendefinisikan pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Untuk mencakup kegiatan yang lebih luas UURI Nomer 10 tahun 2009
menggunakan istilah kepariwisataan, yang pada Bab I Pasal 1 (4) mendefinisikan
kepariwisataan sebagai berikut:
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat
setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.


Dari definisi tersebut, ada beberapa kunci definisi pariwisata yaitu perpindahan
penduduk, kegiatan di luar pekerjaan, interaksi antara wisatawan dengan masyarakat
setempat (tujuan wisata), dan waktunya yang bersifat sementara (tidak bermaksud
menetap). Melalui kata kunci tersebut, pariwisata dapat didefinisikan sebagai

perpindahan penduduk sementara waktu untuk kegiatan di luar pekerjaan, atau
mencari pekerjaan, dimana aktivitas tersebut dapat membangun interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat setempat sehingga berdampak ekonomi, sosial, dan
budaya di destinasi pariwisata secara langsung maupun tidak langsung.
Wellness Tourism Worldwide (2011:9) mendefinisikan wellness sebagai “a state
of health which comparises an overall sense of wellbeing and sees a person as

consisting of body, mind, and spirit”. Berdasarkan definisi tersebut, wellness
merupakan keadaan sehat yang menggambarkan kesehatan secara utuh baik badan,
pikiran dan secara kejiwaan (spirit).
Muller & Lanz-Kaufman dalam Lee (2013:209) mendukung hal ini, dengan
mengatakan wellness adalah ketiadaan penyakit pada badan, pikiran, dan spirit.
Ardell dalam Lee (2013:209) menyebutkan hal itu sebagai seseorang yang memiliki
derajat fungsi yang baik dalam badan, pikiran, dan spirit.
Pengertian Kamus Bahasa Inggris menunjukkan hal yang sama. Wellness

disamakan dengan Wellbeing (Cobuild, 1997:1900) yang memiliki arti health and
happiness (sehat dan bahagia). Oxford (2003:490) mengartikan sebagai state of being
comfortable, healthy or happy, yang berarti keadaan yang nyaman, sehat atau

bahagia. Berdasarkan kamus pengertian wellness memiliki kata kunci keadaan, sehat
dan bahagia. Berdasarkan kata kunci tersebut, wellness dapat didefinisikan sebagai
keadaan yang sehat secara fisik, mental dan spiritual.
Definisi ini sejalan dengan definisi wellness yang dikemukakan Herbert L.Dunn
Tahun 1959 (Tezak dkk, 2009, WTW, 2011:8) yang menyatakan wellness merupakan

lawan kata sakit (illness) yang menggambarkan keadaan yang baik secara fisik, sosial
dan spiritual. Dunn adalah orang pertama yang menggambarkan kondisi manusia
yang baik sebagai yang sehat badan, spirit dan pikiran. Berdasarkan ide Dunn
tersebut,
Berdasarkan definisi-definisi tersebut definisi wellness memiliki kata kunci
keadaan, sehat, badan, pikiran, dan spirit. Dengan kata-kata kunci ini, wellness dapat
didefinisikan sebagai keadaan seseorang yang sehat pada badan, pikiran, dan
spiritnya, sehingga seseorang mencapai kepuasan dalam kehidupannya yang
berdampak kepada kebahagiaannya.
Dengan demikian, pariwisata wellness adalah perjalanan seseorang atau
sekelompok orang untuk sementara waktu (lebih dari 24 jam) dengan menggunakan
fasilitas pariwisata untuk tujuan kesehatan badan, pikiran, dan spiritnya untuk
mencapai kepuasan diri yang berujung pada kebahagiaan yang holistik.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Power of Now Oasis, Pantai Mertasari, Sanur Kauh,
Denpasar, sebab tempat latihan yoga ini paling gencar melakukan promosi.
Wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke tempat ini juga sangat signifikan,
sekitar 30 orang perhari, dengan asal negara yang berbeda-beda.
Jenis data ada dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angkaangka, dan transformasi dari data kualitatif yang mempunyai perbedaan berjenjang.
Sumber data ada dua yaitu data primer dan data sekunder (Kaelan, 2005:148). Data

yang bersumber dari orang (informan) dipilih dengan teknik purposive. Teknik
purposive lebih cocok untuk penelitian ini, karena dengan teknik ini, peneliti bisa

mendapatkan data yang akurat dengan memilih informan berdasarkan pertimbangan
pengetahuan dan pengalamannya. Informan yang dipilih adalah pelaku bisnis yoga
berjumlah satu orang, guru yoga berjumlah dua orang dan wisatawan mancanegara
yang telah menikmati produk yoga ini sebanyak tiga orang.
Instrumen pengumpulan data kartu, foto copy dan buku besar yang berisi catatancatatan penting tentang penelitian perpustakaan. Pada penelitian lapangan, digunakan
alat perekam, garis-garis besar pertanyaan dan buku kerja. Pada penelitian ini,
peneliti akan menggunakan metode pengumpulan data dengan studi kepustakaan,
observasi lapangan dan wawancara. Dengan teknik ini diharapkan terkumpul data
untuk dianalisis.
Teknik analisisnya adalah analisis domain. Dengan menggunakan analisis
domain ini, peneliti mengolah data, memberikan kode (koding), melakukan kategori
(klasifikasi data), menyintesiskannya, menemukan pola hubungan yang penting, dan
memutuskan untuk menyajikan bagian-bagian yang penting. Hal tersebut dipolakan
menjadi tiga langkah umum yaitu pengkategorian, pembangunan konsep, dan
merancang temuan dalam penelitian ini.
Dalam menganalisis perkembangan yoga sebagai pariwisata wellness di Sanur,
dikategorikan data-data yang berhubungan dengan sejarah perkembangan usaha, dan
perkembangan bisnis itu pada sampai saat ini. Dalam menganalisis kelebihan dari
melakukan yoga di Sanur, dikategorikan data-data yang berhubungan dengan

