Pengalaman Keluarga dalam Berkomunikasi dengan Pasien Stroke di RSUD Dr. Pirngadi Medan

  Lampiran 1

  INFORMED CONSENT LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Peneliti : Riahta Sitanggang NIM : 111101108 Alamat : Jl. Maharani III no.28a Komplek P&K Medan Marelan

Status : Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas

Keperawatan Bermaksud mengadakan penelitian tentang “Pengalaman Keluarga dalam Berkomunikasi dengan Pasien Stroke di

  RSUD dr.Pirngadi Medan”. Penelitian ini akan menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Oleh karena itu, berikut saya menjelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan :

  1. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman keluarga dalam berkomunikasi dengan pasien stroke. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk pengembangan pelayanan keperawatan khususnya dalam merawat pasien stroke yang mengalami gangguan komunikasi.

  2. Jika Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan

wawancara pada waktu dan tempat sesuai kesepakatan. Jika Bapak/Ibu

mengizinkan, peneliti akan menggunakan alat perekam suara untuk merekam

yang Bapak/Ibu katakana. Wawancara akan dilakukan minimal satu kali

selama lebih kurang 60 menit.

  3. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko. Apabila Bapak/Ibu merasa tidak

aman saat wawancara, Bapak/Ibu boleh tidak menjawab atau mengundurkan

diri dari penelitian ini.

  4. Semua catatan dan data yang berhubungan dengan penelitian ini akan dijamin

kerahasiaannya. Peneliti akan memberikan hasil penelitian ini kepada

Bapak/Ibu jika Bapak/Ibu menginginkannya. Hasil penelitian ini akan

diberikan kepada institusi tempat peneliti belajar dan pelayanan kesehatan

setempat dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas.

  5. Partisipan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan partisipan berhak untuk

mengajukan keberatan pada peneliti jika terdapat hal-hal yang tidak berkenan

dan selanjutnya akan dicari penyelesaian masalahnya berdasarkan kesepakatan

antara peneliti dan partisipan.

  6. Jika Bapak/Ibu sudah memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini, silahkan Bapak/Ibu menandatangani lembar persetujuan yang

akan dilampirkan.

  Peneliti, Riahta Sitanggang

  Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama (Inisial) :……………………………………………… Umur :……………………………………………… Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan penelitian dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian dan memahami bahwa penelitian ini menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai partisipan, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.

  Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

  Medan, 2015 Partisipan, Peneliti, (……………..) (Riahta Sitanggang)

  Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN PENGALAMAN KELUARGA DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN STROKE di RSUD dr.Pirngadi Medan

  Kuesioner Data Demografi (KDD) Petunjuk pengisian : isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.

  Berilah tanda check list (√) pada tempat yang tersedia, atau dengan mengisi titik- titik sesuai dengan situasi dan kondisi Bapak/Ibu saat ini. Setiap pertanyaan dijawab hanya satu jawaban yang sesuai menurut Bapak/Ibu.

  1. Nama (Inisial) :

  2. Usia :…………tahun

  3. Jenis kelamin :

  4. Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu 2. ( ) Protestan 5. ( ) Buddha 3. ( ) Katolik 6. ( ) Lain

  • – lain, sebutkan… 5.

  Suku : 1. ( ) Batak Toba 4. ( ) Batak Karo

2. ( ) Melayu 5. ( ) Jawa

3. ( ) Minang 6. ( ) Lain

  • – lain, sebutkan… 6.

  Pendidikan terakhir : 1. ( ) Tidak Sekolah 5. ( ) Diploma 2. ( ) SD 6. ( ) Sarjana 3. ( ) SLTP/SMP 7. ( ) Lain

  • – lain, sebutkan...

    4. ( ) SMA/SMU/SMK

    7.

  Pekerjaan : 1. ( ) PNS 3. ( ) Pegawai swasta 2. ( ) Wiraswasta 4. ( ) Lain- lain, sebutkan…

  Lampiran 4 PANDUAN WAWANCARA Pengalaman Keluarga dalam Berkomunikasi dengan Pasien Stroke di RSUD Dr. Pirngadi Medan 1.

  Apakah Bapak/Ibu bisa menceritakan bagaimana cara berbicara dengan anggota keluarga yang mengalami stroke?

  2. Bolehkah Bapak/Ibu menceritakan hambatan maupun kendala yang Bapak/Ibu dapatkan saat berbicara dengan klien?

  Apa saja yang Bapak/Ibu lakukan membantu klien dalam berbicara?

  Lampiran 5

  Lampiran 6

  Lampiran 7

  Lampiran 8

  Lampiran 10 TAKSASI DANA No Kegiatan Biaya

  1. Menyiapkan proposal sampai sidang proposal

  • Rp. 100.000,00 Biaya internet dan pulsa modem
  • Rp. 80.000,00 Kertas A4 80gr 2 rim Rp. 30.000,00 Fotokopi sumber-sumber daftar pustaka
  • Fotokopi memperbanyak proposal
  • Rp. 50.000,00 Sidang proposal
  • Rp. 150.000,00

  2. Pengumpulan data dan analisa data Rp. 100.000,00 Izin penelitian dan ethical clearence Fakultas

  • Keperawatan USU Rp. 200.000,00 Pengambilan data di rumah sakit

  Rp. 100.000,00 Transportasi Fotokopi KDD dan informed consent

  • Rp. 10.000,00 Rp. 150.000,00 Cinderamata 

  3. Pengumpulan laporan skripsi

  • Rp. 80.000,00 Kertas A4 80gr 2 rim Penjilidan 

  Rp. 100.000,00

  • Rp. 100.000,00 Fotokopi laporan penelitian Sidang skripsi
  • Rp. 150.000,00

  4. Biaya tak terduga Rp. 100.000,00

  5. Total Rp. 1.500.000,00

  Lampiran 12 Riwayat Hidup

  Nama : Riahta Sitanggang Tempat/ Tanggal Lahir : Sijunjung, 23 November 1992 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Kristen Protestan Alamat : Jl. Maharani III No.28a Komplek PDK Medan- Marelan Riwayat Pendidikan : 1.

