analisis Strategi Pengembangan E Malta
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Strategi Pengembangan E-Malta
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
EKOJI999 Nomor
247, 13 Mei 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.
HALAMAN 1 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Dalam upaya melakukan studi dan penerapan eGovernment di Malta, pemerintah Malta
membentuk komisi eMalta yang bertugas untuk menyusun master plan penggunaan sistem
informasi dalam proses pemerintahan sekaligus mengawasi proses pelaksanaannya di
lapangan. Komisi ini membuka kesempatan diskusi kepada semua pihak dan yang mempunyai
kepentingan dan keahlian baik dari dalam maupun luar negeri. Komisi ini juga membantu
baik sektor pemerintah maupun swasta dalam menerapkan sistem informasi yang sesuai
pada organisasinya.
Di antara beberapa ruang lingkup kerja dari komisi eMalta adalah:
Mengidenti�ikasikan beberapa perbandingan pelaksanaan implementasi Teknologi
Informasi pada berbagai organisasi di Malta dan memonitor pelaksanaanya.
Mempromosikan pengenalan dan penggunaan Teknologi Informasi melalui berbagai
pelatihan yang diadakan terutama melalui pendidikan formal.
Merekomendasikan berbagai program dan inisatif yang mengarah pada pembinaan
profesi di bidang Teknologi Informasi untuk mendukung terbentuknya komunitas
berbasis teknologi informasi di Malta.
Membangun inisiatif untuk pengenalan dan promosi program bekerja sama dengan
berbagai sektor pemerintahan dan swasta untuk lebih mengenalkan manfaat
penggunaan Teknologi Informasi.
Membuat parameter pengukuran untuk meningkatkan akses komunikasi baik di
rumah, kantor, maupun di tempat publik, termasuk pengukuran di tempat‐tempat
yang kurang mampu dan belum terjangkau teknologi.
Membuat parameter pengukuran pelaksanaan implementasi Teknologi Informasi pada
berbagai sektor pemerintahan.
Memonitor trend yang terjadi pada berbagai sektor Teknologi Informasi di seluruh
dunia.
Menyelaraskan antara tujuan eGovernment di Malta dengan inisiatif eGovernment di
seluruh Eropa.
Dari berbagai diskusi dan pemikiran yang berkembang, Komisi eMalta mengidenti�ikasi enam
sektor yang harus menjadi prioritas pemerintah:
Pengembangan penggunaan Teknologi Informasi dan internet pada seluruh lapisan
masyarakat
Penyebaran industri eCommerce pada semua level komunitas bisnis
Kampanye dan komunikasi yang agresif untuk penggunaan Teknologi Informasi
Menyelaraskan inisiatif implementasi TI di Malta dengan implementasi TI di Uni Eropa
untuk pengembangan ke depan.
Mendesain dan menyelenggarakan program yang mengarah pada proses
eGovernment, dan;
HALAMAN 2 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Mengembangkan partisipasi dan kerjasama antara swasta dengan pemerintah dalam
pengembangan eCommerce dan eGovernment.
ENAM KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN EGOVERNMENT
eGovernment bukanlah kerja yang mudah dan murah, karena itu komisi eMalta telah
menetapkan enam kerangka strategi sebagai acuan pengembangan eGovernment di Malta.
Enam strategi tersebut adalah sebagai berikut.
STRATEGI 1: MEMBANGUN KERANGKA DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT INFORMASI
DAN EKONOMI
1. Membangun komunikasi dan kerangka pembuatan undang‐undang pengembangan
sistem informasi. Aturan dan perundang‐undangan akan menjadi dasar bagi
pelaksanaan bangunan sistem informasi pada pemerintahan. Termasuk dalam hal ini
adalah menganalisis dan mengevaluasi aturan dan perundang‐undangan yang telah
ada. Selanjutnya, selain undang‐undang lokal, perlu juga memonitor tren
perkembangan aturan secara internasional. Dan untuk menumbuhkan dinamika dan
inovasi dalam bidang teknologi informasi, adanya undang‐undang hak cipta dan
kekayaan intelektual mutlak diperlukan.