kekhasan Sanur dibandingkan daerah lainnya sebagai tempat latihan yoga. Dalam
menganalisis faktor-faktor yang menjadi daya tarik yoga di Sanur dianalisis data-data
yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menyebabkan wisatawan mancanegara
tertarik melakukan latihan yoga di Sanur.
Pembahasan
Sanur adalah tempat yang terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Sanur Kaja, Sanur
Kauh, dan Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Tempat-tempat
pelatihan yoga tersebar di beberapa hotel di kawasan tersebut, terutama di hotel-hotel
berbintang. Power of Now Oasis, adalah salah satu tempat untuk melakukan pelatihan
yoga, yang berlokasi di Pantai Mertasari, Sanur (Jalan Mertasari, Denpasar Selatan).
Lokasinya bersebelahan dengan Mercure Resort Sanur, hotel yang juga menawarkan
studio yoga, dan menawarkan keindahan Pantai Sanur sebagai daya tariknya. Lokasi
tepatnya adalah jalan ke pantai di sebelah kiri dari Mercure Resort, Sanur.
Hotel lainnya yang menawarkan tempat pelatihan yoga adalah Leona Hotel
(Hotel Tempo Doeloe), yang memiliki Hot Yoga Studio di Jalan By Pass Ngurah Rai,
Denpasar, dan Monic Organic yang juga menawarkan studio untuk latihan yoga yang
berlokasi di Jalan Danau Tamblingan, Sanur. Beberapa hotel lainnya seperti Mercure
Resort juga menawarkan studio yoga, tetapi lebih menyediakan tempat daripada
fasilitas lainnya untuk yoga. Studio-studio di hotel biasanya diisi oleh pelatih luar,
atau sekelompok orang (wisman) yang datang untuk latihan di hotel tersebut.

Gambar 1: Peta Lokasi Power of Now Oasis di Sanur
Sumber: Googel Map (2015)
Power of Now Oasis menawarkan tempat pelatihan yoga yang berbeda dengan
hotel-hotel berbintang. Tempatnya yang sangat dekat dengan Pantai Mertasari,
memudahkan wisman untuk mencapai tempat tersebut. Desain tempat pelatihan yang
seperti gudang besar, mengundang daya tarik tersendiri. Bahan untuk membangun
gudang besar ini adalah bambu yang dirangkai khusus untuk itu, dengan rangkaian
yang khas. Gudang pelatihan di lantai 2 memungkinkan wisman untuk melihat
pemandangan jauh, mengamati lautan lepas di sebelah timurnya.
Tumbuh-tumbuhan menghiasi gedung tersebut, sehingga tampak seperti pondok
di tengah hutan. Atapnya juga penuh dengan tanaman merayap yang menghijaukan,
sehingga wisman sering menyebutnya sebagai treetop atau puncak pohon. Puncak
pohon itu menawarkan kesejukan, dan keteduhan untuk latihan yoga. Kesejukan
gedung tersebut tergambar sebagai berikut:

Gambar 2: Gedung Power of Now Oasis
Sumber: Foto Sendiri

Tempat pelatihan yoga ini memiliki guru-guru yoga yang berstandar
internasional. Guru-guru yoga ini merupakan lulusan dari kursus Yoga Teacher yang
bersertifikat internasional. Guru-guru yoga itu adalah Myron mengajarkan Yin-Yoga,
Carlotta mengajarkan Vinyasa Flow, Ulfa mengajarkan Vinyasa Flow, Mallika
mengajarkan yoga tradisional India, Anshu mengajarkan Vinyasa Flow, Dana
mengajarkan Ocean Flow, Mangku mengajarkan Bali Yoga, Ida Ayu Sukmawati
mengajarkan Hatha Yoga, dan Daniel mengajarkan Chakra Yoga. Dari semua guru
yoga tersebut hanya dua orang yang berasal dari Bali, yaitu Ida Ayu Sukmawati dan
Mangku.
Jenis-jenis yoga yang ditawarkan merupakan kombinasi yoga dengan tradisitradisi dari berbagai tempat. Yin-Yoga dan Yoga Bali merupakan yoga dengan

kombinasi tradisi setempat. Yin-Yoga merupakan kombinasi yoga dengan tradisi
Cina, dan Bali Yoga merupakan kombinasi yoga dengan tradisi Bali. Yoga-yoga
lainnya merupakan kretivitas dari yoga secara umum, seperti Vinyasa Flow yang
merupakan bentuk kreatif dari Suryanamaskar, Intro to Meditation merupakan
perkenalan untuk meditasi, Hatha Yoga merupakan gerakan olah tubuh, dan
pernapasan dalam Yoga, Restorative Yoga, adalah gerakan yoga tertentu, Ocean Flow
merupakan