  TK Kemala Bhayangkari Sijunjung Tahun 1997 - 1999

  2. SDN 064998 Medan Tahun 1999 - 2005

  3. SMPN 20 Medan Tahun 2005 - 2008

  4. SMAS Methodist-8 Medan Tahun 2008 - 2011

  • – Sekarang

  5. Fakultas Keperawatan USU Tahun 2011

  Lampiran 13

  

PARTISIPAN 1

L1. Selamat siang bu, saya mahasiswa dari Fakultas Keperawatan USU.

  L2. Saya ingin tahu pengalaman ibu terutama dalam hal berkomunikasi L3. dengan orangtua ibu yang mengalami stroke. L4. Iya dek. L5. Sebelumnya sudah berapa lama orangtua ibu mengalami stroke? L6. Sudah satu bulan juga dek. L7. Dalam satu bulan tersebut ibu ada tidak mengalami kesulitan dalam L8. hal berkomunikasi? L9. Kalau kesulitan yah pasti ada dek, soalnya kan gak bisa berbicara, setelah L10. pindah ke ruang inap bicaranya baru satu-satu bisa diucapkan. Saat ini unit L11. stroke kan jam besuknya cuma satu jam yah jadi jarang disampingkan, jadi L12. yah jarang berkomunikasi. L13. Jadi bu, bagaimana cara ibu berkomunikasi seandainya orangtua ibu L14. mau makan atau minum begitu bu ? L15. Kita tanya, mau makan mak? Kalau dia selalu geleng. Minum? Kalau dia L16. selalu angguk seperti itu. Kalau ada yang sakit dia pasti pegang perut. L17. Udah bisalah bicara sepatah dua kata. L18. Ada nggak bu kendala dan hambatan ibu saat ibu berkomunikasi? L19. Kalau hambatan yah pasti ada lakan sebab kalau kita gak paham bahasa L20. mamak, mamak suka marah. Suka mukul pipi saya, nah kalau gitu berarti L21. salah. L22. Jadi kalau ibu tidak mengerti maksud orangtua ibu, bagaimana cara L23. ibu mengatasinya? L24. Coba tunjuk, mamak mau apa? Apa yang sakit mak? Seperti itu saya L25. tanya. Kalau saya gak ngerti juga maksud mamak yah saya diam aja. L26. Jadi kalau misalnya orangtua ibu mau ibadah gimana caranya itu bu? L27. Gak bisa dek, selama sakit mamak gak pernah ibadah. Cuman kita walau L28. pun gak ibadah kita bisikkan ke telinga, zikir kami bilang. Selalu kami L29. bisikkan ingat sama Allah.

  L30. Maaf sebelumnya bu, pertanyaan saya agak mendalam bagaimana L31. perasaan ibu saat merawat atau melihat kondisi orangtua ibu seperti L32. ini? L33. Sedih sih, kesulitan juga ya kan karena saya sendiri gak ada temennya. L34. Sedihnya mamak ini cemana ya, tulang punggung keluarga ya kan. Kalau L35. sulitnya mamak ini susah juga membalikkannya karena badannya besar L36. saya pun sendiri juga, apalagi saat mengganti pempersnya. L37. Apa aja yang ibu lakukan untuk kesembuhan orangtua ibu? L38. Yah, saya ikutin aja apa yang dibilang dokter. Kalau disuruh beli vitamin, L39. atau obat gitu ya saya belikan. Kalau terapi ya datang sendiri ke ruangan, L40. dua hari sekali diterapi. Nah pagi itu biasanya terapinya datang saya liatin L41. apa aja yang digerak-gerakin trus sorenya saya sendiri yang lakuin. Gak L42. pake alat cuma digerak-gerakin aja badannya. Cuma mamak ini disuruh L43. jaga makan, karena tensinya 190/110 tinggi juga kan. Puasa garamlah L44. sama gak boleh makan goreng-gorengan. L45. Awal mulanya orangtua ibu kena stroke gimana ibu? L46. Awal mulanya memang mamak ada hipertensinya. Tapi itulah mamak itu L47. kemaren kepikiran karena menantu hamil, anaknya sungsang. Gak mau L48. makan dia terus pas mau sholat sorenya terjatuh langsung gak sadarkan L49. diri. Sempat sadar terus kami bawa ke tukang kusuk. Lama-lama kondisi L50. mamak makin gak membaik, kami bawa lah ke rumah sakit. Kata dokter L51. ada pembengkakan di otak mamak ya itulah awal mulanya mamak kena L52. stroke. L53. Apa saja dampak yang ibu rasakan saat orangtua ibu dirawat di L54. rumah sakit bu? L55. Terasa kali lah dampaknya, mamak ini kan berpengaruh kali bagi L56. perekonomian kami. Orang banyak minta tolong sama mamak untuk L57. ngusuk-ngusuk. Sementara ayah udah gak kerja lagi. Gaji pensiunan ayah L58. cuma cukup untuk bayar listrik aja. Uang makan yah dari mamak lah. L59. Waktu saya pun habis juga jagain mamak aja, saya pun jadi gak bisa kerja L60. juga. Besar kali lah dampaknya, mamak sakit gini aduh. Udah pengeluaran L61. disini pun banyak. Ngirit lah saya, belum lagi beli untuk pempers mamak. L62. Tapi yah syukurlah disini mamak udah gak lama lagi cuma untuk L63. pemulihannya aja. L64. Usaha apa aja yang ibu lakukan untuk membantu orangtua ibu L65. berkomunikasi?

  L66. Saya ajak ngomong terus, saya tanya anak mamak ada berapa? Cucunya L67. berapa? Dikasih tahunya pake jarinya. Terus saya bilang kurang mak, ada L68. satu lagi. Saya bantu lah gerakin tangannya. Mamak cuma ingat dua L69. cucunya, kalau yang lain gak ingat dia. Putri sama Hairul Nabil karena L70. mereka yang dekat. Nanti sabtulah datang. Mamak ini kalau mau bilang L71. nabil susah kali. Awaknya mikir-mikir terus apalah yang mau dibilang L72. mamak ini. Terus saya bilang nabil mak? Langsunglah saya telepon adek L73. besok suruh bawa nabil kemari. Begitu datang dia, saya suruh panggil L74.

