KURVA SUPPLY PASAR UNTUK JANGKA PENDEK

8.6

KURVA SUPPLY PASAR UNTUK JANGKA PENDEK

Figure 8.9
Penawaran Industri pada Jangka
Pendek

Kurva supply industri jangka pendek
adalah penjumlahan dari kurva supply
masing – masing perusahaan.
Karena perusahaan ketiga mempunyai
rata – rata biaya variabel yang lebih
rendah daripada dua perusahaan
pertama, kurva supply pasar S dimulai
pada harga P1 dan mengikuti kurva MC3
dari perusahaan ketiga sampai dengan
harga sama dengan P2, di mana terjadi
belokan.
Pada harga P2 dan semua harga di
atasnya jumlah supply dari industri

adalah jumlah dari supply masing –
masing tiga perusahaan yang terlibat

Elastisitas Supply Pasar
Es = (ΔQ/Q)/(ΔP/P)

8.6

KURVA SUPPLY PASAR UNTUK JANGKA PENDEK

Table 8.1 Industri/pasar Dunia dari Tembaga
(2006)
Country
Australia
Canada
Chile
Indonesia
Peru
Poland
Russia

US
Zambia

Annual
Production
Country
(Thousand Metric
Tons)
950
600

Marginal
CountryCost
(Dollars Per Pound)
1.15
1.30

5,400

0.80


800

0.90

1,050

0.85

530

1.20

720
1,220
540

0.65
0.85
0.75


Source for Annual Production Data: U.S. Geological Survey, Mineral Commodity
Summaries, January 2007.
http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/mcs/2007/mcs2007.pdf.
Source for Marginal Cost Data: Charles River Associates’ Estimates.

8.6

KURVA SUPPLY PASAR UNTUK JANGKA PENDEK

Figure 8.10
Supply Tembaga Dunia
Jangka Pendek

Kurva supply untuk
tembaga dunia diperoleh
dari menjumlah kurva
biaya marjinal (MC) dari
setiap negara produsen
tembaga.

Kurva supply bergradien
positif karena rentang MC
dari produksi berada pada
kisaran 65 sen di Russia
sampai dengan $1.30 di
Canada.

8.6

KURVA SUPPLY PASAR UNTUK JANGKA PENDEK

Produser Surplus pada Jangka Pendek
● producer surplus Selisih antara harga pasar dan MC
produksi dari seluruh unit yang diproduksi oleh
perusahaan.
Figure 8.11
Producer Surplus for a Firm

Produser surplus dari suatu
perusahaan adalah luas daerah

arsiran di bawah harga pasar dan
di atas kurva MC, di antara output
0 dan q*, output yang
memaksimumkan profit.
Luas tersebut sama dengan luas
segi empat ABCD karena jumlah
dari seluruh MC sampai dengan
q* sama dengan biaya variabel
untuk memperoduksi q*.

8.6

KURVA SUPPLY PASAR UNTUK JANGKA PENDEK

Produser Surplus pada Jangka Pendek
Produser Surplus vs Proft
Producer surplus = PS = R − VC
Profit = π = R − VC − FC
Figure 8.12
Produser Surplus suatu Pasar


Produser surplus dari suatu pasar
adalah luas daerah di bawah harga
pasar dan di atas kurva supply
pasar, antara 0 dan output Q*.

8.7

MEMILIH OUTPUT PADA JANGKA PANJANG

Memaksimumkan Proft Jangka Panjang
Figure 8.13
Pilihan Output di Jangka Panjang

Perusahaan memaksimumkan
keuntungan dengan memilih
output ketika harga sama dengan
biaya marjinal jangka panjang
(LMC).
Pada diagram, perusahaan

mengalami peningkatan profit dari
ABCD menjadi EFGD dengan
menaikkan output pada jangka
panjang.

Output jangka panjang bagi perusahaan kompetitif yang
memaksimumkan keuntungan adalah titik di mana LMC
sama dengan harga.

8.7

MEMILIH OUTPUT PADA JANGKA PANJANG

Kesetimbangan Kompetitif Jangka Panjang
Accounting Proft and Economic Proft
π = R − wL − rK
Zero Economic Proft
● zero economic profit Kondisis di
mana suatu perusahaan
mendapatkan hasil/return normal dari

investasi yang dilakukan. Hasil yang
didapat tidak berbeda jika investasi
dilakukan di tempat lain.

8.7

MEMILIH OUTPUT PADA JANGKA PANJANG

Kesetimbangan Kompetitif Jangka Panjang
Entry and Exit
Figure 8.14
Kesetimbangan Kompetitif Jangka Panjang

Pada awalnya harga kesetimbangan jangka
panjang dari suatu produk adalah $40 per
unit, seperti ditunjukkan pada gambar (b)
sebagai perpotongan antara kurva demand D
dan kurva supply S1.
Pada (a) ditunjukkan bahwa perusahaan
mendapatkan keuntungan positif karena biaya

rata – rata jangka panjang mencapai nilai
terendah $30 (pada q2).
Keuntungan positif memicu perusahaan baru
untuk bergabung (entry ) ke dalam
industri/pasar, menyebabkan pergeseran
kurva supply ke kanan menjadiS2 pada (b).
Kesetimbangan jangka panjang terjadi pada
harga $30, pada (a), di mana setiap
perusahaan memperoleh keuntungan nol (zero
profit)  tidak ada insentif untuk entry maupun
exit  kondisi stabil/equlibrium.

