3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga S

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2006: 96). Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Hal itu senada dengan pendapat Arikunto (2006: 96) yang menyatakan penelitian tindakan yang baik apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi dimana pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.

  3.2 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga, pada semester II Tahun

  pelajaran 2014/2015.Waktu penelitian dimulai pada bulan maret tahun ajaran 2014/2015, materi yang diajarkan pada semester tersebut adalah mendeskripsikan tumbuhan. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa Kelas 2 SDN 01 Dukuh Salatiga, berjumlah 37 siswa terdiri dari laki-laki 22 siswa dan perempuan 15 siswa. SD Negeri 01 Dukuh Salatiga memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan/kesenian/UKS, 1 mushola, dan dapur serta 4 kamar mandi/WC.

  Guru kolaborator dalam penelitian ini adalah guru kelas II yang bernama Ibu Lupi Prasetyaningrum . Alasan dipilihnya kelas ini sebagai tempat penelitian yaitu karena berdasarkan nilai pada semester I dari 37 siswa hanya 8 orang saja yang mencapai nilai KKM, kemudian penggunaan model Kontekstual Learning belum pernah dicobakan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga.

  3.3 Variabel Penelitian

  Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Pada penelitian ini terdapat variabel bebas (variabel pengaruh) dan variabel terikat (variabel yang terpengaruh).

3.3.1 Variabel Bebas (X)

  Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang di observasi. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah Pendekatan konstektual. Pendekatan Kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

  Ada 7 (tujuh) tahapan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu: 1)

  Constructivisme, siswa diajak mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya melalui pengamatan benda-benda yang ada di sekitar siswa. 2)

  Inquiry, siswa berdiskusi tentang ciri-ciri suatu benda yang ada di sekitar siswa 3)

  Questioning,siswa bertanya jawab tentang deskripsi suatu benda

4) Modeling, siswa mengamati gambar suatu benda dan deskripsinya.

  5) Community Learning, siswa berdiskusi kelompok mendeskripsikan suatu benda secara tertulis

  6) Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan yang telah ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki makna dalam kehidupan siswa.

  7) Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

  Variabel terikat atau variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat adalah hasil belajarBahasa Indonesia. Hasil belajar adalah sikap atau tingkah laku yang merupakan perubahan yang relatif bersifat tetap sebagai akibat dari proses belajar. Salah satu hasil belajar adalah ranah kognitif, yang dimaksud disini yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. Siswa yang telah belajar akan mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar tersebut menunjukkan perubahan yang positif yaitu menuju kearah yang lebih baik yang bisa meningkatkan prestasi belajar dari siswa.

3.4 Prosedur Penelitian

  Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus atau sampai indikator keberhasilan yang telah ditentukan tercapai. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto , 2006: 97) terdapat 3 langkah (dan pengulanganya) Penelitian, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Yang disajikan dalam gambar 2 berikut ini :

  Gambar 1. Bagan Langkah Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto, 2006: 97)

  Berdasarkan prosedur penelitian PTK model Mc. Taggart, maka pelaksanaan tindakan pembelajaran melalui penggunaan pendekatan pembelajaran Kontekstual berbantuan media gambar pada siswa kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga, diperkirakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus atau lebih pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sampai memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan. Dimana pada akhir masing-masing siklus guru dan peneliti melakukan refleksi untuk menilai atau mengukur tingkat keberhasilan penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam peningkatan hasil belajar siswa kelas 2 tersebut.

3.4.1. Pra Siklus

  Pra siklus merupakan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian. Kondisi awal yaitu ketika proses pembelajaran guru masih cenderung menggunakan satu sumber buku, kurangnya pemanfaatan media, kurangnya penggunaan model pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa tidak terbiasa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa masih di bawah KKM 75.

3.4.2 Pelaksanaan Siklus I

  Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan tatap muka yaitu 2 pembelajaran dan 1 pertemuan evaluasi, dengan rincian prosedur tindakan berikut ini.

  3.4.2.1 Perencanaan Tindakan

  Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil postes. Dalam kegiatan perencanaan, guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP Bahasa Indonesia tentang mendeskripsikan tumbuhan, lembar observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.