  “mak wee”, terus langsung dijawab mamak “heem” keluar suaranya. Saya

  L75. pun sering nanya mamak gak rindu ayah? Inilah saya lakukan motivasi L76. mamak cepat sembuh. L77. Jadi nggak ada lagi bu yang ingin ibu ceritakan kepada saya? L78. Yah. Itu aja lah dek. L79. Terimakasih ya bu atas atas waktunya. L80. Iya.

  

PARTISIPAN 2

  L1. Bisa tidak kakak ceritakan pengalaman kakak berkomunikasi dengan L2. orangtua kakak? L3. Kadang-kadang kalau dia diajak ngomong dia cuma angguk-angguk, L4. geleng-geleng. Cuma kalau dipaksa dia mau juga ngomong. Ngomongnya L5.

  paling, saya tanya pake pempers risih, dia jawab “iya”. Kalau ngantuk dia

  L6. tidur. Dia ngerti apa yang saya bilang. Dia tanda sama kami. Terus kita L7. tanya, kita ada dimana dia jawab rumah sakit. Ngomongnya ada yang jelas L8. ada yang nggak. Cuma karena hampir sebulan dia di icu jadi kan jarang L9. ngomong. Jarang jumpa kami, paling cuma dua jam aja jumpa kami yah L10. jadi jarang ngomong. Karena di pasang NGT ini lah makanya dia L11. ngomongnya agak susah. Kadang dia bilang pedih kalau kebanyakan L12. ngomong. Mungkin kalau dilepas NGT nya ngomongnya jelas, lancar. L13. Kalau makan udah bisa lewat mulut. NGT nya sebenarnya udah bisa L14. dilepas, cuma kalau dilepas dia makan gak sebanyak di pasang NGT. L15. Paling yah melatih untuk pergerakan mulutnya dikasih beberapa suap ke L16. mulutnya. Sisanya dimasukkan melalui NGT. L17. Jadi kakak nggak ada kendala saat berkomunikasi kak? L18. Yah nggak ada. Ngomong ya ngomong aja kayak biasa. Dia jawabnya L19. paling angguk-angguk, geleng-geleng, kadang dia gak mau jawab udah. L20. Kadang dia nangis. Mamak ini sulit ngomongnya yah karena hampir L21. sebulan pakai NGT, jadi kaku itu mulutnya. L22. Cara khusus yang lain gak ada kak? Seperti pegang tangannya gitu? L23. Kalau pegang tangannya selalu, cium tangannya, cium kaki. Kadang itu L24. sering saya tanya-tanya, kadang jawabnya jelas, kadang nggak. L25. Ngomongnya kadang itu ngelantur sedikit. Ngomongnya linglung gitu lah, L26. ntah apa yang dia bilang. Paling kalau gak mau ngomong, diancam lah. L27. Nangis. Biar aja nenek nangis, kasian mamak gak mau ngomong. Kadang L28. ditakut-takutin juga. L29. Awal sakitnya itu gimana kak? L30. Tekananan darah dia naik, terus dia gak mau makan. Karena pingsan L31. terlalu lama drop lah dia. Udah itu pun perjalanan dia jauh dari sibolga ke L32. medan. Pertolongan pertama itu nggak ada, langsung aja dibawa ke L33. medan. Delapan jam lah dia diperjalanan pingsan. L34. Jadi cuma itu aja cara kakak berkomunikasi? Gak ada

  L35. hambatannya? L36. Nggak. Kalau ditanya mana yang sakit, tahu dia menjawabnya. Kadang L37. kepalanya, kadang dadanya sesak. Kalau dia bilang sakit ya sakit, kalau L38. nggak ya nggak. Badannya sering pegal makanya yah tidur aja dia. Cuma L39. yah kadang kami kasih agar-agar, bubur, teh manis. Dia pun harus belajar L40. juga makan dari mulut ya kan. Sering kami bilang mamak ngomonglah. L41. Kadang kami ancam-ancam gitu lah. Kalau nggak ngerti maksud mamak L42. yah, disuruh ulang. Kadang kalau gak jelas juga yah diamkan aja. Gak L43. mungkin juga kita paksa. L44. Jadi apa yang kakak rasakan melihat kondisi ibu seperti ini kak? L45. Nggak bisa dibilangkan lah. Sedihlah. Kalau orangtua gak mungkin lah L46. dibilang kecewa, capek, aah malas atau apa nggak lah. Yang penting L47. berusaha untuk menyembuhkan dia. Berikan dia kekuatan. Inilah terus L48. kasih dia semangat. Paling stres pas liat dia koma lah, makan pun gak L49. selera. Walaupun makan disorong pake air tetap gak masuk, nyangkut L50. ditenggorokan. Gantiin pempersnya gitu, pipis dia nggak ada lah ngerasa L51. capek. Kek mana dulu kan dia yang ngapain saya, sekarang gantian lah. L52. Jijik ataupun apalah gak ada lah. L53. Dampaknya buat kakak ada nggak kak dengan kondisi orangtua L54. kakak seperti ini? L55. Ada. Timbangan turun. Perhatian untuk keluarga berbagi. Waktu pun L56. habis juga ngerawat aja. Kalau malam yah adek lah gantian yang jaga. L57. Nggak ada lah pokoknya kesulitan untuk ngerawat orangtua. L58. Usaha apa aja yang udah kakak lakuin untuk kesembuhan orangtua L59. kakak? L60. Berdoa, ngasih semangat ke dia. Janjiin dia supaya dia cepat sembuh, L61. nanti dibelikan ini itu lah. Ntar kalau pulang kita buat acara di rumah. Saya L62. bilang cepat sembuh, yang tabah, kuat. Kalau mamak kuat kan kami juga L63. semangat. Dia sering mukanya sedih.Terapi senam tangan lah, pagi sore. L64. Cuma yah masih agak lemas badannya namanya stroke kan. Terus kan L65. kalau kulit dimulutnya ada yang lepas, bisa dia ambil sendiri. Karena L66. kering gitu mulutnya. L67. Jadi gimana kak cara kakak memfasilitasi kalau orangtua kakak mau L68. ibadah? L69. Yah kalau sakit gini yah gak ibadah lah. Paling bacakan ayat-ayat aja ke