2. Mendorong berbagai organisasi dan kalangan bisnis untuk mengembangkan dan
memanfaatkan Teknologi Informasi. Pemakaian teknologi informasi akan semakin
intensif di masa depan, karena itu infrastruktur telekomunikasi yang berhubungan
erat dengan teknologi informasi perlu dibenahi terus menerus terutama untuk
mendorong pertumbuhan penggunaan internet, karena internet akan menjadi salah
satu kanal akses penting layanan eGovernment.
3. Mengidenti�ikasi tantangan dan hambatan yang mungkin timbul, mulai dari aturan‐
aturan yang berpotensi menghambat tumbuhnya industri teknologi informasi,
rendahnya infrastruktur, ataupun rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
transaksi di internet.
4. Menyatakan perang terhadap kejahatan di dunia cyber (cyber crime), dengan
menyebarkan berbagai kampanye anti cyber crime, membangun mekanisme untuk
penyelidikan dan penangkalan terhadap hal‐hal yang mengarah pada pelanggaran hak
cipta atas kekayaan intelektual, memfasilitasi pelatihan skala internasional untuk
pegawai pemerintah dan swasta, membangun forum yang terdiri dari semua pelaku
industri dan pemerintah untuk menyebarluaskan informasi tentang kejahatan di dunia
cyber secara menyeluruh, dan merekomendasikan pengambil kebijakan tentang
langkah‐langkah yang diperlukan dalam pemberantasan cyber crime.
5. Membangun parameter pengukuran untuk melindungi anak‐anak dari pelecehan di
dunia cyber yang dilakukan dengan memfasilitasi kerjasama antara sektor pemerintah,
swasta, masyarakat dan pelaku bisnis teknologi informasi dalam membangun website
yang aman untuk anak‐anak. Kampanye program anti pelecehan anak di internet juga
secara gencar dilakukan.
HALAMAN 3 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
STRATEGI 2: PENGEMBANGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA
SELURUH PENDUDUK MALTA
1. Membangun kepercayaan masyarakat dalam penggunaan internet dan teknologi
informasi. Kampanye penggunaan internet dilakukan secara serius dan menyeluruh
agar mendapatkan apresiasi yang luas. Di samping itu, perlu adanya smart card
sebagai identitas elektronik sekaligus password yang aman untuk mendapatkan semua
layanan pemerintah.
2. Mendukung akses menyeluruh pada masyarakat Malta. Studi dilakukan untuk
penggunaan internet, telepon selular, TV, pda dan berbagai peralatan lain yang
mungkin bisa diterapkan di Malta. Benchmark terhadap layanan internet dan program
dalam mengatasi kesenjangan digital juga perlu dilakukan.
3. Mendorong biaya yang lebih murah untuk akses internet. Tidak bisa dipungkiri, salah
satu hambatan utama dalam eGovernment adalah bagaimana masyarakat bisa
mengakses dengan biaya murah. Karena itu, perlu kerjasama menyeluruh dari
berbagai pihak terkait agar bisa meringankan biaya akses internet.
STRATEGI 3: MENDORONG PENINGKATAN EKONOMI BARU MELALUI E‐COMMERCE
1. Membantu industri bisnis lokal untuk mengembangkan layanan berbasis internet
dengan memberikan berbagai konsultasi dan aturan yang memudahkan.
2. Mengembangan layanan Business to Business berbasis web di Malta
3. Membantu bisnis skala kecil, menengah, dan besar dalam mengembangkan eBusiness
dan eExport.
4. Mendorong semua sektor ekonomi untuk memakai pembayaran melalui elektronik
melalui kerjasama dengan berbagai pihak terutama dari pihak perbankan.
