Analisis Gaya Kepemimpinan Rusli Zainal Sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi Riau

  

Analisis Gaya Kepemimpinan Rusli Zainal Sebagai Kepala Pemerintahan

Provinsi Riau

Oleh:

  Hidayati

  

Abstrak

  Bermula dari suatu makna kepemimpinan, pelitian ini mencoba melihat Gaya Kepemimpinan Rusli Zainal Sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi Raiu yang telah menjabat selama dua preode tentunya telah memberikan banyak penilaian terhadap kepemimpinannya selama ini. Masalah kepemimpinan selalu muncul dimana dan kapan saja baik dahulu hingga saat ini, bahkan ia ada pada setiap kehidupan manusia yang saling mengadakan hubungan dan kerjasama. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gaya Kepemimpinan Rusli Zainal dalam memeneg satuan organisasi pemerintahan yang ada di jajaran pemerintahan Provinsi Riau? Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif. Informen dalam penelitian ini adalah diantaranya Kepala Daerah Provinsi, Sekretaris Daerah dan Kepala Daerah yang tersebar di Kabupaten/Kota di Provinsi Riau, teknik penarikan sampel yang diguanakan yakni teknik sensus. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa Gaya kepemimpinan yang di mainkan oleh Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan, pembangunan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di provinsi Riau menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, untuk memperlancar tugas-tugas dia sebagai gubernur Riau dalam memimpin pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan, Rusli Zainal juga menggunakan pendekatan gaya kepemimpinan otokratik. juga terindikasi Rusli Zainal sebagai gubernr Riau juga menggunakan gaya kepemimpinan paternalistik dan laissez faire. Kedua gaya kepemimpinan yang terakhir ini, lebih disebabkan oleh sifat bawaan Rusli Zainal sebagai manusia biasa, artinya gaya kepemimpinan yang terlihat dari prilaku Rusli Zainal selaku gubernur Riau bukan prilaku yang direncanakan untuk mempengaruhi prilaku kepala daerah Kabupaten / Kota untuk menjalankan kebijakan pemerintahan yang dia pimpin.

  Key Word : Gaya Kepemimpinan, Rusli Zainal, &Kepala Pemerintahan

  roda pemerintahan banyak hambatan dan

  Pendahuluan

  tantangan yang dihadapi, diantaranya datang Masalah kepemimpinan selalu muncul dari kepemimpinan itu sendiri. Sebagai dimana dan kapan saja baik dahulu hingga saat seorang pemimpin dan penggerak organisasi ini, bahkan ia ada pada setiap kehidupan pemerintahan, pemimpin harus mampu manusia yang saling mengadakan hubungan memanfaatkan potensi yang ada didaerah dan kerjasama. Oleh karena itu kepemimpinan masing-masing baik itu sumber daya manusia itu muncul bersama-sama adanya peradaban maupun sumber daya lainnya secara optimal. umat manusia dan senantiasa diperlukan pada

  Pemimpin adalah orang yang setiap usaha bersama manusia, khusunya pada bertanggungjawab terhadap organisasi secara zaman modern sekarang dan masa mendatang. keseluruhan. Sukses atau tidaknya organisasi

  Dengan demikian kepemimpinan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat dibutuhkan dalam menjalankan roda sebelumnya tergantung pada kepemimpinan pemerintahan apapun bentuk dalam organisasi tersebut. Seorang pimpinan pemerintahannya. Pemerintah yang ideal harus mengetahui eksistensi serta kebutuhan tentunya memprioritaskan program setiap anggotanya, dan hal ini merupakan pembangunan yang mensejahterakan kecakapannya dalam pelaksanaan rakyatnya. Hanya saja dalam menjalankan kepemimpinan sehingga dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Kepemimpinan pada dasarnya juga adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok

  36

  . Ada 3 (tiga) alasan penting mengapa kepemimpinan mempunyai nilai bertanggung jawab atas efektifitas. Kedua, pimpinan adalah tempat semua anggota bersandar dan berlindung. Ketiga, pemimpin merupakan titik sentral dalam rangka menjaga intergritas organisasi.

  Pemerintahan Provinsi sebagai satuan organisasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana di atur dalam UU No.

  32 Tahun 2004, pasal 24 ayat 1 dipimpin oleh seorang kepala pemerintahan yang disebut kepala daerah. Sebagai seorang pemimpin pemerintahan di daerah, Gubernur menjalankan dua kewenangan kepala pemerintahan yakni sebagai kepala pemerintahan, memimpin pemerintahan berdasarkan azas desentralisasi dengan garis pertanggungjawaban kepada rakyat di daerah dan juga Gubernur sebagai kepala pemerintahan memimpin pemerintahan berdasarkan azas dekonsentrasi yang bertanggung jawab kepada presiden.

  Karena setiap pemimpin punya tantangan sesuai dengan zamannya, maka penulis menitik beratkan kajian ini pada kepemimpinan Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan karena pada era beliau memimpin sistim politik Indonesia sangat demokratis sehingga seseorang jadi pemimpin sangat ditentukan oleh gaya kepeimpinan yang dimainkannya sehingga beliau mampu menduduki jabatan Gubernur selama dua priode, dimana priode pertama beliau dipilih secara tidak langsung dan priode kedua beliau dipilih secara langsung oleh rakyat Riau. Sementara pada rezim orde lama maupun orde baru sistim politik bersifat sentraistik sehingga gaya kemimpinan kepala daerah juga sangat 36 Kartono, 1998, Pemimpin dan Kepemimpinan:

  Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?, Rajawali Press, Jakarta, hlm 13

  dipengaruhi oleh sistim politik yang terjadi pada masa itu. Dengan kata lain seorang Gubernur menjadi kepala pemerintahan ketika itu tidak ditentukan oleh rakyat, tapi ditentukan oleh kekuasaan pemerintahan pusat.

