Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), oleh peneliti PTK yang digunakan berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan tahap siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi.

  Peneliti dalam penelitian ini tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas (Arikunto, 2007:17). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

  3.2 Setting Penelitian

  3.2.1 Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga karena letaknya strategis dengan rumah peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.

  3.2.2 Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, dimana pelaksanaannya diperkirakan berlangsung mulai bulan Maret 2015. Padabulan februari peneliti mulai melaksanakan observasi dan penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas. Pada bulan maret peneliti melaksanakan penyusunan proposal dan soal-soal untuk uji validitas serta melaksanakan uji validitas siklus 1 dan siklus 2 dan melaksanakan penelitian siklus 1. Pada akhir bulan maret dan awal bulan april peneliti melaksanakan penelitian siklus 2. Pelaporan dilaksanakan pada bulan april minggu kedua sampai dengan bulan mei. Dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

  Pelaksanaan Februari Maret April Mei No Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  1 Observasi Penyusunan proposal dan soal-

  2 soal untuk uji validitas Uji validitas soal 3 siklus 1 dan siklus

  2 Siklus 1 Perencanaan

  4 Pelaksanaan Observasi Refleksi

  Siklus 2 Perencanaan

  5 Pelaksanaan Observasi Refleksi

  6 Pelaporan

3.2.3 Subjek Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dikelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dengan jumlah 16 siswa yang terdiri dari 4 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Peneliti dengan guru kelas sebagai pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. Peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian. Sedangkan guru kelas bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran sesuai perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti.

3.3 Variabel Penelitian

  Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu proses mengatur proses pembelajaran agar terjadi interaksi antara guru, siswa dan adanya proses belajar terhadap pembelajaran IPA sesuai model pembelajaran yang diterapkan.

  3.3.1 Variabel Bebas (X)

  Variabel Bebas atau Independen (X) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat atau dependen (Sugiyono, 2010:4). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode pembelajaran NHT adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang mengutamakan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan melatih siswa dalam berinteraksi dengan siswa yang lainnya maupun dengan guru dimana setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab terhadap tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya. Dengan begitu diharapkan siswa akan mampu menerima pelajaran dengan baik.

  3.3.2 Variabel Terikat (Y)

  Variabel Terikat atau Dependen (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:4). Variabel terikat merupakan unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar IPA siswa SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

  Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang setelah belajar, menerima pengalaman belajar, mengalami aktivitas belajar atau kegiatan belajar terjadi perubahan tingkah laku yang positif. Perubahan tingkah laku dapat berupa pengetahuan, sikap, minat, motivasi, kebiasaan, kecakapan, keterampilan dan dari tidak tahu menjadi tahu, serta dari tidak mengerti menjadi mengerti dimana hasil belajar diukur dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru dan pembelajarlah yang mencapai hasil belajar.

  Motivasi belajar sebagai salah satu dorongan yang timbul oleh adanya dan usaha yang maksimal serta berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner atau angket digunakan bila akan menggali ranah afektif dari yaitu motivasi belajar siswa, angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA.

3.4 Sumber Data

  Data penelitian ini yang dapat dikumpulkan berupa informasi kegiatan proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA tentang pemahaman siswa dalam penguasaan materi IPA. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain:

  1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang pemahaman materi dan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran (Kunandar, 2008:122).

  2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan hasil belajar serta minat belajar siswa. Selain itu, guru sebagai fasilitator dalam membantu menyiapkan dan menyelesaikan penelitian tindakan kelas khususnya guru pada mata pelajaran

  IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga yang bersangkutan.

  3. Tempat dan proses berlangsungnya pembelajaran IPA di SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

  4. Dokumen atau arsip berupa daftar presensi, daftar nilai, rencana pelaksanaan pembelajaran, foto-foto dan dokumen yang ada di sekolah yang dapat membantu peneliti untuk mengamati perkembangan siswa sebagai sumber data yang tepat.