STRATEGI 4: MEMBANGUN FIRST CLASS LAYANAN EGOVERNMENT
1. Mengelola badan‐badan pemerintah pusat dan lokal dalam upaya memberikan layanan
eGovernment dan mempromosikan sektor‐sektor pemerintah untuk memberikan
layanan lewat internet.
2. Mempersiapkan pegawai pemerintah untuk memberikan layanan dengan metode dan
teknologi baru, untuk selanjutnya mengubah paradigma pemerintah menjadi partner
bisnis
3. Membangun masyarakat secara online dengan membiasakan untuk melakukan
transaksi dan komunikasi secara online.
HALAMAN 4 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
STRATEGI 5: MENGATASI KESENJANGAN DIGITAL
1. Mengembangkan konten secara lokal agar menumbuhkan minat dan partisipasi dari
seluruh masyarakat.
2. Menjembatani kesenjangan terutama pada daerah‐daerah yang tidak mampu dengan
membuat pusat informasi dan kios‐kios berisikan komputer untuk bisa mengakses
internet.
3. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperbaiki kualitas hidup
dari para orang tua dan juga mengembangkan layanan teknologi informasi dan
komunikasi kepada orang‐orang cacat
STRATEGI 6: MEMPERBAIKI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. Mengembangkan konten Teknologi Informasi dan Komunikasi pada kurikulum
pendidikan dasar dan memfasilitasi keterlibatan pelajar dalam penelitian yang bersifat
nasional maupun internasional
2. Menetapkan standar pelatihan dan pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
serta terus‐menerus mengembangkan kualitas pekerja profesional dalam bidang
Teknologi Informasi
Enam rencana strategis yang dicanangkan oleh komisi eMalta seperti tersebut di atas
memang diperlukan dalam setiap pentahapan implementasi eGovernment agar pelaksanaan
di lapangan sesuai dengan tujuan dan strategi besar eGovernment secara keseluruhan.
‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐
HALAMAN 5 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
Strategi Pengembangan E-Malta
oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu
EKOJI999 Nomor
247, 13 Mei 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email indrajit@rad.net.id.
HALAMAN 1 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Dalam upaya melakukan studi dan penerapan eGovernment di Malta, pemerintah Malta
membentuk komisi eMalta yang bertugas untuk menyusun master plan penggunaan sistem
informasi dalam proses pemerintahan sekaligus mengawasi proses pelaksanaannya di
lapangan. Komisi ini membuka kesempatan diskusi kepada semua pihak dan yang mempunyai
kepentingan dan keahlian baik dari dalam maupun luar negeri. Komisi ini juga membantu
baik sektor pemerintah maupun swasta dalam menerapkan sistem informasi yang sesuai
pada organisasinya.
Di antara beberapa ruang lingkup kerja dari komisi eMalta adalah:
Mengidenti�ikasikan beberapa perbandingan pelaksanaan implementasi Teknologi
Informasi pada berbagai organisasi di Malta dan memonitor pelaksanaanya.
Mempromosikan pengenalan dan penggunaan Teknologi Informasi melalui berbagai
pelatihan yang diadakan terutama melalui pendidikan formal.
Merekomendasikan berbagai program dan inisatif yang mengarah pada pembinaan
profesi di bidang Teknologi Informasi untuk mendukung terbentuknya komunitas
berbasis teknologi informasi di Malta.
Membangun inisiatif untuk pengenalan dan promosi program bekerja sama dengan
berbagai sektor pemerintahan dan swasta untuk lebih mengenalkan manfaat
penggunaan Teknologi Informasi.
Membuat parameter pengukuran untuk meningkatkan akses komunikasi baik di
rumah, kantor, maupun di tempat publik, termasuk pengukuran di tempat‐tempat
yang kurang mampu dan belum terjangkau teknologi.
Membuat parameter pengukuran pelaksanaan implementasi Teknologi Informasi pada
berbagai sektor pemerintahan.