  Keberhasilan Rusli Zainal sebagai yang didapatkan dengan mudah sebagaimana juga calon-calon lain yang dikalahkannya. Keberhasilannya mengalahkan calon-calon lain tentu sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang tumbuh dan berkembang sebagaimana dijelaskan oleh berbagai teori kepemimpinan sebagaimana dikatakan Kartini Kartono

  37

  dalam bukunya “Pemimpinan dan Kepemimpinan” bahwa kemunculan pemimpin dilarbelakangi oleh 3 pendekatan teori yaitu :

  a. Teori genetika mengatakan bahwa seseorang pemimpin lahir karena bakat bawaan dari lahir dan ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi bagaimanapun.

  b. Teori social mengatakan bahwa pemimpin lahir karena disiapkan, dididik dan dibentuk memjadi pemimpin.

  c. Teori ekologis yang mengatakan bahwa seorang pemimpin lahir menjadi pemimpin selain bakat menjadi pemimpin adalah bawaan dari lahir, kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Keberhasilan seseorang menjadi pemimpin tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang dimainkannya. Menurut Thoha

  38

  gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunakan seseorang pada 37 Kartono, 1998, Pemimpin dan Kepemimpinan:

  Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?, Rajawali Press, Jakarta, hlm 38 Miftah, 2003, Kepemimpinan dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 15 saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat.

  Dalam melaksnakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Bila mana aktivitas tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing- merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Menurut Rivai

  Grafindo Persada, hlm 23 40 Thohaha, 2009, Kepemimpinan dalam Manajemen, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 67

  Apapun gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seorang Gubernur pada akhirnya harus bertujuan agar kinerja dari satuan organiasi pemeintahan yang dipimpinnya dapat dicapai guna dapat mewujudkan Visi Riau yang telah ditetapkan

  4. Menurut penilaian pimpinan salah seorang bupati di Provinsi Riau, dia menilai gaya kepemimpinan yang selalu menonjol digunakan Rusli zainal adalah gaya instruksi dan delegasi. Dari penilaian yang diberikan oleh sejumlah orang yang pernah merasakan sebagai bawahan dari Rusli Zainal sebagai seorang Gubernur yang memimpin pemerintahan di Provinsi Riau berbagai persepsi tentang gaya kepemimpinan yang mereka berikan pada Rusli Zainal.

  3. Menurut pimpinan salah seorang kepala dinas yang ada dalam satuan kerja pemerintah Provinsi Riau mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Rusli Zainal sebagai seorang Gubernur lebih banyak menonjolkan gaya konsultatif dan delegatif.

  2. Menurut pimpinan salah seorang kepala Badan dalam satuan pemerin- tahan Provinsi Riau, menilai gaya kepemimpinan Gubernur dinilainya lebih banyak bersifat instruktif dari gaya konsultatif maupun delegatif.

  1. Menurut pimpinan salah seorang kepala Biro di kantor Gubernur Provinsi Riau, menilai kepemimpinan Gubernur lebih banyak memberikan gaya kepemimpinan instruksi dan sedikit memberikan gaya kepemimpinan konsultasi.

  Untuk mengetahui gaya dasar kepemimpinan Rusli Zainal dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan dalam menyelenggarakan pemerintahan di Provinsi Riau berikut beberapa orang kepala biro, kepala dinas, kepala badan dan Bupati/WaliKota.

  Sebagai seorang kepala pemerintahan Provinsi tentunya gaya kepemimpinan Rusli Zainal akan dirasakan oleh bawahannya.

  Dari keempat fungsi kepemimpinan diatas, maka Rusli Zainal sebagai seorang Gubernur yang memimpin organiasi pemerintahan Provinsi Riau tidak terlepas dari penggunaan gaya kepemimpinan guna mengarahkan dan mendorong bawahannya bekerja sesuai dengan bidang yang telah ditetapkan.

  39

  perilaku gaya dasar kepemimpinan dalam mengambil keputusan dapat dibedakan kedalam empat fungsi kepemimpinan yaitu : gaya instruktif, gaya konsultasi, gaya partisipasi dan daya delegasi.

  40

  Menurut Thoha

  c. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai. Sebagai seorang pemimpin yang harus mengerakan dan mengarahkan satuan organisasi pemerintahan dibawahnya, seorang Gubernur tidak terlepas dari proses pengambilan suatu keputusan yang dijadikan dasar bagi satuan organiasi dibawahnya untuk bertindak guna tercapainya tujuan pemerintahan yang dipimpinnya.

  b. Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerjasama

  a. Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas

  gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu :

39 Rivai, 2004, Kiat Memimpin dalam Abad ke-21, Raja

  kedalam berbagai program kepala biro, kepala badan,dan program kerja lintas sektoral dengan berbagai program kerja pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.

  43 .

  Kepemimpinan, Edsa Mahkota, Jakarta, hlm 23 45 Ndraha, 2003, Kybernologi Sebuah Charta Pembaharuan.

  Konsep kepemimpinan pemerintahan tidak saja bersistim nilai formal yang terikat oleh tataran hokum bersifat formal namun kepemimpinan juga bersandar pada sistim nilai social menunjukan bahwa kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain tidak terlepas dari sistim nilai 43 Ibid.23 44 Nurachadijat, 2006, Membangun Motivasi

  45 .

  Menurut Ndraha bahwa konsep kepemimpinan pemerintahan terdiri dari dua (sub) konsep yang hubungan satu dengan yang lain, tegang, yaitu konsep kepemimpinan bersistim social dan konsep kepemimpinan pemerintahan yang bersifat formal

  interaksi dan pengaruh terhadap masyarakat terutama dalam penyedian produk dan jasa dalam layanan public (public cervice) dan layanan civil (civil service).