  3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah penelitipada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi.

  3.4.2.3 Refleksi

  Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus

  I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus II. Siklus II akan dilaksanakan untuk memantapkan model pembelajaran yang digunakan.

3.4.3 Pelaksanaan Siklus II

  Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama dengan siklus I yaitu sebanyak 3 kali pertemuan dimana dengan perincian 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan evaluasi yang terdiri dari:

  3.4.3.1 Perencanaan Tindakan

  Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan. Di samping itu, guru dan peneliti menyamakan persepsi dalam menyusun perangkat pembelajaran berupa: penyusunan RPP Bahasa Indonesia tentang mendeskripsikan tumbuhan , lembar observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.

  Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus I atau dapat meningkatkan keterampilan yang diinginkan.

  3.4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana pelaksanaannya. Skenario pembelajaran yang dibuat dilaksanakan dalam situasi yang aktual, diikuti kegiatan observasi serta refleksi pembelajaran

  Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti. Observasi dilakukan terutama pada saat guru sedang melaksanakan proses pengajaran dan siswa dalam aktivitas belajarnya. Jadi observasi dilakukan untuk menilai dua aktivitas dalam proses pembelajaran yang sedang terlaksana, yaitu: 1) aktivitas mengajar guru, dan 2) aktivitas belajar siswa. Untuk menilai kedua aktivitas tersebut, maka digunakan lembar observasi. Observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah peneliti.

  3.4.3.3 Refleksi

  Kegiatan refleksi dalam siklus II ini dilakukan sama seperti tahap refleksi pada siklus I yaitu pada saat setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus II dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan berbantuan gambar tentang mendeskripsikan tumbuhan.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data sesaui dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan antara lain:

  3.5.1.1 Metode Dokumentasi

  Menurut Arikunto (2006: 231) dalam melakukan dokumentasi, peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkapkan fakta yang terjadi saat dilaksanakannya tindakan. Metode dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal subjek yang diteliti.

  3.5.1.2 Metode Observasi

  Menurut Arikunto (2006: 229) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item – item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Tehnik observasi digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan guru dan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang mendeskripsikan tumbuhan dengan pendekatan pembelajaran Kontekstual berbantuan media gambar. Observer melakukan pengamatan pada setiap pertemuan. Melalui pengamatan tersebut observer mampu mengetahui bagaimana sikap anak dalam pembelajaran dan guru dalam mengajar.

  3.5.1.3 Metode Tes

  Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan, untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150).Tes ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa terhadap materi Bahasa Indonesia tentang Mendeskripsikan Tumbuhan.

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran tertentu. Berdasarkan tujuan penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, data dikumpulkan dengan instrumen berikut:

  Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran di kelas

3.5.2.1 Instrumen Tes

  Soal tes ini digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan berbantuan media gambar.

  Adapun kisi-kisi dalam pembuatan tes atau instrumen evaluasi siklus I dan II untuk mengukur hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 2 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Tahun

  Pelajaran 2014/2015 tersaji dalam tabel 3.1 dan 3.2 berikut ini. Tabel 3.1

Kisi-kisi Soal siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item Jumlah Item Menulis

  8.Menulis permulaan dengan mendiskripsi kan benda di sekitar dan menyalin puisi anak

  8.1.Mendeskripi kan tumbuhan atau binatang disekitar secara sederhana dengan bahasa tulis

  (pertemuan1) a.Menjelaskan ciri-ciri fisik tumbuhan. b.Menyebutkan jenis-jenis tumbuhan.

  (pertemuan2) a.Menceritakan gambar tumbuhan secara tertulis b.Menjelaskan cara merawat tumbuhan.

  1,2,3,4, 5,10,14

  ,15,16, 17,20

  6, 9,12,13

  ,18,19

  1 7,8, 11

  Jumlah

  20

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal siklus II

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item Jumlah Item

  Menulis

  8.Menulis permulaan dengan mendiskripsi kan benda di sekitar dan menyalin puisi anak.