bentuk-bentuk

senam

yoga,

Cakra

Yoga

adalah

yoga

untuk

membangkitkan cakra-cakra tertentu, dan yoga tradisional India yang merupakan
gerakan-gerakan yoga secara umum.
Dua yoga yang merupakan kombinasi adalah Bali Yoga dan Yin Yoga. Kedua
yoga ini menawarkan keseimbangan pikiran, untuk kesehatan, karena itu lebih
menekankan kepada konsentrasi pikiran, daripada olah tubuh, dan pernapasan.
Kombinasi ini sebenarnya sudah merupakan cakupan dari yoga secara umum, tetapi
ada campuran tradisi. Sebab pada umumnya yoga terdiri dari tiga unsur, yaitu olah
tubuh, pernapasan, dan konsentrasi. Tiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan
untuk membangun keseimbangan badan, pikiran, dan spirit (jiwa), tetapi tradisi Cina
dan Bali yang menekankan keseimbangan merupakan daya tarik tersendiri untuk
dikedepankan dalam menarik minat wisman.
Studio-studio yoga menawarkan yoga yang sama kepada wisman. Yoga
merupakan pelajaran yang terdapat dalam Yoga Sutra yang ditulis Patanjali. Yoga
merupakan salah satu dari enam pandangan dalam Hindu yang disebut dengan Sad
Darsana (Polak, 1996, Donder, 2006). Dasar pemikiran dari Yoga adalah Filsafat

Samkya yang ditulis Rsi Kapila yang menyatakan, alam semestra (prakerti), dan
pencipta (purusha) merupakan satu kesatuan (Donder, 2006:174). Filsafat ini
dipraktikan dalam bentuk latihan-latihan penyatuan melalui gerak tubuh (Hatha
Yoga), pernapasan (Pranayama), dan konsentrasi (Dhyana).
Tujuan dari yoga adalah suatu kondisi yang disebut dengan Samadhi, yaitu suatu
keadaan kebahagian yang sempurna yang tak terlukiskan dengan kata-kata. Polak
(1996:4) melukiskan keadaan itu dengan mengutip Mundaka Upanisad yang
menyatakan, tujuan yoga adalah seperti sungai yang mengalir ke samudra. Sungai
yang mengalir ke samudra, adalah tidak memiliki nama, tidak terikat bentuk.
Kebebasan yang seperti itulah yang disebut dengan tujuan dari yoga.
Mereka yang mencapai tahap tertinggi dalam latihan YOGA dengan itu menjadi
penguasa diri sendiri sepenuhnya, ia mencapai bentuknya yang murni, tak
ternoda dan tak tercemar oleh modifikasi-modifikasi prakerti; ia sebagai peserta
menikmati Kebahagiaan Utama Tuhan dan tak ada apapun lagi yang dikehendaki
olehnya selanjutnya (Polak, 1996:4).

Untuk mencapai tujuan tersebut, Patanjali (Polak, 1996:45) mengembangkan
delapan tahap latihan yang disebut dengan Astangga Yoga (delapan tahap Yoga).
Kedelapan tahap tersebut adalah Yama (pantangan), Nyama (kebajikan), Asana
(Sikap Tubuh), Pranayama (penguasaan pernapasan), Pratyahara (penyaluran
aktivitas mental), Dharana (pemusatan pikiran), Dhyana (perenungan), dan Samadhi
(keadaan supersadar transenden). Kedelapan tahap tersebut merupakan satu kesatuan
untuk mencapai tujuan yoga. Dari delapan tahap tersebut, Asana (sikap tubuh),

Pranayama (pernapasan), dan Dhyana (meditasi) yang sangat terkenal, karena itu
pelatihan-pelatihan yoga hanya melatih ketiga hal tersebut.

Gambar 3: Suasana Latihan Yoga di Power of Now Oasis
Sumber: Foto Sendiri
Pelatihan yoga di Power Now Oasis, Sanur juga hanya tiga bentuk umum seperti
itu, yaitu olah tubuh (Hatha Yoga), pernapasan (Pranayama), dan Dhayana (meditasi).
Pada setiap latihan yoga diawali dengan releksasi tubuh, senam yoga, pernapasan,
dan penutupnya adalah meditasi. Tujuan dari yoga yang seperti itu, adalah rileksasi
tubuh, dan pikiran.
Tujuan dari yoga ini hanyalah rileksasi tubuh, dan pikiran, yang merupakan
kebutuhan dari manusia modern di barat. Mereka memerlukan situasi yang
santai, dan tenang. Yoga di sini memberikan itu. Pelatihan untuk tujuan yang
lebih tinggi merupakan pendalaman sendiri, yang harus dilakukan masingmasing setelah mengetahui pengetahuan dasar ini (Wawancara dengan
Sukmawati, 5 Mei 2015).