  (government) untuk melakukan komunikasih ,

  Kepemimpinan pemerintahan merupakan suatu kemampuan pemerintah

  2. Kepemimpinan Pemerintahan.

  Aktifitas memimpin pada hakekatnya meliputi suatu hubungan adanya satu orang yang mempengaruhi orang lain agar mereka mau bekerjasama kearah pencapaian sasaran tertentu. Ini menujukkan bahjwa kepemimpinan menyangkut perlakuan yang dikembangkan dalam hubungan dengan bawahan. Hubungan antara yang memimpin dengan yang dipimpin bukanlah hubungan satu arah tetapi senantiasa harus terdapat adanya antar hubungan (interaction).

  44 .

  Sementara itu Yulk mengartikan kepemimpinan secara luas sebagai proses mempengaruhi pengertian mengenai kejadian suatu kelompok atau organisasi, pengorganisasian dan kegiatan kerja untuk mencapai tujuan tersebut

  Dalam buku yang sama Owen mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara suatu fihak yang memimpin dengan fihak yang dipimpin

  Berangkat dari sejumlah fenomena gaya kepemimpinan yang digunakan oleh Rusli Zainal dalam memimpin pemerintahan sementara gaya kepemimpinan yang diperankannya dalam memimpin satuan pemerintahan kabupaten / kota terindikasi menggunakan berbagai gaya kepemimpinan.

  1983. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 22 42 Ibid.

  ,

  . Sedangkan Robbins mengatakan bahwa kepemimpinan adalah mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian (tujuan). 41 Kartono

  42

  Gibson, menyebutkan kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (soncoersive) untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu

  41 .

  Dari sisi pengertian, kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan makna kata “memimpin” Kata memimpin mengandung makna yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didaya gunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

  1. Konsep Kepemimpinan

  Kerangka Teori

  Dari sejumlah fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk membuat suatu kajian dengan menetapkan judul “Analisis Gaya Kepemimpinan Rusli Zainal Sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi Riau”.

  Sehubungan dengan gaya kepemimpinan yang diperankan Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan Provinsi Riau dan dampaknya terhadap kinerja biro, badan, dinas serta satuan kerja lainnya maupun kinerja pemerintah daerah Kabupaten / Kota sebagai wilayah kerja Gubernur dimana Gubernur juga sebagai wakil pemerintah Pusat di Daerah dalam rangka menjalankan tugas pemerintahan umum di daerah.

  Sirao Credentia Center, Jakarta, hlm 22 budaya yang dimiliki termasuk kepercayaan (2) untuk mengambarkan dan menjelaskan. dan adat istiadat. Sedangkan konsep Kebanyakan penelitian kualitatif bentuknya kepemimpinan pemerintahan yang deskriftif dan eksplanatori. mengandung sistim nilai formal adalah Karena penulis ingin melihat bersumber pada kewenangan rasional yang kepemimpinan seorang gubernur Riau dalam dihadapkan pada berbagai tugas dan kewajiban hal ini Rusli Zainal memimpin pemerintahan serta tuntutan situasi dan perubahan yang khususnya dalam penyelenggaraan melalui atau menggunakan kekuasaannya. lokasi penelitian adalah di provinsi Riau.

  Menurut Khasan Effendi ada tiga titik Fokus yang akan dilihat dalam penelitian ini singgung yang berbeda antara kepemimpinan adalah kepemimpinan Rusli Zainal dalam pemerintahan dengan kememimpinan social memformulasi sampai pada meng- kemasyarakatan, yaitu bagaimana seorang implementasikan kebijakan program pemimpin menjalankan proses kebiasaan atau pemerintah provinsi Riau pada pengentasan wewenang kepemimpinan pemerintahan Kebodohan, Kemiskinan dan Kekurangan berangkat dari titik awal pengangkatannya Infra Struktur atau disingkat dengan progam dengan surat keputusan yang selanjutnya dia K 2-I. bekeja dengan standar-standar formal Untuk menjawab tujuan penelitian keberhasilan. Sedangkan kepemimpinan social yang lebih objektif, maka penulis perlu berangkat dengan kepercayaan atau trust dari menentukan populasi yang terkait dengan pengikutnya melalui proses pemilihan atau objek penelitian diantaranya Rusli Zainal

  46

  penunjukan . sebagai Gubernur Riau, Sekretaris Daerah Disampin itu Khasan Effendi juga Provinsi Riau, serta para bupati dan walikota mengatakan bahwa ada titik singgung yang yang ada di provinsi Riau . sama antara kepemimpinan pemerintahan dan Sehubungan dengan lingkup penelitian kepemimimpina social, dimana keduanya ini relatif luas, dan jumlah pejabat yang berjalan di atas kekeluargan dan kepercayaan terkait dengan kebutuhan data relatif sedikt, power and trust yang secara esensi keduanya maka penulis menggunakan gubernur milik rakyat dan masyarakat yang formal sebagai responden sementara para bupati melalui perwakilan dan selembar kertas, dan walikota penulis jadikan sebagai sedangkan kepemimpinan social mandat dan informan. Jadi dengan demikian tehnik yang pengangkatannya langsung oleh masyarakat penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara musyawarah dan mufakat untuk menggunakan tehnik sensus. sama-sama menjaga stabilitas social dan

  47 sama-sama merajut kesejahteraan bersama .