Memonitor trend yang terjadi pada berbagai sektor Teknologi Informasi di seluruh
dunia.
Menyelaraskan antara tujuan eGovernment di Malta dengan inisiatif eGovernment di
seluruh Eropa.
Dari berbagai diskusi dan pemikiran yang berkembang, Komisi eMalta mengidenti�ikasi enam
sektor yang harus menjadi prioritas pemerintah:
Pengembangan penggunaan Teknologi Informasi dan internet pada seluruh lapisan
masyarakat
Penyebaran industri eCommerce pada semua level komunitas bisnis
Kampanye dan komunikasi yang agresif untuk penggunaan Teknologi Informasi
Menyelaraskan inisiatif implementasi TI di Malta dengan implementasi TI di Uni Eropa
untuk pengembangan ke depan.
Mendesain dan menyelenggarakan program yang mengarah pada proses
eGovernment, dan;
HALAMAN 2 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
Mengembangkan partisipasi dan kerjasama antara swasta dengan pemerintah dalam
pengembangan eCommerce dan eGovernment.
ENAM KERANGKA STRATEGI PENGEMBANGAN EGOVERNMENT
eGovernment bukanlah kerja yang mudah dan murah, karena itu komisi eMalta telah
menetapkan enam kerangka strategi sebagai acuan pengembangan eGovernment di Malta.
Enam strategi tersebut adalah sebagai berikut.
STRATEGI 1: MEMBANGUN KERANGKA DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT INFORMASI
DAN EKONOMI
1. Membangun komunikasi dan kerangka pembuatan undang‐undang pengembangan
sistem informasi. Aturan dan perundang‐undangan akan menjadi dasar bagi
pelaksanaan bangunan sistem informasi pada pemerintahan. Termasuk dalam hal ini
adalah menganalisis dan mengevaluasi aturan dan perundang‐undangan yang telah
ada. Selanjutnya, selain undang‐undang lokal, perlu juga memonitor tren
perkembangan aturan secara internasional. Dan untuk menumbuhkan dinamika dan
inovasi dalam bidang teknologi informasi, adanya undang‐undang hak cipta dan
kekayaan intelektual mutlak diperlukan.
2. Mendorong berbagai organisasi dan kalangan bisnis untuk mengembangkan dan
memanfaatkan Teknologi Informasi. Pemakaian teknologi informasi akan semakin
intensif di masa depan, karena itu infrastruktur telekomunikasi yang berhubungan
erat dengan teknologi informasi perlu dibenahi terus menerus terutama untuk
mendorong pertumbuhan penggunaan internet, karena internet akan menjadi salah
satu kanal akses penting layanan eGovernment.
3. Mengidenti�ikasi tantangan dan hambatan yang mungkin timbul, mulai dari aturan‐
aturan yang berpotensi menghambat tumbuhnya industri teknologi informasi,
rendahnya infrastruktur, ataupun rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
transaksi di internet.
4. Menyatakan perang terhadap kejahatan di dunia cyber (cyber crime), dengan
menyebarkan berbagai kampanye anti cyber crime, membangun mekanisme untuk
penyelidikan dan penangkalan terhadap hal‐hal yang mengarah pada pelanggaran hak
cipta atas kekayaan intelektual, memfasilitasi pelatihan skala internasional untuk
pegawai pemerintah dan swasta, membangun forum yang terdiri dari semua pelaku
industri dan pemerintah untuk menyebarluaskan informasi tentang kejahatan di dunia
cyber secara menyeluruh, dan merekomendasikan pengambil kebijakan tentang
langkah‐langkah yang diperlukan dalam pemberantasan cyber crime.
5. Membangun parameter pengukuran untuk melindungi anak‐anak dari pelecehan di
dunia cyber yang dilakukan dengan memfasilitasi kerjasama antara sektor pemerintah,
swasta, masyarakat dan pelaku bisnis teknologi informasi dalam membangun website
yang aman untuk anak‐anak. Kampanye program anti pelecehan anak di internet juga
secara gencar dilakukan.