  5. Observasi/pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di kelas 5 dalam proses pembelajaran IPA dapat menjadi sumber yang tepat.

  6. Teman sejawat dan kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru (Kunandar, 2008:122).

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

  3.5.1.1 Observasi/Pengamatan

  Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007:220). Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (Kunandar 2008:128).

  Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan guru dan siswa, dengan demikian data tersebut bersifat objektif. Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata

  pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga dan untuk mengamati partisipasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Insrumen berupa observasi dilakukan jika guru mau mengamati langsung karakteristik dan motivasi belajar siswa.

  3.5.1.2 Tes

  Tes merupakan alat penilaian yang berupa sederetan pertanyaan yang memiliki jawaban benar dan salah, atau alat yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal

  IPA. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah soal IPA.

  Dalam pengukuran hasil belajar mayoritas menggunakan tes tertulis dan mengukur aspek kognitif atau pengetahuan siswa. Adapun bentuk tes yang akan digunakan yaitu tes objektif (pilihan ganda). Dalam tes objektif jawaban tes sudah tentu siswa hanya memilih jawaban dari alternatif yang dibuat oleh penulis soal. Dinamakan pilihan berganda karena penulis butir soal selalu menyediakan lebih dari dua alternatif jawaban untuk dipilih satu diantaranya sebagai jawaban yang benar atau yang paling benar.

  Hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data nilai formatif siswa pada mata pelajaran IPA semester II kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.

3.5.1.3 Angket/ Kuesioner

  Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket merupakan sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisisan daftar pertanyaan disamping itu responden mengetahui informasi tertentu yang diminta. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.

  Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam bentuk angket. Instrumen bentuk angket digunakan bila akan menggali ranah afektif dari yaitu motivasi belajar siswa, angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA dengan pengguanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dalam penelitian ini peneliti memilih dengan menggunakan angket atau kuesioner berupa pernyataan positif dan negatif.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.5.2.1 Lembar Observasi Respon Siswa dan Kinerja Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

  Penelitian ini menggunakan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap pembelajaran IPA. Lembar observasi motivasi siswa pada pembelajaran NHT digunakan sebagai pedoman penelitian dalam melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran observasi digunakan setiap pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa dari motivasi belajarnya sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian.

  Observasi siswa digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi kinerja guru digunakan untuk mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Joyce dan Weil (dalam Winantaputra, 2012:8) indikator observasi siswa dan kinerja guru berdasarkan 5 aspek model pembelajaran NHT sebagai berikut:

  1. Sintakmatik. Sintaks dari model pembelajaraan kooperatif tipe NHT yaitu Penomoran (Numbering), Pengajuan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together), dan Pemberian Jawaban (Answering).

  2. Sistem Sosial. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok dan berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.

  3. Prinsip Reaksi. Salah satu siswa dalam kelompok yang ditunjuk nomornya, harus menyampaikan hasil diskusi, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi.

  4. Sistem Pendukung. Sistem pendukung atau sarana yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu digunakannya nomor bagi setiap siswa dan pertanyaan atau soal untuk diskusi kelompok.

  5. Dampak Instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu meningkatkan prestasi belajar akademik. Sedangkan Dampak pengiring model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu meningkatkan semangat siswa.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran

  

Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No. No Aspek Indikator Item

  1. Sintakmatik Siswa melaksanakan sintak dengan baik. 1, 2, 3, 4,

  − Penomoran (Numbering) 5, 6,

  − Pengajuan Pertanyaan (Questioning)

  7 − Berpikir Bersama (Head Together) − Pemberian Jawaban (Answering)

  2. Sistem sosial Siswa saling bertukar pendapat atau membagikan 8, 9, ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling 10 tepat.

  Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.

  3. Prinsip Salah satu siswa dalam kelompok masing-masing 11, Reaksi yang ditunjuk nomornya, harus menyampaikan

  12 hasil diskusi, sehingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi.