  Pembahasan

  Semeenjak menjadi gubernu Riau

  Metode penelitian

  priode I dari tahunn 2003-2008 dan priode Tipe penelitian yang digunakan dalam

  II dari tahun 1999 – 2013 Rusli Zainal tulisan ini adalah tipe kualitatif dengan memanfaatkan pengalaman memimpin pendekatan deskriftif. Pendekatan kualitatif organisasi sosial dan ekonomi dengan

  48

  menurut Khasan Effendi adalah mengebolarasi dengan pengalaman menceritakan dua tujuan utama : (1) untuk memimpin pemerintahan pada masa menggambarkan dan untuk menjelaskan atau menjabat Bupati Kabupaten Inderagiri Hilir kurang lebih 2 priode ( 7 tahun ). 46 Pada tahun pertama menjadi

  Effendy, 2009. Pergeseran Kepemimpinan Desa,

  gubernur Riau Rusli Zainal selain 47 Indra Prahasta, Bandung, hlm 40-41 melakukan beberapa revisi terhadap 48 Ibid. hlm 42 kebijakan gubernur sebelumnya juga

  Efenndy, 2010. Memadukan Metode Kuantitatif dan Kualitatif. Indra Prahasta, Bandung, Hlm 121 melanjutkan Visi dan Misi pemerintahan Provinsi Riau yang telah ditetapkan sebelumnyua. Salahsatu program yang sangat stategis yang di kedepankan oleh Rusli Zainal adalah masalah kemiskinan

  Kemiskinan memang selama ini sulit dipecahkan karena tidak berpihaknya kemiskinan menjadi potret bagi desa sebagai satuan pemerintah yang paling terdepan dalam pemberian pelayanan dan pembangunan masyarakat. Salahsatu daerah yang menjadi korban akibat kebijakan pusat adalah provinsi Riau. Tapi setelah Rusli Zainal mejadi gubernur Riau, kebijakan pusat mulai bergeser dari pendekatan sentlaistik ke desentralistik berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 yang selanjutnya disempurnakan melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana UU ini juga diikuti oleh UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

  Dengan keluarnya kedua UU ini maka terjadi perobahan kebijakan dimana daerah diberikan kewenangan otonomi yang luas sekaligus diikuti oleh pengalokasian dana untuk membiayai sebagian urusan pemerintahan tersebut di daerah. Dengan kebijakan Pusat tersebut, maka peluang itu dimanfaatkan oleh Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan di provinsi Riau untuk mengambil berbagai langkah guna mengatasi masalah pembangunan dan kesejahteraan rakyat di provinsi Riau.

  Masalah utama yang menerpa salahsatu provinsi terkaya Sumber Daya Alam di Indonesia adalah kemiskinan. Menghadapi masalah utama ini memang diperlukan seorang manajer pemerintahan yang tangguh, ulet dan punya wawasan yang luas. Sosok Rusli Zainal pada waktu itu di anggap paling tepat oleh masyarakat untuk menjadi nahoda untuk mengantarkan provinsi Riau sejajar dengan provinsi-provinsi lain yang ada di Sumatera.

  Sebagai seorang pemimpin pemerintahan khususnya dalam penelitian ini ditekankan pada kepemimpinan Rusli Zainal sebagai wakil pemerintah pusat di daerah yang memimpin bupati dan walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan terutama dibidang serta mengawasi bidang pembangunan.

  Sehubngan dengan tugas-tugas umum pemerintahan tersebut maka pednelitian ini akan menggali gaya kepemimpinan yang di perankan oleh Rusli Zainal sebagai seorang pemimpin pemerintahan dalam memacu pembangunan di provinsi Riau khususnya dalam pembangunan pemberantasan Kebodohan, Kemiskinan dan kekurangan Inpra struktur (K2- I) diberbagai kabupaten/kota di provinsi Riau.

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis.

  Bila dilihat dan dicermati gaya kepemimpinan Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan yang didalamnya akan dipengaruhi oleh karakter kepemimpinan yang dibentuk oleh pemngalaman hidup seseorang dalam bermasyarakat, dimana Rusli Zaional seorang pemuda yang suka berorganisasi semenjak kecil, gaya kepemimpinan demokratis terlihat menonjol dalam prilakunya sebagai seorang pemimpin dibandingkan dengan gaya kepeimpinan lainnya. Hal ii juga dipengaruhi oleh watak/priadi Rusli Zainal yang santun karena pengaruh budaya keluarga yang agamis. Namun secara teoritis gaya kepemimpinan seseorang akan berobah sesuai dengan siatuasi yang dihadapinya karena tampa mengikuti situasi dan kondisi tertentu seseorang dapat gagal dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya.

  Semenjak terpilih sebagai gubernur Riau priode 2003-2008, pada sidang paripurnah DPRD Riau, tanggal 22 Oktober 2003, Rusli Zainal dan Wan Abu Bakar, sejak itulah Rusli Zainal membuat gebrakan dengan menentukan skala prioritas pembangunan di provinsi Riau yang salahsatunya adalah program pengentasan kebodohan, kemiskinan dan perbaikan infra struktur atau disingkat dengan K2-I. Program kerja pembangunan yang beliau jalankan selain sudah dibahas dengan Wakil Gubernur beserta kepala daerah Kabupaten / Kota juga sudah mendapat persetujuan DPRD.

  Rusli Zainal memulainya dengan menata dunia pendidikan. Dalam pikiran Rusli Zainal

  49

  ” orang yang tidak berpendidikan, sudah pasti mereka tidak produktif. Jika tidak produktif berarti tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik. Fakta sosial seperti ini tidak mendapat perhatian dari pendahulunya, sehingga tidak mengherankan angka kemiskinan dari tahun ke tahun meningkat karena masalah utamanya tidak pernah terselesaikan. Bagi Rusli Zainal, pendidikan merupakan investasi dalam rangka membangun SDM yang berkualitas, karena tampa itu akan menyebabkan hambatan utama dalam melakukan mobilitas sosial guna melakukan perubahan prilaku atau budaya kemiskinan yang dipelihara tapi tidak menguntungkan bagi pembangunan bangsa.