  8.1Mendeskripi kan tumbuhan atau binatang disekitar secara sederhana dengan bahasa tulis

  (pertemuan 1 ) a.Menjelaskan ciri-ciri hewan. b.Menyebutkan nama- nama hewan.

  (pertemuan 2) a.Menceritakan gambar hewan dengan tertulis.. b.Menjelaskan cara merawat hewan.

  1,2,3,5,6, 7,8,10,

  11,14,15, 16,18,20

  4,13,17, 19,

  1 9,12

  Jumlah

  20

3.5.2.2 Instrumen Observasi

  Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran Kontekstual dengan berbantuan media gambaryang berlangsung sampai akhir pembelajaran. Penelitian ini menggunakan dua lembar observasi, yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Pengisian lembar observasi ini dilakukan melalui pengamatan sikap dan tingkah laku siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. Penilaian dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Kisi-kisi lembar observasi kinerja guru dapat dilihat pada tabel 3.3 dan kisi kisi lembar kinerja siswa dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru No. Aspek Observasi Ya Tidak A. Guru :

  1. Guru memeriksa kesiapan ruang alat dan media.

  2. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa.

  3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

  4. Guru memberikan apersepsi

  5. Guru memberikan pertanyaan sesuai dengan materi

  6. Guru memberikan motivasi pada siswa

  7. Guru menyampaikan rumusan masalah

  8. Guru membagi kelompok

  9. Guru membagikan lembar kerja

  10. Guru membimbing siswa melakukan observasi

  11. Guru membimbing siswa mencatat hasil pengamatan

  12. Guru membimbing siswa menganalisis pengamatan

  13. Guru membimbing siswa mempresentasikan

  14. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pengamatan

  15. Guru membimbing siswa mengevaluasi pengamatan

  16. Guru menanyakan pada siswa tentang kejelasan materi

  17. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan pembelajaran

  18. Guru melakukan kegiatan refleksi tentang materi yang di pelajari dengan melibatkan siswa

  19. Guru menutup pembelajaran

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

  8. Apakah siswa membahas hasil pekerjaannya

  

correlation) dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas digunakan program komputer

Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 17.0. Hasil perhintungan validitas

  Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2006:168). Tingkat validitas dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi butir skornya sendiri (corrected item to total

  3.7 Teknik Analisis Data

  Dalam penelitian ini kriteria ditetapkan sebagai indikator keberhasilan PTK adalah bahwa setiap anak mencapai nilai tuntas, sedangkan indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, apabila hasil perbaikan yang dilakukan pada siklus 1 belum semua anak mencapai nilai tuntas dan masih banyak siswa mendapat nilai dibawah 75, maka peneliti perlu melaksanakan perbaikan lagi pada siklus berikutnya.

  3.6 Indikator Kinerja

  9. Apakah suasana kelas menjadi gaduh

  7. Apakah siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran

  

No. Aspek Observasi Ya Tidak

A.

  6. Apakah siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok

  5. Apakah setiap kelompok menyusun hasil observasinya secara tertulis

  4. Apakah setiap anggota kelompok melakukan tugas yang mereka terima?

  3. Apakah masing-masing kelompok merencanakan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan?

  2. Apakah siswa melaksanakan diskusi kelompok (anggota 4- 5 orang)?

  1. Apakah siswa menyimak petunjuk dan materi yang disampaikan guru?

   Siswa:

3.7.1 Uji Validitas

  peneliti menggunakan SPSS 17.0. hasil uji validitas soal siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.5 dan 3.6 berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Siklus 1 Soal Yang Jumlah Soal Valid Tidak Valid Digunakan