  4. Sistem Setiap siswa dalam anggota kelompok 13, Pendukung menggunakan nomor.

  14 Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja untuk didiskusikan dengan masing-masing kelompok.

  5. Dampak Siswa mengalami peningkatan prestasi belajar

  15 Instruksional akademik.

  6. Dampak Meningkatkan semangat atau motivasi siswa.

  16 Pengiring

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Terhadap Model Pembelajaran

  

Kooperatif Tipe NHT dalam Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas 5 SD

Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

No. No Aspek Indikator Item

  1. Sintakmatik Kegiatan Awal

  1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap

  1 mengikuti kegiatan pembelajaran.

  2. Guru melakukan apersepsi.

  2 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  3

  4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT.

  4

  5. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 siswa.

  5 Kegiatan Inti Eksplorasi

  Penomoran/Numbering

  6. Guru menyampaikan tentang pembagian

  6 nomor.

  

Pengajuan Pertanyaan/Questioning

  7. Guru memberikan pengantar mengenai materi

  7 sifat-sifat cahaya.

  8. Guru menghadapkan siswa dengan

  8 seperangkat alat dan bahan percobaan.

  9. Guru menjelaskan langkah percobaan.

  9

  10. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok.

  10

  11. Guru membagikan alat percobaan kepada

  11 setiap kelompok. Elaborasi

  Berfikir Bersama/Head Together

  12 12. Guru meminta siswa melakukan percobaan.

  13. Guru membimbing siswa dalam melakukan

  13 percobaan.

  14. Guru membimbing siswa berfikir bersama,

  14 mempertimbangkan berbagai pendapat dari anggota kelompoknya untuk dapat mengerjakan tugas yang telah diberiakan. Semua anggota kelompok harus dapat menyelesaikan soal dan mengetahui jawabannya.

  15 Pemberian Jawaban/Anwering

  15. Guru memanggil siswa dengan menyebutkan nomornya telah dipanggil berdiri dan mencoba menjawab pertanyaan atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

  16

  16. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi tentang hasil diskusi kelompok tersebut sehingga tercipta suasana diskusi kelas untuk menemukan jawaban yang paling benar. Konfirmasi

  17

  17. Guru menanggapi hasil presentasi masing- masing kelompok

  18

  18. Guru mengkaitkan percobaan dengan materi pelajaran.

  19

  19. Guru mengkaitkan pembelajaran yang telah dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

  Kegiatan Akhir

  20. Guru membimbing siswa untuk mengambil

  20 kesimpulan dan meringkas pembelajaran yang telah dilakuakan.

  2. Sistem sosial Guru membimbing siswa untuk saling bertukar

  21 pendapat atau membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok dalam diskusi kelompok. Siswa berinteraksi dengan anggota kelompok lain dalam diskusi kelas.

  3. Prinsip Guru memanggil nomor siswa untuk

  22 Reaksi menyampaikan hasil diskusi, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab setiap anggota kelompok untuk menguasai jawaban hasil diskusi.

  4. Sistem Guru menggunakan nomor, media, dan lembar

  23 Pendukung kerja atau pertanyaan dalam diskusi kelompok.

  5. Dampak Guru mengetahui peningkatan prestasi belajar

  24 Instruksional akademik siswa.

  6. Dampak Guru meningkatkan semangat atau motivasi siswa.

  25 Pengiring

3.5.2.2 Butir Soal Tes

  Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengerjakan soal tes tertulis tentang materi pada mata pelajaran IPA kelas 5. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar kognitif atau pengetahuan siswa mengenai materi IPA dengan penggunaan model pembelajaran NHT.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

  12

  6.1.9 Memberikan contoh pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari- hari

  13, 14

  6.1.8 Menentukan arah pembiasan cahaya 9, 10,

  6

  6.1.7 Menunjukkan bukti dari pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari- hari

  2

  6.1.6 Menyebutkan contoh benda bening

  6.1.5 Menunjukkan bukti bahwa cahaya dapat menembus benda bening 15, 19

  5, 11,

  