Semua pelatihan yoga menawarkan hal yang sama, tetapi Power Now Oasis
memberikan sesuatu yang berbeda. Hal yang berbeda tersebut adalah yoga dalam
tradisi Bali yang disebut dengan Bali Yoga, suasana Pantai Mertasari-Sanur, dan
desain tempat latihan yang terbuat dari bambu. Desain dari bambu disebutkan sebagai
sumber energi, untuk kekuatan, atau kesembuhan seseorang (Wawancara dengan
Sukmawati, 5 Mei 2015). Suasana di pantai (Beachfront) merupakan kekhususan
yang ditawarkan Power Now Oasis.
Pelatihan yoga merupakan sesuatu yang baru di Sanur, Denpasar. Kawasan
Sanur terkenal dengan pantainya yang bagus untuk melihat matahari terbit. Di tengah
pariwisata alam ini ternyata terdapat pelatihan yoga yang mengandalkan daya dukung
keindahan alam tersebut. Power of Now Oasis, adalah salah satu studio yang
mengembangkan pusat pelatihan yoga di pantai ini. Studio ini mengandalkan
keindahan Pantai Mertasari, dan udara pantai yang bebas untuk membantu suasana
alamiah dalam melaksanakan yoga.
Sesuai Teori Elemen-Elemen Destinasi Pariwisata, suatu destinasi berkembang
karena adanya infrastruktur, transportasi, fasilitas, dan kenyamanan. Keempat hal
penting ini sangat mendukung perkembangan suatu atraksi pariwisata (MillMorisson, 2012). Kawasan Pariwisata Sanur memiliki keempat hal tersebut.
Infrastruktur ke Sanur cukup bagus. Suasana jalan yang baik, tetapi kemacetan
seringkali muncul di pusat-pusat keramaian. Transportasi juga terjangkau melalui
angkutan umum, dan angkutan pribadi yang baik. Fasilitas pariwisata juga cukup
banyak, seperti hotel berbintang, restauran, dan yang lainnya. Kenyamanan kawasan

ini juga terjaga, melalui persatuan masyarakat Sanur. Hal itulah yang menyebabkan
tumbuhnya atraksi pariwisata di kawasan ini, termasuk yoga.
Hall (2003:403) menyatakan motivasi wisman untuk mengunjungi suatu
destinasi adalah suasana alam, keunikan, dan keaslian. Karena itu, suasana alam
merupakan faktor utama untuk pengembangan yoga di Power Now Oasis. Keunikan,
dan keaslian adalah soal kedua, karena yoga sebenarnya berasal dari masyarakat
Hindu yang tidak hanya berada di Bali, tetapi juga ada di India. Tulisan-tulisan
tentang pariwisata yang berkaitan dengan Sanur, juga menyatakan keindahan alam
sebagai daya tarik Sanur.
Pantai Sanur pertama kali terkenal di dunia internasional oleh seorang pelukis
yang berasal dari Belgia bernama A.J. Le Mayeur yang datang ke Bali pada
tahun 1932. Dia melihat daya tarik yang dimiliki oleh Pantai Sanur yang begitu
indah dan menawan (Indonesia Explorer, 2013).

Gambar 4: Suasana Pantai Sanur di Depan Power of Now Oasis

Sumber: Foto Sendiri

Keindahan alam ini yang terus dipromosikan sebagai daya tarik pariwisata di
Sanur. Keindahan alam rupanya merupakan dasar yang kuat juga untuk
mengembangkan yoga, sebab yoga merupakan penyatuan sesuai dengan Filsafat
Samkya merupakan penyatuan antara manusia sebagai alam yang kecil, dengan alam
semesta sebagai alam yang besar. Polak (1996:1) menyebutkannya sebagai penyatuan
jiwa individual dengan yang tak terhingga. Karena itu, alam merupakan latar yang
bagus untuk melakukan yoga.
Selain latar belakang alam, pencarian romantisme dunia timur yang hidup
sederhana, harmonis, damai, dan penuh ketenangan adalah bentuk-bentuk pencarian
yang dilakukan para wisman. Pencarian ini berkembang menjadi perjalanan wisata
mulai tahun 1979 melalui Gerakan New Age (Sutcliffe, 2003:126). Pencarian ini juga
melatarbelakangi perkembangan yoga sebagai aktivitas wisman di Power of Now
Oasis di Sanur. Perjalanan untuk tujuan yoga ini mulai berkembang sekitar tahun
1980-an di Ubud, Gianyar melalui praktik-praktik yoga yang dilakukan sekelompok
wisman ke Ubud. Sanur rupanya berkembang pasca 1980-an, atau paling tidak sekitar
tahun 1990-an.
Perkembangannya yang masif, terjadi sekitar 2000-an mengikuti perkembangan
Ubud, Gianyar yang masif pasca tahun 2006 setelah terbitnya Novel Gilbert yang
berjudul Eat, Pray, and Love (EPL). Madrawan (Wawancara, 28 September 2015)
menyatakan yoga telah berkembang dari sekitar 11 tahun lalu (Tahun 2004) di Sanur,

Denpasar. Pelatih yoga yang bersertifikasi internasional ini ingat pertama kali
mengajar yoga di Bali Hyatt, Sanur, sekitar 11 tahun lalu (Tahun 2004). Setelah itu,
Madrawan sempat mengajar di Villa Santrian yang memiliki balai khusus untuk
latihan yoga.
Latihan yoga di Villa Santrian ini banyak mengundang wisman sebab dekat
dengan jalan, sehingga mudah dilihat wisman. Peserta latihanpun yang awalnya
hanya 3-5 orang menjadi 12 orang. Latihannya pun bertambah dari sekali seminggu
menjadi 3 kali seminggu, kemudian menjadi setiap hari. Perkembangan yang masif
berlangsung sekitar 5-6 tahun lalu. Setiap hotel dan villa yang memiliki spa, selalu
mengembangkan yoga. Pesertanya pun mulai ramai dari sekitar 5-6 tahun lalu,
sampai mencapai 20 orang setiap kali latihan.
Pemilik Power of Now Oasis, Anshu (Wawancara, 9 Mei 2015) menyatakan
mengembangkan Power of Now Oasis mulai sekitar tahun 2011 (4 tahun lalu).
Karena itu, perkembangannya bertepatan dengan maraknya kegiatan yoga di Sanur.
Pada awalnya, minat wisman masih belum banyak, atau hanya rata-rata sekitar 10
wisman per harinya. Perkembangan belakangan, menjadi lebih banyak lagi. Saat ini,
wisman yang mengikuti latihan yoga rata-rata sekitar 20 orang setiap kali latihan.
Perkembangan ini banyak dimanfaatkan studio, dan hotel berbintang belakangan
ini. Hotel berbintang biasanya hanya menyediakan tempat, sedangkan studio-studio
biasanya menyediakan pelatih, dan perlengkapan lainnya. Hotel Tempo Doeloe
(Leona Hotel), Monic Organik, dan sebagian besar hotel berbintang menyediakan
tempat latihan yoga sekarang.