HALAMAN 3 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
STRATEGI 2: PENGEMBANGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA
SELURUH PENDUDUK MALTA
1. Membangun kepercayaan masyarakat dalam penggunaan internet dan teknologi
informasi. Kampanye penggunaan internet dilakukan secara serius dan menyeluruh
agar mendapatkan apresiasi yang luas. Di samping itu, perlu adanya smart card
sebagai identitas elektronik sekaligus password yang aman untuk mendapatkan semua
layanan pemerintah.
2. Mendukung akses menyeluruh pada masyarakat Malta. Studi dilakukan untuk
penggunaan internet, telepon selular, TV, pda dan berbagai peralatan lain yang
mungkin bisa diterapkan di Malta. Benchmark terhadap layanan internet dan program
dalam mengatasi kesenjangan digital juga perlu dilakukan.
3. Mendorong biaya yang lebih murah untuk akses internet. Tidak bisa dipungkiri, salah
satu hambatan utama dalam eGovernment adalah bagaimana masyarakat bisa
mengakses dengan biaya murah. Karena itu, perlu kerjasama menyeluruh dari
berbagai pihak terkait agar bisa meringankan biaya akses internet.
STRATEGI 3: MENDORONG PENINGKATAN EKONOMI BARU MELALUI E‐COMMERCE
1. Membantu industri bisnis lokal untuk mengembangkan layanan berbasis internet
dengan memberikan berbagai konsultasi dan aturan yang memudahkan.
2. Mengembangan layanan Business to Business berbasis web di Malta
3. Membantu bisnis skala kecil, menengah, dan besar dalam mengembangkan eBusiness
dan eExport.
4. Mendorong semua sektor ekonomi untuk memakai pembayaran melalui elektronik
melalui kerjasama dengan berbagai pihak terutama dari pihak perbankan.
STRATEGI 4: MEMBANGUN FIRST CLASS LAYANAN EGOVERNMENT
1. Mengelola badan‐badan pemerintah pusat dan lokal dalam upaya memberikan layanan
eGovernment dan mempromosikan sektor‐sektor pemerintah untuk memberikan
layanan lewat internet.
2. Mempersiapkan pegawai pemerintah untuk memberikan layanan dengan metode dan
teknologi baru, untuk selanjutnya mengubah paradigma pemerintah menjadi partner
bisnis
3. Membangun masyarakat secara online dengan membiasakan untuk melakukan
transaksi dan komunikasi secara online.
HALAMAN 4 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013
SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT
STRATEGI 5: MENGATASI KESENJANGAN DIGITAL
1. Mengembangkan konten secara lokal agar menumbuhkan minat dan partisipasi dari
seluruh masyarakat.
2. Menjembatani kesenjangan terutama pada daerah‐daerah yang tidak mampu dengan
membuat pusat informasi dan kios‐kios berisikan komputer untuk bisa mengakses
internet.
3. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperbaiki kualitas hidup
dari para orang tua dan juga mengembangkan layanan teknologi informasi dan
komunikasi kepada orang‐orang cacat
STRATEGI 6: MEMPERBAIKI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM BIDANG TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. Mengembangkan konten Teknologi Informasi dan Komunikasi pada kurikulum
pendidikan dasar dan memfasilitasi keterlibatan pelajar dalam penelitian yang bersifat
nasional maupun internasional
2. Menetapkan standar pelatihan dan pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
serta terus‐menerus mengembangkan kualitas pekerja profesional dalam bidang
Teknologi Informasi
Enam rencana strategis yang dicanangkan oleh komisi eMalta seperti tersebut di atas
memang diperlukan dalam setiap pentahapan implementasi eGovernment agar pelaksanaan
di lapangan sesuai dengan tujuan dan strategi besar eGovernment secara keseluruhan.
‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐
HALAMAN 5 DARI 5
(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013