  L70. telinganya. Paling saya sholat doakan dia. Kita kan berusaha sambil L71. berdoa juga. L72. Jadi misalnya kak pempersnya udah penuh, gimana cara orangtua L73. kakak bilangnya? L74. Dia gak pernah ngomong, kita aja lah berapa jam sekali dicek. Walaupun L75. belum tembus, tapi kalau sudah waktunya diganti, yah diganti. Dia gak L76. mau ngomong karena masih sulit dan juga segan. Kalau ada yang gatal ya L77. dia garuk sendiri. Kalau sore ya diganti pempersnya, dibersihkan, dikasih L78. bedak, baby oil gitu lah. Rambutnya dua hari sekali kami cuci. L79. Jadi gak ada lagi yang mau kakak ceritakan? L80. Mamak ini terus minta pulang, terus saya bilang mamak mau ngomong L81. apa? Pulang dia bilang. Nggak ada lagi lah. Paling pengen dia cepat L82. sembuh, pengen lihat dia sehat lagi. Ngomong kayak biasanya lancar. Dia L83. itu waktu sehat gak ada diamnya. Banyak yang dimasak untuk dijual. Soto, L84. pecal, lontong, nasi gurih, banyak lah pokoknya dia jualin. Mamak ini L85. kalau dia gak diajak ngomong gak mau ngomong dia. Ngomong nya satu- L86. satu kata aja. Capek, panas, sakit dia bilang. Kesulitannya yah gitu susah L87. ngajak dia ngomong. Kadang dia gak mau jawab. Ntar kalau misalnya L88. saya datang bawa jus, dia tidur saya bangunin. Saya bilang minum jus yah, L89. gak kasihan sama anaknya udah jauh-jauh datang, ayo minum mak biar L90. mulutnya gak tegang, masuk vitamin, baru dia bangun. Ngomong lah L91. masak ngangguk aja. Kadang waktu saya tidur disampingnya mau gitu L92. dipeluknya. Tangannya ngelus-ngelus pipi. Terus saya bilang ngomong lah L93. mak, terus dia bilang sakit. Selangnya? Iya. Berarti itu yah nunjukin rasa L94. sayang dia. Makanya nantilah kalau sudah keluar mamak, kami kasih L95. terapi lah. Kami jemur dibawah sinar matahari, bawa ke tukang kusuk. L96. Kalau sekarang masih ikut pengobatan yang dokter aja lah. L97. Jadi sekarang sudah bisa digerak-gerakan lah badan yah kak? L98. Tangannya bisa lah, cuma miringkan badan kanan kiri gak bisa. Apalagi L99. duduk. Cuma ngomongnya udah bisa sekarang dikit-dikit cuma pelan. L100. Dulu waktu kami datang nangis aja dia itu. Karena selangnya itu aja lah, L101. dokter pun ada bilang karena tersangkut ditenggorokannya itu. L102. Terimakasih ya kak atas waktunya. L103. Iya.

  

PARTISIPAN 3

  L1. Sudah berapa lama orangtua bapak mengalami gangguang L2. komunikasi? L3. Kira-kira setengah bulan lah gak bisa cakap. L4. Jadi waktu orangtua bapak mengalami gangguan komunikasi, L5. bagaimana cara orangtua bapak berkomunikasi dengan bapak? L6. Pake bahasa isyarat aja lah. Cemana lagi mau dibilang. Makan, minum L7. kita lah yang atur semua. Dia hanya nerima aja. Dia mau bicara gak bisa. L8. Maaf cakap beraknya, mau apa semua, mau buang air kecil semuanya lah. L9. Jadi kalau orangtua bapak ingin sesuatu bagaimana cara dia L10. mengatakannya pak? L11. Misalnya nonton tv kesukaaan dia itu lah Tukang Bubur Naik Haji sampai L12. sekarang dia

  suka kali. “ubur-ubur aik aji” gitu lah dia bilang, awalnya gak

  L13. ngerti juga apa yang dia bilang tapi terus kita lihat jam emang udah L14. waktunya main film itu. Kita buatkan lah. Diam aja dia nonton nya terus L15. ketawa dia macam ketahan gitu. Cuma waktu parah kali itu dia yah gak L16. pernah nonton. Tidur aja dia. Waktu udah mulai bisa bicara itulah mau dia L17.

  

nonton. Emang gak jelas gitu dia ngomong “eeh..ehh..aji-aji aik bubur”

  L18. katanya. Bingung juga kami maksudnya. Tapi karena kami sudah tahu apa L19. saja jadwal kegiatan dia sehari-hari waktu sehat dulu. Kalau dah kayak L20. gitu berarti dah main itu film kesukaan dia. L21. Ada yang bapak tidak mengerti maksud orangtua? L22. Ada yang ngerti, ada yang nggak. Kalau gak ngertinya gimana yah kita L23. bilang, ngerti juga nya akhirnya karena kita tahu dia mau minta apa L24. misalnya kita kasih pisang, kita tahu salah. Karena dah sering jumpa itu L25. jadi kita tahu apa yang dia mau. Tapi dia tuh bawaannya emosi aja L26.

  “ehh..ehh..” keg gitu lah cemana lah mau dibilang macam mau marah gitu.

  L27. Kenapa orangtua bapak mau marah gitu pak? L28. Mungkin karena kami gak ngerti itu maksudnya dia. Kadang pun waktu

L29. dia mulai bisa bicara “eehh..ehh..” katanya, gak tahu kita maksudnya

  L30. Tegang gitulah mukanya, melotot juga matanya sambil dibilangnya L31.

  “eehh..ehhh..” Pernah juga sampai dipukulnya juga keningnya itu. Cuma

  L32. karena sejak sakit ini lah gampang marah dia padahal waktu sehat dulu dia L33. jarang kali marah.

  L34. Jadi selama sebulan itu aja cara bapak berkomunikasi? L35. Iya. Gitu aja lah. L36. Dengan cara tulisan gitu nggak ada pak? L37. Nggk ada. L38. Membaca orangtua bapak bisa? L39. Nggak. Sewaktu sakit itu nggak bisa lah. Apalagi mau nulis nggak bisa. L40. Cuma hanya bahasa isyarat-isyarat ajalah. Waktu mau dikasih obat, nggak L41.

  mau dia “ehh..ehh..” sambil ditutup mulutnya. Waktu saya mau kasih buah L42. apel, pir diangguk-anggukannya lah tangannya berarti mau lah dia.