Kalau hotel memiliki spa, pasti memiliki tempat yoga. Yoga dan spa merupakan
rangkaian kebugaran yang disebut dengan wellness yang dimiliki hotel
berbintang. Itu kesempatan yang muncul bagi saya. Saya bisa sampai
menyekolahkan anak saya karena melatih yoga. Yoga adalah pembuka
kesempatan kerja bagi saya (Madrawan, 28 September 2015)

Penghasilan yang semakin besarpun didapatkan para pelatih yoga setelah
perkembangan ini. Setiap melatih yoga, Madrawan mengaku mendapatkan Rp.350
ribu. Pada awalnya, ia hanya mendapatkan jatah sekali sehari. Saat ini, ia bisa melatih
2 kali sehari, ditambah dengan latihan privat yang tarifnya sama yaitu Rp.350 ribu.
Karena itu, dengan melatih yoga, Madrawan bisa mendapatkan Rp.1 Juta sehari. Ia
mengaku bisa melatih 5 kali seminggu, sehingga penghasilannya menjadi sekitar
Rp.5 Juta seminggu, atau Rp.20 Juta sebulan. “Paling tidak, saya melatih sekitar 3
kali seminggu, memang berfluktuasi karena peluang ini juga banyak diambil pesaing
lainnya”.
Tabel 1
Perkembangan Yoga sebagai Atraksi Pariwisata di Sanur, Denpasar
Periode

Perkembangan

Jumlah Wisman
(Ribuan)

1980-1990

Perkembangan spa sebagai awal perkenalan

100 - 500

yoga
1990-2000

Yoga

mulai

berkembang

di

hotel-hotel

berbintang mengikuti perkembangan spa

500 – 1.500

2000-2010

Hotel-hotel, dan villa mulai menyediakan 1.500 – 2.500
studio atau balai untuk latihan yoga

2010-

Berkembangnya pusat-pusat latihan khusus 2.500 – 3.700

sekarang

yoga sampai di luar hotel dan villa

Sumber: Diolah dari BPS Bali (2015)
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, perkembangan yoga di Sanur, tampak mulai
masif dari tahun 2000-an, dimana kunjungan wisman pada saat itu sudah mancapai
1,5 Juta (BPS, 2015). Teori Life Cycle Destinasi Pariwisata dapat memberikan
penjelasan bahwa yoga berkembang pada saat kunjungan wisman meningkat tajam
(2010 – sekarang), atau telah mencapai stagnasi, dimana perkembangan industri
pariwisata sudah tidak dapat dikendalikan lagi. Karena itu, industri pariwisata
memerlukan diversifikasi produk untuk melakukan peremajaan. Yoga merupakan
bentuk dari peremajaan tersebut sehingga yoga berkembang pesat pada tahun 2000-an
ketika destinasi pariwisata Bali mencapai lonjakan kunjungan. Dapatkah ini
berkembang sebagai bentuk peremajaan, tergantung dari kelebihan Sanur sebagai
destinasi, dan faktor-faktor daya tarik Sanur sebagai destinasi yang mengembangkan
yoga sebagai produk pariwisata.
Power of Now Oasis menawarkan berbagai kelebihan dalam melakukan latihan
yoga. Kelebihan-kelebihan itu terdiri dari berbagai hal yaitu pemandangan alam,
desain bangunan, fasilitas yoga, bentuk-bentuk latihan yoga, dan instruktur yoga.

Kelebihan-kelebihan ini ditawarkan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda
terhadap wisatawan.
Desain bambu memiliki keindahan sendiri. Bambu juga memiliki kekuatan
spiritual, mengandung anergi yang cukup baik. Energi tersebut sangat bagus
untuk latihan yoga. Desain inilah yang diberikan untuk wisatawan agar mereka
bisa cepat mendapatkan manfaat dari latihan yoga (Wawancara dengan
Sukmawati, 9 Mei 2015).
Pemandangan alam yang ditawarkan kepada wisatawan adalah panorama Pantai
Mertasari, Sanur. Suara ombak, tiupan angin, dan pasir pantainya merupakan
panorama alam yang ditawarkan kepada wisatawan. Pemandangan alam ini sangat
membantu untuk menciptakan suasana tenang bagi wisatawan. SunnyDebW asal
Autralia menulis pada Trip Advisor (9 Agustus 2012) bahwa Power of Now Oasis
memiliki pemandangan yang bagus. Anshu (Wawancara 5 Mei 2015) menyatakan,
pemandangan alam pantai merupakan kelebihan yang ditawarkan untuk wisatawan.
Kelebihan lainnya adalah desain bangunan. Bangunannya merupakan gudang lantai
dua. Lantai pertama merupakan penerimaan tamu, administrasi, tempat terapi ayur
weda, dan toilet, sedangkan lantai dua merupakan tempat pelatihan yoga, untuk
kapasitas 40 orang. Bangunan tersebut dominan terbuat dari bambu, dengan atap
ilalang, sehingga menimbulkan kesan yang sejuk. Dari jauh tampak seperti pondok
yang berada di tengah pepohonan.
Fasilitas yoga yang ditawarkan juga merupakan kelebihan sendiri, yaitu alas
tikar, yang mengesankan dekat dengan alam. Fasilitas ini mendapatkan tanggapan
positif dari pengunjung di Trip Advisor. Fasilitas lainnya adalah terapi Ayur Weda

yang memberikan perasaan rileksasi kepada wisman. Fasilitas lainnya, adalah ruang
santai yang cukup luas, dan sejuk dengan bacaan-bacaan yang relevan dengan yoga.
Pada fasilitas ruang tunggu ini terdapat Majalah Yoga Internasional, dan buku-buku
yoga yang relevan.

