Pengaruh Kebijakan Energy Security Ameri
Lutfi Makrifatul Jannah
201310360311238
Pengaruh Kebijakan Energy Security Amerika Serikat terhadap Dinamika
Kawasan Negara-Negara Asia Tengah terkait Potensi Minyak di Kaspia
Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi kepentingan nasionalnya, yakni melanggenggkan
keamanan energi yang didapatkan dari potensi minyak di negara-negara Kaspia
(Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan), Amerika Serikat memberlakukan “New
Central Asia Strategy”. Seperti yang kita tahu, kawasan Asia Tengah menyimpan
sebuah daya tarik tersendiri bagi negara-negara besar di dunia. Mulai dari Rusia, China,
Amerika Serikat hingga India, wilayah Asia Tengah yang tepat berada ditengah-tengah
antara benua Eropa dan Asia sehingga menjadikan kawasan ini menjadi jalur vital dan
strategis yang menghubungkan dua benua tersebut. Salah satu yang menyebabkan
wilayah Asia Tengah sebagai wilayah strategis negara-negara di dunia adalah faktor
geopolitik, adanya kekosongan kekuasaan (Vacuum of Power) pasca merdeka dari Uni
Soviet telah mengundang kekuatan asing yang berkepentingan di wilayah itu. Paper ini
kami tulis dengan melihat perkembangan yang terjadi bahwa berupa semakin
intensifnya AS terlibat di wilayah Asia Tengah, hal ini terlihat dalam beberapa poin
sebagai berikut: (a) Kehancuran Uni Soviet pada tahun 1991 langsung direspon AS
dalam kebijakan luar negerinya yang difokuskan pada isu-isu seperti senjata nuklir 1 (b)
Perusahaan-perusahaan dan konsultan AS mendesak ex-Uni Soviet untuk menyetujui
rute jaringan pipa migas yang menghindari negara-negara yang dianggap musuh AS,
yaitu Rusia. Cadangan dan potensi minyak yang dimiliki oleh negara-negara Kaspia ini
membuat kawasan Asia Tengah ini terlalu strategis untuk diacuhkan begitu saja
mengingat kebutuhan energi AS yang cukup besar pula, sehingga membuat kebijakan
luar negeri AS di Kaspia berkontribusi terhadap dinamika hubungan internasional di
kawasan Asia Tengah.
Keamanan Energi
Keamanan
energi
merupakan
suatu
konsep
dimana
negara
mampu
mempertahankan diri dan melakukan pembangunan dengan mengutamakan keamanan
dan ketersediaan cadangan energi yang memadai dengan harga yang terjangkau, baik
1
Eugene Rumer, dkk., Central Asia Views from Washington, Moscow and Beijing, hlm 19
minyak ataupun variasi jenis energi lainnya. 2 Seperti yang kita tahu selama ini,
kepentingan nasional kerap sekali digunakan untuk menganalisa tujuan kebijakan luar
negeri suatu negara. Kepentingan nasional AS dalam upaya keamanan energi negerinya
diimplementasikan melalui bentuk hubungan kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan
kepentingan lain AS di Asia Tengah ialah untuk melihat perkembangan mandiri,
demokratis, dan stabilitas negara, komitmen untuk jenis reformasi politik dan ekonomi
yang penting untuk masyarakat modern dan jalan menuju integrasi dan ekonomi dunia.3
Hal ini menandakan bahwa kepentingan nasional AS di kawasan Asia Tengah adalah
mencegah bangkitnya ideologi ekspasionis Rusia, mencegah pengembangan senjata
nuklir serta mendorong berkembangnya hak-hak asasi manusia. Untuk keamanan
energinya sendiri, AS disalah satu negara Kaspia yaitu Turkmenistan, Amerika
melakukan aksi dan mengkonsentrasikan keberadaannya sebagai salah satu sumber
minyak dan gas yang sangat besar dan potensial. Tujuannya untuk menguasai seluruh
sumur minyak dan gas di Turkmenistan bahkan di seluruh dunia untuk mengontrolnya
dan mempertahankan hegemoni dan cengkeramannya terhadap semua itu sehingga
Amerika bisa menjaga posisi globalnya sebagai negara adidaya dan untuk
meminimalkan pengaruh negara-negara besar seperti Rusia atau yang lain. Melihat
begitu tingginya nilai strategisnya minyak di Turkmenistan, komoditas minyak tidak
lagi menjadi alat pemenuhan kebutuhan industri dan ekonomi, tetapi juga sudah
mengandung nilai politik antar negara yang berkepentingan. Di mana dalam hal ini
terdapat hubungan yang unik, keterlibatan negara produsen minyak yang kebanyakan
dipegang oleh negara-negara maju dan yang selalu mengendalikan harga dengan negara
penghasil merupakan negara berkembang.