  Kepedulian Rusli Zainal sebagai gubernur dan pemimpim bidang pemerintahan, pembagunan dan pemberdayaan masyarakat yang begitu besar guna memajukan dunia pendidikan tidak saja mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat di Riau, tapi juga dari pemerintah Pusat melalui pemberian penghargaan Satya Lancana Wira Karya tahun 2007 oleh Presiden RI serta penghargaan berupa Dwidya Praja Nugraha Tahunn 2007 dari Persatuan Guru Repuklik Indonesia (PGRI).

  Dari persepsi gaya kepemimpinan otokratik seorang pemimpin sebagaimana digambarkan diatas terlihat beberapa prilaku seorang pemimpin dalam memeneg bawahannya dalam mencapai tujuan organisasi. Bila di kaitkan dengan prilaku Rusli Zainal sebagai seorang pemimpin 49 …. tingkat pemerintahan provinsi memang prilaku tersebut tidak menonjol di praktekan oleh yang bersangkutan. Dari beberapa informasi yang digali dari beberapa orang Kepala Daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Riau. Misalnya Bupati Indragiri Hilir Indra Muchlis

  50

  mengatakan bahwa selama dia rapat khusus atau kegiatan supervisi yang dilakukan Rusli Zainal sebagai gubernur terkait dengan bidang urusan pemerintahan, pembangunan dan kegiatan sosial pemberdayaan masyarakat lainnya. Terkait dengan program yang dirancang dan diprogramkan Rusli Zainal bidang perkebunan sawit Indra setuju-setuju saja. Menurut Indra Miuchlis, program perkebunan sawit sangat cocok dengan tipologi tanah yang ada di kabupaten Indragiri Hilir. Karena itu Bupati Indragiri Hilir ini sangat mendukung program pemerintah provinsi Riau ketika program tersebut di lontarkan Rusli Zainal.

  Kemudian pandangan yang sama juga di lontarkan oleh bupati Rokan Hilir Anas Makmun

  51

  yang menilai selama dia menjadi bupati dia tidak pernah menilai Rusli Zainal memaksakan kehendak dalam mengambil berbagai kebijakan pemerinthan provinsi yang harus melibatkan pemerintah kabupaten / kota. Misalnya dalam rapat kordinasi bidang pembangunan, rapat kordinasi bidang ketentraman dan ketertiban serta rapat-rapat rutin lainnya. Namun Anas juga akui bahwa ada juga sejumlah kepala daerah yang merasa ditekan oleh Rusli Zainal dalam mengambil sutau keputusan, misalnya dalam nenetapkan kebijakan program perkebunan sawit sebagai salahsatu usaha untuk pengentasan kemiskinan di provinsi Riau termasuk dalam penentuan luas lahan serta biaya dalam bentuk budget sharing yang ditanggung oleh masing-masing pemerintah kabupaten / kota.

2. Gaya Kepemimpinan Otokratik.

  Kemudian selain ada sejumlah Kepala Daerah Kabupaten / Kota yang menilai Rusli 50 Wawancara bersa Indra Muchlis, pada tanggal 3

  Februari 2011 Jam 14.00 WIB 51 Wawancara bersama Anas Makmun pada tanggal 17 Februari 2011 Jam 14.00 WIB Zainal sebagai seorang pemimpin yang mengedepankan azas musyawarah ada juga sejumlah kepala daerah yang menilai gaya kepemimpinan Rusli Zainal sebagai gubernur Riau agak otoriter. Hal ini terbukti dari beberapa kali rapat kordinasi tentang budget sharing tentang pembangunan jembatan Siak terkesan Rusli Zainal lebih banyak memaksakan kehendaknya pada pimpinan pemerintah daerah kabupaten / kota ungkap Herman Abdullah

  52

  mantan Walikota Pekanbaru. Senada dengan apa yang dikatakan mantan Walikota Pekanbaru tersebut, juga mantan Bupati Indragiri Hulu, Thamsir Rachman

  53

  juga memberi penilaian bahwa Rusli Zainal juga terkadang sering memaksakan kehendaknya pada pimpinan daerah untuk dapat menerima kebijakan yang diusulkan oleh pemerintah provinsi Riau agar tercapainya tujuan dari setiap kebijakan pemerintah daerah misalnya menjadi tuan Rumah penyelenggara PON tahun 2012 di provinsi Riau.

  Dari beberapa data yang di peroleh dari berbagai sumber diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Rusli Zainal dalam memimpin pnyelenggaraan pemerintahan di provinsi Riau selain menonjolkan gaya kepemimpinan demokratis, ternyata dalam berbagai situasi tertentu beliau juga menggunakan gaya kepemimpinan otokratis, hal ini dianggap wajar oleh peneliti agar kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah Provinsi dapat terselenggara dengan terintegrasi.

  Harus diakui bahwa apabila hanya efektivitas semata-mata yang diharapkan dari seorangpemimpin dalam mengemudikan jalannya organisasi, tipe otokratik mungkin saja mampu menyelenggarakan berbagai fungsi kepemimpinannya dengan ” baik ”. ” Baik ” hanya dalam arti tercapainya tujuan

  52 Wawancara bersama Herman Abdullah pada tanggal

  20 Januari 2011 Jam 09.10 WIB 53 Wawancara bersama Thamsir Rahmann pada tanggal 17 Januari 2011 jam 13. 40. WIB.

  dan berbagai sasaran yang telah ditentukan oleh gubernur sebagai seorang pemimpin sebelumnya. Yang menjadi masalah utama ialah bahwa keberhasilan mencapai tujuan dan berbagai sasaran itu semata-mata karena takutnya para bawahan terhadap pimpinannya dan bukan berdasarkan keyakinan bahwa untuk di capai dan disiplin kerja yang terwujud pun hanya karena para bawahan selalu dibayang-bayangi ancaman seperti pengenaan sanksi, pengurangan jatah bahkan pemberhentian subsidi tampa ada kesempatan untuk membela diri.