Gambar 5: Kelebihan yang Ditawarkan Power of Now Oasis
Sumber: Foto Sendiri
Bentuk-bentuk pelatihan yoga merupakan kelebihan tersendiri dari Power of
Now Oasis. Bentuk yoga yang menjadi kelebihan tempat ini adalah yoga tradisi Bali,
dan India. Yoga Bali diajarkan Mangku yang nama lengkapnya adalah I Nengah
Mangku Sujapa (56 Tahun), dan Yoga Tradisi India diajarkan Mallika. Kedua yoga
ini pada dasarnya sama dengan yoga pada umumnya, tetapi terdapat doa khusus yang
mengantarkan yoga ini sesuai dengan tradisi di Bali yaitu mengucapkan “Om” sesuai
tradisi Bali, dan India. Doa tersebut memancarkan kekhasan dalam mempraktikan
kedua yoga ini.
Yoga pada dasarnya sama mulai dari pernapasan, pemanasan, asana, tetapi saya
selalu mengisinya dengan chanting “Om” yang biasanya tak mau dilakukan guru-

guru internasional. Saya lakukan itu, untuk membangun suasana spiritual.
Gerakan yang saya ajarkan juga selalu berubah-ubah pada setiap latihan yang
berbeda (Wawancara dengan Sujapa, 30 Agustus 2015).
Intruktur yoga yang berpengalaman merupakan kelebihan tersendiri. Ida Ayu
Sukmawati adalah salah satu instruktur yang telah belajar di Kerala, India.
Sukmawati tidak hanya belajar yoga di Kerala, tetapi juga belajar Ayur Weda. Kedua
ketrampilannya dijadikan andalan untuk melakukan pelayanan kepada wisatawan.
Mangku adalah instruktur lainnya yang memiliki kelebihan, karena memiliki
kemampuan untuk melakukan doa dalam tradisi Bali. Instruktur-instruktur lainnya
juga telah memiliki sertifikat untuk menjadi pelatih yoga.
Setiap tempat memiliki daya tarik yang berbeda bagi wisatawan. Daya tarik
tersebut biasanya disebabkan oleh faktor sumber daya alam, iklim, budaya, sejarah,
etnis, dan kemudahan (Mill dan Morisson, 2012). Kawasan Pariwisata Sanur,
Denpasar terkenal dengan daya tarik alamnya, yaitu pantai indah, tempat matahari
terbit dengan pasirnya yang lembut. Daya tarik ini mempengaruhi aktivitas yang
berada di Kawasan Pariwisata Sanur.

Gambar 6: Pantai Sanur adalah Daya Tarik Pariwisata
Sumber: Foto Sendiri
Pelatihan yoga di Power of Now Oasis sebagian besar muncul karena daya tarik
alam seperti itu. Berdasarkan studi pada 78 komentar dari seluruh dunia di Trip
Advisor, 30 komentar menyatakan daya tarik latihan yoga di Power of Now Oasis
karena faktor alam. Komentar terbanyak berikutnya, karena daya tarik bangunan (24
komentar), dan daya tarik pelatih yoga (23 komentar). Ada juga komentar yang
menyatakan, ketertarikannya pada alam dan pelatih, serta desain bangunan dengan
alam lingkungannya. Judith dari Adelaide-Australia (13 Agustus 2015) menyatakan
“Love this place-great teachers too”. Komentar ini menyatakan alam, bangunan, dan
pelatih sebagai daya tariknya.
Komentar di Trip Advisor sama sekali tidak menyinggung daya tarik budaya Bali
dalam latihan yoga di Sanur. Hal ini terjadi karena wisman sebagian besar

bersentuhan dalam waktu yang singkat, sehingga tidak pernah bersentuhan dengan
budaya Bali dan masyarakatnya. Kawasan Sanur adalah kawasan yang penuh
wisman, sehingga pergaulannya pun dengan wisman dari berbagai negara. Hal ini
yang menyebabkan wisman tidak mengomentari soal daya tarik budaya, tetapi ketika
hal itu ditanyakan kepada wisman yang berulang kali datang ke Sanur untuk
melakukan latihan yoga, daya tarik budaya dan agama sangat tampak.
Morgan (62 Tahun), wisman asal Australia yang telah berulang kali latihan yoga
di Power of Now Oasis menyatakan daya tarik budaya sangat kental, tetapi
ketertarikannya alam sekitar juga menjadi daya tarik tersendiri. Disebutkan, suara
ombak merupakan energi yang baik untuk melakukan latihan yoga. Keluluasaan alam
pantai, sebagai tempat jalan kaki dan bersepeda juga memberikan suasana yang
penuh kedamaian. Lingkungan pantai yang merupakan tempat yang lapang untuk
melihat matahari terbit, merupakan daya tarik yang luar biasa.
Morgan (Wawancara 15 Mei 2015) menyatakan “It is very healing place, the
tradition is very strong, and the religion is very stron g”. Pernyataan ini menunjukan