  L43. Jadi manfaaat bapak pakai bahasa isyarat apa? L44. Manfaat bahasa isyarat itu yah mempermudah untuk tahu apa mau dia lah. L45. Macam mau makan buah itu lah, jadi kita tahu apa mau dia. L46. Tadi kan bapak bilang menggunakan bahasa isyarat, ada tidak L47. kendala dan hambatan bapak saat berkomunikasi? L48. Ada. Kadang itu tadi. Kita tidak ngerti, dia pun tidak tahu membilangkan. L49. Cemana lah mau dibilang ya. Macam tadi lah mau ngasih buah, ada apel, L50. pir, kita suruh tunjuk terus

  dijawabnya “ehh..ehh..” berarti nggak. Kita L51. tunjukkan lagilah, udah.

  L52. Orangtua bapak mengerti apa yang bapak katakan? L53. Ngerti terus dia apa yang kami bilangkkan ke dia. Misalnya mau balikkan L54. badannya, kami bilang yah balikkan badannya yah dibalikkannya L55. badannya tapi kami bantu juga. Makan pun gitu tahu dia kami mau kasih L56. makan. Cuma dia membilangkannya itu aja gak bisa. L57. Tadi kan bapak bilang kan ada kendala, jadi bagaimna cara bapak L58. mengatasi nya? L59. Ditunjukkanlah buahnya. Cemana lagi lah caranya. Kalau nggak katanya L60. digoyang-

  goyangkannya lah tangannya sambil dibilangnya lah “eeh..ehh..”

  L61. karena sudah sering jumpa yah kita tahu lah apa mau nya kan. Kalau L62. masalah pempersnya kemaren itu kalau udah penuh, gak ada dikasih tahu L63. nya. Kalau udah bauk berarti udah berisi lah. Pintar-pintar kita lah. Kami L64. ganti aja 2 kali sehari. Pokoknya kalau udah bauk, kita periksa aja lah. L65. Selain itu ada lagi cara bapak mengatasi kendala? L66. Kami kan ngerawat gak sendiri juga. Ada 2-3 orang kami kumpul. Jadi

  L67. misalnya ada kata

  ayah “eehh..ehhh..” terus gak ngerti lah maksudnya,

  L68. mungkin maksud ayah ini kata saudaraku yang lain. Jadi yah ngerti juga L69. akhirnya. L70. Pernah orangtua bapak berusaha untuk berbicara pak? L71. Yah gak bisa lah. Tapi pernah juga dicobanya sampai naik-naik gitu L72. badannya. Cuma

  bisa bilang “eehh..ehh..” gak ada kata yang keluar cuma L73. suara aja lah yang keluar.

  L74. Jadi apa aja usaha yang bapak lakukan untuk membantu orangtua L75. bapak berkomunikasi? L76. Pake bahasa isyarat lah. Dibawa juga ke tukang kusuk. Pengobatan L77. alternatif, pokoknya segala pengobatan yang dapat menyembuhkan udah L78. dibawa lah. Fisioterapi pun dah sering. L79. Apa manfaatnya setelah dilakukan usaha tersebut pak? L80. Ada lah manfaatnya. Agak ringan rasa dia badannya. Bicaranya pun lama- L81. lama mulai jelas. Memang belum lurus gitu mulutnya tapi kita udah mulai L82. ngertilah apa yang dibilangnya. Udah mulai bisa juga dia pake isyarat gitu. L83. Kalau usaha diajak berbicara gitu ada pak? L84. Ada. Kalau siang ada tamu datang terus kami suruh ajak ayah ngomong L85. gitu. Malamnya kami lah ngomong-ngomong sama dia. L86. Pernah tidak bapak cari tahu bagaimana cara berbicara dengan L87. pasien stroke yang mengalami gangguan komunikasi? L88. Pintar-pintar sendirilah. Nggak pernah pula itu cari tahu bagaimana cara L89. berbicara sama pasien stroke. Karena sudah setiap hari jumpa jadi L90. ngertilah apa saja kegiatan ayah ini. Belajar dari pengalaman aja. Karena L91. sering jumpa itu sering berkomunikasi juga jadi ngerti lah mau ayah ini. L92. Misalnya kalau orang gak pernah jumpa sama dia, mana tahu lah dia apa L93. seleranya. Ini ayah awak, jadi gak adalah yang sulit. L94. Apa saja yang bapak rasakan saat berkomunikasi dengan orangtua L95. bapak? L96. Cemanalah ya, terkadang ayah itu mau lah pula marah. Kesal juga ada lah L97. menjaganya. Sudah kita capek begadang, dimarahi lagi. Dia macam mau L98.

  

merepet tapi nggak bisa “ehh..ehh..” macam gitulah. Namanya juga

  L99. orangtua awak, sabar-sabar juga lah. Sedih. Kasian juga lah. Sedih yah kok L100. kayak gini lah nasib dia itu. Paling sedih itu, maaf kata pas orang bilang

  L101. kok bisa kena stroke, padahal dia itu rajin ke ladang. Menanam pisang, L102. cari keringat olahraga dia. Makanya orang heran kenapa bisa kena padahal L103. pergerakannya bagus. Dokter aja bingung kenapa bapak ini bisa kena L104. stroke. L105. Perbedaan apa yang bapak rasakan saat berbicara dengan orangtua L106. dibandingkan waktu dia sehat dulu pak? L107. Kasihan. Sedih juga. Karena gak sesuai penyakit yang dialaminya dengan L108. kegiatan sehari-harinya. Kalau dia pemalas tadi entahlah. Tapi pernah juga L109. gitu kan, tanpa sebab keluar air matanya. Gak tahu juga lah kenapa. L110. Mungkin dipikirannya habislah ini umurku. Ku tanyalah kok nangis yah? L111.

  

“eeh..ehh” itu aja lah dijawabnya. Mungkin itulah yang dipikirkannya,

L112. entah berapa lama lagi lah umurku ini.