  3. Gaya Kepemimpinan Paternalistik

  Secara teori persepsi seorang pemimpin yang bergaya paternalistik tentang perannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. Harapan itu pada umumnya berwujud ke inginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk.

  Dari sejumlah data yang diperoleh dilapangan tentang pandangan sejumlah kepala daerah sebagai bawahan dari seoramg gubernur menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum, dapat dinilai dari sejumlah pernyataan kepala daerah misalnya bupati Kampar Burhanuddin Hussein

  54

  yang menilai bahwa kepimpinan Rusli Zainal terindikasi sebagian menggunakan gaya kepemimpinan paternalistik. Hal ini terungkap dari penilaian Burhanuddin bahwa Rusli Zainal kadang-kadang menganggap dirinya yang lebih mengetahui tentang permasalahan yang ada di Kabupaten Kampar. Misalnya penentuan tapal batas kabupaten Kampar dengan kota Pekanbaru maupun penentuan tapal batas wilayah kabupaten Kampar dengan kabupaten Rokan Hulu. Tujuan Rusli Zainal memang baik agar dapat di tuntaskan masalah tapal batas antar Kabupaten di 54 Wawancara dengan Burhanuddin Hussein pada

  tanggal 24 Februari 2011 Jam 08.40 WIB Provinsi Riau, tapi permasalahannya sejumlah tokoh masyarakat ada yang kurang puas dan kesalahan itu justru dialamatkan kepada Bupati.

  Pandangan yang sama juga datang dari Walikota Dumai

  55

  yang mengatakan bahwa Rusli Zainal sebagai gubernur menurut rapat kordinasi bidang ketentraman dan ketertiban tentang gejala sosial antara masyarakat Melayu yang keberatan pembangunan gereja atau tempat ibadah lainnya yang tumbuh dengan pesatnya yang kadang-kadang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, Rusli Zainal selalu meminta pada walikota untuk menyelesaikannya dengan intansi terkait. Artinya Rusli Zainal memberikan tanggung jawab penyelesaian masalah sosial / politik - yang sudah berlangsung cukup lama dan ibarat sebuah bom waktu, demikian menurut salah seorang tokoh masyarakat hanya menunggu waktunya bom itu meledak - untuk diselesaikan oleh walikota tampa intervensi seorang gubernur sebagai penanggung jawab keamanan wilayah provinsi padahal masalah ini sudah lama menjadi persoalan sosial / politik bagi penduduk tempatan.

  Dari tanggapan dua orang kepala daerah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan yang memimpin pemerintahan umum di daerah terbukti dalam bidang-bidang tertentu memutuskan kebiajakan tampa meminta pertimbangan yang terlalu banyak dari kepala daerah Kabupaten kumudian mengambil keputusan.

  Secara teori, persepsi bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang bergaya paternalistik mempunyai sifat tidak mementingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan para bawahannya. Akan tetapi sebaliknya, pemimpin yang paternalistik mengharapkan bahwa kehadiran ataau keberadaannnya dalam organisasi

  55 Wawancara bersama Walikota Dumai pada tanggal

  17 Februari 2011 Jam 09.00 WIB tidak lagi dipertanyakan oleh orang lain.

  Dengan kata lain, legitimasi kepemimpinannya dipandang sebagai hal yang wajar dan normal, dengan implikasi organisionalnya seperti kewenangan memerintah dan mengambil keputusan tampa harus berkonsultasi dengan para bawahannnya. melihat bawahannnya harus menerima atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasional.

  Dari konsepsi teori diatas terlihat juga dalam situasi dan kondisi tertentu Rusli Zainal justeru memberi ruang bagi masing-masing kepala daerah memecahkan masalah yang terjadi dilingkup pemerintah kabupaten / kota yang menjadi wilayah kerjanya tampa melakukan intervensi yang lebih banyak. Informasi yang diperoleh dari Rusli Zainal

  56

  adanya kebijakan dia untuk tidak melakukan intervensi terhadap masalah-masalah tertentu, misalnya ” masalah sosial / politik ”, karena Rusli beranggapan kepala daerah yang bersangkutan akan lebih tau dan bijak memecahkan masalah berdasarkan kearifan lokal dimana mereka memimpin. Selain itu pemecahan masalah sosial / politik sebenarnya sudah ada standar tinggal lagi bagaimana masing-masing kepala daerah mengimplementasikan dengan melakukan pendekatan kordinatif dan integratif baik dengan tokoh masyarakat maupun dengan pajabat yang terkait yang ada di wilayah kerjanya.

  4. Kepemimpinan Gaya Lassiz Faire

  Sebagai seorang pemimpin pemerintahan dengan menggunakan gaya laissez faire seharusnya Rusli Zainal seharusnya bersikap terbuka dengan para Bupati / Walikota untuk mengatasi masalah- masalah tertentu. Dengan kata lain baik Bupati / Walikota sebagai pejabat yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah- masalah tertentu yang menjadi tangung 56 Wawancara bersama Rusli Zainal pada Tanggal 3

  Januari 2011 Jam 10. 00 WIB jawabnya sesuai dengan keyakinan, namun dalam hal-hal tertentu mereka harus berkordinasi dengan gubernur sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum di daerah.