Dukuh 03 Salatiga Semester II pada Siklus 1

  6.1.4 Menyebutkan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung dan cermin cekung

  6.1.3 Menyebutkan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar 4, 20

  3

  6.1.2 Menyebutkan jenis cermin yang digunakan untuk bercermin

  6.1.1 Menunjukkan bukti bahwa cahaya merambat lurus 1, 8

  6.1. Mendeskrip sikan sifat- sifat cahaya

  Item 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

  Kompetensi Dasar Indikator No.

  Standar Kompetensi

  7

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD Negeri

  4,

  Angket diberikan untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Angket motivasi belajar digunakan untuk mengungkap motivasi belajar subjek, angket ini diadopsi dari angket Freud (dalam Sardiman, 2007:83). Dirancang berdasarkan aspek-aspek motivasi. Aspek ini termuat dalam item pertanyaan 26 item favorable dan 14 item unfavorable.

  2

  6.2.9 Siswa dapat memberikan contoh penggunaan lup dalam kehidupan sehari-hari

  18

  6, 11, 12,

  6.2.8 Siswa dapat menyebutkan bahan yang digunakan sebagai pengganti lensa cembung pada alat percobaan lup sederhana

  15

  6.2.7 Siswa dapat menyebutkan alat utama yang digunakan pada lup 10,

  5

  6.2.6 Menjelaskan cara kerja kaleidoskop

  3

  6.2.5 Menyebutkan sifat cahaya yang dimanfaatkan pada kaleidoskop

  20

  6.2.4 Menunjukkan bahan yang digunakan sebagai cermin pada alat percobaan kaleidoskop

  

Dukuh 03 Salatiga Semester II pada Siklus 2

  14

  8,

  6.2.3 Memberikan contoh penggunaan periskop dalam kehidupan sehari- hari

  17

  9, 16,

  6.2.2 Menyebutkan jenis cermin yang digunakan pada periskop 1, 7,

  19

  13,

  6.2.1 Menyebutkan alat-alat yang memanfaatkan penerapkan sifat- sifat cahaya

  6.2 Membuat suatu karya/model , misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya

  Item 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model

  Kompetensi Dasar Indikator No.

  Standar Kompetensi

3.5.2.3 Angket

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar

  26, 27, 29 28, 30

  Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dicobakan. Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapain nilam KKM ≥67.

  3.7 Indikator Kinerja

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskripstif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan dekriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai siklus I dan nilai siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskriptif data.

  3.6 Analisis Data

  40

  14

  26

  5 Jumlah butir soal

  40

  39

  8 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 36, 37, 38,

  5

  7 Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu 31, 34, 35 32, 33

  5

  6 Dapat mempertahankan Pendapatnya

  No Aspek/Indikator Pernyataan Positif

  5

  Pernyataan Negatif

  Total Jumlah

  Soal

  1 Tekun dalam menghadapi tugas 1, 2, 4 3, 5

  5

  2 Ulet dalam menghadapi kesulitan 6, 8, 10 7, 9

  3 Menunjukkan minat 11, 13, 15 12, 14

  5

  5

  4 Senang bekerja mandiri 16, 17, 18,

  19

  20

  5

  5 Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 21, 23, 24 22, 25

  Keberhasilan belajar (hasil belajar) diukur apabila setiap siswa telah siswa telah mencapai nilai lebih dari ≥67 maka dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan aktifitas belajar siswa (motivasi belajar siswa) dikatakan berhasil ditingkatkan jika skor minimal yang diperoleh melalui angket motivasi belajar siswa yaitu 88-111. Berikut pedoman skor motivasi dan hasil belajar siswa:

  Skor motivasi belajar yang akan dicapai siswa yaitu: Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif A : 136 - 160 Sangat Tinggi B : 112 - 135 Tinggi C : 88 - 111 Sedang D : 64 -

  87 Rendah E : 40 -

  63 Sangat Rendah Hasil belajar yang akan dicapai siswa yaitu: < 67 Belum Tuntas ≥ 67

  Tuntas Pada lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT indikator kinerja yang ditentukan peneliti yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% pembelajaran NHT telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

3.8 Prosedur Penelitian

  Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006:16) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi : Perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

  Penelitian ini akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus II yang pelaksanaanya sama pada siklus II.