Hubungan Antara Amerika Serikat dan Asia Tengah
Paska peristiwa 11 September, agenda politik dan kebijakan luar negeri AS
mulai bergeser dengan lebih terfokus pada perang melawan terorisme. Semenjak itu
pula AS gencar berdiplomasi dengan negara-negara Asia tengah. Janji imbalan yang
diberikan AS jika turut mendukung perang melawan terorisme, tentu saja hal ini
menjadi motivasi negara-negara di Asia Tengah karena situasi kebanyakan negara
anggotanya sulit pulih paska lepas dari Uni Soviet. Asia Tengah memegang posisi
2
Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam
http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_TENGAH diakses pada 04
Juni 2015
3
Stephen Blank, The Strategic Importance of Central Asia: An American View, hlm 74
strategis dalam strategi global AS terutama sejak tahun 1997 ketika AS memproritaskan
kawasan ini dengan kebijakan “New Central Asia Strategy”.4 Dalam strategi yang
diterapkan AS ini, AS berusaha membantu negara-negara Asia Tengah yang baru
merdeka
untuk
dapat
benar-benar
keluar
dari
pengaruh
Rusia.
Untuk
mengimplementasikan strateginya, secara ekonomi AS berusaha menjadikan kawasan
Asia Tengah sebagai basis suplai energinya yang baru, dengan menanamkan investasi,
bantuan ekonomi dan pembangunan. Kerjasama bilateral juga menjadi salah satu upaya
AS untuk memperoleh perhatian dan pengaruh kelima negara Asia Tengah, bantuan
dalam bentuk militer serta keikutsertaannya dalam konflik internal dengan gerakan
islam radikal yang mulai berkembang menjadi usaha lain AS menanamkan pengaruhnya
di Asia Tengah. Hubungan antara AS dengan negara-negara Asia Tengah pada dasarnya
tidak dapat dilepaskan dari adanya perusahaan minyak terbesar milik AS, Chevron. Di
mana pada tahun 1991-1995 Chevron berhasil menguasai ladang minyak terbesar
Tengiz di Kazakhstan. Tidak mengherankan, motif utama dari kebijakan energi AS telah
difokuskan pada pengembangan beberapa pipa dan link ke konsumen asing dan
produsen energi, salah satu contoh baru-baru ini termasuk listrik ke India.5
Hal tersebut dilakukan hanya untuk mengejar sumber energi minyak potensial di
Kaspia yang sangat dibutuhkan demi kelangsungan industri milik AS. Washington ingin
menarik keuntungan dari cadangan energi yang besar di Laut Kaspia, tetapi Amerika
tidak ingin semua jaringan pipa minyak dan gas bergerak ke arah Barat melewati Rusia.