  Dari berbagai informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari

  57

  bahwa Rusli Zainal dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan tidak memberi ruang pada masing-masing kepala daerah untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan urusan-urusan pemerintahan. Achmad memberikan contoh dalam penanganan masalah hutan Mahato, Rusli Zainal hampir dalam setiap kesempatan selalu mempertanyakan pertkembangan penanganan hutan Mahato. Demikian juga kegiatan penebangan dan pembalakan liar yang sering terjadi di kabupaten Rokan Hulu.

  Senada dengan adanya pandangan bupati Rokan Hulu tentang gaya kepemimipnan Rusli Zainal sebagaimana diuraikan diatas, hasil wawancara dengan salah seorang Bupati

  58

  mengatakan bahwa sewaktu terjadinya konflik di desa Cengar kecamatan Kuantan Mudik antara masyarakat dengan perusahaan sawit, Rusli Zainal selain meminta kronologis kejadian sumber konflik dan penanaganan yang telah, sedang dan akan dilakukan, beliau juga membimbing bupati guna membantu menyelesaikan konflik tersebut. Kemudian dari waktu ke waktu beliau juga memonitor perkembangan konflik tersebut melalui media elektronik dengan bupati Kuantan Sengingi.

  Sikap Rusli Zainal sebagaimana terungkap dari dua orang informan di atas membuktikan bahwa Rusli Zainal kurang menonjolkan gaya kepemimpinan laissez faire dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di berbagai daerah. Artinya Rusli Zainal tidak menbiarkan begitu saja masing-masing kepala daerah menyelesaikan masalah yang

  Achmad sifat bawaan Rusli Zainal sebagai

  pada tanggal 24 Februari 2011 Jam 14.20 WIB 58 Wawancara dengan Sukarmis pada tanggal 04 Maret 2011 Jam 13.40 WIB

  terjadi di daerah mereka, dengan menggunakan asumsi bahwa masing-masing kepala daerah akan dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang terjadi di wilayah kerjanya.

  Sementara itu gaya kepemimpinan paternalistik dan gaya laissez faire adalah gaya Rusli Zainal dalam memimpin pemerintahan, tapi gaya itu tidak menjadi sikap utama dalam memimpin. Munculnya gaya kepemimpinan paternalistik maupun laissez faire dalam prilaku Rusli Zainal lebih banyak berkaitan dengan aspek kemanusiaan yang punya berbagaimacam talenta dalam menghadapi lingkungan dimana dia berada. Dengan kata lain gaya kepemimpinan paternalistik dan laissez faire dilihat dari aspek akademik bukan karena prilaku yang direncanakan untuk mempengaruhi prilaku orang yang di pimpin untuk tujuan-tujuan tertentu, tapi lebih banyak karena sifat bawaan yang melekat pada diri Rusli Zainal sebagai bagian dari masyarakat.

  Kesimpulan dan Saran

  1. Gaya kepemimpinan yang di mainkan oleh Rusli Zainal sebagai kepala pemerintahan, pembangunan dan kegiatan sosial kemasyarakatan di provinsi Riau menggunakan gaya kepemimpinan demokratis.

  2. Untuk memperlancar tugas-tugas dia sebagai gubernur Riau dalam memimpin pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan, Rusli Zainal juga menggunakan pendekatan gaya kepemimpinan otokratik.

  3. Gaya kepimpinan yang terlihat dalam prilaku Rusli Zainal selain menggunakan gaya kepemimpinan demokratis dan otokratis, juga terindikasi Rusli Zainal sebagai gubernr Riau juga menggunakan gaya kepemimpinan paternalistik dan laissez faire. Kedua gaya kepemimpinan yang terakhir ini, lebih disebabkan oleh

57 Wawancara dengan

  3. Gaya kepemimpinan paternalistik dan manusia biasa, artinya gaya laissez faire pada satu sisi ada kepemimpinan yang terlihat dari kelemahannya seperti tidak memberi prilaku Rusli Zainal selaku gubernur ruang bagi bawahan untuk Riau bukan prilaku yang direncanakan berpendapat atau berpandangan untuk untuk mempengaruhi prilaku kepala ikut mengambil keputusan, tapi pada daerah Kabupaten / Kota untuk sisi lain setiap pemimpin daerah yang dia pimpin. pula kelebihan dan kekurangan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman

  Agar kepemimpinan pemerintah provinsi dia selama ini ditambah dia berasal Riau lebih efektif dalam penyeleggaraan dari komunitas dimana masalah itu pemerintahan khususnya dalam dipersoalkan. Karena itu sebaiknya penyelenggaraan urusan pemerkintahan setiap seorang pemimpin pemerintahan umum ke depan disaran : tingkat provinsi memerlukan sharing

  1. Secara teori seorang pemimpin tidak satusama lain dan jangan menganggap akan pernah berhasil menjadi seorang gubernur mengetahui dan pemimpin yang efektif bilamana dia benar dalam segala sesatunya. hanya menggunakan satu gaya kepemimpinan dalam memimpin

  Daftar Pustaka

  organisasi. Karena itu seorang

  Buku-buku

  pemimpin termasuk dalam hal ini Rusli Zainal sebagai gubernur Riau

  Adisasmita, Rahardjo. 2011. Manajemen harus menggunakan bermacam-

  Pemerintah Daerah. Graha Ilmu, macam gaya kepemimpinan sesusi Yogyakarta.

  dengan situasi dan kondisi Bratakusumah, Deddy Supriady. 2005. kemampuan pimpinan daerah dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. memecahkan masalah-masalah di Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. daerahnya masing-masing.