  1, 2, 3, 4, 5, 6, 1,2,3,4,6,7,8,1 5, 9, 12, 13, 1,2,3,4,6,7,8,10,

  Hasil Uji

  7 , 8 , 9, 10, 0, 18 11,14,15,16,17,

  Validitas

  11, 12, 13, 14, 11,14,15,16,1 19,20,21,22,

  Siklus 1

  15, 16, 17, 18, 7, 23,24,25 19, 20, 21, 22, 19,20,21,22, 23, 24, 25 23,24,25

  Jumlah

  25

  25

  5

  20 Berdasarkan tabel 3.5 yaitu hasil uji valitas siklus 1 dapat diketahui bahwa ada 5

  soal yang tidak valid, yaitu butir soal no.5, 9, 12, 13, dan 18. Sedangkan soal yang valid, yaitu butir soal no1,2,3,4,6,7,8, 10, 11,14,15,16,17,19,20,21,22, 23, 24,dan 25. Peneliti hanya akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Siklus 2 Soal Yang Jumlah Soal Valid Tidak Valid Digunakan

  1, 2, 3, 4, 5, 6, 1,2,3,4,5,6,7,8 9,18,21,23,24 1,2,3,4,5,6,7,8,

  Hasil Uji 7 , 8 , 9, 10, , 10,11,12,13,14, Validitas 11, 12, 13, 14, 10,11,12,13,1 15,16,17,19,20, Siklus 2 15, 16, 17, 18, 4, 22,25

  19, 20, 21, 22, 15,16,17,19,2 23, 24, 25 0,

  22,25

  Jumlah

  25

  20

  5

  20 Berdasarkan tabel 3.6 yaitu hasil uji valitas siklus 2 dapat diketahui bahwa ada 5

  soal yang tidak valid, yaitu butir soal no. 9,18, 21,23, dan 24. Sedangkan soal yang valid , yaitu butir soal no. 1,2,3,4,5,6, 7,8,10,11, 12, 13,14, 15,16, 17,19, 20, 22, dan 25 . Peneliti hanya akan menggunakan soal sebanyak 20 butir soal.

3.7.1.1 Uji Reliabilitas

  Menurut Arikunto (2006:178) reabilitas menunjuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Uji reliabilitas dilakukan oleh bantuan SPSS 17.0.Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh George dan Mallery pada Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas dan Kategori Koefisien Reliabilitas Kategori

  Tidak reliable Dapat diterima

  Reliabel Bagus Reliabel memuaskan

  Item-item soal yang telah diuji validitasnya dan dinyatakan valid dicari indeks reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas item soal pada siklus 1 pada tabel 3.5 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.6 adalah sebagai berikut:

  Hasil Uji Reliabilitas Siklus 1 Reliability Statistics Cronba ch's

  Alpha N of Items

  .936

  25 Hasil Uji Reliabitas Siklus 2

  Reliability Statistics Cronba ch's

  Alpha N of Items

  .904

  25 Berdasarkan diatas menunjukan bahwa hasil indeks reliabilitas siklus 1 sebesar 0, 936 dan indeks reliabilitas siklus II sebesar 0,904 dengan kriteria siklus 1 reliabilitas bagus dan siklus 2 reabilitas bagus , sehingga soal layak digunakan dan sebagai alat ukur dalam penelitian.

3.8 Analisis Data

  Analisis data dalam penelitian ini menggunakan data-data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu nilai angka yang diperoleh dari observasi yang telah dilakukan. Kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan nilai yang diperoleh dari siklus I dan siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan dengan hasil deskriptif data yang telah diperoleh.

3.9 Instrumen Pengumpulan DataVariabel Terikat

  Instrumen pengumpulan data untuk variabel terikat adalah tes dalam bentuk pilihan ganda. Tes diujikan setelah akhir siklus I dan akhir siklus II untuk mengukur hasil belajar siswa Bahasa Indonesia kelas II SDN Dukuh 01 Salatiga . Instrumen yang digunakan adalah lembar soal, kunci jawaban, pedoman penilaian dan rubrik penilaian.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakanmodel Make A Match pada Siswa Kelas III SD N Randuacir 02 Tahun 2014/2015

0 0 62

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakan Model Mind Mapping Berbantuan Pembelajaran Berbasis Lingkungan

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakan Model Mind Mapping Berbantuan Pembelajaran Berb

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA dengan Menggunakan Model Mind Mapping Berbantuan Pembelajaran B

1 2 21

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01 Salatiga Seme

0 0 5

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 2 SDN Dukuh 01

0 0 23