  L113. Kalau khawatir bapak nggak ada dengan kondisi orangtua bapak? L114. Kalau khawatir nggak, soalnya saya yakin ayah ini pasti baik karena dia L115. pun semangat untuk hidupnya ada. Makan gak sembarangan ada jam. L116. Sebelum sakit dia, kita tahu jam berapa aja dia makan. Makanan dia kita L117. buburkan lah. Kalau dah keyang dia, kadang dibalikkannya kepalanya. L118. Kalau masalah ibadahnya gimana pak? L119. Pas parah kali kemaren itu yah nggak lah. Tapi pas udah mulai bisa L120. bergerak ya udah. Kami ambilkan wuduknya pake basahkan handuk kami L121. bersihkan mukanya. Yah macam orang mau wuduk lah kami buat. Tidur L122. aja dia sembahyang. Sembahyang orang sakit kan ada. L123. Dampak yang bapak rasakan apa aja dengan kondisi orangtua L124. bapak? L125. Yah lemas lah kita nengoknya. Yang jelas ke waktu lah karena terfokus L126. untuk pengobatannya. Kalau perekonomian yah jelas terganggu. Uang pun L127. mulai mengandas untuk beli obatnya, kusuknya. L128. Jadi pak gak ada lagi yang ingin bapak ceritakan tentang L129. pengalaman bapak berkomunikasi dengan orangtua bapak? L130. Yah. Nggak ada lah itu aja. Paling cuma bahasa isyarat aja, gak ada pake L131. tulis-tulis. Kalau ada yang sakit, dibilangnya pake tangannya. Tapi yah ada L132. juga yang saya gak ngerti maksudnya, sewaktu dia cuma bisa ngasih kode. L133.

  

Ntah apa lah. Terakhir “eeehh” “eeeehh” jadi bingung juga kita. Kalau

  L134. masalah kendala, pernah lah kemaren itu ternyata mau bilangkan makan L135. obat. Siap makan saya lupa ngasih makan obatnya. Itulah pernah sekali.

  L136.

  

“eeehh” “eeehh” katanya sambil nunjuk-nunjuk mulut, tapi udah ku

L137. bilang. Terus ku pikir-pikir lagi ternyata obat yang belum saya kasih.

  L138. Langsung saya giling obatnya terus saya kasih. L139. Terimakasih ya pak buat waktunya. L140. Iya.

PARTISIPAN 4

  L1. Sebelumnya sudah berapa lama orangtua abang sakit? L2. Sakitnya udah dua bulan. Strokenya itu tahu setelah satu bulan sakit gak L3. sadar. Masuk rumah sakit itu lah dari tanggal 3 bulan 1.

  L4. Bisa abang ceritakan bagaimana cara berkomunikasi dengan L5. orangtua selama dua bulan ini bang? L6. Yah cara berkomunikasi, kita berbicara dekatkan ke telinga lah. Kadang L7. dia nangis berarti terkadang sadar kan. Kadang sadar kadang tidak. Mata L8. terbuka tapi komunikasi tidak bisa. Misalnya lah ke telinga lah kami L9. bilang, mak kami datang. Kadang dia nangis berarti ada respon tapi gak L10. bisa becakap. Nangis ya karena dengar mungkin suara yang dikenal. Cuma L11. disitu lah responnya.

  L12. Mencoba untuk berbicara pernah gak dilakukan ibu bang? L13. Mau tapi bergetar mulutnya. Bergetar gitu mulutnya tapi becakap gak bisa. L14. Karena kena sistem saraf di otak. Ada pembekuan dibatang otak katanya. L15. Berkomunikasi yah gitu aja lah, ku bilang mak aku datang mak. Aku, L16. abang, ayah datang mak. Kadang dia nangis, kadang nggak yah gitu aja L17. lah.

  L18. Jadi kalau misalnya ibu mau sesuatu bagaimana cara dia L19. membilangkannya bang? L20. Gak bisa. Namanya juga gak bisa berkomunikasi. Refleknya kadang mau L21. gerak tapi untuk berbicara gitu gak bisa. Misalnya bilang minum gak bisa. L22. Makan, laper ya gak bisa. Istilahnya maaf kondisi sekarang mata terbuka L23. tapi gak bisa berkomunikasi itu ajalah. Makan minum udah ada waktu L24. tertentu dikasih gak bisa sembarangan. Pagi jam berapa makan kan nanti L25. ekstranya jam 10. Satu hari dua kali makan lah. Makan minum pun dari L26. hidungnya. Yah cuma gitu aja lah cara berbicaranya, namanya juga L27. pembekuan darah di otak. Kalau ada yang terganggu yah komunikasinya L28. gak lancar lah ya kan. Seperti motor juga nya itu, gak ada bensinnya habis L29. kek mana mau jalan. Mesinnya gak hidup, yah gak bisa jalan lah.

  L30. Selain berbicara langsung ada lagi bang? L31. Komunikasi terputus. kalau kita mau ngomong apa yang kita rasakan, L32. langsung diungkapkan aja ya kan. Namanya juga gak bisa berkomunikasi.

  L33. Kalau dipanggil udah mulai nyari-nyari dia, mau bicara tapi gak bisa. Tapi L34. kalau kita pegang tangannya atau kita tekan jarinya melotot dia. Suara pun

  L35. nggak ada. Cuma keluar air mata aja. L36. Orangtua abang ngerti gak gitu apa yang abang bilang? L37. Kadang ngerti kadang nggak lah. Kata dokter terkadang dia mau sadar L38. kadang nggak. Kalau sadar yah tadi itu mengeluarkan air mata dia. Kalau L39. nggak sadar yah nggak ada respon yang dikasihnya. Diam aja dia. L40. Matanya tetap liat kiri kanan gitu. Pandangan tetap begoyang, mata tetap L41. berkedip. Tapi yah kalau ada respon dia cuma nangis gitu aja lah. Nangis L42. dia itu lah yang menandakan berarti dia tahu anaknya datang gitu. Dia L43. ngomong gitu. Tangan kakinya pun susah digerakin, makanya itu lah L44. dikasih terapi dua kali sehari. Kami lah yang menggerak-gerakkan. L45. Misalnya kakinya digelitik gitu langsung bergerak. Tangannya disentuh L46. pun bergerak lah dia, berarti ada respon lah. Cuma nangis aja lah respon L47. mamak karena ngomong gak bisa. Karena itu tadi kerja saraf diotaknya L48. gak normal ada pembekuan dibatang otak. Jadi kerja saraf itu tidak L49. normal. Terputus. Makanya gak bisa berkomunikasi. Kalau sudah normal L50. dia nanti sarafnya, komunikasi pun bisa. Ngomong pun bisa kan gitu. Ini L51. hanya pandangan aja. Suara pun kadang ada kadang nggak. Intinya hanya L52. anak yang berkomunikasi orangtua gak ada respon. Responnya nanti kalau L53. dia nangis berarti sadarnya setengah. Nah gitu lah dia. Responnya gak ada L54. lah yang lain. Itu ajalah selama dua bulan ini. Waktu ditebing gak ada L55. sama sekali responnya selama sebulan. Jadi sekarang dah bisa buka mata, L56. bisa nangis juga. Hanya gitu lah responnya. Jadi untuk becakap gitu nggak L57. bisa. Karena ada gangguan saraf itu tadi.