tradisi dan agama di Bali juga sebagai daya tarik, sebab yoga merupakan tradisi yang
lahir dalam masyarakat Hindu yang sangat eksis di Bali. Pada masyarakat seperti itu,
filsafat kehidupan tentang keseimbangan sangat hidup, sehingga sangat mendukung
untuk membangun keseimbangan pikiran. Tempat seperti itu sudah hilang di berbagai
belahan dunia, karena itu Bali menjadi sangat khusus.
Komentar Morgan tersebut menunjukan ketertarikan kepada etnis Bali yang
menjaga tradisinya, yaitu tradisi yang berasal dari agama Hindu yang senantiasa

menjaga keharmonisan dengan Tuhan, Manusia, dan Alam. Komentar tentang budaya
dan agama ini tidak muncul dalam komentar di Trip Advisor, tetapi komentar tentang
ketertarikannya kepada desain (bentuk) bangunan merupakan komentar yang dekat
dengan budaya. Penggunaan bambu, dan bangunan di tengah rimbunan pohon
merupakan kekhasan budaya timur yang menarik dunia barat. BlueToest dari Phuket,
Thailand menulis “the location is absolutely beautifull. Lovely big area made from
bamboo”.

Pernyataan

ini

menunjukan

ketertarikannya

kepada

alam,

dan

bangunannya yang terbuat dari bambu. Morgan menghubungkan bangunan yang
terbuat dari bambu dengan energi. Bambu memunculkan energi yang positif untuk
latihan yoga.
Berdasarkan komentar dan wawancara tersebut, faktor alam, budaya, dan etnis
merupakan daya tarik yang paling dominan. Daya tarik pendukungnya adalah pelatih
yoga yang ramah, dan mampu membawakan sesuatu yang baru (Komentar Sangeeta
dan Ingrid). Karena itu, daya tarik yang ada tidak terlepas dari citra Bali yaitu
keharmonisan (Vickers, 1989). Keharmonisan ini merupakan perpaduan antara unsur
budaya, dan alam Bali. Budaya hidup harmonis, dan lingkungan yang tenang
memunculkan suasana spiritual untuk melakukan yoga. Morgan menyatakan “it
courages to comeback to your heart”. Pernyataan ini menunjukan bahwa
keseimbangan itu menunjukan jalan untuk ke dalam hati, yang artinya
mengembangkan rasa yang menyenangkan.
Faktor-faktor daya tarik ini diringkas dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2

Faktor-Faktor Daya Tarik Pelatihan Yoga di Power of Now Oasis

No.

Daya Tarik

1.

Alam

2.

Budaya

3.

Etnis

Uraian
1).Keindahan pantai yang mendukung suasana untuk
pelatihan yoga.
2).Pantai memiliki energi untuk mendukung
pembangkitan energi dalam pelatihan yoga.
3).Pantai mendukung untuk melakukan pernapasan
yang baik.
1).Manusia pengusung budaya, yakni instruktur yang
baik.
2).Desain bangunan yang mencerminkan budaya
Bali.
3).Tradisi Bali yang memiliki Filsafat
Keseimbangan.
4). Agama Hindu yang berakar kuat pada tradisi.
1).Masyarakat Bali sebagai tempat lahirnya tradisi
untuk membangun keseimbangan.

Tabel tersebut menggambarkan tiga hal pokok yang menjadi daya tarik yaitu alam,
budaya, dan etnis. Faktor alamnya mengacu kepada keindahan alam. Faktor
budayanya mengacu kepada produk-produk budaya seperti desain bangunan. Faktor
etnisnya menyangkut kepada masyarakat etnis Bali yang selalu menjaga
keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Ketiga hal yang menjadi daya tarik
ini merupakan sesuatu yang penting dalam pengembangan pariwisata yoga di masa
mendatang.
Penutup
Perkembangan yoga sebagai aktivitas pariwisata muncul mulai marak dari sekitar
tahun 2000-an. Power of Now Oasis mulai sekitar tahun 2011, yang saat itu hanya 10

wisman yang ikut latihan. Perkembangan belakangan mulai membaik, sampai
mengikutsertakan lebih dari 20 wisman untuk sekali latihan. Perkembangan ini
menunjukan bahwa Sanur memang diminati sebagai tempat untuk melakukan
aktivitas yoga oleh wisman.
Kelebihan dari latihan yoga di Power of Now Oasis, Sanur adalah tempat latihan
yang berada pada lingkungan alam yang indah. Kelebihan ini didukung fasilitas yoga,
bentuk-bentuk latihan yoga yang khas, dan instruktur yoga. Fasilitas yoga seperti
tikar sangat menarik perhatian wisman. Bungkus-bungkus yoga dengan kekhasan
etnik Bali dan India juga merupakan kelebihannya. Instruktur yoga yang ramah dan
mampu mengajarkan sesuatu yang baru merupakan pendukung dari kelebihan ini.
Faktor-faktor yang menjadi daya tarik wisman untuk melakukan latihan yoga
adalah daya tarik alam, budaya, dan etnis. Pantai Mertasari, Sanur merupakan aset
yang tak ternilai untuk mendukung aktivitas yoga, karena membantu untuk
membangun ketenangan. Budaya masyarakat Bali yang terlihat melalui kehidupannya
yang harmonis, dengan desain bangunannya yang memberikan ketenangan adalah
daya tarik berikutnya.
Dari kesimpulan tersebut dapat disarankan bahwa pantai, dan budaya Bali harus
mendapatkan perhatian untuk mempertahankan Pantai Mertasari, Sanur sebagai pusat
aktivitas yoga bagi wisman. Perhatian ini dapat diwujudkan melalui pengembangan
aktivitas untuk menjaga kebersihan pantai, dan pengembangan aktivitas-aktivitas
budaya, terutama untuk membangun nilai-nilai keharmonisan di tengah-tengah
masyarakat. Hal ini harus dilakukan sebab keharmonisan masyarakat menjadi titik