Satu jaringan pipa yang disponsori oleh Barat sudah memompa minyak dari Laut
Kaspia dari Azerbaijan melalui Georgia menuju kawasan Laut Tengah milik Turki .6
Mengetahui banyaknya pasokan minyak di Kaspia maka AS berfikir akan
mengamankan suplai minyak dunia. Energi masa depan Kaspia, tentu saja sangat
berkaitan erat dengan perkembangan politik, terutama mengenai masalah pembagian
laut atau setidaknya dari sumber daya bawah laut. 7 Namun, keberadaan AS di Asia
Tengah tidak dapat dibilang benar-benar strategis, kehadiran negara major power lain
seperti Rusia, China dan India yang mengincar minyak Kaspia. Rusia dan China yang
juga berupaya mengamankan suplai energinya dilakukan dengan pembuatan
4
Hary Wibono, op. Cit.,
Stephen Blenk, op. Cit., hlm 76
6
___, Cheney ke Kawasan eks-Soviet. BBC Indonesia 03 September, 2008 dalam
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/printable/080903_cheneyexsoviet.shtml diakses pada 06 Juni
2015
7
Sally N. Cumming, Oil, Transition and Security in Central Asia , hlm 144
5
kesepakatan untuk membangun sebuah pipa gas baru sepanjang pantai timur Kaspia
menuju Rusia. Sedangkan India, lebih cenderung berupaya dalam pencegahan supaya
Pakistan agar tidak memanfaatkan Asia Tengah sebagai tujuan kegiatan terorisnya. 8
Transisi yang diharapkan oleh AS untuk menjadikan Asia Tengah sebagai negara
demokrasi dapat dibilang cukup sulit, hal ini disebabkan adanya warisan kelembagaan
Asia Tengah Soviet dan periode pra-Soviet keduanya yang ditandai dengan kurangnya
masyarakat sipil dan pemerintahan yang demokratis. Meskipun komitmen resmi,
menyatakan pada saat kemerdekaan, untuk membangun masyarakat demokratis, dan
meskipun tekanan Barat atas pemerintah Asia Tengah terhadap komitmen itu, transisi
politik dan ekonomi selama satu dekade tidak menghasilkan terobosan positif yang
besar. Tampaknya bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi transisi politik
di Asia Tengah adalah warisan kelembagaan. Godaan otoriter ditanggung oleh Soviet,
serta sebelumnya pengalaman politik serta pengaruh budaya tradisional ternyata terlalu
kuat untuk mengatasi pengaruh demokrasi yang dibawa Amerika Serikat. Masyarakat
Asia Tengah tidak siap untuk perubahan struktural, kenyataan ini diabaikan atau
diremehkan oleh aktivis domestik dan pendukung mereka di barat.9
Kesimpulan
Jadi pada intinya, Asia Tengah yang kita kenal sebagai kawasan strategis
merupakan sebuah kawasan yang diperebutkan oleh beberapa negara besar. Setiap
negara tersebut memiliki kepentingan strategis, dalam perspektif dan pandangan
Amerika Serikat, Asia Tengah merupakan suatu lahan investasi baru yang sangat
potensial bagi perusahaan-perusahaan minyaknya. Oleh sebab itu, adanya vacuum of
Power paska keruntuhan Uni Soviet, AS berusaha untuk mengambil peluang
menggantikan Uni Soviet dengan membantu negara-negara di kawasan Asia Tengah
agar lebih mandiri dan stabil sehingga dapat mencegah pengaruh dan masuknya Rusia
di kawasan tersebut. AS berupaya mengimplementasikan kepentingan melalui strategi
“New Central Asia Strategy” dengan melakukan berbagai pendekatan baik dibidang
politik dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, AS berusaha melepaskan pengaruh Rusia
di negara-negara Asia Tengah melalui penanaman investasi, bantuan ekonomi, dan
pembangunan. AS yang kita kenal sebagai pengusung nilai-nilai demokrasi mencoba
8
Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam
http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_TENGAH diakses pada 05
Juni 2015
9
Sally N. Cumming, op. Cit., hlm 85
untuk menyebarkan ideologinya di kawasan Asia Tengah dengan harapan agar
mempermudah aksesnya dibidang minyak Kaspia. Dengan menyebarnya paham AS di
Asia Tengah juga dimaksdukan untuk menghalangi Rusia menyebarkan kembali paham
komunismenya kepada daerah yang dulu merupakan wilayah integrasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Eugene Rumer, dkk. 2007. Central Asia Views From Washington, Moscow and Beijing.
New York: M.E. Sharpe, Inc., 80 Business Park Drive, Armonk.
Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam
http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_
TENGAH diakses pada 04 Juni 2015
___, Cheney ke Kawasan eks-Soviet. BBC Indonesia 03 September, 2008 dalam
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/printable/080903_cheneyexsoviet.
shtml diakses pada 06 Juni 2015
Blank, Stephen. 2008. The Strategic Importance of CentralAsia: An American View.
Parameters: U.S. Army War College: Spring 2008, Vol. 38 Issue 1.