3.8.1 Siklus I 1. Tahap perencanaan

  a. Membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran NHT (Number Head Together).

  b. Mementuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.

  c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui minat belajar siswa selama mendapat tindakan.

  d. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan.

2. Tindakan

  Dalam pelaksanaan tindakan kelas peneliti menjelaskan pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat dalam bentuk rencana pembelajaran yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015.

  Kegiatan dalam proses pembelajaran sebagai berikut :

  a. Kegiatan Awal Proses Pembelajaran

  Alokasi Waktu

  Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari

  10 Menit Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung b. Kegiatan Inti Proses Pembelajaran

  Alokasi Waktu

  g. Guru berkeliling mengamati dan membimbing diskusi dalam kelompok.

  Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

  Proses Pembelajaran Alokasi Waktu

  k. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat penghargaan dari guru. (Konfirmasi) 45 menit c. Kegiatan Akhir

  (elaborasi)

  h. Siswa melaporkan hasil diskusi atau menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing- masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru. (elaborasi) i. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas jawaban kelompok yang benar. (elaborasi) j. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua.

  Tahap : Menjawab Pertanyaan

  e. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompok. (eksplorasi) f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya diskusi dalam kelompok.

  a. Guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan NHT.

  (elaborasi) Tahap : Berpikir Bersama

  d. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh guru tentang materi IPA kelas 5.

  Tahap : Mengajukan pertanyaan

  c. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru.

  b. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak.

  Tahap : Penomoran

  15 Menit Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I yang telah disediakan oleh guru.

  3. Pengamatan a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan observasi.

  b. Pengamat mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

  c. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT berdasarkan hasil pengamatan.

  4. Refleksi

  Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus ke

  II.

3.8.2 Siklus II

  Rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan setelah mengevaluasi tindakan pada siklus I. Siklus II pelaksanaannya dilakukan seperti tahap-tahap pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I, sehingga kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak akan terulang pada siklus II.

1. Tahap perencanaan

  a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali materi yang muncul pada siklus I.

  b. Membuat kembali pembelajaran siklus dengan mengembangkan langkah-langkah sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

  NHT .

  c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui minat belajar siswa siklus II.

  d. Menyusun tes evaluasi siklus II.

2. Tindakan

  (elaborasi) Tahap : Berpikir Bersama

  h. Siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor 45 menit

  (elaborasi)

  g. Siswa melaporkan hasil diskusi atau menuliskan jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

  Tahap : Menjawab Pertanyaan

  f. Guru berkeliling mengamati dan membimbing diskusi dalam kelompok.

  e. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalannya diskusi dalam kelompok.

  (eksplorasi)

  d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompok.

  a. Kegiatan Awal Proses Pembelajaran Alokasi

  Waktu Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari dengan mengingatkan siswa terhadap materi yang pernah diajarkan.

  Tahap : Mengajukan pertanyaan

  b. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap kelompok oleh guru.

  a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang telah dirancang oleh guru secara acak.

  Tahap : Penomoran

   Menjelaskan dan mengulang kembali materi yang sudah dijelaskan serta menjelaskan kembali peraturan dalam NHT.

   Guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan NHT .

  Proses Pembelajaran Alokasi Waktu

  10 Menit Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung b. Kegiatan Inti

  c. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan oleh guru tentang materi IPA kelas 5. atas jawaban kelompok yang benar. (elaborasi) i. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua.