  L58. Jadi apa hambatan atau kendala abang saat berkomunikasi? L59. Yah kendala yah pasti ada la ya kan. Gak bisa kita tahu keluhan yang L60. mana yang sakit ya kan. Dimana aja yang sakit, seperti di dada L61. umpamanya ntah di pinggang ini gak bisa komunikasi lagi. Intinya L62. terputus gitu lah komunikasi. Tapi sekarang dah berangsur memulih mata L63. udah terbuka, berkedip udah. Kadang kita ngomong dia nangis jadi mulai L64. ada respon. Cuman, pelan kata dokter. Lama-lama sadarnya ini Cuma L65. memerlukan waktu yang lama. Ada yang sampe 1 tahun baru orang sadar.

  L66. Apa saja usaha abang lakukan untuk membantu orangtua untuk L67. berkomunikasi? L68. Usahanya satu kata dokter sering diajak ngomong. Dibisikkan lah ke L69. telinganya. Panggilan atau cerita lucu. Ajak cerita dimasa lalu.

  L70. Jadi udah abang lakukan?

  L71. Udah kita lakukan tapi yah sampai situ ajalah. Kadang dia nangis kadang L72. dia berkedip yah sampai disitu ajalah interaksinya. Kita berdoa juga, L73. dihadapin aja lah ya kan.

  L74. Jadi yang abang rasakan saat berkomunikasi apa bang? L75. Yah kalau dia nangis kita senang. Berarti ada respon. Dia tahu kita datang. L76. Tapi kalau gak nangis dia kan gak ada responlah. Kalau kasian yah dah L77. pastilah. Kalau setiap jumpa pastilah kita nangis. Sedihlah kita ya kek L78. manalah orangtua ya kan. Apalagi kita hidup sama orangtua. Tiap hari di L79. rumah biasa tiba-tiba gini dia gak bisa komunikasi. Sakit dia gak bisa L80. dibilangnya. Diam aja dia. Sedih aja lah paling. Soalnya delapan kami L81. bersaudara, aku yang paling dekat sama orangtua. Pokoknya itu lah L82. istilahnya komunikasi terputus.

  L83. Ada lagi yang mau diceritakan bang? L84. Yah itu aja lah. L85. Terimakasih ya bang buat waktunya.

  L86. Iya.

PARTISIPAN 5

  L1. Sebelumnya sudah berapa lama ibu ini kena stroke bu? L2. Sudah lima hari juga diopname. Sebelum dia juga belum pernah kena L3. stroke. Tiba-tiba aja dia. Adek kita itu datang terus dibilangnya sakit L4. kepalaku, yaudah terus dibawa berobat. Dikasih obat terus kog makin L5. lemah. Dibilang dokterlah dia harus dirawat. Sebelumnya saya pun curiga L6. sejak tiga bulan yang lalu kenapa dia makin kurus gitu. Saya suruh cek L7. gula, gulanya 380 itulah mungkin kena stroke dia. Tapi itu lah sejak disini L8. kaki tangannya sebelah kanan gak bisa gerak. Mulutnya gak bisa ngomong L9. lagi. Lidahnya gak bisa dijulurkan. Gak bisa duduk. Heran saya kok bisa L10. begini lah kau saya bilang. Saya tanya dia nangis. Saya bilanglah kau L11. jangan nangis, kau harus semangat. Kau gak sayang sama anakmu saya L12. bilang, kalau kau sayang sama anakmu kau harus ada semangat untuk L13. hidup. Panggil nama Tuhan, Tuhan tidak pernah tidur biarpun kau gak bisa L14. bersuara tapi Dia mendengar biarlah mujizat Tuhan itu nyata terus kayak L15. gitu saya bilang ke dia.

  L16. Cara ibu berkomunikasi bagaimana bu? L17. Saya nyanyi dengan dia. Saya ajak dia nyanyi senang dia. Nyanyi lagu L18. rohani. Saya pun suka buat lucu-lucu gitu. Ketawa dia. Saya kasih makan L19. dia pun sambil nyanyi. Saya doakan dulu dia sebelum saya pulang. Tenang L20. dia. Saya kasih terus kata-kata yang menguatkan. Hidup itu jangan mau L21. pesimis tapi optimis saya bilang. Kalau mau panjang umur kita harus L22. semangat. Kita ingat anak, suami, kita punya keluarga. Kalau kita lemah L23. makin diserang sama penyakit itu.

  L24. Jadi bagaimana reaksinya saat ibu bilang gitu? L25.

  “eeehh..” katanya. Makanya setiap saya pulang ditariknya tangan saya.

  L26. Jangan pulang sini aja tidur katanya. Terus saya bilang, gak bisa nanti L27. siapa yang nyuci bajumu, masak untuk anak-anakmu, nanti saya pulang L28.

  

kerja kesini lagi saya bilang. Terus dibilangnya lagi “eehh..eeehh” gak

L29. mau gitu maksudnya. Saya bilang nanti saya telpon ya.

  L30. Jadi selama ibu ini disini ibu yang ngerawat? L31. Iya. Kalau saya ngasih makan terus habis. Saya kasih dia semangat kalau L32. kau gak mau makan, aku tidak mau lagi datang. Kau pun gak akan pulang L33. nanti. Gak mau aku bawa kau pulang kalau kau gak mau makan. Kalau L34. makanmu habis aku mau lagi datang. Kalau kau mau sehat kau harus L35.

  makan. Kayak gitu terus saya bilang. “eehh..” katanya habis terus nasinya.