N. Cummings, Sally. 2003. Oil, transition and security in Central Asia. London:
Routledge Curzon
201310360311238
Pengaruh Kebijakan Energy Security Amerika Serikat terhadap Dinamika
Kawasan Negara-Negara Asia Tengah terkait Potensi Minyak di Kaspia
Latar Belakang
Dalam rangka memenuhi kepentingan nasionalnya, yakni melanggenggkan
keamanan energi yang didapatkan dari potensi minyak di negara-negara Kaspia
(Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan), Amerika Serikat memberlakukan “New
Central Asia Strategy”. Seperti yang kita tahu, kawasan Asia Tengah menyimpan
sebuah daya tarik tersendiri bagi negara-negara besar di dunia. Mulai dari Rusia, China,
Amerika Serikat hingga India, wilayah Asia Tengah yang tepat berada ditengah-tengah
antara benua Eropa dan Asia sehingga menjadikan kawasan ini menjadi jalur vital dan
strategis yang menghubungkan dua benua tersebut. Salah satu yang menyebabkan
wilayah Asia Tengah sebagai wilayah strategis negara-negara di dunia adalah faktor
geopolitik, adanya kekosongan kekuasaan (Vacuum of Power) pasca merdeka dari Uni
Soviet telah mengundang kekuatan asing yang berkepentingan di wilayah itu. Paper ini
kami tulis dengan melihat perkembangan yang terjadi bahwa berupa semakin
intensifnya AS terlibat di wilayah Asia Tengah, hal ini terlihat dalam beberapa poin
sebagai berikut: (a) Kehancuran Uni Soviet pada tahun 1991 langsung direspon AS
dalam kebijakan luar negerinya yang difokuskan pada isu-isu seperti senjata nuklir 1 (b)
Perusahaan-perusahaan dan konsultan AS mendesak ex-Uni Soviet untuk menyetujui
rute jaringan pipa migas yang menghindari negara-negara yang dianggap musuh AS,
yaitu Rusia. Cadangan dan potensi minyak yang dimiliki oleh negara-negara Kaspia ini
membuat kawasan Asia Tengah ini terlalu strategis untuk diacuhkan begitu saja
mengingat kebutuhan energi AS yang cukup besar pula, sehingga membuat kebijakan
luar negeri AS di Kaspia berkontribusi terhadap dinamika hubungan internasional di
kawasan Asia Tengah.
Keamanan Energi
Keamanan
energi
merupakan
suatu
konsep
dimana
negara
mampu
mempertahankan diri dan melakukan pembangunan dengan mengutamakan keamanan
dan ketersediaan cadangan energi yang memadai dengan harga yang terjangkau, baik
1
Eugene Rumer, dkk., Central Asia Views from Washington, Moscow and Beijing, hlm 19
minyak ataupun variasi jenis energi lainnya. 2 Seperti yang kita tahu selama ini,
kepentingan nasional kerap sekali digunakan untuk menganalisa tujuan kebijakan luar
negeri suatu negara. Kepentingan nasional AS dalam upaya keamanan energi negerinya
diimplementasikan melalui bentuk hubungan kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan
kepentingan lain AS di Asia Tengah ialah untuk melihat perkembangan mandiri,
demokratis, dan stabilitas negara, komitmen untuk jenis reformasi politik dan ekonomi
yang penting untuk masyarakat modern dan jalan menuju integrasi dan ekonomi dunia.3
Hal ini menandakan bahwa kepentingan nasional AS di kawasan Asia Tengah adalah
mencegah bangkitnya ideologi ekspasionis Rusia, mencegah pengembangan senjata
nuklir serta mendorong berkembangnya hak-hak asasi manusia. Untuk keamanan
energinya sendiri, AS disalah satu negara Kaspia yaitu Turkmenistan, Amerika
melakukan aksi dan mengkonsentrasikan keberadaannya sebagai salah satu sumber
minyak dan gas yang sangat besar dan potensial. Tujuannya untuk menguasai seluruh
sumur minyak dan gas di Turkmenistan bahkan di seluruh dunia untuk mengontrolnya
dan mempertahankan hegemoni dan cengkeramannya terhadap semua itu sehingga
Amerika bisa menjaga posisi globalnya sebagai negara adidaya dan untuk
meminimalkan pengaruh negara-negara besar seperti Rusia atau yang lain. Melihat
begitu tingginya nilai strategisnya minyak di Turkmenistan, komoditas minyak tidak
lagi menjadi alat pemenuhan kebutuhan industri dan ekonomi, tetapi juga sudah
mengandung nilai politik antar negara yang berkepentingan. Di mana dalam hal ini
terdapat hubungan yang unik, keterlibatan negara produsen minyak yang kebanyakan
dipegang oleh negara-negara maju dan yang selalu mengendalikan harga dengan negara
penghasil merupakan negara berkembang.