  Effendy, Khasan. 2009. Pergeseran

  2. Gaya kepemimpinan Rusli Zainal yang , CV. Indra

  Kepemimpinan Desa

  otokratik dalam bidang-bidang tertentu Prahasta, Bandung. ternyata kurang efektif karena itu disarankan ke depan ketika gaya

  . 2010. Memadukan Metode kepeimpinan otokrtaik mau

  Kuantitatif dan Kualitatif. Indra

  dijalankan sebaiknya gaya itu Prahasta, Bandung. disesuaikan dengan situasi dan

  Gordon, Thomas. 1990. Kepemimpinan yang kondisi di lapangan karena dengan

  Efektif . Rajawali Pers, Jakarta.

  gaya otokratik berarti seorang pemimpin sudah memahami segala Kaloh, J. 2010. Kepemimpinan Kepala sesuatu secara komprehensif sehingga

  Daerah. Sinar Grafika, Jakarta.

  kebijakan yang diimplementasikan Kansil dan Cristina Kansil. 2003. Sistem akan efektif dilaksanakan, dan tapi

  Bumi Aksara,

  Pemerintahan Indonesia,

  bila kurang memahami, apalagi secara Jakarta. geografis dan sosiologis provinsi Riau sangat fenomenal, kecendrungan

  Kartono, Kartini. 1998. Pemimpin dan kebijakan itu akan gagal. Kalau

  Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan

  kebijakan itu gagal dilaksanakan yang Abnormal itu?. Rajawali Press, Jakarta. akan di rugikan adalah masyarakat dan bukan pemerintah. Labolo, Mahadam. 2006. Memahami Ilmu

  Pemerintahan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

  Yogyakarta Syafiie, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Aditama, Bandung.

  Pemerintahan di Daerah, Pradnya Paramita, Jakarta.

  Sondang, Siagian. 1992. Analisi Perumusan Kebijakan dan Strategi Organisasi .

  Gunung Agung, Jakarta. Subagyo, Untung. 1992. LKMD dan

  Peranannya dalam Mendukung Kemandirian Desa. Widya Praja,

  Jakarta. Sulistiani, Ambar Teguh. 2008.

  Kepemimpinan Profesional Pendekatan Leadership Games. Gava Media,

  . 2007. Ilmu

  Rivai, Veithzal. 2004, Kiat Memimpin dalam Abad ke-21, Raja Grafindo Persada.

  Pemerintahan (edisi revisi). Mondar Maju, Bandung.

  Syafiie, Inu Kencana dan Andi Azikin. 2007.

  Perbandingan Pemerintahan . Refika

  Aditama, Bandung Thoha, Miftah. 1998. Kepemimpinan dalam Manajemen. Rajawali, Jakarta.

  . 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

  . 2009. Kepemimpinan dalam Manajemen. Rajawali, Jakarta. Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan dan

  Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta Dokumentasi

  Situmorang, 1993, Hukum Administrasi

  Variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung

  Moenir, A.S. 1992. Manajemen Pelayanan

  Sebuah Scientific Movement. Sirao Credentia Center, Jakarta.

  Umum di Indonesia . Bumi Aksara, Jakarta.

  Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi

  Sebuah Charta Pembaharuan. Sirao Credentia Center, Jakarta.

  . 2006. Keybernologi (Ilmu

  Pemerintahan Baru). Rineka Cipta,

  Jakarta . 2007. Kybernologi

  Nurachadijat, Kun. 2006. Membangun

  Widya, Jakarta. Riduan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-

  Motivasi Kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta.

  Pamudji, S. 1989. Kepemimpina n

  Pemerintahan di Indonesia. Bina Aksara, Jakarta.

  Pasolong, Harbani. 2010. Kepemimpinan

  Birokrasi. Alfabeta, Bandung

  Rasyid, Muhammad Ryass. 2002. Makna

  Pemerintahan “Tinjauan Dari Segi Etika dan Kepemimpinan”.Mutiara Sumber

  Riau dalam Angka in figures 2010

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Tugas Humas Oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Pekanbaru Melalui Event Job Expo 2012 Dalam Mengurangi Pengangguran Di Pekanbaru Bunga Febrina Dyah Pithaloka Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau ABSTRAK - Pelaksanaan Tugas Humas Oleh

0 1 14

Peranan Humas Dalam Mensosialisasikan Surat Edaran Gubernur Nomor 800UM01.20 Tahun 2014 Tentang Seragam PNS Pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Riau Syarifah Aini Eka Putri Dyah Pithaloka, M.Si Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas

0 0 13

Strategi Komunikasi Sales PT. Asuransi Jiwa Generali Indonesia Dalam Mempromosikan Produk Penjualan Asuransi Perusahaan DiKota Pekanbaru Novria Sari Dyah Pithaloka Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau ABSTRAK - Strategi Komunikasi Sales PT

0 0 13

LANGUAGE LEARNING STRATEGIES USED BY ENGLISH STUDENTS AT FKIP UIR (Strategi Pembelajaran Bahasa yang Digunakan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di FKIP UIR) Oleh: Miranti Eka Putri) ) Dosen FKIP Universitas Islam Riau ABSTRAK - LANGUAGE L

0 0 8

Tindak Tutur Yang Digunakan Mahasiswa Tahun Satu Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Riau

0 0 9

Pengaruh Metode pliometrik Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Pada Atlit Pencak Silat Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Islam Riau

0 0 7

The Effect of the Repetition Exercise Method towards Crescent Kick Speed of Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province

0 0 5

Studi Tentang Kompetensi Mahasiswa dalam Merekonstruksi Pembelajaran Terpadu (Studi Inkuiri Naturalistik pada Mahasiswa Semester Enam Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau

0 0 13

KONTRIBUSI KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA DAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA PADA SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI 2 RENGAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU WILDA SRIHASTUTY HANDAYANI PILIANG Universitas Islam Riau ABSTRACT - Kontribusi Kemampuan

0 0 14

Analisis Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Program Pemberdayaan Desa (PPD) Provinsi Riau di Desa Langkai Kecamatan Siak

0 0 14