poin yang menentukan. Keharmonisan juga akan membangun lingkungan alam yang
tenang, dan damai.
Oleh karena itu, pembangunan pariwisata Bali dalam beberapa aspeknya harus
tetap menjaga citra Bali yang harmonis, sebab hal itu yang mendorong wisman
datang ke Bali. Yoga adalah salah satu aktivitas yang memerlukan citra seperti itu,
karena itu memelihara citra Bali sangat diperlukan dalam mengembangkan yoga
sebagai aktivitas pariwisata di Bali. Hal ini tentu sejalan dengan program-program
pariwisata Bali secara umum. Karena itu, pembangunan yoga sebagai aktivitas
pariwisata di Bali sejalan dengan pembangunan pariwisata Bali pada umumnya, tetapi
menjaga citra harus diikuti dengan mengembangkan sumber daya manusia Bali.
Sebab peluang untuk menjadi guru-guru yoga banyak dimanfaatkan orang luar karena
alasan sertifikasi internasional. Dengan demikian, pemerintah perlu mendorong
pelatihan-pelatihan yoga teacher training sehingga Bali memiliki banyak guru yoga
yang bersertifikat internasional. Jika guru yoga bersertifikasi internasional semakin
banyak maka peluang masyarakat Bali akan semakin besar untuk memanfaat peluang
yang terus berkembang ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, Putu Alex. 2009. Daya Tarik Utama Ashram Ratu Bagus sebagai Tujuan
Pariwisata Spiritual dan Manfaatnya Terhadap Wisatawan Mancanegara di
Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. (tesis). Denpasar:
Universitas Udayana.
Baum, Vicki. 1938. A Tale From Bali (The Glamorous Epic of An Island Kingdom).
New York: Oxford University Press.
BPS. 2015. Statistik Indonesia. BPS (Online). (Dikutip pada 23 September 2015)
available from www.bps.go.id.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2013. Metodelogi Penelitian Sosial & Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Butler, R.W. 2011. Contemporary Tourism Reviews. Woodeaton: Goodfellow
Publisher Limited (http://www.goodfellowpublisher.com).
Candee, Helen Churchill. 1927. New Journeys in Old Asia. New York: Frederick A
Stokes Company MCM XXVII.
Cobuild, Collins. 1997. English Distionary. London: HarperCollinsPublisher.
Cooper, Chris. 2012. Essentials Of Tourism. England: Pearson.
Donder, Ketut. 2006. Brahma Widya: Teologi Kasih Semesta. Surabaya: Paramita.
Hall, Colin Michael. 2003. Introduction to Tourism (Dimensions And Issues).
Australia: Hospitality Press.
Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Indonesiaexplorer. 2015. Sejarah Wisata Pantai Sanur. http://indonesiaexplorer.net.
Available 27 Agustus 2015.
Jennings, Gayle. 2001. Tourism Research. Sydney: Wiley.
Kaelan, MS. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Paradigma.
Lee, Chung-Chieh. 2013. Influence of Wellness Tourism Participation on the Elderly.
Storage Management Solutions. 6: 209-231.
Maddox, Callie Batts. 2014. Studying at the Source: Astanga Yoga Tourism and the
Search for Authenticity in Mysore, India. Journal of Tourism and Cultural
Change. Journal Access http://www.tandfonline.com.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
Mill, Robert Christie dan Morrison, Alastair M. 2012. The Tourism System. USA:
Kendall Hunt
Moleong, Lexy J. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Oxford. 2004. Oxford Leaner’s Dictionary. New York: Oxford University Press.
Polak, JBAF Mayor. 1996. Patanjali Raja Yoga. Surabaya: Paramita.
Schedneck, Brook. 2014. Meditation for Tourist in Thailand: Commodifying a
Universal and National Symbol. Journal of Contemporary Religion. 29 (3):436456
Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Paramita
Susanti. Putu Herny. 2009. Pengembangan Pasraman Seruling Dewata sebagai Daya
Tarik Pariwisata Spiritual di Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan. (tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Sutcliffe, Steven J. 2003. Children of the New Age: A History of Spiritual Practices.
London and New York: Routledge.

Tezak dkk. 2009. Influence of Wellness in Selecting Tourism Destination. Croatia:
Intitute of Agriculture, Department of Touris.
Trip Advisor. 2015. Power of Now Oasis-Kursus Yoga. http://tripadvisor.co.id.
Available 27 Agustus 2015.
Titib, I Made. 2008. Itihasa Ramayana & Mahabharata (Kajian Kritis Sumber
Ajaran Hindu). Surabaya: Paramita.
Wellness Tourism Worldwide. 2011. 4WR: Wellness for Whom, Where and What?
Wellness Tourism 2020. (Full Research Report). Hungary: Hungarian National
Tourism Plc.