Hubungan Antara Amerika Serikat dan Asia Tengah
Paska peristiwa 11 September, agenda politik dan kebijakan luar negeri AS
mulai bergeser dengan lebih terfokus pada perang melawan terorisme. Semenjak itu
pula AS gencar berdiplomasi dengan negara-negara Asia tengah. Janji imbalan yang
diberikan AS jika turut mendukung perang melawan terorisme, tentu saja hal ini
menjadi motivasi negara-negara di Asia Tengah karena situasi kebanyakan negara
anggotanya sulit pulih paska lepas dari Uni Soviet. Asia Tengah memegang posisi
2
Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam
http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_TENGAH diakses pada 04
Juni 2015
3
Stephen Blank, The Strategic Importance of Central Asia: An American View, hlm 74
strategis dalam strategi global AS terutama sejak tahun 1997 ketika AS memproritaskan
kawasan ini dengan kebijakan “New Central Asia Strategy”.4 Dalam strategi yang
diterapkan AS ini, AS berusaha membantu negara-negara Asia Tengah yang baru
merdeka
untuk
dapat
benar-benar
keluar
dari
pengaruh
Rusia.
Untuk
mengimplementasikan strateginya, secara ekonomi AS berusaha menjadikan kawasan
Asia Tengah sebagai basis suplai energinya yang baru, dengan menanamkan investasi,
bantuan ekonomi dan pembangunan. Kerjasama bilateral juga menjadi salah satu upaya
AS untuk memperoleh perhatian dan pengaruh kelima negara Asia Tengah, bantuan
dalam bentuk militer serta keikutsertaannya dalam konflik internal dengan gerakan
islam radikal yang mulai berkembang menjadi usaha lain AS menanamkan pengaruhnya
di Asia Tengah. Hubungan antara AS dengan negara-negara Asia Tengah pada dasarnya
tidak dapat dilepaskan dari adanya perusahaan minyak terbesar milik AS, Chevron. Di
mana pada tahun 1991-1995 Chevron berhasil menguasai ladang minyak terbesar
Tengiz di Kazakhstan. Tidak mengherankan, motif utama dari kebijakan energi AS telah
difokuskan pada pengembangan beberapa pipa dan link ke konsumen asing dan
produsen energi, salah satu contoh baru-baru ini termasuk listrik ke India.5
Hal tersebut dilakukan hanya untuk mengejar sumber energi minyak potensial di
Kaspia yang sangat dibutuhkan demi kelangsungan industri milik AS. Washington ingin
menarik keuntungan dari cadangan energi yang besar di Laut Kaspia, tetapi Amerika
tidak ingin semua jaringan pipa minyak dan gas bergerak ke arah Barat melewati Rusia.