  (elaborasi)

  j. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat penghargaan dari guru. (Konfirmasi) c. Kegiatan Akhir

  Alokasi Proses Pembelajaran

  Waktu Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan

  15 Menit pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II yang telah disediakan oleh guru secara mandiri.

  3. Pengamatan

  a. Peniliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mencatat temuan yang ada pada waktu penelitian melaksanakan kegiatan KBM.

  b. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT berdasarkan hasil pengamatan.

  4. Refleksi

  Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik siswa maupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada kelas 5 dengan pelaksanaan pembelajaran yang lebih maksimal.

3.9 Uji Instrumen Penelitian

3.9.1 Uji Validitas, Uji Reabilitas dan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

3.9.1.1 Uji Validitas Instrumen Tes

  Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2011:34). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar. rxy = (nΣxy-(Σx)(Σy) )/(√([n Σx^2 )- (Σx)^2][nΣy^2-(Σy)^2 ]) Keterangan: rxy = koefisien korelasi pearson x = variabel bebas y = variabel terikat n = jumlah data

  Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa.

  Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0. Kriteria validitas intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,20.

Tabel 3.7 Koefisien Validitas

  r < 0,20 tidak ada validitas validitas rendah 0,20 ≤ r < 0,40 0,40 ≤ r ≤ 0,60 validitas sedang validitas tinggi 0,60 ≤ r < 0,80 validitas sempurna 0,80 ≤ r < 1,00

3.9.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes

  Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing- masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum.

  α = k/(k-1)[ 1- (Σsx^2)/(Σ s tot) ] Keterangan:

  : koefisien realibilitas alpha α k : jumlah item Σ x2 : jumlah varians item Σ s tot : jumlah varians total

  Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Wardani (2010: 35) sebagai berikut:

Tabel 3.8 Rentang Indeks Reliabilitas

  Nilai reliabilitas Kategori α < 0,7 Tidak dapat diterima

  Dapat diterima

  0,7 ≤ α ≤ 0,8

  Reliabilitas bagus

  0,8 ≤ α ≤ 0,9

  Reliabilitas memuaskan

  α > 0,9

  catatan α = Alpha Berdasarkan teknik alpha diatas nilai reliabilitas instrumen yang dapat diterima harus lebih dari 0,7.

3.9.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal di uji validitas.

  Analisis tingkat kesukaran soal ini dilakukan untuk pemilihan instrument soal yang baik. Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20 for

  

windows . Dengan mengacu pada kriteria indeks yang dijabarkan oleh Sudjana

  (2011), dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.9 Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal

  Tingkat Kesukaran KategoriSoal

  0 - 0,30 Soal kategori sukar 0,31 Soal kategori sedang

  • – 0,70 0,71 Soal kategori mudah
  • – 1,00 Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai apabila hasil uji tingkat

  0,70 dikategorikan sebagai soal kategori sedang, dan 0,71 sampai 1,00 dapat dikatakan soal kategori mudah. Rumus yang dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini Nitko (1996:310).

  ℎ =

  ℎ

3.10 Hasil Penelitian

  3.10.1 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda

  Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan uji validitas, uji reliabilitas dan tingkat kesukaran soal. Berikut ini adalah tabel uji validitas instrumen tes untuk masing-masing siklus.

Tabel 3.10 Hasil Validitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan II

  Bentuk Item Valid Tidak Instrumen Soal

  Valid Pilihan Ganda

  Siklus I

  20 Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, soal 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Siklus II

  20 Nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, soal 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.

Tabel 3.10 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk soal pada siklus I dan siklus II yang sudah di uji validitasnya melalui SPSS 20 for

  

windows. Pada siklus I dan siklus II dari 20 soal semua soalnya valid. Setelah uji

validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrument tersebut.