8.7

MEMILIH OUTPUT PADA JANGKA PANJANG

Kesetimbangan Kompetitif Jangka Panjang
Pada suatu pasar dengan entry dan exit,
Entry and Exit
suatu perusahaan bergabung ke dalam pasar

(entry) jika dapat memperoleh keuntungan
jangka panjang yang positif dan keluar dari
pasar (exit) ketika menghadapi kemungkinan
kerugian jangka panjang.
● long-run competitive equilibrium Kondisi di mana
(1) semua perusahaan yang terlibat dalam industri memaksimumkan
keuntungan, (2) tidak ada lagi insentif bagi perusahaan untuk bergabung (enter)
maupun keluar (exit) dari industri/pasar, dan (3) harga ditentukan sedemikian
sehingga jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta
Perusahaan – Perusahaan Mempunyai Biaya
yang Identik
Kondisi
di mana kesetimbangan jangka panjang tercapai
menggunakan asumsi bahwa semua perusahaan yang terlibat
mampunyai biaya yang identik.
Jika terlalu banyak perusahaan bergabung ke dalam industri
akibat adanya peluang untuk mendapatkan keuntungan/proft
maka kurva supply akan bergeser lebih jauh lagi ke kanan dan

8.7

MEMILIH OUTPUT PADA JANGKA PANJANG

Economic Rent
● economic rent Jumlah yang bersedia dibayarkan
oleh perusahaan untuk suatu input proses produksi
dikurangi jumlah minimum yang dibutuhkan untuk
memperolehnya

Producer Surplus in the Long Run
Pada jangka panjang, pada suatu pasar
persaingan, producer surplus yang didapatkan
perusahaan dari output yang dijualnya, terdiri
dari economic rent yang dinikmatinya dari semua
input yang bersifat langka.

8.7

MEMILIH OUTPUT PADA JANGKA PANJANG

Producer Surplus in the Long Run

Figure 8.15
Perusahaan Mendapatkan Zero Profit dalam jangka panjang

Pada jangka panjang, semua perusahaan mendapatkan zero economic profit.
Pada (a), satu – satunya tim baseball di suatu kota menjual tiket dengan harga $7 di mana biaya
marjinal (LMC) sama dengan biaya rata – rata ( LAC)  zero economic profit
Pada (b), karena tidak ada saingan, demand semakin besar, harga tiket dapat dinaikkan menjadi
$10. Pada harga ini jumlah penjualan tiket naik pada titik di mana LMC (harga tiket $10) > LAC.
Selisihnya adalah economic rent dari hak tim menjadi satu – satunya di kota tsb.

8.8

KURVA SUPPLY INDUSTRI/PASAR JANGKA PANJANG

Industri dengan Biaya Konstan

Figure 8.16

● constant-cost industry Industri atau pasar di mana kurva supply
jangka panjang horizontal  harga sama untuk berapapun jumlah
yang ditawarkan akibat tidak adanya perubahan harga input

Suppy Jangka Panjang pada
Industri dengan Biaya Konstan

Pada (b), kurva supply jangka
panjang pada industri dengan biaya
konstan adalah garis mendatarSL.
Ketika demand meningkat (D1, ke D2 )
awalnya memicu perusahaan secara
individu menaikkan harga
(pergerakan dari titik A ke titik C), dan
berdasarkan kurva biaya marjinal (yg
tidak berubah) di (a) perusahaan
menaikkan output dari q1 ke q2.
Ketika ada perusahaan baru
bergabung ke dalam industri akan
menggeser kurva supply ke kanan,
(S1, ke S2 ) dan harga kembali ke titik
semula P1 pada output yang lebih
banyak (titk B di (b)).

Kurva supply jangka panjang untuk industri
dengan biaya konstan adalah garis mendatar
pada harga yang sama dengan biaya produksi
rata – rata minimum pada jangka panjang.

8.8

KURVA SUPPLY INDUSTRI/PASAR JANGKA PANJANG

Industri Dengan Biaya Meningkat

Figure 8.17

● increasing-cost industry Industri dengan kurva
supply jangka panjang bergradien positif akibat
peningkatan harga input seiring kenaikan output

Supply jangka panjang pada
industri dengan biaya meningkat

Pada (b), kurva supply jangka
panjang pada industri dengan biaya
meningkat adalah kurva naik SL.
Ketika demand meningkat (D1, ke
D2 ) awalnya memicu perusahaan
secara individu menaikkan harga
(P1, ke P2 ), dan berdasarkan kurva
biaya marjinal di (a) perusahaan
menaikkan output dari q1 ke q2. Pada
situasi tersebut perusahaan baru
ikut bergabung menggeser kurva
supply ke kanan dariS1 ke S2.
Karena harga input meningkat akibat
kenaikan output maka equlibrium
jangka panjang yang baru berada
pada harga yang lebih tinggi dari
semula (titik B di harga P3).

Pada industri dengan biaya meningkat
kurva supply jangka panjang bergradien
positif (meningkat).

8.8

KURVA SUPPLY INDUSTRI/PASAR JANGKA PANJANG

Industri Dengan Biaya Menurun
● decreasing-cost industry Industri di mana kurva penawaran
jangka panjang bergradien negatif akibat penurunan harga input
seiring kenaikan output

Supply kopi bersifat elastis pada jangka panjang. Alasannya
karena negara produsen kopi ada di mana – mana dan biaya
perawatan pohon kopi tidak meningkat walaupun produksi
bertambah. Sehingga kopi adalah industri dengan biaya
konstan.
Industri minyak adalah industri dengan biaya meningkat karena
terbatasnya keberadaan tambang minyak yang mudah diakses
dengan volume besar.
Industri otomobil adalah industri dengan biaya menurun.
Beberapa input dapat dibeli dengan harga lebih murah pada
jumlah besar karena volume produksi yang meningkat.