Satu jaringan pipa yang disponsori oleh Barat sudah memompa minyak dari Laut
Kaspia dari Azerbaijan melalui Georgia menuju kawasan Laut Tengah milik Turki .6
Mengetahui banyaknya pasokan minyak di Kaspia maka AS berfikir akan
mengamankan suplai minyak dunia. Energi masa depan Kaspia, tentu saja sangat
berkaitan erat dengan perkembangan politik, terutama mengenai masalah pembagian
laut atau setidaknya dari sumber daya bawah laut. 7 Namun, keberadaan AS di Asia
Tengah tidak dapat dibilang benar-benar strategis, kehadiran negara major power lain
seperti Rusia, China dan India yang mengincar minyak Kaspia. Rusia dan China yang
juga berupaya mengamankan suplai energinya dilakukan dengan pembuatan
4
Hary Wibono, op. Cit.,
Stephen Blenk, op. Cit., hlm 76
6
___, Cheney ke Kawasan eks-Soviet. BBC Indonesia 03 September, 2008 dalam
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/printable/080903_cheneyexsoviet.shtml diakses pada 06 Juni
2015
7
Sally N. Cumming, Oil, Transition and Security in Central Asia , hlm 144
5
kesepakatan untuk membangun sebuah pipa gas baru sepanjang pantai timur Kaspia
menuju Rusia. Sedangkan India, lebih cenderung berupaya dalam pencegahan supaya
Pakistan agar tidak memanfaatkan Asia Tengah sebagai tujuan kegiatan terorisnya. 8
Transisi yang diharapkan oleh AS untuk menjadikan Asia Tengah sebagai negara
demokrasi dapat dibilang cukup sulit, hal ini disebabkan adanya warisan kelembagaan
Asia Tengah Soviet dan periode pra-Soviet keduanya yang ditandai dengan kurangnya
masyarakat sipil dan pemerintahan yang demokratis. Meskipun komitmen resmi,
menyatakan pada saat kemerdekaan, untuk membangun masyarakat demokratis, dan
meskipun tekanan Barat atas pemerintah Asia Tengah terhadap komitmen itu, transisi
politik dan ekonomi selama satu dekade tidak menghasilkan terobosan positif yang
besar. Tampaknya bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi transisi politik
di Asia Tengah adalah warisan kelembagaan. Godaan otoriter ditanggung oleh Soviet,
serta sebelumnya pengalaman politik serta pengaruh budaya tradisional ternyata terlalu
kuat untuk mengatasi pengaruh demokrasi yang dibawa Amerika Serikat. Masyarakat
Asia Tengah tidak siap untuk perubahan struktural, kenyataan ini diabaikan atau
diremehkan oleh aktivis domestik dan pendukung mereka di barat.9
Kesimpulan
Jadi pada intinya, Asia Tengah yang kita kenal sebagai kawasan strategis
merupakan sebuah kawasan yang diperebutkan oleh beberapa negara besar. Setiap
negara tersebut memiliki kepentingan strategis, dalam perspektif dan pandangan
Amerika Serikat, Asia Tengah merupakan suatu lahan investasi baru yang sangat
potensial bagi perusahaan-perusahaan minyaknya. Oleh sebab itu, adanya vacuum of
Power paska keruntuhan Uni Soviet, AS berusaha untuk mengambil peluang
menggantikan Uni Soviet dengan membantu negara-negara di kawasan Asia Tengah
agar lebih mandiri dan stabil sehingga dapat mencegah pengaruh dan masuknya Rusia
di kawasan tersebut. AS berupaya mengimplementasikan kepentingan melalui strategi
“New Central Asia Strategy” dengan melakukan berbagai pendekatan baik dibidang
politik dan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, AS berusaha melepaskan pengaruh Rusia
di negara-negara Asia Tengah melalui penanaman investasi, bantuan ekonomi, dan
pembangunan. AS yang kita kenal sebagai pengusung nilai-nilai demokrasi mencoba
8
Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam
http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_TENGAH diakses pada 05
Juni 2015
9
Sally N. Cumming, op. Cit., hlm 85
untuk menyebarkan ideologinya di kawasan Asia Tengah dengan harapan agar
mempermudah aksesnya dibidang minyak Kaspia. Dengan menyebarnya paham AS di
Asia Tengah juga dimaksdukan untuk menghalangi Rusia menyebarkan kembali paham
komunismenya kepada daerah yang dulu merupakan wilayah integrasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Eugene Rumer, dkk. 2007. Central Asia Views From Washington, Moscow and Beijing.
New York: M.E. Sharpe, Inc., 80 Business Park Drive, Armonk.
Hary Wibono, Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tengah, dalam
http://www.academia.edu/10118282/KEBIJAKAN_AMERIKA_SERIKAT_DI_ASIA_
TENGAH diakses pada 04 Juni 2015
___, Cheney ke Kawasan eks-Soviet. BBC Indonesia 03 September, 2008 dalam
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/09/printable/080903_cheneyexsoviet.
shtml diakses pada 06 Juni 2015
Blank, Stephen. 2008. The Strategic Importance of CentralAsia: An American View.
Parameters: U.S. Army War College: Spring 2008, Vol. 38 Issue 1.
N. Cummings, Sally. 2003. Oil, transition and security in Central Asia. London:
Routledge Curzon