  3.10.2 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda

  Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II

  Reliabilitas N of items

  

Cronbach’s

Alpha .852

  20 Siklus I Menurut Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Berdasarkan tabel 4.3, penghitungan dapat dibaca bahwa

  Cronbach’s Alpha

  pada soal siklus I sebesar 852 dari 20 item yang diuji. Sedangkan untuk Cronbach

  

Alpha soal siklus II sebesar 853 dari 20 item yang diuji. Uji reliabilitas digunakan

  untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsistensi untuk diujikan kapan saja instrument tersebut disajikan. Hasil 11 yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga r tabel product moment. Harga r tabel > pada siklus I diperoleh dengan taraf signifikansi 5%. Jika 11 product

moment dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0,4438.

  > Karena 11 , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus I tersebut reliabel.

  Selanjutnya harga r tabel pada siklus II diperoleh dengan taraf signifikansi 5% dan n = 20 diperoleh r tabel = 0,4438. Karena r_11>r_tabel , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal siklus II tersebut reliabel.

  Setelah diuji kevaliditasan soal selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas soal. Selanjutnya dilakukan uji taraf kesukaran soal dengan hasil pada tabel dibawah ini:

3.10.3 Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

  Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal tersebut apakah sukar, sedang, atau mudah. Adapun indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P = 0,00 - 0,300 adalah soal sukar Soal dengan P = 0,301 - 0,700 adalah soal sedang Soal dengan P = 0,701 - 1,000 adalah soal mudah Berikut hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal:

Tabel 3.12 Analisis Soal Taraf Kesukaran Siklus I dan Siklus II

  

No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah

  1 Sukar I 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 17, 19.

  12

  2 Sedang 3 Mudah 3, 5, 9, 12, 15, 16, 18, 20.

  8 No Siklus Kriteria No. Butir soal Jumlah

  1 Sukar

  II

  2 Sedang 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 17, 19, 20

  13 3 Mudah 3, 5, 9, 12, 13, 16, 18.

  7 Contoh perhitungan tingkat kesukaran untuk butir soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran.

3.10.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Siswa

  Hasil tabel uji validitas dan reliabilitas angket motivasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.13 Hasil Uji validitas Instrumen Angket Motivasi Siswa

  Case Processing Summary

  N % Valid 16 100.0

  a

  Cases Excluded .0 Total 16 100.0

  a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Tabel 3.10 menunjukkan soal/instrumen yang valid dan tidak valid untuk instrumen angket motivasi belajar siswa yang sudah di uji validitasnya melalui

  

SPSS 20 for windows. Pada uji validitas ini dari 40 soal valid 40 soal dan 0 soal

  tidak valid. Setelah diuji kevaliditasan soal angket motivasi belajar siswa selanjutnya di uji tingkat Reliabilitas. Reliabilitas untuk intrumen bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Siswa

  

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

  

.941

  40 Berdasarkan tabel 3.14, penghitungan dapat dibaca bahwa Cronbach’s Alpha pada soal angket motivasi belajar siswa sebesar 941 dari 40 item yang diuji.

  Selanjutnya harga r tabel pada angket motivasi siswa diperoleh dengan taraf > signifikansi 5%. Jika 11 product moment dengan taraf signifikansi 5%

  > dan n = 40 diperoleh r tabel = 0,3120. Karena 11 , maka koefisien reliabilitas butir soal memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel) maka dapat dikatakan butir soal angket motivasi siswa tersebut reliabel. Menurut Sekaran (1922) dalam Dwi Priyatno, (2010) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MIND MAPPING BERBANTUAN PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI KLERO 02 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 20142015 Skripsi Untu

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga Seme

0 0 5

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01

0 0 23

3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga S

0 0 13

42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum SD Negeri Dukuh 01 Salatiga

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajar

0 1 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajar

0 1 55

MEKANISME PEMBERHENTIAN PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA (Tinjauan Perbandingan Hukum di Negara Amerika Serikat, Filipina dan Sudan)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

0 0 8

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Neg

0 0 22