  L36.

  Sebelum makan saya tanya siapa yang bawa doa, “eeehh” katanya bilang

  L37. kan saya. Kadang pun saya suka buat lucu-lucu ke dia. Ketawa dia L38.

  “eehh..ehhh” katanya. Pokoknya sambil makan terus itu saya ajak cerita.

  L39. Jadi kalau misalnya ibu ini mau sesuatu bagaimana cara dia L40. bilangnya bu? L41. Ditariknya tangan saya. Pokoknya pake gerakan tangan gitu dibuatnya. L42. Saya pun gak pernah jauh dari dia. Jadi dia pun bisa dengarkan saya. Dia L43. gak bisa ngomong jadi kadang dia nangis. Sedih dia kalau ada teman- L44. temannya datang. Kadang pun saya gak ngerti maksudnya. Saya bilang L45.

  apa? “uang” katanya, terus saya bilang mau uang?. Kadangpun kalau saya

  L46. gak ngerti nangis dia jadinya. Jangan nangis lah saya bilang nanti tambah L47. penyakitmu saya bilang. Terus saya bilang

  lagi mau apa? “uang” katanya L48. lagi. Saya bilanglah ya kan mau pulang? “eehh..” katanya. Emang kau dah

  L49. sehat emangnya? Saya bilang. Asik mau bilang pulang aja terus, saya L50. bilang ajalah besok kita pulang. Tapi janji saya bilang, kalau kita pulang L51. besok harus mau makan. Kalau gak mau makan saya bawa lagi ke rumah L52. sakit.

  L53. Jadi kalau gak ngerti maksud ibu ini apa yang ibu lakukan? L54. Yah saya alihkan aja lah. Ke lagu saya bikin. Ke lucu. Yang lucu-lucu gitu L55. jadi ketawa dia. Ntah apa yang dibilangnya kita gak ngerti, dibawa lucu L56. aja. Karena orang stroke ini kan mau dia marah jadi kan naik tensinya.

  L57. Ada aja yang saya buat lucu, ketawa dia. L58. Jadi kalau misalnya pempers ibu ini penuh gitu gimana cara dia L59. membilangkannya bu? L60. Gak pernah dia bilang. Saya pun gak tau kenapa. Saya cek aja lah terus.

  L61. Pokoknya kita aja lah yang atur itu. Kalau sudah basah bajunya kita ganti, L62. kita lap dia. Jadi bersih dia. L63. Pernah ibu ini marah kalau misalnya kita gak ngerti maksudnya bu? L64. Pernah. Dibolangkannya matanya. Terus saya bilang kau jangan marah. L65. Kau mau nulis? Saya bilang. Aku nggak ngerti cakap kau saya bilang. L66. Mau apa? Dipelototinnya matanya. Terus saya bilang gak boleh gitu, nanti L67. kalau marah saya pulang. Gak mau nulis dia. Udah saya kasih pulpen sama L68. buku. L69. Ibu suruh tunjuk gitu gak pernah bu? L70. Nggak. Dia macam mau bilang apa tapi ntah apa. Makanya saya suruh

  L71. tulis, mau apa. Soalnya kita kan gak ngerti maksudnya. Kalau kita gak L72.

  ngerti itulah mau dia pelototin. “eehh..ehhh” katanya. Kadang kalau makin

  L73. kesal dia jadi nangis dia. Terus saya bilang jangan lah nangis. Pokoknya L74. kalau dah kayak gitu dia saya gak mau marah. Nanti kan kalau saya L75. bentak, makin lemah pula dia. Pokoknya kalau menghadapi pasien sabar L76. aja lah. Janganlah kita nampakkan kita kesal, benci, rasa gak suka biar dia L77. pun semangat. Kayak gitu lah menghadapi pasien stroke.

  L78. Apa manfaatnya ibu berkomunikasi dengan nyanyi gitu bu? L79. Saya senang dia pun semangat. Saya pun memang senang nyanyi. L80. Apa yang ibu rasakan saat berkomunikasi dengan ibu ini? L81. Saya merasa puas, saya merasa saya berhasil biarpun saya bukan dokter.

  L82. Kalau sedih pun pasti ada. Tapi yah kita jangan nampakkan dengan dia. L83. Makin sedih dia nanti. Kadangpun waktu dia tidur tunduk saya, saya L84. doakan dia.

  L85. Jadi usaha apa saja yang udah ibu lakukan untuk membantu ibu ini L86. bisa berkomunikasi? L87. Rutin saya kasih makan. Bentar kasih minum. Kasih jus. Terapi pun L88. belum pernah dikasih juga. Itulah tetangga kami ada kena stroke. Terus L89. saya bilang kau mau kayak si anu itu pakai kursi roda, makanya gerakkan L90. lah tangan sama kakimu itu pelan-pelan saya bilang. Karena dirimu sendiri L91. yang mengobati dirimu nanti. Gak bisa diangkat, digoyangkan saya bilang. L92. Saya beli bola, saya suruh itu genggam bolanya kuat. Lidah kau itu pun L93. julur-julurkan biar bisa kau ngomongnya bagus saya bilang. Nanti kalau L94. orang mau ngomong ke kau gak ngerti, nanti gak mau lagi dia ngomong L95.

  samamu. “eeehh” katanya sambil dikeluarkannya lidahnya. Permen karet

Dokumen yang terkait

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan S

1 1 42

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanker Serviks - Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Sela

1 1 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Persepsi Dan Motivasi Wanita Usia Subur Terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal Kecamatan Padangsidimpuan Selatan T

0 0 11

Faktor yang Memengaruhi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Pasca Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen

0 1 40

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyembuhan Luka Perineum 2.1.1 Perineum - Faktor yang Memengaruhi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Pasca Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen

0 0 28

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor yang Memengaruhi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Pasca Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen

0 0 9

Faktor yang Memengaruhi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Pasca Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Jeumpa, Gandapura, dan Kuta Blang Kabupaten Bireuen

0 0 18

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis - Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 1 26

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

0 0 11